PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN NATUNA MENURUT PENGGUNAAN 2013
id
Katalog BPS : 9302004.2103
na
ps .g .b
ka b
Gambar Kulit : Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik Kabupaten Natuna
o.
Naskah : Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik Kabupaten Natuna
w w
.n
at u
Diterbitkan oleh: Badan Pusat Statistik Kabupaten Natuna
w
Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya May be citied reference to the source
DAFTAR ISI Halaman i
Daftar Isi .................................................................................................................
ii
Daftar Tabel ............................................................................................................
iii
Daftar Grafik ...........................................................................................................
iii
Daftar Lampiran .......................................................................................................
iv
Pendahuluan .............................................................................................
1.1 Latar Belakang .................................................................................
1
1
1.2 Ruang Lingkup ................................................................................
2
1.3 Kegunaan .........................................................................................
3
ab .
bp s.
BAB I
go .id
Kata Sambutan ........................................................................................................
4
2.1 Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga ...............................................
4
ak
BAB II Komponen PDRB Penggunaan .................................................................
7
2.3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah ..................................................
8
2.4 Pembentukan Modal Tetap Bruto .....................................................
9
2.5 Perubahan Stok ................................................................................
11
2.6 Ekspor dan Impor .............................................................................
13
w
.n
at un
2.2 Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba .............................
14
w
3.1
w
BAB III Perkembangan PDRB Menurut Penggunaan..................................................... Gambaran Umum ....................................................................................
14
Struktur PDRB Kabupaten Natuna Menurut Penggunaan .................
17
3.3 Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga ...............................................
19
3.4 Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba .............................
20
3.5 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah ..................................................
21
3.6 Pembentukan Modal Tetap Bruto .....................................................
22
3.7 Ekspor dan Impor Barang dan Jasa ...................................................
23
3.2
PDRB Menurut Penggunaan Kabupaten Natuna 2013
ii
Daftar Tabel 3.1. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Natuna Tahun 20122013(juta rupiah) ..................................................................................... 15 3.2. PDRB Kabupaten Natuna Menurut Penggunaan Tahun 2012-2013 (juta rupiah) ...................................................................................................... 17
go .id
3.3. Distribusi dan Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga Tahun 2012-2013 (persen) ................................ 19 3.4. Distribusi dan Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba Tahun 2012-2013 (persen) ............... 21
bp s.
3.5. Distribusi dan Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Tahun 2012-2013 (persen) ..................................... 22
ab .
3.6. Distribusi dan Laju Pertumbuhan PMTB Tahun 2012-2013 (persen) ........ 23
at un
ak
3.7. Distribusi dan Laju Pertumbuhan Ekspor Impor Tahun 2012-2013 (persen) ................................................................................................... 24
Daftar Grafik 15
3.2. PDRB Kabupaten Natuna Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Komponen Penggunaan 2009-2013 (juta rupiah) ...................................
16
w
w
.n
3.1. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Natuna 2009-2013 ...........
17
3.4. Komposisi PDRB Adhk Kabupaten Natuna Menurut Komponen Penggunaan Tahun 2013 ........................................................................
18
w
3.3. Komposisi PDRB Adhb Kabupaten Natuna Menurut Komponen Penggunaan Tahun 2013 ........................................................................
PDRB Menurut Penggunaan Kabupaten Natuna 2013
iii
Daftar Lampiran PDRB Kabupaten Natuna Atas Dasar Harga Barlaku Menurut Jenis Pengeluaran 2009-2013 (juta rp) ............................................................... 25
2.
PDRB Kabupaten Natuna Atas Dasar Harga Konstan Menurut Jenis Pengeluaran 2009-2013 (jura rp) .............................................................. 26
3.
Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Natuna Atas Dasar Harga Berlaku Tanpa Migas Menurut Penggunaan, 2009-2013 .......................... 27
4.
Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Natuna Tanpa Migas Menurut Penggunaan 2009-2013 ............................................................................ 28
5.
Indeks Implisit PDRB Kabupaten Natuna Menurut Penggunaan 20092013 ........................................................................................................ 29
6.
Laju Indeks Implisit PDRB Kabupaten Natuna Menurut Penggunaan 2009-2013 ............................................................................................... 30
w
w
w
.n
at un
ak
ab .
bp s.
go .id
1.
PDRB Menurut Penggunaan Kabupaten Natuna 2013
iv
KATA PENGANTAR Publikasi “Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Natuna menurut penggunaan 2013” merupakan publikasi yang akan kami terbitkan setiap tahunnya. Publikasi ini disusun dan dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Natuna. Publikasi ini memuat tabel-tabel Produk Domestik Regional Bruto Menurut
id
Penggunaan, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2000. Selain
.g o.
menyajikan tabel-tabel yang berisi nilai nominal, publikasi ini juga menyajikan tabel-tabel yang mencantumkan angka-angka hasil olahan seperti distribusi persentase, laju pertumbuhan komponen penggunaan, indeks implisit dan laju indeks implisit.
b. bp s
Dengan terbitnya publikasi ini diharapkan juga untuk memperoleh gambaran mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Natuna serta untuk pengambilan kebijakan dan perencanaan bagi pemerintah daerah dilihat dari sisi penggunaan. Beberapa angka yang
ak a
disajikan masih bersifat sangat sementara karena belum tersedianya data secara lengkap dan akan disempurnakan pada penerbitan selanjutnya.
un
Kepada semua pihak yang telah membantu hingga publikasi ini terwujud, kami sampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya. Untuk itu, saran-saran kritik yang
w .n
w w
selanjutnya.
at
konstruktif selalu diharapkan demi sempurnanya isi dan bentuk publikasi pada penerbitan
R a n a i, November 2014 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN NATUNA, KEPALA
E N D R A, SE NIP.19641003 198603 1 004
PDRB Menurut Penggunaan Kabupaten Natuna 2013
i
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Perencanaan pembangunan ekonomi suatu negara/daerah, memerlukan bermacam data sebagai dasar penentuan strategi dan kebijakan agar sasarannya dapat dicapai dengan
id
tepat. Strategi dan kebijakan yang telah diambil pada masa lalu perlu dimonitor dan dilihat
o.
hasil-hasilnya. Berbagai data statistik yang merupakan ukuran kuantitas, mutlak diperlukan
ps .g
untuk memberikan gambaran tentang keadaan pada masa yang lalu dan masa kini, serta sasaran-sasaran yang akan dicapai pada masa yang akan datang.
.b
Terkait dengan penyusunan perencanaan pembangunan daerah perlu didukung dengan
ka b
data dan informasi yang akurat, sehingga dibutuhkan berbagai indikator ekonomi yang mampu memberikan gambaran dan merepresentasikan kondisi perekonomiannya. Salah satu
na
indikator ekonomi yang sering digunakan diantaranya adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB merupakan salah satu indikator ekonomi makro yang menggambarkan
at u
aktivitas perekonomian di suatu daerah. Angka PDRB merupakan ukuran kuantitatif dari kegiatan ekonomi di suatu daerah dan dapat diturunkan nilai indikator pertumbuhan ekonomi
.n
secara umum, serta nilai pendapatan per kapita penduduk.
w w
Penghitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dapat dilakukan melalui
w
beberapa pendekatan yaitu pendekatan produksi (production approach), pendekatan pendapatan (income approach), dan pendekatan pengeluaran (expenditure approach). Nilai PDRB yang dihitung melalui pendekatan produksi menjelaskan bagaimana PDRB dihasilkan oleh berbagai sektor ekonomi yang beroperasi di suatu wilayah. Penghitungan PDRB yang demikian disebut sebagai PDRB menurut sektor atau biasa disebut sebagai PDRB dari sisi penyediaan (supply side). Sedangkan nilai PDRB yang dihitung melalui pendekatan pengeluaran menjelaskan bagaimana PDRB suatu wilayah digunakan atau dimanfaatkan, baik untuk memenuhi permintaan domestik di suatu wilayah maupun untuk memenuhi kebutuhan penduduk di luar wilayah tersebut. Nilai PDRB yang demikian disebut PDRB menurut PDRB Menurut Penggunaan Kabupaten Natuna 2013
1
penggunaan atau menurut pengeluaran (Gross Domestic Regional Product by Expenditure), atau bisa juga disebut sebagai PDRB dari sisi permintaan (demand side). Permintaan domestik dapat berupa konsumsi rumahtangga, konsumsi lembaga swasta nirlaba, konsumsi pemerintah, dan pembentukan modal tetap bruto. Sedangkan permintaan dari luar wilayah berupa ekspor. Namun karena sebagian permintaan terhadap barang dan jasa dalam suatu wilayah termasuk barang dan jasa yang berasal dari luar wilayah (impor) maka dalam nilai PDRB menurut penggunaan, ekspor barang dan jasa dikurangi dengan
id
impor barang dan jasa untuk memperoleh ekspor neto. Dalam PDRB menurut penggunaan,
o.
selisih antara permintaan (demand) dan penyediaan (supply) yang mencerminkan perbedaan
ps .g
statistik (statistical descrepancy) dicakup dalam perubahan stok (change in stock). Penyusunan publikasi Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Natunan menurut
.b
penggunaan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan data tentang komponen PDRB menurut
ka b
penggunaan, seperti pengeluaran konsumsi rumahtangga yang termasuk di dalamnya konsumsi makanan dan non makanan, pengeluaran konsumsi pemerintah baik berupa belanja barang, belanja pegawai, penyusutan, pengeluaran pembangunan dan sebagainya. Informasi
na
yang disajikan tersebut diharapkan dapat membantu pengguna data terutama para peneliti
pengeluaran.
.n
Ruang Lingkup
w w
1.2.
at u
sehingga lebih dapat memahami kondisi perekonomian Kabupaten Natuna dari sisi
Setelah mempertimbangkan berbagai keterbatasan data, maka penyusunan PDRB
w
menurut penggunaan untuk beberapa komponen penggunaan masih menggunakan metode tidak langsung, sehingga cakupan wilayahnya adalah Kabupaten Natuna. Adapun cakupan periode pembahasan yaitu selama periode tahun 2009-2013, dengan status data angka sementara. Tahun dasar yang digunakan pada penghitungan PDRB menurut penggunaan ini adalah tahun dasar 2000, sebagaimana juga dipergunakan untuk penghitungan PDRB menurut lapangan usaha.
PDRB Menurut Penggunaan Kabupaten Natuna 2013
2
1.3.
Kegunaan Berdasarkan tabel-tabel yang disajikan dalam PDRB menurut penggunaan dapat
ditaksir berbagai besaran (peubah) serta perubahan kondisi perekonomian seperti besarnya produk barang dan jasa yang digunakan untuk tujuan konsumsi, investasi, dan di perdagangkan dengan daerah luar Kabupaten Natuna maupun luar negeri. Selain itu, dapat juga dilihat peranan kelembagaan dalam menggunakan barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai sektor ekonomi, serta dapat mengukur laju pertumbuhan konsumsi, investasi dan
w
w w
.n
at u
na
ka b
.b
ps .g
o.
id
perdagangan luar negeri.
PDRB Menurut Penggunaan Kabupaten Natuna 2013
3
BAB II KOMPONEN PDRB PENGGUNAAN
2.1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga Pengeluaran konsumsi rumah tangga (PKRT) merupakan pengeluaran atas barang dan jasa oleh rumah tangga untuk tujuan konsumsi. Dalam hal ini rumah tangga berfungsi sebagai
go .id
pengguna akhir (final demand) dari berbagai jenis barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian. Rumah tangga didefinisikan sebagai individu atau kelompok individu yang tinggal bersama dalam suatu bangunan tempat tinggal. Mereka mengumpulkan pendapatan,
utamanya kelompok makanan dan perumahan.
bp s.
memiliki harta dan kewajiban, serta mengkonsumsi barang dan jasa secara bersama-sama
ab .
Metode estimasi yang digunakan dalam menaksir besarnya pengeluaran konsumsi rumahtangga dilakukan melalui metode langsung yang didasarkan pada hasil survei pengeluaran
ak
konsumsi rumahtangga yang dilaksanakan dalam Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS). Data pokok yang dipergunakan bersumber dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)
dikelompokkan menjadi :
at un
yang dilaksanakan oleh BPS di Kabupaten Natuna. Konsumsi rumahtangga tersebut
.n
i. Makanan, minuman dan tembakau, baik yang dimasak dirumah sendiri maupun makanan
w
jadi;
w
ii. Perumahan, bahan bakar, penerangan dan air;
w
iii. Barang-barang dan jasa; iv. Pakaian, alas kaki dan tutup kepala; v. Barang-barang tahan lama; vi. Pajak pemakaian dan premi asuransi jiwa; vii. Keperluan pesta dan upacara.
PDRB Menurut Penggunaan Kabupaten Natuna 2013
4
Pengeluaran konsumsi rumahtangga keseluruhan selama setahun diperoleh dari pengeluaran per kapita setahun dikalikan dengan jumlah penduduk pertengahan tahun pada tahun pelaksanaan Susenas dengan modul konsumsi rumahtangga. Perkiraan pengeluaran konsumsi rumahtangga untuk tahun-tahun yang tidak ada Susenasnya, dihitung berdasarkan data Susenas pada tahun yang berdekatan, dengan menggunakan rumus sebagai berikut : … (1)
C(n+1) = Cn + [ (b) (dp(n+1)) (Cn) ]
go .id
Di mana, = Rata-rata konsumsi (kuantum) per kapita sebulan pada tahun ke n+1
Cn
= Rata-rata konsumsi (kuantum) per kapita sebulan tahun dasar (n) data SUSENAS
bp s.
C(n+1)
dp(n+1) = Perubahan pendapatan per kapita dari tahun n ke n+1 = Koefisien elastisitas
ab .
b
ak
Berdasarkan Rumus (1) tersebut, konsumsi per kapita diasumsikan tergantung kepada besarnya koefisien elastisitas (b), atau tingkat kecenderungan mengkonsumsi (MPC) suatu jenis
at un
komoditi apabila pendapatannya bertambah. Untuk mendapatkan nilai b ini dipakai analisis regresi silang (cross section regression analysis), di mana pengeluaran konsumsi per kapita
w
w
a. Kelompok Makanan
.n
menurut kelompok pengeluaran diregresikan dengan pendapatan per kapita.
w
Model yang digunakan untuk kelompok makanan adalah fungsi eksponensial. Model ini dipilih berdasarkan asumsi bahwa setiap penambahan pendapatan akan menyebabkan pertambahan konsumsi, tetapi pada suatu saat (titik jenuh) konsumsi tersebut mulai menurun, dengan bentuk kurva seperti parabola. Bentuk fungsi eksponensial tersebut adalah : Qi = a . Yib
PDRB Menurut Penggunaan Kabupaten Natuna 2013
… (2)
5
Dimana, Qi = Rata-rata konsumsi per kapita sebulan (kuantum) Yi = Pendapatan per kapita sebulan (rupiah) a = Konstanta b = Koefisien elastisitas i = Kelompok pendapatan per bulan
go .id
Setelah dilakukan pengujian, koefisien elastisitas b digunakan untuk memperkirakan konsumsi per kapita pada tahun yang tidak ada Susenasnya. Dengan menggunakan peubah lain yaitu perubahan pendapatan per kapita (atas dasar harga konstan), yang didekati konsumsi per
bp s.
kapita (data Susenas), maka konsumsi per kapita tahun lainnya dapat diperkirakan dengan menggunakan Rumus (2).
ab .
Untuk memperoleh nilai konsumsi atas dasar harga berlaku, konsumsi dalam satuan kuantum dikalikan dengan harga eceran (harga yang dibayar oleh rumahtangga konsumen yang
ak
tujuannya untuk dikonsumsi). Harga tersebut merupakan rata-rata harga eceran di kota dengan
at un
harga eceran di pedesaan. Konsumsi rumahtangga atas dasar harga konstan didapatkan dengan metode revaluasi, artinya konsumsi dalam satuan kuantum dikalikan dengan harga tetap (tahun dasar).
w
.n
b. Kelompok Bukan Makanan
w
Model yang digunakan untuk kelompok bukan makanan adalah regresi linear, artinya
w
setiap kenaikan pendapatan akan selalu diikuti oleh penambahan permintaan konsumsi kelompok bukan makanan. Model yang digunakan sebagai berikut : Qi = a + b.Yi
...(3)
dimana, Qi = Rata-rata konsumsi per kapita sebulan (rupiah) a = Konstanta b = Koefisien elastisitas Yi = Pendapatan per kapita sebulan (rupiah) PDRB Menurut Penggunaan Kabupaten Natuna 2013
6
Dengan menggunakan Rumus (1), maka konsumsi per kapita tahun lainnya dapat diperkirakan. Konsumsi rumahtangga atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara mendeflasi konsumsi per kapita (nilai data Susenas) dengan IHK yang sesuai dengan jenis pengeluaran barang dan jasa yang dikonsumsi. IHK yang digunakan adalah indeks yang tahun dasarnya telah disesuaikan dengan tahun dasar deret PDRB. Nilai konsumsi rumahtangga atas dasar harga berlaku diperoleh dengan cara menginflasi/mengalikan total nilai konsumsi atas dasar harga konstan dengan IHK. Indeks
2.2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba
go .id
tersebut sama dengan yang digunakan untuk menginflasi konsumsi per kapita sebulan (Susenas).
bp s.
Lembaga swasta nirlaba adalah lembaga swasta yang dibiayai dan diawasi dengan tujuan memberikan pelayanan kepada masyarakat. Lembaga ini dapat merupakan lembaga-lembaga,
ab .
serikat dagang, badan keagamaan, sekolah-sekolah, rumah sakit, yayasan, perkumpulan, klub, organisasi politik yang dibiayai oleh satu orang atau lebih tanpa bermaksud memperoleh
ak
keuntungan dan lembaga yang tidak dapat menutupi biaya-biaya dengan penjualan jasa-jasanya.
at un
Bila keuangan suatu lembaga dan pengawasan dikelola pemerintah, baik sepenuhnya atau sebagian besar, maka kegiatannya dimasukkan pada kegiatan pemerintah. Apabila lembaga ini melakukan kegiatan produksi seperti jasa kesehatan yang dirancang untuk memperoleh
.n
surplus usaha, maka pengeluaran yang termasuk lembaga swasta nirlaba hanyalah kegiatan yang dirancang hanya untuk menutupi biaya
w
organisasi yang mengkoordinasi kegiatan
w
operasionalnya saja.
w
Perkiraan besarnya nilai konsumsi lembaga swasta nirlaba dapat dilakukan melalui metode langsung maupun tidak langsung. Metode langsung yaitu metode penghitungan yang didasarkan pada data hasil survei/sensus, sedangkan metode tidak langsung didasarkan pada pengeluaran lembaga lain yang membiayai kegiatan pada lembaga swasta nirlaba tersebut. Dari hasil penghitungan nilai produksi bruto menurut lapangan usaha, diperoleh perkiraan nilai konsumsi lembaga swasta nirlaba, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2000. PDRB Menurut Penggunaan Kabupaten Natuna 2013
7
2.3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Pengeluaran konsumsi pemerintah merupakan jumlah seluruh pengeluaran pemerintah yang dikeluarkan untuk membiayai kegiatannya, yang terdiri dari pembelian barang dan jasa (belanja barang), pembayaran balas jasa pegawai (belanja pegawai), dan penyusutan barang modal, tidak termasuk atau dikurangi dengan hasil penjualan (penerimaan) dari produksi barang dan jasa (output pasar) yang dihasilkan sendiri oleh pemerintah (yang tidak dapat dipisahkan dari
pemerintah disebut juga dengan output non-pasar pemerintah.
go .id
kegiatan pemerintah) tetapi dikonsumsi oleh masyarakat (bukan oleh pemerintah). Konsumsi
Kegiatan pemerintah meliputi kegiatan administrasi pemerintah baik pusat maupun
bp s.
daerah, termasuk juga administrasi pertahanan dan keamanan. Pemerintah daerah dalam hal ini meliputi Pemerintah di tingkat Provinsi, kabupaten dan tingkat Desa. Sedangkan pemerintah pusat mencakup seluruh instansi negara, baik yang ada di pusat maupun kantor wilayah (vertikal)
ab .
nya yang di daerah, sedangkan Pemerintah Daerah meliputi Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Desa beserta perangkat (dinas) nya dimasing-masing tingkat tersebut. Dalam
ak
kegiatan ini tidak termasuk kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan milik negara
at un
seperti Perum, Perjan dan PT (Persero, PN), karena kegiatan-kegiatan ini telah tercakup dalam sektor yang bersangkutan atau lapangan usaha masing-masing. Kegiatan pemerintah berfungsi untuk menyediakan jasa pelayanan umum bagi
.n
masyarakat yang secara ekonomis sulit dinilai, seperti melaksanakan administrasi pemerintah,
w
menjaga kestabilan dan keamanan negara, meningkatkan pendidikan dan kesehatan masyarakat,
w
mengatur kebijaksanaan perekonomian negara lainnya. Dengan demikian kegiatan pemerintah
w
berbeda dengan kegiatan ekonomi lainnya. Dalam rangka penghitungan konsumsi pemerintah digunakan data laporan keuangan Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota dan Desa yang diperoleh dari daftar K.1, K.2 dan K.3. Laporan keuangan tersebut meliputi realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dari masing-masing tingkat Pemerintah Daerah. Selain itu digunakan juga Neraca Produksi Pemerintah Pusat dan Hankam (atas dasar harga berlaku) yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), data jumlah pegawai negeri sipil pusat dan daerah serta Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB). PDRB Menurut Penggunaan Kabupaten Natuna 2013
8
2.4. Pembentukan Modal Tetap Bruto Pengertian konsep pembentukan model tetap bruto dalam suatu region adalah semua barang modal baru yang digunakan atau dipakai sebagai alat untuk proses produksi suatu region. Barang-barang modal tersebut dapat diperoleh dengan cara membeli dari luar region, ataupun dari pengadaan di region itu sendiri. Jenis barang yang dikategorikan ke dalam barang-barang modal adalah barang barang
go .id
yang mempunyai umur satu tahun atau lebih, dan yang dimaksud pemakaian adalah penggunaan barang-barang modal tersebut sebagai alat yang tetap dalam proses produksi. Barang-barang yang tidak bisa diproduksi kembali seperti tanah, cadangan mineral, tidak termasuk dalam
bp s.
pembentukan modal tetap bruto. Selanjutnya pengeluaran untuk meningkatkan penggunaan tanah seperti pembukaan hutan untuk dijadikan areal perkebunan, daerah pemukiman, bendungan dan lain-lain serta untuk perluasan areal pertambangan, semuanya merupakan pengeluaran untuk
ab .
pembentukan modal tetap bruto.
ak
Pengeluaran untuk perbaikan barang-barang modal yang mengakibatkan bertambahnya umur pemakaian atau menambah kapasitas produksi dari barang-barang modal tersebut, juga
at un
merupakan pengeluaran untuk pembentukan modal tetap bruto. Pengeluaran yang bersifat rutin, seperti pembelian barang-barang yang habis dipakai dalam satu kali proses produksi, tidak termasuk kategori pembentukan modal tetap bruto. Penjualan neto dari barang-barang modal
.n
bekas dan barang-barang modal afkiran dari dalam region, juga tidak termasuk pembentukan
w
modal tetap bruto, karena barang tersebut sudah dihitung sebagai barang modal pada pertama
w
w
kali beli. Lain halnya dengan barang modal bekas yang dibeli dari luar region, yang merupakan pembentukan modal tetap bruto, karena di dalam region barang tersebut belum pernah dihitung. Pembelian atau pembuatan barang tahan lama untuk keperluan perlengkapan militer, seperti barang-barang untuk pertahanan, tank, persenjataan, bangunan dan arang-barang pertahanan lainnya tidak termasuk dalam pembentukan modal, karena bersifat konsumtif. Pembentukan modal tetap bruto mencakup :
PDRB Menurut Penggunaan Kabupaten Natuna 2013
9
i. Pembentukan modal tetap dalam bentuk bangunan atau konstruksi. a. Bangunan tempat tinggal b. Bangunan bukan tempat tinggal c. Bangunan dan konstruksi lainnya seperti jalan, jembatan, irigasi, pembangkit tenaga listrik dan jaringannya, instalasi telekomunikasi, pemancar televisi, bandar udara,
go .id
pelabuhan laut/sungai, jaringan pipa untuk minyak, gas, air dan lainnya. ii. Pembentukan modal berupa mesin-mesin dan alat perlengkapan lainnya.
bp s.
a. Alat-alat transpor seperti kapal laut, pesawat udara, bus, truk dan lain-lain. b. Mesin-mesin dan alat-alat perlengkapan untuk industri, listrik dan pertambangan.
ab .
c. Mesin-mesin dan alat-alat untuk perlengkapan pertanian.
ak
d. Mesin-mesin dan alat-alat perlengkapan untuk pembuatan jembatan, jalan dan lain-
at un
lain.
e. Mesin-mesin dan perabot untuk perlengkapan kantor, toko, hotel, jalan dan lain-lain. iii. Perluasan perkebunan dan penanaman baru untuk tanaman keras yang dimaksud adalah
.n
bermacam-macam tanaman yang hasilnya baru akan diperoleh setelah berumur satu tahun
w
atau lebih. Termasuk juga di sini pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan oleh
w
perkebunan besar selama perkebunan itu belum mendatangkan hasil (produksi) dan
w
kegiatan penghijauan kembali (reboisasi) yang dilakukan oleh pemerintah/perusahaan. iv. Penambahan ternak yang khusus dipelihara untuk diambil susunya atau bulunya atau dipakai tenaganya, kecuali ternak yang dipelihara untuk dipotong. v. Margin perdagangan atau jasa makelar, service charge dan ongkos-ongkos pemindahan hak milik dalam transaksi jual beli tanah, sumber mineral, hak pengusahaan hutan (HPH), hak paten, hak cipta termasuk dalam pembentukan modal tetap.
PDRB Menurut Penggunaan Kabupaten Natuna 2013
10
Dalam hal ini bangunan atau konstruksi yang karena jangka waktu penyelesaiannya melebihi satu tahun, sehingga bangunan tersebut pada waktu penghitungan pembentukan modal masih dalam pengerjaan (belum selesai seluruhnya), maka yang harus dihitung adalah bagian yang sudah selesai saja dari bangunan tersebut dengan memperkirakan nilainya. Perkiraan nilai dari bangunan yang sudah selesai ini, merupakan pembentukan modal tetap pada tahun tersebut. Sebaliknya mengenai mesin-mesin dan alat-alat perlengkapannya yang dalam proses pembuatan, tidak termasuk dalam penghitungan modal tetap bruto, akan tetapi merupakan stok dari
go .id
produsennya. Ditinjau dari sudut kepemilikan, pembentukan modal tetap bruto dapat dihitung berdasarkan pengeluaran untuk pembelian barang modal oleh masing-masing lapangan
modal dapat dihitung berdasarkan arus barang.
bp s.
usaha/sektor. Sedangkan kalau ditinjau dari jenis barang modal itu sendiri, maka pembentukan
ab .
Perkiraan pembentukan modal tetap bruto atas dasar harga berlaku, diperoleh dengan cara menghitung nilai barang-barang modal yang termasuk ke region dan barang modal yang masuk
at un
bruto sektor konstruksi/bangunan.
ak
antar region atau antar pulau, ditambahkan dengan persentase tertentu terhadap nilai produksi
Perkiraan nilai pembentukan modal tetap bruto atas dasar harga konstan 2000, diperoleh dengan cara mendeflate nilai pembentukan modal tetap bruto (nilai barang impor) atas dasar
.n
harga yang berlaku dengan indeks harga perdagangan besar impor, dan dengan indeks harga
w
w
perdagangan sektor industri untuk barang modal antar pulau.
w
2.5. Perubahan Stok
Pengertian stok di sini adalah persediaan barang-barang pada akhir tahun baik berasal dari pembelian yang akan dipakai sebagai input pada suatu kegiatan ekonomi atau untuk dijual lagi, maupun barang yang dihasilkan oleh unit-unit produksi yang belum dijual, baik barang yang sudah jadi maupun yang sedang dalam proses. Pemerintah merupakan salah satu pemegang stok barang keperluan strategis, seperti bahan pangan yang akan dikeluarkan ke pasaran pada waktu krisis. Pemegang stok yang lain adalah produsen dan pedagang. Stok pada produsen pada umumnya berupa bahan mentah, PDRB Menurut Penggunaan Kabupaten Natuna 2013
11
barang-barang atau alat-alat yang diproduksi tetapi masih dalam proses atau barang-barang yang belum dipasarkan. Perubahan stok pada satu tahun diperoleh dari seluruh nilai stok pada akhir tahun dikurangi dengan seluruh nilai stok pada akhir tahun dikurangi dengan seluruh nilai stok pada akhir tahun sebelumnya (pada awal tahun yang bersangkutan). Dalam menghitung perubahan stok dapat dilakukan dengan dua metode yakni :
go .id
1. Metode Langsung
Nilai stok diperoleh dari setiap kegiatan dan jenis barang yang dikumpulkan melalui sensus
bp s.
dan survei. Berdasarkan laporan neraca keuangan perusahaan dari hasil survei tahunan diperoleh nilai stok pada awal tahun dan akhir tahun, yang kemudian dinilai dengan rata-rata
ab .
harga pasar pada periode tahun perhitungan tersebut. 2. Metode Tidak Langsung (Metode Arus Barang)
ak
Yaitu dengan menghitung stok awal dan stok akhir dari tiap jenis barang. Data seperti ini
at un
mungkin tersedia hanya untuk beberapa jenis barang. Oleh karena itu, maka komponen perubahan stok diestimasi berdasarkan residual dari PDRB yang dihitung secara sektoral
.n
dikurangi dengan komponen-komponen yang sudah dihitung dengan data yang tersedia.
w
Perubahan stok penghitungannya ditaksir sebagai residual (sisa) karena tidak tersedianya
w
data yang diperlukan untuk membuat perkiraan perubahan stok. Dengan demikian stok merupakan sisa, yaitu PDRB yang telah dihitung menurut lapangan usaha dikurangi nilai-nilai
w
konsumsi rumahtangga, konsumsi lembaga swasta nirlaba, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto dan ekspor neto (ekspor – impor), baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar konstan 2000.
PDRB Menurut Penggunaan Kabupaten Natuna 2013
12
2.6. Ekspor dan Impor Ekspor dan impor meliputi transaksi barang dan jasa antara masyarakat suatu region dengan masyarakat region lain (termasuk dengan negara lain). Transaksi tersebut meliputi ekspor dan impor barang dan jasa seperti pengangkutan, komunikasi, jasa-jasa asuransi dan berbagai jenis jasa lainnya, seperti jasa perdagangan yang diterima oleh pedagang region tersebut yang kegiatannya mengadakan transaksi dari beberapa jenis barang dan jasa tertentu, misalnya barang
go .id
dan jasa yang langsung dibeli di pasar domestik oleh bukan penduduk region tersebut. Ekspor barang dinyatakan dalam harga free on board (f.o.b) yaitu harga barang sampai di atas kapal negara/wilayah pengekspor, sedangkan impor barang dinyatakan dalam harga cost
bp s.
insurance freight(c.i.f) yaitu harga barang sampai di pelabuhan negara/wilayah pengimpor. Transaksi barang dan jasa dimaksud adalah berkenaan dengan transaksi semua barang
ab .
dan jasa yang dilakukan dalam batas geografis suatu region atau negara, termasuk daerah pabean dan daerah bebas pajak. Penjualan dan pembelian pesawat terbang dan kapal laut, baik yang baru
ak
maupun yang bekas, ke atau dari suatu Negara atau region lain, adalah merupakan kegiatan ekspor dan impor barang. Barang-barang yang melintai batas geografis suatu region, akan tetapi
at un
hanya merupakan tempat persinggahan saja dalam perjalanan menuju ke suatu tempat, misalnya barang-barang untuk peragaan, barang-barang sebagai bahan penyelidikan, contoh barang-barang milik turis atau penumpang tidak termasuk kegiatan ekspor dan impor. Barang-barang keperluan
.n
pelayaran atau penerbangan yang dibeli pada waktu merapat atau mendarat di pelabuhan luar
w
negeri atau region dan ikan yang langsung dijual oleh kapal-kapal penangkap ikan milik
w
penduduk atau region kepada kapal asing atau region lain, adalah merupakan transaksi barang
w
dan jasa yang harus dimasukkan dalam ekspor dan impor. Data yang tersedia mengenai ekspor dan impor di tingkat region masih sangat terbatas. Ekspor dan impor di tingkat region ini meliputi transaksi yang dilakukan langsung dengan luar negeri dan antar pulau atau antar Kabupaten/Kota. Dari nilai ekspor dan impor luar negeri maupun antar pulau masing-masing tahun diperoleh nilai ekpor dan impor atas dasar harga berlaku.
PDRB Menurut Penggunaan Kabupaten Natuna 2013
13
Untuk memperoleh nilai ekspor dan impor atas dasar harga konstan 2000, dilakukan dengan cara deflasi, yaitu nilai ekspor dideflate dengan indeks harga perdagangan besar umum kelompok impor. Nilai barang yang keluar antar pulau atau region atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara mendeflate masing-masing nilai dengan IHPB umum. Data mengenai ekspor dan impor luar negeri diperoleh dari statistik tahunan ekspor dan impor terbitan dari Departemen Perdagangan dan BPS. Sedangkan ekspor dan impor antar
go .id
daerah bisa dilakukan dengan metode: 1. Metode Langsung
Dengan melakukan survey khusus arus barang maupun jasa yang keluar maupun yang
bp s.
masuk ke dalam daerah tersebut. Survei khusus yang dirancang harus berorientasi pada berbagai hal di antaranya jenis barang, harga barang, asal barang dan tujuan
ab .
penggunaannya di daerah tersebut.
Identifikasi kebutuhan barang dan jasa yang berasal dari impor. Dari raw data SUSENAS
ak
Modul dapat dilihat kebutuhan akan barang dan jasa di suatu daerah. Dengan
at un
membandingkan produk daerah (domestik) dengan kebutuhan daerah tersebut. 2. Metode Tidak Langsung
.n
Untuk produksi barang dengan menggunakan data sekunder yang dilakukan survey
w
w
w
terehadap pelabuhan-pelabuhan.
PDRB Menurut Penggunaan Kabupaten Natuna 2013
14
BAB III PERKEMBANGAN PDRB MENURUT PENGGUNAAN
3.1.
Gambaran Umum Pergerakan roda perekonomian ini tidak terlepas dari situasi dan kondisi Kabupaten
Natuna yang stabil. Penerapan kebijakan pemerintah daerah untuk benar-benar melaksanakan
go .id
reformasi melalui paket kebijakan yang berpedoman pada peningkatan kesejahteraan rakyat yang adil dan merata serta terarah dan tepat sasaran, dengan selalu berlandaskan pada skala prioritas kebutuhan. Kondisi perekonomian Kabupaten Natuna di tahun 2013 cukup baik, hal ini
bp s.
ditunjukkan oleh cukup tingginya pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada tahun ini. Selain itu prioritas pembangunan selama tahun 2013 dengan program pembangunan ekonomi kerakyatan
ab .
yang bertumpu pada peningkatan kesejahteraan melalui berbagai upaya telah dilakukan melalui usaha kecil/menengah serta koperasi, dan pertanian yang solid sebagai tumpuan kehidupan
at un
pembangunan di sektor lainnya.
ak
sebagian besar masyarakat Kabupaten Natuna, tanpa meninggalkan perhatian pada kegiatan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Natuna tahun 2009-2013 menunjukkan perkembangan yang meningkat baik dari sisi PDRB atas dasar harga berlaku
.n
maupun atas dasar harga konstan. Bila dilihat grafik 1 terlihat trend yang meningkat. PDRB adhb
w
tahun 2009 tercatat sebesar Rp. 977,74 milyar, kemudian tahun 2013 meningkat menjadi Rp.
w
1,69 Triliun. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2009 sebesar Rp. 405,647 milyar
w
meningkat menjadi Rp. 520,93 milyar pada tahun 2013.
PDRB Menurut Penggunaan Kabupaten Natuna 2013
14
bp s.
go .id
Grafik 3.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Natuna 2009-2013 (juta rupiah)
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (jt rp)
PDRB Atas Dasar Harga Konstan (jt rp)
(1)
(2)
(3)
977,745.38
405,647.10
1,079,877.11
431,019.27
2011
1,334,813.08
458,660.57
2012*
1,469,358.71
488,663.69
2013**
1,691,577.83
520,930.09
w
w
.n
2010
at un
2009
ak
Tahun
w
ab .
Tabel 3.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Natuna 2009-2013
Catatan: *) Angka Sementara; **) Angka Sangat Sementara (Sumber: BPS Kab.Natuna)
Melambatnya perekonomian dunia tidak terlalu berdampak besar dengan perekonomian di Kabupaten Natuna. Dari laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Natuna dari tahun 2009-2013 relatif meningkat. Pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Natuna 6,38 persen bila dibandingkan dengan tahun 2013 mencapai 6,60 persen. Bila dicermati dari sisi penggunaan, PDRB Kabupaten Natuna di dipengaruhi oleh berbagai komponen pengeluaran yaitu PDRB Menurut Penggunaan Kabupaten Natuna 2013
15
pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran konsumsi swasta nirlaba, konsumsi pemerintah, pembentukan modal atau investasi serta ekspor-impor. Meningkatnya PDRB Kabupaten Natuna diikuti juga oleh komponen-komponen dari PDRB penggunaan. Komponen konsumsi rumahtangga meningkat dari Rp. 750 milyar ditahun 2009 menjadi Rp.1,27 triliun tahun 2013. Untuk komponen pengeluaran lembaga swasta nirlaba dari Rp. 4,44 milyar ditahun 2009 menjadi Rp. 10,49 milyar ditahun 2013, konsumsi pemerintah dari Rp. 611 milyar tahun 2009 menjadi Rp. 978 milyar, pembentukan modal tetap bruto dari Rp.
go .id
129 milyar ditahun 2009 menjadi Rp. 198 milyar ditahun 2013, ekpor barang dan jasa Rp. 119 milyar ditahun 2009 meningkat menjadi Rp. 178 milyar ditahun 2013, impor barang dan jasa dari
bp s.
Rp. 436 milyar ditahun 2009 meningkat ditahun 2013 menjadi Rp. 742 milyar.
w
w
w
.n
at un
ak
ab .
Grafik 3.2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Natuna Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Komponen Penggunaan 2009-2013 (juta rupiah)
Tiga komponen yang paling besar dalam menompang perekonomian Kabupaten Natuna dari sisi penggunaan adalah konsumsi rumahtangga, konsumsi pemerintah dan impor barang dan jasa. Pada tahun 2013 komponen pengeluaran konsumsi rumahtangga sebesar Rp. 1,27 triliun, pengeluaran konsumsi pemerintah Rp. 978 milyar. Sedangkan impor barang dan jasa di tahun 2012 sebesar Rp. 620 milyar dan meningkat ditahun 2013 sebesar 742 milyar.
PDRB Menurut Penggunaan Kabupaten Natuna 2013
16
Tabel 3. 2. PDRB Kabupaten Natuna Menurut Penggunaan Tahun 2012-2013 (juta rupiah) Harga Belaku
Jenis Penggunaan
Harga Konstan 2000
2012*)
2013**)
2012*)
2013**)
(2)
(3)
(4)
(5)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
1.099.312,39
1.275.693,23
431.722,43
463.303,31
2. Pengeluaran Konsumsi Swasta Nirlaba
9.223,29
10.490,84
2.794,84
2.937,38
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
867.873,23
978.891,66
362.374,95
384.950,91
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)
176.155,83
198.037,88
105.794,26
111.866,85
(224.723,97)
(207.866,95)
(185.552,80)
(193.091,58)
6. Ekspor Barang dan Jasa
161.936,34
178.744,20
72.868,53
73.772,11
7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa
620.418,45
go .id
(1)
742.413,04
301.338,51
322.808,88
PDRB 1469.358,71 Catatan: *) Angka Sementara; **) Angka Sangat Sementara (Sumber: BPS Kab.Natuna)
488.663,69
520.930,09
Struktur PDRB Kabupaten Natuna Menurut Penggunaan
ab .
3.2.
1.691.577,83
bp s.
5. Perubahan Inventori
ak
Struktur atau komposisi PDRB penggunaan berdasarkan komponen-komponen memberikan gambaran seberapa besar kontribusi atau sumbangan yang diberikan komponen
at un
terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Natuna.
Grafik 3.3. Komposisi PDRB Adhb Kabupaten Natuna menurut Komponen Penggunaan
w
w
w
.n
Tahun 2013
PDRB Menurut Penggunaan Kabupaten Natuna 2013
17
Dilihat grafik 4.3 bahwa komposisi komponen konsumsi rumah tangga merupakan faktor pendorong atau yang terbesar sumbangannya terhadap PDRB Kabupaten Natuna. Sumbangan yang diberikan konsumsi rumah tangga tahun 2013 sebesar 75,41 persen, konsumsi pemerintah sebesar 57,87 persen, impor barang dan jasa sebesar 43,89 persen, pembentukan modal tetap modal bruto sebesar 11,71 persen, dan ekspor sebesar 10,57 persen. Konsumsi lembaga swasta nirlaba hanya memberikan sumbangan 0,62 persen terhadap PDRB Kabupaten Natuna. Komposisi PDRB penggunaan secara riil dapat dilihat melalui penyajian atas dasar harga
go .id
konstan 2000. Pada grafik 4.4 terlihat kontribusi konsumsi rumahtangga merupakan yang terbesar terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Natuna atas dasar harga konstan. Konsumsi rumahtangga sebesar 88,94 persen, konsumsi pemerintah sebesar 73,90 persen, impor sebesar
bp s.
61,97 persen, PMTB sebesar 21,47 persen, ekspor sebesar 14,16 persen.
Garfik 3.4 Komposisi PDRB Adhk Kabupaten Natuna menurut Komponen Penggunaan
w
w
w
.n
at un
ak
ab .
Tahun 2013
PDRB Menurut Penggunaan Kabupaten Natuna 2013
18
3.3.
Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga Pengeluaran konsumsi rumah tangga terdiri dari pengeluaran makanan dan non makanan.
Pengeluaran konsumsi akhir rumah tangga merupakan pengeluaran terbesar di Kabupaten Natuna. Ada sebesar 75,41 persen dari nilai tambah perekonomian Kabupaten Natuna digunakan untuk konsumsi rumah tangga. Apabila ditelusuri lebih jauh, struktur pengeluaran konsumsi rumahtangga tahun 20122013 di Kabupaten Natuna didominasi oleh konsumsi non-makanan. Dari tabel 4.3 diketahui
go .id
bahwa distribusi konsumsi rumah tangga tahun 2013 terhadap nilai PDRB Kabupaten Natuna relatif mengalami kenaikkan apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Distribusi konsumsi makanan ditahun 2012 sebesar 36,43 persen meningkat menjadi 36,79 persen ditahun
bp s.
2013. Sama halnya dengan konsumsi non-makanan ditahun 2012 sebesar 38,39 persen menjadi 38,62 persen ditahun 2013. Bila dilihat dari konsumtif rumah tangga ini lebih besar pengeluaran untuk non makanan, sesuai dengan hukum ekonomi bahwa semakin tinggi pendapatan semakin
ab .
tinggi pula porsi untuk pengeluaran barang non-makanan. Hal ini menandakan adanya pergeseran penggunaan dari pendapatan yang didapatkan oleh masyarakat Kabupaten Natuna.
ak
Tabel 3.3
.n
at un
Distribusi dan Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga Tahun 2012-2013 (Persen)
Distribusi
Laju Pertumbuhan
2013**)
2012*)
2013**)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
74,82
75,41
7,43
7,32
36,43 38,39
36,79 38,62
7,13 7,68
6,84 7,71
w
2012*)
w
Jenis Penggunaan
w
Konsumsi Rumah Tangga Makanan Non Makanan
Catatan: *) Angka Sementara; **) Angka Sangat Sementara (Sumber: BPS Kab.Natuna)
Dari segi laju pertumbuhan, pengeluaran konsumsi rumah tangga mengalami penurunan. Dari konsumsi makanan mengalami penurunan dari 7,13 persen ditahun 2012 menjadi 6,84 persen pada tahun 2013. Ha ini dikarenakan inflasi Kabupaten Natuna cukup tinggi ditahun 2013 PDRB Menurut Penggunaan Kabupaten Natuna 2013
19
yaitu mencapai 8,74 persen. Sehingga daya beli masyarakat Kabupaten Natuna untuk makanan menurun. Berbeda halnya dengan konsumsi non-makanan, pertumbuhan meningkat ditahun 2013. Tahun 2012 pertumbuhan konsumsi non-makanan sebesar 7,68 persen meningkat menjadi 7,71 persen di tahun 2013. Pengeluaran non-makanan masyarakat Kabupaten Natuna tahun 2013 banyak dilakukan untuk pengeluaran pakaian, barang tahan lama, transportasi, kesehatan, dan
3.4.
Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba
go .id
lain-lain.
Konsumsi lembaga swasta nirlaba berbanding terbalik dengan komponen pengeluaran
bp s.
konsumsi rumah tangga yang memberikan kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB penggunaan, komponen pengeluaran konsumsi lembaga swasta nirlaba memberikan kontribusi
ab .
terkecil terhadap pembentukan PDRB penggunaan Kabupaten Natuna.
Di Kabupaten Natuna, lembaga nirlaba masih relatif sedikit jumlahnya dan kegiatannya
ak
pun seringkali vacum. Dapat dikatakan, lembaga-lembaga tersebut hanya aktif pada saat event
at un
tertentu saja. Misalnya, menjelang pemilihan umum atau peristiwa khusus lainnya. Jika dilihat dari struktur/komposisi PDRB Kabupaten Natuna menurut penggunaan tahun 2012-2013 sedikit
.n
mengalami penurunan.
Kontribusi pengeluaran konsumsi lembaga swasta nirlaba tahun 2013 sebesar 0,62 persen
w
sedikit mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2012 yaitu sebesar 0,63 persen.
w
Berbeda dengan pertumbuhannya, pertumbuhan konsumsi lembaga swasta nirlaba meningkat
w
dari tahun 2012 sebesar 4,89 persen menjadi 5,10 persen ditahun 2013.
PDRB Menurut Penggunaan Kabupaten Natuna 2013
20
Tabel 3.4
Jenis Pengeluaran
2012*)
2013**)
(1)
(2)
(3)
Distribusi Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba
0,63
0,62
Laju Pertumbuhan Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba
go .id
Distribusi dan Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba Tahun 2012-2013 (Persen)
3.5.
5,10
bp s.
Catatan: *) Angka Sementara; **) Angka Sangat Sementara (Sumber: BPS Kab.Natuna
4,89
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
ab .
Untuk wilayah yang sedang berkembang, besarnya nilai pengeluaran konsumsi pemerintah sangat berpengaruh terhadap kemajuan perekonomiannya. Pengeluaran konsumsi
ak
pemerintah di berbagai sektor ekonomi akan menggerakkan kegiatan ekonomi, utamanya
at un
kegiatan di sektor konstruksi dan jasa-jasa. Pengeluaran konsumsi pemerintah akan lebih efektif jika diarahkan pada kegiatan yang dapat merangsang meningkatnya investasi fisik yang akan berdampak langsung terhadap menigkatnya pertumbuhan ekonomi secara signifikan. Jika
.n
pengeluaran konsumsi pemerintah hanya diprioritaskan untuk kegiatan yang konsumtif, maka
w
sasaran pengembangan ekonomi akan terhambat.
w
Pengeluaran konsumsi pemerintah Kabupaten Natuna dari tahun ke tahun semakin
w
meningkat. Kontribusi konsumsi pemerintah tergolong cukup besar terhadap PDRB Kabupaten Natuna. Tahun 2013 kontribusi Kabupaten Natuna sebesar 57,87 persen, bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya mengalami penurunan. Pada tahun 2012 sebesar 59,06 persen. Sama halnya dengan laju pertumbuhan ekonomi, bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya mengalami penurunan. Tahun 2013 sebesar 6,23 persen dan ditahun 2012 sebesar 7,04 persen.
PDRB Menurut Penggunaan Kabupaten Natuna 2013
21
Tabel 3.5 Distribusi dan Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Tahun 2012-2013 (Persen) Jenis Pengeluaran
2012*)
2013**)
(1)
(2)
(3)
59,06
57,87
go .id
Distribusi Konsumsi Pemerintah Laju Pertumbuhan Konsumsi Pemerintah
7,04
3.6
bp s.
Catatan: *) Angka Sementara; **) Angka Sangat Sementara (Sumber: BPS Kab.Natuna)
6,23
Pembentukan Modal Tetap Bruto
ab .
Salah satu variabel penting dalam menunjang perkembangan ekonomi adalah kegiatan investasi yang merupakan nilai tambah Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB). Karena
ak
investasi merupakan modal untuk menggerakkan dan meningkatkan ekonomi suatu daerah baik
at un
dari dalam maupun luar negeri.
Dalam konteks PDRB Penggunaan, investasi dikenal sebagai Pembentukan Modal Tetap
.n
Bruto (PMTB). PMTB menggambarkan adanya proses penambahan dan pengurangan barang modal pada tahun tertentu. PMTB disebut sebagai “bruto” karena di dalamnya masih terkandung
w
unsur penyusutan atau nilai barang modal sebelum diperhitungkan nilai penyusutannya. PMTB
assets).
w
(fixed
w
mencakup semua pengadaan barang modal untuk digunakan/dipakai sebagai alat yang tetap Pembentukan
modal
tetap
bruto
dapat
digolongkan
dalam
bentuk
bangunan/konstruksi, mesin-mesin dan alat-alat perlengkapan. Barang modal tersebut merupakan peralatan yang digunakan untuk produksi dan biasanya mempunyai umur pemakaian lebih dari satu tahun. Pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa dalam proporsinya terhadap PDRB Kabupaten Natuna, distribusi komponen PMTB mengalami penurunan. Tahun 2012 sebesar 11,99 persen turun menjadi 11,71 persen ditahun 2013. Sedangkan laju pertumbuhan tahun 2012 sebesar 7,76 persen turun menjadi 5,74 persen pada tahun 2013. PDRB Menurut Penggunaan Kabupaten Natuna 2013
22
Tabel 3.6 Distribusi dan Laju Pertumbuhan PMTB Tahun 2012-2013 (Persen) 2012*)
2013**)
(1)
(2)
(3)
Distribusi PMTB
11,99
11,71
Laju Pertumbuhan PMTB
7,76
5,74
go .id
Jenis Pengeluaran
3.7
bp s.
Catatan: *) Angka Sementara; **) Angka Sangat Sementara (Sumber: BPS Kab.Natuna)
Ekspor dan Impor Barang dan Jasa
Salah satu komponen PDRB menurut sisi permintaan adalah ekspor dan dari sisi
ab .
penyediaan adalah impor barang dan jasa. Data ekspor dan impor dapat menjadi ukuran seberapa besar keterbukaan ekonomi suatu daerah terhadap daerah lain termasuk luar negeri. Melalui
ak
kedua komponen ini dapat diketahui apakah suatu daerah mengalami surplus atau defisit dalam
at un
neraca perdagangannya. Neraca perdagangan dikatakan surplus apabila nilai ekspor lebih besar dari impor, sementara dikatakan defisit apabila terjadi sebaliknya. Komponen ini termasuk variabel penting dalam penciptaan nilai tambah, dimana impor merupakan pengurang bagi nilai
w
.n
ekspor untuk mendapatkan ekspor neto.
w
Kontribusi komponen ekspor mengalami penurunan. Kontribusi ekspor tahun 2012
w
sebesar 11,02 persen turun menjadi 10,57 persen ditahun 2013. Sedangkan laju pertumbuhan ditahun 2012 sebesar 1,14 persen dan tahun 2013 hanya tumbuh sebesar 1,24 persen. Berbeda dengan impor, impor Kabupaten Natuna mengalami peningkatan kontribusinya. Ditahun 2012 sebesar 42,22 persen menjadi 43,89 persen ditahun 2013. Laju pertumbuhan mengalami penurunan dari 12,14 persen ditahun 2012 menjadi 7,12 persen ditahun 2013. Hal penting yang perlu dikatehui bahwa ternyata ekspor netto Kabupaten Natuna bernilai negatif sehingga neraca perdagangan Kabupaten Natuna mengalami defisit. Secara nominal
PDRB Menurut Penggunaan Kabupaten Natuna 2013
23
ekspor netto pada tahun 2013 sebesar Rp, -563,6 milyar, secara total nilai impor lebih besar dibandingkan nilai ekspornya. Jika ditelusuri lebih detail, negatifnya ekspor netto Kabupaten Natuna berasal dari tingginya nilai impor antar daerah yang melebihi nilai ekspornya. Impor antar daerah di Kabupaten Natuna memang tidak dapat dihindarkan. Pasokan kebutuhan pokok, bangunan, alatalat berat,
dll untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat di Kabupaten Natuna banyak
didatangkan dari kabupaten/kota lain seperti Bintan, Tanjungpinang, Batam, Pontianak, Sambas,
go .id
Surabaya, Jakarta Utara serta daerah lain sesuai dengan rute transportasi laut dan udara.
bp s.
Tabel 3.7 Distribusi dan Laju Pertumbuhan Ekspor Impor Tahun 2012-2013 (Persen) Jenis Pengeluaran
ab .
(1)
ak
Distribusi Ekspor
at un
Distribusi Impor
.n
Laju Pertumbuhan Ekspor
2013**)
(2)
(3)
11,02
10,57
42,22
43,89
1,14
1,24
12,14
7,12
w
Laju Pertumbuhan Impor
2012*)
w
w
Catatan: *) Angka Sementara; **) Angka Sangat Sementara (Sumber: BPS Kab.Natuna)
PDRB Menurut Penggunaan Kabupaten Natuna 2013
24
w w
w
id
o.
ps .g
.b
ka b
na
at u
.n LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. PDRB KABUPATEN NATUNA ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT JENIS PENGELUARAN 2009-2013 (Juta Rp) 2010
2011
2012*
2013**
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga
750,693.70
797,700.55
936,689.52
1,099,312.39
1,275,693.25
a. Makanan
444,526.07
489,567.11
525,320.71
535,249.27
622,375.93
b. Bukan makanan
306,167.62
308,133.44
411,368.81
id
2009
653,317.32
4,436.55
7,221.62
7,799.34
3
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
611,200.37
702,253.93
4
Pembentukan Modal Tetap Bruto
129,210.82
135,820.55
5
Perubahan Stok
6
Ekspor
867,873.28
978,891.66
155,285.83
176,155.83
198,037.88
784,979.45
ka b
(207,436.24)
(157,009.74)
(224,723.97)
(207,866.95)
119,034.51
133,408.72
154,839.40
161,936.34
178,744.20
17,855.18
20,011.31
23,225.91
26,690.45
28,506.43
101,179.33
113,397.41
131,613.49
135,245.89
150,237.77
436,095.15
489,092.02
547,770.72
620,418.45
742,413.04
34,609.51
35,208.02
36,793.65
39,348.19
46,798.66
401,485.63
453,884.00
510,977.07
581,070.26
695,614.38
977,745.38
1,079,877.11
1,334,813.08
1,469,358.71
1,691,577.83
w
a. Antar Negara
10,490.84
na
Impor
w w
7
.n
b. Antar Daerah
9,223.29
(200,735.41)
at u
a. Antar Negara
o.
Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba
.b
2
564,063.11
ps .g
1
Jenis Pengeluaran
b. Antar Daerah
JUMLAH
PDRB Menurut Penggunaan Kabupaten Natuna 2013
25
LAMPIRAN 2. PDRB KABUPATEN NATUNA ATAS DASAR HARGA KONSTAN MENURUT JENIS PENGELUARAN 2009-2013 (Juta Rp) 2010
2011
2012*
2013**
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga
350,875.14
379,476.43
401,868.76
431,722.43
463,303.31
a. Makanan
165,224.12
170,925.31
182,924.27
195,966.77
209,370.90
b. Bukan makanan
185,651.02
208,551.12
218,944.49
id
2009
253,932.41
2,334.90
2,497.22
2,664.49
285,679.74
316,394.03
94,288.34
94,918.21
4
Pembentukan Modal Tetap Bruto
5
Perubahan Stok
6
Ekspor
Impor
w w
7
.n
b. Antar Daerah
384,950.91
98,177.07
105,794.26
111,866.85
(193,754.70)
(185,910.14)
(185,552.80)
(193,091.58)
69,994.12
71,375.29
72,045.44
72,868.53
73,772.11
18,885.54
19,206.29
19,306.82
19,430.28
19,628.47
51,108.58
52,168.99
52,738.62
53,438.25
54,143.64
216,661.22
239,887.22
268,726.66
301,338.51
322,808.88
15,993.18
16,896.62
17,761.80
18,740.16
19,722.14
200,668.04
222,990.60
250,964.86
282,598.36
303,086.74
405,647.10
431,019.27
458,660.57
488,663.69
520,930.09
w
a. Antar Negara
362,374.95
338,541.62
(180,863.92)
at u
a. Antar Negara
o.
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
2,937.38
ps .g
3
2,794.84
.b
Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba
ka b
2
235,755.65
na
1
Jenis Pengeluaran
b. Antar Daerah
JUMLAH
PDRB Menurut Penggunaan Kabupaten Natuna 2013
26
LAMPIRAN 3. DISTRIBUSI PERSENTASE PDRB KABUPATEN NATUNA ATAS DASAR HARGA BERLAKU TANPA MIGAS MENURUT PENGGUNAAN 2009-2013 (%) 2009
2010
2011
2012*
2013**
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
76.78
73.87
70.17
74.82
75.41
a. Makanan
45.46
45.34
39.36
36.43
36.79
b. Bukan makanan
31.31
28.53
30.82
38.39
0.45
0.67
0.58
3
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
62.51
65.03
4
Pembentukan Modal Tetap Bruto
13.22
12.58
5
Perubahan Stok
6
Ekspor
Impor
ka b
58.81
59.06
57.87
11.63
11.99
11.71
(15.29)
(12.29)
12.17
12.35
11.60
11.02
10.57
1.83
1.85
1.74
1.82
1.69
10.35
10.50
9.86
9.20
8.88
44.60
45.29
41.04
42.22
43.89
3.54
3.26
2.76
2.68
2.77
12.17
12.35
11.60
11.02
10.57
100
100
100
100
100
na
(11.76)
w w
7
0.62
(19.21)
.n
b. Antar Daerah
0.63
(20.53)
at u
a. Antar Negara
38.62
o.
Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba
.b
2
id
Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga
ps .g
1
Jenis Pengeluaran
w
a. Antar Negara
b. Antar Daerah
JUMLAH
PDRB Menurut Penggunaan Kabupaten Natuna 2013
27
LAMPIRAN 4. LAJU PERTUMBUHAN PDRB KABUPATEN NATUNA TANPA MIGAS MENURUT PENGGUNAAN 2009-2013 (%) 2009
2010
2011
2012*
2013**
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
12.66
8.15
5.90
7.43
7.32
5.39
3.45
7.02
7.13
6.84
b. Bukan makanan
20.02
12.34
4.98
7.68
7.71
2
Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba
5.95
6.95
6.70
3
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
14.24
10.75
7.00
4
Pembentukan Modal Tetap Bruto
0.68
0.67
5
Perubahan Stok
9.86
7.13
6
Ekspor
1.55
1.97
2.23
a. Antar Negara
3.43
7.76
5.74
(4.05)
(0.19)
4.06
0.94
1.14
1.24
1.70
0.52
0.64
1.02
2.07
1.09
1.33
1.32
10.72
12.02
12.14
7.12
5.65
5.12
5.51
5.24
20.69
11.12
12.55
12.60
7.25
6.38
6.25
6.41
6.54
6.60
20.13
Impor
13.52
at u
a. Antar Negara b. Antar Daerah
w
w w
.n
JUMLAH
o.
6.23
na
7
5.10
7.04
1.30
b. Antar Daerah
4.89
ps .g
a. Makanan
.b
Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga
ka b
1
id
Jenis Pengeluaran
PDRB Menurut Penggunaan Kabupaten Natuna 2013
28
LAMPIRAN 5. INDEKS IMPLISIT PDRB KABUPATEN NATUNA MENURUT PENGGUNAAN 2009-2013 2009
2010
2011
2012*
2013**
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
210.21
233.08
254.63
275.35
a. Makanan
269.04
286.42
287.18
273.13
297.26
b. Bukan makanan
164.92
147.75
187.89
2
Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba
190.01
289.19
292.71
330.01
357.15
3
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
213.95
221.96
231.87
239.50
254.29
4
Pembentukan Modal Tetap Bruto
137.04
143.09
158.17
166.51
177.03
5
Perubahan Stok
110.99
107.06
84.45
121.11
107.65
6
Ekspor
186.91
214.92
222.23
242.29
94.54
104.19
120.30
137.37
145.23
197.97
217.37
249.56
253.09
277.48
201.28
203.88
203.84
205.89
229.99
a. Antar Negara
216.40
208.37
207.15
209.97
237.29
b. Antar Daerah
200.07
203.54
203.61
205.62
229.51
JUMLAH
241.03
250.54
291.02
300.69
324.72
at u
170.06
Impor
w
7
w w
b. Antar Daerah
.n
a. Antar Negara
PDRB Menurut Penggunaan Kabupaten Natuna 2013
id
213.95
na
Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga
ka b
1
Jenis Pengeluaran
.b
ps .g
o.
239.26
257.28
29
LAMPIRAN 6. LAJU PERTUMBUHAN INDEKS IMPLISIT PDRB KABUPATEN NATUNA MENURUT PENGGUNAAN 2009-2013 2009
2010
2011
2012*
2013**
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(1.75)
10.88
9.25
8.13
33.87
6.46
0.26
(4.89)
8.83
(15.82)
(10.41)
27.17
1.22
12.74
8.22
4.47
3.29
6.18
4.42
10.54
5.27
6.32
(3.54)
(21.12)
43.40
(11.11)
36.80
9.91
14.98
3.40
9.03
35.89
10.20
15.46
14.19
5.73
37.14
9.80
14.81
1.41
9.64
2.48
1.29
(0.02)
1.00
11.70
a. Antar Negara
12.82
(3.71)
(0.59)
1.36
13.01
b. Antar Daerah
1.67
1.73
0.03
0.99
11.62
JUMLAH
2.72
3.94
16.16
3.32
7.99
b. Bukan makanan Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba
(0.28)
52.20
3
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
(1.05)
3.74
4
Pembentukan Modal Tetap Bruto
5
Perubahan Stok
6
Ekspor
at u
na
42.90
w
Impor
w w
b. Antar Daerah
.n
a. Antar Negara
7
0.18
PDRB Menurut Penggunaan Kabupaten Natuna 2013
.b
2
27.34
o.
a. Makanan
ps .g
Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga
id
7.80
ka b
1
Jenis Pengeluaran
7.53
30