353PENGGUNAAN APLIKASI SIG UNTUK EVALUASI SARANA DAN PRASARANA KOTA SEBAGAI DASAR UNTUK PENGEMBANGAN TATA RUANG KOTA (STUDI KASUS : DAERAH UP.DHARMAHUSADA) 1
Wenita Dyah Rahayu1, DR. Ing. Ir. Teguh Hariyanto, MSc1 Program Studi Teknik Geomatika FTSP-ITS Surabaya , 60111, Indonesia Email :
[email protected]
Abstrak Kota Surabaya khususnya kawasan Unit Pengembangan Dharmahusada yang terletak di sebelah timur dari pusat Kota Surabaya yang meliputi 2 Kecamatan yaitu Kecamatan Tambaksari dan Kecamatan Gubeng merupakan wilayah yang digunakan tempat usaha seperti ruko, pabrik maupun tempat tinggal. Pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi dan terbukanya lapangan pekerjaan menyebabkan pertumbuhan masyarakat meningkat. Sehingga, kebutuhan akan ketersediaan sarana dan prasarana akan semakin meningkat. Dan akan muncul permasalahan disebabkan perkembangan kota yaitu kurang memadainya sarana pengendali banjir, meningkatnya kemacetan lalu lintas dan rendahnya tingkat pelayanan umum, kurangnya ketersediaan utilitas perkotaan serta kurang lengkapnya instrument penataan kota. Oleh karena itu, agar berbagai permasalahan yang timbul dapat diselesaikan yaitu dengan memperbaiki pelayanan sarana dan prasarana kota dengan penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dan merata untuk seluruh lapisan masyarakat. Dan dibutuhkan suatu sistem yang bisa memberikan kemudahan dalam memperbaiki pelayanan dan penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh masyarakat. Pada penelitian ini akan dilakukan pembuatan sistem informasi geografis mengenai sarana prasarana kota dengan menggunakan peta digital Kecamatan Tambaksari dan Gubeng skala 1:5000 tahun 2006, basis data Sarana Prasarana meliputi Sekolah, Rumah Sakit dan SPBU dan data hasil survey. Basis data sarana dan prasarana yang digunakan adalah sekolah meliputi SD, SMP dan SMA; Rumah Sakit dan SPBU. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 115 sekolah, 11 sarana kesehatan dan 9 SPBU di UP. Dharmahusada yang yang tersebar di Unit Pengembangan Dharmahusada dan dari hasil analisa menggunakan acuan RTRW 2013 untuk pendirian suatu sarana dan prasarana yang telah memenuhi syarat mengenai pendirian sarana pendidikan adalah Kelurahan Kertajaya sebanyak 7 SD, 2 SMP san 2 SMA dengan jumlah penduduk sebanyak 28220, dan untuk Kelurahan yang tidak sesuai dalam pendirian sarana pendidikan adalah Kelurahan Gading dengan melihat ketersediaan sarana pendidikan hanya 5 sekolah dengan jumlah penduduk 81887. Sedangkan untuk pendirian sarana kesehatan tidak ada satupun kelurahan yang memenuhi syarat dalam pendirian sarana kesehatan melihat sangat besar kebutuhan pelayanan dalam bidang kesehatan. Data-data yang ada, terintegrasi menjadi satu dalam suatu sistem informasi geografis sarana dan prasarana Kecamatan Tambaksari dan Gubeng yang dimana dalam program aplikasi tersebut dapat dilakukan. Kata Kunci : Sarana Prasarana Kota, Sekolah, Rumahsakit, SPBU, Sistem Informasi Geografis Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya pembangunan, industri dunia dan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan akan jasa pelayanan terhadap masyarakat akan semakin meningkat, sebab manusia makin membutuhkan kenyamanan dan kemudahan dalam aktifitas sehari-hari. Sehingga keberadaan fasilitas umum sebagai sarana penyedia jasa yang bergerak dalam berbagai bidang misalnya kesehatan dan pendidikan sangat diperlukan. Kota Surabaya adalah ibukota Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota Surabaya khususnya kawasan Unit Pengembangan Dharmahusada yang
terletak di sebelah timur pusat Surabaya yang meliputi 2 Kecamatan yaitu Kecamatan Tambaksari dan Kecamatan Gubeng merupakan kawasan yang menarik digunakan sebagai tempat usaha seperti ruko, maupun tempat tinggal. Pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi dan terbukanya lapangan pekerjaan menyebabkan pertumbuhan masyarakat meningkat. Sehingga, kebutuhan akan ketersediaan sarana dan prasarana akan semakin meningkat. Dan akan muncul persoalan utama akibat perkembangan kota yang pesat adalah (1) kurang memadainya sarana pengendali banjir, (2) meningkatnya kemacetan 1
lalu lintas dan rendahnya tingkat pelayanan umum,(3) kurangnya ketersediaan utilitas perkotaan, serta (4) kurang lengkapnya instrument penataan kota. Oleh karena itu, agar berbagai permasalahan yang timbul dapat diselesaikan yaitu dengan memperbaiki pelayanan sarana dan prasarana kota dengan ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai dan merata untuk seluruh lapisan masyarakat. Dengan adanya berbagai persoalan di atas, maka diperlukan suatu teknologi sistem informasi berbasiskan komputer yang menyajikan gambaran informasi mengenai ketersediaan sarana dan prasarana di Kawasan Unit Pengembangan Dharmahusada terutama Kecamatan Tambaksari dan Gubeng terkait dengan posisi geografisnya, yang disebut dengan Sistem Informasi Geografis (SIG). Dengan adanya aplikasi SIG ini maka informasi tersebut lebih mudah diakses. Sehingga dengan pemanfaatan SIG ini diharapkan dapat membantu pengelolaan dan pengembangan sarana dan prasarana, khususnya di Kawasan Unit Pengembangan Dharmahusada agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan kenyamanan kepada masyarakat pada umumnya.
wilayah Kecamatan Tambaksari dan Kecamatan Gubeng. 3. Data sarana prasarana yang dipakai adalah sekolah meliputi SD, SMP dan SMA, Rumah sakit dan SPBU. 4. Pengolahan data sistem informasinya menggunakan ArcView 3.3. 5. Pembuatan interface aplikasi menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0 yang dilengkapi dengan MapObject 2.2. Tujuan Tugas Akhir Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penyusunan Tugas Akhir ini adalah Membuat penyajian informasi tentang sarana prasarana kota yang meliputi sekolah, rumah sakit dan SPBU dengan menggunakan SIG. Manfaat Tugas Akhir Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penyusunan Tugas Akhir ini adalah suatu sistem informasi mengenai sarana prasarana di Wilayah Kecamatan Tambaksari dan Gubeng dan diharapkan bias dijadikan evaluasi dan bahan pertimbangan bagi instansi terkait dalam pengembangan sarana prasarana di Kecamatan Tambaksari dan Kecamatan Gubeng.
Perumusan Masalah “Bagaimana menyediakan suatu sistem informasi yang berisikan tentang informasi pola sebaran sarana dan prasarana kota pada bidang pendidikan, kesehatan dan SPBU di Kecamatan Tambaksari dan Kecamatan Gubeng. Untuk itu perlu dibuat suatu sistem yang berisikan model SIG mengenai pola sebaran sarana dan prasarana kota pada bidang pendidikan, kesehatan dan SPBU di Kecamatan Tambaksari dan Kecamatan Gubeng, sehingga dapat memberikan pelayanan informasi yang lebih baik bagi pengguna sarana dan prasarana kesehatan, pendidikan dan SPBU khususnya masyarakat dari luar Kota Surabaya yang belum banyak mengetahui kondisi Kota Surabaya.”
METODOLOGI PENELITIAN Lokasi Penelitian Lokasi kegiatan penelitian ini dilakukan di Kota Surabaya. Menurut data RDTRK Unit Pengembangan Dharmahusada Surabaya yang meliputi Kecamatan Tambaksari dan Kecamatan Gubeng. Secara geografis UP. Dharmahusada terletak sebelah Timur dari Pusat Kota Surabaya, dengan luas ± 1774,633 Ha.
Batasan Masalah Batasan masalah dari penulisan tugas akhir ini adalah : 1. Daerah atau wilayah yang dilakukan studi adalah di wilayah Kota Surabaya yang meliputi Kecamatan Tambaksari dan Kecamatan Gubeng. 2. Data yang digunakan adalah peta garis tahun 2006 skala 1:5000 Kota Surabaya terutama
Gambar 1. Lokasi Penelitian 2
Lingkup Fisik Rencana Detail Tata Ruang Kota Unit Pengembangan Dharmahusada, meliputi wilayah administrasi : 1.Kecamatan Tambaksari (luas ± 805,054 Ha), terdiri dari 6 (enam) kelurahan : a. Kelurahan Pacarkembang b. Kelurahan Pacarkeling c. Kelurahan Tambaksari d. Kelurahan Ploso e. Kelurahan Rangkah f. Kelurahan Gading 2.Kecamatan Gubeng (luas ± 969,579 Ha), terdiri dari 6 (enam) kelurahan: a. Kelurahan Baratajaya b. Kelurahan Pucang Sewu c. Kelurahan Kertajaya d. Kelurahan Gubeng e. Kelurahan Airlangga f. Kelurahan Mojo Tahap Pengolahan data ini dapat dijelaskan pada diagram alir berikut : Data Non Spasial : - Basis Data Nama Jalan - Basis data Nama Kecamatan - Data Tabular Srana Sekolah - Data Tabular sarana Kesehatan - Data Tabular SPBU
Prasarana Kota di Kecamatan Tambaksari dan Kecamatan Gubeng 1. Tahap pengumpulan data Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data baik data spasial yang berupa peta digital Kecamatan Tambaksari dan Gubeng skala 1: 5000 maupun data non spasial atau data tabular yang berupa informasi-informasi mengenai sarana prasarana meliputi sekolah, rumah sakit dan SPBU yang dibutuhkan melalui Dinas yang terkait. Selain itu juga dilakukan survey lapangan untuk mengetahui secara pasti keadaan sarana prasarana. 2. Tahap pengolahan data Tahap ini dilakukan melalui beberapa tahap antara lain: 1. Pembuatan basis data (tabular) Basis data ini berfungsi untuk mempermudah akses untuk menyimpan, mencari, maupun sebagai koneksi untuk menghubungkan ke aplikasi sistem informasinya. Data yang digunakan dalam pembuatan basis data ini antara lain data non spasial dari sekolah adalah luasan sekolah, nama sekolah, alamat sekolah, telepon sekolah, kecamatan, kelurahan, jumlah pengajar, jumlah kelas dan akreditasi. Sedangkan untuk rumah sakit adalah luasan rumahsakit, nama rumahsakit, alamat rumahsakit, telepon, kelurahan dan kecamatan. Dan untuk SPBU hanya Id untuk setiap kawasan SPBU, alamat SPBU, Telepon SPBU, Kelurahan dan kecamatan dimana SPBU didirikan. Dalam penelitian ini terdapat 5 buah rancangan tabel anatara lain tabel sekolah dasar, SMP, SMA, Rumahsakit dan SPBU.
Data Spasial : Peta Garis Kecamatan Tambaksari dan Kecamatan Gubeng Tahun 2006 skala 1: 5000
Tahap Pengumpulan Data
Editing
Peta Hasil Editing
Pembuatan Database dengan Menggunakan Microsoft Access 2007
Transformasi ke Format .dxf
Proses dengan Arc.View GIS 3.3
Transformasi ke Format .shp
Membuat Interface dengan Visual Basic 6.0 dan Map Object 2.2
2. Pengolahan Data Spasial a. Proses Editing Melakukan proses editing peta garis Kecamatan Tambaksari dan Kecamatan Gubeng tahun 2006. Proses editing yang dimaksud adalah proses editing dijitasi peta yaitu menghapus polyline yang terduplikasi, menghapus polyline yang tidak diperlukan, dan juga menambahkan toponimi dari jalan-jalan pada peta. Setelah itu, dilakukan proses konversi dari format .dwg ke format shapefile atau .shp. Pengkonversian dilakukan tiap layer dari peta, dengan tujuan untuk mempermudah dalam input ke program aplikasi Visual Basic 6.0 nantinya. b. Proses dengan ArcView 3.3
Tampilan sudah sesuai dengan keinginan Pengguna
Tidak
Evaluasi
Ya
Tahap Pengolahan Data
Hasil: Sistem Informasi dari sarana dan prasarana UP.Dharmahusada
Tahap Akhir dan Hasil
Gambar 2. Diagram pembuatan SIG sarana prasarana UP. Dharmahusada Berikut ini penjelasan diagram alir pembuatan Sistem Informasi Geografis Sarana
3
Dilakukan penambahan-penambahan pada peta format .dwg berupa luasan sarana dan prasarana kota serta membuat tampilan peta yang baik. Pada tahap ini bisa dilakukan penambahan aksesoris yang bisa membuat tampilan pada Map Object 2.2 menjadi lebih bagus. c. Pembuatan Interface Tahap ini dilakukan menggunakan Map Object dengan interface tampilan Microsoft Visual Basic 6.0. Untuk pembuatan aplikasi Sistem Informasi ini dibuat 3 interface dimana yang pertama adalah interface pembuka, kemudian interface utama dan yang terakhir adalah interface detail. Interface pembuka disini berisi mengenai judul dari aplikasi tersebut. Interface utama berisi mengenai apa saja yang akan ditampilkan dan merupakan akses menuju interface detail. Untuk interface detail berisi detail informasi yang ingin diketahui oleh pengguna aplikasi mengeani sarana prasarana yang ada pada Kecamatan Tambaksari dan Gubeng.
Suatu sistem dikatakan baik apabila sistem tersebut mampu menangani proses input dan menghasilkan output yang memiliki tingkat kebenaran tinggi, untuk itulah dilakukan pengujian sistem. Pengujian ini sangat berguna untuk menunjukkan seluruh kemampuan SIG pada pemakai dan pihak pembuat SIG. Dimana pengujian sistem ini berjalan dengan baik yaitu lokasi dan informasi sesuai denagn kondisi sebenarnya (Prahasta,2001). 3. Tahap Akhir a. Analisa Analisa ini dilakukan untuk mengetahui ada berapa jumlah sarana prasarana yang meliputi Sekolah, Rumah Sakit (Sarana Kesehatan), dan SPBU pada setiap kelurahan di Kecamatan Tambaksari dan Gubeng. Selain itu juga dilakukan analisa program dimana program tersebut sudah berjalan sesuai dengan yang diinginkan atau tidak serta koreksi dari hasil keluaran program dengan kondisi sebenarnya. b. Hasil Merupakan tahap penyajian program, dimana hasil dan aplikasi program telah dianalisa dan diuji, sehingga program tersebut siap untuk digunakan. Diharapkan dengan menggunakan software Microsoft Visual Basic 6.0 dimana yang merupakan salah satu software yang sudah dikenal di masyarakat, para pengguna dapat dengan mudah menggunakan aplikasi ini.
d. Pemrograman Tahap ini merupakan implementasi hasil rancangan ke dalam komputer dengan menggunakan program Microsoft Visual Basic 6.0. Untuk pemrograman ini diperlukan data atribut, data spasial dan data grafis. Data atribut ini merupakan hasil dari basais data yang telah dijelaskan dari proses di atas. Data spasial merupakan data yang berupa peta Kecamatan Tambaksari dan Gubeng dimana berfungsi untuk menunjukkan posisi dari sarana prasarana serta akses jalan terdekat menuju sarana tersebut. Data grafis merupakan data yang berupa tulisan, gambar maupun foto –foto haisl survey, dimana berfungsi untuk membuat interface lebih menarik dan komunikatif. e. Implementasi sistem Implementasi sistem berfungsi untuk menjelaskan tahapan pembuatan fungsi-fungsi dari aplikasi yang telah dibuat. f. Pengujian sistem
HASIL DAN PEMBAHASAN PENGOLAHAN DATA SPASIAL Data spasial yang ada merupakan hasil editing peta garis UP. Dharmahusada yang terdiri dari 2 kecamatan yaitu Kecamatan Tambaksari dan Kecamatan Gubeng tahun 2006 dengan skala 1 : 5000, dan ditambah dengan hasil digitasi data sarana dan prasarana umum yang meliputi sekolah, rumahsakit dan SPBU. Data spasial kemudian dibedakan menjadi beberapa layer dan diberi informasi didalamnya. Tujuan dibedakannya layer adalah agar proses identifikasi pada program aplikasi lebih mudah dan teratur. Berikut ini adalah layer-layer yang ada pada sistem aplikasi antara lain : 4
1. Layer jalan 2.Layer Batas Kelurahan dan Kecamatan 3. Layer Bangunan 4. Layer Ruang Terbuka Hijau 5. Layer Sekolah 6. Layer Rumahsakit 7. Layer SPBU Keseluruhan Layer-layer di atas di overlaykan dengan menggunakan software ArcView 3.3, sehingga membentuk suatu pete persebaran sarana dan prasarana yang meliputi sekolah, rumah sakit dan SPBU di Kecamatan Tambaksari dan Kecamatan Gubeng.
Uji Coba Identifikasi Data Uji coba ini dilakukan dengan cara menekan tombol identifikasi di halaman peta pada form utama. Setelah tombol identifikasi aktif, maka kursor dari mouse akan memiliki fungsi identifikasi objek. Pengidentifikasian dilakukan dengan meng-klik objek pada layar peta sehingga akan muncul informasi detail dari objek pada form detail. Analisa Uji Coba Program Dari hasil uji coba yang telah dilakukan, dapat dilakukan beberapa evaluasi terhadap hasil yang didapatkan. Dari uji coba diatas didapatkan hasil antara lain: 1. Tools yang terdapat pada program adalah zoom in, zoom out, pan, extent, identify, search atau cari, legend, sarana list dan exit. 2. Dalam pemakaian menu identify sebelumnya harus dipastikan layer yang dipilih sesuai dengan menu sarana list, apabila tidak maka perintah identify tidak akan berjalan pada layer yang tidak dipilih, untuk memperkecil kesalahan dikarenakan kesalahan klik pada objek dikarenakan objek yang saling berhimpitan. 3. Untuk tools pendeteksi koordinat bisa berjalan apabila kursor mouse berada diatas layar peta. 4. Untuk tools pendeteksi skala bisa berjalan apabila kursor mouse berada diatas layar peta dan perubahan nilai skala terjadi apabila layar peta diperbesar atau diperkecil dengan menggunakan tools zoom out atau zoom in yang ada. 5. Untuk fasilitas pencarian data, text box kata kunci tidak aktif apabila kategori pencarian belum ditentukan. 6. Pada fasilitas pencarian data, pencarian data aktif pada saat huruf pertama kata kunci dimasukkan. 7. Pada fasilitas pencarian lokasi, pencarian lokasi aktif pada saat tombol zoom pada tabel data ditekan. Lokasi yang ditunjukkan merupakan hasil perbesaran otomatis yang langsung berlokasi ditempat data berada. 8. Identifikasi data aktif apabila tombol identifikasi pada halaman peta sudah aktif. 9. Peta lokasi hasil identifikasi merupakan tampilan terakhir dari layar peta. 10. Sistem koordinat universal, karena menggunakan sistem koordinat UTM .
PENGUJIAN SISTEM Uji Coba Program Aplikasi Tujuan dari uji coba program apilkasi sudah berjalan sesuai yang diinginkan oleh pengguna. Uji coba dilakukan dengan cara memeriksa kembali fungsi-fungsi yang ada pada program aplikasi apakah sudah bisa berjalan dan terhubung dengan baik atau belum. Uji Coba Pencarian Data Uji coba in dilakukan dengan cara memilih kategori pencarian yaitu sarana prasarana yang mana akan dicari kemudian memasukkan nama dari apa yang akan dicari selanjutnya secara otomatis akan muncul data dari objek tersebut berdasarkan objek yang telah dipilih. Hasil dari pencarian data akan ditampilkan pada tabel data yang ada apabila data tidak ditemukan, maka akan keluar command data tidak ditemukan. Tabel data akan menampilkan keseluruhan data yang sesuai dengan nama kategori dan kata kunci yang dimasukkan. Pencarian akan otomatis berjalan pada saat huruf pertama kata kunci ditulis. Uji Coba Pencarian Lokasi Uji coba ini dilakukan dengan cara memilih data dari tabel data dan melakukan pencarian dengan menekan tombol zoom. Tools tersebut berada pada halaman tabel data pada form utama. Pemilihan data dilakukan dengan cara meng-klik row data pda tabel data. Pencarian lokasi akan berjalan apabila data sudah terpilih dan tombol zoom sudah ditekan. Lokasi akan ditunjukkan pada layar peta di halaman peta pada form utama.
5
Sedangkan kekurangan yang terdapat pada program aplikasi ini adalah : 1. Tidak adanya perintah untuk mengupdate karena perintah dalam pemrograman yang dipakai rumit dan membutuhkan banyak tahapan mulai dari data .shp, Microsoft Office Access 2007 dan Microsoft Visual Basic 6.0. 2. Layar peta tidak dapat menampilkan grid dari peta. 3. Tidak ada fasilitas pergantian Layer pada tampilan peta. Gambar 2. Tampilan Data Detail sarana
rumah sakit penduduk hanya terdapat 7 buah sarana pendidikan. c. Analisa berdasarkan persebaran sarana pendidikan Untuk sarana sekolah yang memiliki jumlah lokasi sekolah dasar paling banyak yaitu 14 buah pada Kelurahan Rangkah, untuk SMP paling banyak yaitu 4 buah Kelurahan Ploso, dan untuk SMA paling banyak yaitu 4 buah di Kelurahan Mojo.
Analisa Data Sarana Prasarana A. Sarana Pendidikan a. Analisa berdasarkan ketentuan RTRW 2013 untuk pendirian suatu sarana pendidikan adalah : SD : per 1600 penduduk (3600 m2) SMP : per 4800 penduduk (6000 m2) SMA : per 4800 penduduk (5000 m2) Jadi, dapat disimpulkan bahwa apabila terdapat 3 buah SD akan terdapat 1 SMP dan 1 SMA. Dilihat pada tabel 4.7. yang telah sesuai dengan ketentuan RTRW 2013 ini yaitu kelurahan Pucangsewu, Airlangga, Mojo, Gubeng, Kertajaya, Ploso dan Pacarkeling. Dan yang belum sesuai dengan Ketentuan RTRW tentang pendirian suatu Sarana pendidikan adalah kelurahan Pacarkembang, Tambaksari, Rangkah, Gading dan Baratajaya.
B. Sarana Kesehatan a. Analisa berdasarkan ketentuan RTRW 2013 untuk pendirian suatu sarana kesehatan adalah: Pos Kesehatan : per 3000 penduduk (300 m2) RS. Bersalin : per 10000 penduduk (1600 m2) Puskesmas : per 30000 penduduk (1200 m2) Jadi, dapat disimpulkan bahwa apabila terdapat 1 RS. Bersalin harus terdapat 3 Puskesmas. Dilihat pada tabel 4.7. tidak ada satupun pada setiap kelurahan sesuai dengan ketentuan pendirian suatu sarana kesehatan. Oleh karena itu, sarana kesehatan harusnya sangat perlu diperhatikan untuk instansi yang bersangkutan.
b. Analisa berdasarkan jumlah penduduk Jumlah sarana pendidikan yang ada harus sesuai dengan jumlah penduduk yang ada di tiap kelurahan. Kelurahan yang jumlah sarana pendidikannya tidak sesuai dengan jumlah penduduk yang ada adalah Kelurahan Pacar Kembang dengan jumlah penduduk 41614 penduduk hanya terdapat 4 buah sarana pendidikan, Kelurahan Tambaksari dengan jumlah penduduk 21345 penduduk hanya terdapat 8 buah sarana pendidikan, Kelurahan Baratajaya dengan jumlah penduduk 18664 penduduk hanya terdapat 4 buah sarana pendidikan, Kelurahan Gading dengan jumlah penduduk 81887 penduduk hanya terdapat 5 buah sarana pendidikan, dan Kelurahan Airlangga dengan jumlah penduduk 24410
b. Analisa berdasarkan jumlah penduduk Jumlah sarana kesehatan yang ada harus sesuai dengan jumlah penduduk yang ada di tiap kelurahan. Pada setiap kelurahan harusnya memiliki 1 puskesmas, dan beberapa rumahsakit bersalin. Pada kelurahan Airlangga terdapat Rumah sakit umum RSUD. DR. Soetomo, RS. Graha Amerta dan RS. Husada Utama juga pada kelurahan Gubeng terdapat RS. Siloam. Keberadaan dari bebrapa rumah sakit ini sangat 6
membantu kekurangan penyediaan sarana kesehatan pada tiap kelurahannya. Sehingga masayarakat dapat memanfaatkan sarana rumahsakit ini .
sekolah, rumahsakit, puskesmas dan SPBU di wilayah UP.Dharmahusada.
Saran c. Analisa berdasarkan persebaran sarana kesehatan Untuk sarana kesehatan yang memiliki jumlah lokasi paling banyak terdapat pada Kelurahan Airlangga sebanyak 2 buah rumahsakit besar, pada Kelurahan Mojo sebanyak 2 buah terdiri dari 1 rumahsakit dan 1 puskesmas, dan Kelurahan Pacarkeling sebanyak 2 buah terdiri dari 1 Rumahsakit Bersalin dan 1 Puskesmas.
1. Sebaiknya untuk penentuan posisi pembangunan sarana prasarana sekolah, sarana kesehatan dan SPBU yang baru diharapkan mengetahui posisi-posisi sarana prasarana yang telah ada, sehingga dapat mengurangi terjadinya pengumpulan sarana prasarana yang dirasa tidak perlu dan tidak tepat guna.
C. SPBU a. Analisa berdasarkan persebaran SPBU Untuk sarana SPBU yang memiliki jumlah SPBU paling banyak terdapat pada Kelurahan Gubeng dan Ploso.
2. Sebaiknya pendirian dari suatu sarana prasarana harus melihat dari banyak faktor yaitu aksesibilitas, kegiatan perekonomian, jumlah penduduk dan aspek lainnya. Sehingga pada pemenuhan kebutuhan masyarakat sarana prasarana ini dapat dipergunakan secara maksimal oleh masyarakat.
Kesimpulan Dari penelitian tugas akhir ini dapat didapatkan beberapa kesimpulan antara lain : 1. Persebaran lokasi dari sarana prasarana pada kawasan UP. Dharmahusada kurang merata pada tiap kelurahannya. Terdapat 115 sarana pendidikan, 11 sarana kesehatan dan 9 SPBU yang tersebar di beberapa kelurahan. Dengan tingkat persebaran sekolah terbanyak terdapat pada Kelurahan Rangkah, persebaran sarana kesehatan terbanyak terdapat pada Kelurahan Airlangga, dan Persebaran SPBU terbanyak terdapat pada Kelurahan Ploso. 2. Dari hasil analisa menggunakan acuan RTRW 2013 untuk pendirian suatu sarana dan prasarana yang telah memenuhi syarat mengenai pendirian sarana pendidikan adalah Kelurahan Kertajaya sebanyak 7 SD, 2 SMP san 2 SMA dengan jumlah penduduk sebanyak 28220, dan untuk Kelurahan yang tidak sesuai dalam pendirian sarana pendidikan adalah Kelurahan Gading dengan melihat ketersediaan sarana pendidikan hanya 5 sekolah dengan jumlah penduduk 81887. Sedangkan untuk pendirian sarana kesehatan tidak ada satupun kelurahan yang memenuhi syarat dalam pendirian sarana kesehatan melihat sangat besar kebutuhan pelayanan dalam bidang kesehatan. 3. Program aplikasi sistem informasi sarana prasarana di UP. Dharmahusada yang dihasilkan dapat membantu mempermudah dalam mencari informasi mengenai sarana prasarana meliputi 7
Sarmuji. 2007. Pengembangan Sistem Informasi untuk Angkutan Kota Surabaya dengan Sistem Interaktif. Surabaya : Tugas Akhir Program Studi Teknik Geomatika FTSP-ITS.
DAFTAR PUSTAKA Adisti, N. 2007. Evaluasi Persebaran Fasilitas Pembuangan Sampah Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Surabaya : Tugas Akhir Program Studi Teknik Geomatika FTSP-ITS.
Supardi, Y. 2006. Microsoft Visual Basic 6.0 Untuk Segala Tingkat. Elex Media Komputindo. Jakarta.
Arsa, H.P, 2010. Pemetaan dan Penyusunan Basis Data Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (studi kasus kota Surabaya). Surabaya. Tugas Akhir Program Studi Teknik Geomatika FTSP-ITS.
Tjahyadi, E dan Jasmani. 2003. Introduction Program Visual Basic 6. Malang : Bayumedia Publishing.
Burrough, PA. 1994. “Principles of Geographical Information System for Land Resurces Assessment”. New York : Oxford University Press Inc.
,2009. Sarana. http://www.surabaya. go.id/sarana.php dikunjungi pada tanggal 30 Oktober 2009 jam 10.37 WIB.
Galih, A. 2006. Pengembangan Sistem Informasi Geografis untuk Fasilitas Puskesmas di Kota Surabaya. Surabaya : Tugas Akhir Program Teknik Geomatika FTSP-ITS. Gunarso, Petrus, dkk. 2003. Modul Pelatihan Dasar-dasar Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Geografis. Malinau research forest. Nuarsa, I.W.2005. Belajar Sendiri Menganalisis Data Spasial dengan ArcView GIS 3.3. untuk Pemula. Jakarta : PT.Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Nugraha, A.L dan Hani’ah. Desain Aplikasi SIG Untuk Informasi Sebaran Sekolah.Semarang : Tugas Akhir Program Studi Teknik Geodesi Fakultas Teknik – UNDIP. Mestika, I. 2007. Pelatihan Dasar AutodeskMap 2004. Surabaya. Himpunan Mahasiswa Geodesi ITS. Prahasta, E.2005. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung: Informatika. Prahasta, E.2009. Sistem Informasi Geografis : Tutorial Arcview. Bandung: Informatika Bandung. Romadhona, A. 2010. Penyusunan Basisdata Infrastuktur Penanggulangan Banjir di Surabaya Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Surabaya : Tugas Akhir Program Studi Teknik Geomatika FTSP-ITS. 8