ap
tp :// p
ht ua ba
ps .g o. id
ra t. b
ap
tp :// p
ht ua ba
ps .g o. id
ra t. b
STATISTIK KRIMINAL PAPUA BARAT 2015
: : :
Ukuran Buku Jumlah Halaman
: 16,5 x 21 cm : v + 47 Halaman
ba
ra t. b
Naskah : Seksi Statistik Ketahanan Sosial
ps .g o. id
Nomor publikasi ISBN Katalog BPS
ap
ua
Penyuting : Drs. Simon Sapary, M.Sc
tp :// p
Gambar Kulit : Seksi Statistik Ketahanan Sosial
ht
Diterbitkan Oleh : Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat
'LODUDQJPHQJXPXPNDQPHQGLVWULEXVLNDQPHQJRPXQLNDVLNDQ GDQDWDXPHQJJDQGDNDQVHEDJLDQDWDXVHOXUXKLVLEXNXLQLXQWXN WXMXDQNRPHUVLDOWDQSDL]LQWHUWXOLVGDUL%DGDQ3XVDW6WDWLVWLN
KATA PENGANTAR Publikasi Statistik Kriminal Provinsi Papua Barat 2015 ini merupakan edisi ketiga yang menyajikan data dan informasi terkait keamanan dan kriminalitas yang terjadi di Papua Barat. Data dari publikasi ini bersumber dari Polda Papua Barat dan data Statistik Potensi Desa (Podes) 2014 yang diselenggarakan oleh
ps .g o. id
BPS. Data dari Polda menggambarkan situasi keamanan berdasarkan pencatatan kejadian kejahatan yang dilaporkan masyarakat, atau kejadian
yang
pelakunya
ketangkap
tangan.
Data
Podes
menggambarkan situasi keamanan di wilayah desa/kelurahan yang
ra t. b
bersumber dari aparat desa setempat.Untuk data dan informasi dari rumah tangga terkait korban kejahatan tidak ditampilkan karena
ba
terbatasnya ketersediaan data dari Kabupaten/Kota. stakeholders
ua
Akhir kata, semoga publikasi ini dapat bermanfaat bagi semua dan
para
perencana
dan
pengambil
keputusan
ap
pembangunan di Papua Barat. Pembuatan publikasi ini jauh dari
tp :// p
kesempurnaan. Untuk itu saran dan kritik membangun dari pembaca
ht
sangat kami harapkan dalam perbaikan publikasi di masa mendatang.
Manokwari, 01 November 2016 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat Drs. Simon Sapary, M.Sc NIP. 196606071993021001 Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
iii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................................ iii DAFTAR ISI ............................................................................................................. iv DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. v PENDAHULUAN ..................................................................................................... 2 1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 2 1.2 Maksud dan Tujuan .................................................................................... 4
ps .g o. id
1.3 Ruang Lingkup ............................................................................................ 4 1.4 Sistematika Penulisan ................................................................................ 5 METODOLOGI ..................................................................................................
7
2.1 Sumber Data ............................................................................................... 7 2.2 Konsep dan Definisi .................................................................................... 10
ra t. b
GAMBARAN UMUM KRIMINALITAS DI PAPUA BARAT ...............................
15
ba
3.1 Tingkat Perkembangan Kriminalitas ........................................................... 15 3.2 Jenis Tindak Kejahatan ............................................................................. 19
ht
tp :// p
ap
ua
3.3 Fenomena Konflik Massal .......................................................................... 23 LAMPIRAN .............................................................................................................. 25
Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
iv
DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1
Jumlah Tindak Pidana dan Laju Perubahan Jumlah Tindak Pidana di Papua Barat Tahun 2012-2015........................................
17
Gambar 3.2
Jumlah Tindak Pidana Menurut Kabupaten/Kota 2015 ..................
18
Gambar 3.3
Persentase Jumlah Tindak Kejahatan Konvesioanal terhadap
Gambar 3.4
ps .g o. id
barang menurut klasifikasi/Jenisnya di Papua Barat, 2015 ………. Persentase Jumlah Tindak Kejahatan Konvensional Pencurian menurut Klasifikasi/Jenisnya di Papua Barat, 2015 ……………… Gambar 3.5
ra t. b
ba
Jumlah Desa dengan Kejadian Konflik Masal yang terjadi sepan-
ua
jang tahun 2014 di Papua Barat …………………………………… Gambar 3.8
21
Persentase Jumlah Tindak Kejahatan Konvensional (2) menurut Klasifikasi/Jenisnya di Papua Barat, 2015 ………...
Gambar 3.7
20
Persentase Jumlah Tindak Kejahatan Konvensional menurut Klasifikasi/Jenisnya di Papua Barat, 2015 …………………………..
Gambar 3.6
20
Kejadian Konflik Masal menurut inisiator penyelesaian kon-
23 24
ht
tp :// p
ap
flik tahun 2014 di Papua Barat …………………………………
22
Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
v
ps .g o. id ra t. b ba ua ap tp :// p ht Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
1
BAB I PENDAHULUAN Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang
1.1
ps .g o. id
dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan Latar Belakang fisiologis maupuan psikologis, yang tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow dalam teori Hirarki, kebutuhan menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta, harga diri, dan aktualisasi diri (Potter dan
ra t. b
Patricia, 1997). Beberapa kebutuhan manusia tertentu lebih mendasar daripada kebutuhan lainnya. Oleh karena itu beberapa kebutuhan harus
ba
dipenuhi sebelum kebutuhan lainnya. Kebutuhan dasar manusia seperti
ua
makan ,air, keamanan dan cinta merupakan hal yang penting bagi
ap
manusia. Dalam mengaplikasikan kebutuhan dasar manusia tersebut dapat digunakan untuk memahami hubungan antara kebutuhan dasar
tp :// p
manusia dalam mengaplikasikan ilmu keperawatan di dunia kesehatan. Besarnya kebutuhan dasar yang terpenuhi menentukan tingkat
ht
kesehatan dan posisi pada rentang sehat-sakit. Negara
secara jelas menjamin hak masyarakat untuk
mendapatkan rasa aman, yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 yang berbunyi..”Pemerintah dan Negara Indonesia yang melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia...”. Peryataan tersebut telah dijalaskan secara gamblang bahwa rasa aman semua warga negara telah dijamin oleh UUD 1945. Rasa aman juga
Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
2
secara eksplisit tersirat dalam UU No.39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusi (HAM) pada pasal 30 yang berbunyi “...Setiap orang berhak atas rasa aman dan tentram serta perlindungan terhadap ancaman....”. Walaupun negara dan pemerintah sudah melindungi dan menjamin kemanan setiap warga negara, tetapi hal tersebut tidak serta merta dapat berdampak langsung dalam memberikan rasa aman bagi warga
ps .g o. id
dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini tercermin dengan kejadian kriminal yang sekarang marak menjadi pembicaraan di media. Perkembangan tingkat kriminal itu sendiri sangatlah sulit untuk diukur. Kecenderungan penilaian tentang rasa aman itu sendiri lebih mengarah
ra t. b
kepada hal-hal negatif, seperti jumlah kejadian kejahatan di suatu daerah dengan indikasi apabila angka jumlah kejahatan meningkat,
ba
artinya tingkat keamanan di daerah tersebut menjadi buruk atau
ua
masyarakat daerah tersebut merasa semakin tidak aman.
ap
Keamanan merupakan salah satu faktor yang tak terpisahkan dari proses pembangunan di Papua Barat yang sedang berlangsung saat ini.
tp :// p
Pemerintah Daerah hendaknya dapat lebih apresiatif dalam melihat tingkat keamanan yang secara langsung mempengaruhi pembangunan
ht
di Papua Barat. Apabila tercipata kondisi yang aman dan kondusif, maka secara langsung akan mempengaruhi keberhasilan pembangunan yang ditargetkan, serta warga akan melaksanakan aktifitas ekonomi dengan baik dan terbebas dari rasa takut.
Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
3
1.2
Pengukuran tingkat keamanan sebagimana telah disebutkan
Maksud dan sebelumnya bahwa sangat luas dan dipengaruhi oleh berbagai faktor Tujuan sosial ekonomi dan faktor lainnya. Penulisan Publikasi Statistik Kriminal Papua Barat 2015 ini untuk memperoleh suatu gambaran tingkat keamanan yang berkesinambungan. Dengan adanya publikasi ini ketersediaan data kemanan yang berkesinambungan tersebut dapat
ps .g o. id
dipakai sebagai alat ukur pembangunan serta analisis sektoral bidang keamanan di Papua Barat dalam kurun waktu yang dimaksud. Secara garis besar tujuan pembuatan publikasi ini adalah untuk mendapatkan gambaran secara makro tentang situasi keamanan di
ra t. b
Papua Barat dalam kurun tiga tahun terakhir , dan secara eksplisit menjelaskan tentang jenis kejahatan serta kejadian perkelahian massal
ua
ba
yang terjadi di Papua Barat selama kurun waktu dimaksud.
Publikasi Statistik Kriminal Papua Barat ini menyajikan data dan
Ruang Lingkup
informasi tentang kejadian kejahatan, korban kejahatan yang terjadi di
tp :// p
ap
1.3
Papua Barat untuk tingkat kabupaten/kota selama tiga tahun terakhir. Ketersediaan data dan indikator kejadian kejahatan, jenis kejahatan dan
ht
korban kejahatan disajikan tahun 2003-2015. Publikasi tahun 2015
berbeda dengan tahun sebelumnya karena sumber data yang dipakai dari Polda Papua Barat, sedangakan data tahun 2013-2015 merupakan data yang bersumber dari Kepolisian resort (Polres) kabupaten/kota. Untuk data kejadian perkelahian masal dan upaya warga menjaga keamanan disajikan tahun 2014 yang bersumber dari PODES 2014.
Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
4
1.4
Sistematika penulisan publikasi ini terdiri dari empat bagian yang
Sistematika Penulisan
terdiri dari Bab 1 yang menjelaskan tentang latar belakang, maksud dan tujuan penyusunan publikasi, ruang lingkup serta sistematika penulisan publikasi. Bab 2 metodologi yang menyajikan tentang sumber data dan konsep dan definisi yang dipakai dalam publikasi ini. Bab 3 menyajikan tentang perkembangan kriminal di Papua Barat yang meliputi banyaknya
ps .g o. id
kejadian kejahatan, jenis-jenis tindak kejahatan serta korban kejahatan yang terjadi selam tiga tahun terakhir, serta informasi tentang perkelahian masal yang terjadi tahun 2014, dan pada bagian keempat menyajikan tentang upaya yang dilakukan warga untuk menjaga
ht
tp :// p
ap
ua
ba
ra t. b
keamanan.
Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
5
ps .g o. id ra t. b ba ua ap tp :// p ht Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
6
BAB II METODOLOGI
2.1
Data yang disajikan dalam publikasi ini diperoleh dari beberapa
Sumber sumber diantaranya : Data 1. Polda Papua Barat, Polres/Polresta di Papua Barat yang mencakup
ps .g o. id
data jumlah kejadian kejahatan, jenis kejahatan, serta pelaku kejahatan yang bersumber dari data Survei Statistik POLKAM tahun 2013-2015
2. Data jenis dan jumlah kejadian konflik massal yang diolah dari raw
ba
ra t. b
data Podes 2014
ua
Survei Statistik Politik dan Keamanan (Polkam)
ap
Survei Statistik Politik dan Kemanan (POLKAM) merupakan
tp :// p
survei rutin yang diselenggarakan oleh BPS setiap tahun, dengan mengumpulkan data-data terkait politik dan keamanan. Responden/ sumber data dari survei POLKAM ini adalah instansi terkait yang antara
ht
lain mencakup Pemerintah Daerah (Pemda), Sekertaris Dewan
(Setwan), Kepolisian, KPU, Kejaksaan dan Pengadilan Negeri (PN). Untuk penyusunan Publikasi Statistik Kriminal Papua Barat 2011 hanya diambil data yang bersumber dari Kepolisian level kabupaten/kota yang mencakup karakteristik kejadian tindak kejahatan, pelaku kejahatan dan jumlah kerugian akibat tindak kejahatan.
Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
7
Statistik Potensi Desa (Podes) 2011 Data Statistik Potensi Desa (Podes) merupakan satu-satunya data kewilayahan yang dikumpulkan BPS. Pendataan Podes dilakukan di seluruh desa/kelurahan di wilayah negara kesatuan Republik Indonesia, termasuk desa persiapan, desa definitif, Satuan Pemukiman Transmigrasi (SPT), Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) dan Satuan
ps .g o. id
Pemukiman Masyarakat Terasing (SPMT).
Respoden untuk pendataan Podes adalah Kepala Desa/Lurah atau aparat desa/kelurahan lainnya dan nara sumber lainnya, seperti petugas kesehatan yang bertugas di desa/kelurahan (dokter puskesmas/bidan
ra t. b
desa), guru/kepala sekolah, petugas penyuluh pertanian (PPL) dan petugas lapangan Keluarga Berencana (PLKB). tentang
desa/kelurahan
ua
informasi
ba
Salah satu fungsi pendataan Podes adalah menyajikan data atau untuk
memenuhi
keperluan
ap
perencanaan kegiatan sensus. Data atau informasi tersebut antara lain
tp :// p
adalah tentang luas wilayah, jumlah RW, jumlah RT dan satuan lingkungan setempat (SLS) yang merupakan bagian wilayah desa/ kelurahan beserta batas-batas wilayahnya, keadaan geografis, keadaan
ht
topografis, jumlah dan struktur penduduk, dan struktur perekonomian.
Sejalan dengan fungsinya tersebut, pelaksanaan pendataan Podes biasanya dilakukan menjelang penyelenggaraan suatu sensus. Data yang dikumpulkan dalam Podes juga mencakup data tentang jenis dan jumlah fasilitas umum yang ada desa/kelurahan, baik fasilitas sosial seperti posyandu, puskesmas, sekolah, mesjid, gereja
Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
8
dan tempat ibadat lainnya, maupun fasilitas ekonomi seperti pasar, pertokoan, super market, KUD, sarana transportasi, Bank dan lembaga keuangan/perkreditan lainnya. Pendataan Podes juga mencakup pengumpulan data tentang jenis dan jumlah kejadian-kejadian penting yang sedang atau pernah terjadi di desa, seperti jenis dan jumlah bencana alam, wabah penyakit, kejadian kejahatan dan konflik massal,
ht
tp :// p
ap
ua
ba
ra t. b
ps .g o. id
baik antar warga desa maupun antar desa.
Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
9
Sesuai dengan jenis data yang digunakan dalam penyusunan
2.2
publikasi ini serta jenis sumber data yang menghasilkan data tersebut, Konsep dan Definisi konsep dan definisi serta terminologi dari berbagai variabel atau karakteristik yang digunakan dalam publikasi ini juga merujuk pada konsep dan definisi serta terminologi yang digunakan oleh sumber data yang bersangkutan. Sejalan dengan itu, penjelasan mengenai konsep
ps .g o. id
dan definisi pada bagian ini akan diuraikan sesuai dengan urutan sumber data.
2.2.1. Konsep-Konsep Kriminalitas Dalam Laporan Data Kriminalitas
a. Tindak
ra t. b
A. Peristiwa Kejahatan (Kriminalitas)/Pelanggaran kejahatan/kriminalitas
atau
pelanggaran
merupakan
ba
perbuatan seseorang yang dapat diancam hukuman berdasarkan
ap
Indonesia.
ua
KUHP atau Undang-Undang serta peraturan lainnya yang berlaku di
tp :// p
b. Peristiwa yang dilaporkan ialah setiap peristiwa yang dilaporkan masyarakat pada Polri, atau peristiwa dimana pelakunya tertangkap tangan oleh kepolisian. Laporan masyarakat ini akan dicatat dan
ht
ditindak-lanjuti oleh Polri jika dikategorikan memiliki cukup bukti.
c. Peristiwa yang diselesaikan oleh kepolisian, adalah : Peristiwa yang berkas perkaranya sudah siap atau telah
diserahkan kepada jaksa. Dalam hal delik aduan, pengaduannya dicabut dalam tenggang
waktu yang telah ditentukan menurut undang-undang
Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
10
Peristiwa yang telah diselesaikan oleh kepolisian berdasarkan
azaz Plichmatigheid. Peristiwa yang tidak termasuk kompetensi Kepolisian. Peristiwa yang tersangkanya meninggal dunia.
B. Pelaku Kejahatan a. Pelaku Kejahatan adalah :
ps .g o. id
Peristiwa yang telah kadaluwarsa.
Orang yang melakukan kejahatan.
Orang yang turut melakukan kejahatan.
ra t. b
Orang yang menyuruh melakukan kejahatan.
Orang yang membujuk orang lain untuk melakukan kejahatan.
ua
ba
Orang yang membantu untuk melakukan kejahatan.
ap
b. Klasifikasi pelaku kejahatan menurut umur : Anak-anak adalah orang yang berumur kurang dari 16 tahun.
tp :// p
Dewasa adalah orang yang berumur 16 tahun dan lebih.
ht
Umum adalah anak-anak dan dewasa.
C. Tahanan Tahanan adalah tersangka pelaku tindak kejahatan/pelanggaran yang ditahan oleh pihak kepolisian sebelum diteruskan kepada Kejaksaan atau masih dalam proses pengusutan lebih lanjut. Lamanya ditahan kurang dari 20 hari.
Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
11
D. Kerugian Kerugian adalah hilang, rusak atau musnahnya harta benda yang ditimbulkan akibat dari suatu peristiwa kejahatan/pelanggaran dan tidak termasuk korban jiwa atau badan. E. Korban
ps .g o. id
Korban kejahatan adalah seseorang atau harta bendanya yang selama setahun terakhir mengalami atau terkena tindak kejahatan atau usaha /percobaan tindak kejahatan.
ra t. b
2.2.2. Konsep-Konsep Kriminalitas Dalam Susenas dan Podes
ba
A. Kejahatan/ Kriminalitas
Konsep dan definisi kejahatan yang digunakan dalam Susenas pada dasarnya merujuk pada konsep kejahatan yang
ua
dan Podes
ap
digunakan oleh Polri maupun KUHP. Namun, karena konsep ini
tp :// p
ditanyakan pada responden yang umumnya awam tentang hukum, pengertian tentang konsep kejahatan ini lebih didasarkan pada
ht
pengakuan, pemahaman dan persepsi responden tanpa melihat lagi aspek hukumnya. Sejalan dengan itu, jenis-jenis tindak kejahatan yang dicakup Susenas atau Podes lebih terfokus pada jenis kejahatan yang dikenal masyarakat, misalnya perampokan untuk menggantikan konsep pencurian dengan kekerasan yang biasa digunakan Polri.
Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
12
B. Korban Kejahatan Konsep korban kejahatan
dalam Susenas adalah korban/
sasaran dari tindak kejahatan yang terjadi dalam rentang waktu selama setahun yang lalu. Korban kejahatan dalam Susenas dikelompokkan menjadi dua klasifikasi, yaitu rumah tangga dan individu. Penentuan kriteria korban kejahatan ini hanya berdasarkan pada pengakuan
ps .g o. id
responden tanpa melihat lagi aspek hukumnya.
Rumah tangga korban kejahatan adalah rumah tangga yang selama setahun lalu pernah mengalami kejadian atau usaha/percobaan tindak kejahatan yang sasarannya adalah harta atau kekayaan milik
ra t. b
rumah tangga, misalnya pencurian televisi milik rumah tangga, pencurian ternak, termasuk pembunuhan terhadap salah satu anggota rumah
ba
tangga.
ua
Individu dikatakan sebagai korban kejahatan jika individu yang
ap
bersangkutan selama setahun yang lalu pernah mengalami kejadian
tp :// p
atau usaha/percobaan tindak kejahatan.
ht
C. Konflik Massal Konsep konflik massal yang digunakan dalam Podes merujuk
pada konflik fisik berupa perkelahian massal yang terjadi dalam satu wilayah desa/kelurahan yang meliputi: Perkelahian antar kelompok warga adalah perkelahian antara
kelompok warga dengan kelompok warga yang lain dalam satu desa/kelurahan/nagari.
Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
13
Perkelahian warga antar desa/kelurahan adalah perkelahian
antara warga desa/kelurahan/nagari dengan warga desa/ kelurahan/ nagari lainnya. Perkelahian warga dengan aparat keamanan adalah perke-
lahian antara warga desa/kelurahan/nagari dengan aparat keamanan.
ps .g o. id
Perkelahian warga dengan aparat pemerintah adalah perke-
lahian antara warga desa/kelurahan/nagari dengan aparat pemerintah.
Perkelahian antar pelajar/mahasiswa adalah perkelahian antar
ra t. b
pelajar suatu sekolah dengan pelajar sekolah lain.
Perkelahian antar suku/etnis adalah perkelahian antar suku/
ba
etnis yang terjadi di desa/kelurahan/nagari.
ua
Perkelahian Lainnya adalah perkelahian antar warga dengan
ap
pelajar/mahasiswa, perkelahian antar agama, perkelahian antar
2.3
tp :// p
aparat keamanan dan sebagainya.
Angka Indeks Kejahatan ( It )
ht
Penjelasan Jumlah peristiwa kejahatan pada tahun t Teknis It = Jumlah peristiwa kejahatan pada tahun t0 X 100 2. Angka kejahatan per 10.000 Penduduk (Crime Rate) =
Jumlah peristiwa kejahatan pada tahun t Jumlah penduduk
Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
X 10.000
14
3. Skala waktu kejahatan tahun t (Crime clock) =
365 x 24 x 60 x 60 Jumlah peristiwa kejahatan tahun t
X (Detik)
4. Persentase penyelesaian Peristiwa Kejahatan (Crime clearence)
X 100 (%)
ps .g o. id
Jumlah peristiwa kejahatan yang diselesaikan Jumlah peristiwa kejahatan yang dilaporkan
ht
tp :// p
ap
ua
ba
ra t. b
=
Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
15
ps .g o. id ra t. b ba ua ap tp :// p ht Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
16
BAB III GAMBARAN UMUM KRIMINALITAS DI PAPUA BARAT TAHUN 2015
3.1
cukup berfluktuatif. Kondisi criminal tahun 2015. Hal ini ditunjukan dengan jumlah tindak pidana yang meningkat tiap tahunnya. Dalam
ps .g o. id
Tingkat Perkembangan Kriminaliitas
Perkembangan kriminalitas di Papua Barat tahun 2012-2015
kurun waktu empat tahun terakhir (tahun 2012-2015), laju perubahan jumlah kejadian tindak pidana di Papua Barat meningkat sebesar
ra t. b
23,95 persen. Kondisi tingkat kriminal tahun 2015 dengan total kasus sebanyak 2.281 kasus adalah cermin keadaan keamanan yang tidak stabil. Tahun 2014 jumlah kasus 2.039 meningkat 242. Kondisi
ba
memprihatinkan yaitu kurun waktu tiga tahun terakhir (2013-2015)
Gambar 3.1
Jumlah Tindak Pidana di Papua Barat Tahun 2012-2015
ht
tp :// p
ap
ua
jumlah kasus kriminal selalu diatas 2000 kasus.
Sumber : Polda Papua Barat, Polres/Polresta Se-Papua Barat
Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
17
Jumlah tindak kejahtan tahun 2015 dirinci menurut Kabupaten/Kota seperti yang diperlihatkan pada gambar 3.2 berikut ini menunjukan suatu keprihatinan. Gambar 3.2
ra t. b
ps .g o. id
Jumlah Tindak Pidana Menurut Kabupaten/Kota 2015
ba
Sumber : Polda Papua Barat
ua
Kabupaten Manokwari sebagai ibukota Provinsi Papua barat justru
ap
memiliki tingkat kejahatan tertinggi di Papua Barat dengan total kasus sebanyak 575 kasus. Kota Sorong dengan kepadatan penduduk
tp :// p
tertinggi kedua di Papua Barat memiliki jumlah tingkat kriminal yang sama dengan Kabupaten manokwari dengan jumlah kasus kejahatan
ht
sebanyak 555 Kasus. Kendati demikian Kota Sorong berhasil menekan laju jumlah tindak kejahatan di tahun 2015 cukup signifikan jika dibandingkan dengan tahun 2014 dengan jumlah kasus 919 kasus. Kabupaten Teluk bintuni memiliki jumlah kasus terkecil se-Papua Barat dengan total 89 kasus.
Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
18
3.2
Bentuk/jenis tindak kejahatan diklasifikasi menjadi 6 yakni kejahatan
Jenis Tindak konvensional, kejahatan transnasional, kejahatan kekayaan negara, Kejahatan kejahatan kontijensi, gangguan dan bencana alam/non alam. Data Polda Papua Barat tahun 2015 menyebutkan tingkat kejahatan tertinggi yaitu kejahatan konvensional dengan jumlah kasus mencapai 2.257 kasus atau 98,95 persen total kasus kejahatan selama tahun
ps .g o. id
2015. Jumlah kasus transnasional sebanyak 7 kasus, 16 kasus kekayaan Negara dan 1 kasus kejahatan kontijensi. Kejahatan Konvensional
ra t. b
Kejahatan konvensional memiliki ciri-cir seperti tidak ada penggunaan Teknoogi Informasi secara langsung, alat bukti berupa bukti fisik
ba
( terbatas menurut pasal 184 KUHAP ), pelaku dan korban biasanya
ua
berada dalam satu tempat, pelaksanaan penyidikan melibatkan
ap
laboratorium computer, proses penyidikan dilakukan di dunianyata,
tp :// p
tidak ada penanganan komputer sebagai TKP dan dalam proses persidangan, keterangan ahli tidak menggunakan ahli TI. Jenis-jenis kejahatan konvensional berupa penganiayaan, pencurian,
ht
penipuan, penggelapan, KDRT, pembunuhan dll.
Jenis kejahatan konvensional di Papua Barat tahun 2015 tercatat sebanyak 399 kasus pencurian dengan pemberatan, pengeroyokan sebanyak 269 kasus, pencurian biasa 260 kasus, penganiayaan berat 195 kasus, penipuan 163 kasus, pencurian dengan kekerasan sebanyak 135 kasus.
Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
19
Gambar 3.3
ra t. b
Sumber : Polda Papua Barat
ps .g o. id
Persentase Jumlah Tindak Kejahatan Konvesioanal terhadap barang menurut klasifikasi/Jenisnya di Papua Barat, 2015
Jika dikelompokan menurut jenisnya, kejahatan konvensional tertinngi
ba
adalah jenis kejahatan pencurian (36,24%). Berikutnya kejahatan
ua
terhadap fisik manusia sebesar 26,36 persen.
ap
Setengah dari kasus pencurian di Papua Barat adalah pencurian dengan pemberatan. Kasus pencurian dengan kekerasan sekitar 16,50 persen
ht
tp :// p
dan pencurian biasa sebesar 31,78 persen.
Gambar 3.4
Persentase Jumlah Tindak Kejahatan Konvensional Pencurian menurut Klasifikasi/ Jenisnya di Papua Barat, 2015 Sumber : Polda Papua Barat
Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
20
Gambar 3.5
ra t. b
Sumber : Polda Papua Barat
ps .g o. id
Persentase Jumlah Tindak Kejahatan Konvensional menurut Klasifikasi/ Jenisnya di Papua Barat, 2015
Tindak kejahatan berikutnya yaitu tekait barang. Jenis tindakan
ba
kejahatan penipuan/perbuatan curang memiliki jumlah kasus tertinggi
ap
(26,53%).
ua
sekitar 41,58 persen dan berikutnya adalah kasus penggelapan
tp :// p
2. Kejahatan Transnasional Tindak kejahatan transnasional yang terjadi di Papua Barat selama
ht
tahun 2015 sebanyak 7 kasus yang terdiri dari 3 kasus Perdagangan manusia (Traffic in person) dan kasus transnasional lainnya sebanyak 4
kasus.
Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
21
3. Kejahatan terhadap harta kekayaan negara Jumlah kasus kejahatan terhadap kekayaan negara selama tahun 2015 di Papua Barat sebanyak 16 kasus kejahatan. Adapun jumlah kejahatan Terbanyak yaitu kasus imigrasi (8 kasus), kasus BBM illegal (6 kasus), kasus penyeludupan 1 kasus dan 1 kasus lagi terkait pajak.
ps .g o. id
4. Kejahatan Kontinjensi
Kejahatan Kontinjensi selama tahun 2015 hanya berjumlah 1 kasus yaitu
ra t. b
kasus perkelahian antar pelajar/mahasiswa.
Gambar 3.6
ht
tp :// p
ap
ua
ba
Persentase Jumlah Tindak Kejahatan Konvensional (2) menurut Klasifikasi/Jenisnya di Papua Barat, 2015
Sumber : Polda Papua Barat
Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
22
3.3
Lingkungan aman adalah dambaan semua masyarakat Indonesia. Tetapi
Fenomena Konflik Massal Tahun 2014
ternyata keadaan aman yang diidamkan belum terpenuhi sepenuhnya. Salah satu ancaman yang sering terjadi adalah konflik yang muncul di lingkungan rumah tangga. Perkelahian antar warga masih terjadi, perkelahian pelajar sering kita lihat, pertentangan antar suku masih terjadi dan yang paling sering dilihat adalah bentrok warga dengan
ps .g o. id
aparat penegak hukum.
Konflik yang muncul di masayarakat bisa diukur dari statistik konflik yang bisa dikeluarkan dari sensus desa POTENSI DESA (Podes) yang
ra t. b
dilakukan BPS. Data terakhir diukur pada tahun 2014. Gambar 3.7
ht
tp :// p
ap
ua
ba
Jumlah Desa dengan Kejadian Konflik Masal yang terjadi sepanjang tahun 2014 di Papua Barat
Sumber : Podes 2014
Secara keseluruhan, terdapat 59 desa/kelurahan (3,37%) total desa/ kelurahan di Papua Barat yang pernah terjadi konflik di masyarakatnya.
Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
23
yang terjadi sepanjang tahun 2014. Kabupaten teluk Wondama dan Kabupaten Sorong Selatan adalah wilayah dengan jumlah desa dengan kejadian konflik masal terbanyak se-Papua Barat. Dari 75 desa yang mengalami konflik masal, persentase penyelesaian konflik sebesar 97,96 persen terselesaikan dan 2,04 persen tidak dapat terselesaikan. Hal ini mengindikasikan bahwa modal sosial dalam
ps .g o. id
masyarakat perlu ditanamkan lebih baik lagi, sehingga penyelesaian masalah atau konflik dalam masyarakat dapat terselesaikan dan tidak berbuntut panjang.
ra t. b
Untuk inisiator yang aktif dalam menyelesaikan masalah,persentase terbanyak adalah tokoh masyarakat (38,54 persen) dan aparat keamanan (27,08 persen). Hal ini mengindikasikan bahwa konflik masal
ba
yang terjadi dapat terselesaikan dengan cepat apabila tokoh masyarakat
tp :// p
ap
ua
atau tokoh agama yang menyelesaikan konflik.
ht
Gambar 3.8
Jumlah Desa dengan Kejadian Konflik Masal menurut inisiator penyelesaian konflik tahun 2014 di Papua Barat Sumber : Podes 2014
Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
24
Tabel 1. Jumlah Tindak Pidana (Crime Total) di Papua Barat Tahun 2013-2015
2013
2014
2015
(1)
(2)
(3)
(4)
290
Kaimana
130
Teluk Wondama
58
Teluk Bintuni
55
Manokwari
tp :// p
ap
ua
Sorong Kota Sorong
270
204
163
99
106
114
89
678
-
575
172
170
121
162
222
297
48
82
105
669
919
555
2.262
2.039
2.281
ba
Sorong Selatan Raja Ampat
229
ra t. b
Fakfak
ps .g o. id
Kabupaten/Kota
Papua Barat
ht
Sumber : Polres/Polresta Se-Papua Barat Catatan : Data Tahun 2015 bersumber dari POLDA Papua Barat
Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
25
Tabel 2. Jumlah Tindak Kejahatan yang Diselesaikan di Papua Barat Tahun 2013-2015
2013
2014
2015
(1)
(2)
(3)
(4)
270
64
Kaimana
105
171
74
Teluk Wondama
45
83
23
Teluk Bintuni
39
83
21
525
-
82
99
109
24
99
146
110
44
75
30
393
589
123
1,619
1,476
551
ra t. b
220
ba
Fakfak
Manokwari
Sorong Selatan Raja Ampat
tp :// p
ap
Kota Sorong
ua
Sorong
Papua Barat
ps .g o. id
Kabupaten/Kota
ht
Sumber : Polres/Polresta Se-Papua Barat Catatan : Data Tahun 2015 bersumber dari POLDA Papua Barat
Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
26
Tabel 3. Persentase Penyelesaian Tindak Kejahatan (Clearence Rate) di Papua Barat Tahun 2013-2015
2013
2014
2015
(1)
(2)
(3)
(4)
Fakfak
93.10
Kaimana
80.77
Teluk Wondama
77.59
Teluk Bintuni
70.91
ps .g o. id
Kabupaten/Kota
23.70
84.00
45.39
83.80
21.69
72.17
23.59
77.43
-
14.74
57.56
64.12
19.83
61.11
66.00
37.03
91.67
63.50
28.57
58.57
64.09
22.16
64.73
72.39
24,36
ra t. b
96.00
Manokwari
ba
Sorong Selatan Raja Ampat
tp :// p
ap
Kota Sorong
ua
Sorong
Papua Barat
ht
Sumber : Polres/Polresta Se-Papua Barat Catatan : Data Tahun 2015 bersumber dari POLDA Papua Barat
Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
27
Tabel 4. Selang Waktu Terjadinya Tindak Kejahatan (Crime clock) di Papua Barat Tahun 2013-2014 2013
2014
(1)
(2)
(3)
Fakfak
32.07’44”
13.77’11”
Kaimana
69.21”36”
42.56’24”
Teluk Wondama
6.37”29”
3.18’54”
144.15'06"
-
ra t. b
ps .g o. id
Kabupaten/Kota
13.23”24”
-
50.39’05”
50.21’10”
53.19”12”
39.27’36”
182.15’00”
163.35’5”
13.05’24”
10.15’36”
-
-
Teluk Bintuni Manokwari Sorong
ua
Raja Ampat
ba
Sorong Selatan
tp :// p
ap
Kota Sorong
Papua Barat
ht
Sumber : Polres/Polresta Se-Papua Barat Catatan : Data Tahun 2015 bersumber dari POLDA Papua Barat
Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
28
Tabel 5. Resiko Penduduk Terkena Tindak Kejahatan (Crime Rate) per 100.000 penduduk Tahun 2013-2014 2013
2014
(1)
(2)
(3)
ps .g o. id
Kabupaten/Kota
37.66
96.00
Kaimana
238.00
3.00
Teluk Wondama
20.60
2.85
Teluk Bintuni
1.55
-
ra t. b
Fakfak
Manokwari Sorong Selatan
22.83
22.53
106.00
145.00
-
30.50
23.32
32.04
-
-
tp :// p
ap
Kota Sorong
ua
Raja Ampat
-
ba
Sorong
27.80
Papua Barat
ht
Sumber : Polres/Polresta Se-Papua Barat Catatan : Data Tahun 2015 bersumber dari POLDA Papua Barat
Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
29
Tabel 6. Jumlah Kejahatan Konvensional menurut jenisnya di Papua Barat Tahun 2015 Jumlah Tindak Kejahatan
(1)
(2)
ps .g o. id
Jenis Kejahatan
TERHADAP KETERTIBAN UMUM / PENGEROYOKAN MEMBAHAYAKAN KEAMANAN UMUM
269 0 0
KARENA ALPA MENIMBULKAN KEBAKARAN
9
MEMBERI SUAP
1 0
PEMALSUAN MATERAI
0
PEMALSUAN SURAT
13
PERJINAHAN
36
PERKOSAAN
22
PERMAINAN JUDI
17
PENGHINAAN
43
PENCULIKAN
5
PERBUATAN YANG TDK. MENYENANGKAN KEJAHATAN TERHADAP JIWA ORANG/PEMBUNUHAN
36
PENGANIAYAAN BIASA
0
ht
ap
ua
ba
SUMPAH PALSU DAN KETERANGAN PALSU
tp :// p
ra t. b
SENGAJA MENIMBULKAN KEBAKARAN
Papua Barat
1
452
Sumber : Polda Papua Barat
Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
30
Lanjutan Tabel 6. Jumlah Tindak Kejahatan
(1)
(2)
ps .g o. id
Jenis Kejahatan
PENGANIAYAAN RINGAN PENGANIAYAAN BERAT
0 195 15
MENGAKIBATKAN ORANG LUKA / LAKA LANTAS
18
ra t. b
MENGAKIBATKAN ORANG MATI / LAKA LANTAS PENCURIAN BIASA
260 399
PENCURIAN RINGAN
24
ba
PENCURIAN DG PEMBERATAN
135
PEMERASAN DAN PENGANCAMAN
20
ua
PENCURIAN DENGAN KEKERASAN
104
PENIPUAN/PERBUATAN CURANG
163
MENGHANCURKAN ATAU MERUSAK BARANG
77
MENERIMA SUAP
2
tp :// p
ap
PENGGELAPAN
ht
9
PENADAHAN UUPA
72
KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
72
PENYALAHGUNAAN SENJATA API/BAHAN PELEDAK
8
KEJAHATAN NARKOTIKA (DLM.NEGERI/LOKAL)
8
Papua Barat
1.581
Sumber : Polda Papua Barat
Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
31
Lanjutan Tabel 6.
Jenis Kejahatan
Jumlah Tindak Kejahatan
(1)
(2)
4
TERORISME (DLM.NEGERI/LOKAL)
0
ps .g o. id
KEJAHATAN PSIKOTROPIKA (DLM.NEGERI/LOKAL)
PERAMPOKAN/PEMBAJAKAN (DLM.NEGERI/LOKAL)
0
PERDAGANGAN MANUSIA ATAU TRAFFICKING IN PERSON
0 10
HKI
0
0
KEJAHATAN DUNIA MAYA/CYBERCRIME (DLM.NEG/LOKAL)
0
KEJAHATAN PASAR MODAL
0
CURANMOR R2
56
CURANMOR R4
0
CURAS SENPI
1
CURAS SAJAM
2
tp :// p
ua
ba
PENCUCIAN UANG/MONEY LAUNDRY (DLM.NEG/LOKAL)
ap
ra t. b
MELARIKAN PEREMPUAN / GADIS
0
THDP KAM NEGARA
0
THDP PRES/WA
0
UANG PALSU
0
ht
OBAT KERAS PEMILIKAN SENPI ILEGAL / HANDAK / SAJAM
Papua Barat
0
73
Sumber : Polda Papua Barat
Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
32
Lanjutan Tabel 6.
Jenis Kejahatan
Jumlah Tindak Kejahatan
(1)
(2)
0
HAN BERBAHAYA
0
ps .g o. id
MENELANTARKAN ORG YG MENJADI TANGGUNG JWBNYA PENYELUNDUPAN
ra t. b
PERBANKAN POA PROD & DAGANG
1 0 0
1 0 0
PEMBAJAKAN
0
KENAKALAN RMJ
0
KARA KONEKSITAS
0
LAKA KA
0
tp :// p
ap
CURI KAYU
ua
CURWAT TLP
ba
SARA
1
0
ABORSI
3
MIRAS
1
THDP NEG SHBT KEPALA SHBT & WKLNYA
0
ht
LAKA LAUT LAKA UDARA
0
Papua Barat
7
Sumber : Polda Papua Barat
Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
33
Lanjutan Tabel 6.
Jenis Kejahatan
Jumlah Tindak Kejahatan
(1)
(2)
0
THDP ASAL USUL DAN PERKAWINAN
8
MERSK, GAR KESOPANAN/KESSLAAN DI MK UMUM
0
PENCURIAN DLM LINGKUNGAN KELUARGA
0
ps .g o. id
THDP KEWJBAN DAN HAK KENEGARAAN
0
PENYEROBOTAN TANAH
19
ra t. b
MERUGIKAN PEMIUTANG/ORG YG BERHAK
0
LAKA LANTAS (TANPA KORBAN MANUSIA)
0
LAKA LANTAS KORBAN MATI
2 0
ap
ua
ba
PENERBITAN DAN PERCETAKAN
108
LAKA UDARA KORBAN MATI
0
LEDAKAN BOM
0
LAKA KERETA API KORBAN MATI
tp :// p
LAKA LAUT KORBAN MATI
0
PREMANISME
0
GUL POK ANARKIS
0
GUL POK RADIKAL
0
ht
PENGANCAMAN KEJAHATAN KONVENSIONAL LAINNYA
Papua Barat
0
138
Sumber : Polda Papua Barat
Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
34
Lanjutan Tabel 6. Jumlah Tindak Kejahatan
(1)
(2)
ps .g o. id
Jenis Kejahatan
CABUL TKI ILLEGAL IMIGRAN GELAP UNJUK RASA RAWAN
ra t. b
UNJUK RASA AMAN
ba
Papua Barat
0 0 0 7 0
7
ht
tp :// p
ap
ua
Sumber : Polda Papua Barat
Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
35
Tabel 7. Jumlah Kejahatan Transnasional menurut jenisnya di Papua Barat Tahun 2015 Jumlah Tindak Kejahatan
(1)
(2)
NARKOTIKA TERORISME
ra t. b
IMIGRAN GELAP
ps .g o. id
Jenis Kejahatan
0 0 0
PERDAGANGAN MANUSIA/TRAFFICKING IN PERSON
3
PENCUCIAN UANG / MONEY LOUNDRY
0 0
PENYELUNDUPAN HEWAN
0
PELINTAS BATAS ILLEGAL
0
PSIKOTROPIKA
0
tp :// p
ap
ua
ba
KEJAHATAN DUNIA MAYA / CYBER CRIME
ht
KEJAHATAN TRANS NASIONAL LAINNYA
Papua Barat
4
7
Sumber : Polda Papua Barat
Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
36
Tabel 8. Jumlah Kejahatan Terhadap Kekayaan Negara menurut jenisnya di Papua Barat Tahun 2015 Jumlah Tindak Kejahatan
(1)
(2)
KORUPSI ILLEGAL LOGGING
ra t. b
ILLEGAL FISHING ILLEGAL MINING
ba
LINGKUNGAN HIDUP
ua
FISKAL BBM ILLEGAL
ps .g o. id
Jenis Kejahatan
0 0 0 0 0 0 6 1
CUKAI
0
ap
PENYELUNDUPAN
0
KARANTINA
0
PEMALSUAN MATA UANG DAN UANG KERTAS
0
IMIGRASI
8
LALULINTAS PAJAK
0
PEL DI LANDAS KONTINEN INDONESIA
0
ht
tp :// p
TELEKOMUNIKASI
1
Papua Barat
16
Sumber : Polda Papua Barat
Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
37
Lanjutan Tabel 8. Jumlah Tindak Kejahatan
(1)
(2)
PEL DI WIL ZEE INDONESIA PEL KETENTUAN PERIKANAN PEL WIL PERAIRAN
ps .g o. id
Jenis Kejahatan
ra t. b
KEJAHATAN THDP.KEKAYAAN NEGARA LAINNYA HAKI
ba
Papua Barat
0 0 0 0 0
0
ht
tp :// p
ap
ua
Sumber : Polda Papua Barat
Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
38
Tabel 9. Jumlah Kejahatan Terhadap Berimplikasi Kontinjensi menurut jenisnya di Papua Barat Tahun 2015 Jumlah Tindak Kejahatan
(1)
(2)
ps .g o. id
Jenis Kejahatan
KONFLIK SARA / PENODAAN AGAMA (PENCEMARAN
0
SEPARATISME
0
ra t. b
THDP. KEAMANAN NEGARA/MAKAR
0 0
KONFLIK OKNUM TNI-POLRI/KONFLIK APARAT
0
BENTROK MASSA
ba
TERHADAP MARTABAT KEDUDUKAN PRES/WAPRES
0 6
UNJUK RASA ANARKIS
1
PERKELAHIAN PELAJAR/MAHASISWA
0
ap
ua
PEMOGOKAN BURUH
0
KEJAHATAN BERIMPLIKASI KONTINJENSI LAINNYA
0
ht
tp :// p
PERKELAHIAN ANTAR POK / KAMPUNG
Papua Barat
16
Sumber : Polda Papua Barat
Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
39
Tabel 10. Jumlah dan Persentse Desa/Kelurahan Menurut Kabupaten/Kota dan Keberadaan Pekelahian Massal di Wilayahnya Tahun 2014
N
N
%
N
%
(2)
(3)
(2)
(3)
121
98.37
123
100.00
85
98.84
86
100.00
(3)
Fakfak
2
4.07
Kaimana
1
1.16
Teluk Wondama
20
20.78
57
74.03
77
100.00
Teluk Bintuni
2
0.84
236
99.16
238
100.00
Manokwari
9
151
94.38
160
100.00
12.40
112
92.56
121
100.00
2
1.42
139
98.58
141
100.00
Raja Ampat
0
0.00
121
100.00
121
100.00
Tambrauw
4
5.26
72
94.74
76
100.00
Maybrat
3
0.64
154
98.09
157
100.00
7
21.05
50
87.72
57
100.00
10
5.59
169
94.41
179
100.00
6
35.48
25
80.65
31
100.00
75
4.79
1.492
95.21
1567
100.00
ht
tp :// p
Sorong
9
ap
Sorong Selatan
Manokwari Selatan Pegunungan Arfak
Kota Sorong Papua Barat
ba
ra t. b
(2)
10.63
ua
(1)
%
Jumlah Desa/ Kelurahan
ps .g o. id
Kabupaten/ Kota
Tidak Ada Kejadian Perkelahian Massal
Ada Kejadian Perkelahian Massal
Sumber : Podes 2014
Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
40
Tabel 11. Banyaknya Desa/Kelurahan yang Selama Tahun yang Lalu Menjadi Lokasi Konflik Perkelahian Massal Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Pekelahian Massal Tahun 2014 Warga Dengan Aparat Keamanan
Warga Dengan Aparat Pemerintah
(3)
(4)
(5)
Fakfak
-
1
-
-
Kaimana
1
-
-
-
Teluk Wondama
7
9
1
1
Teluk Bintuni
1
1
-
-
Manokwari
8
1
-
-
4
2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Tambrauw
4
-
-
-
Maybrat
2
1
-
-
2
3
1
1
4
5
1
-
3
-
3
-
36
23
6
2
tp :// p
Raja Ampat
ap
Sorong
ua
Sorong Selatan
ht
Manokwari Selatan Pegunungan Arfak Kota Sorong
Papua Barat
ra t. b
(2)
ba
(1)
Warga Antar Desa/ Kelurahan
ps .g o. id
Antar Kabupaten/Kota Kelompok Warga
Sumber : Podes 2014
Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
41
Lanjutan Tabel 11.
Kabupaten/Kota
Antar Pelajar/ Antar Suku Mahasiswa
Jumlah
(2)
(3)
(4)
(3)
Fakfak
-
-
1
2
Kaimana
-
Teluk Wondama
1
Teluk Bintuni
-
Manokwari
-
Sorong Selatan
-
Sorong
-
ps .g o. id
(1)
Lainnya
-
1
1
-
20
-
-
2
-
-
9
2
1
9
1
1
2
-
-
-
0
-
-
-
4
-
-
-
3
-
-
-
7
Pegunungan Arfak
-
-
-
10
Kota Sorong
-
-
-
6
1
4
3
75
ba
tp :// p
Maybrat
ua
Tambrauw
ap
Raja Ampat
ra t. b
-
ht
Manokwari Selatan
Papua Barat Sumber : Podes 2014
Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
42
Tabel 12. Persentase Desa/Kelurahan yang Selama Tahun yang Lalu Menjadi Lokasi Konflik Perkelahian Massal Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Pekelahian Massal Tahun 2014 Warga Dengan Aparat Keamanan
Warga Dengan Aparat Pemerintah
(3)
(4)
(5)
0.00
50.00
0.00
0.00
Kaimana
100.00
0.00
0.00
0.00
Teluk Wondama
35.00
45.00
5.00
5.00
Teluk Bintuni
50.00
50.00
0.00
0.00
Manokwari
88.89
11.11
0.00
0.00
Sorong Selatan
44.44
22.22
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
Tambrauw
100.00
0.00
0.00
0.00
Maybrat
66.67
33.33
0.00
0.00
28.57
42.86
14.29
14.29
40.00
50.00
10.00
0.00
50.00
0.00
50.00
0.00
48.00
30.67
8.00
2.67
(1)
(2)
tp :// p
Raja Ampat
ba
ua
ap
Sorong
ra t. b
Fakfak
ht
Manokwari Selatan Pegunungan Arfak Kota Sorong
Papua Barat
Warga Antar Desa/ Kelurahan
ps .g o. id
Antar Kabupaten/Kota Kelompok Warga
Sumber : Podes 2014
Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
43
Antar Pelajar/ Mahasiswa
Antar Suku
Lainnya
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(4)
Fakfak
0.00
0.00
50.00
100.00
Kaimana
0.00
0.00
0.00
100.00
Teluk Wondama
5.00
5.00
0.00
100.00
Teluk Bintuni
0.00
0.00
0.00
100.00
Manokwari
0.00
0.00
100.00
Sorong Selatan
0.00
ra t. b
0.00
22.22
11.11
100.00
Sorong
0.00
ba
50.00
50.00
100.00
0.00
0.00
0.00
-
0.00
0.00
0.00
100.00
Maybrat
0.00
0.00
0.00
100.00
Manokwari Selatan
0.00
0.00
0.00
100.00
Pegunungan Arfak
0.00
0.00
0.00
100.00
Kota Sorong
0.00
0.00
0.00
100.00
1.33
5.33
4.00
100.00
ht
tp :// p
Tambrauw
ap
Raja Ampat
Papua Barat
ps .g o. id
Kabupaten/Kota
ua
Lanjutan Tabel 12.
Sumber : Podes 2014
Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
44
Tabel 13. Jumlah dan Persentase Desa/Kelurahan yang Selama Tahun yang Lalu Menjadi Lokasi Konflik Perkelahian Massal dan Cara Penyelesaian Konflik Tahun 2014
Cara Penyelesaian Perkelahian Massal Kabupaten/Kota Dengan Inisiator (1)
%
(2)
(3)
ps .g o. id
N
Tanpa Inisiator
Jumlah Desa/ Kelurahan
N
%
N
%
(2)
(3)
(2)
(3)
0
0.00
5
100.00
0
0.00
1
100.00
5
100.00
Kaimana
1
100.00
Teluk Wondama
16
100.00
0
0.00
16
100.00
Teluk Bintuni
2
100.00
0
0.00
2
100.00
Manokwari
17
0
0.00
17
100.00
ba
ua
100.00
15
100.00
0
0.00
15
100.00
2
100.00
0
0.00
2
100.00
0
0.00
0
0.00
0
-
Tambrauw
4
100.00
0
0.00
4
100.00
Maybrat
1
33.33
2
66.67
3
100.00
12
100.00
0
0.00
12
100.00
10
100.00
0
0.00
10
100.00
11
100.00
0
0.00
11
100.00
96
97.96
2
2.04
98
100.00
Sorong
ht
tp :// p
Raja Ampat
ap
Sorong Selatan
ra t. b
Fakfak
Manokwari Selatan Pegunungan Arfak
Kota Sorong Papua Barat Sumber : Podes 2014
Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
45
Tabel 14. Persentase Desa/Kelurahan yang Menjadi Lokasi Konflik Perkelahian Menurut Inisiator/Mediator yang Dilibatkan Dalam Upaya Penyelesaian Konflik Tahun 2014 Inisiator/Mediator yang Dilibatkan Dalam Penyelesaian Pekelahian Massal Aparat Keamanan N (1)
(2)
%
Aparat Pemerintah
ps .g o. id
Kabupaten/ Kota
Tokoh Masyarakat
N
%
N
%
(4)
(5)
(6)
(7)
1
20.00
2
40.00
0
0.00
0
0.00
25.00
5
31.25
5
31.25
100.00
0
0.00
0
0.00
(3)
1
20.00
Kaimana
1
100.00
Teluk Wondama
4
Teluk Bintuni
2
Manokwari
4
23.53
4
23.53
6
35.29
3
20.00
4
26.67
8
53.33
2
100.00
0
0.00
0
0.00
Raja Ampat
0
0.00
0
0.00
0
0.00
Tambrauw
2
50.00
1
25.00
1
25.00
Maybrat
0
0.00
0
0.00
1
100.00
Manokwari Selatan
3
25.00
3
25.00
3
25.00
Pegunungan Arfak
0
0.00
0
0.00
7
70.00
Kota Sorong
4
36.36
1
9.09
4
36.36
26
27.08
19
19.79
37
38.54
ua
ba
ht
tp :// p
ap
Sorong Selatan Sorong
ra t. b
Fakfak
Papua Barat Sumber : Podes 2014
Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
46
Lanjutan Tabel 14. Inisiator/Mediator yang Dilibatkan Dalam Penyelesaian Pekelahian Massal
Tokoh Agama
N (2)
(3)
1
20.00
Kaimana
0
0.00
Teluk Wondama
1
Teluk Bintuni
0
Manokwari
3
Jumlah
N
%
N
%
(4)
(5)
(6)
(7)
0
0.00
5
100.00
0
0.00
1
100.00
ra t. b
Fakfak
ua
(1)
%
Lainnya
ps .g o. id
Kabupaten/ Kota
1
6.25
16
100.00
0.00
0
0.00
2
100.00
17.65
0
0.00
17
100.00
0.00
0
0.00
15
100.00
0
0.00
0
0.00
2
100.00
Raja Ampat
0
0.00
0
0.00
0
-
Tambrauw
0
0.00
0
0.00
4
100.00
Maybrat
0
0.00
0
0.00
1
100.00
Manokwari Selatan
3
25.00
0
0.00
12
100.00
Pegunungan Arfak
0
0.00
3
30.00
10
100.00
Kota Sorong
0
0.00
2
18.18
11
100.00
8
8.33
6
6.25
96
100.00
ba
6.25
ht
tp :// p
Sorong
0
ap
Sorong Selatan
Papua Barat Sumber : Podes 2014
Statistik Kriminal Papua Barat Tahun 2015
47
ap
tp :// p
ht ua ba
ps .g o. id
ra t. b