PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK Simbolon, Agustina Pitriyana. 2013. Pemanfaatan Program GeoGebra Dalam Membantu Kesulitan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas III di SLB C Dharma Ring Putra II Yogyakarta Dalam Memahami Bentuk-Bentuk Bangun Datar. Skripsi Program Sarjana (S-1). Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidkan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami siswa kelas III SD SLB C Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta dalam mempelajari bangun datar dan (2) mengetahui apakah pembelajaran bentukbentuk bangun datar dengan Program GeoGebra dapat membantu kesulitan siswa di SLB. Subyek dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SLB C Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta, tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 4 siswa. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan Program GeoGebra dalam memahami bentuk-bentuk bangun datar. Instrumen penelitian ini terdiri dari: (1) Lembar pengamatan, (2) Lembar wawancara, (3) Soal tes Diagnostik, (4) Soal tes hasil belajar. Analisis penelitian ini diperoleh dari hasil tes diagnostik, dan tes hasil belajar siswa, serta proses selama pembelajaran di kelas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) dari hasil tes diagnostik, siswa masih kesulitan dalam menentukan bangun datar lingkaran, bangun datar segitiga, dan bangun datar segi empat. Mereka mengalami kesulitan dalam mengingat, persepsi yang salah mengenai bentuk-bentuk bangun datar, serta tidak fokus dalam pembelajaran di kelas. (2) Hasil yang didapat dari hasil tes belajar menunjukkan bahwa siswa-siswa mampu lulus dari KKM yang telah ditentukan, ini terlihat selama proses pembelajaran dengan penggunaan media Program GeoGebra siswa aktif dalam menjawab dan mau untuk maju dalam menunjukkan bentuk-bentuk bangun datar yang peneliti minta. Dari hasil tes belajar tersebut dan proses pembelajaran tersebut guru dapat mengatasi kesulitan siswa dengan menggunakan Program GeoGebra dalam mempelajari bentuk-bentuk bangun datar. Kata-kata kunci: Pemanfaatan Program GeoGebra, kesulitan siswa tunagrahita ringan, memahami bentuk-bentuk bangun datar.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT Simbolon, Agustina Pitriyana. , 2013. Utilization Program GeoGebra In Tunagrahita Light Helps Students Difficulties in SLB C III Class Ring Dharma Putra II Yogyakarta In Understanding Forms Build Flat. Undergraduate Thesis (S-1). Mathematics Education Studies Program, Department of Education Mathematics and Natural Sciences, Faculty of Education and Science Teaching, Sanata Dharma University in Yogyakarta. The purpose of this study was to (1) determine the difficulties experienced by students of class III SD SLB C Ring Rena Dharma Putra II Yogyakarta in studying flat wake and (2) determine whether the learning forms a flat wake with GeoGebra program can help trouble students at SLB. The subjects of the study were all students of class III SLB C Ring Rena Dharma Putra II Yogyakarta, school year 2012/2013, amounting to 4 students. This research uses descriptive qualitative research. This study uses GeoGebra program in understanding the forms of flat wake. The research instrument consisted of: (1) Sheet observations, (2) Questionnaires, (3) Problem Diagnostic tests, (4) Problem achievement test. Analysis of this study were obtained from the results of diagnostic tests, and tests student learning outcomes, as well as during the learning process in the classroom. The results of this study indicate that (1) the results of diagnostic tests, students are still difficulties in determining the flat circular wake, wake up flat triangular, rectangular and flat wake. They have difficulty in remembering, a wrong perception about the forms of flat wake, and does not focus on learning in the classroom. (2) The results of the study test results indicate that students are able to graduate from KKM has been determined, is seen during the learning process with the use of media GeoGebra Program students are active in the answer and want to get ahead in show flat wake forms a researcher asked. From the results of the test learning and the learning process teachers can overcome the difficulties students to use in studying the GeoGebra program forms a flat wake. Key words: Utilization Program GeoGebra, mild mental retardation student's difficulties, understand the forms of flat wake.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Banyak sekali macam metode pembelajaran yang digunakan Guru untuk membantu siswa dalam memahami suatu materi pembelajaran. Macam-macam metode belajar tersebut adalah seperti metode diskusi, metode demonstrasi, dan macam metode lainnya. Namun bagaimana pun bagusnya metode, tetap saja akan terasa susah dijalankan bila siswa sendiri pasif atau malu dalam mengutarakan pendapat. Pengaruh yang menyebabkan anak malu untuk berpendapat dan menjadi pasif di kelas misalkan saja pengaruh dari lingkungan, seperti dicemooh oleh siswa lain bila jawaban si anak ternyata tidak sesuai dengan yang yang diharapkan oleh Guru. Dari sini kita harus sudah mulai merombak cara perilaku kita, jangan hanya merombak metode pembelajarannya saja. Masyarakat di Indonesia masih sangat sibuk dengan metode-metode pembelajaran seperti yang diutarakan diatas.
Namun, masyarakat belum
menengok kembali, bahwa sebenarnya bukan hanya pendidikan untuk anak normal saja yang harus ditinjau, namun pendidikan untuk anak-anak luar biasa juga haruslah ditinjau oleh pemerintah dan masyarakat sekitar. Dalam mengindentifikasi anak-anak yang luar biasa ini, haruslah dihadapi dengan pendidikan yang luar biasa pula, cara yang luar biasa disini bukan berarti cara yang aneh atau tidak lazim. Cara yang luar biasa disini
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
adalah cara yang khusus yang disesuaikan dengan kelainan anak tersebut. Dalam Undang-Undang Pokok Pendidikan No.12 tahun 1954 pasal 7 ayat 5 pendidikan dan pengajaran kepada orang-orang yang dalam keadaan kekurangan baik jasmani maupun rohaninya supaya mereka dapat memiliki kehidupan lahir batin yang layak.
Dengan penjelasan orang-orang yang
dalam keadaan kekurangan jasmani atau rohaninya ialah orang-orang buta, tuli, bisu, imbisil atau yang mempunyai cacat-cacat jasmani atau rohani lainnya. Pembelajaran dengan menggunakan media dapat membantu dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran adalah semua alat (bantu) atau benda yang digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar dengan maksud untuk menyampaikan pesan atau informasi pembelajaran dari sumber kepada penerima (John D.Latuheru , 1988:14). Disini media yang di pakai adalah media komputer dengan Program GeoGebra. Melalui media ini diharapkan dapat membantu pemahaman siswa luar biasa ini khususnya anak-anak tunagrahita dalam pembelajaran matematika, karena mereka memiliki tingkat kecerdasan yang berada di bawah rata – rata. Penulis menggunakan media komputer dalam bentuk Program GeoGebra untuk memperkenalkan bentukbentuk bangun geometri.
Program GeoGebra ini dapat menampilkan
berbagai macam bentuk-bentuk geometri yang sesuai dengan perintah yang dijalankan. Melalui media komputer Program GeoGebra ini Guru maupun siswa tunagrahita tidak perlu memakan waktu lama dalam menggambar bentuk bangun-bangun geometri dipapan tulis maupun di buku. Media ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
penulis rencanakan sebagai pengganti dari media papan tulis maupun media alat peraga, sehingga diharapkan penguasaan materi bentuk-bentuk bangun geometri datar dapat dicapai oleh siswa-siswa SLB C ini. Selain itu juga peneliti ingin mencoba untuk menggantikan proses pembelajaran dengan alat peraga yang telah biasa Guru-guru gunakan dalam proses pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti “Pemanfaatan Program GeoGebra Dalam Membantu Kesulitan Siswa Kelas III Di SLB C Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta Dalam Memahami Bentuk-Bentuk Bangun Datar ”.
B. PEMBATASAN MASALAH Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, penulis menentukan beberapa pembatasan masalah yang akan diteliti.
Adapun
pembatasan masalah tersebut antara lain: 1. Pokok bahasan yang akan diteliti adalah bentuk bangun datar. 2. Subyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah siswa- siswi kelas III SD SLB C Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2012/2013. 3. Penelitian ini hanya membahas tentang Penggunaan Program GeoGebra dalam mengatasi kesulitan belajar siswa kelas III SD SLB C Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2012/2013 khususnya pada materi pengenalan bentuk-bentuk bangun datar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
C. Perumusan Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan pokok masalah sebagai berikut : 1.
Apa saja kesulitan-kesulitan yang dialami siswa kelas III SDLB C Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta dalam mempelajari bentukbentuk bangun datar?
2.
Apakah
penggunaan
program
GeoGebra
dalam
pembelajaran
memahami bentuk-bentuk bangun datar dapat membantu mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa kelas III SLB Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta?
D.
Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah : 1.
Mengetahui kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran matematika dengan pokok bahasan memahami bentuk-bentuk bangun datar.
2.
Mengetahui hasil belajar siswa SLB C dalam pembelajaran matematika dengan pemanfaatan program GeoGebra pokok bahasan bangun datar.
E.
Pembatasan Istilah 1.
Tunagrahita Tunagrahita adalah anak yang memiliki taraf kecerdasan yang sangat rendah sehingga untuk meniti tugas perkembangannya ia sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
membutuhkan layanan pendidikan dan bimbingan secara khusus (Mohammad Efendi, 2006:110). 2.
Kesulitan Belajar Kesulitan belajar (Learning Difficulty) adalah suatu kondisi dimana kompetensi atau prestasi yang dicapai tidak sesuai dengan sistem standar yang telah ditetapkan. Kondisi yang demikian umumnya disebabkan oleh sistem biologis atau fisiologis, terutama berkenaan dengan kelainan fungsi otak yang lazim disebut sebagai kesulitan dalam belajar spesifik, serta sistem psikologis yaitu kesulitan belajar yang berkenaan dengan rendahnya motivasi dan minat belajar.
3.
Program GeoGebra Program GeoGebra adalah Program matematika dinamis untuk semua tingkat pendidikan yang mencakup aritmatika, geometri, aljabar dan kalkulus. Di satu sisi, GeoGebra adalah sistem geometri interaktif.
4.
Bangun Datar Bangun datar adalah bangun yang rata yang mempunyai dua demensi yaitu panjang dan lebar, tetapi tidak mempunyai tinggi atau tebal (Julius Hambali,
Siskandar,
dan
Mohamad
Rohmad,
1996)
(http://ian43.wordpress.com/2010/12/27/pengertian-bangun-datar/) . 5.
Poligon Poligon adalah gabungan dari himpunan titik P1, P2, P3, …., Pn dan ruas garis-ruas gari
̅̅̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅̅,
̅̅̅̅̅̅̅̅̅
̅̅̅̅̅̅̅̅̅, sehingga jika dua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
ruas garis berpotongan maka titik potongnya adalah satu dari titik-titik P1, P2, P3, …., Pn dan bukan titik yang lain (Sri Mulyani, 1999). 6.
Segitiga Segitiga adalah poligon yang mempunyai tiga sisi (Sri Mulyani, 1999).
7.
Segi empat Segi empat adalah poligon yang mempunyai empat sisi (Sri Mulyani, 1999).
8.
Lingkaran Lingkaran adalah himpunan titik-titik yang masing-masing berjarak sama dari titik yang ditetapkan. Titik yang ditetapkan disebut pusat lingkaran dan jaraknya disebut panjang jari-jari lingkaran (Sri Mulyani,1999).
F.
Manfaat Penelitian 1. Bagi guru SLB Guru dapat menemukan metode pembelajaran yang tepat untuk menciptakan pembelajaran matematika yang lebih menarik 2. Bagi Universitas Untuk menambah kepustakaan dan untuk pandangan dalam penelitian sejenis, dan untuk melihat sisi lain dari dunia pendidikan yang kurang tersentuh. 3.
Bagi mahasiswa Sebagai bahan perbandingan antara teori dengan keadaan yang sesungguhnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A.
Kegiatan belajar Dalam kehidupan sehari-hari, kita banyak sekali melakukan berbagai kegiatan yang sebenarnya
merupakan “gejala belajar”.
Misalkan kita
mengenakan pakaian, makan dengan menggunakan alat-alat makan, berkomunikasi dengan satu orang dengan yang lain, mengemudikan sepeda motor, dan sebagainya. Gejala-gejala belajar tersebut terlalau banyak bila disebutkan satu persatu. Mengapa disebut gejala belajar?
Kemampuan
untuk melakukan itu semua diperoleh, mengingat mula-mula kemampuan itu belum ada maka terjadilah proses perubahan dari belum mampu kearah sudah mampu, dan proses perubahan inilah yang mengakibatkan telah terjadi belajar.
Belajar dapat dirumuskan menjadi suatu aktivitas
mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman keterampilan dan nilai-sikap, perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas. Dalam www.sekolahindonesia.com dikatakan Belajar adalah suatu kegiatan yang harus dilakukan dalam proses penguasaan ilmu. Terdapat juga beberapa faktor yang harus dilakukan agar suasana belajar menjadi efektif. Berikut 5 faktor yang harus di perhatikan:
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
1. Sebelum mulai belajar, aturlah mood yang menunjang untuk belajar. Oleh karena itu pilih waktu, lingkungan dan sikap yang tepat. Misalnya kalau kita merasa lebih nyaman belajar pakai musik yang lembut, siapkan saja beberapa lagu untuk diputar setiap kali kita belajar. Satu yang pasti, tempat kita belajar dan lampu penerangan harus mendukung supaya kita bisa betah belajar dan tidak terganggu. 2. Tandai semua bahan yang kurang di mengerti supaya bisa lebih fokus ketika belajar. Supaya tidak ada yang terlewat ketika belajar, tak ada salahnya mencatat poin-poin yang akan dipelajari. 3. Setelah mempelajari suatu topik tertentu, cobalah mengulang kembali yang telah dipelajari dengan kata-kata sendiri. 4.
Bila masih ada topik yang tidak dimengerti, jangan sungkan-sungkan untuk mengulang topik tersebut. Carilah referensi dari beragam sumber, bisa dari buku pendukung lain atau mungkin orang lain yang lebih ahli dalam bidang tersebut seperti guru.
5. Setelah menguasai materi, jangan langsung buru-buru menutup buku, tapi cobalah untuk mengembangkan materi yang ada. Tujuannya supaya materi yang baru dipelajari bisa meresap benar ke pemahaman kita. Materi bisa langgeng di memori kita tanpa perlu menghapal 100%. Caranya buatlah pertanyaan atau kritik apa yang bakal kita sampaikan kalau seandainya kita bertemu langsung dengan pengarang atau penemu teori yang sedang dipelajari,
pikirkan bagaimana teori ini dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
diterapkan ke hal-hal yang sesuai dengan minat pribadi,
cobalah
membuat informasi yang menarik buat orang lain tentang materi yang baru dipelajari itu. Namun untuk anak-anak yang memiliki keterbelakangan mental, haruslah memerlukan beberapa keahlian khusus terutama bagi guru-guru untuk mengelola proses belajar mengajar (Frieda Mangunsong, 1998:121122) yang meliputi: 1. Pelajaran harus bersifat konkrit 2. Metode mengajar dengan pendekatan individual 3. Review (ulangan) hendaknya dilakukan secara kontinu 4. Jangan terlalu menuntut syarat-syarat akademik yang tinggi 5. Kata-kata yang digunakan sederhana dan cepat dipahami 6. Jangan memperlihatkan sifat yang menakut-nakuti anak 7. Isi pengajaran supaya menarik sifat anak.
B.
Kesulitan Belajar Kesulitan belajar adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencangkup pemahaman dan penggunaan bahasa ajaran atau tulisan. Tetapi ada definisi lain yang dikemukakan oleh The National Joint Commite for Learning Dissabilities (NJCLD) yang menunjuk kepada suatu kelompok kesulitan yang didefinisikan dalam bentuk kesulitan nyata dalam kematian dan penggunaan kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
pendengaran, bercakap-cakap, membaca, menulis, menalar atau kemampuan dalam bidang studi matematika. Untuk dapat menelusuri latar belakang kesulitan belajar yang dihadapi siswa, kita harus melihat factor-faktor yang terdapat dalam diri siswa. Berikut beberapa faktor yang menjadi latar belakang kesulitan anak belajar menurut (M. Entang, 1984:13-14) : 1. Kelemahan secara fisik seperti: a)
Suatu pusat susunan saraf tidak berkembang secara sempurna luka atau cacat, atau sakit sehingga sering membawa gangguan emosional.
b)
Penyakit menahun (asma, dan sebagainya) yang menghambat usaha-usaha belajar secara optimal.
2. Kelemahan-kelemahan secara mental yang sukar diatasi oleh individu yang bersangkutan dan juga oleh pendidikan, antara lain: a)
Kelemahan mental (taraf kecerdasannya memang kurang)
b)
Nampaknya seperti kelemahan mental, tetapi sebenarnya:kurang minat, kebimbangan, kurang usaha, aktifitas yang kurang terarah, kurang semangat dan sebagainya.
3. Kelemahan-kelemahan emosional antara lain: a)
Terdapatnya rasa tidak aman
b)
Penyesuaian yang salah terhadap orang-orang, situasi dan tuntutantuntutan tugas dan lingkungan.
c)
Tercekam rasa pobia, mekanisme pertahan diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
d)
Tidak matangan
4. Kelemahan yang disebabkan oleh karena kebiasaan dan sikap-sikap yang salah antara lain: a)
Banyak melakukan aktifitas yang bertentangan dan tidak menunjang pekerjaan sekolah, menolak atau malas belajar.
b)
Kurang berani dan gagal untuk berusaha memusatkan perhatian
c)
Kurang kooperatif dan menghindari tanggung jawab
d)
Sering bolos atau tidak mengikuti pelajaran
e)
Gugup
5. Tidak memiliki keterampilan-keterampilan dan pengetahuan dasar yang diperlukan seperti: a)
Ketidakmampuan
membaca,
berhitung,
kurang
menguasai
pengetahuan dasar untuk sesuatu bidang studi yang sedang diikutinya secara sekuensial, kurang menguasai bahasa asing b)
Memiliki kebiasaan mengajar dan bekerja yang salah. Anak tunagrahita adalah anak yang memiliki taraf kecerdasan yang
sangat rendah sehingga untuk meniti tugas perkembangannya ia sangat membutuhkan
layanan
pendidikan
dan
bimbingan
secara
khusus
(Mohammad Efendi, 2006:110). Bimbingan belajar di berikan kepada anak berkebutuhan khusus misalkan anak tunagrahita untuk memecahkan masalah atau kesulitan yang berhubungan dengan kegiatan belajar, baik itu di sekolah, di asrama, di luar sekolah ataupun di luar asrama.
Pemberian
informasi sebagai salah satu teknik dalam bimbingan belajar akan sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
membantu siswa. Informasi tentang cara belajar yang efektif, bagaimana cara melakukan diskusi yang baik, cara-cara mengembangkan kebiasaan belajar yang baik dan cara menghilangkan kebiasaan belajar yang buruk. Beberapa cara penanganan siswa dengan kebutuhan khusus menurut (Jamilah K.A. Muhammad, 2008:171-172) adalah sebagai berikut: 1. Tugas dan bahan bantu a) Beri tugas yang ringan tetapi intensif.
Tugas yang ringan dapat
membantu murid untuk menikmati keberhasilan kecil dan juga member kesempatan kepada gur untuk mendekati murid. b) Nilai tugas murid secepat mungkin dan berilah pujian dan jawaban lebih awal. c) Bimbing murid dalam menggunakan berbagai metode alternatif dalam memperoleh atau menyampaikan informasi seperti menggunakan kaset perekam dan sebagainya. d) Selalu adakan pertemuan dengan murid walaupun dalam waktu yang sebentar
saja
untuk
membuatnya
terdorong
untuk
bertanya,
menyelesaikan tugas tepat waktu, merasa dihargai, dan menghindari dari rasa tersaing. 2. Waktu dan ruang a) Pastikan meja murid tidak dipenuhi dengan berbagai bahan yang tidak diperlukan dan bombing murid belajar di ruang yang disenangi, seperti di perpustakaan bila diperlukan. Walau bagaimanapun, guru harus menjaga agar murid tidak sering duduk sendirian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
b) Apabila memulai hubungan dengan murid, usahakan murid berdekatan dengan guru untuk memudahkan pengawasan. c) Guru harus berusaha memisahkan murid luar biasa dari murid yang menggangunya. d) Variasikan waktu istirahat dan waktu aktif untuk menjaga minat dan motivasi murid. e) Adakan perjanjian untuk tugas tertentu supaya murid dapat menepati tanggung jawabnya. 3. Gaya Ada murid yang dapat belajar dengan lebih baik dengan melihat, dengan mendengar, dan dengan menyentuh.
Penyesuaian harus dibuat untuk
menentukan sistem pembelajaran yang terbaik untuk murid tersebut. a) Untuk pelajar auditoris: i. Beri arahan lisan dan tulisan ii. Pastikan tugas juga diberi dalam bentuk kaset rekaman supaya murid dapat mendengarkannya dengan seksama. iii. Beri ujian lisan. iv. Pastikan murid menghafal informasi penting dan merekamnya. b) Untuk pelajar visual: i. Gunakan kartu penanda yang mengandung warna yang terang. ii. Biarkan murid memejamkan mata untuk membuat mereka dapat menggambarkan informasi atau perkataan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
iii. Sediakan bahan tambahan dalam bentuk visual untuk semua arahan lisan. iv. Dorong murid untuk mencatat nota dan memo untuk dirinya sendiri mengenai perkataan, konsep, atau ide penting.
C.
Klasifikasi Sekolah Luar Biasa Anak Luar biasa adalah anak yang menyimpang dari rata-rata anak normal dalam hal: ciri-ciri mental, kemampuan-kemampuan sensorik, fisik dan
neuromuscular,
perilaku
sosial
dan
emosional,
kemampuan
berkomunikasi, maupun kombinasi dua atau lebih dari hal-hal diatas sejauh ia memerlukan modifikasi dari tugas-tugas sekolah, metode belajar atau pelayanan terkait lainnya yang ditujukan untuk mengembangkan potensi atau kapasitasnya secara maksimal (Frieda Mangunsong, 1998:4). Yang termasuk dalam anak luar biasa disini adalah tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan perilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan.
Istilah dalam anak yang
berkebutuhan khusus ini adalah anak luar biasa, dan bersekolah di Sekolah Luar Biasa sesuai dengan kekhususannya masing-masing.
Klasifikasi
Sekolah Luar Biasa adalah sebagai berikut: 1.
Tunanetra Tunanetra adalah individu yang memiliki hambatan dalam penglihatan. Tunanetra dapat diklasifikasikan kedalam dua golongan, yaitu: buta total (Blind) dan low vision.
Kemampuan mata untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
merekam peristiwa dari lingkungan sekitar antara 80-85% selama manusia itu terjaga. 2.
Tunarungu Tunarungu adalah individu yang memiliki hambatan dalam pendengaran baik permanen maupun tidak permanen.
3.
Tunagrahita Tunagrahita adalah individu yang memiliki intelegensi yang signifikan
berada
dibawah
rata-rata
dan
disertai
dengan
ketidakmampuan dalam adaptasi prilaku yang muncul dalam masa perkembangan. Klasifikasi tunagrahita berdasarkan pada tingkatan IQ. 1. Tunagrahita mampu didik atau debil (IQ : 50-75), Anak Tunagrahita mampu didik atau debil adalah anak tunagrahita yang tidak mampu mengikuti pada program sekolah biasa
tetapi
ia
masih
memiliki
kemampuan
yang dapat
dikembangkan melalui pendidikan walaupun hasilnya tidak maksimal.
Kemampuan yang dapat dikembangkan pada anak
tunagrahita ini antara lain: a. Membaca, menulis, mengeja, dan berhitung b. Menyesuaikan diri dan tidak menggantungkan diri pada orang lain c. Keterampilan
yang sederhana
dikemudian hari.
untuk
kepentingan
kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
Kesimpulan anak tunagrahita mampu didik adalah anak tunagrahita yang dapat dididik
secara minimal dalam bidang-
bidang akademis, sosial, dan pekerjaan. 2. Tunagrahita mampu latih atau imbecil (IQ : 25-50), Anak tunagrahita mampu latih atau imbecile adalah anak tunagrahita yang memiliki kecerdasan sedemikian rendahnya sehingga
tidak
mungkin
untuk
mengikuti
program
yang
diperuntukkan bagi anak tunagrahita mampu didik. Oleh karena itu, beberapa kemampuan anak tunagrahita mampu latih yang perlu diberdayakan, yaitu belajar mengurus diri sendiri, belajar menyesuaikan di lingkungan rumah atau sekitarnya, mempelajari kegunaan ekonomi di rumah, di bengkel kerja (sheltered workshop), atau di lembaga khusus.
Kesimpulannya anak
tunagrahita mampu latih berarti anak tunagrahita hanya dapat dilatih untuk mengurus diri sendiri melalui aktifitas kehidupan sehari-hari (activity daily living), serta melakukan fungsi sosial kemasyarakatan menurut kemampuannya.
3. Tunagrahita mampu rawat atau idiot (IQ : 0-25). Anak tunagrahita mampu rawat (idiot) adalah anak tunagrahita yang memiliki kecerdasan sangat rendah sehingga ia tidak mampu mengurus diri sendiri atau sosialisasi.
Untuk
mengurus kebutuhan diri sendiri sangat membutuhkan orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
A child who is an idiot is so low intellectually that he does not learn to talk and usually does learn to take care of his bodily need. Dengan kata lain, anak tunagrahita mampu rawat adalah anak tunagrahita yang membutuhkan perawatan sepenuhnya sepanjang hidupnya, karena ia tidak mampu terus hidup tanpa bantuan orang lain (totally dependent). Pada dasarnya, anak yang memiliki kemampuan kecerdasan dibawah
rata-rata
normal
atau
tunagrahita
menunjukkan
kecenderungan rendah pada fungsi umum kecerdasannya, sehingga banyak hal menurut persepsi orang normal dianggap wajar terjadi akibat dari suatu proses tertentu namun tidak demikian halnya menurut persepsi anak yang mempunyai kecerdasan sangat rendah. Hal-hal yang dianggap wajar oleh orang normal barangkali dianggap sesuatu yang sangat mengherankan oleh anak tunagrahita. Semua itu terjadi karena keterbatasan fungsi kognitif anak tunagrahita. Fungsi kognitif adalah kemampuan seseorang untuk mengenal atau memperoleh pengetahuan. Menurut Mussen, Conger, dan Ragan dalam buku Mohammad Efendi
kognitif dalam prosesnya melalui
tahapan yaitu persepsi, ingatan, pengembangan ide, penilaian, dan penalaran. Oleh sebab itu meskipun usia kalender anak tunagrahita sama dengan anak normal, namun prestasi yang diraih berbeda dengan anak normal (Mohammad Efendi, 2006:96).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
Dalam berbagai studi diketahui bahwa ketidakmampuan anak tunagrahita meraih prestasi lebih baik dan sejajar dengan anak normal, karena kesetiaan ingatan anak tunagrahita sangat lemah dibanding dengan anak normal. Maka tidak heran jika intruksi yang diberikan kepada anak tunagrahita cenderung tidak melalui proses analisis kognitif seperti yang dikemukakan oleh Musen dkk. Akibatnya anak tunagrahita jika dihadapkan pada persoalan yang membutuhkan proses panggilan kembali pengalaman dan peristiwa yang lalu, sering kali mengalami kesulitan. 4.
Tunadaksa Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainan neuro-muskular dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan, termasuk celebral palsy, amputasi, polio, dan lumpuh. Tingkat gangguan pada tunadaksa adalah ringan yaitu memiliki keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik tetap masih dapat ditingkatkan melalui terapi, sedang yaitu memilki keterbatasan motorik dan mengalami gangguan koordinasi sensorik, berat yaitu memiliki keterbatasan total dalam gerakan fisik dan tidak mampu mengontrol gerakan fisik.
5.
Tunalaras Tunalaras adalah individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial. Individu tunalaras biasanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
menunjukan prilaku menyimpang yang tidak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku disekitarnya. Tunalaras dapat disebabkan karena faktor internal dan faktor eksternal yaitu pengaruh dari lingkungan sekitar.
D.
Dampak Ketunagrahitaan Segi Kognitif Pada anak tunagrahita, pasti terjadi gangguan pada fungsi kognitif sehingga walaupun usia kalender anak tunagrahita sama dengan anak normal prestasi yang diraih pun pasti berbeda dengan anak normal. Inhelder dalam penelitiannya menemukan penyandang tunagrahita berat perkembangan kognitifnya terhambat pada tingkat perkembangan sensomotorik, dan pada tunagrahita ringan perkembangan kognitifnya terhenti pada perkembangan operasional konkret. Keterlambatan perkembangan kognitif anak tunagrahita menjadi masalah besar bagi anak tunagrahita ketika meniti tugas perkembangannya. Beberapa hambatan yang tampak pada anak tunagrahita dari segi kognitif dan sekaligus menjadi karateristiknya yaitu sebagai berikut: 1. Cenderung memiliki kemampuan berpikir konkret dan sukar berpikir 2. Mengalami kesulitan dalam konsentrasi 3. Kemampuan sosialisasinya terbatas 4. Tidak mampu menyimpan intruksi yang sulit 5. Kurang mampu menganalisis dan menilai kejadian yang dihadapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
Menurut (Jamila K.A Muhamad, 2008:133-134) terdapat beberapa contoh masalah pembelajaran lain yaitu: 1. Acalculia Masalah dalam mengenal nomor dan perhitungan matematika. Istilah ini kadang-kadang digunakan bila merujuk pada pemahaman matematika yang telah lebih dulu terhambat akibat kerusakan otak. 2. Diskalkulia Masalah dalam matematika secara umum dan dalam perhitungan matematika pada khususnya. 3. Disleksia Masalah dalam membaca, menulis, dan mengeja. 4. Disgrafia Masalah dalam merencanakan dan mengatur pergerakkan fisik yang berpengaruh pada kemampuan menulis.
E.
GeoGebra Matematika merupakan salah satu pelajaran yang dianggap sebagai momok oleh siswa di setiap tingkatan sekolah. Hal ini karena adanya stigma bahwa pelajaran ini adalah pelajaran yang sangat sulit karena memerlukan ketepatan dalam proses belajarnya.
Bagi pengajar, hal ini merupakan
sebuah tantangan karena selain mengajarkan materi ke siswa, guru juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
harus mengubah pandangan siswa tentang pelajaran matematika yang telah dianggap sebagai momok tersebut. Media teknologi seperti komputer dapat membantu peran guru dalam menyampaikan beberapa materi matematika, sebab komputer memiliki potensi yang amat besar dalam membantu proses pendidikan seperti menyelesaikan masalah-masalah grafis, presentasi ataupun perhitungan matematis dengan cepat. Semakin berkembangnya hardware (perangkat keras) dalam komputer, provider Program (perangkat lunak) juga semakin memanjakan pengguna dalam berbagai Program baru. Program dengan tampilan yang menarik serta kemudahan dalam pemakaian semakin kita dapatkan di jaman ini, contohnya seperti Program GeoGebra yang menarik dan mudah untuk dapat diterapkan oleh guru-guru untuk mengajar di kelas. Interaktif matematika software pembelajaran, GeoGebra, diciptakan pada tahun 2002, oleh Markus Hohenwarter. Perangkat lunak ini dirancang untuk mendukung peserta didik dalam membangun hubungan antara dua helai matematika, geometri dan aljabar, dan, dengan demikian, untuk mengembangkan wawasan yang lebih dalam isi matematika (GeoGebra International Journal of Romania, Vol 1 No 1). GeoGebra adalah perangkat lunak matematika yang dinamis untuk semua tingkat pendidikan yang menggabungkan geometri, aljabar, table, grafik, statistik, dan kalkulus dalam satu paket yang mudah digunakan. GeoGebra tersedia untuk beberapa jenis komputer seperti Windows, Mac OS, Linux dan sebagainya. Guru dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
siswa dapat menggunakan Program GeoGebra ini untuk membuat dugaan dan membuktikan teorema-teorema geometris. GeoGebra ini pertama kali dikembangkan oleh Markus Hohenwarter sebagai proyek tesis master pada tahun 2001. Idenya ini dia membuat suatu perangkat lunak yang menggabungkan kemudahan penggunaan perangkat lunak geometri dinamis. Menurut Hohenwarter (2008) dalam GeoGebra International Journal of Romania Vol 1 No 1, Program GeoGebra sangat bermanfaat bagi guru maupun siswa. Tidak sebagaimana pada penggunaan Program komersial yang biasanya hanya bisa dimanfaatkan di sekolah, GeoGebra dapat diinstal pada komputer pribadi dan dimanfaatkan kapan dan di manapun oleh siswa maupun guru. Bagi guru, GeoGebra menawarkan kesempatan
yang
efektif
untuk
kreasi
lingkungan
belajar
yang
memungkinkan siswa mengeksplorasi berbagai konsep-konsep matematis. Beberapa pemanfaatan Program GeoGebra dalam pembelajaran matematika adalah sebagai berikut : 1. Dapat menghasilkan lukisan-lukisan geometri dengan cepat dan teliti dibandingkan dengan menggunakan pensil, penggaris, atau jangka. 2. Adanya fasilitas animasi dan gerakan-gerakan manipulasi (dragging) pada Program GeoGebra dapat memberikan pengalaman visual yang lebih jelas kepada siswa dalam memahami konsep geometri. 3. Dapat dimanfaatkan sebagai balikan/evaluasi untuk memastikan bahwa lukisan yang telah dibuat benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
4. Mempermudah guru/siswa untuk menyelidiki atau menunjukkan sifatsifat yang berlaku pada suatu objek geometri. Dengan GeoGebra ini, diharapkan agar siswa dapat terbantu dalam mempelajari bentuk-bentuk bangun datar dan juga melalui gerakan-gerakan manipulasi
atau
gragging
dalam
GeoGebra
dapat
mempermudah
pemahaman siswa mengenai lukisan-lukisan bentuk-bentuk bangun datar yang benar.
Selain untuk siswa, guru juga dapat mempermudah untuk
menyelidiki dan menunjukkan sifat-sifat yang berlaku pada bidang geometri kepada siswa, dengan demikian pemahaman siswa akan bidang geometri dapat semakin baik. Adapun tampilan layar pada GeoGebra yaitu sebagai berikut: a.
Jendela utama GeoGebra Menu Pita peralatan
Jendela grafik
Jendela aljabar
Bilah masukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
Gambar 2.1 Jendela Utama GeoGebra
b.
Construction Tools
Klik untuk memindahkan sebuah bangun
Ruas Garis di antara Dua Titik dan pilih titik A dan B di jendelageometri . Hal ini akan membuat sebuah garis antara A dan B
klik berturut-turut pada titik A, B, C dan kembali ke titik A yang akan membuat segitiga ABC
Klik untuk mengGambar bangun lingkaran
Gambar 2.2 Constraction Tools
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
F.
Materi Ajar 1.
Pengenalan bangun segitiga Bangun segitiga adalah poligon yang mempunyai tiga sisi. Namun disini agar mempermudah penangkapan siswa SLB, peneliti memberikan penjelasan terhadap bangun datar segitiga adalah yang memiliki tiga buah titik yang tidak segaris. Perhatikan Gambar (2.3) berikut:
(a)
(c)
(b)
(d)
Gambar 2.3 macam-macam bentuk bangun datar segitiga Perhatikan banyak titik pada bangun tersebut.
Jumlah titik
pada bangun tersebut adalah sebanyak 3 titik yang tidak segaris, yaitu titik A, B, dan titik C. Maka bangun tersebut dinamakan bangun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
segitiga meskipun gambar dari ke empat bangun tersebut berbedabeda. 2. Pengenalan bangun segi empat Bangun segi empat adalah polygon yang memiliki empat sisi, namun agar mempermudah siswa peneliti memberikan pengertian yang ringan bahwa bangun segi empat adalah bangun datar yang memiliki empat titik yang tidak segaris dan yang memiliki empat buah sisi. Perhatikan Gambar 2.4 berikut:
(a)
(c)
(b)
(d)
Gambar 2.4 macam-macam bentuk bangun datar segi empat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
Perhatikan banyak titik pada bangun tersebut. Jumlah titik pada bangun tersebut adalah sebanyak 4 titik yang tidak segaris, yaitu titik A, B, C dan titik D. Maka bangun-bangun tersebut dinamakan bangun segi empat meskipun gambar dari ke empat bangun tersebut berbeda-beda. Namun jika terdapat empat buah titik namun saling berpotongan, ini bukan disebut bangun segi empat. Coba lihat gambar 2.11 di bawah C1
ini, ini merupakan salah satu gambar yang satu sisinya saling berpotongan pada sisi AC, dan BD.
Gambar 2.5 Sisi AC dan BD saling berpotongan Jadi dapat ditarik kesimpulan dari empat buah Gambar segi empat di atas, walaupun bangun datar dari keempat gambar tersebut tidaklah sama, tetapi dapat dilihat dari ciri-cirinya yaitu mempunyai empat buah titik yang sisinya tidak saling berpotongan, maka bangun tersebut dinamakan bangun segi empat.
Namun pada Gambar 2.5
bukanlah
merupakan bangun segi empat, karena terdapat sisi yang berpotongan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
3. Pengenalan bangun lingkaran Bangun lingkaran adalah himpunan titik-titik yang masing-masing berjarak sama dari titik yang ditetapkan. Titik yang ditetapkan disebut pusat lingkaran dan jaraknya disebut panjang jari-jari lingkaran. Disini peneliti ingin memperlihatkan bahwa bentuk lingkaran yang besar maupun yang kecil adalah sama-sama merupakan bentuk bangun datar lingkaran. Berikut dibawah ini merupakan berbagai macam ukuran dari bangun datar lingkaran. Perhatikan Gambar (2.6) berikut:
(b) (a)
(c)
Gambar 2.6 macam-macam bentuk bangun datar lingkaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
4. Menentukan bangun segitiga.
Gambar 2.7 Menentukan Bangun segitiga Coba lihat Gambar ini, manakah yang merupakan bangun segitiga? Bangun segitiga yang terdapat pada Gambar 2.7 adalah bangun yang terletak di dalam bangun lingkaran, yaitu bangun yang memiliki tiga titik A, B, dan C.
Gambar 2.8 Menentukan Bangun segitiga Gambar 2.16 tersebut memiliki berapa banyak bangun segitiga? Bangun tersebut memiliki dua buah bangun segitiga, yaitu bangun ABC, dan bangun ABD.
Gambar 2.9 Menentukan Bangun segitiga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
Gambar di atas memiliki berapa banyak bangun segitiga? Gambar tersebut memiliki dua buah bangun segitiga, yaitu bangun segitiga ABC, dan bangun segitiga ACD.
Gambar 2.10 Menentukan Bangun segitiga Gambar 2.10 memiliki berapa banyak bangun segitigakah? Bangun tersebut memiliki empat buah bangun segitiga, yaitu bangun segitiga ABE, bangun segitiga ADF, bangun segitiga BCH, dan bangun segitiga CDG. 5. Menentukan bangun segi empat
Gambar 2.11 Menentukan Bangun segi empat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
Bangun segiempat yang terdapat pada Gambar 2.11 ialah bangun yang terdapat di dalam bangun segiempat ABCD, yaitu bangun segi empat EFGH.
Gambar 2.12 Menentukan Bangun segi empat Bangun segi empat yang terdapat pada Gambar 2.12 diatas ialah bangun segi empat BCDE.
Gambar 2.13 Menentukan Bangun segi empat Bangun segi empat yang terdapat pada Gambar 2.13 diatas ialah bangun segi empat DEFG.
Gambar 2.13 Menentukan Bangun segi empat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
Dari gambar 2.13 bangun datar segi empat yang terdapat pada diatas ialah bangun segi empat ABCD.
Gambar 2.14 Menentukan Bangun segi empat Bangun datar segi empat yang terdapat pada Gambar 2.14 diatas ialah bangun segi empat ABCD.
6. Menentukan bangun lingkaran
Gambar 2.15 Menentukan Bangun lingkaran Bangun lingkaran yang terdapat pada Gambar 2.15 diatas ialah himpunan titik-titik yang masing-masing berjarak sama dari titik A.
Gambar 2.16 Menentukan Bangun lingkaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
Bangun lingkaran yang terdapat pada Gambar 2.16 diatas ialah himpunan titik-titik yang masing-masing berjarak sama dari titik D.
Gambar 2.17 Menentukan Bangun lingkaran Bangun lingkaran yang terdapat pada Gambar 2.17 diatas ialah himpunan titik-titik yang masing-masing berjarak sama dari titik E.
G. Kerangka Berpikir Belajar matematika memang bukan hal yang mudah. Apalagi bagi siswa SLB yang tingkat kecerdasannya di bawah rata-rata. Peneliti mempunyai ide untuk membantu cara belajar siswa SLB dengan menggunakan media pembelajaran. Salah satu media pembelajaran itu ialah media dengan menggunakan komputer dan dengan menggunakan Program GeoGebra. Pembelajaran ini akan dilakukan dengan Program GeoGebra dan peneliti akan merancang pembelajaran serta tampilan Program GeoGebra untuk membantu kesulitan belajar siswa. Tampilan GeoGebra ini kemudian diujikan di dalam kelas. Setelah pembelajaran dengan Program GeoGebra ini selesai, peneliti akan menguji siswa-siswa SLB melalui tes tertulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
H.
Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Jika hasil tes siswa meningkat dari hasil tes sebelum pembelajaran matematika dengan topik bangun datar menggunakan fasilitas Program GeoGebra, maka pembelajaran dengan Program GeoGebra ini dikatakan berhasil dalam membantu kesulitan belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian Jenis penelitian yang di pakai dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif.
Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai faktafakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Penelitian Kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan social yang secara fundamental bergantung pada pengamatan terhadap pengamatan terhadap manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristiwanya (S.Margono, 2007:36). Dalam penelitian ini, peneliti mendeskripsikan proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas.
B.
Subyek Penelitian Penelitian ini meneliti 5 siswa SD kelas III SLB C Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012.
Disini peneliti menggunakan
subyek yang mempunyai usia dan intelegensi yang setara.
Namun tingkat
Tunagrahita yang mereka alami adalah Tunagrahita ringan yang tingkat IQ
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
antar 51-70. Tiga dari lima siswa SLB ini bertempat tinggal di Panti Asuhan karena sudah tidak punya orangtua dan mereka di kirim dari daerah Timor. Dan siswa yang lain masih memiliki orangtua dan bertempat tinggal dirumah. Mereka yang bertempat tinggal di Panti Asuhan memiliki penyakit fisik di telinga (suka mengeluarkan cairan dan berbau), tetapi penyakit ini tidak berpengaruh dengan intelegensi mereka.
Obyek dari penelitian ini adalah
Pemanfaatan Program GeoGebra dalam membantu kesulitan siswa kelas III SLB C Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta dalam memahami bentukbentuk bangun datar.
C.
Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah setiap hal dalam suatu penelitian yang datanya ingin diperoleh. Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variable, yaitu variable bebas dan variable terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan Program GeoGebra dalam pokok bahasan bangun datar, dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar dan minat siswa dalam pembelajaran matematika pokok bahasan bangun datar.
D.
Jenis Data Dalam penelitian ini , peneliti menggunakan dua macam data, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
1.
Data
kesulitan
siswa
dan
keterlibatan
belajar
siswa.
Data kesulitan belajar siswa ini di peroleh dari hasil tes diagnostikt yang dilakukan oleh peneliti sebelum dilakukan pembelajaran melalui Program GeoGebra.
Dan juga melalui hasil wawancara oleh guru kelas.
Keterlibatan minat siswa diperoleh dari hasil observasi kelas saat proses pembelajaran melalui Program GeoGebra ini berlanjut. 2.
Data hasil belajar siswa Data hasil belajar siswa ini diperoleh dari hasil tes hasil belajar yang diberikan setiap pembelajaran melalui Program GeoGebra ini berlangsung. Dan juga wawancara guru kelas tentang keberhasilan yang diperoleh siswa dengan pemanfaatan Program GeoGebra ini .
E.
Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diperukan dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan beberapa metode, yaitu: 1.
Pengamatan Pengamatan merupakan kegiatan mengumpulkan data dengan cara mengamati kegiatan suatu subyek, kemudian membuat dokumentasi mengenai data tersebut. Pengamatan dilakukan untuk memperoleh data mengenai keterlibatan siswa dalam pembelajaran matematika dengan Program GeoGebra untuk materi bangun datar. Pengamatan dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
dengan dibantu beberapa mahasiswa lain untuk mencatat proses pembelajaran dalam lembar observasi. Untuk pengisian lembar pengamatan hanya menuliskan tanda cek () pada kolom Ya atau Tidak sesuai dengan keadaan yang diamati. Hal-hal yang diamati sebagai bentuk dari aktivitas siswa adalah sebagai berikut : a.
Siswa memperhatikan pelajaran dengan seksama selama proses pembelajaran berlangsung
b.
Siswa tidak mengerjakan pekerjaan lain
c.
Siswa tidak terpengaruh oleh situasi di luar kegiatan belajar mengajar selama pembelajaran berlangsung
d.
Siswa berusaha menjawab pertanyaan Guru
e.
Siswa berdiskusi dengan teman lain mengenai materi
f.
Siswa mau mencoba Program GeoGebra dalam proses pembelajaran berlangsung
g.
Siswa terlihat tertarik dengan Program GeoGebra
h.
Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru tentang penggunaan GeoGebra
i.
Siswa bertanya kepada Guru apabila mengalami kesulitan mengenai Program GeoGebra
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
2.
Wawancara Wawancara adalah suatu cara mengumpulkan data dengan cara mengajukan pertanyaan langsung kepada seorang informan atau autoritas atau seorang ahli yang berwenang dalam suatu masalah. wawancara adalah
untuk
mendapatkan informasi
di
Tujuan
mana sang
pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai. Wawancara ini di lakukan sebelum dan sesudah proses pembelajaran berlangsung, agar peneliti tahu apakah hasil sebelum dan sesudah pembelajaran ini berlangsung dapat meningkatkan minat dan keterlibatan belajar siswa. Berikut kisi-kisi wawancara dengan guru kelas sebagai berikut: a.
Menanyakan pengaruh-pengaruh yang terjadi pada siswa Tunagrahita dari hasil tes diagnostik.
b.
Menanyakan apakah anak-anak SLB dapat dibantu dengan Program GeoGebra yang akan peneliti bawa.
c.
Menanyakan apakah siswa-siswi SLB dapat mengikuti intruksi dan tidak menggangu dalam proses pembelajaran di kelas.
3.
Lembar Hasil Belajar Siswa Tes Diagnostik untuk tingkat kesulitan siswa dalam materi bangun datar. Berikut ini kisi-kisi tes diagnostik:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
a. Menentukan bangun datar segitiga b. Menentukan bangun datar lingkaran c. Menentukan bangun datar segi empat Dalam menentukan ketiga bangun datar tersebut, Peneliti membuat berbagai macam bentuk bangun datar, setelah itu siswa memilih mana yang bangun segitiga, segi empat, dan lingkaran.
4.
Lembar Tes Hasil Belajar Tes hasil belajar ini diberikan setelah proses pembelajaran dengan menggunakan Program GeoGebra selesai diberikan. Berikut ini merupakan kisi-kisi tes hasil belajar dengan menggunakan Program GeoGebra: a.
Siswa dapat menentukan bangun datar segitiga di dalam berbagai bentuk bangun datar lainnya.
b.
Siswa dapat menentukan bangun datar segi empat di dalam berbagai bentuk bangun datar lainnya.
c.
Siswa dapat menentukan bangun datar lingkaran di dalam berbagai bentuk bangun datar lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
5. Dokumentasi Dokumentasi dalam penelitian ini berupa foto aktifitas siswa saat proses pembelajaran berlangsung.
Dokumentasi ini digunakan untuk
memperkuat data hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
F.
Instrumen Penelitian Dalam pengumpulan data, instrumen penelitian yang digunakan peneliti untuk menjawab rumusan masalah, yaitu: 1. Lembar pengamatan Lembar pengamatan ini berfungsi untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung 2. Lembar wawancara Lembar wawancara berupa pertanyaan garis besar tentang siswa dan tentang bagaimana proses pembelajaran ini berlangsung 3. Lembar Tes Diagnostik dan Lembar Tes Hasil Belajar Lembar kerja siswa ini berupa tes diagnostik dan tes hasil belajar setelah proses pembelajaran dengan menggunakan Program GeoGebra untuk mengukur tingkat keberhasilan belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
G.
Validasi Instrumen Untuk mengetahui validitas setiap instrument pada penelitian ini, peneliti melakukan teknik penilaian pakar. Teknik penilaian pakar digunakan untuk mengetahui validitas instrument soal diagnostik, dan soal test hasil belajar.
H.
Analisis Data dan Penarikan Kesimpulan Pada bagian ini peneliti mengamati data-data yang akan dianalisis sesuai dengan instrument-instrumen yang telah digunakan oleh peneliti.
Berikut
teknik analisis yang akan digunakan oleh peneliti: 1.
Analisis data kesulitan siswa pada tes diagnostik Peneliti menganalisis hasil tes diagnostik dengan materi bangun datar. Penilaian ini berdasarkan analisa hasil gambar, bila gambar yang dituliskan benar maka diberi nilai (1), bila gambar yang dituliskan di dalam hasil pekerjaan mereka adalah gambar yang salah maka diberi nilai (-1), dan bila mereka tidak mengerjakan diberi nilai (0). Nilai maksimal dari test yang diberikan adalah 10, dari nilai yang sudah didapat akan dikalikan dengan 10 agar nilai maksimal menjadi 100. Batas ketuntasan yang diberikan oleh sekolah luar biasa ini umtuk mata pelajaran matematika adalah 67, maka jika hasil test yang diperoleh tidak mencapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
67 siswa-siswa tersebut akan diberikan pelajaran ulang oleh peneliti dengan menggunakan media GeoGebra. 2.
Wawancara dengan guru kelas Peneliti berbincang-bincang dengan guru kelas mengenai hasil yang dicapai siswa di hasil test awal. Peneliti menanyakan apa sajakah yang menjadi kesulitan-kesulitan siswa SLB mengenai materi bangun datar, dan menanyakan hal-hal apa saja yang perlu ditekankan kepada siswa SLB, agar pemberian materi dengan Program GeoGebra di keesokan hari dapat berjalan dengan lancar. Peneliti juga menanyakan bagaimana cara – cara pemberian materi yang baik, dan cara pengucapan yang baik agar siswasiswa SLB tersebut tidak tersinggung dan tidak bosan dengan materi yang diajarkan oleh peneliti.
Sehingga kesiapan peneliti dalam pemberian
materi dapat berjalan dengan lancar. 3.
Tes hasil belajar dengan menggunakan Program GeoGebra Ketentuan analisis pada test akhir ini sama halnya dengan analisis pada test awal. Setelah pembelajaran dengan Program GeoGebra selesai, maka hasil dari test yang diberikan setelah proses pembelajaran ini selesai diperoleh dengan perhitungan seperti penilaian pada hasil tes diagnostik sebelumnya.
Hasil-hasil nilai yang diperoleh pada test akhir ini lalu
dibandingkan dengan test awal sebelum pembelajaran dengan GeoGebra diberikan. Bila hasil nilai pada test akhir ini lebih besar dari test awal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
berarti pemanfaatan pembelajaran dengan menggunakan Program GeoGebra berhasil dan dapat membantu kesulitan siswa SLB dalam materi pembelajaran bangun datar. I.
Prosedur Pelaksanaan Penelitian 1.
Tahap persiapan Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan beberapa persiapan, yaitu: a.
Menghubungi pihak kepala sekolah SLB untuk memberitahukan maksud dan tujuan penelitian serta meminta ijin untuk penelitian.
b.
Menyiapkan
peralatan
yang
akan
digunakan
dalam
proses
pembelajaran dalam penelitian. c.
Melakukan diskusi dengan guru kelas mengenai subyek penelitian dan materi yang akan diberikan.
d.
Menyiapkan
surat-surat
penelitian
dan
beberapa
instrument
pengumpulan data. e. 2.
Mempelajari karateristik siswa SLB dalam proses observasi.
Rencana Kegiatan Peneliti dibantu dengan guru kelas melakukan kegiatan belajar mengajar. Guru kelas membantu peneliti dalam kegiatan belajar dikelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
agar anak-anak tetap dalam kondisi tenang, dan tidak ribut. Kegiatan yang dilakukan peneliti antara lain adalah: a.
Wawancara tidak terstruktur kepada guru kelas, guna mengetahui karateristik siswa dalam proses pembelajaran di kelas
b.
Melakukan observasi selama beberapa kali guna mengetahui proses belajar mengajar siswa dan guru di kelas. Observasi dilakukan pada hari senin dan selasa tanggal 8 Oktober 2012 ,9 Oktober 2012 ,15 Oktober 2012 dan 16 Oktober 2012, sebab pembelajran matematika terdapat pada hari senin dan selasa dalam seminggu.
c.
Memberikan sedikit pembelajaran mengenai bangun datar di kelas tanpa Program GeoGebra, guna mengetahui apakah siswa mengalami kesulitan atau tidak dalam mempelajari bangun datar. Pembelajaran dilakukan pada hari senin tanggal 22 Oktober 2012, pembelajaran ini dilakukan peneliti dengan media papan tulis.
d.
Memberikan soal tes diagnostikt, guna mengukur apakah siswa sudah mengerti mengenai materi bangun datar atau perlu dibantu oleh peneliti dengan Program GeoGebra yang direncanakan.
Soal tes
diagnostikt ini dilakukan pada hari selasa tanggal 23 Oktober 2012, peneliti ingin mengetahui apakah siswa perlu dibantu dengan Program GeoGebra atau tidak dengan melihat hasil tes diagnostikt yang diperoleh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
e.
Memperkenalkan Program GeoGebra serta memberikan pembelajarn dengan Program GeoGebra, sebab siswa masih perlu dibimbing secara lanjut mengenai Program GeoGebra.
f.
Memberikan soal remidial setelah proses pembelajaran dnegan Program GeoGebra sudah selesai. Subyek penelitian adalah siswa kelas III berjumlah 4 siswa, sebab yang 1 siswa tidak bias mengikuti pembelajaran secara lanjut disebabkan karena tidak dapat dikontrol oleh guru kelas. Test remedial ini dilakukan 2 kali di hari selasa dan rabu tanggal 6 November 2012 dan 7 November 2012.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, DESKRIPSI DATA, DAN ANALISIS DATA
1.
Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan di SLB C Dharma Rena Ring Putra II Yogakarta yang berada di jalan kusumanegara 105 B Yogyakarta.
Dalam
pembelajaran melalui Program GeoGebra dengan materi bangun datar ini, peneliti diminta oleh Guru kelas untuk memberikan pembelajaran terlebih dahulu mengenai materi yang terkait guna untuk mereview kembali ingatan siswa, setelah proses pembelajaran ini selesai maka peneliti akan melihat tingkat kesulitan siswa dengan memberikan tes diagnostik. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali, dan di setiap pertemuannya akan diberikan teshasil belajar untuk melihat tingkat keberhasilan siswa. Pelaksanaan penelitian akan dilalui dengan berbagai macam rangkaian kegiatan mulai dari persiapan, pelaksanaan, hingga memperoleh hasil penelitian dan analisnya, dapat dijelaskan sebagai berikut: 1.
Observasi sebelum pembelajaran Observasi dilakukan sebanyak 4 kali setiap hari senin dan selasa pada tanggal 8 Oktober 2012, 9 Oktober 2012, 15 Oktober 2012, dan 16
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
Oktober 2012. Observasi dilakukan untuk mengetahui model pembelajaran yang dipakai oleh siswa SLB C ini. Dan juga agar peneliti tahu apa saja yang menjadi kendala siswa dalam pembelajaran. Observasi ini juga berguna menjadi sarana untuk mengakrabkan diri agar lebih dekat dengan siswa SLB C. Peneliti pertama kali melakukan observasi tentang keadaan sekolah dan siswa-siswa yang bersekolah di SLB ini. Sekolah ini merupakan sekolah yang terdiri dari siswa TK , SD, SMP, serta SMA. Sekolah ini juga tidak terletak di pinggir jalan raya, jadi suasana pembelajaran di kelas tampak tenang karena jauh dari suara berkendara bermotor. Keadaan siswa yang duduk di bangku TK, SD, SMP, maupun SMA juga terbilang akrab, mereka seperti kakak beradik bila bermain dengan anak TK, namun tak dapat dipungkiri juga jika masih terdapat beberapa anak tunagrahita yang suka kasar bila sedang bermain dengan teman-temannya seperti memukul dan menendang. Pada observasi kedua peneliti mengikuti proses pembelajaran. Pembelajaran yang ada di kelas yaitu mengenai materi penjumlahan. Peneliti melihat bahwa guru kelas yang sedang melakukan proses pembelajaran sangat sabar dalam membimbing siswa-siswa SLB C ini, sebab daya tangkap mereka sangatlah lamban. Sesekali selingan juga guru kelas ini memberikan lelucon kepada siswa-siswanya, sebab tingkat keseriusan dalam proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
belajar mereka sangatlah sebentar. Terkadang terdapat beberapa siswa lakilaki yang sangat aktif dan tidak dapat diatur sebab mereka cari perhatian bila terdapat mahasiswa yang sedang ikut dalam proses pembelajaran di kelas. Pada observasi ketiga peneliti juga mengikuti proses pembelajaran di kelas, di obesrvasi ketiga ini, peneliti ikut membantu proses belajar siswa. Siswa-siswa yang peneliti bantu memang sangat lamban sekali menerima informasi dari luar, peneliti sampai melakukan berkali- kali dalam membantu pengerjaan tugas sekolah mereka.
Terkadang, apa yang peneliti ajarkan
beberapa menit yang lalu, bila diulangi kembali mereka sudah lupa apa yang telah mereka kerjakan. Disini guru dan peneliti memang harus sabar dalam membimbing siswa-siswa SLB ini. Pada observasi yang terakhir ini peneliti diminta oleh guru kelas untuk memberikan pembelajaran dipapan tulis mengenai materi bangun datar yang akan dijadikan obyek penelitian. Sebab materi ini sudah dipelajari saat duduk di kelas 1 SD. Pembelajaran ini hanya untuk mengingatkan kembali materi yang dulu pernah dipelajari, sebab anak SLB ini sangat susah untuk mengingat kembali apa yang sudah dipelajari sebelumnya. Jadi benar apa yang dikatakan oleh 2.
Tes Diagnostik Tes Diagnostik ini dilaksanakan pada hari Selasa, 16 Oktober 2012. Disini Peneliti diminta oleh Guru kelas untuk memberi sedikit pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
mengenai bangun datar untuk mereview kembali ingatan mereka.
Disini
peneliti memberikan berbagai gambar-gambar seperti segitiga, lingkaran, dan segi empat, dan siswa diminta menuliskan nomor berapakah gambar yang merupakan gambar segitiga, gambar lingkaran, dan gambar segi empat. Namun tes diagnostik ini hanya dilakukan oleh 4 orang siswa, dikarenakan yulius kena hukum Guru kelas dan tidak boleh mengikuti pelajaran karena Yulius berbuat ulah. Hasil dari penilaian tes diagnostik ini akan dilihat oleh peneliti apakah mereka sudah mampu untuk materi bangun datar, apakah perlu dibantu oleh peneliti dengan menggunakan program GeoGebra. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan oleh guru kelas adalah 67, sehingga bila hasil dari tes diagnostik ini kurang dari 67 akan menjadi subyek penelitian pembelajaran oleh peneliti dengan menggunakan program GeoGebra.
Selain dari hasil nilai diagnostik, peneliti juga mengamati
bagian-bagian mana saja atau gambar bangun apa yang sebagian besar siswa SLB kurang paham. Hal ini akan menjadi patokan peneliti dalam proses pembelajaran dengan program GeoGebra. 3.
Wawancara dengan guru Wawancara dengan guru dilakukan setelah tes diagnostik dibagikan. Berhubungan setelah pembelajaran matematika adalah jam istirahat, peneliti menyempatkan untuk berbincang- bincang sebentar dengan guru kelas, guna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
untuk mempersiapkan penelitian dengan GeoGebra diselanjutnya. Peneliti menanyakan kembali tentang bagaimana dengan proses pembelajaran dengan membawa laptop dan proyektor lcd, apakah anak-anak akan mengganggu dan merusak alat-alat? Dan juga peneliti meminta masukan dan pendapat selama proses pembelajaran yang sempat peneliti ajarkan adakah yang kurang. Hal ini berguna untuk peneliti agar informasi yang didapat bisa membantu proses pembelajaran dengan membawa program GeoGebra. 4.
Rancangan Pembelajaran Bangun Datar dengan menggunakan Program GeoGebra a. Kegiatan Awal i. Salam ii. Mengkondisikan Kelas Dalam mengkondisikan keadaan kelas Peneliti dibantu oleh Guru kelas sangat memakan waktu lumayan lama. Disini karena sifat dari anak-anak Tunagrahita yang memiliki sifat yang hiperaktif membuat mereka sangat ribut dan tidak dapat dikontrol oleh Guru kelas. Peneliti harus menunggu sampai mereka benar-benar diam baru pembelajaran baru dimulai. b. Kegiatan Inti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
i. Peneliti menjelaskan mengenai bangun datar segitiga, bangun datar segi empat, dan bangun datar lingkaran. ii. Peneliti mulai menggambarkan macam-macam bentuk bangun datar segitiga, bangun datar segi empat, dan bangun datar lingkaran melalui media dengan Program GeoGebra. iii. Peneliti
memanggil
siswa-siswa
secara
satu
persatu
untuk
menyebutkan bangun apakah yang digambarkan oleh peneliti. c. Kegiatan Akhir i. Peneliti menanyakan kembali kepada siswa mengenai pembelajaran bangun datar yang tadi masih belum jelas dipahami oleh para siswa. ii. Peneliti membagikan soal untuk evaluasi hasil belajar. 5.
Pelaksanaan Pembelajaran Bangun Datar dengan menggunakan Program GeoGebra Pelaksanaan pembelajaran bangun datar ini dilaksanakan di kelas. Peneliti sudah mempersiapkan alat proyektor dan komputer untuk memberikan pelajaran bagi siswa-siswi SLB C ini. Disini peneliti yang menerangkan materi bangun datar kepada siswa-siswi SLB, anak-anak hanya cukup melihat, memperhatikan, dan menjawab pertanyaan dari peneliti. Pembelajaran ini diikuti oleh 5 siswa SLB, dan terkadang 4 siswa SLB sebab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
terdapat seorang siswa yang bersifat hiperaktif sehingga tidak dapat dikontrol oleh peneliti maupun guru kelas. Pembelajaran bangun datar dengan program GeoGebra ini sangat disukai oleh siswa-siswi SLB ini, karena mereka baru melihat adanya gambar-gambar bangun datar yang bisa digerak-gerakkan di layar. Hal ini dapat memacu semangat belajar mereka, sebab menurut metode fun learning yang diartikan
metode pembelajaran di mana seorang guru dapat
menciptakan suasana hangat dan menyenangkan dalam pembelajaran akan membuat peserta didik dapat menerima yang diajarkan oleh guru dengan mudah dan senang hati, dan bila informasi yang diberikan dapat dengan mudah diterima maka anak akan mudah melakukan suatu perubahan. Pada saat pembelajaran di hari pertama, mereka sangat maudalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang peneliti berikan, bahkan sesekali mereka maju dan menunjukkan berapa jumlah titik yang terdapat pada bangun datar tersebut. Bahkan bila peneliti sedang menunjuk salah satu siswa yang akan disuruh maju untuk menunjukkan jawaban yang peneliti berikan, mereka semua dengan ramainya menjawab pertanyaan yang peneliti sampaikan.
Bila terdapat siswa yang salah menjawab pertanyaan dari
peneliti, siswa-siswa yang lain berteriak dan memberikan jawaban yang benar. Memang dari kelima siswa SLB ini, terdapat 3 siswa yang terbilang lebih cepat menangkap dan aktif daripada siswa yang lainnya. Namun dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
kelima siswa SLB ini semua termasuk bisa untuk menjawab pertanyaan dari peneliti walaupun terdapat siswa yang lamban unutk memberikan jawaban. Berikut ini uraian kegiatan belajar selama penelitian berlangsung : 1. Pertemuan pertama Pembelajaran pada pertemuan pertama ini terdiri dari memperkenalkan bangun segitiga, segi empat, dan lingkaran. Rangkuman kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut : P : Peneliti
S : Siswa
U : Siswa 2
A : Siswa 1
B : Siswa 4
F : Siswa 3
G : Guru Kelas Memperkenalkan bangun datar segitiga
P : Pagi adik –adik… S : Pagi mbak..(tidak semua menjawab dengan serentak) P : Disini mbk sudah membawa dan mempersiapkan alat-alat untuk membantu kalian belajar bangun datar. Senang gak? S : Senang mbk, “Mbak itu apa namanya?” (salah satu siswa menanyakan kepada peneliti sambil memainkan lampu pada proyektor LCD) P : Ini namanya viewer agar gambar pada laptop dapat muncul besar di dinding. S:
(Sibuk dengan alat-alat yang peneliti bawa, lalu di bantu oleh Guru kelas agar kondisi kelas dapat tenang, walaupun tidak bisa tenang sekali karena kondisi anak-anak yang tidak dapat diperintah) Baiklah kalau begitu, mbak ingin memperlihatkan ke kalian mengenai bangun datar segitiga. (Sambil membuat bangun segitiga pada GeoGebra) Nah ada yang tahu tidak ini bangun apa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
P:
A: Segitiga. P : Yang lain tahu tidak ini bangun apa? S : Segitiga (sebab siswa1 sudah menjawab duluan sehingga siswa yang lain hanya mengikutinya saja. P:
Iya benar ini bangun segitiga, kenapa siswa1 menyebutkan ini bangun segitiga? A: Tidak tahu. P : Yang lain tahu tidak kenapa ini disebut bangun segitiga? S : Tidak tahu.. Ini disebut bangun segitiga, sebab mempunyai tiga titik. Titik A, titik B, dan P : Titik C. Paham adik –adik? (Peneliti hanya menekankan titik saja, karena pada GeoGebra ini Peneliti bisa menggerakkan atau memainkan titik-titik tersebut untuk membentuk segitiga yang lain dan juga dikhawatirkan siswa tidak mengerti mengenai sisi pada bangun segitiga) S : Iya. P : Ini bangun apa lagi? (sambil memindahkan salah satu titik pada segitiga yang sebelumnya, membentuk segitiga yang lebih besar dan beda bentuk dari segitiga yang sebelumnya)
S : (Diam sejenak) A: Segitiga (disini siswa1 memang lebih pintar sedikit dari teman-temannya) P : Kenapa disebut bangun segitiga siswa1? A: Tidak tahu. P:
Lho kok tidak tahu? Tadi kan mbak bilang, karena memiliki 3 titik, yaitu Titik A, Titik B, dan Titik C. (sambil diikuti oleh siswa1). Coba ini bangun apa lagi namanya? (peneliti menggerakkan sedikit salah satu titik pada bangun segitiga tersebut)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
S : Segitiga (semua menjawa serentak) Wah sudah mulai pintar. Coba siswa4 ini bangun apa? (peneliti mulai mengubah bangun segitiga tersebut)
P:
B: (Agak bingung dan sedikit malu untuk menjawab) F: Segitiga A: Segitiga P : Hayoo…siapa yang punya nama siswa4 ya? B: Segitiga (karena sudah mendengar siswa1 dan siswa3 menjawab bangun segitiga) P : Coba maju, tunjukkan ke mbk berapa banyak titik pada bangun ini? B: 1, 2, 3 ( sambil menunjukkan titik-titik pada bangun tersebut walau dengan sedikit keraguan dan keliruan) Hayo mana coba titiknya? Sebutkan nama titiknya! Kan disitu sudah ada P: hurufnya. A: A, B, C P : Mbak nyuruh siswa4 lho siswa1. B: Titik A, B, C (Sambil menunjukkan huruf-huruf pada bangun segitiga tersebut) P : Ada berapa banyak titik? B: 3 P : Titik apa saja? B: A,B,C (sambil diikuti oleh siswa1 dan siswa3, disini siswa1 dan siswa3 memang sedikit lebih aktif) P : Siwa4 paham ya?
Peneliti melanjutkan kembali mengenai bangun segitiga. Disini peneliti hanya menggerakkan salah satu titik pada bangun segitiga tersebut secara berulang-ulang sampai para siswa maksud dan mengerti. Para siswa pun asik menjawab bahkan dapat maju kedepan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
saat peneliti ingin siswa tersebut dapat menunjukkan titik-titik pada bangun segitiga tersebut. Memperkenalkan bangun datar segi empat. Adik-adik setelah kita mempelajari bangun segitiga, sekarang kita ke bangun segi empat. Disini bangun segi empat tidak hanya bangun persegi ya adik-adik. Setiap bangun datar yang memiliki 4 titik namun tidak berpotongan meruapakan bangun segi empat. Mbak akan menunjukkan macam-macam keluarga segi empat (peneliti mulai menggambar di GeoGebra). Kalau yang ini namanya bangun apa? P:
S: (diam) F: Segitiga P: Segi empat. Segitiga punya tiga titik, kalau gambar ini punya empat titik. maka disebut bangun segi empat Coba di ulangi, kenapa coba disebut bangun segi empat? A: Ada empat. P: Apanya yang ada empat? A: 1, 2, 3, 4 (sambil menunjukkan jumlah titik pada bangun segi empat) P: Berarti jumlah titiknya yang ada empat ya siswa1. A: Ia mbk. P: Coba ulangi segi empat ini memiliki? A: Empat titik (diikuti oleh peneliti)
Demikian selanjutnya peneliti memberikan contoh-contoh bangun segi empat seperti trapezium, jajargenjang, persegi panjang, bujur sangkar serta bangun-bangun segi empat yang lainnya serta memberikan kesempatan pada para siswa untuk menjawab pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
serta maju kedepan untuk menunjukkan ke keempat titik pada bangun segi empat. Memperkenalkan bangun datar lingkaran
Setelah tadi kita mempelajari bangun segitiga, dan segi empat P: mari sekarang kita belajar mengenai bangun lingkaran. (Peneliti mulai menggambar bangun lingkaran pada GeoGebra) Coba adik-adik bangun apa ini? Tadi barusan mbak bilang kita akan mempelajari bangun? S: Lingkaran. P: Iya benar sekali. Mengapa disebut bangun lingkaran? A: Bulat F: Bulat. Iya tepat sekali. Jika bangunnya berbentuk lingkaran atau bulat maka disebut bangun datar lingkaran. P: Coba siswa2 ini bangun apa? (Peneliti membentuk bangun lingkaran yang lebih besar) U: (Senyum-senyum) A,F,B: Lingkaran P: Siapa yang namanya siswa2 ya? G: Hayo sopo sing jenenge siswa2? Siswa3 ganti jeneng po? P: (Sambil sedikit tertawa) Ayo siswa2..ini bangun apa? U: Lingkaran (agak susah berbicara lantang) P: Iya siswa2 pintar, ini bangun datar lingkaran. 2. Pertemuan kedua Menentukan bangun segitiga
P:
Halo adik-adik, kemarin kita sudah belajar mengenai bangun segitiga, segi empat, dan lingkaran. Nah sekarang mbk ingin mengajarkan kalian dalam menentukan bangun lingkaran, segitiga, dan segi empat. Coba lihat gambar ini! (peneliti mulai menggambar bangun-bangun pada GeoGebra)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
A: P: A: P: A:
P:
U: P: U: P:
Coba mana yang disebut bangun segitiga? itu (sambil menunjuk dari tempat duduknya) Coba maju kedepan, tunjukkan ke mbk. Yang ini (sambil menunjukkan bangun segitiga) Coba tunjukkan titiknya? A, B, C Jadi bangun segitiganya yang ada didalam lingkaran ya. Coba siswa2 maju kedepan. Mana yang merupakan bangun segitiga (disini siswa2 memang lebih pendiam dari pada temanteman sebayanya) (Maju kedepan sambil malu-malu) Ini (sambil menunjukkan bangun segitiga tersebut) Mana titik-titiknya siswa2? 1,2,3 (sambil menghitung titik-titik pada segitiga tersebut) Iya pintar semua ya.
Coba lihat gambar ini. Mana coba yang merupakan bangun segitiga?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
A,F,B: P: B: P: F: P:
Itu. Yang itu mbak. Coba siswa4 maju, tunjukkan ke mbk. Gak mau. Ayo coba maju. Aku aja yang maju. Mbak pingin siswa4 yang maju. (Akhirnya maju sebab takut didahulukan oleh siswa3) B: Yang ini (siswa4 hanya menunjukkan bangun yang sebelah kiri) P: Kenapa itu? B: Gak tahu. A,F: ada 3 titik. P: Yang mana? A: Ini. Ini juga. P: Titiknya? Apa aja coba? A: C,A,B. P: Pinter. Trus yang kanan? A: A,D,B P: Pinter. (Peneliti menyuruh yang lain juga untuk maju menyebutkan kembali apa yang telah disebutkan oleh siswa1)
Begitu juga sampai menentukan bangun segi empat dan lingkaran. Peneliti dengan pelan-pelan dan sabar dalam memberikan mereka informasi, sebab dalam menentukan bangun lingkaran, segitiga, maupun segi empat ada sedikit kebingungan bagi siswa SLB sebab gambarnya telah dicampurkan dengan bangun datar lain. Namun hal ini dapat dijalankan oleh siswa-siswa SLB ini. Dengan perlahan-lahan mereka dapat menangkap informasi yang peneliti berikan. Dari keseluruhan, pembelajaran dengan menggunakan program GeoGebra ini berjalan dengan lancar. Siswa-siswa SLB C ini pun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
senang belajar dengan Program GeoGebrasehingga siswa-siswa SLB ini pun dapat menerima informasi yang diberikan oleh peneliti dengan mudah karena dilihat dari cara mereka mau menjawab pertanyaan, berebutan menjawab, serta mau untuk maju kedepan dalam menjawab pertanyaan. 3. Pemberian tes hasil belajar dengan menggunakan Program GeoGebra Pemberian teshasil belajar ini dilakukan setelah selesai proses pembelajaran bangun datar dengan program GeoGebra.Teshasil belajar ini di ikuti oleh 4 siswa-siswi SLB, sebab terdapat 1 siswa yang tidak mau mengikuti tes ini. Soal-soal yang diberikan tidak begitu sulit sebab disetarakan dengan kedudukan mereka yang bersekolah di Sekolah Luar Bisaa. Pemberian soal-soal tes ini agak sedikit berbeda dengan soal tes yang pertama. Hal ini disebabkan agar para siswa dapat lebih mudah dalam memilah-milah jenis bangun datar yang dipaparkan, dan lebih senang sebab dalam tes yang keduaPeneliti memberikan gambar kosong yang nanti akan diberi warna oleh mereka, agar terkesan tidak bosan dan jenuh dalam mengerjakan tes akhir ini. Dalam proses pengerjaan test ini, tingkahanak-anak ini sama seperti saat proses pembelajaran berlangsung. Senang bermain, ribut, dan suka melihat pekerjaan teman. Namun karena ada Guru kelas mereka dapat terkontrol walaupun tidak maksimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
Kemudian hasil dari tes akhir ini lalu akan diperiksa oleh peneliti untuk mengukur kesuksesan dan perubahan-perubahan belajar pada siswa-siswi SLB C ini. Bila terdapat perubahan yang baik karena mereka dapat menjawab pertanyaan soal-soal tes akhir ini dnegan baik, maka proses pembelajaran bangun datar dengan menggunakan Program GeoGebrauntuk mengatasi kesulitan belajar siswa
dapat dikataan
berhasil. 4.
Deskripsi Data 1.
Data Hasil Observasi Pembelajaran Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, peneliti melihat proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru kelas dilaksanakan dengan amat perlahan-lahan dan materi yang diajarkan juga dilakukan secara berulang-ulang, sebab siswa-siswi SLB sangat lamban dalam menerima informasi dan bila informasi tersebut sudah diterima keesokan harinya informasi tersebut sebagian besar sudah lupa di dalam ingatan siswa-siswi SLB tersebut. Selama observasi ini guru kelas juga sering menyelipkan humor-humor kepada siswa-siswi SLB ini, sebab humor-humor ini akanmembangkitkan gairah mereka lagi untuk belajar, karena daya konsentrasi mereka hanya sebentar dan cepat bosan bila terlalu banyak belajar di kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
Dalam proses pembelajaran di kelas ini, bila terdapat salah satu anak yang membuat kericuhan, anak- anak yang lain juga akan ikut ricuh dan konsentrasi mereka untuk belajar akan buyar, sehingga untuk mengembalikan kembali konsentrasi belajar mereka butuh waktu yang agak lama. Disini peran guru kelas sangatlah sabar dan berhati-hati dalam membimbing siswa- siswi SLB C ini, sebab bila berbicara yang agak keras akan membuat mereka tersinggung, dan bila mereka sudah tersinggung akan membuat mereka merasa sangat rendah sehingga untuk belajar kembali akan merasa sulit untuk berkonsentrasi. Dalam memberikan materi untuk bangun datar yang telah diminta oleh guru kelas, peneliti sangat berhati-hati dalam berbicara, dan memberikan dorongan-dorongan kecil seperti rayuan-rayuan agar siswasiswi ini menjadi semangat untuk mendengarkan peneliti saat memberikan informasi.
Informasi yang mereka tangkap sangat lama dan butuh
memberikan contoh-contoh dalam realita kehidupan, seperti roda ban berbentuk seperti bangun datar lingkaran, serta contoh-contoh bangun yang terdapat di dalam kelas tersebut. Hal ini akan mempermudah mereka untuk menyerap informasi mengenai bangun datar. Namun saat ditunjuk oleh peneliti untuk menggambarkan kembali contoh-contoh bangun datar di depan papan tulis, mereka sudah lupa dan butuh waktu lagi untuk mengulangi materi bangun datar ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
Untuk
dapat
mengetahui
aktivitas
yang
terjadi
selama
pembelajaran berlangsung, peneliti menyiapkan lembar pengamatan yang akan diisi oleh 3-4 orang observer. Untuk pengisian lembar pengamatan hanya menuliskan tanda cek () pada kolom Ya atau Tidak sesuai dengan keadaan yang diamati. Hasil lembar pengamatan anak-anak ini akan ditampilkan pada lampiran. 2.
Data Hasil tes diagnostik Siswa SLB Tes diagnostik yang dilaksanakan ini untuk mengukur berapa jauh mereka menerima informasi mengenai bangun datar yang telah diberilkan oleh peneliti.
Hasil yang telah diperoleh oleh peneliti mengenai tes
diagnostik ini sangat tidak baik. Sebab mereka sama sekali tidak paham dengan apa yang harus dikerjakan. Benar apa yang dikatakan Menurut Mussen, Conger, dan Ragan (1974) dalam bukmengenai persepsi, ingatan, pengembangan ide, penilaian, dan penalaran anak tunagrahita cukup kurang dibandingkan dengan anak-anak normal lainnya (Mohammad Efendi, 2006:96-97). Mereka mengalami kesulitan saat mengerjakan soal tes diagnostik terlihat dari hasil tes diagnostik yang tidak baik nilainya. Berikut hasil-hasil tes diagnostik dari semua siswa-siswi SLB C dikelas 3 SD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
Tabel 4.1 Hasil tes diagnostik siswa SLB SISWA 1
SISWA 2
SISWA 3
SISWA 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
Hasil NilaiTes Diagnostik Tabel 4.2 Nilai tes Diagnostik siswa SLB
3.
Nama
Nilai
Ketuntasan
SISWA 1
80
Tuntas
SISWA 2
15
Tidak Tuntas
SISWA 3
45
Tidak Tuntas
SISWA 4
5
Tidak Tuntas
Wawancara dengan guru Berikut hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru kelas SLB C Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta. Tabel 4.3 Transkip Wawancara Guru Kelas
P : “Ibu, melihat hasil tes yang saya bawa kemarin siswa-siswi tidak paham dengan saya berikan, bagaimana menurut Ibu?"
soal yang
G : "Seperti yang saya katakan dari awal mbak, anak-anak sangat lamban dalam mengingat, saya saja yang sudah berkali-kali mengajarkan pertambahan, mereka terkadang suka lupa jadi saya mengulangi materi pertambahan terus setiap hari untuk mengingatkan kembali." P : ” Melihat ini saya tertarik untuk mengajarkan mereka bangun datar dengan menggunakan program GeoGebra bu." G : ”Silahkan saja mbk, monggo dipersilahkan” P : “Apakah nanti anak-anak tidak mengganggu peralatan-peralatan yang saya bawa? Seperti laptop dan proyektor lcd ibu?” G : “Nanti saya ikut mendampingi saja mbk, kalau ada saya anak-anak bisa saya kontrol.” P : "Kalau begitu bu, kira-kira minggu depan saya mulai datang lagi untuk memberikan pelajaran dengan program GeoGebra yang akan saya bawa nanti.” G : "Saya tunggu mbk" P : “Ibu, melihat hasil tes yang saya bawa kemarin siswa-siswi tidak paham dengan soal yang saya berikan, bagaimana menurut Ibu? Apakah mereka butuh alat peraga untuk materi ini?” “Karena IQ mereka memang dibawah rata-rata memang agak sulit ya mbk untuk menerangkan bangun-bangun datar yang memang tidak ada contoh realita yang kita bawa G: dalam kehidupan sehari-hari, jadi mereka sulit untuk mengingatnya juga.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
“Besok saya akan bantu dengan program GeoGebra ya bu, semoga dapat membantu mereka P : untuk menerima informasi mengenai bangun datar yang saya berikan.” “Ia mbk, saya juga ikut belajar nanti dengan program itu, karena saya belum pernah G : mendengar program GeoGebra ini. Tapi mbk agustin harus benar-benar yang sabar ya mbk karena mereka memang sulit sekali untuk menangkap pelajaran, harus benar-benar pelanpelan, nanti saya akan bantu kalau siswa-siswa tidak dapat di control di dalam kelas.” P : “Saya juga mau tanya mengenai kapas yang menutupi telinga anak-anak bu, apakah itu salah satu yang menyebabkan IQ mereka dibawah rata-rata?” “Oh, tidak mbk, itu hanya kapas yang nutupi kuping, soalnya telinga mereka kalau tidak G : ditutupi kapas mengeluarkan cairan yang bau. Penyakit telinga saja mbk.” P : “Soalnya hampir semua siswa yang memakai penutup kapas bu, saya kira itu salah-satu faktor.” G : “Gak mbk, yang pakai kapas disini cuma Siswa4, Julius, dan Siswa1 sudah hampir sembuh.”
4.
Data hasil belajar pertemuan I
Tabel 4.4 Lembar jawab tes hasil belajarI SISWA 1
SISWA 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
SISWA 3
SISWA 4
Hasil Nilai tes hasil belajar I Tabel 4.5 Hasil Nilai tes hasil belajarI Nama
Nilai
Ketuntasan
SISWA 1
100
Tuntas
SISWA 2
100
Tuntas
SISWA 3
100
Tuntas
SISWA 4
85
Tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
Tes hasil belajar 2 Tabel 4.6 Lembar Jawab tes hasil belajarII
SISWA 3
SISWA 1
SISWA 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SISWA 4
Berikut hasil nilai yang didapatkan pada tes yang kedua Tabel 4.7 Hasil Nilai tes hasil belajarII Nama
5.
Nilai
Ketuntasan
SISWA 1
100
Tuntas
SISWA 2
100
Tuntas
SISWA 3
100
Tuntas
SISWA 4
100
Tuntas
Analisis Data a. Analisis Hasil Wawancara dengan Guru Wawancara ini dilakukan dengan Guru kelas 3 SLB yang merupakan guru yang mengampu semua mata pelajaran termasuk mata pelajaran Matematika. Wawancara ini dilakukan setelah selesai 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
pelajaran Matematika. Disini peneliti memberikan kebebasan Guru untuk mengemukakan pendapatnya serta menjawab pertanyaan dari peneliti. Berdasarkan hasil wawancara ini, peneliti mendapatkan informasi bahwa anak-anak SLB bisa untuk mengikuti pelajaran dengan menggunakan Program GeoGebra dengan tidak mengganggu peralatan-peralatan yang akan dibawa. Bila Guru kelas masih berada di dalam kelas, murid-murid akan lebih terkontrol, sebab muridmurid SLB bila mendapatkan orang asing yang datang di dalam kelas, mereka akan cari perhatian dengan bertingkah hiperaktif. Guru kelas juga menyerahkan semua yang akan peneliti lakukan dengan pasrah, sebab Guru Kelas ini mempercayai peneliti untuk membuat siswasiswa lebih maju dan bisa untuk mempelajari materi bangun datar yang akan peneliti ajarkan. Karena memang IQ mereka dibawah ratarata guru kelas membina peneliti agar sabar dan pelan-pelan dalam memberikan pengarahan dalam berdiskusi di dalam kelas. b. Analisis Hasil Tes Diagnostik Berikut terdapat tabel yang akan membahas letak kesalahan jawaban yang dijawab oleh beberapa siswa-siswi SLB C Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta. Tabel 4.8 Analisis Lembar Jawab Tes Hasil Belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
Soal
Nama
Menentukan Bangun
Siswa 4
Analisis Kesalahan
Segitiga Disini siswa4 masih keliru dalam memilih gambar bangun segi tiga, dia masih menyebutkan bahwa gambar no 6, 7, dan 4 merupakan bangun segi tiga.
Siswa 3
Siswa 3 juga tidak mengerti mana itu bangun segitiga, dia masih menyebutkan bahwa gambar no 4, 6, dan 7 merupakan gambar segitiga, sama seperti jawaban pada milik Siswa4 yang menuliskan bahwa gambar no 4, 6, dan 7 adalah gambar bangun segitiga.
Siswa 2
Disini siswa2 hanya menjawab gambar pada no 6, dan 3. Disini siswa2 melihat dari warna bangun yang sama, yaitu bangun yang memiliki warna biru. Terlihat siswa2 tidak paham dengan apa yang diperintahkan pada soal tes.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
Siswa 1 Siswa1 menjawab semua pertanyaan yang terdapat pada soal dengan tepat. Hanya siswa1 yang mengerti dalam menentukan bangun-bangun datar segitiga. Guru kelas juga menyampaikan bahwa siswa1 memang selalu berada di atas dibanding teman-temannya. Menentukan bangun segi empat
Siswa 4 Siswa4 hanya benar menjawab dua gambar pada pertanyaan bangun segi empat ini, yaitu gambar pada no 9 dan 10 saja. Disini siswa4 masih tidak mengerti dalam membedakan bangun segi empat dan bangunbangun datar yang lainnya.
Siswa 3
Ssiwa3 menjawab pertanyaan dengan tepat, namun tidak semua pertanyaan dapat dijawab oleh siswa3, masih terdapat 3 gambar bangun datar lagi yang belum dijawab oleh siswa3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
Siswa 2
Siswa2 hanya tepat menjawab 1 pertanyaan dengan 2 jawaban yang diperolehnya. Disini siswa2 masih belum paham sekali dalam membedakan bangun datar segitiga, segi empat, maupun lingkaran.
Siswa 1
Siswa1 menjawab semua pertanyaan dengan benar. Namun siswa1 tidak menjawab semua jawaban. Siswa1 hanya menjawab 4 jawaban dari 6 jawaban yang terdapat pada soal segi empat tersebut.
Menentukan bangun
Siswa 4
lingkaran Siswa4 dalam menentukan bangun lingkaran hanya tepat pada 2 gambar saja, yaitu gambar pada no 6 dan 9 saja. Disini siswa4 terlihat belum bisa menentukan mana bangun lingkaran. Siswa 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
Siswa3 sangat terlihat sekali tidak paham dengan bangun datar lingkaran. Siswa3 menjawab semua nomor yang tersedia pada gambar, yaitu dari gambar nomor 1 sampai Siswa 2 gambar nomor 11.
Siswa2 menjawab pertanyaan dengan benar. Namun disini Siswa2 hanya bisa menjawab 1 pertanyaan saja, Siswa 1 yaitu gambar bangun nomor 6 saja. Siswa2 belum bisa menentukan semua bangun datar lingkaran dengan tepat.
Siswa1 menjawab semua pertanyaan dengan benar. Siswa1mengerti dan paham dalam menentukan bangun datar lingkaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
Berdasarkan hasil Tes tes hasil belajar yang didapatkan peneliti, tiga dari empat siswa yang menjalani tes awal merupakan siswa yang tidak lulus. Siswa2, Siswa4, dan Siswa3 tidak mengerti apa yang mereka kerjakan, dan bingung dalam membedakan bangun segitiga, lingkaran, dan segi empat. Ini terlihat dari cara mengerjakan tes karena memang hal ini disebabkan karena beberapa akibat yaitu: 1. Persepsi Persepsi sangat diperlukan dalam belajar utuk menganalisis informasi yang diterima. Misalnya siswa 1 diperlihatkan bentuk bangun segitiga jenis a, jenis b, atau jenis c. Anak yang persepsi penglihatannya baik, akan dapat membedakannya. Sedangkan anak yang mengalami ganguan persepsi akan sangat sulit untuk menemukan karakter yang membedakan kedua bentuk tersebut. Hal ini terjadi pada siswa ini saat mengerjakan tes diagnostik, ada siswa yang menjawab semua bentuk bangun datar yang dipaparkan pada soal tes diagnostik.
Ini disebabkan karena mereka sulit untuk
memahami bentuk-bentuk bangun datar yang dipaparkan pada soal tes diagnostik. 2. Kemampuan mengingat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
Mengingat adalah kemampuan untuk menyimpan informasi dan pengalaman yang pernah dipelajari pada masa lalu dan dapat dimunculkan kembali jika diperlukan. Kemampuan mengingat ini mempunyai dua tingkatan yaitu ingatan jangka pendek (short term memory) dan ingatan jangka panjang (long term memory). Mengingat sesuatu, baik yang dilihat maupun yang didengar dalam tempo yang sangat singkat, disebut ingatan jangka pendek (short term memory). Belajar sangat erat hubungannya dengan ingatan jangka pendek. Anak yang mengalami kesulitan dalam ingatan jangka pendek akan sangat sulit untuk menyimpan informasi atau pengalaman belajar dalam ingatan jangka panjang. 3. Perhatian Perhatian anak pada saat proses pembelajaran berlangsung sangat penting agar informasi dapat diterima baik oleh otak. Namun anak-anak
tunagrahita
ini
kurang
perhatian
dalam
proses
pembelajaran di kelas. Mereka sibuk dan asik dengan teman dan dengan lingkungan bila terjadi kericuhan sedikit saja. Mereka juga tidak dapat berkonsentrasi dalam jangka yang lama, ini sangat menyulitkan mereka untuk belajar dengan baik di dalam kelas sehingga sedikit informasi yang dapat masuk kedalam ingatan mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
Guru kelas memang sudah memberi tahu kepada peneliti bahwa anak-anak SLB ini mudah lupa dalam materi yang sudah berikan sebelumnya, kemampuan mengingat mereka tidak banyak dan cepat sekali lupa,sehingga perlu waktu dan kemampuan sabar dalam membina dan membimbing mereka. a.
Analisis Pelaksanaan Pembelajaran dengan Program GeoGebra Selama pembelajaran dengan menggunakan program GeoGebra, reaksi wajah anak-anak sangat senang.
Awal
peneliti membawa alat-alat untuk membantu pembelajaran GeoGebra ini, murid-murid bertanya tentang nama alat-alat yang peneliti bawa dengan senang dan gembira. Disini peneliti sudah menilai bahwa pembelajaran nanti akan menarik dan tidak membuat bosan sebab mereka tertarik dengan komputer dan proyektor yang peneliti bawa, ini terlihat juga dengan cara mereka memainkan lampu sorot dengan tangan mereka serta mengotak-atik tombol yang terdapat pada proyektor LCD, namun untung terdapat Guru kelas yang menemani sehingga murid-murid tidak begitu kisruh di dalam kelas. Saat peneliti mulai membentuk bangun segitiga, sebagian murid-murid menanyakan bangun apa yang dibentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
peneliti, segeralah peneliti sampaikan bila bangun memiliki tiga titik pada gambar yang ditayangkan maka bangun tersebut merupakan bangun segi tiga. Peneliti juga mulai menjelaskan dan mengotak-atik bangun segitiga tersebut seperti membuta bangun tersebut mengecil, dan membesar.
Melihat dari
ketertarikan siswa-siswa SLB ini membuat mereka mampu memahami dan melihat dengan mata mereka sendiri bangun yang memiliki 3 titik dengan berbagai macam bentuk yang peneliti gambarkan lewat komputer mereka cepat paham dan berebutan
untuk
menjawab
dan
maju
kedepan
untuk
menunjukkan 3 macam titik tersebut. Begitu dan seterusnya saat Peneliti mengajarkan mengenai bangun segi empat, dan lingkaran, mereka dapat membuktikan bahwa bangun tersebut tetaplah segitiga maupun segi empat dari jumlah titik yang terdapat pada bangun tersebut. Lihat photo dibawah ini, beberapa gambar dibawah ini menunjukkan siswa-siswa tidak malu, percaya diri dan senang untuk menjawab beberapa pertanyaan dari peneliti. Guru Kelas pun ikut memperhatikan proses perkembangan siswa-siswi SLB ini dalam mempelajari bentuk-bentuk bangun datar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
Photo 4.1 Photo aktifitas siswa di kelas
Gambar 4.2 Gambar aktifitas siswa di kelas b.
Analisis Hasil Tes Hasil Belajar Pada tes akhir yang pertama semua menjawab dengan benar semua pertanyaan, namun hanya Siswa4 yang keliru pada soal yang menanyakan bangun segi tiga. Siswa4 masih menyebutkan bahwa bangun segi empat merupakan bangun segi tiga juga. Namun hanya Siswa4 saja yang keliru dan itu hanya terdapat dalam 1 soal saja dalam menentukan bangun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
datar segitiga, mungkin ini disebabkan Siswa4 kurang teliti dalam mengerjakan. Serta ketiga anak-anak yang lain sudah tepat dalam mengerjakan semua pertanyaan, tidak ada kekeliruan dan kebingungan dalam mengerjakan. Tidak bisa dipungkiri, selama menjalankan tes ini para siswa-siswa SLB suka melihat jawaban teman yang ada di dekatnya. Walaupun Peneliti dan Guru kelas sudah memperingatkan, namun melihat kondisi dari siswa-siswa SLB yang hiperaktif dan sulit untuk diperintahkan, Peneliti menjadi sangat maklum.
Tetapi
Peneliti tetap mempertahankan proses yang terjadi dalam proses pembelajaran
dengan Program
GeoGebra
yang
berlangsung di dalam kelas, karena mereka bisa untuk menjawab dan paham dengan apa yang di ajarkan oleh Peneliti walaupun harus diajarkan berulang-ulang kali terlebih dahulu. Berikut jawaban-jawaban siswa-siswa SLB dalam menjawab
soal-soal
tes
hasil
belajar
setelah
proses
pembelajaran dengan GeoGebra selesai. Tabel 4.9 Analisis Lembar Jawab siswa tes hasil belajar I Nama
Siswa
Soal
Analisis Kesalahan Siswa4
dalam
menentukan
bangun segitiga sudah tepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
4
semua
Siswa4
dalam
mengerjakan
soal segitiga masih mengalami kesalahan.
Siswa4
masih
mencentang
gambar
bulan
sabit serta segi empat.
Siswa4
dalam
menentukan
bangun segi empat sudah tepat semua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
Siswa3
dalam
menentukan
bangun segi empat sudah tepat semua. Siswa 3
Siswa3
dalam
menentukan
bangun lingkaran sudah tepat Siswa
semua.
3
Siswa3
dalam
menentukan
bangun segitiga sudah tepat Siswa 3
semua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
Siswa2
dalam
menentukan
bangun segitiga sudah tepat Siswa semua. 2
Siswa2 Siswa 2
dalam
menentukan
bangun segi empat sudah tepat semua.
Siswa3
dalam
menentukan
bangun lingkaran sudah tepat Siswa 2
semua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
Siswa1
dalam
menentukan
bangun segitiga sudah tepat semua. Siswa 1
Siswa1
dalam
menentukan
bangun segi empat sudah tepat Siswa
semua.
1
Siswa1
dalam
menentukan
bangun lingkaran sudah tepat Siswa
semua.
1
Tabel 4.10 Analisis Lembar Jawab siswa Hasil Belajar II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
Nama
Soal
Analisis Kesalahan
Siswa4 dalam mewarnai Siswa bangun segitiga sudah tepat 4 semua.
Siswa4
dalam
mewarnai
Siswa bangun segi empat sudah tepat 4 semua.
Siswa 4
Siswa4
dalam
mewarnai
bangun lingkaran sudah tepat semua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
Siswa Siswa3
dalam
mewarnai
3 bangun segitiga sudah tepat semua.
Siswa3 Siswa 3
3
mewarnai
bangun segi empat sudah tepat semua.
Siswa3 Siswa
dalam
dalam
mewarnai
bangun lingkaran sudah tepat semua.
Siswa2
dalam
mewarnai
bangun segitiga masih belum Siswa 2
tepat, terdapat satu gambar yang masih mewarnai bangun segi empat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
Siswa2dalam Siswa 2
bangun segi empat sudah tepat semua.
Siswa2 Siswa 2
1
1
mewarnai
semua.
dalam
mewarnai
bangun segitiga sudah tepat semua.
Siswa1 Siswa
dalam
bangun lingkaran sudah tepat
Siswa1 Siswa
mewarnai
dalam
mewarnai
bangun segi empat tepat semua.
sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
Siswa1 Siswa
dalam
mewarnai
bangun lingkaran sudah tepat
1
semua.
Dibawah ini juga akan ditampilkan beberapa gambar anak-anak SLB dalam mengerjakan soal-soal tes hasil belajar pada pertemuan yang pertama. Dalam gambar dibawah ini terlihat Guru kelas yang memantau cara mengerjakan tes hasil belajar, dan juga terdapat siswa yang sedang meminjam alat tulis teman sebelahnya.
Photo disamping ini menunjukkan salah satu siswa sedang mengerjakan soal tes hasil belajar, dan guru kelas ikut mengawasi
Photo 4.1 siswa mengerjakan tes hasil belajar Pada tes akhir yang kedua, semua siswa-siswa SLB lulus dengan skor 100, tidak ada kesalahan yang dikerjakan oleh siswa-siswa ini. Tipe soal yang peneliti berikan pada tes akhir yang kedua ini memang agak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
sedikit berbeda, disini peneliti membiarkan siswa-siswa mewarnai bangun datar yang dianggap bangun datar yang benar. Peneliti melihat aktivitas ini cukup bagus, karena siswa-siswa SLB ini juga terlihat sangat senang dalam mewarnai tes hasil belajar. Senang mewarnai ini terlihat oleh Peneliti saat mereka suka meminjam berbagai pensil warna pada peneliti atau meminjam pensil warna pada temannya untuk menggantiganti warna pada gambar bangun datar yang terdapat pada tes hasil belajar tersebut. Mungkin dari rasa senang ini pun, mereka menjadi mampu dan bisa dalam mengerjakan soal-soal karena dianggap menarik dan tidak membosankan. Namun tidak dapat dipungkiri juga, saat siswa-siswi SLB ini mengerjakan tes hasil belajar mereka juga suka untuk melihat ke kiri dan ke kanan untuk melihat pekerjaan temannya ataupun mencocokkan hasil pekerjaannya dengan pekerjaan teman-temannya. Walaupun memang guru kelas dan peneliti sudah melarang, memang mereka tidak begitu menganggapi intruksi dari peneliti maupun dari guru kelas. Ini adalah salah satu cirri-ciri dari anak tunagrahita mereka yang tidak bisa di beri intruksi dan tetap asik dan cuek dengan sikap mereka yang suka melihat pekerjaan teman terdekatnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PEMBAHASAN
D. Pembahasan 1.
Kesulitan Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Bangun Datar Pada tes awal ini yang diikuti oleh 4 siswa-siswi SLB, hanya 1 siswa saja yang mampu lulus dari standar nilai yang ditentukan. Guru kelas juga mengatakan bahwa Siswa1 siswa yang lulus tes ini memang selalu berada diatas disbanding teman-temannya. Siswa1 termasuk siswa SLB yang tidak begitu sulit dalam memahami pelajaran. Saat Peneliti member pengajaran sekilas mengenai bangun datar yang diminta oleh Guru kelas, sedikit saja dari mereka yang sungguhsungguh memperhatikan Peneliti di depan kelas. Sering dari mereka suka asik sendiri, malas mendengarkan, dan tidak focus. Hal ini di akibatkan dari gangguan konsentrasi pada anak tunagrahita.
Tanda-tanda anak yang
memiliki gangguan konsentrasi menurut Jennifer, D (Mohammad Efendi, 2006:) adalah: a.
Sering sulit memusatkan perhatian secara terus-menerus dalam suatu aktifitas
b.
Sering tampak tidak mendengarkan kalau di ajak bicara
c.
Sering tidak mengikuti intruksi dan gagal menyelesaikan tugas 91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
d.
Sering sulit mengatur kegiatan maupun tugas
e.
Sering mudah beralih perhatian oleh rangsang dari luar
f.
Sering lupa dalam mengerjakan kegiatan sehari-hari Ketiga siswa yang tidak lulus tes di awal ini, memang dimaklumi
oleh Guru kelas, karena memang sebelumnya mereka termasuk siswa-siswi yang memiliki keterbelakangan mental dan IQ yang dibawah rata-rata. Sehingga untuk mendidik mereka perlu waktu dan kesabaran yang tinggi. Misalkan saja hari ini diajarkan materi pertambahan, keesokan harinya mereka sudah lupa dengan materi pertambahan ini, sehingga Guru kelas harus mengulang kembali beberapa saat sampai mereka mengingat kembali materi tersebut. Beberapa faktor kesulitan belajar yang terdapat dalam diri siswa antara lain (M, Entang : 1984): a.
Kelemahan secara fisik, seperti: i. Suatu pusat susunan syaraf tidak berkembang secara sempurna luka atau cacat, atau sakit sehingga sering membawa gangguan emosional ii. Penyakit menahun (asma, dan sebagainya) menghambat usahausaha belajar secara optimal
b.
Kelemahan-kelemahan secara mental (baik kelemahan yang dibawa sejak lahir maupun karena pengalaman) yang sukar diatasi oleh individu yang bersangkutan dan juga oleh pendidikan, antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
i. Kelemahan mental (taraf kecerdasannya memang kurang) ii. Nampaknya seperti kelemahan mental tetapi sebenarnya kurang minat, kebimbangan, kurang usaha, aktivitas yang tidak terarah, kurang
semangat
sebagainya,
kurang
(kurang
gizi,
menguasai
kelelahan ketrampilan
(overwork) dan
dan
kebiasaan
fundamental dalam belajar. c.
Kelemahan-kelemahan emosional, antara lain: i. Terdapatnya rasa tidak aman (insecurity) ii. Penyesuian yang salah (adjustment) terhadap orang-orang, situasi dan tuntutan-tuntutan tugas dan lingkungan iii. Tercekam rasa pobia (takut, benci dan antipasti), mekanisme pertahan diri iv. Tidak matangan (immaturity)
d.
Kelemahan yang disebabkan oleh karena kebiasaan dan sikap-sikap yang salah, antara lain: i. Banyak melakukan aktivitas
yang bertentangan dan tidak
menunjang pekerjaan sekolah, menolak atau malas belajar ii. Kurang berani dan gagal untuk berusaha memusatkan perhatian iii. Kurang kooperatif dan menghindari tanggung jawab iv. Sering bolos atau tidak mengikuti pelajaran v. Gugup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
e.
Tidak memiliki ketrampilan-ketrampilan dan pengetahuan dasar yang diperlukan, seperti: i. Ketidakmampuan
membaca,
berhitung,
kurang
menguasai
pengetahuan dasar untuk sesuatu bidang studi yang sedang diikutinya secara sekuensial (meningkat dan beruntun), kurang menguasai bahasa asing ii. Memiliki kebiasaan belajar dan cara bekerja yang salah Dan dalam kesulitan siswa-siswi SLB ini dalam mengerjakan soal tes diagnostik, terdapat dari beberapa faktor yang disebutkan oleh Burton, seperti: 1.
Susunan saraf yang tidak berkembang secara tidak sempurna. Dalam hal ini jelas sekali anak-anak SLB memiliki susunan saraf yang tidak sempurna, sebab mereka memang memiliki keterbelakangan mental. Oleh sebab itu sangat wajar bila mereka tidak bias mengerjakan soal-soal dengan tuntas, dan bingung dalam mengerjakan soal-soal tes yang diberikan oleh peneliti.
2.
Kelemahan mental Ketidaktuntasnya anak-anak SLB ini dalam mengerjakan soal, dapat pengaruh juga dari kelemahan mental seperti yang dikatakan Burton. Mereka sangat jelas memiliki kelemahan mental, sebab IQ mereka dibawah rata-rata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
Ketidakmampuan membaca, berhitung, kurang menguasai pengetahuan dasar untuk sesuatu bidang studi yang sedang diikutinya secara sekuensial (meningkat dan beruntun), kurang menguasai bahasa asing. Disini murid-murid SLB juga memiliki keterlambatan dalam membaca, dan hal ini dapat mengurangi konsentrasi mereka dalam mengerjakan soal tes, peneliti yang membantu membacakan perintah yang diperintahkan disoal, baru siswa-siswi ini mulai mengerjakan. Mereka menjadi tidak bias berkonsentrasi sendiri dalam memahami soal-soal dengan membaca sendiri. 2.
Kegiatan Pembelajaran dengan Program GeoGebra dalam membantu kesulitan belajar siswa. Dalam pembelajaran dengan menggunakan Program GeoGebra anak-anak SLB sangat senang dan gembira saat peneliti mulai membawa alat-alat yang menunjang kegiatan pembelajaran dengan Program GeoGebra ini. Dimulai dari anak-anak yang senang bertanya-tanya tentang alat-alat yang peneliti bawa sampai mereka memainkan lampu proyektor LCD yang memantul di papan tulis.
Disini peneliti sudah mulai terbantu dengan
melihat ekpresi siswa-siswa SLB yang senang dan tertarik dengan media ini. Pada penelitian yang pertama peneliti melihat semangat yang tinggi dalam siswa-siswa SLB dalam mengamati gambar-gambar bangun datar yang peneliti lukiskan pada GeoGebra yang memantul di papan tulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
Siswa1 yang memang lebih pintar sedikit dibanding teman-temannya suka sekali menjawab tanpa ditunjuk oleh peneliti. Dalam beberapa kali peneliti menggambarkan bangun segitiga, segi empat, maupun lingkaran. Peneliti hanya menekankan jumlah titik pada bangun tersebut untuk memudahkan siswa SLB ini dalam membedakan bangun segitiga, segi empat, maupun lingkaran. Siswa1 dan Siswa3 merupakan dua siswa yang lebih pintar atau yang lebih aktif dalam menjawab pertanyaan dari pada teman-temnanya. Teman-teman yang lainnya hanya meniru namun bila disuruh peneliti untuk maju kedepan dan menjawab pertanyaan mereka pun bisa menjawab walaupun dengan sedikit keraguan. Dalam pertemuan yang kedua pun siswa-siswa masih tetap senang dan gembira karena peneliti masih mengajarkan bangun datar dengan program GeoGebra. Anak-anak malah meminta agar peneliti setiap hari membawa alat-alat ini dalam proses pembelajaran.
Saat peneliti mulai
mengajarkan untuk menentukan mana bangun lingkaran, segitiga, maupun segi empat anak-anak ini ada sedikit bingung karena gambar-gambar yang ditentukan bercampur dengan gambar lain. Namun saat peneliti mengulang kembali bahwa bangun segitiga adalah bangun yang memiliki 3 titik, dan segi empat yang memiliki 4 titik, serta lingkaran yang berbentuk bulat, anak-anak tersebut mulai bisa membayangkan kembali yang dipelajari pada saat pertemuan pertama. Disini peneliti menilai bahwa anak-anak SLB ini tidak begitu sulit dalam menerima informasi bila keadaan siswa tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
dalam keadaan senang dan tertarik dengan media yang dibawakan di dalam kelas. Berbeda dengan sebelum peneliti membawakan media GeoGebra ini, mereka bosan dan asal-asalan dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh peneliti. Dalam melukiskan bangun segitiga, segi empat, maupun segi empat peneliti hanya menggeserkan salah satu titik yang terdapat dalam gambar tersebut supaya siswa-siswa SLB ini paham bahwa bangun tersebut tetaplah bangun segitiga, segi empat, maupun lingkaran.
Yang membedakan
hanyalah kecil-besarnya bangun datar misalkan yang terdapat pada bangun lingkaran, atau berbeda bentuknya gambar misalkan pada bangun datar segitiga maupun segi empat. Berikut dibawah ini adalah beberapa gambar yang peneliti ajarkan saat proses pembelajaran dengan GeoGebra berlangsung. Disini Peneliti lebih menekankan pada titik – titik pada bangun untuk mempermudah penangkapan siswa SLB.
Gambar 5.1 Proses menggeserkan titik pada bangun segitiga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
Gambar 5.2 Proses menggeserkan titik pada bangun segitiga
Gambar 5.3 Proses menggeserkan titik pada bangun segi empat
Gambar 5.4 Proses menggeserkan titik pada bangun segi empat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
A
Gambar 5.5 Proses menggeserkan titik pada bangun lingkaran
Setelah pembelajaran melalui GeoGebra selesai, peneliti mulai membagikan soal-soal untuk membandingkan dengan hasil yang diperoleh pada sebelum pembelajaran dengan program GeoGebra. Bila pada tes yang terakhir ini nilai-nilai siswa-siswa SLB meningkat, dan lulus dalam nilai KKM maka pemanfaatan pembelajaran dengan program GeoGebra ini dikatakan berhasil. Namun tidak dapat dipungkiri dengan sifat-sifat anak –anak SLB ini yang sulit diatur. Dalam mengerjakan soal-soal tes yang peneliti berikan mereka suka melihat punya teman-temannya yang berada disekitar mereka. Walaupun peneliti dan Guru kelas sudah sering kali melarang, namun karena disebabkan oleh sifat hiperaktif mereka yang susah di kontrol, mereka hanya mau mendengarkan beberapa menit saja, kemuadian beberapa menit kemudian mereka kembali lagi melirik hasil pekerjaan teman-teman yang ada didekatnya. Hal ini di akibatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
Namun hal ini tidak begitu dikhawatirkan, sebab dilihat dari proses pembelajaran di kelas yang mereka bisa menjawab pertanyaan yang dolontarkan dari peneliti, peneliti yakin bahwa mereka bisa menjawab pertanyaan tersebut. Mungkin hanya keterbiasaan mereka dalam ketidak percayaan diri dalam menjawab pertanyaan sendiri. E.
Kelemahan Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa kelemahan, yaitu: 1. Dalam mengerjakan tes hasil belajar, siswa-siswi SLB tidak bisa untuk konsentrasi untuk dapat mengerjakan sendiri tes tersebut. Siswa-siswi SLB ini suka melihat pekerjaan teman yang duduk di dekatnya. Sehingga nilai yang didapatkan peneliti mengenai tes hasil belajar ini tidak valid. Namun kelemahan ini dapat teratasi dari aktifitas siswa di dalam kelas yang mau dan berani dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dari peneliti. Mereka juga dapat menunjukkan bangun-bangun yang tepat saat peneliti bertanya mengenai materi bangun datar ini. 2. Peneliti tidak memberikan LKS pada siswi SLB ini saat proses pembelajaran dengan GeoGebra berlangsung, sehingga siswa-siswi ini hanya melihat secara visual saja dari apa yang peneliti tampilkan dalam layar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Kesulitan-kesulitan yang dialami siswa-siswi SLB C Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta sebagai berikut: a.
Persepsi Persepsi
sangat
diperlukan
dalam
proses
belajar
untuk
menganalisis informasi yang diterima. Dari hasil tes diagnostik yang diperoleh, didapat bahwa mereka tidak begitu paham mengenai bangun datar lingkaran, bangun datar segitiga, dan bangun datar segi empat. Terdapat siswa yang menganggap bahwa bangun datar yang berwarna sama adalah merupakan bangun datar yang diminta oleh soal. Hal ini diperoleh karena mereka keliru dalam memahami soal tes diagnostik tersebut. b.
Kemampuan mengingat Mengingat adalah kemampuan untuk menyimpan informasi dan pengalaman yang pernah dipelajari pada masa lalu dan dapat
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
dimunculkan kembali jika diperlukan.
Disini sangat tampak bahwa
siswa-siswi SLB ini mengalami kesulitan dalam mengingat. Terlihat dalam mengerjakan soal tes diagnostik yang belum bisa dikerjakan dengan baik dan tidak lulus KKM. Mereka sudah lupa manakan bangun datar segitiga, segi empat, dan manakah bangun datar lingkaran. c. Perhatian Perhatian anak pada saat proses pembelajaran berlangsung sangat penting agar informasi dapat diterima dengan baik oleh otak. Namun anak-anak tunagrahita ini kurang sekali dalam memperhatikan apa yang guru ajarkan didepan kelas. Perhatian mereka dan fokus mereka sangat sebentar dan mudah terpengaruh bila menemukan temannya yang sedang berbuat ulah. Sehingga informasi yang akan disampaikan oleh guru tidak mungkin diterima baik oleh anak-anak SLB ini. 2.
Penggunaan Program GeoGebra dapat mengatasi kesulitan belajar siswa. Meskipun membutuhkan waktu yang terbilang lama dibandingkan dengan ukuran anak-anak normal.
Keberhasilan pembelajaran bangun
datar
dengan Program GeoGebra ini terlihat dari hasil yang baik dari hasil tes hasil belajar yang didapat. Selain dari hasil tes, keberanian siswa untuk menjawab pertanyaan dan berani maju kedepan juga membuktikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan Program GeoGebra ini dikatakan berhasil. Siswa-siswi juga menjadi tertarik untuk belajar karena peneliti membawa alat canggih seperti komputer dan proyetor LCD menjadi daya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
tarik siswa-siswi SLB ini untuk semakin niat untuk belajar bangun datar di kelas bersama peneliti.
Bila pembelajaran sudah dimulai dengan rasa
senang, maka proses belajar pun menjadi mudah. Dari hasil penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa kesulitan-kesulitan siswa SLB dalam mempelajari bentuk-bentuk bangun datar sederhana dapat diatasi, hal ini diperoleh dari hasil tes hasil belajar yang menyatakan bahwa siswa-siswi SLB ini lulus semua dalam standar KKM. B.
Saran Dalam penelitian ini didapat berbagai saran yaitu: 1. Guru harus menemukan cara atau ide untuk membuat siswa-siswanya tidak bosan dalam pembelajaran di kelas. Seperti penggunaan media teknologi seperti komputer akan membuat siswa-siswa berkesan sehingga siswa menjadi senang untuk mengikuti proses pembelajaran. 2. Guru mencoba dan memberi kesempatan kepada siswa-siswi SLB ini untuk mencoba sendiri dalam menggunakan media dengan Program GeoGebra. 3. Menggunakan alat peraga lain seperti kertas lipat yang berbentuk bentukbentuk bangun datar, supaya siswa-siswi SLB bisa melihat dan bisa membuat bentuk-bentuk bangun datar lainnya melalui kertas lipat tersebut. 4. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah untuk lebih melibatkan atau mengikut-sertakan siswa-siswi SLB untuk mencoba Program GeoGebra atau alat peraga yang lain yang sedang diajarkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
LAMPIRAN A
LAMPIRAN A.1
Surat ijin Penelitian dan Observasi
LAMPIRAN A.2
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
LAMPIRAN A.3
Tes Diagnostik (segitiga)
LAMPIRAN A.4
Tes Diagnostik (segi empat)
LAMPIRAN A.5
Tes Diagnostik (lingkaran)
LAMPIRAN A.6
Lembar Pengamatan Aktifitas Siswa
LAMPIRAN A.7
Tes Hasil Belajar I (lingkaran)
LAMPIRAN A.8
Tes Hasil Belajar I (segi empat)
LAMPIRAN A.9
Tes Hasil Belajar I (segitiga)
LAMPIRAN A.10
Tes Hasil Belajar I I (segitiga)
LAMPIRAN A.11
Tes Hasil Belajar II (segi empat)
LAMPIRAN A.12
Tes Hasil Belajar II (lingkaran)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
LAMPIRAN A.1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
LAMPIRAN A.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
LAMPIRAN A.3 SOAL TES DIAGNOSTIK (segitiga)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
LAMPIRAN A.4 SOAL TES DIAGNOSTIK (SEGI EMPAT)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
LAMPIRAN A.5 SOAL TES DIAGNOSTIK (lingkaran)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
LAMPIRAN A.6 LEMBAR PENGAMATAN AKTIFITAS SISWA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
LAMPIRAN A.7 SOAL HASIL BELAJAR PERTEMUAN 1 (lingkaran)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
LAMPIRAN A.8 SOAL HASIL BELAJAR PERTEMUAN 1 (segi empat)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
LAMPIRAN A.9 SOAL HASIL BELAJAR PERTEMUAN 1 (segitiga)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
LAMPIRAN A.10
SOAL HASIL BELAJAR PERTEMUAN II ( (segitiga)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
LAMPIRAN A.11 SOAL HASIL BELAJAR PERTEMUAN II (segi empat)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
LAMPIRAN A.12 SOAL HASIL BELAJAR PERTEMUAN II (lingkaran)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
LAMPIRAN B
LAMPIRAN B.1
Tes Diagnostik siswa 1 (segitiga)
LAMPIRAN B.2
Tes Diagnostik siswa 1 (lingkaran)
LAMPIRAN B.3
Tes Diagnostik siswa 1 (segi empat)
LAMPIRAN B.4
Tes Diagnostik siswa 4 (segitiga)
LAMPIRAN B.5
Tes Diagnostik siswa 4 (lingkaran)
LAMPIRAN B.6
Tes Diagnostik siswa 4 (segi empat)
LAMPIRAN B.7
Tes Diagnostik siswa 3 (segitiga)
LAMPIRAN B.8
Tes Diagnostik siswa 3 (lingkaran)
LAMPIRAN B.9
Tes Diagnostik siswa 3 (segi empat)
LAMPIRAN B.10
Tes Diagnostik siswa 2 (segitiga)
LAMPIRAN B.11
Tes Diagnostik siswa 2 (lingkaran)
LAMPIRAN B.12
Tes Diagnostik siswa 2 (segi empat)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
LAMPIRAN B.1 Hasil Tes Diagnostik Siswa 1 (segitiga)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
LAMPIRAN B.2 Hasil Tes Diagnostik Siswa 1 (lingkaran)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
LAMPIRAN B.3 Hasil Tes Diagnostik Siswa 1 (segi empat)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
LAMPIRAN B.4 Hasil Tes Diagnostik Siswa 4 (segitiga)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
LAMPIRAN B.5 Hasil Tes Diagnostik Siswa 4 (lingkaran)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
LAMPIRAN B.6 Hasil Tes Diagnostik Siswa 4 (segi empat)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
LAMPIRAN B.7 Hasil Tes Diagnostik Siswa 3 (segitiga)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
LAMPIRAN B.8 Hasil Tes Diagnostik Siswa 3 (lingkaran)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
LAMPIRAN B.9 Hasil Tes Diagnostik Siswa 3 (segi empat)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
LAMPIRAN B.10 Hasil Tes Diagnostik Siswa 2 (segitiga)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
LAMPIRAN B.11 Hasil Tes Diagnostik Siswa 2 (lingkaran)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
LAMPIRAN B.12 Hasil Tes Diagnostik Siswa 2 (segi empat)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
LAMPIRAN C
LAMPIRAN C.1
Hasil Belajar Siswa 1 Pertemuan I (segitiga)
LAMPIRAN C.2
Hasil Belajar Siswa 1Pertemuan I (segi empat)
LAMPIRAN C.3
Hasil Belajar Siswa 1 Pertemuan I (lingkaran)
LAMPIRAN C.4
Hasil Belajar Siswa 4 Pertemuan I (segitiga)
LAMPIRAN C.5
Hasil Belajar Siswa 4 Pertemuan I (segi empat)
LAMPIRAN C.6
Hasil Belajar Siswa 4 Pertemuan I (lingkaran)
LAMPIRAN C.7
Hasil Belajar Siswa 3 Pertemuan I (segitiga)
LAMPIRAN C.8
Hasil Belajar Siswa 3 Pertemuan I (segi empat)
LAMPIRAN C.9
Hasil Belajar Siswa 3 Pertemuan I (lingkaran)
LAMPIRAN C.10
Hasil Belajar Siswa 2 Pertemuan I (segitiga)
LAMPIRAN C.11
Hasil Belajar Siswa 2 Pertemuan I (segi empat)
LAMPIRAN C.12
Hasil Belajar Siswa 2 Pertemuan I (lingkaran)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
LAMPIRAN C.1 Hasil Belajar Siswa 1 Pertemuan I (segitiga)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
LAMPIRAN C.2 Hasil Belajar Siswa 1 Pertemuan I (segi empat)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
LAMPIRAN C.3 Hasil Belajar Siswa 1 Pertemuan I (lingkaran)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
LAMPIRAN C.4 Hasil Belajar Siswa 4 Pertemuan I (segitiga)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136
LAMPIRAN C.5 Hasil Belajar Siswa 4 Pertemuan I (segi empat)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137
LAMPIRAN C.6 Hasil Belajar Siswa 4 Pertemuan I (lingkaran)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138
LAMPIRAN C.7 Hasil Belajar Siswa 3 Pertemuan I (segitiga)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139
LAMPIRAN C.8 Hasil Belajar Siswa 3 Pertemuan I (segi empat)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140
LAMPIRAN C.9 Hasil Belajar Siswa 3 Pertemuan I (lingkaran)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141
LAMPIRAN C.10 Hasil Belajar Siswa 2 Pertemuan I (segitiga)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142
LAMPIRAN C.11 Hasil Belajar Siswa 2 Pertemuan I (segi empat)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143
LAMPIRAN C.12 Hasil Belajar Siswa 2 Pertemuan I (lingkaran)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144
LAMPIRAN D
LAMPIRAN D.1
Hasil Belajar Siswa 1 Pertemuan II (segitiga)
LAMPIRAN D.2
Hasil Belajar Siswa 1Pertemuan II (segi empat)
LAMPIRAN D.3
Hasil Belajar Siswa 1 Pertemuan II (lingkaran)
LAMPIRAN D.4
Hasil Belajar Siswa 4 Pertemuan II (segitiga)
LAMPIRAN D.5
Hasil Belajar Siswa 4 Pertemuan II (segi empat)
LAMPIRAN D.6
Hasil Belajar Siswa 4 Pertemuan II (lingkaran)
LAMPIRAN D.7
Hasil Belajar Siswa 3 Pertemuan II (segitiga)
LAMPIRAN D.8
Hasil Belajar Siswa 3 Pertemuan II (segi empat)
LAMPIRAN D.9
Hasil Belajar Siswa 3 Pertemuan II (lingkaran)
LAMPIRAN D.10
Hasil Belajar Siswa 2 Pertemuan II (segitiga)
LAMPIRAN D.11
Hasil Belajar Siswa 2 Pertemuan II (segi empat)
LAMPIRAN D.12
Hasil Belajar Siswa 2 Pertemuan II (lingkaran)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145
LAMPIRAN D.1 HASIL BELAJAR SISWA 1 PERTEMUAN II (segitiga)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146
LAMPIRAN D.2 HASIL BELAJAR SISWA 1 PERTEMUAN II (segi empat)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 147
LAMPIRAN D.3 HASIL BELAJAR SISWA 1 PERTEMUAN II (lingkaran)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 148
LAMPIRAN D.4 HASIL BELAJAR SISWA 2 PERTEMUAN II (segitiga)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 149
LAMPIRAN D.5 HASIL BELAJAR SISWA 2 PERTEMUAN II (segi empat)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 150
LAMPIRAN D.6 HASIL BELAJAR SISWA 2 PERTEMUAN II (lingkaran)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 151
LAMPIRAN D.7 HASIL BELAJAR SISWA 3 PERTEMUAN II (segitiga)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 152
LAMPIRAN D.8 HASIL BELAJAR SISWA 3 PERTEMUAN II (segi empat)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 153
LAMPIRAN D.9 HASIL BELAJAR SISWA 3 PERTEMUAN II (lingkaran)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 154
LAMPIRAN D.10 HASIL BELAJAR SISWA 4 PERTEMUAN II (segitiga)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 155
LAMPIRAN D.11 HASIL BELAJAR SISWA 4 PERTEMUAN II (segi empat)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 156
LAMPIRAN D.12 HASIL BELAJAR SISWA 4 PERTEMUAN II (lingkaran)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 157
LAMPIRAN E
LAMPIRAN E.1
Lembar Aktivitas Belajar Siswa Di Kelas
LAMPIRAN E.2
Lembar Aktivitas Belajar Siswa Di Kelas
LAMPIRAN E.3
Lembar Aktivitas Belajar Siswa Di Kelas
LAMPIRAN E.4
Lembar Aktivitas Belajar Siswa Di Kelas
LAMPIRAN E.5
Lembar Aktivitas Belajar Siswa Di Kelas
LAMPIRAN E.6
Lembar Aktivitas Belajar Siswa Di Kelas
LAMPIRAN E.7
Lembar Aktivitas Belajar Siswa Di Kelas
LAMPIRAN E.8
Lembar Aktivitas Belajar Siswa Di Kelas
LAMPIRAN E.9
Photo Aktifitas Siswa Saat Pembelajaran Dengan Program Geogebra
LAMPIRAN E.10
Photo Aktifitas Siswa Saat Pembelajaran Dengan Program Geogebra
LAMPIRAN E.11
Photo Aktifitas Siswa Saat Pembelajaran Dengan Program Geogebra
LAMPIRAN E.12
Photo Aktifitas Siswa Saat Pembelajaran Dengan Program Geogebra
LAMPIRAN E.13
Photo Aktifitas Siswa Saat Pembelajaran Dengan Program Geogebra
LAMPIRAN E.14
Photo Aktifitas Siswa Saat Mengerjakan Soal Evaluasi Pertemuan I
LAMPIRAN E.15
Photo Aktifitas Siswa Saat Mengerjakan Soal Evaluasi Pertemuan II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 158
LAMPIRAN E.1 Lembar Aktivitas Belajar Siswa Di Kelas Pertemuan I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 159
LAMPIRAN E.2 Lembar Aktivitas Belajar Siswa Di Kelas Pertemuan I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 160
LAMPIRAN E.3 Lembar Aktivitas Belajar Siswa Di Kelas Pertemuan I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 161
LAMPIRAN E.4 Lembar Aktivitas Belajar Siswa Di Kelas Pertemuan I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 162
LAMPIRAN E.5 Lembar Aktivitas Belajar Siswa Di Kelas Pertemuan II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 163
LAMPIRAN E.6 Lembar Aktivitas Belajar Siswa Di Kelas Pertemuan II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 164
LAMPIRAN E.7 Lembar Aktivitas Belajar Siswa Di Kelas Pertemuan II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 165
LAMPIRAN E.8 Lembar Aktivitas Belajar Siswa Di Kelas Pertemuan II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 166
LAMPIRAN E.9 PHOTO AKTIFITAS SISWA SAAT PEMBELAJARAN DENGAN PROGRAM GEOGEBRA
Semua siswa mau memperhatikan Peneliti saat menjelaskan bangun datar dengan Program GeoGebra
Guru kelas dan siswa sedang memperhatikan penjelasan dari Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 167
LAMPIRAN E.10 PHOTO AKTIFITAS SISWA SAAT PEMBELAJARAN DENGAN PROGRAM GEOGEBRA
Siswa 4 maju kedepan mencoba menjawab pertanyaan dari Peneliti
Siswa 2 maju kedepan mencoba menjawab pertanyaan dari Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 168
LAMPIRAN E.11 PHOTO AKTIFITAS SISWA SAAT PEMBELAJARAN DENGAN PROGRAM GEOGEBRA
Siswa 3 maju kedepan mencoba menjawab pertanyaan dari Peneliti
Siswa 1 maju kedepan mencoba menjawab pertanyaan dari Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 169
LAMPIRAN E.12 PHOTO AKTIFITAS SISWA SAAT PEMBELAJARAN DENGAN PROGRAM GEOGEBRA
Siswa 3 mengerjakan soal evaluasi pertemuan pertama
Siswa 4 mengerjakan soal evaluasi pertemuan pertama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 170
LAMPIRAN E.13 PHOTO AKTIFITAS SISWA SAAT PEMBELAJARAN DENGAN PROGRAM GEOGEBRA
Guru kelas ikut mengawasi pekerjaan siswa
Siswa 2 melihat pekerjaan Siswa 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 171
LAMPIRAN E.14 Photo Aktifitas Siswa Saat Mengerjakan Soal Evaluasi Pertemuan I
Suasana kelas saat mengerjakan soal evaluasi, namun suasana tenang ini tidak bertahan lama
Siswa 2 saat mengerjakan soal evaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 172
LAMPIRAN E.15 PHOTO AKTIFITAS SISWA SAAT MENGERJAKAN SOAL EVALUASI
Siswa 2 mengerjakan soal evaluasi pertemuan ke II
Siswa 4 mengerjakan soal evaluasi pertemuan ke II