TOPIK RFID ( Radio Frequency Identification ) A. Teknologi RFID A.1. PRINSIP KERJA Teknologi RFID didasarkan pada prinsip kerja gelombang elektromagnetik, dimana : ! Komponen utama dari RFID tag adalah chips dan tag-antena yang biasa di sebut dengan inlay, dimana Chip berisi informasi dan terhubung dengan tag-antena. ! Informasi yang berada/tersimpan dalam chip ini akan terkirim/terbaca melalui gelombang elektromagnetik setelah tag-antena mendapatkan /menerima pancaran gelombang elektromagnetik dari readerantenna ( Interogator ) . RFID reader ini yang sekaligus akan meneruskan informasi pada application server. Note : Ada 2 jenis antenna dalam uraian ini, yaitu tag-antenna dan reader-antenna. Istilah ”antenna” dalam uraian ini akan mengacu pada reader-antenna. Untuk antenna dari tag akan dicantumkan secara spesifik ”tagantenna”. Antenna
Reader / Interrogator Intermec UAP- 2100
Application Server
Tag
Figur 1. Skema Kerja Perangkat RFID Perangkat RFID diatas akan berkomunikasi jika bekerja pada frekwensi yang sama. Sejalan dengan karakteristik frekwensi yang berbeda-beda dan kebutuhan / kondisi lapangan yang juga sangat bervariasi dalam penerapan RFID, maka saat ini telah berkembang solusi RFID untuk 4 macam frequencyband :
! ! ! !
Low Frequency (LF) High Frequency (HF) Ultra High Frequency ( UHF) Microwave
: : : :
A.2. PERANGKAT RFID A.2.1. RFID Tag RFID Tag terdiri dari 2 bagian, yaitu : a. Inlay : ? Inlay merupakan bagian inti / utama dari RFID tag, yang terdiri dari chip dimana informasi disimpan dan antena. ? Informasi yang disimpan terdiri dari : ! Infomasi permanen yang dicreate saat pembuatan / manufacturing dari inlay tersebut, yang berisi unik ID dari tag tersebut, sehingga didunia ini setiap tag yang ada memiliki ID yang berbeda dengan tag lainnya. Hal ini merupakan salah satu titik kuat solusi RFID. Informasi ini tidak dapat diubah oleh aplikasi atau memakai RFID reader. ! Informasi non-permanen yang dapat di ”tulis” / ”write” oleh aplikasi dengan bantuan RFID reader saat pengoperasian dilapangan.
?
Inlay ini berbentuk kecil, “halus” dan tentunya mudah rusak, sehingga tidak praktis untuk pemakaian dilapangan. Karena itu secara praktis RFID Tag yang digunakan dilapangan selalu dalam bentuk encapsulated / “terbungkus”.
125 - 134 Khz 13.56 Mhz 868 - 956 Mhz 2.45 Ghz
Pemilihan frekuensi yang dipakai akan dipengaruhi hal-hal berikut ini : 1. Regulasi dari setiap negara (khususnya untuk sistim UHF dan Microwave)
6
2. Persyaratan Standarisasi yang harus dipenuhi untuk suatu aplikasi atau industri tertentu, contoh : ! Jika harus memenuhi standard ISO 15693; ISO 14443; ISO 18000-3, maka dipakai RFID HF system ! Jika harus memenuhi standard EPCglobal Gen 2; ISO 18000-6 A, B, C; ISO 17363-67, maka dipakai RFID UHF system. 3. Aspek operasional dan aplikasi dalam penerapan RFID. Hal ini diuraikan lebih detail pada point ”C. Pemilihan Sistim dan Perangkat RFID ”
Figur 2. Contoh Inlay RFID Tag
TOPIK
RFID ( Radio Frequency Identification )
b. Encapsulation / “Bungkus Inlay” :
?
?
Karena bentuk Inlay yang “rapuh” maka secara praktis perlu dilakukan encapsulation / “pembungkusan” Inlay tersebut, sehingga sesuai dengan kondisi lapangan dimana RFID Tag dipakai. Pemakaian encapsulation ini memberikan keuntungan yang besar bagi solusi RFID karena material maupun bentuk encapsulation tersebut dapat disesuaikan dengan kondisi lapangan yang cukup ekstrem, seperti temperature maupun kelembaban yang tinggi, lingkungan yang kotor / penuh debu, maupun kondisi operasional dengan banyak benturan fisik.
RFID Tag yang dipakai selalu sudah dalam bentuk yang encapsulated, dan secara umum berbentuk Label atau Tag : Label : Penentuan jenis material biasanya sesuai dengan label barcode yang sudah ada dan ukuran terkecil biasanya di sesuaikan dengan inlay dari RFID tag. Pengoperasiannya dapat dilakukan bersamaan dengan pencetakan label barcode Tag : penentuan bentuk dan material dari tag encapsulation sangat bervariasi dan tergantung dari : Material dari item barang dimana Tag akan ditempatkan Kondisi lingkungan (temperature, kelembaban dll.) Cara pembacaan Tag (jarak, kecepatan, multi tags dll.)
Passive Tag Tidak memiliki sumber energi sendiri (tanpa Battery) Modulasi akan aktif setelah tag menerima gelombang elektromagnetik dari reader ( Backscatter ) Jarak baca : 10 cm 10 m ( Tergantung dari type tag dan antenna dari reader ) Harga Tag : < 0.7 US $ ( tergantung bahan /
material dari encapsulate yang di pakai ) Praktis tanpa batasan untuk Encapsulation
medianya Bisa Read maupun Read/write Umur tag sekitar 100.000 x read / write) Active Tag Memiliki sumber energi sendiri (battery) Modulasi aktif langsung dari tag sendiri Jarak baca : 0 1 Km Harga Tag : > 15 US $ ( tergantung bahan / material dari encapsulate yang di pakai dan spek dari tag) Variasi encapsulation media terbatas ( Karena adanya unsur dari battery ) Bisa Read, maupun read/write Umur tag dipengaruhi umur battery A.2.2. RFID Reader : Berdasar mobilitasnya RFID Reader dibedakan menjadi : Mobile RFID Reader / Terminal Di pakai pada aplikasi dimana tidak diterapkan adanya “Fixed Reading Gate”. Dalam hal ini users yang akan membawa Reader menghampiri items / tags. RFID reader ada 2 model : Internal ( Sudah terintegrate dengan Mobile terminal) dan external ( Dalam bentuk CF card, SD card dan Bluetooth koneksi ).
Figur 3. Contoh Macam-macam RFID Tag (Encapsulated)
Pembedaan yang juga sering dipakai untuk RFID tag adalah apakah Tag tersebut memiliki sumber energi sendiri atau tidak ,untuk membangkitkan gelombang elektromagnetik :
Figur 4. Mobile RFID Reader
7
23
TOPIK
RFID ( Radio Frequency Identification )
Vehicle Mounted RFID Reader Reader disini akan dipasangkan pada kendaraan / forklift yang dipakai untuk kegiatan peletakkan / put-away maupun pengambilan / picking dari pallet atau barang yang telah dilekatkan RFID tag. Sama dengan diatas, dimana tidak ada “Fixed Reading Gate” sehingga users bersama kendaraannya / forklift yang akan membawa Reader menghampiri items / tags.
Figur 5. Vehicle Mounted RFID Reader Fixed RFID Reader Dipakai untuk aplikasi yang menerapkan “Fixed Reading Gate”. Dalam hal ini item secara fisik akan di bawa melalui / ke dalam area baca dari reader yang bersifat stasioner, di sini secara prinsip berlaku “ item menghampiri reader”. Contoh : aplikasi Gate atau access control, konveyor dll. Fixed Reader ada 2 model : Dengan antenna yang sudah terintegrate dan External Antena (dengan jumlah port antena : max 8 port). Perangkat RFID reader yang ada di pasaran sudah terintegrasi dengan interface yang cukup lengkap seperti : RS-232 : koneksi ke alat kontroler, PLC dan display digital. Ethernet port & Wifi 802.11 a/b/g : koneksi LAN ke jaringan komputer Analog I/O ( Input , Output ) : koneksi sensor gerak pada konveyor, akses kontrol, Alarm, Lampu Indikator Port Antennas : jika di butuhkan lebih 1 antena
8
dari setiap RFID reader, biasanya di pakai pada jenis aplikasi gate control Bluetooth : sebagai koneksi RFID reader dengan mobile device/PDA, Dengan relatif lengkapnya interface yang tersedia, penerapan solusi RFID menjadi lebih mudah, praktis dan bahkan dapat dilakukan dengan fully-automated dimana tidak diperlukan lagi interaksi dengan manusia (Fully unattended).
Figur 6. Fixed RFID Reader A.2.3. Antena : Antena adalah unsur yang penting untuk menentukan jarak baca antara Reader dengan RFID tag dan juga seberapa luas area pembacaan, Karena itu ada beberapa satuan antenna yang perlu di perhatikan : Penguatan Antena ( Gain antenna biasanya dalam dBi Isotropic decibel ), Polarisasi gelombang ( circularly atau Linearly) , Bentuk antenna ( Direct atau Omni). Dilihat dari kebutuhan pengoperasian maka antenna dapat di kategorikan dalam dua model koneksi : Integrated antenna : Di butuhkan jika cara pembacaan pada satu posisi saja ( Karena biasanya dalam satu reader hanya 1 koneksi antena ), jarak ( < 50 Cm ) dan luas area pembacaan sangat terbatas ( < 1 M2 ) seperti : pada mobile terminal ( Aplikasi : Stock control, inventory, Inspeksi/kunjungan pelanggan) dan Fixed reader yang integrated antenna ( Aplikasi : Konveyor,forklift ) External antenna : Dibutuhkan jika cara pembacaan lebih dari 1 posisi dan luas area pembacaan > 1m2 ( antenna akan terhubung ke Fixed Reader dengan port antenna max 8 port ).
TOPIK
RFID ( Radio Frequency Identification )
Dalam pemakaian di lapangan untuk menentukan dan membatasi luas area pembacaan tentunya ada beberapa hal yang harus di perhatikan : Pemilihan type Antenna Memastikan bahwa RFID tag yang sama tidak terbaca oleh antenna di jalur yang lain ( contoh : Antena di Gate 1 tidak boleh membaca RFID Tag yang melewati antenna Gate 2, karena bisa terjadi pembacaan duplikasi RFID ) Tidak adanya gangguan frekuensi dari alat radio yang lain, begitu sebaliknya. Penempatan antena dan setup power dari antena Biasanya di perlukan unsur enginering ( contoh : Pembatas dengan jaring kawat, Mendisain jalur khusus )
dimungkinkan karena tags memiliki memory, sehingga secara prinsip informasi pada Tag bersifat Portable Dynamic Data. Kapasitas data pada tags bervariasi dari 128 sampai mencapai 1024 Bits. 3. Operation in Harsh Environment : Dengan pemilihan material maupun bentuk encapsulation yang sesuai dengan kondisi operasional dilapangan, maka pemakaian / pemasangan RFID Tag dimungkinkan untuk kondisi extreme / harsh environment, contohnya : temperatur atau tekanan yang sangat tinggi. 4. Flexibility dalam Pemasangan : Sejalan dengan point 3 diatas, maka dengan encapsulation yang sesuai RFID tag dapat dipasang secara flexible dan bervariasi pada item, contohnya : tag yang dibenamkan pada ban traktor, tag yang diclamped pada body mobil dll. 5. Reusable : RFID tag memiliki life-time yang relatif lama dan dapat di-pindah-pindah-kan atau dipakai kembali untuk item lain (Kecuali jika hal ini memang sengaja dihindari, sehingga tag tidak dapat dilepas tanpa menjadi rusak). Pemakaian kembali tags tersebut akan meningkatkan cost efficiency.
Figur 7. Contoh Penempatan Antenna
B. BENEFIT RFID RFID memiliki banyak kekuatan dan keunggulan yang sangat dibutuhkan untuk menunjang aplikasi operasional pelanggan, bahkan yang membuka peluang penerapan RFID praktis di hampir semua aplikasi dan industri : Aspek Tag : 1. Tag Uniqueness / Unique ID : Setiap Tag memiliki ID yang unik dan berbeda secara world-wide, tanpa tergantung manufacturernya. Hal ini terjadi karena adanya konsensus penomoran ID antara manufacturers sedunia. Dengan mendata tags yang dipakai pada database aplikasi, maka dapat dengan mudah dan effektif ditingkatkan aspek pengamanan dalam pembacaan (Secured/Selective Reading) 2. Read / Write Capability : Dengan kemampuan read / write ini maka informasi pada tag dapat diubah-ubah oleh aplikasi melalui RFID reader. Hal ini
Aspek Pembacaan : 6. Accuracy : Karena pembacaan dilakukan secara device-reading dan bukan oleh indera manusia, maka tingkat akurasinya menjadi sangat tinggi. 7. Bisa dilakukan secara Un-attended / automated : Cukup banyak penerapan RFID dimana pembacaannya dilakukan secara otomatis tanpa intervensi manusia, contohnya : aplikasi konveyor. Hal ini dimungkinkan karena RFID reader bisa langsung mendeteksi keberadaan tag dalam area bacanya. 8. Tidak Perlu Line-of-Sight : Karena prinsip kerjanya bersifat elektromagnetik, dan bukan optikal, maka RFID Reader dapat membaca tag walaupun tag tersebut tidak terlihat atau “tersembunyi”. Contoh : RFID Reader dapat membaca semua tag pada item yang berada dalam suatu peti tertutup. 9. Pembacaan yang Cepat : Kecepatan pembacaan juga relative tinggi karena kemampuan membaca sekaligus informasi dari
9
23
TOPIK
RFID ( Radio Frequency Identification )
semua tags yang berada dalam area bacanya ( Terasa sebagai simultaneous multi tags reading). 10. Aman : Tag bisa di berikan password sehingga meningkatkan faktor keamanan dimana data yang berada di tag tidak bisa dibaca oleh setiap reader jika tidak sesuai passwordnya. Tag juga bisa di matikan ( tidak bisa dipakai lagi ) dengan feature Killing Tag. Kecuali mengenai akurasi dan pembacaan secara unattended, keunggulan yang diuraikan diatas sekaligus menjadi pembeda dengan solusi Barcode yang selama ini sudah umum diterapkan.
C. PEMILIHAN SISTIM DAN PERANGKAT RFID Dalam pemilihan Sistim dan Perangkat RFID ada beberapa aspek yang perlu di perhatikan, seperti dibawah ini : C.1. Aspek Tag C.1.1. Material dari Item ”Item” yang dimaksud disini adalah barang / produk dimana RFID tag dipasangkan (attached). Material dari item tersebut dapat cukup berpengaruh terhadap modulasi gelombang elektromagnetik antara tag dengan reader. Karena itu jenis material dari item akan berpengaruh pada pemilihan jenis RFID tag maupun terhadap pemilihan frekuensi dari sistim RFID yang akan diterapkan. Karakteristik umum dari beberapa material dapat diuraikan sebagai berikut : Material item Kertas, Kayu & Plastik : tidak banyak mempengaruhi modulasi gelombang, sehingga tidak menimbulkan kendala dalam proses pembacaan dan penulisan tag. Dalam hal ini pemilihan RFID tag relatif mudah. Material item yang bersifat cair atau banyak mengandung cairan (termasuk orang, binatang) : Akan terjadi penyerapan gelombang yang mengurangi ”power effektif” dari modulasi gelombang. Material item yang bersifat logam : akan terjadi pemantulan gelombang
10
(”multipath of wave”) yang akan mempersulit pembacaan dan penulisan tag. Kesulitan pada material cair dan logam lebih terasa bila frekuensi yang dipakai adalah UHF (868 - 956 MHz) dibandingkan dengan pemakaian frekuensi LF atau HF. Walaupun demikian, saat ini kesulitan tersebut sudah dapat teratasi dengan telah dikembangkannya jenis RFID Tag dengan teknik modulasi khusus untuk material tersebut di frekuensi UHF. C.1.2. Read Only atau Read/Write Tag yang di gunakan apakah hanya sebagai : Read Only : yang dipakai hanya data unique Tag ID nya saja, sedangkan data variablenya terdapat dalam server aplikasi. Dalam kasus ini berarti setiap perubahan status dari Tag harus tercatat dalam database server. Tag Jenis ini tidak mempunyai kemampuan menulis data. Read/Write: selain data unique Tag ID, juga akan disimpan dalam memory tag, data status / variabel yang ditulis oleh RFID reader. Data variabel ini umumnya berisi data atau status operasional dari item dimana tag tersebut terpasang, sehingga tag secara prinsip membawa ”portable Dynamic Data”. Untuk jenis Read / Write, perlu diketahui bahwa jarak effektif untuk penulisan adalah sekitar 30% lebih pendek dari jarak pembacaan. Karena itu jarak antara reader dan tag harus dikalkulasikan berdasar jarak penulisan. C.1.3. Kondisi dan Kebutuhan Operasional Kondisi dan kebutuhan operasional dalam penerapan suatu aplikasi RFID sangat bervariasi, bahkan pada beberapa aplikasi dapat dikategorikan sebagai extreem- atau Harsh-environment. Kondisi lapangan yang secara umum perlu diperhatikan antara lain : Kondisi udara, seperti temperatur, kelembaban, tekanan udara, polusi / debu Proses fisik yang dialami item dimana tag terpasang, contoh : ! Car body painting (Tag terpasang pada body yang sedang di-cat / dicelup cat).
TOPIK
RFID ( Radio Frequency Identification )
! Tire Manufacturing (Tag ditanam pada ban / tire yang sedang dalam proses manufacturing) Rough Handling : pada beberapa aplikasi terjadi operational handling yang tergolong ”kasar”, sehingga tags yang dipakai juga harus mampu tahan terhadap handling tersebut. Contoh : Penerapan RFID pada Containertracking. Handling dari container dipelabuhan-pelabuhan menuntut daya tahan tags terhadap benturan fisik ataupun bentuk rough-handling lainnya. Aspek operasional lain yang juga sering ditemui adalah apakah tag akan digunakan / re-use untuk item lainnya, atau malah tidak boleh dipindah sehingga harus menjadi rusak jika dicoba dipindah. Seperti yang telah diuraikan pada point ”A.2.1. RFID tags”, jawaban untuk kebutuhan diatas terletak pada pemilihan material dan design dari tag encapsulationnya.
Extra I/O control untuk integrasi engineering dengan peralatan lain Interface untuk koneksi jaringan dengan back-end system Mobile Reading : Dalam hal ini (mobile) RFID reader akan dibawa oleh users mendekati items/ tags yang akan dibaca / ditulis. Disini secara prinsip berlaku ”Reader menghampiri items”. Pada implementasi RFID system, pelanggan dapat sekaligus menerapkan kedua karakteristik tersebut diatas dalam pelaksanaan alur aktifitas operasionalnya. Misalnya untuk put-away dan picking di lokasi rak diterapkan mobile-reading, sedang untuk ship-out diarea pintu keluar diterapkan fixed-reading.
C.2. Aspek RFID Reader dan Interface / Connectivity C.2.1. Alur Aktifitas Operasional : Alur aktifitas operasional dengan penerapan RFID system harus didefinisikan dan dituangkan dalam Standard Operating Procedures (SOP) yang jelas. Disini sekaligus ditentukan : A. Reading Points : Dititik mana saja dalam alur aktifitas operasional akan dilakukan pembacaan tags b. R e a d i n g C h a r a c t e r i s t i c s : Karakteristik / prinsip Pembacaan disetiap titik tersebut : Fixed Reading : Dalam hal ini sudah di jelaskan pada point A.2.2. dengan materi ” Fixed RFID Reader”. Penerapan fixed reading umumnya dilengkapi juga dengan integrasi engineering, misalnya dengan sistim portal, PLC, Alarm, lampu indikator dll. Hal ini dilakukan sesuai SOP yang berlaku. Secara umum perangkat RFID yang dibutuhkan adalah : RFID Fixed Reader RFID Antennas, termasuk port untuk antenna tambahan
Figure 8 : Fixed-reading (atas) dan Mobile-reading (bawah)
11
23
TOPIK
RFID ( Radio Frequency Identification )
Reading Requirements : Kebutuhan khusus yang berkaitan dengan pembacaan tags Jarak baca : Tipikal jarak baca untk passive tag terbagi mejadi dua dilihat dari operasi di lapangan : Mobile Reader : 0 - 30 Cm Fixed Reader : 0 - 10 m Karena banyaknya variable yang mempengaruhi jarak baca, Khusus untuk fixed reading gate maka biasanya dilakukan Site Survey RFID terlebih dahulu sebelum implementasi. Beberapa Komponen yang mempengaruhi jarak baca, seperti : Type dan ukuran tag, Media dari Produk, Ukuran & Gain & penempatan dari Antena Reader, Read/write, security, environment, dan pembacaan untuk Multi Tag. Kecepatan Pembacaan dan Multi-Tags reading Jika dibutuhkan tingkat kecepatan pembacaan yang tinggi dan / atau pembacaan banyak tags secara “simultan”, maka sebaiknya dipilih sistim RFID berbasis UHF atau Microwave. RFID Reader UHF dan microwave mempunyai kemampuan “Multi-tags reading” serta Kecepatan baca sampai 300 tags per detik, yang tidak di miliki sistim RFID berbasis LF & HF. Keunggulan ini mampu meningkatkan effisiensi dan efektifitas kegiatan Supply Chain (Logistic & distribution, Warehousing ) secara signifikan. Karena itu cukup banyak implementasi sistim RFID UHF untuk aplikasi Supply Chain, dan bahkan telah dibakukan standarisasi sistim RFID UHF di area ini oleh EPCGlobal, sebagai institusi internasional yang memfokuskan diri pada standarisasi sistim RFID.
10 12
C.2.2. Interface : Untuk pemilihan model dan konfigurasi RFID reader secara lebih spesifik, perlu diketahui connectivity dan interface yang dibutuhkan. Pada point “A.2.2. RFID Reader” telah diuraikan bahwa peralatan RFID reader saat ini sudah memiliki interface yang relative lengkap untuk menjawab kebutuhan tersebut, seperti RS-232, Ethernet port (Wifi 802.11 a/b/g), Analog I/O, Antennas port, Bluetooth dll. Pelanggan cukup memastikan bahwa interface yang dibutuhkan tersedia pada reader yang dipilih.
C.3. Aspek Aplikasi : Kekuatan dari RFID sistem yang ada tidak lepas dari aspek aplikasi dalam mendukung operasi di lapangan yang lebih efisien dan efektif. Setiap produsen sistim RFID sudah menyediakan tool pendukung ( dalam bentuk driver atau library yang siap pakai, seperti dari Intermec dan Motorola ) dalam pembuatan aplikasi yang terintegrasi dengan peralatan RFID . Bahkan sekarang dari aplikasi ERP yang ada ( SAP, Oracle, Microsoft ) sudah menyiapkan modul modul yang siap pakai untuk RFID. Dari uraian diatas terlihat bahwa keberhasilan implementasi sistim RFID harus didukung kwalitas dan sinergi yang baik dari aspek-aspek : Standard Operating Procedures (SOP) Aplikasi Perangkat RFID Provider Perangkat dan Jasa RFID
INSTALASI RFID di GATE Berikut adalah gambar Instalasi RFID di Gate, yang pernah kita lakukan disalah satu instansi Pemerintah dengan menggunakan Reader, Antenna & Tag Product INTERMEC (RFID UHF).
Reader RFID yang dilengkapi sirene yang berfungsi sebagai security
Antenna sisi kiri pintu
Antenna sisi kanan pintu
RPC Tag RFID Tag yang digumakan.
Instalasi pada pintu masuk
13
23
TOPIK
Contoh Penerapan RFID
1. APLIKASI GATE / ACCESS CONTROL Salah satu penerapan solusi RFID yang sangat popular adalah aplikasi Gate Control atau Access Control. Kendaraan yang telah terdaftar bisa dengan cepat masuk ke kawasan karena portal akan secara otomatis membuka ketika kendaraan mendekati pintu masuk. Aplikasi ini juga sekalian dapat dipergunakan sebagai Time Attendance. Lihat gambar dibawah ini
2. APLIKASI KONVEYOR / ASSEMBLY LINE Aplikasi yang menggunakan ban berjalan biasanya adalah aplikasi WIP (Work In Process), dimana RFID Tag akan ditempelkan pada Box atau Case dari barang yang dimonitor statusnya. Dengan kemampuan Read/write dari RFID Tag, maka informasi di dalam RFID Tag bisa kita gantiganti sesuai dengan status terakhir dari proses. RFID Reader Antenna RFID
Antenna RFID
Figur 4. Konfigurasi Standard dengan 2 Antena untuk Aplikasi Konveyor Figur 1. Penempatan antenna Pada Gate (kanan) dan RFID Tag pada kaca bagian dalam Kendaraan (kiri)
Portal RFID Reader Antenna RFID
Antenna RFID
Sensor
Figur 2. Konfigurasi Standard dengan 2 Antena untuk aplikasi Gate Control Table 1 : Konfigurasi Alat untuk Gate Aplikasi NO PRODUCT CODE DESCRIPTION I Intermec Tags Winshield Sticker Tag, 915 MHz,passive, read/write, Read ITTG9152004 Range 13 ft Gen2 ID Card, 915 MHz,passive, IT32A04FST001 read/write, Read Range 10 ft Reader IF5UD Fixed RFID reader Antena KIT,IA31A:915, 5 dBi,Vert Pol,SMA 203-655-001 (RP) Reverse SMA Extension Cable, 120 321-574-002 In Coax II Motorola - Symbol Reader XR440 - Read:US Freq,GEN RD11320 2,WinCE 5.0,64/64/Std Antena AN400 ANTENNA:HP DUAL-N-TYPE CBLRD-1B4002400R RF Cable 240" ; Cable Type LMR
14
Figur 3. Penempatan antena pada aplikasi Konveyor Table 2 : Konfigurasi Alat untuk Konveyor / Assembly Line NO PRODUCT CODE DESCRIPTION I Intermec Tags 915 22X88 RPC Tag, Singulated, Passive, Read/Write, Read 1 ITTP9151033 Range 10 ft 915 Container Tag, Panels, Passive, Read/Write, Read 2 ITTP9152002 Range 13 ft
3
II
Gen2 ID Card, 915 MHz,passive, IT32A04FST001 read/write, Read Range 10 ft Reader & Antena Sama seperti di Tabel 1 Motorola - Symbol Reader & Antena Sama seperti di Tabel 1
3. APLIKASI WAREHOUSING / INVENTORY CONTROL Penerapan RFID juga banyak dilakukan diarea aplikasi warehousing atau inventory control. Dalam hal ini RFID Tag akan dilekatkan pada pallet, box atau kemasan barang, dan pada lokasi dari rak. Dengan demikian dapat secara otomatis dan cepat diperoleh informasi keberadaan barang dan lokasinya. Hal ini akan sangat meningkatkan effisiensi dan effektifitas kegiatan rutin operasional seperti penempatan barang, picking, cycle counting / stock opname dll. Karena sifat mobilitas dari barang dan lokasi yang luas, pada aplikasi warehousing / inventory umumnya dipakai mobile RFID Reader. Dalam hal ini terjadi prinsip dimana “Reader mendekati barang”.
TOPIK
Contoh Penerapan RFID
Ada 2 type mobile reader yang umum dipergunakan adalah : A. Portable RFID Reader Alat ini adalah portable terminal yang biasa kita kenal, dengan dilengkapi RFID reader. Karena itu Portable RFID reader ini juga memiliki fungsi-fungsi umum yang dimiliki portable terminal biasa, seperti screen untuk men-display infomasi, keypad atau touch screen untuk data entry, bahkan juga barcode scanner jika dibutuhkan. Portable RFID reader ini akan dibawa oleh staff inventory yang melakukan penempatan / pengambilan barang maupun melakukan cycle counting.
Vehicle RFID Reader Computer Vehicle Antenna RFID
Figur 5. Portable RFID Reader Table 3 : Konfigurasi Alat untuk Portable RFID Reader NO PRODUCT CODE DESCRIPTION I Intermec Reader 751 or 761 series Portable Terminal Hand held RFID Reader, 1 Gen2, CirAnt, 1W 915, FCC IP4B , ROHS [02014] CN3 or CK61 Series Portable Terminal 2 Hand held RFID Reader, IP30 Hand held RFID Reader, II Motorola Symbol Reader MC9090-G RFID handheld, 802.11 a/b/g, Imager, Color, 1 MC9090-G 64/128MB, 53 Key, WM 5.0, BT, Gen 2 only,
B. Vehicle (Fork-lift) Mounted RFID Reader Alat ini adalah RFID reader yang dipasang (mounted) pada forklift dan dilengkapi dengan terminal computer yang juga terpasang pada fork-lift tersebut, maka staff gudang memiliki kebebasan gerak yang penuh dan tidak terbebani.
Figur 6. Konfigurasi Standard Vehicle Mounted RFID Reader dengan 2 antenna
Table 4 : Konfigurasi Alat untuk Vehicle Mounted NO PRODUCT CODE DESCRIPTION I Intermec Reader Vehicle computer, WM5, CV30 802.11b/g Mobile RFID Reader, Flat Back Plate, Text, BRI, 1W IV7 918-926 II Motorola Symbol Reader VC5090 Vehicle Computer, CE5.0, 802.11 b/g RD5000 Mobile RFID Reader
15
23
TOPIK
Regulasi RFID
Setiap Negara mempunyai Standard Regulasi Frekuensi, yaitu pengaturan atau standarisasi dari band frekuensi dan power transmisi yang (boleh) dipakai untuk suatu teknologi / peralatan. Pengaturan ini dilakukan untuk menghindari atau mengurangi aspek interferensi maupun gangguan dari suatu peralatan pada peralatan lainnya, dengan obyektif untuk melindungi kepentingan umum atau pengguna peralatan berbasis Radio Frequency lainnya. Regulasi Frekuensi ini terutama difokuskan pada band frekuensi yang secara teknis memang sensitif terhadap gangguan / interferensi tersebut, yaitu band UHF. Dengan teknologi berbasis Radio Frequency, peralatan RFID juga menjadi obyek pengaturan tersebut. Seperti yang sudah di
Jelaskan pada Topik Teknologi RFID, ada 4 range frekuensi dari peralatan RFID :
LF : 125 134 Khz HF : 13.56 Mhz UHF : 868 956 Mhz Microwave : 2.45 GHz
Standard Regulasi yang berlaku untuk peralatan RFID juga hanya untuk sistim UHF. Untuk peralatan RFID yang berbasis LF, HF dan Microwave tidak diberlakukan ketentuan khusus.
Regulasi RFID UHF di beberapa negara yang di pakai sebagai EPCglobal Standard :
Negara Indonesia
Frekuensi
Power
Keterangan
923 - 925 MHz
2 W ERP
866 - 869 MHz
0.5 W ERP
920 - 925 MHz
2 W ERP
Malasia
919 - 923 MHz
2 W ERP
sudah di setujui
Thailand
920 - 925 MHz
4 W EIRP
sudah di setujui
Philipina
918 - 920 MHz
0.5 W ERP
Sedang Proses
Singapore
Sedang Proses sudah di setujui
Regulator Dirjen Pos & Telekomunikasi - Dep Kom Info, www.postel.go id Infocomm Development Authority of Singapore ( IDA ), www.ida.gov.sg Malaysian Communication and Multimedia Commission ( MCMC ), www.mcmc.gov.my National Telecommunications Commision ( NTC ), www.ntc.or.th Departement Of Transportation & Communication (DOTC), www.ntc.gov.ph
Kata Bijak “JANGAN membuang waktu dengan meng-angankan apa yang seharusnya terjadi sebagai hasil dari usahamu, tapi lebih baik mengangankan apa saja yang sebenarnya dapat engkau jadikan sebagai hasil dari usahamu”
16