56
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan perusahaan yang terdaftar di BEI, sedangkan sampel penelitiannya adalah perusahaan-perusahaan yang memenuhi kriteria sampel, dimana perusahaan tersebut harus terdaftar sebelum 31 Desember 2011. Hal ini didasarkan pada alasan bahwa topik yang diketengahkan adalah income smoothing yang mengamati apakah perusahaan merupakan perata laba
atau bukan perata laba memerlukan data periodik yang sifatnya berurutan ( time series ), oleh karena itu perusahaan yang diamati harus konsisten melaporkan laporan keuangan dari beberapa periode tahun pengamatan, sehingga bila suatu perusahaan tidak melaporkan laporan keuangan pada tahun pengamatan, maka akan dikeluarkan dari sampel. Demikian juga untuk perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan tidak lengkap, menerbitkan laporan keuangan selain per 31 Desember, serta melakukan merger atau akuisisi, juga dikeluarkan dari sampel penelitian ini. Demikian juga bila perusahaan tidak membagi dividend selama tahun amatan berturut- turut, maka tidak bisa dijadikan sampel. Perusahaan yang dijadikan obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 31 Desember 2011 31 Desember 2014. Dengan jumlah sampel awal 30 perusahaan, setelah
http://digilib.mercubuana.ac.id/ Printed by BoltPDF (c) NCH Software. Free for non-commercial use only.
57
dilakukan seleksi pemilihan sampel sesuai dengan kriteria yang ditentukan diperoleh 8 perusahaan yang memenuhi kriteria sampel. Hasil seleksi sampel ditunjukkan oleh tabel 4.1 berikut ini: Tabek 4.1 Hasil seleksi sampel Keterangan
Jumlah
Jumlah sampel awal
30
Tidak memenuhi kriteria 1:
Perusahaan yang tidak terdaftar sebelum 31 Des 2011 dan saham tidak aktif diperdagangkan selama periode amatan
0
Tidak memenuhi kriteria 2:
Perusahaan yang tidak memperoleh laba berturut
turut
Selama periode amatan.
(5)
Tidak memenuhi kriteria 3:
Perusahaan yang melakukan transaksi akuisisi atau merger minimal sekali selama periode amatan
0
Tidak memenuhi kreteria 4:
Perusahaan yang tidak membagi dividend selama tahun amatan berturut-turut Jumlah sampel akhir Sumber: www.idx.go.id 2011-2014 dan diolah
http://digilib.mercubuana.ac.id/ Printed by BoltPDF (c) NCH Software. Free for non-commercial use only.
(17) 8
58
B. Hasil Uji Statistik Deskriptif
1. Pemisahan Perusahaan ke dalam Kelompok Perata Laba dan Bukan Perata Laba
Setelah data terkumpul, langkah pertama yang dilakukan adalah memisahkan sampel perusahaan ke dalam income smoothing dan nonincome smoothing dengan menggunakan Indeks Eckel.
S diberi status 0, yang berarti perusahaan tidak melakukan perataan berarti perusahaan tersebut merupakan perata laba. Hasil dari pemisahan sampel perusahaan ke dalam perata laba dan bukan perata laba dapat dilihat pada tabel 4 .2 berikut ini. Tabel 4.2 Pemisahan perusahan perata laba dan bukan perata laba Freque
Percent
nscy Valid
Valid
Cummulative
Percent
Percent
Tdak Melakukan perataan laba (0)
4
50,00
50,00
50,00
perataan laba (1)
4
50,00
50,00
50,00
Total
8
100,00
100,00
100,00
Melakukan
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa dari 8 perusahaan sampel yang diteliti terdapat 4 perusahan tidak melakukan perataaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/ Printed by BoltPDF (c) NCH Software. Free for non-commercial use only.
59
laba (50,00%) dan 4 perusahaan yang melakukan perataan laba (50,00%). 2. Analisis Deskriptif
Uji statistik deskriptif dilakukan terhadap variabel struktur modal ( debt to equity ratio/DER), Kebijakan Dividen ( dividend payout ratio / DPR), profitabilitas (Net Profit Margn/ NPM ) dan size perusahaan yang
tidak termasuk kategori dummy data. Hasil uji statistik deskriptif disajikan pada tabel 4.3 di bawah ini. Tabel 4.3 Deskriptif Statistk N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
DER
32
.2190
1.6563
.742388
.4156700
DPR
32
.0717
.7014
.309609
.1655216
NPM
32
.0158
.1677
.086425
.0385994
SIZE
32
11.6489
17.8797 14.800344
1.6775127
INCOME SMOOTHING
32
-.1245
Valid N (listwise)
32
.3285
.090009
.0828684
Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS 21 Hasil uji statistik deskriptif menunjukkan bahwa variabel struktur modal (DER) mempunyai nilai minimum dan maksimum berturut-turut sebesar 0,2190 dan 1,6563 nilai rata-rata sebesar 0.742388, serta standar deviasi sebesar 0.41567. Untuk variabel kebijakan dividen (DPR) hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai minimum variabel ini sebesar 0,717
http://digilib.mercubuana.ac.id/ Printed by BoltPDF (c) NCH Software. Free for non-commercial use only.
60
nilai maksimum sebesar 0,7014 dengan nilai rata-rata 0,309609 dan deviasi standar 0,1655216 . Statistik deskriptif untuk variabel profitabilitas
(NPM)
menunjukkan bahwa nilai minimum variabel ini sebesar 0,158, nilai maksimum sebesar 0,1677, dengan nilai rata-rata 0,086425 dan deviasi standar 0,385994. Nilai minimum profitabilitas yang positif karena perusahaan yang dijadikan sampel adalah perusahaan adalah dengan laba positif. Untuk variabel size perusahaan, hasil uji statistik deskriptif menunjukkan bahwa variabel size perusahaan mempunyai nilai minimum dan maksimum berturut-turut yaitu 11,6489 dan 1 7,8797 serta deviasi standar variabel ini yaitu 0,0828684 Rata-rata variabel ini sendiri adalah 0 . 090009.
C. Hasil Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas
Berdasarkan hasil uji normalitas dapat dilihat dalam tabel dibawah ini menyatakan bahwa hipotesis yang diuji adalah: H0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal Uji normalitas yang dipakai adalah uji kolmogorov
Smirnov, terlihat
dalam tabel berikut ini :
http://digilib.mercubuana.ac.id/ Printed by BoltPDF (c) NCH Software. Free for non-commercial use only.
61
Tabel 4.4 One Sample Kolmogorov Smirnov Test
Unstandardized Residual N Normal Parameters a,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2 -tailed)
32 .0000000 .07083444 .111 .111 -.088 .629 .823
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS 21
Besarnya nilai Kolmogorov
Smirnov adalah Signifikansi pada
angka 0,823 diatas 0,05 maka distribusi data dinyatakan memenuhi asumsi normalitas.
2. Uji Multikolonieritas
Berdasarkan hasil uji multikolonieritas hasil operasionalisasi SPSS 21 dari data sampel dapat dijelaskan bahwa nilai Variance Inflaction Factor (VIF) diperoleh oleh masing
masing variabel
independen dibawah 10 dan nilai tolerance dari variabel independen lebih besar dari 0,1 artinya data sampel tidak terjadi multikoloniertias.
http://digilib.mercubuana.ac.id/ Printed by BoltPDF (c) NCH Software. Free for non-commercial use only.
62
Tabel 4.5 U ji Multikolineritas
Model
Unstandardized Coefficients B
(Constant)
1
Standardize d Coefficients
Std. Error
Collinearity Statistics
Beta
VIF
Tolerance
.204
.137
DER
-.043
.041
-.215
.631
1.584
DPR
.091
.085
.183
.936
1.069
NPM
.796
.366
.371
.931
1.075
SIZE -.012 .010 -.245 Sumber : Hasil Pengolahan data dengan SPSS 21
.646
1.548
3. Uji Heterokedastistas
Dari hasil perhitungan tersebut menunjukkan tidak ada gangguan heteroskedastisitas yang terjadi dalam proses estimasi parameter model penduga, dimana tidak ada nilai thitung yang signifikan atau nilai signifikan (sig) lebih dari 0,05 (p>0,05). Tabel 4.6 Uji Heterokedasitas - Glejser
Model
Unstandardized Coefficients B .036
Std. Error .078
DER
-.056
.024
1 DPR
.003
NPM SIZE
(Constant)
Standardized
t
Sig.
Coefficients Beta .455
.653
-.514
-2.377
.055
.049
.011
.064
.949
.191
.210
.162
.912
.370
.003
.006
.105
.491
.628
http://digilib.mercubuana.ac.id/ Printed by BoltPDF (c) NCH Software. Free for non-commercial use only.
63
Tampak pula dalam diagram gambar dibawah ini dimana tidak terbentuk pola yang jelas dan titik
titik menyebar di atas dan dibawah
angka 0 pada sumbu Y. G ambar 4.1 Pola Uji Heteroskedasitas
4. Uji Autokorelasi
Hasil operasionalisasi uji autokorelasi dengan menentuka nilai d yang didapat dari hasil output SPSS 21 nilai durbin watson (DW) adalah sebesar 2,204 seperti terlihat dalam tabel berikut ini: Tabel 4.7 U ji Autokorelasi
Model
1
R
.519a
R Square .269
Adjusted R Square .161
Std. Error of the Estimate
DurbinWatson
.0759003
Sumber : Hasil pengolahan data dengan SPSS 21
http://digilib.mercubuana.ac.id/ Printed by BoltPDF (c) NCH Software. Free for non-commercial use only.
2.204
64
Pada tabel DW untuk n = 32 dan k = 4 adalah dl = 1,1769; du = 1,7323 maka 4
dl = 2,8231; 4
du = 2,2677 dimana hasil statistik
penelitian adalah : du < dl > (4
du) diperoleh 1,7323 < 2,2040<
2,22677 hipotesis nol dan tidak ada auto korelasi. Tabel 4.8 H asil Penghitungan Hipotesis Nol Hipotesis nol
Keputusan
Tidak ada
Tidak
autokorelasi,
ditolak
Jika
Hasil
du < d < 4 - du
du < d < 4
du
1,7323 < 2,204 < 4 1,7323
Positif atau negatif
Benar
Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi positif atau negatif.
D. Hasil Uji Kesesuaian Model 1). Uji Koefisien Determinasi ( R2 )
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi ( R 2 ) dihasilkan output pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.9 C oeficien Determination
Model 1
R .519a
R Square .269
Adjusted R Square .161
Std. Error of the Estimate .0759003
Sumber : Hasil pengolahan data dengan SPSS 21
http://digilib.mercubuana.ac.id/ Printed by BoltPDF (c) NCH Software. Free for non-commercial use only.
65
Dari hasil output model summary di dapat nilai R2 (Adjusted R Square) adalah 0.161, jadi sumbangan pengaruh variabel independen hanya sebesar 16,1% terhadap variabel dependen sedangkan sisanya sebesar 83,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak di teliti. 2). Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Dengan cara uji signifinkansi simultan ( uji statistik F) maka kita dapat melihat dari nilai sig nifikansinya. Dari hasil operasionalasisasi SPSS 21 diperoleh nilai F hitung sebesar 2, 488 yang memiliki tingkat sig 0,057 yang lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen s ecara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat dan hipotesisnya diterima. Tampak dalam tabel uji signifikansi simultan (uji statistik F) sebagai berikut:
Tabel 4.10 Uji Signifikansi Simultan ( Uji Statistik F)
Model
4
Mean Square .014
27
.006
.156
.213 31 Total Sumber : Hasil pengolahan data dengan SPSS 21
.213
Regression 1
Residual
Sum of Squares .057 .156
df
F 2.488
Sig. .057
Uji ini juga dapat diformulasikan dengan tabel F dimana didapatkan data F tabel dengan N=32 sebesar 2.67 artinya F < F tabel dengan demikian Ho diterima.
http://digilib.mercubuana.ac.id/ Printed by BoltPDF (c) NCH Software. Free for non-commercial use only.
66
E.
Hasil Uji Hipotesis
Uji hipotesi dilakukan untuk memprediksi ada tidaknya pengaruh yang signifkan antara variabel independen ( struktur modal, kebijakan dividen, profitabilitas dan size perusahaan) terhadap variabel dependen ( perataan laba). Hasil dari uji hipotesi ini dilakukan dengan uji parsial / individu dimana menngunakan nilai signifikansi 5% (0,05) untuk semua variabel independen. Pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas :
Jika p-
1. Uji Parameter Individual ( Uji Statistik t )
Hasil uji parameter individual (uji statisik t ) masing masing variabel menunjukan signifikansinya masing
masing variabel
independen menunjukan nilai lebih besar dari signifikansi level yaitu 0,05 yang artinya variabel independen ini berpengaruh signifikan. Secara parsial hanya variabel profitabilitas (NPM) yang berpengaruh terhadap variabel dependen dimana nilai siginifkansi nya sebesar 0,039 < 0,05. Untuk variabel lainnya tampak pada tabel berikut menunjukan signifkansi > 0,05.
http://digilib.mercubuana.ac.id/ Printed by BoltPDF (c) NCH Software. Free for non-commercial use only.
67
Tabel 4.11 U ji Signifikansi Parameter Individual ( Uji t) Coefficients a
Model
Unstandardized Coefficients B
(Constant)
t
Standardized
Sig.
Coefficients
Std. Error
.204
.137
DER
-.043
.041
DPR
.091
NPM SIZE
Beta 1.495
.147
-.215
-1.038
.308
.085
.183
1.074
.292
.796
.366
.371
2.175
.039
-.012
.010
-.245
-1.198
.241
Sumber : Hasil pengolahan data SPSS 21
2. Uji Analisis Regresi Linier Berganda
Dari hasil analisis SPSS diperoleh data sebagai berikut :
INCOME SMOOTHING = 0,204 0,796 Profitabilitas
(- 0,043 ) DER + 0,091 DPR + (- 0,012 ) Size + e
Konstanta => akan bernilai positif 0,204 (20,4%), jika variabel
independen dianggap konstan. DER => Setiap penurunan DER sebesar 1% (dengan asumsi bahwa
nilai koefisien variabel lainnya tetap atau tidak berubah), akan menurunkan aktivitas Perataan Laba sebesar 4,3%. DPR => Setiap penambahan jumlah DPR yang mengakibatkan
kenaikan prosentase DPR sebesar 1% (dengan asumsi bahwa nilai koefisien variabel lainnya tetap atau tidak berubah), akan menaikkan aktivitas perataan laba sebesar 9,1%.
http://digilib.mercubuana.ac.id/ Printed by BoltPDF (c) NCH Software. Free for non-commercial use only.
68
Profitabilitas => Setiap penambahan profitabilitas sebesar 1 %
(dengan asumsi bahwa nilai koefisien variabel lainnya tetap atau tidak berubah), akan menaikkan perataan laba sebesar 79,6%. Size => Setiap penurunan laba bersih perusahaan sebesar 1 % (dengan
asumsi bahwa nilai koefisien variabel lainnya tetap atau tidak berubah), akan menurunkan aktivitas perataan laba sebesar 1,2%.
F. Pembahasan Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini telah dilakukan pengujian pengaruh faktor faktor finansial ( struktur modal, kebijakan dividen, profitabiltas dan size perusahaan ) terhadap praktik perataan laba pada perusahaan industri berbagai sektor yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh bahwa : a.
Pengaruh struktur modal terhadap tindakan perataan laba ( Income Smoothing)
Hasil statistik dalam penelitian ini ditemukan bahwa hipotesis pertama ( H1) ditolak dan dapat disimpulkan bahwa struktur modal tidak berpengaruh signifikan terhadap tindakan perataan laba ( income smoothing). Hal ini dapat dilihat dari signifikansi yatu 0,308
> 0,05 pada tabel 4.11 . Ini berarti tidak ada pengaruh antara struktur modal dan tindakan perataan laba (income smothing). Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya Yuiranto dan Gudono, 2010 dimana struktur modal tidak berpengaruh signifikan terhadapa tindakan perataan laba. Namun sebelumnya tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya Li dan Richi (2009) yang menyatakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/ Printed by BoltPDF (c) NCH Software. Free for non-commercial use only.
69
bahwa struktur modal (DER) berpengaruh signifikan terhadap tindakan perataan laba. Perbedaan hasil penelitian ini dimungkinan karena perbedaan sampel yang diteliti dimana sampel sebelumnya diambil per subsektor sedangkan dalam penelitian ini memilih sampel secara random dari berbagai subsektor. Struktur modal berpengaruh tidak signifikan terhadap praktik perataan laba, hal ini berarti perusahan yang memiliki rasio struktur modal lebih tinggi belum tentu melakukan praktik perataan laba, dimungkinakn karena di dalam perusahaan tersebut terdapat pengawasan yang lebih ketat dari dewan komisaris ataupun komite audit. b. Pengaruh kebijakan dividen terhadap tindakan perataan laba ( Income Smoothing)
Hasil statistik dalam penelitian ini ditemukan bahwa hipotesis kedua ( H 2) ditolak dan dapat disimpulkan bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh signifikan terhadap tindakan perataan laba ( income smoothing). Hal ini dapat dilihat dari signifikansi yatu 0, 292
> 0,005. Ini berarti tidak ada pengaruh antara struktur modal dan tindakan perataan laba (income smothing). Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya Prabayanti dan Yasa, 2009 dan Yua nto dan Gudono, 2010 serta Silviana, 2011 yang menyatakan bahwa kebijakan dividen (DPR) tidak berpengaruh signifikan terhadap tindakan perataan laba.
http://digilib.mercubuana.ac.id/ Printed by BoltPDF (c) NCH Software. Free for non-commercial use only.
70
Kebijakan dividen berpengaruh tidak signifikan terhadap praktik perataan laba, hal ini berarti perusahan yang memiliki rasio kebijakan dividen belum tentu melakukan praktik perataan laba, dimungkinakn karena di dalam perusahaan tersebut terdapat pengawasan yang lebih ketat dari dewan komisaris ataupun komite audit.
c. Pengaruh profitabilitas terhadap tindakan perataan laba ( Income Smoothing)
Berdasarkan hasil statistik dalam penelitian ini ditemukan bahwa hipotesis ketiga (H3) diterima dan dapat disimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap tindakan perataan
laba ( income smoothing). Hal ini dapat dilihat dari signifikansi yatu 0,039 < 0,05 ( > dari 0,1). Ini berarti ada pengaruh antara struktur modal dan tindakan perataan laba (income smothing). Hal ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya Prabayanti dan Yasa, 2009 dan Yuanto dan Gudono, 2010 serta Silviana, 2011 yang menyatakan bahwa
profitabilitas tidak
berpengaruh signifikan terhadap tindakan perataan laba. Salno dan Baridwan (2000)) menyatakan bahwa, profitabilitas diduga berpengaruh terhadap praktik perataan laba
karena secara l ogis margin ini terkait langsung dengan objek perataan laba. Penelitian ini memberikan tambahan bukti empiris
http://digilib.mercubuana.ac.id/ Printed by BoltPDF (c) NCH Software. Free for non-commercial use only.
71
bahwa meskipun rasio profitabilitas merupakan salah satu dari sasaran perataan laba buka berarti akan mendorong untuk melakukan praktik perataan laba. Profitabilitas Kebijakan dividen berpengaruh signifikan terhadap praktik perataan laba, hal ini berarti perusahan yang memiliki rasio profitabilitas tinggi kemungkinan melakukan praktik perataan laba, hal ini bisa disebabkan adanya motivasi kepercayaan dari investor dan kebijakan internal perusahaan tersebut,
d. Pengaruh size perusahaan terhadap tindakan perataan laba (Income
Smoothing) Berdasarkan hasil statistik dalam penelitian ini ditemukan bahwa hipotesis ketiga (H4) ditolak dan dapat disimpulkan bahwa Size perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap tindakan
perataan laba ( income smoothing). Hal ini dapat dilihat dari signifikansi yatu 0, 241 > 0,05. Ini berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara size perusahaa n dan tindakan perataan laba (income smothing).
Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya Prabayanti dan Yasa, 2009 dan Yuanto dan Gudono, 2010 serta Silviana, 2011 yang menyatakan bahwa size perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap tindakan perataan laba.
http://digilib.mercubuana.ac.id/ Printed by BoltPDF (c) NCH Software. Free for non-commercial use only.
72
Ukuran perusahan berpengaruh secara tidak signifikan terhadap praktik perataan laba, hal ini berarti perusahaan besar yaitu yagn memiliki aset yang besar belum tentu melakukan praktik perataan laba dikarenakan di dalam perusaan terdapat pihak- pihak eksternal yang melakukan pengawasan yang lebih ketat seperti dewan komisaris dan komite audit. Dan perusahaan dengan aset lebih kecil juga belum tentu melakukan praktik ini karena biasanya perusahaan kecil membutuhkan dana yang cukup besar dari pihak investor atau kreditur. Sehingga manajemen termotivasi untuk melakukan praktik perataan laba agar bisa menampilka performa yang lebih baik.
http://digilib.mercubuana.ac.id/ Printed by BoltPDF (c) NCH Software. Free for non-commercial use only.