1
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS KOMPETENSI DASAR MENDISKRIPSIKAN UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK LEMBAR SISWA BAGI SISWA KELAS IX E SMP 5 KUDUS Hartadi IPS SMP 5 Kudus (
[email protected])
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pada siswa kelas IX E SMP Negeri 5 Kudus melalui penerapan pembelajaran kooperatif teknik lembar siswa. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX E pada semester pertama yang berjumlah 30 siswa terdiri dari laki-laki 17 siswa dan perempuan 13 siswa, Pembelajaran menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik lembar siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, observasi dan catatan lapangan. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan baik dalam kerjasama dalam kelompok maupun hasil sebagaimana ditunjukkan dalam hasil pengamatan kegiatan kerjasama siswa dalam kelompok, Kerjasama siswa dalam kelompok diskusi rata-rata pada siklus I sebesar 61,39 %. sedangkan dalam siklus II kerjasama siswa dalam kelompok mengalami peningkatan, yaitu menjadi 82,22 %. Evaluasi belajar yang tuntas belajar dari 14 siswa (46,67%) pada pra tindakan menjadi 23 siswa (76,67 %) pada siklus I, dan menjadi 26 siswa (86,67 %) pada siklus II. sedangkan yang belum tuntas belajar mengalami
2
penurunan dari 16 siswa ( 53,33 %) pada pra tindakan, menjadi 7 siswa ( 23,33 %) pada siklus I, dan tinggal 4 siswa ( 13,33 %) pada siklus II. Kata Kunci : Prestasi Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Teknik lembar siswa. Pendahuluan Salah satu tujuan pembangunan adalah membangun manusia Indonesia seutuhnya, Pembangunan tidak hanya membangun secara fisik tetapi juga mental. dengan mental yang baik kegiatan pembangunan akan menjadi lebih berarti dalam kehidupan manusia. Salah satu ilmu yang menjadi parameter kualitas sumber daya manusia untuk membangun mental yang baik adalah Ilmu Pengetahuan Sosial. Dengan demikian peningkatan sumber daya manusia menuntut peningkatan kemampuan peserta didik dalam memahami konsep bahan ajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa Pelajaran Ilmu Pengetahan Sosial di sekolah masih banyak kendala sehingga prestasi belajar masih rendah, Kurikulum yang sarat isi, sistem penilaian yang kurang tepat, penggunaan strategi mengajar yang kurang sesuai, dan permasalahan lingkungan peserta didik, menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Melihat kondisi riil di sekolah dan memahami tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, perlu dilakukan upaya secara serius dan terus menerus agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik. aktifitas belajar semakin meningkat dan prestasi belajar siswa juga sesuai dengan yang diharapkan semua pihak. Agar prestasi belajar dapat ditingkatkan, maka guru harus dapat menumbuhkan minat belajar pada peserta didik sehingga dalam setiap proses belajar mengajar peserta didik dapat secara aktif dan kreatif, memiliki semangat untuk belajar dan merasa bahwa bahan ajar yang disampaikan bermanfaat bagi dirinya, Untuk itu peran guru semakin besar dengan memilih metode yang tepat dalam proses belajar mengajar. Metode yang dianggap dapat menumbuhkan minat belajar pada peserta didik adalah melalui pembelajaran kooperatif teknik lembar
3
siswa. Penggunaan metode pembelajaran kooperatif teknik lembar siswa secara tepat diharapkan akan dapat menumbuhkan lingkungan belajar yang kondusif, Peserta didik diharapkan semakin bersemangat dan aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran diartikan sebagai proses penyatuan lingkungan yang diarahkan untuk mengubah perilaku siswa ke arah yang positif dan lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan yang dimiliki siswa (Sanjaya, 2005:78). Menurut Briggs (dalam Sugandi 2006:9) menjelaskan bahwa pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang mempengaruhi si belajar sedemikian rupa sehingga si belajar itu memperoleh kemudahan dalam berinteraksi berikutnya dengan lingkungan. Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas dari itu yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Sejalan dengan pendapat diatas tentang belajar yang menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan (Hamalik, 2009:27-28 ). Dengan demikian yang harus diingat bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorikan oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah melainkan komprehensif (Suprijono, 2010:7). Menurut Eggen and Kauchak (dalam Trianto, 2007:42) pembelajaran Kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siwa yang berbeda latar belakangnya. Jadi dalam pembelajaran kooperatif siswa berperan ganda yaitu sebagai siswa ataupun sebagai guru. Dengan bekerja secara kolaboratif untuk mencapai sebuah tujuan bersama maka siswa akan mengembangkan keterampilan berhubungan dengan sesama manusia yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupan di luar sekolah. Lembar kerja terbuka adalah lembaran-lembaran yang digunakan sebagai pedoman didalam pembelajaran serta berisi tugas yang harus
4
dikerjakan oleh pesrta didik dalam kajian tertentu, Selain itu lembar kerja terbuka sebagai penunjang untuk meningkatkan aktifitas siswa dalam proses belajar dapat mengoptimalkan hasil belajar (Yuningsih, 2006 ). Peran Lembar Kerja Terbuka sangat besar dalam proses pembelajaran karena dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam belajar dan dapat membantu guru untuk mengarahkan siswa menemukan konsep-konsep melalui aktifitasnya sendiri, disamping itu Lembar Kerja Terbuka juga dapat mengembangkan ketrampilan proses, meningkatkan aktifitas siswa dan dapat mengoptimalkan hasil belajar.
Metode Penelitian dilaksanakan di kelas IX E SMP 5 Kudus berjumlah 30 siswa terdiri dari laki-laki 17 siswa dan perempuan 13 siswa. Objek penelitian adalah penerapan metode Pembelajaran kooperatif teknik lembar siswa. Dalam penelitian ini ada beberapa instrumen yang digunakan untuk menjaring data penelitian, antara lain pedoman observasi, dokumen, tes dan catatan lapangan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 2 siklus, Prosedur penelitian yang dilakukan tiap siklus mencakup empat tahap
yang meliputi: (1) Perencanaan, (2)
Pelaksanaan tindakan, (3)
Pengamatan/observasi, (4) Evaluasi dan Refleksi. Tahap-tahap penelitian tindakan kelas pada pembelajaran kooperatif dengan menggunakan lembar kerja terbuka adalah sebagai berikut: 1. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, mempersiapkan materi yang akan disajikan, merancang dan mempersiapkan lembar kerja terbuka, membuat dan mempersiapkan alat evaluasi, dan mempersiapkan lembar observasi. 2. Tahap pelaksanaan Pada tahap ini dilaksanakan proses pembelajaran kooperatif teknik lembar siswa sebagai berikut : a. Guru membagi kelas menjadi 5 kelompok belajar.
5
b. Guru membagi lembar kerja terbuka, Setiap kelompok diberi soal yang sama tentang mendiskripsikan uang dan lembaga keuangan. Selanjutnya meminta tiap kelompok untuk mendiskusikan, kemudian mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, dan kelompok yang lain diminta untuk memberi tanggapan atau bertanya bila terdapat kesulitan guru membantu. c. Hasil kerja setiap kelompok dipajangkan pada papan pajang. d. Guru mengobservasi aktifitas siswa tentang kesiapan siswa dan melakukan tes untuk melihat kemampuan siswa dalam memahami materi dan melihat ketuntasan belajar yang diperoleh. 3. Tahap pengamatan/observasi Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan terhadap tingkat aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran di kelas. 4. Tahap refleksi Pada tahap ini dilakukan evaluasi semua aktivitas siklus yang sudah dilaksanakan dan digunakan sebagai acuan untuk memperbaiki kegiatan pada siklus berikutnya. Hasil dan Pembahasan. Kegiatan penelitian
dilakukan karena dalam pembelajaran
ditemukan
permasalahan yaitu prestasi belajar siswa rendah, sebagian besar siswanya tidak terlalu antusias dalam mengikuti pembelajaran yang dilakukan sehingga pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas kurang kondusif, Metode pembelajaran yang selama ini digunakan oleh guru ceramah sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran, Selain itu siswa mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru maupun dalam mengerjakan soalsoal ulangan. Siklus I Siklus I terdiri dua pertemuan, Untuk masing- masing pertemuan dengan alokasi waktu 2 X 40 menit (dua jam pelajaran), untuk siklus ke-1 tersedia waktu 4 jam pelajaran (160 menit) dengan perincian 20 menit untuk persiapan dan
6
pendahuluan, 80 menit pelaksanaan tindakan, 20 menit pemberian soal kuis, 40 menit pelaksanaan tes formatif. Hasil prestasi belajar yang ditunjukkan oleh hasil evaluasi setelah siklus I Secara individual, siswa yang belum tuntas belajar ada 7 siswa (23,33%), sedangkan yang sudah tuntas belajar ada 23 siswa (76,67%) nilai rata-rata 76,57 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 45, Secara klasikal kegiatan pembelajaran belum tuntas karena jumlah siswa yang telah memperoleh nilai 77 atau lebih baru mencapai 76,67%. namun sudah terdapat kenaikan jika dibandingkan dengan hasil evaluasi pada pra tindakan. Diagram 4.1: Hasil tes awal dan hasil tes siklus I
Refleksi Dalam pelaksanaan siklus I, secara umum proses pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif teknik lembar siswa kurang memuaskan, dari hasil pengamatan kegiatan pembelajaran dapat direfleksikan sebagai berikut : 1) Situasi kelas pada pembelajaran dan diskusi kelompok belum kondusif, masih banyak siswa yang berbicara dengan temanya bukan materi yang menjadi pembahasan. 2) Keaktifan siswa dalam pembelajaran pada konsep Mendiskripsikan uang dan lembaga keuangan melalui model pembelajaran kooperatif teknik lembar siswa masih rendah. 3) Ketika
siswa
diberi
kesempatan
bertanya
kepada
kelompok
yang
mempresentasikan hasil diskusinya semua siswa tidak ada yang bertanya.
7
4) Kelompok yang mempresentasikan hasil diskusi dengan baik dan lancar hanya dua kelompok yaitu kelompok 2 dan kelompok 5. 5) Banyak siswa yang tidak mendengarkan penjelasan ketika ada kelompok yang presentasi. 6) Kerjasama kelompok yang dilakukan oleh siswa memperoleh rata-rata prosentase sebesar 61,39 %. 7) Hasil belajar siswa secara klasikal belum tuntas yaitu 76,67%. Berdasarkan hasil refleksi tersebut dan berbagai pertimbangan maka yang perlu diperhatikan oleh guru dalam siklus berikutnya sebagai berikut: 1) Guru hendaknya dapat memberikan alternatif materi sebagai acuan untuk memecahkan permasalahan. 2) Guru hendaknya dapat membagi rata diantara siswa yang berpartisipasi pada saat presentasi oleh kelompok dilakukan. 3) Guru hendaknya lebih mendorong siswa untuk dapat melakukan kerja kelompok. 4) Bimbingan guru harus lebih intensif untuk menumbuhkan motivasi siswa. Berdasarkan tabel kualifikasi ketrampilan kerjasama dalam kelompok, maka kegiatan siswa dalam melakukan diskusi masih kurang baik, yang ditunjukkan dengan rata-rata prosentase sebesar 61,39 %. Siklus II Siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan selama 2 jam pelajaran (2 x40 menit) Kegiatan yang dilakukan pada siklus II adalah meliputi : perencanaan, pelaksanaan, analisis dan refleksi. Kegiatan awal pada siklus II yaitu dilakukan dengan melakukan perbaikan terhadap proses belajar mengajar dan permasalahan yang terjadi pada siklus I. Dari kegiatan awal tersebut maka akan diperoleh rumusan permasalahan yang ada dan akan ditemukan solusi atau cara yang tepat untuk mengatasi permasalahan pembelajaran yang terjadi pada siklus I. Hasil prestasi belajar yang ditunjukkan oleh hasil evaluasi setelah siklus II Secara individual, siswa yang belum tuntas belajar ada 4 siswa (13,33%), sedangkan yang sudah tuntas belajar ada 26 siswa (86,67 %) nilai rata-rata 83,70
8
dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 68, Secara klasikal kegiatan pembelajaran sudah tuntas karena jumlah siswa yang telah memperoleh nilai 77 atau lebih mencapai 86,67 %. Diagram 4.2: Hasil tes awal, tes siklus I dan hasil tes siklus II
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik lembar siswa pada siklus II ini sudah lebih baik dibandingkan dengan siklus I, dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap siswa, 1) Aktivitas siswa mengalami peningkatan dalam menjalankan tugas. 2) Siswa aktif bekerjasama dengan kelompoknya dalam menyelesaikan tugas. 3) Ketika kelompok mempresentasikan ada dua siswa yang bertanya. 4) Ketika ada siswa yang bertanya kelompok presestasi menjawab dan siswa dari kelompok lain membantu. 5) Pada saat presentasi peran siswa juga sudah mulai merata. 6) Penyusunan kesimpulan sudah didominasi oleh siswa. 7) Kerjasama kelompok yang dilakukan oleh siswa secara umum sudah baik yaitu memperoleh rata-rata prosentase sebesar 82,22 %. 8) Hasil belajar siswa secara klasikal sudah tuntas yaitu 86,67% dari jumlah siswa. Berdasarkan hasil refleksi tersebut, maka yang perlu diperhatikan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar berikutnya sebagai berikut: 1) Guru lebih intensif dalam menggunakan metode mengajar yang dipilih. 2) Guru hendaknya selalu mendorong siswa melakukan kerja kelompok.
9
3) Bimbingan
guru
secara
intensif
perlu
terus
dikembangkan
untuk
menumbuhkan motivasi siswa.
Berdasarkan tabel kualifikasi ketrampilan kerjasama dalam kelompok, maka kegiatan siswa dalam melakukan diskusi sudah cukup baik, yang ditunjukkan dengan rata-rata prosentase sebesar 82,22 %. Diagram 4.3: Perbandingan hasil diskusi kelompok,siklus I dan siklus II
Kerjasama siswa dalam kelompok diskusi sebagaimana tabel di atas, dapat diuraikan bahwa rata-rata prosentase pada siklus I masih kurang baik hanya sebesar 61,39%. Namun dalam siklus II kerjasama siswa dalam kelompok mengalami peningkatan, yaitu menjadi 82,22 %. Dengan demikian kerjasama siswa dalam kelompok yang dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran sudah baik. Simpulan dan Saran Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan dapat peneliti simpulkan sebagai berikut: Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian dalam bab terdahulu, dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut :
10
1. Prestasi belajar siswa mengalami kenaikan, yang ditunjukkan oleh hasil evaluasi belajar yang tuntas belajar dari 14 siswa (46,67%) pada pra tindakan menjadi 23 siswa (76,67 %) pada siklus I, dan menjadi 26 siswa (86,67 %) pada siklus II. sedangkan yang belum tuntas belajar mengalami penurunan dari 16 siswa ( 53,33 %) pada pra tindakan, menjadi 7 siswa ( 23,33 %) pada siklus I, dan tinggal 4 siswa ( 13,33 %) pada siklus II. 2.
Kerjasama siswa dalam kelompok diskusi rata-rata pada siklus I sebesar 61,39 %. Jadi kerjasama siswa dalam kelompok masih kurang baik pada siklus I. Namun dalam siklus II kerjasama siswa dalam kelompok mengalami peningkatan, yaitu menjadi 82,22 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar mengajar
dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik lembar siswa dapat meningkatkan prestasi belajar pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kompetensi Dasar Mendiskripsikan uang dan lembaga keuangan bagi siswa kelas IX E SMP Negeri 5 Kudus, Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa “jika metode pembelajaran kooperatif teknik lembar siswa digunakan dalam
pembelajaran,
maka
prestasi
belajar
IPS
Kompetensi
Dasar
Mendiskripsikan uang dan lembaga keuangan pada siswa kelas IX E SMPN 5 Kudus akan meningkat”, dapat diterima. A. Saran-saran Dari hasil kesimpulan penelitian maka penulis mengajukan saran sebagai berikut: 1. Model pembelajaran kooperatif teknik lembar siswa perlu dilaksanakan dalam pembelajaran dikelas karena model pembelajaran tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Dalam pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif teknik lembar siswa, hendaknya guru lebih memotivasi siswa untuk bertanya ataupun berpendapat sehingga diskusi kelas dapat berjalan dengan optimal.
11
3. Didalam pembelajaran guru harus selalu mengadakan variasi dalam menggunakan strategi pembelajaran untuk menghindari timbulnya rasa jenuh siswa dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. 4. Kepada Kepala Sekolah hendaknya dapat mengambil kebijakan tentang perlunya melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi setiap guru, agar motivasi belajar siswa semakin meningkat sehingga prestasi belajarnya juga meningkat pula. DAFTAR RUJUKAN Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Sugandi, Achmad. 2006. Teori Pembelajaran. Semarang: Unnes Press Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi PAIKEM). Yogyakarta: Pustaka Pelajar Trianto.
2007.
Model-Model
Pembelajaran
Inovatif
Berorientasi
Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Yuniningsih, A. 2006. Analisis LKS Biologi SMP Kelas II Semester I yang Digunakan SMP Negeri di Kota Semarang. Skripsi. Semarang: Unnes