Saya Senantiasa Mengutamakan Kesehatan Penderita
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
www.rsudrsoetomo.jatimprov.go.id
Januari 2012 Vol.16 No. 1
ISSN : 14106450
Tim Persi Award 2011 bersama Direktur RSUD Dr. Soetomo Dodo Anondo, dr., MPH dan Wakil Direktur Pelayanan Medik RSUD Dr. Soetomo Budi Rahayu, dr., MPH.
Dirjen KIA & Gizi Kemenkes Dr. Slamet Yuwono, dr., MARS dan Tim Persi Award 2011 RSUD Dr. Soetomo.
Alumni Angkatan '70 FK Unair yang menghadiri Temu Alumni FK Unair 27 Nopember 2011 antara lain; Dr. Karyono Mintarum (Dekan FK Unibraw), Dr. Yatori (Wadir RS Delta Surya), Dr. Soejatmiko, Dr. Urip Murtedjo (RSUD Dr. Soetomo).
Prof. Paul Tahalele dan Urip Murtedjo, dr, SMF/Dep Bedah RSUD Dr. Soetomo/FK Unair foto bersama dengan Dirjen Bina Upaya Kesehatan (Kemenkes) Suprihanto, dr setelah selesai desiminasi Buku Pedoman Pelayanan Kesehatan Nasional (PPKN) Bidang Bedah (Traumatologi) yang akan diberlakukan ke UGD/IRD/IGD seluruh Indonesia. Acara desiminasi Buku PPKN untuk Bid Bedah, penyakit dalam, Obsgin & Anak pada tanggal 9 Desember 2011 di Kemenkes.
Tim paduan suara IRD pada waktu Upacara Hari Pahlawan 10 Nopember 2011 di Lapangan Parkir RSUD Dr. Soetomo.
daftar isi Januari 2012 Vol. 16 No. 1
02 06
13
Karya bhakti 1. Prof. Dr. H. Fasich, Apt Rektor Univ. Airlangga 2. Budi Rahayu, dr, MPH Kepala Dinas Kesehatan Jatim & Mantan Wakil Direktur Pelayanan Medik & Keperawatan RSUD Dr. Soetomo ARTIKEL KESEHATAN 1. Diabetes Melitus, Penyebab utama kebutaan 2. Hubungan Kesehatan Periodontal dengan kesehatan tubuh 3. Beberapa kegiatan yang dapat meningkatkan kinerja otak dan merusak otak 4. Tumor Kandung Kemih AKTUALITA Peranan Dokter pada penanganan korban KDRT
15
berita foto
1. 2. 3. 4. 5.
Seputar Soetomo CRM Irna Anak Family Gathering Poli Rumatan Metadon Program See & Treat Gathering Pasien Kanker Servix di GRIU Graha Amerta 6. Penutupan Dokter Plus 7. Pengarahan Satpol PP oleh PMI & Satpol PP Pemprov. 8. Simposium Workshop & Hands on Experience 9. Temu Alumni Unair 10. Diklat OTI 11. ISO Manajemen Struktural RSUD Dr. Soetomo 12. Rangkaian Kegiatan Dalam Rangka Memperingati Hari Ibu Tahun 2011 13. Pelantikan Pejabat Eselon II, III dan IV 14. Pengantar Purna Tugas dan Pengantar Tugas Baru
25 33
SEKILAS INFO 1. Pengembangan Soft Skills di RSUD Dr. Soetomo 2. Indeks Masa Tubuh 3. Eat Fresh Fruits 4. Membangun Hubungan Abadi Pelanggan (pasien) 5. Terapi Okupasi Bagi Pasien Jiwa
35
RUANG KELUARGA
Beras Merah
37 RUANG WANITA 38 40
• Tumis Daging Lombok Ijo • Buncis Masak Tomat RUANG UNIK & LUCU
kuis mimbar
COVER : Kegiatan jalan sehat pada peringatan Hari Diabetes Sedunia, 14 Nopember 2011 dibuka oleh Gubernur Jawa Timur dan perwakilan Konjen Denmark Jesper Hoiland didampingi oleh Prof. Dr. Askandar Tjokroprawiro, dr, SpPD.K.EMD dan Dekan FK. Unair Prof. Dr. Agung Pranoto, dr, SpPD. K-EMD.
Dari Redaksi Pembaca yang kami hormati, Mimbar mulai Volume 16 tahun 2012 penerbitannya dirubah waktunya yaitu maju 1 bulan : Januari, April, Juli dan Oktober. Hal ini agar tidak menyulitkan dalam anggaran akhir tahun untuk penerbitan bulan Nopember, semoga semua dapat diatur yang terbaik. Karya bhakti untuk penerbitan perdana 2012 menyajikan 2 tokoh yang berhubungan dengan RSUD Dr. Soetomo sebagai RS Pendidikan yaitu Rektor Universitas Airlangga dan mantan Wakil Direktur Pelayanan Medik & Keperawatan RSUD Dr. Soetomo Budi Rahayu, dr, MPH yang sekarang menjabat Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur. Semoga menjadikan panutan untuk kita semua. Menyambut Hari Diabet sedunia setiap tanggal 14 Nopember maka Mimbar memuat gambar-gambar kegiatannya yang didukung oleh Gubernur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo yang lebih dikenal dengan Pak De kita. Kita tetap menyajikan artikel kesehatan yang masih tetap paling disukai pembaca, dan lain-lain artikel yang juga dinanti pembaca dan kali ini jangan lupa membaca sekilas info mengenai mukjizat buah “Eat Fresh Fruits”. Selamat menikmati dan tetap mengisi Sudoku obat anti pikun.
Susunan Redaksi Pelindung : Dodo Anondo, dr, MPh - Direktur RSUDD Dr. Soetomo Penasehat : Drs. Pungky Hendriastjarjo, MAk - Wakil Direktur Umum dan Keuangan • Dr. Kohar Hari Santoso, dr., SpAn, KIC, KAP - Wakil Direktur Pelayanan Medik & Keperawatan • Dr. Usman Hadi, dr., Sp.PD, KPTI - Wakil Direktur Penunjang Medik • Bangun Trapsila Purwaka, dr., SpOG(K) - Wakil Direktur Pendidikan Profesi & Penelitian. Pimpinan Redaksi : Sunarso Suyoso, dr., Sp.KK(K) - Kepala Instalasi PKRS & Humas Wakil Redaksi : Didi Aryono Budiyono, dr., Sp.KJ(K) - Wakil Kepala Instalasi PKRS & Humas Dewan Redaksi : Roestiniadi Djoko Soemantri, dr., Sp.THT (K) • Pranawa, dr., Sp.PD.KGH, Yatno, dr., Sp.JP (K), Agus Hariyanto, dr., SpA (K), Syaiful Islam, dr., Sp.S,
dra. Esti
Handayani, Apt.MARS Redaksi Pelaksana : Moegiono M. Oetomo, dr., Sp.M • Rahayu Warni Kusasih, SKM • Rama Krishna, SKM • Tutik Murniati, SE. • Ruri Mustikarani, S.Sos • Yasta Dwi Amanda, SKM
RUANG SENI
Tata Usaha : Widyowati, Zainal Mutakin, S.Sos, Susana Shinta A.
Renungan untuk Tahun 2012
Alamat : Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo 6 - 8 Surabaya • Telp. 5501086, 5501088, 5501123 • eMail:
[email protected] • Website: www.RSUDdrsoetomo.jatimprov.go.id • Foto-foto : ZM
34
tokoh
Soenardji
Redaksi menerima sumbangan foto atau karangan, berupa tulisan ilmiah, pengalaman kerja, ide cerita, anekdot, suka duka dan lain-lain yang menyangkut kesehatan. Redaksi berhak mengurangi atau menambah, tanpa mengubah isi. januari 2012 mimbar 1
karya bhakti
Prof. Dr. H. Fasich, Apt Rektor Universitas Airlangga Surabaya
Jalani Hidup Penuh Keyakinan D Sesuai sejarah, sejak Centrale Burgerlijke Ziekeninrichting (C.B.Z.) yang merupakan RS Pendidikan NIAS (Nederlansch Indische Arstsen School) dan sampai sekarang RSUD Dr. Soetomo yang juga merupakan RS Pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, maka Mimbar Edisi Perdana 2012 ini, seyogyanya menampilkan Karya Bhakti Prof. Dr. H. Fasich, Apt., Rektor Universitas Airlangga Surabaya.
2 mimbar januari 2012
i penghujung tahun 1946 tepatnya tanggal 31 Desember saya dilahirkan di Kota Lawang, Malang. Meski lahir di daerah Malang, Saya mengenyam pendidikan di Kota Jember yakni di : - Sekolah Rakyat (SR) Semboro I Jember (lulus th. 1959) - SMP Negeri II bagian B, Jember (lulus th. 1962) - SLTA Negeri di Paspal, Jember (lulus th. 1965) Usai menyelesaikan sekolah di Jember saya hijrah ke Surabaya untuk meneruskan pendidikan di perguruan tinggi di Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (Unair). Alhamdulillah gelar sarjana berhasil saya dapat di tahun 1974 dan tahun 1976 juga berhasil lulus pendidikan profesi sebagai apoteker. Selang beberapa tahun kemudian saya mengambil pendidikan S3 di ITB (Institut Teknologi Bandung) dan mendapatkan gelar Doktor MIPA pada tahun 1982. Kini, di sela-sela kesibukan saya tetap menyempatkan
diri untuk menambah wawasan dengan mengikuti berbagai seminar seperti Seminar On Aspect of Decentralization of Development Planning, LAN-RI dan Republik Federal Jerman, di Jerman (1993) dan Asian Pharmaceutical Educator Meeting, di Bangkok (2001). Riwayat Pekerjaan/ Jabatan Lulus kuliah di Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (Unair) tahun 1974, saya bekerja sebagai staf pengajar (dosen) di universitas tersebut. Tiga belas tahun kemudian saya menerima Piagam Penghargaan Dosen Teladan I Tingkat Unit Utama dan diangkat sebagai Pembantu Rektor di Universitas Bangkalan, Madura (1987 - 1990). Lalu tahun 1990 - 1994, saya dipercaya menjadi Rektor di universitas tersebut. Selain menjadi Rektor Universitas Bangkalan, selama lima tahun tersebut saya juga mengemban beberapa jabatan, yakni sebagai : - Kepala Lab. Biofarmasetika – Farmakokinetika, Jurusan Farmasetik, Fakultas Farmasi Univ. Airlangga (1990-sekarang); - Sekretaris Tim Pengelola Program Pendidikan Apoteker Spesialis Farmasi Univ. Airlangga; - Anggota Dewan Sosial Politik Daerah E (1992-1998); - Pjs. Ketua Program Studi Ilmu Farmasi, Program Pascasarjana Univ. Airlangga (1993). Usai menjadi Rektor Universitas Bangkalan, tahun 1994 saya kembali Surabaya menjabat Asisten Direktur I Bidang Akademik Program Pascasarjana di Universitas Airlangga. Di tahun ini pula saya mendapatkan Piagam Kesetiaan 20 tahun, Surya Lencana Karya Satya. Kemudian tahun 1998, saya mengepalai Fakultas Farmasi Universitas Airlangga sebagai Dekan Fakultas. Empat tahun menjadi Dekan Fakultas Farmasi, saya lalu dipindah ke Gedung Rektorat Unair dan diangkat menjadi Pembantu Rektor I Unair. Hingga akhirnya tahun 2006 saya dipercaya untuk memimpin Universitas Airlangga sebagai Rektor sampai saat ini. Riwayat Organisasi Selain bekerja, saya juga aktif di beberapa organisasi antara lain : - Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia – Jawa Perimbangan Etik Anggota Daerah - Perhimpunan Biokimia Indonesia Indonesia – Jawa Timur, Wakil Ketua - Himpunan Kimia Indonesia – Jawa Timur, Anggota - Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia – Organisasi Wilayah Jatim, Ketua Divisi Sumber Daya Manusia & Pembudayaan, tahun 1990 – 1995 - Pimpinan Wilayah Muhammadiyah – Jawa Timur, Ketua Majelis Pendidikan Tinggi, tahun 1990 – 1994
Bersama dosen dan mahasiswa
- Korps. Alumni Himpunan Mahasiswa Islam – Jawa Timur, Ketua Majelis Wilayah, tahun 1995 – 2000 - Ikatan Cendikiawan Muslim Organisasi Wilayah Jatim, Wakil Ketua, Tahun 1995 – 2000 - Pimpinan Wilayah Muhammadiyah – Jawa Timur, Wakil Ketua, tahun 1995 – 2000 - Pimpinan Wilayah Muhammadiyah – Jawa Timur, Ketua, tahun 2000 – 2005 - Kelompok Pakar Farmasi Indonesia, Ketua, Tahun 2004 – sekarang Riwayat Hidup 18 Juli 1975 Saya menikah dengan Mughnijah dan dikaruniai 4 orang anak yakni : 1. dr. Achmad Chusnu Romdhoni, Sp.THT-KL (lahir di Surabaya 2 September 1976) 2. dr. Nur Rochmah, Sp.A ( lahir di Surabaya 29 April 1979) 3. Muchammad Yasir S.T. ( lahir di Surabaya 5 Januari 1981 4. Nur Hidayati, S.Psi. (lahir di Surabaya 1 Maret 1988) Pengalaman bekerja Alhamdulillah, atas ridha Allah SWT, saya diberi anugerah dan kesempatan untuk mengemban berbagai tugas di lingkungan perguruan tinggi. Saya pernah diberi amanah untuk menjadi pimpinan di Universitas Bangkalan, dan selebihnya di Universitas Airlangga. Perjalanan panjang tersebut tentu membuat saya dari tahun ke tahun mampu memahami tugas dan tanggung jawab sebagai seorang pimpinan perguruan tinggi, dan pemahaman itulah yang selanjutnya membuat saya dapat melakukan refleksi untuk mengkaji permasalahan pokok yang sedang dihadapi negara kita. Pada saat mulai melaksanakan tugas sebagai Rektor Universitas Airlangga periode 2005 – 2010, saya pun memulainya dengan mengajak para pimpinan untuk merenungkan kondisi negara yang sebenarnya merupakan refleksi dari lemahnya berbagai hal yang berkaitan dengan pengembangan akal dan budi secara seimbang, yaitu penegakan kejujuran, kemampuan membawa diri, dan lain-lain. Perenungan itu ternyata merupakan cikal bakal lahirnya motto Universitas Airlangga, yaitu: Excellence with morality. Kelahiran motto itu sebenarnya juga didasarkan atas keinginan untuk membangun suatu budaya baru yang bersifat lebih mencerahkan, dan bukan sekedar untuk mengatasi permasalahan yang bersifat teknis semata. Ketika motto itu lahir, banyak pihak yang secara sederhana mengartikan, bahwasanya lulusan Unair harus unggul dan bermoral agama yang kuat. Sesungguhnya, motto itu bermakna lebih luas, yaitu: meraih keunggulan berbasis moralitas dalam setiap langkah dan ruang gerak. Ini berarti, bahwa produk akademik Universitas Airlangga tidak pernah tergoda untuk melakukan perbuatan yang tidak terpuji, termasuk plagiat, kecurangan dalam bidang keuangan dan lainnya.
Peresmian Griya Airlangga 2
Pembukaan Dies 17 Agustus januari 2012 mimbar 3
karya bhakti
Saya bersyukur, bahwa motto itu mendapatkan momentumnya saat ini, yaitu ketika tren demoralisasi semakin menghawatirkan. Kita dengar dan saksikan merebaknya praktek plagiarisme, korupsi, demoralisasi lembaga negara dan lain sebagainya. Saya pun bersyukur bahwa kami telah memulai langkah untuk membendung hal itu dengan motto tersebut di atas. Nasehat untuk generasi penerus di masa yang akan datang Saya ingin mengajak generasi muda untuk bersama mewujudkan sasaran Pembangunan Milenium (Deklarasi Milenium) hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa yang mulai dijalankan pada tahun 2000. Deklarasi berisikan 8 buah sasaran pembangunan milenium sebagai satu paket tujuan yang terukur untuk pembangunan dan pengentasan kemiskinan, termasuk mencapai pendidikan untuk semua, kesetaraan jender dan pemberdayaan perempuan, menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi penyakit menular, pelestarian lingkungan hidup, dan pengembangan kemitraan global untuk pembangunan. Target yang harus dicapai pada tahun 2015 ini merupakan tantangan utama pembangunan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Di pundak generasi muda terletak tanggung jawab dalam merealisasikan target yang sudah di tetapkan itu, yang sudah diyakini mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia 4 mimbar januari 2012
Indonesia. Pembangunan dalam berbagai bidang itu harus dapat terpelihara keberadaannya, dan hal itu barulah akan terselenggara apabila dihasilkan melalui sinkronisasi dua prinsip berpikir kreatif. Yaitu, prinsip berpikir kreatif yang berlandaskan kasih sayang dan kesabaran, serta prinsip kegiatan kreatif yang dilandasi oleh kekuatan kemauan, keberanian dan keseriusan. Melalui keseimbangan antara ke dua prinsip itu, maka manusia senantiasa mampu menjaga sinkronisasi dengan alam, dan mewarisi kemampuan untuk menguak misteri alam bagi kemajuan dan pengembangan kemanusiaan. Motto Hidup Hiduplah dengan penuh keyakinan dan jalani hidup dengan kesabaran.
Ralat Karya Bhakti edisi Nopember Vol. 15, No. 4/2011 Tertulis : Prof. Dr. Agung Pranoto, MSC, dr, SpPD,KBMD, tanggal lahir 4 Januari 1964 Seharusnya : Prof. Dr. Agung Pranoto, MSC, dr, SpPD,KEMD, tanggal lahir 4 Januari 1956 Mohon Maaf atas kesalahan tersebut.
Budi Rahayu, dr, MPH Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur Mantan Wakil Direktur Pelayanan Medik & Keperawatan – RSUD Dr. Soetomo
Hidup Berjalan Dalam Doa Karya Bakti edisi perdana tahun 2012 menampilkan sosok Budi Rahayu, dr, MPH sebagai Mantan Wakil Direktur Pelayanan Medik & Keperawatan RSUD Dr. Soetomo. Beliau sebelum di RSUD Dr. Soetomo berdinas di Dinas Kesehatan Propinsi Jatim & sejak dilantik pada tanggal 30 Desember 2011 beliau kembali ke Dinas Kesehatan Propinsi Jatim sebagai Kadinkes.
B
egitu lulus dari FK Unair pada Juni 1982 saya memulai bekerja di Dinas Transfusi Darah PMI Surabaya sekitar 6 bulan sambil menunggu SK Departemen Kesehatan sebagai dokter Inpres. Saya memilih Provinsi NTT sebagai tempat pengabdian pertama. Agak janggal memang pada masa itu bila seorang gadis memilih daerah sulit, tapi menurut saya pilihan itu tepat. Selain alasan masa tugas yang pendek (2 tahun) sehingga bisa cepat kembali sekolah lagi, saya tertantang dengan banyaknya kasus penyakit menular dan gizi buruk di sana. Penempatan saya yang pertama di Puskesmas Polen, kecamatan di tepi hutan pada jalan trans Timor di Kabupaten Timor Tengah Selatan. Selanjutnya saya ditugaskan di Puskesmas Kapan dimana ada pilot project pemberdayaan masyarakat untuk pembangunan kesehatan masyarakat yang dibiayai
oleh USAID. Saya belajar banyak tentang kesehatan masyarakat yang hakiki, dan inilah yang mengubah orientasi saya dari keinginan menjadi dokter spesialis klinik ke dokter kesehatan. Saat itu saya menyerap pelajaran manajemen dari ibu dr Nafsiah Mboi yang bertindak sebagai Pimpro sekaligus sebagai kabid PKPP di Kanwil Prov NTT juga ketua TP PKK. Saya juga sempat bekerja di Puskesmas Adonara di Pulau Waiwerang Flores Timur. Sepulang dari belajar untuk program S2 di Institute of Public Health University of the Philippines pada tahun 1986, saya masuk ke Dinas Kesehatan Provinsi Jatim. Di sinilah saya bertemu banyak pakar di bidang kesehatan masyarakat. Saya mulai sebagai staf imunisasi, kemudian menjadi kepala seksi Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang dan paling lama bekerja januari 2012 mimbar 5
sebagai kepala seksi Kesehatan Ibu dan Anak (bahkan sampai 4 kali ganti nomenklatur organisasi). Selanjutnya saya menjabat sebagai Kepala Bidang Pemberdayaan Sumber Daya dan Kabid Pengendalian Penyakit dan Masalah Kesehatan. Selain jabatan resmi, saya juga punya pengalaman sebagai Plt Kepala Balai Pelatihan Kesehatan, Kepala Bidang Kesehatan Keluarga serta Kepala Rumah Sakit Kusta Kediri.Setelah bekerja hampir 30 tahun sebagai petugas kesehatan masyarakat, pada 30 Maret 2011 saya mendapat tugas sebagai Wadir Yanmed – Keperawatan RSUD Dr. Soetomo. Sesuatu yang amat baru buat saya, dan Alhamdulillah … dengan bertugas di RS saya mempunyai kesempatan untuk introspeksi ternyata banyak sekali yang harus saya pelajari dan coba saya pahami. Rupanya tugas di RS inipun tak lama karena pada 30 Desember 2011 saya dikembalikan ke Dinas Kesehatan Prov Jatim sebagai Kepala. Meski sangat singkat, pengalaman bekerja di RS terbesar di Jatim ini sangat mengesankan. Saya mendapat impresi bahwa budaya bekerja sebagai pengabdian yang tulus masih sangat kental di sini. Derita pasien adalah deria para pemberi pelayanan. Ketulusan, keikhlasan dilandasi profesionalisme adalah hal penting yang saya petik dari RSUD Dr. Soetomo ini. PENGALAMAN YANG BERKESAN Pilihan saya pada bidang kesehatan masyarakat memang memberikan pengalaman yang amat banyak. Sejak di Puskesmas sampai di Propinsi Jatim, hidup saya sangat berwarna. Pergaulan mulai dari para kader yang sangat ikhlas bekerja, para dukun bayi, PSK, pecandu narkoba, waria, pemuka agama, ibu-ibu PKK yang sangat kreatif sampai para pejabat. Waktu di Puskesmas, hidup saya bagaikan piknik tiap hari. Buka Puskesmas jam 07.00-10.00, setelah itu jalan kaki ke desa-desa melatih para kader, guru UKS dan tentu saja para “dokter kecil“ yang selalu menginspirasi saya. Seringkali jalan malam setelah penyuluhan di dusun-dusun diikuti para kader menyeberang sungai (di sana memang hampir tidak ada jembatan) sambil memikul petromaks. Asyiiik banget. Karena saya muslim dan komunitasnya non muslim, seringkali pada kunjungan resmi atau pesta adat saya diminta menyembelih ayam sendiri dan masaknya cukup dipanggang utuh, …masih berbulu !!! (belum ada budaya cabut bulu ayam pakai air panas). Itupun bumbunya cuma garam grogol, cabe rawit yang ditumbuk batu. Alhamdulillah, nikmat sekali. Di Jawa Timurpun saya seringkali mendaptkan kenikmatan saat tamasya kerja, maksudnya bekerja sambil menikmati keindahan alam. Pernah saya bersampan di telaga yang dipenuhi bunga teratai cantik menuju 2 desa yang terendam air saat banjir di Lamongan. Ironisnya setelah tamasya indah tersebut, saya dan rombongan harus menyaksikan kondisi sanitasi dan masyarakat yang mengenaskan. Bahkan Polindes dan petugasnya sangat mengecewakan. SUKA DUKA Pekerjaan saya lebih banyak suka ketimbang dukanya 6 mimbar januari 2012
karena selain bekerja sebagai pegawai kantoran saya juga aktif jadi pengurus pramuka dan organisasi lain yang melibatkan generasi muda, misalnya Swayanaka (Mahasiswa Penyayang Kanak-Kanak) dan ikut kelompok Paduan Suara Alumni Unair. Di Pramuka saya masih ditugaskan sebagai Ketua Umum Saka Bhakti Husada (Pramuka Kesehatan) Jawa Timur serta sebagai Wakil Ketua Kwarda Jawa Timur bidang abdimas, humas dan kemitraan. Saya juga pernah menjadi Ketua Perkumpulan Pendidikan dan Promosi Kesehatan Masyarakat Jawa Timur. Hal yang paling membahagiakan adalah bila konsep program yang saya susun bisa diterapkan, dijalankan dengan ikhlas dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Dukanya ? yaaa tumpukan pekerjaan administrasi proyek yang sesungguhnya tidak membutuhkan pemikiran khusus tapi sangat menyita waktu dan berisiko tinggi jika kita lengah. SARAN UNTUK GENERASI PENERUS Zaman memang sudah berubah, tuntutan berubah. Sesungguhnya generasi muda sekarang lebih diuntungkan dengan fasilitas yang makin lengkap dan relatif mudah didapat, meskipun di satu sisi tantangan dan ancaman juga makin berat. Saya masih optimis bahwa generasi muda Indonesia masih mampu mengemban amanat. Kuncinya, ya bekerja keras, temukan dan manfaatkan kekayaan budaya nusantara, kuasai bahasa asing sebanyak banyaknya dan yang paling penting semuanya berlandaskan iman dan taqwa. MOTO “TERUS BERJALAN DALAM DOA“ Jangan pernah menyerah untuk berbuat kebaikan, sesulit apapun Allah pasti menolong. PENDIDIKAN Saya menamatkan SD dan SMP di Tuban, kemudian melanjutkan kelas 1 dan 2 di SMAN III Semarang, menamatkan pendidikan menengah di SMAN VI Surabaya. Masuk FK Unair 1975 dan melanjutkan S2 dengan majoring Health Education di Manila. RIWAYAT HIDUP Saya lahir di Tuban, 11 Oktober 1955 sebagai anak ke 4 dari 8 bersaudara dari perkawinan R Soedijono, sekda Kab Tuban dan RA Soemarti. Saat menjalankan tugas di NTT saya menemukan tambatan hati dr Husain Habibie SpOG dan alhamdulillah dikaruniai 3 anak. Yang pertama dr Pandu Hanindito Habibie yang saat ini sedang menjalani tugas sebagai PTT di daerah sangat terpencil di Kab, Bone Bolango Prov Gorontalo. Anak ke 2 , Dian Pertiwi Habibie yang sedang menyelesaikan kepaniteraan di FK UHT Surabaya. Gita Saraswati Habibie adalah anak bungsu yang saat ini masih sebagai mahasiswa Fak Psikologi Ubaya.
artikel kesehatan
DIABETES MELITUS, PENYEBAB UTAMA KEBUTAAN Reni Prastyani, SMF Mata RSUD Dr. Soetomo
T
ahukah anda bahwa diabetes mellitus merupakan salah satu penyebab kebutaan di dunia terbanyak yang kedua? Diabetes telah menjadi sebuah epidemi di dunia. Angka kejadian diabetes semakin meningkat terutama di negara berkembang. Prevalensi diabetes di Indonesia berkisar 1,5% sampai 2,3%. Diabetes melitus tipe 2 merupakan jenis penyakit diabetes yang mencakup lebih dari 90% seluruh populasi diabetes, termasuk di Indonesia1. Diperkirakan jumlah penderita diabetes meningkat dua kali lipat pada tahun 20252.
Gambar 1. Prevalensi global diabetes mellitus tahun 2000-2025. (King, Diabetes Care. 1998;21:1414-1430)2
Sering kita mendengar komplikasi diabetes mellitus seperti gagal ginjal, neuropati, dan serangan jantung yang tidak disadari. Jangan lupa bahwa komplikasi diabetes juga bisa menyerang mata. Kelainan pada mata ini sering tidak disadari oleh penderita diabetes. Penyebab kebutaan yang tersering adalah edema makula karena diabetes (diabetic macular edema) dan proliferatif diabetik retinopati. Lamanya menderita diabetes merupakan faktor risiko yang kuat terhadap kejadian diabetik retinopati seiring dengan keparahan hiperglikemia. Hipertensi merupakan faktor risiko tambahan, kontrol glukosa darah dan tekanan darah merupakan hal yang penting dalam managemen diabetes2. Pada tahap awal, diabetik retinopati tidak memiliki gejala atau hanya menyebabkan gangguan mata ringan. Namun lama-kelamaan, bisa berujung pada kebutaan. Diabetik retinopati biasanya memengaruhi kedua mata. Diabetes mellitus pada mata bisa disebabkan karena gangguan mikroangiopati maupun makroangiopati. Komplikasi diabetes pada mata bisa didapatkan pada seluruh bagian mata, mulai dari bagian paling luar hingga paling dalam, yaitu mulai dari palpebra (kelopak mata), otot-otot bola mata, kornea, iris, lensa, vitreous (badan kaca), hingga retina dan saraf optik (nervus optikus). Secara umum komplikasi pada mata dibagi 2; yaitu komplikasi retina dan komplikasi non retina. 1. Komplikasi retina pada penderita diabetes mellitus Komplikasi diabetes pada mata dan kebutaan dapat dikurangi hingga 90% dengan terapi efektif retinopati, dilaporkan pada studi DRS (Diabetic Retinopathy Study) dan ETDRS (Early Treatment Diabetic Retinopathy Study)2. Studi tersebut menekankan perlunya pemeriksaan rutin sehingga penderita dapat diidentifikasi waktu yang tepat untuk terapi laser fotokoagulasi. Adanya kesenjangan antara pemberian terapi yang efektif dan peningkatan jumlah penderita diabetes menunjukkan adanya hambatan tersendiri dalam managemen penderita diabetes. Penderita diabetes seringkali tidak mendapat pemeriksaan mata dengan pupil dilatasi (dilebarkan). Tidak lebih dari 50% yang mendapat pemeriksaan mata dengan pupil
dilatasi. Penderita sendiri terkadang tidak menyadari bahwa mereka seharusnya diperiksa dengan pupil dilatasi. Faktor negatif yang lain adalah kurangnya koordinasi antara perawatan sistemik diabetes dan perawatan komplikasinya pada mata. Seringkali tidak ada pendekatan yang sistemik antara dokter yang merawat diabetes (endocrinologist atau diabetologist, dokter keluarga atau internist) dengan dokter mata. Penderita tidak dirujuk ataupun diingatkan kembali untuk pemeriksaan mata, bahkan meskipun diketahui adanya riwayat gangguan mata. WHO melaporkan penderita diabetes tidak mendapat perawatan yang sesuai karena kurangnya kesadaran publik dan profesional seiring dengan minimnya fasilitas terapi. Bahkan di beberapa negara berkembang, terapi optimal tidak tersedia untuk mayoritas populasi. Kondisi hiperglikemia kronis menyebabkan gangguan mikrovaskular pada penderita diabetes yang selanjutnya akan menyebabkan diabetik retinopati. Diabetik retinopati dibagi dua kategori; yaitu non proliferatif dan proliferatif. Non proliferatif ditandai dengan perubahan intra retina antara lain microaneurysm, perdarahan, cotton wool spots, exudates, kelainan mikrovaskular, dan edema makula. Sedangkan proliferatif ditandai dengan perubahan neovaskular yang meluas ke internal limiting membrane retina dan diskus optikus dan posterior vitreous detachment. Proliferatif diabetik retinopati selanjutnya akan berakibat retinal detachment, perdarahan preretina, perdarahan vitreous dan glaukoma neovaskular. Seperti diketahui bahwa penyebab kebutaan pada penderita diabetes bisa disebabkan edema makula atau proliferatif diabetik retinopati.
Gambar 2. Foto fundus retina penderita diabetes (red free) tampak perdarahan retina, eksudat, dan neovaskularisasi (kiri) dan fundal fluorescein angiografi (kanan)
Gambar 3. Edema makula pada penderita diabetes
Gambar 4. Proliferatif diabetik retinopati, tampak perdarahan retina dan eksudat luas januari 2012 mimbar 7
artikel kesehatan c. Kelainan pada lensa mata Lensa kristalin pada penderita diabetes dapat mengalami perubahan kataraktous. Akumulasi sorbitol terdapat pada lensa diabetik dan mengakibatkan pembengkakan osmotik dan selanjutnya terbentuk formasi katarak. Myopia transien (sementara) dapat terjadi pada periode hiperglikemia karena pembengkakan osmotik lensa2.
Gambar 5. Proliferatif diabetik retinopati lebih berat dengan adanya jaringan fibrovaskular dan perdarahan vitreous (kanan) dan retinal detachment (kiri)
Penatalaksanaan Diabetik Retinopati Terapi edema makula pada diabetes dan diabetik retinopati adalah laser fotokoagulasi. Laser fotokoagulasi hanya dapat dilakukan bila media refraksi (vitreous) masih jernih. Bila vitreous keruh akibat perdarahan maka perlu dilakukan tindakan operatif (vitrektomi). Begitu pula halnya bila didapatkan retinal detachment maka diperlukan tindakan operatif. Saat ini juga telah berkembang terapi intra vitreal seperti triamcinolone (steroid) maupun anti angiogenik (anti VEGF). Pemeriksaan rutin diperlukan untuk menentukan waktu yang tepat untuk laser fotokoagulasi, sehingga komplikasi lebih jauh dapat dicegah. Meskipun telah dilakukan laser, penderita diabetes tetap harus kontrol untuk memantau perkembangan kondisi diabetik retinopati. Bila belum ada indikasi laser, penderita sebaiknya tetap kontrol setiap tahun. 2. Komplikasi non retina pada penderita diabetes mellitus Meskipun penyebab kebutaan pada penderita diabetes terutama diakibatkan karena diabetik retinopati namun kelainan non retina dapat berkontribusi pada gangguan penglihatan dan perlu dipertimbangkan dalam managemen penderita diabetes mellitus. a. Kelainan pada Kornea Pada penderita diabetes mellitus didapatkan penurunan sensitifitas kornea. Ikatan epitel kornea dengan membran basal juga menurun yang berakibat erosi kornea berulang pada penderita diabetes.
Gambar 8. Kelainan katarak penderita diabetes mellitus
d. Kelainan pada saraf optik (nervus optikus) Kelainan pada nervus optikus dapat berupa optic disc edema akut, diabetic papillopathy, dan optik atrofi.
Gambar 9. Diabetic papillopathy dengan edema diskus (kanan) dan optik atrofi (kiri)
e. Kelainan pada saraf kranial III, IV dan VI (isolated) Penderita diabetes bisa mengalami kelumpuhan saraf kranial III, IV dan VI karena oklusi pembuluh darah kecil fokal dengan iskemia demyelinasi2. Biasanya kelumpuhan terjadi pada saraf kranial tunggal (isolated) yang mengakibatkan mata juling.
Gambar 10. Mata juling akibat kelumpuhan saraf otot-otot bola mata
Gambar 6. Erosi kornea pada penderita diabetes mellitus
b. Peningkatan tekanan intra okuler Neovaskularisasi yang terjadi pada iris disebut rubeosis iridis. Rubeosis iridis terkait dengan kondisi iskemia pada retina. Neovaskular yang terdapat di anterior bilik mata depan mengakibatkan glaukoma sudut terbuka. Bila jaringan neovaskular memblok aliran akuos melalui trabekular meshwork akan mengakibatkan glaukoma sudut tertutup2.
Follow up Setiap penderita diabetes mellitus harus diperiksa fundus matanya dengan pupil dilatasi, meskipun tidak ada keluhan visus. Bila sudah ditemukan adanya mikroaneurisma, eksudat, perdarahan, edema makula atau neovaskularisasi yang mengancam makula, harus segera dilakukan fundal fluorescein angiografi (FFA) dan dilakukan laser fotokoagulasi. Bila sudah dilakukan laser, sebaiknya tetap kontrol rutin tiap 3-6 bulan tergantung kondisi diabetik retinopati. Namun bila belum ada indikasi laser sebaiknya kontrol setiap tahun. Prognosis visus sangat tergantung regulasi gula darah dan ketepatan waktu laser fotokoagulasi. Daftar pustaka
Gambar 7. Neovaskularisasi iris yang mengakibatkan glaukoma2 8 mimbar januari 2012
Pangestu A. Diabetes Melitus, The Silent Killer. Kompas, Kolom Kesehatan. Edisi Jumat 23–11–2007. Diabetes and Ocular Disease. Past, present and future therapies. 2nd edition. Ophthalmology Monographs 14. American Academy Ophthalmology. Eds ; Scott IU, Flynn HW, Smiddy WE. Oxford University Press. New York. 2010.
Hubungan Kesehatan Periodontal Dengan Kesehatan Tubuh Retno Wulandari, Instalasi Gigi Dan Mulut
B
anyak yang belum tahu tentang hubungan antara kesehatan gigi dan mulut dengan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Padahal segala yang terjadi di dalam mulut dapat berpengaruh ke kesehatan tubuh secara keseluruhan. Begitu pula sebaliknya, kalau ada sesuatu yang terjadi di tubuh kamu tandanya bisa muncul di rongga mulut kita. Kemajuan dalam klasifikasi dan identifikasi kuman bakteri rongga mulut dan bidang imunologi, semakin meyakinkan adanya peran penting infeksi gigi terhadap berbagai penyakit sistemik seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, penyakit paru, penyakit Diabetes, stroke, kanker, dan sebagainya. Juga menjadi semakin jelas bahwa gigi dan rongga mulut dapat menjadi tempat asal bagi desiminasi mikroorganisme penyebab penyakit ke bagian tubuh lain. Oleh karena itu betapa pentingnya menyikat gigi untuk membersihkan plak-plak yang menempel di gigi. Plak-plak yang menempel di gigi apabila tidak dibersihkan tidak hanya membuat gigi berlubang atau istilahnya karies gigi, tetapi bisa menyebabkan juga gusi di sekitar gigi menjadi beradang. Jaringan periodontal adalah jaringan yang mengelilingi gigi dan berfungsi sebagai penyangga gigi, terdiri dari gingiva, sementum, ligamen periodontal dan tulang alveolar. Sebelum memahami kerusakan jaringan periodontal, sebaiknya dimulai dengan gingiva yang sehat dan tulang pendukung yang normal. Gingiva yang sehat dapat menyesuaikan diri dengan keadaan gigi. Permulaan terjadinya kerusakan biasanya timbul pada saat plak bakterial terbentuk pada mahkota gigi, meluas disekitarnya dan menerobos sulkus gingiva yang nantinya akan merusak gingiva di sekitarnya. Plak menghasilkan sejumlah zat yang secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam perkembangan penyakit periodontal. Peradangan pada gingiva dan perkembangannya pada bagian tepi permukaan gigi terjadi ketika koloni mikroorganisme berkembang. Penyakit periodontal dibagi atas dua golongan yaitu gingivitis dan periodontitis. Bentuk penyakit periodontal yang paling sering dijumpai adalah proses inflamasi dan mempengaruhi jaringan lunak yang mengelilingi gigi tanpa adanya kerusakan tulang, keadaan ini dikenal dengan Gingivitis. Apabila penyakit gingiva tidak ditanggulangi sedini mungkin maka proses penyakit akan terus berkembang mempengaruhi tulang alveolar, ligamen periodontal atau sementum, keadaan ini disebut dengan Periodontitis. Penyakit Periodontal adalah suatu penyakit infeksi pada jaringan periodontal, penyebab utamanya adalah microbial biofilm (bakteri), disertai inflamasi, kehilangan tulang alveolar, dan kehilangan perlekatan secara klinis. Pada kesehatan periodontal, keseimbangan antara bakteri dan resistensi host tubuh terhadap bakteri harus ada. Terdapat faktor lokal dan faktor sistemik yang berpengaruh terhadap keparahan dan kemajuan dari penyakit periodontal. Faktor sistemik antara lain diabetes, stres, osteoporosis, status imun host, dan terdapatnya periodontal pathogen subgingiva yang berdampak pada penyakit periodontal.
Perbedaan antara Gingivitis dan Periodontitis. Gingivitis biasanya mendahului Periodontitis. Tidak semua gingivitis berlanjut menjadi Periodontitis. Pada keadaan awal gingivitis, bakteri-bakteri dalam plaque terbentuk, menyebabkan gusi menjadi radang (merah dan bengkak) dan seringkali mudah berdarah sewaktu sikat gigi. Belum ada kerusakan tulang atau kerusakan jaringan penyangga gigi lainnya. Jika gingivitis tidak dirawat, maka dapat berlanjut menjadi Periodontitis. Pada orang dengan Periodontitis, lapisan bagian dalam dari gusi dan tulang menjauh dari gigi geligi membentuk kantong-kantong (poket). Ruangan kecil antara gigi dan gusi (poket) ini menjadi tempat berkumpulnya sisa-sisa makanan dan dapat menjadi terinfeksi. Racun-racun yang dihasilkan oleh bakteri-bakteri dalam plaque serta enzim-enzim tubuh yang “baik” terlibat dalam memerangi infeksi-infeksi mulai mengurai tulang dan jaringan penghubung yang memegang gigi geligi pada tempatnya. Ketika penyakit berlanjut poket menjadi bertambah dalam dan lebih banyak jaringan gusi dan tulang yang rusak, sehingga menyebabkan gigi menjadi goyang dan bila tidak dirawat akan menyebabkan tanggalnya gigi geligi. Penyebab Penyakit Periodontal Plaque adalah penyebab utama dari penyakit Periodontal. Bagaimanapun, faktor-faktor lain dapat berkontribusi pada penyakit gusi, termasuk: - Perubahan-perubahan hormon – seperti yang terjadi selama kehamilan, masa pubertas, menopause, dan menstruasi – membuat gusi lebih sensitif, yang menyebabkan lebih mudah berkembangnya gingivitis. - Penyakit-penyakit mungkin mempengaruhi kondisi dari gusi, termasuk penyakit seperti diabetes, kanker, atau HIV/AIDS yang mengganggu sistem imun. - Obat-obat dapat mempengaruhi kesehatan mulut, karena beberapa obat-obatan seperti anticonvulsant seperti Dilantin dan obat-obat anti-angina Procardia dan adalat dapat menyebabkan pertumbuhan jaringan gusi yang abnormal (Hiperplasi gingiva) - Kebiasaan-kebiasan kesehatan mulut yang buruk seperti merokok, tidak menggosok gigi dan tidak menggunakan dental floss secara rutin dapat menyebabkan kerusakan jaringan gusi dan jaringan periodontal. - Sejarah penyakit gusi keluarga dapat menjadi faktor yang berkontribusi untuk berkembangnya gingivitis dan periodontitis. Pencegahan Penyakit Periodontal Pencegahan penyakit periodontal merupakan kerja sama yang dilakukan oleh dokter gigi, pasien dan personal pendukung. Pencegahan dilakukan dengan memelihara gigi-gigi dan mencegah serangan serta kambuhnya penyakit. Pencegahan dimulai pada jaringan periodontal yang sehat yang bertujuan untuk memelihara dan mempertahankan kesehatan jaringan periodontal dengan mempergunakan teknik sederhana dan dapat dipakai di seluruh dunia Umumnya penyakit periodontal dan kehilangan gigi dapat dicegah karena penyakit ini disebabkan faktor-faktor lokal yang dapat ditemukan, dikoreksi dan dikontrol. Sasaran yang ingin dicapai adalah mengontrol penyakit gigi untuk mencegah perawatan yang lebih parah. Pencegahan penyakit periodontal meliputi beberapa prosedur yang saling berhubungan satu sama lain yaitu : Kontrol Plak, Profilaksis mulut, Pencegahan trauma dari oklusi, januari 2012 mimbar 9
artikel kesehatan Pencegahan dengan tindakan sistemik, Pencegahan dengan prosedur ortodontik, Pencegahan dengan pendidikan kesehatan gigi masyarakat, Pencegahan kambuhnya penyakit. Kontrol plak merupakan cara yang paling efektif dalam mencegah pembentukan kalkulus dan merupakan dasar pokok pencegahan penyakit periodontal , tanpa kontrol plak kesehatan mulut tidak dapat dicapai atau dipelihara. Setiap pasien dalam praktek dokter gigi sebaiknya diberi program kontrol plak. Bagi pasien dengan jaringan periodonsium yang sehat, kontrol plak berarti pemeliharaan kesehatan. Bagi penderita penyakit periodontal, kontrol plak berarti penyembuhan. Bagi pasien pasca perawatan penyakit periodontal, kontrol plak berarti mencegah kambuhnya penyakit ini. Profilaksis mulut merupakan pembersihan gigi di klinik, terdiri dari penyingkiran materi alba, kalkulus, stain dan pemolisan gigi. Untuk memberikan manfaat yang maksimum bagi pasien, profilaksis mulut harus lebih luas dan meliputi hal-hal berikut : Memakai larutan pewarna (disclosing solution) untuk mendeteksi plak, penyingkiran plak, kalkulus (supra dan sub gingiva) pada seluruh permukaan, membersihkan dan memolis gigi, menggunakan pasta pemolis/pasta gigi, memakai zat pencegah yang ada dalam pasta pemolis/pasta gigi., memeriksa tambalan gigi, memperbaiki tepi tambalan yang menggantung, memeriksa tanda dan gejala impaksi makanan. Pencegahan trauma dari oklusi, yaitu menyesuaikan hubungan gigi-gigi yang mengalami perubahan secara perlahanlahan (akibat pemakaian yang lama). Hubungan tonjol gigi asli dengan tambalan gigi yang tidak tepat dapat menimbulkan kebiasaan oklusi yang tidak baik seperti bruxim atau clenching. Pencegahan dengan tindakan sistemik, cara lain untuk mencegah penyakit periodontal adalah dengan tindakan sistemik sehingga daya tahan tubuh meningkat yang juga mempengaruhi kesehatan jaringan periodontal. Pencegahan dengan prosedur ortodontik sangat penting dalam pencegahan penyakit periodontal. Tujuan koreksi secara ortodontik ini adalah untuk pemeliharaan tempat gigi tetap pengganti, letak gigi dan panjang lengkung rahang. Agar pencegahan penyakit periodontal menjadi efektif, tindakan pencegahan harus diperluas dari klinik gigi kepada masyarakat. Hal yang penting diketahui masyarakat ialah bukti bahwa penyakit periodontal dapat dicegah dengan metode yang sama atau lebih efektif dari metode pencegahan karies gigi. Pendidikan kesehatan gigi masyarakat adalah tanggung jawab dokter gigi, organisasi kedokteran gigi dan Departemen Kesehatan. Perlu diluruskan adanya pertentangan psikologis pada masyarakat, seperti : - Menerangkan bahwa kerusakan yang disebabkan penyakit periodontal pada orang dewasa dimulai pada masa anakanak. - Menghilangkan dugaan bahwa pyorrhea (gusi berdarah) tidak dapat dielakkan dan disembuhkan. Juga menghilangkan pendapat masyarakat bahwa kehilangan gigi selalu terjadi bila mereka sudah tua. - Menegaskan bukti bahwa seperti karies gigi, penyakit periodontal biasanya tidak menimbulkan rasa sakit pada awalnya sehingga masyarakat tidak menyadarinya. - Pemeriksaan gigi dan mulut secara teratur diperlukan untuk mengetahui adanya karies gigi dan penyakit periodontal secepatnya kemudian segera merawatnya bila ditemukan adanya penyakit - Memberi penjelasan bahwa perawatan periodontal yang efektif adalah bila segera dirawat sehingga lebih besar kemungkinan berhasil disembuhkan. Disamping itu waktu
10 mimbar januari 2012
yang digunakan lebih sedikit dan merupakan cara yang paling ekonomis daripada menanggulangi penyakit. - Menegaskan manfaat pencegahan dengan higine mulut yang baik dan perawatan gigi yang teratur . - Menerangkan bahwa tindakan pencegahan penyakit gigi dan mulut harus merupakan inti dari perencanaan kesehatan gigi masyarakat. Setelah kesehatan jaringan tercapai, diperlukan program yang positif untuk mencegah kambuhnya penyakit periodontal. Ini merupakan tanggung jawab bersama antara dokter gigi dan pasien (untuk pasien anak peran orang tua juga dibutuhkan). Pasien harus mentaati pengaturan untuk menjaga higine mulut dan kunjungan berkala, dokter gigi harus membuat kunjungan berkala sebagai pelayanan pencegahan yang bermanfaat. PERAWATAN PENYAKIT PERIODONTAL Sering dijumpai pasien datang ke dokter gigi, dengan kasus yang dialami telah lanjut, sehingga tidak mungkin menghambat penyakit tersebut. Keadaan ini merupakan pengalaman yang menyebabkan trauma bagi pasien usia remaja bila mereka dihadapkan dengan kenyataan bahwa mereka mempunyai penyakit periodontal dan akan kehilangan satu atau semua gigi-giginya bila tidak segera dirawat. Pada kasus ini, pasien harus ditenangkan dari keputusasaan dan diyakinkan bahwa walaupun penyakit tidak dapat dirawat, masih banyak usaha yang dapat dilakukan untuk mempertahankan gigi selama bertahun-tahun. Dengan perawatan banyak gigi dapat dipertahankan sampai pasien mencapai dewasa. Penyakit periodontal harus ditemukan secepatnya dan dirawat sesegera mungkin setelah penyebab penyakit itu ditemukan. Tujuan dari perawatan ini adalah untuk mencegah kerusakan jaringan yang lebih parah dan kehilangan gigi. Menurut Glickman ada empat tahap yang dilakukan dalam merawat penyakit periodontal yaitu : tahap jaringan lunak, tahap fungsional, tahap sistemik, tahap pemeliharaan Tahap jaringan lunak, pada tahap ini dilakukan tindakan untuk meredakan inflamasi gingiva, menghilangkan saku periodontal dan faktor-faktor penyebabnya. Disamping itu juga untuk mempertahankan kontur gingiva dan hubungan mukogingiva yang baik. Pemeliharaan kesehatan jaringan periodontal dapat dilakukan dengan penambalan lesi karies, koreksi tepi tambalan proksimal yang cacat. Tahap fungsional, hubungan oklusal yang optimal adalah hubungan oklusal yang memberikan stimulasi fungsional yang baik untuk memelihara kesehatan jaringan periodontal. Untuk mencapai hubungan oklusal yang optimal, usaha yang perlu dan dapat dilakukan adalah occlusal adjustment, pembuatan gigi palsu, perawatan ortodonti, splinting (bila terdapat gigi yang mobiliti) dan koreksi kebiasaan jelek (misal bruksim atau clenching). Tahap sistemik, Kondisi sistemik memerlukan perhatian khusus pada pelaksanaan perawatan penyakit periodontal, karena kondisi sistemik dapat mempengaruhi respon jaringan terhadap perawatan atau mengganggu pemeliharaan kesehatan jaringan setelah perawatan selesai. Masalah sistemik memerlukan kerja sama dengan dokter yang biasa merawat pasien atau merujuk ke dokter spesialis. Tahap pemeliharaan, prosedur yang diperlukan untuk pemeliharaan kesehatan periodontal yang telah sembuh yaitu dengan memberikan instruksi higine mulut (kontrol plak), kunjungan berkala ke dokter gigi untuk memeriksa tambalan, karies baru atau faktor penyebab penyakit lainnya.
Beberapa Kegiatan yang Dapat Meningkatkan Kinerja Otak dan Merusak Otak Kushartinah (bidang keperawatan) I. 10 kebiasaan yang dapat merusak otak 1. Tidak Sarapan Pagi. Mereka yang tidak mengkonsumsi sarapan pagi memiliki kadar gula darah yang rendah, yang akibatnya suplai nutrisi ke otak menjadi kurang. 2. Makan Terlalu Banyak. Terlalu banyak makan, apalagi yang kadar lemaknya tinggi, dapat berakibat mengerasnya pembuluh darah otak karena penimbunan lemak pada dinding dalam pembuluh darah. Akibatnya kemampuan kerja otak akan menurun. 3. Merokok. Zat dalam rokok yang terhisap akan mengakibatkan penyusutan otak secara cepat, serta dapat mengakibatkan penyakit Alzheimer. 4. Mengkonsumsi gula terlalu banyak. Konsumsi gula yang terlalu banyak akan menyebabkan terganggunya penyerapan protein dan nutrisi, sehingga terjadi ketidakseimbangan gizi yang akan mengganggu perkembangan otak 5. Polusi Udara. Otak adalah konsumen oksigen terbesar dalam tubuh manusia. Menghirup udara yang berpolusi menurunkan suplai oksigen ke otak sehingga dapat menurunkan efisiensi otak. 6. Kurang Tidur. Otak memerlukan tidur sebagai saat beristirahat dan memulihkan kemampuannya. Kekurangan tidur dalam jangka waktu lama akan mempercepat kerusakan sel-sel otak. 7. Menutup kepala saat tidur. Kebiasaan tidur dengan menutup kepala meningkatkan konsentrasi zat karbondioksida dan menurunkan konsentrasi oksigen yang dapat menimbulkan efek kerusakan pada otak. 8. Menggunakan pikiran saat sakit. Bekerja terlalu keras atau memaksakan untuk menggunakan pikiran kita saat sedang sakit dapat menyebabkan berkurangnya efektifitas otak serta dapat merusak otak. 9. Kurang menstimulasi pikiran. Berpikir adalah cara yang paling tepat untuk melatih otak kita. Kurangnya stimulasi pada otak dapat menyebabkan mengkerutnya otak kita. 10. Jarang berkomunikasi. Komunikasi diperlukan sebagai salah satu sarana memacu kemampuan kerja otak. Berkomunikasi secara intelektual dapat memicu efisiensi otak. Jarangnya berkomunikasi akan menyebabkan kemampuan intelektual otak jadi kurang terlatih. II. Tujuh Cara Meningkatkan Kinerja Otak 1. Tingkatkan asupan air Ingat, otak kita tersusun atas online pharmacy prescription
80% air. Dehidrasi ringan saja dapat meningkatkan produksi hormon stres yang dapat merusak otak kita. 2. Batasi asupan kalori Penelitian pada hewan dan manusia mengindikasikan bahwa diet dengan kalori terbatas baik bagi otak dan memperpanjang usia. Makan dalam jumlah lebih sedikit dapat memicu mekanisme tertentu di dalam tubuh untuk meningkatkan produksi nerve growth factors, yang bermanfaat bagi otak. 3. Konsumsilah asam lemak omega-3 Ikan, minyak ikan, dan DHA, merupakan salah satu bentuk asam lemak omega-3. Penelitian dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa diet yang kaya asam lemak omega-3 membantu meningkatkan keseimbangan emosional dan mood yang sehat, mungkin karena DHA merupakan komponen utama dari deretan dendrit otak. 4. Konsumsilah sumber antioksidan Vitamin E dan C merupakan sumber antioksidan. Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa asupan antioksidan dari buah dan sayur secara signifikan mengurangi penurunan kemampuan kognitif kita. 5. Konsumsi protein, lemak baik, dan karbohidrat dalam porsi seimbang Karenanya, pada setiap makanan atau kue, cobalah untuk mendapatkan protein, karbohidrat, dan lemak dalam keadaan seimbang. 6. Masukkan 24 bahan pangan sehat dalam diet harian Anda Bahan-bahan pangan tersebut meliputi: sumber protein (ikan: salmon, tuna, makerel, hering; unggas: kalkun tanpa kulit; daging merah: sapi dan telur; tahu dan produk olahan kedelai; susu dan produksi olahannya; bebijian; garbanzo beans dan lentil; kekacangan), karbohidrat kompleks (bery-beryan; blueberry; raspberry; stroberi; blackberry; jeruk; cherry; buah persik; brokoli; gandum; lada merah dan kuning; labu; bayam; tomat; ubi jalar), lemak (alpukat; minyak zaitun; buah zaitun), serta cairan (air, teh hijau atau hitam). 7 . Konsumsi camilan rendah kalori Berhubungan dengan faktor kedua, harus disadari saat orang memakan camilan terkadang mereka tidak sadar dengan jumlah makanan yang sudah mereka masukkan ke dalam tubuh, terutama apabila sambil melakukan aktifitas tertentu, menonton TV misalnya? Sumber:http://doktersehat.com/tujuh-cara-meningkatkankinerja-otak/#ixzz1Z3vRP7Wp januari 2012 mimbar 11
artikel kesehatan
Tumor Kandung Kemih : Insiden dan Penanganannya
Y
Wahjoe Djatisoesanto, Staf SMF Urologi-RSUD Dr. Soetomo Surabaya
ang dimaksud dengan tumor kandung kemih atau lebih dikenal dengan nama karsinoma bulibuli di sini adalah tumor yang terjadi pada lapisan dalam kandung kemih (epitel buli-buli). Di negara maju seperti Eropa dan Amerika Serikat tumor kandung kemih merupakan keganasan kedua terbanyak pada system urogenitalia setelah tumor prostat. Sedangkan di RSUD Dr. Soetomo kasus tumor kandung kemih lebih banyak bila di bandingkan dengan tumor prostat. Selama kurun waktu 5 tahun terakhir penderita tumor kandung kemih yang dating dan berobat di bagian urologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya sebanyak 124 orang dengan rata rata 20 – 30 kasus baru pertahun. Sebenarnya jumlah kasus tersebut bisa lebih banyak karena mereka yang sakit seperti ini juga tidak sedikit yang berobat ke alternative atau merasa bahwa kencingnya masih lancar (walaupun bercampur darah) sehingga menunda pengobatan ke rumah sakit. Secara garis besar tumor kandung kemih di bedakan menjadi 2 yaitu tumor superficial yaitu tumornya masih di permukaan epitel (hanya sampai di jaringan konektif ) dan tumor invasif yaitu tumor yang sudah mencapai lapisan otot kandung kemih. Pembagian ini perlu dilakukan karena jenis pengobatannya sangat berbeda. Terdapat beberapa macam terapi pilihan untuk tumor kandung kemih, dan pilihan terapi dikerjakan atas dasar kesepakatan antara dokter dan penderitanya. Terapi pertama yang harus di lakukan adalah reseksi tumor kandung kemih melalui uretra dan kalau perlu di lakukan biopsi. Tujuan operasi reseksi ini adalah pertama membersihkan tumor yang ada (terutama untuk tumor superficial), kedua menentukan stadium tumor (superficial atau yang sudah invasif ) dan yang ketiga adalah menentukan jenis tumornya dengan cara diperiksakan ke bagian patologi anatomi. Lebih dari 90% tumor kandung kemih jenisnya adalah karsinoma sel transisional. Jenis tumor ini sensitif terhadap kemoterapi maupun radioterapi. Untuk tumor yang superficial terapi selanjutnya setelah reseksi transuretra adalah diberi adjuvant kemoterapi mitomisin C atau epirubisin yang dimasukkan ke dalam kandung kemih melalui kateter atau dapat diberi imunoterapi BCG (tetapi di Indonesia tidak di anjurkan oleh karena penderita TBC di Indonesia masih cukup tinggi). Tujuan pemberian terapi tambahan tersebut adalah untuk menurunkan resiko kambuh lagi, sedangkan untuk tumor yang invasif terapi selanjutnya adalah pembedahan untuk mengangkat kandung kemih beserta tumor dan kelenjar getah bening di sekitarnya. Apabila penderita menolak tindakan operasi tersebut maka pilihan lainnya adalah kemoterapi atau radiasi, atau terapi kombinasi kedua modalitas tersebut. Gejala-gejalanya Gejala yang timbul biasanya berupa kencing berwarna kemerahan karena bercampur darah. Keluhan ini bisa hilang timbul dan tidak menimbulkan rasa nyeri sehingga 12 mimbar januari 2012
penderita tidak periksa ke dokter. Keluhan lainnya dapat berupa sering kencing, kencing tidak bisa ditahan dan kadang–kadang nyeri saat kencing sebagai akibat infeksi sekunder. Penderita tumor kandung kemih stadium awal biasanya tidak menimbulkan gejala, sedangkan pada penderita dengan tumor yang sudah invasif semua gejala dapat muncul bersamaan. Apabila ada keluarga yang mempunyai keluhan kencing bercampur darah sebaiknya segera periksa ke dokter ahli urologi untuk mendapatkan pengobatan yang sesuai sehingga tidak terjadi keterlambatan penanganannya. Faktor resiko Yang seringkali diduga akan menderita tumor kandung kemih adalah mereka yang bekerja di industri percetakan, pabrik kulit, aluminium, cat dan sebagainya yang banyak menggunakan bahan kimia mengandung senyawa aromatic amines. Di samping itu juga para perokok aktif, pemakai pemanis buatan (gula sakarin), infeksi kronis kandung kemih, pemakaian obat-obat analgesic yang berlebihan, pengobatan radiasi dan kemoterapi siklofosfamid terhadap tumor di luar kandung kemih. Terapi definitif Terapi definitif untuk tumor buli superficial adalah seperti yang disebutkan diatas yaitu kemoterapi mitomosin C atau epirubisin atau imunoterapi dengan BCG. Sedangkan terapi definitif untuk tumor buli invasif adalah sistektomi radikal yaitu mengangkat seluruh kandung kemih beserta tumor dan kelenjar getah bening di sekitarnya. Setelah kandung kemih terangkat semua, maka perlu dibuatkan saluran baru untuk mengalirkan kencing dari ureter ke luar tubuh. Terdapat beberapa cara yang dapat dipilih diantaranya, pertama dilakukan ureterosigmoidostomi, yaitu kencingnya dialirkan masuk ke dalam usus besar bagian bawah (sigmoid), sehingga kencingnya bercampur dengan faeces. Penderita bisa kencing lewat dubur, tetapi cara ini sudah jarang digunakan karena komplikasinya cukup banyak. Cara kedua adalah mengalirkan kencing dari ureter ke dalam potongan usus halus (ileum) sepanjang 10 cm kemudian langsung di alirkan keluar melalui stoma (lubang) di dekat pusar (umbilicus) yang dalam bahasa medisnya di sebut incontinence stoma. Kencing yang keluar tersebut ditampung dalam kantongan yang direkatkan ke kulit. Kantongan ini dapat diganti setiap seminggu sekali dan dapat dibeli di apotik tertentu. Sebenarnya cara ini yang paling aman bagi penderita karena air kencing dari ginjal dapat langsung keluar artinya tidak sempat berhenti dalam tubuh sehingga mencegah timbulnya infeksi dan dapat menjamin fungsi ginjal tetap baik. Tetapi
bagi penderita (terutama orang Indonesia yang mayoritas muslim), kondisi seperti ini kurang disukai karena tidak bisa bergerak bebas oleh karena ada kantongannya dan perlu biaya tambahan untuk membeli kantongan tersebut yang bagi orang kurang mampu sangat memberatkan. Sedangkan di Negara maju pasien dan dokternya lebih menyukai kondisi ini karena keuntungannya seperti yang saya sebutkan di atas. Mereka bisa beraktifitas bebas seperti orang sehat. Cara ke tiga adalah continence stoma, yaitu membuat kantongan (penampung) urine baru dari potongan usus halus (ileum) yang di belah dan dibentuk menyerupai kandung kemih kemudian dibuatkan saluran keluar yang tersembunyi di daerah pusar (umbilikus) sehingga secara sepintas tidak terlihat apabila orangnya tidak memakai baju. Dengan cara ini penderitanya harus mengeluarkan kencingnya setiap 4 jam dengan memasukkan kateter melalui lubang di umbilikus tersebut. Penderitanya merasa lebih nyaman karena tidak ada kantongan yang melekat ditubuhnya. Cara yang ke empat adalah cara yang di sebut dengan Orthotopic Neobladder yaitu membuat kandung kemih baru dari potongan ileum yang dibentuk seperti kandung kemih dan disambungkan ke uretra (saluran kencing bagian bawah). Dengan cara ini penderita bisa berkemih seperti orang normal walaupun pada awalnya kadangkadang mengalami kesulitan untuk bisa kencing spontan sehingga perlu di bantu dengan kateterisasi selama sekitar 1 – 3 bulan tergantung kondisi spingter uretra dan kandung kemih buatannya pada saat itu. Dari keempat macam pengalihan aliran kencing setelah pengangkatan kandung kemih tersebut, masing masing mempunyai keuntungan dan kerugiannya. Setiap penderita mempunyai karakteristik masing masing sehingga pemilihannya perlu didiskusikan terlebih dahulu antara dokter dengan penderita atau keluarganya. Penutup Setiap orang yang mendengar kabar bahwa dirinya menderita kanker akan merasa sangat cemas, bahkan menolak menerima kenyataan tersebut. Tetapi dengan berjalannya waktu mereka akan bisa menerima dan mau mengerti kondisi yang sebenarnya. Oleh karena itu cepat atau lambatnya penderita bisa menerima kenyataan tersebut tergantung pada penderita dan dokternya tentang cara menyampaikan kondisi penyakitnya, perlu komunikasi yang baik dan jelas antara dokter dan pasien. Meskipun sudah dilakukan operasi radikal penderita tetap harus control teratur untuk mengevaluasi fungsi berkemihnya maupun status penyakitnya. Yang perlu dievaluasi adalah kondisi fisiknya, apakah masih bisa beraktifitas secara normal atau perlu bantuan orang lain untuk merawat dirinya. Perlu pemeriksaan laboratorium untuk mengevaluasi fungsi organ seperti ginjal dan livernya, dan pemeriksaan radiologis secara berkala untuk memonitor apakah ada pertumbuhan tumor baru sehingga dapat diketahui sedini mungkin. Faktor psikologis juga sangat berpengaruh terhadap kondisi fisik penderita, artinya bahwa apabila penderita merasa optimis penyakitnya bisa disembuhkan akan sangat membantu memperbaiki kondisi fisik penderita.
| Berita Website
Tahun Baru
Penampilan Baru Website
D
i Januari 2012 ini, website RSUD Dr. Soetomo tampil dengan warna baru. Dalam perpaduan warna merah dan ungu, website yang telah berusia lebih dari 2 tahun ini terlihat bersemangat sekaligus anggun. Agar pengunjung tidak bosan, penampilan ini akan kami ubah setiap bulannya. Jumlah pengunjung website RS milik Pemprov Jatim ini memang terus mengalami peningkatan dan kini telah mencapai 174.602 pengunjung (data sampai 25 januari 2012). Rincian pengunjung website tiga bulan terakhir tersebut adalah 17.372 (Oktober 2011), 24.569 (November 2011), 24.746 (Desember 2011). Pengunjung paling banyak tercatat untuk kunjungan tanggal 17 Januari 2012 sejumlah 1834 dan kunjungan 23 Januari 2012 sebanyak 1732 pengunjung. Feedback yang diberikan masyarakat terhadap website pun semakin bagus. Ini terlihat dari semakin banyaknya email yang masuk melalui menu Kontak pada website dengan alamat rsudrsoetomo.jatimprov.go.id ini. Instalasi PKRS dan Humas selaku pengelola mencatat dalam tiga bulan terakhir ini ada 207 email yang masuk melalui website. Dengan jumlah masing-masing 42 email pada bulan Oktober 2011, 93 email di bulan November 2011, dan 72 email pada Desember 2011. Karena respon yang baik ini maka di tahun 2012 website tidak hanya mengubah penampilan tapi juga telah dilengkapi dengan fasilitas RSS (Rich Site Summary) Feed pada menu Berita. Dengan adanya fasilitas ini maka masyarakat dapat berlangganan informasi yang tersedia di website RSUD Dr. Soetomo. januari 2012 mimbar 13
aktualita
Peranan Dokter Pada Penanganan Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Hoediyanto, Departemen/Instalasi Ilmu Kedokteran Forensik & Medikolegal FK.Unair-RSUDD Dr. Soetomo Surabaya I. PENDAHULUAN Dalam melaksanakan tugas dan profesinya seorang dokter sering kali dimintai bantuan oleh POLRI untuk melakukan pemeriksaan dan perawatan korban tindak pidana. Bermacammacam tindak pidana terhadap manusia yang tentunya dilakukan juga oleh manusia, jadi dalam hal ini manusia sebagai pelaku dan korban, dan tidak menutup kemungkinan korban tersebut adalah pasien kita. Dengan diundangkannya Undang-Undang Republik Indonesia No: 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (PKDRT) pada tanggal 22 September 2004 yang merupakan Hukum Publik yang memuat ancaman pidana penjara atau denda bagi yang melanggarnya maka masyarakat khususnya kepala rumah tangga terutama kaum lelaki sebaiknya mengetahui apa itu kekerasan dalam rumah tangga, demikian juga seorang dokter yang juga disebabkan tugas dan profesinya harus menangani korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Kasus KDRT menunjukkan kecenderungan yang meningkat. Usaha penghapusan KDRT mengalami berbagai rintangan, dari segi budaya terutama di Indonesia karena kejadian KDRT merupakan urusan intern rumah tangga dan memalukan jika diketahui orang banyak dan KDRT tidak dianggap sebagai pelanggaran terhadap hak asasi manusia sehingga perlu ditutup rapat-rapat.
sakit, jatuh sakit atau luka berat. Dalam hal ini tidak menutup kemungkinan korban meninggal, sehingga pelaku dapat dituntut dengan KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana). Kekerasan psikis adalah perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, dan/atau penderitaan psikis berat pada seseorang. Misalnya makian, ancaman cerai, tidak memberi nafkah, penghinaan, menakut-nakuti, melarang bergaul/beraktifitas diluar rumah. Kekerasan seksual menurut pasal 8 UU RI No 23 Tahun 2004 meliputi: a. Pemaksaan hubungan seksual yang dilakukan terhadap orang yang menetap dalam lingkup rumah tangga tersebut b. Pemaksaan hubungan seksual terhadap salah seorang dalam lingkup rumah tangga dengan orang lain untuk tujuan komersial dan/atau tujuan tertentu. Misalkan melacurkan istri. Penelantaran rumah tangga adalah seseorang yang menelantarkan orang dalam lingkup rumah tangganya, padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karena persetujuan atau perjanjian ia wajib memberikan kehidupan, perawatan, atau pemeliharaan kepada orang tersebut. Misalnya meninggalkan anak dan istri tanpa memberi nafkah.
II. KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA Menurut pasal 1 UU RI No 23 Tahun 2004 yang dimaksud dengan kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaraan rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.
IV. FAKTOR-FAKTOR PEMICU TERJADINYA KDRT 1. Ketergantungan ekonomi Ketergantungan istri dalam hal ekonomi kepada suami memaksa istri untuk menuruti semua keinginan suami meskipun ia merasa tertekan bahkan perlakuan keras yang dilakukan kepadanya oleh suami enggan untuk melaporkan demi kelangsungan hidup dan rumah tangganya. 2. Kekuasaan yang tidak seimbang antara suami dan istri Anggapan bahwa suami lebih berkuasa telah tertanam sedemikian rupa dalam keluarga dan masyarakat. Bahwa istri adalah milik suami sehingga harus melaksanakan segala yang diinginkan oleh yang memilikinya. Hal ini menyebabkan suami merasa berkuasa dan bertindak sewenang-wenang terhadap istrinya. 3. Kekerasan sebagai alat untuk menyelesaikan konflik Kekerasan dilakukan biasanya sebagai pelampiasan dari ketersinggungan dan kekecewaan karena tidak terpenuhinya keinginan dan dengan kekerasan tersebut diharapkan istrinya mau memenuhi keinginannya. 4. Persaingan Perimbangan antara suami-istri sangat diperlukan baik dalam hal pendidikan, pergaulan, pekerjaan dan penghasilan. Kalau suami merasa kalah dalam hal-hal tersebut akan memicu konflik dalam rumah tangga sementara si istri tidak mau terbelakang dan dikekang. 5. Frustrasi Biasanya terjadi pada pasangan-pasangan yang: a. Masih muda, belum siap kawin b. Belum mempunyai penghasilan tetap c. Masih hidup menumpang pada orang tua Yang sering terjadi pelampiasannya dengan cara mabukmabukkan, memakai narkoba atau perbuatan negatip lainnya.
II.1 Ruang lingkup rumah tangga Menurut pasal 2 UU RI No 23 Tahun 2004 lingkup rumah tangga meliputi a. Suami, istri dan anak b. Orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan orang sebagaimana dimaksud pada huruf a karena hubungan darah, perkawinan, peRSUDsuan, pengasuhan, dan perwalian, yang menetap dalam rumah tangga c. Orang yang bekerja membantu rumah tangga dan menetap dalam rumah tangga tersebut. Jadi dalam hal ini pelaku maupun korban adalah orang-orang yang tinggal dan menetap dalam rumah tangga itu. Misalkan ayah sebagai kepala rumah tangga sebagai pelaku dan korbannya ibu atau sebaliknya, ibu sebagai pelaku dan korban adalah anaknya / pembantu rumah tangganya.
III. BENTUK-BENTUK KDRT Dalam pasal 5 UU RI No 23 Tahun 2004 bentuk KDRT meliputi: a. Kekerasan fisik b. Kekerasan psikis c. Kekerasan seksual d. Penelantaran rumah tangga Kekerasan fisik adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa 14 mimbar januari 2012
V. TUGAS DAN WEWENANG DOKTER DALAM MENANGANI KASUS KDRT Dalam pasal 21 UU RI No 23 Tahun 2004 disebutkan: (1) Dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada korban, tenaga kesehatan harus: a. Memeriksa kesehatan korban sesuai dengan standar profesinya b. Membuat laporan tertulis hasil pemeriksaan terhadap korban dan visum et repertum atas permintaan penyidik kepolisian atau surat keterangan medis yang memiliki kekuatan hukum yang sama sebagai alat bukti (2) Pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan di sarana kesehatan milik pemerintah, pemerintah daerah atau masyarakat. Pasal 40 UU RI No 23 Tahun 2004: (1) Tenaga kesehatan wajib memeriksa korban sesuai dengan standar profesinya (2) Dalam hal korban memerlukan perawatan, tenaga kesehatan wajib memulihkan dan merehabilitasi kesehatan korban. Maka jelas disini bahwa dalam kasus KDRT seorang dokter, harus: a. Memberikan pelayanan kesehatan terhadap korban termasuk memeriksa dan mengobati serta merawat korban baik di rumah sakit ataupun di klinik milik swasta atau pribadi. b. Membuat visum et repertum atas dasar SPVR (Surat Permohonan Visum et Repertum) dari pihak kepolisian. c. Berusaha memulihkan dan merehabilitasi kesehatan korban. Untuk membuat Visum et Repertum kalau bisa tergantung atau sesuai dengan keahlian/spesialisasinya. Misalkan kekerasan fisik oleh dokter bedah, kekerasan mata oleh dokter mata, kekerasan psikis oleh psikiater, kekerasan seksual oleh dokter obstetri & ginekologi. Hal ini akan sulit dilakukan didaerah terpencil karena dokter spesialis tidak banyak sehingga dokter umum pun diperbolehkan melakukannya. VI. KUALIFIKASI LUKA Dikenal 3 macam kualifikasi luka: 1. KUHP pasal 352: penganiayaan yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau mata pencaharian. 2. KUHP pasal 351 ayat 1: penganiayaan yang menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau mata pencaharian 3. KUHP pasal 351 ayat 2: penganiayaan yang menimbulkan luka berat. Menurut KUHP pasal 90 maka luka berat berarti: 1. Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh sama sekali atau yang menimbulkan bahaya maut. 2. Tidak mampu secara terus menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan pencaharian 3. Kehilangan salah satu panca indera 4. Mendapat cacat berat 5. Menderita sakit lumpuh 6. Terganggu daya pikir selama 4 minggu lebih 7. Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan
Kata “penganiayaan” merupakan istilah hukum dan tidak dikenal dalam istilah kedokteran. Dan karena penganiayaan biasanya menimbulkan luka, maka dalam kesimpulan visum et repertum kata penganiayaan diganti dengan kata “luka”. Menurut UU RI No 23 Tahun 2004: beberapa tindak pidana yang merupakan delik aduan adalah a. Pasal 51: kekerasan fisik yang dilakukan oleh suami terhadap istri atau sebaliknya yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan, atau mata pencaharian atau kegiatan sehari-hari. b. Pasal 52: kekerasan psikis yang dilakukan oleh suami terhadap istri atau sebaliknya yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau mata pencaharian atau kegiatan sehari-hari. c. Pasal 53: kekerasan seksual yang dilakukan oleh suami terhadap istri atau sebaliknya. Jadi dalam hal ini jika tidak ada laporan atau pengaduan, atau dicabut laporannya oleh salah satu pihak maka tidak bisa diproses atau dituntut secara hukum. Jika kekerasan tersebut menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau mata pencaharian atau kegiatan sehari-hari maka ini termasuk delik dan bukan delik aduan. Dalam hal pemaksaan hubungan seksual dengan tujuan komersiil juga merupakan delik (pasal 47). Dalam hal ini walau tidak ada laporan/pengaduan dari korban maka polisi harus mengusutnya. VII. KESIMPULAN 1. Dalam hal menangani kasus KDRT maka tugas seorang dokter adalah: a. Memberikan pelayanan kesehatan terhadap korban termasuk memeriksa dan mengobati serta merawat korban baik di rumah sakit ataupun di klinik milik swasta atau pribadi. b. Membuat visum et repertum atas dasar SPVR (Surat Permohonan Visum et Repertum) dari pihak kepolisian. c. Berusaha memulihkan dan merehabilitasi kesehatan korban. 2. Visum et repertum yang dibuat di kota-kota besar dimana banyak didapatkan dokter spesialis maka visum et repertum yang dibuat tergantung pada keahlian masing-masing dokter. Tetapi pada daerah terpencil maka kemungkinan dibuat oleh dokter umum. VIII. DAFTAR PUSTAKA 1. Hariadi A, Hoediyanto, Buku Ajar Ilmu Kedokteran Forensik & Medikolegal, Edisi 7 Tahun 2011. Departemen Ilmu Kedokteran Forensik & Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya 2. Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Cetakan ke IV Mei 2008, penerbit Asa Mandiri Jakarta 3. Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Cetakan ke IV Mei 2008, penerbit Asa Mandiri Jakarta. 4. Kumpulan Undang-Undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran, No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Irfan Iqbal M, Prestasi Pustaka Publisher, Juli 2011, Jakarta. 5. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana & Kitab UndangUndang Hukum Acara Pidana. Cetakan ke VI Mei 2010, Citra Umbara, Bandung.
januari 2012 mimbar 15
berita foto
Direktur RSUD Dr. Soetomo Dodo Anondo, dr, MPH menandatangani MOU dengan PT Medison Jaya Raya berupa kerjasama sewa Alat Gastroenterologi pada Rabu tanggal 9 Nopember 2011 bertempat di Ruang Sidang I RSUD Dr. Soetomo . Pada kesempatan yang sama juga menandatangani MOU tentang pelayanan MRI dengan Rumah Sakit Siloam Surabaya.
Sosialisai pengukuran IKM Instansi Pemerintah oleh Biro Organisasi dan Pemaparan hasil pengukuran IKM Th. 2011 oleh Fakultas Ekonomi Unair pada 14 Nopember 2011 di Ruang Loka Widya Husada RSUD Dr. Soetomo. Tampak Kepala Bidang Litbang Dr. I Gusti Made Reza Gunadi, dr, SpA memberikan pengarahan pada acara tersebut.
Kunjungan DPRD Bangka Belitung tanggal 11 Nopember 2011 dalam rangka studi banding tentang pelayanan rumah sakit untuk meningkatkan pelayanan RS di wilayah Bangka Belitung.
Kunjungan Wagub Bangka Belitung, H. Syamsudin Basyari, di Hari AIDS Sedunia tanggal 1 Desember 2011. Dalam kunjungan tersebut beliau melihat implementasi pelayanan pasien HIV-AIDS di Ruang Unit Perawatan Intermediate Penyakit Infeksi (UPIPI). Tampak beliau sedang berbincang dengan salah satu pasien UPIPI. 16 mimbar januari 2012
Customer Relationship Management (CRM) IRNA Anak
CRM IRNA Anak tanggal 23 November 2011. CRM yang pertama kali diadakan IRNA Anak ini diikuti oleh para ibu yang menjaga anaknya yang dirawat di IRNA anak serta para perawat. Dalam CRM tersebut dr. Diana Amilia S., Sp.A memberikan seminar tentang pentingnya ASI bagi bayi. Tampak para ibu dan perawat mengajukan beberapa pertanyaan saat CRM.
Family Gathering Poli Rumatan Metadon
Family Gathering Rumatan Metadon tanggal 24 November 2011 dibuka oleh Direktur RSUD Dr. Soetomo, Dodo Anondo, dr, MPH. Kegiatan yang diadakan setahun sekali ini diikuti oleh pasien beserta keluarga dan bertujuan untuk memotivasi pasien untuk ingin sembuh dan bebas dari narkoba. Tampak Sutjipto,dr,Sp.KJ memberikan hadiah doorprize pada salah satu pasien Metadon yang telah sembuh. januari 2012 mimbar 17
berita foto Penandatanganan Komitmen Bersama oleh perwakilan dari 4 Kabupaten (Probolinggo, Magetan, dan Ponorogo serta Kota Probolinggo) tentang Penambahan cakupan wilayah untuk program See & Treat - 30 Nopember 2011
See & Treat merupakan program melawan kanker Cervix yang diterapkan di 7 Propinsi di Indonesia, ternasuk Jawa Timur sejak tahun 2008. Di Jawa Timur, See & Treat menjadi proyek kerjasama antara RSUD Dr. Soetomo FK Unair dengan Female Cancer Programme of the Leiden University Medical Center (FCP) Belanda Dan saat ini ditambah 4 cakupan wilayah di kabupaten dan kota.
Gathering Pasien Kanker Cervix di GRIU Graha Amerta Sabtu, 17 Desember 2011
Acara gathering yang baru pertama kali diadakan di Griu Graha Amerta RSUD Dr. Soetomo ini diikuti sekitar 100 orang yang terdiri dari pasien kanker cervix maupun masyarakat awam lainnya. Acara tersebut dipimpin langsung oleh Prof. Heru Santoso, dr, SpOG (K) sebagai Kepala GRIU Graha Amerta, tampil juga Agus Ali Fauzi, dr Pall.Med.ECU menjelaskan tentang perawatan paliatif bagi penderita kanker. 18 mimbar januari 2012
Penutupan Kegiatan Dokter Plus di RSUD Dr. Soetomo oleh Direktur RSUDD Dr. Soetomo, Dodo Anondo, dr,MPH tanggal 2 Desember 2011. Dokter Plus merupakan program Kemenkes RI untuk menurunkan AKI & AKB sesuai MDG’s Goal. Dalam program ini 18 dokter umum dididik dan dilatih di Surabaya untuk dapat melakukan penanganan dasar kedokteran obsgin dan anastesi. Hadir dalam acara Kadinkes Jatim,Drs. Mudjib Affan, MM dan Ka. Pusdiklat Kemenkes RI, Drs. Sulistiyono.
Pengarahan Satpol PP oleh PMI dan satpol PP Pemprov. Jatim tanggal 7 Desember 2011. Dalam kegiatan yang diadakan di lantai 7 GPDT, para Satpol PP RSUD Dr. Soetomo di latih kedisiplinan dan penanganan dasar kegawat daruratan. januari 2012 mimbar 19
berita foto
Simposium Workshop & Hands on Experience Update Thyroid ke-19 yang diselenggarakan oleh Divisi Bedah Kepala Leher FK Unair/RSUD Dr. Soetomo & PABI pada 4-5 Desember 2011 bertempat di Bagian Bedah FK Unair/RSUD Dr. Soetomo dihadiri oleh 50 para dokter spesialis Bedah Umum seluruh Indonesia didampingi instruktur-instruktur Bedah Kepala Leher.
Alumni FK Unair angkatan 1970 yang ikut defike pada Temu Alumni Unair, 27 Nopember 2011 di Aula FK Unair antara lain; Dekan FK Unibraw Karyono Minatrum, dr. dan Dekan FK UHT Yanto Purnomohadi, dr., mantan Ka Dinkes Jawa Timur Pawito, dr., dan mantan Wadiryanmed RSUD Dr. Soetomo Urip Murtedjo, dr., mantan Wadir RS Darmo Yatori, dr. 20 mimbar januari 2012
Diklat OTI tanggal 7-8 Desember 2011 diikuti oleh 15 Puskesmas di wilayah Surabaya. Kegiatan ini didukung oleh Dinkes Kota Surabaya dan menampilkan pembicara dari RSUD Dr. Soetomo hingga Kemenkes RI.
Setelah melalui proses yang cukup panjang, akhirnya pada 14 Desember 2011 Manajemen Struktural RSUD Dr. Soetomo telah berhasil lulus ISO 9001:2008. Tidak hanya itu ternyata juga berhasil mempertahankan ISO 9001:2008 untuk kualitas pelayanan dan manajemen di IRD, IRJ, GBPT, dan 4 IRNA. januari 2012 mimbar 21
berita foto Rangkaian Kegiatan dalam Rangka Memperingari Hari Ibu Th. 2011
Pembukaan bazar ditandai dengan pengguntingan bunga melati oleh Ketua Dharwa Wanita Persatuan RSUD Dr. Soetomo Rini Dodo Anondo. Bazar diselenggarakan mulai tanggal 5-9 Desember 2011.
Dalam rangka memperingati Hari Ibu, Dharma Wanita Persatuan SMF Bedah mendirikan Kantin Kejujuran yang dilengkapi CCTV dan diresmikan oleh Ketua Dharma Wanita Persatuan RSUD Dr. Soetomo Ibu Rini Dodo Anondo pada 15 Desember 2011.
Petugas upacara dan group paduan suara dalam Peringatan Hari Ibu dari kelompok GRIU Graha Amerta. Pada kesempatan tersebut juga diberikan cinderamata kepada karyawan & karyawati RSUD Dr. Soetomo yang telah purnatugas pada 22 Desember 2011.
22 mimbar januari 2012
Peringatan HUT ke 12 Dharma Wanita Persatuan (DWP) dan Hari Ibu ke 83 Th. 2011 Dengan tema ’Peringatan Aliansi Strategis DWP dengan mitra kerja Pemerintahan & Swasta untuk suksesnya pembangunan berkelanjutan’ Rabu, 21 Desember 2011 oleh DWP RSUD Dr. Soetomo & DWP FK. Unair
Pemotongan tumpeng nasi kuning oleh Ketua DWP RSUD Dr. Soetomo dan FK. Unair.
Pada acara tersebut juga diberikan beasiswa bagi siswa yang berprestasi bagi putra-putri karyawan RSUD Dr. Soetomo mulai dari SD, SMP & SMA.
Anggota DWP RSUD Dr. Soetomo & FK. Unair mengisi acara hiburan. januari 2012 mimbar 23
berita foto
Tim Pusat Pelayanan Jantung Terpadu (PPJT) RSUD Dr. Soetomo berhasil melakukan operasi tanpa menghentikan denyut Jantung, bisa senyum : Cantika (duduk kiri), Dimas (tengah) dan Azzara bersama tim dokter yang sukses menangani mereka. Berdiri dari kanan Prof. Dr.Paul Tahalele, dr FCTS, SpB-TKV (Koordinator Bedah Jantung PPJT), Direktur RSUD Dr. Soetomo Dodo Anondo, dr, MPH, dan Prof. Dr.Med.H.Puruhito, dr,SpB-TKV.
17 Januari 2012, Direktur RSUD Dr. Soetomo, Dodo Anondo, dr, MPH, bersama Wakil Dekan III Fakultas Farmasi Unair, Prof. Dr. Bambang Prajogo EW, MS, Apt., menandatangani MOU kerjasama di bidang pendidikan yang telah berjalan 49 tahun.
Kegiatan donor darah dalam rangka memperingati Hari Natal 2011 oleh Binroh Kristen RSUD Dr. Soetomo pada 13 januari 2012. Kegiatan ini diikuti oleh karyawan RSUD Dr. Soetomo dan masyarakat sekitar untuk mengumpulkan 125 bag darah. 24 mimbar januari 2012
Pelantikan Pejabat Eselon II, III dan IV di lingkungan Pemerintah Propinsi Jatim Jum’at 30 Desember 2011
Tampak Dr. Kohar Hari Santoso, dr, SpAn.KIC dilantik sebagai Wadir Pelayanan Medik & Keparawatan RSUD Dr. Soetomo menggantikan Budi Rahayu, dr, MPH.
Pengantar Purna Tugas & Pengantar Tugas Baru Serta serah terima jabatan Pejabat Struktural dilingkungan RSUD Dr. Soetomo, Kamis 5 Januari 2012
NO.
JABATAN
DARI
KEPADA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Wadir Pelayanan Medik & Keperawatan Wadir Diklit Profesi & Penelitian Kepala Bidang Diklat Kepala Bidang Pelayanan Medik Kepala Bagian Kepegawaian Kepala Bagian Perencanaan Program Kepala Bidang Pemasaran & Rekam Medik Kepala Sub Bagian Verifikasi Kepala Seksi Perbekalan Medik Kepala Sub Bag.Perencanaan Program anggaran Kepala Seksi Pengembangan Kepala Sub Bag. Perundang-undangan & Ketertiban Kepala Sub Bag. Perbendaharaan
Budi Rahayu, dr, MPH Drs. Bambang Muhariono, MSi, Ap Bangun Trapsila Purwaka, SpOG(K) Dr.Kohar Hari Santoso,dr,SpAn.KIC KAP Ir. Enny Soesilowati, MM Drg. Sri Wahjulien Koestiwijandari, MM Dra. Sri Widayati, Apt, SpFRS Drs. Umbar Muharmadi, MM Drs. Mansyur, Msi (Kabid PPM) Ir. Enny Soesilowati, MM (Kabag Rengram) Supriyanto, SKM, MM Dra. Erna Andriani, MSi Dra. Helianti Rina Wulandari, MM
Dr.Kohar Hari Santoso,dr,SpAn.KIC KAP Bangun Trapsila Purwaka, SpOG(K) Anang Endaryanto, dr, SpA Dr.Joni Wahyuhadi, dr, SpBS(K) Dra. Sri Widayati, Apt, SpFRS Ir. Enny Soesilowati, MM Drg. Sri Wahjulien Koestiwijandari, MM Dra. Helianti Rina Wulandari, MM Drs. Umbar Muharmadi, MM Supriyanto, SKM, MM Dra. Erna Andriani, MSi Khayin Mashudi Putra, SH, MM Drs. Handoyo Widodo
januari 2012 mimbar 25
sekilas info PENGEMBANGAN SOFT SKILLS di RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
Membangun Karakter dan Keterampilan Komunikasi Terapeutik Bagi Perawat Oleh : Dewi Maryam, S.Kep.Ns.M.Kep.
M
enjamurnya pendidikan tinggi kesehatan yang ada di Jawa Timur saat ini bila tidak di imbangi dengan ketersediaan lapangan kerja akan dapat menimbulkan masalah bagi bangsa, terutama bila lulusan tidak siap bekerja atau membuat lapangan pekerjaan sendiri, maka jumlah pengangguran berpendidikan semakin meningkat. Kondisi ini akan menjadi lebih parah bila lulusan tidak di bekali dengan kemampuan yang memadai. Terlebih era sekarang yang penuh kompetisi dan globalisasi. Bila para lulusan pendidikan kesehatan tidak mempunyai karakter dan kemampuan lebih, maka jangankan di luar negeri, di dalam negeri saja lulusan seperti itu akan kesulitas mendapatkan pekerjaan. Berdasarkan laporan Kopertis VII, Pendidikan Tinggi (PT) Kesehatan di Jawa Timur berjumlah 32 PT, baik yang berbentuk Stikes, Poltekes, maupun yang gabung dalam Universitas. Jumlah tersebut sebenarnya mengindikasikan bahwa pendidikan tenaga kesehatan sangat di minati oleh masyarakat. Tenaga kesehatan dari Indonesia sebenarnya masih sangat di butuhkan oleh negara-negara asing terutama negara-negara Timur Tengah. Namun kenyataanya mengapa negara kita sangat kesulitan memenuhi kuota yang dibutuhkan oleh negaranegara tersebut. Bahkan di dalam negeri saja pengguna jasa (stakeholders) masih banyak yang mengeluhkan kualitas lulusan pendidikan tenaga yang ada. Baik keluhan tentang hardskills maupun softskills (sikap, karakter yang positif, ketrampilan berkomunikasi terapeutik, motivasi kerja, loyalitas, kedisiplinan, etos kerja dsb) Kemampun soft skill yang paling penting yang harus dimiliki oleh tenaga kesehatan adalah pembangunan karakter sebagai tenaga kesehatan dan kemampuan komunikasi secara terapeutik dalam memberikan pelayanan, baik kepada pasien/klien maupun kepada stakeholder lainnya. Hal ini menjadi kebutuhan utama bagi perawat yang merupakan ujung tombak pelayanan di Rumah Sakit. Perawat adalah pihak yang dalam menjalankan tugasnya di tuntut selalu ”dekat” dengan pasien/klien sehingga perlu kemampuan komunikasi yang baik dan berdampak terapi (therapeutic comunication). Masyarakat semakin sadar kesehatan menuntut rumah sakit harus dapat memberikan pelayanan dengan konsep one step quality services yang artinya seluruh kebutuhan pelayanan kesehatan dan pelayanan yang terkait dengan kebutuhan pasien harus dapat dilayani rumah sakit secara mudah, cepat, akurat, bermutu dengan biaya terjangkau. Demikian juga arus demokratisasi dan peningkatan supremasi hukum dengan diberlakukannya Undangundang Perlindungan Konsumen menuntut rumah sakit lebih bertanggung jawab, bermutu dan memperhatikan kepentingan pasien dengan seksama dan hati-hati.
26 mimbar januari 2012
Berbagai keluhan masyarakat tentang pelayanan kesehatan di Indonesia memberikan gambaran pelayanan kesehatan di Indonesia masih kurang memuaskan. Media informasi baik cetak dan elektronik sering mengungkap adanya pelayanan yang dibawah standar dilakukan oleh rumah sakit baik oleh petugas kesehatan maupun petugas administrasinya. Masyarakat menjadi korban kurang bertanggungjawabnya pelayanan kesehatan oleh rumah sakit. Fenomena ini juga didukung oleh perilaku masyarakat indonesia kalangan tertentu yang lebih suka berobat ke luar negeri. Bukan sekedar gengsi, melainkan lebih pada kepuasan dan keyakinan akan tertanganinya gangguan kesehatan. RSUD Dr. Soetomo Surabaya telah berupaya semaksimal mungkin dalam meningkatkan mutu layanan. Setiap tahun rumah sakit juga melakukan pembenahan dalam rangka meningkatkan kualitas SDM utamanya dalam mengembangkan soft skills pegawai. Salah satunya adalah Pelatihan LSH (Layanan Sepenuh Hati) yang telah beberapa periode diadakan oleh badan Diklat RS. Usaha lain yang pernah dilakukan adalah pemakaian pin ”Kami ada untuk anda” yang berlogo senyum, Ataupun slogan ”SASETA” yang selalu dikumandangkan. Hal ini akan tidak mempunyai arti apabila dalam pelaksanaannya tidak diwujudkan secara riil melalui sikap dan tindakan pegawai RS. Kegiatan pengembangan soft skill dalam hal membentuk karakter (transforming character) dan kemampuan berkomunikasi (comunication skills) ini merupakan suatu kemampuan yang sangat penting dimiliki oleh semua tenaga kesehatan sebagai pihak yang memberi jasa pelayanan dibidang kesehatan. Hal ini di karenakan pengguna jasa pelayanan (stakeholders) bidang kesehatan adalah mereka yang sedang menderita/kesusahan, stres, cemas atau sakit yang terkadang emosinya tidak stabil dan sensitif, sehingga selain perlu layanan tindakan yang tepat juga ungkapanungkapan atau komunikasi yang ramah, menenangkan yang dapat menambah makna terapeutik bagi klien. Karakter sebagai seorang pemberi jasa layanan kesehatan harus di fahami, disadari, dan wujudkan dalam kehidupan sehari-hari (performance). Tenaga kesehatan adalah pihak yang melayani, yang memberi pendidikan kesehatan (health education), dan tentunya memberi contoh terutama dalam bidang kesehatan. Pada Akhirnya, kembali kepada nilai-nilai keagamaan yang kita anut, bahwa ”Bekerja adalah ibadah” untuk itu marilah kita mencari amalan yang baik sebagai bekal kita di akherat nanti. Minimal biasakanlah bersedekah ”senyum” bagi orangorang sekitar kita.
Indeks Massa Tubuh Sebagai Faktor Yang Mempengaruhi Lama Rawat Pasien TB Di Ruang Palem I RSUD Dr Soetomo Surabaya Oleh : Nono Tri Nugroho (Nutrisionis Pelaksana Lanjutan, Instalasi Gizi - RSUD Dr Soetomo Surabaya)
S
tatus gizi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya infeksi. Defisisiensi gizi telah diketahui berhubungan dengan gangguan fungsi kekebalan dimana keadaan malnutrisi (gizi buruk) akan meningkatkan kerentanan terhadap terjadinya infeksi. Secara umum manifestasi dari malnutrisi adalah terlihatnya kekurusan, maupun kekerdilan, Malnutrisi secara nyata dapat menyebabkan kegagalan beberapa mekanisme penting dari perlindungan kekebalan termasuk didalamnya cell mediated immunity, fungsi fagositosis, konsentrasi antibodi, dan produksi cytokine. Salah satu cara untuk menentukan status gizi seseorang dapat menggunakan perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT dapat menentukan status gizi seseorang masuk dalam kategori gizi kurang, normal, atau gemuk. Penggunaan IMT mudah dilakukan dan tidak membedakan antara jenis kelamin laki-laki maupun perempuan. Cara penghitungannya adalah dengan rumus BB (kg) / TB2 (m) dimana hasil dari penghitungan tersebut kemudian diketahui masuk dalam kategori kurang, normal, atau gemuk. Berikut ini adalah tabel klasifikasi kurus, normal, gemuk menurut IMT; Classification Underweight Severe thinness Moderate thinness Mild thinness Normal range Overweight Pre-obese Obese Obese class I Obese class II Obese class III
BMI(kg/m2) Principal cut-off points Additional cut-off points <18.50 <18.50 <16.00 <16.00 16.00 - 16.99 16.00 - 16.99 17.00 - 18.49 17.00 - 18.49 18.50 - 22.99 18.50 - 24.99 23.00 - 24.99 ≥25.00 ≥25.00 25.00 - 27.49 25.00 - 29.99 27.50 - 29.99 ≥30.00 ≥30.00 30.00 - 32.49 30.00 - 34.99 32.50 - 34.99 35.00 - 37.49 35.00 - 39.99 37.50 - 39.99 ≥40.00 ≥40.00
Source: Adapted from WHO, 1995, WHO, 2000 and WHO 2004
TB merupakan satu dari 10 penyebab kematian di seluruh dunia. Diperkirakan satu dari 3 populasi penduduk dunia terinfeksi mycobacterium tuberculosis.Lebih dari 80% penderita TB berada di Asia dan Sub Sahara Afrika. Indonesia termasuk dalam 5 negara dengan kasus TB yang tinggi selain India, Cina, Bangladesh, dan Pakistan. Hampir 1.6 juta penderita meninggal karena TB pada tahun 2005 dan diperkirakan akan meningkat menjadi 5 juta kematian pada tahun 2050 dengan pertimbangan meningkatnya populasi pada daerah yang prevalensi TB nya tinggi, meningkatnya kemiskinan, menyebarnya HIV/AIDS, lemahnya sistem kesehatan dalam penanganan TB, keterbatasan dana, serta munculnya resistensi terhadap obat TB. Malnutrisi (gizi buruk ) diketahui berhubungan dengan TB. Gizi yang buruk dapat mempercepat perkembangan TB aktif dan aktif TB akan menyebabkan keadaan status gizi semakin buruk. Beberapa penelitian melaporkan bahwa pasien TB mempunyai indeks massa tubuh lebih rendah dibandingkan dengan kontrol orang sehat. Terjadinya kehilangan berat badan disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya penurunan nafsu makan, kurangnya asupan makanan, dan gangguan metabolisme yang dihubungkan dengan keradangan dan respon kekebalan. Penelitian Karyadi di Indonesia yang dilaporkan pada Nutrition Jurnal, bulan Desember 2000 menunjukkan rata-rata indeks massa tubuh penderita TB 20% lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol.
Penelitian Leandro tentang hubungan indeks massa tubuh terhadap lama rawat inap pasien bedah menghasilkan kesimpulan mengenai adanya hubungan terhadap variabel tersebut. Di Australia pada tahun 2001 – 2002 dilaporkan rata-rata lama rawat inap pasien TB adalah 12.3 hari, sedangkan di Inggris pada tahun 2002 – 2003 dilaporkan rata-rata lama rawat inap pasien TB adalah 18.1 hari. Melihat hal tersebut, penulis ingin mengetahui indeks massa tubuh sebagai faktor yang mempengaruhi lama rawat inap pasien TB serta berapa rata-rata pasien TB dirawat di RSUD Dr Soetomo Surabaya Cara Kerja Desain Penelitian : Penelitian yang akan dilakukan adalah retrospektif cross sectional Tempat dan Waktu : R Palem I RSUD Dr Soetomo Surabaya, Januari 2011 Sumber Data : • Sekunder (Register pasien pulang dengan diagnosa TB pada tahun 2010) • Register Gizi R Palem I Populasi dan Sampel : • 470 populasi terjangkau diambil 82 sampel dengan cara sampling sistematik • Besar sampel n = N / 1 + N (d) 2, dimana d menggunakan 0.1 Kriteria inklusi : Pasien TB yang pulang dengan alasan bukan pulang paksa Pasien mempunyai data antropometri TB dan BB Analisa statistik : Uji Chi – square Hipotesa : H0 : Indeks massa tubuh tidak berhubungan dengan lama rawat inap Hasil I. Lama Rawat
Tabel 1. Lama Rawat
N Valid 82 Missing 0 Mean 7.68 Median 7.00 Std. Deviation 3.617 Dari distribusi frekwensi sampel dapat diketahui rata-rata lama rawat pasien TB di ruang Palem I RSUD Dr Soetomo Surabaya adalah 7.68 hari dan median 7 hari dengan standar deviasi 3.617. II. Status Gizi Tabel 2. Status Gizi Status Gizi Gizi kurang Gizi normal Total
Jumlah 57 25 82
Persen 69.5 % 30.5 % 100 %
Sampel dengan status gizi normal sebanyak 25 sampel (30.5%) sedangkan yang berstatus gizi kurang sebanyak 57 sampel (69.5%).
januari 2012 mimbar 27
sekilas info III. Tabulasi Silang Lama Rawat dengan Status Gizi Tabel 3. Tabulasi Silang Lama Rawat Dengan Indeks Massa Tubuh Lama rawat
> 7 hari
1 - 7 hari
Total
jumlah % lama rawat % IMT % Total jumlah % lama rawat % IMT % Total jumlah % lama rawat
IMT gizi kurang gizi normal 25 8 75.8% 24.2% 43.9% 32.0% 30.5% 9.8% 32 17 65.3% 34.7% 56.1% 68.0% 39.0% 20.7% 57 25
Total
33 100.0% 40.2% 40.2% 49 100.0% 59.8% 59.8% 82
69.5%
30.5%
100.0%
% IMT
100.0%
100.0%
100.0%
% Total
69.5%
30.5%
100.0%
Dari tabulasi silang terlihat 33 sampel (40.2%) dirawat lebih dari 7 hari dan 49 sampel (59.8%) dirawat antara 1 – 7 hari. Dari 25 sampel berstatus gizi normal, sebanyak 8 sampel (32%) dirawat lebih dari 7 hari dan 17 sampel (68%) dirawat antara 1 – 7 hari. Sedangkan dari 57 sampel berstatus gizi kurang, sebanyak 25 sampel (3.9%) dirawat lebih dari 7 hari dan 32 sampel (56.1%) dirawat antara 1 – 7 hari. Hasil ini memperlihatkan bahwa rasio pasien dengan status gizi normal lebih banyak 2.12 kali dirawat antara 1 – 7 hari dibandingkan yang dirawat lebih dari 7 hari. Sedangkan rasio pada pasien dengan status gizi kurang lebih banyak 1.28 kali dirawat antara 1 – 7 hari dibandingkan yang dirawat lebih dari 7 hari. Hasil rasio prevalensi yang didapatkan adalah 1.15 yang berarti indeks massa tubuh dapat dijadikan sebagai faktor yang mempengaruhi lama rawat karena nilainya lebih dari 1. IV. Uji Chi – Square Hasil uji chi square menghasilkan X2 = 0.583 < X2 0.90 (1) = 2.71 yang menunjukkan H0 diterima yang berarti tidak terdapat hubungan antara indeks massa tubuh dengan lama rawat pasien. Pembahasan Status gizi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya infeksi. Defisisiensi gizi telah diketahui berhubungan dengan gangguan fungsi kekebalan dimana keadaan malnutrisi akan meningkatkan kerentanan terhadap terjadinya infeksi. Secara umum manifestasi dari malnutrisi adalah terlihatnya kekurusan, maupun kekerdilan, Malnutrisi secara nyata dapat menyebabkan kegagalan beberapa mekanisme penting dari perlindungan kekebalan termasuk didalamnya cell mediated immunity, fungsi fagositosis, konsentrasi antibodi, dan produksi cytokine. Malnutrisi telah lama diketahui berhubungan dengan TB. Malnutrisi dapat mempercepat perkembangan TB aktif dan aktif TB akan menyebabkan keadaan malnutrisi semakin buruk. Beberapa penelitian melaporkan bahwa pasien TB mempunyai indeks massa tubuh lebih rendah dibandingkan dengan kontrol orang sehat. Dalam penelitian ini juga terlihat bahwa 69.5% pasien TB berstatus gizi kurang berdasarkan pengukuran indeks massa tubuh. Terjadinya kehilangan berat badan disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya penurunan nafsu makan, kurangnya asupan makanan, dan gangguan metabolisme yang dihubungkan dengan keradangan dan respon kekebalan. Penelitian Karyadi di Indonesia yang dilaporkan pada Nutrition Jurnal, bulan Desember 2000 menunjukkan rata-rata indeks massa tubuh penderita TB 20% lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol. Kyle UG dalam tulisannya menyatakan bahwa status gizi berhubungn dengan lama rawat. Adapun alat ukur yang digunakan tergantung pada tipe institusi, populasi pasien, maupun sumber daya yang tersedia. Sedangkan Chima CS dengan menggunakan indikator berat badan banding tinggi badan kurang dari 75% berat 28 mimbar januari 2012
badan ideal menyatakan bahwa pasien dengan resiko malnutrisi berkemungkinan lebih lama dirawat. Sementara itu Leandro menyatakan bahwa lama rawat berhubungan dengan status gizi dan penyakit. Leandro menggunakan indeks massa tubuh untuk mengategorikan status gizi selain juga menggunakan biokimia, dan asupan makanan dalam pengamatannya. Thomas J.M juga menemukan bahwa pasien dengan malnutrisi lebih lama dirawat dibandingkan dengan yang berstatus gizi baik meskipun tidak mempunyai hubungan yang nyata. Penulis dalam penelitian ini menggunakan indeks massa tubuh sebagai indikator status gizi untuk dilihat hubungannya dengan lama rawat pasien TB di ruang Palem I RSUD Dr Soetomo Surabaya. Meskipun rasio prevalensi yang didapatkan 1.15 yang berarti indeks massa tubuh dapat dijadikan sebagai faktor yang dapat mempengaruhi lama rawat, akan tetapi uji chi square yang dihasilkan menunjukkan bahwa indeks massa tubuh tidak berhubungan dengan lama rawat pasien. Dalam penelitian ini penulis hanya mengambil sampel dengan diagnosa TB baik yang tunggal maupun dengan penyerta sehingga hal ini mungkin dapat mempengaruhi hasil terhadap hubungan terhadap lama rawat pasien. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa rata-rata pasien TB di ruang Palem I RSUD Dr Soetomo dirawat selama 7.68 hari dengan median 7 hari. Selain itu diketahui juga bahwa rasio pasien dengan status gizi normal lebih banyak 2.12 kali dirawat antara 1 – 7 hari dibandingkan yang dirawat lebih dari 7 hari. Sedangkan rasio pada pasien dengan status gizi kurang lebih banyak 1.28 kali dirawat antara 1 – 7 hari dibandingkan yang dirawat lebih dari 7 hari. Kesimpulan dan Saran 1. Rata-rata pasien TB di ruang Palem I RSU Dr Soetomo Surabaya pada tahun 2010 dirawat selama 7.68 hari dengan median 7 hari. 2. Indeks massa tubuh dapat menjadi faktor yang mempengaruhi lama rawat 3. Indeks massa tubuh tidak mempunyai hubungan terhadap lama rawat pasien 4. Pasien dengan status gizi normal lebih mempunyai nilai rasio prevalensi lebih besar untuk dirawat kurang dari 7 hari dibandingkan dengan yang berstatus gizi kurang. 5. Skreening gizi perlu terus dilakukan. Daftar Pustaka
Chima CS, Barco K Relationship of Nutritional Status to Length of Stay, Hospital Cost, and Discharge Status of Patients Hospitalized In The Medicine ServiceMetroHealth Medical Center, Cleveland, OH44109, USA ( diakses dari www.ncbi.nlm.nih.gov tanggal 191-2011 ) Kyle UG, Genton L, Pichard C Hospital Length of Stay and Nutritional Status Department of Clinical Nutrition, Geneva University Hospital, Geneva, Switzerland (diakses dari www.ncbi.nlm.nih.gov tanggal 19-1-2011) NICUS (Nutrition Information Centre University of Stellenbosch) Department of Human NutritionTuberculosis (TB) and Nutrition ( diakses dari www.sun.ac.za/ nicus/ tanggal 21-1-2011 ) Sudigdo Sastroasmoro Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis Binarupa Aksara, Jakarta 1995 Thomas J.M Nutitional Status and Length of Stay in Patients Admitted To an Acute Assesment Unit ( diakses dari www.cat.inist.fr tanggal 21-1-2011 ) USAID Nutrition and Tuberculosis ( diakses dari www.usaid.gov tanggal 21-12011 Vania Aparecida Leandro Nutrition Status and Risk Factors Associated With Length of Hospital Stay For Surgical Patient (diakses dari www.pen.sagepub.com tanggal 21-12011) www.wrongdiagnosis.com. (diakses tanggal 21-1-2011) Australian Hospital Data,AIHW, Australia 2001 – 2002. Hospital Episode Statistics, Department of Health. England 2002 – 2003
Eat Fresh Fruits Makan buah bukan hanya sekedar proses “beli, potong, makan!”, sebenarnya masih terdapat banyak pengetahuan. Jika kau mengetahui kapan dan bagaimana memakannya, akan banyak manfaat yang akan kau peroleh. Buah seharusnya dimakan saat perut kosong ... Bukan sebagai makanan penutup yang disantap selesai makan nasi. Jika kau membiasakan makan buah saat perut kosong, akan membantu pembuangan racun tubuh, sekaligus mensuplai energi yang cukup untuk kegiatan sehari-hari (terutama saat diet).
Jangan mengira jeruk, lemon yang rasanya asam dapat membantu asam dalam lambung. Research menunjukkan, semua buah yang masuk ke dalam lambung, setelahnya akan berubah menjadi basa. Jangan makan buah yang telah dipanaskan, buah yang telah dipanaskan akan hilang semua vitaminnya. Sama dengan tidak memakannya, karena semua vitamin akan hilang melalui pemanasan. Jika kau butuh vitamin yang terkandung dalam buah, maka jangan santap “nasi goreng nanas”, “sapi semur buah mangga, “tim buah pear”, dll
Contoh : ketika kau memakan 2 potong roti dan seporsi buah.
Sari buah, harus diminum fresh, jangan meminum produk kemasan, seperti minuman kaleng, dll.
Buah lebih mudah diserap daripada roti, dalam lambung hanya butuh waktu singkat sudah dapat masuk ke dalam usus kecil, saat itu roti masih belum sepenuhnya hancur, akibatnya jalan bagi buah tersebut terhambat ...
Kembali lagi, serat buah sangat berfaedah, sebab itu makan buah utuh efeknya jauh lebih bagus daripada hanya minum sari dari buah saja.
... makanan dalam lambung akan berubah menjadi asam. Makanan dalam lambung, asam lambung ditambah lagi dengan buah, mudah menyebabkan buah berubah kualitas, sehingga menimbulkan efek buruk bagi tubuh. Sebab itu makan buah dengan perut kosong adalah yang terbaik! Pernahkah mendengar orang mengatakan – “setiap kali aku makan semangka suka tersedak” “ketika aku makan durian maka lambung terasa mengembang” “selesai makan pisang, aku segera ingin ke toilet.” Kenyataannya, Jika kau makan buah saat perut kosong, tidak akan timbul masalah tersebut di atas. Buah dan makanan lain dalam lambung akan tercampur hingga membentuk gas tubuh, menyebabkan tersedak atau lambung mengembang. Yang lebih penting lagi, makan buah dengan perut kosong dapat menghindari rambut berubah menjadi putih, botak, syaraf tegang, hitam pada sekeliling mata.
Saat minum sari buah, minum seteguk demi seteguk, sehingga ada waktu yang cukup bagi sari buah untuk bercampur dengan air liur.
Tiga Hari Bersantap Buah Cara yang efektif untuk membersihkan lambung dan membuang racun tubuh. Hanya makan buah, minum air buah perasan hanya butuh tiga hari Kau akan temukan seluruh tubuh menjadi lebih segar Memasuki periode “bersantap buah”, kau tak akan merasa tak enak... setiap kali kau makan buah yang berbeda, sekalikali juga boleh makan salad buah, dengan demikian selain inovatif juga mendapat hasil yang bagus ! Sekarang kau telah mengetahui aturan makan buah, artinya kau telah mendapat resep untuk menjadi cantik, panjang umur, sehat, bebas penyakit alergi dan energik.
SEMOGA KITA SEMUA TETAP BAHAGIA DAN BERBADAN SEHAT! januari 2012 mimbar 29
sekilas info
TERAPI OKUPASI ~ BAGI PASIEN JIWA Oleh: Nunung, IRNA Jiwa
Sebagian besar orang beranggapan bahwa rehabilitasi merupakan kegiatan exyramural dari pengobatan pasien mental sehingga selalu diorentasikan pada pekerjaan dan masalah-masalah sosial saja, hal tersebut tentunya kurang sesuai dengan tuntutan dan perkembangan psikiatri modern. Dengan adanya kemajuan dibidang psiko-farmaka dimana telah ditemukan berbagai jenis obat yang dapat mempercepat hilangnya/kurang gejala-gejala psikiatrik, maka bentuk pelayanan rehabilitasi juga harus disesuaikan dengan kemajuan tersebut maka perlu disusun kegiatan yang diberikan pada para rehabilitan yang sesuai ketika mereka dirawat diruangan Jiwa Sejahtera. Terapi Okupasional artinya mengisi/ menggunakan waktu luang. Individu menggunakan waktu untuk melakukan aktivitas atau pekerjaan, sedangkan kata terapi berarti penatalaksanaan terhadap individu yang menderita penyakit atau disabilitas baik fisik atau mental.Kegiatan di bangsal biasanya berupa kegiatan-kegiatan pada waktu luang dan kreasi seni untuk menilai kemampuan pasien dalam memenuhi kegiatan seharihari (activities of daily living/ADL). Selain itu diberikan juga kegiatan pendidikan latihan vokasional untuk bekal bekerja di masyarakat. Dengan terapi ini mendorong pasien untuk mengembangkan minat untuk mempertahankan keterampilan. Seperti kita ketahui manusia adalah makhluk yang aktif dan dalam perkembangannya dipengaruhi aktifitas yang bertujuan dan dengan menggunakan kapasitas motivasi intrisiknya manusia mampu mempengaruhi kesehatan fisik mentalnya,dalam kehidupannya diperlukan adaptasi agar dapat menyesuaikan diri dikelompok dimana dia berada dan adaptasi ini merupakan suatu perubahan fungsi yang dapat menciptakan aktualiasasi diri dan pertahanan hidup manusia,aktivitas yang dilakukan manusia hendaklah yang bertujuan positif dan bermanfaat bagi dirinya sehingga akan dapat menfasilitasi proses adaptasi tersebut. Kegiatan ini didasari kepada kepercayaan bahwa dengan memberinya pekerjaan akan menghasilkan kreatifitas kepuasan dalam berhubungan sosial dengan orang lain, meningkatkan kebanggakan dalam menyelesaikan tugas dan harga diri. Sebelum mengikuti terapi ini biasanya pasien dilakukan test sikap ketrampilan, minat, kemudian diminta mengobservasi dan mencoba salah satu jenis pekerjaan yang diminati, kemudian dinilai kembali untuk diberikan terapi. INDIKASI TERAPI OKUPASI 1. Seseorang yang kurang berfungsi dalam kehidupannya karena kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pengintegrasian perkembangan psikososialnya 2. Kelainan tingkah laku yang terlihat dalam kesulitannya berkomunikasi dengan orang lain 3. Tingkah laku tidak wajar dalam mengekpresikan perasaan atau kebutuhan yang primitive 4. Ketidak mampuan menginterprestasikan rangsangan 30 mimbar januari 2012
sehingga reaksinya terhadap rangsangan tersebut tidak wajar pula 5. Terhentinya seseorang dalam fase pertumbuhan tertentu atau seseorang yang mengalami kemunduran 6. Mereka yang lebih mudah mengekspresikan perasaannya melalui suatu aktivitas dari pada dengan percakapan 7. Mereka yang merasa lebih mudah mempelajari sesuatu dengan cara mempraktikannya dari pada dengan membayangkan 8. Pasien cacat tubuh yang mengalami gangguan dalam kepribadiannya. Tahap-Tahap Rehabilitasi Pasien Gangguan Jiwa 1) Tahap persiapan yaitu usaha mempersiapkan pasien dengan menjalankan kegiatan terapi okupasional,seleksi,evaluasi, dan latihan kerja dalam berbagai jenis pekerjaan 2) Tahap penyaluran/penempatan merupakan usaha pemulangan pasien ke keluarga,tempat kerja atau masyarakat dan instansi lain yang berfungsi sebagai pengganti keluarga, disamping usaha resosialisasi 3) Tahap pengawasan merupakan tindakan lanjut setelah pasien di salurkan ke masyarakat,dengan mengadakan kunjungan rumah (visit home) kunjungan tempat kerja (job visit) dan menyelenggarakan perawatan lanjut (after care), untuk mengetahui perkembangan pasien, permasalahan yang dihadapi serta cara-cara pemecahannya. Tujuan Terapi Okupasi bagi Pasien Mental • Menciptakan suatu kondisi tertentu sehingga pasien dapat mengembangkan kemampuannya untuk dapat berhubungan dengan orang lain • Membantu melepaskan/menyalurkan dorongandorongan emosi secara wajar dan produktif • Menghidupkan kemauan atau motivasi pasien • Menemukan kemampuan kerja yang sesuai dengan bakat dan keadaannya • Mengumpulkan data guna penentuan diagnosa dan penetapan terapi lainnya.
mengkontruksikan kerangka kerja/model dari pasien,proses ini harus dilakukan pada pasien. Setelah dilakukan assessment dengan detail maka dilakukan treatment yang terdiri dari 3 tahap yaitu: Formulasi rencana pemberian terapi: • Implementasi terapi yang telah direncanakan • Review terapi yang diberikan Selanjutnya dilakukan evaluasi dari hasil evaluasi ini dapat ditentukan apakah pasien ini dapat melanjutkan di vokasional training atau pulang.
Peranan Terapi Okupasi Aktivitas dipercayai sebagai jembatan antara batin dan dunia luar. Melalui aktivitas manusia dihubungkan dengan lingkungan, kemudian mempelajarinya, mencoba keterampilan atau pengetahuan, mengekspresikan perasaan, memenuhi kebutuhan fisik maupun emosi, mengembangkan kemampuan, dan sebagai alat untuk mencapai tujuan hidup. Potensi tersebutlah yang digunakan sebagai dasar dalam pelaksanaan okupasiterapi, baik bagi penderita fisik maupun mental. Aktivitas dalam okupasiterapi digunakan sebagai media baik untuk evaluasi, diagnosis dan terapi maupun rehabilitasi. Dengan mengamati dan mengevaluasi pasien waktu mengerjakan suatu aktivitas dan dengan menilai hasil pekerjaan dapat ditentukan arah terapi dan rehabilitasi selanjutnya dari pasien tersebut. Penting untuk diingat bahwa aktivitas dalam okupasiterapi tidak untuk menyembuhkan, tetapi hanya sebagai media. Diskusi yang terarah setelah penyelesaian suatu aktivitas adalah sangat penting karena dalam kesempatan tersebutlah terapis dapat mengarahkan pasien. Melalui diskusi tersebutlah pasien belajar mengenal dan mengatasi persoalannya. Melalui aktivitas pasien diharapkan akan berkomunikasi lebih baik untuk mengekpresikan dirinya. Melalui aktivitas kemampuan pasien akan dapat diketahui baik oleh terapi maupun oleh pasien itu sendiri. Dengan menggunakan alatalat atau bahan-bahan dalam melakukan suatu aktivitas pasien akan didekatkan dengan kenyataan terutama dalam hal kemampuan dan kelemahannya. Mengerjakan suatu aktivitas dalam kelompok akan dapat merangsang terjadinya interaksi diantara anggota yang berguna dalam meningkatkan sosialisasi, dan menilai kemampuan diri masing-masing dalam hal keefisiensiannya berhubungan dengan orang lain. Proses Terapi Okupasi Menurut Pelatihan Nasional Terapi Modalitas Keperawatan Profesional Jiwa: Pelayanan okupasi terapi di rumah sakit jiwa cenderung berubah-ubah hal ini disesuaikan dengan kebutuhan,akan tetapi secara umum proses intervensi itu melalui 3 tahap yaitu: Assessment adalah proses dimana seorang terapis memperoleh pengertian tentang pasien yang berguna untuk membuat keputusan dan
Proses Terapi Okupasi Dokter yang mengirimkan pasien untuk okupasiterapi akan menyertakan juga data mengenai pasien berupa diagnosa, masalahnya dan juga akan menyatakan apa yang perlu diperbuat dengan pasien tersebut. Apakah untuk mendapatkan data yang lebih banyak untuk keperluan diagnose, atau untuk terapi, atau untuk rehabilitasi. Setelah pasien berada diunit okupasiterapi maka terapis akan bertindak sebagai berikut: status pasien disertakan pada saat waktu pertama kali pasien mengujungi unit terapi okupasional. Dari data yang terkumpul dapat ditarik suatu kesimpulan sementara tentang masalah dan atau kesulitan pasien. Ini dapat berupa masalah dilingkungan keluarga atau pasien itu sendiri. Dari masalah dan latar belakang pasien maka dapat disusun daftar tujuan terapi sesuai dengan prioritas baik jangka pendek maupun jangka panjangnya. Setelah tujuan terapi ditetapkan maka dipilihlah aktivitas yang dapat mencapai tujuan terapi tersebut. Dalam proses ini pasien dapat diikut sertakan dalam menentukan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan sehingga pasien merasa ikut bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaannya. Dalam hal ini harus diingat bahwa aktivitas itu sendiri tidak akan menyembuhkan penyakit, tetapi hanya sebagai media untuk dapat mengerti masalahnya dan mencoba mengatasinya dengan bimbingan terapis. Pasien itu sendiri harus diberitahu alasan-alasan mengenai dia harus mengerjakan aktivitas tersebut sehingga dia sadar dan diharapkan akan mengerjakannya dengan aktif. Evaluasi harus dilaksanakan secara teratur dan terencana sesuai dengan tujuan terapi. Hal ini perlu agar dapat menyesuaikan program terapi selanjutnya sesuai dengan perkembangan pasien yang ada. Dari hasil evaluasi dapat direncanakan mengenai penyesuaian jenis aktivitas yang akan diberikan. Namun dalam hal tertentu penyesuain aktivitas dapat dilakukan setelah beberapa waktu setelah melihat bahwa tidak ada kemajuan atau kurang efektif terhadap pasien. Hal-hal yang perlu di evaluasi antara lain adalah: Kemampuan membuat keputusan, tingkah laku selama bekerja, kesadaran adanya orang lain yang bekerja bersama dia dan yang mempunyai kebutuhan sendiri, cara memperlihatkan emosi (spontan, wajar, jelas, dan lain-lain), Inisiatif dan tanggung jawab, kemampuan untuk diajak atau mengajak berunding, menyatakan perasaan tanpa agresi, kompetisi tanpa permusuhan, menerima kritik dari atasan atau teman sekerja. Kemampuan menyatakan pendapat sendiri dan apakah bertanggung jawab atas pendapatnya tersebut, menyadari januari 2012 mimbar 31
sekilas info keadaan dirinya dan menerimanya, wajar dalam penampilan, Orientasi, tempat, waktu dan situasi. Kemampuan menerima instruksi dan mengingatnya, kemampuan bekerja tanpa terus menerus diawasi, kerapian bekerja, kemampuan merencanakan suatu pekerjaan dan mampu toleransi terhadap frustasi. Pelaksanaan Metode Okupasi terapi dapat dilakukan baik secara indivisual, maupun berkelompok, tergantung dari keadaan pasien, tujuan terapi atau yang lain. Metode individual dilakukan untuk: Pasien baru yang bertujuan untuk mendapatkan lebih banyak informasi dan sekaligus untuk evaluasi pasien Pasien yang belum dapat atau mampu untuk berinteraksi dengan cukup baik didalam suatu kelompok sehingga dianggap akan mengganggu kelancaran suatu kelompok bila dia dimasukan dalam kelompok tersebut Pasien yang sedang menjalani latihan kerja dengan tujuan agar terapis dapat mengevaluasi pasien lebih efektif. Metode kelompok dilakukan untuk : Pasien lama atas dasar seleksi dengan masalah atau hampir bersamaan, atau dalam melakukan suatu aktivitas untuk tujuan tertentu bagi bebrapa pasien sekaligus. Sebelum memulai suatu kegiatan baik secara individual maupun kelompok maka terapis harus mempersiapkan terlebih dahulu segala sesuatunya yang menyangkut pelaksanaan kegiatan tersebut. Pasien juga perlu dipersiapkan dengan cara memperkenalkan kegiatan dan menjelaskan tujuan pelaksanaan kegiatan tersebut sehingga dia atau mereka lebih mengerti dan berusaha untuk ikut aktif. Jumlah anggota dalam suatu kelompok disesuaikan dengan jenis aktivitas yang akan dilakaukan, dan kemampuan terapis mengawasi. Okupasiterapi dilakukan antara 1 – 2 jam setiap session baik yang individu maupun kelompok dua kali atau tiga kali seminggu tergantung tujuan terapi, tersedianya tenaga dan fasilitas, dan sebagainya. Dalam diskusi ini dibicarakan mengenai pelaksanaan kegiatan tersebut, antara lain kesulitan yang dihadapi, kesan mengarahkan diskusi tersebut kearah yang sesuai dengan tujuan terapi. Keikut sertaan seseorang pasien dalam kegiatan okupasiterapi dapat diakhiri dengan dasar bahwa pasien : Dianggap telah mampu mengatasi persolannya, dianggap tidak akan berkembang lagi, dianggap perlu mengikuti program lainnya sebelum okupasiterapi DAFTAR PUSTAKA 1. SetyonegoroKoesumanto,1983.Pedoman Rehabilitasi Pasien mental di Indonesia, Jakarta. Direktorat Kesehatan Jiwa Dep.Kes.RI 2. http//okupasi/terapi-okupasi-dan-rehabilitasi-wnes.html.
32 mimbar januari 2012
Dalam era globalisasi, perkembangan ilmu penegatahuan, teknologi dan informasi mendorong terjadinya perdagangan bebas dimana seakan akan dunia tanpa batas. Hal ini menimbulkan sebuah paradigma borderless world. Yaitu dunia tidak mengenal batas batas teritorial kedaulatan bangsa dan Negara.
D
ampak dari globalisasi itu sendiri sudah memasuki hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat. Dalam dunia bisnis iklim seperti ini menimbulkan ketidakpastian baru yang melampaui kemampuan antsipasi setiap pelaku bisnis seperti kita yang bergerak dalam bisnis jasa. Mohon maaf kalo saya mengatakan Rumah sakit Sebagai organisasi bisnis, karena walau bagaimanapun juga Organisasi (baca RS) ini harus profit untuk hidup dan menghidupi karyawannya (yang tentunya tetap tidak menanggalkan aspek sosial). Jantung kehidupan suatu perusahaan jasa seperti rumah sakit ini adalah pasien yang dalam hal ini kita sebut pengguna jasa (untuk kesepakatan), permasalahannya adalah bagaimana kita meningkatkan kualitas pelayanan sehingga kita bisa memikat pengguna jasa untuk menjadi pelanggan. Dalam arti bagaimana upaya kita untuk mempengaruhi perilaku pengguna jasa sebagai individu untuk membuat keputusan dalam menggunakan sumber daya seperti uang, waktu dan kepercayaannya untuk menentukan pilihan berobat di Rumah Sakit Dr. Soetomo (khususnya Radiologi) jawab nya adalah: “PEMBENTUKAN LOYALITAS“. Caranya : dapat dilakukan dengan penciptaan nilai dimana nilai yang diterima pelanggan merupakan perbandingan antara manfaat pelanggan total dengan biaya pelanggan total (Storbacka and lehtinen ; 2001). Nilai pelanggan total merupakan seperangkat manfaat yang diharapkan pelanggan dari suatu produk atau jasa yang diberikan, sedangkan biaya pelanggan total adalah seperangkat biaya yang dikeluarkan pelanggan dalam mengevaluasi, mendapatkan dan menggunakan jasa. KEYWORD : apabila ”nilai pelanggan tersebut lebih besar daripada pesaing maka kita bisa menciptakan nilai pelanggan superior”. Yang pada akhirnya kita akan bisa mempengaruhi perilaku pelanggan dalam pengambilan keputusan memilih rumah sakit mana sebagai tempat berobat. SENTUHAN Dalam upaya memperbaiki kualitas layanan tentunya kita harus mengetahui elemen mana yang harus mendapatkan sentuhan lebih, untuk dapat meningkatkan kualitas layanan sehingga dapat menciptakan nilai pelanggan superior. Ada satu konsep yang hampir lupa untuk saya sampaikan bahwa pembentukan nilai itu
Membangun Hubungan Abadi Pelanggan (Pasien) Budi Prijo Witjaksono, Instalasi Radiologi RSUD Dr. Soetomo sendiri bukan lah untuk memaksimalkan pendapatan dari transaksi tunggal (pasien datang, bayar, selesai dan pulang tanpa ada keinginan kembali memilih RS ini sebagai tempat merawat kesehatannya apabila dia sakit) melainkan untuk membangun hubungan yang abadi dengan pelanggan sehingga pelanggan bisa memberikan saran atau merekomendasikan kepada sanak kerabat dan handai toulannya untuk memilih rumah sakit ini sebagai pilihan tempat berobat. (ingat kedahsyatan Word of Mouth; WOM). Skema perusahaan jasa secara umum adalah : Proses - sarana - alat/modalitas - SDM - service alur biaa SOP kompetensi dll
Elemen input; pasien kita ada dari jamkesmas, askes, astek, dan umum, kita tidak bisa mengatur atau menghendaki pasien yang datang kepada kita adalah hanya pasien umum atau pavilyun (karena menyalahi kodrat sebagai fungsi sosial) yang lebih penting adalah bagaimana mengelola sumber daya ini sebagai potensi yang luar biasa disamping dari aspek finasial pendapatan, juga aspek promosi (marketing public relations) ingat kedahsyatan WOM “Word of Mouth“ sebagai ilustrasi : begitu banyak iklan HP merk cina yang dipromosikan oleh artis ternama di media elektronik, berapa persen pemirsa TV yang percaya bahwa artis tersebut menggunakan HP merk Cina, saya yakin pemirsa TV tidak sebodoh yang kira, berapa orang dari kita yakin bahwa HP tersebut berkualitas bagus spt iklannnya. Akan lain halnya bila kita mendapatkan informasi dari teman kita, tetangga kita, saudara kita yang sudah mencoba HP merk cina tersebut dan mengatakan bahwa HP merk itu ternyata bagus, kuat dan fiturnya banyak, bisa jadi kita langsung percaya dan muncul keinginan mencoba untuk membeli. Sama halnya dengan pengguna jasa kita, berapa ribu pasien yang datang setiap hari di rumah saat ini dan jika pasien merasakan kepuasan atas layanan kita, mereka mempromosikan dari mulut kemulut, akan begitu dahsyat Marketing Public Relations yang telah kita lakukan.
Awalnya kita hanya memimpikan pasien umum datang ke rumah sakit ini,sekarang bukan impian lagi. Bagaimana kita mendapatkannya? karena kepuasan adalah element output maka seperti yang saya sebutkan diatas bahwa yang sangat perlu untuk mendapatkan sentuhan adalah elemen proses. Muncul perntanyaan lagi element proses yang mana yang kita prioritaskan untuk mendapatkan sentuhan/pengelolan manajemen yang baik, kalau menurut saya adalah SDM dan modalitas. Modalitas kurang memadai, kita bisa beli. Tapi bagaimana menciptakan SDM yang kompeten, porfesional dan mampu memberikan pelayanan dengan empaty, itulah yang harus kita bangun. saya sangat setuju dengan upaya rumah sakit melakukan CRM (Customer Relationship Management) dan MPR (Marketing Public Relations) sebagai salah satu strategi untuk memanjakan pelanggan agar tidak berpaling ke pesaing. Pelaksanaan CRM dan MPR akan berjalan baik jika ditunjang oleh kinerja para karyawannya (Faibo, 1998). Sebaik apapun pihak rumah sakit berusaha untuk menciptakan citra yang baik kepada pelangan atau pengguan jasa, jika tidak di dukung oleh keramahan dan kepedulian karyawan terhadap pengguna jasa, tidak akan mengubah persepsi pengguna jasa terhadap rumah sakit tersebut, sebaliknya jika pengguna jasa telah mempunyai kesan yang positif maka ia akan memberikan itikad baik, rasa simpati, pengakuan dan penerimaan dan dukungan terhadap rumah sakit. Selanjutnya pengguna jasa akan melakukan Word of Mouth yang positif terhadap orang lain. Itulah yang saya maksud selain kompetensi dan profesionalisme, pelayanan dengan empaty harus di masukkan pada urutan pertama dalam SOP. Dari hasil survey, faktor emosi berpengaruh signifikan terhadap tingkat kepuasan, tingkat kepuasan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan, apabila pelanggan loyal maka tercipta hubungan abadi antara pelanggan dan rumah sakit. Kalau diizinkan saya ingin memberikan masukan terhadap pelaksanaan CRM dan MPR di rumah sakit (khususnya radiologi), jangan melakukan CRM dan MPR dengan setengah hati atau sekedar aktivitas tanpa makna. Yang saya lihat adalah CRM dan MPR adalah aktivitas biasa yang dilakukan segelintir orang. Akan menjadi luar biasa apabila CRM dan MPR diperkenalkan bagi semua sumber daya manusia yang ada, karena setiap SDM baik mulai cleaning service sampai pucuk pimpinan adalah potensi pemasaran, (strategi program kerja public relations adalah : corporate PR, stakeholder, marketing PR) akan lebih baik bila dari semua lini bawah hingga lini atas mempunyai visi yang sama. Sungguh luar biasa. The zipper strategy CRM. Semoga bermanfaat! januari 2012 mimbar 33
ruang seni
Renungan Untuk Tahun 2012 • Ketika aku ingin hidup KAYA, aku lupa bahwa HIDUP adalah sebuah KEKAYAAN • Ketika aku takut MEMBERI, aku lupa bahwa semua yang aku miliki adalah PEMBERIAN • Ketika aku ingin jadi yang TERKUAT, aku lupa bahwa Allah SWT yang memberikan aku KEKUATAN • Ketika aku takut RUGI, aku lupa bahwa hidupku adalah KEBERUNTUNGAN Ternyata hidup ini sangat indah, jika kita selalu bersyukur dengan apa yang sudah ada. Jangan pernah berkata : “esokkan masih ada waktu ……” karena setiap saat, jarum jam itu dapat berhenti. Selamat Tahun Baru 2012. Semoga kita menjadi orang yang lebih baik, lebih bijak menyikapi hidup dan selalu mensyukuri nikmat Nya dan selalu dalam Ridho Nya Amin.
Banyak orang melihat masa lalu sebagai kenangan, Menganggap masa depan adalah impian. Justru orang sukses melihat Tahun 2012 ini adalah sesuatu kesempatan untuk berusaha meraih semua impian / harapan lebih besar dari kenangan yang sudah terlewati. Happy New Year 2012 The Almighty God will give us one more chance to make our life better than yesterday, success always
Semoga di awal Tahun Baru 2012 kita mendapatkan 1 tahun kebahagiaan, 12 bulan kedamaian, 365 hari kegembiraan, 8.760 jam kasih sayang, 525.600 menit cinta dan 31.536.000 detik ikatan persaudaraan …………. Waktu boleh berlalu, jarak boleh memisahkan dan zaman bisa berganti, tapi persahabatn tidak boleh pudar. Indah dunia hanya sementara, Indah cinta hanya seketika, Indah mimpi tidak pernah pasti, tapi indah persahabatan akan abadi Semoga langkah kita di Tahun 2012 ….. awal menuju lebih baik lagi dalam ibadah dan selalu dalam limpahan kebarokahan, maghfitoh, inayah serta hidayah-MU Allah,SWT ….. Amien ya Robal Alamin.
34 mimbar januari 2012
tokoh Tokoh kali ini menampilkan sosok bapak Soenardji sebagai petugas Lift di bagian Irna Medik RSUDD Dr. Soetomo yang sudah mengabdi dibagian Lift selama 21 Tahun.
Soenardji Petugas Lift di Irna Medik RSUD Dr. Soetomo RIWAYAT PEKERJAAN Mulai bekerja di RSUD Dr.Soetomo tepatnya pada Tahun 1980 dan ditempatkan di bagian kebersihan, seiring dengan berjalannya waktu kemudian dipindahkan menjadi petugas Lift mulai Tahun 1990 hingga 1993 dengan status honorer dan pada tahun itu juga (1993) saya diangkat menjadi Pengawai Negeri Sipil dan tetap diamanati untuk menjaga Lift rumah sakit sampai sekarang. PENGALAMAN SELAMA BEKERJA DI RSUD Dr. SOETOMO Sampai saat ini saya telah mengabdi pada RSUD Dr. Soetomo selama 31 tahun dan tentunya banyak pengalaman hidup yang telah saya nikmati. Sewaktu masih menjadi petugas kebersihan banyak sekali yang saya temukan diantaranya benda-benda aneh yang tercecer di lingkungan rumah sakit karena pada waktu itu sampah medis dan sampah non medis dicampur menjadi satu. Mulai tahun 1990 saya ditempatkan menjadi petugas Lift dan disitulah saya mulai banyak belajar dan mengetahui tentang Lift RSUD Dr. Soetomo dengan segala permasalahannya. SUKA DUKA SELAMA BEKERJA DI RSUD Dr.SOETOMO Suka dan duka dalam bekerja pasti terjadi pada setiap manusia tak terkecuali saya sebagai petugas Lift. Adapun suka dan duka tersebut adalah sebagai berikut : Suka Apabila semua Lift dapat berjalan dengan lancar sehingga arus pasien yang ada di rumah sakit dapat berjalan dengan baik. Duka Bekerja kadang tidak mengenal waktu, kapanpun dan dimanapun Lift di RSUD Dr.Soetomo ini ada yang macet saya harus siap untuk datang dan membantu
menyelesaikannya agar menjadi lancar kembali. Sering kali dimaki-maki orang yang telah terjebak di dalam Lift dengan umpatan yang tidak enak. PESAN • Selalu ingat kepada Allah SWT karena ridlonya kita mendapat nikmat seperti ini • Bekerja dengan iklas, jujur, tanpa pamrih dan jangan sombong • Ciptakan suasana kerja yang menyenangkan agar pekerjaan terasa ringan • Selalu lakukan salam, senyum dan sapa pada siapa saja. RIWAYAT PENDIDIKAN • SDN Gubeng Jaya II Surabaya • SMP Dharma Bhakti Surabaya • SMK Berdikari Surabaya RIWAYAT HIDUP Lahir di Blitar 31 Agustus 1957, tepatnya di Desa Sukosewu, merupakan putra dari bapak Waidi (almarhum) dan ibu Moedjilah. Sebagai putra pertama dari 6 bersaudara, beliau dijadikan panutan oleh adikadiknya dalam kehidupannya. Dari pengalaman beliau seperti inilah dijadikan dasar dalam mendidik putraputrinya sampai sekarang. Pada tahun 1979 pak Soenardji menikahi wanita pujaannya yang bernama Sutarni yang hingga kini berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Dari pernikahan tersebut pak Soenardji dikaruniai 2 orang putra-putri yaitu: • Faria Fujiati sekarang sudah menikah dan dikaruniai 2 orang anak, Syafa Ayu Azahra (5 Tahun) dan Rasya Bagus Dwipasha (2 Tahun). • Farizal Fujianto, sekarang kuliah di Institut Adhi Tama Jurusan S1 Teknik Mesin semester satu. januari 2012 mimbar 35
ruang keluarga
BERAS MERAH ( TIM OTI )
A
da banyak jenis beras yang dikenal di masyarakat. Yang paling populer kita kenal adalah beras putih yang juga mempunyai jenis varietas yang cukup banyak. Akan tetapi, sebenarnya ada jenis lain dari beras, yang kalau kita ingin mencari nilai gizinya selain kandungan karbohidratnya. Yaitu, beras merah. Meskipun tidak terlalu populer dibandingkan beras putih, beras merah seringkali diperkenalkan kepada kita sebagai makanan tambahan pada saat kita masih bayi. Kira-kira pada saat usia bayi menginjak umur 4 bulan. Warna merah pada beras terbentuk dari pigmen antosianin yang tidak hanya terdapat pada perikarp dan tegmen, tetapi juga bisa di setiap bagian gabah, bahkan pada kelopak daun. Jika butiran dipenuhi oleh pigmen antosianin maka warna merah pada beras tidak akan hilang. Nutrisi beras merah sebagian terletak di lapisan kulit luar / kulit ari (aleuron) yang mudah terkelupas jika dilakukan penggilingan. Oleh karena itu beras merah biasanya dijual sebagai beras tumbuk sehingga tidak banyak kulit ari yang terbuang. Seribu satu kandungan gizi beras merah Sumber karbohidrat utama dari diet ini memang hanya mengandalkan beras merah, yang kandungan seratnya tinggi sekali. Sejak di dalam mulut, serat dari nasi beras merah sudah bisa dirasakan. Coba anda bandingkan antara mengunyah nasi beras merah dan nasi putih. Nasi beras merah teksturnya agak kres.....kres..... dengan rasa yang tidak terlalu manis, sedangkan beras putih terasa manis, pulen, dan lembut di mulut. Meski dibandingkan dengan beras putih, kandungan karbohidrat beras merah lebih rendah yaitu berkisar 75,7 gr sedangkan beras putih sendiri seklitar 78,9 gr. Akan tetapi, dari Analisis Nio (1992) yang dikutip dari Kompas Cyber Media, menunjukkan bahwa nilai energi yang dihasilkan beras merah justru di atas beras putih yaitu 353 kal, sedangkan beras putih sebesar 349 kal. Disamping itu juga, beras merah juga lebih kaya protein 8,2 gr bandingkan dengan beras putih yang hanya berkisar 6,8 gr. Hal ini disebabkan kandungan tiaminnya yang lebih tinggi yaitu sebesar 0,31 mg lebih tinggi dibandingkan beras putih yang hanya berkisar 0,12 mg. Tiamin atau yang lebih dikenal sebagai vitamin B1, (kecukupan yang dianjurkan untuk dewasa pria usia 20-59 tahun sebanyak 1,2 mg per hari, sedangkan untuk wanita sebanyak 1 mg per hari) berfungsi sebagai koenzim berbagai reaksi metabolisme energi, untuk dekarboksilasi oksidatif piruvat menjadi asetil KoA dan memungkinkan masuknya substrat yang dapat dioksidasi ke dalam siklus Krebs untuk pembentukan energi. Disampnig itu juga, kandungan serat yang terdapat dalam satu mangkuk beras merah mengandung sekitar 3,5 gr serat, sementara beras putih kurang dari 1 gr. Dan tentu saja, dengan mengkonsumsi banyak serat yang kita peroleh, sistem pencernaan kita akan menjadi lebih baik. 36 mimbar januari 2012
Tabel 1. Perbandingan kandungan gizi antara beras merah dengan beras putih Uraian Beras Merah Beras Putih Energi yang dihasilkan 353 kal 349 kal Protein 8,2 gr 6,8 gr Tiamin (Vitamin B1) 0,31 mg 0,12 mg Kandungan serat 3,5 gr < 1 gr Unsur gizi lain yang diperkirakan juga berpengaruh pada pendongkrakkan energi beras merah adalah fosfor (243 mg per 100 gr bahan). Kecukupan yang dianjurkan untuk pria usia 20-45 tahun adalah 500 mg per hari, sedangkan untuk wanita 450 mg per hari. Melalui proses fosforilasi, fosfor mengaktifkan berbagai enzim dan vitamin B dalam pengalihan energi pada metabolisme karbohidrat, protein dan juga lemak. Dan menurut analisis di Departemen Kesehatan RI, beras merah mengandung protein 7,3 %, besi 4,2 %, dan vitamin B1 sebesar 0,34 %. Tabel 2. Kelebihan lain beras merah dibandingkan dengan beras putih Uraian Manfaat Kandungan fosfor Mengaktifkan berbagai enzim yang cukup tinggi Lemak essential Tiamin atau Vitamin B1 Zat Besi Senyawa-senyawa dalam lemak kulit ari Pe n ce g a h a n penyakit lain
dan vitamin B Menbantu perkembangan otak Menghindarkan dari penyakit beri-beri dan gangguan sistem syaraf dan jantung Menbantu dalam pembentukan haemoglobin Menurunkan kolesterol darah, mencegah penyakit jantung Gangguan prostat, kanker usus, batu ginjal, insomnia, sembelit, wasir. Diabetes mellitus, dan kolesterol tinggi.
Efek Dahsyat Serat Jadi, kita hanya boleh makan nasi beras merah ? Jelas tidak, Dong ! Mengikuti pola makan diet kaya serat, anda bukan saja bisa makan dengan kenyang, tapi juga nikmat. Karena, keseimbangan gizi dan variasi menu tetap dipertimbangkan dalam cara diet ini. Meski nasi beras merah kaya serat, diet ini tetap menganjurkan mengkonsumsi sayur dan buah (sebagai makanan selingan atau pengganti camilan). Karena, jenis serat makanan bermacam-macam. Ada serat lebih larut (dalam air), ada pula yang kurang larut. Fungsi atau manfaat masing-masing serat ini pun berbeda-beda. Serat lebih larut air, yaitu gum dan pektin, banyak terdapat pada buah-buahan, seperti pepaya, mangga, jambu air, apel, jeruk (dimakan dengan serabut kulit arinya), pir, strawbery, semangka, dan melon. Serat jenis ini membuat lambung cepat penuh, sehingga perut terasa cepat kenyang. Rasa kenyang pun bertahan lama, karena serat ini membuat proses pengosongan lambung berjalan lambat. Karena lambung kosong, sari makanan pun lambat beredar ke usus. Efeknya laju penyerapan glukosa dan
kata motivasi Pemimpin sejati bukan orang yang mempunyai paling banyak pengikut, tapi yang menciptakan paling banyak pemimpin. (Neale Donald Walsch) lemak di usus jadi menurun. Lambatnya penyerapan glukosa dan lemak ini ikut terbantu oleh sifat serat yang lebih larut air yang membentuk gel di dalam usus. Fungsi serat kurang larut air (selulosa, hemiselulosa, lignin) beda lagi. Serat yang terdapat pada semua jenis sayuran ini bersifat menyerap air di usus besar. Hal ini membuat volume feses cepat membesar, sehingga rasa ingin buang air besar cepat atau mudah muncul. Dampak lain, jika dalam makanan terbawa zat-zat berbahaya (misal zat karsinogenik yang memicu kanker, misalnya dari sisa pestisida, zat pengawet makanan, pewarna makanan yang tidak amam, atau proses mengolah makanan yang kurang tepat), karena feses cepat keluar dari tubuh, maka kontak zat-zat ini dengan sel usus pun lebih singkat. Dengan begitu, kesempatan untuk diserap usus juga makin kecil. Serat kurang larut air di usus merupakan makanan bagi bakteri usus normal. Serat ini menghasilkan asam lemak rantai pendek yang menjadi sumber energi tercepat bagi kerja sel usus. Jika kerja sel usus baik, daya tahan tubuh terhadap penyakit semakin prima. Dan, ternyata beras merah memiliki kedua jenis serat ini. Meski demikian, manfaat positif serat akan lebih dahsyat jika diet ini juga dibarengi dengan konsumsi sayuran dan buah yang cukup. Ampuh Turunkan Berat Badan ? Penelitian mengenai pola makan kaya serat dengan beras merah memang belum banyak dilakukan. Namun, dari pengakuan banyak orang yang melakukan diet ini, ternyata cukup ampuh menurunkan berat badan. Diet ini efektif untuk mempertahankan dan menurunkan berat badan. Jika konsisten dijalani, dalam waktu dua minggu hasilnya sudah bisa dirasakan. Apalagi bila disertai dengan peningkatan aktivitas fisik, seperti berolahraga. Selain efektif menurunkan berat badan, diet kaya serat dengan beras merah ini memang bisa membuat tubuh menjadi sehat. Karena, diet ini mampu menurunkan kadar lemak dalam darah, kadar gula darah dan kadar asam urat. Bagi penderita hipertensi yang overweight atau obesitas, tekanan darah yang tinggi juga bisa diturunkan. Karena biasanya begitu berat badan menurun, maka tekanan darah juga menurun. Nah, bila anda ingin mendapatkan nilai gizi yang lebih banyak dari bahan beras maka beras merah bisa anda jadikan suatu pilihan yang sangat baik untuk keluarga anda.
Tiga hal yang bisa membuat seorang murid mengungguli gurunya adalah: ajukan pertanyaan, ingat jawaban-jawabannya, dan ajarkan. (Jan Amos Comenius) Kebaikan lebih baik dari kebijakan, dan menyadarinya adalah awal dari kebijaksanaan. (Theodore Isaac Rubin) Siapa pun yang berhenti belajar itu tua, apakah dia berumur 28 tahun atau 80 tahun. Siapa pun yang terus belajar akan tetap muda. Hal terbaik dalam hidup ini adalah membuat pikiran tetap muda. (Henry Ford) Kita bisa melempar batu. Mengeluh tentang batu, naik diatas batu, atau membangun dengannya. (William Arthur Ward)
(Dikutip dari Majalah FEMINA dan HERBA) januari 2012 mimbar 37
ruang wanita
BUNCIS MASAK TOMAT
(Utuk 5 porsi)
Eko Dwi Martini, DCN – Unit Gizi GRIU Graha Amerta
BAHAN : • 250 gr buncis • 100 gr daging cincang • 100 gr tomat, belah jadi empat • 50 gr bawang bombay, potong dadu • 1 sdm minyak goreng
TUMIS DAGING LOMBOK IJO
(Utuk 10 porsi)
Eko Dwi Martini, DCN – Unit Gizi GRIU Graha Amerta
BAHAN : • 500 gr daging iris tipis • 100 gr cabe ijo • 5 gr tepung maizena • Daun bawang potong panjang • 2 sdm kecap manis BUMBU YANG DIHALUSKAN : • 2 siung bawang putih • 1 ruas jahe • 1 sdt gula • 1 sdm minyak CARA MEMBUAT : 1. Campur daging, kecap, tepung maizena. Aduk rata, biarkan meresap 2. Panaskan minyak, tumis bawang putih sampai harum. 3. Masukkan campuran daging, aduk rata. 4. Haluskan lombok ijo. 5. Masak sampai matang. 6. Angkat dan hidangkan. NILAI GIZI PER PORSI : Energi : 119,28 kal, Protein : 9,19 gr, Lemak : 8,06 gr, KH : 1,6 gr
BUMBU YANG DIHALUSKAN : • 3 siung bawang putih, cincang halus • 1 sdt gula pasir • 1 sdt garam • Merica secukupnya CARA MEMBUAT : 1. Panaskan minyak, tumis bawang putih sampai harum. 2. Masukkan buncis, daging cincang, bawang bombay. 3. Masak sampai matang. 4. Tambahkan gula pasir dan merica. 5. Angkat dan hidangkan. NILAI GIZI PER PORSI : Energi : 84,58 Kal, Protein : 5 gr, Lemak : 4,96 gr, KH : 5,64 gr
ruang unik & lucu TRANSFUSI DARAH PUTIH Pagi itu bidan sedang menyiapkan tranfusi darah untuk pasien-pasien di ruang merak. Seorang pasien (Ny.R) kebingungan ketika darah yang akan diberikan lain dari pasienpasien yang lain. Bidan : selamat pagi ibu, saya akan memberikan tranfusi darah. Apa golongan darah ibu? Ny.R : (Sambil melihat perlengkapan yang dibawa bidan) "golongan 0, lho tranfusi darah saya koq banyak sekali?! yang lain itu cuma satu kantong". Bidan : "Iya bu, ini jenis tranfusi darahnya memang berbeda dengan yang lain". Ny.R : "sampean ini, gimana bu suster?! Katanya tranfusi darah tapi yang dimasukkan koq warnanya putih???????". Bidan : (sambil tersenyum-senyum) " begini bu, yang saya masukkan adalah tranfusi TC. TC (trombosit cell) juga bagian dari darah dalam tubuh ibu. Ny.R : "Oooh....begitu. saya baru tahu, suster. (sambil tersipu-sipu malu) ya sudah suster, saya mau ditranfusi biar cepat disinar".
Karena tidak bisa menjawab pertanyaan seorang PPDS ruang Seruni A, Apoteker baru yang bertugas diruangan tersebut kembali ke kantornya di UPF IRNA ANAK untuk mencari jawaban. Saat masuk ke dalam kantor, sekilas terlihat laki¬laki mengenakan jas putih sedang berdiri di dekat rak obat. Apoteker baru itu berkata dalam hati, "Sapa ya?? Paling juga Apoteker lama. Ya ntar aja deh kenalannya". Beberapa saat kemudian, Apoteker baru tersebut menyadari kalo laki-laki tersebut sudah tidak terlihat ditempat itu lagi. "Ooo.. paling udah balik ke kantornya sendiri". Kejadian itu terulang beberapa hari kemudian dan tidak hanya satu kali. Karena penasaran, Apoteker baru tersebut bertanya kepada rekannya yang sudah lebih lama bekerja di RSDS tentang siapa laki-laki itu. Rekannya menjawab "Gak ada tuh cowok yang ciri-cirinya kayak gitu" dan balas bertanya, "Ada kakinya gak, Mbak?". Seketika itu juga, Apoteker baru tadi tersadar, "Aduh, iya, aku kok gak liat kakinya ya..". Setelah ditanyakan pada petugas-petugas UPF yang lain ternyata memang ada juga yang pernah melihat laki-laki berjas putih disitu. Pertanyaan Tebak Berhadiah : "SIAPA DIA???"
Tim Klomca 2010 – Ruang Merak
Tim Klomca – Instalasi Farmasi
CUMA MAKAN PUTIH TELUR Seorang pasien post operasi kista ovarium + ascites sedang makan sore. Tiba-tiba perawat datang menghampiri pasien NY. M " Bu, makan putih telur yang banyak . kalau bisa 10 putih telur tiap hari " . Ny. M bertanya " buat apa suster banyak sekali?". Perawat menjawab, " untuk menaikkan albumin biar ndak banyak-banyak tranfusi albumin". Saat jam besuk pasien dibuka keluarga Ny. M, membawakan banyak makanan beraneka ragam. " Bu, ini saya bawakan roti, susu sama buah, dimakan ya bu biar cepat sehat". Ny. M berkata," Nduk, kata bu suster aku cuma boleh makan putih telur saja. Ndak boleh makan yang macem-macem. Keluarga pasien terheran-heran, " iya to, bu???....wong baru operasi koq cuma disuruh makan putih telur ". Ketika melihat perawat... dia bertanya apa yang disampaikan ibunya, " bu suster, apa benar ibu saya ndak boleh makan macem-macem?? Cuma boleh makan putih telur saja?". Sambil tersenyum-senyum Perawat pun menjelaskan, " maksud saya makannya ekstra putih telur, boleh makan yang lain tapi ditambah putih telur yang lebih banyak dari biasanya. Karena putih telur bisa menaikkan albumin. Tim klomca 2010 - Ruang Merak
SALAH PANGGIL NAMA
Pada suatu pagi di Ruang Bedah Bugenvil perawat mengikuti visite dokter. Setelah dilakukan pemeriksaan dokter memberikan resep untuk pasien. Resep tersebut diberikan kepada suster yang mengikuti visite untuk diberikan kepada pasien. Suster memanggil nama pasien dengan suara cukup keras. Ada sahutan suara dengan kata-kata, “I – U –“ Suster memanggil lagi ternyata jawaban sama kata-kata ‘I – U” lagi dan terdengar lebih jelas. Setelah didengarkan lebih teliti ternya yang menjawab adalah dokter yang tadi visite. "Suster memanggil pasien atau saya," kata pak dokter "Lho ya pasienya dong," kata suster "Coba dilihat lagi," ujar dokter. "Lho iya dok maaf nama pasiennya di bawahnya ?!’ Sambil meminta maaf pada pak dokter. Kemudian suster pergi ke tempat pasien sambil tersipu malu. Moecharam & Kartini – Ruang Bedah Bugenvil
Apoteker Lain di UPF IRNA ANAK
PENANGKAPAN KERA
Pada suatu hari di Rumah Sakit heboh karena ada kera di sekitar IRNA Bedah dan IRNA Medik dengan munculya kera yang masuk ke dapur dan mengambil makanan pasien. Dengan penangkapan kera yang cukup sulit dan rumit, petugas di buat pusing karena diberi makan yang sudah di kasih obat bius kera tidak mau turun untuk makan. Suatu ketika diadakan sayembara oleh Instalasi Sanitasi Siapa yang dapat menangkap akan di beri imbalan , suatu ketika ada yang bersedia dan menawarkan diri untuk menangkap kera dengan memanggul kera betina'. Di situ terjadi tontonan yang begitu heboh. Pengunjung pasien semua pada melihat pergulatan kera betina sama kera jantan yang bercumbu . Semua pada bersorak ramai kera akhirnya naik lagi. Kera betina dikeluarkan dari kandang (perangkap) dan melambaikan tangan supaya kera jantan turun, akhirnya kera jantan turun dan bercumbu lagi, lalu kera betina masuk kandang, kera jantan mengikuti masuk, mereka bercumbu dan gituan sehingga semua penonton pada bersorak.. Dan ada dokter lewat Dokter : Bertanya ada apa ini kok rame begini ?" Penonton : Ini dok ada yang main siang-siang gini Dokter : Main apaan Dokter yang lain !" melihat ee alla kera yang begituan too sambil tersenyum malu Dokter : yang lain pada tertawa Peristiwa ini terjadi di ruang tunggu bedah F bulan Mei 2010. Bambang - Instalasi Sanitasi
DEKET LAMONGAN
Pada saat lewat koridor menuju ruang Seruni A, seorang Apoteker mendengar pembicaraan seorang bapak melalui telpon dengan suara sangat keras. Dari telepon terdengar, "Dalemipun pundi, Pak?". Bapak itu menjawab, "deket Lamongan". "Deket Lamongan pundi?". "Yo iku, mbak, deket lamongan". Orang diseberang telepon mulai terdengar tidak sabar, "Lha inggih, Pak, deket lamongan pundi?. Bapak tersebut dengan muka yang mulai marah menjawab, "Dalem kulo iku neng desa Deket Kulon Lamongan". Apoteker itu tertawa dalam hati "Oalah... di Lamongan itu ada desa yang namanya Deket Kulon tho? hehehe.... Gak pernah denger sih". Tim Klomca – Instalasi Farmasi januari 2012 mimbar 39
kuis mimbar
Tebak Siapa Dia
?
?
?
Tulis nama lengkap dan unit kerjanya !!!
ak : bat 6 minggu eja redaksi paling lam dim ai mp sa hir ak ter • Jawaban terbitan setelah terbit. majalah “Mimbar” mumkan pada diu ng na me Pe • berikutnya. di ganggu gugat. mutlak tidak dapat njukkan • Keputusan juri sendiri dengan menu mengambil hadiah rus ha ng na me Pe • 88 kartu identitas. PKRS Telp. 1086-10 di kantor Instalasi il mb dia t pa da h • Hadia pada Jam kerja. . 75.000,Hadiah sebesar Rp
Ketentuan meneb
Su Doku Teka-Teki abad ini :
2
Kita dipersilahkan mengisi kotak-kotak itu dengan angka mulai dari 1 sampai 9. Syaratnya tidak boleh ada pengulangan angka di dalam satu kolom, juga di dalam satu baris, serta didalam setiap kotak parsial 3 x 3. Sebagai patokan awal, beberapa kotak telah diisi dengan angka-angka pembuka, kita kemudian melanjutkan.
9
5
3
9
6
8
1
2
7
5
4
8
2
5
7
9
4
6
1
3
4
1
7
3
5
6
8
2
9
5
8
3
2
4
7
1
9
6
7
4
2
1
6
9
5
3
8
1
6
9
5
8
3
4
7
2
6
7
8
9
2
5
3
4
1
2
5
1
4
3
8
9
6
7
9
3
4
6
7
1
2
8
5
Pemenang Su Doku : Pemenangnya :
1. Sih Estining P Poli Saraf RSUD Dr. Soetomo Sby 2. Suharti Komite PPI RSUD Dr. Soetomo Sby
Jawaban “Kuis Mimbar” Vol. 15, No.4 : Tebak Siapa Dia:
2
8
7
Jawaban Su Doku
8
3
2 1
6 7 2
6 4
4 7
3 4
1 2
8
8 6
1 5
6
4
Angket Berhadiah
Nur Hasanah, STT Kepala Ruang Camelia / Jantung RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Artikel apa yang paling anda senangi pada edisi Mimbar Januari 2012 ini : 1. ...................................................................... ......................................................................
Pemenangnya :
2. ...................................................................... ......................................................................
1. Sumarmi R. Rosella 2 RSUD Dr. Soetomo Sby 2. Ina Kumala Sari IDIK RSUD Dr. Soetomo Surabaya
40 mimbar januari 2012
7
Pemenang Angket Berhadiah : Ruspitayati Poli Mata RSUD Dr. Soetomo Surabaya (Tokoh & Artikel Kesehatan)
Peringatan Hari Diabetes Sedunia – 14 Nopember 2011 Global Diabetes Walk Sehatkan Diabetesi, Minggu 13 Nopember 2011 Di Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya
Acara Peringatan Hari Diabetes Sedunia diselenggarakan oleh Pusat Diabetes Nutrisi (PDN) RSUD Dr. Soetomo-FK Unair bersama Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia) cabang Surabaya. Hadir dalam acara tersebut Gubernur Jawa Timur Dr. H Soekarwo. Diikuti oleh 3.000 diabetisi (pasien diabet) dari 18 Unit Persadia yang ada di Rumah Sakit dan Puskesmas Surabaya.
(Tampak kiri) Persadia RSUD Dr. Soetomo ikut berpartisipasi dalam acara tersebut. Pada kesempatan tersebut juga diadakan Seminar awam tentang Global Diabetes Walk, Walking With Friends. (Tampak kanan) Sony Wibisono, dr, SpPD.K-EMD memberikan materi seminar tersebut.
Budi Rahayu, dr, MPH dan Drs. Bambang Muhariono, MSi, Ap menerima cindera mata dari Direktur RSUD Dr. Soetomo Dodo Anondo, dr, MPH pada acara Pengantar Tugas Baru (Kadinkes Propinsi Jatim) dan Pengantar Purna Tugas, Kamis tanggal 5 Januari 2012.