MOJAKOE PAJAK 1
Dilarang memperbanyak mojakoe ini tanpa seijin SPA FEUI Mojakoe dapat didownload di www.spa-feui.com
FB: SPA FEUI
Twitter: @spafeui
Presented by: SPA-Tax Study Division
Mojakoe Perpajakan 1
FINAL EXAM SEMESTER GASAL 2010/2011 MATA KULIAH DOSEN HARI/TANGGAL WAKTU SIFAT
: : : : :
PERPAJAKAN 1 TIM DOSEN PARALEL Kamis, 16 Desember 2010 150 MENIT CLOSED BOOK
Soal Wajib Soal 1 (30%) Berikut ini adalah laporan laba rugi perusahan untuk tahun 2010: PT Kencana Laporan Laba Rugi Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 Penjualan Netto Harga Pokok Penjualan (HPP) Laba Bruto
32.400.000.000 20.320.000.000 12.080.000.000
Biaya Operasional Gaji dan Tunjangan-tunjangan
2.580.000.000
Biaya Fiskal Luar Negeri
80.000.000
Biaya Perjalanan Dinas
340.000.000
Biaya Transport
360.000.000
Biaya Pemasaran
224.000.000
Biaya Bunga
104.000.000
Biaya Training Karyawan
160.000.000
Sewa Ruang Kantor
360.000.000
Biaya Reparasi dan Pemeliharaan
300.000.000
Biaya penyusutan
1.000.000.000
Biaya Penyisihan Piutang
80.000.000
Biaya Jamuan Tamu
80.000.000
Biaya listrik, Gas, dan Air Minum
100.000.000
Bantuan untuk Gerakan Peduli Sembako
60.000.000
Biaya Perlengkapan Kantor
160.000.000
Semester Genap 2010/2011
Page 2
Presented by: SPA-Tax Study Division
Mojakoe Perpajakan 1
Biaya Tunjangan Kesehatan karyawan
260.000.000
Total Biaya
6.248.000.000
Total Laba Operasional
5.832.000.000
Pendapatan lain-lain Kerugian Penjualan Mesin Penghasilan dari investasi PT. Berliana kepemilikan 30% Penghasilan sewa mesin Penghasilan sewa gedung Penghasilan dividen dari Negara X (20%) Penghasilan dividen dari Negara Y (40%) Penghasilan Bunga Deposito Total pendapatan lain-lain
-200000000 1000000000 196000000 360000000 1600000000 600000000 160000000 3716000000
Total Laba Sebelum pajak
9.548.000.000
Informasi tambahan : a.
Termasuk dalam penjualan adalah penjualan kepada instansi pemerintah yang dananya bersumber dari APBN yang dikenakan PPh Bendaharawan 1,5% :
Departemen perhubungan sebesar Rp5.000.000.000, Perusahaan mencatat penjualan sebesar nilai setelah pajak sebesar Rp4.925.000.000 Pemda DKI sebesar Rp4.000.000.000. Perusahaan mencatat penjualan nilai setelah pajak sebesar Rp3.940.000.000. Kedua penjualan kepada instansi pemerintah tersebut merupakan penghasilan tidak teratur dengan estimasi laba bersih sebesar 30% dari nilai penjualan
b.
Termasuk dalam biaya gaji adalah pemberian dalam bentuk natura Rp300.000.000, 20% dialokasikan ke biaya operasional dan sisanya ke HPP.
c.
Termasuk dalam fiskal luar negeri adalah fiskal luar negeri untuk keluarga direksi sebesar Rp20.000.000
d.
Termasuk dalam Rp140.000.000
e.
Dalam biaya reparasi dan pemeliharaan termasuk pemeliharaan mobil sedan pimpinan perusahaan sebesar Rp60.000.000
f.
Biaya penyusutan menurut fiskal sebesar Rp1.200.000.000, 20% dialokasikan ke biaya operasional 80% ke HPP.
g.
Penyisihan piutang menurut akuntansi sebesar 2% dari total piutang.
h.
Biaya jamuan tamu yang ada daftar nominatifnya hanya sebesar 25% dari total biaya
i.
Tunjangan kesehatan karyawan diberikan 40% dalam bentuk penyediaan fasilitas klinik dan obat-obatan di perusahaan serta 60% dalam bentuk penggantian biaya pengobatan yang diberikan dalam bentuk penggantian tunai. Penggantian ini dilakukan bersamaan dengan pembayaran gaji dan dimasukkan dalam komponen tunjangan kesehatan.
j.
Kerugian penjualan mesin diperoleh dari penjualan satu unit mesin pabrik. Mesin memiliki harga perolehan Rp1.600.000.000, menurut akuntasi disusutkan selama 10 tahun, dengan nilai sisa Rp400.000.000 dan menggunakan metode garis lurus. Mesin dibeli pada 1 Januari 2000. Menurut fiskal termasuk aset kelompok III, yang disusutkan selama 16 tahun dengan metode garis lurus. Mesin dijual 2 Januari 2010 dengan harga Rp200.000.000.
k.
Penghasilan sewa mesin untuk satu tahun diterima pada awal tahun, jumlah yang tercatat di atas adalah nilai setelah pajak.
perjalanan
Semester Genap 2010/2011
dinas
tersebut
adalah
biaya
tour
karyawan
sebesar
sebesar
Page 3
Presented by: SPA-Tax Study Division
Mojakoe Perpajakan 1
l.
Penghasilan sewa gedung dari PT Safira yang diterima pada 1 Januari 2010 sebesar Rp800.000.000 untuk masa sewa 2 tahun. Nilai di atas adalah nilai setelah pajak penghasilan final.
m.
Penghasilan dividen dari luar negeri tersebut adalah nilai setelah dipotong pajak dengan tarif seperti yang tercantum dalam informasi di atas.
n.
Perusahaan memiliki tabungan deposito melebih jumlah utang yang dimilikinya.
o.
Pendapatan bungan deposito adalah pendapatan setelah pajak.
p.
Pajak yang telah dibayar perusahaan selama tahun 2010 diantaranya adalah:
PPN sebesar Rp3.000.000.000 PPh 21 atas gaji karyawan Rp1.120.000.000 PPh 22 bendaharawan untuk transaksi Departemen Perhubungan dan Pemda DKI. PPh final atas sewa tanah dan bangunan telah dipotong pihak ketiga. Begitu juga untuk pendapatan bunga deposito dan penghasilan sewa mesin. Fiskal luar negeri Pajak Penghasilan atas pendapatan yang telah diterima di luar negeri. PPh pasal 25 perusahaan sebesar Rp1.800.000.000
Diminta : Buatlah koreksi fiskal laporan keuangan PT Kencana Tahun 2010! Petunjuk : Koreksi fiskal dilakukan atas laba akuntansi (jangan melakukan koreksi fiskal dalam bentuk seperti laporan laba rugi!)
Soal 2 (30%) PT Ebaguna adalah sebuah perusahaan yang bergerak di industri kerajinan rotan, yang berkedudukan di Jalan Raya Bogor Km. 66. PT Ebaguna dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) sejak tanggal 10 April 2010. Merek untuk produknya adalah “Dapae”. Dalam bulan Juni 2010, dapat dipetik transaksi sebagai berikut 5 Juni 2010 7 Juni 2010 9 Juni 2010 10 Juni 2010 12 Juni 2010
15 Juni 2010
17 Juni 2010
17 Juni 2010
20 Juni 2010 20 Juni 2010
Dikeluarkan dari Pelabuhan Tanjung Priok mesin yang diimpor dari Thailand. Nilai impor Rp54.000.000. Dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Diekspor rak buku dari rotan ke Norwegia dengan nilai ekspor Rp3.000.000.000. Diterima pembayaran dari PT Pasini atas produk rotan yang diserahkan pada tangal 16 Mei 2010 dengan harga jual Rp360.000.000 Membayar jasa event organizer untuk pesta ulang tahun perusahaan sebesar Rp80.000.000. Faktu pajak dierima perusahaan pada tanggal 11 Juni 2010. Ditemukan faktur pajak yang belum dikreditkan dengan PPn senilai Rp10.000.000. Faktur pajak tersebut memenuhi baik ketentuan formil maupun materiil dengan tanggal faktur pajak 10 Maret 2010 Membayar uang muka mobil sedan untuk direktur PT Ebaguna sebesar Rp100.000.000 (dari total Rp400.000.000). Atas mobil sedan ini juga dikenakan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) sebesar 25%. Diterima pembayaran Rp80.000.000 dari PT Jelita di kawasan berikat , atas produk rotan yang diserahkan pada 18 Mei 2010. Atas penyerahannya mendapat fasilitas tidak dipungut PPN. Membayar sejumlah Rp100.000.000 ke PT Rorotan untuk penyerahan bahan baku rotan yang diterima pada tanggal 17 Mei 2010. Faktur pajak diterima bersamaan dengan penyerahan bahan baku. Diterima pembayaran Rp180.000.000 dari pemungut PPN atas penyerahan produk rotan pada 3 Mei 2010. Surat tagihan tanggal 8 Juni 2010 Membayar Rp60.000.000 kepada Pak Mason sebagai biaya borongan tukang dan material untuk perbaikan gudang tempat menyimpan rotan PT Ebaguna seluas
Semester Genap 2010/2011
Page 4
Presented by: SPA-Tax Study Division
22 Juni 2010
23 Juni 2010 31 Juni 2010 31 Juni 2010 31 Juni 2010
Mojakoe Perpajakan 1
150m2 Menyerahkan salah satu mobil operasi perusahaan yang dijual dengan harga jual Rp80.000.000 kepada PT Eka. Mobil ini dijual karena akan diganti dengan yang baru sementara PT Eka adalah perusahaan penjual kendaraan bekas eceran. Diterima pajak dari pabrik pernis PT Cemerlang tertanggal 29 Mei 2010 dengan jumlah PPN Rp16.000.000 Menyumbang lemari rotan kepada panti asuhan “Sejiwa”. Harga jual lemari ini sebenarnya Rp9.600.000 termasuk laba 20% dari harga pokok. Diterima kembali dengan nota retur tanggal 29 Mei 2010 dari PT Cakrabirawa sejumlah mebel dengan harga jual Rp60.000.000 Menyerahkan secara konsinyasi 20 produk rotan (@ Rp 4.800.000) kepada PT Beauty
Asumsi : 1. PT Ebaguna menggunakan mekanisme pengkreditan PKPM 2. Semua PM adalah untuk penyerahan terutan PPN 3. PM dikreditkan dalam periode yang sama dengan diterimanya faktur pajak. Diminta a. Untuk setiap transaksi di atas tentukan apakah PPN yang terkait adalah Pajak Keluaran (PK) atau Pajak masukan (PM), tanggal dibuatnya faktur pajak, Dasar Pengenaan Pajak (DPP), PPN/PPnBM sesuai format yang ditentukan! (Kolom keterangan khusus digunakan untuk memberikan keterangan apakah pajak masukan dapat atau tidak dapat dikreditkan dan alasan tidak bisa dikreditkan) b. Hitung PPN kurang/lebih bayar untuk masa pajak Juni 2010 jika terdapat pajak lebih bayar dari bulan Mei 2010 sebesar Rp5.000.000 yang dikompensasikan ke bulan Juni 2010.
Soal Pilihan : Pilihlah 1 dari 2 soal berikut (3A atau 3 B) Soal 3A (25%) Terkait dengan Soal 1 a. b. c. d.
Hitunglah PPh pasal 24 yang dapat dikreditkan atas penghasilan luar negeri! Hitunglah total kredit pajak (pengurang pajak terutang) yang bisa diakui oleh perusahaan! Hitung kurang bayar/lebih bayar PPh badan perusahaan tahun 2010! Hitung PPh pasal 25 untuk tahun pajak 2011!
SOAL 3B (25%) BUT Kangaro Inc. Adalah suatu BUT di Indonesia yang pada tahun 2010 mencatat penghasilan dan beban sebagai berikut No Keterangan Nilai (Rp) Penghasilan dari Indonesia 1. Penghasilan dari pemberian jasa manajemen di Indonesia Rp 10 milyar 2. Beban Operasional (Termasuk beban penyusutan aktiva tidak lancar Rp 7,1 milyar kategori 1 sebesar Rp300.000.000 yang dihitung dengan metode jumlah angka tahun. Nilai perolehan aktiva tidak lancar adalah sebesar Semester Genap 2010/2011
Page 5
Presented by: SPA-Tax Study Division
Mojakoe Perpajakan 1
Rp800.000.000 dan pada saat ini adalah tahun pertama pemakaian. Untuk tujuan perpajakan metode garis lurus digunakan oleh BUT Kangaro. 3. Penghasilan kantor pusat dari perjanjian lisensi dengan PT Amartya di Indonesia. Sehubungan dengan perjanjian lisensi tersebut, BUT Kangaro Inc. memberikan jasa manajemen kepada PT Amartya. 4. Beban kantor pusat atas perjanjian lisensi dengan PT Amartya 5. Biaya royalti yang dibayarkan BUT Kangaro Inc kepada kantor pusatnya 6. Alokasi biaya administrasi kantor pusat 7 Penghasilan kantor pusat dari pemberian jasa manajemen di Indonesia yang dilakukan langsung oleh kantor pusat 8. Biaya kantor pusar atas penghasilan dari pemberian jasa manajemen di Indonesia Penghasilan dari Luar Negeri 1. Laba usaha sebelum pajak dari Singapura (Tarif pajak 17%) 2. Rugi usaha di Malaysia (Tarif pajak 25%) 3. Laba usaha sebelum pajak dari Thailand (Tarif pajak 30%)
Rp 1 Milyar
Rp700juta Rp 1 milyar Rp100 juta Rp2 milyar Rp1,2 milyar
Rp2,5milyar Rp1milyar Rp3,5 milyar
Keterangan lainnya adalah sebagai berikut : a. Sisa kerugian yang belum dikompensasikan oleh BUT Kangaro Inc. adalah sebagai berikut: Rp500 juta (2003), Rp600 juta (2007), dan Rp 400juta (2009) b. Selama tahun 2010 telah dibayarkan/dipoton PPh pasal 22 sebesar Rp100 juta, PPh pasal 23 sebesar Rp200juta, angsuran PPh pasal 25 sebesar Rp400juta. Dengan menggunakan di atas, hitunglah : a. b. c. d.
Total Pajak terutang BUT Kangaro Inc! Kredit PPh Pasal 24 yang diperbolehkan! PPh pasal 29 yang masih harus dibayarkan oleh BUT Kangaro Inc.! Angsuran PPh Pasal 25 yang harus dibayar tiap bulannya oleh BUT Kangaro Inc. untuk tahun pajak 2011! e. Dengan asumsi tidak ada Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda, berapa besar branch profit tax yang harus dibayarkan oleh BUT Kangaro Inc. apabila laba bersih setelah pajak akan direpatriasi ke kantor pusat! Soal Pilihan : Pilihlah 3 dari 5 soal berikut! Soal 4 (15% dengan bobot masing-masing 5%) a. Jelaskan perbedaan PPN dan PPnBM! b. Perusahaan melakukan penjualan dengan term of payment 2/10, n/30. Untuk tujuan perpajakan, perusahaan menetapkan kebijakan internal yang menyatakan bahwa faktur pajak dibuat pada saat pelunasan. Analisislah apakah kebijakan tersebut tepat! c. Andi seorang Finance director sebuah perusahaan. Untuk tahun fiskal 2010, PPh pasal 25 yang harus dibayarkan perusahaan Rp500 juta. Sampai dengan Juni 2010, laba perusahaan baru mencapai 20% dari laba perusahaan tahun 2009. Jelaskan langkah apa yang harus dilakukan oleh Andi!
Semester Genap 2010/2011
Page 6
Presented by: SPA-Tax Study Division
Mojakoe Perpajakan 1
d. Mengapa perlu dibedakan apakah terdapat BUT atau tidak apabila badan yang tidak didirikan di Indonesia menjalankan kegiatan atau usaha di Indonesia? e. Jelaskan dan berikan contoh kapan hubungan istimewa terjadi dari sisi peraturan pajak penghasilan!
Semester Genap 2010/2011
Page 7
Presented by: SPA-Tax Study Division
Mojakoe Perpajakan 1
JAWABAN: Soal 1
No.
Laba Sebelum Pajak
a.
Kredit Positif : PPh 22 yang tercatat
75,000,000
Kredit Positif : PPh 22 yang tercatat
60,000,000
b.
Kredit Positif : Natura (HPP)
9,548,000,000
240,000,000
Kredit Positif : Natura (Biaya Operasional)
60,000,000
c.
Kredit Positif : fiskal luar negeri
80,000,000
d.
Kredit Positif : Biaya tour karyawan
e.
Kredit Positif : Biaya reparasi sedan pimpinan
f.
Koreksi Negatif : depresiasi dalam HPP (80% x 1,2M)* Koreksi Positif : depresiasi dalam Biaya Op. (1M - (20% x 1,2M))
140,000,000 60,000,000 (960,000,000) 760,000,000
g.
Koreksi Positif : Beban Penyisihan Piutang
80,000,000
h.
Koreksi Positif : Biaya entertainment tanpa daftar nominatif (75% x 80jt)
60,000,000
i.
Koreksi Positif : Biaya penyediaan fasilitas klinik (natura) (40% x 260jt)
104,000,000
j.
Koreksi Negatif : tambahan kerugian penjualan bds nilai buku pajak**
(200,000,000)
k.
Koreksi Positif : PPh 23 yang sudah dicatat ( 2% x 100/98 x 196jt)
l.
Koreksi Negatif : Pendapatan objek PPh Final Koreksi Positif : PPh 24 (negara x) yg sudah dicatat ((100/80 x 1.6M) - 1,6 M)
(360,000,000)
Koreksi Positif : PPh 24 (negara y) yg sudah dicatat ((100/60 x 600jt) - 600jt)
400,000,000
m. n.
tidak ada koreksi
o.
Koreksi negatif : Pendapatan objek PPh Final
p.
tidak ada koreksi Koreksi Positif :Bantuan Gerakan peduli sembako (tidak ada informasi tambahan)
add.
Laba Menurut Fiskal
4,000,000
400,000,000 (160,000,000)
60,000,000
10,451,000,000
* asumsi : biaya depresiasi hanya dicatat di biaya operasional di laporan akuntansi (sama sekali tidak pada HPP), sehingga total rekonsiliasi fiscal untuk depresiasi dapat diketahui yakni selisih dari biaya depresiasi operasional (1M) dengan informasi tambahan (1,2M), sama dengan 200 juta (koreksi negatif).
**terdapat perbedaan pencatatan depresiasi menurut fiscal dan akuntansi. o
Menurut Akuntansi, nilai buku 2 Jan 2010 sebesar nilai residual = 400 juta (telah didepresiasi penuh selama masa manfaat menurut akuntansi)
o
Menurut Fiskal, nilai buku 2 Jan 2010 sebesar 600 juta ( 1,6 M – (100 juta x 10 tahun). 100 juta adalah beban depresiasi per tahun menurut fiscal (1,6 M / 16 tahun).
o
Selisih menurut Akuntansi dan Fiskal adalah sebesar 200 juta (600 juta – 400 juta), yang menyebabkan kerugian penjualan menurut fiskal lebih besar Koreksi Negatif.
Semester Genap 2010/2011
Page 8
Presented by: SPA-Tax Study Division
Mojakoe Perpajakan 1
Soal 2 a.
Date
PK/PM
Tanggal Pajak
Faktur
DPP
PPN / PPnBM
Keterangan
-
Dibebaskan dari PPN
5 Juni 2010
-
-
7 Juni PK 2010
7 Juni 2010
Nilai ekspor = Rp PPN = 0 % x Rp 3 M. 3M = 0
9 Juni 2010
16 Mei 2010
Harga Jual = Rp 360 juta
10 Juni PM 2010
10 Juni 2010
Biaya jasa = Rp PPN = 10 % x Rp Dikenakan PPN bds SE80 juta 80 juta = 8 juta 11/PJ.53/2003. Tidak dapat dikreditkan, karena tidak terkait dengan kegiatan saha
12 Juni 2010
10 Maret 2010
-
15 juni PM 2010
15 Juni 2010
Uang Muka = Rp PPN = 10 % x 100 PPN pembelian sedan, 100 juta juta = 10 juta; Tidak dapat dikreditkan . PPnBM hanya diakui pada saat penyerahan.
17 Juni 2010
18 Mei 2010
Harga jual = Rp 80 juta
PK (0) sudah diakui bulan Mei , dan karena PPN dapat dikreditkan (Ps 16B ayat 2), PM terkait sudah dikreditkan dengan PK ini pada masa pajak sebelumnya (Mei 2010).
17 Juni 2010
17 Mei 2010
Harga jual = Rp 100 juta
PM sebesar Rp 10 juta sudah dikreditkan pada bulan Mei 2010.
20 juni 2010
3 mei 2010
Harga jual = Rp 180 juta
PK sebesar Rp 10 juta sudah diakui bulan Mei 2010
Semester Genap 2010/2011
-
PPN sebesar Rp 36 juta sudah diakui pada saat penyerahan tgl 16 Mei 2010
Faktur tertanggal sebelum Perusahaan menjadi PKP
Page 9
Presented by: SPA-Tax Study Division
Mojakoe Perpajakan 1
20 Juni PM 2010
20 juni 2010
Total biaya = Rp PPN = 10% x 60 PM dapat dikreditkan. 60 juta juta = Rp 6 juta
22 Juni PK 2010
22 Juni 2010
Harga jual = Rp PPN = 10 % x 80 80 juta juta = Rp 8 juta
23 Juni PM 2010
29 Mei 2010
Harga jual
31 Juni PK 2010
31 Juni 2010
HPP = 100/120 x PPN = 10 % x Rp Rp 9,6 juta = Rp 8 8juta = Rp juta 800.000
31 juni (PK) 2010
29 Mei 2010
Harga jual = Rp PPN = 10 % x 60 Nilai Pajak Keluaran 60 juta juta = Rp 6 juta berkurang Rp 6 juta.
31 Juni PK 2010
31 Juni 2010
Harga konsinyasi PPN = 10% x 96 = 20 x Rp 4,8 juta juta = Rp 9,6 juta = Rp 96 juta
b.
PPN = 16 juta
PM dapat dikreditkan pada masa pajak Juni 2010.
Total PK = 8.000.000 + 800.000 – 6.000.000 + 9.600.000 = Rp 12.400.000,00 Total PM dapat dikreditkan = 6.000.000 + 16.000.000 = Rp 22.000.000,00 Lebih bayar periode Juni 2010 = Ro 9.600.000,00
Soal 3A
a. Kredit Pajak PPh 24 di Negara X = Kredit Pajak terendah di antara ketiga opsi berikut PPh dibayar di dalam negeri = 25% x Rp 10.451.000.000 = Rp 2.612.750.000 PPh dibayar di luar negeri = 20 % x Rp 2.000.000.000 = Rp 400.000.000 Proporsi = 2.000.000.000 / 10.451.000.000 x 2.612.750.000 = Rp 500.000.000 Kredit PPh 24 di Negara X = Rp 400.000.000 Kredit Pajak PPh 24 di Negara Y = Kredit Pajak terendah di antara ketiga opsi berikut PPh dibayar di dalam negeri = 25% x Rp 10.451.000.000 = Rp 2.612.750.000 PPh dibayar di luar negeri = 40 % x Rp 1.000.000.000 = Rp 400.000.000 Proporsi = 1.000.000.000 / 10.451.000.000 x 2.612.750.000 = Rp 250.000.000 Kredit PPh 24 di Negara Y = Rp 250.000.000 b. Total Kredit Pajak = PPh 22 = PPh 23 PPh 24 = Semester Genap 2010/2011
75 juta + 60 juta 400 juta + 250 juta
= 135.000.000 = 4.000.000 = 650.000.000 Page 10
Presented by: SPA-Tax Study Division
PPh 25 Fiskal Luar Negeri (tanpa keluarga)
Mojakoe Perpajakan 1
= 1.800.000.000 = 60.000.000 + Rp 2.649.000.000,00
c. Total Lebih Bayar = 2.649.000.000 – 2.612.750.000 = 36.250.000 d. PPh 25 untuk tahun pajak 2011 Total kredit pajak dari penghasilan teratur : PPh 23 = 4.000.000 PPh 24 = 650.000.000 + Total = 654.000.000 PPh 25 per tahun = 2.612.750.000 – 654.000.000 = 1.958.750.000 PPh 25 bulanan = 1.958.750.000 / 12 = 163.229.166,7 / bulan. Soal 3B a.
No. Komponen Laba-Rugi 1 Penghasilan dari pemberian jasa manajemen di Indonesia
Total 10,000,000,000
2
Beban Operasional (Termasuk beban penyusutan aktiva tidak lancar kategori 1 sebesar Rp300.000.000 yang dihitung dengan (7,100,000,000) metode jumlah angka tahun. Nilai perolehan aktiva tidak lancar adalah sebesar Rp800.000.000 dan pada saat ini adalah tahun pertama pemakaian. Untuk tujuan perpajakan metode garis lurus digunakan oleh BUT Kangaro.
3
Penghasilan kantor pusat dari perjanjian lisensi dengan PT Amartya di Indonesia. Sehubungan dengan perjanjian lisensi 1,000,000,000 tersebut, BUT Kangaro Inc. memberikan jasa manajemen kepada PT Amartya.
4
Beban kantor pusat atas perjanjian lisensi dengan PT Amartya (700,000,000)
5
Biaya royalti yang dibayarkan BUT Kangaro Inc kepada kantor pusatnya
(1,000,000,000)
6
Alokasi biaya administrasi kantor pusat
7
(100,000,000) Penghasilan kantor pusat dari pemberian jasa manajemen di Indonesia yang dilakukan langsung oleh kantor pusat 2,000,000,000
8
Biaya kantor pusar atas penghasilan dari pemberian jasa manajemen di Indonesia (1,200,000,000)
1
Laba usaha sebelum pajak dari Singapura (Tarif pajak 17%)
2
Rugi usaha di Malaysia (Tarif pajak 25%)
2,500,000,000 (1,000,000,000) 3
Laba usaha sebelum pajak dari Thailand (Tarif pajak 30%) 3,500,000,000 Laba menurut akuntansi 7,900,000,000
Semester Genap 2010/2011
Page 11
Presented by: SPA-Tax Study Division
Mojakoe Perpajakan 1
Rekonsiliasi Fiskal Koreksi Positif : Beban Depresiasi menurut JAT -> SLM 1
100,000,000
2
Koreksi Positif : Biaya Royalti ke kantor pusat Koreksi Positif : Rugi Usaha
3
1,000,000,000 1,000,000,000
Laba BUT menurut Fiskal
10,000,000,000
Kompensasi Kerugian
b.
tahun 2007
(400,000,000)
tahun 2009
(600,000,000)
Penghasilan Kena Pajak
9,000,000,000
Pajak Terutang = 25% x 9.000.000.000
2,250,000,000
Kredit Pajak PPh 24 di Negara Singapura = Kredit Pajak terendah di antara ketiga opsi berikut • PPh dibayar di dalam negeri = Rp 2.250.000.000 • PPh dibayar di luar negeri = 17 % x Rp 2.500.000.000 = Rp 425.000.000 • Proporsi = 2.500.000.000 / 9.000.000.000x 2.250.000.000 = Rp 625.000.000 Kredit PPh 24 di Negara X = Rp 425.000.000
Kredit Pajak PPh 24 di Negara Malaysia = 0 Kredit Pajak PPh 24 di Negara Thailand = Kredit Pajak terendah di antara ketiga opsi berikut • PPh dibayar di dalam negeri = Rp 2.250.000.000 • PPh dibayar di luar negeri = 30 % x Rp 3.500.000.000 = Rp 1.050.000.000 • Proporsi = 3.500.000.000 / 9.000.000.000 x 2.250.000 = Rp 875.000.000 Kredit PPh 24 di Negara Thailand = Rp 875.000.000 c.
Total Kredit Pajak : PPh 22 = PPh 23 = PPh 24 = PPh 25 = Total Rp
Semester Genap 2010/2011
100.000.000 200.000.000 1.300.000.000 400.000.000 + 2.000.000.000
Page 12
Presented by: SPA-Tax Study Division
Mojakoe Perpajakan 1
PPh 29 = kurang bayar Rp 250.000.000 (Rp2.250.000.000 – Rp 2.000.000.000) d.
Total kredit pajak dari penghasilan teratur PPh 22 + PPh 23 + PPh 24 = Rp 1.600.000.000 Angsuran PPh 25 tahun 2011 = 2.250.000.000 – 1.600.000.000 = 650.000.000 Angsuran PPh 25 per bulan = 650.000.000 / 12 = Rp 54.166.666,67
e.
Apabila di repatriasi, maka laba setelah pajak akan dikenakan pajak final PPh 26 dengan tariff 20 %. Laba setelah Pajak (menurut fiskal) = 10.000.000.000 – 2.250.000.000 = 7.750.000.000 PPh pasal 26 = 20 % x 7.750.000.000 = Rp 1.550.000.000
Soal 4 a. Kriteria
PPN
PPnBM
Objek
Hampir semua BKP / JKP
Hanya BKP atau JKP yang tergolong mewah
Tarif
10%
10-200%
Pengenaan
Setiap perpindahan BKP / JKP antar PKP
Hanya dilakukan sekali yakni dari produsen awal pada pembeli pertama
Pajak Masukan
Terdapat istilah Pajak Masukan, dan dapat Tidak terdapat istilah pajak dikreditkan dengan syarat-syarat tertentu masukan, karena PPnBM hanya dikenakan sekali, dan tidak dikenakan lagi paga penjualan barang mewah tersebut.
b. Dari sisi peraturan perpajakan, kebijakan tersebut kurang tepat. Seperti diketahui, faktur pajak harus dibuat pada waktu yang lebih dahulu di antara dua kejadian tersebut, penyerahan atau pembayaran. Padahal pada umumnya, pada penjualan kredit, penyerahan barang akan dilakukan terlebih dahulu ketimbang pembayaran transaksi tersebut. Sehingga pada saat penyerahan barang, PPN harus sudah diakui, namun bukti pendukung (faktur pajak) belum tersedia. Hal ini tentunya akan merugikan bagi kedua pihak, khususnya bagi pembeli, Karena pembeli tidak akan dapat mengkreditkan pajak masukan secepatnya. c. Sesuai dengan teori maksimisasi profit, Andi harus mengusahakan penjualan atau aktivitas lain yang dapat meningkatkan revenue. Andi mungkin dapat melakukan hal ini dengan ekspansi ataupun peningkatan biaya marketing yang mendatangkan benefit bagi perusahaan. Ekspansi ini tentunya membutuhkan pendanaan, dimana Andi dapat memberikan kontribusinya sebagai finance director dengan keputusan pendanaan yang ia buat. Perusahaan dapat melakukan penerbitan saham baru. Walaupun cost dari saham tersebut umumnya lebih mahal ketimbang
Semester Genap 2010/2011
Page 13
Presented by: SPA-Tax Study Division
Mojakoe Perpajakan 1
cost dari debt, namun saham tidak ada beban bunga, yang malah makin mengurangi laba bagi perusahaan. Dengan perencanaan yang baik, hasil dari pendanaan dan ekspansi ini diharapkan dapat meningkatkan laba perusahaan sesuai target. d. Karena ada atau tidak adanya BUT dari badan yang tidak didirikan di Indonesia akan berpengaruh terhadap aspek perpajakan dari usaha tersebut. Apabila badan tersebut tidak berbentuk BUT, maka badan tersebut akan dikenakan tarif PPh pasal 26, yakni 20 % dari PENGHASILAN BRUTO usaha. Sedangkan apabila usaha tersebut menggunakan BUT sebagai bentuk usahanya, maka aspek perpajakan yang dikenakan akan sesuai dengan perlakuan pada badan yang didirikan di Indonesia, yakni dengan tariff sebesar 25% dari Laba usaha (menurut fiskal). Namun penggunaan BUT ini mempersusah repatriasi (pengembalian dana dan semua laba ke Negara badan tersebut didirikan), salah satunya dengan adanya pengenaan pajak lagi dari besar uang yang di repatriasi dengan tarif PPh pasal 26 sebesar 20%. e. Hubungan istimewa dalam peraturan PPh diatur dalam UU PPh Pasal 18 ayat 4. Yang dimaksud dengan hubungan istimewa adalah : a. Wajib Pajak mempunyai penyertaan modal langsung atau tidak langsung paling rendah 25% (dua puluh lima persen) pada Wajib Pajak lain; hubungan antara Wajib Pajak dengan penyertaan paling rendah 25% (dua puluh lima persen) pada dua Wajib Pajak atau lebih; atau hubungan di antara dua Wajib Pajak atau lebih yang disebut terakhir; b. Wajib Pajak menguasai Wajib Pajak lainnya atau dua atau lebih Wajib Pajak berada di bawah penguasaan yang sama baik langsung maupun tidak langsung; atau c. terdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda dalam garis keturunan lurus dan/atau ke samping satu derajat.
“In SPA, we believe that associates are our most valuable assets, that’s why we transform them from good to become excellent”
Semester Genap 2010/2011
Page 14