w
tp :// w
ht .p a
w ab
pu at .
ar
.id
.g o
bp s
w
tp :// w
ht .p a
w ab
pu at .
ar
.id
.g o
bp s
w
tp :// w
ht .p a
w ab
pu at .
ar
.id
.g o
bp s
w
tp :// w
ht .p a
w ab
pu at .
ar
.id
.g o
bp s
STATISTIK DAERAH PROVINSI PAPUA BARAT 2014
.p a
pu
bp s at .
ab
Gambar Kulit : Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat
ar
Naskah : Dian Faradila, SST Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat
.g o
.id
ISSN : 2089-1938 No. Publikasi : 91300.14.17 Katalog BPS : 1101002.91 Ukuran Buku : 17.6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : vi + 75
tp :// w
w
w
Diterbitkan Oleh : Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat
ht
Boleh dikutip dengan menyebutkan Sumbernya
w
tp :// w
ht .p a
w ab
pu at .
ar
.id
.g o
bp s
Kata Pengantar Publikasi Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat berisi berbagai data dan informasi terpilih seputar Provinsi
.id
Papua Barat yang dianalisis secara sederhana untuk membantu pengguna data memahami perkembangan pembangunan serta potensi yang ada di Provinsi Papua
.g o
Barat. Publikasi yang diharapkan menjadi ikon baru Badan Pusat Statistik ini mengemas
bp s
isu-isu terkini perkembangan pembangunan yang ditampilkan dalam bentuk lebih
at .
informatif.
Publikasi Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 diterbitkan untuk melengkapi publikasi-publikasi statistik yang
ar
sudah terbit secara rutin setiap tahun. Berbeda dengan publikasi-publikasi yang sudah ada publikasi ini lebih
pu
ab
menekankan pada analisis.
Materi yang disajikan dalam Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014 memuat berbagai informasi/indikator terpilih
.p a
yang terkait dengan pembangunan di berbagai sektor di Provinsi Papua Barat dan diharapkan dapat menjadi bahan
w
w
rujukan/kajian dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan pembangunan.
tp :// w
Kritik dan saran konstruktif berbagai pihak kami harapkan untuk penyempurnaan penerbitan mendatang. Semoga publikasi ini mampu memenuhi tuntutan kebutuhan data statistik, baik oleh instansi/dinas pemerintah, swasta, kalangan
ht
akademisi maupun masyarakat luas.
Manokwari, Oktober 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat,
Drs. Simon Sapary, M.Sc.
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
ii
w
tp :// w
ht .p a
w ab
pu at .
ar
.id
.g o
bp s
Statistik Kunci No.
Uraian
Satuan
2011
2012
2013
Jumlah penduduk
orang
842 227
816 280
828293
2
Jumlah penduduk 15 thn keatas yang bekerja
orang
336 588
341 741
353619
3
Jumlah penganggur
orang
33 031
4
Jumlah Angkatan kerja
orang
369 619
5
TPAK
persen
70,78
6
TPT
persen
7
Persentase pekerja di sektor formal
persen
8
Laju inflasi
persen
9
Ekspor (juta)
10
Impor (juta)
11
Pertumbuhan Ekonomi
12
PDRB ADHB (juta)
13
PDRB ADHK (juta)
14
PDRB per Kapita (juta)
15
Nilai Tukar Petani (NTP)
16
Jumlah Penduduk miskin (ribu)
17
17131
361 957
370750
67,12
66,41
.g o
19 856
5,49
4,62
43,24
43,08
2,36
4,99
7,28
rupiah
19 217 910
20 638 458
26 304 998
at .
bp s
8,94
38,21
8 213 115
6 376 470
8 307 960
27,01
15,9
9,3
rupiah
36 178 780
43 204 817
50 908 727
rupiah
11 896 227
13 780 123
15 061 519
ar
rupiah
persen
ab pu
.id
1
46
53,53
61,46
102,95
101,62
99,64
orang
249,84
229,99
224,27
Persentase penduduk miskin
persen
31,92
28,20
26,67
18
angka partisipasi sekolah 7-12 tahun
persen
94
96
96
19
angka partisipasi sekolah 13-15 tahun
persen
89
92
93
20
angka partisipasi sekolah 16-18 tahun
persen
65
67
72
21
Angka Harapan Hidup
tahun
69
69
69
w
w
tp :// w
ht
22
.p a
rupiah persen
tahun
8
8
9
Angka melek huruf
persen
93
94
94
24
Paritas Daya Beli (PPP) (ribu)
rupiah
599
602
605
25
IPM
persen
70
70
71
26
Rata-rata pengeluaran per kapita
rupiah
593 164
816 137
876 253
23
Rata-rata lama sekolah
Catatan: 1. Berdasarkan Proyeksi DAU 2. Kondisi bulan Agustus (Sakernas) 3. Angka inflasi Papua Barat dihitung mulai 2008 4. Termasuk ekspor dan impor antar provinsi
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
iii
w
tp :// w
ht .p a
w ab
pu at .
ar
.id
.g o
bp s
Penjelasan Teknis Angka Kematian Bayi adalah probabilita bayi meninggal sebelum mencapai usia satu tahun, dinyatakan dalam per seribu kelahiran.
Desa pesisir/tepi laut adalah desa/kelurahan termasuk nagari atau lainnya yang memiliki wilayah yang berbatasan langsung dengan garis pantai/laut (atau merupakan desa pulau).
Angka Kematian Balita adalah probabilita bayi meninggal sebelum mencapai usia lima tahun, dinyatakan dalam per seribu kelahiran.
.g o
bp s
at .
Angka Reproduksi Neto adalah rasio bayi wanita yang hidup sampai usia ibunya dikalikan dengan angka reproduksi bruto.
.p a
pu
ab
Kepadatan Penduduk adalah jumlah penduduk di suatu daerah dibagi dengan luas daratan daerah tersebut, biasanya dinyatakan sebagai penduduk per Km2.
Angka Harapan Hidup pada waktu lahir adalah perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur.
ar
Desa bukan pesisir adalah desa/kelurahan termasuk nagari atau lainnya yang tidak berbatasan langsung dengan laut atau tidak mempunyai pesisir.
.id
Daerah administrasi adalah wilayah administrasi yang sudah memiliki dasar hukum yang sah menurut Departemen Dalam Negeri.
tp :// w
w
w
Laju pertumbuhan penduduk adalah rata-rata tahunan laju perubahan jumlah penduduk di suatu daerah selama periode waktu tertentu.
ht
Angkatan Kerja adalah penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja atau sementara tidak bekerja, dan yang sedang mencari pekerjaan. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja adalah perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah penduduk usia kerja. Tingkat Pengangguran Terbuka adalah perbandingan antara jumlah pencari kerja dengan jumlah angkatan kerja.
Angka Kelahiran Total adalah setiap wanita di Indonesia secara hipotesis akan melahirkan anak hingga masa berakhir reproduksinya (15 – 49) tahun. Angka Melek Huruf Dewasa adalah perbandingan antara jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis, dengan jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas. Angka Partisipasi Sekolah (APS) adalah perbandingan antara jumlah penduduk kelompok usia sekolah (7-12 th; 13-15 th; 16-18 th) yang bersekolah terhadap seluruh penduduk kelompok usia sekolah (7-12 th; 13-15 th; 16-18 th). Bersekolah adalah mereka yang perlu mengikuti pendidikan di jalur formal (SD/MI, SMP/MTs, SMA/ SMK/MA atau PT) maupun non formal (paket A, paket B atau paket C).
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
iv
w
tp :// w
ht .p a
w ab
pu at .
ar
.id
.g o
bp s
IPM adalah indeks komposit dari gabungan 4 (empat) indikator yaitu angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan pengeluaran per kapita.
tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin. Indeks Harga Konsumen adalah angka/indeks yang menunjukkan perbandingan relatif antara
.id
.g o
Inflasi adalah indikator yang dapat memberikan
at .
bp s
informasi tentang dinamika perkembangan harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani
w
.p a
pu
ab
Angka Koefisien Gini adalah ukuran kemerataan pendapatan yang dihitung berdasarkan kelas pendapatan. Angka koefisien Gini terletak antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nol mencerminkan kemerataan sempurna dan satu menggambarkan ketidakmerataan sempurna.
tingkat harga (konsumen/eceran) pada saat bulan survei dan harga tersebut pada bulan sebelumnya.
ar
Industri Pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi atau setengah jadi atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih kepada pemakai akhir.
ht
tp :// w
w
Garis kemiskinan adalah besarnya nilai rupiah pengeluaran per kapita setiap bulan untuk memenuhi kebutuhan dasar minimum makanan dan nonmakanan yang dibutuhkan oleh seorang individu untuk tetap berada pada kehidupan yang layak. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masingmasing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan. Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks, semakin
dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah dalam suatu periode tertentu. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita adalah Produk Domestik Regional Bruto dibagi dengan penduduk pertengahan tahun. PDRB Harga Berlaku adalah nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun. PDRB Harga Konstan adalah nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar.
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
v
w
tp :// w
ht .p a
w ab
pu at .
ar
.id
.g o
bp s
Daftar Isi
.g o
ar
at .
bp s
11 Industri Pengolahan 12 Konstruksi 13 Hotel dan Pariwisata 14 Transportasi dan Komunikasi 15 Perbankan dan Investasi 16 Harga-harga 17 Pengeluaran Penduduk 18 Perdagangan 19 Pendapatan Regional 20 Perbandingan Regional Lampiran Tabel
pu
ab
1 4 7 11 19 23 27 30 36 39
42 44 45 49 52 53 59 62 63 67 70
tp :// w
w
w
.p a
Geografi dan Iklim Pemerintahan Penduduk Ketenagakerjaan Pendidikan Kesehatan Perumahan dan Lingkungan Pembangunan Manusia Pertanian Pertambangan dan Energi
i ii iii v vi
ht
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
.id
Identitas Buku Kata Pengantar Statistik Kunci Penjelasan Teknis Daftar Isi
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
vi
w
tp :// w
ht .p a
w ab
pu at .
ar
.id
.g o
bp s
1
GEOGRAFI DAN IKLIM Teluk Bintuni Wilayah Terluas di Papua Barat
Papua Barat adalah provinsi termuda ketiga di Indonesia. Provinsi Papua Barat dimekarkan dari
Gambar
Berdasarkan Permendagri Nomor 6 Tahun 2008, diantara 11 Kabupaten/kota di Papua Barat, Kabupaten Teluk Bintuni memiliki luas wilayah terluas yaitu 21,48 persen.
1.1
Peta Wilayah Provinsi Papua Barat
Provinsi Papua berdasarkan UU No. 45 Tahun 1999. Dan berdasarkan Inpres No. 1 tahun 2003 provinsi ini bernama Irian Jaya Barat. Kemudian sejak 6 Februari 2007 resmi bernama Provinsi Papua Barat.
.id
Secara geografis letak Provinsi Papua Barat
.g o
yang termasuk dalam wilayah Indonesia timur ini
bp s
berada di daerah sekitar ekuator, yaitu tepatnya pada koordinat 0º,0” hingga 4º,0” Lintang Selatan dan
at .
124º,00” hingga 132º’0” Bujur Timur. Batas-batas wilayah Provinsi Papua Barat adalah:
ar
Utara: Samudera Pasifik
pu
Barat: Laut Seram dan Provinsi Maluku Timur: Provinsi Papua
Gambar
ab
Selatan: Laut Banda dan Provinsi Maluku
1.2
Persentase Luas Wilayah Provinsi Papua Barat Menurut Kabupaten/Kota 2013
.p a
Pada awal pemekarannya, Provinsi Papua Barat
w
hanya terdiri dari Kabupaten Fakfak, Sorong,
w
Manokwari, dan Kota Sorong. Wilayah tersebut
tp :// w
sekarang terbagi kedalam wilayah administrasi yang terdiri dari 12 (dua belas) kabupaten dan 1 (satu) kota, atau terjadi penambahan sepuluh kabupaten sejak
ht
pemekaran wilayah. Tiga belas kabupaten/kota tersebut yaitu Kabupaten Fakfak, Kaimana, Teluk Wondama, Teluk Bintuni, Manokwari, Sorong Selatan, Sorong, Raja Ampat, Tambrauw, Maybrat, Manokwari Selatan, Pegunungan Arfak, dan Kota Sorong. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 tahun 2008 luas wilayah Provinsi Papua Barat adalah 97.024,27 Km2. Wilayah terluas adalah
Sumber: Permendagri No. 6 Tahun 2008
TAHUKAH ANDA ? Jumlah pulau di Papua Barat adalah yang terbanyak kedua di Indonesia (1945 pulau), dimana hampir sepertiganya (610 pulau) berada di Kabupaten Raja Ampat.
Kabupaten Teluk Bintuni (21,48%) dan wilayah terkecil adalah Kota Sorong (0,68 %).
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
1
1
GEOGRAFI DAN IKLIM Morfologi Bentang Alam Papua Barat Terjal dan Landai Bentang alam Papua Barat memiliki morfologi terjal di bagian utara di kepala burung dan di selatan bagian leher burung, sedaangkan pada bagian pantai selatan relatif landai.
Bentang Alam Papua Barat memiliki morfologi terjal di bagian Utara di Kepala Burung dan di Selatan pada bagian Leher Burung, dengan daerah paling tinggi memiliki elevasi 3731 mdpl. Daerah terjal mengikuti garis pantai di bagian Utara, sedangkan
.id
daerah landai berada di bagian Selatannya. Pulau-
.g o
pulau di Papua Barat umumnya merupakan pulau yang terjal dengan variasi ketinggian sekitar 0-750 mdpl.
bp s
Kemiringan lereng Papua Barat bervariasi antara 0°35°, namun umumnya berada pada kemiringan 0°-11°.
Tipologi geografis Papua Barat Sumber: Google Image
at .
Material penyusun tanah Papua Barat bervariasi
ar
dari batuan berumur Paleozoikum hingga endapan
ab
sungai Kuarter. Sementara itu pada daerah lepas
ht
tp :// w
w
w
.p a
pu
pantai terdapat beragam batuan yang merupakan kesatuan Cekungan Bintuni dan Cekungan Salawati dengan prospek kandungan minyak dan gas. Secara Geologi wilayah Papua Barat memiliki struktur yang cukup kompleks dengan kelurusan umum berarah Barat-Timur (rapatnya jarak antar struktur geologi pada daerah ini secara umum menyebabkan kegempaan yang intensif). Namun pada sisi lain keadaan ini menjadi perangkap bagi potensi minyak bumi dan gas. Hidrogeologi, Kondisi air bawah permukaan di wilayah Papua Barat pada umumnya wilayah pegunungan merupakan daerah air tanah langka.
TAHUKAH ANDA ? Pada tahun 2010 lalu di Kabupaten Tambrauw telah ditemukan suku pedalaman terasing yang masih nomaden, bernama Suku Karon.
Sementara daerah dataran terdiri dari daerah dengan produktivitas akifer kecil dan setempat akifer produktif. Dengan demikian potensi air bawah tanah Papua Barat terkonsentrasi di dataran tengah, yang juga merupakan daerah aliran sungai utama.
2
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
1
GEOGRAFI DAN IKLIM Hampir Sembilan Bulan Diguyur Hujan
Topografi wilayah desa/kelurahan di Papua Barat terdiri dari 7,85 persen puncak; 18,76 persen berada di
Gambar
Di beberapa daerah di Papua Barat selama hampir sembilan bulan diguyur hujan dalam satu tahun, sementara itu di beberapa wilayah dengan hari hujan terendah pun selama satu tahun diguyur hujan hampir selapanjang delapan bulan.
Persentase Desa/Kelurahan Berdasarkan Topografi Wilayah 2012
1.3
lereng bukit maupun gunung; dan 16,12 persen berada
Puncak (7,85%)
di lembah. Wilayah lain lebih dari setengahnya berada
Lembah (16,12%)
.id
di Papua Barat berbatasan dengan laut, namun hanya
Hamparan (57,26%)
pesisir. Wilayah desa lainnya tidak berbatasan dengan
bp s
laut (bukan pesisir), yaitu sebesar 62,96 persen. Suhu udara rata-rata di Provinsi Papua Barat
berada
di
Kabupaten
ar
maksimum
pu
antara 83,67-86,80 persen dengan kelembaban
Tabel
Manokwari. Sementara kelembaban udara bervariasi
Pesisir
Sumber: Sensus Potensi Desa (PODES), 2011
ab
udara
Bukan Pesisir
at .
berada pada kisaran 22,90º–31,80º Celcius dengan suhu
37.25
.g o
37,04 persen desa/kelurahan yang berada di daerah
suhu udara minimum berada di Kabupaten Fakfak dan
62.75
Lereng (18,76%)
di daerah hamparan. Seluruh wilayah kabupaten/kota
1.1
Keadaan Iklim menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat 2012
.p a
tertinggi juga berada di Kabupaten Fakfak dan terendah di Kabupaten Manokwari.
w
Meskipun memiliki curah hujan tertinggi sebesar
Uraian
Minimum
Suhu Udara Rata-rata Rata-rata Kelembaban Udara
hujan yang terendah di Papua Barat, yaitu sebesar 231
Rata-rata Tekanan Udara
hari. Sedangkan curah hujan terendah sebessar
Curah Hujan
tp :// w
w
4.790,4 mm/tahun, Kabupaten Fakfak memiliki hari
ht
3.085,0 mm/tahun terjadi di Kota Sorong dan hari hujan tertinggi selama 256 hari terjadi di Kabupaten Manokwari.
Hari Hujan Rata-rata Penyinaran Matahari
Maksimum
22,9
31,8
83,67
86,80
993,12
1 008,80
3 085,00
4 790,40
231
256
48
357
Sumber: Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kab/Kota, 2012
Secara umum wilayah Papua Barat memiliki curah hujan dan hari hujan yang tinggi. Di wilayah dengan hari hujan terendah dalam satu tahun rata-rata diguyur hujan selama hampir delapan bulan, dan untuk wilayah dengan hari hujan tertinggi dalam satu tahun dapat terjadi hujan rata-rata selama hampir sepanjang
TAHUKAH ANDA ? Desa Warmu di Distrik Aifat Timur Selatan adalah satu-satunya desa di Kabupaten Maybrat yang berbatasan dengan laut (daerah pesisir).
sembilan bulan.
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
3
2
PEMERINTAHAN Pasangan Abraham O. Atururi - Rahimin Katjong Terpilih Kembali
Gambar
Setelah melalui proses demokrasi yang panjang, akhirnya pasangan Brigjen Marinir Purn. Abraham O. Atururi dan Drs. Rahimin Katjong, M.Ed terpilih kembali menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Papua Barat untuk masa bhakti 2012-2016.
2.1
Provinsi Papua Barat Selama tahun 2006-2011
Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Barat Masa Bhakti 2012-2016
dipimpin oleh pasangan Brigjen Marinir Purn. Abraham O. Atururi dan Drs. Rahimin Katjong, M.Ed sebagai gubernur dan wakil gubernur (wagub). Ditahun 2011 Provinsi Papua Barat telah
.id
melaksanakan pemilukada gubernur dan wagub yakni
.g o
pada tanggal 9 November 2011. Meskipun pada tanggal 20 Juli 2011 lalu telah dilaksanakan
bp s
pemilukada, namun karena terjadi permasalahan maka hasilnya dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi (MK).
at .
Dalam pemilukada tersebut diikuti oleh empat
Gubernur : Brigjen Marinir Purn. Abraham O. Atururi (kiri) Wakil Gubernur : Drs. Rahimin Katjong, M.Ed (kanan) Sumber: Google Image
ar
pasangan calon gubernur dan wagub. Keempat
ab
pasangan calon tersebut adalah Abraham O. Atururi
Perbandingan Otonomi Khusus Papua dengan Otonomi Daerah di Indonesia
pu
2.1
Otonomi Khusus Papua
.p a
Tabel
dan Rahimin Katjong, George Celcius Auparay dan
Otonomi Daerah Biasa
Perbandingan
1
Pemerintahan (Eksekutif) Sama
2
Badan Legislatif Tk Provinsi
Terdiri dari DPRP dan Majelis Rakyat Papua (MRP)
Hanya DPRD Tk. Provinsi dan tidak ada MRP
3
Badan Legislatif Tk Kabupaten
Sama
Sama
4
Badan Yudikatif
Terdiri dari Lembaga Adat dan Lembaga Peradilan biasa
Hanya terdapat Lembaga Peradilan biasa
w
No.
ht
tp :// w
w
Sama
Hasan Ombaier, Wahidin Puarada dan Herman Orisoe, serta Dominggus Mandacan dan Origenes Nauw. Setelah melalui proses demokrasi yang panjang, akhirnya pasangan Abraham O. Atururi dan Rahimin
Katjong
keluar
sebagai
pemenang
pemilukada dan terpilih kembali untuk kedua kalinya menjadi gubernur dan wakil gubernur Papua Barat untuk masa bhakti 2012-2016. Setelah di tahun 2010 diwarnai dengan pemilukada pada tujuh kabupaten/kota di Papua Barat, tahun 2011 di gelar dua pemilukada, yaitu di Kabupaten Maybrat dan Kabupaten Tambrauw. Pada
TAHUKAH ANDA ? Pasangan Abraham O. Atururi dan Rahimin Katjong terpilih kembali menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Papua Barat untuk masa bakti 2012-2016.
pemilukada di Kabupaten Maybrat ditetapkan bahwa pemenang pemilukada adalah pasangan Drs. Bernard Segrim, MM. dan Karel Murafer, SH. Sedangkan pemilukada
Kabupaten
Tambrauw
dimenangi
pasangan Gabriel Asem dan Johanis Yembra.
4
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
2
PEMERINTAHAN Tidak Terjadi Pemekaran Wilayah Sepanjang Tahun 2012 Pada ahun 2012 terbentuk 2 kabupaten baru pecahan dari Kabupaten Manokwari, yaitu Kabupaten Manokwari Selatan dan Pegunungan Arfak berdasarkan UU No. 23 dan 24 Tahun 2012 dengan, jumlah kecamatan , desa dan kelurahan secara keseluruhan tidak mengalami perubahan.
Tabel
Dari sisi pemerintahan, Provinsi Papua Barat bersama dengan Provinsi Papua dan Provinsi NAD pengaturan daerahnya dengan UU Otonomi Khusus
2.2
Pembagian Daerah Administrasi menurut Kabupaten/Kota 2013
Kabupaten/Kota
Ibukota
Kecamatan
Desa
Kelurahan
Fakfak
9
118
5
Kaimana
Kaimana
7
84
2
(Papua dan Papua Barat) diatur dalam UU Nomor 21
Teluk Wondama
Rasiei
13
75
1
Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus. Hal ini berbeda
Teluk Bintuni
Bintuni
24
115
2
Manokwari
Manokwari
13
191
9
dengan provinsi lainnya di Indonesia yang pengaturan
Sorong Selatan
Teminabuan
13
119
2
Sorong
Aimas
19
121
13
wilayahnya berdasarkan UU Otonomi Daerah.
Raja Ampat
Waisai
24
117
4
Tambrauw
Sausapor
7
53
0
Maybrat
Kumurkek
11
108
1
6
55
0
.g o
Setelah terjadi pemekaran di tahun 2012, jumlah
bp s
(Otsus). Secara khusus pemerintahan di tanah Papua
.id
Fakfak
Pegunungan Arfak
Anggi
10
166
0
meliputi 12 kabupaten dan 1 kota, 162 kecamatan,
Kota Sorong
Sorong
6
0
31
162
1 322
70
162 162
1 322 1 321
70 74
at .
wilayah administrasi Provinsi Papua Barat tahun 2013
Manokwari Selatan Ransiki
Papua Barat 2013
1.322 desa, serta 70 kelurahan. Di tahun 2009-2010,
Manokwari
ar
PB 2012 PB 2011
ab
perkembangan wilayah administrasi ditandai dengan
Sumber: Pemda Kabupaten/Kota se-Provinsi Papua Barat
pemekaran wilayah kecamatan (distrik), kelurahan,
menjadi 162 kecamatan di tahun 2011.
.p a
tahun 2009 jumlah kecamatan adalah 154 kecamatan,
w
Pemekaran wilayah yang cukup pesat juga
w
terjadi pada jumlah desa. Selama tahun 2009-2010
tp :// w
jumlahnya meningkat sebanyak 30 desa. Sedangkan jumlah kecamatan hanya bertambah empat unit.
ht
Namun di tahun 2011-2013 pemekaran wilayah tersebut sudah tidak lagi terjadi, yang ada hanya pemekaran wilayah tingakat kabupeten yang terjadi di Kabupeten Manokwari. Selama 2011-2013 jumlah kecamatan masih tetap sama, tetapi hanya terjadi
Gambar
pu
dan desa (kampung) yang relatif cepat. Semula di
2.2
Persentase PNS Kabupaten/Kota/Provinsi dan Persentase PNS menurut Jenis Kelamin 2013 16,56
Manokwari 13,36
Sorong 12,1
Fakfak
11,5
Kota Sorong 7,36
Raja Ampat
7,2
Sorong Selatan
7,12
Teluk Bintuni
6,62
Teluk Wondama Kaimana
5,93
Provinsi Papua Barat
5,72 56,64
3,65
Maybrat
2,77
Tambrauw Pegunungan Arfak
0,09
Manokwari Selatan
0,01
43,36 Laki-laki Perempuan
Sumber: Badan Kepegawaian Nasional, Jayapura (Papua), 2013
perubahan dua unit jumlah desa dan kelurahan. Pengurangan jumlah desa karena peningkatan status menjadi kelurahan. Jumlah seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Provinsi Papua Barat berjumlah 34.222 orang dengan
TAHUKAH ANDA ? Besarnya Dana Otonomi Khusus (Otsus) tahun 2012 yang dikucurkan di Provinsi Papua Barat mencapai sebesar 1,64 trilyun rupiah. Nilai ini meningkat dibandingkan tahun 2011, sebesar 1,33 trilyun rupiah.
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
5
2
PEMERINTAHAN Kesenjangan Gender di Dunia Politik Masih Tajam
Gambar
Persentase perempuan di dunia politik yang direpresentasikan dengan persentase perempuan yang duduk menjadi anggota DPRD hanya sebesar 9,82 persen. Hal ini memperlihatkan bahwa kesejangan gender di dunia politik masih sangat nyata.
2.3
rincian 19.384 orang (56,64%) berjenis kelamin laki-
Persentase PNS Pemda menurut Tingkat Pendidikan 2013
laki dan 14.838 orang (43,36%) berjenis kelamin perempuan. Dilihat dari komposisinya terlihat bahwa jumlah PNS laki-laki jauh lebih banyak dibandingkan dengan PNS perempuan. Hal ini memberikan informasi bahwa kesetaraan gender dalam pemerintahan di
.id
Papua Barat belum menunjukkan kemerataan.
.g o
Distribusi persentase PNS menurut kabupaten/ kota/provinsi tercatat Kabupaten Manokwari memiliki
bp s
PNS yang terbanyak yaitu sebesar 16,56 persen. Kabupaten Manokwari sebagai ibukota provinsi dan
at .
pusat pemerintahan membutuhkan SDM yang lebih
Sumber: Badan Kepegawaian Nasional Regional IX Jayapura, 2013
ar
banyak dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya.
ab
pu
2.4
ht
tp :// w
w
w
.p a
Gambar
Sedangkan Kabupaten Manokwari Selatan memiliki
Jumlah Anggota DPRD Kabupaten/Kota/Provinsi menurut Jenis Kelamin 2011
Sumber: Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Papua Barat, 2011
distribusi terkecil dalam ketersediaan PNS yaitu 0,01
persen. Dari sisi pendidikan PNS, sebagian besar PNS berpendidikan
Persentase PNS di Papua Barat tahun 2012 mencapai 5,1 persen terhadap total penduduknya. Angka ini lebih besar dari persentase nasional yang hanya mencapai 1,87 persen.
(38,81%),
PNS
sebesar 34,34 persen kemudian berpendidikan diploma dengan persentase 22,16 persen. Peta perpolitikan di Provinsi Papua Barat menunjukkan tidak ada dominasi partai tertentu yang duduk dalam kursi anggota DPR. Tiga fraksi terbesar yang menduduki kursi DPRP yaitu Fraksi Kedaulatan dan
Fraksi
Golkar
masing-masing
mendapatkan jatah 9 kursi, sedangkan Fraksi PDIP menduduki 8 kursi. Bila dilihat dari sisi gender, jumlah perempuan yang duduk di kursi DPRD relatif rendah, yaitu 9,82 persen dari total kursi di DPRD kabupaten/ kota/provinsi. Hal ini mengandung arti ketimpangan gender masih dominan dalam bidang politik.
6
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
dengan
pendidikan SLTA menempati urutan kedua yaitu
Rakyat TAHUKAH ANDA ?
Sarjana
3
PENDUDUK Jumlah Penduduk Papua Barat Terkecil di Indonesia Berdasarkan hasil Proyeksi Penduduk 2013 jumlah penduduk Papua Barat adalah sebesar 828.293 jiwa yang terdiri dari 436.903 penduduk laki-laki dan 391.390 penduduk perempuan.Jumlah ini merupakan jumlah penduduk provinsi terkecil di Indonesia
berbeda pada setiap daerah. Dimana dinamika tersebut merupakan akibat dari perubahan pola
Gambar
Dinamika penduduk memiliki karakteristik yang
3.1
Jumlah Penduduk Papua Barat 1971-2013 (Ribu Jiwa)
fertilitas, mortalitas, dan migrasi penduduk. Demikian pula dengan dinamika penduduk di Papua Barat. Sejak pertama kali dilaksanakan Sensus Penduduk tahun
.id
1971, pola perkembangan penduduk Papua Barat
.g o
mengikuti pola sebaran khas, yaitu distribusi logistik. Dalam sejarahnya, pada tahun 1971 Papua Barat
bp s
masih tergabung dalam Provinsi Papua dan hanya terdiri dari tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Fakfak,
ar 3.1
ab
Di tahun 1980 penduduk Papua Barat meningkat
Sumber: SP1971, 1980, 1990, 2000, Supas 2005, dan SP 2010, Proyeksi Penduduk 2011-2013 BPS
Tabel
total jumlah penduduk hanya mencapai 221.457 jiwa.
at .
Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Sorong dengan
pu
menjadi 283.493 jiwa dengan rata-rata pertumbuhan
Indikator Kependudukan Provinsi Papua Barat Tahun 2012-2013
penduduk per tahun mencapai 2,78 persen. Kemudian
Uraian
dari Kabupaten Fakfak, Manokwari dan Sorong
Pertumbuhan Penduduk (%)
w
.p a
di Sensus Penduduk tahun 1990, yang masih terdiri
Jumlah Penduduk (jiwa)
w
memiliki total penduduk 385.509 jiwa dengan rata-rata
tp :// w
pertumbuhan penduduk tahunan sebesar 2,38 persen. Di tahun 2000, jumlah penduduk Papua Barat meningkat tajam. Dengan rata-rata pertumbuhan
ht
penduduk per tahun mencapai 3,98 persen, penduduk Papua Barat meningkat menjadi 529.689 jiwa. Data penduduk Papua Barat berdasarkan hasil
2012
2013
816 280
828 293
3,61
2,89
Sex Ratio (%)
112,39
111,63
189 649
182 950
4,30
4,53
0-14
34,16
31,90
15-64
64,19
66,17
65+
1,65
1,93
Jumlah Rumah Tangga (ruta) Rata-rata ART (jiwa/ruta) Penduduk menurut Kelompok Umur (%)
Sumber: SP 2010 dan Proyeksi Penduduk 2013, BPS
dari Proyeksi Penduduk 2012 adalah 816.280 jiwa, dengan rata-rata pertumbuhan penduduk per tahun 3,61 persen terhadap jumlah penduduk Papua Barat tahun 2010. Sementara itu, berdasarkan hasil proyeksi, jumlah penduduk Papua Barat tahun 2013 adalah sebesar 828.293 jiwa, yang terdiri dari 436.903
TAHUKAH ANDA ? Luas daratan Papua Barat adalah 5,08 persen dari total luas daratan Indonesia. Sedangkan luas wilayah Maluku dan Papua adalah seperempat dari total daratan Indonesia.
jiwa penduduk laki-laki (52,75 persen) dan 391.390
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
7
3
PENDUDUK Laju Pertumbuhan Penduduk Meningkat
Gambar
Jumlah penduduk Papua Barat tahun 2013 sebesar 828.293 jiwa, meningkat dibandingkan tahun 2012 yang berjumlah 816.280 jiwa. Jadi laju pertumbuhan penduduk Papua Barat 2012-2013 adalah sebesar 2,89 persen, atau menurun dibandingkan rata-rata laju pertumbuhan penduduk 2011-2012 sebesar 3,61 persen.
jiwa penduduk perempuan (47,25 persen).
3.2
Piramida penduduk Papua Barat tahun 2013 pada
Piramida Penduduk Provinsi Papua Barat 2013
Gambar 3.2 cenderung membentuk limas (expansive) yang menunjukkan bahwa struktur umur penduduk
70 - 74
Papua Barat tergolong dalam struktur penduduk muda.
50 - 54
Struktur penduduk ini masih sangat dipengaruhi oleh
40 - 44
tingginya fertilitas. Hal ini terlihat pada alas piramida
30 - 34
penduduk yang paling lebar di kelompok umur 0-4
20 - 24
tahun. Pertumbuhan penduduk tahun 2013 terhadap
10 - 14
penduduk tahun 2010 mencapai 2,89 persen, atau 0
Perempuan
20000 40000 60000
3,61 persen.
Laki-laki
Dari data hasil Proyeksi Penduduk 2013,
Tahun
Kabupaten/Kota
(2) 66 828
02. Kaimana 03. Teluk Wondama
46 249 26 321
07. Sorong 08. Raja Ampat 09. Tambrauw
ht
06. Sorong Selatan
tp :// w
01. Fakfak
05. Manokwari
10. Maybrat 11. Manokwari Selatan 12. Pegunungan Arfak
2013
Laju Pertumbuhan
(3)
(4)
w
2010
(1)
04. Teluk Bintuni
.p a
Laju Pertumbuhan Penduduk menurut Kabupaten/Kota Tahun 2010-2013
pu
ab
didapatkan umur median penduduk Papua Barat dan 2012, yaitu sebesar. Nilai umur median ini memberi arti bahwa penduduk Provinsi Papua Barat tergolong dalam kategori penduduk usia menengah.
1,99
Pertumbuhan penduduk yang tinggi di Papua
51 100 28 534
3,38 2,73
Barat juga dipengaruhi oleh migrasi risen yang tinggi di provinsi ini. Migrasi risen Papua Barat berdasarkan
52 422
56 597
2,59
187 726
150 179
-7,17
37 900
41 085
2,73
70 619
76 669
2,78
42 507 6 144
44 568 13 376
1,59 29,61
33 081
35 798
2,67
-
20 916 26 729
-
71. Sorong 190 625 211 840 Sumber: Sensus Penduduk 2010 an Proyeksi Penduduk 2013 Papua Barat 760 422 828 293
3,58 2,89
TAHUKAH ANDA ? Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010, angka migrasi risen Papua Barat adalah yang tertinggi kedua (5,6) di Indonesia setelah Provinsi Kepulauan Riau (10,2).
8
adalah sebesar 24,42 tahun (koreksi data tahun 2011
70 902
w
Gambar
Sumber: Hasil Proyeksi Penduduk 2013
3.3
lebih rendah dibandingkan tahun 2012 yang sebesar
ar
60000 40000 20000
at .
0 - 4
bp s
.g o
.id
60 – 64
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
Sensus Penduduk 2010 adalah sebesar 5,6 persen dan tercatat sebagai migrasi risen tertinggi kedua di Indonesia. Laju pertumbuhan penduduk tahun 2013 tertinggi di Papua Barat berada di Kabupaten Tambrauw, yaitu mencapai 29,61 persen. Hal ini dikarenakan, data Proyeksi Penduduk Kabupaten Tambrauw sudah mencakup jumlah penduduk di lima distrik sengketa yang sudah dilegalkan menjadi wilayah Kabupaten Tambrauw pada tahun 2012. Pemekaran wilayah
3
PENDUDUK Penduduk Terbanyak Papua Barat di Kota Sorong
Kabupaten Manokwari Selatan dan Pegunungan Arfak
membuat
laju
pertumbuhan
Kabupaten
Gambar
Berdasarkan hasil Proyeksi Penduduk 2013 Kota Sorong menjadi wilayah terpadat di Papua Barat dengan distribusi sebesar 25,57 persen atau sekitar seperempat total penduduk Papua Barat.
3.4
Persentase Distribusi Sebaran Penduduk 2013
Manokwari yang merupakan ibu kota provinsi menjadi negatif. Data hasil Proyeksi Penduduk Kabupaten 3,23%
18,13% 5,38%
2,53%
Barat
9,26%
4,32% 1,61%
ke Papua Barat maupun kabupaten lainnya di Papua
bp s
03. Teluk Wondama 06. Sorong Selatan 09. Tambrauw 12. Pegunungan Arfak
Sumber: Hasil Proyeksi Penduduk BPS 2013
3.5
Kepadatan Penduduk Provinsi Papua Barat 2013
ab
Barat. Meskipun, Kabupaten Manokwari sudah
02. Kaimana 05. Manokwari 08. Raja Amp at 11. Manokwari Selatan
at .
sebagai pintu masuk penumpang dan barang dari dan
ar
terdapat bandar udara dan pelabuhan kapal besar
Fakfak Teluk Bintuni Sorong Maybrat Sorong
Gambar
gerbangnya Papua Barat dari ‘dunia luar’ karena
01. 04. 07. 10. 71.
.g o
menurut kabupaten/kota masih sangat dominan di Kota Sorong (25,58%). Kota Sorong menjadi pintu
4,96%
.id
masing wilayah induk dan pemekarannya. Provinsi Papua
3,44% 6,83%
Manokwari tahun 2013 sudah dipecah ke masingSebaran penduduk
6,17%
8,56% 25,58%
pu
mengalami pemekaran tetapi masih menjadi wilayah
.p a
dengan sebaran penduduk yang dominan kedua setelah Kota Sorong dengan persentase sebaran Kabupaten
Manokwari
w
pemerintahan,
w
penduduk sebesar 18,13 persen. Sebagai pusat aktif
tp :// w
membangun, mulai dari fasilitas pemerintahan, akses transportasi, pendidikan, kesehatan dan infrastruktur lainnya.
ht
Jika dilihat dari kepadatan penduduknya, Papua Barat adalah provinsi dengan kepadatan terendah di Indonesia. Dengan luas 97.024 Km2 dan jumlah
Sumber: Luas: Permendagri No 6 Thn 2008 Penduduk: Proyeksi Penduduk BPS 2013
penduduk 828.293 jiwa, kepadatan penduduknya hanya mencapai delapan jiwa per kilometer persegi. Kepadatan penduduk tertinggi di Papua Barat berada di Kota Sorong, yaitu sekitar 322—323 jiwa per Km2 dimana Kota Sorong memiliki luas wilayah yang kecil
TAHUKAH ANDA ? Luas Provinsi Papua Barat1 (97,02 ribu Km2 ) hampir 140 kali lipat dari luas Negara Singapura (697 Km2.). 1) Berdasarkan Permendagri No. 6/Th 2008
namun jumlah penduduk terbesar di Papua Barat.
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
9
3
PENDUDUK Waspadai Bonus Demografi di Papua Barat Diperkirakan di tahun 2020-2030 akan terjadi bonus demografi. Dengan struktur penduduk muda maka peluang untuk meningkatnya angkatan kerja secara tajam sangat besar. Hal ini lah yang perlu diwaspadai, yaitu tersedianya lapangan pekerjaan agar pengangguran tidak melonjak tajam.
Gambar
Sementara kepadatan penduduk terendah berada di
3.6
Rasio Jenis Kelamin menurut Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat 2013
Kabupaten Tambrauw yaitu sekitar dua sampai tiga jiwa per Km2. Berdasarkan rasio jenis kelamin (sex ratio), jumlah penduduk laki-laki di Papua Barat lebih banyak
.id
dari pada penduduk perempuan. Sex ratio Papua Barat adalah sebesar 111,63 persen, artinya diantara
.g o
100 orang penduduk perempuan terdapat sekitar
bp s
111—112 orang penduduk laki-laki. Sex ratio tertinggi berada di Kabupaten Teluk Bintuni (123,89%) dan
at .
terendah di Kabupaten Pegunungan Arfak (98,80%). Rasio
Sumber: Hasil Proyeksi Penduduk 2013
ketergantungan
(dependency
ratio)
w
53.07
tp :// w
w
51.13
Laki-laki
Perempuan
berkembang. Semakin tinggi persentase dependency ratio menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk menanggung hidup penduduk yang belum produktif dan tidak lagi produktif dan sebaliknya. sebesar 51,13 persen, artinya dari 100 orang yang masih produktif (15-64 tahun) harus menanggung
Total
Sumber: Proyeksi Penduduk 2013
TAHUKAH ANDA ? Bonus Demografi adalah sebuah kondisi dimana rasio ketergantungan mencapai nilai terendahnya atau penduduk usia produktif (15-64 tahun) berada pada jumlah maksimum.
10
tergolong sebagai daerah maju atau daerah sedang
Dependency ratio Papua Barat tahun 2013
ht
49.44
mengindikasikan keadaan ekonomi suatu daerah
ab
pu
3.7
Rasio Ketergantungan menurut Jenis Kelamin Provinsi Papua Barat 2013 (%)
.p a
Gambar
ar
digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
beban hidup sekitar 51 orang yang belum produktif (014 tahun) dan tidak produktif (lebih dari 65 tahun). Nilai ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012 yang mencapai angka sebesar 55,77 persen. Namun tidak berbeda dengan tahun sebelumnya, beban tanggungan perempuan masih lebih tinggi dari laki-laki terlihat dari rasionya yaitu 49,44 persen untuk laki-laki dan 53,07 persen untuk perempuan.
4
KETENAGAKERJAAN Peningkatan Angkatan Kerja Perlu Dipersiapkan Peningkatan angkatan kerja seiring dengan pertumbuhan penduduk terutama usia muda perlu dipersiapkan karena lapangan kerja yang tercipta harus seimbang dengan kecepatan pertumbuhan angkatan kerja supaya angka pengangguran dapat ditekan.
Situasi ketenagakerjaan Provinsi Papua Barat
Gambar 4.1 Skema Ketenagakerjaan
2013 ditandai dengan peningkatan penduduk usia
PENDUDUK
kerja. Sesuai dengan struktur penduduk Provinsi Papua Barat yang tergolong dalam struktur penduduk
Usia Kerja (≥15 tahun)
Bukan Usia Kerja
usia menegah, maka perkembangan penduduk usia Angkatan Kerja
tahun 2012 menjadi 558.262 orang di tahun 2013. Bekerja
Pengangguran
370.750 orang dari 361.957 orang di tahun 2012.
Jumlah penduduk bekerja meningkat dari 341.741
ab
orang di tahun 2012 menjadi 353.619 orang di tahun
Mencari Pekerjaan
Putus asa: Merasa Tidak Mungkin Mendapatkan Pekerjaan
Lainnya
Sudah Mempunyai Pekerjaan Tetapi Belum Mulai Bekerja
Sedang Bekerja
Sementara Tidak Bekerja
Pengangguran Kritis (< 15 Jam)
Setengah Pengangguran Pengangguran Setengah (15-34 Jam) (< 15 Jam)
pu
2013. Sementara jumlah pengangguran terbuka
Mempersiapkan Usaha
at .
diikuti oleh peningkatan penduduk yang bekerja.
Mengurus rumah Tangga
ar
Pada periode 2012-2013, peningkatan angkatan kerja
Sekolah
bp s
Angkatan kerja tahun 2013 meningkat menjadi
Bukan Angkatan Kerja
.g o
Penduduk usia kerja meningkat dari 538.709 orang di
.id
kerja (15 tahun keatas) akan tumbuh relatif cepat.
.p a
menurun dari 19.856 orang di tahun 2012 menjadi 17.131 di tahun 2013.
w
Konsep bekerja masih menggunakan ketentuan
Jam Kerja Normal (≥ 35 Jam)
w
The one hour criterion dari International Labour
tp :// w
Organization (ILO), dimana konsep ini digunakan secara internasional supaya dapat diperbandingkan antar wilayah dan antar waktu.
ht
Berdasarkan kelompok umur, penduduk yang
►►CATATAN: Batas Usia Kerja di Beberapa Negara:
Batas Bawah Usia Kerja: Mesir → 6 tahun
bekerja pada usia muda 15-29 tahun sebesar 32,22
Brazil → 10 tahun
persen. Sedangkan menurut jam kerja, sebanyak
Venezuela → 10 dan 15 tahun
57,70 persen memiliki jam kerja normal (35 jam keatas
Canada dan Indonesia → 15 tahun
dalam seminggu). Pengangguran
terselubung
atau
setengah
Swedia dan USA → 16 tahun
Batas Atas Usia Kerja: Mesir, Malaysia dan Mexico → 65 tahun
pengangguran adalah penduduk yang bekerja dengan
Denmark, Swedia, Norwegia, dan Finlandia → 74 tahun
jam kerja dibawah 35 jam seminggu (tidak termasuk
Tanpa Batas atas → Beberapa negara termasuk Indonesia
sementara tidak bekerja). Di Papua Barat sebanyak
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
11
4
KETENAGAKERJAAN Persentase Pekerja Berpendidikan Rendah Menurun
Tabel
Persentase Penduduk yang bekerja dengan latar belakang pendidikan rendah (belum pernah sekolah/tidak tamat SD dan tamat SD) sebelumnya di tahun 2012 mencapati 43,53 persen menjadi 39,81 persen dari total pekerja di Papua Barat Tahun 2013
4.1
38,60 persen penduduk yang bekerja termasuk
Indikator Ketenagakerjaan Provinsi Papua Barat 2011-2013
kedalam setengah pengangguran. Tingkat Setengah
Satuan
2011
2012
2013
Pengangguran (TSP) Papua Barat adalah 36,81.
Bekerja
orang
336 588
341 741
353 619
Artinya dalam setiap 100 orang penduduk angkatan
Pengangguran
orang
33 031
19 856
17 131
kerja terdapat sekitar 36-37 orang yang berstatus
Angkatan kerja
orang
369 619
361 957
370 750
Penduduk Usia Kerja
orang
522 211
538 709
558 262
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
persen
8,94
5,49
4,62
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
persen
70,78
67,12
66,41
Setengah pengangguran
orang
109 971
118 373
136 481
dimungkinkan di dalam jumlah penduduk bekerja yang
Tingkat Setengah Pengangguran (TSP)
persen
29,75
32,70
36,81
tinggi ternyata terdapat penduduk dengan status
Persentase Pekerja Informal
persen
61,79
56,76
56,92
.id
setengah
oleh
karena
.g o
pengangguran mempunyai produktivitas yang rendah, itu
perlu
diperhatikan
dalam
at .
bp s
mengidentifikasi jumlah penduduk bekerja, sebab
setengah pengangguran yang tinggi pula.
ab pu
.p a
Dibawah SD 20.48
w
w
Gambar
tp :// w
SLTA 29.15
Umumnya
ternyata persentase penduduk yang bekerja sebagian
Persentase Penduduk yang Bekerja menurut Pendidikan Provinsi Papua Barat 2013 Diploma/Sarja na 13.23
pengangguran.
Berdasarkan latar belakang pendidikan terakhir,
Sumber: Sakernas Agustus, 2011-2013
4.1
setengah
ar
Uraian
SD 19.33
ht
SLTP 17.82
Sumber: Sakernas Agustus, 2013
besar berpendidikan rendah. Sebesar 39,81 persen
penduduk yang bekerja berlatar belakang pendidikan rendah (20,48 persen belum bersekolah/tidak tamat SD dan 19,33 persen tamat SD). Diantara penduduk yang bekerja tersebut hanya 13,23 persen yang berijazah diploma dan sarjana. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menggambarkan persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang termasuk dalam angkatan kerja. TPAK Papua Barat mengalami penurunan dari tahun 2012. TPAK tahun 2013 sebesar 66,41 persen menurun dibandingkan tahun 2012 (67,12 persen) .
TAHUKAH ANDA ? Persentase belanja pegawai di Papua Barat hanya sebesar 9 persen. Persentase ini adalah yang terkecil dalam APBD dibandingkan dengan kabupaten/kota dan provinsi lainnya di Indonesia.
12
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
TPAK tertinggi 2013 dicapai oleh Kabupaten Sorong Selatan yaitu sebesar 72,71 persen. Artinya adalah dari 100 orang penduduk usia kerja sekitar 7273 orang diantaranya tergolong sebagai angkatan kerja. Sementara TPAK terendah berada di Kabupaten
4
KETENAGAKERJAAN TPT Menurun Tajam
Fakfak yaitu hanya mencapai 61,20 persen. Isu ketenagakerjaan yang paling mendapatkan perhatian
adalah
masalah
Gambar
Setelah mengalami peningkatan di tahun 2011 menjadi 8,94 persen, TPT Papua Barat terus menurun tajam hingga kondisi terakhir yang tercatat pada Agustus 2013 mencapai 4,62 persen.
4.2
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat 2013 (%)
pengangguran.
Pengangguran secara ekonomi adalah produk dari ketidakmampuan
pasar
kerja
dalam
menyerap
.id
angkatan kerja yang tersedia. Ketersediaan lapangan
.g o
kerja yang relatif terbatas tidak sanggup menyerap ’para pencari kerja’ yang senantiasa bertambah setiap
bp s
tahun seiring dengan laju pertumbuhan penduduk.
mengukur
keberhasilan
ketenagakerjaan.
Sesuai
►►CATATAN:
ab
dengan kesepakatan internasional, pengangguran
Sumber: Sakernas Agustus, 2013
ar
yang paling banyak digunakan di seluruh dunia dalam
at .
Indikator ini adalah ukuran pasar tenaga kerja
didefinisikan sebagai semua penduduk usia kerja yang
pu
pada suatu referensi waktu tidak punya pekerjaan
The Key Indicators of the Labour Market (KILM) KILM 1 : Labour Force Participation Rate KILM 2 : Employment-to-population ratio
belum mulai bekerja (currently available for work), dan
KILM 3 : Status in Employment
.p a
(without work), sudah mempunyai pekerjaan tetapi
w
sedang mencari pekerjaan (seeking for work).
w
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Papua
KILM 4 : Employment by sector KILM 5 : Part-time employment KILM 6 : Hours of work KILM 7 : Employment in the informal economy
penurunan. TPT menurun tajam dari 8,94 persen di
KILM 8 : Unemployment
tp :// w
Barat pada periode 2011— 2013 terus mengalami
ht
tahun 2011 menjadi 5,49 persen di tahun 2012, kemudian di tahun 2013 juga masih mengalami
KILM 9 : Youth unemployment KILM 10 : Long-term unemployment KILM 11 : Unemployment by educational attainment
penurunan menjadi 4,62 persen. Pengangguran 4,62
KILM 12 : Time-related underemployment
persen berarti dalam setiap 100 orang angkatan kerja
KILM 13 : Inactivity rate
terdapat 4—5 orang berstatus sebagai pengangguran. TPT menurut gender di tahun 2013 tercatat TPT laki-
KILM 14 : Education attainment and literacy KILM 15 : Manufacturing wage indices KILM 16 : Occupational wage and earning indices
laki lebih baik dari pada TPT perempuan. TPT laki-laki
KILM 17 : Hourly compensation cost
sebesar 4,37 persen, sedangkan TPT perempuan jauh
KILM 18 : Labour productivity and unit labour cost
lebih tinggi mencapai 5,08 persen. Lebih rendahnya TPT laki-laki salah satunya diduga karena penduduk
KILM 19 : Employment elasticities KILM 20 : Poverty, working poverty, and income distribution
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
13
4
KETENAGAKERJAAN TPT Kabupaten Teluk Wondama Terendah
Gambar
TPT Kabupaten Teluk Wondama sebesar 0,41 persen adalah yang terendah di Papua Barat. Sedangkan TPT tertinggi di Kabupaten Teluk Bintuni sebesar 6,22 persen.
4.3
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat 2013 (%)
laki-laki, terutama berstatus sebagai kepala rumah tangga, memiliki tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan anggota rumah tangganya. Selain itu, lebih banyak lapangan pekerjaan yang lebih sesuai diisi oleh jam kerja.
angka
TPT
menunjukkan
.g o
Perkembangan
.id
pekerja laki-laki dan lebih fleksibel dengan masalah
perkembangan kinerja di bidang ketenagakerjaan.
bp s
Semakin rendah angka TPT berarti daya serap lapangan pekerjaan terhadap pencari kerja semakin
at .
baik. Angka TPT Kabupaten Teluk Wondama adalah
ar
yang terendah di Papua Barat, yaitu hanya 0,41 persen. Sedangkan TPT tertinggi berada di Kabupaten
ab
Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat 2013 (%)
pu
4.4
.p a
Gambar
Sumber: Sakernas Agustus, 2013
95,38
Papua Barat
98,23
w
Raja Ampat
Manokwari Teluk Bintuni
penduduk yang bekerja. Sementara TKK Kabupaten
97,38
90
92
Barat, yaitu hanya sebesar 93,78 persen. 99,59
96
dan pengangguran usia muda. Hal ini tidak saja terjadi 98
100
Sumber: Sakernas Agustus, 2013
TAHUKAH ANDA ? NIlai TPT Papua Barat Agustus 2012 adalah yang tertinggi ke-13 di Indonesia. Sedangkan pada Agustus 2013, TPT Papua Barat turun menjadi peringkat yang tertinggi ke-19.
14
Saat ini, isu yang sedang populer terkait dengan pengangguran adalah tentang pengangguran terdidik
93,97
94
terdapat sekitar 99-100
Teluk Bintuni memiliki capaian terendah di Papua
95,65
Fakfak
mencapai 99,59 persen. Artinya dari setiap 100 orang
96,73
96,55
Kaimana
Wondama adalah yang tertinggi di Papua Barat, yaitu angkatan kerja maka
93,78
ht
Teluk Wondama
tp :// w
Sorong Sorong Selatan
Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) di Kabupaten Teluk
96,62
w
Tambrauw
Teluk Bintuni (6,22 persen). Dengan demikian maka
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
di tingkat nasional, namun juga terjadi di beberapa provinsi di Indonesia termasuk Papua Barat. Latar belakang tingkat pengangguran tertinggi di Papua Barat ternyata berasal dari penduduk yang terdidik. Persentase terbesar pengangguran justru pada pendidikan SLTA keatas (SLTA dan sarjana). Sebesar 72,71 persen pengangguran berasal dari latar
4
KETENAGAKERJAAN Fenomena Pengangguran Terdidik Terjadi di Papua Barat
belakang pendidikan tersebut, yaitu 53,99 persen berpendidikan SLTA dan 18,72 persen berpendidikan
Gambar
Persentase pengangguran terdidik mencapai 72,71 persen (53,99 persen SLTA dan 18,72 persen diploma/sarjana) dengan TPT terdidik sebesar 7,67 persen (8,23 persen SLTA dan 6,42 Diploma/ Sarjana)
4.5
diploma/sarjana. Bila ditinjau dari TPT menurut
Persentase Pengangguran menurut Pendidikan Provinsi Papua Barat 2013 (%) Dibawah SD 5,91
Diploma/Sarjan a 18,72
pendidikan, TPT terdidik (SLTA dan sarjana) mencapai
SD 7,88
7,67 persen atau bila dipisahkan maka TPT pendidikan
SLTP 13,50
.id
SLTA mencapai 8,23 persen dan TPT untuk sarjana
.g o
mencapai 6,42 persen. Ironisnya semakin rendah level pendidikan angka TPT-nya relatif semakin rendah.
SLTA 53,99
bp s
Rendahnya TPT pada level pendidikan rendah, diduga karena penduduk yang berpendidikan ini
ab
terdidik, diduga masih merasa bahwa ekspektasi
Sumber: Olahan Sakernas Agustus, 2013
ar
di perdesaan atau di sektor informal. Pada penduduk
at .
terserap pada lapangan pekerjaan di sektor pertanian
pu
pekerjaan (preferensi pekerjaan) sesuai dengan terdidik
dapat
juga
disebabkan
4.6
TPT menurut Tingkat Pendidikan Provinsi Papua Barat 2013 (%)
.p a
bidang yang dipelajari. Tingginya angka pengangguran
Gambar
dengan pendidikan tingginya untuk lebih memilih-milih
oleh
kurang
berkualitasnya lulusan yang dihasilkan dari lembaga
w
8.23
pendidikan yang ada. Sehingga pasar kerja tidak dapat
w
6.42
tp :// w
menyerap para pencari kerja karena tidak memenuhi kualifikasi standar yang ditetapkan oleh perusahaan
1.38
1.94
3.54
atau pasar kerja. Kemungkinan lain adalah lulusan
ht
yang dihasilkan sudah jenuh atau melimpah pada
< SD
SD
SLTP
SLTA < SLTA
jurusan pendidikan tertentu. Hal lainnya adalah kurang sinerginya kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam mengatasi masalah ketenagakerjaan, terutama upaya penurunan jumlah pengangguran sesuai dengan target perencanaan pembagunan
Sumber: Olahan Sakernas Agustus, 2013
TPT SLTA 8,23 persen artinya adalah dari setiap 100 orang angkatan kerja yang berlatar belakang pendidikan SLTA sebanyak 8 orang diantaranya adalah pengangguran.
daerah. Pengangguran usia muda menjadi fenomena lain yang harus dipecahkan oleh pemerintah daerah.
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
15
4
KETENAGAKERJAAN Lebih Dari Tiga per Empat Penganggur Berusia Muda
Gambar
Pengangguran usia muda menjadi permasalahan yang harus diwaspadai mengingat peningkatan angkatan kerja semakin cepat seiring dengan pertumbuhan penduduk usia muda. Pengangguran usia 15-29 tahun sebesar 81,73 persen (lebih dari tiga per empat), dengan TPT usia 15-29 tahun sebesar 10,94 persen.
Pengangguran dan Penduduk Bekerja menurut Kelompok Umur Provinsi Papua Barat 2013 (orang)
4.7
Persentase pengangguran berdasarkan kelompok umur tercatat dari 14.002 pengangguran atau lebih dari tiga per empatnya (81,73%) berada pada usia muda
65+
15-29 tahun (batas usia kerja di Indonesia 15 tahun keatas) atau hampir sepertiga (30,72%) diantaranya
45 - 49
berada pada kelompok umur 20-24 tahun.
.id
55 - 59
TPT usia muda yang tinggi ditunjukkan oleh TPT
25 - 29
kelompok umur 15-29 tahun yang mencapai 10,94
.g o
35 - 39
10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 Bekerja
13,27 persen; dan TPT umur 25-29 tahun sebesar 7,08 persen.
ar
Pengangguran
sebesar 18,37 persen; TPT umur 20-24 tahun sebesar
at .
0
bp s
persen, dengan rincian: TPT umur 15-19 tahun
15 - 19
Sumber: Olahan Sakernas Agustus, 2013
ab
Pada kelompok usia tersebut memang terdapat
1,24
55 - 59
0,50
50 - 54
0,86
45 - 49
0,34
40 - 44
pu .p a
0,00
60 - 64
w
65+
TPT menurut Kelompok Umur Provinsi Papua Barat 2013 (%)
30 - 34
2,59
25 - 29
ht
0,73
20 - 24
kerja dan akan menjadi angkatan kerja baru seiring 13,27 18,37
10,00
15,00
20,00
Sumber: Olahan Sakernas Agustus, 2013
TAHUKAH ANDA ? Upah Minimum Provinsi (UMP) Papua Barat (Rp. 1.450.000,-) adalah yang tertinggi ketiga di Indonesia. UMP rata-rata di Indonesia adalah Rp. 1.121.460,(Kemnakertrans RI, 2012).
16
bukan karena tidak ada lapangan pekerjaan. Namun
semakin bertambahnya penduduk yang memasuki usia
7,08
5,00
graduate) tersebut sedang mulai mencari pekerjaan
semakin bertambahnya jumlah pengangguran karena
15 - 19 0,00
lulus dari pendidikan. Jadi lulusan baru (fresh
terbatas. Dalam hal ini yang perlu diwaspadai adalah
1,43
35 - 39
search period) sembari mencari pekerjaan setelah
dapat pula terjadi karena lapangan kerja yang memang
w
4.8
tp :// w
Gambar
kemungkinan sedang menjalani masa tunggu (job
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
dengan pertumbuhan penduduk, mengingat struktur penduduk muda di Papua Barat. Jumlah penduduk bekerja berdasarkan lapangan pekerjaan utama tahun 2011-2013 didominasi oleh sektor pertanian. Sekitar setengah dari penduduk bekerja berasal dari sektor pertanian. Di tahun 2011 persentasenya mencapai 48,48 persen. Namun di tahun 2012 pekerja di sektor ini menurun menjadi
4
KETENAGAKERJAAN Hampir Setengah Pekerja Bekerja di Sektor Pertanian Persentase penduduk yang bekerja di sektor pertanian meskipun terus mengalami penurunan hingga tahun 2012 namun selalu menjadi yang terbesar di Papua Barat. Persentasenya di tahun 2013 kembali meningkat menjadi 48,71 persen.
mengalami peningkatan menjadi 48,71 persen. Tingginya kontribusi tenaga kerja di sektor pertanian ternyata tidak memberikan share yang tinggi terhadap
Tabel
46,52 persen, dan di tahun 2013 persentasenya
4.2
Persentase Penduduk Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama 2010-2013 (%)
Lapangan Pekerjaan Utama
2011
2012
2013
48,48
46,59
48,71
Pertambangan dan Penggalian
2,65
3,00
2,70
Industri Pengolahan
3,44
5,11
3,64
Listrik, Gas & Air Bersih
0,07
0,25
0,26
Bangunan
4,82
4,67
3,65
Papua Barat . Bila dibandingkan dengan sektor industri
Perdagangan, Hotel dan Restoran
16,73
15,56
14,46
pengolahan, sektor ini mampu memberikan kontribusi
Pengangkutan dan Komunikasi
5,05
5,67
5,50
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
1,30
1,62
1,22
Jasa-jasa
17,45
17,52
19,86
Papua Barat
100,00
100,00
100,00
54,28 persen meskipun share tenaga kerja sektor ini hanya 3,64 persen terhadap total penduduk bekerja.
.g o
ab
Hal ini membuktikan bahwa sektor pertanian memililki
bp s
persen terhadap “kue ekonomi” (nilai PDRB ADHB)
at .
pertanian hanya mampu berkontribusi sebesar 11,65
ar
48,71 persen dari total tenaga kerja ternyata sektor
.id
Pertanian
pertumbuhan ekonomi Papua Barat. Dengan kontribusi
bekerja
berdasarkan
status
.p a
Penduduk
Sumber: Sakernas Agustus, 2010-2013
pekerjaan utama menunjukkan bahwa status sebagai
w
buruh/karyawan/pegawai adalah status pekerjaan yang
w
paling dominan di tahun 2011-2013, bahkan di tahun
Tabel
Barat.
pu
produktivitas yang rendah dalam perekonomian Papua
4.3
Persentase Penduduk Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama 2011-2013 (%)
Status Pekerjaan Utama
2011
2012
2013
Berusaha sendiri
19,56
19,82
18,05
buruh/karyawan/pegawai (36,23 persen). Sementara
Berusaha dibantu buruh tetap/dibayar
18,18
18,70
20,09
itu, persentase terendah yang tadinya dimiliki oleh
Berusaha dibantu buruh tidak tetap/tidak dibayar
1,96
2,28
2,02
Buruh/Karyawan/Pegawai
36,25
36,49
36,23
Pekerja Bebas di Pertanian
0,47
0,55
1,24
Pekerja Bebas di nonpertanian
1,66
1,13
0,83
Pekerja tidak dibayar/ keluarga
21,92
21,03
21,54
Papua Barat
100,00
100,00
100
tp :// w
2013 lebih dari sepertiga penduduk bekerja sebagai
ht
penduduk bekerja sebagai pekerja bebas di pertanian pada tahun 2012 telah bergeser kepada persentase penduduk bekerja sebagai pekerja bebas di non pertanian pada tahun 2013, dengan persentase sebesar 0,83 persen. Ilustrasi tentang tidak optimalnya kinerja sektor pertanian
tampak
pada
pengukuran
Elastistas
Sumber: Sakernas Agustus, 2011-2013
Kesempatan Kerja (EKK) di tahun 2007-2013. Pada sektor pertanian (agriculture)
justru mencatat nilai
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
17
4
KETENAGAKERJAAN Pekerja Informal Dua Kali Lipat Pekerja Formal
Tabel
Meskipun mengalami penurunan hingga tahun 2012, persentasenya masih sangat tinggi. Di tahun 2013 persentasenya sedikit meningkat mencapai 56,92 atau hampir dua kali lipat dibandingkan dengan pekerja di sektor formal.
elastisitas yang negatif, yaitu sebesar –0,35 persen.
Elastisitas Kesempatan Kerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama 2007-2013 (%)
4.4
Hal tersebut menunjukkan bahwa sektor pertanian bersifat
karena
setiap
satu
persen
pertumbuhan ekonomi disektor pertanian justru akan persen. Hal tersebut juga dapat diartikan bahwa sektor
07– 12*
07– 13
07– 12*
07– 13
Pertanian
-2,69
-1,35
3,97
3,89
-0,68
-0,35
Industri
3,47
-1,00
28,50
25,28
0,12
-0,04
Jasa-jasa
5,09
4,69
12,23
11,89
0,42
0,39
Papua Barat
0,84
0,87
18,35
16,79
0,05
0,05
*) Koreksi Data Tahun 2012 Sumber: Olahan Sakernas Agustus dan PDRB Papua Barat, 2007-2013
mengurangi tingkat kesempatan kerja sebesar 0,35
.id
07– 13
pertanian mulai kurang diminati.
.g o
07– 12*
Dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 20072013 mencapai 16,79 persen dan laju pertumbuhan
bp s
Pertumbuhan Ekonomi (%)
Lapangan Pekerjaan Utama
inelastis,
Pertumbuhan Elastisitas Kesempatan Kerja Kesempatan Kerja (%) (%)
kesempatan kerja sebesar 0,87 persen, elastisitas
at .
kesempatan kerja Papua Barat hanya mencapai 0,05
.p a
38,21
43,08
56,92
tp :// w
2011
56,76
w
w
43,24
61,79
2012
ht
Informal
2013
Formal
Sumber: Sakernas Agustus, 2011-2013
TAHUKAH ANDA ? Pada tahun 2011 (Agustus), Provinsi Papua Barat memiliki TPT lebih tinggi dari TPT Nasional. Kondisi ini berbeda ketika pada tahun 2013 (Agustus), TPT Papua Barat menurun dan menjadi lebih rendah dari TPT Nasional (6,25%).
18
ar
Persentase Pekerja Formal dan Pekerja Informal Provinsi Papua Barat 2011-2013 (%)
ekonomi satu persen hanya akan menciptakan
ab
4.9
pu
Gambar
persen. Artinya bahwa setiap kenaikan pertumbuhan
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
kesempatan kerja sebesar 0,05 persen. Persentase pekerja informal di Papua Barat tahun
2011-2013 lebih dari setengah jumlah penduduk Papua Barat yang bekerja. Persentase yang menurun pada periode 2011-2012 tidak terjadi lagi pada tahun 2013. Pada tahun 2011 pekerja informal sebesar 61,79 persen. Di tahun 2012 pekerja informal berkurang cukup besar menjadi 56,76 persen, selanjutnya di tahun 2013 mengalami sedikit peningkatan menjadi 56,92 persen.
5
PENDIDIKAN Belum Seluruh Desa/Kelurahan Memiliki Fasilitas Sekolah Dasar
Amanat konstitusi amandemen UUD 1945 dan ditegaskan dalam UU No. 20 Tahun 2003 pasal 49 ayat (1) menyebutkan bahwa dana pendidikan dialokasikan minimal 20 persen dari APBN pada sektor pendidikan dan minimal 20 persen dari APBD.
Tabel
Dari sekitar 1.392 desa/kelurahan di Papua Barat, jumlah sekolah SD yang telah berdiri hanya sebanyak 940 unit sekolah. Artinya belum seluruh desa/kelurahan memiliki Sekolah Dasar.
Indikator Pendidikan SD/MI, SLTP/MTs, dan SLTA/MA/SMK Provinsi Papua Barat 2012
5.1
Uraian
SD/MI
Jumlah Sekolah
250
141
2 714
2 487
6 428
rakyat agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang
Jumlah Murid
134 119
cerdas dan berpendidikan terlihat dari dasar hukum
Rasio Murid Sekolah
.id
Jumlah Guru
42 012
28 375
168,05
201,24
15,48
11,41
.g o 142,68
bp s
Rasio Murid Guru
capaian pendidikan harus terus dikawal berbagai pihak
SMU/MA/SMK
940
Besarnya perhatian pemerintah dan tingginya harapan
tersebut diatas. Oleh karena itu perkembangan
SLTP/MTs
20,86
ab
Barat dapat diketahui dari ketersediaan fasilitas
ar
Perkembangan capaian pendidikan di Papua
at .
Sumber: Dinas Pendidikan Kab/Kota Provinsi Papua Barat, 2012
untuk mewujudkan tujuan mulia tersebut.
pendidikan dan segala pendukungnya. Jumlah sekolah
pu
SD/MI/Sederajat di Papua Barat sebanyak 940 unit,
.p a
dengan jumlah murid sebanyak 134.119 siswa dan 6.428 guru. Jumlah bangunan gedung sekolah SD
w
yang hanya berjumlah 940 unit mengindikasikan
w
bahwa belum semua desa/kelurahan di Papua Barat
tp :// w
memiliki gedung sekolah SD karena jumlah desa/ kelurahan seluruhnya mencapai 1.392 desa/kelurahan. Pada level pendidikan SLTP terdapat 250 sekolah,
ht
2.714 guru, dan 42.012 murid. Secara rata-rata tiap kecamatan di Papua Barat sudah terbangun sekolah
Gambar: Sebuah perjuangan untuk tetap sekolah di Tanah Papua (Image Google)
sebab jumlah kecamatan di Papua Barat sebanyak 162 kecamatan. Namun kenyataannya tidak semua kecamatan tersebut telah berdiri gedung sekolah SLTP seperti contohnya di Kabupaten Teluk Wondama yang tercatat memiliki 13 kecamatan tetapi hanya memiliki 7 unit SLTP. Sementara itu, pada jenjang pendidikan
TAHUKAH ANDA ? Total alokasi dana BOS Papua Barat tahun 2011 adalah sebesar 76,02 miliar rupiah, terdiri dari 54,22 miliar rupiah untuk SD dan sebesar 21,80 miliar rupiah untuk SLTP (Kemendiknas, 2011).
SLTA/sederajat, jumlah sekolah yang telah berdiri
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
19
5
PENDIDIKAN Rata-rata Murid Putus Sekolah di Kelas 3 SLTP
Gambar
Rata-rata lama sekolah di Papua Barat tahun 2013 adalah 8,53 tahun, artinya rata-rata penduduk yang bersekolah hanya mampu menyelesaikan sekolah sampai dengan kelas 2 SLTP atau putus sekolah ketika sampai di kelas 3 SLTP.
5.1
sebanyak 141 unit dengan jumlah guru sebanyak
Angka Melek Huruf Usia 15 Tahun Keatas Provinsi Papua Barat 2011-2013 (%)
2.487 orang dan jumlah murid sebanyak 28.375 siswa. Rasio
98,32
menggambarkan
96,97 95,82
93,74 93,39
jumlah
94,14
93,95
beban
guru
terhadap dalam
guru
mengajar
sejumlah murid. Rasio murid-guru SD sebesar 20,86 mengandung arti bahwa satu orang guru rata-rata
.id
93,03
murid
mengajar 20-21 murid. Sedangkan rasio murid-guru
.g o
90,84
pada jenjang pendidikan SLTP dan SLTA bernilai lebih
bp s
kecil, yaitu sebesar 15,48 dan 11,41. Rasio murid terhadap sekolah memiliki pola
Laki-laki
2013
Perempuan
semakin tinggi jenjang pendidikan maka semakin
at .
2012
banyak murid yang harus ditampung per rata-rata
L+P
ar
2011
Sumber: Olahan Susenas, 2011-2013
ab
sekolah. Pada jenjang pendidikan SD rasio jumlah
.p a
5.2
pu
Gambar
murid terhadap jumlah sekolah mencapai 142,68,
Rata-rata Lama Sekolah Provinsi Papua Barat 2007-2013 (tahun)
8,53
w
8,45
bila setiap sekolah memiliki 6 kelas maka setiap kelas rata-rata menampung sebanyak 24 siswa. Pada
w
tp :// w
memiliki rata-rata sebanyak 168 siswa. Pada jenjang pendidikan SLTA/Sederajat rata-rata setiap sekolah
8,01
ht
SLTA/Sederajat menampung sekitar 201 siswa. Angka Melek Huruf (AMH) di Papua Barat
7,67
7,65
memiliki jumlah murid sebanyak 142-143 siswa atau
jenjang pendidikan SLTP/Sederajat, setiap sekolah
8,26
8,21
artinya rata-rata setiap sekolah SD di Papua Barat
sepanjang periode 2011– 2013 terus meningkat. Pada tahun 2011, Angka Melek Huruf (AMH) Papua Barat
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Sumber: Olahan Susenas, 2007-2013
mencapai 93,39 persen kemudian meningkat menjadi 93,74 persen di tahun 2012. Peningkatan kembali terjadi di tahun 2013 menjadi 94,14 persen. Bila dibandingkan secara gender, dari tahun 2011-2013 AMH laki-laki selalu lebih tinggi dari pada perempuan. Meskipun keduanya cenderung meningkat, namun
20
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
5
PENDIDIKAN Semakin Tinggi Kelompok Usia Sekolah APS Semakin Menurun Angka Partisipasi Sekolah (APS) berangsur menurun searah dengan semakin tinggi kelompok umur sekolah. Di tahun 2013, APS 7-12 tahun (95,58 %). APS 13-15 tahun (92,81 %), APS 16-18 tahun (72,04 %) dan APS 19-24 tahun (24,00 %).
Gambar
perbedaannya cukup signifikan. Sebagai contoh AMH laki-laki tahun 2013 telah mencapai 98,32 persen,
5.3
Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut Kelompok Umur Provinsi Papua Barat 2011-2013
sedangkan AMH perempuan hanya 93,95 persen. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) di Papua Barat tahun 2013 hanya mencapai 8,53 tahun, meningkat
18,31 19,9
19 - 24
24
dari kondisi tahun sebelumnya yaitu 7,65 tahun (2007);
.id
67,18
16 - 18
.g o
7,67 tahun (2008); dan 8,01 tahun (2009); 8,21 tahun
65,4
(2010); 8,26 tahun (2011); dan 8,45 tahun (2012). RLS 13 - 15
7 - 12
Berdasarkan sistem pendidikan nasional ditetapkan
ar
0
at .
hanya bersekolah sampai dengan kelas dua SLTP atau putus sekolah setelah di kelas tiga SLTP.
20
40 2011
kebijakan pemerintah untuk mendorong siswa agar
pu
partisipasi sekolah meningkat dan menekan angka
.p a
putus sekolah.
pendidikan
berpartisipasi
melalui
untuk
w
telah
sekolah-sekolah
tp :// w
tertentu
w
mengetahui seberapa besar penduduk pada usia
60 2012
80
100
2013
Sumber: Susenas, 2011-2013
Gambar
Angka Partisipasi Sekolah (APS) digunakan untuk
92,81 94,38 95,56 95,58
ab
pendidikan dasar adalah 9 tahun. Jadi diperlukan
88,59 91,65
bp s
8,53 tahun artinya rata-rata penduduk Papua Barat
72,04
5.4
APK dan APM menurut Tingkat Pendidikan Provinsi Papua Barat 2013 (%)
menempuh
yang
telah
disediakan oleh pemerintah maupun swasta.
32,34 73,15
APK
87,71
APS usia 7-12 tahun 2013 hanya mencapai 95,58
105,27
ht
persen, artinya hanya sebesar 95,58 persen penduduk 20,1
berusia 7-12 yang bersekolah. Maknanya masih terdapat sebesar 4,42 persen penduduk pada usia
54,2 60,99
APM
89,94
tersebut yang tidak bersekolah. APS usia 13-15 tahun menurun menjadi 92,81 persen. Pada kelompok usia sekolah 16-18 tahun APS-nya juga menurun menjadi 72,04 persen. Hal yang sama juga terjadi di kelompok
Perguruan Tinggi
SMU/MA
SLTP/MTs
SD/MI
Sumber: Olahan Susenas, 2013
usia sekolah 19-24 tahun angka partisipasinya menurun, yaitu mencapai 24 persen. Semakin
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
21
5
PENDIDIKAN APK Sekolah Dasar Lebih dari 100 Persen. APK SD Papua Barat taun 2013 mencapai 105,27 persen, artinya masih ada penduduk berusia diluar 712 tahun bersekolah SD. APM dan APK tingkat perguruan tinggi jauh lebih rendah dibandingkan APM dan APK SLTA. Hal ini menunjukkan partisipasi sekolah untuk perguruan tinggi masih sangat rendah.
rendahnya APS tersebut memberikan informasi bahwa semakin tinggi kelompok usia sekolah maka semakin
►►CATATAN:
tinggi angka putus sekolahnya. Peraturan Presiden (Perpres) Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2011 Tentang Percepatan Pembangunan Provinsi Papua Barat
APK SD tahun 2013 mencapai 105,27 persen, berarti masih ada murid SD yang bersekolah berada
Program Strategis dalam rencana aksi percepatan pembangunan Papua Barat :
diluar batas kelompok umur 7-12 tahun, baik itu kurang
Program Peningkatan Pelayanan Pendidikan.
di tanah Papua lebih banyak penduduk yang berada
1. Pendidikan dasar dan menengah gratis. 2. Peningkatan pendidikan dasar dan menengah berpola asrama. 3. Pendirian Sekolah Menengah Kejuruan 4. Pengadaan tenaga guru kontrak 5. Peningkatan kualitas kepala sekolah melalui diklat, studi lanjut ke dalam dan luar negeri serta pemagangan diluar Provinsi Papua Barat. 6. Pendirian Sekolah Pendidikan Keguruan 7. Peningkatan Kualitas PTN di Provinsi Papua Barat melalui kerja sama dengan PTN unggulan di luar Papua Barat. 8. Peningkatan kualitas perguruan tinggi swasta di seluruh wilayah Provinsi Papua Barat.
diatas batas kelompok umur ini bersekolah pada
.g o
.id
dari 7 tahun atau diatas 12 tahun. Diduga untuk kasus
bp s
kelompok umur yang lebih rendah. Angka Partisipasi Murni (APM) adalah indikator
at .
yang menunjukkan persentase penduduk secara tepat
ar
bersekolah pada kelompok umur yang sesuai.
ht
tp :// w
w
w
.p a
pu
ab
Diketahui bahwa pada tingkat pendidikan SD, persentase penduduk yang bersekolah SD tepat pada usia sekolah 7-12 sebesar 89,94 persen. Artinya masih ada 10,06 persen penduduk yang tepat berusia sekolah SD 7-12 tahun sedang tidak bersekolah. Pada APM dan APK terlihat bahwa pada jenjang pendidikan SD memiliki persentase yang tinggi, namun begitu memasuki jenjang pendidikan SLTP nilai tersebut menurun sangat tajam. Hal ini sejalan dengan rata-rata lama sekolah yang hanya berada pada nilai 8,53 tahun atau rata-rata penduduk putus sekolah pada jenjang pendidikan SLTP kelas 3. Nilai APM dan APK yang menurun sangat tajam juga terjadi pada jenjang pendidikan perguruan tinggi. APK dan APM perguruan tinggi hanya sebesar 32,34 persen dan 20,1 persen. Bandingkan dengan angka APK dan APM
Siswa SD di Tarak, Kabupaten Fakfak sedang melaksanakan upacara bendera Sumber: Image Google
SLTA sebesar 73,15 persen dan 54,2 persen. Hal ini menunjukkan partisipasi sekolah untuk perguruan tinggi masih sangat rendah.
22
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
6
KESEHATAN Belum Seluruh Kabupaten di Papua Barat Memiliki Rumah Sakit Dari 13 kabupaten/kota di Papua Barat telah berdiri 16 unit rumah sakit dimana 9 unit diantaranya hanya berada di Kabupaten Manokwari dan Kota Sorong. Beberapa kabupaten bahkan belum memiliki fasilitas rumah sakit.
6.1
Tabel
Salah satu perhatian khusus pemerintah daerah Papua Barat selain bidang pendidikan adalah peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Berbagai
Indikator Kesehatan Provinsi Papua Barat 2011-2013 Uraian
program pemerintah dicanangkan untuk memberikan
Angka Harapan Hidup
pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat. Mulai
68,81
69,14
69,14
17
17
16
126
126
141
Jumlah Pustu
339
394
379
pemberian
Jumlah Polindes
bagi
297
17
239
masyarakat terutama untuk rakyat miskin.
145
227
-
67,21
75,99
69,46
.id
dan perbaikan kualitas tenaga kesehatan, sampai gratis
2013
.g o
Jumlah Puskesmas
kesehatan
2012
Jumlah Rumah Sakit
dari pembangunan fasilitas kesehatan, penambahan pelayanan
2011
bp s
Jumlah Puskesmas Keliling
Persentase Penolong Kelahiran dengan Medis (%)
Derajat kesehatan masyarakat secara kasar dapat dilihat dari Angka Harapan Hidup (AHH). AHH
at .
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat dan Susenas, 2011-2013
ar
dihitung berdasarkan harapan hidup waktu lahir. AHH
ab
Gambar
Papua Barat tahun 2013 sebesar 69,14 tidak berbeda dengan tahun sebelumnya. Padahal di tahun 2012,
6.1
Jumlah Rumah Sakit di Provinsi Papua Barat 2007-2013 (unit)
pu
AHH Papua Barat sempat meningkat sebanyak 0,33
.p a
tahun dari kondisi tahun 2011 yang hanya sebesar
9
68,81 tahun. Kecenderungan peningkatan AHH kurang
4
dari satu per tahun selama beberapa tahun terakhir
w
4
w
memiliki arti bahwa penurunan yang tajam pada angka
2
9
4
4 2
9
7
6
4 3
4 3
4 4
4 4
3
tp :// w
kematian bayi sulit terjadi (hardrock).
Jumlah rumah sakit di Papua Barat sampai dengan 2013 hanya sebanyak 16 unit, atau terjadi
2007
2008
4 2009
2010
2011
2012
2013
ht
penambahan 6 rumah sakit sejak 2007. Berdasarkan kepemilikannya, 9 unit adalah milik pemerintah, 3 unit milik swasta, dan 4 unit milik TNI. Belum seluruh kabupaten di Papua Barat memiliki rumah sakit sendiri. Dari 16 rumah sakit tersebut, 6 unit diantaranya berada di Kota Sorong dan 3 unit berada di Kabupaten Manokwari.
Kabupaten
Maybrat,
Tambrauw,
Manokwari Selatan dan Pegunungan Arfak justru
RS.TNI RS. Swasta RS. Pemerintah Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat, 2007-2013
TAHUKAH ANDA ? Walaupun pasangan suami istri keduanya terjangkit HIV/AIDS tetap dianjurkan untuk menggunakan kondom ketika melakukan hubungan seksual untuk menghindari terinfeksi dengan HIV tipe yang lain dan infeksi menular seksual lainnya.
belum memiliki rumah sakit sendiri.
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
23
6
KESEHATAN Rata-rata Seorang Dokter Melayani Tiga Ribu Orang.
Gambar
Seorang dokter di Papua Barat rata-rata harus melayani sekitar 7.599 orang karena jumlah penduduk mencapai 828.293 orang sedangkan jumlah dokter hanya 109 orang.
Dilihat dari rasio penduduk terhadap rumah sakit
Jumlah Rumah Sakit dan Rasio Penduduk terhadap Rumah Sakit per 10.000 penduduk Tahun 2013
6.2
3,53
Kota Sorong
tercatat Kabupaten Sorong memiliki rasio yang paling
6
besar, yaitu 1 : 76,7 ribu, artinya satu rumah sakit di
Pegunungan Arfak*) Manokwari Selatan*)
Raja Ampat
1
Sorong Selatan
1
4,11
Teluk Wondama
1
Kaimana
1
Fakfak
1 0
1
rumah sakit tersebut harus melayani semua penduduk
5,01
3 1
sakit di kabupaten tersebut hanya satu, maka satu unit
7,67
Manokwari Teluk Bintuni
penduduk. Atau dengan kata lain karena jumlah rumah
4,46
1
Sorong
.id
0
Kabupaten Sorong harus melayani sebanyak 76,7 ribu
5,66
Pnddk : RS (1:10 ribu)
2,85
.g o
0
yang berada di Kabupaten Sorong.
Rumah Sakit 5,11
Fasilitas kesehatan lain seperti puskesmas,
7,09 2
3
4
5
6
7
8
bp s
Maybrat Tambrauw
puskesmas pembantu dan polindes sangat diperlukan
9
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat (jumlah rumah sakit), 2013 *) Data masih tergabung dengan kabupaten induk
at .
untuk menunjang kualitas kesehatan masyarakat
Umum
ar
Jumlah
Gigi
ternyata jumlah puskesmas hanya mencapai 141 unit. Idealnya jumlah puskesmas dalam satu kecamatan
4
10
2
16
4431
minimal harus ada satu unit puskesmas, namun
Kaimana
1
2
2
5
10220
Teluk Wondama
2
2
-
4
7134
kondisi ini belum terpenuhi sehingga belum semua
Teluk Bintuni
3
-
1
4
14149
10
10
-
20
7509
4
2
1
7
5869
12
3
-
15
5111
dan polindes, jumlahnya belum setara dengan jumlah
4
-
-
4
11142
kelurahan/desa di Papua Barat yang mencapai 1.392
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
desa/kelurahan (1.322 desa dan 70 kelurahan),
Manokwari
tp :// w
Sorong Selatan
.p a
Fakfak
w
Spesialis
Rasio Penduduk per Dokter
w
Kabupaten/Kota
Dokter
kelurahan. Dari total 162 kecamatan di Papua Barat
ab
6.2
pu
Tabel
sampai pada level wilayah administrasi desa/ Jumlah Dokter menurut Jenisnya dan Rasio Penduduk terhadap Dokter 2013 (orang)
Sorong Raja Ampat Tambrauw
ht
Maybrat Manokwari Selatan*)
-
-
-
-
-
Pegunungan Arfak*)
-
-
-
-
-
Kota Sorong
8
18
8
34
6231
Papua Barat
48
47
14
109
7599
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat, 2013 *) Data masih tergabung dengan kabupaten induk
TAHUKAH ANDA ? Kontribusi penduduk usia 15 tahun keatas yang bekerja hanya sebesar 0,31 persen terhadap total penduduk yang bekerja di Indonesia.
24
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
kecamatan di Papua Barat memiliki fasilitas kesehatan ini. Begitupun dengan fasilitas puskesmas pembantu
padahal jumlah puskesmas pembantu hanya 379 unit dan polindes 239 unit. Ketersediaan tenaga kesehatan juga merupakan kebutuhan yang bersifat urgen selain fasilitas sarana kesehatan. Jumlah tenaga kesehatan, khususnya tenaga dokter sangat minim jumlahnya. Untuk melayani seluruh penduduk Papua Barat, jumlah dokter yang tersedia hanya 109 orang, yang terdiri dari 48 dokter ahli atau spesialis, 47 dokter umum, dan 14
6
KESEHATAN Hampir Sepertiga Penolong Kelahiran Bukan oleh Tenaga Medis
dokter gigi. Artinya, rasio beban kerja seorang dokter di Papua Barat harus melayani rata-rata 7.599 orang.
Gambar
Persentase penolong kelahiran terakhir dibantu selain tenaga medis (dokter, bidan, dan tenaga medis lainnya) mencapai 30,53 persen atau hampir sepertiga dari proses kelahiran. Diantara penolong kelahiran tersebut peran famili mencapai 11,59 persen.
6.3
Persentase Penolong Kelahiran Bayi Provinsi Papua Barat 2012-2013 (%)
Rasio penduduk terhadap dokter di semua
orang dokter harus melayani sampai 14.149 orang. Hal
Dukun
prasarana
Tenaga
kesehatan yang relatif belum cukup memadai.
Bidan
Sementara itu Kabupaten Fakfak memiliki rasio
Dokter
ini disebabkan
karena
sarana
dan
penduduk terhadap dokter terkecil dibandingkan
dan Kabupaten Manokwari, yaitu seorang dokter
53,87 49,75
17,15 16,67
at .
20
40
60
ar 6.4
Persentase Status Gizi Balita Provinsi Papua Barat dan Nasional 2013 (%)
pu
melayani sekitar 4.431 orang,
4,97 3,04
0
ab
yang terbanyak ke tiga (16 orang) setelah Kota Sorong
18,35
Sumber: Susenas, 2012-2013 Gambar
dengan kabupaten/kota lainnya dengan jumlah dokter
2013
.id
terjadi di Kabupaten Teluk Bintuni. Di daerah ini satu
2012
8,86 11,59 14,64
Famili
.g o
dilayani oleh seorang dokter. Rasio yang paling kritis
0,5 0,59
Lainnya
bp s
kabupaten/kota lebih dari 1.000 orang yang harus
75,9
Persentase penolong kelahiran akhir bayi di
.p a
66,2
Papua Barat yang ditolong oleh bukan tenaga medis
w
(dukun, family, dan lainnya) di tahun 2013 mencapai
w
30,53 persen. Kondisi ini meningkat dibandingkan
tp :// w
dengan tahun 2012 yang mencapai 24,00 persen.
19 11,9
13,9
5,7
2,9
Relatif tingginya persentase penolong kelahiran selain
ht
tenaga medis (dokter, bidan, dan tenaga medis lainnya) diduga menjadi salah satu penyebab tingginya IMR di Papua Barat.
Buruk
Kurang Papua Barat
Baik
4,5
Lebih
Nasional
Sumber: Riset Kesehatan Dasar 2013, Departemen Kesehatan RI, 2013
Status gizi buruk pada balita di Papua Barat tahun 2013 tercatat mencapai 11,9 persen, sedangkan gizi kurang mencapai 19,0 persen. Angka ini masih diatas angka nasional yang hanya mencapai 5,7 persen dan 13,9 persen. Sementara status gizi normal dan lebih sebesar 69,1 persen atau masih berada dibawah
TAHUKAH ANDA ? Target Eliminasi Malaria di Papua Barat, Papua, Maluku, Maluku Utara, dan NTT adalah tahun 2030 (SK Menkes RI No. 293/ Menkes/SK/IV/2009 tanggal 28 April 2009).
angka nasional yang mencapai 80,4 persen.
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
25
6
KESEHATAN Papua Barat Masih Daerah Endemik Malaria Provinsi Papua Barat masih menjadi salah satu daerah endemik Malaria. API (Annual Parasite Incidence) Papua Barat adalah yang tertinggi kedua di Indonesia dimana mencapai 38,44 per 1000 orang. Diperkirakan Papua Barat akan bebas malaria pada tahun 2030 nanti.
Gambar
HIV/AIDS dan Malaria
6.5
Prevalensi AIDS menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2013 (per 100.000 penduduk) Papua
305,55
Bali
96,26
DKI Jakarta 33,89
Maluku
Milenium
(Millenium
Development Goals/MDGs) dalam tujuan nomor enam menular lainnya sampai dengan target yang ditetapkan pada tahun 2015. HIV/AIDS dan Malaria merupakan
.id
37,68
Sulawesi Utara
Pembangunan
disebutkan memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit
74,76
Kalimantan Barat
Tujuan
26,28 25,73
ancaman serius di tanah Papua. Provinsi Papua
Jawa Timur
22,80
Kep Bangka Belitung
22,62
memiliki angka prevalensi HIV/AIDS tertinggi di
Sulawesi Selatan
20,51
Kep Riau
19,72
Sumatera Barat
18,91
Riau
16,15
Indonesia,
sedangkan
bp s
21,07
prevalensi malaria
(API)
tertinggi adalah di Provinsi Papua dan Papua Barat. Penderita HIV/AIDS di Papua Barat jauh lebih
at .
22,09
Indonesia
sedikit dibandingkan dengan Papua yang menjadi
ar
Papua Barat
.g o
DI Yogyakarta
peringkat pertama kasus prevalensi HIV/AIDS tertinggi
ab
Sumber: Kementerian Kesehatan RI, 2013
Peringkat Enam Besar API Tertinggi di Indonesia Tahun 2013
pu
6.6
.p a
Gambar
di Indonesia. Jumlah kasus baru pada kondisi
42.65
tp :// w
w
w
38.44
ht
Papua
Papua Barat
Nusa Tenggara Timur
Mal uku
dengan total kumulatif dari tahun 1987 sebanyak dan 187 orang. Jumlah kasus baru penderita AIDS jauh lebih kecil dibandingkan dengan jumlah kasus baru penderita HIV. Hingga Desember 2013, tercatat jumlah kasus baru penderita HIV sebanyak 448 orang.
16.37
8.25
Desember 2013 tercatat hanya 9 orang (AIDS)
4.51
3.89
Bila dilihat dari sisi Annual Parasite Incident (API), Papua Barat menempati peringkat kedua di
Mal uku Utara
Bengkulu
Sumber: Kementerian Kesehatan RI, 2013
Indonesia. API di Papua Barat kondisi Desember tahun 2013 tercatat mencapai 38,44 orang per 1.000 penduduk. Tiga provinsi teratas termasuk daerah endemsi tinggi II (nilai API 10-50 per 1000 penduduk),
TAHUKAH ANDA ? Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu komplikasi pada kasus HIV/AIDS yang menyebabkan penyebab kematian yang tinggi.
yaitu Papua (42,65 permil penduduk); Papua Barat (38,44 permil penduduk) dan Nusa Tenggara Timur (16,37 permil penduduk). Peringkat ke empat sampai enam secara berurutan tercatat di Maluku, Maluku Utara dan Bengkulu.
26
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
7
PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN Hanya Sepertiga Rumah di Papua Barat Termasuk Rumah Sehat Berdasarkan hasil Riskesdas Kemenkes 2010, persentase rumah sehat di Papua Barat hanya sekitar 33,8 persen, atau sekitar sepertiga dari seluruh rumah yang ada di Papua Barat.
Berdasarkan hasil Riskesdas 2010, persentase rumah sehat Papua Barat hanya mencapai 33,8 persen, menempati peringkat ke-7 secara nasional. Angka ini masih jauh lebih baik dari persentase nasional yang hanya mencapai 24,9 persen. Peringkat
.id
terbaik rumah sehat adalah Provinsi Kalimantan Timur
.g o
(43,6%) dan terendah adalah Provinsi NTT (7,5%). Kriteria rumah sehat berdasarkan Kementerian
Rumah warga di Desa Senopi, Distrik Senopi salah satu desa terpencil di Kabupaten Manokwari
7.1
Indikator Perumahan Provinsi Papua Barat 2012-2013
ar
pencahayaan alami cukup, dan tidak padat huni
Tabel
bukan tanah, tersedia jendela, ventilasi cukup,
at .
yaitu atap berplafon, dinding permanen, jenis lantai
bp s
Kesehatan RI adalah apabila memiliki tujuh kriteria,
ab
(minimal 8 m2 per orang). Kondisi perumahan tahun 2013 di Papua Barat
pu
secara umum sedikit demi sedikit terus mengalami
Uraian
2012
2013
Kepemilikan Rumah (%) 66,79
72,46
Kontrak
2,65
2,15
tahun 2013, lebih dari dua per tiga rumah tangga telah
Sewa
11,65
10,20
memiliki rumah dengan status milik sendiri yaitu
Lainnya
18,92
15,19
≤8
28,38
26,35
>8
71,62
73,65
Bukan Tanah
96,67
97,32
Tanah dan lainnya
3,33
2,68
Tembok
56,00
58,27
Kayu
39,89
38,64
Bambu
0,43
0,35
Lainnya
3,68
2,74
Beton
1,93
1,51
Genteng
0,97
0,79
Kayu Sirap
0,31
0,29
di Papua Barat, yaitu mencapai 91,98 persen di tahun
Seng
91,98
92,51
2012 dan 92,51 persen di tahun 2013. Penggunaan
Ijuk/Rumbia
3,25
3,13
Lainnya
1,56
1,77
w
.p a
Milik Sendiri
perbaikan kualitas dibandingkan tahun 2012. Pada
w
sebesar 72,46 persen. Sedangkan untuk status sewa
tp :// w
10,2 persen, kontrak 2,15 persen, dan lainnya (dinas, bebas sewa, milik family, lainnya) sebesar 15,19
ht
persen.
Dari sisi luas lantai diperoleh informasi bahwa di tahun 2013 persentase rumah tangga dengan luas lantai per kapita kurang dari 8
m2
sebesar 26,35
persen, sementara rumah tangga dengan luas lantai per kapita 8 m2 keatas mencapai 73,65 persen. Penggunaan atap seng paling banyak digunakan
bahan genteng, kayu sirap, dan lainnya mengalami
Luas Lantai per Kapita (%)
Jenis Lantai Terluas (%)
Jenis Dinding Terluas (%)
Jenis Atap Terluas (%)
Sumber: Susenas, 2012-2013
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
27
7
PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN Seperempat Rumah di Papua Barat Kumuh
Tabel
Sekitar 21,88 persen rumah di Papua Barat termasuk dalam kategori kumuh. Indikator yang digunakan untuk menentukan rumah kumuh adalah akses air minum tidak layak, akses sanitasi layak, kecukupan luas lantai (sufficient of living area), dan ketahanan rumah (durability of housing).
Persentase Rumah Tangga menurut Pengkategorian Rumah Kumuh menurut Kabupaten/Kota 2013 (%)
7.1
penurunan terhadap tahun sebelumnya kecuali beton. Kondisi
rumah
di
Papua
Barat
cukup
memprihatinkan bila dilihat dari komponen penyusun
Akses air minum layak
Akses Sanitasi Layak
Sufficient Living Area (>7,2 m2/ org)
Fakfak
87,15
34,46
83,67
99,82
dari empat kategori, yaitu (1) Akses air minum tidak
Kaimana
67,25
53,13
83,45
100,00
Teluk Wondama
13,16
73,21
71,65
94,84
layak, adalah rumah tangga yang sumber air
Teluk Bintuni
75,47
62,69
85,51
99,24
minumnya bukan berasal dari leding, air hujan, pompa/
Manokwari
67,33
58,90
80,45
97,32
Sorong Selatan
sumur bor, sumur terlindung, mata air terlindung
45,46
30,56
64,83
86,03
Sorong
81,41
44,47
82,76
99,23
Raja Ampat
36,48
27,81
76,34
96,54
Akses sanitasi tidak layak, adalah rumah tangga yang
Tambrauw
27,38
43,82
75,68
76,34
tidak mempunyai fasilitas buang air besar sendiri dan
Maybrat
25,48
22,77
80,86
99,69
Kota Sorong
88,43
68,41
75,95
100,00
bersama, kloset leher angsa, dan tangki septik
Papua Barat
67,32
51,83
79,41
97,76
w
Tambrauw
w
Sorong Selatan Teluk Wondama
tp :// w
.g o
bp s
at .
ar
Rumah tangga di Papua Barat yang memiliki akses terhadap air minum layak
11.54
tinggi, yaitu 88,43 persen. Sedangkan Kabupaten
10.60 0.00
10.00
sebesar 67,32
persen. Dimana, Kota Sorong memiliki akses paling
11.10
10.73
Fakfak
terluas bambu dan lainnya, (iii) jenis lantai terluas minimal dua kriteria terpenuhi.
ht
Kaimana
23.52
13.24
Manokwari
(durability of housing), mempunyai kriteria: (i) jenis
tanah. Kriteria ini dikatakan tidak durable apabila
29.86
15.40
Papua Barat
Kota Sorong
39.08
35.68
15.40
Sorong
hunian per kapita < 7,2 m2 , (4) Daya tahan rumah atap terluas ijuk/rumbia dan lainnya, (ii) jenis dinding
17.94
Maybrat
Teluk Bintuni
pembuangan akhir kotoran, (3) Kecukupan luas lantai
pu
.p a
Gambar
Persentase Rumah Kumuh menurut Kabupaten/Kota di Papua Barat 2013 (%)
Raja Ampat
dengan jarak >= 10 m dari penampungan kotoran. (2)
perkapita (sufficient living area) adalah luas lantai
Sumber: Olahan Susenas, 2013
7.1
kategori rumah kumuh. Rumah kumuh diidentifikasi
.id
Durability of Housing
ab
Kabupaten/Kota
20.00
30.00
40.00
Sumber: Olahan Susenas, 2013
Teluk Wondama memiliki akses yang paling buruk, yaitu hanya 13,16 persen.
►►DEFINSI Rumah Tangga Kumuh adalah jika rumah tangga memiliki nilai kategori > 35% dari gabungan akses air minum tidak layak, akses sanitasi tidak layak, sufficient living area <7,2 m2/kapita, dan durability of housing.
28
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
Akses sanitasi layak secara umum di Papua barat hanya dapat dicapai oleh lebih dari setengah terhadap total rumah tangga (51,83 persen), sedangkan kecukupan luas lantai diatas 7,2 m2 /kapita hanya sekitar tiga per empat dari total rumah tangga
7
PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN Meski Kaya LNG tetapi Gas Paling Sedikit Dipakai Bahan bakar utama 48,64 persen rumah tangga menggunakan minyak tanah untuk memasak. Sedangkan 47,66 persen rumah tangga menggunakan kayu bakar. Penggunaan gas/LPG masih menjadi hal langka di Papua Barat, pemakainnya hanya 2,31 persen.
rumah di Papua Barat memiliki daya tahan yang baik (97,76%), karena sebagian besar telah menggunakan
Gambar
(79,41%). Dari sisi daya tahan rumah hampir seluruh Persentase Rumah Tangga menurut Bahan Bakar Memasak Papua Barat 2013 (%)
7.2
atap bukan ijuk/rumbia/lainnya (95,10%), jenis dinding bukan dari bambu/lainnya (96,91%), jenis lantai
47.66%
sebagian besar bukan dari tanah/lainnya (97,32%)
48.64%
mencapai 15,40 persen dengan persentase rumah kumuh terendah di Kabupaten Fakfak (10,60%) dan tertinggi di Kabupaten Tambrauw (39,08%).
Minyak Tanah
Kayu Bakar
Lainnya
7.3
Persentase Rumah Tangga menurut Sumber Penerangan Papua Barat 2013 (%)
pu
tanah, yaitu sebesar 48,64 persen, terutama dipakai
2.31%
ar
ab
sebagian besar rumah tangga menggunakan minyak
0.96% 0.43%
Sumber: Susenas, 2013
Gambar
Penggunaan bahan bakar untuk memasak
Gas
at .
Listrik
bp s
bahwa persentase rumah kumuh di Papua Barat
.g o
Berdasarkan kriteria-kriteria diatas diperoleh
.id
dengan minimal dua kriteria terpenuhi.
oleh masyarakat di perkotaan. Penggunaan kayu
.p a
bakar adalah terbesar kedua, yaitu 47,66 persen, dipakai terutama pada rumah tangga di pedesaan.
w
17.97%
63.20%
0.98%
16.17%
w
Sedangkan penggunaan bahan bakar gas masih
tp :// w
sangat jarang, hanya berkisar 2,31%, selain harganya mahal, jenis bahan bakar ini tersedia dalam jumlah 1.68%
terbatas dan hanya dijual di kota besar.
ht
Sumber penerangan rumah tangga di Papua
Listrik PLN
Listrik Non PLN
Petromak
Pelita
Lainnya
Barat sebesar 63,20 persen menggunakan listrik PLN. Belum seluruh desa teraliri listrik dan belum seluruh
Sumber: Susenas, 2013
kabupaten mendapatkan pasokan listrik 24 jam dalam sehari. Masyarakat yang tidak teraliri listrik penuh 24
TAHUKAH ANDA ?
jam biasanya menggunakan listrik non PLN (17,97%) seperti genset untuk memenuhi kebutuhan energi listrik. Untuk desa-desa yang tidak teraliri listrik,
Sampai saat ini belum semua kabupaten di Provinsi Papua Barat dialiri listrik PLN selama 24 jam sehari.
terutama di daerah yang jauh dari ibukota kabupaten menggunakan pelita/sentir/obor/lainnya (16,17%).
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
29
8
PEMBANGUNAN MANUSIA IPM Papua Barat Meningkat
Tabel
IPM Provinsi Papua Barat meningkat menjadi 70,62 persen di tahun 2013. Sebelumnya di tahun 2012 IPM Papua Barat sebesar 70,22.
Pengukuran kinerja pembangunan seringkali
Indikator Pembangunan Manusia Provinsi Papua Barat 2010-2013
8.1
Uraian
2011
identik dengan nominal PDRB dan pertumbuhan
2012
2013
ekonomi yang tinggi. Padahal asumsi tersebut tidak
69,65
70,22
70,62
selamanya efektif. Pertumbuhan ekonomi tinggi namun
Angka Harapan Hidup (th)
68,81
69,14
69,14
tidak berkualitas kadang gagal dalam mengentaskan
Angka Melek Huruf (%)
93,39
93,74
94,14
kemiskinan dan menekan angka pengangguran.
Rata-rata Lama Sekolah (th)
8,26
8,45
8,53
Apalagi tanpa disertai dengan pemerataan distribusi
599,28
601,56
604,82
Indeks Kesehatan (%)
73,02
73,56
73,57
Indeks Pendidikan (%)
80,63
81,27
81,71
Indeks AMH (%)
93,39
93,74
94,14
Indeks RLS (%)
55,10
56,33
56,85
55,30
55,82
56,58
29
29
31
Peringkat IPM
.p a
pu
Sumber: Olahan Susenas, 2010-2012
w
FORMULASI PENGHITUNGAN IPM
tp :// w
Angka Harapan Hidup Angka Melek Huruf Rata-rata Lama Sekolah Daya Beli
(2)
.g o
alat ukur keberhasilan pembangunan. Paradigma lain
at .
muncul untuk mengukur pembangunan dari sisi manusia atau dikenal dengan indeks pembangunan manusia (IPM). IPM adalah indeks komposit yang terbentuk atas
empat komponen indikator, yaitu angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah, dan kemampuan daya beli/purchasing power parity (PPP). Indikator angka harapan hidup merefleksikan dimensi hidup sehat dan umur panjang. Indikator angka melek
w (1)
Maksimum
ht
Komponen IPM
bp s
lainnya yang bersama-sama dapat digunakan sebagai
ar
Indeks Pengeluaran (%)
pendapatan masyarakat. Diperlukan sebuah parameter
ab
Pengeluaran per Kapita Riil Disesuaikan (PPP) (ribu Rp)
.id
IPM
huruf dan rata-rata lama sekolah merepresentasikan output dari dimensi pendidikan. Indikator kemampuan
Minimum
Keterangan
(3)
(4)
daya beli untuk menjelaskan dimensi hidup layak. IPM Provinsi Papua Barat selalu meningkat setiap
85
25
Standar UNDP
tahun. Di tahun 2013 IPM meningkat menjadi 70,62
100
0
Standar UNDP
persen dibandingkan tahun 2011 dan 2012 sebesar
0
UNDP menggunakan Combined Gross Enrollment Ratio
69,65 persen dan 70,22 persen. Dalam klasifikasi
15 732.720a
300.000 360.000b
UNDP menggunakan PDB riil per kapita yang telah disesuaikan
a) Perkiraan maksimum pada akhir PJP II tahun 2018 b) Penyesuaian garis kemiskinan lama dengan garis kemiskinan yang baru
UNDP capaian IPM Papua Barat termasuk ke dalam golongan menengah (50,00-79,99 persen). Komponen-komponen penyusun IPM juga terus mengalami
peningkatan.
Angka
harapan
hidup
meningkat lambat 0,3 tahun per tahun dari 2009-2011.
30
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
8
PEMBANGUNAN MANUSIA Reduksi Shortfall Papua Barat Melambat
mengalami peningkatan. Angka melek huruf di tahun 2012 sebesar 93,74 persen meningkat menjadi 94,14 persen di tahun 2013. Sedangkan rata-rata lama sekolah meningkat menjadi 8,53 tahun, dimana sebelumnya hanya sebesar 8,45 tahun. PPP Papua Barat 2012-2013 hanya mengalami kenaikan 3.262,24 rupiah menjadi 604,82 ribu rupiah dengan indeks
.p a
dibandingakan dengan kondisi tahun sebelumnya.
w
Peringkat tersebut masih berada di atas Provinsi NTT
w
IPM tertinggi di Papua Barat selama tiga tahun
tp :// w
terakhir selalu berada di Kota Sorong. Capaiannya di tahun 2013 sebesar 78,92 persen. Sementara IPM terendah berada di Kabupaten Tambrauw dengan
ht
66.08 69.74 67.28 68.61 67.95 67.54 71.87 73.33 70.62
20.00 40.00 60.00 80.00 100.00
ar
Reduksi Shortfall IPM menurut Kabupaten/Kota Papua Barat Tahun 2013 (%)
menunjukkan
Kota Sorong
2.56
Maybrat
1.05
Tambrauw
0.74
Raja Ampat
1.73
Sorong
1.66
Sorong Selat an
1.34
Manokwari
1.68
Teluk Bintuni
1.15
Teluk Wondama
2.22
Kai mana
2.25
Fak-Fak
capaian hanya sebesar 51,54 persen. shortfall
67.60 51.54
penurunan
pu
mengalami
(32), NTB (33), dan Papua (34).
8.2
ab
berada pada ranking 31 dari 34 provinsi. Posisi
Reduksi
61.91
0.00
Gambar
Secara nasional peringkat IPM Papua Barat tersebut
78.92 61.75
Sumber: BPS RI, 2013
sebesar 56,58 persen.
peringkat
Kota Sorong Pegunungan Arfak Manokwari Selatan Maybrat Tambrauw Raja Ampat Sorong Sorong Selat an Manokwari Teluk Bintuni Teluk Wondama Kai mana Fak-Fak PAPUA BARAT
.id
melek huruf dan rata-rata lama sekolah juga
.g o
tahun. Indikator pendidikan yang diwakili oleh angka
IPM menurut Kabupaten/Kota dan Provinsi Papua Barat Tahun 2013 (%)
8.1
bp s
yang sama dengan tahun 2012, yaitu sebesar 69,14
at .
Pada tahun 2013 angka harapan hidup memiliki nilai
Gambar
Reduksi Shortfall adalah ukuran yang digunakan untuk mengukur kecepatan perkembangan capaian IPM. Di tahun 2013 reduksi shortfall Papua Barat lebih cepat menjadi 1,34 persen dibandingkan tahun lalu yang mencapai1,88 persen.
2.51
PAPUA BARAT
kecepatan
perkembangan IPM dalam suatu kurun waktu tertentu.
1.34
0.00 Sumber: BPS RI, 2013
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
Reduksi shortfall Papua Barat tahun 2012-2013 mencapai 1,34 persen. Reduksi shortfall Papua Barat sempat mengalami percepatan. Sebelumnya pada tahun 2010-2011 dan 2011-2012 reduksi shortfall-nya mengalami percepatan yaitu dari 1,62 persen menjadi
TAHUKAH ANDA ? Dana Bantuan Langsung Masyarakat PNPM Mandiri untuk mengatasi kemiskinan terbesar di Papua Barat dialokasikan untuk Kabupaten Manokwari, yaitu sebesar 54,55 miliar rupiah.
1,88 persen.
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
31
8
PEMBANGUNAN MANUSIA Garis Kemiskinan Kembali Meningkat
Gambar
Garis Kemiskinan meningkat menjadi Rp. 363.930,- di tahun 2013 yang terdiri dari Rp. 287.655,garis kemiskinan makanan dan Rp. 76.275,- garis kemiskinan nonmakanan.
8.3
Reduksi shortfall tertinggi tahun 2013 dicapai oleh Kota
Ilustrasi Capaian Indeks Pembangunan Manusia
Sorong dengan capaian 2,56 persen, sementara itu Kabupaten Tambrauw yang memiliki capaian IPM terendah ternyata juga memiliki reduksi shortfall terendah di Papua Barat, yaitu 0,74%.
.id
Metode penghitungan jumlah penduduk miskin
.g o
dilakukan dengan pendekatan benchmark garis kemiskinan. Garis kemiskinan terdiri dari dua
bp s
komponen, yaitu garis kemiskinan makanan dan garis kemiskinan non makanan. Garis kemiskinan adalah
at .
nilai rupiah yang harus dikeluarkan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup minimumnya, baik itu
2010
kebutuhan dasar makanan maupun non makanan.
2011
2012
254 759
57 580
64 036
294 727
318 796
digunakan standar kebutuhan hidup minimum 2100
76 275
kilo kalori per kapita per hari didasarkan pada
333 485
363 930
konsumsi makanan, sedangkan garis kemiskinan non
224,27
229,99
34,88
31,92
28,20
26,67
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) (%)
10,47
8,78
7,23
6,35
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) (%)
4,30
3,43
2,65
2,16
Jumlah (ribu)
ht
Persentase (%)
249,84
tp :// w
256,25
kemiskinan. Pendekatan garis kemiskinan makananan
287 655
w
Penduduk Miskin
Seseorang dikatakan miskin bila berada dibawah garis
66 908
.p a
GK Total
237 147
w
GK Makanan
2013
266 577
Garis Kemiskinan (GK)
GK Non Makanan
ab
Uraian
ar
Indikator Kemiskinan Provinsi Papua Barat 2010-2013
8.2
pu
Tabel
Sumber: UNDP
makanan untuk memenuhi kebutuhan dasar bukan makanan seperti perumahan, pendidikan, kesehatan, pakaian, serta aneka barang dan jasa. Berdasarkan metode tersebut diperoleh garis
Sumber: Olahan Susenas Maret, 2010-2013
kemiskinan Provinsi Papua Barat 2013 sebesar Rp 363.930,-. Garis kemiskinan tersebut meningkat dari Rp 333.485,- pada tahun 2012 atau bertambah Rp
TAHUKAH ANDA ? Total alokasi dana Bantuan Langsung Masyarakat Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) Papua Barat tahun 2011 yang digunakan untuk mengentaskan kemiskinan sebesar Rp 257,75 Miliar.
30.445,-. Garis kemiskinan makanan tercatat Rp 287.655,- sedangkan garis kemiskinan nonmakanan sebesar Rp 76.275,-. Peningkatan garis kemiskinan ini memberikan peluang untuk terjadinya penambahan penduduk miskin jika tidak mampu diimbangi dengan peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat.
32
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
8
PEMBANGUNAN MANUSIA Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Turun
Jumlah penduduk miskin di Papua Barat tahun 2013 (Maret) mencapai 224,27 ribu jiwa atau
Gambar
Jumlah penduduk miskin Papua Barat berkurang dari 249,84 ribu orang di tahun 2011 menjadi 229,99 ribu orang di tahun 2012. Persentase penduduk miskin juga mengalami penurunan dari 31,92 persen di tahun 2011 menjadi 28,20 persen di tahun 2012.
8.4
Ilustrasi Kemiskinan
mengalami penurunan dibandingkan dengan kondisi tahun 2012 yang mencapai 229,99 ribu jiwa atau terjadi pengurangan penduduk miskin sekitar 5.720
.id
jiwa. Persentase penduduk miskin juga mengalami
.g o
penurunan dari 28,2 persen di tahun 2012 menjadi 26,67 persen di tahun 2013. Meskipun demikian,
bp s
persentase penduduk miskin Papua Barat adalah yang
ab
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks
►► Formulasi Ukuran Kemiskinan:
ar
Barat mangalami penurunan, demikian pula dengan
at .
tertinggi kedua di Indonesia setelah Provinsi Papua. Jumlah dan persentase kemiskinan di Papua
Miskin
Keparahan Kemiskinan (P2). Indeks P1 turun dari 7,23 Sedangkan
Indeks
P2
juga
mengalami
.p a
2013.
pu
persen di tahun 2011 menjadi 6,35 persen di tahun penurunan dari 2,65 persen menjadi 2,16 persen.
w
Penurunan kedua nilai indeks ini mengandung makna
w
bahwa kondisi kemiskinan semakin membaik. Rata-
tp :// w
rata pendapatan penduduk miskin dengan garis kemiskinan semakin dekat dan
ketimpangan
Dalam
ht
pendapatan antar penduduk miskin semakin rendah. upaya
menekan
angka
kemiskinan
pemerintah telah membentuk Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) dan Tim
Dimana: α = 0,1,2 z = garis kemiskinan yi = rata-rata pengeluaran per kapita sebulan penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan q = banyaknya penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan n = jumlah penduduk α = 0 → Head Count Index (P0) = Persentase Penduduk Miskin α = 1 → Poverty Gap Index (P1) = Indeks Kedalaman Kemiskinan α = 2 → Poverty Saverity Indeks (P2) = Indeks Keparahan Kemiskinan
Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK). Upaya untuk mengentaskan kemiskinan dengan memprioritaskan
program-program
pembangunan
yang pro penduduk miskin (pro poor policy). Salah satu programnya
adalah
BLM
Program
Nasional
TAHUKAH ANDA ? Persentase penduduk miskin Provinsi Papua Barat tahun 2013 adalah yang teritnggi kedua (26,67%) di Indonesia setelah Provinsi Papua (31,13%).
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri).
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
33
8
PEMBANGUNAN MANUSIA Ketimpangan Pendapatan Semakin Parah
Tabel
Menurut Kemerataan Bank Dunia, ketimpangan Papua Barat terutama terjadi pada 40 persen pendapatan terbawah semakin parah, persentasenya pada tahun 2013 adalah 16,03 persen, dimana persentase ideal semestinya sebesar 40 persen.
8.3
Pertumbuhan
Indikator Kemerataan Pendapatan Papua Barat 2011-2013 (%)
ekonomi
yang
tinggi
tidak
selamanya dapat secara langsung mengentaskan 2012
2013
kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi tinggi bila tidak
0,39
0,42
0,41
diikuti oleh pemerataan distribusi pendapatan tidak
40 persen pendapatan terbawah
18,76
18,86
16,03
40 persen pendapatan menengah
38,24
39,68
35,60
20 persen pendapatan teratas
43,00
41,46
48,38
Kemerataan Bank Dunia (%):
akan berdampak pada masyarakat bawah karena sebagian besar pendapatan dikuasai oleh sekelompok
.id
Gini Ratio (%)
2011
kecil masyarakat ‘elit’ sedangkan sebagian masyarakat
.g o
Uraian
lain yang berpendapatan rendah tetap berada dalam
bp s
keadaan miskin.
Kemerataan menurut Bank Dunia dikelompokkan
Sumber: Olahan Susenas, 2011-2013
at .
pendapatan menengah, dan 20 persen pendapatan
ar
8.5
teratas.
pu
.p a
48,38
tp :// w
w
w
40
Ideal
setiap
kelompok pendapatan
terdistribusi kedalam kumulatif jumlah penduduk pada
20
40
Idealnya,
ab
Gambar
kedalam 40 persen pendapatan terbawah, 40 persen Kemerataan Distribusi Pendapatan menurut Bank Dunia di Papua Barat 2013 (%)
35,60
kelompok yang sama agar tercapai kemerataan sempurna. Namun pada kenyataannya kondisi ideal tersebut sangat sulit terbentuk. Kondisi kemerataan pendapatan di Papua Barat menunjukkan bahwa masih terjadi ketidakmerataan pendapatan. Secara umum kondisi yang paling tidak
16,03 Ketimpangan
ht
Sumber: Olahan Susenas, 2013
merata adalah pada 40% pendapatan terbawah dan 20% pendapatan teratas. Di tahun 2013, pada 40 persen pendapatan terbawah
yang semestinya
dinikmati oleh 40 persen penduduk ternyata 40 persen
►►CATATAN:
penduduk hanya menikmati 16,03 persen pendapatan.
Ukuran Kemerataan Bank Dunia: Proporsi jumlah pendapatan dari 40 persen terbawah: < 12 persen : ketimpangan tinggi 12-17 persen : ketimpangan sedang > 17 persen : ketimpangan rendah
Keadaan justru terbalik di 20% pendapatan teratas yang seharusnya dinikmati oleh 20% penduduk. Ternyata 20% penduduk menikmati 48,38 persen dari total pendapatan. Berarti bahwa sekelompok kecil penduduk berpendapatan tinggi, sementara sebagian besar penduduk lainnya memiliki pendapatan rendah.
34
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
8
PEMBANGUNAN MANUSIA Gini Ratio Papua Barat Sedikit Menurun
Pola kemerataan pendapatan menurut Bank Dunia di Papua Barat tahun 2011-2013 mempunyai
Gambar
Gini ratio Papua Barat tahun menurun dari 0,42 persen di tahun 2012 menjadi 0,41 di tahun 2013. Penurunan ini tidak mengakibatkan peningkatan persentase penduduk miskin.
8.6
pola yang seragam, yaitu pada 20 persen pendapatan
Gini Ratio Papua Barat 2013
1
teratas dan 40 persen pendapatan terbawah memiliki
GR = 0.41
proporsi yang berkebalikan dari kondisi ideal.
oleh 18,76 persen, demikian pula untuk tahun 2012 dan 2013, nilainya tidak jauh berbeda, yaitu 18,86 %
.id
penduduk, justru yang terjadi adalah hanya ditempati
0.6
.g o
2011 yang persentasenya idealnya 40 persen
0.4
bp s
Pada 40 persen pendapatan terbawah, di tahun
Kumulatif Pendapatan
0.8
0.2
distribusi 40 persen pendapatan terbawah.
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
Kumulatif Penduduk Pemerataan Ideal Kurva Lorens
ab
Ketimpangan yang sama terjadi pada distribusi 20
0
ar
perubahan yang berarti selama tahun 2011-2013 pada
at .
dan 16,03 %. sehingga dapat dikatakan tidak ada
pu
persen pendapatan teratas yang semestinya ditempati
Sumber: Olahan Susenas, 2013
oleh 20 persen penduduk. Situasi yang terjadi adalah
►►DEFINSI
penduduk. Proporsinya tidak jauh berbeda dalam tiga
Angka Koefisien Gini adalah ukuran kemerataan pendapatan yang dihitung berdasarkan kelas pendapatan. Angka koefisien Gini terletak antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nol mencerminkan kemerataan sempurna dan satu menggambarkan ketidakmerataan sempurna. Nilai 0,5-0,7 menggambarkan ketidakmerataan tinggi; 0,36-0,49 ketidakmerataan sedang; dan 0,20-0,35 mengalami ketidakmerataan rendah.
w
.p a
sekitar 40 persen pendapatan ditempati oleh 20 persen
w
tahun terakhir, yaitu 43,00%; 41,46%; dan 48,38%.
tp :// w
Situasi ini mengandung makna sekelompok masyarakat yang jumlahnya relatif kecil menguasai pendapatan yang besar, sebaliknya masyarakat miskin
ht
jumlahnya lebih banyak namun berpendapatan rendah. Ukuran ketimpangan pendapatan lainnya adalah menggunakan koefisien gini (gini ratio). Gini ratio Papua
Barat
mengalami
sedikit
penurunan
dibandingkan dengan tahun 2012 yang mencapai 0,42. Di tahun 2013 nilai gini ratio Papua Barat membaik menjadi
0,41.
Berdasarkan
pengelompokkannya
berarti tingkat ketimpangan/ketiidakmerataan distribusi pendapatan di Papua Barat termasuk ke dalam
TAHUKAH ANDA ? Persentase penduduk miskin Papua Barat (Maret 2013) adalah yang tertinggi kedua (26,67%) di Indonesia, meskipun demikian kontribusinya terhadap penduduk miskin nasional hanya 0,80 persen.
kategori sedang.
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
35
9
PERTANIAN Share PDRB dan Pekerja Sektor Pertanian Semakin Menurun
Gambar
Dari tahun ke tahun kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB dan Persentase penduduk yang bekerja di sektor pertanian semakin menurun. Share sektor pertanian menurun dari 12,16 persen di tahun 2012 menjadi 11,65 persen di tahun 2013. Sementara pekerjanya naik dari 46,52 menjadi 48,71 persen.
Share PDRB Sektor Pertanian dan Persentase Pekerja di Sektor Pertanian Papua Barat 2011-2013 (%)
9.1
Share PDRB
Share PDRB TM
48,48
% Tenaga Kerja 48,71
46,52
Sektor pertanian sampai dengan tahun 2008 selalu
memberikan
kontribusi
utama
dalam
perekonomian Papua Barat. Persentase penduduk yang bekerjanya pun sampai saat ini selalu memiliki persentase tertinggi. Sejak tahun 2010, sektor
27,87
pertanian menjadi kontributor terbesar kedua dalam
26,31
.id
30,06
12,36
.g o
PDRB Papua Barat. Di tahun 2013 kontribusinya 13,77
sebesar 11,65 persen dengan persentase penduduk
11,65
bp s
yang bekerja di sektor pertanian mencapai 48,71 persen. Namun bila unsur migas tidak diperhitungkan 2012
2013
maka share sektor pertanian menjadi yang paling
at .
2011
Sumber: PDRB Menurut Lapangan Usaha 2011-2013 Sakernas diolah, 2011-2013
ar
utama di Papua Barat (26,31%). Tergerusnya
ht
Ubi Jalar Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Kw/Ha)
ab 2013
perekonomian Papua Barat dalam tiga tahun terakhir.
8 283
7 750
7 523
Kecenderungan penurunan kontribusi dalam
30 244
29 913
39,02
39,76
perekonomian dan jumlah tenaga kerja membuat
35,38 1 278
sektor pertanian dinilai memiliki produktivitas yang
1 199
1 250
2 125
2 049
2 138
rendah, karena dengan 48,71 persen tenaga kerja
16,63
17,09
17,1
hanya mampu memberikan sumbangan sebesar 11,65
375
603
617
persen terhadap total PDRB. Tingkat pendidikan
403
650
669
10,74
10,79
10,84
1 018
1 029
1082
10 410
10 646
12 218
102,26
103,46
112,92
tenaga kerja sektor ini juga lebih banyak didominasi oleh pekerja dengan pendidikan rendah. Pertumbuhan ekonomi yang mampu diberikan oleh sektor pertanian juga relatif rendah (1,48%) dibandingkan dengan sektor lain yang digerakkan oleh
Ubi Kayu Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)
1 744
844
1 343
20 440
9 748
14 901
Produktivitas (Kw/Ha)
117,20
115,49
110,96
Sumber: Diolah dari Survei Pertanian Tanaman Pangan BPS Prov Papua Barat, 2011-2013
36
yang memberikan nilai tambah yang tinggi dalam
29 303
tp :// w
Padi (Sawah+Ladang) Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Kw/Ha) Jagung Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Kw/Ha) Kedelai Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Kw/Ha)
2012
pu
2011
diminati, juga disebabkan oleh produksi LNG Tangguh
.p a
Uraian
w
9.1
w
Tabel
kontribusi sektor pertanian, disamping semakin kurang
Indikator Pertanian Papua Barat 2011-2013
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
SDM yang lebih kecil. Sebagai contoh sektor industri pengolahan, dengan persentase tenaga kerja hanya 3,64 persen mampu memberikan kontribusi dalam perekonomian sebesar 54,28 persen. Pertumbuhan
9
PERTANIAN Produksi Kelapa Sawit Tertinggi di Perkebunan Dengan luas lahan 15.423 Hektar, produksi kelapa sawit Papua Barat mencapai 22.581 ton. Produksi ini adalah yang tertinggi dibandingkan dengan tanaman perkebunan lainnya.
ekonomi
yang
mampu
diberikan
oleh
sektor
pengolahan sebesar 12,19 persen, jauh melebihi sektor pertanian. Produksi padi (sawah dan ladang) di Papua Barat tahun 2013 mengalami penurunan dari 30.244 ton
.id
menjadi 29.913 ton. Demikian pula, jika dilihat dari luas
.g o
panennya terjadi penurunan yaitu dari 7.750 Ha di tahun 2012 menjadi 7.523 Ha di tahun 2013. Namun,
bp s
roduktivitasnya mengalami kenaikan dari 39,02 Kw/Ha
ab
tahun 2013 mengalami peningkatan yang cukup besar.
pu
Luas panen meningkat dari 1.199 Ha di tahun 2012
Luas Area (Ha) dan Produksi (Ton) Tanaman Kelapa Sawit, Pala, dan Kakao Provinsi Papua Barat 2013
9.2
ar
tahun 2012, produksi dan luas panen tanaman jagung
Gambar
Setelah tahun 2012 mengalami penurunan dari
at .
Sumber: Image Google
di tahun 2012 menjadi 39,76 Kw/Ha di tahun 2013.
22 581 Areal
menjadi 1.250 Ha di tahun 2013. Produksinya juga
.p a
mengalami peningkatan dari 2.049 Ton di tahun 2012
Produksi
15 423 13 045
menjadi 2.0138 Ton di tahun 2013. Peningkatan luas
w
9 279
panen dan produksi jagung tidak berdampak besar
w
6 756
tp :// w
pada peningkatan produktivitas jagung. Di tahun 2013 produktivitasnya hanya sedikit meningkat menjadi
0 )*
17,10 Kw/Ha dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 17,09 Kw/Ha.
ht
Kelapa Sawit
Produksi kedelai di Papua Barat pada periode 2011-2013
terus
meningkat.
Di
tahun
2011
Pala
Kakao
Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Papua Barat, 2013 )* Produksi Tanaman Pala, 2013 belum masuk
produksinya yang menurun mnecapai 403 ton dibandingkan tahun sebelumnya meningkat menjadi 650 Ton di tahun 2012 dan 669 Ton di tahun 2013. Demikian pula pada luas panen yang meningkat menjadi 617 Ha di tahun 2013 dari 375 Ha tahun 2011 dan 603 Ha tahun 2012.
TAHUKAH ANDA ? Sampai saat ini Manokwari masih menjadi sentra tanaman padi di Papua Barat. Produksi padinya di tahun 2013 mencapai 60,76 persen dari total produksi padi di Papua Barat.
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
37
9
PERTANIAN Populasi Ternak Babi Meningkat Tajam Populasi ternak babi mengalami peningkatan tajam selama tiga tahun terakhir. Semula populasinya sebesar 53.706 ekor di tahun 2009 menjadi 97.583 ekor di tahun 2013 atau terjadi peningkatan sebesar 81,70 persen.
Gambar
Komoditas unggulan di subsektor perkebunan
9.3
Papua Barat diantaranya adalah Kelapa Sawit, Pala,
Populasi Jumlah Ternak Besar dan Kecil Papua Barat 2011-2013 (Ekor)
dan Kakao. Perkebunan kepala sawit berada di Kabupaten Manokwari, perkebunan kakao terutama di wilayah
Sorong
dan
Raja
Ampat,
sedangkan
perkebunan pala terutama di Kabupaten Fakfak dan
.id
Kabupaten Kaimana. Produksi kelapa sawit mencapai 22.581 Ton dengan luar areal perkebunan seluas
2012 45 556
2013 48 159
Kambing
16 810
20 470
22 294
Papua Barat seluas 13.045 Ha.
Babi
76 420
80 666
97 583
perkebunan kakao memiliki areal seluas 6.756 Ha
.g o
Sapi
2011 41 462
Sedangkan
menghasilkan 9.279 Ton kakao.
at .
Sumber: Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Prov. Papua Brt, 2013
bp s
15.423 Ha. Luas areal perkebunan komoditas Pala di
ar
signifikan adalah pada peternakan babi. Ternak babi
ab
Produksi Perikanan Laut menurut Kabupaten/Kota di Papua Barat 2013 (Ton)
pu
35 000,00
.p a
30 000,00 25 000,00
w
20 000,00
w
15 000,00
meningkat dari 76.420 ekor di tahun 2011 menjadi 80.660 ekor di tahun 2012 Jumlah tersebut kembali meningkat di tahun 2013 menjadi 97.583 ekor. Tingginya peningkatan jumlah ternak babi diduga terjadi karena tingginya permintaan konsumsi daging babi. Sedangkan pada ternak sapi dan kambing
Raja Ampat
meskipun Sorong
Sorong Selatan
Manokwari
Teluk Bintuni
Teluk Wondama
ht
Fakfak
0,00
Kaimana
5 000,00
tp :// w
10 000,00
Sorong
9.4
Tambrauw
Gambar
Dari sisi peternakan, peningkatan yang paling
Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Papua Barat, 2013
mengalami
peningkatan,
namun
peningkatannya tidak setinggi pada ternak babi. Nilai produksi perikanan Papua Barat tahun 2013 mencapai 108.211,80 ton. Tiga kabupaten/kota dengan produksi tertinggi adalah Kota Sorong, Kabupaten Manokwari, dan Kabupaten Fakfak. Nilai
TAHUKAH ANDA ? Walaupun produktivitas tanaman jagung Papua Barat meningkat dari tahun sebelumnya. Tetapi produktivitas tanaman jagung di Papua Barat adalah yang terendah di Indonesia.
produksi ketiga kabupaten/kota tersebut masingmasing 33.455,90 ton; 21.546,70 ton; dan 13.965,10 Ton. Besarnya potensi perikanan dan kelautan yang dimiliki oleh Papua Barat dapat menjadi sektor unggulan yang akan memberikan kontribusi besar pada perekonomian bila dikelola dengan optimal.
38
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
10
PERTAMBANGAN DAN ENERGI Produktivitas Pekerja Tertinggi Ketiga
Papua Barat adalah salah satu provinsi yang berlimpah sumber daya alam. Banyak potensi sumber
Gambar
Produktivitas pekerja sektor pertambangan adalah yang tertinggi ketiga menurut lapangan usaha di Papua Barat setelah sektor Industri Pengolahan dan sektor Konstruksi.
Share terhadap PDRB dan Persentase Pekerja di Sektor Pertambangan dan Penggalian 2010-2013 (%)
10.1
daya alam berupa bahan tambang yang masih belum
Share PDRB
tereksplorasi maupun yang telah tereksploitasi yang
% Tenaga Kerja
8.57
dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat. Dua tambang
7.23
6.50
.id
besar yang dimiiki Papua Barat adalah tambang
.g o
minyak di Kabupaten Sorong dan tambang Liquid Natural Gas (LNG) di Kabupaten Teluk Bintuni.
2010
ar 10.2
pu
2.895,69 miliar rupiah. Nilai tersebut setara dengan
2013
Produktivitas Pekerja Pertambangan menurut Lapangan Usaha Papua Barat 2013 (Juta Rp/Tahun)
ab
penggalian Papua Barat tahun 2013 mencapai
2012
Sumber: BPS Provinsi Papua Barat, 2010-2013
Gambar
dasar harga berlaku sektor pertambangan dan
2011
2.70
at .
tiga produsen LNG terbesar di Indonesia. Besarnya nilai tambah bruto atau PDRB atas
bp s
kandungan gas alam cair yang besar dan termasuk
3.00
2.65
2.13
Bahkan tambang LNG ini diperkirakan memiliki
5.69
.p a
5,69 persen dari total PDRB Papua Barat yang
Sektor 3
Kontribusi sektor pertambangan dan penggalian
Sektor 2
berangsur mengalami penurunan sejak tahun 2005. Di
Sektor 8
w
w
mencapai 50,91 triliun rupiah.
Sektor 5
Sektor 4
Rata-Rata
persen. Angka tersebut terus mengalami penurunan
Sektor 7
tp :// w
tahun 2005, kontribusi sektor ini mencapai 19,71 hingga mencapai titik terendah dalam sejarah
ht
penghitungan PDRB Papua Barat menjadi 6,48 persen di tahun 2012 dan terus menurun menjadi 5,69 persen di tahun 2013.
Sektor 6 Sektor 9
Sektor 1 0
500
1000
1500
2000
2500
Sumber: BPS Provinsi Papua Barat, 2013
Persentase penduduk yang bekerja di sektor pertambangan dan penggalian di tahun 2011 hanya sebesar 2,65 persen. Selanjutnya ditahun 2012 sektor ini mengalami peningaktan tipis menjadi 3,00 persen. Pada tahun 2013, sektor ini mengalami penurunan
TAHUKAH ANDA ? Produksi LNG Tangguh terbesar diekspor ke jepang sebesar 40 persen dengan total pendapatan negara mencapai 6,4 miliar USD per tahun.
menjadi 2,70 persen.
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
39
10
PERTAMBANGAN DAN ENERGI Ekspor LNG Mencapai Lebih dari 3 Milyar US$ Dolar di Tahun 2013 Dari data yang dilaporkan di tahun 2013, rata-rata nilai ekspor LNG setiap bulan sebesar 251,56 juta US$ dolar dan totalnya selama tahun tersebut mencapai 3,02 miliyar US$ dolar.
Kontribusi sektor pertambangan dan penggalian terhadap total PDRB tahun 2013 berada pada posisi keenam, namun produktivitas sektor ini menempati posisi ketiga setelah industri pengolahan dan konstruksi. Produktivitas pekerja di sektor ini cukup
.id
tinggi karena dengan persentase penduduk yang
.g o
bekerja hanya 2,70 persen tetapi mampu memberikan kontribusi terhadap PDRB sebesar 5,69 persen.
bp s
Bandingkan dengan sektor pertanian yang memiliki persentase pekerja mencapai 48,71 persen namun Ekspor LNG Tangguh dengan kapal (Sumber: Image Google)
at .
hanya memberikan share 11,65 persen terhadap total
ar
PDRB.
Kontributor minyak dan gas (migas) terbesar
ab
TAHUKAH ANDA ?
ht
tp :// w
w
w
.p a
pu
Berdasarkan UU Otonomi Khusus No 21 Tahun 2001 disebutkan bahwa dana perimbangan bagian daerah untuk bagi hasil sumber daya alam pertambangan gas alam adalah sebesar 70 persen.
Papua Barat adalah pertambangan LNG Tangguh di
Kabupaten Teluk Bintuni. LNG Tangguh telah
berproduksi sejak akhir tahun 2009. Setiap bulannya, minyak dan gas yang diproduksi LNG diekspor mencapai 9-10 kargo yang memiliki kapasitas ratarata 143-152 ribu m3 dengan nilai ratusan juta US$ dolar dikirim menggunakan kapal laut. Dari data yang dilaporkan di tahun 2013, rata-rata nilai ekspornya setiap bulan sebesar 251,56 juta US$ dolar dan totalnya selama tahun tersebut mencapai 3,02 miliyar US$ dolar. Meskipun merupakan pertambangan dengan nilai produksi yang tinggi, namun sesuai dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI 2005) dalam penghitungan PDRB nilai tambahnya sebagian besar masuk kedalam sektor industri pengolahan karena
LNG Tangguh, Teluk Bintuni, Papua Barat Sumber: Image Google
40
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
telah mengalami perubahan wujud produk (output).
10
PERTAMBANGAN DAN ENERGI Belum Semua Rumah Tangga Teraliri Listrik PLN
Kondisi penggunaan energi listrik terutama yang memanfaatkan listrik negara (PLN) masih belum
Gambar
Dari total sekitar 182 ribu rumah tangga di Papua Barat, baru sekitar 63,20 persen yang telah teraliri oleh listrik PLN.
Persentase pelanggan PLN menurut Jenisnya Papua Barat 2012 (%)
10.3
merata. Belum seluruh kabupaten di Papua Barat mendapatkan pasokan listrik 24 jam, seperti contohnya di Kabupaten Teluk Wondama, Kabupaten Teluk Kabupaten
Tambrauw
dan
Kabupaten
12.06
.id
Bintuni,
82.31
Maybrat. Disamping itu juga tidak semua desa teraliri
.g o
listrik PLN. Sulitnya kondisi geografis dan terbatasnya
bp s
ketersediaan energi listrik menjadi penyebab belum meratanya pasokan listrik sampai menjangkau seluruh kecamatan maupun desa di Papua Barat. Untuk
penerangan non listrik seperti sentir, petromaks, pelita
Publik
TAHUKAH ANDA ?
pu
Berdasarkan UU Otonomi Khusus No 21 Tahun 2001 disebutkan bahwa dana perimbangan bagian daerah untuk bagi hasil sumber daya alam pertambangan minyak bumi adalah sebesar 80 persen.
.p a
dan lain sebagainya.
Industri
Sumber: PT PLN (persero) Wilayah Papua, 2012
ab
menggunakan listrik non PLN seperti genset atau
Bisnis
at .
mendapatkan pasokan listrik PLN umumnya penduduk
Rumah Tangga
ar
wilayah yang tidak dialiri listrik 24 jam atau yang tidak
Sosial
1.67 0.01
3.96
Dari total sekitar 189 ribu rumah tangga di Papua PLN.
Persentase
tertinggi
tp :// w
pelanggan PLN adalah untuk golongan rumah tangga,
Gambar
pelanggan
w
sebagai
w
Barat, hanya 130.108 rumah tangga yang terdaftar
10.4
Persentase Rumah Tangga yang Telah Teraliri Listrik PLN 2013 (%)
yaitu mencapai 82,31 persen. Sebesar 17,69 persen sisanya terbagi untuk golongan bisnis (12,06%); sosial (0,01%).
ht
(3,96%); publik (1,67%); dan untuk golongan industri Sekitar 63,20 persen dari total rumah tangga di Papua Barat telah teraliri listrik PLN. Persentase pelanggan listrik PLN tertinggi berada di Kabupaten Kota Sorong (99,65%); Manokwari (77,33%); dan Kabupaten Fakfak (73,19%). Sementara itu pelanggan PLN terendah kurang dari 10 persen berada di Kabupaten Tambrauw, yakni hanya mencapai 7,53
Tambrauw
Raja Ampat Teluk Wondama
7.53 12.53 14.02
Mybrat Sorong Selatan Teluk Bintuni
Kaimana Papua Barat
Sorong Fakfak
Manokwari
24.79 28.51
46.17 50.12
63.2 68.05 73.19 77.33
Kota Sorong
99.65
Sumber: Susenas, Agustus 2013
persen (Susenas, Agustus 2013).
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
41
11
INDUSTRI PENGOLAHAN Kontribusi Sektor Industri Pengolahan Tertinggi
Share terhadap PDRB dan Persentase Pekerja di Industri Pengolahan Papua Barat 2009-2013 (%)
11.1
perekonomian Papua Barat memilki prospek yang Share PDRB
Share PDRB TM
% Tenaga Kerja
sangat baik di masa mendatang. Sektor ini terus mengalami peningkatan share terhadap total PDRB. Di
54,28
53,48
51,66 44,55
tahun 2009 share sektor ini hanya 28,06 persen.
.id
Namun di tahun 2013 kontribusinya meningkat sangat
28,06
9,05 3,89 2010
8,18
7,84
5,16
3,44 2011
3,64
2012
2013
industri pengolahan menempati posisi pertama dalam PDRB Papua Barat (27,633,153 miliar rupiah) menggeser kontribusi sektor pertanian sejak tahun 2009. Meskipun berkontribusi besar dalam PDRB,
at .
3,74
2009
8,86
.g o
signifikan menjadi 54,28 persen. Kontribusi sektor 9,78
Sumber: BPS Provinsi Papua Barat, 2009-2013
ar
ternyata lebih banyak didorong oleh industri migas. Bila tanpa memperhitungkan migas, kontribusinya di
11.2
ab
Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan Papua Barat 2009-2013 (%)
tahun 2013 hanya sebesar 7,84 persen.
pu
Gambar
Kontribusi sektor industri pengolahan dalam
bp s
Gambar
Di tahun 2013 ini, tercatat rekor kontribusi sektor industri pengolahan. Kontribusi sektor ini mencapai 54,28 persen. Pertumbuhannya mencapai 212,19persen, melambat dari tahun sebelumnya yang mencapai 27,76 persen.
.p a
120,02
w
2012 yang mencapai 27,76 persen. Pertumbuhan
w tp :// w
2,77
2010
ht
2009
sektor ini dipicu oleh produksi industri gas alam cair atau LNG di Kabupaten Teluk Bintuni.
27,76
12,56
10,82
2011
Pertumbuhan Industri Tanpa Migas
2013 mengalami perlambatan. Sektor ini tumbuh hanya mencapai 12,19 persen, dibandingkan tahun
64,66
56,29
Pertumbuhan sektor industri pengolahan di tahun
3,74 2012
12,19 4,58 2013
Pertumbuhan Industri
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Prov. Papua Barat, 2009-2013
Bila dilihat dari sisi produktivitasnya, sangat jelas bahwa sektor pertanian masih tertinggal jauh dengan sektor industri pengolahan. Bila pada sektor pertanian dengan 48,71 persen dari total tenaga kerja hanya mampu memberikan kontribusi 11,65 persen, pada
►►Catatan:
sektor industri pengolahan hanya dengan 3,64 persen
Industri Pengolahan dibagi kedalam 4 golongan:
tenaga kerja mampu memberikan kontribusi sebesar
1. 2. 3. 4.
42
Industri Besar (tenaga kerja ≥100 orang) Industri Sedang (tenaga kerja 20-99 orang) Industri Kecil (tenaga kerja 5-19 orang) Industri Rumah Tangga (tenaga kerja 1-4 orang)
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
54,28 persen dari total PDRB Papua Barat. Sektor ini juga merupakan sektor yang memiliki produktivitas tertinggi diantara sektor-sektor lainnya di Provinsi Papua Barat (lihat gambar 10.2).
11
INDUSTRI PENGOLAHAN Industri Makanan dan Minuman Lebih dari Setengah dari Total Industri
Menurut Survei Industri Besar Sedang BPS, di tahun 2012 ada 28 perusahaan industri besar sedang.
Gambar
Jumlah industri makanan dan minuman lebih dari setengah dari total industri pengolahan besar sedang di Papua Barat. Persentasenya mencapai 54,17 persen.
Persentase Perusahaan Industri Besar Sedang menurut Lapangan Usaha 2012 (%)
11.3
10,71%
Industri tersebut hanya terbagi menjadi enam kategori Jenis industri terbanyak yaitu industri makanan
50,00%
7,14%
.id
sebesar 50,00 persen, industri terbanyak kedua adalah
.g o
industri kayu (selain mebeller) yaitu sebesar 21,43 persen, dan terbanyak ketiga adalah industri minuman
Sektor 10
bumi;
jasa
reparasi
Sektor 33
►►KODE PERUSAHAAN INDUSTRI MENURUT LAPANGAN USAHA (KBLI, 2009):
10 : Industri makanan 11 : Industri minuman 16 :Industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furniture) dan barang anyaman lain dari bambu, rotan, dan sejenisnya 18 : Industri pencetakan dan reproduksi media rekaman 19 :Industri produk dari batubara dan pengilangan minyak bumi 33 : Jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan.
ab
pencetakan dan reproduksi media rekaman dengan
Sektor 16
Sumber: Survei Industri Besar Sedang, 2012
dan
pemasangan mesin dan peralatan; serta industry
Sektor 19
at .
minyak
Sektor 18
7,14%
ar
pengolahan
Sektor 11
bp s
(10,71%). Industri lainnya adalah industri barangbarang dari batubara, pengilangan minyak bumi, dan
3,57%
21,43%
lapangan usaha menurut KBLI dua digit (lihat box).
persentase kurang dari 10 persen.
pu
Menurut sebarannya, industri besar sedang hanya
.p a
terdapat di lima kabupaten/kota, yaitu Kabupaten Kaimana (3,57%), Teluk Biintuni (28,57%), Kabupaten
w
Manokwari (10,71%), Kabupaten Sorong (10,71%),
w
dan Kota Sorong (46,43%). Sedangkan menurut
tp :// w
kepemilikannya, sebesar 7 persen adalah milik
ht
persen milik swasta nasional dan asing; serta 4 persen adalah milik pemerintah pusat dan asing. Secara umum, tenaga kerja pada sektor industri besar sedang didominasi oleh pekerja berjenis kelamin
Tabel
pemerintah pusat; 75 persen milik swasta nasional; 14
11.1
Persentase Tenaga Kerja Perusahaan Industri Besar Sedang 2012 (%)
Perusahaan
Jumlah Tenaga Kerja Laki-laki
Perempuan
Total
10
46,34
53,66
100,00
11
76,14
23,86
100,00
perempuan hanya sebesar 43,83 persen. Seluruh
16
78,22
21,78
100,00
kelompok perusahaan industri besar sedang memiliki
17
55,17
44,83
100,00
18
100,00
0,00
100,00
33
95,97
4,03
100,00
JUMLAH
56,17
43,83
100,00
laki-laki, yaitu sebesar 56,17 persen. Pekerja
kondisi serupa, kecuali kelompok industri makanan dimana pekerja perempuan dibandingkan pekerja laki-laki
lebih mendominasi
Sumber: Survei IBS, 2012
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
43
12
KONSTRUKSI Sektor Konstruksi Kembali Turun
Gambar
Sempat meningkat di tahun 2011-2012, pertumbuhan sector konstruksi kembali mengalami penurunan. Di tahun 2011, pertumbuhan sector konstruksi mencapai angka 12,24 persen meningkat menjadi 12,30 persen dan turun di tahun 2013 menjadi 11,37 persen
12.1
Ditengah percepatan pembangunan di Papua
Kontribusi terhadap PDRB, Pertumbuhan Ekonomi, dan Pekerja Sektor Kostruksi 2009-2013(%)
Barat sebagaimana diamanatkan dalam Perpres Nomor 65 Tahun 2011, sektor konstruksi memegang
12,96
peranan penting khususnya dalam pembangunan
12,3
12,24
11,37
infrastruktur. Pembangunan infrastuktur ini terus
9,77 7,57 5,06
4,77
6,86
7,26
4,82
4,67
dilakukan
7,73
untuk
mengejar
ketertinggalan
pembangunan dari provinsi lain dan membuka
.id
9,25
3,65
.g o
keterisolasian distrik dan kampung.
Nilai tambah bruto sektor konstruksi Papua Barat Share PDRB
2011
2012
% Tenaga Kerja
2013
tahun 2013 mencapai 3.937,44 miliar rupiah. Share
bp s
2010
Pertumbuhan Konstruksi
sektor ini sempat menurun pada periode 2009-2011.
at .
2009
Sumber: BPS Provinsi Papua Barat, 2009-2013
Pada tahun 2013 kontribusinya meningkat menjadi
ar
6,86 persen. Walaupun bukan sebagai kontributor
Sorong
110,34
Kota Sorong
113,64
117,42
Teluk Wondama
118,18
Papua Barat
w tp :// w
Kaimana
150
11,37 persen.
harga
bangunan/konstruksi
suatu
penghitungan Dana Alokasi Umum (DAU).
173,13
177,68
100
namun
nasional. IKK merupakan salah satu alokator dalam
172,40
IKK Papua Barat tahun 2013 mencapai 121,01. 206,04
50
Barat
kabupaten/kota atau provinsi terhadap rata-rata
147,79
Tambraw 0
Papua
pertumbuhannya cukup signifikan, yaitu mencapai
kemahalan
143,74
ht
Fakfak
PDRB
indeks yang menggambarkan perbandingan tingkat
129,61
Teluk Bintuni
dalam
Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) adalah angka
121,01
Sorong Selatan
Maybrat
utama
w
Manokwari
Raja Ampat
ab
Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) menurut Kabupaten/Kota di Papua Barat 2013
pu
12.2
.p a
Gambar
7,73 persen dibandingkan tahun 2011 yaitu sebesar
200
Sumber: BPS RI, 2013
Angka tersebut adalah yang tertinggi kedua di 250
Indonesia setelah Provinsi Papua (188,70). Angka IKK tertinggi di Papua Barat berada di Kabupaten
TAHUKAH ANDA ? Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) Papua Barat adalah yang tertinggi kedua (121,01) di Indonesia setelah IKK Provinsi Papua (188,70).
Tambraw, yaitu mencapai 206,04. Nilai tersebut dapat dimaknai bahwa rata-rata harga barang-barang konstruksi di Kabupaten adalah yang paling mahal di Papua Barat. Sedangkan IKK terendah di Papua Barat berada di Kabupaten Sorong, yaitu sebesar 110,34.
44
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
13
HOTEL DAN PARIWISATA Jumlah Hotel Melati Terus Bertambah
tambah PDRB sektor ini tahun 2013 hanya sebesar total PDRB Papua Barat. Meskipun demikian, subsektor
ini cukup
menjanjikan.
Pertumbuhan
subsektor perhotelan cukup stabil dalam tiga tahun terakhir. Di tahun 2011 pertumbuhan subsektor ini
Uraian
2011
2012
Bintang
11
11
11
Melati
85
85
89
Jumlah Kamar (unit) Bintang
705
Melati
1 542
Jumlah T.Tidur (unit)
mencapai 11,06 persen, kemudian di tahun 2012
Bintang
meningkat menjadi 14,77 persen. Pada tahun 2013,
Melati
100 unit, yang terdiri dari 11 hotel bintang dan 89 hotel
pu
melati. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan
.p a
tahun 2012 yang berjumlah 96 unit (11 unit hotel bintang dan 85 unit hotel melati). Hotel berbintang
w
hanya tersebar di tiga kabupaten, yaitu Kabupaten
w
Fakfak, Kabupaten Manokwari dan Kota Sorong.
tp :// w
Sedangkan di Kabupaten Maybrat, Tambrauw, dan Sorong tidak terdapat satu unit pun bangunan hotel.
ht
Jumlah kamar dan tempat tidur baik hotel melati maupun bintang di tahun 2013 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2012. Jumlah kamar mengalami peningkatan menjadi 2.375 kamar dan umlah tempat
751
1 542
1 624
966
966
1 118
2 194
2 194
2 464
Bintang
2,54
2,88
1,85
Melati
3,45
3,10
2,47
Rata-rata Lama Tamu Menginap (asing) (Hari/orang)
ab
Jumlah hotel di Papua Barat tahun 2013 adalah
at .
menjadi sebesar 9,60 persen.
705
Rata-rata Lama Tamu Menginap (domestik+asing) (Hari/orang)
ar
subsektor ini mengalami penurunan pertumbuhan yaitu
2013
Jumlah Hotel (unit)
.id
78,90 miliar rupiah atau hanya sekitar 0,15 persen dari
Statistik Perhotelan Papua Barat 2011-2013
.g o
signifikan dalam perekonomian Papua Barat. Nilai
13.1
bp s
Kontribusi subsektor perhotelan memang tidak
Tabel
Selama satu tahun terakhir, jumlah hotel tipe melati mengalami peningkatan sedagnkan hotel tipe berbintang tetap. Hotel melati meningkat dari 85 unit menjadi 89 unit, sedangkan hotel berbintang tetap 11 unit hotel.
Bintang
7,02
5,75
2,72
Melati
6,06
7,01
2,55
Rata-rata Lama Tamu Menginap (domestik) (Hari/orang) Bintang
2,36
2,82
1,84
Melati
3,42
3,07
2,47
Bintang
1 286
1 551
1 839
Melati
72
202
297
Bintang
32 119
71 958
132 129
Melati
13 681
36 253
49 768
Jumlah Tamu Asing
Jumlah Tamu Domestik
Sumber: Statistik Perhotelan Provinsi Papua Barat, 2011-2013
tidur hotel meningkat menjadi 3.544 buah di tahun 2013. Pada periode tahun 2011-2013 rata-rata lama tamu menginap hotel bintang lebih rendah dari pada hotel melati. Rata-rata lama tamu menginap hotel
TAHUKAH ANDA ? Bandara Marinda di Raja Ampat (Papua Barat) telah diresmikan pada tanggal 9 Mei 2012. Hal ini adalah salah satu upaya untuk memajukan pariwisata di Raja Ampat yang telah mendunia.
bintang yang sempat meningkat di tahun 2012 menjadi
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
45
13
HOTEL DAN PARIWISATA Hotel Berbintang Favorit Tamu Asing dan Domestik Baik tamu asing maupun domestik ternyata lebih memilih hotel berbintang dibandingkan hotel melati. Hal ini tampak pada jumlah tamu pada hotel berbintang baik asing maupun domestik yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan hotel melati.
2,88 hari/orang dari 2,54 hari/orang di tahun 2011, menurun di tahun 2013 rata-rata menjadi 1,85 hari/ orang. Sedangkan tamu asing memiliki rata-rata lama menginap yang lebih tinggi dibandingkan dengan tamu domestik, baik itu dibedakan antara hotel bintang maupun hotel melati. Rata-rata tamu asing yang
.id
menginap di hotel bintang memiliki lama menginap
.g o
yang lebih panjang dibandingkan tamu asing yang menginap di hotel melati. Berbeda halnya dengan
bp s
tamu domestik yang memiliki rata-rata lama menginap yang lebih panjang pada hotel melati.
at .
Tamu asing sebagian besar memilih untuk
Gambar: Hotel di Manokwari
ar ab
13.1
hotel melati. Fenomena ini terlihat pada jumlah tamu
Jumlah Objek Wisata menurut Jenisnya di Papua Barat 2013
pada hotel berbintang jauh lebih tinggi dari pada hotel
pu
Gambar
menginap di hotel berbintang dibandingkan dengan
tp :// w
w
w
45
.p a
82
10
Alam
Budaya
melati. Jumlah tamu asing di hotel berbintang pada
tahun 2013 mencapai 1.839 orang (86,10%), sementara yang menginap di hotel melati hanya 297 orang (13,90%). Secara jumlah, tamu domestik yang menginap di
15
hotel jauh lebih banyak dari pada tamu asing. Jumlah tamu domestik di tahun 2013 mencapai 181.897 orang
Agro
ht
Tirta/Bahari
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua Barat, 2013
atau 98,84 persen dari seluruh jumlah tamu yang menginap di hotel. Seperti halnya dengan tamu asing, tamu domestik juga lebih memilih hotel bintang (72,64%) dari pada hotel melati (27,36%).
TAHUKAH ANDA ? Dari 26 kawasan konservasi di Papua Barat, Taman Nasional Teluk Cenderawasih adalah yang terluas di Papua Barat, yaitu 1,45 juta hektar.
Jumlah objek wisata di Papua Barat tahun 2013 sebanyak 152 objek, menurun dibandingkan dengan tahun 2012. Objek wisata tersebut terdiri dari 82 objek wisata alam, 10 objek wisata tirta/bahari, 45 objek wisata budaya, dan 15 objek wisata agro (Dinbudpar, 2013).
46
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
HOTEL DAN PARIWISATA
13
Jamursba Medi Jadi Tempat Konservasi Penyu Belimbing Jamursba Medi, Kabupaten Tambrauw, menjadi tempat wisata konservasi Penyu Belimbing yang sedang menghadapi kepunahan. Kini Penyu Belimbing dijadikan sebagai maskot dari Kabupaten Tambrauw.
Pariwisata di Papua Barat semakin hari semakin berkembang
terutama
karena
didukung
oleh
keindahan alamnya. Papua Barat sesungguhnya juga menyimpan berbagai keragaman hayati yang dapat menjadi daya tarik pariwisata. Salah satunya adalah penyu Belimbing (Dermochelys coriacea). Pantai
.id
Jamursba Medi di Kabupaten Tambrauw merupakan
.g o
pantai tempat peneluran penyu Belimbing, dan juga beberapa jenis penyu lain setiap tahunnya. Pantai ini
bp s
telah ditetapkan sebagai wilayah konservasi. Setelah
pantai Jamursba Medi untuk bertelur. Penyu Belimbing
ab
yang dijadikan sebagai maskot pemerintahan dan logo
ar
Florida Amerika Serikat dan kemudian kembali lagi ke
at .
bertelur mereka akan mencari makan sampai ke pantai
pu
Kabupaten Tambrauw merupakan penyu dengan
ukuran terbesar yang kini sedang menghadapi
.p a
kepunahan. Populasi di Indonesia pada tahun 1984
w
sarang pada tahun 1999.
w
sebanyak 13.000 sarang dan menurun menjadi 2.983
tp :// w
Wisata bahari lainnya yang menjadi unggulan adalah Taman Nasional Teluk Cendrawasih dengan luas 1.453.500 ha merupakan taman nasional perairan
ht
laut terluas di Indonesia. Taman Nasional Teluk Cendrawasih yang secara administrasi terletak di Kabupaten Manokwari memiliki beragam flora dan fauna baik yang dilindungi maupun tidak dilindungi. Terdapat 14 jenis flora yang dilindungi, 36 jenis burung, dimana 18 diantaranya dilindungi. Terdapat pula 196 jenis moluska, 209 jenis ikan. Wilayah ini juga merupakan tempat tinggal yang nyaman bagi paus dan lumba-lumba karena tidak adanya perburuan dan
Kawasan Kepulauan Raja Ampat
masih berlimpahnya makanan bagi mereka.
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
47
13
HOTEL DAN PARIWISATA Papeda, Wisata Kuliner Unik Khas Papua Papeda adalah salah satu wisata kuliner unik khas Papua yang terbuat dari sagu yang dibuat semacam bubur dan biasanya dimakan bersama dengan ikan kuah kuning dan tumis kangkung.
Rasanya tak lengkap jika kita berwisata tanpa mencicipi kuliner khas setempat. Papua memiliki makanan khas yang disebut dengan “Papeda”. Sagu merupakan bahan dasar pembuatan papeda. Sagu sendiri sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia
.id
bagian timur terutama daerah Maluku dan Papua.
.g o
Papeda selintas terlihat kenyal seperti lem. Cara membuatnya adalah dengan mencairkan tepung sagu
bp s
dengan air mendidih sambil terus diaduk sehingga sagu matang. Agar lebih beraroma, tepung sagu biasanya dibubuhi perasan jeruk nipis. Papeda sendiri
at .
Penyu Belimbing, salah satu penyu langka yang sering ditemukan di Jamursba Medi, Kabupaten Tambrauw Sumber: Image Google
karena itu papeda
ar
tidak memiliki rasa, oleh
ab
dikombinasikan dengan menu pelengkap lainnya.
tp :// w
w
w
.p a
pu
Menu pelengkap yang paling digemari adalah “ikan
ht
Papeda, Salah satu Wisata Kuliner khas Papua Barat Sumber: Image Google
kuah kuning” dan ikan bakar atau goreng. Ada juga yang mengkombinasikan papeda dengan sayur kangkung atau bunga papaya yang direbus/tumis. Untuk mengambil papeda memiliki cara tersendiri yaitu kita harus menggunakan sejenis sumpit. Papeda digulung-gulung dengan sumpit hingga terpisah dari gumpalan papeda utama dan kemudian dipindahkan ke piring. Cara memakan papeda juga unik. Penduduk asli Papua biasanya menyantap papeda dengan cara menyeruput perlahan-lahan papeda bersama dengan kuah kuningnya dari pinggir piring. Ada juga yang memakan papeda dengan sumpit, papeda digulung-
TAHUKAH ANDA ? Penyu Belimbing sejak menetas mampu berenang sampai ke perairan Florida, Amerika Serikat dan kembali lagi ke Jamurba Medi, Kabupaten Tambrauw untuk bertelur.
gulung kemudian disantap. Apabila memakan papeda untuk pertama kali maka akan terasa aneh karena teksturnya yang kenyal namun perpaduan papeda dengan kuah ikan kuning akan terasa begitu lezat. Rasanya segar, pedas dan asam.
48
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
14
TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI Program Percepatan Pembangunan dengan Pembangunan Jalan
Sektor
pengangkutan
(transportasi)
dan
komunikasi memang tidak memberikan kontribusi
Gambar
Salah satu program pendukung percepatan pembangunan Papua Barat yang diamanahkan dalam Perpres No 65 Tahun 2011 Tentang Percepatan Pembangunan Provinsi Papua Barat adalah Program Pengembangan Infrastruktur Dasar berupa pembangunan ruas jalan Trans Papua Barat.
Kontribusi terhadap PDRB dan Pertumbuhan Sektor Angkutan dan Komunikasi 2010-2013 (%)
14.1
utama dalam perekonomian Papua Barat. Sektor yang 11.88
termasuk ke dalam sektor tersier bersama sektor hotel,
dan
restoran;
keuangan, 5.32
persewaan, dan jasa perusahaan; serta sektor jasa-
4.82
4.7 4.75
.g o
jasa ini hanya mampu memberikan kontribusi 4-7 persen dalam beberapa tahun terakhir. Kontribusinya 2010
5.50
4.75
2013 % Tenaga Kerja
at .
ar Gambar
14.2
ab
masih lebih rendah di bandingkan sektor perdagangan,
10.22
Sumber: BPS Provinsi Papua Barat, 2013
konstan. Share sektor ini di tahun 2013 hanya 4,75 persen,
5.67
2012
Share PDRB Pertumbuhan
PDRB sebesar 2.416,98 miliar rupiah atas dasar harga berlaku dan 838,22 miliar rupiah atas dasar harga
2011
bp s
di tahun 2013 hanya 4,75 persen dengan nilai agregat
4.73
.id
perdagangan,
11.57
10.4
Ruas Jalan Trans Papua Barat Dalam Rencana Aksi Percepatan Pembangunan Papua Barat 2011-2015
pu
hotel, dan restoran (6,90%); dan sektor jasa-jasa
.p a
(6,72%) yang sama-sama berada di sektor tersier. Bila
dilihat dari sisi pertumbuhan ekonominya, di tahun
w
2013, sektor transportasi dan komunikasi memiliki
w
angka pertumbuhan yang tertinggi ketiga
dalam
tp :// w
kelompok sektor tersier. Sektor ini mengalami penurunan pertumbuhan dengan angka sebesar 10,22
ht
persen dibandingkan dengan tahun 2012 yang mencapai 11,57 persen dan merupakan sektor dengan pertumbuhan tertinggi kedua dalam kelompok sektor tersier di Papua Barat pada tahun tersebut. Salah satu program pendukung percepatan
Empat ruas Nasional dan Strategis Papua Barat
Panjang
1. Manokwari-Sorong 2. Manokwari (Maruni)-Bintuni
606.17 Km 217.15 Km
pembangunan Papua Barat yang terbaru diamanatkan
3. Fakfak-Hurimber-Bomberay 4. Sorong-Mega
162.00 Km 76.00 Km
dalam Perpres No 65 Tahun 2011 Tentang Percepatan
Total Dua Ruas Tambah Papua Barat 1. Fakfak-Kaimana-Manokwari
Pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat adalah Program Pengembangan Infrastruktur Dasar. Program tersebut rencananya akan membangun dan
2. Susumuk-Bintuni Total
1061.32 Km Panjang 609.00 Km 204.00 Km 813.00 Km
Sumber: Bappeda Provinsi Papua Barat, 2011
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
49
14
TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI Jalan Trans Papua Barat Menghubungkan Seluruh Kabupaten/Kota
Gambar
Ruas jalan Trans Papua akan dibangun untuk menghubungkan seluruh kabupaten/kota di Papua Barat. Panjangnya diperkirakan akan mencapai 1.874,32 Km yang terbagi ke dalam 6 ruas jalan.
14.3
meningkatkan jaringan jalan Trans Papua dan Papua
Persentase Panjang Jalan menurut Tingkat Pemerintahan yang Berwenang 2012 (%)
Barat. Pembangunan ruas jalan akan menghubungkan seluruh kabupaten/kota yang selama ini belum
Provinsi 10,20
Negara 13,57
terhubung dengan jalan darat. Rencana panjang jalan yang akan dibangun tersebut adalah 1.874,32 Km
.id
yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu ruas jalan Kabupaten 76,23
.g o
nasional dan strategis Papua Barat serta ruas jalan tambah Papua Barat.
bp s
Ruas jalan nasional dan strategis Papua Barat terdiri dari empat ruas jalan, yaitu Manokwari-Sorong
at .
(606,17 Km); Manokwari (Maruni) - Bintuni (217,15
Sumber: Dinas Perhubungan dan Informatika Provinsi Papua Barat, 2012
ar
Km); Fakfak-Hurimber-Bomberay (162,00 Km); dan Sorong-Mega (76,00 Km). Sedangkan Ruas Tambah
ab
TAHUKAH ANDA ?
Papua Barat terdiri dari dua ruas, yaitu Fakfak-
w
9,00%
Kaimana-Manokwari (609,00 Km) dan SusumukBintuni (204,00 Km). Kini sebagian pembangunan jalan ini sedang dilakukan, meskipun sebagian kabupaten telah terhubung namun belum dibuka untuk umum. Tersedianya akses transportasi yang memadai dan murah menjadi kebutuhan yang urgen bagi
tp :// w
14.4
Persentase Panjang Jalan menurut Jenis Permukaan 2012 (%)
ht
Gambar
w
.p a
pu
Dalam rangka perpcepatan pembangunan Papua Barat, pemerintah akan membangun ruas jalan sepanjang 1.874,32 Km yang akan menghubungkan seluruh kabupaten/ kota di Papua Barat.
wilayah Papua Barat yang kondisi geografisnya relatif sulit. Pembangunan akses transportasi terutama jalan 27,00%
33,00%
darat akan memberikan multiplier effect dari banyak sisi. Akses transportasi yang baik akan memudahkan pemerataan pendidikan, kesehatan, distribusi barang
31,00%
dan
jasa
masyarakat.
untuk
memenuhi
Kesulitan
kebutuhan
dalam
hidup
perhubungan
mengakibatkan ekonomi biaya tinggi yang akan Aspal
Kerikil
Tanah
Lainnya
Sumber: Dinas Perhubungan dan Informatika Provinsi Papua Barat, 2012
berpengaruh pada tingkat harga, baik harga barang maupun jasa. Tingkat harga yang tinggi inilah menjadi penyebab daya beli masyarakat rendah sehingga
50
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
14
TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI Sebagian Besar Permukaan Jalan Berjenis Tanah Ruas jalan terpanjang memiliki jenis permukaan tanah, persentasenya sebesar 32,50 persen, sedangkan permukaan kerikil sebesar 31,28 persen lebih panjang dibandingkan jalan dengan permukaan terluas berjenis aspal (27,07 persen).
Panjang jalan di Papua Barat tahun 2012 hanya 7.351,71 Km, kondisi ini mengalami perbaikan
Gambar
kemiskinan cenderung tinggi.
Jumlah Penumpang Datang dan Berangkat Kapal Laut di Pelabuhan yang Diusahakan 2011-2013 (org)
14.5
dibandingkan pada tahun 2011 yaitu sepanjang
313.01 326.89
306.12 256.61
6.403,25 Km. Kondisi panjang jalan tersebut terbagi
294.80
276.43
menjadi 997,55 Km (13,57%) jalan negara; 749,66 Km
.id
(10,20%) jalan provinsi; dan 5.604,50 Km (76,23%)
.g o
adalah jalan kabupaten. Sedangkan menurut jenis permukaanya terbagi menjadi 1990,50 Km (27,07%) 2011
Debarkasi (R ibu)
TAHUKAH ANDA ?
ab
Dengan masih terbatasnya akses perhubungan
Embarkasi (Ribu)
Sumber: BPS Prov Papua Barat, 2011-2013
ar
jalan dengan permukaan lainnya.
2013
at .
permukaan kerikil; 2.388,96 Km (32,50%) jalan dengan permukaan tanah; dan 672,31 Km (9,15%) adalah
2012
bp s
jalan aspal; 2.299,95 Km (31,28%) jalan dengan
lewat darat, sebagian besar orang memanfaatkan
Dalam Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), Kabupaten Manokwari dan Kota Sorong menjadi fokus pengembangan pusat ekonomi di Papua Barat.
pu
fasilitas perhubungan via laut dan udara. Peningkatan
.p a
pada jumlah armada selama 2012-2013 tidak terjadi
w
pada jumlah penumpang kapal datang (debarkasi) dan
tp :// w
penumpang datang 313,0 ribu orang (debarkasi) dan 326,9 ribu orang (embarkasi) dengan armadanya 681
Gambar
w
berangkat (embarkasi). Pada tahun 2012 jumlah
14.6
Jumlah Penumpang Datang dan Berangkat Pesawat Udara 2011-2013 (orang)
unit. Di tahun 2013 jumlahnya menurun menjadi 294,8 569.77 612.40
ht
ribu orang (debarkasi) dan 276,4 ribu orang
485.54 513.30
(embarkasi) dengan armada sejumlah 767 unit. Jumlah penumpang pesawat udara cenderung
347.51
333.43
meningkat selama 2012-2013. Jumlah penumpang datang mencapai 569,77 ribu orang dengan jumlah penerbangan 14.289 dan berangkat 612,4 ribu orang dengan jumlah penerbangan 14.289 kali di tahun 2012. Rata-rata penumpang pesawat untuk debarkasi sebesar 40 orang dan 43 penumpang untuk embarkasi.*)
2011
2012
Debarkasi (R ibu)
2013 Embarkasi (Ribu)
Sumber: BPS Prov Papua Barat, 2011-2013 *) rata-rata jumlah penumpang diperoleh dari pembagian jumlah penumpang dengan jumlah penerbangan termasuk pesawat ringan dengan kapasitas kecil.
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
51
15
PERBANKAN DAN INVESTASI Kredit Perbankan untuk Investasi Sedikit Meningkat
Gambar
Kredit pinjaman bank menurut penggunaan dalam tiga tahun terakhir menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat meminjam dana di bank untuk kebutuhan modal kerja. Namun kredit yang digunakan untuk investasi justru menjadi yang paling kecil, namun persentasenya sedikit meningkat.
Perbankan
15.1
Jumlah Kantor Bank menurut Jenisnya di Provinsi Papua Barat 2009-2013 (unit)
selain
memberikan
kemudahan
fasilitas bertransaksi dan sebagai tempat penyedia dana bagi yang membutuhkan dana kredit juga
67
63
92
86
menjadi sarana yang aman untuk berinvestasi. Peranannya dalam mendukung proses pembangunan
102
menjadi sangat vital di era modern seperti saat ini. Di tahun 2012 jumlah kantor bank hanya 116 unit
24
23
22
13
.id
54
52 11
129
116
109
0
1
1
3
yang terdiri dari 23 unit bank swasta nasional, 92 unit
2009
2010
2011
2012
2013
bank persero dan pemerintah daerah serta 1 unit
bp s
.g o
0
Swasta Nasional
perkreditan
rakyat.
Di
tahun
2013
jumlahnya
Persero dan Pemda
Total
meningkat menjadi 129 unit kantor bank, yang terbagi
at .
Perkreditan Rakyat
Sumber: Bank Indonesia, 2009-2013
menjadi 24 unit bank swasta nasional, 102 unit bank
ar Posisi Kredit Perbankan Rupiah dan Valas menurut Jenis Penggunaan 2009-2013 (%)
38,97
39,33
39,21
12,37
11,87
18,89
48,79
41,91
18,00
tp :// w
2009
57,60
2010
ht
42,46
w
22,09
.p a
24,41
w
35,45
rakyat.
ab
15.2
pu
Gambar
persero dan pemerintah daerah serta 3 perkreditan
48,66
2011
Modal Kerja
2012
Investasi
Dalam tiga tahun terakhir, fasilitas kredit
perbankan yang disalurkan ke masyarakat baik rupiah maupun valuta asing (valas) lebih banyak digunakan untuk modal kerja. Penggunaan kredit untuk keperluan investasi justru lebih kecil digunakan dari pada penggunaan kredit untuk keperluan konsumsi. Penggunaan kredit perbankan untuk keperluan investasi meningkat dari 11,87 persen di tahun 2012
2013 Konsumsi
Sumber: Bank Indonesia, 2009-2013
menjadi 18,89 persen di tahun 2013, sedangkan penggunaan
untuk
keperluan
konsumsi
sedikit
menurun dari 39,33 persen menjadi 39,21 persen. Hal ini tersirat bahwa kesadaran masyarakat untuk
TAHUKAH ANDA ? Kredit perbankan (rupiah dan valuta asing) terbanyak di Papua Barat digunakan oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran , yaitu mencapai 60,53 persen.
berinvestasi dalam perbankan menunjukkan kondisi semakin membaik. Penurunan pada penggunaan kredit untuk konsumsi yang
jauh lebih kecil
dibandingkan penurunan kredit untuk keperluan modal kerja menunjukkan masih adanya kecenderungan perilaku konsumtif masyarakat di Papua Barat.
52
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
16
HARGA-HARGA Kenaikan Harga Hampir Satu Setengah Kali Lipat
Inflasi adalah persentase tingkat perubahan harga sejumlah barang dan jasa yang secara umum
Tabel
Secara umum sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2013 harga-harga barang meningkat satu setengah kali lipat. Hal ini ditunjukkan dengan nilai IHK yang mencapai 163,94 persen atau telah terjadi kenaikan harga sebesar 63,94 persen terhadap tahun dasar 2007.
16.1
Indeks Harga Konsumen (2007=100) Papua Barat Januari 2011- Desember 2013 (%)
Bulan
dikonsumsi rumah tangga. Perubahan yang dimaksud
2011
2012
2013
Januari
140,45
143,94
barang dan jasa. Ada kalanya harga barang tidak
140,32
143,10
151,39
Febuari
berubah dibandingkan dengan kondisi sebelumnya
Maret
139,34
143,02
155,32
April
138,86
Mei
139,17
Juni
Juli
periode waktu tertentu (bulanan) disebut inflasi/harga
144,87
156,05
.g o
perubahan harga barang dan jasa tersebut pada
145,68
156,56
141,50
148,31
158,35
143,55
150,08
165,48
144,60
151,43
174,62
143,49
150,36
167,57
142,76
150,84
163,85
149,69
151,64
163,94
Agtustus
Indikator ini dapat dipakai sebagai informasi dasar
September
dalam pengambilan keputusan kebijakan ekonomi
Oktober
makro dan mikro, baik fiskal maupun moneter.
November
142,56
Desember
144,44
ab
ar
at .
naik (nilainya >0) dan deflasi/harga turun (nilainya <0).
Kenaikan harga memang tidak dapat dihindari,
162,46
Sumber: BPS Prov Papua Barat, 2010-2012
pu
namun dapat dikendalikan. Pengendalian harga-harga
152,88
bp s
pada referensi survei. Rata-rata tertimbang dari
.id
adalah terjadi kenaikan atau mungkin penurunan harga
.p a
perlu dilakukan mengingat Papua Barat masih menggantungkan ketersediaan barang dari luar
w
provinsi. Oleh karena itu, kelancaran distribusi barang
w
dan jasa dalam memenuhi kebutuhan masyarakat
tp :// w
harus dimonitor karena sangat berpengaruh dalam kenaikan harga. Inflasi yang tinggi akibat dari kenaikan
ht
harga mengakibatkan daya beli masyarakat menurun, dampaknya kinerja perekonomian menjadi menurun dan kemiskinan cenderung meningkat. IHK Papua Barat tahun 2013 (kondisi bulan
►► Kegunaan Angka Inflasi : 1. Indeksasi upah dan tunjangan gaji pegawai (wageindexation). 2. Penyesuaian nilai kontrak (contractual payment). 3. Eskalasi nilai proyek (project escalation). 4. Penentuan target inflasi (inflation targeting). 5. Indeksasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah (budget indexation). 6. Sebagai pembagi PDB/PDRB (GDP/GRDB deflator) 7. Sebagai proxy perubahan biaya hidup (proxy of cost of living). 8. Indikator dini tingkat bunga, valas, dan indeks harga saham.
Desember) sebesar 163,94 persen artinya terjadi kenaikan harga secara umum sebesar 63,94 persen dibandingkan dengan harga pada tahun dasar 2007, atau dengan kata lain, harga secara umum saat ini satu setengah kali lebih mahal dari pada harga tahun
TAHUKAH ANDA ? Inflasi tahunan tertinggi yang pernah terjadi di Papua Barat adalah sebesar 20,06 persen dan menjadi yang tertinggi di Indonesia pada tahun 2008.
2007. Selama tahun 2011-2013 ini, inflasi lebih banyak
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
53
16
HARGA-HARGA Kenaikan Harga di Tahun 2011 Lebih Terkontrol
16.1
terjadi dari pada deflasi. Sepanjang 36 bulan tersebut,
Laju Inflasi Gabungan Papua Barat Januari 2011- Desember 2013 (%)
hanya 16 kali terjadi penurunan IHK (deflasi), 20 bulan lainnnya terjadi kenaikan IHK (inflasi).
8 6
Selama Januari 2011-2013 inflasi gabungan
5,53
4,5 4
tertinggi sebesar 5,53 persen yang terjadi di bulan 1,5
1,24 0,14
1,24
0,32
0,86
1,6
0,91
Agustus 2013. Sedangkan deflasi terendah terjadi di
-0,84
bulan September 2013 sebesar –4,04 persen. Tingkat
1,14
0
-0,6
-0,85
-0,45
-0,43
-0,93
-2
-2,22
-4
fluktuasi harga yang ekstrim dapat ditunjukkan dengan gambar grafik inflasi yang menyerupai gergaji.
bp s
-4,04
.id
2,1
2
.g o
Gambar
Dibandingkan dengan tahun -tahun sebelumnya, di tahun 2011 kenaikan harga-harga lebih terkontrol. Hal ini tampak pada besarnya inflasi tahun kalender yang mampu ditekan menjadi 2,36 persen dibandingkan tahun 2013 (7,28 persen), 2012 (4,99 persen), dan tahun 2010 (6,25 persen).
-6
Semakin fluktuatif harga (kenaikan dan penurunan harga yang ekstrim) maka semakin panjang gap yang
at .
Sumber: Survei Harga Konsumen, 2011-2013
ar
pada bulan November 2011 sebesar –0,10 persen,
Laju Inflasi Tahun Kalender (2007=100) Januari 2009-Desember 2013 (%)
yang berlanjut dengan inflasi yang cukup tinggi pada
2013
bulan berikutnya yaitu Desember 2011 yang mencapai
-0,93
1,24 persen. Ini adalah salah satu contoh pergerakan
2011
2012
0,15
-0,46
-0,35
Febuari
0,22
-0,55
-0,92
0,04
Maret
0,37
-1,25
-0,98
1,64
april
1,94
-1,59
Mei
1,37
-1,37
w
.p a
2010
Januari
0,30
w
Bulan
ab
16.2
pu
Tabel
tercipta antar titik waktu. Sebagai contoh adalah deflasi
2,11
0,86
2,45
harga yang harus dikontrol, supaya pergerakan ekstrim tersebut tidak terjadi, salah satunya adalah intervensi pemerintah melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah.
0,28
2,68
3,62
Laju inflasi tahun kalender 2010-2013 tertinggi
4,48
1,74
3,91
8,29
terjadi di tahun 2013, yaitu sebesar 14,27 persen yang
5,52
2,48
4,84
14,27
terjadi di bulan Agustus. Sebelumnya di tahun 2008
5,71
1,70
4,10
9,65
adalah inflasi tahun kalender tertinggi yang pernah
5,21
1,18
4,44
7,22
5,40
1,03
3,64
6,31
Desember 6,25 2009-2012 2,36 Sumber: Survei Harga Konsumen,
4,99
7,28
tp :// w 2,08
Juni Juli
September Oktober
ht
Agtustus
November
terjadi di Papua Barat. Nilainya mencapai 20,06 persen. Sempat menurun di tahun 2009 menjadi 5,22 persen, kembali meningkat di tahun 2010 menjadi 6,25 persen. Kondisi pergerakan harga cenderung kondusif
►► CATATAN: Inflasi ringan : kurang dari 10 % per tahun Inflasi sedang : 10-30 % per tahun
kalender tertinggi hanya sebesar 2,36 persen,
Inflasi tinggi
kemudian meningkat di tahun 2012
: 30-100 % per tahun
Hyperinflation : lebih dari % per tahun
54
memasuki tahun 2011. Di tahun tersebut inflasi tahun
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
persen.
menjadi 4,99
16
HARGA-HARGA Harga Meningkat Lebih dari Satu Setengah Kali Lipat
Di tahun 2013 telah terjadi delapan kali inflasi dan empat kali deflasi. Inflasi tahun kalender sampai
Tabel
Berdasarkan IHK tahun 2012, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau menjadi pemicu utama inflasi. Hal ini ditunjukkan dengan menempatkan kelompok tersebut menjadi IHK tertinggi yaitu 167,72 perrsen, artinya terjadi kenaikan harga sebesar 67,72 persen terhadap tahun dasar 2007 pada kelompok pengeluaran tersebut.
dengan bulan Desember 2013 lebih tinggi dari inflasi
16.3
IHK Gabungan Papua Barat menurut Kelompok Pengeluaran 2011-2013 (%) 2011
2012
2013
tahun kalender tahun 2012. Hal ini mungkin
Bahan Makanan
156,45
167,38
110,08
disebabkan oleh momen dimana memungkinkan
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
162,15
167,72
108,05
Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar
.id
Kelompok Pengeluaran
142,76
145,75
106,24
123,39
128,59
100,52
134,98
138,42
105,78
Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga
123,89
128,21
105,29
Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
123,69
131,94
111,07
Umum/Total
144,44
151,64
108,09
natal, dan menjelang perayaan tahun baru pada menjelang akhir tahun 2013.
Sandang
.g o
terjadi inflasi yang tinggi, seperti hari raya idul fitri,
2013 berada pada kelompok pengeluaran transportasi, komunikasi dan jassa keuangan. IHK pada kelompok
Sumber: Survei Harga Konsumen, 2011-2013
ab
pengeluaran tersebut mencapai 111,07 persen, artinya
at .
dalam 7 kelompok pengeluaran. IHK tertinggi di tahun
ar
Penghitungan angka inflasi dikelompokkan ke
bp s
Kesehatan
terjadi kenaikan harga sebesar 11,07 persen pada
.p a
kondisi tahun dasar 2007.
Inflasi tahun kalender tahun 2013 tercatat 7,28 transportasi,
komunikasi
w
pengeluaran
w
persen. Penyumbang inflasi terbesar dari kelompok dan
jasa
Tabel
pu
kelompok pengeluaran ini dibandingkan dengan
16.4
Laju Inflasi Tahun Kalender (2007=100) menurut Kelompok Pengeluaran 2011-2013 (%)
2011
2012
2013
Bahan Makanan
-0,28
6,98
9,53
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
1,75
3,43
6,06
persen. Berbeda dengan inflasi tahun kalender 2012,
Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar
3,85
2,09
5,34
pada tahun kalender 2013 terjadi deflasi pada
Sandang
2,73
4,22
-2,41
kelompok pengeluaran sandang yaitu, sebesar –2,41
Kesehatan
3,89
2,55
4,77
persen
Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga
2,82
3,48
1,27
Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
5,96
6,67
11,72
indikator yang berguna untuk mengukur tingkat
Umum/Total
2,36
4,99
7,28
kesejahteraan petani, karena mengukur kemampuan
Sumber: Survei Harga Konsumen, 2011-2013
tp :// w
keuangan, yaitu sebesar 11,72 persen. Inflasi kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olah
ht
raga memiliki tingkat inflasi terendah, yaitu hanya 2,09
Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu
Kelompok Pengeluaran
tukar produk (komoditas) yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
55
16
HARGA-HARGA Petani Mengalami Kerugian Usaha
Gambar
Secara umum, petani mengalami surplus usaha. Hal ini terlihat dari nilai NTP 2013 sebesar 99,64 persen. Artinya petani mengalami kerugian sebesar 0,36 persen.
16.2
150,00
100,00
Nilai Tukar Petani (NTP) Papua Barat 2010-2013 (%) (2007=100)
128,74 124,34
130,71 126,96
132,89 137,17 130,78 136,67
103,55
102,95
101,62
99,64
baik untuk proses produksi (usaha) maupun untuk konsumsi rumah tangga petani. NTP Papua Barat tahun 2013 sebesar 99,64 persen lebih lebih rendah dibandingkan dengan NTP tahun 2012 sebesar 101,62 persen. Dengan demikian,
.id
nilai NTP terlihat cenderung mengalami penurunan 50,00
.g o
dalam empat tahun terakhir. Nilai NTP 99,64 persen mengandung makna petani mengalami kerugian usaha 2010
2011
IT
2012 NTP
IB
2013*)
sebesar 0,36 persen terhadap tahun dasar 2007.
bp s
0,00
Nilai NTP 2010-2013 cenderung terus mengalami penurunan, maknanya meskipun kesejahteraan petani
at .
Sumber: Survei Harga Perdesaan, 2009-2012 *) Rata-rata Bulan Januari-November 2013 (2012=100)
ar
lebih baik dibandingkan dengan tahun dasar 2007 namun kesejahteraannya cenderung menurun dari
ab
TAHUKAH ANDA ?
tahun ke tahun. Tren penurunan tersebut diakibatkan
w
.p a
pu
Sejak mulai dihitung (tahun 2008) sampai saat ini, NTP subsektor tanaman pangan di Papua Barat nilai indeksnya selalu berada dibawah 100.
w tp :// w
NTP_N
2011
NTP_H
NTP_PR
NTP_PT
petani (It). Bila kecepatan laju Ib tidak terkontrol maka lambat laun akan menyamai atau bahkan melebihi nilai It, yang berarti bahwa NTP akan semakin menurun. Nilai NTP berdasarkan subsektor tahun 2013
NTP menurut Subsektor 2011-2013 (%) (2007=100)
Tahun
lebih cepat dibandingkan dengan indeks yang diterima
tercatat bahwa hampir seluruh subsektor mengalami NTP_P
penurunan nilai indeks dibandingkan dengan kondisi
ht
Tabel
16.5
oleh laju indeks yang dibayarkan petani (Ib) bergerak
112,68
106,59
124,25
113,07
87,01
2012
112,11
106,39
120,45
112,45
84,87
114,76 persen. Hal ini dapat diartikan bahwa petani
2013*)
114,19
103,81
114,76
111,70
81,25
pada perkebunan rakyat memilikii pendapatan usaha
tahun 2012. NTP tertinggi berada pada subsektor
Sumber: Survei Harga Perdesaan, 2010-2012 NTP_N : Nilai Tukar Petani perikanan NTP_H : Nilai Tukar Petani Hortikultura NTP_PR : Nilai Tukar Petani Perkebunan Rakyat NTP_PT : Nilai Tukar Petani Peternakan NTP_P : Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan *) Rata-rata Bulan Januari—November 2013 (2012=100)
56
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
pertanian perkebunan rakyat, nilai indeksnya sebesar
pertanian yang lebih baik dari pada petani pada subsektor lain. Diantara subsektor-subsektor tersebut hanya subsektor tanaman pangan yang nilai indeksnya dibawah 100 persen, yaitu sebesar 81,25 persen.
16
HARGA-HARGA Pertanian Tanaman Pangan Masih Tidak Prospektif
Artinya indeks yang harus dibayarkan petani lebih tinggi dari indeks yang diterima petani atau dapat dikatakan petani tanaman pangan belum survive.
Gambar
NTP subsektor tanaman pangan sampai saat ini tidak pernah lebih dari 100 persen. Artinya adalah biaya yang dibayarkan petani selalu lebih tinggi daripada biaya yang diterima petani dalam usaha pertaniannya. Dengan kata lain petani di subsektor tanaman pangan belum survive.
Laju Inflasi Pedesaan Bulanan (2007=100) Papua Barat Januari 2011-Novemer 2013 (%)
16.3
3,50
160,71 persen sedangkan IHK pedesaan mencapai 146,16 persen. Artinya bahwa di tahun 2013 telah terjadi kenaikan harga secara umum sebesar 60,71 persen untuk daerah perkotaan dan 46,16 persen di
1,50 1,00 0,74
0,50
0,32
0,29 0,16
0,00 -0,50
-0,83
-1,00 -1,50
0,30
0,90
0,12
0,61 0,25
1,25
0,50 0,30 0,11 -0,09
0,99 0,71 0,51 0,08
0,27
-0,32 -0,28
Sumber: Survei Harga Pedesaan, 2011-2013
ar
daerah pedesaan dibandingkan dengan harga tahun
TAHUKAH ANDA ?
ab
dasar 2007.
0,20
-0,27
1,02
.id
contoh di tahun 2013, IHK perkotaan telah mencapai
2,00
.g o
besarnya IHK total dari tahun ke tahun. Sebagai
2,91
2,50
bp s
rendah dari pada di perkotaan. Kondisi ini tampak dari
3,00
at .
Secara umum inflasi pedesaan tahunan lebih
Selama tahun 2011-2013 inflasi pedesaan tertinggi adalah sebesar 2,91 persen yang terjadi pada
pu
Meskipun sepanjang Januari 2011November 2013 di daerah pedesaaan lebih banyak terjadi inflasi, ternyata kenaikan harga di daerah perkotaan lebih tinggi dari pada daerah pedesaan.
.p a
bulan Juli 2013, dimana pada saat yang bersamaan inflasi perkotaan juga sedang berada pada titik kedua
w
tertinggi selama periode 2011-2013. Sementara deflasi
tp :// w
persen, lebih rendah dari daerah perkotaan yang juga
Tabel
w
terendah terjadi pada bulan April 2011 sebesar –0,83
16.6
Indeks Harga Konsumen Pedesaan menurut Kelompok Pengeluaran 2010-2013 (2007=100)
mengalami deflasi pada bulan tersebut (-0,55%).
ht
Selama periode 2011-2013 hanya terjadi enam kali deflasi, sedangkan 29 bulan lainnya mengalami inflasi, bahkan pernah terjadi inflasi selama 9 bulan secara berurutan pada bulan Oktober 2011-Agustus 2012. Kenaikan harga tertinggi berdasarkan kelompok pengeluaran berada pada bahan makanan, yaitu 69,94 persen terhadap tahun dasar 2007 (nilai IHK=169,94). Sedangkan
kelompok
pengeluaran
transport,
komunikasi dan jasa keuangan mengalami kenaikan
Kelompok Pengeluaran
2010
2011
2012
2013 *)
Bahan Makanan
145,93
150,68
157,84
169,94
118,91
121,48
126,17
132,29
122,69
122,95
124,96
127,95
Sandang
127,01
129,34
233,63
138,97
Kesehatan
112,70
123,01
125,20
130,86
107,80
111,93
113,27
115,05
102,73
104,01
104,48
109,50
129,96
133,12
137,99
146,16
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar
Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan Umum/Total
Sumber: Survei Harga Perdesaan, 2010-2013 *) Rata-rata bulan Januari-November 2013 (2007=100)
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
57
16
HARGA-HARGA Inflasi Tahun Kalender Terus Meningkat
Tabel
Inflasi pedesaan tahun kalender selama tiga tahun terakhir terus meningkat. Di tahun 2011, inflasi tahun pedesaan tahun kalender hanya sebesar 0,50 persen.. Nilai tersebut meningkat cukup tinggi di tahun 2012 menjadi 5,62 persen dan kembali meningkat menjadi 6,34 persen di tahun 2013.
16.7
Laju Inflasi Pedesaan Tahun Kalender (2007=100) menurut Kelompok Pengeluaran 2011-2013 (%)
harga terendah yaitu hanya sebesar 9,50 persen (nilai IHK=109,50).
2012
2013
Laju inflasi pedesaan tahun kalender tahun 2011
-0.52
7,49
8,83
sebesar 0,50 persen, jauh lebih rendah dibandingkan
1.97
5,87
8,83
tahun 2012 dan 2013 dengan nilai yang terus
-0.05
2,15
3,52
meningkat seltiap tahunnya. Hal ini mengandung arti
Sandang
2.92
4,04
3,32
tingkat kenaikan harga di tahun 2011 jauh lebih rendah
Kesehatan
1.24
2,73
2,79
dibandingkan tahun 2012 dan 2013, atau dapat
Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga
2.70
1,55
3,55
dikatakan bahwa iklim pergerakan harganya lebih
Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
0.46
1,21
0,98
kondusif. Peninngkatan inflasi tahun kalender di
Umum/Total
0.50
5,62
6,34
wilayah perdesaan tahun 2012 mencapai nilai sebesar
.g o
Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar
bp s
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
at .
Bahan Makanan
.id
2011
Kelompok Pengeluaran
5,62 persen dan kembali meningkat di tahun 2013
ar
Sumber: Survei Harga Perdesaan, 2011-2013
ab
pu
2010
.p a
16.4
Perkembangan Harga Sembilan Bahan Pokok (Sembako) Terpilih Papua Barat 2010-2011 (Rp/Kg) 2011 14298
15650
w
Gambar
menjadi 6,34 persen.
tp :// w
7869
ht
6970
w
13168 13147
Beras
Minyak goreng
Gula
Sumber: SHPB 2010-2011
TAHUKAH ANDA ? Kenaikan harga secara umum di pedesaan selalu lebih rendah dibandingkan di perkotaan selama tahun 2007-2013*. Di perkotaan harga naik 60,71% dan di pedesaan harga naik 46,16% terhadap tahun dasar 2007.
58
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
Perkembangan
harga
bahan
pokok
perlu
mendapatkan perhatian pemerintah daerah karena sangat
mempengaruhi
stabilitas
harga
dan
berpengaruh pada pergerakan garis kemiskinan disuatu daerah. Harga beras tahun 2010 rata-rata sebesar Rp 6.970/Kg kemudian mengalami kenaikan menjadi Rp 7.869/Kg di tahun 2011. Demikian pula dengan harga gula pasir yang mengalami kenaikan dari Rp 13.147/Kg menjadi Rp 15.650/Kg di tahun 2011. Harga minyak goreng justru mengalami penurunan dari Rp 14.298/Kg di tahun 2010 menjadi Rp 13.168/Kg di tahun 2011.
17
PENGELUARAN PENDUDUK Kontribusi Konsumsi Rumah Tangga Menurun
penggunaan
tercatat
pengeluaran rumah tangga tahun 2013 mencapai 17.996,15
miliar
rupiah.
Kondisi
ini
17.1
tumbuh
dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 8,12 persen dengan nilai agregat pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 15.208,56 miliar rupiah.
Statistik Pengeluaran Penduduk 2011-2013
Uraian
2011
PDRB pengeluaran Konsumsi rumah tangga (Juta Rp)
Pertumbuhan di tahun 2012-2013 lebih rendah
Distribusi (%)
dibandingkan
Pertumbuhan(%)
yang
tumbuh 8,45 persen dengan nilai tambah PDRB tahun 2011 untuk pengeluaran rumah tangga sebesar 13.142,73 miliar rupiah. Kontribusi
konsumsi
rumah
tangga
pada
50 908 726,59
13 142 728,91
15 208 563,67
17 996 150,28
35,2
35,35
9,78
8,45
8,12
Rata-rata pengeluaran per kapita per bulan (Rp)
596 743
816 137
876 253
Makanan (Rp)
321 274
397 293
430 957
Non Makanan (Rp)
275 469
418 844
445 296
Sumber: PDRB menurut Penggunaan, BPS Provinsi Papua Barat 2011-2013
ab
perekonomian dalam PDRB dari sisi penggunaan
43 204 816,69
bp s
2011-2012
at .
periode
2013
36 176 187,33
36,33
ar
dengan
2012
.id
PDRB
.g o
Berdasarkan
Tabel
Pengeluaran konsumsi rumah tangga berdasarkan PDRB penggunaan tahun 2013 sebesar 35,35 persen, turun dari kondisi 2011 sebesar 36,33 persen. Kondisi ini disebabkan oleh tajamnya peningaktan kontribusi ekspor dalam tiga tahun terakhir, terutama ekspor LNG.
relatif tinggi, kontribusinya mencapai 35,35 persen di
pu
tahun 2012. Sebelum tahun 2009, share pengeluaran
TAHUKAH ANDA ?
.p a
konsumsi rumah tangga berkisar antara 50-65 persen. Sejak mulai berproduksinya LNG Tangguh pada akhir
w
tahun 2009 dan kemudian mulai diekspor, LNG yang
w
memiliki nilai tambah besar tersebut berdampak
Sejak berproduksinya LNG Tangguh kontribusi pengeluaran konsumsi rumah tangga dalam PDRB Papua Barat tidak lagi menjadi yang paling dominan.
tp :// w
terhadap semakin menurunnya kontribusi pengeluaran konsumsi rumah tangga terhadap PDRB.
ht
Rata-rata pengeluaran per kapita per bulan Papua Barat terus mengalami peningkatan. Di tahun 2011 rata-rata pengeluaran hanya Rp 596.743/kapita/bulan, kemudian
di
tahun
2012
nilainya
mengalami
peningkatan menjadi Rp 816.137/kapita/bulan. Di tahun 2013, rata-rata pengeluaran kembali meningkat cukup signifikan, yaitu menjadi Rp 876.253/kapita/ bulan. Sumber: Image Google
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
59
17
PENGELUARAN PENDUDUK Persentase Pengeluaran Makanan Sedikit Meningkatt
Gambar
Setelah mengalami penurunan di tahun 2012 (46,68%) bila dibandingkan dengan tahun 2011 (53,84%), persentase pengeluaran untuk makanan tahun 2013 mengalami sedikit peningkatan menjadi 49,18 persen.
Perbandingan antara pengeluaran makanan dan
Persentase Pengeluaran per Kapita Makanan dan Non Makanan Papua Barat 2011-2013 (%)
17.1
non makanan dapat digunakan sebagai indikator tingkat kesejahteraan masyarakat. Semakin tinggi
53,84 51,32
persentase pengeluaran non makanan maka dapat
50,82 49,18
48,68
dikatakan bahwa tingkat kesejahteraannya semakin membaik. Pola pengeluaran makanan di Papua Barat
.id
46,16
.g o
cenderung tinggi beberapa tahun sebelum 2012, namun setelah itu persentasenya berangsur menurun. 2012 Makanan
Di tahun 2011 persentase pengeluaran makanan
2013
bp s
2011
mencapai 53,84 persen menurun menjadi 48,68
Non Makanan
persen (2012) dan sedikit meningkat menjadi 49,18
at .
Sumber: Konsusmsi Kalori dan Protein Penduduk Indonesia dan Provinsi Susenas, 2011-2013
ar
persen (2013). Hal ini sejalan dengan hukum ekonomi
ab
pu
17.2
Konsumsi Kalori (KKal) dan Konsumsi Protein (gram) per Kapita per Hari 2011-2013
.p a
Gambar
yang dikemukakan oleh Ernst Engel bahwa bila selera
Konsumsi Protein
2012 2011
1669.96
w
2013
1696.60
1847.90
51.03
48.00
menggambarkan kesejahteraan masyarakat dihitung
antara kuantitas setiap makanan yang dikonsumsi
2011
46.00
Tingkat kecukupan gizi, indikator yang dapat
dikonsumsi, yaitu dengan menjumlahkan hasil kali
50.00
52.00
ht
1500.00 1600.00 1700.00 1800.00 1900.00
menurun dengan semakin meningkatnya pendapatan.
berdasarkan besarnya kalori dan protein yang
48.00
48.13
2012
tp :// w
2013
w
Konsumsi Kalori
tidak berbeda maka pengeluaran untuk makanan akan
Sumber: Konsusmsi Kalori dan Protein Penduduk Indonesia dan Provinsi (Susenas, 2011-2013)
dengan besarnya kandungan kalori dan protein setiap jenis makanan. Berdasarkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII 2004 ditetapkan standar angka kecukupan konsumsi kalori dan protein penduduk Indonesia.
TAHUKAH ANDA ? Salah satu cara yang mudah mendeteksi dini untuk mengetahui kelompok beresiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah dengan pengukuran LILA (Lingkar Lengan Atas). Bila LILA < 23,5 cm maka beresiko menderita KEK.
60
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
Angka kecukupan konsumsi kalori yaitu sebesar 2000 Kilokalori per kapita per hari dan 52 gram per kapita per hari untuk konsumsi protein. Berpedoman pada pernyataan diatas, maka konsumsi kalori penduduk Papua Barat masih dibawah standar kecukupan. Konsumsi kalori per kapita per hari
17
PENGELUARAN PENDUDUK Konsumsi Kalori dan Protein Dibawah Standar
masyarakat Papua Barat tahun 2011 sebesar 1.847,90 KKal. Kemudian di tahun 2012, konsumsi kalori
Gambar
Konsumsi kalori dan protein masyarakat Papua Barat masih dibawah standar kecukupan 2.000 Kkal/ kapita/hari untuk kalori dan 52 gram/kapita/hari untuk protein. Di tahun 2013 konsumsi kalori Papua Barat sebesar 1.669,96 Kkal/kapita/hari dan konsumsi protein hanya 48,00 gram/kapita/hari.
Konsumsi Kalori (KKal) dan Konsumsi Protein (gram) per Kapita per Hari 2009-2011
17.3
mengalami penurunan menjadi 1.696,60 Kkal per kapita per hari. Pada tahun 2013 konsumsi kalori
Konsumsi Kalori 1740,19
kembali menurun menjadi 1.669,96 Kkal per kapita per hari.
.id
Rata-rata konsumsi protein penduduk Papua
1635,81
.g o
Barat juga masih berada dibawah batas standar hari selama tiga tahun terakhir. Rata-rata konsumsi protein cenderung mengalami penurunan dengan
at .
Papua Barat
54,08
48,00
45,05
ab
kapita per hari di tahun 2011 menuurun menjadi 48,13
Kota
Konsumsi Protein
ar
protein. Sempat mencapai besaran 51,03 gram per
Desa
bp s
kecukupan konsumsi protein 52 gram per kapita per
semakin menjauhi angka standar kecukupan konsumsi
1669,96
pu
gram per kapita per hari di tahun 2012. Kemudian kapita per hari. dengan
tahun-tahun
sebelumnya,
w
Berbeda
.p a
turun kemabali di tahun 2013 menjadi 48,00 gram per
w
rendahnya konsumsi protein di Papua Barat lebih
tp :// w
dipengaruhi oleh pola konsumsi masyarakat di
Desa
Kota
Papua Barat
Sumber: Konsusmsi Kalori dan Protein Penduduk Indonesia dan Provinsi (Susenas, 2013)
pedesaan, namun di tahun 2013 ini konsumsi protein masyarakat kota lebih rendah dibandingkan pedesaan.
ht
Konsumsi protein masyarakat perkotaan hanya mencapai 45,05 gram per kapita per hari, sedangkan di daerah pedesaan telah melampui standard rata-rata konsumsi protein per kapita per hari, yaitu mencapai angka sebesar 54,08 gram per kapita per hari. Demikian halnya untuk konsumsi kalori, masyarakat pedesaan lebih tinggi, yaitu mencapai 1.740,19 Kkal per kapita per hari, sementara untuk masyarakat
TAHUKAH ANDA ? Salah satu parameter yang digunakan untuk menilai kualitas protein pada makanan adalah Biological Value (BV). Semakin tinggi nilai VB artinya semakin mudah protein diserap oleh tubuh. Nilai VB tertinggi berada pada telur (whole eggs).
perkotaan hanya mencapai 1.635,81 Kkal per kapita per hari.
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
61
18
PERDAGANGAN Dominasi Subsektor Perdagangan Berlanjut di Sektor Enam
Gambar
Subsektor perdagangan sangat dominan dalam sektor enam (perdagangan, hotel, dan restoran). Subsektor ini memberikan share sebesar 90,95 persen, sedangkan sisanya dibagi antara subsektor hotel dan subsektor restoran.
18.1
Subsektor perdagangan dalam penghitungan
Agregat PDRB menurut Subsektor Perdagangan Papua Barat 2010-2013 (Miliar Rupiah)
PDRB termasuk dalam sektor enam (perdagangan, hotel, dan restoran). Agregat PDRB subsektor perdagangan tahun 2013 sebesar 3196,55 miliar
3,196.55
rupiah, kondisi ini meningkat dari tahun 2012 sebesar
2,565.81 2,118.51
2.565,81 miliar rupiah.
1,705.10
.id
Peran subsektor perdagangan dalam sektor
.g o
enam sangat dominan, kontribusinya mencapai 90,95 persen dari agregat PDRB sektor tersebut tahun 2013, 2011
2012
bp s
sedangkan 9,05 persen lainnya dibagi antara 2010
2013
subsektor hotel dan subsektor restoran. Selama lebih
at .
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Prov. Papua Barat, 2010-2013 Keterangan: 2012 (angka sementara) dan 2013 (angka sangat sementara)
dari satu dekade ini kontribusi subsektor perdagangan
ab
18.2
Share terhadap PDRB dan Pertumbuhan Subsektor Perdagangan Papua Barat 2010-2013 (%)
pu
Gambar
ar
di dalam sektor enam selalu berada diatas 90 persen.
24,58
.p a
24,25 21,11
w 2011
Share PDRB
Di tahun 2010 kontribusi yang diberikan subsektor ini mencapai 6,35 persen. Kemudian menurun di tahun berangsur-angsur meningkat menjadi 5,94 persen di tahun 2012 dan menjadi 6,28 persen di tahun 2013
6,28
5,94
2012
tahun 2010-2013 menunjukkan angka yang naik turun.
2011 menjadi 5,86 persen. Di tahun 2012 dan 2013
w 5,86
ht
2010
tp :// w
9,6 6,35
Kontribusi subsektor perdagangan sepanjang
Pertumbuhan
subsektor
perdagangan
menunjukkan tren yang fluktuatif. Semula di tahun 2013
Pertumbuhan
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Prov. Papua Barat, 2010-2013 Keterangan: 2012 (angka sementara) dan 2013 (angka sangat sementara)
2010 pertumbuhannya hanya mencapai 9,6 persen, di tahun 2011 pertumbuhannya meningkat cukup tajam hingga 24,25 persen. Pertumbuhan itu diduga salah satunya disebabkan oleh inflasi yang relatif rendah di
TAHUKAH ANDA ? Di sektor 6 (perdagangan, hotel, dan restoran) peran subsektor perdagangan sangat dominan, kontribusinya selalu diatas 90 persen dalam waktu 10 tahun terakhir.
tahun 2011 sehingga mempengaruhi daya beli masyarakat.
Setelah
itu,
di
tahun
2012
pertumbuhannya mengalami sedikit penurunan, yaitu mencapai
21,11 persen. Pada tahun 2013,
pertumbuhan sektor ini kembali meningkat menjadi 24,58 persen. 62
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
19
PENDAPATAN REGIONAL Migas Lambungkan PDRB Papua Barat
PDRB Papua Barat tahun 2013 mengalami
Tabel
Dengan agregat PDRB sebesar 50,91 triliun rupiah, ternyata 28,36 triliun rupiah atau 55,72 persen diantaranya didorong oleh subsektor migas.
19.1
Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Papua Barat 2012-2013 (Rp Juta)
peningkatan yang cukup tajam, di tahun tersebut
ADHB
ADHK
nilainya mencapai Rp. 50,91 triliun Atas Dasar Harga
Lapangan Usaha
Berlaku (ADHB) dan Rp. 15,06 triliun Atas Dasar
Pertanian
5 342 105,36
5 932 558,95
2 075 894,20
2 149 043,04
Harga Konstan (ADHK) 2000. Nilai PDRB tersebut
Pertambangan dan Penggalian
2 809 969,92
2 895 686,70
1 219 810,38
1 222 081,14
mengalami peningkatan dari Rp. 43,20 triliun ADHB
Industri Pengolahan 23 105 315,06
27 633 153,59
6 333 959,20
7 105 885,60
dan Rp. 13,78 triliun ADHK di tahun 2012.
Listrik, Gas & Air Bersih
2012*
2013 **
.id
2013**
126 930,32
150 650,29
.g o
Bila tanpa memperhitungkan subsektor minyak
2012 *
40 371,11
44 012,65
3 135 426,02
3 937 436,72
905 575,36
1 008 561,69
dan gas (migas), besarnya PDRB Papua Barat tahun
Perdagangan, Hotel, dan Restoran
2 832 002,12
3 514 448,64
916 688,88
1 024 460,75
2013 sebesar Rp. 22,54 triliun ADHB dan Rp. 7,54
Pengangkutan dan Komunikasi
2 043 563,86
2 416 983,61
760 509,74
838 216,91
triliun ADHK 2000. PDRB tanpa migas juga mengalami
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
797 670,17
1 008 668,67
232 429,02
261 856,68
3 011 833,85
3 419 139,42
1 294 885,29
1 407 400,27
43 204 816,69
50 908 726,59 13 780 123,19
15 061 518,72
19 167 637,57
22 544 624,25
at .
Jasa-jasa
ar
peningkatan dibandingkan tahun 2012 yaitu dari Rp.
bp s
Bangunan
19,17 triliun ADHB dan Rp. 6,99 triliun ADHK 2000.
ab
PDRB
pu
dan tanpa migas adalah sebesar Rp. 28,36 triliun atau
.p a
sekitar 55,72 persen terhadap total PDRB. Hal ini
membuktikan bahwa kontribusi subsektor migas dalam
w
PDRB Papua Barat sangat signifikan. usaha
tercatat
pada
tp :// w
lapangan
w
PDRB ADHB dan ADHK tertinggi menurut sektor
PDRB tanpa Migas
19.2
ht
7,11 triliun. Sedangkan PDRB ADHB dan ADHK terendah menurut lapangan usaha yaitu sektor listrik, gas, dan air bersih sebesar Rp. 150,65 miliar dan Rp. 44,01 miliar. PDRB ADHB dengan migas tertinggi menurut kabupaten/kota di tahun 2013 tercatat berada di Kabupaten Teluk Bintuni, yaitu sebesar Rp. 24,06
7 543 167,58
Produk Domestik Regional Bruto Menurut Kabupaten/Kota di Papua Barat 2012-2013 (Rp Juta) ADHB
ADHK
Lapangan Usaha
2012 *
industri
pengolahan yaitu mencapai Rp. 27,63 triliun dan Rp.
6 995 731,36
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Prov. Papua Barat, 2013 Keterangan : * angka sementara ** angka sangat sementara Tabel
Selisih nilai antara PDRB ADHB dengan migas
2013 **
2012*
2013 **
Fakfak
1 955 638,28
2 128 630,81
749 013,12
742 591,71
Kaimana
1 187 935,03
1 331 826,96
474 810,05
469 705,59
509 387,31
566 813,91
210 380,15
212 647,45
19 774 681,17
24 061 709,40
5 999 485,38
5 999 444,21
3 868 350,09
4 435 887,81
1 417 035,32
1 417 006,89
Teluk Wondama Teluk Bintuni Manokwari Sorong Selatan
554 025,36
650 894,03
207 004,43
208 465,35
Sorong
7 077 353,88
7 439 182,42
2 005 884,99
2 016 091,29
Raja Ampat
1 227 682,46
1 381 150,74
533 584,73
532 596,08
Tambrauw Maybrat Kota Sorong
96 473,69
110 918,95
35 792,80
35 816,14
241 510,51
275 928,59
93 064,71
93 996,83
4 378 805,08
5 281 198,31
1 815 111,14
1 814 738,29
triliun. Sedangkan PDRB ADHK dengan migas
PDRB PB
43 204 816,69
50 908 726,59
13 780 123,19
15 061 518,72
tertinggi juga berada di Kabupaten Teluk Bintuni, yaitu
PDRB PB Tanpa Migas
19 167 637,57
22 544 624,25
6 995 731,36
7 543 167,58
sebesar Rp. 5,99 triliun. Sedangkan nilai PDRB ADHB
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Prov. Papua Barat, 2013 Keterangan : * angka sementara ** angka sangat sementara
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
63
19
PENDAPATAN REGIONAL Industri Pengolahan Kekuatan Baru di Papua Barat
Gambar
Setelah beberapa tahun menjadi kontributor utama dalam PDRB Papua Barat, sektor pertanian tergeser oleh sektor industri pengolahan dalam tiga tahun terakhir. Kontribusi sektor ini mencapai 54,28 persen dalam perekonomian Papua Barat.
19.1
dan ADHK terendah berada di Kabupaten Tambrauw,
Distribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut Lapangan Usaha Papua Barat 2013 (%)
yaitu Rp 110,92 miliar dan Rp 35,82 miliar.
PDRB Dengan Migas
Bangunan, 7,73
Perdagangan, Hotel, dan Restoran, 6,90
diketahui dari struktur perekonomiannya. Struktur
Pengangkutan dan Komunikasi, 4,75 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan, 1,98
perekonomian merupakan distribusi persentase nilai tambah atas dasar harga berlaku menurut sektor.
.id
Listrik, Gas & Air Bersih, 0,30
Sektor-sektor unggulan di suatu daerah dapat
Jasa-jasa, 6,72
Struktur ini dapat memperlihatkan sektor-sektor utama
Industri Pengolahan, 54,28
.g o
Pertanian, 11,65
yang berkontribusi besar dalam perekonomian.
bp s
Ada tiga sektor unggulan yang menjadi kontributor utama dalam PDRB sebagai penggerak perekonomian Papua Barat. Ketiga sektor itu adalah sektor industri
at .
Pertambangan dan Penggalian, 5,69
ar
pengolahan, memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB Papua Barat sebesar 54,28 persen; sektor
Pertambangan dan Penggalian, 1,76 Pertanian, 26,31
.p a w
Perdagangan, Hotel, dan Restoran, 15,99
pu
Jasa-jasa, 15,17
Bangunan, 17,47
tp :// w
Listrik, Gas & Air Bersih, 0,67
ht
Tabel
19.3
sektor bangunan memiliki kontribusi 7,73 persen. Struktur ekonomi Papua Barat sangat dominan
dilihat tanpa memperhitungkan subsektor migas maka Industri Pengolahan, 7,84
Pengangkutan dan Komunikasi, Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Prov. Papua Barat, 2013 10,72
pertanian, memberikan kontribusi 11,65 persen; serta
disumbang oleh migas. Namun bila struktur ekonomi
w
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan, 4,47
ab
PDRB Tanpa Migas
Share terhadap PDRB menurut Sektor Primer, Sekunder, dan Tersier Papua Barat 2011-2013 (%)
kontributor utama perekonomian Papua Barat berada pada sektor pertanian (26,31%); bangunan (17,47%); dan perdagangan hotel dan restoran (15,99%). Sementara itu sektor industri pengolahan hanya berkontribusi 7,84 persen. Belakangan ini terjadi kecenderungan pergeseran
2011
2012 *
2013**
struktur perekonomian di Papua Barat yaitu dari sektor
Primer
21,00
18,87
17,34
primer ke sektor sekunder. Hal ini terlihat dari semakin
Sekunder
58,83
61,03
62,31
Tersier
20,17
20,10
20,35
Total
100.00
100.00
100.00
Sektor
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Prov. Papua Barat (diolah), 2011-2013 Keterangan : * angka sementara ** angka sangat sementara
64
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
menurunnya kontribusi sektor primer dan semakin meningkatnya share sektor sekunder dalam tiga tahun terakhir. Sektor primer pada tahun 2011 memberikan kontribusi sebesar 21,00 persen mengalami penurunan menjadi 18,87 persen di tahun 2012 dan turun lagi
19
PENDAPATAN REGIONAL Pertumbuhan Ekonomi Papua Barat Tertinggi
menjadi 17,34 persen di tahun 2013. Sebaliknya terjadi pada sektor sekunder, share-nya tahun 2011 sebesar
Gambar
Mulai berproduksinya LNG Tangguh di Kabupaten Teluk Bintuni telah mendongkrak pertumbuhan ekonomi Papua Barat menjadi 15,84 persen. Angka pertumbuhan ekonomi ini adalah yang tertinggi di Indonesia di tahun 2012.
Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Papua Barat 2007-2013 (%)
19.2
58,83 persen meningkat menjadi 61,03 persen di tahun 2012 atau hampir dua per tiga dari total PDRB. Pada tahun 2013, sektor sekunder kembali meningkat
.id
menjadi 62,31 persen.
.g o
Pertumbuhan ekonomi disuatu daerah biasanya dihitung dengan membandingkan besarnya nilai
bp s
tambah antar waktu menurut harga konstan. Dengan sejauh mana pertumbuhan riil dari suatu daerah tanpa
at .
menggunakan dasar harga konstan dapat diketahui
ab
Pertumbuhan ekonomi Papua Barat pada tahun
ar
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Prov. Papua Barat, 2013
dipengaruhi oleh kenaikan harga. 2013 kemballi mengalami perlambatan, yaitu menjadi
pu
9,30 persen. Sebelumnya di tahun 2012 mencapai
.p a
juga mengalami perlambatan yang cukup tinggi menjadi 15,90 persen dibandingkan tahun 2010 dan
w
2011 yaitu dari 28,47 persen di tahun 2010 dan 27,01
w
persen di ahun 2011. Pertumbuhan ekonomi 2010 dan
tp :// w
2011 yang sensasional ini didorong oleh mulai berproduksinya LNG Tangguh yang merupakan salah
ht
satu produsen LNG terbesar di Indonesia. Dengan tanpa memperhitungkan komponen migas (tanpa migas), pertumbuhan ekonomi Papua
Sumber: Image Google
Barat tahun 2011 pun relatif baik, yaitu mencapai 10,11 persen. kondisi ini meningkat dibandingkan dengan tahun 2010 yaitu sebesar 8,52 persen. Pada tahun 2012, pertumbuhan ini mengalami perlambatan menjadi 7,49 persen dan kembali meningkat menjadi 7,83 persen di tahun 2013. Dari perbandingan laju pertumbuhan
migas
dan
tanpa
migas
TAHUKAH ANDA ? Pertumbuhan ekonomi Papua Barat tahun 2012 sebesar 15,84 persen adalah yang tertinggi di Indonesia. Nilainya jauh diatas pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya sebesar 6,23 persen.
dapat
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
65
19
PENDAPATAN REGIONAL PDRB per Kapita Terdongkrak Produksi Minyak dan Gas PDRB per kapita tanpa migas Papua Barat tahun 2012 mencapai 23,00 juta rupiah, namun bila unsur migas diperhitungkan, PDRB per Kapita Papua Barat melonjak menjadi 52,38 juta rupiah.
Tabel
disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi di Papua
19.4
PDRB per Kapita menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat 2012-2013 (Juta Rupiah) Dengan Migas 2012* 2013**
Tanpa Migas 2012* 2013**
Fak-Fak
27,52
30,02
27,88
30,02
Kaimana
23,78
26,06
23,78
26,06
Kabupaten/ Kota
Barat sangat dominan didongkrak oleh migas. PDRB per kapita adalah indikator yang cukup relevan untuk menggambarkan tingkat kemakmuran ekonomi penduduk secara makro. Pada PDRB per
19,86
18,05
19,86
kapita, besaran nilai PDRB telah dibagi dengan jumlah
425,14
23,92
25,11
Manokwari
19,16
29,54
19,16
29,54
penduduk dari wilayah tersebut. Jadi besarnya PDRB
Sorong Selatan
13,42
15,84
13,42
15,84
telah tertimbang dengan jumlah penduduk, sehingga
Sorong
96,10
97,03
26,51
29,35
jumlah penduduk yang besar tidak lagi mempengaruhi
Raja Ampat
27,23
30,99
16,12
18,46
Tambrauw
15,09
8,29
15,09
8,29
.g o
bp s
Maybrat
besaran nilai PDRB suatu wilayah. PDRB per kapita dengan migas Papua Barat di
6,72
7,71
6,72
7,71
Kota Sorong
21,20
24,93
21,20
24,93
Papua Barat
52,93
61,46
23,48
27,22
tahun 2013 meningkat dari Rp. 53,53 juta/tahun
at .
Teluk Bintuni
.id
18,05 352,07
Teluk Wondama
menjadi Rp. 61,46 juta/tahun. Sedangkan bila tanpa
PMTB Perubahan Stok Ekspor Dikurangi Impor (-) PDRB
ar ab
2013 **
15 208 563,67
17 996 150,28
146 465,01
187 040,83
.p a
2012 *
Distribusi 2012 * 2013 ** 35,20
35,35
w
Konsumsi Rumah Tangga Lembaga Swasta Nirlaba Konsumsi Pemerintah
PDRB
w
Penggunaan
pu
PDRB menurut Penggunaan dan Distribusinya di Provinsi Papua Barat 2012-2013 (Miliar Rupiah)
tp :// w
19.5
migas, PDRB per Kapita tahun 2013 hanya mencapai
tahun 2012 sebesar Rp. 23,75 juta/tahun. Kabupaten Teluk Bintuni dan Kabupaten Sorong memiliki PDRB per kapita dengan migas tertinggi pertama dan kedua, yaitu sebesar Rp. 425,14 juta/
0,34
0,37
tahun (Teluk Bintuni ) dan Rp. 97,03 juta/tahun (Kab.
6 222 871,53
6 859 269,17
14,40
13,47
Sorong). Namun ketika unsur migas tidak disertakan
10 051 777,20
12 538 320,69
23,27
24,63
dalam penghitungan, PDRB per kapitanya langsung
5 198 669,32
5 019 985,33
12,03
9,86
anjlok menjadi Rp. 25,11 juta/tahun (Teluk Bintuni) dan
20 638 457,85
26 304 998,49
47,77
51,67
14 261 987,91
17 997 038,21
33,01
35,35
43 204 816,69
50 908 726,59
100,00
100,00
Sumber: PDRB menurut Penggunaan Prov. Papua Barat, 2013 Keterangan : * angka sementara ** angka sangat sementara
TAHUKAH ANDA ? Pertumbuhan ekonomi Papua Barat tanpa minyak dan gas (migas) tahun 2013 sebesar 7,83 persen lebih besar dari pertumbuhan ekonomi nasional tanpa migas (6,36 persen)
66
Rp. 27,22 juta/tahun. Nilai ini meningkat dibandingkan
ht
Tabel
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Prov. Papua Barat, 2013 Keterangan : * angka sementara ** angka sangat sementara
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
29,35 juta/tahun (Kab. Sorong). PDRB menurut penggunaan dihitung berdasarkan pengeluaran/konsumsi sedangkan menurut lapangan usaha dilihat dari sisi produksi. Dari sisi penggunaan, nilai PDRB tahun 2013 sebagian besar bersumber dari ekspor, yaitu Rp. 26.304,99 miliar (51,67%). Besarnya nilai LNG dalam ekspor menggeser posisi konsumsi rumah tangga sejak tiga tahun terakhir. Nilai PDRBnya sebesar Rp. 17.996,15 miliar (35,35%).
20
PERBANDINGAN REGIONAL TPT Papua Barat Berada di Bawah TPT Nasional
Empat provinsi kawasan Indonesia paling timur terdiri dari Provinsi Maluku, Maluku Utara, Papua Barat
Tabel
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Papua Barat pada tahun 2013 berada di bawah TPT Nasional (6,12%). Peringkat TPT Papua Barat pun meningkat di tahun 2013 yaitu peringkat 19 dibandingkan tahun 2012 (peringkat 13)
20.1
Laju Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Maluku dan Papua 2011-2013 (%)
dan Papua. Provinsi Maluku Utara dan Papua Barat 2012
2013
Maluku
6,06
7,81
5,14
Maluku Utara
6,40
6,67
6,12
dan Papua ada dibawah pertumbuhan ekonomi
Papua Barat
27,01
nasional. Pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2013
Papua
-5,32
sebesar 5,90 persen, menurun dari kondisi tahun lalu sebesar 6,28 persen. Semetara pertumbuhan ekonomi Papua Barat menjadi yang tertinggi ke dua yaitu
Indonesia
penting
dalam
ketenagakerjaan
adalah
pu
Isu
1,08
14,84
6,28
5,90
ar
Tabel
20.2
ab
Indonesia tahun 2013.
9,30
Sumber: PDRB menurut Penggunaan Prov.insi Papua Barat, 2013 dan Perkembangan Beberapa Indikator Utama sosial Ekonomi Indonesia, 2013
mencapai 9,30 persen setelah Papua, sekaligus merupakan pertumbuhan ekonomi tertinggi ke tiga di
6,35
15,90
bp s
yang laju pertumbuhan ekonomi di kawasan Maluku
at .
merupakan provinsi induknya. Di tahun 2013, Maluku
.id
2010
.g o
Provinsi
usianya lebih muda dari dua provinsi lainnya yang
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Wilayah Maluku dan Papua 2010-2013 (%)
Provinsi
2011
2012
2013
Peringkat 2013
Maluku
7,38
7,51
9,75
3
Terbuka (TPT) menjadi indikator umum yang biasa
Maluku Utara
5,55
4,76
3,86
25
digunakan. Dari empat provinsi ini, Papua memiliki
Papua Barat
8,94
5,49
4,62
19
capaian TPT yang paling baik, besarnya TPT hanya
Papua
3,94
3,63
3,23
29
3,23 persen. Selain memiliki TPT yang rendah, TPT
Indonesia
6,56
6,14
6,25
tp :// w
w
w
.p a
masalah pengangguran, dimana Tingkat Pengagguran
Papua memiliki relatif stabil pergerakannya. Secara
Sumber: Perkembangan Beberapa Indikator Utama sosial Ekonomi Indonesia, Agustus 2013
ht
nasional, TPT Papua menempati peringkat ke 29. Sedangkan Maluku dan Papua Barat memiliki TPT diatas empat persen dalam tiga tahun terakhir. Selain itu, di tahun 2011 TPT Papua Barat sempat berada diatas TPT nasional dan kemudian berangsur turun selama dua tahun terakhir. Di tahun 2013 TPT Papua Barat berada di peringkat ke-19 dari 33 provinsi dan
TAHUKAH ANDA ? TPT Papua Barat 2013 terus menurun dan menjadi yang tertinggi ke-19 di Indonesia dengan angka yang lebih rendah dari TPT Nasional (6,25%).
berada dibawah TPT Nasional. Perbedaan yang tampak dalam tiga tahun terakhir adalah semakin membaiknya kondisi TPT Maluku Utara, Papua Barat
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
67
20
PERBANDINGAN REGIONAL Lebih dari Seperempat Penduduk Papua Barat dan Papua Miskin
dan Papua dibandingkan dengan TPT Maluku.
Jumlah Penduduk Miskin Wilayah Maluku dan Papua 2010-2013 (ribu orang)
di wilayah Maluku dan Papua selama empat tahun
338,90
322,51
terakhir selalu berada di Provinsi Papua. Dalam
97,31
88,30
85,82
periode tersebut, tren jumlah penduduk miskin di
256,25
249,84
223,20
234,23
Papua cenderung meningkat, yaitu dari 761,62 ribu
761,62
944,80
976,40
1057,98
orang di tahun 2010 menjadi 1.057,98 ribu orang di
31,02
30,02
28,59
28,55
tahun 2013. Penduduk miskin di Papua Barat pada
2010
2011
378,63
360,32
91,07
Papua Barat Papua
Maluku Utara
Indonesia (Jt)
2012
Sumber: Perkembangan Beberapa Indikator Utama sosial Ekonomi Indonesia, September 2013
.id
2013
Provinsi Maluku
Secara agregat, jumlah penduduk miskin terbesar
.g o
20.3
tahun 2010-2012 terus mengalami penurunan dan
bp s
Tabel
Persentase penduduk miskin Provinsi Papua Barat dan Papua berada pada peringkat terendah seIndonesia. Kedua provinsi ini memiliki persentase yang hampir sama di tahun 2013, yaitu 27,14 persen di Papua Barat dan 31,53 persen, di Papua atau lebih dari seperempat penduduknya miskin.
meningkat dari 223,20 ribu orang di tahun 2012 menjadi 234,23 ribu orang di tahun 2013. Sedangkan
at .
TAHUKAH ANDA ?
memiliki tren cenderung menurun dari tahun ke tahun
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Indonesia
.p a
w
2010
2011
w
Provinsi
2012
2013
27,74
23,00
20,76
19,27
30
9,42
9,18
8,06
7,64
10
34,88
31,92
27,04
27,14
32
36,80
31,98
30,66
31,53
33
13,33
12,49
11,66
11,47
tp :// w
20.4
Persentase Penduduk Miskin Wilayah Maluku dan Papua 2010-2013 (%)
ht
Tabel
pu
ab
Total alokasi dana Bantuan Langsung Masyarakat Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) di Indonesia tahun 2010 sebesar 10,31 trilyun rupiah digunakan untuk mengentaskan kemiskinan.
ar
pada dua provinsi lainnya jumlah penduduk miskin
Peringkat 2013
Sumber: Statsitik Indonesia, 2013 dan Perkembangan Beberapa Indikator Utama sosial Ekonomi Indonesia, September 2013
kecuali Provinsi Maluku Utara yang mengalami
peningkatan pada tahun 2011. meskipun mengalami
peningkatan, jumlah penduduk miskin terendah berada di provinsi ini, yaitu hanya 85,82 ribu orang. Wilayah timur Indonesia memang terkenal sebagai daerah yang kaya akan sumber daya alam namun masyarakatnya hidup miskin. Pernyataan ini terbukti dengan tingginya persentase penduduk miskin di Provinsi Maluku, Papua Barat, dan Papua. Bahkan ketiga provinsi ini menduduki tiga peringkat terbesar persentase penduduk miskin di Indonesia. Besarnya persentase penduduk miskin di Provinsi Maluku mencapai 19,27 persen (peringkat 30); Provinsi Papua Barat sebesar 27,14 persen (peringkat 32); dan
TAHUKAH ANDA ? Provinsi Papua (31,53%) dan Papua Barat (27,14%) adalah dua provinsi dengan persentase penduduk miskin tertinggi di Indonesia tahun 2013.
68
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
Provinsi Papua sebesar 31,53 persen (peringkat 33). Secara agregat memang ketiga provinsi ini tidak memberikan kontribusi yang besar terhadap jumlah penduduk miskin nasional dibandingkan jumlah
20
PERBANDINGAN REGIONAL Pertumbuhan Ekonomi Tidak Berkualitas Provinsi Papua Barat memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang tertinggi di Indonesia, namun ternyata persentase penduduk miskinnya tertinggi kedua di Indonesia Hal ini diduga disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang kurang berkualitas dan ketimpangan distribusi pendapatan. .
penduduk miskin di Pulau Jawa, namun dilihat secara Tabel
spasial, persentase penduduk miskin terhadap total penduduk di wilayahnya relatif tinggi.
20.5
Perkembangan pembangunan manusia diukur
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Wilayah Maluku dan Papua 2011-2013 (%) Peringkat 2013
2012
2013
Maluku
71,87
72,42
72,70
22
Capaian IPM wilayah Maluku dan Papua tahun 2012
Maluku Utara
69,47
69,98
70,63
30
termasuk kategori menengah, namun secara peringkat
Papua Barat
69,65
keempat provinsi ini masih tergolong papan bawah di
Papua
65,36
tingkat nasional. Peringkat terbaiknya diraih oleh
Indonesia
Pembangunan
Manusia
(IPM).
Sedangkan Provinsi Maluku Utara, Papua Barat, dan
ar
Papua hanya berada diurutan 30, 31, dan 34.
ab
Idealnya, jika pertumbuhan ekonomi tinggi di suatu
.p a
Gambar
pu
daerah maka persentase penduduk miskin juga ekonomi tinggi tetapi persentase penduduk miskin juga
70,62
31
65,86
66,25
34
73,29
73,81
bp s
at .
persen dan hanya berada pada urutan ke-22.
rendah. Namun yang terjadi adalah pertumbuhan
72,77
Sumber: BPS RI, 2013
Provinsi Maluku dengan capaian IPM sebesar 72,70
70,22
.g o
Indeks
.id
2011
dengan
Provinsi
20.1
TAHUKAH ANDA ?
IPM Provinsi Papua (66,25%), Papua Barat (70,62%), dan Maluku Utara (70,63%) adalah tiga provinsi yang masuk dalam lima besar IPM terendah di Indonesia tahun
Hubungan Pertumbuhan Ekonomi dan Persentase Penduduk Miskin Wilayah Maluku dan Papua 2012
w
tinggi. Kondisi ini terjadi pada Provinsi Papua Barat
w
dan Maluku. Mengapa hal ini bisa terjadi?. Salah satu
35 30
ekonomi di kedua provinsi tersebut. Disamping itu,
25
ketimpangan distribusi pendapatan dapat menjadi
20
sebab
miskin,
15
meskipun pertumbuhan ekonominya tinggi. Kondisi
10
seperti ini diilustrasikan oleh kondisi Papua Barat dan
5
Papua pada Gambar 20.1. Provinsi Papua Barat
0
persentase
ht
tingginya
tp :// w
sebabnya adalah belum berkualitasnya pertumbuhan
penduduk
memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi ke tiga di Indonesia akan tetapi peringkat presentase penduduk miskinnya melebihi nasional. Kondisi serupa dialami oleh Provinsi Papua dengan pertumbuhan ekonomi
Papua Barat
Papua
Maluku
Prtmbhn Ekonomi ↑ % Penduduk Miskin ↑
Pert Eko ↓ % Pddk Miskin ↑ Maluku Utara
Prtmbhn Ekonomi ↑ % Penduduk Miskin ↓
Pert Eko ↓ % Pddk Miskin ↓
0
5
10
15
20
Sumber: Perkembangan Beberapa Indikator Utama sosial Ekonomi Indonesia, 2013 Catatan: 1. Benchmark: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,90% (sumbu x) dan Persentase penduduk miskin Indonesia 11,47% (sumbu y). 2. Tanda panah berwarna hijau menunjukkan keadaan yang lebih baik daripada benchmark, dan tanda panah berwarna merah menunjukkan keadaan yang tidak lebih baik daripada benchmark.
yang tertinggi di Indonesia dan persentase penduduk misikin yang melebihi persentase nasional.
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
69
tp :// w
ht
ba
ua
ap
.p
w
w
ra t. b
.id
ps .g o
w
tp :// w
ht .p a
w ab
pu at .
ar
.id
.g o
bp s
Lampiran Tabel
tp :// w
ht
ba
ua
ap
.p
w
w
ra t. b
.id
ps .g o
Luas Wilayah 11036.48 16241.84 3959.53 20840.83 8664.76 3946.94 7415.29 8034.44 5179.65 5461.69 2812.44 2773.74 656.64 97024.27
at .
bp s
.g o
Kabupaten/Kota Fakfak Kaimana Teluk Wondama Teluk Bintuni Manokwari Sorong Selatan Kabupaten Sorong Raja Ampat Tambrauw Maybrat Manokwari Selatan Pegunungan Arfak Kota Sorong Papua Barat
.id
Tabel 1.1 Luas Wilayah Provinsi Papua Barat menurut Kabupaten/Kota 2013
ab
ar
Sumber: Peraturan Menteri Dalam Negeri No 6 Tahun 2008, UU Pembentukan Kabupaten Manokwari Selatan dan Pegunungan Arfak
pu
Tabel 1.2 Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Provinsi Papua Barat 2013 Kabupaten/Kota
.p a
Laki-laki
Jumlah
47537
45390
92927
45524
42756
88280
42752
40243
82995
40806
37892
78698
42264
38261
80525
25-29
43635
38659
82294
30-34
41529
36867
78396
35-39
35180
30210
65390
40-44
28647
24136
52783
45-49
22988
19264
42252
50-54
17264
14446
31710
55-59
12197
9859
22056
60-64
7856
6101
13957
ht
65-69
4395
3519
7914
70-74
2370
1966
4336
75+ Total
1959
1821
3780
436903
391390
828293
Sumber: Proyeksi penduduk 2012
71
Perempuan
20-24
tp :// w
15-19
w
10-14
w
0-4 5-9
Jumlah Penduduk
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
Tabel 1.3 Indeks Pembangunan Manusia menurut Komponen dan Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat 2013 Komponen IPM MYS 9,65
PPP 599,05
73,33
Kaimana
70,11
97,49
8,39
605,73
71,87
Teluk Wondama
68,06
85,79
7,62
605,45
67,54
Teluk Bintuni
68,90
87,41
7,22
604,05
67,95
Manokwari
68,73
89,98
8,62
592,86
68,61
Sorong Selatan
67,07
88,56
8,10
596,59
Sorong
68,65
92,09
8,19
606,19
Raja Ampat
67,07
94,86
7,64
567,35
66,08
Tambrauw
66,48
77,72
5,83
449,68
51,54
Maybrat
66,95
91,41
8,64
588,25
67,60
MAnokwari Selatan
66,64
77,45
7,10
571,62
61,91
Pegunungan Arfak
66,93
74,89
8,09
565,41
61,75
Kota Sorong
72,80
99,71
11,02
646,11
78,92
at .
ar
94.14
69.14
Papua Barat
bp s
Fakfak
AMH 99,12
.id
IPM
AHH 71,33
.g o
Kabupaten/Kota
604.82
69,74
70.62
ab
Sumber: Olahan Susenas 2013
8.53
67,28
pu
Tabel 1.4 Perkembangan Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota di Papua Barat Tahun 2012 dan 2013
.p a
w
tp :// w
(1)
September 2012 September 2013 Pendudu Pendudu GK P0 GK P0 k Miskin k Miskin Rp./kap/bln (%) Rp./kap/bln (%) (000) (000) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
w
Kabupaten/ Kota
393.794
28,50
22,8
394.248
29,84
21,25
Kaimana
308.295
17,53
9,9
309.655
18,60
9,57
Teluk Wondama
389.071
37,41
11,9
403.964
39,42
11,31
Teluk Bintuni
478.547
39,54
25,6
492.193
40,33
22,96
Manokwari
465.735
28,65
65,6
475.559
28,45
56,66
Sorong Selatan
246.030
19,48
8,9
255.932
20,50
8,47
Sorong
266.586
32,81
24,3
279.725
35,48
27,38
Raja Ampat
261.278
20,49
10,3
273.435
21,16
9,47
Tambrauw
273.602
37,74
2,8
281.586
38,68
5,19
Maybrat
275.651
34,07
13,7
283.440
35,64
12,83
Kota Sorong
484.411
18,85
27,5
536.584
19,27
41,15
Prov. Papua Barat
354.626
27,04
223,2
397.003
27,14
226,24
ht
Fakfak
Sumber: Olahan Susenas 2011-2012
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
72
Tabel 1.5 PDRB ADHB dan ADHK Dengan Migas menurut Lapangan Usaha Provinsi Papua Barat 2010-2013 Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Berlaku
Atas Dasar Harga Konstan
2011
2012
2013
2010
2011
4664455.36
4976708.57
5 342 105,36
5 932 558,95
2014324.40
2045718.10
2 075 894,20 2 149 043,04
2. Pertambangan dan Penggalian
2302782.91
2615421.89
2 809 969,92
2 895 686,70
1090051.52
1155963.54
1 219 810,38 1 222 081,14
11970841.30
18689731.89
23 105 315,06 27 633 153,59
3010930.03
4957829.44
97557.00
110622.75
126 930,32
150 650,29
34085.13
37102.74
5. Bangunan
2034290.84
2483291.41
3 135 426,02
3 937 436,72
718468.24
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
1888243.87
2349080.27
2 832 002,12
3 514 448,64
7. Pengangkutan dan Komunikasi
1437073.75
1701266.32
2 043 563,86
2 416 983,61
8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
.g o
4. Listrik, Gas & Air Bersih
2013
6 333 959,20 7 105 885,60 40 371,11
44 012,65
806397.72
905 575,36 1 008 561,69
743881.85
833958.19
916 688,88 1 024 460,75
612201.04
691588.95
760 509,74
838 216,91
232 429,02
261 856,68
bp s
3. Industri Pengolahan
2012
.id
2010
1. Pertanian
661906.16
797 670,17
1 008 668,67
198241.93
220504.93
2582426.45
3 011 833,85
3 419 139,42
944223.36
1167070.11
1 294 885,29 1 407 400,27
PDRB Dengan Migas
26879612.63
36170455.69
43 204 816,69 50 908 726,59
9366407.50
11916133.71
13 780 123,19 15 061 518,72
PDRB Tanpa Migas
14063556.72
16567296.95
19 167 637,57 22 544 624,25
5915736.92
6534180.98
6 995 731,36 7 543 167,58
ar
ab
9. Jasa-jasa
at .
556889.28 1927478.33
.p a
pu
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Provinsi Papua Barat, 2012
1. Pertanian
w
Lapangan Usaha
w
Tabel 1.6 Distribusi PDRB menurut Lapangan Usaha Provinsi Papua Barat 2010-2013 2010
2012
2013
13.76
12,36
11,65
8.57
7.23
6,50
5,69
44.54
51.67
53,48
54,28
4. Listrik, Gas & Air Bersih
0.36
0.31
0,29
0,30
5. Bangunan
7.57
6.87
7,26
7,73
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
7.02
6.49
6,55
6,90
7. Pengangkutan dan Komunikasi
5.35
4.70
4,73
4,75
2.07
1.83
1,85
1,98
7.17
7.14
6,97
6,72
100.00
100.00
100,00
100,00
52.32
45.80
44,36
44,28
tp :// w
17.35
2. Pertambangan dan Penggalian
ht
3. Industri Pengolahan
8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa PDRB Dengan Migas PDRB Tanpa Migas
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Provinsi Papua Barat, 2012
73
2011
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
Tabel 1.7 Pertumbuhan Ekonomi menurut Lapangan Usaha Provinsi Papua Barat 2010-2013 2011
2012
2013
1. Pertanian
6,08
1,66
1,48
3,52
2. Pertambangan dan Penggalian
-0,84
6,05
5,52
0,19
120,02
64,66
27,76
12,19
7,3
8,85
8,81
9,02
5. Bangunan
9,77
12,24
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
3,99
12,11
7. Pengangkutan dan Komunikasi
10,4
8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
6,56 20,61
PDRB Dengan Migas
28,47
ar
9. Jasa-jasa
8,52
ab
PDRB Tanpa Migas
.g o
4. Listrik, Gas & Air Bersih
12,3
11,37
9,92
11,76
bp s
3. Industri Pengolahan
.id
2010
11,88
11,57
10,22
8,16
8,4
12,66
22,54
11,91
8,69
27,01
15,9
9,3
10,11
7,49
7,83
at .
Lapangan Usaha
pu
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Provinsi Papua Barat, 2013
.p a
Tabel 1.8 PDRB Menurut Kabupaten/Kota ADHB dan ADHK Provinsi Papua Barat Tahun 2011-2013 (Juta Rupiah)
Fakfak Kaimana Teluk Wondama Teluk Bintuni Manokwari Sorong Selatan Sorong Raja Ampat Tambrauw Maybrat Kota Sorong Papua Barat (2013 **) Papua Barat (2012 *) Papua Barat (2011)
ht
Dengan Migas
w
tp :// w
(1)
w
Kabupaten/Kota
Tanpa Migas
ADHB
ADHK
ADHB
ADHK
(2)
(3)
(4)
(5)
2 128 630,81
742 591,71
2 162 711,26
823 107,20
1 331 826,96
469 705,59
1 331 826,96
500 948,94
566 813,91
212 647,45
566 813,91
222 836,33
24 061 709,40
5 999 444,21
1 421 257,18
679 614,95
4 435 887,81
1 417 006,89
4 435 887,81
1 546 779,74
650 894,03
208 465,35
650 894,03
223 149,61
7 439 182,42
2 016 091,29
2 250 414,62
852 902,66
1 381 150,74
532 596,08
822 643,30
324 639,53
110 918,95
35 816,14
110 918,95
37 790,09
275 928,59
93 996,83
275 928,59
99 147,58
5 281 198,31
1 814 738,29
5 281 198,31
1 979 544,67
50 908 726,59
15 061 518,72
22 544 624,25
7 543 167,58
43 204 816,69
13 780 123,19
19 167 637,57
6 995 731,36
36 176 187,33
11 890 142,26
16 573 028,59
6 508 189,53
Sumber: PDRB Menurut Lapangan Usaha BPS Prov Papua Barat 2013 Catatan : * angka sementara ** angka sangat sementara
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
74
Tabel 1.9 Pertumbuhan Ekonomi Dengan Migas menurut Kabupaten/Kota Papua Barat 2010-2013 Kabupaten/Kota
2010
2011
2013
7,84
8,31
7,15
10,71
Kaimana
9,89
7,39
8,88
6,65
7,90
5,39
74,16
31,50
13,27
10,07
8,93
7,71
9,16
Sorong Selatan
6,40
8,78
Sorong
2,47
7,28
Raja Ampat
2,49
-7,16
5,44
8,13
Tambrauw
5,42
5,42
84,09
5,51
Maybrat
7,54
6,27
7,45
5,48
8,60
8,43
9,08
27,01
15,90
9,30
8,15 28,47
pu
Kota Sorong Papua Barat
ht
tp :// w
w
w
.p a
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Provinsi Papua Barat, 2013
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2014
bp s
4,79
7,45
7,05
2,07
-0,28
at .
Manokwari
ar
Teluk Bintuni
.g o
3,94 173,13
ab
.id
Fak-Fak
Teluk Wondama
75
2012
tp :// w
ht
ba
ua
ap
.p
w
w
ra t. b
.id
ps .g o
tp :// w
ht
ba
ua
ap
.p
w
w
ra t. b
.id
ps .g o
w
tp :// w
ht .p a
w ab
pu at .
ar
.id
.g o
bp s