w
w
://
tp
ht
.id
.b ps .g o
w
w
w
://
tp
ht
.id
.b ps .g o
w
w
w
://
tp
ht
.id
.b ps .g o
w
STATISTIK PENDUDUK LANJUT USIA 2013 Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional : : : : :
2086‒1036 04220.1402 4104001 29,7 cm x 21 cm xxv + 240
ps .g o
Naskah : Subdirektorat Statistik Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial
: Teguh Pramono, MA : Ir. Meity Trisnowati, M.Si : Dwi Susilo, M.Si Amiek Chamami SST,M.Stat Nur Budi Handayani, SST, M.Si : Andhie Surya Mustari, M.Si Rida Agustina, SST Yeni Rachmawati, SST Karuniawati Dewi R, S.Si Sigit Wahyu Nugroho, A.Md : Eko Budiatmodjo, SST
w
.b
Penanggung Jawab Umum Penanggung Jawab Teknis Editor
ht t
Pengolah Data
p:
//w
w
Penulis Naskah
.id
ISSN No. Publikasi Katalog BPS Ukuran Buku Jumlah Halaman
Gambar Kulit : Sub Direktorat Publikasi dan Kompilasi Statistik
Diterbitkan oleh : Badan Pusat Statistik, Jakarta-Indonesia Dicetak oleh :
Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya
KATA PENGANTAR
Pembangunan nasional yang bertujuan mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 telah menghasilkan perbaikan kualitas kesehatan dan kondisi sosial masyarakat, yang salah satunya ditandai dengan meningkatnya usia harapan hidup. Peningkatan usia harapan hidup tercermin dari semakin meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia (lansia). Dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidup lansia, perlu upaya pemberdayaan guna menunjang derajat kesehatan
.id
dan peningkatan mutu kehidupan lansia agar tidak menjadi beban bagi dirinya sendiri, keluarga, maupun masyarakat. Arah pemberdayaan dilakukan tidak
ps .g o
hanya dengan memberdayakan lansia agar mempunyai kemampuan, mental spiritual, sosial, pengetahuan, dan keterampilan namun juga pemberdayaan terhadap keluarga lansia serta seluruh komponen bangsa sehingga upaya-
.b
upaya peningkatan kesejahteraan lansia dapat terwujud.
w
Publikasi ini bertujuan memberikan gambaran mengenai kondisi sosial
w
ekonomi penduduk lansia di Indonesia. Publikasi Statistik Penduduk Lanjut Usia
//w
2013 menyajikan data antara lain ciri-ciri demografi, tingkat pendidikan, derajat kesehatan, dan kegiatan ekonomi. Sumber data yang digunakan dalam publikasi
p:
ini adalah hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Kor tahun 2013 dan
ht t
Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) tahun 2013. Terima kasih dan penghargaan diberikan kepada berbagai pihak dan Tim Penyusun atas kontribusi dan perannya, baik langsung maupun tidak langsung dalam proses penyusunan publikasi ini. Kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan publikasi yang akan datang sangat diharapkan. Jakarta, Oktober 2014 Kepala Badan Pusat Statistik
Dr. Suryamin, M.Sc.
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
i
.b
w
w
//w
p:
ht t
.id
ps .g o
GLOSSARY (Singkatan) ART: Anggota Rumah Tangga
2.
ASKESKIN: Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin
3.
ASLUT: Asistensi Sosial Lanjut Usia
4.
BPS: Badan Pusat Statistik
5.
BKKKS: Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial
6.
DTK: Daerah Tertinggal dan Khusus
7.
IUPHHK: Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
8.
Jamkesda: Jaminan Kesehatan Daerah
9.
Jamkesmas: Jaminan Kesehatan Masyarakat
.id
1.
10. JPK-MM: Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin
ps .g o
11. JSLU: Program Jaminan Sosial Lanjut Usia
12. Kemdikbud: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 13. Kemenag: Kementerian Agama 15. KRT: Kepala Rumah Tangga
.b
14. KF: Keaksaraan Fungsional
//w
18. Lansia: Lanjut Usia
w
17. KUR: Kredit Usaha Rakyat
w
16. KUP: Kelompok Usaha Produktif
19. MA: Madrasah Aliyah
p:
20. MI: Madrasah Ibtidaiyah
ht t
21. MTs: Madrasah Tsanawiyah 22. ODR: Old Dependency Ratio (Rasio ketergantungan lansia) 23. OPK: Operasi Pasar Khusus 24. PAUD: Pendidikan Anak Usia Dini 25. PHLU: Pelayanan Harian Lanjut Usia 26. PEMP: Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir 27. PERKASA: Perempuan Keluarga Sehat dan Sejahtera 28. PBB: Perserikatan Bangsa-Bangsa 29. PKP: Program Peningkatan Ketahanan Pangan 30. PKPTK: Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja 31. PPLTK: Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Tenaga Kerja 32. P2DTK: Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus 33. PNPM: Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat 34. P3KUM: Program Pembiayaan Produktif Koperasi dan Usaha Mikro Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
iii
35. PPFMBLPS: Program Pemberdayaan Fakir Miskin melalui Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial 36. PPEL: Program Pengembangan Ekonomi Lokal 37. P2WKSS: Peningkatan Peran Wanita Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera 38. PPIP: Program Pengembangan Infrastruktur Perdesaan 39. PPK: Program Pengembangan Kecamatan 40. PPMR: Pemberdayaan dan Perlindungan Masyarakat Rentan Lainnya 41. P3MP: Program Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan 42. PT: Perguruan Tinggi 43. PUAP: Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan 44. PUMSHP: Peningkatan Usaha Masyarakat di Sekitar Hutan Produksi
.id
45. Pustu: Puskesmas Pembantu 46. P2KP: Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan
ps .g o
47. Raskin : Beras untuk Masyarakat Miskin 48. RTS: Rumah Tangga Sasaran
49. Sakernas: Survei Angkatan Kerja Nasional
50. SPADA: Support for Poor and Disadvantaged Areas
.b
51. SKPD: Satuan Kerja Pemerintah Daerah
54. SD: Sekolah Dasar
w
53. SBA: Survei Buta Aksara
w
52. SKTM: Surat Keterangan Tidak Mampu
//w
55. SDM: Sumber Daya Manusia
p:
56. SMA: Sekolah Menengah Atas 57. SMP: Sekolah Menengah Pertama
ht t
58. SMK: Sekolah Menengah Kejuruan 59. SP 2010: Sensus Penduduk Tahun 2010 60. Susenas: Survei Sosial Ekonomi Nasional 61. TPAK: Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 62. TD: Titik Distribusi 63. TB: Titik Bagi 64. UEP: Usaha Ekonomi Produktif 65. UU: Undang-undang
iv
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Ringkasan Eksekutif Pembangunan nasional yang bertujuan mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 telah menghasilkan perbaikan kualitas kesehatan dan kondisi sosial masyarakat, yang salah satunya ditandai dengan meningkatnya usia harapan hidup. Peningkatan usia harapan hidup adalah salah satu faktor yang menyebabkan meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia (lansia), yaitu penduduk berusia 60 tahun ke atas.
.id
Berdasarkan hasil Susenas tahun 2013, jumlah lansia di Indonesia mencapai
ps .g o
20,04 juta orang atau sekitar 8,05 persen dari seluruh penduduk Indonesia. Menurut jenis kelamin, jumlah lansia perempuan yaitu 10,67 juta orang (8,61 persen dari seluruh penduduk perempuan), lebih banyak daripada lansia laki-laki yang sebesar 9,38 juta orang (7,49 persen dari seluruh penduduk laki-laki). Provinsi yang
.b
mempunyai lansia dengan proporsi paling tinggi adalah Provinsi DI Yogyakarta
w
(13,20 persen), Jawa Tengah (11,11 persen), dan Jawa Timur (10,96 persen). Sementara provinsi yang proporsi lansia paling rendah adalah Provinsi Papua (2,56
w
persen), Papua Barat (3,63 persen) dan Kepulauan Riau (3,76 persen).
//w
Akibat penurunan angka kelahiran dan makin tingginya angka harapan hidup penduduk Indonesia, jumlah lansia pun meningkat, yang berarti angka
p:
ketergantungan lansia juga meningkat. Angka rasio ketergantungan lansia pada
ht t
tahun 2013 sebesar 12,72 lebih tinggi daripada angka rasio ketergantungan lansia pada tahun 2012.
Lansia di Indonesia saat ini umumnya sangat kurang pendidikannya. Di tahun 2013 hampir 84 persen lansia masih berpendidikan rendah yaitu SD ke bawah (tidak/belum pernah sekolah sebesar 25,17 persen, tidak tamat SD sebesar 32,59 persen, dan 25,72 persen tamat SD). Secara individu pengaruh proses penuaan menimbulkan berbagai masalah. Salah satu permasalahan yang berkaitan dengan penduduk lansia adalah permasalahan kesehatan. Semakin bertambahnya usia, umumnya keluhan kesehatan yang dialami juga semakin bertambah. Keluhan kesehatan pada kelompok pra lansia (45-59 tahun) sebesar 35,18 persen. Angka tersebut meningkat menjadi 46,71 persen pada kelompok lansia muda (60-69 tahun), lansia
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
v
madya (70-79 tahun) sebesar 56,26 persen dan lansia tua (80 ke atas) sebesar 61,04 persen. Derajat kesehatan penduduk merupakan cerminan kualitas sumber daya manusia suatu bangsa untuk menciptakan kesejahteraan bersama. Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur derajat kesehatan penduduk lansia adalah angka kesakitan. Angka kesakitan lansia tahun 2013 sebesar 24,80 persen, artinya bahwa dari setiap 100 orang lansia terdapat sekitar 25 orang yang mengalami sakit. Bila dilihat perkembangannya, angka kesakitan lansia mengalami penurunan. Angka kesakitan lansia pada tahun 2011 sebesar 27,95 persen, pada tahun 2012 menjadi 26,83 persen, dan pada tahun 2013 menjadi 24,80 persen.
.id
Penurunan ini mengindikasikan derajat kesehatan masyarakat yang semakin baik.
ps .g o
Hasil Sakernas tahun 2013 memperlihatkan bahwa dari keseluruhan lansia, sekitar 46,33 persen diantaranya masih bekerja. Proporsi bekerja penduduk lakilaki lebih tinggi daripada perempuan. Sebanyak 63,34 persen lansia laki-laki yang bekerja, lebih besar daripada lansia perempuan yang bekerja sebanyak 31,23
.b
persen. Partisipasi penduduk dalam kegiatan ekonomi dapat dilihat dari nilai
w
tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK). TPAK lansia pada tahun 2013 sebanyak 46,58 persen. Menurut jenis kelamin, TPAK lansia laki-laki dua kali lebih tinggi
w
daripada lansia perempuan (63,72 persen berbanding 31,37 persen).
//w
Sebagian besar lansia bekerja pada sektor pertanian (60,93 persen), diikuti sektor perdagangan (18,23 persen), jasa (7,51 persen), industri (7,23
p:
persen), dan sektor lainnya (6,10 persen). Bila dilihat menurut jabatan/jenis
ht t
pekerjaan, sebanyak 73,01 persen lansia bekerja sebagai tenaga usaha dan jasa (pekerja kerah biru), sebanyak 23,61 persen sebagai buruh, operator, dan pekerja kasar (pekerja kerah abu-abu), sisanya sebagai tenaga profesional, pejabat, dan manager (pekerja kerah putih). Sementara bila dilihat menurut status pekerjaan, sebagian besar lansia bekerja dengan status berusaha/bekerja dibantu buruh (42,11 persen), disusul oleh lansia yang berusaha sendiri sebesar 25,66 persen, pekerja tidak dibayar sebesar 13,16 persen, pekerja bebas 10,39 persen, dan pekerja lansia sebagai buruh/karyawan sebesar 8,68 persen. Masih banyak lansia yang bekerja secara penuh atau jumlah jam kerja lebih dari 35 jam dalam seminggu. Dari seluruh lansia yang bekerja, sebanyak 40,13 persen bekerja lebih dari 35 jam dalam seminggu. Sebanyak 39,05 persen bekerja antara 15 hingga 35 jam, dan 20,82 persen bekerja kurang dari 15 jam seminggu. Sebanyak 36,94 persen lansia yang bekerja memperoleh upah/gaji vi
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
kurang dari 500 ribu rupiah dalam sebulan, bahkan lebih dari 70 persen yang memperoleh kurang dari satu juta rupiah dalam sebulan. Pekerja lansia yang memperoleh upah/gaji lebih dari 2,5 juta rupiah per bulan hanya sebesar persen. Lansia yang lemah dan hidup sendiri ataupun yang ada di lingkungan keluarganya sangat rentan terhadap kekerasan dan kejahatan. Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, persentase lansia yang menjadi korban kejahatan relatif. Persentase lansia yang menjadi korban kejahatan pada tahun 2013 sebesar 1,13 persen, pada tahun 2012 sebesar 1,16 persen, dan tahun 2011 sebesar 1,35 persen.
.id
Tempat tinggal/rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat penting bagi kehidupan setiap orang, tidak terkecuali bagi lansia. Pada
ps .g o
tahun 2013, persentase lansia yang tinggal di rumah tidak layak huni sebesar 5,71 persen, di rumah hampir tidak layak huni sebesar 12,48 persen, dan di rumah layak huni sebesar 81,81 persen. Sebagian besar (92,32 persen) lansia
.b
tinggal di rumah dengan status milik sendiri. Sedangkan sebesar 6,02 persen
w
lansia tinggal di rumah dengan status lainnya seperti rumah bebas sewa, rumah
w
dinas dan sebagainya, sebesar 0,98 persen lansia tinggal di rumah dengan status
//w
kontrak, dan sebesar 0,64 persen lansia tinggal di rumah sewa. Bepergian saat ini sudah menjadi kebutuhan dan faktor pelengkap dalam
p:
kehidupan manusia. Berdasarkan hasil Susenas 2013, sebanyak 12,37 persen
ht t
lansia bepergian dalam tiga bulan terakhir. Persentase lansia yang berpergian dengan tujuan mengunjungi teman/keluarga mencapai 80,13 persen. Sementara itu lansia yang berpergian dengan tujuan berlibur/rekreasi persentasenya sebesar 6,33 persen dan berziarah/kegamaan sebesar 5,39 persen
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
vii
.b
w
w
//w
p:
ht t
.id
ps .g o
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR
i
GLOSSARY (Singkatan)
iii
RINGKASAN EKSEKUTIF
v
DAFTAR ISI
ix
DAFTAR GAMBAR
xxiii xv
DAFTAR TABEL LAMPIRAN
xix
.id
DAFTAR TABEL
BAB I
ps .g o
DAFTAR TABEL KESALAHAN PENGAMBILAN SAMPEL PENDAHULUAN 1.2 Maksud dan Tujuan
.b
1.1 Latar Belakang
METODOLOGI
w
BAB II
w
1.3 Sistematika Penyajian
//w
2.1 Sumber Data
3 3 4 5 9 9 10
2.1.2 Kerangka Sampel
10
2.1.3 Pemilihan Sampel
11
2.1.4 Metode Pengumpulan Data
11
p:
2.1.1 Ruang Lingkup
ht t BAB III
xxiii
2.2 Keterwakilan Sampel
11
2.3 Konsep dan Definisi
13
2.4 Keterbatasan Data
25
2.5 Metode Estimasi
25
2.6 Metode Analisis
25
STRUKTUR DEMOGRAFIS
29
3.1 Struktur Penduduk Indonesia
30
3.2 Distribusi dan Komposisi Penduduk Lansia
32
3.3 Rasio Ketergantungan Penduduk Lansia
35
3.4 Status Perkawinan Penduduk Lansia
36
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
ix
Halaman
BAB V
38
3.6 Lansia menurut Status Tinggal dalam Rumah Tangga
40
PENDIDIKAN
45
4.1 Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
46
4.2 Kemampuan Membaca dan Menulis
50
KESEHATAN
57
5.1 Keluhan Kesehatan
59
5.2 Angka Kesakitan
62
5.3 Lama Sakit
64
.id
BAB IV
3.5 Peranan Penduduk Lansia dalam Rumah Tangga
ps .g o
5.4 Cara Berobat
KEGIATAN EKONOMI
6.2 Karakteristik Demografi Lansia Bekerja
78
6.3 Lapangan Usaha
80
.b
72
6.4 Jabatan/Jenis Pekerjaan
83
6.5 Status Pekerjaan
85
6.6 Jumlah Jam Kerja
87
6.7 Pendapatan Lansia
89
KONDISI SOSIAL
95
7.1 Lansia yang Menjadi Korban Kejahatan
95
7.2 Tempat Tinggal Lansia
98
7.3 Lansia yang Bepergian
102
PERLINDUNGAN SOSIAL
107
8.1 Bantuan Sosial
109
8.2 Jaminan Sosial
111
8.3 Kebijakan Pasar Kerja (Labour Market Policies)
115
PROGRAM PEMBERDAYAAN LANSIA
121
w
//w
ht t
p:
BAB VII
BAB VIII
BAB IX
x
71
6.1 Partisipasi Angkatan Kerja
w
BAB VI
66
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Halaman 131
LAMPIRAN TABEL
135
PENGHITUNGAN KESALAHAN PENARIKAN SAMPEL (SAMPLING ERROR ESTIMATE)
227
ht t
p:
//w
w
w
.b
ps .g o
.id
DAFTAR PUSTAKA
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
xi
.b
w
w
//w
p:
ht t
.id
ps .g o
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman Piramida Penduduk, 2011-2013
31
3.2
Persentase Penduduk Lansia menurut Tipe Daerah, 20112013
34
3.3
Persentase Penduduk Lansia Umur 60 Tahun ke Atas, 70 Tahun ke Atas, dan 80 ke Atas, 2011−2013
34
3.4
Rasio Ketergantungan Penduduk Lansia menurut Tipe Daerah, 2011-2013
36
3.5
Persentase Penduduk Lansia menurut Hubungan dengan Kepala Rumah Tangga dan Jenis Kelamin, 2013
38
4.1
Persentase Penduduk Lansia menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Tipe Daerah, Tahun 2013
49
4.2
Proporsi Penduduk Lansia yang Buta Aksara menurut Jenis Kelamin Tahun 2011, 2012, dan 2013
52
5.1
Proporsi Penduduk Pra Lansia dan Lansia yang Mempunyai Keluhan Kesehatan Selama Sebulan Terakhir menurut Kelompok Lansia dan Jenis Kelamin, 2013
60
5.2
Angka Kesakitan Penduduk Lansia menurut Tipe Daerah, 2011, 2012, dan 2013
63
ps .g o
.b
w
w
//w
p:
ht t
5.3
.id
3.1
Rata-rata Lama Sakit yang Dialami oleh Penduduk Lansia menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Lansia, 2013
65
6.1
Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Jenis Kegiatan Utama, 2013
73
6.2
Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Tipe Daerah dan Jenis Kegiatan Utama, 2013
74
6.3
Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Jenis Kelamin dan Jenis Kegiatan Utama, 2013
74
6.4
TPAK Lansia menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2013
76
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
xiii
Gambar
Halaman TPAK Lansia Menurut Provinsi, 2013
77
6.6
Proporsi Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut Kelompok Umur, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2013
78
6.7
Persentase Lansia yang Bekerja menurut Jenis Pekerjaan dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2013
84
6.8
Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut Status Pekerjaan dan Kelompok Umur, 2013
86
6.9
Persentase Lansia yang Bekerja menurut Tipe Daerah dan Kelompok Jumlah Jam Kerja dalam Seminggu, 2013
88
6.10
Rata-rata Upah/Gaji/Pendapatan (ribuan rupiah) dari Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut Kelompok Umur dan Jabatan/Jenis Pekerjaan, 2013
91
7.1
Proporsi Lansia yang Menjadi Korban Kejahatan Dalam Setahun Terakhir menurut Jenis Kelamin, 2010-2013
96
7.2
Persentase Lansia menurut Tipe Daerah dan Kelayakan Rumah Tinggal, 2013
100
7.3
Proporsi Lansia yang Bepergian dalam Tiga Bulan Terakhir menurut Jenis Kelamin, 2013
102
8.1
Proporsi Rumah Tangga Lansia yang Memiliki Jaminan Sosial dalam Setahun Terakhir menurut Tipe Daerah dan Jenis Jaminan Sosial, 2013
112
Proporsi Rumah Tangga Lansia yang Memiliki Jaminan Pembiayaan/Asuransi Kesehatan dalam Setahun Terakhir menurut Tipe Daerah dan Jenis Jaminan Pembiayaan/ Asuransi Kesehatan, 2013
114
xiv
ps .g o
.b
w
w
//w
p:
ht t
8.2
.id
6.5
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
DAFTAR TABEL Tabel 2.1
Halaman 13
Keputusan mengenai Keakuratan Suatu Estimasi Proporsi Penduduk Pra Lansia dan Lansia menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin, dan Kelompok Umur Lansia, 2013
32
3.2
Perkiraan Jumlah dan Proporsi Penduduk Lansia menurut Jenis Kelamin dan Tipe Daerah, 2013
33
3.3
Rasio Ketergantungan Penduduk Lansia menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2013
35
3.4
Persentase Penduduk Lansia menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin, dan Status Perkawinan, 2013
37
3.5
Persentase Penduduk 10‒59 Tahun dan Penduduk Lansia menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin dan Peran Keanggotaan dalam Rumah Tangga, 2013
39
3.6
Persentase Penduduk Lansia menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin, dan Status Tinggal dalam Satu Rumah Tangga, 2013
41
4.1
Persentase Penduduk Lansia menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin Tahun 2011, 2012, dan 2013
47
4.2
Proporsi Penduduk 15-59 Tahun, 15 Tahun Ke Atas dan Lansia yang Buta Aksara menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin 2013
51
Proporsi Penduduk Pra Lansia dan Lansia yang Mempunyai Keluhan Kesehatan Selama Sebulan Terakhir menurut Kelompok Lansia, Jenis Kelamin, dan Jenis Keluhan, 2013
62
5.2
Persentase Penduduk Lansia yang Lamanya Sakit dan Tipe Daerah, 2013
menurut
64
5.3
Persentase Penduduk Berumur 0-59 Tahun dan Penduduk Lansia yang Sakit Sebulan Terakhir dan Berobat Sendiri menurut Jenis Obat yang Digunakan dan Tipe Daerah, 2013
66
w
//w
p:
ht t
5.1
w
.b
ps .g o
.id
3.1
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Sakit
xv
Tabel 5.4
Proporsi Penduduk berumur 0-59 Tahun dan Penduduk Lansia yang Berobat Jalan menurut Tempat Berobat dan Tipe Daerah, 2013
Halaman 67
Persentase Lansia yang Bekerja menurut Status Perkawinan, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2013
79
6.2
Persentase Lansia yang Bekerja menurut Kelompok Lapangan Usaha, Kelompok Umur, dan Tipe Daerah, 2013
80
6.3
Persentase Lansia yang Bekerja menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, Kelompok Umur dan Lapangan Usaha, 2013
81
6.4
Persentase Lansia yang Bekerja menurut Jabatan/Jenis Pekerjaan, Tipe Daerah, dan Jenis Kelamin, 2013
83
6.5
Persentase Lansia yang Bekerja menurut Status Pekerjaan, Tipe Daerah, dan Jenis Kelamin, 2013
85
6.6
Persentase Lansia yang Bekerja menurut Kelompok Jumlah Jam Kerja, Kelompok Umur, dan Jenis Kelamin, 2013
88
6.7
Persentase Lansia yang Bekerja menurut Kelompok Pendapatan (ribuan rupiah), Tipe Daerah, dan Jenis Kelamin, 2013
7.1
Proporsi Lansia yang Menjadi Korban Kejahatan dalam Setahun Terakhir menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2013
90
97
7.2
ht t
p:
//w
w
w
.b
ps .g o
.id
6.1
Persentase Lansia yang Menjadi Korban Kejahatan dalam Setahun Terakhir menurut Jenis Kejahatan dan Jenis Kelamin, 2013
98
7.3
Persentase Lansia menurut Kelayakan Rumah Tinggal, 2011-2013
99
7.4
Persentase Lansia menurut Status Kepemilikan Tempat Tinggal dan Tipe Daerah, 2013
101
7.5
Persentase Lansia yang Bepergian menurut Tujuan Bepergian yang Utama dan Jenis Kelamin, 2013
103
8.1
Karakteristik Bantuan Beras Miskin (Raskin) yang Diterima oleh Rumah Tangga (RT) Lansia Selama 3 Bulan Terakhir menurut Tipe Daerah, 2013
110
xvi
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Tabel 8.2
Perkiraan Jumlah dan Proporsi Rumah Tangga (RT) Lansia yang Menerima Jaminan Sosial dalam Setahun Terakhir menurut Tipe Daerah 2013
Halaman 112
Perkiraan Jumlah dan Proporsi Rumah Tangga (RT) Lansia yang Memiliki Jaminan Pembiayaan/Asuransi Kesehatan Selama Setahun Terakhir menurut Tipe Daerah, 2013
114
8.4
Jumlah dan Proporsi Rumah Tangga Lansia yang Menerima PNPM Mandiri dan Program Lainnya dalam Setahun Terakhir menurut Tipe Daerah, 2013
116
8.5
Proporsi Rumah Tangga Lansia yang Menerima Bantuan dari Kebijakan Pasar Kerja dalam Setahun Terakhir menurut Tipe Daerah dan Jenis Program, 2013
116
ht t
p:
//w
w
w
.b
ps .g o
.id
8.3
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
xvii
.b
w
w
//w
p:
ht t
.id
ps .g o
DAFTAR TABEL LAMPIRAN Tabel
Halaman Proporsi Penduduk Pra Lansia dan Lansia menurut Provinsi dan Kelompok Umur, 2013
135-137
3.2
Proporsi Penduduk Lansia menurut Provinsi, Tipe Daerah, dan Jenis Kelamin, 2013
138
3.3
Rasio Ketergantungan Penduduk Tua menurut Provinsi, Tipe Daerah, dan Jenis Kelamin, 2013
139
3.4.1 – 3.4.3
Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Status Perkawinan, 2013
140 - 142
3.5.1 – 3.5.3
Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Hubungan dengan Kepala Rumah Tangga, 2013
143 - 145
3.6.1 – 3.6.6
Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Status Tinggal Bersama dalam Satu Rumah Tangga, 2013
146 - 151
4.1.1 – 4.1.3
Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2013
152 - 154
4.2.1 – 4.2.9
Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Kemampuan Membaca dan Menulis, 2013
155 - 163
5.1
Proporsi Penduduk Lansia yang Mengalami Keluhan Kesehatan menurut Provinsi, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2013
164
5.2
Angka Kesakitan Penduduk Lansia menurut Provinsi, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2013
165
5.3.1 – 5.3.3
Persentase Penduduk Lansia yang Sakit menurut Provinsi dan Lamanya Sakit, 2013
166 - 168
5.4
Rata-rata Lama Sakit yang Dialami oleh Penduduk Lansia menurut Provinsi, Tipe Daerah dan Kategori Lansia, 2013
169
5.5
Rata-rata Lama Sakit yang Dialami oleh Penduduk Lansia menurut Provinsi, Jenis Kelamin dan Kategori Lansia, 2013
170
ht t
p:
//w
w
w
.b
ps .g o
.id
3.1.1 - 3.1.3
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
xix
Tabel
Halaman Proporsi Penduduk Lansia yang Mengalami Keluhan Kesehatan Sebulan Terakhir dan Berobat Sendiri menurut Provinsi, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2013
171
5.7.1 – 5.7.3
Persentase Penduduk Lansia yang Sakit Sebulan Terakhir dan Berobat Sendiri menurut Provinsi dan Jenis Obat yang Digunakan, 2013
172 - 174
5.8
Proporsi Penduduk Lansia yang Berobat Jalan menurut Provinsi, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2013
175
5.9.1 – 5.9.3
Proporsi Penduduk Lansia yang Sakit menurut Provinsi dan Tempat Berobat Jalan, 2013
176 - 178
6.1.1 – 6.1.3
Persentase Lansia menurut Provinsi dan Jenis Kegiatan Utama dalam Seminggu Terakhir, 2013
179 - 181
6.2
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Lansia menurut Provinsi, Tipe Daerah, dan Jenis Kelamin, 2013
182
6.3.1 – 6.3.3
Persentase Lansia Bekerja menurut Provinsi dan Kelompok Lapangan Usaha, 2013
183 - 185
6.4.1 – 6.4.3
Persentase Lansia Bekerja menurut Provinsi dan Jabatan/Jenis Pekerjaan Usaha, 2013
186 - 188
6.5.1 – 6.5.3
Persentase Lansia Bekerja menurut Provinsi dan Status Pekerjaan, 2013
189 - 191
6.6.1 – 6.6.2
Persentase Lansia Bekerja menurut Provinsi, Jenis Kelamin, dan Jumlah Jam Kerja dalam Seminggu Terakhir, 2013
192 - 194
6.7.1 – 6.7.3
Persentase Lansia Bekerja menurut Provinsi Kelompok Pendapatan/Upah/Gaji, 2013
195 - 197
ht t
p:
//w
w
w
.b
ps .g o
.id
5.6
dan
7.1
Proporsi Lansia yang Menjadi Korban Tindak Kejahatan dalam Setahun Terakhir menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2013
198
7.2.1 – 7.2.3
Persentase Lansia Korban Tindak Kejahatan dalam Setahun Terakhir menurut Provinsi dan Jenis Kejahatan, 2013
199 - 201
xx
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Tabel
Halaman Perkiraan Jumlah dan Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Kategori Kelayakan Rumah Tinggal, 2013
202 - 204
7.4.1 – 7.4.3
Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Status Kepemilikan Tempat Tinggal, 2013
205 - 207
7.5
Proporsi Lansia yang Melakukan Perjalanan dalam Tiga Bulan Terakhir menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2013
208
7.6.1 – 7.6.2
Persentase Lansia yang Melakukan Perjalanan dalam Tiga Bulan Terakhir menurut Provinsi dan Tujuan Utama Bepergian yang Terakhir, 2013
209 - 211
8.1
Persentase Lansia yang Melakukan Perjalanan dalam Tiga Bulan Terakhir menurut Provinsi dan Tujuan Utama Bepergian yang Terakhir, 2013
212
8.2
Rata-rata Raskin yang Dibeli untuk Sebulan dan Ratarata Harga per kg yang Dibayarkan oleh Rumah Tangga Lansia yang Membeli Raskin selama Tiga bulan Terakhir menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2013
213
8.3
Persentase Rumah Tangga Lansia yang Mempunyai Jaminan Sosial menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2013
214
8.4.1 – 8.4.3
Proporsi Rumah Tangga Lansia yang Mempunyai Jaminan Sosial dalam Setahun Terakhir menurut Tipe Daerah dan Jenis Jaminan Sosial, 2013
215 - 217
8.5
Perkiraan Jumlah dan Persentase Rumah Tangga Lansia yang Mempunyai Jaminan Pembiayaan/ Asuransi Kesehatan menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2013
218
8.6.1 – 8.6.3
Proporsi Rumah Tangga Lansia yang Mempunyai Jaminan Pembiayaan/Asuransi Kesehatan dalam Setahun Terakhir menurut Tipe Daerah dan Jenis Jaminan Pembiayaan/Asuransi Kesehatan, 2013
219 - 221
8.7
Perkiraan Jumlah dan Proporsi Rumah Tangga Lansia yang Menerima PNPM dan Program Pemerintah Lainnya menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2013
222
ht t
p:
//w
w
w
.b
ps .g o
.id
7.3.1 – 7.3.3
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
xxi
Tabel Proporsi Rumah Tangga Lansia yang Menerima Bantuan dari Kebijakan Pasar Kerja dalam Setahun Terakhir menurut Provinsi, Tipe Daerah dan Jenis Program, 2013
ht t
p:
//w
w
w
.b
ps .g o
.id
8.8
Halaman
xxii
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
223
DAFTAR ESTIMASI KESALAHAN SAMPLING Tabel
Halaman Sampling Error Persentase Lansia menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2013
229
9.2
Sampling Error Angka Buta Huruf (ABH) Lansia menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2013
230
9.3
Sampling Error Rata-rata Lama Sekolah Lansia menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2013
231
9.4
Sampling Error Persentase Lansia yang Mengalami Keluhan Kesehatan menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2013
232
9.5
Sampling Error Angka Kesakitan Lansia menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2013
233
9.6
Sampling Error Persentase Lansia yang Menjadi Korban Kejahatan menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2013
234
9.7
Sampling Error Persentase Lansia yang Tinggal di Rumah Tidak Layak Huni menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2013
235
9.8
Sampling Error Persentase Lansia yang Membeli Beras Miskin (Raskin) menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2013
236
9.9
Sampling Error Persentase Rumah Tangga Lansia yang Memiliki Jaminan Kesehatan menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2013
9.10
Sampling Error Persentase Rumah Tangga Lansia yang memiliki Jaminan Sosial menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2013
238
Sampling Error Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Lansia menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2013
239
Sampling Error persentase Lansia yang Bekerja menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2013
240
9.12
ps .g o
.b
w
w
//w
p:
ht t
9.11
.id
9.1
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
237
xxiii
.b
w
w
//w
p:
ht t
.id
ps .g o
.b
w
w
//w
p:
ht t
.id
ps .g o
PENDAHULUAN
.b
w
w
//w
p:
ht t
.id
ps .g o
1.1
ps .g o
.id
PENDAHULUAN Latar Belakang
Pembangunan nasional yang bertujuan mewujudkan masyarakat adil
.b
dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 telah
w
menghasilkan perbaikan kualitas kesehatan dan kondisi sosial masyarakat, yang salah satunya ditandai dengan meningkatnya usia harapan hidup.
w
Peningkatan usia harapan hidup tercermin dari semakin meningkatnya jumlah
//w
penduduk lanjut usia (lansia) dari tahun ke tahun. Untuk itu, diperlukan
p:
perhatian khusus terhadap lansia dalam pelaksanaan pembangunan. Undang-Undang
Nomor
13
tahun
1998
tentang
ht t
Ditetapkannya
Kesejahteraan Lanjut Usia merupakan salah satu indikasi tentang makin besarnya perhatian pemerintah terhadap lansia. Dalam undang-undang tersebut diatur secara tegas tentang upaya peningkatan kesejahteraan penduduk lanjut usia. Pasal 4 UU Nomor 13 tahun 1998 menyebutkan bahwa “Upaya peningkatan kesejahteraan sosial bertujuan untuk memperpanjang usia harapan hidup dan masa produktif, terwujudnya kemandirian dan kesejahteraannya, terpeliharanya sistem nilai budaya dan kekerabatan bangsa Indonesia serta lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa”. Banyak diantara lansia yang masih produktif dan mampu berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Akan tetapi, tidak sedikit pula lansia yang menghadapi hambatan fisik sehingga tidak dapat aktif dan oleh karenanya memerlukan bantuan peningkatan kesejahteraan Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
3
sosialnya. Menurut PP nomor 43 tahun 2004 Pasal 1 ayat 4 dan 5, kondisi lansia di Indonesia dapat dibedakan menjadi lansia potensial dan lansia tidak potensial. Lansia potensial adalah lansia yang masih mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri seperti dengan bekerja dan biasanya tidak bergantung kepada orang lain. Sedangkan lansia tidak potensial adalah lansia
yang
sudah
tidak
mempunyai
kemampuan
untuk
memenuhi
kebutuhannya sendiri dan biasanya bergantung kepada orang lain. Dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidup lansia, perlu upaya pemberdayaan guna menunjang derajat kesehatan dan peningkatan mutu kehidupan lansia agar tidak menjadi beban bagi dirinya sendiri, keluarga,
.id
maupun masyarakat. Pemberdayaan lansia Pasal 1 Bab I Undang-Undang
ps .g o
Nomor 13 Tahun 1998 yang menjelaskan bahwa pemberdayaan adalah setiap upaya meningkatkan kemampuan fisik, mental spiritual, sosial, pengetahuan, dan keterampilan agar para lansia siap didayagunakan sesuai dengan kemampuan masing-masing. Arah pemberdayaan dilakukan tidak hanya
.b
berfokus pada lansia saja namun juga pemberdayaan terhadap keluarga lansia
w
serta seluruh komponen bangsa. Untuk membantu mempertajam arah dan
w
sasaran pembangunan serta pemberdayaan lansia dibutuhkan data statistik
//w
dan berbagai indikator yang dapat memberikan gambaran makro mengenai
Maksud dan Tujuan
ht t
1.2
p:
kondisi dan potensi lansia.
Maksud dan tujuan dari penyusunan publikasi ini adalah menyajikan gambaran makro mengenai situasi dan kondisi lansia Indonesia dilihat dari berbagai
aspek,
yaitu
struktur
demografis,
pendidikan,
kesehatan,
ketenagakerjaan, kondisi sosial, dan perlindungan sosial. Gambaran situasi dan kondisi lansia Indonesia dalam publikasi ini disajikan baik pada tingkat nasional maupun provinsi, dibedakan menurut tipe daerah dan jenis kelamin. Diharapkan penyajian publikasi ini berguna terutama bagi peneliti, perencana, dan pengambil keputusan di bidang sosial dan kependudukan, khususnya yang menaruh perhatian pada lansia.
4
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
1.3
Sistematika Penyajian Publikasi Statistik Penduduk Lanjut Usia Indonesia Tahun 2013 ini
disajikan dalam sembilan bagian. Pada bagian pertama (Bab I) disajikan latar belakang penyusunan publikasi; maksud dan tujuan; serta sistematika penyajian. Pada bagian kedua (Bab II) disajikan metodologi berupa sumber data; ruang lingkup; konsep dan definisi; keterbatasan data; serta metode analisis. Tujuh bagian berikutnya menyajikan gambaran situasi dan kondisi lansia di Indonesia, diawali pada bagian ketiga (Bab III) berupa kajian
.id
mengenai struktur demografis lansia, bagian keempat (Bab IV) mengenai kemampuan baca tulis, dan pendidikan tertinggi yang ditamatkan lansia,
ps .g o
bagian kelima (Bab V) mengenai kondisi kesehatan lansia, dan akses ke fasilitas pelayanan kesehatan; bagian keenam (Bab VI) mengenai kegiatan lansia yang bekerja, lapangan usaha, status pekerjaan lansia yang bekerja,
.b
jumlah jam kerja lansia, dan pendapatan lansia; bagian ketujuh (Bab VII)
w
mengenai kondisi sosial lansia, lansia yang menjadi korban kejahatan,
w
kelayakan tempat tinggal, dan lansia yang melakukan perjalanan; bagian kedelapan (Bab VIII) mengenai perlindungan sosial lansia, bantuan sosial,
//w
jaminan sosial, dan kebijakan pasar kerja bagi lansia; dan bagian kesembilan
p:
(Bab IX) mengenai program pemberdayaan lansia yang didapatkan berdasarkan
ht t
data/informasi sekunder dari kementerian/lembaga.
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
5
.b
w
w
//w
p:
ht t
.id
ps .g o
.b
w
w
//w
p:
ht t
.id
ps .g o
METODOLOGI
.b
w
w
//w
p:
ht t
.id
ps .g o
Sumber Data
ps .g o
2.1
.id
METODOLOGI
Sumber data utama yang digunakan dalam publikasi Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2013 adalah data hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional
.b
(Susenas) Kor tahun 2013 dan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) tahun
w
2013. Jenis data yang digunakan adalah:
w
a. Data Kor Susenas Tahun 2013, sebagai dasar untuk memperoleh gambaran
//w
makro mengenai kondisi dan potensi lansia dari sisi demografi,
p:
pendidikan, dan kesehatan. b. Data Sakernas Tahun 2013, yang digunakan untuk melihat gambaran
ht t
kegiatan ekonomi lansia. Susenas merupakan survei yang dirancang untuk mengumpulkan data sosial
kependudukan
yang
cakupannya
relatif
sangat
luas,
meliputi
keseluruhan aspek sosial dan ekonomi penduduk. BPS melaksanakan Susenas sejak tahun 1963. Dalam dua dekade terakhir, sampai dengan tahun 2010, Susenas dilaksanakan setiap tahun. Mulai tahun 2011, Susenas dilaksanakan secara triwulanan (triwulan I–IV) yaitu pada bulan Maret, Juni, September, dan Desember. Susenas mengumpulkan data kor (keterangan pokok) dan data modul (keterangan sasaran). Data kor dikumpulkan setiap tahun sedangkan data modul dikumpulkan secara bergiliran setiap 3 tahun sekali.
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
9
Data yang dikumpulkan melalui Susenas Kor antara lain keterangan umum anggota rumah tangga (anggota ruta), yaitu nama, hubungan dengan kepala rumah tangga, jenis kelamin, umur, dan status perkawinan; keterangan tentang kesehatan, keterangan pendidikan anggota ruta 5 tahun ke atas, keterangan kegiatan ketenagakerjaan anggota ruta 10 tahun ke atas, keterangan fertilitas untuk wanita pernah kawin. Selain itu, Susenas Kor juga mengumpulkan data mengenai keterangan perumahan yang mencakup penguasaan tempat tinggal, luas lantai, sumber air minum, dan fasilitas tempat buang air besar; keterangan sosial ekonomi lainnya, antara lain mencakup pemanfaatan fasilitas program pemberdayaan masyarakat miskin kartu
sehat,
dan
sejenisnya),
pemanfaatan
fasilitas
.id
(raskin,
kredit,
ketersediaan jaminan kesehatan dan aset, serta keterangan teknologi
ps .g o
komunikasi dan informasi. 2.1.1 Ruang Lingkup
.b
Pelaksanaan Susenas Kor 2013 mencakup 300.000 rumah tangga sampel
w
yang tersebar di seluruh provinsi dan 497 kabupaten/kota di Indonesia,
w
dimana setiap triwulan akan didistribusikan sebanyak 75.000 rumah tangga.
//w
Data hasil pencacahan setiap triwulan dapat disajikan baik untuk tingkat nasional maupun provinsi, sedangkan data kumulatif hasil pencacahan selama
ht t
p:
empat triwulan dapat disajikan sampai dengan tingkat kabupaten/kota. 2.1.2 Kerangka Sampel Kerangka sampel yang digunakan terdiri dari tiga jenis, yaitu kerangka sampel untuk penarikan sampel tahap pertama, kerangka sampel untuk penarikan sampel tahap kedua, dan kerangka sampel untuk penarikan sampel tahap ketiga.
Kerangka sampel pemilihan tahap pertama adalah daftar wilayah pencacahan (wilcah) SP2010 yang disertai dengan informasi banyaknya rumah tangga hasil listing SP2010 (Daftar RBL1).
Kerangka sampel pemilihan tahap kedua adalah daftar blok sensus pada setiap wilcah terpilih.
10
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Kerangka sampel pemilihan tahap ketiga adalah daftar rumah tangga biasa pada blok sensus terpilih yang telah dimutakhirkan menjelang pelaksanaan survei. Rumah tangga tidak termasuk rumah tangga khusus seperti panti asuhan, barak polisi/militer, dan penjara.
2.1.3 Pemilihan Sampel Metode sampling yang digunakan yaitu penarikan sampel tiga tahap berstrata. Tahapan dari metode ini diuraikan sebagai berikut:
Tahap
pertama,
memilih
sampel
wilcah
secara
PPS
(Probability
Proportional to Size) dengan size banyaknya rumah tangga SP2010.
.id
Kemudian wilcah terpilih tersebut dialokasikan secara acak ke dalam 4
ps .g o
(empat) triwulan. Keseluruhan sampel wilcah diambil sebanyak 30.000 wilcah, masing-masing triwulan sebanyak 7.500 wilcah.
Tahap kedua, memilih BS pada setiap wilcah terpilih Susenas Triwulan I, II, III dan IV.
Tahap ketiga, dari setiap blok sensus terpilih Susenas yang sudah
.b
w
dilakukan pemutakhiran listing rumah tangga hasil Sensus Penduduk tahun
w
2010, dipilih sebanyak 10 rumah tangga secara sistematik. Pemilihan
//w
sampel rumah tangga di beberapa lokasi menggunakan program komputer
p:
yang telah disiapkan berdasarkan hasil pemutakhiran.
ht t
2.1.4 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data di setiap rumah tangga terpilih dilakukan wawancara langsung antara petugas pencacah dengan responden. Keterangan individu dikumpulkan
melalui
wawancara
dengan
individu
yang
bersangkutan,
sedangkan keterangan tentang rumah tangga dikumpulkan melalui wawancara dengan kepala rumah tangga, suami/istri kepala rumah tangga, atau anggota rumah tangga lain yang mengetahui karakteristik yang ditanyakan. 2.2
Keterwakilan Sampel Keterwakilan
sampel
mempengaruhi
estimasi
hasil
pendataan.
Keterwakilan sampel dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu banyaknya sampel, kesalahan non sampling atau human errors (non sampling error), dan kesalahan sampling (sampling error). Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
11
(1) Banyaknya sampel Semakin banyak atau semakin besar jumlah sampel dalam suatu survei,
maka
estimasi
yang dihasilkan
akan
semakin
mendekati
karakteristik populasinya. (2) Kesalahan non sampling (Non Sampling Error) Non sampling error merupakan kesalahan yang muncul pada saat pelaksanaan survei dan atau saat pengolahan data. Contoh kesalahan dalam pelaksanaan survei antara lain: i) Penggunaan konsep dan definisi yang salah oleh petugas akibat pengawas,
ps .g o
ii) Tidak ditemukannya rumah tangga sampel,
.id
kesalahan penyampaian dari instruktur ke petugas pencacah maupun
iii) Kesalahan pengertian antara responden dan petugas pencacah pada saat wawancara.
Sedangkan contoh kesalahan pada saat pengolahan antara lain:
.b
i) Kesalahan pada saat perekaman data (entry data)
w
ii) Kesalahan editing dan coding. dengan
pelaksanaan
//w
sampai
w
Meskipun berbagai upaya telah dilakukan sejak perencanaan pendataan
yang
bertujuan
untuk
memperkecil jenis kesalahan ini, namun kesalahan non sampling tidak
ht t
statistik.
p:
dapat dihilangkan sama sekali serta sulit untuk dievaluasi secara (3) Kesalahan sampling (Sampling Error) Sampling error merupakan kesalahan yang muncul akibat dari
penggunaan teknik sampling dalam suatu survei. Estimasi yang dihasilkan dalam survei tidak terlepas dari sampling variability. Secara statistik, besarnya sampling error dapat ditunjukkan oleh besarnya angka galat baku (Standard Error/SE). Untuk mengukur sejauh mana sampel yang digunakan sudah cukup menggambarkan keadaan parameter populasi digunakan Relative Standard Error (RSE), yaitu hasil bagi SE dengan nilai estimasi suatu variabel, yang dinyatakan dalam persentase (%).
12
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Dalam publikasi ini penghitungan RSE menggunakan metode Taylor Linearization untuk mengestimasi nilai total maupun rata-ratanya. Namun tidak semua variabel hasil pendataan dihitung SE dan RSE, hanya beberapa variabel penting saja yang dihitung. Menurut Mulia, Aryago dkk (2008), kualitas hasil estimasi suatu survei bisa diamati dari RSE yang dihasilkan dimana keputusan mengenai keakuratan suatu estimasi bisa diamati dari hasil penghitungan RSE tersebut. Kesalahan sampling dari beberapa estimasi harus digunakan secara hati-hati. Untuk estimasi berdasarkan jumlah kasus yang kecil kesalahan relatif cenderung sangat besar. Secara umum, besaran RSE meningkat seiring dengan
.id
meningkatnya estimasi. Sebaliknya, RSE menurun jika ukuran estimasi
ps .g o
tersebut meningkat. Estimasi yang sangat kecil dengan demikian akan menghasilkan RSE yang tinggi sehingga nilainya menjadi tidak akurat. Nilai estimasi dengan RSE kurang dari sama dengan (≤) 25% dianggap akurat, sedangkan nilai estimasi dengan RSE lebih dari (>) 25% tetapi kurang dari sama
.b
dengan (≤ ) 50% perlu hati-hati jika ingin digunakan, dan estimasi dengan RSE
w
lebih dari (>) 50% dianggap sangat tidak akurat dan seharusnya digabungkan
//w
sama dengan (≤) 25%.
w
dengan estimasi yang lain untuk memberikan estimasi dengan RSE kurang dari
Tabel 1. Keputusan mengenai Keakuratan Suatu Estimasi
ht t
p:
Kondisi
2.3
Perlakuan
RSE ≤ 25%
Akurat (bisa digunakan)
25% < RSE ≤ 50%
Perlu hati-hati jika digunakan
RSE > 50%
Dianggap tidak akurat (harus digabungkan dengan estimasi lain untuk memberikan estimasi dengan RSE ≤ 25%.
Konsep dan Definisi
a. Penduduk Lanjut Usia adalah penduduk berumur 60 tahun ke atas. b. Tipe Daerah menggambarkan kelompok desa/kelurahan yang termasuk daerah perkotaan atau perdesaan. Penentuan suatu desa/kelurahan termasuk perkotaan atau perdesaan menggunakan suatu indikator Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
13
komposit (indikator gabungan) yang skor atau nilainya didasarkan pada skor atau nilai-nilai tiga buah variabel: kepadatan penduduk, persentase rumah tangga pertanian, dan akses ke fasilitas perkotaan. c. Rumah Tangga Biasa adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendiami atau tinggal bersama di sebagian atau seluruh bangunan fisik/bangunan sensus dan biasanya makan dari satu dapur. Yang dimaksud satu dapur adalah jika pengurusan kebutuhan sehari-hari dikelola menjadi satu. Beberapa orang yang bersama-sama mendiami satu kamar dalam satu bangunan sensus walaupun mengurus makannya sendiri-sendiri
.id
dianggap satu rumah tangga biasa. Rumah Tangga Khusus adalah orang yang tinggal di asrama seperti
ps .g o
asrama perawat, asrama mahasiswa dan asrama TNI/Polisi, panti asuhan, panti jompo, dan sekelompok orang yang mondok dengan makan (indekos) berjumlah 10 orang atau lebih.
.b
Rumah Tangga Lansia adalah rumah tangga yang minimal salah satu
w
anggota rumah tangganya berumur 60 tahun ke atas.
w
d. Kepala Rumah Tangga (KRT) adalah salah seorang dari anggota rumah
//w
tangga (ART) yang bertanggung jawab atas pemenuhan kebutuhan sehariKRT.
p:
hari di rumah tangga atau orang yang dituakan/dianggap/ditunjuk sebagai
ht t
Anggota Rumah Tangga (ART) adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal di suatu rumah tangga, baik yang pada waktu pencacahan berada di rumah tangga tersebut maupun yang sedang bepergian kurang dari 6 bulan dan tidak berniat pindah. Orang yang telah 6 bulan atau lebih tinggal di rumah tangga yang sedang dicacah atau yang telah tinggal kurang dari 6 bulan tetapi berniat menetap dianggap sebagai anggota rumah tangga dari rumah tangga yang sedang dicacah tersebut. Tidak termasuk anggota rumah tangga yaitu orang yang telah bepergian selama 6 bulan atau lebih, atau kurang dari 6 bulan tetapi dengan tujuan pindah (akan meninggalkan rumah selama 6 bulan atau lebih).
14
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
e. Rasio Jenis Kelamin adalah perbandingan antara penduduk laki-laki dan perempuan pada suatu daerah dan pada waktu tertentu, yang biasanya dinyatakan dengan banyaknya penduduk laki-laki per 100 perempuan. f.
Kawin adalah mempunyai istri (bagi pria) atau suami (bagi wanita) pada saat pencacahan, baik tinggal bersama maupun tinggal terpisah. Dalam hal ini yang dicakup tidak saja mereka yang kawin sah secara hukum (adat, agama, negara, dan sebagainya), tetapi juga mereka yang hidup bersama dan oleh masyarakat sekelilingnya dianggap sebagai suami isteri. Cerai Hidup adalah berpisah sebagai suami-isteri karena bercerai dan
.id
belum kawin lagi. Dalam hal ini termasuk mereka yang mengaku cerai walaupun belum resmi secara hukum. Sebaliknya tidak termasuk mereka
ps .g o
yang hanya hidup terpisah tetapi masih berstatus kawin, misalnya suami/isteri ditinggalkan oleh isteri/suami ke tempat lain karena sekolah, bekerja, mencari pekerjaan, atau untuk keperluan lain. Wanita yang
.b
mengaku belum pernah kawin tetapi pernah hamil, dianggap sebagai cerai
w
hidup.
w
Cerai Mati adalah ditinggal mati oleh suami atau isterinya dan belum
g. Pendidikan:
//w
kawin lagi.
p:
Pendidikan Formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan
ht t
berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi, meliputi SD/MI/sederajat, SMP/MTs/sederajat, SM/MA/sederajat, dan PT. Pendidikan Nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Meliputi pendidikan kecakapan hidup (kursus), pendidikan anak usia dini (PAUD) atau pra-sekolah, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan,
pendidikan
keaksaraan,
pendidikan
keterampilan
dan
pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan (paket A, paket B, dan paket C) serta
pendidikan
lainnya
yang
ditujukan
untuk
mengembangkan
kemampuan peserta didik.
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
15
h. Tidak/Belum Pernah Sekolah adalah tidak/belum pernah terdaftar dan aktif mengikuti pendidikan di suatu jenjang pendidikan, termasuk mereka yang tamat/belum tamat Taman Kanak-kanak yang tidak melanjutkan ke Sekolah Dasar. i.
Bersekolah adalah mereka yang terdaftar dan aktif mengikuti pendidikan baik di suatu jenjang pendidikan formal (pendidikan dasar yaitu SD/sederajat
dan
SMP/sederajat,
pendidikan
menengah
SMA/sederajat dan pendidikan tinggi yaitu PT/sederajat)
yaitu
maupun non
formal (Paket A setara SD, paket B setara SMP dan paket C setara SMA) yang
berada
di
bawah
pengawasan
Kementerian
Pendidikan
dan
.id
Kebudayaan (Kemdikbud), Kementerian Agama (Kemenag), dan instansi
j.
ps .g o
lainnya.
Tamat Sekolah adalah telah menyelesaikan pelajaran pada kelas/tingkat terakhir suatu jenjang pendidikan di sekolah negeri maupun swasta
.b
dengan mendapatkan tanda tamat/ijazah. Seorang yang belum mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi tetapi jika ia mengikuti ujian dan lulus
Pendidikan
w
k. Jenjang
w
maka dianggap tamat.
Tertinggi
yang
Ditamatkan
adalah
jenjang
//w
pendidikan tertinggi yang sudah ditamatkan oleh seseorang yang sudah
p:
tidak sekolah lagi atau jenjang pendidikan tertinggi yang pernah diduduki
ht t
dan ditamatkan oleh seseorang yang masih bersekolah. Belum Tamat SD adalah pernah/sedang bersekolah di SD atau yang sederajat tetapi tidak/belum tamat. SD meliputi Sekolah Dasar, Madrasah Ibtidaiyah, dan sederajat. SMP meliputi jenjang pendidikan SMP Umum, Madrasah Tsanawiyah, SMP kejuruan, dan sederajat. SM meliputi jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Madrasah Aliyah, dan sederajat. Diploma/Sarjana adalah program DI/DII/DIII atau mendapatkan gelar sarjana muda pada suatu akademi/perguruan tinggi yang menyelenggarakan program diploma/mengeluarkan gelar sarjana muda, program pendidikan diploma IV, sarjana pada suatu perguruan tinggi, program pendidikan pasca 16
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
sarjana (master atau doktor), spesialis 1 atau 2 pada suatu perguruan tinggi. l.
Dapat Membaca dan Menulis adalah kemampuan seseorang untuk bisa membaca dan menulis kata-kata/kalimat sederhana dalam huruf tertentu. Buta Aksara/Huruf adalah tidak bisa membaca dan menulis kalimat sederhana dengan suatu aksara, termasuk huruf Braille. Orang cacat yang pernah dapat membaca dan menulis digolongkan tidak buta huruf.
m. Keluhan Kesehatan adalah keadaan seseorang yang mengalami gangguan kesehatan atau kejiwaan baik karena penyakit, kecelakaan, kriminal dll.
.id
n. Sakit adalah menderita penyakit baik akut maupun kronis/gangguan
ps .g o
kesehatan lainnya yang menyebabkan aktivitas kerja terganggu. Orang yang mempunyai keluhan kesehatan (misalnya masuk angin atau pilek) tetapi kegiatan sehari-harinya tidak terganggu dianggap tidak sakit.
.b
o. Jaminan Pembiayaan/Asuransi Kesehatan :
JPK PNS/Veteran/Pensiun (Askes) adalah jaminan pemeliharaan kesehatan PNS/Veteran/Pensiunan
yang
w
bagi
ditandai
dengan
memiliki
kartu
//w
w
kepesertaan yang dikelola PT Askes (Persero). JPK Jamsostek adalah jaminan pemeliharaan kesehatan untuk tenaga
p:
kerja swasta di sektor formal yang ditandai dengan memiliki kartu
ht t
kepesertaan yang dikelola PT Jamsostek. Asuransi Kesehatan Swasta adalah asuransi kesehatan komersial yang mengganti biaya pelayanan kesehatan yang dikeluarkan oleh peserta asuransi. Keanggotaannya ditandai dengan kepemilikan kartu peserta asuransi kesehatan. Tunjangan/penggantian biaya kesehatan oleh perusahaan adalah jaminan kesehatan yang ditandai dengan kepemilikan kartu identitas sebagai pegawai perusahaan dimana perusahaan tempat pegawai tersebut
bekerja
mengganti
biaya/memberi
tunjangan
kesehatan
karyawannya. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin (JPK-MM)/Kartu Sehat/JPK
Gakin/Kartu
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Miskin/Kartu
Jamkesmas
adalah
jaminan 17
pemeliharaan kesehatan bagi orang miskin yang ditandai dengan memiliki kartu kepesertaan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat miskin, kartu sehat, kartu miskin, kartu JPK-Gakin, atau SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu) atau kartu Jamkesmas. Dana Sehat adalah kepesertaan jaminan kesehatan kelompok/komunitas yang ditandai dengan memiliki kartu dana sehat dan dikelola oleh kelompok/komunitas tersebut. JPKM/JPK lain adalah jaminan pemeliharaan kesehatan yang ditandai dengan memiliki kartu kepesertaan JPKM atau jaminan pemeliharaan
.id
kesehatan lain di luar dari bentuk-bentuk jaminan di atas. p. Angkatan Kerja Penduduk Lansia adalah penduduk berumur 60 tahun ke
ps .g o
atas yang selama seminggu sebelum pencacahan mempunyai pekerjaan, baik bekerja maupun sementara tidak bekerja, atau yang sedang mencari pekerjaan.
.b
Bekerja adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh/
w
membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan paling sedikit selama
w
satu jam dalam seminggu sebelum pencacahan. Bekerja selama satu jam
//w
tersebut harus dilakukan berturut-turut dan tidak terputus (termasuk pekerja keluarga tanpa upah, yang membantu dalam kegiatan usaha/ekonomi).
p:
Pengangguran adalah penduduk yang tidak bekerja, mencari pekerjaan/
ht t
mempersiapkan usaha, mereka yang putus asa mencari pekerjaan dan tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, serta mereka yang punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. Sedangkan bukan angkatan kerja terdiri dari penduduk yang pada periode rujukan tidak mempunyai/ melakukan aktivitas ekonomi, baik karena sekolah, mengurus rumah tangga atau lainnya (pensiun, penerima transfer/kiriman, penerima deposito/bunga bank, jompo atau alasan yang lain). Mencari Pekerjaan adalah kegiatan dari mereka yang bekerja tetapi karena
suatu
hal
masih
mencari
pekerjaan;
atau
mereka
yang
dibebastugaskan dan akan dipanggil kembali tetapi sedang berusaha untuk mendapatkan pekerjaan; atau mereka yang pernah bekerja dan
18
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
sedang berusaha mendapatkan pekerjaan; atau mereka yang belum pernah bekerja dan sedang berusaha mendapatkan pekerjaan. Mempersiapkan Suatu Usaha adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dalam rangka mempersiapkan suatu usaha yang baru, yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan/keuntungan atas resiko sendiri, dengan atau tanpa mempekerjakan buruh/karyawan/pegawai dibayar maupun tak dibayar. Mempersiapkan suatu usaha yang dimaksud adalah apabila seseorang telah/sedang melakukan tindakan nyata seperti mengumpulkan modal atau alat, mencari lokasi, mengurus surat ijin
.id
usaha, dsb. q. Bukan Angkatan Kerja Lansia adalah penduduk berumur 60 tahun ke atas
ps .g o
yang selama seminggu sebelum pencacahan hanya mengurus rumah tangga, atau melakukan kegiatan lainnya. Dapat juga berarti tidak melakukan kegiatan yang dapat dimasukkan dalam kategori bekerja,
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Lansia adalah persentase
w
r.
.b
sementara tidak bekerja atau mencari pekerjaan.
w
angkatan kerja penduduk lansia terhadap penduduk lansia. TPAK dihitung
Lansia
Jumlah Angkatan Kerja Penduduk Lansia = ——————————————————————————— X 100% Jumlah Penduduk Lansia
ht t
p:
TPAK
//w
dengan rumus:
s. Lapangan Usaha adalah bidang kegiatan dari pekerjaan/perusahaan/ instansi tempat seseorang bekerja. t. Status Pekerjaan adalah jenis kedudukan seseorang dalam pekerjaan, misalnya berusaha sendiri tanpa bantuan orang lain, berusaha dibantu buruh tetap, atau buruh/karyawan. u. Jam Kerja adalah jumlah waktu (dalam jam) yang digunakan untuk bekerja. v. Korban kejahatan adalah seseorang atau harta bendanya yang selama setahun terakhir mengalami atau terkena tindak kejahatan atau usaha/percobaan tindak kejahatan.
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
19
Pencurian adalah perbuatan mengambil sesuatu barang yang sebagian atau seluruhnya kepunyaan orang lain dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum. Perampokan adalah pencurian yang didahului, disertai atau diikuti dengan kekerasan atau ancaman kekerasan, terhadap orang dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah pencurian, atau dalam hal tertangkap tangan, untuk memungkinkan melarikan diri sendiri atau peserta lainnya, atau untuk tetap menguasai barang yang dicuri atau jika perbuatan dilakukan pada waktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan tertutup yang ada rumahnya, di jalan umum, atau
.id
dalam kereta api atau trem yang sedang berjalan atau jika perbuatan
ps .g o
mengakibatkan luka-luka berat.
Penipuan adalah perbuatan dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan memakai nama
.b
palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan suatu barang
w
w
kepadanya, atau supaya memberi hutang maupun menghapuskan piutang.
//w
w. Rumah Tidak Layak Huni didefinisikan sebagai rumah yang tidak memenuhi persyaratan keselamatan, bangunan dan kecukupan minimum bangunan
serta
p:
luas
kesehatan
penghuninya
(Peraturan
Menteri
ht t
Perumahan Rakyat Nomor 22/Permen/M/2008). Kriteria Rumah Tidak Layak Huni: 1. Luas lantai per kapita Perkotaan dan Perdesaan yaitu 7,2 m2 2. Jenis atap rumah terbuat dari daun/lainnya 3. Jenis dinding rumah terbuat dari bambu/lainnya 4. Jenis lantai tanah 5. Tidak mempunyai fasilitas buang air besar (WC sendiri) 6. Sumber penerangan bukan listrik 7. Jarak
sumber
air
minum
utama
ke
tempat
pembuangan
kotoran/tinja kurang dari 10 m. Jika memenuhi: 1 (satu) kriteria 2 (dua) kriteria
: Layak huni : Hampir tidak layak huni
Lebih dari dua kriteria : Tidak layak huni. 20
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
x. Beras untuk Masyarakat Miskin (Raskin) adalah salah satu program pemerintah untuk rakyat miskin yang diselenggarakan oleh BULOG dengan menjual beras dengan harga murah bersubsidi. Titik distribusi beras raskin adalah titik distribusi yang resmi seperti kantor kelurahan/desa, pos RW atau tempat yang lebih dekat dengan masyarakat.
y. Kredit Usaha adalah sejumlah dana yang bersifat pinjaman yang diterima untuk membantu menjalankan atau memperbesar kegiatan usaha. Pada
dasarnya
jenis
kredit
usaha
terdiri
dari
Program
Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri dan Program pemerintah
.id
lainnya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri adalah
ps .g o
program nasional dalam rangka menanggulangi kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. Yang dimaksudkan kredit usaha yang diterima oleh masyarakat dari PNPM Mandiri adalah kredit usaha yang diterima dari
.b
program-program yang termasuk di dalam PNPM Mandiri, setelah tahun
w
2007 maupun sebelum tahun 2007.
w
Ciri kredit usaha dari PNPM Mandiri adalah penyalurannya tidak mengikuti
//w
prosedur perbankan. Dana kredit usaha atau lebih dikenal dengan dana modal bergulir (revolving fund) dikelola dan diusulkan pemanfaatannya
p:
langsung oleh masyarakat.
ht t
Program-program yang termasuk di dalam PNPM Mandiri pada tahun 2008, yaitu:
1. PNPM Mandiri Perdesaan atau yang dahulunya dinamakan Program Pengembangan Kecamatan (PPK), 2. PNPM Mandiri Perkotaan atau yang dahulu dinamakan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP), 3. PNPM Infrastruktur Perdesaan atau yang dahulunya bernama Program Pengembangan Infrastruktur Perdesaan (PPIP), 4. PNPM Daerah Tertinggal dan Khusus (DTK) atau yang dahulunya bernama Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK)/Support for Poor and Disadvantaged Areas (SPADA),
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
21
5. PNPM
Agribisnis
Perdesaan
atau
Program
Pengembangan
Usaha
Agribisnis Perdesaan (PUAP). Program pemerintah lainnya, antara lain: 1. Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP); 2. Program
Pemberdayaan
Fakir
Miskin
melalui
Bantuan
Langsung
Pemberdayaan Sosial (PPFMBLPS); 3. Program
Pembentukan
Kelompok
Usaha
Produktif
(KUP)
dan
Pemberdayaan dan Perlindungan Masyarakat Rentan Lainnya (PPMR); 4. Program Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar Areal Izin Usaha
.id
Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu(IUPHHK); 5. Program Pembangunan Hutan Rakyat;
ps .g o
6. Program Pengembangan Wilayah Perbatasan (PWP) dan Program Pengembangan WilayahTertinggal (PWT);
7. Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan
.b
Hidup (PLH) Perkotaan;
8. Program Fasilitasi Pengembangan Destinasi Pariwisata Unggulan;
w
9. Program Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan (P3MP);
w
10. Program Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga;
//w
11. Program Model Desa Prima (Perempuan Indonesia Maju Mandiri); 12. Program Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil; Peningkatan
ht t
14. Program
p:
13. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (PKP); Ekonomi
Masyarakat
di
Sekitar
Kawasan
Konservasi;
15. Program Peningkatan Usaha Masyarakat di Sekitar Hutan Produksi (PUMSHP); 16. Program Hutan Kemasyarakatan (HKM); 17. Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja (PKPTK); 18. Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Tenaga Kerja (PPLTK); 19. Program Penciptaan Iklim Usaha bagi UKM; 20. Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagi UKM; 21. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetetif UKM;
22
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
22. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi; 23. Program Perempuan Keluarga Sehat dan Sejahtera (PERKASA); 24. Program Pembiayaan Produktif Koperasi dan Usaha Mikro (P3KUM); 25. Program Pelatihan Pengarusutamaan Gender; 26. Program Terpadu Peningkatan Peran Wanita Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera (P2WKSS); 27. Program Stimulasi Perumahan Swadaya bagi MBR melalui LKM/LKnB; 28. Program Pinjaman Lunak Lingkungan; 29. Program Pengembangan Ekonomi Lokal (PPEL); 30. Pembangunan Infrastruktur Telekomunikasi Perdesaan;
.id
31. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah; 32. Program Pengembangan Sumber Daya Perikanan;
ps .g o
33. Rencana Bisnis Perbankan untuk UMKM;
34. Pengembangan Usaha dan Investasi Pemerintahan;
35. Kredit Usaha Rakyat (KUR), yang disalurkan oleh BRI, Bank Mandiri,
.b
Bank Syariah Mandiri, Bank BNI, Bank BTN, dan Bank Bukopin.
w
z. Jenis-jenis jaminan pembiayaan/asuransi kesehatan untuk keperluan
w
berobat jalan/rawat inap antara lain :
//w
1. Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin di seluruh
p:
Indonesia. Sasaran dari program Jamkesmas adalah masyarakat sangat
ht t
miskin, miskin, dan mendekati miskin/tidak mampu.
Pengelola
Jamkesmas adalah Kementerian Kesehatan RI dan PT Askes (Persero), sedangkan yang memberikan pelayanan kesehatan adalah puskesmas dan jaringannya, rumah sakit, dan sarana pelayanan kesehatan lainnya yang ditunjuk. Jamkesmas merupakan pengganti ASKESKIN (Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin). Pemegang kartu Jamkesmas dibebaskan dari biaya pengobatan dan rawat inap di puskesmas atau di rumah sakit pemerintah atau rumah sakit swasta yang ditunjuk. 2. Jamkesda (Jaminan Kesehatan Daerah) adalah program jaminan bantuan pembayaran biaya pelayanan kesehatan yang diberikan pemerintah daerah kepada masyarakat daerah. Sasaran Program Jamkesda adalah seluruh masyarakat yang belum memiliki jaminan kesehatan berupa Jamkesmas, ASKES dan asuransi kesehatan lainnya. Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
23
3. Program Jaminan Persalinan (Jampersal) adalah jaminan pembiayaan persalinan
yang
meliputi
pemeriksaan
kehamilan,
pertolongan
persalinan, pelayanan nifas termasuk pelayanan KB pasca persalinan dan pelayanan bayi baru lahir. Jampersal diperuntukkan bagi seluruh ibu hamil yang belum memiliki jaminan persalinan 4. JPK PNS/Veteran/Pensiun (Askes) adalah jaminan pemeliharaan kesehatan bagi PNS/Veteran/Pensiunan yang ditandai dengan memiliki kartu kepesertaan yang dikelola PT Askes (Persero). 5. JPK Jamsostek adalah jaminan pemeliharaan kesehatan untuk tenaga kepesertaan yang dikelola PT Jamsostek.
.id
kerja swasta di sektor formal yang ditandai dengan memiliki kartu 6. Asuransi Kesehatan Swasta adalah asuransi kesehatan komersial yang
ps .g o
mengganti biaya pelayanan kesehatan yang dikeluarkan oleh peserta asuransi. Keanggotaannya ditandai dengan kepemilikan kartupeserta asuransi kesehatan.
.b
7. Tunjangan/penggantian biaya kesehatan oleh perusahaan adalah
w
jaminan kesehatan yang ditandai dengan kepemilikan kartu identitas
w
sebagai pegawai perusahaan dimana perusahaan tempat pegawai
//w
tersebut bekerja mengganti biaya/memberi tunjangan kesehatan karyawannya.
p:
8. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin (JPK-MM)/Kartu
ht t
Sehat/JPK Gakin/Kartu Miskin/Kartu Jamkesmas adalah jaminan pemeliharaan kesehatan bagi orang miskin yang ditandai dengan memiliki
kartu
kepesertaan
jaminan
pemeliharaan
kesehatan
masyarakat miskin, Kartu Sehat, Kartu Miskin, Kartu JPK-Gakin, atau SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu) atau Kartu Jamkesmas. 9. Dana
Sehat
adalah
kepesertaan
jaminan
kesehatan
kelompok/
komunitas yang ditandai dengan memiliki kartu dana sehat dan dikelola oleh kelompok/komunitas tersebut. 10. JPKM/JPK lain adalah jaminan pemeliharaan kesehatan yang ditandai dengan memiliki kartu kepesertaan JPKM atau jaminan pemeliharaan kesehatan lain di luar dari bentuk-bentuk jaminan di atas.
24
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
2.4
Keterbatasan Data Survei-survei dengan pendekatan rumah tangga yang diselenggarakan
BPS, termasuk Susenas hanya mencakup populasi yang tinggal di rumah tangga biasa. Penduduk yang tinggal di rumah tangga khusus seperti panti jompo tidak dicakup dalam survei. 2.5
Metode Estimasi Angka-angka yang disajikan dalam publikasi ini merupakan angka
estimasi
dengan
menggunakan
penimbang
(weighted)
yang
dihitung
berdasarkan angka proyeksi penduduk per kabupaten/kota 2010‒2035 yang
.id
telah dipublikasikan. Untuk data tahun 2011 dan 2012 juga dilakukan estimasi
ps .g o
ulang (backcasting) dengan penimbang yang dihitung berdasarkan hasil proyeksi tersebut. 2.6
Metode Analisis
.b
Metode analisis yang digunakan dalam publikasi ini adalah analisis berupa
gambar/grafik
w
visualisasi
w
deskriptif dengan penyajian data dalam bentuk tabel ulasan sederhana dan untuk
memudahkan
pembaca
dalam
//w
memahaminya. Analisis yang disajikan menjelaskan perbedaan pola serta gambaran antar daerah perkotaan dan perdesaan serta antar wilayah provinsi.
p:
Selain itu, disertakan pula analisis tren yang menjelaskan gambaran
ht t
perkembangan lansia antar periode waktu. Pada bagian akhir publikasi ini dilengkapi dengan lampiran tabel yang menyajikan data pada level provinsi.
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
25
.b
w
w
//w
p:
ht t
.id
ps .g o
.b
w
w
//w
p:
ht t
.id
ps .g o
STRUKTUR DEMOGRAFIS
.b
w
w
//w
p:
ht t
.id
ps .g o
.id
STRUKTUR DEMOGRAFIS
ps .g o
Keberhasilan pembangunan nasional memberikan dampak meningkatnya umur harapan hidup yang mengakibatkan terjadinya peningkatan jumlah lansia. Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 tahun 2009 menyebutkan bahwa upaya
.b
untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat termasuk lanjut
w
usia dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif dan
w
berkelanjutan dalam rangka pembentukan sumber daya manusia Indonesia, serta peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa bagi pembangunan nasional
//w
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144). Setiap upaya
p:
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat merupakan investasi bagi
ht t
pembangunan negara. Prinsip nondiskriminatif mengandung makna bahwa semua masyarakat harus mendapatkan pelayanan kesehatan termasuk lansia. Dalam rangka perencanaan pembangunan (sebagai input dan output) serta
penetapan
prioritas
pembangunan
dalam
bidang
kependudukan
memerlukan data dasar kependudukan. Data dasar tersebut antara lain berhubungan
dengan
jumlah
dan
struktur
penduduk.
Pada
kegiatan
perencanaan sebagai input pembangunan, data jumlah dan struktur penduduk dapat digunakan sebagai rujukan untuk memperkirakan jumlah sumber daya manusia (SDM) atau tenaga kerja yang harus diserap dalam kegiatan pembangunan. Sedangkan sebagai output pembangunan, data jumlah dan struktur penduduk digunakan untuk menentukan kelompok sasaran (target groups) pembangunan, misalnya balita, penduduk usia sekolah, penduduk miskin, dan lansia. Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
29
Kelompok sasaran pembangunan yang menjadi perhatian salah satunya adalah penduduk usia 60 tahun ke atas atau penduduk lansia. Tersedianya data atau informasi dasar yang berkaitan dengan jumlah dan struktur demografis lansia akan sangat membantu pemerintah dalam menentukan skala prioritas dan sasaran/target pembangunan. Uraian berikut ini difokuskan untuk memperoleh gambaran secara makro mengenai jumlah dan komposisi penduduk lansia serta perkembangannya menurut karakteristik demografis antara lain: umur, jenis kelamin, daerah tempat tinggal, dan struktur dalam rumah tangga.
.id
3.1 Struktur Penduduk Indonesia Suatu negara dikatakan berstruktur tua jika mempunyai populasi lansia
ps .g o
di atas tujuh persen (Soeweno,2009). Bila merujuk dari pernyataan di atas maka Indonesia termasuk negara berstruktur tua. Berdasarkan data Susenas 2013 dapat dilihat persentase lansia yang telah mencapai 8,05 persen dari
.b
keseluruhan penduduk, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.1. Struktur
w
penduduk yang menua tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan
w
pencapaian pembangunan manusia secara global dan nasional yang ditandai dengan meningkatnya angka harapan hidup. Hal itu berkaitan dengan adanya
//w
perbaikan kualitas kesehatan dan kondisi sosial masyarakat yang meningkat.
p:
Keadaan ini telah memberikan peningkatan pada usia harapan hidup. Dengan
ht t
demikian, peningkatan jumlah penduduk lanjut usia menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan sekaligus sebagai tantangan dalam pembangunan.
Komposisi penduduk Indonesia berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin dapat digambarkan dalam bentuk piramida penduduk. Gambar 3.1 menunjukkan piramida penduduk tahun 2011-2013. Terlihat bahwa pola piramida penduduk relatif tidak mengalami perubahan, dimana frekuensi terbesar untuk penduduk laki-laki maupun perempuan berada pada kelompok umur 5-9 dan 10-14 tahun. Sedangkan pada kelompok lansia terlihat proporsinya sudah mencapai 7 persen sehingga penduduk Indonesia sudah mengarah pada era ‘penduduk berstruktur tua’ (aging population).
30
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Gambar 3.1 Piramida Penduduk, 2011-2013
lansia
ps .g o
Keberadaan
.id
Sumber: BPS, Susenas Kor 2011-2013
tidak
bisa
dikesampingkan
dalam
kehidupan
keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Kepedulian akan kesejahteraan lansia tertuang dalam UU RI No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia.
.b
Pasal 4 UU RI No. 13 Tahun 1998 menyebutkan bahwa upaya peningkatan produktif,
terwujudnya
w
masa
w
kesejateraan sosial bertujuan untuk memperpanjang usia harapan hidup dan kemandirian
dan
kesejahteraannya,
//w
terpeliharanya sistem nilai budaya dan kekerabatan bangsa Indonesia serta lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa (Lembaran Negara
p:
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 190).
muda
ht t
Jika dilihat menurut kelompok umur, lansia terbagi menjadi lansia (60-69
tahun)
dengan
proporsi
sebesar
4,91
persen,
lansia
menengah/madya (70-79 tahun) sebesar 2,31 persen, dan lansia tua (80 tahun ke atas) sebesar 0,83 persen. Sementara itu, penduduk pra lansia yaitu kelompok umur 45-54 tahun dan 55-59 tahun masing-masing sebesar 11,57 persen dan 3,90 persen.
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
31
Tabel 3.1 Proporsi Penduduk Pra Lansia dan Lansia menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin, dan Kelompok Umur Lansia, 2013
Perkotaan (K) Laki-laki (L) Perempuan (P) L+P Perdesaan (D) Laki-laki (L) Perempuan (P) L+P K+D Laki-laki (L) Perempuan (P) L+P
45-54
*)
55-59
*)
60-69
*)
70-79
*)
80+
*)
60+*)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
11,48 11,63 11,56
3,89 3,72 3,81
4,51 4,71 4,61
1,84 2,37 2,11
0,57 0,86 0,71
6,92 7,94 7,43
11,47 11,68 11,57
4,03 3,94 3,99
5,08 5,34 5,21
2,22 2,80 2,51
0,76 1,14 0,95
8,07 9,28 8,67
11,48 11,65 11,57
3,96 3,83 3,90
4,79 5,02 4,91
2,03 2,58 2,31
0,67 1,00 0,83
7,49 8,61 8,05
: : : : :
Pra Lansia Lansia Muda Lansia Menengah/Madya Lansia Tua Lansia
w
w
.b
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013 Keterangan: *) 45-54 tahun dan 55-59 tahun 60-69 tahun 70-79 tahun 80 tahun ke atas 60 tahun ke atas
.id
(1)
Kelompok Umur Lansia (Tahun)
ps .g o
Tipe Daerah/ Jenis Kelamin
//w
Lampiran Tabel 3.1.3 menyajikan proporsi lansia menurut provinsi tahun 2013. Provinsi yang memiliki proporsi lansia di atas 7 persen adalah DI
p:
Yogyakarta (13,20 persen), Jawa Tengah (11,11 persen), Jawa Timur (10,96
ht t
persen), Bali (10,07 persen), Sulawesi Utara (9,14 persen), Sulawesi Selatan (8,54 persen), Sumatera Barat (8,41 persen), Jawa Barat (7,58 persen), Lampung (7,50 persen), Nusa Tenggara Timur (7,40 persen), dan Nusa Tenggara Barat (7,38 persen). 3.2 Distribusi dan Komposisi Penduduk Lansia Berdasarkan hasil Susenas tahun 2013, jumlah lansia di Indonesia telah mencapai 20,04 juta orang atau sekitar 8,05 persen dari seluruh penduduk Indonesia (Tabel 3.2). Bila dibandingkan menurut jenis kelamin jumlah lansia perempuan lebih besar dibandingkan dengan laki-laki, yaitu 10,67 juta orang (8,61 persen dari seluruh penduduk perempuan), lebih banyak daripada lakilaki yang hanya 9,38 juta orang (7,49 persen dari seluruh penduduk laki-laki). 32
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Kontribusi penduduk perempuan dalam populasi lansia yang lebih tinggi dari penduduk laki-laki disebabkan usia harapan hidup perempuan umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan usia harapan hidup laki-laki. Tabel 3.2 Perkiraan Jumlah dan Proporsi Penduduk Lansia menurut Jenis Kelamin dan Tipe Daerah, 2013 Jenis Kelamin
Perkotaan (K)
Perdesaan (D)
K+D
Persen
Jumlah
Persen
Jumlah
Persen
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Laki-laki (L)
4 333 816
6,92
5 043 177
8,07
9 376 992
7,49
Perempuan (P)
4 927 291
7,94
5 739 352
9,28
10 666 643
8,61
9 261 107
7,43
10 782 529
8,67
(1)
L+P
20 043 635
8,05
ps .g o
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
.id
Jumlah
Dilihat menurut tipe daerah, jumlah lansia yang tinggal di perdesaan
.b
lebih besar dibandingkan dengan perkotaan. Lansia yang tinggal di perdesaan
w
10,78 juta orang (8,67 persen) sedangkan lansia yang tinggal di perkotaan
w
sebanyak 9,26 juta orang (7,43 persen).
//w
Proporsi penduduk lansia tahun 2013 sangat bervariasi antar provinsi di Indonesia (Lampiran Tabel 3.2). Pada tabel tersebut tampak bahwa proporsi
p:
lansia berkisar antara 2,56 persen sampai dengan 13,20 persen. Provinsi yang
ht t
mempunyai lansia dengan proporsi paling tinggi adalah Provinsi DI Yogyakarta (13,20 persen), kemudian Jawa Tengah (11,11 persen), dan Jawa Timur (10,96 persen). Sementara provinsi yang proporsi lansia paling rendah adalah Provinsi Papua (2,56 persen), kemudian Papua Barat (3,63 persen) dan Kepulauan Riau (3,76 persen). Pola yang sama terjadi pada lansia laki-laki maupun perempuan. Gambar 3.2 menyajikan persentase penduduk lansia tahun 2011-2013. Pada kurun waktu tersebut terlihat bahwa persentase penduduk lansia relatif sama, yaitu sekitar 8,05 persen.
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
33
Gambar 3.2 Persentase Penduduk Lansia Menurut Tipe Daerah, 2011−2013
9,00
8,67
8,67
8,67
8,50
8,05
8,05
8,06
8,00 7,50
7,44
7,43
7,43
7,00 6,50 2011
2012 Perdesaan
Perkotaan+Perdesaan
ps .g o
Sumber: BPS, Susenas Kor 2011-2013
.id
Perkotaan
2013
Gambar 3.3 menyajikan persentase penduduk lansia umur 60 tahun ke atas, 70 tahun ke atas, dan 80 tahun ke atas pada tahun 2011-2013. Pada
.b
tahun 2013 terlihat bahwa persentase penduduk usia 60 tahun ke atas, 70
w
tahun ke atas, dan 80 tahun ke atas pada kurun waktu tersebut tidak
w
mengalami perubahan yang berarti, dengan persentase untuk penduduk 60
//w
tahun ke atas berkisar sebesar 8,05 persen, 70 tahun ke atas sebesar 3,15
p:
persen, dan 80 tahun ke atas sebesar 0,85 persen.
ht t
Gambar 3.3 Persentase Penduduk Lansia Umur 60 tahun ke atas, 70 tahun ke atas, dan 80 tahun ke atas, 2011−2013
10
8
8,05
8,05
8,06
6 4
3,16
2
3,15
0,85
3,14 0,85
0,83
0 2011 60 tahun ke atas
2012 70 tahun ke atas
2013 80 tahun ke atas
Sumber: BPS, Susenas Kor 2011-2013
34
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
3.3 Rasio Ketergantungan Penduduk Lansia Perubahan
struktur
penduduk
memengaruhi
angka
beban
ketergantungan, salah satunya adalah beban ketergantungan lansia. Akibat penurunan angka kelahiran dan makin tingginya angka harapan hidup penduduk Indonesia, jumlah lansia pun menjadi relatif besar, yang berarti angka ketergantungan lansia juga bisa meningkat. Rasio ketergantungan lansia (old dependency ratio/ODR) adalah angka yang menunjukkan tingkat ketergantungan lansia pada penduduk usia produktif. Angka tersebut merupakan perbandingan antara jumlah lansia (60 tahun ke atas) dengan jumlah penduduk produktif (15-59 tahun). Dari angka ini tercermin besarnya
.id
beban ekonomi yang harus ditanggung penduduk produktif untuk membiayai
ps .g o
lansia.
Tabel 3.3 Rasio Ketergantungan Penduduk Lansia menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2013 Perempuan (P)
L+P
(1)
(2)
(3)
(4)
Perkotaan (K)
10,64
12,20
11,42
Perdesaan (D)
13,14
15,09
14,11
11,85
13,60
12,72
.b
Laki-laki (L)
//w
w
w
Tipe Daerah
p:
K+D
ht t
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Angka rasio ketergantungan lansia pada tahun 2013 sebesar 12,72 (Tabel 3.3), menunjukkan bahwa setiap 100 orang penduduk usia produktif harus menanggung sekitar 12 orang lansia. Dibandingkan menurut jenis kelamin,
angka
rasio
ketergantungan
lansia
perempuan
lebih
tinggi
dibandingkan dengan lansia laki-laki, yaitu 13,60 berbanding 11,85. Gambar 3.4 menyajikan rasio ketergantungan lansia menurut tipe daerah pada tahun 2011-2013. Terlihat bahwa rasio ketergantungan dari tahun 2011 ke tahun 2013 sedikit mengalami kenaikan dari 12,70 pada tahun 2011 menjadi 12,72 pada tahun 2013. Dari gambar tersebut terlihat juga bahwa rasio ketergantungan lansia di perdesaan cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan perkotaan.
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
35
Jika
dilihat
menurut
provinsi
di
Indonesia,
besarnya
rasio
ketergantungan lansia berkisar antara 4,04−20,25 (Lampiran Tabel 3.3). Provinsi yang memiliki rasio ketergantungan lansia tertinggi adalah DI Yogyakarta sebesar 20,25, diikuti oleh Jawa Tengah sebesar 17,70, dan Jawa Timur
sebesar
16,96.
Sedangkan
provinsi
yang
mempunyai
rasio
ketergantungan lansia terendah adalah Papua sebesar 4,04, Kepulauan Riau sebesar 5,76, dan Papua Barat sebesar 5,79. Gambar 3.4 Rasio Ketergantungan Penduduk Lansia Menurut Tipe Daerah, 2011−2013 14,11
14,09
14,08
12,71
12,70
11,42
11,41
ps .g o
11,40
12,72
.id
15,00
10,00
0,00
//w
2011
w
w
.b
5,00
Perkotaan
2012
Perdesaan
2013 Perkotaan+Perdesaan
ht t
p:
Sumber: BPS, Susenas Kor 2011−2013
3.4 Status Perkawinan Penduduk Lansia Tabel 3.4 menunjukkan bahwa mayoritas lansia berstatus kawin, yaitu sebesar 58,71 persen dan diikuti dengan lansia berstatus cerai mati sebesar 38,04 persen. Sementara itu, lansia yang berstatus cerai hidup dan belum kawin masing-masing hanya sebesar 2,37 persen dan 0,88 persen. Bila dilihat lebih rinci menurut jenis kelamin, pola status perkawinan lansia laki-laki berbeda dengan lansia perempuan. Sesuai dengan kenyataan bahwa usia harapan hidup perempuan umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan usia harapan hidup laki-laki. Hal ini diduga menjadi penyebab persentase lansia perempuan yang berstatus cerai mati lebih banyak dibandingkan dengan lansia laki-laki. Persentase lansia laki-laki yang berstatus 36
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
kawin (83,19 persen) lebih banyak dibandingkan dengan lansia laki-laki yang berstatus cerai mati (14,87 persen). Sebaliknya, lansia perempuan yang berstatus cerai mati (58,40 persen) lebih banyak daripada yang berstatus kawin (37,20 persen). Pola yang sama juga terlihat baik di perkotaan maupun perdesaan. Tabel 3.4 Persentase Penduduk Lansia menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin, dan Status Perkawinan, 2013 Belum Kawin
Kawin
Cerai Hidup
Cerai Mati
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
82,48 37,02 58,29
Perdesaan (D) Laki-laki (L) Perempuan (P) L+P
0,60 0,96 0,79
83,81 37,35 59,08
K+D Laki-laki (L) Perempuan (P) L+P
0,66 1,07 0,88
83,19 37,20 58,71
w
w
15,61 58,34 38,35
100,00 100,00 100,00
1,36 3,24 2,36
14,23 58,46 37,77
100,00 100,00 100,00
1,28 3,33 2,37
14,87 58,40 38,04
100,00 100,00 100,00
//w
1,18 3,45 2,39
.id
0,73 1,20 0,98
.b
Perkotaan (K) Laki-laki (L) Perempuan (P) L+P
ps .g o
Tipe Daerah/ Jenis Kelamin
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
p:
Terdapat fenomena yang menarik pada status perkawinan untuk lansia.
ht t
Pada status perkawinan cerai terdapat perbedaan persentase yang cukup tinggi antara lansia perempuan dengan lansia laki-laki. Tingginya persentase lansia perempuan yang berstatus cerai dapat disebabkan karena sebagian besar kaum perempuan yang telah bercerai tidak segera kawin lagi untuk jangka waktu yang relatif lama. Sebaliknya, lansia laki-laki yang terpaksa bercerai karena ditinggal mati oleh pasangannya, umumnya segera kawin lagi. Struktur perkawinan lansia di setiap provinsi menunjukkan pola yang sama dengan struktur perkawinan lansia secara nasional. Keadaan ini dapat dilihat pada Lampiran Tabel 3.4.3. Pola tersebut tidak terjadi di Provinsi Bali, Nusa Tenggara Timur, Gorontalo, dan Maluku. Provinsi-provinsi tersebut mempunyai pola persentase lansia yang berstatus belum kawin cenderung lebih tinggi dari mereka yang berstatus cerai hidup.
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
37
3.5 Peranan Penduduk Lansia dalam Rumah Tangga Seseorang yang telah memasuki masa tua seyogianya dapat menikmati hari tuanya tanpa beban yang berat. Namun, kenyataan menunjukkan bahwa lansia di Indonesia masih banyak yang berperan sebagai kepala rumah tangga (KRT). KRT adalah orang yang memimpin dan bertanggungjawab terhadap satu rumah
tangga.
Kedudukan
KRT
sangat
penting
dalam
menentukan
kelangsungan dan keberadaan rumah tangga. Selain harus bertanggung jawab secara ekonomi untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggotanya, KRT juga harus mengatur dan memimpin anggota rumah tangga (ART), serta berperan
.id
sebagai pengambil keputusan. Pada Gambar 3.5 disajikan persentase lansia dan hubungannya dengan
ps .g o
KRT. Seperti yang dikemukakan di atas bahwa lebih dari separuh lansia berperan sebagai KRT, yaitu sebesar 61,95 persen, sedangkan yang berstatus sebagai ART sebesar 38,05 persen. Besarnya persentase lansia yang menjadi
.b
KRT perlu mendapat perhatian serius karena mereka dituntut beban dan
w
tanggung jawab tinggi secara ekonomi terhadap ART-nya.
80,00
p:
90,33
ht t
100,00
//w
w
Gambar 3.5 Persentase Penduduk Lansia menurut Hubungan dengan Kepala Rumah Tangga dan Jenis Kelamin, 2013
63,00
61,95
60,00 38,05
37,00
40,00 20,00
9,67
0,00
KRT Laki-laki
ART Perempuan
Laki-laki+Perempuan
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
38
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Peran keanggotaan dalam rumah tangga dipengaruhi oleh perbedaan jenis kelamin. Terdapat perbedaan yang sangat mencolok antara lansia lakilaki dan perempuan sebagai KRT. Gambar 3.3 menunjukkan bahwa pada tahun 2013, persentase lansia laki-laki yang menjadi KRT sebesar 90,33 persen, sedangkan lansia perempuan hanya sebesar 37,00 persen. Tabel 3.5 menyajikan peran keanggotaan penduduk berumur 10-59 tahun dan lansia dalam rumah tangga. Seperti yang sudah diuraikan sebelumnya bahwa sebagian besar lansia berkedudukan sebagai KRT. Pola tersebut berbeda dengan pola umum penduduk berumur 10-59 tahun. Sebagian besar (73,87 persen) penduduk berumur 10-59 tahun berkedudukan
.id
sebagai ART. Keadaan ini berlaku baik di perkotaan maupun perdesaan.
ps .g o
Persentase penduduk perkotaan berumur 10-59 tahun yang berkedudukan sebagai ART sebesar 74,05 persen dan di perdesaan sebesar 73,70 persen.
KRT
ART
(3)
(4)
(5)
43,72 8,02
56,28 91,98
90,73 38,50
9,27 61,50
25,95
74,05
62,94
37,06
44,84 7,56
55,16 92,44
89,99 35,71
10,01 64,29
L+P
26,30
73,70
61,10
38,90
44,28 7,79 26,13
55,72 92,21 73,87
90,33 37,00 61,95
9,67 63,00 38,05
ht t
Perdesaan (D) Laki-laki (L) Perempuan (P)
(2)
//w
L+P
K+D Laki-laki (L) Perempuan (P) L+P
Penduduk Lansia
ART
w
KRT
(1)
Perkotaan (K) Laki-laki (L) Perempuan (P)
w
Penduduk 10 – 59 Tahun
p:
Tipe Daerah/ Jenis Kelamin
.b
Tabel 3.5 Persentase Penduduk 10–59 Tahun dan Penduduk Lansia menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin dan Peran Keanggotaan dalam Rumah Tangga, 2013
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Bila dilihat menurut jenis kelamin, persentase penduduk laki-laki berumur 10 tahun ke atas yang menjadi KRT lebih tinggi dibandingkan penduduk perempuan. Pola yang sama terjadi pada penduduk berumur 10-59 tahun dan lansia (60 tahun ke atas) baik di perkotaan maupun perdesaan. Hal
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
39
tersebut sesuai dengan budaya masyarakat bahwa laki-laki menjadi pemimpin bagi perempuan dalam suatu kehidupan rumah tangga. Lampiran Tabel 3.5.3 menyajikan persentase penduduk lansia menurut provinsi dan hubungan dengan KRT tahun 2013. Provinsi dengan persentase lansia sebagai KRT tertinggi adalah Aceh sebesar 75,67 persen, diikuti oleh DKI JakARTa sebesar 70,14 persen, dan Papua sebesar 68,51 persen. Sedangkan provinsi yang mempunyai persentase lansia sebagai KRT terendah adalah Bali sebesar 41,09 persen, Kepulauan Riau sebesar 55,69 persen, dan Sulawesi Utara sebesar 56,47 persen.
.id
3.6 Lansia menurut Status Tinggal dalam Rumah Tangga
ps .g o
Menjadi tua merupakan suatu fase kehidupan yang dialami oleh manusia. Makin panjang usia seseorang, sejalan dengan pertambahan usia tubuh akan mengalami kemunduran secara fisik maupun psikologis. Orang lansia akan terlihat dari kulit yang mulai keriput, berkurangnya fungsi telinga
.b
dan mata, tidak dapat bergerak cepat lagi, cepat merasa lelah, rambut
w
menipis dan memutih, serta mudah terserang penyakit karena daya tahan
w
tubuh berkurang. Secara psikologis lansia menjadi mudah lupa, serta
//w
berkurangnya kegiatan dan interaksi (baik dengan anak-anak, saudara atau teman), mengalami rasa kesepian, kebosanan dan sebagainya. Apalagi jika ia
p:
kehilangan pekerjaan, menderita post power syndrome, berkurangnya
ht t
peranan dalam keluarga atau masyarakat, atau kondisi ekonominya buruk. Melihat keadaan tersebut menyebabkan perlunya perhatian pada lansia, agar lansia tidak hanya berumur panjang, tetapi dapat menikmati masa tuanya dengan bahagia, serta meningkatkan kualitas hidup diri mereka. Perubahan sosial di masyarakat misalnya adanya kecenderungan perubahan struktur keluarga dari keluarga besar (extended family) ke keluarga inti (nuclear family) ikut membawa perubahan terhadap lansia, dimana sebelumnya mereka tinggal bersama dalam satu rumah dengan anggota keluarga lainnya, namun sekarang lansia tinggal terpisah dengan anak-anak mereka. Demikian juga dengan kondisi ekonomi orang lansia juga mengalami perubahan apabila dibandingkan ketika masih muda. Penduduk lansia secara individual merupakan penduduk yang potensial menjadi “beban” keluarga dan masyarakat terutama bagi mereka yang memasuki usia tuanya tidak dipersiapkan sejak dini. 40
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Status tinggal bersama dalam satu rumah tangga memperlihatkan bagaimana dukungan keluarga dan lingkungan yang diberikan kepada lansia. Tinggal bersama dapat memberikan rasa aman, nyaman, dan jaminan perawatan ketika seorang lansia membutuhkan pendampingan. Tabel 3.6 memberikan gambaran tentang status tinggal bersama dalam rumah tangga. Secara umum, sebagian besar lansia masih tinggal dalam satu rumah tangga bersama dengan keluarga dan tiga generasi. Persentase lansia yang tinggal bersama keluarga dalam rumah tangga sebesar 26,82 persen, sedangkan lansia yang tinggal bersama tiga generasi dalam rumah tangga ada sebanyak masih cukup besar, yaitu sebesar 9,89 persen.
.id
41,44 persen. Sementara itu lansia yang tinggal sendiri dalam rumah tangga
ps .g o
Tabel 3.6 Persentase Penduduk Lansia menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin, dan Status Tinggal dalam Satu Rumah Tangga, 2013 Status Tinggal dalam Satu Rumah Tangga
(1)
(2)
Laki-Laki Perempuan Laki-laki + Perempuan Perdesaan
Bersama Tiga Bersama Bersama Keluarga Generasi orang Pasangan *) *) lain
.b
Sendiri
w
Tipe Daerah/ Jenis Kelamin
Total
(4)
(5)
4,12 13,11 8,91
22,02 12,66 17,04
36,36 23,48 29,51
36,07 45,98 41,35
1,42 4,76 3,20
100,00 100,00 100,00
4,36
27,09
30,02
37,08
1,45
100,00
16,34
14,28
19,65
45,44
4,29
100,00
Laki-laki + Perempuan 10,74 Perkotaan + Perdesaan 4,25 Laki-Laki 14,85 Perempuan 9,89 Laki-laki + Perempuan
20,27
24,50
41,53
2,96
100,00
24,75 13,53 18,78
32,95 21,42 26,82
36,61 45,69 41,44
1,44 4,51 3,07
100,00 100,00 100,00
ht t
Laki-Laki
p:
//w
Perkotaan
w
(3)
Perempuan
(6)
(7)
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013 *) Keterangan: Bersama keluarga : anak/menantu atau orang tua/mertua tinggal
bersama lansia dalam satu rumah tangga. Tiga generasi
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
: lansia tinggal bersama anak/menantu dan cucunya atau tinggal bersama anak/menantu dan orangtua/mertuanya dalam satu rumah tangga.
41
Bila dilihat menurut tipe daerah, baik di perkotaan maupun perdesaan mempunyai pola yang relatif sama dalam kaitannya dengan tinggal bersama dalam rumah tangga. Namun jika dibandingkan antara perkotaan dan perdesaan, maka yang tinggal dengan tiga generasi relatif lebih berimbang, sedangkan yang tinggal bersama keluarga lebih banyak di daerah perkotaan (29,51 persen) dibandingkan di perdesaan (24,50 persen). Keadaan sebaliknya untuk lansia yang tinggal sendiri, di perdesaan (10,74 persen) lebih banyak dibandingkan di perkotaan (8,91 persen). Bila dilihat menurut jenis kelamin, baik lansia laki-laki dan perempuan mempunyai pola yang relatif sama dalam kaitannya dengan tinggal bersama
.id
dalam rumah tangga. Namun jika dibandingkan, maka persentase lansia
ps .g o
perempuan yang tinggal sendiri (14,85 persen) jauh lebih banyak daripada lansia laki-laki (4,25 persen). Begitu pula mereka yang tinggal bersama bukan dengan keluarganya, persentase lansia perempuan (4,51 persen) lebih banyak daripada laki-laki (1,44 persen). Sementara lansia yang tinggal dengan
.b
pasangannya saja, lansia laki-laki (24,75 persen) lebih banyak daripada lansia
w
perempuan (13,53 persen). Kondisi ini mengindikasikan bahwa ketika harus
w
tinggal sendiri atau bersama orang lain, lansia perempuan lebih rela dan
//w
sanggup menjalaninya daripada laki-laki yang lebih memilih untuk tinggal
ht t
p:
bersama pasangan atau keluarganya.
42
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
.b
w
w
//w
p:
ht t
.id
ps .g o
PENDIDIKAN
.b
w
w
//w
p:
ht t
.id
ps .g o
.id
PENDIDIKAN
ps .g o
Pendidikan merupakan salah satu pilar terpenting dalam pembangunan manusia. Begitu pentingnya hal ini, kinerja pendidikan, yaitu gabungan angka partisipasi kasar (APK) jenjang pendidikan dasar sampai dengan pendidikan
.b
tinggi dan angka melek huruf (AMH), digunakan sebagai variabel dalam menghitung Indeks Pembangunan Manusia (IPM), bersama-sama dengan sebagaimana
tertuang
w
konstitusi,
w
variabel kesehatan dan ekonomi. Pendidikan juga merupakan amanat dalam
pembukaan
UUD
1945
yang
//w
merupakan salah satu tujuan nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Begitu pula pada pasal 31 ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi , ‘Setiap warga
p:
negara berhak mendapatkan pendidikan’ dan pada ayat (3) disebutkan,
ht t
‘Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undangundang.’ Pendidikan merupakan proses sepanjang hayat. Setiap orang, tidak mengenal usia, memiliki hak untuk terus belajar demi mengembangkan wawasan, pola pikir dan kemampuannya yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Menurut data SP2010, sebesar 7,58 persen atau sekitar 18 juta penduduk Indonesia berusia lanjut (60 tahun ke atas). Angka ini bukanlah jumlah yang sedikit sehingga juga harus menjadi perhatian pemerintah dalam upaya menjamin kesejahteraan dan kemandirian para lansia melalui pembekalan ketrampilan, pengetahuan, dan wawasan,
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
45
terutama yang tergolong lansia yang tidak atau kurang terdidik di masa mudanya. Dalam UU No.13 Tahun 1998 tentang Lansia Bab III Pasal 5 Ayat 2d tentang hak dan kewajiban lansia, bahwa sebagai penghormatan dan penghargaan
kepada
lanjut
usia
diberikan
hak
untuk
meningkatkan
kesejahteraan sosial, salah satunya dalam pelayanan pendidikan dan pelatihan. Dengan bekal pendidikan dan pelatihan yang memadai diharapkan timbul rasa kemandirian pada lansia sehingga tidak menjadi beban bagi dirinya, keluarga maupun masyarakat.
.id
4.1 Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Pendidikan yang tinggi dan berkualitas, serta terbukanya kesempatan
ps .g o
untuk mengembangkan diri, berkarya dan berusaha merupakan syarat setiap orang dapat meningkatkan kesejahteraannya. Pendidikan tertinggi seringkali dijadikan pendekatan dalam mengukur besarnya pendapatan yang diterima
.b
seseorang di masa depan. Dalam hal ini pendidikan dianggap sebagai investasi
w
jangka panjang. Lansia merupakan orang-orang dengan usia yang tergolong
w
sudah tidak lagi produktif secara ekonomi. Kesejahteraannya seringkali sangat bergantung kepada pendidikan tertinggi yang pernah diperolehnya sewaktu
//w
muda sebagai cerminan dari pekerjaan dan pendapatannya yang bisa disimpan
p:
sebagai jaminan di hari tua.
ht t
Lansia pada masa sekarang adalah penduduk yang rata-rata mencapai usia sekolah pertamanya (SD) pada masa-masa awal kemerdekaan yaitu sekitar tahun 1950-1960’an. Upaya dan perjuangan bangsa pada saat itu masih terfokus kepada bagaimana menjaga stabilitas politik dan mempertahankan kemerdekaan, sampai dengan meletusnya peristiwa G30S/PKI pada tahun 1965. Hal ini menyebabkan usaha memperbaiki kehidupan sosial ekonomi belum tertangani dengan baik, termasuk pada sektor pendidikan. Baru pada mulai tahun 1966, dengan perjuangan yang sungguh-sungguh pemerintah telah berhasil menciptakan stabilitas nasional, baik di bidang ekonomi, politik maupun di bidang keamanan, dan telah melakukan serangkaian pembangunan nasional secara terus menerus, terarah dan terpadu, bertahap dan berencana, serta konstitusional. Hal itu diwujudkan dengan disusunnya Program Pembangunan Jangka Panjang 25 Tahun Pertama (PJP I), yang dimulai sejak 46
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
tahun 1969. Oleh sebab itulah pada umumnya tingkat pendidikan para lansia saat ini masih sangat kurang. Tabel 4.1 memperlihatkan bahwa di tahun 2013 hampir 84 persen lansia masih berpendidikan rendah yaitu SD ke bawah, dengan persentase tidak tamat SD sebesar 32,59 persen, tidak atau belum pernah sekolah sebesar 25,17 persen, dan 25,72 persen tamat SD. Sedangkan untuk lansia yang tamat SMP dan SMA atau lebih berturut-turut sebesar 6,52 persen dan 9,99 persen. Hal ini menunjukan masih sangat rendahnya partisipasi pendidikan di masa awal-awal kemerdekaan akibat masih sangat terbatasnya sarana dan
.id
prasarana dan fasilitas pendidikan di masa itu. Rendahnya tingkat pendidikan lansia ini dapat menjadi indikasi terbatasnya kemampuan dalam berkontribusi kegiatan
ekonomi
masyarakat
demi
menunjang
kesejahteraan
ps .g o
dalam
hidupnya.
.b
Tabel 4.1 Persentase Penduduk Lansia menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin Tahun 2011, 2012, dan 2013 Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
w
w
2011
2012
2013
15,62 40,14
28,67
14,65
37,70 26,92
13,61 35,34 25,17
Tdk tamat SD
33,04 31,74
32,35
32,68
32,36 32,51
32,14 32,99 32,59
23,38
29,90
19,18 24,19
31,52 20,63 25,72
p:
//w
Tidak/belum pernah sekolah
29,35 18,14
SMP SM+
7,94
4,35
6,03
8,20
14,05
5,63
9,57
14,57
ht t
SD
Jumlah
100,00 100,00 100,00
4,66
6,32
8,36
4,90
6,52
6,10 10,06
14,37
6,15
9,99
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Tabel di atas juga menunjukkan dengan jelas adanya budaya patriakhi yang
dipraktekkan
oleh
masyarakat
Indonesia,
khususnya
di
bidang
pendidikan. Budaya ini menganggap laki-laki lebih penting untuk berkembang dibanding perempuan. Tabel di atas menunjukkan adanya kesenjangan partisipasi pendidikan antara lansia laki-laki dan perempuan di semua jenjang pendidikan. Sebesar 35,34 persen lansia perempuan tidak atau belum pernah sekolah, sedangkan lansia laki-laki hanya 13,61 persen atau sekitar sepertiganya. Kesenjangan yang signifikan juga terjadi pada jenjang SMA ke
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
47
atas di mana lansia laki-laki yang menamatkan SMA ke atas lebih dari dua kali dibanding perempuan. Kemudian lansia laki-laki juga lebih banyak yang menamatkan SD dan SMP dibanding lansia perempuan, bahkan untuk jenjang SMP hampir dua kali lipatnya. Dibanding tahun sebelumnya, pada tahun 2013 terjadi penurunan persentase lansia yang tidak atau belum pernah bersekolah sebesar 1,75 persen dari tahun 2012 dan 3,5 persen dari tahun 2011 menjadi 25,17 persen. Kemudian persentase lansia yang tamat SD bertambah dari 24,19 persen di tahun 2011 menjadi 25,72 persen. Sementara untuk jenjang yang lain tidak belum berubah dibanding tahun-tahun sebelumnya.
.id
berubah secara signifikan. Kesenjangan antara lansia laki-laki dan perempuan Pendidikan lansia yang masih rendah ini terjadi hampir di semua
ps .g o
provinsi. Provinsi dengan persentase lansia yang tidak/belum pernah sekolah tertinggi adalah Nusa Tenggara Barat (49,91 persen) diikuti Kalimantan Barat (40,44 persen) dan Bali (37,75 persen). Sedangkan yang terendah adalah
.b
Sulawesi Utara (1,82 persen), Gorontalo (4,99 persen), dan Maluku (5,49
w
persen).
w
Pembangunan bidang pendidikan di Sulawesi Utara (saat itu meliputi
//w
daerah Provinsi Gorontalo) di awal zaman kemerdekaan telah dilakukan dengan baik meski sebagian besar hanya sampai tingkat pendidikan dasar.
p:
Salah satu penyebabnya adalah karena di daerah inilah para misionaris dari
ht t
Negara Belanda menetap dan membuka sekolah-sekolah, rumah sakit dan menjadi pusat penyebaran agama Kristen di Tanah Minahasa. Bahkan Pada tahun 1906 melalui
kerja
sama
dan
kesepakatan
dengan
raja Bolaang
Mongondow, W.Dunnebier telah mengusahakan pembukaan beberapa sekolah rakyat
yang
dikelola
oleh
zending
di
beberapa
desa
di Bolaang
Mongondow dengan tiga kelas. Jumlah murid yang tertampug di sekolahsekolah tersebut adalah 1605 orang (Sejarah Pendidikan daerah Sulawesi Utara oleh Drs.L.Th. Manus dkk). Kemudian pada rentang 1912 hingga tahun 1937 banyak berdiri sekolah-sekolah baru baik yang dikelola oleh Balai Pendidikan dan Pengajaran Islam (BPPI), maupun oleh swasta. Guru-gurunya pun banyak didatangkan dari Pulau Jawa. Beberapa sekolah yang terkenal di Sulawesi Utara adalah Meisjesschool, Holland Inlandshe School, sekolah untuk para guru Kweekschool, serta Vervolg School (sekolah sambungan) kelas 4 dan 48
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
5 yang menampung lepasan sekolah rakyat 3 tahun. (Sejarah Pendidikan daerah Sulawesi Utara oleh Drs.L.Th. Manus dkk) Gambar 4.1 menggambarkan bahwa masih terdapat perbedaan yang signifikan antara wilayah perdesaan dan perkotaan dalam hal tingkat pendidikan penduduknya. Penduduk lansia di perdesaan sebagian besar tidak tamat SD (37,39 persen) dan tidak/belum pernah bersekolah (31,13 persen) dan hanya sekitar 3,5 persen yang tamat SMP maupun SMA ke atas. Di lain pihak, di perkotaan, meski masih didominasi mereka yang tidak tamat SD (27,00 persen) tetapi memiliki persentase yang tamat SD, SMP dan SMA ke atas yang signifikan lebih tinggi dari penduduk perdesaan. Bahkan persentase
.id
lansia di perkotaan yang tamat SMA ke atas (17,54 persen) lima kali lebih
ps .g o
besar daripada di perdesaan (3,51 persen).
.b
Gambar 4.1 Persentase Penduduk Lansia menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Tipe Daerah, Tahun 2013 75
68,52
w 27,24
//w
45,24
45 30
57,76
w
60
24,42
25,72
0
9,98
ht t
15
p:
17,54
Perkotaan
9,99 3,55
6,52
3,51
Perdesaan
Tidak/belum pernah sekolah dan tidak tamat SD
Perkotaan+Perdesaan
SD
SMP
SM+
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Hal ini mencerminkan masih sangat terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan di perdesaan di awal masa-masa kemerdekaan. Di masa tersebut pembangunan memang masih sangat tersentralisasi dan difokuskan di perkotaan, terutama area Jabodetabek yang disiapkan untuk menjadi area industri yang juga menyebabkan dimulainya arus urbanisasi penduduk. Namun, dengan semangat otonomi daerah saat ini diharapkan daerah-daerah
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
49
khususnya perdesaan dapat lebih mengembangkan daerah dan memajukan penduduknya terutama dalam hal pendidikan. 4.2 Kemampuan Membaca dan Menulis Kemampuan baca-tulis atau melek aksara penting bagi seseorang karena merupakan modal dasar untuk pembelajaran berkelanjutan sehingga orang tersebut bisa mendapatkan pengetahuan, menggali potensinya, dan berpartisipasi penuh dalam masyarakat dalam aspek yang lebih luas. UNESCO mendefinisikan melek aksara sebagai kemampuan untuk mengidentifikasi, mengerti, menerjemahkan, membuat, mengkomunikasikan dan mengolah isi
.id
dari rangkaian teks yang terdapat pada bahan-bahan cetak dan tulisan yang berkaitan dengan berbagai situasi. Dalam konteks Indonesia, keaksaraan
ps .g o
didefinisikan sebagai kemampuan untuk membaca dan menulis kalimat sederhana dalam bahasa latin atau bahasa lain serta melakukan perhitungan sederhana (Fasli Jalal, Nina sardjunani dalam Ringkasan Keaksaraan bagi
.b
kehidupan).
Buta aksara lansia saat ini erat kaitannya dengan ketidakmampuan
w
lansia tersebut memperoleh pendidikan di masa mudanya, terutama bagi
w
mereka yang sama sekali belum atau tidak pernah bersekolah. Sebagaimana
//w
dalam perjalanan bangsa Indonesia, buta aksara sebenarnya telah ada sejak zaman penjajahan. Negara penjajah memang telah sengaja membuat rakyat
p:
Indonesia menjadi lebih terbelakang dan bodoh agar nantinya tidak merugikan
ht t
mereka. Pada masa tersebut, tidak ada sekolah untuk rakyat yang bukan keturunan “ningrat”, sehingga rakyat Indonesia yang miskin sama sekali tidak ada kesempatan untuk mengenyam pendidikan dan terjadilah buta aksara. Hal ini sama sekali tidak menguntungkan rakyat Indonesia sendiri, karena menjadikan penjajah semakin lama menduduki Indonesia. Tabel 4.2 menunjukan adanya kesenjangan kondisi pendidikan antara perkotaan dan perdesaan di awal-awal masa kemerdekaan. Persentase lansia yang buta aksara di perdesaan sebesar 34,15 persen dibanding di perkotaan 19,14 persen. Kesenjangan ini didominasi oleh kesenjangan proporsi buta aksara lansia perempuan, dimana di perdesaan proporsi buta aksara lansia perempuan mencapai 46,66 persen atau hampir separuh penduduk lansia perempuan di perdesaan. Sedangkan di perkotaan hanya 27,58 persen lansia
50
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
perempuan yang buta aksara. Kemudian dibanding kelompok umur 15-59, tampak kondisi yang jauh berbeda. Proporsi penduduk buta aksara kelompok umur 15-59 hanya berkisar antara 0,81 persen sampai 5,31 persen, bahkan jika dibandingkan secara keseluruhan. Proporsi buta aksara lansia hampir sembilan kali lipat dibandingkan peduduk kelompok umur 15-59, yaitu 27,21 persen dibanding 3,39 persen. Tabel 4.2 Proporsi Penduduk 15-59 Tahun, 15 Tahun Ke Atas dan Lansia yang Buta Aksara menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin 2013 Kelompok Umur 15-59 Tahun
Lansia (60+)
15 Tahun Ke Atas
(1)
(2)
(3)
(4)
1,70
27,58
5,04
19,14
3,37
.b
Laki-laki (L)
0,86
Perempuan (P)
2,29
L+P
1,57 3,54
19,91
5,44
7,10
46,66
12,29
5,31
34,15
8,88
2,16
15,12
3,53
4,62
37,85
8,60
3,39
27,21
6,08
Perdesaan (D) Laki-laki (L) Perempuan (P) K+D Laki-laki (L) L+P
p:
Perempuan (P)
//w
w
L+P
ps .g o 9,54
w
Perkotaan (K)
.id
Tipe Daerah/ Jenis Kelamin
ht t
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Gambar 4.2 di bawah ini secara umum menunjukan tren menurun dari proporsi penduduk buta aksara di Indonesia sejak tahun 2011 hingga tahun 2013, baik untuk laki-laki maupun perempuan. Data pada Gambar 4.2 menunjukkan 15,12 persen dari jumlah lansia laki-laki masih buta aksara di tahun 2013, menurun dari tahun 2011 (17,55 persen) dan tahun 2012 (17,46 persen). Sedangkan proporsi lansia perempuan dengan buta aksara di 2013 masih tinggi, yaitu 37,85 persen. Hal ini, sekali lagi, membuktikan masih kuatnya budaya patriakhi yang telah ada sejak lama, di mana masyarakat Indonesia lebih mengutamakan laki-laki (Iriantono et al, 2002). Dari tabel lampiran, mulai tabel 4.3.1 s.d 4.3.9, diketahui pula bahwa lansia perempuan lebih banyak yang buta aksara baik di kota maupun di desa secara nilai Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
51
absolut maupun proporsi. Proporsi buta aksara tertinggi terjadi pada lansia perempuan di desa (46,66 persen). Gambar 4.2 Proporsi Penduduk Lansia yang Buta Aksara menurut Jenis Kelamin Tahun 2011, 2012, dan 2013 50 42,14 41,15 37,85
40
30,63 30,07 27,21
30 17,55 17,46
15,12
.id
20
ps .g o
10 0 Laki-laki
Perempuan
2011
2012
2013
.b
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Laki-laki + Perempuan
w
Secara keseluruhan proporsi penduduk lansia yang buta aksara pada
w
tahun 2013 berkurang 2,86 persen dibanding tahun 2012 dan 3,42 persen
//w
dibanding tahun 2011 menjadi 27,21 persen. Pada lampian Tabel 4.2.9
p:
diketahui bahwa persebaran proporsi buta aksara di Indonesia sangat bervariasi mulai dari 3,18 persen di Sulawesi Utara, hingga 53,37 persen di
ht t
Nusa Tenggara Barat. Bahkan di wilayah perdesaan di NTB, buta aksara perempuan mencapai 55,85 persen. DKI Jakarta (5,49 persen) dan Maluku (7,52 persen) menempati urutan wilayah dengan buta aksara terendah berikutnya. Sedangkan wilayah dengan proporsi buta aksara tertinggi kedua dan ketiga berturut-turut adalah Bali (38,71 persen) dan Jawa Timur (37,85 persen). Indonesia dapat dikatakan negara yang tergolong cepat dalam pemberantasan buta aksara. Bahkan hal ini telah diakui oleh badan dunia seperti UNESCO. Salah satu program pemerintah dalam pengentasan buta huruf adalah pendidikan keaksaraan yang dilaksanakan yang salah satunya dilaksanakan melalui Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Tujuan pendidikan keaksaraan ini pertama, untuk membebaskan penduduk dari buta 52
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
aksara. Kedua, untuk memberikan bekal hidup berupa keterampilan, dan yang terakhir, untuk menanamkan pendidikan karakter agar masyarakat dapat hidup damai dan tenteram. Akan tetapi, pada dasarnya sulit untuk dapat memberantas buta aksara secara tuntas karena buta aksara yang masih tersisa merupakan kelompok yang paling sulit diberantas. Sebab, sebagian besar dari mereka berusia di atas 44 tahun yang umumnya berasal keluarga kurang mampu, penglihatannya sudah terganggu dan kebanyakan tinggal di daerah
ht t
p:
//w
w
w
.b
ps .g o
.id
terpencil.
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
53
.b
w
w
//w
p:
ht t
.id
ps .g o
.b
w
w
//w
p:
ht t
.id
ps .g o
KESEHATAN
.b
w
w
//w
p:
ht t
.id
ps .g o
ps .g o
.id
KESEHATAN Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memuat mengenai kesehatan yang merupakan salah satu hak asasi manusia. Kesehatan adalah hak asasi yang melekat dan merupakan bagian dari unsur kesejahteraan
.b
rakyat sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. UU No. 36 Tahun 2009 tentang
w
kesehatan menyebutkan, yang dimaksud kesehatan adalah keadaan sehat, baik
w
secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
//w
untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pasal 3 menyebutkan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
p:
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
ht t
masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Secara biologis penduduk lansia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus menerus yang ditandai dengan menurunnya daya tahan tubuh sehingga mengakibatkan semakin rentan terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Semakin tua, mereka akan mengalami kemunduran terutama dalam bidang kemampuan fisik sehingga mengakibatkan timbulnya gangguan dalam kesehatannya (Nugroho, 2000). Menurut Bustan (2007), secara umum kondisi fisik seseorang yang telah memasuki masa lanjut usia mengalami penurunan yang dapat dilihat dari Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
57
beberapa perubahan: (1) perubahan penampilan pada bagian wajah, tangan, dan kulit; (2) perubahan bagian dalam tubuh seperti sistem saraf: otak, isi perut: limpa, hati; (3) perubahan panca indra: penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa; dan (4) perubahan motorik antara lain berkurangnya kekuatan, kecepatan bergerak. Perubahan-perubahan tersebut pada umumnya mengarah pada kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang akan berpengaruh pada aktivitas kehidupan sehari-hari. Secara yuridis formal, ketentuan untuk memenuhi hak lansia diatur dalam pasal 42 UU No 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia yang menyatakan bahwa setiap warga negara yang berusia lanjut, cacat fisik dan
.id
atau cacat mental berhak memperoleh perawatan, pendidikan, pelatihan, dan
ps .g o
bantuan khusus atas biaya negara, untuk menjamin kehidupan yang layak sesuai dengan martabat kemanusiaannya, meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
.b
bernegara.
Upaya peningkatan pelayanan kesehatan lansia juga dituangkan dalam
w
UU RI No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia Bab VI Pasal 14
w
Ayat (1) mengenai pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan dimaksudkan
//w
untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan lanjut usia, agar kondisi fisik, mental, dan sosialnya dapat berfungsi secara berupa
ht t
pemerintah
p:
wajar. Pada Ayat (2) disebutkan bahwa pelayanan kesehatan yang dilakukan peningkatan:
(a)
penyuluhan
dan
penyebarluasan
informasi kesehatan lansia; (b) upaya penyembuhan (kuratif), yang diperluas pada bidang pelayanan geriatrik/gerontologik; (c) pengembangan lembaga perawatan lanjut usia yang menderita penyakit kronis dan/atau penyakit terminal, dan pada Ayat (3) disebutkan bahwa untuk mendapatkan pelayanan kesehatan bagi lansia yang tidak mampu, diberikan keringanan biaya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk dapat memenuhi hak lansia khususnya dibidang kesehatan, pemerintah membuat dan menjalankan program pelayanan kesehatan untuk lansia antara lain Home Care, Usaha Ekonomi Produktif dan Posyandu Lansia, yang telah diadakan diantaranya di Provinsi Jawa Barat, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur. Home Care merupakan program pendampingan yang ditujukan 58
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
khusus untuk lansia yang perlu perhatian serius, seperti masalah fisik, kesehatan, gizi buruk, penyakit tua dan masalah mental spiritual (menurunnya daya pikir/pikun). Sedangkan kegiatan yang dilaksanakan posyandu lansia adalah
pemeriksaan
kesehatan,
pemberian
makanan
tambahan
dan
pelaksanaan senam lansia. Menurut Tamher, S dan Noorkasiani (2009), dalam Simanullang, Poniyah dkk, et al. (2011), mengatakan bahwa menjadi lansia merupakan suatu fenomena yang alamiah sebagai akibat dari proses menua. Fenomena ini bukanlah suatu penyakit, melainkan suatu keadaan yang wajar dan bersifat universal. Proses menua adalah suatu proses kemunduran mencakup proses
.id
organobiologis, psikologik, serta sosiobudaya. Menjadi tua ditentukan secara
ps .g o
genetik dan dipengaruhi oleh gaya hidup seseorang. Kondisi kesehatan seseorang pada saat sekarang ini merupakan hasil proses akumulasi yang terjadi semenjak manusia dalam kandungan sampai sekarang. Secara umum dapat dikatakan bahwa seseorang yang mempunyai pola hidup sehat dari masa kecil,
.b
remaja, dewasa hingga lansia, kondisi kesehatannya akan lebih baik
w
dibandingkan dengan lansia yang masa lalunya tidak berperilaku hidup sehat.
w
Gambaran makro mengenai kondisi kesehatan lansia yang dibahas pada bagian
//w
ini meliputi angka keluhan kesehatan, angka kesakitan, rata-rata lama sakit,
p:
dan cara berobat lansia.
ht t
5.1 Keluhan Kesehatan
Secara individu pengaruh proses penuaan menimbulkan berbagai masalah. Salah satu permasalahan yang berkaitan dengan penduduk lansia adalah permasalahan kesehatan. Semakin bertambahnya usia, umumnya keluhan kesehatan yang dialami akan semakin bertambah. Keluhan kesehatan adalah keadaan seseorang yang mengalami gangguan kesehatan atau kejiwaan, baik karena penyakit akut/kronis, kecelakaan, kriminalitas atau sebab lainnya. Keluhan kesehatan tidak selalu mengakibatkan terganggunya aktivitas sehari-hari, namun terjadinya keluhan kesehatan dan jenis keluhan yang dialami oleh penduduk dapat menggambarkan tingkat/derajat kesehatan secara kasar.
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
59
Secara umum persentase penduduk pra lansia, lansia muda, lansia madya, dan lansia tua yang mempunyai keluhan kesehatan selama sebulan terakhir dapat dilihat pada Gambar 5.1. Semakin tinggi kelompok umur pra lansia dan lansia maka persentase yang mengalami keluhan kesehatan semakin besar, yaitu kelompok pra lansia (45-59 tahun) sebesar 35,18 persen, lansia muda (60-69 tahun) sebesar 46,71 persen, lansia madya (70-79 tahun) sebesar 56,26 persen dan lansia tua (80 ke atas) sebesar 61,04 persen. Bila dilihat menurut
jenis
kelamin,
lansia
perempuan
lebih
tinggi
persentasenya
dibandingkan dengan laki-laki pada semua kelompok umur, kecuali kelompok lansia tua. Pada kelompok pra lansia perbandingan antara lansia laki-laki dan
.id
perempuan, yaitu 33,84 persen dan 36,54 persen, pada kelompok lansia muda perbandingan antara lansia laki-laki dan perempuan, yaitu 45,71 persen dan
ps .g o
47,68 persen, pada kelompok lansia madya perbandingan antara lansia laki-laki dan perempuan, yaitu 55,04 persen dan 57,22 persen, dan kelompok umur 80 tahun ke atas perbandingan antara lansia laki-laki dan perempuan, yaitu 63,24
.b
persen dan 59,55 persen.
//w
w
w
Gambar 5.1 Proporsi Penduduk Pra Lansia dan Lansia yang Mempunyai Keluhan Kesehatan Selama Sebulan Terakhir menurut Kelompok Lansia dan Jenis Kelamin, 2013 % 70
p:
60 50
30
47,68
55,04
59,55 61,04
46,71
ht t
40
45,71
63,24 57,22 56,26
33,84
36,54 35,18
20 10 0 pra lansia
Laki-laki
lansia muda
Perempuan
lansia madya
lansia tua
Kelompok Lansia
Laki-laki+Perempuan
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Tiga provinsi dengan persentase tertinggi lansia yang mengalami keluhan kesehatan berturut-turut adalah Provinsi Aceh (64,05 persen), Nusa Tenggara Barat (63,00 persen), dan Gorontalo (60,00 persen). Sebaliknya,
60
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
persentase terendah lansia yang mengalami keluhan kesehatan secara berturut-turut ditemukan di Provinsi Kepulauan Riau (39,34 persen), Papua Barat (39,40 persen), dan Maluku Utara (40,37 persen) seperti yang disajikan pada Lampiran Tabel 5.1. Manusia dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya berlangsung sepanjang hidup sejak bayi hingga dewasa sampai masa tua. Dalam struktur anatomi proses menjadi tua terlihat sebagai kemunduran dalam sel. Proses ini berlangsung secara alami, terus menerus, dan berkesinambungan, yang selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomi, fisiologi, dan biokimia pada jaringan tubuh secara keseluruhan. Perubahan ini berarti perubahan
.id
yang bersifat negatif bagi lansia yaitu adanya kemunduran fungsi organ pada
ps .g o
lansia.
Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa kemunduran fungsi organ khususnya pada lansia menyebabkan kelompok ini rawan terhadap penyakit-
.b
penyakit kronis seperti diabetes melitus, stroke, gagal ginjal, kanker, hipertensi, dan jantung. Penyakit-penyakit tersebut kemungkinan telah lama
w
diderita tetapi karena kurangnya perhatian lansia terhadap kesehatannya
w
maka penyakit tersebut tidak diatasi sedini mungkin.
//w
Gambaran penyakit/keluhan kesehatan yang banyak dialami oleh
p:
penduduk pra lansia dan lansia tersebut tersaji pada Tabel 5.1. Semakin tinggi
ht t
kelompok umur lansia maka keluhan kesehatan yang dialaminya dengan berbagai jenis keluhan semakin meningkat kecuali keluhan sakit gigi yang menurun persentasenya. Jenis keluhan kesehatan yang paling banyak dialami pra lansia dan lansia dari berbagai kelompok umur adalah keluhan lainnya, yaitu jenis keluhan kesehatan yang umumnya diderita lansia antara lain penyakit kronis seperti asam urat, darah tinggi, rematik, darah rendah, dan diabetes. Jenis keluhan lainnya untuk kelompok umur 45-59 tahun (18,42 persen), kelompok umur 60-69 tahun (29,00 persen), kelompok umur 70-79 tahun (38,64 persen) dan kelompok umur 80 tahun ke atas (44,56 persen). Jenis keluhan yang juga banyak dialami pra lansia dan lansia adalah jenis keluhan yang biasanya banyak dialami oleh masyarakat umum yaitu batuk dan pilek.
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
61
Tabel 5.1 Proporsi Penduduk Pra Lansia dan Lansia yang Mempunyai Keluhan Kesehatan Selama Sebulan Terakhir menurut Kelompok Lansia, Jenis Kelamin, dan Jenis Keluhan, 2013 Kelompok Lansia/ Jenis Kelamin
Panas
Batuk
Pilek
Asma
Diare
Sakit Kepala Berulang
Sakit Gigi
Lainnya
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
7,61 6,52 7,07
13,03 10,96 12,00
10,88 9,34 10,11
1,74 1,52 1,63
1,06 0,97 1,01
4,87 6,93 5,90
1,84 1,60 1,72
16,16 20,70 18,42
60-69 Tahun (Lansia Muda) Laki-laki (L) Perempuan (P) L+P
8,05 7,48 7,76
16,20 13,42 14,78
11,31 10,08 10,68
3,74 3,16 3,44
1,33 1,17 1,25
6,14 7,89 7,03
1,43 1,32 1,38
26,61 31,30 29,00
70-79 Tahun (Lansia Madya) Laki-laki (L) Perempuan (P) L+P
8,38 8,16 8,26
18,77 15,53 16,96
11,88 9,60 10,61
6,92 4,43 5,53
1,48 1,72 1,61
7,31 9,27 8,41
1,16 1,03 1,09
35,45 41,17 38,64
80 Tahun Ke atas (Lansia Tua) Laki-laki (L) Perempuan (P) L+P
9,22 8,19 8,61
20,67 15,49 17,58
9,29 5,04 6,75
1,63 2,40 2,09
8,88 8,73 8,79
1,08 0,89 0,97
43,74 45,12 44,56
ps .g o
.b
w
//w
w
11,27 9,21 10,04
.id
45-59 Tahun (Pra Lansia) Laki-laki (L) Perempuan (P) L+P
p:
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
ht t
Bila dilihat menurut gender, persentase lansia yang mengalami keluhan kesehatan lebih banyak dialami oleh lansia laki-laki dibandingkan lansia perempuan pada semua jenis keluhan. Jenis keluhan yang sering dialami lansia laki-laki adalah panas, batuk, pilek, sakit gigi, dan asma. Sementara untuk lansia perempuan jenis keluhannya adalah sakit kepala berulang dan lainnya. 5.2 Angka Kesakitan Fisik yang sehat akan menunjang manusia untuk dapat mampu melakukan berbagai aktifitas yang produktif sehingga diharapkan memperoleh hasil yang positif. Hasil yang positif tersebut akan mendorong manusia menuju kehidupan yang lebih sejahtera. Derajat kesehatan penduduk merupakan cerminan kualitas sumber daya manusia suatu bangsa untuk menciptakan kesejahteraan bersama. 62
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur derajat kesehatan penduduk lansia adalah angka kesakitan. Angka kesakitan (morbidity rates) lansia adalah proporsi lansia yang mengalami masalah kesehatan hingga mengganggu aktivitas sehari-hari selama satu bulan terakhir. Angka kesakitan tergolong sebagai indikator kesehatan negatif. Semakin tinggi angka kesakitan,
menunjukkan
derajat
kesehatan
penduduk
semakin
buruk.
Sebaliknya, semakin rendah angka kesakitan, menunjukkan derajat kesehatan penduduk yang semakin baik. Angka kesakitan lansia tahun 2013 sebesar 24,80 persen, artinya bahwa dari setiap 100 orang lansia terdapat sekitar 25 orang yang mengalami sakit.
.id
Angka kesakitan lansia perkotaan (23,12 persen) lebih rendah dibandingkan
ps .g o
lansia perdesaan (26,24 persen). Hal ini menunjukkan bahwa derajat kesehatan lansia di perkotaan cenderung lebih baik dibandingkan derajat kesehatan lansia di perdesaan. Bila dilihat perkembangannya, angka kesakitan lansia mengalami penurunan (Gambar 5.2). Angka kesakitan lansia pada tahun 2011 sebesar 27,95
.b
persen, pada tahun 2012 turun sebesar 1,12 persen menjadi 26,83 persen, dan
w
pada tahun 2013 turun lagi sebesar 2,03 persen menjadi 24,80 persen. Pola
w
yang sama juga terjadi baik di daerah perkotaan maupun perdesaan. Penurunan
//w
ini menunjukkan indikasi derajat kesehatan masyarakat yang semakin baik.
ht t
32,00
p:
Gambar 5.2 Angka Kesakitan Penduduk Lansia menurut Tipe Daerah, 2011, 2012, dan 2013
29,93
30,00
26,00
28,60
27,95
28,00
26,83 26,24
25,62 24,76
24,00
24,80 23,12
22,00 20,00 2011
Perkotaan
2012
Perdesaan
2013
Perkotaan+Perdesaan
Sumber: BPS, Susenas Kor 2011, 2012, dan 2013
Lampiran Tabel 5.2 memperlihatkan angka kesakitan lansia per provinsi berkisar antara 20,83 − 38,50 persen. Angka kesakitan lansia tertinggi Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
63
terdapat di Provinsi Sulawesi Tenggara (38,43 persen), Aceh (36,06 persen) dan Nusa Tenggara Barat (35,01 persen). Sebaliknya, angka kesakitan terendah terdapat di Provinsi Kep.Bangka Belitung (20,48 persen), Kepulauan Riau (20,55 persen), dan DI Yogyakarta (20,59 persen). 5.3 Lama Sakit Lamanya seseorang menderita sakit sangat dipengaruhi oleh tingkat keparahan penyakit dan daya tahan tubuh orang tersebut. Semakin lama seseorang menderita sakit menunjukkan bahwa sakit yang dideritanya cukup parah, dan sebaliknya. Selain itu, semakin lemah daya tahan tubuh seseorang
.id
maka proses penyembuhan akan semakin lama, begitu juga sebaliknya.
ps .g o
Kemunduran fungsi organ dan menurunnya daya tahan tubuh pada lansia menyebabkan proses penyembuhannya menjadi lebih lama dibandingkan yang usianya lebih muda.
4–7 8 – 14 15 – 21
ht t
22 – 30
Jumlah
Perkotaan +Perdesaan
(2)
(3)
(4)
43,43
42,26
42,77
30,99
32,80
32,02
6,17
6,50
6,35
3,57
3,54
3,56
15,84
14,89
15,30
100,00
100,00
100,00
p:
1–3
Perdesaan
//w
(1)
Perkotaan
w
Lama Sakit(Hari)
w
.b
Tabel 5.2 Persentase Penduduk Lansia yang Sakit menurut Lamanya Sakit dan Tipe Daerah, 2013
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Tabel 5.2 menyajikan persentase lansia yang menderita sakit menurut lamanya sakit. Tabel tersebut memberikan gambaran bahwa sebagian besar lansia mengalami sakit kurang dari seminggu. Persentase lansia yang menderita sakit selama 1−3 hari sebesar 42,77 persen dan yang menderita sakit selama 4−7 hari sebesar 32,02 persen. Sisanya adalah mereka yang menderita sakit lebih dari seminggu (8 sampai dengan 30 hari). Pola yang sama terjadi baik di daerah perkotaan maupun daerah perdesaan. Persentase lansia perkotaan yang mengalami sakit selama 1−3 hari sebesar 43,43 persen dan yang sakit selama 4−7 hari sebesar 30,99 persen, 64
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
sedangkan lansia perdesaan yang mengalami sakit selama 1−3 hari dan 4−7 hari masing-masing tercatat sebesar 42,26 persen dan 32,80 persen. Pada Lampiran Tabel 5.3.3 dapat dilihat persentase lansia yang sakit menurut lama hari sakit dan provinsi. Pada kelompok lama sakit 1−3 hari, persentasenya berkisar antara 29,98–60,22 persen dan pada kelompok lama sakit 4−7 hari persentasenya berkisar antara 20,97−49,83 persen. Pada kelompok lama sakit lansia antara 1−3 hari, provinsi yang mempunyai persentase paling tinggi terdapat di Provinsi DKI Jakarta (60,22 persen), D.I Yogyakarta (49,46 persen) dan Kalimantan Tengah (48,98 persen). Sebaliknya, persentase terendah terdapat di Provinsi Maluku Utara (29,98 persen), Papua
.id
(32,97 persen), dan Kepulauan Riau (33,26 persen). Pada kelompok lama sakit
ps .g o
lansia antara 4−7 hari, provinsi yang mempunyai persentase paling tinggi terdapat di Provinsi Papua (49,83 persen), Maluku Utara (42,68 persen) dan Papua Barat (40,29 persen). Sebaliknya, persentase terendah secara berturutturut terdapat di Provinsi Kep. Bangka Belitung (20,97 persen), DKI Jakarta
.b
(21,83 persen) dan D.I Yogyakarta (22,91 persen).
//w
w
w
Gambar 5.3 Rata-rata Lama Sakit yang Dialami oleh Penduduk Lansia menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Lansia, 2013
12,00
8,00 6,00
Jenis Kelamin 12,00
11,48
11,00
10,27 8,63
ht t
10,00
p:
Tipe Daerah
14,00
6,32
8,32
8,09
6,27
6,29
10,00
8,65
8,00 6,48
6,00
4,00
4,00
2,00
2,00
11,00
11,01
10,98
8,04
8,32
6,10
6,29
Perempuan
Laki-Laki +Perempuan
-
Perkotaan
Pra Lansia
Perdesaan
Lansia Muda
Perkotaan +Perdesaan
Lansia Tua
Laki-Laki
Pra Lansia
Lansia Muda
Lansia Tua
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Gambaran rata-rata lama sakit yang dialami oleh penduduk pra lansia, lansia muda, dan lansia tua disajikan pada Gambar 5.3. Semakin tinggi kelompok umur lansia maka rata-rata lama sakit yang dialami semakin Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
65
meningkat. Rata-rata lama sakit penduduk pra lansia sekitar 6 hari, lansia muda sekitar 8 hari dan lansia tua sekitar 11 hari. Pola yang sama diperlihatkan menurut tipe daerah dan jenis kelamin. Hal ini berarti menjadi tua merupakan suatu fase kehidupan yang dialami oleh manusia, makin panjang usia seseorang sejalan dengan pertambahan usia tubuh maka akan mengalami penurunan daya tahan tubuh sehingga proses penyembuhan bagi lansia yang sakit menjadi relatif lebih lama. 5.4 Cara Berobat Berbagai upaya akan dilakukan baik oleh lansia maupun keluarga yang
.id
memiliki anggota lansia agar dapat terus sehat dan beraktifitas. Salah satunya yaitu dengan mencari pengobatan yang efektif untuk dapat sembuh dari
ps .g o
penyakit yang diderita oleh lansia. Cara pengobatan yang bisa dilakukan adalah dengan berobat sendiri atau mendatangi tempat pelayanan kesehatan, baik modern maupun tradisional, termasuk mendatangkan petugas kesehatan
.b
kerumah pasien.
(1)
Modern Lainnya
Campuran Jumlah
Penduduk Lansia
K
D
K+D
K
D
K+D
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
6,75
8,94
7,95
9,45
11,48
10,62
76,07
67,97
71,63
64,12
58,85
61,07
0,84
0,95
0,90
1,39
0,91
1,11
16,35
22,14
19,52
25,04
28,76
27,19
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
ht t
Tradisional
Penduduk 0-59 Tahun
p:
Jenis Obat yang Digunakan
//w
w
w
Tabel 5.3 Persentase Penduduk Berumur 0-59 Tahun dan Penduduk Lansia yang Sakit Sebulan Terakhir dan Berobat Sendiri menurut Jenis Obat yang Digunakan dan Tipe Daerah, 2013
Sumber: BPS, SusenasKor 2013
Tabel 5.3 menyajikan persentase penduduk berumur 0-59 tahun yang berobat sendiri menurut jenis obat yang digunakan. Cara berobat sendiri dengan menggunakan obat modern tidak saja dilakukan oleh mayoritas lansia, namun juga dilakukan oleh lebih dari dua per tiga (71,63 persen) penduduk berumur 0-59 tahun yang sakit.
66
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Bila dilihat menurut provinsi, persentase lansia yang melakukan pengobatan sendiri dengan menggunakan obat modern berkisar antara 36,10−73,02 persen (Lampiran Tabel 5.7.3). Tiga provinsi yang mempunyai persentase lansia yang menggunakan obat modern tertinggi adalah Provinsi Gorontalo (73,02 persen), Banten (71,15 persen) dan Jawa Tengah (68,43 persen). Persentase terendah terdapat di Provinsi Maluku Utara (36,10 persen), Bali (39,32 persen) dan Kepulauan Riau (46,99 persen). Selain dengan berobat sendiri, seseorang juga dapat mengobati sakitnya dengan cara berobat jalan. Berobat jalan dapat dilakukan dengan mendatangi tempat-tempat pelayanan kesehatan modern atau tradisional tanpa menginap,
.id
termasuk mendatangkan petugas kesehatan. Tabel 5.5 menampilkan proporsi
ps .g o
penduduk berumur 0-59 tahun dan lansia yang berobat jalan menurut jenis tempat berobat. Tiga tempat yang paling banyak didatangi oleh lansia untuk berobat jalan yaitu praktek tenaga kesehatan sebesar 33,20 persen, praktek
.b
dokter (31,61 persen), dan puskesmas/puskesmas pembantu (28,56 persen).
(1)
Penduduk 0-59 Tahun
//w
Tempat Berobat
w
w
Tabel 5.4 Proporsi Penduduk berumur 0-59 Tahun dan Penduduk Lansia yang Berobat Jalan menurut Tempat Berobat dan Tipe Daerah, 2013 Penduduk Lansia
K
D
K+D
K
D
K+D
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
7,73
4,69
6,17
12,62
6,27
9,16
Rumah sakit swasta
7,38
2,72
4,99
8,32
3,11
5,48
Praktek Dokter
41,00
21,99
31,24
39,90
24,69
31,61
Puskesmas/Pustu
28,37
34,13
31,33
25,75
30,90
28,56
Praktek tenaga kesehatan
21,53
41,96
32,03
21,75
42,76
33,20
Pengobatan tradisional
2,33
2,52
2,43
2,85
2,82
2,83
Lainnya
2,99
3,23
3,11
3,60
3,22
3,39
ht t
p:
Rumah sakit pemerintah
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Pola tersebut sedikit berbeda jika dilihat berdasarkan tipe daerah. Untuk daerah perdesaan, praktek tenaga kesehatan (42,76 persen) lebih banyak dikunjungi oleh lansia untuk berobat jalan dibandingkan ke puskesmas/pustu (30,90 persen) dan praktek dokter (24,69 persen). Di daerah perkotaan, proporsi lansia yang berobat jalan ke tempat praktek dokter (39,90 persen) lebih besar dibandingkan yang berobat ke puskesmas/pustu
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
67
(25,75 persen) dan praktek tenaga kesehatan (21,75 persen). Tempat berobat di praktek dokter lebih banyak dikunjungi oleh lansia di daerah perkotaan dibandingkan di perdesaan. Hal tersebut karena fasilitas praktek dokter lebih banyak terdapat di daerah perkotaan. Berdasarkan data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa baik di perkotaan maupun di perdesaan, puskesmas/pustu bukan merupakan tempat berobat pilihan utama bagi lansia. Hal ini kurang sejalan dengan salah satu program pemerintah yang mengadakan adanya puskesmas lansia dan atau posyandu lansia di hampir seluruh wilayah di Indonesia.
.id
Bila kita cermati antara penduduk berumur 0-59 tahun dengan lansia, maka tempat berobat sebagai salah satu alternatif pilihan yang terjangkau baik
ps .g o
dari sisi akses maupun biaya berobat bagi penduduk 0-59 tahun maupun lansia secara umum adalah berobat di praktek tenaga kesehatan. Proporsi penduduk berumur 0-59 tahun yang berobat jalan ke praktek tenaga kesehatan sebesar
.b
32,03 persen (di daerah perkotaan sebesar 21,53 persen dan perdesaan 41,96 persen). Sedangkan proporsi lansia yang berobat jalan ke praktek tenaga
w
//w
perdesaan 42,76 persen).
w
kesehatan sebesar 33,30 persen (di daerah perkotaan sebesar 21,75 persen dan
Lampiran Tabel 5.9.3 menunjukkan proporsi tertinggi lansia yang sakit
p:
dan berobat ke puskesmas/pustu terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Timur
ht t
(67,63 persen), Papua (64,21 persen) dan Maluku (58,81 persen). Sebaliknya, provinsi yang mempunyai proporsi terendah terdapat di Provinsi Lampung (18,72 persen), Bali (20,97 persen) dan Banten (21,03 persen).
68
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
.b
w
w
//w
p:
ht t
.id
ps .g o
KEGIATAN EKONOMI
.b
w
w
//w
p:
ht t
.id
ps .g o
.id
KEGIATAN EKONOMI Undang-undang No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia
ps .g o
menyebutkan bahwa lansia potensial adalah penduduk usia 60 tahun ke atas yang masih mampu melakukan pekerjaan atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang dan/atau Jasa. Lansia potensial mampu mencari nafkah
.b
sendiri sehingga hidupnya tidak bergantung pada bantuan orang lain, atau
w
dapat disebut juga sebagai lansia produktif. Mereka dapat diberdayakan
w
dalam kegiatan pembangunan dengan memperhatikan fungsi, kearifan,
//w
pengetahuan, keahlian, keterampilan, pengalaman, usia, dan kondisi fisiknya. Keterlibatan lansia produktif dalam aktifitas ekonomi juga dapat menjamin kemandirian
dan
kesejahteraan
sosial
lanjut
usia,
p:
pemeliharaan
ht t
memperpanjang usia harapan hidup dan masa produktif, terpeliharanya sistem nilai budaya dan kekerabatan bangsa, serta lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Hak lansia untuk bekerja juga dijamin dalam Undang-undang. Pasal 5 UU No. 13 Tahun 1998 menyebutkan bahwa lansia mempunyai hak yang sama dalam
kehidupan
bermasyarakat,
berbangsa,
dan
bernegara.
Sebagai
penghormatan dan penghargaan serta untuk menjamin kesejahteraan sosial, negara menjamin hak-hak lansia diantaranya dalam kesempatan kerja, pendidikan dan pelatihan, penggunaan fasilitas sarana dan prasarana umum, serta layanan dan bantuan hukum. Pasal 15 menyebutkan bahwa lansia potensial dapat
mendayagunakan
pengetahuan,
keahlian,
kemampuan,
keterampilan, dan pengalaman yang dimilikinya untuk bekerja pada sektor
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
71
formal dan non formal, melalui perseorangan, kelompok/organisasi atau lembaga, baik pemerintah maupun masyarakat. Salah satu faktor penting dalam pembangunan ekonomi adalah ketenagakerjaan, karena membangun perekonomian yang baik harus dilandasi oleh
produktivitas
yang
tinggi.
Perlu
diupayakan
pembangunan
ketenagakerjaan yang luas dan menyeluruh agar mendapatkan hasil yang diharapkan. Pembangunan ketenagakerjaan yang dilakukan pemerintah selalu diarahkan pada peningkatan, pembentukan, dan pengembangan tenaga kerja berkualitas, produktif, efisien, efektif, dan berjiwa wirausaha. Dalam hal ini, pembangunan pada bidang ketenagakerjaan tidak hanya ditujukan bagi
.id
penduduk muda yang produktif namun diarahkan juga bagi mereka yang sudah
ps .g o
memasuki masa lansia namun masih potensial, yaitu mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang dan/atau jasa.
.b
6.1 Partisipasi Angkatan Kerja
punya
pekerjaan
tetapi
sementara
tidak
bekerja,
serta
w
bekerja,
w
Angkatan kerja adalah penduduk usia 15 tahun ke atas yang sedang pengangguran. Pengangguran ditentukan dari penduduk tidak bekerja yang
//w
sedang mencari pekerjaan atau mempersiapkan usaha. Sedangkan bukan
p:
angkatan kerja yaitu penduduk usia 15 tahun ke atas tidak bekerja dan bukan
ht t
pengangguran yang sedang sekolah, mengurus rumah tangga, atau kegiatan lainnya. Data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) digunakan untuk melihat partisipasi penduduk dalam kegiatan ekonomi, khusus lansia dibatasi pada usia 60 tahun ke atas. Hasil Sakernas tahun 2013 memperlihatkan tingginya jumlah lansia potensial di Indonesia. Dari keseluruhan lansia, sekitar 46,33 persen diantaranya bekerja, 29,88 persen melakukan kegiatan mengurus rumah tangga,
dan
0,25
persen
masih
berusaha
mencari
pekerjaan
atau
mempersiapkan usaha (pengangguran). Sisanya sebanyak 23,54 persen lansia yang
hanya
melakukan
kegiatan
pribadi
lainnya
sehari-hari
seperti
berolahraga, kegiatan sosial, bermain, mengurus diri sendiri, atau tidak melakukan apapun. Dibandingkan dengan usia produktif, penduduk usia 15-59
72
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
tahun yang hanya mengurus rumah tangga dan melakukan kegiatan lainnya sebanyak 18,77 persen dan 11,88 persen. Gambar 6.1 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Jenis Kegiatan Utama, 2013 Lansia
15-59 Tahun
Lainnya 11,88
Lainnya 23,54
Mengurus Rumah Tangga 18,77
Bekerja 46,33
Mengurus Rumah Tangga 29,88
Pengang Pengangguran guran 0,25 0,25
ps .g o
Pengangg Pengangguran uran 4,61 4,61
.id
Bekerja 64,74
Sumber: BPS, Sakernas Agustus 2013
Menurut tipe daerah, proporsi lansia bekerja di daerah perdesaan
.b
(53,21 persen) lebih tinggi dibandingkan di daerah perkotaan (38,32 persen).
w
Perbedaan kondisi perekonomian menyebabkan lansia di perdesaan lebih
w
cenderung untuk bekerja demi memenuhi kebutuhan ekonomi rumah
//w
tangganya daripada mereka yang tinggal di perkotaan. Selain itu, lebih banyaknya lapangan pekerjaan non formal di perdesaan yang tidak
p:
memerlukan persyaratan khusus seperti faktor usia atau pendidikan yang lebih
ht t
tinggi juga menyebabkan lansia di perdesaan lebih mudah memasuki lapangan pekerjaan. Sebaliknya, kegiatan mengurus rumah tangga dan lainnya di perkotaan (34,73 persen dan 26,61 persen) lebih tinggi daripada perdesaan (25,71 persen dan 20,89 persen). Hal ini menunjukkan bahwa sulitnya lansia untuk memasuki lapangan pekerjaan di perkotaan menyebabkan mereka lebih banyak melakukan aktifitas di rumah daripada mereka yang tinggal di perdesaan.
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
73
Gambar 6.2 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Tipe Daerah dan Jenis Kegiatan Utama, 2013 Perkotaan
80,0 70,0
67,68
70,0
61,94
60,0
60,0
15-59 Tahun Lansia
50,0
38,32
40,0
Perdesaan
80,0
15-59 Tahun Lansia
53,21
50,0
34,73
40,0
26,61
30,0
25,72
30,0
19,47 20,0
20,0
13,40
10,29
5,19
10,0
20,89
18,03
10,0
4,0
0,34
0,18
0,0
0,0 Pengangguran
Mengurus Rumah Tangga
Bekerja
Lainnya
Pengangguran
Mengurus Rumah Tangga
Lainnya
.id
Bekerja
Sumber: BPS, Sakernas Agustus 2013
ps .g o
Partisipasi bekerja lansia lebih rendah daripada penduduk usia produktif, baik di perkotaan maupun di perdesaan. Akan tetapi, perbedaan tersebut terjadi lebih tajam di daerah perkotaan. Sebanyak 61,94 persen
.b
penduduk perkotaan usia 15-59 tahun yang bekerja pada tahun 2013, jauh lebih tinggi daripada lansia bekerja sebanyak 38,32 persen. Sementara di
w
perdesaan, selisih proporsi bekerja antara penduduk usia produktif (67,68
w
persen) dengan lansia (53,21 persen) relatif lebih kecil. Hal yang sama juga
//w
terjadi pada kegiatan mengurus rumah tangga, lainnya, dan pengangguran,
ht t
perdesaan.
p:
dimana perbedaan proporsi yang lebih tajam terjadi di perkotaan daripada
Gambar 6.3 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Jenis Kelamin dan Jenis Kegiatan Utama, 2013 90,0
90,0
Laki-laki
80,14
80,0 70,0
Perempuan
80,0
63,34
15-59 Tahun Lansia
60,0
15-59 Tahun Lansia
70,0 60,0
49,36
49,19 50,0
50,0
40,0
40,0
28,33 30,0
36,33 31,23
30,0
19,27 20,0
12,91 7,95
5,57
10,0
0,38
20,0
10,85
10,0
1,38
0,0
3,63
0,14
0,0 Bekerja
Pengangguran
Mengurus Rumah Tangga
Lainnya
Bekerja
Pengangguran
Mengurus Rumah Tangga
Lainnya
Sumber: BPS, Sakernas Agustus 2013
74
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Gambar 6.3 menggambarkan kegiatan utama dari lansia dan penduduk usia 15-59 tahun menurut jenis kelamin. Proporsi bekerja penduduk laki-laki lebih tinggi daripada perempuan, baik pada kelompok umur 15-59 tahun maupun lansia. Sebanyak 63,34 persen lansia laki-laki yang bekerja, lebih besar daripada lansia perempuan yang bekerja sebanyak 31,23 persen. Lansia laki-laki yang mencari pekerjaan dan mempersiapkan usaha (0,38 persen) juga lebih besar daripada lansia perempuan (0,14 persen). Begitu pula mereka yang hanya melakukan kegiatan lainnya, dimana proporsi laki-laki lebih besar daripada perempuan, baik pada kelompok umur 15-59 tahun maupun lansia. Proporsi lansia perempuan yang mengurus rumah tangga (49,36 persen)
.id
jauh lebih tinggi daripada lansia laki-laki (7,95 persen). Begitu pula pada
ps .g o
kelompok umur 15-59 tahun, dimana proporsi perempuan usia produktif yang mengurus rumah tangga sebesar 36,33 persen jauh lebih tinggi daripada lakilaki yang hanya sebesar 1,38 persen. Hal ini menunjukkan bahwa faktor gender masih memberikan pengaruh kuat bagi lansia untuk berpartisipasi
.b
dalam kegiatan ekonomi di Indonesia. Perempuan cenderung untuk tetap
w
cenderung untuk bekerja.
w
tinggal di rumah untuk mengurus rumah tangga, sedangkan laki-laki lebih
//w
Partisipasi penduduk dalam kegiatan ekonomi juga dapat dilihat dari nilai Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). TPAK didefinisikan sebagai
p:
perbandingan antara penduduk angkatan kerja dengan seluruh penduduk usia
ht t
kerja (15 tahun ke atas). Pada kelompok lansia, TPAK lansia dihititung dari proporsi jumlah lansia yang bekerja dan pengangguran terhadap seluruh jumlah lansia. Tingginya nilai TPAK mencerminkan semakin tinggi pula pasokan tenaga kerja (labour supply) yang tersedia untuk memproduksi barang dan jasa dalam suatu perekonomian.
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
75
Gambar 6.4 TPAK Lansia menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2013 80,00
72,06
70,00 60,00
63,72 53,91
53,39 46,59
50,00 38,66
40,00
36,68 31,37
30,00
25,23
20,00 10,00 0,00 Perdesaan Perempuan
Laki-laki + Perempuan
ps .g o
Laki-laki
Perkotaan + Perdesaan
.id
Perkotaan
Sumber: BPS, Sakernas Agustus 2013
.b
Secara umum pada tahun 2013, lansia yang terlibat kegiatan ekonomi sebanyak 46,58 persen. Tingginya TPAK lansia terutama pada kelompok jenis
w
kelamin laki-laki di daerah perdesaan, yaitu sebesar 72,06 persen. Sedangkan
w
TPAK lansia perempuan di perkotaan sebesar 25,23 persen. Menurut jenis
//w
kelamin, TPAK lansia laki-laki dua kali lebih tinggi daripada lansia perempuan
p:
(63,72 persen berbanding 31,37 persen). Hal ini terjadi karena umumnya lakilaki sebagai kepala rumah tangga yang bertanggung jawab pada kondisi
ht t
ekonomi keluarganya dan harus bekerja, sedangkan perempuan sebagai ibu rumah tangga yang biasanya mengurus rumah tangga. TPAK lansia menurut provinsi bervariasi dengan rentang nilai antara 30 hingga 56 persen. Gambar 6.5 memperlihatkan provinsi-provinsi dengan nilai TPAK lansia di atas 50 persen di antaranya adalah Provinsi Papua (55,51 persen), Nusa Tenggara Timur (55,03 persen), dan DI Yogyakarta (54,82 persen). Daerah-daerah tersebut selain karena tuntutan alam dan kondisi ekonomi masyarakatnya, juga karena budaya kerja dan kondisi kesehatan lansia yang memungkinkan dan mendorong lansia untuk tetap terlibat dalam kegiatan ekonomi. Sementara itu provinsi-provinsi dengan nilai TPAK lansia terendah di antaranya adalah DKI Jakarta (31,15 persen), Kepulauan Riau (35,72 persen), dan Bali (37,96 persen). Rendahnya nilai TPAK lansia didorong 76
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
oleh banyaknya pusat-pusat kegiatan industri di daerah tersebut yang menuntut partisipasi tenaga kerja usia muda. Kondisi tersebut menyebabkan sulitnya lansia untuk tetap bekerja, terutama bagi mereka yang telah memasuki usia pensiun. Gambar 6.5 TPAK Lansia menurut Provinsi, 2013 55,51 55,03 54,82 54,54 53,83 53,69 50,47 50,30 49,46 49,22 49,12 49,08 48,77 48,03 47,95 46,85
ps .g o
.id
Papua Nusa Tenggara Timur DI Yogyakarta Banten Papua Barat Kalimantan Tengah Sulawesi Tenggara Riau Jawa Timur Lampung Sulawesi Tengah Nusa Tenggara Barat Sulawesi Barat Bengkulu Jawa Tengah Kalimantan Barat INDONESIA Jambi Maluku Utara Sumatera Selatan Gorontalo Kalimantan Selatan Sumatera Utara Maluku Kalimantan Timur Aceh Sumatera Barat Jawa Barat Bangka Belitung Sulawesi Selatan Sulawesi Utara Bali Kepulauan Riau DKI Jakarta
.b w w //w
p:
ht t ,00
46,59
46,50 46,39 46,30 45,86 45,83 45,72 45,25 44,97 44,47 44,26 43,92 42,78 40,01 39,74 37,96 35,72
31,15 10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
Sumber: BPS, Sakernas Agustus 2013
Sesuai gambar 6.1 di atas, sebanyak 46,33 persen lansia yang bekerja pada tahun 2013. Pembahasan di bawah ini akan menjelaskan karakteristik demografi lansia bekerja di Indonesia dan keterangan pekerjaannya yang meliputi lapangan usaha, jenis dan status pekerjaan, serta jumlah jam kerja dan upah/gaji/pendapatan yang diperolehnya.
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
77
6.2 Karakteristik Demografi Lansia Bekerja Semakin bertambah usia lansia, semakin kecil pula peluangnya untuk tetap bekerja. Sebanyak 15,54 persen lansia usia 80 tahun ke atas yang bekerja, menurun dari sebesar 34,87 persen pada kelompok usia 70-79 tahun dan 57,52 persen pada usia 60-69 tahun. Faktor kesehatan menjadi penyebab utama penurunan ini, sebagaimana terlihat pada gambar 6.6 di bawah ini. Menurut jenis kelamin, proporsi lansia laki-laki yang bekerja lebih tinggi daripada perempuan pada setiap kelompok umur. Begitu pula ketika dilihat menurut tipe daerah, proporsi lansia bekerja yang tinggal di perdesaan lebih tinggi daripada perkotaan pada setiap kelompok umur lansia. Penurunan lansia
bekerja
tersebut
relatif
proporsional
sesuai
dengan
.id
jumlah
ps .g o
pertambahan usia lansia. Hal ini menunjukkan bahwa berkurangnya partisipasi bekerja lansia seiring pertambahan umur tidak dipengaruhi oleh faktor jenis kelamin maupun tempat tinggalnya.
Pedesaan Perkotaan
w
48,98 46,12
30 - 44
30 - 44
p:
45 - 59
81,24 71,59
45 - 59
65,90
60 - 69
ht t
41,02
70 - 79
18,11 12,33
,00
20,00
40,00
55,66 94,99 59,76 93,04 40,98 74,68 21,88
70 - 79
27,57
80 +
58,30
60 - 69
47,97
50,69 8,23
80 + 60,00
80,00
100,00
15 - 29
Perempuan Laki-laki
36,47
15 - 29
78,14 72,72
//w
15 - 29
w
.b
Gambar 6.6 Proporsi Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut Kelompok Umur, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2013
26,03 ,00
20,00
40,00
60,00
80,00
Total
47,49
30 - 44
75,34
45 - 59
76,45
60 - 69
57,52
70 - 79
34,87
80 +
15,54 ,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
100,00
Sumber: BPS, Sakernas Agustus 2013
78
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
100,00
Menurut status perkawinan, lansia bekerja lebih banyak didominasi oleh mereka yang berstatus menikah. Kondisi ini terjadi baik di perkotaan maupun perdesaan, baik pada laki-laki maupun perempuan. Sebanyak 75,49 persen lansia bekerja berstatus menikah, sebanyak 21,99 persen cerai mati, sisanya cerai hidup (1,84 persen) dan belum kawin (0,68 persen). Kondisi ini mengindikasikan bahwa alasan umum lansia masih bekerja adalah karena tuntutan
ekonomi
mengekspresikan
keluarganya,
kearifan,
bukan
pengetahuan,
karena keahlian,
keinginannya
untuk
keterampilan,
atau
pengalamannya dalam kegiatan ekonomi. Persentase lansia bekerja perempuan yang berstatus kawin (50,93
.id
persen) relatif seimbang dengan mereka yang cerai mati (45,14 persen).
ps .g o
Berbeda dengan lansia laki-laki berstatus kawin (89,12 persen) yang jauh mendominasi partisipasi bekerja daripada status perkawinan lainnya. Bahkan di perkotaan, jumlah lansia bekerja perempuan yang berstatus cerai mati (49,26 persen) lebih besar daripada mereka yang kawin (45,73 persen).
.b
Tingginya proporsi cerai mati bagi lansia perempuan yang bekerja ini bahkan
menuntut
kemandirian yang lebih
w
bekerja,
w
menunjukkan bahwa status perkawinan tidak menghalangi mereka untuk mengingat
lansia
//w
perempuan yang cerai mati umumnya tidak memiliki life support yang
p:
mencukupi.
ht t
Tabel 6.1 Persentase Lansia yang Bekerja menurut Status Perkawinan, Tipe Daerah, dan Jenis Kelamin, 2013 Tipe Daerah/ Jenis Kelamin (1)
Status Perkawinan Belum Kawin (2)
Kawin
Cerai Hidup
Cerai Mati
(3)
(4)
(5)
Jumlah (6)
Perkotaan - Laki-laki - Perempuan - Laki-laki + Perempuan
0,52 1,47 0,85
88,93 45,73 73,88
1,29 3,54 2,08
9,26 49,26 23,19
100,00 100,00 100,00
Perdesaan - Laki-laki - Perempuan - Laki-laki + Perempuan
0,44 0,82 0,58
89,24 54,01 76,48
1,24 2,48 1,69
9,08 42,69 21,25
100,00 100,00 100,00
Perkotaan + Perdesaan - Laki-laki - Perempuan - Laki-laki + Perempuan
0,47 1,06 0,68
89,12 50,93 75,49
1,26 2,87 1,84
9,15 45,14 21,99
100,00 100,00 100,00
Sumber: BPS, Sakernas Agustus 2013
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
79
6.3 Lapangan Usaha Lapangan usaha atau lapangan pekerjaan ialah bidang kegiatan dari usaha/pekerjaan/perusahaan/kantor tempat seseorang bekerja. Struktur lapangan
usaha
menunjukkan
komposisi
sektor
ekonomi
yang
mengikutsertakan keterlibatan lansia dalam kegiatan ekonomi. Secara umum, terdapat 1.457 kategori lapangan usaha yang tercatat dalam klasifikasi baku lapangan usaha Indonesia (KBLI) 2009. Akan tetapi yang melibatkan lansia secara maksimal dapat dikelompokkan menjadi lima kelompok lapangan usaha besar, yaitu sektor pertanian, perdagangan, jasa, industri, dan kelompok
.id
lapangan usaha lainnya. Tabel 6.2 memperlihatkan bahwa sebagian besar lansia bekerja pada
ps .g o
sektor pertanian (60,93 persen), diikuti sektor perdagangan (18,23 persen), jasa (7,51 persen), industri (7,23 persen), dan sektor lainnya (6,10 persen). Sebanyak 78,12 persen lansia bekerja yang tinggal di perdesaan bekerja di
.b
sektor pertanian. Berbeda dengan mereka yang tinggal di perkotaan, lansia yang berkerja di sektor pertanian (33,12 persen) relatif berimbang dengan
w
mereka yang bekerja di sektor perdagangan (32,04 persen). Hal ini
w
menggambarkan bahwa sektor pertanian masih menjadi tumpuan utama
//w
sebagian besar pekerja lansia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, terutama bagi mereka yang tinggal di perdesaan. Masih rendahnya tingkat pendidikan
p:
lansia secara umum menyebabkan terjadinya kondisi tersebut, dimana
ht t
lapangan usaha sektor pertanian terbuka untuk semua kalangan dan tanpa syarat pendidikan tertentu. Tabel 6.2 Persentase Lansia yang Bekerja menurut Kelompok Lapangan Usaha, Kelompok Umur, dan Tipe Daerah, 2013 Kelompok Lapangan Usaha (1) Pertanian
Penduduk Usia 15-59 Tahun Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan+ Perdesaan
Penduduk Lansia Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan+ Perdesaan
(2) 8,95
(3) 55,01
(4) 32,40
(5) 33,12
(6) 78,12
(7) 60,93
Perdagangan
29,75
13,87
21,66
32,04
9,69
18,23
Jasa
22,95
11,60
17,17
13,45
3,85
7,51
Industri
18,83
8,98
13,82
10,22
5,38
7,23
Lainnya
19,52
10,54
14,95
11,17
2,96
6,10
Jumlah
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Sumber: BPS, Sakernas Agustus 2013
80
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Struktur lapangan usaha penduduk usia 15−59 tahun lebih berimbang antar setiap sektor ekonomi. Dua dari tiga penduduk usia produktif bekerja di sektor pertanian (32,40 persen), satu dari lima di sektor perdagangan (21,66 persen), sisanya bekerja di sektor jasa (17,17 persen), industri (13,82 persen), dan sektor lainnya (14,95 persen). Menurut tempat tinggalnya, sektor perdagangan (29,75 persen) menjadi pilihan utama bagi penduduk usia produktif yang bekerja di perkotaan dan sektor pertanian (55,01 persen) di perdesaan. Sementara lapangan usaha lainnya relatif berimbang antar sektor, kecuali pertanian yang hanya dipilih oleh 8,95 persen penduduk usia 15-59 tahun di perkotaan. Hal ini memperlihatkan adanya pergeseran struktur
.id
ekonomi bagi angkatan kerja, ketika mereka memasuki usia tua. Lapangan usaha sektor formal seperti industri dan jasa mulai ditinggalkan ketika
ps .g o
memasuki usia pensiun, kemudian beralih menekuni sektor informal seperti pertanian dan perdagangan.
w
.b
Tabel 6.3 Persentase Lansia yang Bekerja menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, Kelompok Umur, dan Lapangan Usaha, 2013
p: 7,81 1,53 1,41 1,23 1,15
20,77 9,32 8,42 5,33 9,51
41,37 24,82 24,38 14,68 26,39
17,86 21,92 24,27 13,39 20,73
11,36 36,22 36,46 31,15 30,14
0,83 6,19 5,06 34,22 12,08
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
23,67 15,33 20,02 13,70 7,45
36,93 30,17 33,79 25,19 26,68
30,99 32,01 30,62 24,68 37,50
4,66 10,30 7,65 10,27 11,10
2,76 9,57 6,34 14,45 13,52
0,99 2,61 1,58 11,71 3,75
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
ht t
Penduduk 1559 Tahun - Pertanian - Perdagangan - Industri - Jasa - Lainnya
//w
w
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Kelompok Tidak/Belum Tidak/ SMA/MA/ Diploma/ Jumlah Umur/ SD/MI/ SMP/MTs/ Pernah Belum SMK/ Akademi/ Lapangan Usaha Paket A Paket B Sekolah Tamat SD Paket C Sarjana (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Penduduk Lansia - Pertanian - Perdagangan - Industri - Jasa - Lainnya
Sumber: BPS, Sakernas Agustus 2013
Tabel 6.3 memperkuat asumsi rendahnya tingkat pendidikan dari lansia bekerja, sehingga mereka lebih banyak berkonsentrasi pada lapangan usaha non formal. Pada setiap kelompok lapangan usaha, lansia bekerja lebih banyak didominasi oleh mereka yang berpendidikan rendah seperti hanya Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
81
tamat SD/sederajat, tidak/belum tamat SD atau tidak pernah sekolah. Berbeda dengan tingkat pendidikan dari penduduk usia 15-59 tahun yang bekerja, dimana mereka yang tamat SD/sederajat (41,37 persen) atau tidak/belum tamat SD (20,77 persen) hanya dominan di lapangan usaha pertanian. Secara umum, empat dari lima lansia yang bekerja di sektor pertanian, perdagangan, dan industri hanya tamat SD/sederajat, tidak/belum tamat SD atau tidak pernah sekolah. Bahkan lebih dari 90 persen lansia yang bekerja di sektor pertanian berpendidikan tamat SD/sederajat atau lebih rendah. Sektor pertanian dan perdagangan tidak mensyaratkan tingkat pendidikan tertentu.
.id
Selama ada lahan untuk digarap atau barang yang dapat dijual, maka seorang
ps .g o
lansia dapat terus produktif memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya. Sementara sektor industri yang banyak digeluti oleh lansia berpendidikan rendah merupakan industri rumah tangga berskala kecil yang dapat dilakukan
.b
di rumah dan juga tidak mensyaratkan tingkat pendidikan tertentu. Setengah dari lansia yang bekerja di sektor jasa pernah menikmati
w
pendidikan dasar, baik tamat (24,68 persen) maupun tidak/belum tamat
w
(25,19 persen). Sementara dua dari tiga penduduk usia produktif yang bekerja
//w
di sektor yang sama berpendidikan minimal tamat SMA/sederajat. Hal ini memperlihatkan bahwa karakteristik tingkat pendidikan dan perbedaan umur
p:
mempengaruhi lapangan usaha yang dipilih seseorang untuk bekerja.Mereka
ht t
yang berumur 15-59 tahun memiliki banyak pilihan lapangan usaha sementara penduduk lansia terbatas pada sektor non formal. Stuktur lapangan usaha dari masing-masing provinsi dapat dilihat pada Tabel 6.3.3 lampiran publikasi ini. Sektor pertanian menjadi pilihan utama dari lansia bekerja di seluruh Indonesia, dengan kisaran proporsi antara 30 hingga 81 persen. Kecuali Provinsi DKI Jakarta dimana hanya 1,02 persenlansia yang bekerja di sektor pertanian, jauh lebih rendah daripada sektor jasa yang sebesar 24,28 persen. Struktur ekonomi lansia yang tinggal di 21 (mayoritas) daerah perkotaan provinsi, terbesar bekerja pada sektor perdagangan disusul pertanian dan industri (Tabel 6.3.1 lampiran). Sementara di daerah perdesaan, sektor pertanian merupakan andalan utama lansia bekerja di seluruh provinsi, disusul oleh kelompok sektor perdagangan dan industri. 82
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
6.4 Jabatan/Jenis Pekerjaan Jenis pekerjaan adalah macam pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang
atau
ditugaskan
kepada
seseorang.
Jika
lapangan
usaha
menjelaskan sektor ekonomi atau tempat bekerja seseorang, maka jabatan atau jenis pekerjaan lebih menggambarkan spesifik tugas yang dilakukan atau posisi kedudukannya dalam lapangan usaha tempatnya bekerja. Klasifikasi baku jabatan Indonesia (KBJI) dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar yaitu (1) pekerja profesional, pejabat dan manager (white collar worker); (2) tenaga usaha dan jasa (blue collar worker); serta (3) buruh, operator dan pekerja kasar (grey collar worker). Melalui jabatan/jenis
.id
pekerjaan dapat diidentifikasi posisi lansia dalam pekerjaannya, serta dapat
ps .g o
diperkirakan status ekonomi dan jaminan penghasilan yang dimilikinya. Tabel 6.4 Persentase Lansia yang Bekerja menurut Jabatan/Jenis Pekerjaan, Tipe Daerah, dan Jenis Kelamin, 2013
.b
Jabatan/Jenis Pekerjaan Profesional, Pejabat, dan Manager
Tenaga Usaha dan Jasa
Buruh, Operator, dan Pekerja Kasar
(2)
(3)
(4)
(5)
6,73 5,67 6,36
57,07 65,51 60,01
36,20 28,82 33,63
100,00 100,00 100,00
Perdesaan - Laki-laki - Perempuan - Laki-laki + Perempuan
1,48 1,65 1,54
81,54 80,17 81,04
16,98 18,18 17,42
100,00 100,00 100,00
Perkotaan + Perdesaan - Laki-laki - Perempuan - Laki-laki + Perempuan
3,51 3,15 3,38
72,07 74,70 73,01
24,42 22,15 23,61
100,00 100,00 100,00
w
//w
(1)
w
Tipe Daerah/ Jenis Kelamin
ht t
p:
Perkotaan - Laki-laki - Perempuan - Laki-laki + Perempuan
Jumlah
Sumber: BPS, Sakernas Agustus 2013
Tabel 6.4 memperlihatkan bahwa 73,01 persen lansia bekerja sebagai tenaga usaha dan jasa (pekerja kerah biru), sebanyak 23,61 persen sebagai buruh, operator, dan pekerja kasar (pekerja kerah abu-abu), sisanya sebagai tenaga profesional, pejabat, dan manager (pekerja kerah putih). Persentase pekerja lansia kerah putih di perkotaan (6,36 persen) lebih besar daripada perdesaan (1,54 persen). Mereka yang bekerja sebagai buruh, operator dan Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
83
pekerja kasar di perkotaan (33,63 persen) juga lebih besar proporsinya daripada perdesaan (17,42 persen). Kondisi ini memperlihatkan bahwa jenis pekerjaan untuk lansia di perkotaan relatif lebih heterogen daripada daerah perdesaan yang lebih didominasi oleh tenaga usaha dan jasa sebesar 81,04 persen. Menurut
jenis
kelamin,
sebanyak
22,15
persen
pekerja
lansia
perempuan bekerja sebagai buruh, operator, dan pekerja kasar.Jumlah tersebut lebih kecil daripada lansia laki-laki yang bekerja pada jabatan yang sama. Kondisi ini sedikit berbeda di daerah perdesaan, dimana persentase pekerja lansia laki-laki sebagai buruh, operator, dan pekerja kasar justru
.id
lebih kecil daripada perempuan. Hal ini memperlihatkan dorongan ekonomi di
ps .g o
perdesaan yang menyebabkan lansia perempuan untuk tetap bekerja, walaupun sebagai pekerja kerah abu-abu yang umumnya tidak memiliki penghasilan yang tetap.
w
.b
Gambar 6.7 Persentase Lansia yang Bekerja menurut Jenis Pekerjaan dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2013
w
40,0 35,0
30,56
//w
30,0
35,00
33,61
33,81
30,92
25,94
20,0
10,0
14,19
8,37
5,56
5,0
19,24
15,38
ht t
15,0
21,12
p:
25,0
6,45
7,31 5,39
4,99 1,52
0,64
0,0 Profesional, pejabat dan manager
Tidak/belum pernah sekolah SMP/MTs/Paket B
Tenaga usaha dan jasa
Tidak tamat SD SMA/MA/SMK/Paket C
Buruh, operator dan pekerja kasar
SD/MI/Paket A Diploma/Akademi/Sarjana
Sumber: BPS, Sakernas Agustus 2013
Jabatan/jenis pekerjaan dari lansia bekerja dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya ketika muda. Lebih dari setengah lansia yang bekerja sebagai profesional, pejabat, dan manager berpendidikan minimal SMA/sederajat. Sementara lansia pekerja kerah biru dan kerah abu-abu lebih didominasi oleh mereka yang pernah mengenyam pendidikan dasar, baik lulus maupun tidak. Dua dari tiga pekerja lansia tenaga usaha, jasa buruh, operator, atau pekerja 84
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
kasar merupakan lulusan SD atau tidak lulus SD. Hanya 5,56 persen pekerja lansia kerah putih yang tidak pernah sekolah. Sementara pada jenis pekerjaan lainnya, satu dari lima pekerja lansia tidak pernah sekolah. 6.5 Status Pekerjaan Status pekerjaan diidentifikasi sebagai kedudukan seseorang dalam kegiatan
usaha
atau
berusaha/bekerja
pekerjaannya.
sendiri,
Status
berusaha/bekerja
pekerjaan dibantu
terdiri
atas
buruh/karyawan/
pegawai, sebagai buruh/karyawan/pegawai yang terikat, pekerja bebas yang tidak terikat pada satu pengusaha/perusahaan, serta pekerja keluarga atau
.id
tidak dibayar. Kedudukan seorang pekerja lansia dalam lapangan usaha tempatnya bekerja mencerminkan seberapa besar peran aktifnya dalam
ps .g o
kegiatan ekonomi. Semakin tinggi status pekerjaannya, semakin tinggi pula kemandirian dan partisipasinya dalam kegiatan dan pertumbuhan ekonomi.
w
.b
Tabel 6.5 Persentase Lansia yang Bekerja menurut Status Pekerjaan, Tipe Daerah, dan Jenis Kelamin, 2013 Status Pekerjaan
(1)
Buruh/ Karyawan
Pekerja Bebas
Pekerja tidak Dibayar
Jumlah
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
w
Berusaha dibantu Buruh
p:
Perkotaan - Laki-laki - Perempuan - Laki-laki + Perempuan
Berusaha Sendiri
//w
Tipe Daerah/ Jenis Kelamin
38.27 22,33 32,72
18,64 10,52 15,81
12,31 9,50 11,33
4,16 19,85 9,62
100,00 100,00 100,00
Perdesaan - Laki-laki - Perempuan - Laki-laki + Perempuan
20,52 26,43 22,66
61,89 23,32 47,92
5,09 2,81 4,26
9,82 9,77 9,80
2,68 37,68 15,35
100,00 100,00 100,00
Perkotaan + Perdesaan - Laki-laki - Perempuan - Laki-laki + Perempuan
22,88 30,67 25,66
52,75 22,95 42,11
10,33 5,68 8,68
10,79 9,67 10,39
3,25 31,03 13,16
100,00 100,00 100,00
ht t
26,62 37,80 30,52
Sumber: BPS, Sakernas Agustus 2013
Tabel 6.5 memperlihatkan bahwa sebagian besar lansia bekerja dengan status berusaha/bekerja dibantu buruh (42,11 persen), disusul oleh lansia yang berusaha sendiri sebesar 25,66 persen, pekerja tidak dibayar sebesar 13,16 persen, pekerja bebas 10,39 persen, dan pekerja lansia sebagai buruh/karyawan sebesar 8,68 persen. Hampir setengah dari pekerja lansia Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
85
yang tinggal di perdesaan dibantu oleh buruh/karyawan, sementara mereka yang berusaha sendiri sebanyak 22,66 persen dan tidak dibayar sebanyak 15,35 persen. Adapun di daerah perkotaan, pekerja lansia yang dibantu buruh sebanyak 32,72 persen, berusaha sendiri 30,52 persen, dan buruh/karyawan sebanyak 15,81 persen. Menurut jenis kelamin, komposisi tertinggi status pekerjaan lansia perempuan ditempati oleh pekerja keluarga/tidak dibayar (31,03 persen), diikuti
oleh
mereka
yang
berusaha
sendiri
(30,67
persen),
dibantu
buruh/karyawan (22,95 persen), dan lainnya. Sementara status pekerjaan lansia laki-laki lebih didominasi oleh mereka yang bekerja/ berusaha dibantu
.id
buruh/karyawan (52,75 persen), berusaha sendiri (22,88 persen), pekerja
ps .g o
bebas (10,79 persen), dan lainnya. Perbedaan komposisi status pekerjaan ini menunjukkan bahwa lansia perempuan lebih banyak yang berstatus sebagai pekerja keluarga tidak dibayar daripada lansia laki-laki, yang cenderung masih memiliki kekuatan dan kemampuan untuk berusaha sendiri dan menggaji
w
.b
buruh/karyawan.
9,24
//w
w
Gambar 6.8 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut Status Pekerjaan dan Kelompok Umur, 2013 7,67
15 - 29
19,65
ht t 20,30
45 - 59
28,15
10,08
26,39 40,63
24,60
60 - 69
22,51
38,71
p:
18,24 30 - 44
8,70
51,88
28,40
9,71
11,00
14,16
11,50
13,56
6,05
45,89
13,32
7,52
12,14
70 - 79 30,71
49,20
3,63
5,20
11,26
80 + 0,0%
10,0%
Berusaha Sendiri
20,0%
30,0%
Dibantu buruh
40,0%
50,0%
Buruh/karyawan
60,0%
70,0%
80,0%
Pekerja bebas
90,0%
100,0%
Pekerja tidak dibayar
Sumber: BPS, Sakernas Agustus 2013
Proporsi pekerja yang dibantu oleh buruh/karyawan semakin besar seiring dengan pertambahan kelompok umur, begitu pula dengan pekerja yang berusaha sendiri. Hal sebaliknya terjadi untuk pekerja berstatus sebagai buruh/karyawan 86
yang
mengalami
penurunan
proporsi
seiring
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
dengan
pertambahan kelompok umurnya. Sebanyak 3,63 persen pekerja lansia berumur 80 tahun ke atas berstatus buruh/karyawan, menurun dari 6,05 persen pada kelompok umur 70-79 tahun, dan 9,71 persen pada kelompok umur 60-69 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa penduduk yang bekerja secara terikat pada suatu perusahaan cenderung untuk melepaskan status buruh/karyawannya seiring dengan pertambahan usia. Mereka beralih profesi menjadi pekerja/pengusaha, baik sebagai pengusaha mandiri maupun dibantu buruh/karyawan. Bila dilihat menurut provinsi, Tabel 6.5.3 lampiran memperlihatkan bahwa sebagian besar provinsi mempunyai struktur status pekerjaan yang
.id
sama dengan nasional, yaitu mayoritas lansia bekerja dengan status berusaha
ps .g o
dibantu buruh. Namun terdapat, enam provinsi yang mayoritas lansianya mempunyai status pekerjaan berusaha sendiri, yaitu Provinsi Sulawesi Utara (44,75 persen), Kepulauan Riau (42,93 persen), Kepulauan Bangka Belitung (36,78 persen), DKI Jakarta (35.68 persen), Kalimantan Timur (35,22 persen),
w
.b
dan Banten (30,89 persen).
w
6.6 Jumlah Jam Kerja
//w
Produktivitas seorang lansia dan peran aktifnya dalam kegiatan ekonomi dapat dilihat pula melalui jumlah jam kerja yang ditekuninya.
p:
Seyogianya, jam kerja lansia semakin menurun seiring dengan kondisi fisiknya
ht t
yang mulai melemah. Partisipasi lansia dalam kegiatan ekonomi tidak diutamakan pada kuantitas jam kerjanya, melainkan lebih kepada kualitas kerja yang tercermin dari fungsi, kearifan, pengetahuan, keahlian, dan pengalamannya.Namun pada kenyataannya, masih banyak lansia yang bekerja secara penuh atau jumlah jam kerja lebih dari 35 jam dalam seminggu. Gambar 6.9 memperlihatkan bahwa dari seluruh lansia bekerja, sebanyak 40,13 persen bekerja lebih dari 35 jam dalam seminggu. Pekerja lansia dengan jumlah jam kerja antara 15 hingga 35 jam dalam seminggu sebanyak 39,05 persen, sementara yang bekerja kurang dari 15 jam seminggu hanya 20,82 persen. Setengah dari pekerja lansia di perkotaan bekerja secara penuh lebih dari 35 jam seminggu, atau rata-rata lima jam per hari dalam tujuh hari atau tujuh jam per hari dalam lima hari. Sementara di perdesaan, satu dari tiga pekerja lansia bekerja lebih dari 35 jam dalam seminggu. Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
87
Gambar 6.9 Persentase Lansia yang Bekerja menurut Tipe Daerah dan Kelompok Jumlah Jam Kerja dalam Seminggu, 2013 60,0 50,99 43,77
50,0
39,05 40,0
40,13
33,41
31,41
30,0
22,82
20,82
17,60 20,0 10,0 0,0 Perdesaan 15 - 35 jam
36 jam atau lebih
ps .g o
0 - 14 jam
Total
.id
Perkotaan
Sumber: BPS, Sakernas Agustus 2013
Menurut jenis kelamin, persentase pekerja lansia laki-laki yang bekerja lebih dari 35 jam seminggu lebih besar daripada lansia perempuan. Sebanyak
.b
44,95 persen pekerja lansia laki-laki bekerja secara penuh waktu, sementara
w
pekerja lansia perempuan yang bekerja lebih dari 35 jam seminggu sebanyak
w
31,44 persen. Penduduk usia produktif yang bekerja lebih dari 35 jam
//w
seminggu sebanyak 57,77 persen, 15-35 jam seminggu sebanyak 28,69 persen, dan sisanya 13,53 persen yang bekerja kurang dari 15 jam seminggu.Sebanyak
p:
62,44 persen pekerja laki-laki usia 15-59 tahun bekerja lebih dari 35 jam
ht t
seminggu, sementara perempuan sebanyak 50,09 persen. Tabel 6.6 Persentase Lansia yang Bekerja menurut Kelompok Jumlah Jam Kerja, Kelompok Umur, dan Jenis Kelamin, 2013 Penduduk Usia 15-59 Tahun
Penduduk Lansia
Kelompok Jumlah jam kerja
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki+ Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki+ Perempuan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
0 – 14 jam
11,65
16,63
13,54
17,58
26,66
20,82
15 – 35 jam
25,91
33,28
28,69
37,47
41,90
39,05
36 jam atau lebih
62,44
50,09
57,77
44,95
31,44
40,13
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Jumlah
Sumber: BPS, Sakernas Agustus 2013
88
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Proporsi terkecil dari pekerja lansia yang bekerja lebih dari 35 jam dalam seminggu ditemukan di Provinsi Sulawesi Barat, yaitu sebesar 13,79 persen. Di provinsi tersebut, sebanyak 43,73 persen pekerja lansia bekerja kurang dari 15 jam dalam seminggu, terbesar dari seluruh provinsi di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.6.3 lampiran. Adapun proporsi terbesar dari pekerja lansia yang bekerja lebih dari 35 jam dalam seminggu ditemukan di Provinsi DKI Jakarta (63,51 persen) dan Kalimantan Timur (60,35 persen). Sementara persentase terkecil dari pekerja lansia yang bekerja kurang dari 15 jam dalam seminggu adalah sebesar 9,31 persen di
.id
Provinsi Papua dan 9,94 persen di Kalimantan Timur. 6.7 Pendapatan Lansia
ps .g o
Tingkat kesejahteraan lansia yang bekerja dapat dilihat dari upah/gaji/ pendapatannya. Semakin tinggi pendapatan yang diterima akan menjamin kesejahteraannya di hari tua karena lansia membutuhkan biaya ekstra untuk
.b
pemeliharaan kesehatan dan kebutuhan sosialnya. Selain itu, penghasilan yang
w
memadai berarti penghargaan yang sepadan bagi jerih payah lansia yang telah
w
bekerja. Hal tersebut akan memberikan kebanggaan dan kepuasan batin tersendiri bagi seorang lansia. Informasi mengenai pendapatan lansia
//w
ditanyakan kepada mereka yang bekerja dengan status pekerjaan berusaha
p:
sendiri, buruh/karyawan, dan pekerja bebas.
ht t
Tabel 6.7 memperlihatkan bahwa sebanyak 36,94 persen lansia yang bekerja memperoleh upah/gaji kurang dari 500 ribu rupiah dalam sebulan, bahkan lebih dari 70 persen yang memperoleh kurang dari satu juta rupiah dalam sebulan. Kondisi yang lebih memprihatinkan terjadi pada pekerja lansia perempuan, dimana sebanyak 84,94 persen di antaranya memperoleh pendapatan kurang dari satu juta rupiah dalam sebulan. Pekerja lansia yang memperoleh upah/gaji lebih dari 2,5 juta rupiah per bulan hanya sebesar 6,26 persen, dimana persentase pekerja lansia laki-laki (8,00 persen) lebih besar daripada perempuan (3,27 persen). Lebih dari 78 persen lansia yang bekerja di daerah perdesaan hanya dibayar kurang dari satu juta rupiah dalam sebulan, sementara mereka yang bekerja di daerah perkotaan hampir mencapai 63 persen. Rendahnya upah/gaji yang diterima lansia mencerminkan rendahnya penghargaan yang Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
89
diterima jika ia bekerja sebagai buruh/karyawan atau pekerja bebas. Adapun bagi lansia yang bekerja atau berusaha secara mandiri, rendahnya pendapatan tersebut mencerminkan terbatasnya kemampuan yang mereka miliki. Tabel 6.7 Persentase Lansia yang Bekerja menurut Kelompok Pendapatan (ribuan rupiah),Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2013 Kelompok Upah/gaji/pendapatan (ribuan rupiah)
Tipe Daerah/ Jenis Kelamin
< 500
500 – 999
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Perkotaan - Laki-laki - Perempuan - Laki-laki + Perempuan
20,03 45,25 28,91
34,36 33,31 33,99
15,22 8,17 12,74
12,29 5,30 9,83
6,19 2,07 4,74
11,91 5,90 9,79
100,00 100,00 100,00
Perdesaan - Laki-laki - Perempuan - Laki-laki + Perempuan
34,35 62,15 45,07
36,13 28,67 33,25
14,49 4,84 10,77
7,62 2,41 5,61
3,58 1,09 2,62
3,83 0,84 2,68
100,00 100,00 100,00
Perkotaan + Perdesaan - Laki-laki - Perempuan - Laki-laki + Perempuan
26,96 54,04 36,94
35,21 30,90 33,62
14,87 6,44 11,76
10,03 3,79 7,73
4,93 1,56 3,69
8,00 3,27 6,26
100,00 100,00 100,00
(7)
.id
ps .g o
.b
Jumlah (8)
w
Sumber: BPS, Sakernas Agustus 2013
1 000 – 1 500 – 2 000 – > 2 500 1 499 1 999 2 499
w
Sebanyak 62,15 persen lansia perempuan yang bekerja di daerah
//w
perdesaan memperoleh upah/gaji kurang dari 500 ribu rupiah dalam sebulan
p:
dan sebanyak 28,67 persen antara 500 hingga satu juta rupiah. Sisanya, yang memperoleh penghasilan di atas satu juta rupiah dalam sebulan tidak lebih
ht t
dari sepuluh persen pekerja lansia perempuan. Sementara di perkotaan, hanya sebagian kecil (11,91 persen) lansia laki-laki yang bekerja memperoleh upah/gaji lebih dari 2,5 juta dalam sebulan. Sebagian besar dari mereka (69,61 persen) memperoleh upah/gaji kurang dari satu juta rupiah. Gambar 6.10 memperlihatkan rata-rata upah/gaji/pendapatan yang diperoleh lansia yang bekerja menurut jabatan/jenis pekerjaan, dibandingkan dengan penduduk usia produktif. Secara rata-rata, pendapatan dari lansia yang bekerja sebagai buruh, operator, dan pekerja kasar tidak mencapai 800 ribu rupiah dalam sebulan. Jauh lebih rendah daripada mereka yang masih berusia 15-59 tahun, dengan rata-rata upah/gaji sebesar 1,27 juta rupiah. Begitu pula dengan penduduk yang bekerja sebagai tenaga usaha dan jasa,
90
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
rata-rata upah/gaji dari pekerja lansia (889 ribu rupiah) jauh lebih rendah daripada pekerja usia produktif (1,5 juta rupiah). Gambar 6.10 Rata-rata Upah/Gaji/Pendapatan (ribuan rupiah) dari Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut Kelompok Umur dan Jabatan/Jenis Pekerjaan, 2013 3 500
3 247,36 2 999,66
15 - 59 tahun
3 000
Penduduk lansia 2 500 2 000 1 501,83 1 500 888,99
500
Tenaga usaha dan jasa
Sumber: BPS, Sakernas Agustus 2013
Buruh, operator dan pekerja kasar
.b
Profesional, pejabat dan manager
799,03
ps .g o
1 000
.id
1 265,37
w
Fenomena sebaliknya terjadi pada mereka yang bekerja sebagai
w
profesional, pejabat, dan manager, dimana pekerja lansia lebih dihargai
//w
daripada pekerja usia 15-59 tahun. Rata-rata upah/gaji/pendapatan dari lansia yang bekerja sebagai profesional, pejabat dan manager (3,25 juta
p:
rupiah) lebih tinggi daripada pekerja usia produktif (3,00 juta rupiah). jabatan
ht t
Walaupun hanya sebanyak 3,35 persen (Tabel 6.4) dari seluruh pekerja lansia, profesional,
pejabat,
dan
manager
telah
cukup
menjamin
terpenuhinya kebutuhan hari tua seorang lansia.
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
91
.b
w
w
//w
p:
ht t
.id
ps .g o
.b
w
w
//w
p:
ht t
.id
ps .g o
KONDISI SOSIAL
.b
w
w
//w
p:
ht t
.id
ps .g o
.id
KONDISI SOSIAL
ps .g o
Negara-negara di dunia menghadapi isu global dengan terjadinya peningkatan jumlah penduduk usia tua yang diakibatkan meningkatnya angka harapan hidup penduduk. Situasi ini memberikan dampak terhadap kebutuhan yang mendesak untuk mengatasi berbagai masalah yang ditimbulkannya.
.b
Permasalahan tersebut tidak hanya yang berkaitan dengan penyediaan
w
perawatan medis yang berkualitas, melainkan perawatan khusus untuk Undang-Undang
Nomor
13
Tahun
1998
tentang
//w
Berdasarkan
w
perlindungan dan kepentingan lansia.
Kesejahteran Lanjut Usia Pasal 1 ayat 9 menyebutkan bahwa “Pemeliharaan
p:
Taraf Kesejahteraan Sosial adalah upaya perlindungan dan pelayanan yang
ht t
bersifat terus-menerus agar lanjut usia dapat mewujudkan dan menikmati taraf hidup yang wajar” (Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 190). Perlindungan terhadap lansia dimaksudkan untuk memberikan rasa aman dan nyaman. Aman dari berbagai gangguan yang timbul dari lingkungan (alam dan manusia), dan nyaman dalam menjalani hidup. 7.1 Lansia yang Menjadi Korban Kejahatan Salah satu problem pokok yang dihadapi oleh kota besar dan kota-kota lainnya tanpa menutup kemungkinan terjadi di pedesaan adalah kriminalitas atau tindak kejahatan. Dalam berbagai acara berita di televisi, misalnya hampir setiap hari selalu ada berita mengenai tindak kejahatan. Hal ini tentunya cukup meresahkan bagi masyarakat.
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
95
Tindak kejahatan yang dilakukan sangat bervariasi, mulai dari pencurian, perampokan, penipuan, pembunuhan dan lain sebagainya. Tindak kejahatan yang marak terjadi kian meresahkan masyarakat. Kejahatan adalah tingkah laku yang melanggar hukum dan norma-norma sosial, sehingga masyarakat menentangnya. Masyarakat modern yang sangat kompleks menumbuhkan keinginan-keinginan materiil tinggi, dan sering disertai ambisiambisi sosial yang tidak sehat. Dambaan pemenuhan kebutuhan yang berlebihan tanpa didukung oleh kemampuan untuk mencapainya secara wajar akan mendorong individu untuk melakukan tindak kejahatan.
.id
Lansia yang lemah dan hidup sendiri ataupun yang ada di lingkungan keluarganya sangat rentan terhadap kekerasan dan kejahatan. Faktor usia dan
ps .g o
kondisi fisik lansia dianggap sebagai peluang bagi para pelaku kejahatan untuk melakukan kejahatan karena para pelaku kejahatan berpikir para lansia tersebut tidak bisa berbuat apa-apa jika menjadi korban kejahatan.
w
.b
Gambar 7.1 Proporsi Lansia yang Menjadi Korban Kejahatan dalam Setahun Terakhir menurut Jenis Kelamin, 2010-2013
//w
w
2,0
p:
1,5
1,0
ht t
1,35
1,16
1,13
0,5
0,0 2011
2012
2013
Sumber : BPS, Susenas Kor 2010-2013
Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir persentase lansia yang menjadi korban kejahatan cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Seperti yang disajikan pada Gambar 7.1, persentase lansia yang menjadi korban kejahatan pada tahun 2013 sebesar 1,13 persen. Angka tersebut relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dimana pada tahun 96
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
2012 lansia yang menjadi korban kejahatan persentasenya sebesar 1,16 persen, dan tahun 2011 sebesar 1,35 persen. Pada dasarnya tingkat kejahatan yang terjadi di perdesaan relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan di perkotaan. Hal ini terlihat dari tingginya persentase lansia yang menjadi korban kejahatan di perkotaan dibandingkan dengan di perdesaan (1,52 persen berbanding 0,80 persen), seperti yang tersaji pada Tabel 7.1. Kondisi yang serupa juga terlihat apabila diperhatikan menurut jenis kelamin, dimana lansia laki-laki maupun perempuan di perkotaan yang menjadi korban kejahatan persentasenya relatif lebih tinggi dibandingkan
.id
dengan lansia di perdesaan.
Tipe Daerah
Laki-laki (L)
(1)
(2)
ps .g o
Tabel 7.1 Proporsi Lansia yang Menjadi Korban Kejahatan dalam Setahun Terakhir menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2013 Perempuan (P)
L+P
(3)
(4)
1,31
1,52
1,76
Perdesaan
0,98
0,64
0,80
1,35
0,95
1,13
w
Perkotaan+Perdesaan
w
.b
Perkotaan
//w
Sumber : BPS, Susenas Kor 2013
p:
Apabila diperhatikan menurut jenis kelamin, secara umum persentase
ht t
lansia laki-laki yang menjadi korban kejahatan lebih tinggi dibanding dengan lansia perempuan. Susenas tahun 2013 mencatat sebanyak 1,35 persen lansia laki-laki menjadi korban kejahatan. Angka ini relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan lansia perempuan yang menjadi korban kejahatan yang tercatat sebesar 0,95 persen. Gambaran yang serupa terlihat pada lansia lakilaki dan perempuan di perkotaan dan perdesaan. Di perkotaan, lansia laki-laki yang menjadi korban kejahatan sebesar 1,76 persen dan lansia perempuan sebesar 1,31 persen.
Sedangkan lansia laki-laki
yang menjadi korban
kejahatan di perdesaan
sebesar 0,98 persen dan lansia perempuan sebesar
0,64 persen. Lampiran Tabel 7.1 mempelihatkan proporsi lansia yang menjadi korban kejahatan dalam setahun terakhir menurut provinsi. Provinsi Gorontalo
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
97
merupakan provinsi yang memiliki persentase tertinggi untuk lansia yang menjadi korban kejahatan yaitu sebesar 3,25 persen, kemudian Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 2,55 persen, dan Sulawesi Tengah sebesar 2,42 persen. Jenis kejahatan yang paling sering dialami oleh lansia yang menjadi korban kejahatan adalah pencurian dengan persentase sebesar 66,32 persen (Tabel 7.2). Selain pencurian, jenis kejahatan lain yang banyak dialami oleh lansia adalah perampokan (14,59 persen) dan penipuan (12,72 persen).
Laki-laki (L)
(1)
(2)
70,84
Perampokan
11,19
Penipuan
12,59 5,37
w
Lainnya
.b
Pencurian
Perempuan (P)
ps .g o
Jenis Kejahatan
.id
Tabel 7.2 Persentase Lansia yang Menjadi Korban Kejahatan dalam Setahun Terakhir menurut Jenis Kejahatan dan Jenis Kelamin, 2013
100,00
w
Jumlah
L+P
(3)
(4)
58,75
66,32
20,28
14,59
12,93
12,72
8,03
6,37
100,00
100,00
//w
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Berdasarkan jenis kelamin, ada perbedaan pola antara jenis kejahatan
p:
yang dialami oleh lansia laki-laki dan perempuan. Jenis kejahatan yang banyak
ht t
dialami oleh lansia laki-laki adalah pencurian (70,84 persen), penipuan (12,59 persen) dan perampokan (11,19 persen). Sementara itu jenis kejahatan yang banyak dialami oleh lansia perempuan yaitu pencurian, perampokan dan penipuan dengan persentase masing-masing sebesar 58,75 persen, 20,28 persen dan 12,93 persen. 7.2 Tempat Tinggal Lansia Tempat tinggal/rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat penting bagi kehidupan setiap orang, tidak terkecuali bagi lansia. Rumah memiliki fungsi yang sangat besar bagi individu dan keluarga, tidak saja mencakup aspek fisik, tetapi juga mental dan sosial. Untuk menunjang fungsi rumah sebagai tempat tinggal yang baik maka harus dipenuhi syarat 98
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
fisik yaitu aman sebagai tempat berlindung, secara mental memenuhi rasa kenyamanan dan secara sosial dapat menjaga privasi setiap anggota keluarga, serta menjadi media bagi pelaksanaan bimbingan serta pendidikan keluarga. Dengan terpenuhinya salah satu kebutuhan dasar berupa rumah yang layak huni, diharapkan tercapai ketahanan keluarga. Pada kenyataannya, untuk mewujudkan rumah yang memenuhi persyaratan tersebut bukanlah hal yang mudah. Ketidakberdayaan memenuhi kebutuhan rumah yang layak huni berbanding lurus dengan pendapatan dan pengetahuan tentang fungsi rumah itu sendiri. Pemberdayaan fakir miskin juga mencakup upaya Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RSTLH).
.id
Demikian juga persoalan sarana prasarana lingkungan yang kurang memadai
ps .g o
dapat menghambat tercapainya kesejahteraan suatu komunitas. Lingkungan yang kumuh atau sarana prasarana lingkungan yang minim dapat menyebabkan masalah sosial dan kesehatan.
.b
Masalah perumahan telah diatur dalam undang undang pemerintahan tentang perumahan dan pemukiman yaitu UU Nomor 4 Tahun 1992 Pasal 5
w
Ayat 1 yang berbunyi “Setiap warga negara mempunyai hak untuk menempati
w
dan/atau menikmati dan/atau memiliki rumah yang layak dalam lingkungan
//w
yang sehat, aman, serasi, dan teratur” (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 23). Ditinjau dari sisi kelayakan, rumah dapat dibedakan
p:
menjadi tiga kategori yaitu rumah layak huni, rumah hampir tidak layak huni
ht t
,dan rumah tidak layak huni. Tabel 7.3 Persentase Lansia menurut Kelayakan Rumah Tinggal,2011-2013
Kategori Kelayakan Rumah Tinggal
2011
2012
2013
(1)
(2)
(3)
(4)
8,35
6,81
5,71
Hampir Tidak Layak Huni
14,92
13,69
12,48
Layak Huni
76,73
79,50
81,81
100,00
100,00
100,00
Tidak Layak Huni
Jumlah
Sumber: BPS, Susenas Kor 2011-2013
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
99
Tabel 7.3 memberikan gambaran kelayakan rumah yang ditinggali oleh lansia. Pada tahun 2013, persentase lansia yang tinggal di rumah tidak layak huni sebesar 5,71 persen, di rumah hampir tidak layak huni sebesar 12,48 persen, dan di rumah layak huni sebesar 81,81 persen. Apabila diperhatikan perkembangannya dalam tiga tahun terakhir, terlihat adanya perkembangan yang cukup baik yaitu terjadi peningkatan persentase lansia yang tinggal di rumah layak huni. Pada tahun 2011 persentase lansia yang tinggal di rumah layak huni tercatat sebesar 76,73 persen. Pada tahun 2012 persentasenya
naik menjadi 79,50 persen dan
.id
sebesar 81,81 persen di tahun 2013. Kondisi tersebut secara tidak langsung memberikan gambaran membaiknya kondisi kesejahteraan lansia bila dilihat
ps .g o
dari kelayakan rumah tinggalnya.
Lansia yang tinggal di daerah perkotaan memiliki kehidupan yang lebih baik dibandingkan dengan yang tinggal di perdesaan dalam hal kelayakan
.b
rumah tinggal. Hal ini terlihat dari lebih tingginya persentase lansia di
w
perdesaan yang tinggal di rumah tidak layak huni di bandingkan dengan lansia
w
di perkotaan (8,01 persen berbanding 3,03 persen). Sedangkan lansia di persentasenya sebesar 88,46
//w
perkotaan yang tinggal di rumah layak huni
persen lebih tinggi daripada di perdesaan yang tercatat sebesar 76,10 persen.
100
ht t
p:
Gambar 7.2 Persentase Lansia menurut Tipe Daerah dan Kelayakan Rumah Tinggal, 2013 88,46 81,81 76,10
80
60
40 15,89
20
8,51 3,03
12,48
8,01
5,71
0 Perkotaan Tidak Layak Huni
Perdesaan
Perkotaan+Perdesaan
Hampir Tidak Layak Huni
Layak Huni
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
100
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Sebaran lansia menurut kelayakan rumah tinggal menurut provinsi disajikan pada Lampiran Tabel 7.3.3. Nusa Tenggara Timur merupakan provinsi yang memiliki persentase tertinggi dari lansia yang tinggal di rumah tidak layak huni sebesar 27,70 persen, kemudian diikuti oleh Papua sebesar 14,04 persen, dan Sulawesi Barat sebesar 10,46 persen. Sedangkan provinsi yang memiliki persentase tertinggi lansia yang tinggal di rumah layak huni adalah Kepulauan Riau (97,11 persen), Kalimantan Timur (95,54 persen), dan Kepulauan Bangka Belitung (94,64 persen). Rumah tinggal merupakan salah satu dari tiga kebutuhan pokok. Memiliki
.id
dan tinggal di rumah sendiri merupakan impian bagi semua orang, tidak terkecuali bagi lansia. Memiliki hunian milik sendiri meskipun kecil akan
ps .g o
terasa lebih nikmat ketimbang tinggal di rumah dengan luas bangunan yang besar namun bukan kepunyaan sendiri. Selain itu tinggal di rumah dengan status milik sendiri akan merasa lebih nyaman dibandingkan dengan menyewa,
.b
mengontrak, atau lainnya.
w
Pada Tabel 7.4 dapat dilihat bahwa sebagian besar (92,32 persen)
w
lansia tinggal di rumah dengan status milik sendiri. Sedangkan sebesar 6,07
//w
persen lansia tinggal di rumah dengan status lainnya seperti rumah bebas sewa, rumah dinas dan sebagainya, sebesar 0,98 persen lansia tinggal di
p:
rumah dengan status kontrak dan sebesar 0,64 persen lansia tinggal di rumah
ht t
sewa.
Tabel 7.4 Persentase Lansia menurut Status Kepemilikan Tempat Tinggal dan Tipe Daerah, 2013 Status Kepemilikan Tempat Tinggal
Perkotaan (K)
Perdesaan (D)
K+D
(1)
(2)
(3)
(4)
89,27
94,94
92,32
Kontrak
1,95
0,14
0,98
Sewa
1,27
0,10
0,64
Lainnya
7,52
4,82
6,07
Jumlah
100,00
Milik Sendiri
100,00
100,00
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
101
Berdasarkan tipe daerah tempat tinggal, terlihat adanya perbedaan pola status kepemilikan tempat tinggal antara lansia di perkotaan dengan di perdesaan.
Persentase lansia yang tinggal di rumah dengan status milik
sendiri di perdesaan lebih tinggi dibandingkan dengan lansia di perkotaan (94,94 persen berbanding 89,27 persen).
Sementara itu persentase lansia
yang tinggal di rumah dengan status sewa, kontrak, atau lainnya di perkotaan lebih tinggi dibandingkan perdesaan. 7.3 Lansia yang Bepergian Bepergian saat ini sudah menjadi kebutuhan dan faktor pelengkap
.id
dalam kehidupan manusia. Hal ini tidak lepas dengan adanya dorongan
ps .g o
naluri manusia yang selalu ingin mengetahui dan mencari hal-hal yang baru, bagus, menarik, mengagumkan, dan menantang. Biasanya hal tersebut dilakukan dengan perjalanan ke luar daerah atau keluar dari kebiasaan
.b
sehari-hari dalam jangka waktu tertentu.
ht t
13,00
p:
13,50
//w
13,37
w
w
Gambar 7.3 Proporsi Lansia yang Bepergian dalam Tiga Bulan Terakhir menurut Jenis Kelamin, 2013
12,37
12,50 12,00
11,50
11,50 11,00
10,50 Laki-laki
Perempuan
Laki-laki+Perempuan
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Gambar 7.3 menyajikan proporsi lansia yang bepergian dalam tiga bulan terakhir. Berdasarkan hasil Susenas 2013, sebanyak 12,37 persen lansia bepergian dalam tiga bulan terakhir. Apabila diperhatikan menurut jenis kelamin, tampak bahwa lansia laki-laki yang bepergian persentasenya 102
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
lebih besar dibanding dengan lansia perempuan. Lansia laki-laki yang bepergian tercatat sebanyak 13,37 persen, sedangkan lansia perempuan sebanyak 11,50 persen. Kebebasan bepergian dan waktu luang yang dimiliki laki-laki menyebabkan lebih tingginya persentase lansia laki-laki yang bepergian dibanding perempuan. Pada dasarnya seseorang yang bepergian memiliki tujuan tertentu, baik karena keinginan sendiri maupun karena mengikuti orang lain. Tabel 7.5 memberikan gambaran tentang lansia yang bepergian menurut tujuan berpergian yang utama. Secara umum tampak bahwa sebagian besar dari
.id
lansia yang bepergian mempunyai tujuan untuk mengunjungi teman/keluarga. Persentase lansia yang bepergian dengan tujuan mengunjungi teman/ tujuan
ps .g o
keluarga mencapai 80,13 persen. Sementara itu lansia yang bepergian dengan berlibur/rekreasi
persentasenya
sebesar
6,33
persen
dan
berziarah/kegamaan sebesar 5,39 persen.
Perempuan
Laki-laki+ Perempuan
(2)
(3)
(4)
w
(1)
Laki-laki
//w
Tujuan Bepergian yang Utama
w
.b
Tabel 7.5 Persentase Lansia yang Bepergian menurut Tujuan Bepergian yang Utama dan Jenis Kelamin, 2013
5,77
6,90
6,33
4,61
0,96
2,81
3,25
2,22
2,74
4,65
6,14
5,39
78,73
81,57
80,13
Lainnya
2,99
2,21
2,60
Jumlah
100,00
100,00
100,00
Profesi/bisnis
ht t
Kesehatan
p:
Berlibur/rekreasi
Berziarah/keagamaan Mengunjungi teman/ keluarga
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Apabila diperhatikan menurut jenis kelamin, terlihat adanya persamaan pola antara tujuan lansia laki-laki dan perempuan dalam berpergian. Seperti yang disajikan pada Tabel 7.5, baik lansia laki-laki maupun perempuan sebagian besar bepergian dengan tujuan untuk mengunjungi teman/keluarga dan berlibur/rekreasi. Persentase lansia perempuan bepergian dengan tujuan untuk mengunjungi teman/keluarga (81,57 persen) sedangkan lansia laki-laki
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
103
(78,73 persen). Begitu pula dengan lansia yang bepergian dengan tujuan berlibur atau rekreasi, dimana persentase lansia perempuan dibanding lansia
ht t
p:
//w
w
w
.b
ps .g o
.id
laki-laki adalah 6,90 persen berbanding 5,77 persen.
104
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
.b
w
w
//w
p:
ht t
.id
ps .g o
PERLINDUNGAN SOSIAL
.b
w
w
//w
p:
ht t
.id
ps .g o
.id
PERLINDUNGAN SOSIAL Dalam kurun waktu 69 tahun sejak Indonesia merdeka telah banyak
ps .g o
upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengangkat kesejahteraan rakyat Indonesia. Pemerintah dalam mengupayakan kesejahteraan rakyat telah menyelenggarakan beberapa bentuk perlindungan sosial terutama bagi
.b
masyarakat yang tergolong rentan seperti penduduk miskin, lanjut usia, anak,
w
penyandang disabilitas ganda (fisik dan mental) serta penduduk yang tinggal serius
pada
kelompok
w
di kawasan terpencil. Krisis moneter yang dimulai pada tahun 1998 berdampak masyarakat
yang
rentan
dan
berakibat
pada
//w
pelaksanaan program perlindungan sosial yang masif, misalkan penyediaan
p:
beras untuk masyarakat miskin (raskin).
ht t
Penduduk lanjut usia termasuk ke dalam kelompok rentan. Bila dilihat dari kondisi demografi, persentase penduduk lansia di Indonesia meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun. Hal ini menyebabkan terjadi pergeseran struktur penduduk Indonesia yang mengarah kepada struktur penduduk tua yaitu makin banyaknya penduduk lanjut usia (lansia). Oleh sebab itu, diperlukan perlindungan/jaminan sosial bagi mereka dalam menghadapi ketidakstabilan ekonomi maupun sosial yang bertujuan agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak. UUD 1945 Pasal 28 H–ayat 3 (amandemen kedua) menyatakan bahwa: “Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagaimana manusia yang bermartabat”, dan Pasal 34 ayat 2 (amandemen keempat), bahwa: “Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
107
lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan”. Di samping itu, Ketetapan MPR No. X/MPR/2001 tentang Laporan Pelaksanaan Putusan MPR RI oleh Lembaga Tinggi Negara pada Sidang Tahunan MPR RI Tahun 2001 juga menugaskan kepada presiden untuk membentuk sistem jaminan sosial nasional dalam rangka memberi perlindungan sosial yang lebih menyeluruh dan terpadu. Menurut Edi Suharto (2006) dalam “Memperkuat Perlindungan Sosial di ASEAN”, Perlindungan sosial adalah seperangkat kebijakan dan program kesejahteraan sosial yang dirancang untuk mengurangi kemiskinan dan kerentanan (vulnerability) melalui perluasan pasar kerja yang efisien,
.id
pengurangan resiko-resiko kehidupan yang senantiasa mengancam manusia
ps .g o
serta penguatan kapasitas masyarakat dalam melindungi dirinya dari berbagai bahaya dan gangguan yang dapat menyebabkan terganggunya atau hilangnya pendapatan. Kebijakan dan program perlindungan sosial, khususnya untuk konteks negara-negara di kawasan ASEAN, mencakup lima jenis, yaitu:
.b
Pertama, kebijakan pasar kerja (labour market policies) yang dirancang untuk kerja
secara efisien; Kedua, bantuan sosial (social
w
dan permintaan
w
memfasilitasi pekerjaan dan mempromosikan beroperasinya hukum penawaran
//w
assistance), yakni program jaminan sosial (social security) yang berbentuk tunjangan uang, barang, atau pelayanan kesejahteraan yang umumnya
p:
diberikan kepada populasi paling rentan yang tidak memiliki penghasilan yang
ht t
layak bagi kemanusiaan; Ketiga, asuransi sosial (social insurance), yaitu skema jaminan sosial yang hanya diberikan kepada para peserta sesuai dengan kontribusinya berupa premi atau tabungan yang dibayarkannya; Keempat, jaring pengaman sosial berbasis masyarakat (community-based social safety nets) atau yang dikenal dengan istilah “skema mikro dan berbasis wilayah” (micro and area-basedschemes), perlindungan sosial ini diarahkan untuk mengatasi kerentanan pada tingkat komunitas; dan Kelima, perlindungan anak (child protection). Pemerintah dalam mengupayakan kesejahteraan sosial rakyat terutama bagi
penduduk
lanjut
usia
telah
menyelenggarakan
beberapa
bentuk
perlindungan sosial. Gambaran umum mengenai pencapaian penyelenggaraan perlindungan sosial yang telah dilakukan pemerintah akan disajikan dalam bab
108
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
ini. Jenis perlindungan sosial yang dicakup adalah bantuan sosial (social assistance), asuransi sosial (social insurance), dan kebijakan pasar kerja (labour market policies).
8.1 Bantuan Sosial Bantuan sosial merupakan bagian dari perlindungan sosial yang diberikan oleh pemerintah dalam menghadapi masa krisis ekonomi. Menurut UU No. 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, yang dimaksud dengan bantuan sosial adalah semua upaya yang diarahkan untuk meringankan
.id
penderitaan, melindungi, dan memulihkan kondisi kehidupan fisik, mental, dan sosial (termasuk kondisi psikososial, dan ekonomi) serta memberdayakan yang
dimiliki
agar
seseorang,
keluarga,
kelompok
ps .g o
potensi
dan/atau
masyarakat yang mengalami guncangan dan kerentanan sosial dapat tetap hidup secara wajar. Pemberian bantuan sosial ditujukan untuk menunjang
.b
pencapaian sasaran program dan kegiatan pemerintah dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, rasionalitas dan manfaat untuk masyarakat. Bentuk
w
bantuan sosial antara lain makanan pokok, pakaian, tempat tinggal (rumah
w
penampungan sementara), dana tunai, perawatan kesehatan dan obat-obatan,
//w
akses pelayanan dasar (kesehatan, pendidikan), bimbingan teknis/supervisi
p:
dan penyediaan pemakaman.
ht t
Salah satu bentuk bantuan sosial yang telah dilaksanakan pemerintah adalah pemberian subsidi beras bagi penduduk miskin. Raskin merupakan program bantuan pangan yang sudah dilaksanakan sejak Juli 1998 dengan tujuan awal menanggulangi kerawanan pangan akibat krisis moneter 1997/1998. Program ini berlanjut hingga saat ini dengan tujuan utama mengurangi beban rumah tangga sasaran melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan pokok dalam bentuk beras. Program yang sebelum 2002 bernama Operasi Pasar Khusus (OPK) ini awalnya merupakan program darurat bagian dari jaring pengaman sosial (social safety net), namun kemudian fungsinya diperluas menjadi bagian dari program perlindungan sosial. Tabel 8.1 menyajikan data mengenai karakteristik bantuan beras miskin yang diterima oleh rumah tangga lansia menurut tipe daerah. Proporsi rumah tangga lansia yang pernah mendapatkan bantuan beras miskin adalah sebesar Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
109
60,43 persen dari seluruh rumah tangga lansia, di daerah perkotaan sebesar 48,15 persen dan perdesaan sebesar 71,02 persen. Berdasarkan Undang-Undang No.19 Tahun 2012 tentang APBN Tahun Anggaran 2013 telah ditetapkan subsidi pangan khususnya untuk Raskin tahun 2013, yaitu 15,5 juta Rumah Tangga Sasaran (RTS) dan alokasi 15 kg/RTS/bulan selama 12 bulan dengan harga tebus Rp 1.600,-/kg di titik distribusi. Hasil Susenas 2013 menunjukkan rata-rata banyaknya beras yang diterima oleh satu rumah tangga kurang dari jumlah alokasi sasaran yang ditetapkan pemerintah. Beras yang dibeli untuk sebulan sebesar 5,55 kg per
.id
rumah tangga lansia, di perkotaan sebesar 5,21 kg dan di perdesaan sebesar 5,76 kg. Hal yang menyebabkan berkurangnya beras yang diterima adalah
ps .g o
beras umumnya dibagi secara merata kepada hampir seluruh rumah tangga atau paling tidak kepada rumah tangga yang lebih banyak dari sasaran.
.b
Tabel 8.1 Karakteristik Bantuan Beras Miskin (Raskin) yang Diterima oleh Rumah Tangga (RT) Lansia Selama 3 Bulan Terakhir menurut Tipe Daerah, 2013
Perkotaan (K)
K+D
w
w
ht t
Perdesaan (D)
//w
(1)
Rata-rata Rata-rata Harga per Banyaknya Raskin Kg Raskin yang (Kg) yang dibeli Dibayar selama 3 per bulan pada 3 bulan terakhir bulan terakhir (rupiah)
(2)
(3)
(4)
48,15
5,21
2.153
71,02
5,76
2.093
60,43
5,55
2.117
p:
Tipe Daerah
Proporsi RT Lansia yang Pernah Menerima/Membeli Raskin (%)
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Demikian juga dengan rata-rata harga per kg beras miskin yang dibayar adalah sebesar Rp 2.117,- (di perkotaan sebesar Rp 2.153,- dan di perdesaan sebesar Rp 2.093,-) tidak sesuai dengan harga tebus yang telah ditetapkan. Sehubungan dengan adanya perbedaan harga tersebut, salah satu faktor yang menjadi penyebabnya adalah tingkat harga Raskin yang ditetapkan oleh pemerintah berlaku di tingkat titik distribusi (TD), masalahnya tidak semua TD bisa sekaligus berfungsi sebagai titik bagi (TB), yakni titik terakhir yang
110
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
berfungsi sebagai tempat RTS membeli Raskin. Kondisi inilah yang kemudian memunculkan biaya tambahan untuk mendistribusikan beras dari TD ke TB. 8.2 Jaminan Sosial Jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak. Setiap orang berhak atas jaminan sosial untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak dan meningkatkan martabatnya menuju terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur. Disebutkan dalam UUD 1945 Pasal 34(2) Negara mengembangkan sistem
.id
jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang
ps .g o
lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan. Jaminan sosial juga diatur dalam Deklarasi Hak Asasi Manusia (HAM) atau Universal Independent of Human Right dicetuskan pada tanggal 10 Desember 1948 Pasal 22 yaitu “Setiap orang, sebagai anggota masyarakat, berhak atas jaminan
.b
sosial dan berhak akan terlaksananya hak-hak ekonomi, sosial dan budaya
w
yang sangat diperlukan untuk martabat dan pertumbuhan bebas pribadinya,
w
melalui usaha-usaha nasional maupun kerjasama internasional, dan sesuai
//w
dengan pengaturan serta sumber daya setiap negara”. Oleh karena itu
p:
pemerintah bertanggung jawab agar hak atas jaminan sosial dapat terpenuhi.
ht t
Tabel 8.2 menyajikan data jumlah dan proporsi rumah tangga lansia yang menerima jaminan sosial menurut tipe daerah. Jumlah rumah tangga lansia di Indonesia pada tahun 2013 sebanyak 14,92 juta rumah tangga. Sekitar 1 juta rumah tangga lansia menerima jaminan sosial atau 6,72 persen dari jumlah rumah tangga lansia. Dilihat dari tipe daerah, proporsi rumah tangga lansia yang menerima jaminan sosial di perkotaan (10,60 persen) jauh lebih besar daripada perdesaan (3,52 persen). Kondisi ini menunjukkan bahwa masih sedikitnya rumah tangga lansia yang menerima jaminan sosial sehingga diperlukan perhatian lebih dari berbagai pihak agar lansia bisa memperoleh jaminan sosial sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan lansia. Akses dan fasilitas di perkotaan yang lebih memadai menyebabkan rumah tangga lansia di perkotaan lebih mudah untuk menerima jaminan sosial dibandingkan perdesaan. Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
111
Tabel 8.2 Perkiraan Jumlah dan Proporsi Rumah Tangga (RT) Lansia yang Menerima Jaminan Sosial dalam Setahun Terakhir menurut Tipe Daerah 2013
Tipe Daerah
Perkiraan Jumlah RT Lansia yang Menerima Jaminan Sosial dalam Setahun Terakhir
Perkiraan Jumlah Rumah Tangga Lansia
Proporsi RT Lansia yang Menerima Jaminan Sosial dalam Setahun Terakhir
(2)
(3)
(4)
(1)
Perkotaan (K)
780 021
7 362 119
10,60
Perdesaan (D)
300 281
8 531 506
3,52
1 080 302
15 893 625
6,80
K+D
ps .g o
.id
Sumber: BPS. Susenas Kor 2013
Berbagai jenis jaminan sosial banyak diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. Gambar 8.1 menampilkan proporsi rumah tangga lansia yang memiliki jaminan sosial jumlah rumah tangga menurut tipe daerah dan jenis
w
.b
jaminan sosial.
p:
9,46
ht t
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
//w
w
Gambar 8.1 Proporsi Rumah Tangga Lansia yang Memiliki Jaminan Sosial dalam Setahun Terakhir menurut Tipe Daerah dan Jenis Jaminan Sosial 2013
5,97
2,96 0,79 0,77 0,33
0,21
Perkotaan Jaminan Pensiun
Jaminan Hari Tua
0,33 0,23 0,20 0,05
0,49 0,46 0,33 0,13
Perdesaan
Perkotaan+Perdesaan
Asuransi Kecelakaan
Jaminan Veteran
Pesangon PHK
Sumber: BPS. Susenas Kor 2013
Hasil Susenas 2013 menunjukkan bahwa jaminan pensiun merupakan jenis jaminan yang paling banyak digunakan di Indonesia yaitu 5,97 persen, kemudian jaminan hari tua (0,49 persen) dan asuransi kecelakaan kerja (0,46 112
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
persen). Pola yang hampir sama juga terlihat di daerah perkotaan maupun perdesaan, di daerah perkotaan jaminan pensiun (9,46 persen), jaminan hari tua (0,79 persen) dan jaminan asuransi kecelakaan kerja (0,77 persen). Sedangkan di derah perdesaan jaminan pensiun (2,96 persen), jaminan veteran (0,33 persen) dan jaminan hari tua (0,23 persen). Program
jaminan
pembiayaan/asuransi
kesehatan
memberikan
perlindungan sosial di bidang kesehatan untuk menjamin masyarakat agar kebutuhan dasar kesehatannya yang layak dapat terpenuhi. Hal tesebut dijamin dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, Pasal 28H (1) setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapat
.id
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
ps .g o
kesehatan. Demikian pula dalam Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Konstitusi World Health Organization (WHO) 1946 telah menegaskan pula bahwa memperoleh derajat kesehatan yang
.b
setinggi-tingginya adalah suatu hak asasi (fundamental) bagi setiap orang.
w
Oleh karena itu negara bertanggung jawab untuk mengatur agar hak hidup
w
sehat bagi penduduknya terpenuhi.
//w
Tabel 8.3 menyajikan jumlah dan persentase rumah tangga lansia yang mempunyai jaminan pembiayaan/asuransi kesehatan menurut tipe daerah.
p:
Sekitar 8,2 juta rumah tangga lansia atau 51,93 persen mempunyai jaminan
ht t
pembiayaan/asuransi kesehatan. Bila dilihat menurut tipe daerah, proporsi rumah tangga lansia yang mempunyai jaminan pembiayaan kesehatan di daerah perkotaan (52,79 persen) lebih besar dibandingkan di daerah perdesaan (51,19 persen).
Kondisi ini menunjukkan bahwa masih banyaknya
rumah tangga lansia yang belum mempunyai jaminan pembiayaan kesehatan berarti diperlukan perhatian dan penanganan yang lebih serius dari berbagai pihak, terutama dari pemerintah.
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
113
Tabel 8.3 Perkiraan Jumlah dan Proporsi Rumah Tangga (RT) Lansia yang Memiliki Jaminan Pembiayaan/Asuransi Kesehatan Selama Setahun Terakhir menurut Tipe Daerah, 2013
Tipe Daerah
Perkiraan Jumlah RT Lansia yang Memiliki Jaminan Pembiayaan/Asuransi Kesehatan
(1)
(2)
Proporsi RT Lansia Perkiraan Jumlah yang Memiliki Jaminan Rumah Tangga Pembiayaan/ Asuransi Lansia Kesehatan (3)
(4)
3 886 330
7 362 119
52,79
Perdesaan (D)
4 367 130
8 531 506
51,19
K+D
8 253 460
15 893 625
51,93
.id
Perkotaan (K)
ps .g o
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Berbagai jenis jaminan pembiayaan/asuransi kesehatan sudah banyak diselenggarakan
oleh
pemerintah
maupun
swasta
seperti
Jamkesmas,
.b
Jamkesda, Jampersal (termasuk bantuan sosial); JPK PNS/Veteran/Pensiun,
w
JPK Jamsostek, dan jaminan kesehatan lainnya (termasuk asuransi sosial).
//w
w
Gambar 8.2 Proporsi Rumah Tangga Lansia yang Memiliki Jaminan Pembiayaan/Asuransi Kesehatan dalam Setahun Terakhir menurut Tipe Daerah dan Jenis Jaminan Pembiayaan/Asuransi Kesehatan. 2013
30 25
32,90
ht t
35
38,77
p:
40
26,10
20
15,05
15 10
5,81
5
7,94
6,73 4,59 1,42 2,65 0,82
3,88
0,77
6,31
9,44
0,80
4,44 3,22
0 Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan+Perdesaan
Jamkesmas
Jamkesda
Jampersal
JPK PNS/Veteran/Pensiun
JPK Jamsostek
Jaminan Kesehatan Lainnya
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
114
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Hasil Susenas 2013 yang ditunjukkan Gambar 8.2 memperlihatkan jenis jaminan pembiayan kesehatan yang digunakan rumah tangga lansia. Dari tabel tersebut terlihat Jamkesmas merupakan jenis jaminan pembiayan kesehatan yang
banyak
digunakan
yaitu
sebesar
32,90
persen,
kemudian
JPK
PNS/Veteran/Pensiun (Askes) sebesar 9,44 persen dan Jamkesda sebesar 6,31 persen. Pola yang hampir sama juga terlihat baik pada daerah perkotaan maupun perdesaan, di perkotaan Jamkesmas, JPK PNS/Veteran/Pensiun (Askes), dan JPK Jamsostek masing-masing sebesar 26,10 persen; 15,05 persen; dan 7,94 persen. Sedangkan di perdesaan untuk Jamkesmas, Jamkesda, dan JPK PNS/Veteran/Pensiun (Askes) berturut-turut sebesar 38,77
.id
persen; 6,73 persen; dan 4,59 persen.
ps .g o
8.3 Kebijakan Pasar Kerja (Labour Market Policies)
Umumnya lansia di Indonesia masih dapat melakukan berbagai aktivitas dan masih banyak berperan dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.
.b
Tidaklah mengherankan bila lansia di Indonesia masih banyak yang bekerja,
w
kemudian pula yang mempunyai kemauan dan kemampuan untuk bekerja.
w
Banyaknya lansia yang masih bekerja disebabkan oleh kebutuhan ekonomi
//w
yang relatif masih besar, serta secara fisik dan mental lansia tersebut masih mampu melakukan aktivitas sehari-hari. Kebutuhan ekonomi yang relatif besar
p:
pada lansia kemungkinan disebabkan tidak atau belum adanya jaminan sosial
ht t
ekonomi yang memadai bagi lansia. Idealnya bagi lansia yang bekerja mempunyai pekerjaan tersebut yang sesuai dengan kondisi fisik dan mental, sedangkan bagi lansia yang tidak bekerja diharapkan kesejahteraan mereka juga masih tetap mendapat perhatian. Jika kondisi seperti ini dapat terwujud dengan baik, maka berbagai pandangan bahwa lansia bergantung kepada anggota rumah tangga dalam pemenuhan kebutuhan dapat dikurangi. Salah satu cara mewujudkan kebijakan pasar kerja (labour market policies) yang dilakukan pemerintah untuk memfasilitasi pekerjaan yang dibutuhkan oleh penduduk lansia adalah dengan mengadakan program PNPM Mandiri dan Program lainnya (seperti: Program Pemberdayaan Ekonomi
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
115
Masyarakat Pesisir (PEMP), Program Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil dan lain-lain). Tabel 8.4 Jumlah dan Proporsi Rumah Tangga Lansia yang Menerima PNPM Mandiri dan Program Lainnya dalam Setahun Terakhir menurut Tipe Daerah, 2013
Tipe Daerah
Jumlah RT Lansia yang Menerima PNPM Mandiri dan Program Lainnya
Jumlah Rumah Tangga Lansia
Persentase RT Lansia yang Menerima PNPM Mandiri dan Program Lainnya
(1)
(2)
(3)
(4)
100 679
7 362 119
1,37
Perdesaan (D)
220 700
8 531 506
2,59
K+D
321 379
15 893 625
.id
Perkotaan (K)
ps .g o
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
2,02
Hasil Susenas 2013 memberikan gambaran mengenai rumah tangga lansia yang menerima bantuan dari kedua program pemerintah dalam setahun
.b
terakhir (Tabel 8.4.). Rumah tangga lansia yang menerima bantuan dari kedua
w
program tersebut ada sekitar 321 ribu rumah tangga atau 2,02 persen dari
w
seluruh rumah tangga lansia. Bila dilihat menurut tipe daerah, di daerah
//w
perkotaan yang menerima bantuan tersebut adalah sekitar 100 ribu rumah tangga (1,37 persen) lebih kecil dibandingkan dengan daerah perdesaan (220
p:
ribu rumah tangga atau 2,59 persen).
ht t
Tabel 8.5 Proporsi Rumah Tangga Lansia yang Menerima Bantuan dari Kebijakan Pasar Kerja dalam Setahun Terakhir menurut Tipe Daerah dan Jenis Program, 2013 Tipe Daerah
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
Program pemerintah lainnya
(1)
(2)
(3)
Perkotaan (K)
1,08
0,31
Perdesaan (D)
2,21
0,45
K+D
1,68
0,38
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
116
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Tabel 8.5 menyajikan persentase rumah tangga lansia yang menerima bantuan dari kedua program pemerintah tersebut dalam setahun terakhir. Jumlah rumah tangga lansia yang menerima bantuan dari kedua program tersebut relatif sangat kecil, yaitu PNPM Mandiri (1,68 persen) dan program pemerintah lainnya (0,38 persen). Bila dilihat menurut tipe daerah, pemberian bantuan melalui Program PNPM Mandiri di daerah perdesaan lebih besar dibandingkan dengan di perkotaan, yaitu 2,21 persen dan 1,08 persen. Pola yang sama juga terlihat untuk program pemerintah lainnya, yaitu di
ht t
p:
//w
w
w
.b
ps .g o
.id
perdesaan sebesar 0,45 persen dan di perkotaan sebesar 0,31 persen.
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
117
.b
w
w
//w
p:
ht t
.id
ps .g o
.id ps .g o
ht t
p:
//w
w
w
.b
PROGRAM PEMBERDAYAAN LANSIA
.b
w
w
//w
p:
ht t
.id
ps .g o
ps .g o
.id
PROGRAM PEMBERDAYAAN LANSIA Kepedulian terhadap para lansia merupakan tanggungjawab bersama.
.b
Untuk itu, dibutuhkan upaya yang berkesinambungan dari berbagai pihak agar masalah kesejahteraan sosial lansia tidak menjadi permasalahan sosial di
w
kemudian hari. Pemerintah berupaya meningkatkan kesejahteraan sosial bagi
//w
w
lanjut usia melalui berbagai program.
Berbagai macam kegiatan pemberdayaan bagi lansia telah menjadi
p:
program kementerian/dinas/lembaga, baik di pusat maupun daerah. Program
ht t
diharapkan dapat menyentuh kepentingan dan mempunyai nilai lebih bagi lansia. Program diarahkan untuk meningkatkan keberfungsian sosial bagi para lanjut usia yang mengalami hambatan medis, ekonomi, sosial, politik dan budaya. Dari hasil kunjungan pada kementerian/instansi/lembaga terkait lansia di pusat, dan kunjungan pada dinas terkait di daerah yang dilakukan di tiga provinsi yaitu Provinsi Jawa Timur, DI Yogyakarta, dan Jawa Barat, diperoleh informasi beberapa program yang terkait dengan perlindungan dan pemberdayaan lansia antara lain : 1. Program Asistensi Sosial Lanjut Usia Telantar (ASLUT) Program ASLUT merupakan salah satu program pusat dari Kementerian Sosial RI yang telah dilaksanakan sejak tahun 2006 hingga sekarang. Program ini bertujuan untuk membimbing, mendampingi, dan mengarahkan lanjut usia Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
121
yang telah mendapatkan bantuan di daerahnya masing-masing, sehingga diharapkan lansia terdampingi dalam mengatasi berbagai masalah dan kebutuhannya, meningkatkan kemampuan lansia untuk mengatasi masalahnya sendiri, dan mengurangi masalah yang dihadapi oleh lansia yang didampingi. Program diberikan dalam bentuk bantuan bersumber dari dana APBN, berupa uang tunai senilai Rp 200.000,- per bulan. Penyaluran dana dilakukan melalui PT. Pos untuk kemudian diteruskan oleh petugas pembayar dari PT Pos bersama pendamping lansia yang telah ditunjuk, mengantar bantuan ke tempat tinggal lansia. Program ASLUT telah dilaksanakan di semua provinsi. Pada tahun 2013
.id
terdapat 1300 orang penerima ASLUT di Provinsi Jawa Timur yang tersebar di
ps .g o
22 kabupaten/kota. 2. Program Usaha Ekonomi Produktif (UEP)
Program UEP merupakan salah satu program pusat dari Kementerian
.b
Sosial RI berupa layanan sosial kepada lansia potensial yang masih aktif,
w
kreatif, dan produktif, dengan memberikan bimbingan/pelatihan, bantuan
w
modal dan pendampingan sehingga lansia tersebut bisa berkarya membangun usaha yang setidaknya dapat menjadi sumber penghasilan bagi dirinya. Jenis
//w
usaha yang dilakukan sesuai kemampuan lansia dan pangsa pasar, baik dalam
p:
bentuk usaha kelompok maupun individu.
ht t
Di Jawa Timur program ini diberikan bergilir setiap tahun di beberapa kabupaten/kota. Pada tahun 2013 diberikan kepada 5 kabupaten/kota masing masing 20 orang lansia dengan besaran bantuan Rp.1.500.000,- per orang. 3. Program Pendampingan dan Perawatan Lansia di Rumah (Home Care) Program Home Care merupakan salah satu program pusat dari Kementerian Sosial RI. Program ini merupakan pelayanan lansia yang dilakukan di luar panti sosial (lansia didatangi ke rumah), bertujuan untuk membantu keluarga dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh anggotanya dalam memenuhi kebutuhan dan memecahkan masalah lansia sekaligus memberi kesempatan kepada lansia untuk tetap tinggal dalam keluarganya. Program ini memiliki beberapa fungsi antara lain pencegahan, promosi, rehabilitasi, dan perlindungan serta pemeliharaan. Home care lanjut 122
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
usia membangun kemitraan lintas disiplin antara lain pekerja sosial, dokter, perawat, ahli gizi, psikolog, rohaniawan, guru, pemandu kebugaran jasmani. Kemitraan lintas sektor antara lain pemerintah, perguruan tinggi dan dunia usaha. Sasaran pelayanan meliputi lansia rentan, lansia telantar, lansia tinggal sendiri,
lansia
miskin,
lansia
dengan
keterbatasan
mobilitas,
lansia
penyandang cacat ringan atau berat, lansia pasca perawatan di rumah sakit. Berdasarkan laporan kegiatan Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur Tahun 2013, program ini dilaksanakan di Kota Surabaya selama 8 bulan dengan jumlah penerima manfaat sebanyak 50 orang.
.id
4. Pelayanan Harian Lanjut Usia (Day Care Service)
ps .g o
Program Pelayanan Harian Lanjut Usia (Day Care Service) salah satu program pusat dari Kementerian Sosial RI, merupakan pelayanan lansia luar panti yang ditangani secara profesional, terencana, terarah, dan terpadu sehingga dapat lebih efektif. Tujuannya antara lain untuk membantu kepada
kemampuan
lansia,
.b
meningkatkan
pelayanan
lansia
untuk
w
memberikan
memenuhi
kebutuhan
mengembangkan
diri
lansia, dalam
w
menghadapi proses ketuaan, membentuk hubungan dan kerjasama harmonis
//w
antara lansia, keluarga, masyarakat, dan lembaga Pelayanan Harian Lanjut Usia (PHLU), serta untuk mengurangi rasa kecemasan yang timbul dalam diri lansia.
p:
Salah satu bentuk pelayanan sosial lansia dalam program ini adalah
ht t
dengan mengadakan kegiatan di panti, dimana lansia datang ke panti sosial pada pagi hari dan pulang pada sore hari. Selama di panti lansia melakukan kegiatan bersama-sama dengan lansia lainnya. Kegiatan yang dilakukan berupa aktivitas di bidang ekonomi, pendidikan (membaca, menulis), kegiatan spiritual, dan lain-lain. Kegiatan bersama tersebut dilaksanakan 7 - 8 jam per kegiatan. Pada tahun 2013 Program Pelayanan Harian Lanjut Usia di Jawa Timur diberikan kepada lansia melalui UPT Lansia Jombang di Kabupaten Jombang dan Karang Werda Yudistira di Kabupaten Sidoarjo dengan jumlah penerima manfaat masing-masing sebanyak 40 orang selama 8 bulan.
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
123
5. Bantuan sosial melalui Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Program ini bertujuan untuk membantu baik perorangan, keluarga, kelompok, maupun masyarakat melalui LKS lanjut usia yang membutuhkan guna melindungi dari terjadinya penurunan kualitas hidup lanjut usia. Bantuan sosial melalui LKS juga merupakan salah satu program pusat dari Kementerian Sosial RI dengan memberikan bantuan kepada lansia berupa bantuan uang tunai sebesar Rp 1.095.000 per orang per tahun melalui Lembaga Kesejahteraan Sosial. Pada tahun 2013 di Provinsi Jawa Timur, bantuan tersebut telah Pelaksana
Teknis
Pelayanan
Sosial
Lanjut
Usia
yang
berada
di
15
ps .g o
kabupaten/kota.
.id
disampaikan oleh Dinas Sosial kepada 1.185 lansia melalui 23 yayasan dan Unit
6. Pelayanan sosial Lanjut Usia dalam Situasi Darurat
Pelayanan sosial Lanjut Usia dalam Situasi Darurat merupakan program
.b
Kementerian Sosial RI berupa pelayanan sosial kedaruratan bagi lanjut usia,
w
menjamin perlindungan dan memulihkan kesejahteraan para lanjut usia dalam
w
situasi darurat baik akibat terjadinya bencana maupun oleh sebab lain,
//w
misalnya dikarenakan perlakuan salah seperti penelantaran, penipuan, tindak kekerasan, diskriminasi dan kasus khusus lainnya.
p:
Kegiatan pelayanan sosial kedaruratan bagi lanjut usia tersebut antara
ht t
lain: penyelamatan dan evakuasi, pemulihan kondisi fisik, pemulihan kondisi psikologis, pemulihan kondisi sosial, intervensi krisis, advokasi, dan rujukan. Bantuan/santunan sosial yang diberikan berupa uang santunan, sembako dan kebutuhan lansia lainnya. Bantuan tersebut dapat diberikan kepada perorangan, kelompok maupun lembaga. 7. Bantuan Bedah Kamar Lansia Bantuan bedah kamar merupakan program Kementerian Sosial RI guna memberikan tempat tinggal yang layak bagi lansia. Pada tahun 2013 bantuan bedah kamar di Provinsi Jawa Timur diberikan kepada 70 orang lansia di 3 kabupaten yaitu Banyuwangi, Pacitan dan Gresik dengan bantuan sebesar 10 juta per orang.
124
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
8. Bina Keluarga Lansia Bina Keluarga Lansia (BKL) merupakan program Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, sebagai wadah kegiatan bagi keluarga lansia dan keluarga yang memiliki lansia untuk berusaha meningkatkan kegiatan dan keterampilan
keluarga
dalam
memberikan
pelayanan,
perawatan
dan
pengakuan yang layak sebagai orang tua bagi lansia tidak potensial dan meningkatkan kesejahteraan keluarga lansia melalui kegiatan pemberdayaan, pembinaan, serta pengembangan potensi bagi lansia. Melalui
kelompok
BKL,
lansia
akan
mendapatkan
penyuluhan-
.id
penyuluhan dari Kader BKL yang sifatnya selain menambah pengetahuan juga di dalam BKL diantaranya :
ps .g o
memberi dorongan, bahkan sebagai konsultan dan mediator. Bentuk kegiatan
Kegiatan kepedulian kepada sesama, misalnya memberikan santunan kepada sesama, melakukan silaturahmi, mengunjungi lansia yang sakit,
Kegiatan sosial kemasyarakatan bagi lansia misalnya kegiatan spiritual
w
.b
melayat lansia yang meninggal,
w
di bidang keagamaan, gotong royong, bakti sosial, kegiatan ekonomi tua asuh.
//w
produktif, penyaluran hobi bakat, menjadi guru tamu, menjadi orang
p:
Pemberdayaan lansia juga menjadi program spesifik wilayah yang
ht t
pendanaannya bersumber dari APBD ataupun swadaya masyarakat. Beberapa program tersebut yaitu: 1. Karang Lansia Pembentukan karang lansia dimaksudkan untuk membentuk sebuah wadah yang dapat menampung kepedulian dan partisipasi masyarakat terhadap lanjut usia serta menyediakan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi para lanjut usia. Sehingga dengan adanya karang lansia diharapkan dapat menumbuhkan semangat dan kepedulian masyarakat terhadap kaum lanjut usia. Kegiatan yang terdapat dalam karang lansia antara lain posyandu lansia, pembinaan keagamaan/pengajian, dan rekreasi.
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
125
Salah satu bentuk pelaksanaan dari program ini adalah didirikannya Karang Werda, yang merupakan wadah atau lembaga yang dibentuk oleh pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk menampung kegiatan para lansia. Karang werda dibentuk di desa/kelurahan dengan Surat Keputusan Camat dan menjadi lembaga sosial kemasyarakatan mitra pemerintah desa/kelurahan dalam memberdayakan lansia. Pengkoordinasian karang werda dilakukan oleh forum kerjasama karang werda yang merupakan jaringan kerjasama antar karang werda pada lingkup kecamatan. Pembinaan karang werda dilakukan oleh Gubernur, Bupati/walikota atau pejabat yang ditunjuk. Karang werda Karang Werda sudah ada di setiap desa/kelurahan.
ps .g o
2. Rumah Sehat Lansia
.id
dapat ditemui di seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur, di Kota Surabaya
Rumah sehat lansia sebelumnya merupakan Pustu (Puskesmas pembantu), namun karena jaraknya berdekatan dengan Puskesmas maka dialihfungsikan
.b
menjadi Rumah Sehat Lansia. Program ini baru berjalan pada akhir 2012.
w
Rumah sehat lansia memberikan konsultasi spesialis untuk lansia. Setiap
w
puskesmas mengirimkan lansia secara bergilir ke rumah sehat lansia untuk konsultasi setiap harinya. Selain itu, rumah sehat lansia juga bekerjasama
p:
Rabu dan Sabtu.
//w
dengan Rumah Sakit Sarjito dengan mengadakan konsultasi Geriatri setiap hari
ht t
Program serupa juga dapat ditemui di Jawa Timur, berupa poli khusus bagi lansia di RS. Dr. Sutomo Surabaya, yaitu Poli Geriatri (Geriatri ialah kumpulan gejala dan atau tanda klinis dari satu atau lebih penyakit yang dimiliki oleh pasien lansia). 3. Puskesmas Santun Lansia Puskesmas santun lansia, dimana lansia mendapatkan layanan prioritas. Pelayanan kepada lansia mulai dari pendaftaran sampai mendapat obat dilaksanakan satu paket di satu ruang. Sehingga lansia tidak perlu berpindah tempat dan antre lagi untuk pelayanan lainnya dalam puskesmas. Bila tidak ada ruang khusus maka lansia dilayani di poli umum tetapi pelayanannya didahulukan. Sedikitnya terdapat satu puskesmas santun lansia di setiap kabupaten/kota di Jawa Timur. Beberapa puskesmas di Kota Yogya juga 126
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
merupakan Puskesmas Santun Lansia. Puskesmas ini memiliki loket yang terpisah antara lansia dan non lansia, selain itu ada pelayanan psikologi lansia yang diadakan 3 kali dalam seminggu. 4. Pembinaan Lansia Berbasis Masyarakat Kegiatan ini merupakan kerjasama beberapa instansi terkait di Provinsi Bali, seperti: Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial (BKKKS), Kanwil Agama Provinsi Bali, dan Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Rangkaian kegiatan meliputi: - Penyuluhan dari Kanwil Agama Provinsi Bali, Dinas Sosial Provinsi Bali, dan
.id
BKKS mengenai peran keluarga dan masyarakat dalam memperhatikan para - Olahraga senam lansia secara rutin - Pemeriksaan/pelayanan kesehatan
ps .g o
lansia.
- Pemeriksaan mata dan pemberian kaca mata gratis serta operasi katarak
.b
oleh Rumah Sakit Indra.
w
Program ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada lansia
w
binaan agar menjadi lansia yang sehat dan berguna seerta mampu menolong dapat
//w
diri sendiri dan mengurangi beban pemerintah maupun masyarakat sehingga melaksanakan
perannya
dalam
keluarga
sebagai
penasehat,
5.
ht t
p:
pembimbing dan panutan bagi keluarga serta generasi penerusnya. Posyandu Lansia
Kegiatan yang dilaksanakan adalah pemeriksaan tekanan darah dan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan setiap sebulan sekali, pemberian makanan tambahan serta pelaksanaan senam lansia dilakukan seminggu sekali atau dua minggu sekali tergantung masing-masing posyandu lansia. Selain kegiatan kesehatan, posyandu lansia juga menyelingi kegiatan dengan keterampilan dan pelatihan. Pembentukan posyandu lansia di bawah pembinaan Puskesmas. 6. Pemotongan Biaya Pengobatan Program ini dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kota Yogyakarta. Berdasarkan Perda Kota Yogyakarta No. 3 Tahun 2010 tentang Retribusi Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
127
Pelayanan Kesehatan Pada Pusat Kesehatan Masyarakat, untuk pasien lanjut usia mendapatkan pengurangan retribusi sebesar 60 persen dari tarif retribusi pengobatan umum, dan pengurangan sebesar 50 persen dari tarif retribusi tindakan. 7. Bimbingan Lansia Telantar Di Luar Panti Program ini dilaksanakan di Provinsi Bali. Kegiatan yang dilakukan berupa pemberian bantuan modal usaha kepada lansia telantar dengan sumber dana dari APBD. Pada tahun 2012 diberikan bantuan modal usaha berupa alat-alat untuk penyewaan tenda dan kursi kepada kelompok lansia di
.id
Kecamatan Denpasar Timur. Pada tahun 2013, pemberian modal ternak babi
ps .g o
kepada 30 lansia telantar di Kecamatan Denpasar Utara, masing-masing 1 ekor babi. 8. Taman Lansia
.b
Taman lansia berfungsi sebagaimana taman kota. Di sela warna warni
w
tanaman disediakan track yang khusus dibuat untuk kenyaman kusi roda para
w
lansia, ada track khusus dengan batuan sebagai alat refleksi, ada pula tempat
//w
duduk untuk pengantar saat menemani para lansia menikmati suasana kota. Taman lansia salah satunya dapat ditemui di Jalan Kalimantan di Kota
ht t
p:
Surabaya, taman lansia di sebelah Gedung Sate Bandung.
128
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
.b
w
w
//w
p:
ht t
.id
ps .g o
DAFTAR PUSTAKA
.b
w
w
//w
p:
ht t
.id
ps .g o
DAFTAR PUSTAKA Bustan MN. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Jalal, Fasli, Nina Sardjunani. 2006. Ringkasan- Pendidikan untuk Semua Keaksaraan bagi kehidupan.
.id
Kementerian Koordinator dan Kesejahteraan Rakyat dan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. 2013. Lembar Informasi Dan Sosialisasi Program Raskin 2013. http://www.tnp2k.go.id/ images/uploads/downloads/Lembar_Sosialisasi_1_Program_2013_clean.p df. (diakses 13 Agustus 2014).
ps .g o
Kementerian Sosial. 2009. Glosarium Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial. https://www.kemsos.go.id/modules.php?name=glosariumkesos. (diakses 1 Sepetember 2014).
.b
Majelis Umum PBB. 1948. Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia. https://www.kontras.org/baru/Deklarasi Universal HAM.pdf. (diakses 13 Agustus 2014).
w
w
Majelis Permusyawaratan Rakyat. 2002. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Dalam Satu Naskah. https://www.mpr.go.id/pages/produk-mpr/uud-nri-tahun-1945/uud-nritahun-1945-dalam-satu-naskah. (diakses 1 September 2014).
//w
Manus, L.Th. dkk. 1980. Sejarah Pendidikan Daerah Sulawesi Utara.
p:
Nugroho, Wahyudi, SKM. 2000. Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta: EGC
ht t
Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144. Sekretariat Negara. Jakarta. Republik Indonesia. 1999. Undang-Undang No 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Sekretariat Negara. Jakarta. Republik Indonesia. 1998. Undang-Undang No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 190. Sekretariat Negara. Jakarta. Republik Indonesia. 1992. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan. http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_23_92.htm. (diakses 1 September 2014). Republik Indonesia. 2012. Undang-undang Republik Indonesia No.19 Tahun 2012 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2013. http://www.anggaran.depkeu.go.id/peraturan/uuapbn2013.pdf. (diakses 13 Agustus 2014).
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
131
Simanullang, Poniyah dkk. 2011. Pengaruh Gaya Hidup terhadap Status Kesehatan Lanjut Usia (Lansia) di Wilayah Kerja Puskesmas Darusalam Medan. Medan: USU. Suharto Edi. 2006. Memperkuat Perlindungan Sosial di Asean. http://www.kemsos.go.id/modules.php?name=News&file=print&sid=199. (diakses 1 Sepetember 2014). Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 Undang-Undang No.13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia
ht t
p:
//w
w
w
.b
ps .g o
.id
World Health Organization. 2006. Constitution Of The World Health Organization. http://www.who.int/governance/eb/who_constitution _en.pdf. (diakses 1 September 2014).
132
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
.b
w
w
//w
p:
ht t
.id
ps .g o
LAMPIRAN TABEL
.b
w
w
//w
p:
ht t
.id
ps .g o
Tabel 3.1.1 Proporsi Penduduk Pra Lansia dan Lansia menurut Provinsi dan Kelompok Umur, 2013 Laki-laki Kelompok Umur (Tahun)
Provinsi
55-59
60-69
70-79
80+
60+
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
3,58 3,82 4,82 3,02 3,90 4,07 3,84 4,56 4,04 2,59
1,48 1,41 1,91 1,02 1,45 1,55 1,49 1,95 1,45 0,79
0,39 0,45 0,76 0,32 0,52 0,60 0,62 0,86 0,47 0,34
5,45 5,67 7,50 4,36 5,87 6,22 5,95 7,37 5,96 3,72
4,02 4,65 6,19 6,59 6,37 3,28
1,40 1,90 3,04 3,98 2,81 1,08
0,23 0,63 1,10 1,33 0,85 0,35
5,66 7,18 10,32 11,90 10,03 4,71
4,42 3,38 3,32
5,79 4,59 4,29
2,80 1,78 2,08
0,81 0,81 0,72
9,40 7,19 7,09
10,29 10,64 10,76 10,89
3,46 2,99 3,62 3,57
4,21 3,31 3,81 3,43
1,67 1,08 1,39 1,09
0,39 0,46 0,35 0,23
6,27 4,85 5,54 4,75
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
12,48 10,70 10,19 8,66 10,80 8,56
4,97 3,49 3,61 3,02 3,06 2,94
5,52 4,32 4,78 3,73 4,13 3,79
2,17 1,90 2,13 1,42 1,57 1,56
0,68 0,56 0,68 0,50 0,34 0,52
8,37 6,78 7,59 5,65 6,03 5,87
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
8,95 9,30 9,52 10,05
3,63 3,10 2,61 2,56
3,92 3,65 2,80 2,06
1,59 1,21 0,88 0,55
0,56 0,30 0,15 0,17
6,07 5,16 3,83 2,78
Indonesia
11,48
3,96
4,79
2,03
0,67
7,49
9,14 10,35 10,44 9,61 10,97 10,14 11,52 11,03 10,83 9,20
2,97 3,36 4,27 2,98 3,15 3,65 3,25 3,67 3,79 2,60
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
10,99 11,40 13,19 13,45 13,56 10,63
4,06 3,80 4,79 4,74 5,04 3,10
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
12,43 10,25 9,31
w
w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
.b
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
ps .g o
(1)
.id
45-54
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
135
Tabel 3.1.2 Proporsi Penduduk Pra Lansia dan Lansia menurut Provinsi dan Kelompok Umur, 2013 Perempuan Kelompok Umur (Tahun)
Provinsi
55-59
60-69
70-79
80+
60+
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
3,89 4,29 5,16 2,94 3,76 4,24 3,82 4,50 4,03 2,57
1,86 1,94 2,79 1,17 1,61 1,96 1,66 2,26 1,82 1,03
0,78 0,77 1,36 0,45 0,77 0,80 0,82 0,89 0,87 0,22
6,53 7,00 9,31 4,55 6,13 7,00 6,31 7,64 6,71 3,82
4,18 4,77 6,48 7,37 6,69 3,29
1,54 2,38 3,86 4,72 3,73 1,42
0,45 0,84 1,54 2,37 1,44 0,49
6,17 7,99 11,88 14,46 11,86 5,20
4,52 3,40 3,41
6,26 4,59 4,58
3,16 2,26 2,15
1,33 0,72 0,97
10,76 7,57 7,70
10,28 10,54 11,52 10,99
3,40 2,42 2,99 2,54
4,22 3,20 4,18 3,03
1,76 1,27 1,78 1,02
0,50 0,52 0,78 0,51
6,48 5,00 6,74 4,56
13,03 10,76 10,84 8,88 10,96 9,00
4,56 3,26 3,60 2,97 3,38 3,09
5,80 4,38 5,48 3,75 4,64 3,98
3,14 2,10 2,91 1,83 1,91 1,76
1,01 0,68 1,06 0,90 0,57 0,91
9,95 7,15 9,45 6,48 7,12 6,65
9,37 9,21 9,48 8,66
3,72 3,09 2,33 1,91
4,08 3,33 2,43 1,63
2,00 1,37 0,72 0,56
0,59 0,52 0,26 0,12
6,67 5,22 3,42 2,31
11,65
3,83
5,02
2,58
1,00
8,61
9,61 11,06 11,28 9,31 10,74 10,44 10,79 11,46 10,86 7,59
2,90 3,67 4,39 2,64 3,04 3,60 3,09 3,37 3,49 2,26
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
11,78 10,98 13,42 13,50 13,98 10,38
3,41 3,61 4,75 5,05 4,93 2,68
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
12,15 10,62 10,06
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Indonesia
w
w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
.b
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
ps .g o
(1)
.id
45-54
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
136
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Tabel 3.1.3 Proporsi Penduduk Pra Lansia dan Lansia menurut Provinsi dan Kelompok Umur, 2013 Laki-laki+Perempuan Kelompok Umur (Tahun)
Provinsi
55-59
60-69
70-79
80+
60+
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
3,74 4,06 4,99 2,98 3,83 4,16 3,83 4,53 4,04 2,58
1,67 1,67 2,36 1,09 1,53 1,75 1,57 2,10 1,63 0,90
0,58 0,61 1,06 0,38 0,64 0,70 0,72 0,87 0,66 0,28
5,99 6,33 8,41 4,46 6,00 6,60 6,13 7,50 6,32 3,76
4,10 4,71 6,34 6,98 6,53 3,29
1,47 2,14 3,45 4,35 3,28 1,24
0,34 0,73 1,32 1,86 1,15 0,42
5,91 7,58 11,11 13,20 10,96 4,95
4,47 3,39 3,37
6,02 4,59 4,44
2,98 2,03 2,12
1,07 0,76 0,85
10,07 7,38 7,40
10,29 10,59 11,13 10,94
3,43 2,71 3,31 3,08
4,22 3,26 3,99 3,24
1,71 1,17 1,58 1,06
0,44 0,49 0,56 0,36
6,37 4,92 6,13 4,66
12,75 10,73 10,52 8,77 10,88 8,78
4,77 3,37 3,60 2,99 3,22 3,01
5,66 4,34 5,14 3,74 4,38 3,89
2,65 2,00 2,53 1,62 1,74 1,66
0,84 0,62 0,88 0,70 0,46 0,71
9,14 6,96 8,54 6,07 6,58 6,26
9,16 9,26 9,50 9,39
3,68 3,10 2,48 2,25
4,00 3,49 2,63 1,86
1,79 1,29 0,81 0,55
0,58 0,41 0,20 0,14
6,37 5,19 3,63 2,56
11,57
3,90
4,91
2,31
0,83
8,05
9,38 10,71 10,86 9,47 10,86 10,29 11,16 11,24 10,84 8,41
2,93 3,52 4,33 2,81 3,10 3,62 3,17 3,53 3,65 2,43
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
11,38 11,20 13,31 13,47 13,78 10,51
3,74 3,71 4,77 4,90 4,99 2,89
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
12,29 10,44 9,69
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Indonesia
w
w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
.b
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
ps .g o
(1)
.id
45-54
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
137
Tabel 3.2 Proporsi Penduduk Lansia menurut Provinsi, Tipe Daerah, dan Jenis Kelamin, 2013
Perkotaan
Perdesaan
Laki- PeremL+P laki puan (2)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
5,03 5,61 6,79 4,16 5,80 5,97 5,06 6,63 6,13 3,21
5,90 6,73 8,42 4,39 6,13 6,94 5,40 7,07 6,99 3,30
5,47 6,17 7,61 4,27 5,96 6,45 5,23 6,85 6,54 3,25
5,61 5,72 7,95 4,49 5,89 6,36 6,35 7,62 5,80 6,21
6,78 7,26 9,88 4,66 6,14 7,04 6,74 7,85 6,45 6,46
w
Laki- Peremlaki puan
L+P
(7)
(8)
(9)
(10)
6,20 6,49 8,92 4,57 6,01 6,69 6,54 7,73 6,11 6,33
5,45 5,67 7,50 4,36 5,87 6,22 5,95 7,37 5,96 3,72
6,53 7,00 9,31 4,55 6,13 7,00 6,31 7,64 6,71 3,82
5,99 6,33 8,41 4,46 6,00 6,60 6,13 7,50 6,32 3,76
8,46 10,82 15,15 10,74 5,58
- 5,66 9,42 8,94 7,18 12,37 11,60 10,32 18,30 16,77 11,90 12,74 11,76 10,03 6,37 5,96 4,71
6,17 5,91 7,99 7,58 11,88 11,11 14,46 13,20 11,86 10,96 5,20 4,95
13,02 12,27 7,69 7,54 7,93 7,65
10,76 10,07 7,57 7,38 7,70 7,40
9,26 7,40 6,77
8,65 7,17 6,40
11,51 7,38 7,36
6,56 4,65 5,28 4,54
6,84 4,73 6,26 4,40
6,70 4,69 5,76 4,47
6,15 4,95 5,73 5,10
6,32 5,14 7,09 4,82
6,23 5,04 6,40 4,97
6,27 4,85 5,54 4,75
6,48 5,00 6,74 4,56
6,37 4,92 6,13 4,66
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
7,85 5,92 6,46 4,72 5,80 6,03
9,45 6,61 8,15 5,45 7,27 7,08
8,64 6,27 7,32 5,08 6,55 6,57
8,78 7,06 8,26 6,01 6,15 5,82
10,38 7,33 10,21 6,89 7,05 6,52
9,55 7,19 9,26 6,45 6,59 6,17
8,37 6,78 7,59 5,65 6,03 5,87
9,95 7,15 9,45 6,48 7,12 6,65
9,14 6,96 8,54 6,07 6,58 6,26
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
5,70 4,61 3,58 4,01
6,61 5,13 3,35 3,74
6,15 4,87 3,47 3,89
6,29 5,36 3,94 2,34
6,71 5,26 3,45 1,82
6,50 5,31 3,71 2,10
6,07 5,16 3,83 2,78
6,67 5,22 3,42 2,31
6,37 5,19 3,63 2,56
Indonesia
6,92
7,94
7,43
8,07
9,28
8,67
7,49
8,61
8,05
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
8,05 6,92 6,04
(6)
6,17 5,91 7,26 6,89 11,30 10,53 12,45 11,37 10,89 10,08 4,66 4,47
//w
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
(5)
.b
5,66 6,52 9,74 10,28 9,26 4,29
(4)
w
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
(3)
L+P
ps .g o
(1)
Laki- Peremlaki puan
Perkotaan+Perdesaan
.id
Provinsi
9,40 7,19 7,09
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
138
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Tabel 3.3 Rasio Ketergantungan Penduduk Tua menurut Provinsi, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2013
Perkotaan
Provinsi
Laki- Peremlaki puan
(1)
(2)
Perdesaan
Perkotaan+Perdesaan
L+P
Lakilaki
Perempuan
L+P
(4)
(5)
(6)
(7)
(3)
Laki- Peremlaki puan (8)
(9)
L+P (10)
8,04 8,94 10,87 6,44 8,84 9,26 7,70 10,26 9,35 4,91
9,31 8,68 10,63 9,79 13,38 12,14 6,80 6,62 9,28 9,06 10,73 9,99 8,13 7,92 10,98 10,62 10,93 10,11 4,96 4,93
9,27 9,92 13,47 7,21 9,21 10,12 10,03 12,17 8,88 9,80
11,07 12,52 16,88 7,57 9,73 11,29 10,70 12,58 10,01 10,72
10,18 8,91 10,56 11,22 9,42 11,54 15,18 12,42 15,45 7,38 6,90 7,26 9,46 9,09 9,59 10,69 9,81 11,08 10,35 9,29 9,86 12,37 11,67 12,14 9,42 9,11 10,47 10,23 5,71 5,82
9,75 10,49 13,95 7,07 9,33 10,43 9,57 11,90 9,76 5,76
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
8,19 10,08 15,35 15,20 14,09 6,43
8,91 11,27 17,61 18,65 16,63 6,96
13,71 17,57 24,52 16,84 8,99
15,30 19,92 30,11 20,00 10,35
14,49 18,76 27,37 18,45 9,65
8,91 12,59 18,84 22,36 18,38 7,98
8,55 11,92 17,70 20,25 16,96 7,59
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
12,09 11,32 10,08
14,10 13,08 11,63 11,48 10,93 10,51
18,51 12,70 13,88
21,11 19,80 14,50 16,78 12,49 12,59 12,10 12,12 14,50 14,20 13,04 13,73
15,63 12,11 13,40
10,26 6,92 8,10 6,82
10,85 10,55 7,30 7,10 9,50 8,80 6,70 6,76
10,00 7,74 8,98 7,89
10,25 10,12 10,08 10,44 8,18 7,94 7,46 7,87 11,29 10,12 8,61 10,52 7,68 7,80 7,23 7,06
10,26 7,65 9,55 7,15
11,84 9,14 10,25 7,66 8,95 10,06
14,69 10,01 12,81 8,68 11,22 11,54
13,23 9,58 11,56 8,17 10,11 10,82
13,85 11,52 14,09 10,63 9,85 9,73
16,84 12,15 16,94 11,97 11,40 10,77
15,28 12,93 15,83 11,82 10,92 11,57 15,57 12,60 15,37 11,30 9,75 10,98 10,61 9,54 11,33 10,25 9,80 10,95
14,33 11,24 14,03 10,37 10,43 10,38
9,25 7,22 5,46 5,96
10,44 7,99 5,24 5,92
9,85 7,60 5,36 5,94
11,34 9,22 6,34 3,78
11,95 11,64 10,49 11,32 8,96 9,09 8,63 8,67 5,61 6,00 6,05 5,49 2,89 3,35 4,39 3,66
10,91 8,65 5,79 4,04
10,64 12,20 11,42 13,14
15,09 14,11 11,85 13,60
12,72
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Indonesia
ps .g o
w
w
.b
8,55 10,66 16,50 16,92 15,37 6,69
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
.id
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
8,19 11,27 16,54 18,12 15,51 7,21
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
139
Tabel 3.4.1 Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Status Perkawinan, 2013 Laki-laki Belum Kawin
Kawin
Cerai Hidup
Cerai Mati
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
1,21 0,42 0,54 0,76 0,75 0,53 0,47 0,40 2,63 1,49
86,04 82,47 84,19 85,74 82,41 83,76 84,63 85,26 77,73 81,34
1,29 0,86 2,48 1,41 1,88 1,02 1,37 0,90 3,07 1,01
11,46 16,25 12,80 12,09 14,96 14,69 13,53 13,45 16,58 16,16
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
0,93 0,22 0,49 0,81 0,61 0,14
78,71 85,90 83,76 82,68 83,16 84,26
2,17 1,19 0,82 1,16 1,11 1,45
18,19 12,68 14,93 15,35 15,12 14,15
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
2,67 0,77 1,82
80,24 80,41 77,82
0,89 1,64 0,82
16,20 17,18 19,53
100,00 100,00 100,00
1,52 0,34 0,58 0,97
80,00 83,33 85,27 82,34
1,43 1,58 2,01 2,24
17,05 14,75 12,15 14,45
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
1,39 1,63 1,56 0,94 0,26 0,85
80,37 79,80 78,55 79,90 84,59 75,26
2,05 2,78 2,06 3,29 0,11 3,72
16,19 15,79 17,82 15,87 15,03 20,17
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
0,68 0,61 0,35 0,58
77,73 80,31 79,49 79,34
1,73 1,78 3,17 2,79
19,86 17,30 17,00 17,29
100,00 100,00 100,00 100,00
Indonesia
0,66
83,19
1,28
14,87
100,00
ps .g o
.b w
w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
.id
Provinsi
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
140
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Tabel 3.4.2 Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Status Perkawinan, 2013 Perempuan Belum Kawin
Kawin
Cerai Hidup
Cerai Mati
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
0,50 1,15 0,46 1,15 0,85 0,83 0,01 0,21 1,59 0,31
28,69 35,89 33,90 34,59 34,78 41,14 42,09 41,91 41,81 47,37
3,03 1,82 5,67 1,17 2,25 2,03 2,22 2,45 5,12 1,16
67,78 61,14 59,98 63,09 62,12 56,00 55,68 55,42 51,47 51,16
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
0,70 0,44 0,60 1,93 0,84 0,45
38,59 38,46 38,27 43,45 33,47 30,00
4,30 4,00 3,09 2,91 3,17 4,45
56,41 57,09 58,04 51,71 62,52 65,10
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
4,00 0,97 3,81
50,10 38,64 39,37
2,30 7,52 2,30
43,60 52,86 54,52
100,00 100,00 100,00
1,85 1,32 1,73 0,56
37,49 41,81 27,93 42,63
2,92 2,44 4,34 2,13
57,74 54,43 66,01 54,68
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
2,34 1,90 4,19 1,57 3,38 3,88
45,24 40,67 34,91 33,43 39,42 34,65
2,49 3,46 4,00 3,70 2,64 5,01
49,93 53,96 56,90 61,31 54,56 56,46
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
4,86 1,05 0,57 0,62
45,57 40,96 45,58 51,76
1,69 1,64 3,16 5,05
47,89 56,36 50,69 42,57
100,00 100,00 100,00 100,00
Indonesia
1,07
37,20
3,33
58,40
100,00
ps .g o
.b w
w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
.id
Provinsi
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
141
Tabel 3.4.3 Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Status Perkawinan, 2013 Laki-laki+Perempuan Belum Kawin
Kawin
Cerai Hidup
Cerai Mati
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
0,82 0,82 0,49 0,95 0,80 0,69 0,24 0,31 2,10 0,90
54,71 56,67 56,17 60,32 58,56 61,54 63,17 63,77 59,37 64,52
2,24 1,39 4,25 1,29 2,07 1,55 1,80 1,67 4,12 1,09
42,23 41,11 39,08 37,44 38,58 36,23 34,79 34,26 34,41 33,49
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
0,81 0,33 0,55 1,43 0,73 0,30
57,93 61,26 59,24 60,92 55,91 56,33
3,27 2,65 2,04 2,13 2,24 3,00
37,99 35,75 38,16 35,51 41,12 40,38
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
3,38 0,88 2,87
64,25 58,35 57,64
1,64 4,75 1,60
30,73 36,02 37,90
100,00 100,00 100,00
1,69 0,81 1,20 0,78
58,80 63,16 54,14 63,92
2,17 2,00 3,27 2,19
37,34 34,02 41,39 33,11
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
1,89 1,77 3,05 1,27 1,95 2,46
61,64 60,17 53,84 55,18 60,18 53,74
2,28 3,12 3,16 3,51 1,48 4,40
34,18 34,94 39,95 40,04 36,39 39,40
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
2,85 0,83 0,45 0,60
61,04 60,92 64,40 67,60
1,71 1,71 3,16 3,75
34,40 36,54 31,99 28,05
100,00 100,00 100,00 100,00
Indonesia
0,88
58,71
2,37
38,04
100,00
ps .g o
.b w
w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
.id
Provinsi
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
142
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Tabel 3.5.1 Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Hubungan dengan Kepala Rumah Tangga, 2013 Laki-laki Provinsi
Kepala Rumah Tangga
Istri/ Suami
Mertua/ Orang tua
Lainnya
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
96,32 94,46 89,87 92,50 92,94 88,41 90,38 90,52 89,14 84,12
0,32 0,13 0,43 0,07 0,15 0,44 0,80 0,02 0,00 0,22
2,75 4,76 7,35 6,20 6,19 9,68 7,82 8,64 8,90 13,73
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
94,56 93,68 89,46 89,88 89,42 91,43
0,09 0,29 0,34 0,03 0,55 0,47
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
69,58 87,67 86,00
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
3,72 5,15 9,12 8,75 8,31 7,01
1,62 0,88 1,07 1,35 1,73 1,09
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
0,07 0,43 0,23
26,79 9,78 11,09
3,56 2,12 2,68
100,00 100,00 100,00
90,44 92,66 93,86 91,63
0,05 0,34 0,26 0,41
7,70 6,62 5,42 6,44
1,81 0,38 0,46 1,52
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
86,52 86,61 89,16 89,89 87,45 85,92
0,28 0,13 0,15 0,00 0,47 0,00
10,63 11,21 7,70 8,85 9,34 9,72
2,57 2,06 2,99 1,26 2,73 4,36
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
87,72 87,95 91,67 95,39
0,20 0,11 0,13 0,00
10,63 10,14 5,93 4,24
1,45 1,80 2,26 0,37
100,00 100,00 100,00 100,00
Indonesia
90,33
0,32
7,93
1,42
100,00
ps .g o
.b w
w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
.id
0,61 0,65 2,35 1,23 0,72 1,48 1,01 0,83 1,96 1,93
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
143
Tabel 3.5.2 Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Hubungan dengan Kepala Rumah Tangga, 2013 Perempuan Kepala Rumah Tangga
Istri/ Suami
Mertua/ Orang tua
Lainnya
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
58,52 46,14 37,09 38,38 35,79 32,27 30,04 27,78 39,20 26,69
26,80 34,06 30,75 32,14 32,80 35,12 38,04 38,17 38,76 39,53
13,43 17,28 29,44 26,16 27,99 29,24 30,44 31,97 19,50 31,25
1,25 2,52 2,71 3,32 3,43 3,37 1,48 2,09 2,54 2,53
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
47,42 42,14 33,71 33,79 35,80 40,65
35,89 35,95 34,54 40,12 29,91 28,02
13,23 19,02 27,83 22,45 29,09 27,01
3,46 2,88 3,92 3,64 5,21 4,32
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
15,86 41,86 32,50
34,93 34,44 33,48
40,70 20,29 28,50
8,51 3,41 5,53
100,00 100,00 100,00
33,12 33,01 47,03 36,67
34,27 39,01 26,70 38,47
29,20 25,26 22,83 21,85
3,41 2,71 3,45 3,01
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
30,15 30,20 37,03 39,00 33,24 31,90
39,72 37,73 31,80 30,36 35,25 31,80
26,23 28,32 25,77 25,74 26,96 28,99
3,89 3,75 5,40 4,90 4,54 7,32
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
29,44 32,65 35,95 32,22
40,19 35,72 43,02 48,81
25,94 27,89 16,62 17,83
4,42 3,74 4,42 1,15
100,00 100,00 100,00 100,00
Indonesia
37,00
33,65
25,41
3,94
100,00
ps .g o
.b w
w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
.id
Provinsi
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
144
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Tabel 3.5.3 Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Hubungan dengan Kepala Rumah Tangga, 2013 Laki-laki+Perempuan Kepala Rumah Tangga
Istri/ Suami
Mertua/ Orang tua
Lainnya
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
75,67 67,70 60,47 65,60 64,32 59,15 59,94 59,41 63,61 55,69
14,78 18,92 17,32 16,01 16,50 18,52 19,59 18,93 19,81 19,68
8,59 11,69 19,66 16,12 17,10 19,87 19,23 20,21 14,32 22,40
0,96 1,69 2,55 2,27 2,08 2,46 1,25 1,45 2,26 2,23
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
70,14 66,91 59,41 58,77 60,01 65,29
18,63 18,81 18,77 22,26 16,65 14,65
8,65 12,36 19,20 16,34 19,70 17,31
2,58 1,92 2,61 2,62 3,64 2,75
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
41,09 63,48 57,91
18,56 18,39 17,69
34,17 15,33 20,23
6,19 2,80 4,17
100,00 100,00 100,00
61,86 63,69 68,44 66,13
17,11 19,12 14,61 18,07
18,42 15,67 14,87 13,59
2,61 1,52 2,08 2,21
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
56,47 58,31 59,64 62,82 58,15 57,29
21,31 18,99 18,07 16,15 19,27 16,85
18,95 19,79 17,93 17,83 18,87 19,93
3,27 2,91 4,36 3,19 3,71 5,93
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
57,48 60,71 66,87 68,51
20,96 17,65 19,22 20,77
18,58 18,89 10,69 10,02
2,99 2,75 3,22 0,70
100,00 100,00 100,00 100,00
Indonesia
61,95
18,05
17,23
2,76
100,00
ps .g o
.b w
w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
.id
Provinsi
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
145
Tabel 3.6.1 Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Status Tinggal Bersama dalam Satu Rumah Tangga, 2013 Perkotaan Status Tinggal Bersama dalam Satu Rumah Tangga Provinsi (1)
Sendiri
Bersama Pasangan
Bersama Keluarga
Tiga Generasi
Lainnya
Jumlah
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
42,49 33,66 30,10 40,30 34,51 40,77 36,28 30,20 36,06 29,33
30,33 41,95 46,63 41,55 44,37 42,55 41,65 48,55 35,01 43,08
1,54 2,40 2,53 2,76 3,25 3,24 0,96 2,19 3,84 2,76
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
42,49 30,69 24,41 27,09 24,69 33,51
37,00 34,57 43,27 36,04 43,60 47,11
2,90 2,06 2,96 3,10 4,24 3,85
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
11,35 8,95 8,39 4,78 6,39 3,80 5,05 5,45 9,56 6,72
14,28 13,04 12,36 10,60 11,48 9,64 16,06 13,61 15,53 18,12
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
6,01 11,34 9,77 10,65 9,45 6,11
11,59 21,33 19,58 23,11 18,02 9,43
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
4,79 14,42 1,95
14,63 17,59 9,17
17,48 28,21 24,56
56,66 37,01 57,89
6,44 2,77 6,44
100,00 100,00 100,00
4,73 5,49 8,03 8,39
8,83 17,26 16,34 13,83
33,77 31,63 37,16 37,80
49,51 42,70 36,26 36,81
3,16 2,92 2,21 3,17
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
7,09 4,69 4,65 6,18 5,22 6,19
16,36 12,82 10,29 11,23 15,43 8,59
25,12 32,74 30,67 31,17 28,82 28,75
47,70 47,25 48,54 46,81 43,15 49,51
3,72 2,50 5,84 4,62 7,37 6,97
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
4,31 1,81 3,48 6,02
6,45 6,69 8,78 10,82
22,75 31,53 34,64 47,61
62,35 57,20 48,52 33,25
4,14 2,77 4,58 2,30
100,00 100,00 100,00 100,00
Indonesia
8,91
17,04
29,51
41,35
3,20
100,00
ps .g o
.b
w
w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
.id
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
146
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Tabel 3.6.2 Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Status Tinggal Bersama dalam Satu Rumah Tangga, 2013 Perdesaan Status Tinggal Bersama dalam Satu Rumah Tangga Provinsi
Bersama Pasangan
Bersama Keluarga
Tiga Generasi
Lainnya
Jumlah
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep Bangka Belitung Kep. Riau
16,46 15,05 10,13 6,85 9,18 7,20 9,39 6,72 10,79 6,66
14,44 22,44 17,87 16,87 18,46 18,56 24,05 20,03 19,82 13,71
42,14 29,98 25,83 34,08 30,33 31,08 24,73 29,76 30,59 38,68
25,90 31,42 43,44 40,45 40,41 40,99 40,24 41,89 38,22 38,68
1,06 1,11 2,73 1,75 1,61 2,17 1,59 1,60 0,58 2,26
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
15,54 10,02 8,00 11,95 10,82
27,50 22,65 22,84 20,36 14,68
24,81 19,70 24,55 18,96 29,38
30,07 44,90 41,59 44,84 43,91
2,09 2,73 3,02 3,90 1,20
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
6,43 11,66 6,40
21,88 20,22 9,36
21,43 23,74 26,05
43,03 41,30 53,32
7,23 3,08 4,86
100,00 100,00 100,00
7,31 10,26 15,41 10,00
15,62 20,74 17,38 16,20
29,24 36,44 30,87 32,94
44,84 30,90 33,48 37,80
2,99 1,65 2,86 3,06
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
6,43 7,30 7,89 8,16 4,36 4,47
21,66 15,14 12,30 11,69 17,25 8,34
21,85 29,52 27,46 28,45 23,58 37,08
46,32 44,31 47,61 48,33 51,01 44,25
3,74 3,72 4,75 3,36 3,80 5,86
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
6,25 3,55 6,66 8,33
10,06 12,52 12,83 20,29
25,89 25,97 34,48 44,95
54,26 54,77 43,52 25,92
3,54 3,19 2,50 0,50
100,00 100,00 100,00 100,00
10,74
20,27
24,50
41,53
2,96
100,00
Indonesia
ps .g o
.b w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
w
(1)
.id
Sendiri
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
147
Tabel 3.6.3 Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Status Tinggal Bersama dalam Satu Rumah Tangga, 2013 Perkotaan+Perdesaan Status Tinggal Bersama dalam Satu Rumah Tangga Provinsi
Bersama Pasangan
Bersama Keluarga
Tiga Generasi
Lainnya
Jumlah
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep Bangka Belitung Kep. Riau
15,14 12,12 9,51 6,07 8,33 6,00 8,23 6,42 10,16 6,70
14,40 17,92 15,93 14,52 16,34 15,43 21,92 18,50 17,63 16,89
42,23 31,75 27,34 36,42 31,60 34,48 27,82 29,86 33,38 31,94
27,04 36,48 44,56 40,86 41,62 41,54 40,62 43,47 36,59 41,85
1,19 1,73 2,66 2,13 2,11 2,54 1,42 1,74 2,24 2,62
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
6,01 13,01 9,91 9,51 10,85 7,92
11,59 23,79 21,32 22,99 19,33 11,45
42,49 28,35 21,75 26,00 21,47 31,92
37,00 32,78 44,19 38,43 44,30 45,88
2,90 2,07 2,83 3,07 4,05 2,83
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
5,58 12,78 5,64
18,11 19,15 9,33
19,38 25,56 25,80
50,11 39,56 54,10
6,82 2,95 5,13
100,00 100,00 100,00
6,48 8,73 12,49 9,05
13,45 19,62 16,96 14,80
30,69 34,90 33,36 35,82
46,34 34,69 34,58 37,22
3,05 2,06 2,61 3,13
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
6,71 6,72 6,86 7,70 4,65 4,88
19,40 14,63 11,66 11,58 16,63 8,40
23,25 30,24 28,48 29,09 25,37 35,09
46,91 44,96 47,90 47,98 48,33 45,51
3,73 3,45 5,09 3,65 5,02 6,12
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
5,53 3,10 5,69 7,43
8,72 11,02 11,59 16,58
24,72 27,40 34,53 45,99
57,27 55,40 45,05 28,79
3,76 3,08 3,14 1,21
100,00 100,00 100,00 100,00
Indonesia
9,89
18,78
26,82
41,44
3,07
100,00
ps .g o
.b w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
w
(1)
.id
Sendiri
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
148
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Tabel 3.6.4 Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Status Tinggal Bersama dalam Satu Rumah Tangga, 2013 Laki-laki Status Tinggal Bersama dalam Satu Rumah Tangga Provinsi
Bersama Pasangan
Bersama Keluarga
Tiga Generasi
Lainnya
Jumlah
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep Bangka Belitung Kep. Riau
4,85 6,02 4,26 2,47 4,28 3,57 4,55 3,01 6,43 4,48
19,56 24,16 21,64 19,14 21,19 19,53 27,18 22,47 21,24 22,19
54,43 39,02 35,34 45,74 37,82 40,79 33,03 37,61 34,52 34,79
20,39 30,34 36,68 31,60 36,09 34,92 34,21 35,81 35,98 36,04
0,77 0,47 2,08 1,06 0,62 1,19 1,04 1,10 1,82 2,50
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
3,25 5,12 3,98 3,59 4,28 2,82
12,99 30,62 28,08 29,38 27,16 14,78
51,06 35,61 26,49 30,25 26,55 41,04
30,90 27,89 40,42 35,58 40,28 39,71
1,80 0,77 1,03 1,20 1,73 1,66
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
3,27 4,88 3,20
23,09 24,56 12,40
21,16 31,53 31,32
48,46 36,60 50,11
4,02 2,43 2,97
100,00 100,00 100,00
4,69 6,64 3,76 6,66
17,28 24,53 25,68 17,51
35,74 40,81 42,05 41,38
40,40 27,72 27,89 33,00
1,89 0,29 0,62 1,44
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
3,74 3,69 3,58 3,74 1,74 2,17
24,60 18,18 16,34 15,43 21,69 10,82
27,62 34,64 33,29 36,37 28,85 39,94
41,38 41,05 43,64 43,11 45,83 42,79
2,66 2,43 3,15 1,35 1,89 4,28
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
3,87 3,07 5,72 7,13
10,32 13,00 14,53 20,18
29,45 32,02 39,29 50,70
54,75 49,87 38,47 21,18
1,61 2,04 1,99 0,80
100,00 100,00 100,00 100,00
Indonesia
4,25
24,75
32,95
36,61
1,44
100,00
ps .g o
.b w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
w
(1)
.id
Sendiri
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
149
Tabel 3.6.5 Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Status Tinggal Bersama dalam Satu Rumah Tangga, 2013 Perempuan Status Tinggal Bersama dalam Satu Rumah Tangga Provinsi
Bersama Pasangan
Bersama Keluarga
Tiga Generasi
Lainnya
Jumlah
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep Bangka Belitung Kep. Riau
23,69 17,04 13,70 9,72 12,36 8,24 11,84 9,89 13,73 8,97
10,12 12,90 11,39 9,84 11,51 11,66 16,75 14,46 14,18 11,47
32,10 25,89 20,97 26,99 25,41 28,69 22,70 21,99 32,28 29,04
32,56 41,43 50,83 50,25 47,12 47,62 46,91 51,26 37,16 47,78
1,53 2,75 3,12 3,21 3,60 3,79 1,80 2,40 2,65 2,74
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
8,58 20,32 14,99 14,27 16,26 12,73
10,30 17,47 15,53 17,86 12,89 8,32
34,52 21,63 17,69 22,59 17,29 23,32
42,67 37,30 47,42 40,72 47,60 51,70
3,93 3,28 4,37 4,56 5,96 3,93
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
7,62 19,84 7,85
13,70 14,31 6,54
17,80 20,23 20,80
51,58 42,20 57,72
9,30 3,43 7,08
100,00 100,00 100,00
8,29 10,95 19,84 11,80
9,59 14,42 9,62 11,66
25,60 28,63 26,04 29,39
52,31 42,07 40,22 42,08
4,21 3,93 4,28 5,07
100,00 100,00 100,00 100,00
9,32 9,73 9,38 11,18 7,14 7,29
14,85 11,10 8,08 8,20 12,33 6,26
19,41 25,86 24,79 22,68 22,40 30,79
51,75 48,84 51,17 52,26 50,46 47,91
4,67 4,46 6,58 5,67 7,67 7,75
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
7,07 3,12 5,64 7,83
7,24 8,98 7,93 11,73
20,34 22,64 28,60 39,63
59,60 61,10 53,26 39,06
5,75 4,16 4,56 1,75
100,00 100,00 100,00 100,00
14,85
13,53
20,76
45,69
4,51
100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Indonesia
ps .g o
.b w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
w
(1)
.id
Sendiri
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
150
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Tabel 3.6.6 Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Status Tinggal Bersama dalam Satu Rumah Tangga, 2013 Laki-laki+Perempuan Status Tinggal Bersama dalam Satu Rumah Tangga Provinsi
Bersama Pasangan
Bersama Keluarga
Tiga Generasi
Lainnya
Jumlah
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep.Bangka Belitung Kep. Riau
15,14 12,12 9,51 6,07 8,33 6,00 8,23 6,42 10,16 6,70
14,40 17,92 15,93 14,52 16,34 15,43 21,92 18,50 17,63 16,89
42,23 31,75 27,34 36,42 31,60 34,48 27,82 29,86 33,38 31,94
27,04 36,48 44,56 40,86 41,62 41,54 40,62 43,47 36,59 41,85
1,19 1,73 2,66 2,13 2,11 2,54 1,42 1,74 2,24 2,62
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
6,01 13,01 9,91 9,51 10,85 7,92
11,59 23,79 21,32 22,99 19,33 11,45
42,49 28,35 21,75 26,00 21,47 31,92
37,00 32,78 44,19 38,43 44,30 45,88
2,90 2,07 2,83 3,07 4,05 2,83
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
5,58 12,78 5,64
18,11 19,15 9,33
19,38 25,56 25,80
50,11 39,56 54,10
6,82 2,95 5,13
100,00 100,00 100,00
6,48 8,73 12,49 9,05
13,45 19,62 16,96 14,80
30,69 34,90 33,36 35,82
46,34 34,69 34,58 37,22
3,05 2,06 2,61 3,13
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
6,71 6,72 6,86 7,70 4,65 4,88
19,40 14,63 11,66 11,58 16,63 8,40
23,25 30,24 28,48 29,09 25,37 35,09
46,91 44,96 47,90 47,98 48,33 45,51
3,73 3,45 5,09 3,65 5,02 6,12
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
5,53 3,10 5,69 7,43
8,72 11,02 11,59 16,58
24,72 27,40 34,53 45,99
57,27 55,40 45,05 28,79
3,76 3,08 3,14 1,21
100,00 100,00 100,00 100,00
Indonesia
9,89
18,78
26,82
41,44
3,07
100,00
ps .g o
.b w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
w
(1)
.id
Sendiri
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
151
Tabel 4.1.1 Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2013 Perkotaan Provinsi
Tidak/ Belum Pernah Sekolah
(1)
(2)
Tidak SD/ SMP/ SM/ Tamat Sederajat Sederajat Sederajat SD (3)
PT
Jumlah
(7)
(8)
(4)
(5)
(6)
34,07 32,98 27,39 32,73 28,48 28,41 27,31 26,48 28,63 31,07
10,16 18,45 13,28 13,55 12,06 13,40 11,12 11,88 14,01 10,26
19,46 18,37 18,38 16,39 15,74 13,85 15,62 10,89 9,40 12,78
4,45 4,54 6,71 6,40 3,64 5,81 8,66 4,21 2,97 7,55
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
23,96 32,53 23,85 22,30 25,23 21,32
16,49 8,05 8,49 11,21 9,14 6,83
24,85 10,82 8,36 13,11 9,81 12,50
13,1 3 3,98 3,79 8,17 3,73 6,06
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
11,03 4,96 5,83 7,40 11,60 10,86 11,88 13,67 14,27 15,72
20,83 20,71 28,41 23,53 28,48 27,68 25,41 32,88 30,72 22,62
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
6,48 15,33 26,43 23,86 21,94 23,46
15,09 29,30 29,07 21,36 30,15 29,82
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
29,77 46,77 15,80
26,14 23,12 23,47
26,11 16,78 24,73
4,92 5,16 12,76
8,47 5,20 14,89
4,59 2,97 8,36
100,00 100,00 100,00
25,97 8,71 10,71 10,47
25,98 26,86 31,00 23,14
25,46 35,36 29,77 36,88
8,11 8,79 8,47 9,70
10,20 13,88 15,47 16,35
4,29 6,41 4,57 3,45
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
0,74 3,96 18,40 16,10 3,43 18,24
26,68 20,36 18,39 27,82 33,28 33,77
23,31 35,49 25,99 22,81 23,60 22,43
19,20 13,81 9,23 10,58 16,40 4,77
23,56 18,86 17,76 16,29 17,43 12,91
6,51 7,53 10,2 2 6,40 5,85 7,87
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
2,72 5,02 5,94 13,12
18,96 17,59 12,99 14,32
38,26 35,37 31,83 31,30
13,85 16,36 15,52 10,57
17,11 18,15 22,79 25,09
9,10 7,51 10,9 3 5,61
100,00 100,00 100,00 100,00
Indonesia
18,24
27,00
27,24
9,98
12,40
5,14
100,00
ps .g o
.b
w
w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
.id
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep.Bangka Belitung Kep. Riau
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
152
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Tabel 4.1.2 Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2013 Perdesaan Provinsi
Tidak/ Belum Pernah Sekolah
(1)
(2)
Tidak SD/ SMP/ SM/ Tamat Sederajat Sederajat Sederajat SD (3)
(6)
PT
Jumlah
(7)
(8)
(4)
(5)
34,30 30,33 25,60 29,35 28,05 33,90 24,61 24,79 23,66 24,79
6,55 10,93 9,55 4,62 4,73 4,49 4,17 3,30 6,35 2,97
3,59 6,76 6,30 2,62 3,83 2,91 3,10 2,19 4,43 2,57
0,97 1,03 1,63 0,68 0,74 0,56 1,22 0,55 0,13 0,00
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
33,82 20,99 21,24 19,94 17,77
2,30 2,71 3,84 2,10 1,87
2,11 2,20 3,03 1,41 1,96
0,56 0,85 3,23 0,65 0,95
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
21,70 11,27 10,08 19,00 23,45 15,21 22,86 22,65 21,69 32,52
32,90 39,69 46,84 43,74 39,19 42,93 44,04 46,52 43,73 37,14
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
21,64 34,90 43,61 42,80 34,01
39,57 38,35 25,06 33,10 43,44
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
46,38 52,07 33,25
25,88 29,53 40,90
23,25 13,96 20,28
1,58 2,35 2,55
1,75 1,75 2,56
1,16 0,35 0,47
100,00 100,00 100,00
47,26 13,45 19,49 29,63
33,89 38,22 49,51 29,23
15,50 40,81 24,37 32,79
2,46 4,65 2,99 3,01
0,87 2,42 2,84 4,42
0,03 0,44 0,80 0,91
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
2,62 16,14 40,71 33,49 5,79 36,80
39,67 38,56 32,02 39,66 58,57 33,42
33,38 34,62 18,64 19,82 27,32 20,44
12,77 5,41 3,74 2,99 4,36 3,67
9,43 4,76 3,68 3,22 3,54 4,79
2,12 0,50 1,21 0,81 0,42 0,88
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
7,13 15,74 19,04 44,64
35,89 37,76 35,25 19,31
41,20 31,27 31,75 24,22
7,74 7,52 4,46 4,82
6,84 6,16 8,07 3,50
1,21 1,55 1,43 3,50
100,00 100,00 100,00 100,00
Indonesia
31,13
37,39
24,42
3,55
2,69
0,83 100,00
ps .g o
.b
w
w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
.id
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep.Bangka Belitung Kep. Riau
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
153
Tabel 4.1.3 Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2013 Perkotaan+Perdesaan Provinsi
Tidak/ Belum Pernah Sekolah
(1)
(2)
Tidak SD/ SMP/ SM/ Tamat Sederajat Sederajat Sederajat SD (3)
PT
Jumlah
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
34,24 31,60 26,23 30,62 28,18 31,97 25,33 25,19 26,19 29,32
7,48 14,54 10,86 7,98 6,96 7,62 6,03 5,34 10,25 8,23
7,68 12,34 10,57 7,79 7,45 6,76 6,44 4,26 6,96 9,93
1,87 2,71 3,42 2,83 1,63 2,40 3,21 1,42 1,58 5,44
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
23,96 33,04 22,23 21,85 22,26 19,95
16,49 5,76 5,22 8,04 5,19 4,92
24,85 7,35 4,88 8,77 5,10 8,44
13,13 2,62 2,13 6,04 2,00 4,09
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
18,95 8,24 8,58 14,64 19,85 13,68 19,93 20,51 17,91 20,42
29,79 30,57 40,33 36,14 35,94 37,57 39,06 43,27 37,11 26,68
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
6,48 17,84 31,22 32,36 33,64 27,53
15,09 33,39 34,32 22,95 31,80 35,07
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
37,75 49,91 30,27
26,01 26,92 37,92
24,73 15,11 21,04
3,32 3,49 4,30
5,24 3,15 4,67
2,94 1,42 1,82
100,00 100,00 100,00
40,44 11,93 16,01 18,27
31,36 34,57 42,18 25,62
18,69 39,06 26,51 35,22
4,27 5,98 5,16 6,98
3,85 6,10 7,85 11,49
1,39 2,36 2,30 2,42
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
1,82 13,45 33,65 29,42 4,99 32,37
34,13 34,54 27,71 36,89 49,96 33,50
29,09 34,82 20,97 20,52 26,06 20,91
15,51 7,27 5,48 4,77 8,46 3,93
15,46 7,88 8,13 6,28 8,27 6,73
3,99 2,05 4,06 2,12 2,27 2,55
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
5,49 12,98 15,03 32,31
29,59 32,56 28,44 17,36
40,10 32,33 31,77 26,99
10,01 9,80 7,85 7,07
10,66 9,25 12,57 11,95
4,15 3,09 4,34 4,32
100,00 100,00 100,00 100,00
Indonesia
25,17
32,59
25,72
6,52
7,17
2,82
100,00
ps .g o
.b
w
w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
.id
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep.Bangka Belitung Kep. Riau
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
154
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Tabel 4.2.1 Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Kemampuan Membaca dan Menulis, 2013 Perkotaan - Laki-laki Dapat Membaca
Tidak Dapat
Jumlah
(4)
(5)
(6)
21,44 42,67 37,38 54,93 44,51 55,85 50,99 30,28 55,54 61,50
5,31 1,97 3,39 4,40 3,94 3,75 3,93 7,93 6,91 4,53
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
56,54 59,26 36,62 44,63 39,84 50,04
2,51 7,27 14,42 10,17 12,84 8,47
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
0,95 1,78 0,28
55,55 17,73 5,19
11,84 37,37 12,43
100,00 100,00 100,00
48,81 51,93 20,46 43,66
3,26 0,68 1,66 1,27
34,10 45,52 75,44 51,15
13,84 1,87 2,45 3,92
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
88,87 63,01 48,25 73,64 59,85 68,45
0,86 1,58 0,94 0,63 0,00 0,00
9,04 33,12 35,87 18,77 36,02 14,81
1,22 2,29 14,94 6,97 4,13 16,74
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
68,55 49,44 75,40 83,16
1,12 0,00 0,00 0,00
29,87 48,56 20,32 11,30
0,45 2,01 4,28 5,54
100,00 100,00 100,00 100,00
Indonesia
43,33
1,67
45,47
9,54
100,00
Huruf Latin
Huruf Lainnya
Huruf Latin & Lainnya
(1)
(2)
(3)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep.Bangka Belitung Kep. Riau
71,88 54,55 57,63 39,49 51,45 39,32 44,17 61,03 33,31 30,05
1,37 0,80 1,61 1,18 0,11 1,09 0,91 0,76 4,24 3,92
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
39,98 32,11 47,00 44,55 45,01 37,37
0,97 1,37 1,95 0,65 2,30 4,11
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
31,67 43,12 82,11
ps .g o
.b w
w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
.id
Provinsi
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
155
Tabel 4.2.2 Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Kemampuan Membaca dan Menulis, 2013 Perkotaan - Perempuan Dapat Membaca
Tidak Dapat
Jumlah
(4)
(5)
(6)
2,86 1,44 3,44 3,86 3,84 3,37 3,05 4,60 5,40 6,64
16,05 36,37 33,76 51,14 40,87 45,63 29,13 19,98 41,19 47,96
19,62 8,25 10,92 10,83 20,08 14,55 16,43 24,36 16,23 21,42
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
4,60 5,06 3,52 1,79 3,95 9,86
46,61 45,46 22,73 24,52 26,02 33,59
8,26 19,92 41,71 39,63 35,85 29,26
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
2,30 1,78 1,90
20,62 7,40 2,94
46,95 60,62 21,85
100,00 100,00 100,00
39,73 45,42 22,40 44,32
6,07 4,12 4,31 2,73
19,93 33,64 57,04 37,38
34,27 16,82 16,25 15,58
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
87,04 62,23 47,73 54,35 41,92 55,21
0,09 1,76 2,39 2,03 1,16 5,44
10,70 29,94 23,93 11,00 46,78 6,25
2,16 6,07 25,95 32,62 10,14 33,10
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
76,04 49,33 79,09 68,99
0,00 0,06 0,00 0,34
17,51 38,90 14,03 4,61
6,44 11,71 6,88 26,05
100,00 100,00 100,00 100,00
36,36
3,97
32,08
27,58
100,00
Huruf Latin
Huruf Lainnya
Huruf Latin & Lainnya
(1)
(2)
(3)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep.Bangka Belitung Kep. Riau
61,46 53,93 51,88 34,17 35,21 36,44 51,39 51,06 37,18 23,98
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
40,53 29,57 32,05 34,05 34,18 27,29
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
30,13 30,20 73,32
Indonesia
ps .g o
.b w
w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
.id
Provinsi
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
156
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Tabel 4.2.3 Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Kemampuan Membaca dan Menulis, 2013 Perkotaan – Laki-laki+Perempuan Dapat Membaca
Tidak Dapat
Jumlah
(4)
(5)
(6)
18,54 39,22 35,36 53,03 42,66 50,38 39,73 25,02 48,11 54,76
13,01 5,41 7,58 7,63 12,14 9,53 10,37 16,33 11,74 12,93
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
51,40 52,09 29,09 33,58 32,31 41,63
5,49 13,84 29,21 26,37 25,38 19,10
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
1,66 1,78 1,13
37,05 12,22 4,00
30,43 49,76 17,39
100,00 100,00 100,00
44,19 48,74 21,50 43,97
4,69 2,36 3,08 1,96
26,88 39,70 65,57 44,67
24,24 9,20 9,85 9,41
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
87,88 62,60 47,96 63,29 49,73 61,22
0,44 1,68 1,76 1,38 0,66 2,97
9,94 31,45 29,10 14,60 42,10 10,13
1,73 4,27 21,18 20,73 7,52 25,68
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
72,56 49,38 77,09 76,86
0,52 0,03 0,00 0,15
23,26 43,53 17,43 8,33
3,66 7,06 5,48 14,66
100,00 100,00 100,00 100,00
Indonesia
39,62
2,89
38,34
19,14
100,00
Huruf Latin
Huruf Lainnya
Huruf Latin & Lainnya
(1)
(2)
(3)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep.Bangka Belitung Kep. Riau
66,28 54,21 54,43 36,82 43,20 37,78 47,89 55,94 35,32 27,03
2,17 1,15 2,63 2,52 2,00 2,31 2,01 2,72 4,84 5,28
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
40,27 30,79 38,90 38,78 39,11 32,22
2,85 3,28 2,80 1,28 3,20 7,05
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
30,85 36,23 77,48
ps .g o
.b w
w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
.id
Provinsi
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
157
Tabel 4.2.4 Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Kemampuan Membaca dan Menulis, 2013 Perdesaan – Laki-laki Dapat Membaca
Tidak Dapat
Jumlah
(4)
(5)
(6)
11,98 4,97 7,83 6,98 11,54 7,86 11,71 11,59 9,33 15,68
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Provinsi
Huruf Latin
Huruf Lainnya
Huruf Latin & Lainnya
(1)
(2)
(3)
62,79 68,42 63,88 31,86 32,51 50,11 50,26 63,58 36,07 31,25
2,31 0,25 0,73 3,01 1,76 1,63 2,45 2,08 1,24 0,31
22,92 26,36 27,57 58,15 54,19 40,40 35,58 22,75 53,36 52,76
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
33,05 44,70 40,38 42,52 19,53
2,95 2,61 0,47 3,73 10,10
52,77 29,57 29,15 24,97 53,40
11,23 23,12 30,00 28,78 16,97
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
32,02 42,37 67,98
1,28 4,65 2,33
41,05 11,08 2,99
25,65 41,90 26,70
100,00 100,00 100,00
51,77 55,81 25,07 57,30
4,10 3,00 1,14 1,35
16,37 35,76 63,61 26,44
27,76 5,44 10,18 14,90
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
87,84 57,91 40,56 62,66 64,28 65,81
0,83 2,40 4,13 0,76 2,43 1,28
8,51 25,74 23,49 14,49 23,20 6,70
2,82 13,95 31,82 22,10 10,09 26,20
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
63,97 59,39 63,34 52,41
2,59 1,48 0,54 0,45
27,60 32,74 21,03 5,90
5,84 6,39 15,10 41,24
100,00 100,00 100,00 100,00
Indonesia
46,17
2,79
31,13
19,91
100,00
ps .g o
.b w
w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
.id
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep.Bangka Belitung Kep. Riau
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
158
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Tabel 4.2.5 Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Kemampuan Membaca dan Menulis, 2013 Perdesaan – Perempuan Dapat Membaca Provinsi
Huruf Latin
Huruf Lainnya
Huruf Latin & Lainnya
(1)
(2)
(3)
(4)
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
24,48 27,09 28,96 23,21 13,96
6,94 4,42 1,44 3,38 17,85
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
20,88 26,04 49,87
Jumlah
(5)
(6)
13,23 21,64 24,78 36,07 36,67 30,33 17,69 9,71 28,63 29,36
32,24 21,01 17,57 26,69 30,33 24,24 39,57 40,08 29,15 39,33
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
38,04 11,61 10,71 10,47 29,88
30,54 56,88 58,89 62,94 38,31
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
1,79 1,34 1,72
10,23 4,15 0,81
67,09 68,48 47,59
100,00 100,00 100,00
23,78 50,77 21,32 36,51
5,99 7,52 8,94 5,07
8,07 22,77 37,78 16,32
62,16 18,94 31,95 42,10
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
86,78 54,00 27,46 35,84 50,09 35,83
0,98 3,74 4,52 1,43 1,79 4,67
6,67 16,74 14,33 5,32 31,20 4,91
5,56 25,53 53,69 57,41 16,92 54,59
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
67,52 57,05 51,72 53,01
2,53 5,70 0,00 0,82
16,34 11,46 21,25 4,95
13,61 25,78 27,03 41,22
100,00 100,00 100,00 100,00
Indonesia
31,53
4,66
17,15
46,66
w
w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
.id
7,63 2,09 3,21 10,44 8,69 5,08 4,25 5,46 5,58 7,70
ps .g o
46,90 55,26 54,44 26,80 24,31 40,34 38,49 44,75 36,64 23,61
.b
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep.Bangka Belitung Kep. Riau
Tidak Dapat
100,00
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
159
Tabel 4.2.6 Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Kemampuan Membaca dan Menulis, 2013 Perdesaan – Laki-laki+Perempuan Dapat Membaca
Tidak Dapat
Jumlah
(4)
(5)
(6)
Provinsi
Huruf Latin
Huruf Lainnya
Huruf Latin & Lainnya
(1)
(2)
(3)
54,07 61,06 58,62 29,36 28,43 45,09 44,37 54,33 36,36 27,52
5,23 1,28 2,11 6,69 5,21 3,40 3,35 3,74 3,43 3,92
17,60 23,72 26,02 47,23 45,47 35,23 26,63 16,35 40,90 41,34
23,11 13,94 13,25 16,72 20,89 16,27 25,66 25,58 19,31 27,22
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
28,60 35,25 33,97 31,88 16,63
5,02 3,58 1,01 3,54 14,13
45,11 19,93 18,81 16,98 41,16
21,27 41,24 46,20 47,61 28,08
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
26,10 33,80 58,48
1,55 2,91 2,01
24,67 7,44 1,85
47,67 55,85 37,66
100,00 100,00 100,00
37,95 53,37 23,02 47,86
5,03 5,18 5,41 3,04
12,27 29,48 49,48 21,85
44,74 11,96 22,09 27,25
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
87,28 55,98 33,15 48,43 56,79 50,07
0,91 3,06 4,35 1,11 2,09 3,06
7,54 21,28 18,30 9,63 27,42 5,76
4,26 19,68 44,20 40,83 13,70 41,10
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
65,78 58,26 58,24 52,66
2,56 3,52 0,30 0,60
21,86 22,46 21,12 5,51
9,80 15,76 20,33 41,23
100,00 100,00 100,00 100,00
Indonesia
38,38
3,79
23,69
34,15
100,00
ps .g o
.b w
w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
.id
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep.Bangka Belitung Kep. Riau
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
160
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Tabel 4.2.7 Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Kemampuan Membaca dan Menulis, 2013 Perkotaan+Perdesaan – Laki-laki Dapat Membaca Provinsi
Huruf Latin
Huruf Lainnya
Huruf Latin & Lainnya
(1)
(2)
(3)
(4)
Tidak Dapat
Jumlah
(5)
(6)
65,18 61,68 61,67 34,70 38,18 46,43 48,66 62,99 34,68 30,39
2,06 0,52 1,04 2,33 1,27 1,44 2,05 1,78 2,74 2,90
22,53 34,30 31,03 56,95 51,29 45,67 39,61 24,49 54,46 59,03
10,23 3,51 6,26 6,02 9,26 6,46 9,68 10,74 8,11 7,68
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
39,98 32,48 45,69 42,78 43,62 30,58
0,97 2,00 2,33 0,57 3,10 6,39
56,54 56,67 32,61 38,06 31,55 51,32
2,51 8,85 19,37 18,59 21,73 11,71
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
31,84 42,67 70,38
1,10 3,49 1,98
48,60 13,76 3,36
18,46 40,08 24,27
100,00 100,00 100,00
50,84 54,57 23,21 49,31
3,83 2,26 1,35 1,30
21,93 38,86 68,37 40,91
23,40 4,30 7,07 8,47
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
88,28 58,99 42,99 65,20 62,85 66,42
0,84 2,23 3,12 0,73 1,64 0,99
8,73 27,29 27,40 15,48 27,34 8,57
2,15 11,49 26,48 18,59 8,17 24,02
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
65,62 56,96 66,93 64,04
2,06 1,12 0,38 0,28
28,42 36,59 20,82 7,95
3,90 5,32 11,87 27,73
100,00 100,00 100,00 100,00
Indonesia
44,86
2,27
37,76
15,12
100,00
ps .g o
.b w
w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
.id
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep.Bangka Belitung Kep. Riau
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
161
Tabel 4.2.8 Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Kemampuan Membaca dan Menulis, 2013 Perkotaan+Perdesaan – Perempuan Dapat Membaca Provinsi
Huruf Latin
Huruf Lainnya
Huruf Latin & Lainnya
(1)
(2)
(3)
(4)
Tidak Dapat
Jumlah
(5)
(6)
50,60 54,63 53,54 29,60 27,67 38,93 42,01 46,30 36,92 23,88
6,42 1,78 3,29 7,95 7,20 4,47 3,92 5,25 5,49 6,93
13,94 28,65 27,95 41,78 37,97 35,86 20,81 12,23 35,11 42,84
29,04 14,95 15,22 20,67 27,17 20,74 33,25 36,23 22,48 26,35
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
40,53 27,54 29,25 31,84 28,00 22,10
4,60 5,81 4,03 1,64 3,63 12,97
46,61 42,50 16,47 18,51 17,25 32,15
8,26 24,15 50,25 48,01 51,12 32,78
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
25,68 27,75 53,90
2,06 1,52 1,75
15,62 5,48 1,18
56,64 65,25 43,17
100,00 100,00 100,00
28,99 49,04 21,74 41,20
6,02 6,42 7,13 3,66
11,94 26,30 45,32 28,99
53,04 18,25 25,81 26,14
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
86,90 55,91 33,88 40,20 47,19 40,59
0,60 3,28 3,85 1,57 1,56 4,86
8,42 19,79 17,37 6,66 36,74 5,24
4,09 21,02 44,90 51,56 14,51 49,31
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
70,79 54,95 60,36 59,54
1,56 4,17 0,00 0,62
16,79 18,93 18,97 4,81
10,86 21,95 20,67 35,02
100,00 100,00 100,00 100,00
Indonesia
33,76
4,35
24,04
37,85
100,00
ps .g o
.b w
w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
.id
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep.Bangka Belitung Kep. Riau
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
162
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Tabel 4.2.9 Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Kemampuan Membaca dan Menulis, 2013 Perkotaan+Perdesaan – Laki-laki+Perempuan Dapat Membaca Provinsi
Huruf Latin
Huruf Lainnya
Huruf Latin & Lainnya
(1)
(2)
(3)
(4)
Tidak Dapat
Jumlah
(5)
(6)
57,21 57,77 57,14 32,16 32,92 42,52 45,31 54,71 35,83 27,17
4,44 1,22 2,29 5,12 4,24 3,02 2,99 3,50 4,15 4,90
17,84 31,17 29,31 49,41 44,62 40,55 30,13 18,41 44,57 51,02
20,51 9,84 11,25 13,30 18,23 13,91 21,57 23,38 15,46 16,92
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
40,27 29,92 36,83 36,71 35,05 26,21
2,85 3,98 3,24 1,16 3,39 9,78
51,40 49,31 23,91 27,22 23,71 41,45
5,49 16,80 36,01 34,91 37,85 22,56
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
28,57 34,79 61,73
1,61 2,45 1,86
31,11 9,39 2,21
38,71 53,37 34,20
100,00 100,00 100,00
39,95 51,88 22,42 45,55
4,92 4,28 4,48 2,40
16,95 32,76 55,86 35,38
38,18 11,08 17,24 16,67
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
87,54 57,44 37,83 51,91 54,39 52,73
0,71 2,75 3,53 1,18 1,60 3,04
8,57 23,53 21,72 10,79 32,42 6,80
3,18 16,27 36,91 36,12 11,59 37,42
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
68,30 55,97 64,01 62,13
1,80 2,62 0,21 0,43
22,38 27,89 20,00 6,61
7,52 13,52 15,79 30,83
100,00 100,00 100,00 100,00
Indonesia
38,95
3,38
30,46
27,21
100,00
ps .g o
.b w
w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
.id
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep.Bangka Belitung Kep. Riau
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
163
Tabel 5.1
Proporsi Penduduk Lansia yang Mengalami Keluhan Kesehatan menurut Provinsi, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2013
Perkotaan
Provinsi
Laki- Peremlaki puan
Perkotaan+Perdesaan
L+P
Lakilaki
Perempuan
L+P
Laki- Peremlaki puan
L+P
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
55,57 40,68 50,30 43,64 33,20 61,03 50,16 41,90 48,20 35,78
57,49 44,64 56,66 49,88 37,01 59,20 58,50 43,15 57,21 37,24
56,60 42,85 53,84 46,77 35,13 60,05 54,46 42,54 52,86 36,50
61,06 48,63 56,22 54,05 43,56 45,58 47,83 50,44 47,56 46,16
71,21 48,31 55,87 52,67 47,38 47,77 56,26 54,04 55,65 47,15
66,63 48,45 56,02 53,37 45,46 46,70 52,05 52,21 51,64 46,65
59,62 44,76 54,13 50,17 40,46 50,85 48,44 48,47 47,88 38,72
67,73 46,56 56,15 51,61 44,18 51,89 56,87 51,37 56,45 39,97
64,05 45,76 55,25 50,89 42,32 51,39 52,69 49,91 52,26 39,34
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
53,63 49,48 50,07 54,06 46,25 54,23
54,59 55,79 51,15 57,88 48,75 53,80
54,13 52,76 50,65 56,16 47,61 54,01
56,77 48,37 51,85 44,05 64,90
57,68 47,87 47,48 48,00 63,14
57,24 48,10 49,40 46,23 63,98
53,63 52,38 49,10 53,12 45,02 58,30
54,59 56,54 49,30 53,35 48,33 57,44
54,13 54,54 49,21 53,25 46,83 57,85
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
49,74 65,80 56,81
52,58 66,39 58,42
51,24 59,69 66,11 61,41 57,66 57,76
63,70 60,37 59,00
61,82 54,51 57,93 60,86 63,18 62,84 58,41 57,60 58,90
56,32 63,00 58,28
51,38 38,47 51,13 40,42
52,08 38,01 57,39 34,38
51,74 38,24 54,49 37,58
51,36 50,44 58,83 50,66
58,40 57,90 63,08 50,99
54,84 54,04 61,15 50,81
51,36 46,63 55,73 44,66
56,34 51,44 60,85 41,00
53,84 48,97 58,51 42,96
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
39,79 57,09 43,61 58,30 54,65 63,30
33,42 64,37 45,13 58,89 57,43 62,31
36,34 60,91 44,47 58,61 56,22 62,76
48,75 53,17 47,61 55,07 61,21 53,72
46,83 51,29 48,26 56,77 62,63 49,92
47,74 52,24 47,98 55,97 61,96 51,72
45,00 54,00 46,34 55,82 59,09 55,93
41,02 54,32 47,27 57,27 60,78 52,96
42,88 54,16 46,87 56,59 60,00 54,36
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
37,39 31,73 45,20 46,58
34,85 43,69 44,09 58,97
36,03 37,95 44,69 52,08
48,98 37,78 35,67 37,80
48,45 44,87 38,86 36,78
48,71 41,21 37,07 37,38
44,81 36,31 38,51 41,12
43,24 44,55 40,51 45,85
43,99 40,37 39,40 43,13
Indonesia
49,02 51,85 50,53 50,47
ht t
ps .g o
.b
w
w
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
.id
(2)
//w
(1)
Perdesaan
51,98 51,27 49,80 51,92 50,93
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
164
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Tabel 5.2 Angka Kesakitan Penduduk Lansia menurut Provinsi, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2013
Perkotaan
Provinsi
Laki- Peremlaki puan
Perkotaan+Perdesaan
L+P
Lakilaki
Perempuan
L+P
Laki- Peremlaki puan
L+P
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
32,90 19,07 27,46 19,64 18,13 22,63 23,92 17,77 21,37 16,34
27,34 20,37 26,29 22,05 19,01 21,38 35,32 18,20 21,40 20,62
29,91 19,79 26,81 20,85 18,58 21,96 29,79 17,99 21,38 18,47
33,98 30,53 31,93 27,40 25,54 23,25 26,16 24,23 16,30 28,31
41,65 30,62 25,35 22,92 26,29 22,05 32,75 24,19 22,74 23,41
38,19 30,58 28,27 25,18 25,91 22,64 29,46 24,21 19,55 25,92
33,70 24,96 30,35 24,51 23,32 23,04 25,57 22,74 18,85 19,73
38,02 25,75 25,68 22,59 24,04 21,81 33,45 22,72 22,05 21,39
36,06 25,40 27,75 23,55 23,68 22,40 29,55 22,73 20,48 20,55
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
21,64 23,04 22,67 18,84 21,69 24,41
22,18 27,06 22,21 17,89 22,65 23,55
21,92 25,13 22,42 18,32 22,21 23,97
26,67 23,15 25,18 23,18 32,59
27,57 22,33 22,35 23,88 25,18
27,14 22,71 23,60 23,56 28,73
21,64 24,49 22,95 21,53 22,52 27,52
22,18 27,27 22,28 19,83 23,34 24,19
21,92 25,93 22,59 20,59 22,97 25,80
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
27,56 39,95 28,16
26,86 37,18 30,26
27,19 35,10 38,47 33,23 29,27 32,84
39,06 32,08 31,90
37,20 31,17 32,73 32,62 35,93 34,18 32,35 32,04 31,62
32,00 35,01 31,82
26,35 19,61 18,23 18,59
22,82 17,10 19,74 16,48
24,55 18,38 19,04 17,59
28,37 33,23 27,08 28,08
31,49 33,68 28,28 26,78
29,91 33,45 27,74 27,49
27,74 28,89 23,52 22,52
28,66 28,30 24,94 20,58
28,20 28,60 24,29 21,62
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
21,66 27,57 20,00 30,32 21,04 33,35
15,40 39,97 19,16 34,65 28,29 35,08
18,27 34,08 19,52 32,64 25,14 34,30
33,46 34,69 26,08 38,38 33,21 32,46
26,90 30,49 23,81 41,80 30,37 26,25
30,00 32,61 24,79 40,20 31,71 29,20
28,52 33,19 24,16 36,52 29,29 32,67
21,92 32,69 22,34 40,11 29,63 28,42
25,00 32,94 23,13 38,43 29,47 30,42
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
20,47 15,69 31,31 26,98
16,16 23,68 24,90 33,42
18,16 19,84 28,37 29,84
30,50 24,71 22,26 22,25
27,32 35,21 20,61 21,33
28,88 29,79 21,54 21,87
26,90 22,51 24,96 24,04
23,04 32,07 21,96 26,27
24,90 27,22 23,63 24,99
Indonesia
22,62 23,56 23,12 26,41
ht t
ps .g o
.b
w
w
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
.id
(2)
//w
(1)
Perdesaan
26,08 26,24 24,66 24,92 24,80
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
165
Tabel 5.3.1 Persentase Penduduk Lansia yang Sakit menurut Provinsi dan Lamanya Sakit, 2013 Perkotaan Lamanya Sakit (Hari)
Provinsi
4-7
8-14
15-21
22-30
Jumlah
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
43,78 44,81 36,31 45,35 46,89 32,40 43,25 44,57 47,04 31,78
27,83 34,80 33,97 25,38 31,04 31,84 27,61 27,80 25,65 41,85
4,86 1,88 4,70 4,12 3,06 10,33 5,62 5,04 3,28 4,27
17,86 14,31 19,17 19,27 9,14 23,01 18,64 18,45 18,66 21,10
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
60,22 42,15 43,27 45,08 40,90 42,84
21,83 35,00 29,86 21,21 29,38 34,37
3,30 8,06 5,56 6,58 6,15 4,82
2,01 2,94 4,25 4,69 5,41 1,55
12,64 11,86 17,06 22,44 18,16 16,42
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
50,30 38,68 35,72
25,43 37,82 27,42
5,90 9,01 5,02
1,41 1,80 2,20
16,95 12,69 29,64
100,00 100,00 100,00
46,90 46,36 42,13 41,55
32,10 25,28 30,89 38,59
4,71 5,75 9,05 7,28
1,36 1,23 1,10 0,95
14,93 21,37 16,83 11,63
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
37,45 58,40 46,10 46,24 54,14 26,03
32,12 28,75 27,39 25,32 35,54 40,86
7,54 5,40 6,18 4,21 4,84 1,17
2,51 2,65 1,66 2,24 0,00 2,79
20,38 4,80 18,67 21,99 5,48 29,15
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
53,80 22,04 32,65 30,87
17,31 56,15 37,66 51,64
7,41 5,83 14,10 5,18
1,24 3,72 0,00 0,00
20,24 12,26 15,59 12,31
100,00 100,00 100,00 100,00
Indonesia
43,43
30,99
6,17
3,57
15,84
100,00
w
w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
.b
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
ps .g o
5,67 4,19 5,85 5,89 9,87 2,42 4,88 4,14 5,37 1,00
.id
(1)
1-3
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
166
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Tabel 5.3.2 Persentase Penduduk Lansia yang Sakit menurut Provinsi dan Lamanya Sakit, 2013 Perdesaan Lamanya Sakit (Hari) 4-7
8-14
15-21
22-30
Jumlah
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
4,65 6,86 7,75 4,32 8,57 5,04 6,37 5,31 4,33 5,34
4,96 2,08 7,57 4,18 4,41 4,37 4,17 3,30 12,47 6,43
9,07 17,55 16,84 16,91 14,35 12,61 15,12 14,90 22,48 28,99
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
7,35 4,70 4,61 7,13 8,62
3,46 3,31 3,80 3,44 3,88
12,04 13,85 12,97 19,15 13,02
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
33,29 41,69 41,47
4,62 9,66 7,85
2,74 3,94 2,42
12,86 8,84 14,43
100,00 100,00 100,00
49,42 41,85 37,56 41,85 40,32 46,94 43,69 40,71 45,07 36,00
31,90 31,67 30,28 32,74 32,35 31,04 30,65 35,78 15,65 23,25
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
41,03 46,67 53,96 40,57 40,15
36,12 31,47 24,65 29,71 34,32
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
46,49 35,87 33,83
p:
//w
w
w
.b
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
.id
(1)
1-3
ps .g o
Provinsi
43,62 49,67 41,88 47,67
36,58 31,47 25,82 27,70
6,36 5,19 5,02 5,52
1,28 1,55 5,94 3,82
12,17 12,13 21,33 15,29
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
34,78 41,00 41,67 41,60 44,74 37,48
41,91 35,17 29,31 35,04 32,78 35,74
6,48 7,96 6,72 7,57 11,45 4,29
3,34 3,75 4,06 2,62 1,19 2,79
13,49 12,12 18,25 13,18 9,84 19,70
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
35,40 31,82 42,18 34,81
40,31 39,56 41,82 48,24
11,77 10,42 7,76 6,64
3,94 3,99 2,01 2,89
8,57 14,20 6,24 7,42
100,00 100,00 100,00 100,00
Indonesia
42,26
32,80
6,50
3,54
14,89
100,00
ht t
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
167
Tabel 5.3.3 Persentase Penduduk Lansia yang Sakit menurut Provinsi dan Lamanya Sakit, 2013 Perkotaan+Perdesaan Lamanya Sakit (Hari) 4-7
8-14
15-21
22-30
Jumlah
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
4,87 5,86 7,10 4,84 8,88 4,14 5,97 5,09 4,88 2,53
4,94 2,00 6,59 4,16 4,09 6,42 4,56 3,63 7,58 5,03
10,95 16,34 17,63 17,69 13,10 16,20 16,07 15,57 20,45 23,88
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
3,30 7,76 5,07 5,61 6,72 6,45
2,01 3,15 3,72 4,25 4,28 2,55
12,64 11,94 15,24 17,77 18,73 14,96
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
29,82 39,96 39,26
5,19 9,37 7,41
2,15 2,98 2,38
14,67 10,56 16,82
100,00 100,00 100,00
44,53 48,98 41,96 44,72
35,33 30,19 27,40 32,95
5,90 5,30 6,27 6,37
1,30 1,49 4,44 2,43
12,94 14,03 19,93 13,52
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
35,61 44,98 42,85 42,52 47,47 34,40
38,86 33,70 28,80 33,11 33,58 37,12
6,81 7,38 6,58 6,90 9,53 3,45
3,08 3,50 3,42 2,54 0,85 2,79
15,64 10,45 18,36 14,93 8,58 22,24
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
40,39 29,98 38,68 32,97
34,07 42,68 40,29 49,83
10,59 9,56 10,09 5,96
3,21 3,94 1,27 1,54
11,74 13,84 9,67 9,71
100,00 100,00 100,00 100,00
Indonesia
42,77
32,02
6,35
3,56
15,30
100,00
48,22 42,96 37,14 43,02 41,90 41,93 43,57 41,43 46,11 33,26
31,03 32,84 31,54 30,29 32,03 31,31 29,83 34,28 20,97 35,30
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
60,22 41,68 45,20 49,46 40,71 41,69
21,83 35,47 30,77 22,91 29,57 34,35
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
48,17 37,13 34,13
w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
w
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
ps .g o
(1)
.id
1-3
.b
Provinsi
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
168
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Tabel 5.4 Rata-rata Lama Sakit yang Dialami oleh Penduduk Lansia menurut Provinsi, Tipe Daerah, dan Kategori Lansia, 2013
Perkotaan Provinsi
Perdesaan
Perkotaan+Perdesaan
Pra Lansia Lansia Pra Lansia Lansia Pra Lansia Lansia Lansia Muda Tua Lansia Muda Tua Lansia Muda Tua (2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
4,84 9,22 6,50 8,16 6,85 9,12 5,61 9,28 6,25 7,27 6,23 11,05 7,92 9,26 4,67 9,25 7,53 8,61 4,66 9,13
10,32 7,65 14,80 14,62 7,61 13,86 13,37 11,16 13,85 21,16
5,19 6,52 6,71 5,71 6,55 6,24 6,94 6,25 7,11 4,44
6,76 8,64 9,37 8,93 8,60 7,69 8,09 7,91 10,53 10,89
8,28 11,41 11,72 11,04 9,15 10,05 11,71 11,43 13,29 22,53
5,11 6,51 6,75 5,67 6,47 6,24 7,18 5,91 7,34 4,58
7,28 8,45 9,29 9,05 8,28 8,82 8,41 8,17 9,45 9,74
8,71 10,35 12,82 12,08 8,78 11,56 12,13 11,39 13,51 21,70
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
5,26 7,21 6,73 7,84 5,83 8,91 7,54 10,27 6,57 9,51 6,72 8,70
6,61 9,55 10,71 10,67 10,34 9,10
6,21 5,64 5,74 6,81 6,76
7,57 7,59 7,26 8,82 8,32
10,42 10,34 10,81 14,25 10,34
5,26 6,53 5,73 6,87 6,70 6,73
7,21 7,73 8,17 8,74 9,11 8,54
6,61 9,96 10,48 10,73 12,64 9,66
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
6,01 8,44 5,51 7,83 6,57 12,05
9,75 10,25 13,30
5,59 7,18 6,41
7,54 6,85 8,26
9,27 11,50 12,33
5,78 6,49 6,43
7,95 7,29 8,80
9,43 10,98 12,56
5,91 6,04 6,53 6,39
7,94 9,08 8,50 7,60
9,08 13,99 10,72 7,89
5,73 5,91 5,71 6,28
7,49 6,63 9,33 8,20
8,62 11,74 15,68 10,15
5,79 5,94 6,01 6,34
7,61 7,11 9,08 7,91
8,82 12,35 13,84 9,10
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
8,00 9,60 6,74 5,36 6,67 9,26 6,29 9,90 5,08 5,52 6,15 11,91
18,25 9,79 10,34 9,82 5,18 16,95
7,00 6,50 6,81 6,41 6,61 6,70
8,86 7,92 8,88 7,85 7,11 9,38
7,28 11,17 12,72 11,04 9,78 12,33
7,35 6,56 6,77 6,38 6,11 6,58
9,10 7,34 8,99 8,26 6,62 10,07
9,07 10,84 12,24 10,79 9,00 13,43
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
7,59 4,81 5,97 7,47
8,55 8,05 9,24 7,65
14,96 9,48 5,04 8,52
6,87 5,79 5,96 4,63
6,89 8,88 6,16 6,17
14,11 9,94 8,85 11,56
7,11 5,60 5,96 5,44
7,33 8,74 7,33 6,84
14,37 9,81 8,28 9,73
Indonesia
6,32
8,63 10,27
6,27
8,09 11,48
6,29
8,32 11,00
ps .g o
.b
w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
.id
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
w
(1)
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
169
Tabel 5.5 Rata-rata Lama Sakit yang Dialami oleh Penduduk Lansia menurut Provinsi, Jenis Kelamin, dan Kategori Lansia, 2013
Laki-laki Provinsi
Perempuan
Laki-laki+Perempuan
Pra Lansia Lansia Pra Lansia Lansia Pra Lansia Lansia Lansia Muda Tua Lansia Muda Tua Lansia Muda Tua
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
5,60 7,70 6,59 8,52 7,66 9,66 5,76 10,19 6,19 9,73 6,56 8,50 7,03 8,77 5,95 8,90 7,42 9,57 4,78 11,86
9,03 11,88 14,51 15,17 10,01 10,94 11,15 10,87 10,01 25,22
4,70 6,44 5,79 5,59 6,72 5,87 7,36 5,86 7,26 4,38
6,96 8,40 8,89 7,68 6,74 9,12 8,14 7,40 9,34 7,68
8,54 9,62 11,95 10,42 8,05 12,31 12,85 11,83 15,33 18,95
5,11 6,51 6,75 5,67 6,47 6,24 7,18 5,91 7,34 4,58
7,28 8,45 9,29 9,05 8,28 8,82 8,41 8,17 9,45 9,74
8,71 10,35 12,82 12,08 8,78 11,56 12,13 11,39 13,51 21,70
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
5,65 6,60 5,92 6,44 6,76 7,72
8,05 7,74 8,06 8,21 9,76 8,26
7,32 9,10 10,03 11,37 13,74 7,55
4,85 6,46 5,54 7,22 6,65 5,68
6,40 7,72 8,27 9,22 8,57 8,85
6,21 10,64 10,87 10,27 12,00 10,91
5,26 6,53 5,73 6,87 6,70 6,73
7,21 7,73 8,17 8,74 9,11 8,54
6,61 9,96 10,48 10,73 12,64 9,66
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
5,67 7,05 7,04
9,05 7,65 9,67
11,02 10,54 12,99
5,89 6,02 5,93
6,98 6,97 7,98
8,46 11,50 12,23
5,78 6,49 6,43
7,95 7,29 8,80
9,43 10,98 12,56
5,52 8,36 5,89 6,56 5,64 10,42 5,93 8,15
9,68 10,38 10,62 5,60
6,05 6,01 6,37 6,86
6,87 7,70 7,91 7,59
8,06 14,67 15,20 12,46
5,79 5,94 6,01 6,34
7,61 7,11 9,08 7,91
8,82 12,35 13,84 9,10
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
7,69 10,01 6,36 7,38 7,75 9,50 6,85 9,19 7,24 7,65 7,12 10,30
10,90 13,02 11,59 9,94 13,15 10,90
6,97 6,83 5,92 6,01 4,91 6,05
8,03 7,30 8,57 7,51 5,72 9,83
7,54 8,30 12,83 11,46 6,76 16,00
7,35 6,56 6,77 6,38 6,11 6,58
9,10 7,34 8,99 8,26 6,62 10,07
9,07 10,84 12,24 10,79 9,00 13,43
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
7,84 5,55 6,36 5,26
7,81 9,20 8,62 7,49
16,81 11,04 5,51 10,37
6,29 5,63 5,56 5,71
6,85 8,38 5,45 6,07
9,99 9,28 10,87 8,71
7,11 5,60 5,96 5,44
7,33 8,74 7,33 6,84
14,37 9,81 8,28 9,73
Indonesia
6,48
8,65 10,98
6,10
8,04 11,01
6,29
8,32 11,00
ps .g o
.b
w
w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
.id
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
170
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Tabel 5.6 Proporsi Penduduk Lansia yang Mengalami Keluhan Kesehatan Sebulan Terakhir dan Berobat Sendiri menurut Provinsi, Tipe Daerah, dan Jenis Kelamin, 2013
Perkotaan
Provinsi
Laki- Peremlaki puan (2)
Perkotaan+Perdesaan
L+P
Lakilaki
Perempuan
L+P
(4)
(5)
(6)
(7)
(3)
Laki- Peremlaki puan (8)
(9)
L+P (10)
32,77 25,89 28,32 27,22 19,50 41,59 32,76 25,05 28,86 23,89
29,61 26,82 27,05 26,90 22,14 41,72 34,63 25,97 30,80 26,46
31,07 26,40 27,61 27,06 20,84 41,66 33,72 25,52 29,87 25,17
36,11 31,03 29,32 39,51 30,22 29,46 30,40 33,67 36,44 24,42
43,70 31,25 27,41 36,73 33,26 30,64 33,56 35,32 38,27 30,35
40,28 31,15 28,25 38,14 31,74 30,07 31,98 34,48 37,36 27,31
35,23 28,53 28,96 34,93 27,01 33,60 31,01 31,68 32,64 24,04
40,13 29,14 27,28 33,00 29,83 34,64 33,85 33,03 34,42 27,53
37,91 28,87 28,03 33,97 28,42 34,14 32,44 32,35 33,55 25,77
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
35,42 32,90 27,64 25,62 28,53 31,70
35,42 35,83 28,35 32,14 29,80 37,75
35,42 34,42 28,03 29,21 29,22 34,79
40,25 28,64 20,46 27,15 50,06
39,14 26,81 14,43 27,74 46,58
39,67 27,66 17,08 27,48 48,25
35,42 35,83 28,21 23,43 27,76 38,69
35,42 37,15 27,49 24,43 28,64 41,19
35,42 36,51 27,82 23,99 28,24 39,98
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
20,22 44,05 30,86
22,37 21,36 39,67 41,72 30,18 30,50
26,46 39,39 28,08
27,75 32,46 26,91
27,15 23,21 24,96 24,14 35,75 41,27 35,42 38,18 27,47 28,55 27,47 27,99
29,47 25,57 40,15 25,96
28,12 28,26 42,17 19,62
28,78 26,89 41,23 22,97
34,71 40,06 44,41 32,88
39,83 44,09 45,10 30,85
37,24 42,01 44,79 31,96
33,07 35,45 42,70 28,83
36,00 38,95 43,95 24,09
34,53 37,15 43,38 26,63
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
19,89 43,74 20,92 40,37 34,74 38,20
14,11 45,17 23,59 31,61 29,59 31,05
16,76 44,49 22,44 35,67 31,83 34,29
29,58 37,20 29,34 37,97 44,13 29,07
27,61 36,57 28,30 37,79 42,30 28,98
28,54 36,89 28,75 37,87 43,16 29,02
25,52 38,58 26,68 38,52 41,11 31,17
21,76 38,56 26,81 36,33 37,77 29,49
23,52 38,57 26,75 37,36 39,30 30,28
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
25,94 21,44 28,08 35,13
28,28 33,56 21,79 37,19
27,19 27,74 25,19 36,04
40,03 28,79 20,34 24,96
42,09 36,22 24,41 21,17
41,08 32,38 22,13 23,39
34,97 27,00 22,65 28,81
36,79 35,50 23,59 27,72
35,92 31,19 23,07 28,34
Indonesia
29,94 31,24 30,63 31,87 31,26
ps .g o
.b
w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
.id
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
w
(1)
Perdesaan
31,55 30,98 31,25 31,12
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
171
Tabel 5.7.1 Persentase Penduduk Lansia yang Sakit Sebulan Terakhir dan Berobat Sendiri menurut Provinsi dan Jenis Obat yang Digunakan, 2013 Perkotaan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
7,17 4,18 16,91 6,34 4,86 7,48 13,59 6,40 5,04 12,89
56,59 72,93 49,44 61,33 56,54 65,59 52,20 63,39 67,88 43,52
1,13 0,97 1,40 0,40 0,00 2,20 0,00 7,68 0,00 0,00
35,11 21,92 32,25 31,93 38,60 24,74 34,21 22,53 27,07 43,59
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
8,34 7,68 8,82 18,29 12,22 4,61
65,02 65,66 64,63 58,49 60,55 73,71
0,00 0,94 1,28 12,04 1,52 1,91
26,64 25,72 25,27 11,18 25,71 19,77
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
23,65 10,33 19,55
42,22 72,63 68,92
2,00 0,20 0,28
32,12 16,84 11,25
100,00 100,00 100,00
6,00 12,85 14,12 5,76
67,74 74,66 53,78 62,74
0,00 0,00 0,00 0,19
26,26 12,49 32,10 31,31
100,00 100,00 100,00 100,00
7,59 5,94 14,13 4,75 9,61 15,07
67,12 75,43 60,99 65,65 84,16 69,55
10,72 1,98 1,71 0,00 0,00 0,00
14,57 16,66 23,18 29,60 6,23 15,39
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
7,28 4,82 5,43 7,98
68,35 43,78 75,19 80,73
0,00 0,40 0,00 0,00
24,37 51,00 19,38 11,30
100,00 100,00 100,00 100,00
Indonesia
9,45
64,12
1,39
25,04
100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
.b w
w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
ps .g o
Obat Tradisional
.id
Jenis Obat yang Digunakan Obat Lainnya Campuran Modern
Provinsi
Jumlah (6)
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
172
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Tabel 5.7.2 Persentase Penduduk Lansia yang Sakit Sebulan Terakhir dan Berobat Sendiri menurut Provinsi dan Jenis Obat yang Digunakan, 2013 Perdesaan Jenis Obat yang Digunakan Obat Obat Lainnya Campuran Tradisional Modern (3)
(4)
(5)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
12,21 11,41 26,99 11,32 11,64 8,25 17,60 12,30 13,09 25,50
51,01 60,11 48,82 57,03 61,60 51,41 46,66 55,60 52,44 54,20
0,10 0,34 1,33 0,58 0,48 2,13 0,75 2,42 0,00 0,00
36,68 28,14 22,86 31,07 26,28 38,21 34,99 29,69 34,47 20,30
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
4,98 7,84 10,91 14,51 5,69
65,97 71,06 50,84 51,09 68,60
0,29 1,63 2,35 1,34 0,00
28,77 19,46 35,90 33,06 25,71
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
30,69 18,94 25,55
37,19 54,12 49,51
0,47 0,00 0,78
31,65 26,94 24,16
100,00 100,00 100,00
6,64 6,13 1,83 7,20
56,60 64,21 59,28 68,88
0,92 0,00 0,00 0,25
35,84 29,65 38,90 23,67
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
12,40 15,50 12,92 9,31 2,85 17,49
66,62 59,81 56,08 68,34 69,75 51,98
0,00 0,44 0,69 0,51 2,15 0,13
20,98 24,25 30,31 21,83 25,24 30,40
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
9,53 10,84 16,75 23,61
57,34 34,80 53,67 28,06
0,36 0,00 0,00 1,23
32,77 54,36 29,57 47,10
100,00 100,00 100,00 100,00
Indonesia
11,48
58,85
0,91
28,76
100,00
.b w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
ps .g o
(2)
w
(1)
Jumlah
.id
Provinsi
(6)
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
173
Tabel 5.7.3 Persentase Penduduk Lansia yang Sakit Sebulan Terakhir dan Berobat Sendiri menurut Provinsi dan Jenis Obat yang Digunakan, 2013 Perkotaan+Perdesaan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
11,24 8,79 23,52 9,88 10,26 7,97 16,47 11,32 9,27 16,99
52,09 64,76 49,03 58,27 60,58 56,57 48,22 56,89 59,77 46,99
0,29 0,57 1,35 0,53 0,38 2,15 0,54 3,29 0,00 0,00
36,38 25,88 26,09 31,32 28,77 33,31 34,77 28,50 30,96 36,02
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
8,34 6,53 8,24 15,51 13,52 5,15
65,02 65,79 68,43 55,61 55,18 71,15
0,00 0,66 1,49 8,39 1,42 0,95
26,64 27,02 21,84 20,48 29,88 22,75
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
27,71 14,76 24,59
39,32 63,11 52,61
1,12 0,10 0,70
31,85 22,04 22,10
100,00 100,00 100,00
6,50 7,40 5,84 6,54
59,14 66,19 57,48 66,09
0,71 0,00 0,00 0,22
33,66 26,41 36,68 27,15
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
11,13 13,20 13,18 8,51 4,39 16,88
66,75 63,56 57,15 67,87 73,02 56,43
2,82 0,81 0,91 0,42 1,67 0,10
19,30 22,43 28,75 23,19 20,93 26,59
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
8,99 9,96 12,65 16,32
60,00 36,10 61,48 52,62
0,28 0,06 0,00 0,66
30,74 53,88 25,87 30,41
100,00 100,00 100,00 100,00
Indonesia
10,62
61,07
1,11
27,19
100,00
.b w
w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
ps .g o
Obat Tradisional
.id
Jenis Obat yang Digunakan Obat Lainnya Campuran Modern
Provinsi
Jumlah
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
174
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Tabel 5.8 Proporsi Penduduk Lansia yang Berobat Jalan menurut Provinsi, Tipe Daerah, dan Jenis Kelamin, 2013
Perkotaan
Provinsi
Laki- Peremlaki puan
(1)
(2)
Perdesaan
Perkotaan+Perdesaan
L+P
Lakilaki
Perempuan
L+P
Laki- Peremlaki puan
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
37,31 22,69 32,51 20,24 20,97 18,47 24,04 23,40 19,55 29,09
46,85 22,77 30,68 20,55 22,07 21,82 27,58 29,32 34,30 22,74
42,55 22,74 31,49 20,39 21,52 20,19 25,81 26,31 26,98 25,99
37,05 21,19 32,97 20,47 18,72 22,49 24,41 22,85 23,25 23,71
44,79 22,84 31,98 23,43 20,99 25,59 27,81 28,00 33,42 22,76
41,28 22,11 32,42 21,94 19,86 24,11 26,12 25,41 28,45 23,24
26,97 24,24 30,78 21,14 30,67
26,63 24,52 31,95 23,73 18,45
26,79 24,39 31,43 22,57 24,31
30,74 26,83 24,65 30,92 22,08 30,61
35,31 30,02 25,27 30,43 24,06 24,43
33,11 28,48 24,99 30,65 23,17 27,43
L+P
36,34 19,61 33,83 20,87 13,45 30,27 25,46 21,05 26,92 21,59
38,72 22,92 34,38 28,14 18,57 32,26 28,42 23,94 32,60 22,77
37,62 21,43 34,13 24,52 16,06 31,34 26,98 22,53 29,86 22,18
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
30,74 26,73 25,19 31,03 23,26 30,58
35,31 32,27 26,24 29,27 24,50 28,24
33,11 29,60 25,76 30,06 23,93 29,38
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
33,11 32,97 29,18 33,10 26,86 26,95
33,04 38,07 31,27 33,60 26,91 29,21
45,11 31,54 28,39
41,81 35,49 38,81 32,52 31,82 32,18 28,78 28,81 28,14
37,25 32,01 28,46
28,06 19,12 21,31 22,30
30,30 20,05 21,77 18,34
29,20 19,58 21,56 20,44
22,64 21,92 27,28 25,12
23,59 21,21 25,93 22,96
23,11 21,57 26,54 24,14
24,34 21,03 24,88 23,47
25,78 20,83 24,30 20,18
25,06 20,93 24,57 21,94
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
20,68 24,05 20,10 24,83 38,96 27,84
16,78 32,97 21,18 26,48 42,12 25,03
18,56 28,74 20,71 25,72 40,75 26,31
27,10 21,28 19,54 22,89 35,48 24,56
25,53 20,88 20,00 21,21 34,31 19,80
26,27 21,08 19,80 22,00 34,87 22,06
24,41 21,86 19,72 23,34 36,61 25,32
21,74 23,68 20,37 22,46 37,09 21,09
22,98 22,77 20,09 22,87 36,87 23,07
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
8,07 19,24 22,79 26,68
11,56 21,18 22,98 20,26
9,94 20,25 22,88 23,82
19,19 15,16 14,82 15,55
17,65 16,87 19,45 17,22
18,40 15,98 16,85 16,24
15,19 16,15 17,20 19,76
15,32 18,04 20,57 18,46
15,26 17,08 18,70 19,21
Indonesia
25,76 28,00 26,95 24,50
ps .g o
.b
w
w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
.id
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
25,47 25,02 25,08 26,64 25,91
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
175
Tabel 5.9.1 Proporsi Penduduk Lansia yang Sakit menurut Provinsi dan Tempat Berobat Jalan, 2013 Perkotaan Tempat Berobat Provinsi
RS. RS. Praktek Puskes- Praktek Praktek Lainnya Pemerintah Swasta Dokter mas Nakes Batra (2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
33,19 12,88 16,71 15,07 27,30 10,49 7,06 7,35 24,26 18,35
6,90 13,19 5,97 24,09 4,74 10,06 2,16 0,90 8,03 27,21
23,07 29,47 31,04 48,55 46,10 44,25 40,20 58,90 27,57 35,62
37,29 17,52 25,69 8,44 27,61 24,03 15,49 11,61 29,00 41,22
17,39 29,80 28,32 5,17 10,58 16,80 36,13 25,23 22,74 17,02
5,49 2,62 4,09 1,06 7,26 0,13 2,94 2,71 2,08 12,81
2,84 3,67 5,34 4,09 0,29 1,07 4,29 1,33 4,78 27,69
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
15,10 11,80 9,02 21,89 10,16 9,38
17,06 8,39 7,27 16,22 6,25 11,98
34,78 45,48 42,86 34,19 32,67 47,43
31,91 31,25 22,53 23,14 23,68 20,24
3,34 19,09 25,59 14,77 30,23 18,28
0,51 3,08 3,37 3,13 3,26 1,10
2,41 6,20 2,51 2,75 2,53 2,58
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
9,53 12,00 18,82
3,54 2,68 4,44
55,01 32,62 34,94
11,53 26,36 36,64
23,91 32,65 11,19
5,04 3,42 3,92
1,60 0,95 3,78
19,44 27,22 29,30 23,75
5,16 3,46 2,72 4,87
34,78 19,51 27,72 38,05
19,11 25,52 20,67 27,67
28,10 34,10 21,20 10,92
4,97 2,16 1,49 0,00
5,26 0,00 3,96 3,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
14,30 21,28 22,43 20,61 12,45 21,30
10,07 0,00 1,56 5,43 3,61 0,00
47,15 40,01 38,93 31,45 50,03 28,26
26,02 20,12 32,24 37,41 31,35 19,51
12,50 23,92 14,62 10,14 22,85 34,60
0,02 0,00 0,00 0,52 5,44 2,15
0,00 0,00 1,26 0,91 7,22 1,64
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
9,41 7,23 41,41 21,41
4,00 4,91 10,23 0,00
41,51 62,47 15,46 26,32
50,71 24,99 24,33 51,36
5,32 0,40 0,00 0,91
2,14 0,00 0,00 0,00
2,14 0,00 8,57 0,00
Indonesia
12,62
8,32
39,90
25,75
21,75
2,85
3,60
ps .g o
.b
w
w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
.id
(1)
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
176
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Tabel 5.9.2 Proporsi Penduduk Lansia yang Sakit menurut Provinsi dan Tempat Berobat Jalan, 2013 Perdesaan Tempat Berobat RS. RS. Praktek Puskes- Praktek Praktek Pemerintah Swasta Dokter mas Nakes Batra (2)
(5)
(6)
(7)
16,49 14,14 22,15 20,76 26,38 20,17 20,33 24,84 16,57 15,53
52,34 25,09 33,03 36,58 28,76 27,75 26,55 20,40 36,63 78,60
28,63 50,26 39,15 22,92 37,62 48,21 49,96 50,22 35,42 13,19
2,40 3,10 7,56 3,96 3,01 2,42 4,50 2,11 8,93 5,87
3,68 4,38 3,61 3,49 2,91 7,09 6,19 4,36 5,41 11,77
37,78 29,97 35,40 23,36 22,66
29,56 20,70 28,62 19,52 22,59
37,33 48,35 30,44 56,91 53,96
3,43 3,14 1,84 2,08 1,41
5,58 2,16 0,00 2,17 7,93
0,98 0,00 2,47
37,97 26,34 9,88
27,95 37,18 72,14
38,48 40,35 12,25
4,13 3,70 0,00
0,07 0,54 4,27
8,68 13,97 2,81 14,55
2,77 1,44 0,97 1,67
11,23 12,50 10,08 19,83
39,35 58,67 35,72 67,77
47,58 31,36 56,34 5,30
3,10 1,57 3,02 0,00
2,62 2,66 4,57 0,99
7,01 9,80 9,39 6,32 5,87 5,49
4,53 1,15 1,96 0,98 0,00 0,00
25,84 9,02 14,08 19,28 28,29 11,95
34,11 54,05 55,84 53,32 36,84 49,18
33,77 31,33 25,51 23,12 42,67 35,42
0,72 4,70 3,07 0,89 2,00 3,85
2,57 3,66 2,38 6,43 0,04 0,00
6,43 14,16 12,35 16,36
1,49 4,81 4,43 4,82
10,82 12,58 12,88 3,91
61,43 64,61 60,94 75,60
26,99 5,99 10,10 3,11
2,10 0,00 0,00 0,00
1,75 4,07 1,62 0,62
6,27
3,11
24,69
30,90
42,76
2,82
3,22
1,61 6,81 3,13 13,50 1,19 3,39 3,59 4,79 10,10 6,14
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
5,95 4,42 5,53 3,11 5,32
3,31 3,74 4,74 2,28 2,17
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
4,11 5,43 5,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Indonesia
w
//w
p:
ht t
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
.b
15,04 10,46 9,49 10,57 7,02 10,95 9,65 6,17 5,37 11,80
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
Lainnya
(4)
w
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
(3)
.id
(1)
ps .g o
Provinsi
(8)
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
177
Tabel 5.9.3 Proporsi Penduduk Lansia yang Sakit menurut Provinsi dan Tempat Berobat Jalan, 2013 Perkotaan+Perdesaan Tempat Berobat RS. RS. Praktek Puskes- Praktek Praktek Pemerintah Swasta Dokter mas Nakes Batra
Provinsi (1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Lainnya
(7)
(8)
25,97 42,21 35,10 16,28 31,58 35,87 45,97 45,44 28,35 15,74
3,13 2,91 6,26 2,87 3,96 1,52 4,05 2,22 5,11 10,50
3,48 4,10 4,26 3,71 2,32 4,72 5,64 3,78 5,06 22,38
19,33 11,42 12,19 12,26 11,55 10,77 8,90 6,40 15,89 16,17
2,86 9,32 4,20 17,46 1,98 6,01 3,18 4,04 8,95 20,19
18,05 20,17 25,48 31,15 30,79 29,63 26,07 31,35 22,70 28,93
48,78 22,11 30,28 26,06 28,50 26,29 23,36 18,72 32,38 53,68
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
15,10 9,60 6,43 13,48 6,19 8,01
17,06 6,48 5,28 10,32 4,01 8,68
34,78 42,58 35,59 34,81 27,42 39,10
31,91 30,62 21,49 25,96 21,33 21,03
3,34 25,95 38,43 22,82 45,26 30,28
0,51 3,21 3,24 2,47 2,59 1,21
2,41 5,97 2,31 1,34 2,33 4,38
2,07 1,04 2,73
45,21 28,78 13,11
20,97 32,98 67,56
32,28 37,36 12,11
4,52 3,59 0,51
0,72 0,70 4,21
12,25 16,96 10,60 19,26
3,57 1,90 1,49 3,31
19,06 14,08 15,28 29,16
32,62 51,18 31,29 47,23
41,10 31,98 46,00 8,18
3,72 1,70 2,57 0,00
3,49 2,06 4,39 2,02
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
9,11 12,57 13,39 9,67 8,03 10,37
6,12 0,87 1,83 2,02 1,18 0,00
31,97 16,50 21,70 22,13 35,42 16,99
31,78 45,85 48,60 49,59 35,04 40,02
27,66 29,54 22,17 20,08 36,17 35,16
0,52 3,56 2,13 0,80 3,13 3,33
1,83 2,78 2,04 5,14 2,39 0,51
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
7,12 12,46 21,84 18,76
2,07 4,84 6,32 2,53
17,94 24,83 13,72 14,55
58,94 54,88 48,98 64,09
21,96 4,62 6,80 2,07
2,11 0,00 0,00 0,00
1,84 3,07 3,89 0,33
9,16
5,48
31,61
28,56
33,20
2,83
3,39
Indonesia
ps .g o
.b
w
w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
6,41 7,98 6,78
//w
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
.id
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
178
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Tabel 6.1.1 Persentase Lansia menurut Provinsi dan Jenis Kegiatan Utama dalam Seminggu Terakhir, 2013 Perkotaan Provinsi
Jenis Kegiatan Utama Mengurus Pengangguran Rumah Tangga
Bekerja
(1)
(2)
(3)
(4)
Lainnya (5)
Jumlah (6)
36,27 35,73 33,63 41,79 32,96 32,20 37,20 33,16 36,03 31,51
0,30 0,23 0,12 0,23 0,47 0,37 0,00 0,35 0,15 0,23
36,00 32,50 36,98 36,79 36,95 36,85 35,68 31,29 41,67 41,13
27,44 31,54 29,27 21,20 29,62 30,57 27,12 35,20 22,14 27,13
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
30,92 38,97 40,28 43,30 41,97 31,83
0,23 0,61 0,33 0,12 0,18 0,56
37,75 33,74 33,90 35,24 33,56 39,24
31,10 26,67 25,49 21,34 24,28 28,36
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
46,59 41,04 33,37
0,00 0,25 0,00
31,98 33,02 34,47
21,44 25,69 32,16
100,00 100,00 100,00
30,76 41,17 33,95 39,28
0,30 0,07 0,59 0,71
39,35 30,60 36,22 33,79
29,58 28,16 29,24 26,22
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
34,56 38,63 29,89 32,52 41,96 36,87
0,64 0,24 0,07 0,00 0,00 0,00
35,41 30,68 43,00 45,45 38,68 36,41
29,39 30,46 27,03 22,03 19,36 26,72
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
36,37 31,66 33,89 38,35
0,00 0,32 0,00 0,00
31,60 36,79 23,99 34,49
32,04 31,23 42,12 27,16
100,00 100,00 100,00 100,00
0,34
34,73
26,61
100,00
ps .g o
.b w
w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
Indonesia 38,32 Sumber: BPS, Sakernas Agustus 2013
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
.id
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
179
Tabel 6.1.2 Persentase Lansia menurut Provinsi dan Jenis Kegiatan Utama dalam Seminggu Terakhir, 2013 Perdesaan Provinsi
Jenis Kegiatan Utama Mengurus Pengangguran Rumah Tangga
Bekerja
(1)
(2)
(3)
(4)
Lainnya
Jumlah
(5)
(6)
46,81 54,57 49,89 55,19 51,54 53,79 51,80 53,68 48,41 47,08
0,24 0,07 0,09 0,00 0,23 0,00 0,00 0,10 0,80 0,27
26,19 23,44 26,01 28,40 24,68 23,05 25,04 26,16 31,81 31,55
26,75 21,93 24,01 16,41 23,54 23,16 23,16 20,07 18,99 21,11
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
50,02 53,38 70,97 55,08 46,54
0,42 0,19 0,00 0,18 0,25
29,41 25,52 16,11 25,56 26,05
20,14 20,90 12,93 19,19 27,15
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
63,11 54,33 59,05
0,09 0,00 0,04
22,13 22,42 17,58
14,66 23,25 23,32
100,00 100,00 100,00
53,71 59,22 53,41 52,80
0,39 0,28 0,00 0,00
21,23 22,80 25,72 25,42
24,67 17,70 20,88 21,78
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
43,15 51,54 44,61 55,58 47,82 52,53
0,05 0,22 0,06 0,40 0,00 0,00
32,17 26,91 31,42 26,25 29,81 29,96
24,63 21,33 23,91 17,76 22,37 17,51
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
49,69 52,25 65,75 63,08
0,09 0,00 0,52 0,26
23,69 22,01 21,51 17,63
26,53 25,74 12,22 19,03
100,00 100,00 100,00 100,00
0,18
25,71
20,89
100,00
ps .g o
.b w
w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
Indonesia 53,21 Sumber: BPS, Sakernas Agustus 2013
180
.id
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Tabel 6.1.3 Persentase Lansia menurut Provinsi dan Jenis Kegiatan Utama dalam Seminggu Terakhir, 2013 Perkotaan+Perdesaan Provinsi
Jenis Kegiatan Utama Mengurus Pengangguran Rumah Tangga
Bekerja
(1)
(2)
Lainnya
(3)
(4)
(5)
Jumlah (6)
44,21 45,58 44,16 50,22 46,20 46,17 48,03 49,07 42,30 35,49
0,26 0,14 0,10 0,09 0,30 0,13 0,00 0,15 0,48 0,24
28,61 27,76 29,88 31,51 28,21 27,92 27,78 27,31 36,68 38,68
26,92 26,51 25,86 18,19 25,29 25,77 24,18 23,46 20,55 25,59
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
30,92 43,38 47,70 54,75 49,28 37,52
0,23 0,53 0,26 0,07 0,18 0,44
37,75 32,02 29,16 27,32 29,10 34,15
31,10 24,07 22,89 17,86 21,44 27,89
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
54,50 48,98 54,99
0,04 0,10 0,04
27,26 26,68 20,25
18,19 24,23 24,72
100,00 100,00 100,00
46,49 53,47 45,59 44,53
0,36 0,21 0,24 0,43
26,93 25,29 29,94 30,54
26,22 21,03 24,24 24,49
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
39,43 48,90 39,94 50,16 45,86 48,77
0,30 0,22 0,07 0,31 0,00 0,00
33,57 27,68 35,09 30,77 32,77 31,51
26,69 23,20 24,90 18,76 21,37 19,72
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
45,19 46,30 55,17 53,67
0,06 0,09 0,35 0,16
26,36 26,28 22,33 24,04
28,39 27,32 22,15 22,13
100,00 100,00 100,00 100,00
0,25
29,88
23,54
100,00
ps .g o
.b w
w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
Indonesia 46,33 Sumber: BPS, Sakernas Agustus 2013
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
.id
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
181
Tabel 6.2
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Lansia menurut Provinsi, Tipe Daerah, dan Jenis Kelamin, 2013
Tipe Daerah Provinsi
Jenis Kelamin Total
Perdesaan
Laki-laki
Perempuan
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
36,57 35,96 33,75 42,02 33,44 32,57 37,20 33,51 36,19 31,74
47,05 54,63 49,98 55,19 51,77 53,79 51,80 53,77 49,21 47,34
65,53 61,36 64,18 68,97 65,53 60,49 65,90 67,82 64,82 53,59
27,24 32,83 27,47 30,99 26,50 33,44 30,61 30,13 20,85 15,95
44,47 45,72 44,26 50,30 46,50 46,30 48,03 49,22 42,78 35,72
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
31,15 39,58 40,61 43,42 42,15 32,39
50,44 53,58 70,97 55,26 46,80
42,98 62,77 64,53 62,45 67,17 56,03
20,57 25,95 33,86 48,72 34,43 21,75
31,15 43,92 47,95 54,82 49,46 37,96
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
46,59 41,29 33,37
63,20 54,33 59,09
63,79 66,70 70,40
46,20 34,38 40,77
54,54 49,08 55,03
31,06 41,24 34,54 39,99
54,09 59,50 53,41 52,80
60,91 70,79 62,98 63,49
32,62 35,08 31,44 22,19
46,85 53,69 45,83 44,97
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
35,20 38,87 29,97 32,52 41,96 36,87
43,20 51,76 44,67 55,99 47,82 52,53
59,02 66,53 61,99 65,05 70,22 69,18
23,05 31,60 23,49 37,97 24,88 31,36
39,74 49,12 40,01 50,47 45,86 48,77
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
36,37 31,98 33,89 38,35
49,78 52,25 66,27 63,34
62,00 65,88 63,45 61,67
30,20 27,97 43,34 42,59
45,25 46,39 55,51 53,83
53,39
63,72
31,37
46,59
ps .g o
.b w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
w
(1)
Indonesia 38,66 Sumber: BPS, Sakernas Agustus 2013
182
.id
Perkotaan
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Tabel 6.3.1 Persentase Lansia Bekerja menurut Provinsi dan Kelompok Lapangan Usaha, 2013 Perkotaan Kelompok Lapangan Usaha
Provinsi
Jumlah
Industri
Perdagangan
Jasa
Lainnya
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
34,21 33,75 28,30 39,92 29,69 36,36 44,37 32,26 30,52 36,24
14,19 13,37 10,76 14,78 10,07 21,88 17,63 16,02 11,46 15,43
15,58 13,27 7,30 13,54 18,07 14,27 12,24 13,78 21,53 25,37
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
44,81 31,01 29,55 23,68 31,75 37,76
24,28 14,21 11,18 9,46 11,93 16,09
23,32 13,10 7,40 3,77 8,31 14,02
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
17,71 9,35 8,54
25,44 27,53 38,06
7,27 7,45 10,12
7,32 3,64 11,51
100,00 100,00 100,00
31,41 32,64 24,19 27,58
5,65 6,94 7,01 6,16
37,77 36,52 30,43 26,71
10,32 9,92 21,22 16,44
14,84 13,98 17,15 23,10
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
30,44 27,53 25,86 29,85 44,88 40,57
2,94 10,25 7,22 8,69 7,87 4,71
35,33 37,55 34,47 47,01 23,28 43,22
17,30 15,33 18,56 9,13 9,16 6,55
13,99 9,34 13,88 5,32 14,81 4,95
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
38,07 53,24 19,21 19,86
4,96 4,44 8,23 4,44
34,38 23,07 40,01 42,82
15,90 9,03 13,11 19,79
6,70 10,22 19,44 13,09
100,00 100,00 100,00 100,00
Indonesia 33,12 10,22 Sumber: BPS, Sakernas Agustus 2013
32,04
13,45
11,17
100,00
29,80 33,64 43,20 27,27 38,99 20,72 22,21 30,12 25,52 12,10
6,21 5,97 10,45 4,49 3,18 6,77 3,55 7,83 10,97 10,86
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
1,02 31,12 36,52 51,14 38,89 24,57
6,58 10,55 15,34 11,96 9,13 7,55
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
42,26 52,02 31,77
w
w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
.b
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
ps .g o
(1)
.id
Pertanian
(7)
183
Tabel 6.3.2 Persentase Lansia Bekerja menurut Provinsi dan Kelompok Lapangan Usaha, 2013 Perdesaan Kelompok Lapangan Usaha
Provinsi
Jumlah
Pertanian
Industri
Perdagangan
Jasa
Lainnya
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(1)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
79,76 84,07 76,28 81,29 81,14 83,37 85,28 81,87 64,05 65,07
6,22 1,50 3,79 2,73 2,57 3,37 1,96 5,05 4,72 6,00
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
70,13 75,92 86,50 78,08 72,32
7,18 8,01 3,66 4,48 2,93
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
73,73 81,23 86,22
(7)
3,02 3,15 3,51 1,92 1,84 1,30 2,60 1,53 15,31 8,22
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
12,92 9,93 7,42 9,77 13,17
4,88 3,86 1,13 5,27 5,14
4,89 2,27 1,28 2,39 6,44
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
7,53 6,27 8,39
9,72 8,33 3,02
1,31 1,57 0,54
7,70 2,59 1,83
100,00 100,00 100,00
88,86 83,68 76,77 71,89
1,39 4,14 7,49 7,39
4,02 6,69 6,87 4,94
3,20 2,00 5,69 6,83
2,54 3,48 3,18 8,94
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
73,09 80,32 82,66 75,96 66,02 86,69
5,00 4,70 1,50 5,65 10,83 3,18
12,43 8,44 10,95 14,29 13,48 6,46
5,40 1,85 2,47 2,13 7,56 1,40
4,07 4,68 2,42 1,97 2,12 2,27
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
81,46 87,97 80,28 85,33
3,90 3,03 3,05 2,67
8,34 5,15 11,18 6,96
3,45 1,35 3,77 2,51
2,86 2,49 1,73 2,53
100,00 100,00 100,00 100,00
Indonesia 78,12 5,38 Sumber: BPS, Sakernas Agustus 2013
9,69
3,85
2,97
100,00
184
ps .g o
.b
w
w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
.id
2,96 2,98 4,22 3,54 3,87 2,30 3,07 2,93 9,27 11,84
8,04 8,30 12,21 10,52 10,58 9,65 7,09 8,61 6,65 8,87
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Tabel 6.3.3 Persentase Lansia Bekerja menurut Provinsi dan Kelompok Lapangan Usaha, 2013 Perkotaan+Perdesaan Kelompok Lapangan Usaha Provinsi
Jumlah Pertanian
Industri
Perdagangan
Jasa
Lainnya
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
69,65 65,21 67,39 64,62 72,50 67,96 72,69 74,02 47,84 30,03
6,22 3,17 5,58 3,27 2,70 4,21 2,28 5,47 7,35 9,22
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
1,02 49,07 61,49 70,11 63,30 47,47
6,58 9,00 10,70 7,51 6,23 5,34
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
59,71 71,38 81,00
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
44,81 22,69 17,12 14,96 18,06 25,97
24,28 9,92 6,54 4,99 7,78 10,84
23,32 9,32 4,15 2,43 4,63 10,38
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
12,06 7,31 8,40
16,72 14,81 6,38
3,97 3,55 1,46
7,53 2,95 2,76
100,00 100,00 100,00
.b
ps .g o
13,33 17,82 16,53 19,59 14,50 16,22 14,53 12,20 16,69 26,97
.id
5,56 6,93 4,53 5,50 5,16 4,49 4,53 3,38 17,92 19,57
w
//w
p:
(7)
5,23 6,87 5,97 7,01 5,14 7,12 5,98 4,92 10,20 14,21
w
(1)
76,90 71,18 61,04 47,97
2,28 4,82 7,34 6,73
11,04 14,00 13,92 16,69
4,68 3,94 10,34 12,02
5,10 6,05 7,36 16,59
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
56,92 71,80 69,19 68,93 59,56 78,32
4,22 5,59 2,86 6,11 9,92 3,46
21,11 13,14 16,53 19,28 16,47 13,13
9,91 4,03 6,28 3,20 8,05 2,34
7,83 5,43 5,14 2,48 5,99 2,75
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
69,67 81,11 67,82 67,53
4,19 3,31 4,11 3,15
15,41 8,69 17,06 16,71
6,83 2,87 5,67 7,21
3,90 4,02 5,34 5,40
100,00 100,00 100,00 100,00
Indonesia 60,93 7,23 Sumber: BPS, Sakernas Agustus 2013
18,23
7,51
6,10
100,00
ht t
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
185
Tabel 6.4.1 Persentase Lansia Bekerja menurut Provinsi dan Jabatan/Jenis Pekerjaan Usaha, 2013 Perkotaan Jabatan/Jenis Pekerjaan Profesional, Tenaga Buruh, Pejabat dan Usaha dan Operator dan Manager Jasa Pekerja Kasar
(1)
(2)
(3)
9,25 6,26 6,48 9,43 8,02 14,07 10,66 6,82 10,05 21,25
63,97 65,59 66,20 67,50 64,21 52,67 59,34 58,53 54,49 45,14
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
14,44 5,00 4,46 7,27 3,15 8,64
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
9,56 3,45 12,10
(6)
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
54,94 52,48 60,37 74,06 64,07 57,83
30,62 42,52 35,16 18,67 32,78 33,53
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
65,68 67,01 65,82
24,76 29,55 22,08
100,00 100,00 100,00
.b w
w
//w
p:
Jumlah
26,78 28,15 27,32 23,07 27,77 33,26 30,00 34,66 35,46 33,61
ps .g o
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
(4)
.id
Provinsi
7,81 9,80 18,36 9,67
63,26 68,73 51,44 53,86
28,93 21,47 30,20 36,47
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
10,11 13,10 13,19 9,83 3,98 5,52
66,06 57,35 58,88 71,90 63,25 83,80
23,83 29,54 27,93 18,27 32,78 10,68
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
10,62 9,36 14,33 26,13
75,43 68,84 71,30 56,78
13,95 21,81 14,37 17,09
100,00 100,00 100,00 100,00
60,01
33,63
100,00
ht t
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
Indonesia 6,36 Sumber: BPS, Sakernas Agustus 2013
186
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Tabel 6.4.2 Persentase Lansia Bekerja menurut Provinsi dan Jabatan/Jenis Pekerjaan Usaha, 2013 Perkotaan Jabatan/Jenis Pekerjaan Profesional, Tenaga Buruh, Pejabat dan Usaha dan Operator dan Manager Jasa Pekerja Kasar
Provinsi (1)
(2)
(3)
2,21 1,28 0,40 1,15 2,01
63,22 79,78 91,16 80,03 81,18
34,57 18,94 8,45 18,82 16,81
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
1,95 0,89 0,37
81,03 80,71 88,52
17,02 18,40 11,11
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
2,36 1,49 2,96 1,49
91,44 89,87 81,11 76,33
6,20 8,65 15,93 22,17
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
3,91 1,09 2,14 3,26 2,50 1,00
82,52 86,98 90,85 87,80 80,96 91,71
13,57 11,94 7,02 8,94 16,55 7,29
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
2,13 0,96 7,14 2,21
88,95 91,10 89,73 90,58
8,92 7,94 3,13 7,21
100,00 100,00 100,00 100,00
81,04
17,42
100,00
w //w
ht t
p:
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
Indonesia 1,54 Sumber: BPS, Sakernas Agustus 2013
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
.id
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
ps .g o
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
(6)
15,06 10,02 12,74 12,49 10,14 13,14 11,68 9,45 25,24 16,69
84,02 89,21 85,96 83,87 86,55 85,11 87,50 89,20 72,32 77,69
.b
0,93 0,76 1,31 3,64 3,31 1,75 0,82 1,35 2,43 5,62
w
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
(4)
Jumlah
187
Tabel 6.4.3 Persentase Lansia Bekerja menurut Provinsi dan Jabatan/Jenis Pekerjaan Usaha, 2013 Perkotaan+Perdesaan Jabatan/Jenis Pekerjaan Profesional, Tenaga Buruh, Pejabat dan Usaha dan Operator dan Manager Jasa Pekerja Kasar (2) (3) (4)
Provinsi (1)
14,44 3,72 2,45 3,58 1,91 5,46
54,94 57,42 72,67 83,23 74,01 69,03
30,62 38,86 24,88 13,19 24,08 25,52
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
5,34 1,75 1,50
74,20 76,09 86,34
20,47 22,16 12,16
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
3,49 3,52 7,57 5,91
85,58 84,69 72,23 64,20
10,93 11,79 20,20 29,89
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
6,26 3,03 4,76 4,26 2,95 1,82
76,28 82,19 83,26 85,38 75,55 90,27
17,46 14,78 11,98 10,36 21,50 7,90
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
4,43 2,62 8,61 8,71
85,28 86,71 85,97 81,39
10,29 10,68 5,42 9,89
100,00 100,00 100,00 100,00
73,01
23,61
100,00
w //w
ht t
p:
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
Indonesia 3,38 Sumber: BPS, Sakernas Agustus 2013
188
.id
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
ps .g o
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
(6)
17,43 16,80 16,65 15,75 13,75 18,09 15,34 13,27 29,54 27,88
79,96 80,38 80,65 78,82 81,97 77,13 81,88 84,55 64,82 56,16
.b
2,61 2,82 2,70 5,43 4,28 4,78 2,78 2,18 5,64 15,96
w
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
Jumlah
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Tabel 6.5.1 Persentase Lansia Bekerja menurut Provinsi dan Status Pekerjaan, 2013 Perkotaan Status Pekerjaan Provinsi
Berusaha Sendiri
Berusaha Dibantu Buruh
Buruh/ Karyawan
Pekerja Bebas
Pekerja Keluarga/ Tidak Dibayar
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
5,36 10,22 6,56 4,48 7,14 3,14 4,58 12,43 4,16 2,66
4,55 10,05 7,92 10,18 9,42 7,14 12,65 8,52 8,41 2,37
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Jumlah (7)
37,88 31,07 36,65 41,64 29,21 34,17 33,30 33,21 31,98 35,82
33,51 31,81 34,85 24,68 40,00 29,38 30,45 26,00 28,55 20,93
18,70 16,85 14,03 19,02 14,23 26,16 19,03 19,84 26,89 38,23
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
35,68 29,29 27,14 28,76 28,46 38,01
27,48 29,80 36,69 38,83 35,75 17,36
27,83 14,67 13,40 8,74 13,92 28,40
3,05 17,85 12,56 4,76 12,01 10,48
5,96 8,39 10,20 18,90 9,87 5,74
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
26,49 28,01 39,79
38,93 40,26 34,81
9,89 5,63 14,44
5,46 15,25 3,07
19,24 10,84 7,89
100,00 100,00 100,00
ps .g o
.b w
w
//w
p:
.id
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
37,49 41,99 38,40 33,52
30,60 28,84 31,41 28,43
19,56 14,30 13,81 24,01
2,68 2,96 6,22 9,72
9,67 11,92 10,16 4,32
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
47,52 53,48 31,27 42,11 35,51 26,87
17,51 20,65 37,03 42,48 24,96 50,72
21,15 11,74 18,24 9,66 20,32 5,75
5,34 1,08 3,69 1,28 8,25 1,47
8,48 13,05 9,76 4,47 10,97 15,19
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
45,05 25,59 37,19 30,77
22,23 42,70 41,51 23,60
12,32 15,28 11,94 35,52
6,85 3,25 3,65 0,00
13,55 13,18 5,71 10,11
100,00 100,00 100,00 100,00
Indonesia 30,52 32,72 Sumber: BPS, Sakernas Agustus 2013
15,81
11,33
9,62
100,00
ht t
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
189
Tabel 6.5.2 Persentase Lansia Bekerja menurut Provinsi dan Status Pekerjaan, 2013 Perdesaan Status Pekerjaan Provinsi
Berusaha Sendiri
Berusaha Dibantu Buruh
Buruh/ Karyawan
Pekerja Bebas
Pekerja Keluarga/ Tidak Dibayar
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
5,38 3,91 7,63 7,64 5,12 4,50 4,05 5,66 6,36 6,45
9,16 15,60 11,64 11,84 7,64 16,23 17,19 12,28 9,72 3,12
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Jumlah (7)
33,21 26,04 30,49 28,89 33,32 27,58 27,21 23,08 40,27 56,82
44,49 49,08 45,51 44,69 44,59 46,17 44,96 54,53 31,68 20,40
7,75 5,36 4,74 6,94 9,32 5,51 6,60 4,45 11,97 13,22
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
18,91 20,71 10,62 19,95 23,17
44,70 49,15 53,18 46,33 40,05
5,73 3,76 1,62 3,31 3,65
20,22 10,95 2,23 12,82 19,24
10,44 15,42 32,35 17,60 13,90
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
22,98 16,78 24,83
43,41 57,11 52,76
2,61 3,34 1,61
9,80 8,63 0,81
21,20 14,14 19,98
100,00 100,00 100,00
ps .g o
.b w
w
//w
p:
.id
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
20,66 30,78 29,40 37,22
52,44 52,72 47,71 31,82
4,16 4,36 4,69 14,27
1,96 1,70 5,86 5,47
20,78 10,43 12,33 11,22
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
43,06 28,73 21,72 27,91 33,88 23,97
30,02 51,65 56,48 51,61 47,29 57,74
5,94 3,66 3,10 2,37 4,12 2,91
9,17 4,15 3,31 1,61 1,65 3,35
11,82 11,80 15,39 16,50 13,06 12,04
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
26,87 31,50 28,02 30,54
47,92 46,99 53,80 48,45
6,08 1,69 5,80 3,72
0,32 2,72 1,02 1,26
18,82 17,10 11,35 16,04
100,00 100,00 100,00 100,00
Indonesia 22,66 47,92 Sumber: BPS, Sakernas Agustus 2013
4,26
9,80
15,35
100,00
ht t
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
190
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Tabel 6.5.3 Persentase Lansia Bekerja menurut Provinsi dan Status Pekerjaan, 2013 Perkotaan+Perdesaan Status Pekerjaan Provinsi
Berusaha Sendiri
Berusaha Dibantu Buruh
Buruh/ Karyawan
Pekerja Bebas
Pekerja Keluarga/ Tidak Dibayar
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
5,38 6,27 7,34 6,67 5,54 4,17 4,15 6,69 5,43 3,94
8,23 13,53 10,64 11,33 8,01 14,00 16,28 11,71 9,17 2,62
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Jumlah (7)
34,16 27,92 32,14 32,82 32,48 29,20 28,42 24,62 36,78 42,93
42,27 42,62 42,65 38,51 43,65 42,04 42,06 50,20 30,36 20,75
9,97 9,66 7,23 10,67 10,33 10,59 9,08 6,78 18,25 29,76
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
35,68 24,52 23,07 19,03 23,16 30,89
27,48 36,66 44,59 46,53 42,34 28,24
27,83 10,56 7,29 4,92 7,31 16,53
3,05 18,94 11,54 3,40 12,51 14,68
5,96 9,33 13,51 26,12 14,68 9,65
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
24,54 20,57 26,27
41,41 51,43 51,04
5,85 4,11 2,84
7,87 10,86 1,03
20,33 13,03 18,82
100,00 100,00 100,00
ps .g o
.b w
w
//w
p:
.id
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
24,16 33,53 32,09 35,22
47,89 46,87 42,84 29,99
7,37 6,79 7,42 19,53
2,11 2,01 5,97 7,76
18,46 10,80 11,68 7,50
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
44,75 32,73 23,98 30,08 34,38 24,49
25,28 46,65 51,87 50,22 40,47 56,46
11,70 4,97 6,70 3,48 9,06 3,42
7,72 3,65 3,40 1,56 3,66 3,01
10,55 12,01 14,05 14,66 12,42 12,61
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
31,81 30,33 29,89 30,60
40,94 46,14 51,29 41,69
7,77 4,37 7,05 12,36
2,09 2,82 1,56 0,92
17,39 16,32 10,20 14,43
100,00 100,00 100,00 100,00
Indonesia 25,66 42,11 Sumber: BPS, Sakernas Agustus 2013
8,67
10,39
13,16
100,00
ht t
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
191
Tabel 6.6.1 Persentase Lansia Bekerja menurut Provinsi, Jenis Kelamin, dan Jumlah Jam Kerja dalam Seminggu Terakhir, 2013 Perkotaan Laki-laki
Perempuan
Laki-laki + Perempuan
0 - 14 15 - 35 36 +
0 - 14 15 - 35 36 +
Provinsi 0 - 14 15 - 35 (1)
(2)
36 +
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
25,15 9,89 24,15 15,57 26,44 20,26 22,01 17,45 14,67 23,30
29,43 25,54 35,87 26,76 19,90 24,23 28,19 34,84 29,89 12,05
45,42 64,57 39,99 57,67 53,66 55,51 49,80 47,71 55,44 64,65
20,99 16,80 42,77 14,86 35,61 19,62 29,04 22,06 44,91 27,84
50,17 40,40 35,32 48,67 54,65 35,33 25,70 31,99 16,38 26,60
28,84 42,80 21,91 36,47 9,74 45,05 45,25 45,94 38,71 45,56
23,93 12,26 29,47 15,38 28,62 20,01 24,00 18,88 21,57 24,26
35,51 30,63 35,71 32,79 28,16 28,61 27,48 33,96 26,81 15,15
40,56 57,12 34,82 51,84 43,23 51,38 48,51 47,16 51,63 60,59
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
10,96 12,45 18,40 26,52 13,58 15,00
17,91 30,87 27,75 45,16 31,88 23,64
71,12 56,67 53,85 28,31 54,54 61,36
21,88 23,61 23,60 37,08 18,55 27,09
28,67 29,30 32,96 36,29 34,35 30,91
49,45 47,09 43,44 26,63 47,10 42,00
14,80 15,69 20,44 31,76 15,40 18,02
21,69 30,42 29,79 40,76 32,78 25,46
63,51 53,89 49,78 27,48 51,82 56,52
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
9,61 9,83 24,79
39,60 49,91 34,25
50,78 40,25 40,96
19,37 19,60 14,08
35,09 45,50 48,21
45,54 34,91 37,71
14,15 13,93 20,79
37,50 48,06 39,46
48,34 38,01 39,75
18,92 8,60 32,56 6,55
27,38 30,94 33,48 20,27
53,70 60,46 33,96 73,17
28,12 14,97 32,35 19,07
47,10 38,98 33,97 37,82
24,78 46,05 33,68 43,11
21,80 11,05 32,47 9,34
33,56 34,04 33,67 24,18
44,64 54,91 33,85 66,49
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
6,65 22,79 18,23 19,01 21,19 41,95
35,24 37,56 32,15 36,11 32,87 37,94
58,11 39,65 49,61 44,88 45,95 20,11
14,54 53,24 18,52 28,90 14,18 44,67
40,49 29,74 48,36 32,58 29,45 38,68
44,97 17,03 33,12 38,52 56,37 16,65
9,72 36,31 18,33 22,77 19,33 43,02
37,29 34,09 37,60 34,77 31,96 38,23
52,99 29,60 44,07 42,46 48,70 18,75
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
15,47 3,08 16,14 7,42
34,75 22,83 20,78 25,61
49,78 74,09 63,07 66,98
10,93 16,25 13,99 6,88
52,26 44,61 43,68 37,22
36,80 39,14 42,33 55,90
13,66 6,16 15,56 7,24
41,74 27,93 26,97 29,38
44,61 65,91 57,47 63,38
Indonesia 14,93 29,95 Sumber: BPS, Sakernas Agustus 2013
192
ps .g o
.b
w
w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
.id
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
55,12 22,60 34,14 43,26 17,60 31,41 50,99
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Tabel 6.6.2 Persentase Lansia Bekerja menurut Provinsi, Jenis Kelamin, dan Jumlah Jam Kerja dalam Seminggu Terakhir, 2013 Perdesaan Laki-laki
Perempuan
Laki-laki + Perempuan
0 - 14 15 - 35 36 +
0 - 14 15 - 35 36 +
Provinsi 0 - 14 15 - 35 (1)
(2)
36 +
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
19,16 17,81 31,27 20,39 37,67 23,19 30,74 30,84 26,26 22,54
51,24 40,99 41,06 52,10 39,98 51,67 37,70 42,71 39,60 45,15
29,60 41,20 27,67 27,51 22,35 25,14 31,56 26,45 34,14 32,31
27,18 22,90 38,20 33,99 44,56 24,24 25,65 37,57 31,02 23,64
58,08 43,55 46,84 47,91 41,35 57,88 51,38 47,28 50,22 60,87
14,74 33,55 14,96 18,10 14,10 17,88 22,97 15,15 18,76 15,48
21,95 19,97 33,72 24,68 39,64 23,58 29,05 32,87 27,46 22,78
53,61 42,07 43,11 50,78 40,37 54,00 42,25 44,09 42,29 48,52
24,44 37,95 23,17 24,54 19,99 22,42 28,70 23,05 30,25 28,70
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
19,16 19,78 21,94 13,81 17,26
38,25 39,47 50,39 40,45 33,61
42,59 40,74 27,66 45,75 49,13
31,37 30,07 36,08 24,82 37,39
42,43 42,35 49,12 47,60 37,95
26,21 27,58 14,81 27,59 24,66
23,03 23,66 28,91 18,03 24,40
39,58 40,56 49,76 43,19 35,15
37,39 35,78 21,33 38,79 40,45
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
11,19 17,21 17,83
38,07 51,72 46,39
50,74 31,07 35,78
23,02 27,38 26,36
40,57 50,68 53,81
36,41 21,94 19,83
16,28 20,91 21,11
39,14 51,34 49,25
44,58 27,75 29,64
19,33 17,41 15,62 10,92
47,00 54,38 50,80 31,45
33,66 28,20 33,58 57,63
29,60 32,42 26,73 9,76
53,21 46,88 58,31 52,53
17,19 20,70 14,96 37,71
22,98 21,78 19,71 10,66
49,21 52,20 53,57 36,19
27,82 26,02 26,72 53,16
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
9,27 26,88 20,39 28,51 13,66 40,51
42,36 39,79 50,68 49,01 38,67 45,78
48,37 33,33 28,93 22,48 47,67 13,71
15,04 33,00 33,55 48,12 34,72 50,54
51,49 51,12 45,54 42,04 39,51 38,76
33,47 15,88 20,91 9,84 25,77 10,70
10,81 28,69 24,80 36,46 20,05 43,89
44,79 43,14 48,96 46,19 38,93 43,42
44,40 28,16 26,24 17,36 41,03 12,69
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
13,83 20,46 7,81 7,68
34,94 45,79 52,16 56,77
51,24 33,75 40,03 35,55
19,94 31,56 11,40 15,02
52,26 52,06 74,76 63,24
27,80 16,39 13,84 21,74
15,87 24,12 8,96 10,08
40,73 47,85 59,40 58,88
43,40 28,03 31,65 31,04
ps .g o
.b
w
w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
Indonesia 19,26 42,22 Sumber: BPS, Sakernas Agustus 2013
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
.id
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
38,52 29,07 46,51 24,42 22,81 43,77 33,41
193
Tabel 6.6.3 Persentase Lansia Bekerja menurut Provinsi, Jenis Kelamin, dan Jumlah Jam Kerja dalam Seminggu Terakhir, 2013 Perkotaan+Perdesaan Laki-laki
Perempuan
Laki-laki + Perempuan
0 - 14 15 - 35 36 +
0 - 14 15 - 35 36 +
Provinsi 0 - 14 15 - 35 (1)
(2)
36 +
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
20,45 14,60 29,21 18,84 35,24 22,49 28,90 28,83 21,29 23,04
46,54 34,72 39,56 43,97 35,65 45,08 35,70 41,53 35,44 23,24
33,01 50,68 31,22 37,19 29,11 32,43 35,41 29,64 43,27 53,72
26,09 20,92 39,25 28,64 42,98 23,06 26,25 35,16 36,52 26,41
56,68 42,52 44,21 48,13 43,70 52,11 46,87 44,91 36,83 38,26
17,23 36,56 16,55 23,24 13,33 24,83 26,88 19,92 26,65 35,33
22,35 17,09 32,58 21,81 37,38 22,70 28,04 30,74 24,98 23,76
49,95 37,79 41,12 45,23 37,87 47,75 39,30 42,55 35,77 26,44
27,70 45,12 26,30 32,96 24,75 29,54 32,66 26,71 39,25 49,80
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
10,96 15,47 19,29 24,06 13,72 16,00
17,91 34,20 35,24 47,98 37,16 28,05
71,12 50,33 45,47 27,96 49,12 55,95
21,88 27,35 27,64 36,54 22,52 32,93
28,67 35,63 38,83 43,15 42,75 34,90
49,45 37,02 33,53 20,31 34,73 32,18
14,80 19,07 22,48 30,23 17,03 21,08
21,69 34,63 36,61 45,59 39,26 30,11
63,51 46,30 40,90 24,18 43,70 48,82
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
10,51 14,87 18,51
38,73 51,15 45,21
50,76 33,98 36,28
21,33 24,50 25,22
38,02 48,76 53,29
40,65 26,73 21,50
15,33 18,55 21,08
38,41 50,24 48,31
46,26 31,21 30,61
19,24 15,48 20,56 8,56
42,71 49,23 45,75 25,41
38,04 35,29 33,69 66,03
29,32 27,18 28,48 14,76
52,06 44,51 50,72 44,63
18,62 28,31 20,80 40,61
22,73 19,15 23,53 9,94
45,95 47,75 47,61 29,70
31,32 33,10 28,86 60,35
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
8,39 26,34 19,88 27,01 16,05 40,75
39,96 39,49 46,30 46,98 36,83 44,46
51,65 34,17 33,83 26,01 47,12 14,79
14,80 37,54 29,97 45,34 29,03 49,33
46,30 46,33 46,21 40,67 36,72 38,74
38,90 16,13 23,82 13,99 34,25 11,92
10,40 29,92 23,26 34,37 19,83 43,73
41,95 41,68 46,27 44,45 36,80 42,48
47,66 28,40 30,47 21,18 43,37 13,79
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
14,24 16,65 9,60 7,61
34,89 40,75 45,39 48,29
50,87 42,60 45,00 44,10
17,17 29,28 11,86 12,81
52,26 50,95 69,23 56,18
30,57 19,77 18,91 31,00
15,27 20,57 10,30 9,31
41,00 43,92 52,78 50,86
43,73 35,51 36,91 39,83
Indonesia 17,58 37,47 Sumber: BPS, Sakernas Agustus 2013
194
ps .g o
.b
w
w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
.id
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
44,95 26,66 41,90 31,44 20,82 39,05 40,13
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Tabel 6.7.1 Persentase Lansia Bekerja menurut Upah/Gaji, 2013
Provinsi dan Kelompok Pendapatan/ Perkotaan
Kelompok Pendapatan/Upah/Gaji (Ribuan Rupiah) Provinsi
(2)
(3)
(4)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
13,79 15,57 20,46 8,63 17,96 18,86 16,86 24,36 11,64 3,13
33,98 27,18 26,53 21,18 28,34 30,91 33,12 24,87 26,68 32,06
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
7,41 29,82 39,99 43,16 36,41 21,11
16,31 37,14 39,24 33,06 39,28 34,13
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
29,63 51,62 38,15
Jumlah
2.000 – 2.499
>2.500
(5)
(6)
(7)
19,08 24,57 14,84 16,01 5,85 13,89 24,50 17,34 17,63 5,88
14,33 16,61 19,01 19,74 17,34 12,93 9,56 18,67 21,48 21,69
10,26 6,17 10,12 9,84 14,72 6,05 5,72 1,37 12,03 5,88
8,56 9,90 9,04 24,60 15,78 17,36 10,25 13,39 10,55 31,37
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
15,73 13,33 9,08 8,54 10,87 10,13
12,44 9,77 5,27 5,13 6,21 12,39
11,47 3,92 2,11 1,95 2,49 7,87
36,63 6,03 4,31 8,15 4,75 14,38
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
24,96 32,84 27,31
16,59 7,08 7,04
14,87 3,32 7,17
6,97 0,75 6,74
6,97 4,39 13,58
100,00 100,00 100,00
19,74 17,93 13,91 7,93
27,89 21,25 29,94 29,10
12,05 15,55 20,44 17,60
15,87 15,14 23,15 17,13
6,23 11,04 5,67 10,87
18,20 19,09 6,89 17,37
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
15,01 23,69 24,05 37,84 21,34 44,56
21,74 19,47 31,77 39,01 20,13 32,24
19,24 12,59 11,38 2,08 17,25 1,10
13,55 29,03 8,93 6,57 18,71 3,27
7,84 5,08 8,45 3,91 19,34 12,91
22,63 10,15 15,42 10,60 3,24 5,90
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
18,19 7,58 12,26 8,07
41,69 31,61 24,83 9,22
24,09 13,01 12,70 9,94
8,36 20,22 15,21 3,37
0,00 7,79 14,52 9,40
7,67 19,80 20,49 60,00
100,00 100,00 100,00 100,00
Indonesia 28,91 33,99 Sumber: BPS, Sakernas Agustus 2013
12,74
9,83
4,74
9,79
100,00
.b
w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
w
(1)
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
1.000 – 1.500 – 1.499 1.999
.id
500 999
ps .g o
< 500
(8)
195
Tabel 6.7.2 Persentase Lansia Bekerja menurut Provinsi dan Kelompok Pendapatan/ Upah/Gaji, 2013 Perdesaan Kelompok Pendapatan/Upah/Gaji (Ribuan Rupiah) Provinsi
(2)
(3)
(4)
(5)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
25,72 28,54 32,37 16,21 29,57 27,10 30,07 39,50 15,71 29,36
42,09 34,00 46,06 38,31 32,08 37,47 28,84 37,72 27,11 40,51
19,42 19,93 11,04 14,40 18,07 14,63 18,96 12,82 22,72 9,38
8,30 8,49 7,01 17,10 8,58 7,05 10,88 5,70 20,01 8,69
2,40 4,62 2,40 7,06 3,04 5,57 4,21 1,98 9,46 9,32
2,07 4,42 1,12 6,92 8,66 8,18 7,04 2,29 4,99 2,73
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
46,57 54,78 52,35 54,69 46,10
32,96 31,19 39,09 33,79 27,62
10,66 7,82 3,09 6,35 13,51
6,02 3,21 1,61 2,84 7,18
1,56 1,25 2,14 1,76 4,57
2,23 1,75 1,72 0,57 1,02
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
48,96 68,98 71,43
28,91 20,31 20,63
9,99 6,46 3,09
7,82 3,34 0,88
3,05 0,00 0,26
1,28 0,91 3,70
100,00 100,00 100,00
30,91 21,76 31,08 11,89
35,35 32,09 36,36 26,46
15,38 15,18 17,94 27,49
6,02 19,11 5,16 14,66
3,67 5,24 3,58 12,66
8,68 6,62 5,87 6,85
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
20,35 43,95 44,16 39,41 49,91 60,03
36,65 35,49 30,36 38,36 23,50 16,34
18,62 11,89 9,49 11,64 13,83 14,84
11,02 5,15 7,20 5,77 9,82 4,21
7,72 2,95 4,79 2,54 2,94 0,00
5,65 0,57 4,01 2,29 0,00 4,58
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
37,56 40,66 18,67 21,54
40,38 41,11 34,85 31,15
13,67 7,26 18,21 19,28
2,74 2,63 12,33 8,11
4,34 0,00 7,96 4,11
1,31 8,34 7,98 15,82
100,00 100,00 100,00 100,00
Indonesia 45,07 33,26 Sumber: BPS, Sakernas Agustus 2013
10,77
5,61
2,62
2,68
100,00
196
>2.500
(6)
(7)
ps .g o
.b
w
w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
2.000 – 2.499
.id
500 999
(1)
1.000 – 1.500 – 1.499 1.999
Jumlah
< 500
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
(8)
Tabel 6.7.3 Persentase Lansia Bekerja menurut Upah/Gaji, 2013
Provinsi dan Kelompok Pendapatan/ Perkotaan+Perdesaan
Kelompok Pendapatan/Upah/Gaji (Ribuan Rupiah) Provinsi
(2)
(3)
(4)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
22,69 22,08 28,52 13,20 27,01 24,10 26,42 35,35 13,91 11,84
40,03 30,60 39,74 31,51 31,26 35,08 30,02 34,20 26,92 34,87
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
7,41 36,16 47,66 45,54 45,74 30,01
16,31 35,56 35,06 34,62 36,48 31,81
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
39,28 60,83 64,54
Jumlah
2.000 – 2.499
>2.500
(5)
(6)
(7)
19,33 22,24 12,27 15,04 15,38 14,36 20,49 14,06 20,47 7,04
9,83 12,53 10,89 18,15 10,51 9,19 10,52 9,25 20,66 17,37
4,40 5,39 4,90 8,16 5,61 5,75 4,63 1,81 10,59 7,03
3,72 7,15 3,68 13,94 10,23 11,52 7,92 5,33 7,45 21,86
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
15,73 12,32 8,42 7,13 8,56 11,33
12,44 8,35 4,20 4,22 4,49 10,53
11,47 3,02 1,67 2,00 2,12 6,69
36,63 4,59 2,98 6,49 2,61 9,62
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
26,93 26,19 22,01
13,30 6,75 3,91
11,35 3,33 2,18
5,01 0,35 1,61
4,13 2,54 5,75
100,00 100,00 100,00
26,81 20,44 24,40 9,59
32,62 28,35 33,86 27,99
14,16 15,31 18,92 21,73
9,63 17,74 12,17 16,10
4,61 7,24 4,39 11,62
12,17 10,92 6,27 12,97
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
18,01 38,36 36,66 39,04 38,51 56,81
30,12 31,07 30,88 38,51 22,15 19,65
18,89 12,08 10,19 9,41 15,20 11,98
12,13 11,74 7,84 5,96 13,37 4,02
7,77 3,53 6,16 2,86 9,48 2,68
13,09 3,22 8,26 4,22 1,29 4,86
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
29,38 32,98 16,88 15,92
40,93 38,90 32,05 22,00
18,07 8,60 16,67 15,38
5,11 6,71 13,13 6,13
2,51 1,81 9,79 6,31
4,00 11,00 11,48 34,25
100,00 100,00 100,00 100,00
Indonesia 36,94 33,62 Sumber: BPS, Sakernas Agustus 2013
11,76
7,73
3,69
6,26
100,00
.b
w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
w
(1)
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
1.000 – 1.500 – 1.499 1.999
.id
500 999
ps .g o
< 500
(8)
197
Tabel 7.1 Proporsi Lansia yang Menjadi Korban Tindak Kejahatan dalam Setahun Terakhir menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2013
Perkotaan Provinsi
Perdesaan
Laki- PeremL+P laki puan
Laki- Peremlaki puan
Perkotaan+Perdesaan L+P
Laki- PeremL+P laki puan
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
0,57 1,29 3,45 0,38 0,00 2,02 4,46 2,33 1,37 2,15
0,81 1,31 0,96 1,65 0,76 1,77 3,39 0,80 1,15 0,21
0,70 1,30 2,06 1,02 0,39 1,89 3,91 1,55 1,26 1,18
1,35 1,09 1,10 1,67 0,75 1,77 2,11 1,42 0,52 0,00
0,34 0,56 0,76 0,98 0,37 0,92 1,06 0,13 0,00 0,00
0,80 0,79 0,91 1,33 0,56 1,33 1,58 0,79 0,26 0,00
1,15 1,19 1,93 1,19 0,52 1,86 2,72 1,63 0,95 1,54
0,46 0,91 0,83 1,23 0,49 1,22 1,69 0,29 0,59 0,15
0,77 1,03 1,32 1,21 0,51 1,53 2,20 0,97 0,77 0,85
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
2,48 2,09 1,61 1,03 1,21 2,29
0,44 0,85 0,98 0,47 0,88 1,28
1,42 1,45 1,27 0,72 1,03 1,77
0,00 1,61 0,95 0,79 1,06 1,38
0,00 0,64 0,71 0,86 0,44 0,19
0,00 1,10 0,82 0,83 0,72 0,76
2,48 1,90 1,24 0,93 1,13 1,94
0,44 0,76 0,82 0,64 0,63 0,85
1,42 1,31 1,01 0,77 0,86 1,38
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
1,56 1,55 5,01
ps .g o
.b
w
w
.id
(1)
1,18 2,10 2,65
1,74 2,54 3,07
0,62 1,20 2,04
1,14 1,84 2,53
1,65 2,14 3,40
0,73 1,76 1,78
1,16 1,94 2,55
2,01 3,42 1,77 0,19
1,87 0,77 1,14 0,07
1,94 2,12 1,43 0,13
0,27 0,95 1,02 0,35
0,24 0,27 1,10 0,38
0,26 0,62 1,06 0,37
0,82 1,73 1,32 0,26
0,77 0,43 1,11 0,19
0,80 1,10 1,21 0,23
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
2,33 2,53 1,72 1,23 3,70 0,55
0,77 3,47 0,53 1,82 2,39 2,48
1,49 3,02 1,05 1,55 2,96 1,60
0,68 3,15 1,10 0,95 4,80 2,61
0,24 1,33 0,68 0,65 2,16 0,31
0,45 2,25 0,87 0,79 3,41 1,40
1,38 3,02 1,30 1,02 4,44 2,14
0,47 1,83 0,64 0,93 2,24 0,84
0,89 2,42 0,92 0,97 3,25 1,45
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
1,60 0,00 1,80 2,77
3,75 0,00 5,71 5,91
2,75 0,00 3,59 4,17
2,89 0,42 1,80 0,96
0,00 0,88 0,59 0,19
1,42 0,64 1,27 0,64
2,43 0,32 1,80 1,64
1,44 0,64 2,21 2,53
1,91 0,48 1,98 2,02
Indonesia 1,76 0,98 1,35 Sumber: BPS, Sakernas Agustus 2013
1,31
0,64
0,95
1,52
0,80
1,13
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
//w
0,84 2,58 0,53
198
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Tabel 7.2.1 Persentase Lansia Korban Tindak Kejahatan dalam Setahun Terakhir menurut Provinsi dan Jenis Kejahatan, 2013 Laki-Laki Jenis Kejahatan Provinsi
Perampokan
Penipuan
Lainnya
Jumlah
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
88,89 77,53 55,48 86,60 72,86 90,56 100,00 69,66 82,93 0,00
9,61 1,61 23,21 5,94 0,00 9,44 0,00 13,78 17,07 9,48
1,50 20,86 12,83 7,47 0,00 0,00 0,00 6,06 0,00 90,52
0,00 0,00 8,48 0,00 27,14 0,00 0,00 10,50 0,00 0,00
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
61,65 70,00 55,55 87,26 61,90 91,17
15,31 19,42 8,06 0,00 11,04 4,78
23,03 8,31 23,18 7,60 19,00 0,00
0,00 2,27 13,22 5,15 8,06 4,05
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
78,75 77,61 84,86
16,45 2,13 4,49
4,80 14,86 7,77
0,00 5,39 2,89
100,00 100,00 100,00
75,16 94,47 73,49 56,26
19,37 5,53 8,89 0,00
5,47 0,00 0,00 43,74
0,00 0,00 17,63 0,00
100,00 100,00 100,00 100,00
94,44 84,76 79,98 83,38 92,62 83,81
0,00 3,29 10,85 0,00 0,00 0,00
3,42 3,74 5,83 16,62 7,38 10,28
2,15 8,21 3,34 0,00 0,00 5,91
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
81,12 100,00 75,16 72,38
0,00 0,00 24,84 20,35
14,64 0,00 0,00 4,55
4,24 0,00 0,00 2,72
100,00 100,00 100,00 100,00
Indonesia
70,84
11,19
12,59
5,37
100,00
ps .g o
.b
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
w
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
w
(1)
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
.id
Pencurian
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
199
Tabel 7.2.2 Persentase Lansia Korban Tindak Kejahatan dalam Setahun Terakhir menurut Provinsi dan Jenis Kejahatan, 2013 Perempuan Jenis Kejahatan Provinsi
Pencurian
Perampokan
Penipuan
Lainnya
Jumlah
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(1)
5,18 44,95 13,13 21,53 0,00 39,62 9,57 3,20 26,03 100,00
5,28 18,00 15,62 12,31 0,00 10,94 0,00 0,00 42,85 0,00
0,00 0,00 3,94 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
0,00 62,96 61,60 61,62 48,94 24,26
22,48 21,87 15,59 0,00 27,70 23,31
49,65 7,19 16,23 0,00 11,99 52,43
27,87 7,98 6,59 38,38 11,37 0,00
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
92,27 67,64 77,98
7,73 7,83 11,18
0,00 14,69 0,00
0,00 9,84 10,84
100,00 100,00 100,00
74,58 28,72 48,89 100,00
25,42 41,90 26,57 0,00
0,00 29,38 0,00 0,00
0,00 0,00 24,54 0,00
100,00 100,00 100,00 100,00
78,30 59,35 69,17 78,61 83,41 65,21
15,79 14,60 9,88 0,00 16,59 0,00
3,53 14,46 12,63 21,39 0,00 34,79
2,38 11,59 8,32 0,00 0,00 0,00
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
67,04 22,25 100,00 11,26
0,00 0,00 0,00 38,73
32,96 77,75 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 50,02
100,00 100,00 100,00 100,00
Indonesia
58,75
20,28
12,93
8,03
100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
ps .g o
.b w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
.id
89,54 37,05 67,31 66,16 100,00 49,44 90,43 96,80 31,12 0,00
w
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
200
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Tabel 7.2.3 Persentase Lansia Korban Tindak Kejahatan dalam Setahun Terakhir menurut Provinsi dan Jenis Kejahatan, 2013 Laki-laki+Perempuan Jenis Kejahatan Provinsi
Pencurian
Perampokan
Penipuan
Lainnya
Jumlah
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(1)
89,10 57,75 59,63 76,27 85,97 73,38 96,29 73,74 62,41 0,00
8,16 22,79 19,67 13,82 0,00 22,05 3,71 12,19 20,62 17,31
2,74 19,46 13,81 9,92 0,00 4,57 0,00 5,15 16,97 82,69
0,00 0,00 6,89 0,00 14,03 0,00 0,00 8,92 0,00 0,00
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
51,84 67,87 58,19 75,40 56,65 69,89
16,45 20,16 11,35 0,00 17,79 10,67
27,27 7,97 20,14 4,08 16,16 16,67
4,43 4,00 10,32 20,52 9,40 2,76
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
83,27 72,83 82,34
13,54 4,87 6,94
3,19 14,78 4,92
0,00 7,53 5,80
100,00 100,00 100,00
74,88 82,02 61,19 73,28
22,30 12,42 17,73 0,00
2,82 5,56 0,00 26,72
0,00 0,00 21,08 0,00
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
89,89 75,14 75,76 80,95 89,19 78,10
4,45 7,57 10,47 0,00 6,18 0,00
3,45 7,80 8,48 19,05 4,63 17,81
2,21 9,49 5,29 0,00 0,00 4,09
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
75,63 48,68 87,48 39,81
0,00 0,00 12,52 30,14
21,78 51,32 0,00 2,12
2,59 0,00 0,00 27,92
100,00 100,00 100,00 100,00
Indonesia
66,32
14,59
12,72
6,37
100,00
ps .g o
.b w
w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
.id
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
201
Tabel 7.3.1 Perkiraan Jumlah dan Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Kategori Kelayakan Rumah Tinggal, 2013 Perkotaan Tidak Layak Huni Jumlah %
Provinsi
(2)
(4)
(5)
Jumlah
Jumlah
%
Jumlah
%
(6)
(7)
(8)
(9)
0,88
3 444
4,63
70 343
94,49
74 442
100,00
Sumatera Utara Sumatera Barat Riau
4 463 2 024 591
1,08 1,34 0,58
15 534 9 040 3 154
3,75 5,99 3,12
394 220 139 898 97 454
95,17 92,67 96,30
414 217 150 962 101 200
100,00 100,00 100,00
Jambi Sumatera Selatan Bengkulu
237 1 391 530
0,39 0,76 1,78
2 509 8 863 1 727
4,18 4,87 5,80
57 247 171 852 27 536
95,42 94,37 92,43
59 993 182 107 29 793
100,00 100,00 100,00
Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
3 949 0 70
2,79 0,00 0,14
7 938 2 110 826
5,60 4,98 1,63
129 889 40 296 49 838
91,62 95,02 98,23
141 776 42 406 50 735
100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta
6 982
1,18
30 468
5,16
552 955
93,66
590 404
100,00
Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta
89 833 50 605 5 888
4,34 3,15 2,17
254 157 144 364 21 431
12,28 8,99 7,88
1 726 222 1 410 328 244 525
83,38 87,85 89,95
2 070 212 1 605 297 271 844
100,00 100,00 100,00
Jawa Timur Banten
66 459 11 114
3,60 3,19
154 707 26 097
8,39 7,50
1 623 686 310 917
88,01 89,31
1 844 851 348 128
100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
3 337 11 508 4 479
1,56 8,12 7,12
10 717 23 875 7 673
5,03 16,84 12,19
199 216 106 398 50 788
93,41 75,04 80,69
213 271 141 781 62 941
100,00 100,00 100,00
333
0,35
4 916
5,18
89 708
94,47
94 957
100,00
263 593 67
0,70 0,63 0,06
1 917 7 189 1 207
5,06 7,67 1,13
35 667 86 006 105 887
94,24 91,70 98,81
37 847 93 789 107 161
100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara
1 006
1,09
8 042
8,72
83 186
90,19
92 233
100,00
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara
999 4 149 1 890
2,32 1,84 5,52
2 184 19 623 1 094
5,07 8,69 3,19
39 892 202 070 31 265
92,61 89,47 91,29
43 076 225 842 34 250
100,00 100,00 100,00
Gorontalo Sulawesi Barat
1 342 1 363
5,44 7,37
2 908 2 222
11,79 12,01
20 415 14 909
82,77 80,62
24 665 18 494
100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat
1 303 257 0
3,37 1,72 0,00
5 330 108 708
13,77 0,72 8,57
32 064 14 589 7 554
82,86 97,56 91,43
38 696 14 954 8 261
100,00 100,00 100,00
182
0,60
2 026
6,64
28 314
92,77
30 522
100,00
277 861
3,00
788 110
8,51
8 195 135
88,49
9 261 107
100,00
Papua Indonesia
ps .g o
w
//w
ht t
Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
p:
Kalimantan Barat
.id
654
w
Aceh
(3)
Layak Huni
.b
(1)
Hampir Tidak Layak Huni Jumlah %
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
202
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Tabel 7.3.2 Perkiraan Jumlah dan Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Kategori Kelayakan Rumah Tinggal, 2013 Perdesaan Tidak Layak Huni Jumlah %
Provinsi (1)
(2)
Hampir Tidak Layak Huni Jumlah %
(3)
Layak Huni
Jumlah
Jumlah
%
Jumlah
%
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
17 721
8,26
31 279
14,58
165 565
77,16
214 566 100,00
Sumatera Utara Sumatera Barat Riau
18 592 5 548 2 328
4,15 2,00 1,39
41 545 27 327 9 129
9,27 9,87 5,43
388 011 243 965 156 619
86,58 88,13 93,18
448 149 100,00 276 839 100,00 168 076 100,00
1 538 8 674 2 426
1,12 2,58 2,97
10 980 34 444 9 882
7,99 10,25 12,10
124 892 293 023 69 388
90,89 87,17 84,93
137 411 100,00 336 140 100,00 81 696 100,00
16 578 715 471
3,65 1,75 2,40
44 471 1 642 669
9,79 4,02 3,40
393 175 38 521 18 516
86,56 94,23 94,20
454 224 100,00 40 878 100,00 19 656 100,00
-
-
-
-
-
-
Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta
89 764 138 298 8 112
6,55 6,62 3,95
331 389 321 966 22 957
24,19 15,41 11,18
948 914 1 629 311 174 334
69,26 77,97 84,87
1 370 067 100,00 2 089 575 100,00 205 403 100,00
Jawa Timur Banten
177 705 28 570
7,54 13,09
346 295 52 383
14,69 24,00
1 833 674 137 297
77,77 62,91
2 357 675 100,00 218 250 100,00
5 415 21 426 97 537
2,75 10,38 31,94
8 053 33 488 58 336
4,09 16,22 19,10
183 520 151 540 149 525
93,16 73,40 48,96
196 988 100,00 206 454 100,00 305 398 100,00
3 278
1,62
37 193
18,44
161 248
79,94
201 719 100,00
2 333 4 702 386
2,92 3,29 0,52
12 346 17 726 6 398
15,45 12,40 8,70
65 246 120 483 66 797
81,63 84,31 90,78
79 925 100,00 142 911 100,00 73 581 100,00
3 703
2,98
9 636
7,77
110 722
89,25
124 060 100,00
10 668 22 517 5 442
7,03 4,62 4,86
20 719 79 214 13 814
13,66 16,24 12,33
120 308 385 994 92 795
79,31 79,14 82,81
151 695 100,00 487 725 100,00 112 051 100,00
Gorontalo Sulawesi Barat
5 508 6 744
11,53 11,43
7 529 10 164
15,76 17,23
34 730 42 092
72,71 71,34
47 766 100,00 59 000 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat
9 379 3 895 886
14,35 9,04 4,73
10 195 7 699 2 460
15,60 17,87 13,12
45 787 31 485 15 397
70,05 73,09 82,15
65 362 100,00 43 079 100,00 18 743 100,00
10 769
22,69
6 599
13,90
30 100
63,41
47 468 100,00
15,10
8 422 972
78,12
10 782 529 100,00
Kalimantan Barat
ht t
Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
p:
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
//w
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara
Papua Indonesia
ps .g o
.b
DKI Jakarta
w
Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
w
Jambi Sumatera Selatan Bengkulu
731 631
.id
Aceh
6,79 1 627 926
-
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
203
-
Tabel 7.3.3 Perkiraan Jumlah dan Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Kategori Kelayakan Rumah Tinggal, 2013 Perdesaan Tidak Layak Huni Jumlah %
Provinsi (1)
(2)
Hampir Tidak Layak Huni Jumlah %
(3)
(4)
(5)
Layak Huni
Jumlah
Jumlah
%
Jumlah
%
(6)
(7)
(8)
(9)
18 376
6,36
34 723
12,01
235 908
81,63
289 007
100,00
Sumatera Utara Sumatera Barat Riau
23 056 7 572 2 919
2,67 1,77 1,08
57 079 36 367 12 283
6,62 8,50 4,56
782 232 383 862 254 073
90,71 89,73 94,35
862 366 427 802 269 276
100,00 100,00 100,00
Jambi Sumatera Selatan Bengkulu
1 775 10 064 2 956
0,90 1,94 2,65
13 490 43 307 11 609
6,83 8,36 10,41
182 139 464 875 96 924
92,27 89,70 86,94
197 404 518 247 111 489
100,00 100,00 100,00
Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
20 527 715 541
3,44 0,86 0,77
52 409 3 752 1 495
8,79 4,51 2,12
523 063 78 817 68 355
87,76 94,64 97,11
595 999 83 284 70 391
100,00 100,00 100,00
6 982
1,18
30 468
5,16
552 955
93,66
590 404
100,00
Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta
179 598 188 903 14 001
5,22 5,11 2,93
585 546 466 330 44 388
17,02 12,62 9,30
2 675 135 3 039 639 418 859
77,76 82,27 87,77
3 440 279 3 694 871 477 247
100,00 100,00 100,00
Jawa Timur Banten
244 164 39 684
5,81 7,01
501 002 78 480
11,92 13,86
3 457 360 448 215
82,27 79,14
4 202 526 566 378
100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
8 752 32 934 102 016
2,13 9,46 27,70
18 770 57 363 66 009
4,58 16,47 17,92
382 736 257 938 200 314
93,29 74,07 54,38
410 258 348 235 368 339
100,00 100,00 100,00
3 611
1,22
42 109
14,19
250 956
84,59
296 676
100,00
2 597 5 295 452
2,20 2,24 0,25
14 263 24 916 7 605
12,11 10,53 4,21
100 913 206 489 172 684
85,68 87,24 95,54
117 772 236 700 180 742
100,00 100,00 100,00
4 708
2,18
17 678
8,17
193 908
89,65
216 294
100,00
11 667 26 667 7 333
5,99 3,74 5,01
22 903 98 837 14 908
11,76 13,85 10,19
160 201 588 063 124 060
82,25 82,41 84,80
194 771 713 567 146 301
100,00 100,00 100,00
6 850 8 107
9,46 10,46
10 436 12 386
14,41 15,98
55 145 57 001
76,13 73,56
72 431 77 494
100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat
10 682 4 152 886
10,27 7,15 3,28
15 525 7 807 3 167
14,92 13,45 11,73
77 851 46 074 22 951
74,81 79,39 84,99
104 058 58 033 27 005
100,00 100,00 100,00
Papua
10 951
14,04
8 625
11,06
58 413
74,90
77 990
100,00
5,04 2 416 036 12,05 16 618 108
82,91
20 043 635
100,00
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
Indonesia
ps .g o
.b
w
//w
ht t
Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
p:
Kalimantan Barat
w
DKI Jakarta
1 009 492
.id
Aceh
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
204
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Tabel 7.4.1 Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Status Kepemilikan Tempat Tinggal, 2013 Perkotaan Status Kepemilikan Tempat Tinggal
Provinsi
Milik Sendiri
Kontrak
Sewa
Lainnya
Jumlah
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
87,28 80,88 83,15 85,29 82,54 85,35 92,35 90,41 91,19 83,48
1,82 6,32 3,87 1,14 5,61 3,58 2,01 1,75 1,43 2,90
9,56 10,42 11,38 9,26 11,48 9,61 4,04 7,12 6,50 6,45
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
79,86 89,56 92,27 93,96 91,71 90,85
3,73 1,44 1,25 1,82 1,73 0,92
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
92,45 93,02 91,67
.id
5,54 1,04 0,10 0,39 0,64 1,90
10,87 7,96 6,38 3,83 5,92 6,33
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
0,99 0,15 0,53
1,30 0,06 0,49
5,26 6,77 7,31
100,00 100,00 100,00
92,39 87,81 84,85 84,19
1,92 1,95 1,63 3,98
0,90 2,27 4,41 2,43
4,79 7,97 9,11 9,39
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
80,48 88,32 90,75 91,05 86,01 91,40
0,89 1,01 1,95 1,45 0,77 1,95
0,59 1,52 0,31 0,25 0,00 0,00
18,04 9,15 6,98 7,25 13,23 6,65
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
86,12 96,71 77,12 81,77
1,88 0,00 0,00 1,22
1,09 0,00 5,03 5,28
10,91 3,29 17,84 11,72
100,00 100,00 100,00 100,00
1,95
1,27
7,52
100,00
.b
w
w
//w
ht t
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
Indonesia 89,27 Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
1,35 2,38 1,60 4,32 0,37 1,46 1,60 0,71 0,89 7,17
ps .g o
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
p:
(1)
205
Tabel 7.4.2 Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Status Kepemilikan Tempat Tinggal, 2013 Perdesaan Status Kepemilikan Tempat Tinggal
Provinsi
Kontrak
Sewa
Lainnya
Jumlah
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
94,75 90,95 87,60 92,71 94,42 93,37 91,80 95,84 92,73 94,85
0,10 0,70 0,55 0,43 0,75 0,00 0,25 0,21 0,11 0,00
0,46 0,43 0,17 0,80 0,00 0,06 0,15 0,03 0,23 0,00
4,68 7,92 11,69 6,06 4,83 6,57 7,80 3,92 6,93 5,15
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
94,76 95,37 97,74 96,69 95,46
0,12 0,04 0,00 0,06 0,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
94,96 94,42 95,48
ps .g o
(1)
.id
Milik Sendiri
5,01 4,54 1,95 3,23 4,54
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
0,24 0,00 0,08
0,00 0,01 0,00
4,80 5,58 4,44
100,00 100,00 100,00
96,07 92,20 94,83 94,39
0,17 0,00 0,08 1,03
0,23 0,84 0,20 0,29
3,53 6,95 4,89 4,29
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
90,69 93,03 95,31 94,79 91,11 97,12
0,62 0,30 0,03 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,03 0,00 0,00 0,00
8,69 6,67 4,63 5,21 8,89 2,88
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
93,50 96,40 92,64 95,73
0,00 0,00 0,02 0,03
0,00 0,00 0,24 0,00
6,50 3,60 7,10 4,24
100,00 100,00 100,00 100,00
Indonesia 94,94 Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
0,14
0,10
4,82
100,00
206
w
w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
.b
0,11 0,05 0,31 0,02 0,00
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Tabel 7.4.1 Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Status Kepemilikan Tempat Tinggal, 2013 Perkotaan+Perdesaan Status Kepemilikan Tempat Tinggal
Provinsi
Milik Sendiri
Kontrak
Sewa
Lainnya
Jumlah
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
0,69 1,36 0,67 2,12 0,11 0,55 0,54 0,19 0,57 5,16
5,94 9,12 11,58 7,26 6,85 7,64 6,80 4,68 6,71 6,09
92,83 86,11 86,03 89,92 90,81 90,55 91,95 94,55 91,94 86,66
0,55 3,40 1,72 0,70 2,22 1,26 0,72 0,58 0,78 2,09
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
79,86 91,63 94,02 95,58 94,50 92,62
3,73 0,91 0,57 1,03 0,80 0,57
5,54 0,67 0,07 0,36 0,29 1,17
10,87 6,78 5,34 3,03 4,41 5,64
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
93,66 93,85 94,83
0,63 0,06 0,16
0,68 0,03 0,08
5,04 6,06 4,93
100,00 100,00 100,00
94,89 90,79 90,88 88,34
0,73 0,63 0,69 2,78
0,44 1,30 1,87 1,56
3,94 7,28 6,56 7,32
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
86,34 91,99 93,87 93,91 89,37 95,76
0,74 0,45 0,64 0,34 0,26 0,47
0,25 0,34 0,12 0,06 0,00 0,00
12,67 7,22 5,37 5,69 10,37 3,78
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
90,76 96,48 87,90 90,27
0,70 0,00 0,01 0,50
0,40 0,00 1,71 2,07
8,14 3,52 10,38 7,17
100,00 100,00 100,00 100,00
0,98
0,64
6,07
100,00
w
w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
.b
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
Indonesia 92,32 Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
ps .g o
.id
(1)
207
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki+Perempuan
(1)
(2)
(3)
(4)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
11,23 14,62 14,33 16,48 10,66 13,11 21,46 14,73 17,03 28,52
8,67 15,49 13,41 10,53 6,11 12,06 17,17 14,22 13,72 28,53
9,83 15,10 13,82 13,52 8,38 12,56 19,30 14,48 15,34 28,52
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
30,39 12,62 12,85 16,71 8,77 15,99
29,66 10,39 9,75 16,10 7,38 14,05
30,01 11,46 11,18 16,37 8,01 14,99
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
24,07 6,34 9,89
20,52 8,08 9,35
22,19 7,26 9,61
11,83 18,98 15,39 16,07
8,54 13,51 18,77 12,97
10,19 16,32 17,23 14,63
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
17,65 20,71 15,10 18,19 13,80 16,87
17,13 16,27 14,72 16,79 8,41 14,96
17,37 18,48 14,88 17,44 10,89 15,86
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
8,50 15,95 10,51 7,78
7,26 16,32 4,39 8,32
7,86 16,13 7,79 8,01
Indonesia 13,37 Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
11,50
12,37
208
ps .g o .b
w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
.id
Provinsi
w
Tabel 7.5 Proporsi Lansia yang Melakukan Perjalanan Dalam Tiga Bulan Terakhir menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2013
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Tabel 7.6.1 Persentase Lansia yang Melakukan Perjalanan dalam Tiga Bulan Terakhir menurut Provinsi dan Tujuan Utama Bepergian yang Terakhir, 2013 Laki-laki Berlibur/ Profesi/ rekreasi bisnis
Provinsi
8,65 4,26 4,13 10,26 7,04 5,27 3,99 4,36 4,88 5,07
1,34 2,68 0,79 0,00 1,12 3,44 2,75 1,27 1,26 0,00
80,25 77,93 79,03 64,83 84,13 83,56 79,92 87,97 64,64 78,19
3,73 5,79 6,01 8,32 1,91 1,85 2,42 2,24 15,62 0,67
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
0,71 1,64 1,91 0,53 2,42 1,02
0,52 2,93 8,60 1,00 7,99 6,67
85,28 82,10 74,48 85,60 74,13 79,39
0,96 2,85 2,45 4,02 2,49 1,39
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
1,55 4,35 1,32
2,16 0,90 9,59
18,26 3,97 0,00
75,44 82,61 81,01
0,56 2,79 7,07
100,00 100,00 100,00
4,56 5,89 4,32 2,40
8,50 2,93 2,18 3,08
6,98 13,00 3,20 4,85
0,80 3,35 3,69 3,73
77,57 67,43 85,95 82,91
1,60 7,41 0,67 3,03
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
2,60 1,30 3,37 0,23 3,87 0,00
4,02 2,98 6,59 15,77 18,43 3,05
6,62 7,06 5,20 10,97 9,18 4,94
0,92 3,28 1,47 0,00 1,07 0,00
82,78 78,24 80,94 70,48 61,51 84,98
3,06 7,14 2,43 2,56 5,95 7,02
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
1,73 0,00 1,83 5,49
10,02 7,97 1,53 0,36
12,60 7,10 14,77 4,01
0,00 0,00 0,83 1,31
61,94 79,91 77,06 85,68
13,72 5,01 3,98 3,15
100,00 100,00 100,00 100,00
Indonesia
5,77
4,61
3,25
4,65
78,73
2,99
100,00
0,60 6,06 4,53 2,10 5,62 2,15
w
2,03 5,39 1,01
.b
11,92 4,43 8,03 6,76 7,34 9,38
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
2,42 2,84 5,80 9,39 2,48 5,01 6,67 4,01 4,37 10,17
//w
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
3,61 6,51 4,24 7,20 3,31 0,87 4,25 0,15 9,24 5,90
.id
(6)
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
(4)
(7)
Total
(5)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau
(3)
Mengunjungi teman/ Lainnya keluarga
ps .g o
(2)
w
(1)
KeBerziarah/ sehatan keagamaan
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
209
(8)
Tabel 7.6.2 Persentase Lansia yang Melakukan Perjalanan dalam Tiga Bulan Terakhir menurut Provinsi dan Tujuan Utama Bepergian yang Terakhir, 2013 Perempuan Berlibur/ Profesi/ rekreasi bisnis
Provinsi
(3)
(4)
(6)
6,88 3,27 2,66 7,75 10,98 1,97 6,86 1,63 2,92 2,28
1,45 5,99 5,55 0,00 2,82 0,89 3,66 1,06 2,37 0,21
83,86 80,45 77,98 74,07 78,78 90,64 81,29 90,26 68,52 95,79
4,59 3,99 3,62 2,60 0,35 4,83 1,59 3,46 13,21 0,00
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
0,94 1,57 1,54 1,02 2,21 0,00
6,33 6,04 9,73 1,92 9,01 2,40
77,02 83,73 76,46 81,71 78,55 83,17
0,18 2,58 2,14 0,67 1,79 0,00
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
1,06 3,33 1,27
1,71 1,15 4,57
18,25 3,98 0,00
76,89 85,84 89,22
0,83 4,73 3,43
100,00 100,00 100,00
3,37 4,19 2,77 0,11
3,74 1,46 0,00 0,00
3,24 6,34 0,55 3,53
2,55 2,54 13,82 3,63
85,55 82,78 79,72 90,68
1,54 2,69 3,15 2,05
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
5,23 1,23 2,26 0,06 1,59 0,00
0,98 0,22 2,88 2,76 8,68 2,96
0,64 7,72 1,71 7,91 9,28 3,75
0,43 2,79 0,56 3,62 1,49 0,00
90,30 87,04 91,02 82,67 78,97 91,33
2,41 1,00 1,57 2,98 0,00 1,95
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
0,95 3,40 0,00 5,39
2,53 4,80 0,00 2,13
6,84 6,15 14,84 4,32
0,00 2,64 8,25 0,00
85,45 79,30 65,73 88,16
4,24 3,70 11,19 0,00
100,00 100,00 100,00 100,00
Indonesia
6,90
0,96
2,22
6,14
81,57
2,21
100,00
3,06 5,05 9,29 7,32 5,54 0,07 5,14 3,17 12,97 1,72
0,16 1,25 0,90 8,26 1,53 1,59 1,46 0,41 0,00 0,00
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
14,83 5,83 9,60 13,69 7,83 14,43
0,70 0,24 0,52 1,00 0,61 0,00
w
w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
1,26 0,97 1,52
//w
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
.b
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
210
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
(7)
Total
(5)
.id
(2)
Mengunjungi teman/ Lainnya keluarga
ps .g o
(1)
KeBerziarah/ sehatan keagamaan
(8)
Tabel 7.6.3 Persentase Lansia yang Melakukan Perjalanan dalam Tiga Bulan Terakhir menurut Provinsi dan Tujuan Utama Bepergian yang Terakhir, 2013 Laki-laki+Perempuan Berlibur/ Profesi/ rekreasi bisnis
Provinsi
3,35 5,68 6,97 7,25 4,13 0,47 4,65 1,62 10,94 3,83
1,33 1,94 3,15 8,95 2,14 3,30 4,33 2,26 2,37 5,13
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
13,41 5,09 8,77 10,54 7,59 11,81
0,65 3,32 2,64 1,50 3,09 1,11
(5)
(6)
7,80 3,70 3,33 9,28 8,48 3,62 5,28 3,03 3,98 3,69
1,39 4,56 3,36 0,00 1,74 2,17 3,16 1,17 1,77 0,10
81,99 79,36 78,46 68,41 82,18 87,10 80,54 89,09 66,42 86,91
4,15 4,76 4,71 6,11 1,34 3,34 2,05 2,84 14,52 0,34
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
0,83 1,61 1,74 0,79 2,31 0,53
3,50 4,39 9,13 1,50 8,50 4,61
81,05 82,86 75,41 83,48 76,36 81,21
0,56 2,72 2,31 2,19 2,14 0,72
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
1,31 3,75 1,29
1,94 1,04 7,02
18,25 3,98 0,00
76,15 84,51 85,20
0,69 3,93 5,21
100,00 100,00 100,00
4,06 5,21 3,40 1,46
6,51 2,34 0,89 1,81
5,41 10,32 1,63 4,31
1,53 3,02 9,68 3,69
80,90 73,60 82,26 86,10
1,58 5,51 2,13 2,63
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
3,98 1,27 2,75 0,14 2,92 0,00
2,42 1,77 4,51 9,11 14,35 3,01
3,48 7,35 3,25 9,40 9,22 4,35
0,67 3,06 0,96 1,85 1,25 0,00
86,73 82,12 86,59 76,72 68,80 88,16
2,72 4,43 1,95 2,78 3,47 4,49
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
1,36 1,70 1,37 5,45
6,43 6,39 1,15 1,14
9,83 6,63 14,79 4,15
0,00 1,31 2,69 0,73
73,21 79,61 74,22 86,78
9,17 4,36 5,79 1,76
100,00 100,00 100,00 100,00
Indonesia
6,33
2,81
2,74
5,39
80,13
2,60
100,00
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
w
1,65 2,79 1,27
//w
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
(7)
Total
(4)
.id
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau
Mengunjungi teman/ Lainnya keluarga
ps .g o
(3)
.b
(2)
w
(1)
KeBerziarah/ sehatan keagamaan
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
211
(8)
Tabel 8.1 Proporsi Rumah Tangga Lansia yang Pernah Menerima/Membeli Beras Miskin (Raskin) dalam Tiga Bulan Terakhir menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2013
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan + Perdesaan
(1)
(2)
(3)
(4)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
50,25 28,74 23,65 24,31 33,21 42,85 35,55 52,22 20,79 20,94
82,87 56,50 40,43 49,71 50,20 47,19 50,48 72,93 33,16 56,57
74,45 43,22 34,52 40,27 45,05 45,64 46,40 67,89 26,86 31,05
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
20,92 55,20 63,43 50,65 57,12 47,57
76,72 84,68 76,85 81,43 81,39
20,92 63,73 75,43 61,51 70,75 60,24
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
21,68 83,20 25,78
40,83 91,86 62,49
30,73 88,25 56,18
23,81 20,26 25,43 17,65
57,12 44,35 40,63 38,82
46,83 36,53 34,65 26,16
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
27,31 30,20 22,65 27,91 40,53 36,06
58,85 66,13 44,70 73,49 73,22 59,88
45,42 58,57 37,79 62,57 62,27 53,94
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
25,07 21,01 40,77 33,06
54,50 43,36 55,31 52,23
43,74 37,57 51,03 44,69
Indonesia 48,15 Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
71,02
60,43
212
ps .g o .b
w
w //w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
.id
Provinsi
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Tabel 8.2 Rata-rata Raskin yang Dibeli untuk Sebulan dan Rata-rata Harga per kg yang Dibayarkan oleh Rumah Tangga Lansia yang Membeli Raskin selama Tiga bulan Terakhir menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2013
Provinsi
(2)
(3)
6,01 9,36 9,20 9,12 8,97 5,62 7,53 6,47 11,67 9,69
6,39 7,18 8,65 7,04 7,19 6,03 7,30 5,65 10,96 10,49
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
7,03 4,08 4,53 8,24 4,78 4,01
4,40 5,12 6,82 5,04 4,47
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
6,82 4,58 9,90
7,65 4,54 11,52
7,34 4,55 11,39
6,43 8,45 7,84 9,89
6,42 8,02 6,73 8,60
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
8,36 10,40 10,38 6,06 9,45 4,73
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Indonesia
.b
7,03 4,23 4,91 7,50 4,95 4,24
(6)
(7)
2 1 1 2 1 2 2 2 1 1
006 924 955 071 995 578 228 168 400 808
1 2 2 2 2 2 2 2 1 2
976 183 041 355 120 434 325 193 306 059
1 2 2 2 2 2 2 2 1 1
980 073 022 218 060 512 299 188 344 920
2 2 2 1 1 2
291 406 058 908 929 423
2 2 1 1 2
417 001 927 936 456
2 2 2 1 1 2
291 411 021 918 934 439
ps .g o
6,32 7,87 8,78 7,50 7,59 5,89 7,35 5,80 11,24 10,10
(5)
1 903 2 107 1 803
1 884 2 076 1 791
6,42 8,10 7,05 9,12
2 2 2 1
187 341 181 849
2 2 2 1
888 290 563 804
2 2 2 1
764 296 447 820
6,87 7,42 8,89 6,53 8,87 4,80
7,25 7,74 9,17 6,48 9,00 4,79
1 1 1 1 1 3
878 862 899 904 774 078
1 1 1 2 1 2
894 954 894 047 965 279
1 1 1 2 1 2
889 943 895 035 919 522
10,75 12,54 11,52 14,22
10,27 8,90 10,37 11,38
10,37 9,43 10,64 12,20
1 1 2 2
894 939 605 323
1 2 2 2
815 378 291 591
1 2 2 2
829 301 350 507
5,21
5,76
5,55
//w
1 852 2 035 1 683
p:
ht t
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
w
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
(4)
w
(1)
Rata-rata Harga (Rp) per kg Raskin yang Dibayarkan selama Tiga Bulan Terakhir Perkotaan Perdesaan K+D
.id
Rata-rata Banyaknya Raskin (kg) yang Dibeli untuk Sebulan selama Tiga Bulan Terakhir Perkotaan Perdesaan K+D
2 154
2 094
2 118
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
213
Tabel 8.3 Persentase Rumah Tangga Lansia yang Mempunyai Jaminan Sosial menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2013
Perkotaan
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
%
Jumlah
%
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
13,55 11,81 13,37 13,59 16,22 11,21 17,35 8,44 7,35 7,80
61 173 111 32 136 26
386 859 990 074 014 702
13,07 10,52 8,92 15,49 9,23 8,94
16 777 5 519 11 942
ht t
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Indonesia
6 19 10 4 3 5 2 8
568 038 636 061 033 747 107 102 602 385
3,63 5,27 4,78 2,90 2,71 2,18 3,30 2,27 1,89 2,50
15 58 26 15 10 22 6 17 3 3
090 146 803 317 944 158 265 779 035 417
6,19 8,40 7,81 6,87 6,81 5,40 7,14 3,78 4,67 6,30
810 343 932 149 199
4,95 3,46 5,41 2,35 4,58
61 227 168 40 180 34
386 669 334 006 164 901
13,07 8,31 5,84 11,31 5,37 7,30
11,02 4,80 23,94
5,09 2,55 3,06
23 717 9 629 19 305
8,22 3,49 6,65
.id
522 108 168 256 911 411 158 677 433 032
ps .g o
8 39 16 11 7 16 4 9 2 3
53 56 7 44 8
6 940 4 110 7 362
5 3 9 9
625 812 483 770
7,56 12,53 12,09 11,16
3 1 5 1
473 983 851 621
2,09 3,13 4,84 2,75
9 5 15 11
099 795 335 391
3,78 6,19 7,70 7,78
5 4 25 4 1 1
888 065 405 370 907 471
8,48 12,54 14,49 15,29 9,94 9,48
7 4 16 3
365 247 138 424 983 881
7,87 3,49 4,20 3,77 2,58 1,89
13 8 41 7 2 2
253 312 543 795 890 352
8,13 5,40 7,43 6,53 5,04 3,78
6 1 1 4
089 144 742 308
20,95 9,51 27,35 17,50
1 677 1 118 709 1 686
3,32 3,25 4,64 4,44
7 2 2 5
766 263 450 995
9,76 4,87 11,32 9,57
780 021
10,60
300 281
3,52
1 080 302
6,80
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
Jumlah
//w
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
%
.b
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
Jumlah
w
(1)
Perkotaan + Perdesaan
w
Provinsi
Perdesaan
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
214
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Tabel 8.4.1 Proporsi Rumah Tangga Lansia yang Mempunyai Jaminan Sosial dalam Setahun Terakhir menurut Tipe Daerah dan Jenis Jaminan Sosial, 2013 Perkotaan Provinsi
Jaminan Pensiun
(1)
(2)
Jenis Jaminan Sosial Asuransi Jaminan Jaminan Kecelakaan Hari Tua Veteran Kerja
Pesangon PHK
(3)
(4)
(5)
(6)
0,09 0,47 0,45 0,21 0,00 0,23 1,33 0,16 0,25 0,00
0,00 0,33 0,01 0,83 0,65 0,50 0,00 0,40 0,85 0,00
13,24 10,50 12,94 11,23 15,57 9,90 16,09 7,28 6,10 6,15
0,62 0,81 0,36 2,00 0,00 0,52 1,42 1,12 0,57 1,05
0,36 0,57 0,11 2,48 1,13 1,11 0,78 0,88 0,47 1,77
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
11,48 9,21 7,98 14,22 8,13 7,65
1,67 0,77 0,81 0,98 0,54 0,56
1,41 1,11 0,36 0,07 0,63 1,69
0,08 0,48 0,27 0,32 0,37 0,01
0,37 0,20 0,04 0,53 0,05 1,25
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
9,34 4,56 23,64
0,88 0,15 0,25
0,92 0,04 0,12
0,69 0,19 0,43
0,17 0,00 0,00
7,20 11,06 11,01 10,70
0,51 0,53 1,15 0,63
0,77 0,62 0,10 0,81
0,14 0,81 0,03 0,01
0,41 0,00 0,00 0,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
7,78 11,27 13,79 13,74 9,44 8,04
0,22 1,12 1,09 2,83 0,37 0,00
0,00 0,47 0,18 0,07 0,11 0,00
0,61 0,31 0,14 0,00 0,49 1,43
0,00 0,00 0,29 0,00 0,00 0,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
20,55 9,24 26,53 16,43
0,67 0,00 1,52 0,30
0,00 0,46 1,52 0,55
0,00 0,28 1,22 1,54
0,00 0,00 0,00 0,00
9,46
0,79
0,77
0,33
0,21
ps .g o
.b w
w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
Indonesia
.id
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
215
Tabel 8.4.2 Proporsi Rumah Tangga Lansia yang Mempunyai Jaminan Sosial dalam Setahun Terakhir menurut Tipe Daerah dan Jenis Jaminan Sosial, 2013 Perdesaan Provinsi
Jaminan Pensiun
(1)
(2)
Jenis Jaminan Sosial Asuransi Jaminan Jaminan Kecelakaan Hari Tua Veteran Kerja (3)
(4)
Pesangon PHK
(5)
(6)
0,64 0,45 0,58 0,06 0,14 0,00 0,36 0,26 0,00 0,00
0,02 0,03 0,04 0,11 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
3,08 4,76 3,98 2,29 2,40 1,90 2,67 1,80 1,89 2,15
0,19 0,40 0,34 0,42 0,18 0,12 0,00 0,11 0,00 0,36
0,02 0,09 0,42 0,95 0,17 0,39 0,28 0,27 0,00 0,00
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
3,73 3,07 5,24 2,17 3,08
0,28 0,14 0,37 0,17 0,57
0,37 0,09 0,00 0,09 0,92
0,83 0,23 0,24 0,09 0,32
0,12 0,06 0,00 0,00 0,53
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
3,59 2,38 2,76
0,43 0,00 0,37
0,08 0,15 0,06
1,27 0,17 0,03
0,00 0,00 0,02
1,64 2,63 3,47 1,52
0,34 0,23 0,42 0,16
0,23 0,26 0,47 1,06
0,00 0,07 0,75 0,00
0,00 0,15 0,15 0,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
7,17 2,53 3,14 3,17 2,37 1,89
0,43 0,25 0,34 0,59 0,72 0,19
0,29 0,35 0,07 0,08 0,00 0,00
0,57 0,23 0,87 0,21 0,26 0,00
0,05 0,34 0,03 0,13 0,12 0,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
3,32 2,91 4,32 3,95
0,14 0,10 0,13 0,00
0,00 0,24 0,00 0,00
0,00 0,00 0,18 0,49
0,00 0,00 0,01 0,00
Indonesia
2,96
0,23
0,20
0,33
0,05
ps .g o
.b w
w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
.id
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
216
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Tabel 8.4.3 Proporsi Rumah Tangga Lansia yang Mempunyai Jaminan Sosial dalam Setahun Terakhir menurut Tipe Daerah dan Jenis Jaminan Sosial, 2013 Perkotaan+Perdesaan Jenis Jaminan Sosial Asuransi Jaminan Jaminan Kecelakaan Hari Tua Veteran Kerja
Jaminan Pensiun
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
5,70 7,51 7,14 5,61 6,39 4,75 6,33 3,13 4,03 5,01
0,30 0,60 0,35 1,01 0,12 0,26 0,39 0,35 0,29 0,85
0,11 0,32 0,31 1,51 0,46 0,65 0,41 0,42 0,24 1,27
0,50 0,46 0,53 0,12 0,10 0,08 0,62 0,23 0,13 0,00
0,02 0,17 0,03 0,38 0,20 0,18 0,00 0,10 0,43 0,00
11,48 7,04 5,20 10,50 4,78 5,94
1,67 0,58 0,43 0,73 0,33 0,57
1,41 0,82 0,21 0,04 0,33 1,40
0,08 0,62 0,25 0,29 0,21 0,12
0,37 0,17 0,05 0,31 0,02 0,98
0,67 0,06 0,35
0,52 0,10 0,07
0,96 0,18 0,10
0,09 0,00 0,01
3,36 5,37 6,44 7,01
0,39 0,33 0,71 0,44
0,40 0,38 0,32 0,91
0,04 0,31 0,47 0,01
0,13 0,10 0,09 0,00
7,43 4,37 6,47 5,70 4,74 3,42
0,34 0,43 0,57 1,13 0,60 0,14
0,17 0,37 0,10 0,08 0,04 0,00
0,59 0,25 0,64 0,16 0,34 0,36
0,03 0,27 0,11 0,10 0,08 0,00
9,62 4,55 10,85 8,85
0,33 0,07 0,54 0,12
0,00 0,30 0,45 0,22
0,00 0,07 0,49 0,90
0,00 0,00 0,01 0,00
5,97
0,49
0,46
0,33
0,13
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
6,63 3,29 6,35
ps .g o
.b
//w
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
w
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
w
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Indonesia
.id
Provinsi
Pesangon PHK
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
217
Tabel 8.5 Perkiraan Jumlah dan Persentase Rumah Tangga Lansia yang Mempunyai Jaminan Pembiayaan/Asuransi Kesehatan menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2013
Perkotaan Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
159 115 99 62 34 126 25 148 19 9
517 034 387 160 632 157 460 162 468 940
88,27 31,84 44,70 44,35 30,93 47,77 39,88 41,59 60,98 64,64
215 244 165 100 57 210 40 210 41 30
520 877 112 843 97
604 034 550 104 638
130 592 76 823 177 651
56 129 65 38 22 84 14 62 21 20
020 733 626 184 561 652 617 242 622 482
89,07 39,17 54,27 46,10 46,25 57,80 61,00 54,28 65,33 52,73
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
181 866 699 155 663 173
825 906 484 619 480 254
38,71 52,44 55,73 75,13 45,01 57,98
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
129 825 67 001 35 188
85,27 58,27 70,55
Indonesia
w
w
//w
88,48 35,35 48,07 45,00 35,58 51,35 45,64 44,68 63,20 56,10
47,94 53,82 76,79 44,80 54,52
181 825 1 387 510 1 576 518 268 169 1 506 584 270 892
38,71 50,66 54,65 75,82 44,89 56,69
95,86 47,70 73,83
260 417 143 824 212 838
90,27 52,10 73,26
p:
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
536 767 013 345 193 810 077 403 091 423
24 13 38 66
571 691 759 836
33,02 45,01 49,41 76,34
65 25 56 37
875 810 179 925
39,55 40,80 46,49 64,37
90 39 94 104
446 501 938 761
37,53 42,16 47,64 71,53
38 17 114 15 13 9
994 715 278 611 787 885
56,16 54,64 65,17 54,60 71,83 63,67
44 63 245 52 26 28
472 977 679 570 795 938
47,50 52,61 63,98 57,88 70,27 62,00
83 81 359 68 40 38
467 693 957 181 583 822
51,19 53,04 64,35 57,10 70,79 62,42
17 5 4 16
256 605 690 329
59,38 46,60 73,63 66,34
28 21 10 22
393 264 885 455
56,25 61,82 71,29 59,10
45 26 15 38
649 870 575 784
57,40 57,87 71,98 61,94
3 886 330
52,79
8 253 460
51,93
ht t
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
.b
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
Perkotaan + Perdesaan
.id
(1)
Perdesaan
ps .g o
Provinsi
4 367 130 51,19
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
218
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Tabel 8.6.1 Proporsi Rumah Tangga Lansia yang Mempunyai Jaminan Pembiayaan/ Asuransi Kesehatan dalam Setahun Terakhir menurut Tipe Daerah dan Jenis Jaminan Pembiayaan/Asuransi Kesehatan, 2013 Perkotaan Jenis Jaminan Pembiayaan/Asuransi Kesehatan JPK Jaminan JPK Jamkesmas Jamkesda PNS/Veteran/ kesehatan Jamsostek Pensiun lainnya
Provinsi (1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
41,09 17,09 20,22 14,32 18,22 18,95 26,48 24,50 13,36 13,67
43,13 1,88 6,76 7,95 1,33 11,57 0,90 13,23 33,30 7,99
0,52 0,04 0,61 0,59 0,00 0,00 2,91 0,74 0,00 1,09
24,82 15,47 22,99 16,78 21,43 20,22 31,01 15,62 11,61 11,61
2,36 6,35 3,84 9,46 5,84 10,45 2,83 4,97 6,37 21,26
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
1,77 30,44 34,55 46,47 26,60 23,83
1,35 3,36 3,13 3,82 1,69 8,82
0,36 0,71 0,54 1,48 1,10 0,85
16,38 12,04 13,79 23,26 12,34 9,41
16,52 9,04 5,91 5,22 5,14 18,58
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
10,25 47,39 31,46
61,39 1,34 6,28
4,34 1,17 0,07
17,33 7,77 36,37
12,08 0,70 2,60
ps .g o
.b w
w
//w
p:
.id
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
13,16 17,88 20,99 9,57
2,55 3,59 5,17 39,07
0,09 0,38 0,64 0,28
13,70 19,29 20,65 20,22
6,09 4,34 4,90 22,65
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
18,23 23,44 18,78 20,35 36,05 22,53
7,47 2,47 12,35 1,55 6,25 0,46
0,54 0,31 0,44 0,00 1,24 0,74
25,49 28,41 27,84 30,57 26,08 25,83
6,91 2,76 6,70 3,14 3,10 0,86
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
31,01 11,58 46,84 34,06
1,38 6,51 0,00 9,15
0,16 0,00 0,11 0,49
29,04 29,66 38,32 29,21
4,68 2,59 5,27 2,43
Indonesia
26,10
5,81
0,77
15,05
7,94
ht t
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
219
Tabel 8.6.2 Proporsi Rumah Tangga Lansia yang Mempunyai Jaminan Pembiayaan/ Asuransi Kesehatan dalam Setahun Terakhir menurut Tipe Daerah dan Jenis Jaminan Pembiayaan/Asuransi Kesehatan, 2013 Perdesaan Jenis Jaminan Pembiayaan/Asuransi Kesehatan JPK Jaminan JPK Jamkesmas Jamkesda PNS/Veteran/ kesehatan Jamsostek Pensiun lainnya
Provinsi (1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
64,22 22,13 28,07 27,12 24,51 20,53 34,14 34,32 16,54 32,13
31,04 2,61 9,41 14,65 2,76 21,14 0,76 3,38 38,90 20,19
6,76 5,20 7,64 3,68 3,98 2,30 5,16 3,05 4,33 4,09
0,28 2,01 1,00 2,47 1,55 1,03 0,70 0,95 3,20 3,43
2,57 0,17 0,87 0,44 0,85 6,17 0,14 1,39 14,20 5,27
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
39,74 45,15 63,09 38,80 47,32
3,39 2,56 2,13 1,62 1,32
4,66 4,48 8,41 2,90 3,38
1,45 1,34 0,61 1,49 5,97
2,52 2,78 7,00 0,65 0,54
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
18,13 41,45 65,39
74,86 1,09 2,67
8,66 3,03 5,40
1,74 0,23 0,25
9,91 3,70 2,00
ps .g o
.b w
w
//w
p:
.id
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
32,07 28,71 24,71 33,30
4,57 4,76 12,80 25,82
2,09 4,56 6,01 4,43
1,29 4,48 3,45 6,25
1,26 2,56 2,85 3,07
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
30,57 40,20 33,66 48,45 60,09 36,42
5,49 7,55 20,03 3,57 5,51 3,54
11,45 6,10 6,64 6,82 6,24 6,60
1,73 0,76 0,66 0,62 0,42 0,27
1,75 2,19 11,60 0,27 1,54 21,19
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
49,51 28,14 68,13 48,92
1,56 30,69 0,00 10,23
5,84 7,72 4,21 4,55
0,90 0,96 2,18 0,12
0,48 0,16 1,39 2,66
Indonesia
39,08
6,83
4,53
1,45
2,68
ht t
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
220
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Tabel 8.6.3 Proporsi Rumah Tangga Lansia yang Mempunyai Jaminan Pembiayaan/ Asuransi Kesehatan dalam Setahun Terakhir menurut Tipe Daerah dan Jenis Jaminan Pembiayaan/Asuransi Kesehatan, 2013 Perkotaan+Perdesaan Jenis Jaminan Pembiayaan/Asuransi Kesehatan JPK Jaminan JPK Jamkesmas Jamkesda PNS/Veteran/ kesehatan Jamsostek Pensiun lainnya
Provinsi (1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
58,34 19,99 25,46 22,46 22,76 20,11 32,40 32,19 14,90 19,64
34,19 2,25 8,40 12,09 2,27 17,67 0,81 5,80 35,91 11,90
11,31 10,06 13,08 8,47 9,18 8,48 11,78 6,07 8,16 9,00
0,80 4,08 2,00 4,97 2,76 4,39 1,19 1,95 5,01 16,86
2,62 1,12 2,16 1,79 0,96 6,21 0,43 1,35 13,55 5,34
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
1,57 34,53 40,77 53,49 33,52 33,01
1,50 3,35 2,81 3,11 1,66 6,34
15,80 8,97 8,46 16,95 6,98 7,09
16,91 6,05 3,40 3,26 3,14 14,10
10,71 2,76 2,88 5,81 1,04 4,77
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
14,20 44,25 59,58
67,87 1,18 3,28
13,16 4,87 10,75
7,33 0,43 0,65
9,40 3,40 2,04
ps .g o
.b w
w
//w
p:
.id
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
26,28 25,48 23,30 19,15
3,92 4,45 9,82 34,08
5,57 9,29 11,55 13,67
2,73 4,40 4,06 16,57
1,21 2,97 2,49 4,53
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
25,28 36,89 29,03 41,81 52,25 33,42
6,39 6,43 17,68 3,11 5,70 2,77
17,51 10,66 13,31 12,54 12,54 11,09
3,98 1,31 2,60 1,19 1,29 0,35
3,57 2,20 11,90 0,88 2,69 20,30
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
43,00 23,83 62,10 43,16
1,46 24,38 0,00 9,94
14,41 13,46 14,14 14,32
2,27 1,38 2,93 1,08
0,59 0,12 1,43 3,22
Indonesia
33,29
6,42
9,31
4,49
3,24
ht t
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
221
Tabel 8.7 Perkiraan Jumlah dan Proporsi Rumah Tangga Lansia yang Menerima PNPM dan Program Pemerintah Lainnya menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2013
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
%
Jumlah
%
(4)
(5)
(6)
(7)
1 086 1 921 1 942 40 281 90 211 826 199 503
1,75 0,63 1,67 0,05 0,62 0,06 0,93 0,76 0,63 1,35
755 772 313 210 827 890 683 152 160 1 295
4,38 1,73 5,31 3,96 2,70 0,75 2,78 1,23 0,53 8,39
248 26 955 24 069 2 183 20 096 2 037
0,06 1,75 2,10 1,08 1,44 0,72
1 499 1 276 1 318
//w
ht t
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Indonesia
0,99 1,15 2,62
8 7 13 5 3 1 1 4
841 694 255 250 108 980 894 978 359 1 799
3,70 1,20 4,03 2,51 2,07 0,51 2,28 1,11 0,58 3,42
.id
7 5 11 5 2 1 1 4
047 199 779 968 653
2,46 3,09 3,32 1,90 1,59
248 52 003 70 269 6 962 54 064 4 691
0,06 2,03 2,66 2,01 1,70 1,05
647 3 179 11 558
0,47 2,05 4,78
2 146 4 455 12 876
0,75 1,68 4,41
25 46 4 33 2
0 337 544 273
0,00 1,18 0,73 0,35
3 1 3 1
229 728 442 457
2,15 2,95 3,00 2,73
3 2 3 1
229 066 986 730
1,48 2,37 2,10 1,31
975 204 2 887 473 762 643
1,50 0,73 1,70 1,72 4,26 4,07
5 6 8 4 2
063 063 728 141 679 959
5,80 5,92 2,35 4,77 7,60 2,03
6 6 11 4 3 1
037 267 615 615 441 602
3,97 4,80 2,14 4,04 6,48 2,54
1 0 25 233
0,00 0,00 0,43 1,13
1 027 502 146 1 180
2,05 1,57 1,09 3,62
1 028 502 171 1 413
1,30 1,16 0,89 2,65
94 140
1,37
210 432
2,62
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
Jumlah
(3)
w
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
%
(2)
ps .g o
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
Perkotaan + Perdesaan
Jumlah
.b
(1)
Perdesaan
w
Perkotaan
Provinsi
304 572
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
222
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
2,04
Tabel 8.8
Proporsi Rumah Tangga Lansia yang Menerima Bantuan dari Kebijakan Pasar Kerja dalam Setahun Terakhir menurut Provinsi, Tipe Daerah dan Jenis Program, 2013
Program Pemerintah Lainnya
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
Provinsi
K+D
Perkotaan Perdesaan
K+D
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
1,67 0,11 1,52 0,05 0,25 0,01 0,93 0,48 0,25 1,24
3,92 1,69 4,57 1,99 2,70 0,58 2,78 1,22 0,35 7,47
3,34 0,93 3,49 1,27 1,95 0,37 2,28 1,04 0,30 3,07
0,08 0,52 0,16 0,00 0,37 0,05 0,00 0,28 0,38 0,12
0,52 0,17 0,80 1,97 0,00 0,18 0,00 0,10 0,18 0,92
0,41 0,34 0,58 1,24 0,11 0,13 0,00 0,14 0,28 0,35
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
0,00 1,55 1,77 0,96 0,92 0,51
2,16 2,65 3,17 1,56 1,48
0,00 1,79 2,27 1,88 1,28 0,87
0,06 0,27 0,32 0,11 0,52 0,21
0,36 0,53 0,14 0,40 0,32
0,06 0,30 0,44 0,13 0,45 0,25
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
0,87 0,80 1,20
0,39 2,05 3,58
0,64 1,53 3,17
0,12 0,35 1,42
0,08 0,03 1,60
0,10 0,16 1,57
0,00 1,18 0,51 0,35
1,90 2,45 2,05 2,48
1,31 2,03 1,44 1,21
0,00 0,56 0,22 0,00
0,25 0,52 0,95 0,25
0,17 0,53 0,66 0,10
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
1,44 0,73 1,10 1,39 4,26 4,07
5,44 4,91 1,95 4,29 7,39 1,79
3,73 4,01 1,69 3,59 6,34 2,36
0,11 0,00 0,59 0,34 0,00 0,00
0,36 1,15 0,39 0,56 0,57 0,23
0,25 0,90 0,46 0,50 0,38 0,17
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
0,00 0,00 0,43 1,13
1,73 1,57 1,09 3,62
1,09 1,16 0,89 2,65
0,00 0,00 0,00 0,00
0,33 0,38 0,00 0,00
0,21 0,28 0,00 0,00
1,07
2,24
1,70
0,31
0,45
0,39
ps .g o
.b
w
//w
ht t
p:
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
INDONESIA
.id
(2)
w
Perkotaan Perdesaan (1)
Sumber: BPS, Susenas Kor 2013
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
223
.b
w
w
//w
p:
ht t
.id
ps .g o
.id
ht t
p:
//w
w
w
.b
ps .g o
PENGHITUNGAN TINGKAT KESALAHAN PENARIKAN SAMPEL
.b
w
w
//w
p:
ht t
.id
ps .g o
PENGHITUNGAN TINGKAT KESALAHAN PENARIKAN SAMPEL (SAMPLING ERROR ESTIMATES) Nilai-nilai indikator yang diestimasi dari hasil Susenas 2013 dipengaruhi oleh dua jenis kesalahan (error), yaitu non sampling error dan sampling error. Non sampling error adalah kesalahan yang terjadi ketika proses pengumpulan maupun pengolahan data. Misalnya kesalahan dalam menginterpretasikan pertanyaanpertanyaan di kuesioner, maupun kesalahan dalam melakukan input data ke
.id
komputer. Sampling error adalah kesalahan yang terjadi sebagai akibat dari
ps .g o
penggunaan teknik sampling tertentu dalam suatu survei. Secara statistik, besarnya sampling error hasil Susenas 2013 ditunjukkan oleh nilai standard error (galat baku) dari suatu nilai indikator (rata-rata, persentase, atau jumlah). Untuk
.b
mengukur presisi suatu indikator digunakan nilai relative standard error (RSE),
w
yaitu perbandingan nilai standard error terhadap estimasi indikatornya, yang
w
dinyatakan dalam persen. Standard error juga digunakan untuk menghitung besaran selang kepercayaan (confidence interval), yaitu interval nilai yang dapat
//w
menggambarkan populasi. Dengan tingkat kepercayaan 95 persen, dapat disajikan
p:
selang kepercayaan (interval estimation) dengan batas bawah sebesar nilai
ht t
estimasi dikurangi dua standard error dan batas atas sebesar nilai estimasi ditambah dua standard error. Semakin rendah nilai RSE atau semakin pendek selang kepercayaan menunjukkan nilai indikator yang semakin baik. Penghitungan tingkat sampling error untuk indikator-indikator yang disajikan dalam publikasi Statistik Penduduk Lansia Indonesia 2013 menggunakan software STATA 12.0 for Windows. Indikator kepemudaan yang dihitung sampling errornya meliputi indikator pendidikan, kesehatan, dan ketenagakerjaan. Sampling error disajikan dalam 12 tabel lampiran menurut provinsi dan tipe daerah (perkotaan dan perdesaan). Tingkat sampling error yang disajikan meliputi nilainilai estimasi dari standard error, RSE, selang kepercayaan 95 persen, dan design effect (deff).
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
227
.id ps .g o .b w w //w p: ht t 228
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
229
6,17
7,61
4,27
5,96
6,45
5,23
6,85
6,54
3,25
5,91
6,89
10,53
11,37
10,08
4,47
8,65
7,17
6,40
6,70
4,69
5,76
4,47
8,64
6,27
7,32
5,08
6,55
6,57
6,15
4,87
3,47
3,89
7,43
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
(2)
5,47
(1)
Aceh
Estimasi
Provinsi
0,06
0,44
0,33
0,44
0,42
0,55
0,55
0,39
0,34
0,58
0,49
0,26
0,33
0,32
0,39
0,40
0,36
0,40
0,22
0,20
0,48
0,20
0,16
0,23
0,37
0,39
0,40
0,38
0,33
0,39
0,28
0,31
0,23
0,31
(3)
Standard Error
0,87
11,34
9,61
9,09
6,86
8,44
8,36
7,70
4,59
9,27
5,67
5,77
5,78
6,83
5,87
6,19
4,96
4,67
4,93
1,94
4,24
1,86
2,25
3,93
11,26
5,94
5,83
7,33
5,19
6,50
6,46
4,11
3,73
5,59
(4)
RSE
7,30
3,02
2,82
4,00
5,32
5,48
5,47
4,31
6,66
5,13
7,68
3,96
5,11
4,06
5,93
5,63
6,47
7,85
4,04
9,70
10,42
10,15
6,58
5,46
2,54
5,78
6,07
4,48
5,80
5,20
3,73
7,00
5,72
4,87
(5)
7,55
4,75
4,12
5,73
6,98
7,65
7,62
5,85
7,98
7,40
9,60
4,97
6,41
5,32
7,47
7,18
7,86
9,44
4,91
10,46
12,31
10,91
7,19
6,37
3,97
7,31
7,63
5,98
7,11
6,72
(7)
3,32
1,79
0,35
0,57
0,85
0,62
0,81
0,94
2,26
1,73
1,43
1,64
1,46
0,81
1,54
1,13
1,65
2,24
3,89
3,40
2,42
2,72
4,96
4,25
2,92
0,70
2,27
0,74
2,30
1,18
1,94
1,21
2,69
1,08
(8)
15 960
32 473
12 747
466 875
8 200
5 687
4 263
7 291
2 685
4 147
6 242
18 602
5 543
10 236
15 384
10 073
8 167
8 599
8 276
9 572
12 926
17 656
54 047
7 960
50 640
52 486
17 453
9 316
8,67
2,10
3,71
5,31
6,50
6,17
6,59
6,45
9,26
7,19
9,55
4,97
6,40
5,04
6,23
7,65
7,54
12,27
5,96
11,76
16,77
11,60
8,94
-
6,33
6,11
7,73
6,54
6,69
6,01
4,57
8,92
6,49
6,20
(9)
Estimasi
0,06
0,15
0,33
0,25
0,33
0,37
0,38
0,27
0,20
0,24
0,36
0,29
0,27
0,24
0,22
0,18
0,37
0,51
0,33
0,19
0,90
0,19
0,22
-
0,60
0,46
0,22
0,26
0,21
0,21
0,21
0,27
0,19
0,19
(10)
Standard Error (12)
0,67
7,27
8,78
4,62
5,02
6,04
5,71
4,18
2,20
3,33
3,74
5,82
4,14
4,81
3,51
2,33
4,89
4,16
5,56
1,60
5,38
.b
(13)
8,55
1,80
3,07
4,83
5,86
5,44
5,86
5,92
8,86
6,72
8,86
4,40
5,88
4,57
5,80
7,30
8,78
2,39
4,35
5,79
7,14
6,90
7,33
6,98
9,66
7,66
10,25
5,53
6,92
5,52
6,66
8,00
8,26
13,27
6,61
12,13
18,54
11,98
9,37
-
7,51
7,01
8,16
7,05
7,11
6,43
4,99
9,46
6,87
6,56
(14)
(15)
21 360
39 896
12 314
8 145
8 772
46 403
3 865
43 732
27 011
-
3 372
6 598
24 893
13 088
23 960
16 447
17 788
22 792
41 046
30 472
2,34
1,13
0,66
0,43
0,77
1,01
0,73
0,92
1,14
0,80
0,84
1,15
1,15
0,86
627 300
31 977
10 260
12 287
14 503
8 386
7 740
17 776
35 414
18 472
15 589
11 031
15 439
16 472
.id
1,16
0,79
2,34
1,70
3,15
3,01
3,14
2,93
4,12
-
0,83
1,09
1,71
0,62
1,58
0,82
1,67
1,26
1,90
0,90
ps .g o 6,82
11,27
5,31
11,39
15,00
11,22
8,50
w 1,68
2,50
-
-
5,20
7,31
6,03
6,28
5,59
4,16
8,38
6,11
5,83
5,15
7,56
2,81
4,01
3,16
3,58
4,65
3,07
3,00
3,00
(11)
RSE
Efek Jumlah RanSampel Batas Bawah Batas Atas cangan
Perdesaan Selang Kepercayaan
9,51
w
//w
6 529
8 846
5 912
11 836
6 244
10 877
p:
ht t
4,81
8,23
6,62
6,06
(6)
Efek Jumlah RanSampel Batas Bawah Batas Atas cangan
Selang Kepercayaan
Perkotaan
8,05
2,56
3,63
5,19
6,37
6,26
6,58
6,07
8,54
6,96
9,14
4,66
6,13
4,92
6,37
7,40
7,38
10,07
4,95
10,96
13,20
11,11
7,58
5,91
3,76
6,32
7,50
6,13
6,60
6,00
4,46
8,41
6,34
5,99
(16)
Estimasi
0,04
0,16
0,25
0,22
0,26
0,31
0,31
0,22
0,18
0,23
0,30
0,19
0,21
0,19
0,19
0,16
0,26
0,32
0,18
0,14
0,43
0,14
0,13
0,23
0,33
0,30
0,19
0,22
0,18
0,19
0,17
0,21
0,15
0,16
(17)
Standard Error
Tabel 9.1 Sampling Error Persentase Lansia menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2013
0,54
6,40
6,77
4,15
4,05
5,03
4,72
3,70
2,14
3,29
3,24
4,16
3,40
3,94
3,04
2,19
3,54
3,15
3,69
1,24
3,22
1,25
1,68
3,93
8,78
4,78
2,56
3,57
2,75
3,18
3,79
2,48
2,38
2,65
(18)
RSE
7,96
2,24
3,15
4,77
5,86
5,64
5,97
5,63
8,19
6,51
8,56
4,28
5,72
4,54
5,99
7,08
6,87
9,45
4,59
10,69
12,36
10,84
7,33
5,46
3,12
5,73
7,13
5,70
6,25
5,62
4,13
8,00
6,04
5,68
(19)
8,13
2,88
4,12
5,61
6,87
6,87
7,19
6,51
8,90
7,41
9,72
5,04
6,54
5,30
6,75
7,72
7,90
10,70
5,31
11,22
14,03
11,38
7,83
6,37
4,41
6,91
7,88
6,56
6,96
6,37
4,79
8,82
6,63
6,30
(20)
2,82
1,44
0,56
0,46
0,80
0,92
0,76
0,94
1,57
1,00
1,10
1,44
1,28
0,84
1,28
0,84
2,07
1,99
3,57
3,20
2,51
2,84
4,61
4,25
2,48
0,89
1,86
0,66
1,84
0,93
1,77
1,26
2,29
0,95
(21)
1094 175
40 177
15 947
16 550
21 794
11 071
11 887
24 018
54 016
24 015
25 825
26 415
25 512
24 639
29 959
48 172
21 886
21 071
26 428
100 450
11 825
94 372
79 497
17 453
12 688
13 127
33 739
19 000
35 796
22 691
28 665
38 752
73 519
43 219
(22)
Efek Jumlah RanSampel Batas Bawah Batas Atas cangan Selang Kepercayaan
Perkotaan + Perdesaan
230
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
24,24
9,20
9,85
9,41
1,73
4,27
21,18
20,73
7,52
25,68
3,66
7,06
5,48
14,66
19,14
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
49,76
Nusa Tenggara Barat
Kalimantan Tengah
30,43
Bali
Kalimantan Barat
19,10
Banten
17,39
25,38
Nusa Tenggara Timur
26,37
12,93
Kepulauan Riau
Jawa Timur
11,74
Kep. Bangka Belitung
DI Yogyakarta
16,33
Lampung
29,21
10,37
Bengkulu
Jawa Tengah
9,53
Sumatera Selatan
5,49
12,14
Jambi
13,84
7,63
Riau
Jawa Barat
7,58
Sumatera Barat
DKI Jakarta
5,41
Sumatera Utara
(2)
13,01
(1)
Aceh
Estimasi
Provinsi
0,35
7,86
2,26
2,21
1,42
4,24
1,95
2,74
1,55
1,26
0,49
1,46
1,59
1,40
2,55
2,46
3,12
1,81
2,22
0,90
1,87
0,92
0,82
0,79
2,52
1,88
2,09
2,08
1,55
2,34
2,38
1,14
0,67
2,15
(3)
Standard Error
1,83
53,62
41,25
31,27
38,81
16,53
25,88
13,20
7,30
29,54
28,05
15,50
16,11
15,26
10,54
14,12
6,26
5,93
11,64
3,53
7,10
3,15
5,89
14,37
19,52
16,04
12,80
20,04
16,23
19,25
31,23
14,98
12,38
16,53
(4)
RSE
18,45
0,00
1,05
2,73
0,87
17,36
3,71
15,36
18,15
1,80
0,78
6,55
6,74
6,45
19,23
12,58
43,66
26,89
14,74
23,63
22,70
27,41
12,24
3,94
7,99
8,05
12,23
6,30
6,50
7,56
2,96
5,36
4,10
8,80
(5)
19,83
30,06
9,90
11,38
6,44
34,00
11,34
26,09
24,21
6,75
2,68
12,26
12,96
11,96
29,24
22,21
55,87
33,97
23,46
27,14
30,04
31,02
15,44
7,03
17,88
15,43
20,42
14,45
12,57
16,72
12,30
9,81
6,73
17,23
(7)
3,51
7,52
0,41
0,55
1,10
0,87
0,67
0,78
1,61
0,84
0,64
1,33
1,33
0,45
1,68
1,32
2,75
1,64
5,56
3,90
2,45
3,28
5,76
3,53
1,43
0,72
2,26
0,69
2,52
1,53
4,07
1,39
1,81
1,52
(8)
1 490
2 562
824
39 329
276
271
209
470
192
274
401
1 573
335
1 057
771
688
497
706
554
785
1 397
963
6 258
1 062
5 635
4 422
1 435
585
34,15
41,23
20,33
15,76
9,80
41,10
13,70
40,83
44,20
19,68
4,26
27,25
22,09
11,96
44,74
37,66
55,85
47,67
28,08
47,61
46,20
41,24
21,27
-
27,22
19,31
25,58
25,66
16,27
20,89
16,72
13,25
13,94
23,11
(9)
Estimasi
2,63
1,28
1,72
1,07
1,52
1,64
0,99
0,96
1,44
(10)
Standard Error
0,35
3,61
3,14
1,98
1,24
2,99
2,01
1,84
1,23
1,54
0,74
2,63
1,62
1,52
1,78
1,24
2,72
2,60
2,30
0,90
3,34
0,86
1,14
-
4,27
1,03
8,76
15,45
12,56
12,69
7,28
14,65
4,50
2,78
7,83
17,33
9,65
7,33
(13)
33,45
34,16
14,18
11,88
7,36
35,24
9,77
37,23
41,79
16,66
2,82
22,10
18,92
8,98
41,25
35,22
34,84
48,31
26,49
19,64
12,24
46,97
17,63
44,43
46,61
22,70
5,71
32,41
25,27
14,95
48,24
40,10
61,19
52,77
32,59
49,37
52,74
42,92
23,50
-
35,59
24,48
28,09
29,03
18,37
23,86
19,93
15,20
15,82
25,93
(14)
(15)
1 485
3 863
1 136
1 201
689
6 681
798
5 945
3 056
-
247
395
2 328
1 021
1 852
1 222
1 046
2 396
3 081
2 327
2,85
0,99
0,44
0,49
0,44
0,84
0,63
0,60
1,15
0,88
0,64
0,99
0,84
0,68
56 135
732
424
714
1 130
600
582
1 303
3 929
1 356
1 664
732
1 151
1 049
.id
1,00
0,78
2,40
2,06
2,21
2,95
3,55
2,47
4,11
-
0,70
0,70
1,51
0,49
1,09
0,74
1,25
0,92
1,33
0,97
ps .g o 50,51
42,58
23,57
45,85
39,66
39,55
19,03
-
18,84
14,15
23,07
22,29
14,18
17,92
13,51
11,30
12,05
20,28
(12)
Efek Jumlah RanSampel Batas Bawah Batas Atas cangan
Perdesaan Selang Kepercayaan
.b
12,74
3,98
3,31
4,88
5,45
8,20
1,89
7,22
2,09
5,37
-
15,70
13,64
5,01
6,70
6,56
7,26
9,80
7,50
6,89
6,23
(11)
RSE
w
w
//w
549
774
395
924
458
537
p:
ht t
(6)
Efek Jumlah RanSampel Batas Bawah Batas Atas cangan
Selang Kepercayaan
Perkotaan
27,21
30,83
15,79
13,52
7,52
37,42
11,59
36,13
36,91
16,27
3,18
16,67
17,24
11,08
38,18
34,20
53,37
38,71
22,56
37,85
34,91
36,01
16,80
5,49
16,92
15,46
23,38
21,57
13,91
18,23
13,30
11,25
9,84
20,51
(16)
Estimasi
0,25
3,44
2,27
1,60
0,95
2,53
1,50
1,58
1,04
1,29
0,47
1,42
1,19
1,13
1,54
1,13
2,05
1,66
1,62
0,66
1,92
0,63
0,67
0,79
2,22
1,64
1,10
1,40
0,88
1,26
1,35
0,75
0,61
1,21
(17)
Standard Error
0,93
11,16
14,37
11,81
12,58
6,75
12,96
4,37
2,81
7,92
14,80
8,54
6,88
10,19
4,04
3,31
3,85
4,28
7,19
1,74
5,50
1,76
3,99
14,37
13,13
10,62
4,70
6,50
6,34
6,93
10,17
6,70
6,17
26,71
24,09
11,34
10,39
5,66
32,47
8,65
33,03
34,88
13,75
2,26
13,88
14,92
8,86
35,16
31,98
49,35
35,46
19,38
36,56
31,14
34,77
15,48
3,94
12,57
12,24
21,23
18,82
12,18
15,75
10,65
9,77
8,65
18,14
(19)
27,71
37,58
20,24
16,65
9,37
42,37
14,54
39,22
38,95
18,80
4,11
19,46
19,57
13,29
41,20
36,42
57,40
41,95
25,74
39,14
38,67
37,26
18,11
7,03
21,28
18,67
25,53
24,32
15,63
20,70
15,96
12,73
11,03
22,87
(20)
3,11
2,06
0,50
0,60
0,64
1,01
0,76
0,75
1,57
1,13
0,74
1,26
1,11
0,73
1,42
1,00
2,81
2,26
4,07
3,68
3,69
3,07
5,27
3,37
1,18
0,82
1,92
0,62
1,60
1,01
2,03
1,16
1,71
1,23
(21)
95 464
1 008
695
923
1 600
792
856
1 704
5 502
1 691
2 721
1 503
1 839
1 546
2 191
4 417
1 921
2 598
1 652
12 939
1 860
11 580
7 478
1 435
832
944
3 102
1 416
2 776
1 680
1 583
3 886
5 643
3 151
(22)
Efek Jumlah RanSampel Batas Bawah Batas Atas cangan Selang Kepercayaan
Perkotaan + Perdesaan
5,88
(18)
RSE
Tabel 9.2 Sampling Error Angka Buta Huruf (ABH) Lansia menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2013
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
231
5,99
8,35
5,25
4,42
5,71
4,79
4,93
4,30
3,03
6,31
4,74
6,29
5,87
6,13
7,78
7,44
6,54
5,83
6,86
5,17
7,42
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
5,44
5,17
Kep. Bangka Belitung
Indonesia
5,38
Lampung
7,24
6,52
Bengkulu
Papua
6,20
Sumatera Selatan
8,22
5,97
Jambi
Papua Barat
6,64
Riau
7,35
6,80
Sumatera Barat
Maluku Utara
7,03
Sumatera Utara
(2)
6,46
(1)
Aceh
Estimasi
Provinsi
0,05
0,70
0,46
0,37
0,34
0,46
0,38
0,31
0,27
0,31
0,26
0,26
0,26
0,29
0,30
0,32
0,24
0,20
0,30
0,11
0,28
0,10
0,11
0,22
0,50
0,25
0,30
0,39
0,25
0,31
0,32
0,25
0,16
0,26
(3)
Standard Error
0,87
9,69
5,60
5,00
4,63
8,87
5,51
5,37
4,08
4,14
3,31
4,23
4,49
4,67
6,37
5,06
7,98
4,69
6,02
2,22
4,88
2,25
2,13
2,68
8,30
4,76
5,49
5,98
4,01
5,16
4,86
3,74
2,34
4,05
(4)
RSE
5,35
5,87
7,32
6,63
6,75
4,27
6,12
5,21
6,02
6,84
7,28
5,62
5,35
5,71
4,15
5,68
2,56
3,91
4,35
4,58
5,16
4,23
5,04
7,91
5,02
4,69
4,80
5,75
5,71
5,36
6,00
6,30
6,71
5,95
(5)
5,53
8,62
9,13
8,07
8,10
6,07
7,60
6,44
7,06
8,05
8,29
6,64
6,38
6,86
5,33
6,93
3,51
4,70
5,51
5,00
6,25
4,62
5,47
8,78
6,97
5,65
5,96
7,28
6,68
6,57
7,27
7,30
7,35
6,98
(7)
(8)
4,73
3,84
0,51
0,58
1,33
0,79
0,99
0,70
2,99
1,17
1,76
2,05
1,68
0,88
2,10
1,35
2,36
2,13
6,42
5,41
4,08
4,17
7,15
6,46
2,67
0,73
3,28
39 329
276
271
209
470
192
274
401
1 573
335
1 057
771
688
497
706
554
785
1 397
963
6 258
1 062
5 635
4 422
1 435
3,04
3,61
4,83
4,39
5,05
3,01
3,96
2,78
2,70
4,09
5,80
3,48
3,16
4,12
1,94
2,82
1,92
2,46
2,48
2,36
3,12
2,69
3,38
2,75
3,39
3,15
3,31
3,80
3,48
3,52
4,58
4,69
3,95
(9)
Estimasi
0,24
0,09
0,17
0,10
0,12
0,14
0,12
0,11
0,12
(10)
Standard Error
0,02
0,33
0,26
0,19
0,19
0,21
0,17
0,13
0,09
0,13
0,15
0,21
0,13
0,16
0,09
0,08
0,14
0,16
0,17
0,06
0,24
0,06
0,08
0,37
0,80
9,25
5,48
4,43
3,67
7,03
4,25
4,56
3,43
3,25
2,64
5,90
3,99
3,86
4,72
2,75
7,53
6,38
(13)
2,99
2,96
4,32
4,01
4,69
2,59
3,63
2,53
2,52
3,83
5,50
3,08
2,91
3,81
1,76
2,67
1,63
2,15
3,08
4,27
5,35
4,77
5,41
3,42
4,28
3,03
2,88
4,35
6,10
3,88
3,41
4,43
2,12
2,97
2,20
2,77
2,82
2,47
3,59
2,80
3,55
3,47
3,87
3,33
3,64
4,00
3,72
3,79
4,82
4,91
4,17
(14)
(15)
1 485
3 863
1 136
1 201
689
6 681
798
5 945
3 056
247
395
2 328
1 021
1 852
1 222
1 046
2 396
3 081
2 327
2,80
1,20
0,40
0,47
0,77
0,78
0,57
0,64
1,30
0,92
0,90
0,97
0,89
0,88
56 135
732
424
714
1 130
600
582
1 303
3 929
1 356
1 664
732
1 151
1 049
.id
0,92
0,74
1,96
1,79
2,72
3,23
3,05
2,75
4,13
1,11
0,83
1,61
0,77
1,31
0,72
1,26
1,19
1,53
0,93
ps .g o 2,14
2,25
2,66
2,57
3,22
2,02
2,92
2,97
2,99
3,61
3,24
3,25
4,34
4,48
3,72
(12)
Efek Jumlah RanSampel Batas Bawah Batas Atas cangan
Perdesaan Selang Kepercayaan
.b
7,02
2,40
7,59
2,16
2,51
13,53
7,16
2,94
5,02
2,60
3,56
3,96
2,63
2,30
2,92
(11)
RSE
w
w
//w
585
549
774
395
924
458
537
1 490
2 562
824
p:
0,98
2,86
1,50
2,66
2,37
3,35
1,33
ht t
(6)
Efek Jumlah RanSampel Batas Bawah Batas Atas cangan
Selang Kepercayaan
Perkotaan
4,15
5,03
5,87
5,15
5,93
3,52
4,94
3,49
3,91
4,83
6,64
5,05
4,23
4,82
2,84
3,42
2,37
3,42
3,99
3,42
4,60
3,44
4,51
8,35
5,09
4,30
3,68
4,17
4,64
4,24
4,69
5,36
5,82
4,59
(16)
Estimasi
0,03
0,30
0,25
0,19
0,19
0,20
0,19
0,13
0,13
0,14
0,15
0,18
0,14
0,14
0,13
0,09
0,13
0,13
0,20
0,06
0,20
0,06
0,08
0,22
0,40
0,17
0,10
0,17
0,12
0,13
0,16
0,12
0,11
0,11
(17)
Standard Error
0,64
5,96
4,24
3,65
3,15
5,68
3,94
3,79
3,23
3,00
2,19
3,63
3,24
3,00
4,56
2,63
5,46
3,91
4,95
1,71
4,36
1,60
1,68
2,68
7,90
4,05
2,85
3,99
2,50
3,11
3,38
2,21
1,82
4,09
4,45
5,38
4,78
5,57
3,13
4,56
3,23
3,67
4,54
6,36
4,69
3,96
4,53
2,59
3,24
2,12
3,15
3,60
3,31
4,20
3,33
4,36
7,91
4,30
3,96
3,47
3,84
4,42
3,98
4,38
5,13
5,61
4,37
(19)
4,20
5,62
6,36
5,52
6,30
3,92
5,33
3,75
4,16
5,11
6,93
5,41
4,50
5,10
3,09
3,59
2,63
3,68
4,37
3,54
4,99
3,55
4,66
8,78
5,87
4,64
3,89
4,50
4,87
4,49
5,00
5,59
6,02
4,81
(20)
3,94
1,58
0,48
0,61
1,17
0,89
0,94
0,78
2,70
1,34
1,41
1,69
1,38
0,90
1,81
1,04
2,23
2,12
5,34
4,61
4,03
3,65
6,13
6,17
2,50
0,79
2,50
0,89
2,29
1,09
2,03
1,69
2,85
1,17
(21)
95 464
1 008
695
923
1 600
792
856
1 704
5 502
1 691
2 721
1 503
1 839
1 546
2 191
4 417
1 921
2 598
1 652
12 939
1 860
11 580
7 478
1 435
832
944
3 102
1 416
2 776
1 680
1 583
3 886
5 643
3 151
(22)
Efek Jumlah RanSampel Batas Bawah Batas Atas cangan Selang Kepercayaan
Perkotaan + Perdesaan
2,45
(18)
RSE
Tabel 9.3 Sampling Error Rata-rata Lama Sekolah Lansia menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2013
232
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
58,61
56,22
62,76
36,03
37,95
44,69
52,08
50,53
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
66,11
Nusa Tenggara Barat
44,47
51,24
Bali
Sulawesi Selatan
54,01
Banten
60,91
47,61
Jawa Timur
36,34
56,16
DI Yogyakarta
Sulawesi Tengah
50,65
Jawa Tengah
Sulawesi Utara
52,76
Jawa Barat
37,58
54,13
DKI Jakarta
Kalimantan Timur
36,50
Kepulauan Riau
54,49
52,86
Kep. Bangka Belitung
Kalimantan Selatan
42,54
Lampung
38,24
54,46
Bengkulu
51,74
60,05
Sumatera Selatan
Kalimantan Tengah
35,13
Jambi
Kalimantan Barat
46,77
Riau
57,66
53,84
Sumatera Barat
Nusa Tenggara Timur
42,85
Sumatera Utara
(2)
56,60
(1)
Aceh
Estimasi
Provinsi
0,44
4,96
4,08
4,35
4,26
4,73
4,34
4,25
2,13
3,57
2,34
2,66
3,12
3,02
2,72
2,89
2,57
2,23
2,24
1,00
2,37
0,94
1,15
1,94
3,96
2,59
2,96
3,82
2,45
3,15
3,11
2,39
1,92
2,64
(3)
Standard Error
0,86
9,52
9,14
11,46
11,82
7,53
7,72
7,25
4,79
5,87
6,44
7,09
5,72
7,89
5,26
5,02
3,89
4,36
4,14
2,10
4,22
1,85
2,19
3,58
10,84
4,89
6,95
7,01
4,07
8,95
6,65
4,45
4,48
4,66
(4)
RSE
49,67
42,37
36,68
29,43
27,69
53,49
47,70
50,28
40,29
53,90
31,75
32,36
48,38
32,33
46,40
51,99
61,07
46,86
49,63
45,65
51,51
48,82
50,49
50,33
28,75
47,79
36,74
46,97
55,26
28,97
40,67
49,15
39,08
51,43
(5)
51,38
61,80
52,70
46,48
44,38
72,03
64,73
66,95
48,65
67,92
40,92
42,80
60,59
44,16
57,07
63,33
71,15
55,62
58,39
49,57
60,81
52,49
55,02
57,93
44,26
57,94
48,34
61,94
64,85
41,30
52,87
58,53
46,61
61,78
(7)
(8)
1 490
2 562
824
3,37
1,50
0,28
0,60
1,52
0,88
0,94
1,27
2,07
1,15
1,09
1,62
1,83
0,73
1,41
1,08
2,09
2,12
3,50
3,68
3,09
2,81
5,53
4,46
1,71
0,57
2,53
0,87
2,26
1,30
1,96
39 329
276
271
209
470
192
274
401
1 573
335
1 057
771
688
497
706
554
785
1 397
963
6 258
1 062
5 635
4 422
1 435
585
46,65
51,27
37,38
37,07
41,21
48,71
51,72
61,96
55,97
47,98
52,24
47,74
50,81
61,15
54,04
54,84
58,41
60,86
61,82
63,98
46,23
49,40
48,10
57,24
-
3,64
1,56
2,21
1,61
2,02
2,18
1,58
1,44
1,61
(10)
Standard Error
0,36
2,61
4,09
2,31
2,86
3,21
2,74
2,04
1,21
1,70
2,01
3,36
1,92
2,66
1,94
1,26
2,54
2,13
2,44
0,71
6,99
11,03
5,60
5,87
6,21
4,43
3,64
2,53
3,26
4,22
6,61
3,14
4,91
3,54
2,16
4,17
3,45
(13)
50,56
32,26
29,05
36,68
43,11
45,43
56,58
51,97
45,60
48,90
43,80
44,23
57,39
48,84
51,03
55,93
55,88
57,64
51,99
42,50
45,08
45,73
54,31
58,02
67,34
59,96
50,36
55,58
51,69
57,39
64,91
59,25
58,64
60,88
65,84
66,00
68,77
47,92
55,18
49,97
59,73
-
57,02
58,78
55,27
56,38
49,86
49,42
57,64
59,11
51,28
69,80
(14)
1,18
0,77
2,16
1,46
2,18
2,72
2,76
2,95
3,50
-
0,85
0,84
1,72
0,62
1,36
0,87
1,24
1,08
1,45
0,97
(15)
1 485
3 863
1 136
1 201
689
6 681
798
5 945
3 056
2,73
0,53
0,52
0,37
0,83
0,94
0,59
0,73
1,11
0,68
0,78
1,28
0,86
0,88
-
247
395
2 328
1 021
1 852
1 222
1 046
2 396
3 081
2 327
56 135
732
424
714
1 130
600
582
1 303
3 929
1 356
1 664
732
1 151
1 049
.id
ps .g o 59,20
44,54
43,62
46,23
54,75
-
36,27
44,50
49,14
47,72
43,54
41,50
49,09
52,94
45,62
63,47
(12)
Efek Jumlah RanSampel Batas Bawah Batas Atas cangan
Perdesaan Selang Kepercayaan
.b
3,82
1,86
5,97
1,99
2,22
-
11,35
7,06
3,00
4,24
3,45
4,44
4,09
2,81
2,98
2,42
(11)
RSE
w
0,86
2,95
0,96
1,27
-
5,29
w
51,64
52,21
52,05
46,70
45,46
53,37
56,02
48,45
66,63
(9)
Estimasi
//w
549
774
395
924
458
537
p:
1,74
3,11
1,05
ht t
(6)
Efek Jumlah RanSampel Batas Bawah Batas Atas cangan
Selang Kepercayaan
Perkotaan
50,93
43,13
39,40
40,37
43,99
54,36
60,00
56,59
46,87
54,16
42,88
42,96
58,51
48,97
53,84
58,28
63,00
56,32
57,85
46,83
53,25
49,21
54,54
54,13
39,34
52,26
49,91
52,69
51,39
42,32
50,89
55,25
45,76
64,05
(16)
Estimasi
0,28
2,65
3,16
2,05
2,45
2,71
2,36
1,86
1,07
1,58
1,55
2,11
1,70
2,05
1,58
1,16
1,84
1,55
1,65
0,65
1,86
0,68
0,86
1,94
3,26
2,22
1,40
1,91
1,39
1,72
1,81
1,32
1,19
1,39
(17)
Standard Error
0,55
6,15
8,02
5,07
5,57
4,98
3,94
3,28
2,29
2,91
3,61
4,92
2,90
4,18
2,94
1,99
2,92
2,75
2,86
1,39
3,50
1,37
1,58
3,58
8,30
4,25
2,80
3,63
2,71
4,07
3,56
2,39
2,61
2,17
(18)
RSE
50,38
37,94
33,20
36,36
39,19
49,05
55,37
52,94
44,77
51,07
39,84
38,82
55,19
44,96
50,74
56,01
59,39
53,28
54,61
45,55
49,60
47,89
52,86
50,33
32,94
47,91
47,17
48,94
48,66
38,95
47,34
52,66
43,42
61,33
(19)
51,48
48,33
45,60
44,38
48,80
59,66
64,64
60,23
48,97
57,25
45,91
47,10
61,84
52,98
56,95
60,55
66,61
59,36
61,10
48,11
56,91
50,54
56,23
57,93
45,73
56,62
52,64
56,45
54,12
45,70
54,44
57,85
48,10
66,77
(20)
3,02
1,06
0,54
0,48
1,21
1,09
0,80
0,98
1,57
0,93
1,01
1,57
1,34
0,94
1,43
0,97
2,42
1,90
3,03
3,43
3,17
3,21
4,89
4,26
1,50
0,79
2,22
0,78
1,92
1,14
1,68
1,44
2,36
1,15
(21)
95 464
1 008
695
923
1 600
792
856
1 704
5 502
1 691
2 721
1 503
1 839
1 546
2 191
4 417
1 921
2 598
1 652
12 939
1 860
11 580
7 478
1 435
832
944
3 102
1 416
2 776
1 680
1 583
3 886
5 643
3 151
(22)
Efek Jumlah RanSampel Batas Bawah Batas Atas cangan Selang Kepercayaan
Perkotaan + Perdesaan
Tabel 9.4 Sampling Error Persentase Lansia yang Mengalami Keluhan Kesehatan menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2013
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
233
19,79
26,81
20,85
18,58
21,96
29,79
17,99
21,38
18,47
21,92
25,13
22,42
18,32
22,21
23,97
27,19
38,47
29,27
24,55
18,38
19,04
17,59
18,27
34,08
19,52
32,64
25,14
34,30
18,16
19,84
28,37
29,84
23,12
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
(2)
29,91
(1)
Aceh
Estimasi
Provinsi
0,35
4,66
3,32
3,72
2,81
4,69
3,26
3,14
1,44
3,28
2,01
1,92
2,09
2,28
2,24
3,07
2,96
1,85
1,93
0,78
1,61
0,74
0,96
1,59
2,87
2,34
2,01
3,46
2,20
2,38
2,46
2,21
1,37
2,56
(3)
Standard Error
1,52
15,63
11,70
18,73
15,46
13,68
12,97
9,61
7,40
9,62
11,02
10,89
10,98
12,39
9,11
10,50
7,69
6,79
8,06
3,51
8,77
3,29
3,81
7,26
15,55
10,92
11,20
11,62
10,01
12,79
11,78
8,25
6,92
8,55
(4)
RSE
22,43
20,70
21,86
12,56
12,66
25,10
18,75
26,50
16,69
27,65
14,32
13,84
14,94
13,91
20,17
23,24
32,67
23,57
20,18
20,68
15,17
20,98
23,25
18,80
12,84
16,80
14,04
23,01
17,65
13,92
16,03
22,47
17,10
24,90
(5)
23,81
38,98
34,87
27,13
23,67
43,49
31,53
38,79
22,35
40,51
22,21
21,35
23,14
22,84
28,94
35,30
44,27
30,81
27,76
23,74
21,47
23,87
27,01
25,04
24,10
25,96
21,94
36,57
26,27
23,23
(7)
(8)
1 490
2 562
824
3,08
1,58
0,22
0,65
1,02
0,90
0,69
0,76
1,50
1,03
1,25
1,35
1,33
0,65
1,28
1,43
2,62
1,83
3,56
3,24
2,34
2,51
5,04
4,36
1,39
0,69
1,94
0,85
2,56
1,12
1,85 25,91
25,18
28,27
30,58
38,19
(9)
Estimasi
39 329
276
271
209
470
192
274
401
1 573
335
1 057
771
688
497
706
554
785
1 397
963
6 258
1 062
5 635
4 422
1 435
585
549
774
395
924
26,24
21,87
21,54
29,79
28,88
29,20
31,71
40,20
24,79
32,61
30,00
27,49
27,74
33,45
29,91
32,35
32,62
37,20
28,73
23,56
23,60
22,71
27,14
-
25,92
19,55
24,21
29,46
22,64
0,30
2,19
3,17
2,06
2,30
2,98
2,60
1,89
0,99
1,59
1,83
2,71
1,81
2,43
1,79
1,12
2,47
2,60
2,29
0,70
2,81
0,76
1,07
-
4,15
2,75
1,26
1,76
1,32
1,65
1,93
1,31
1,34
1,63
(10)
Standard Error
16,00
14,06
5,19
5,98
5,82
6,35
7,67
4,65
4,40
4,27
(11)
RSE
25,04
1,16
10,03
14,73
6,91
7,95
10,20
8,19
4,71
4,01
4,89
6,11
9,87
6,51
7,25
5,98
3,47
7,57
7,00
7,98
2,95
11,90
3,34
-
17,79
14,16
21,75
26,01
20,05
22,68
21,40
25,69
27,95
35,00
(12)
29,10
24,20
(14)
3,47
2,65
3,08
25,64
17,57
15,32
25,75
24,38
23,36
26,62
36,49
22,84
29,49
26,41
22,17
24,20
28,69
26,41
30,14
27,78
32,10
24,24
22,20
26,83
26,16
27,75
33,82
33,39
35,04
36,80
43,91
26,74
35,74
33,60
32,81
31,28
38,20
33,42
34,55
37,47
42,30
33,22
24,93
-
0,68
0,76
1,51
0,47
1,29
0,75
1,29
0,91
1,47
0,93
(15)
2,44
0,52
0,43
0,34
0,65
0,98
0,57
0,64
1,00
0,68
0,77
56 135
732
424
714
1 130
600
582
1 303
3 929
1 356
1 664
732
1 151
1 049
1 485
3 863
1 136
1 201
689
6 681
798
5 945
3 056
-
247
395
2 328
1 021
1 852
1 222
1 046
2 396
3 081
2 327
.id 1,05
0,90
0,82
1,19
0,68
2,21
2,20
2,16
2,45
ps .g o
18,09
21,22
29,24
-
34,05
24,93
26,67
32,91
25,22
29,14
28,97
30,84
33,22
41,39
(13)
Efek Jumlah RanSampel Batas Bawah Batas Atas cangan
Perdesaan Selang Kepercayaan
.b
3,95
-
w
w
//w
458
537
p:
1,88
2,44
1,16
ht t
25,66
31,14
22,47
34,93
(6)
Efek Jumlah RanSampel Batas Bawah Batas Atas cangan
Selang Kepercayaan
Perkotaan
24,80
24,99
23,63
27,22
24,90
30,42
29,47
38,43
23,13
32,94
25,00
21,62
24,29
28,60
28,20
31,82
35,01
32,00
25,80
22,97
20,59
22,59
25,93
21,92
20,55
20,48
22,73
29,55
22,40
23,68
23,55
27,75
25,40
36,06
(16)
Estimasi
0,23
2,36
2,48
1,81
1,81
2,53
2,05
1,62
0,82
1,44
1,36
1,60
1,39
1,82
1,42
1,07
1,92
1,54
1,47
0,52
1,54
0,54
0,72
1,59
2,39
1,80
1,08
1,59
1,15
1,36
1,53
1,15
0,98
1,38
(17)
Standard Error
Tabel 9.5 Sampling Error Angka Kesakitan Lansia menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2013
0,93
9,45
10,51
6,65
7,26
8,32
6,97
4,21
3,56
4,38
5,44
7,40
5,71
6,36
5,03
3,36
5,49
4,83
5,69
2,26
7,48
2,37
2,77
7,26
11,62
8,77
4,74
5,38
5,14
5,76
6,50
4,16
3,86
3,83
(18)
RSE
24,34
20,36
18,76
23,68
21,35
25,46
25,45
35,26
21,51
30,11
22,33
18,49
21,57
25,04
25,42
29,73
31,24
28,97
22,93
21,95
17,57
21,54
24,52
18,80
15,87
16,96
20,62
26,44
20,14
21,01
20,55
25,49
23,47
33,35
(19)
25,25
29,62
28,49
30,77
28,44
35,37
33,50
41,60
24,74
35,76
27,67
24,76
27,01
32,17
30,98
33,92
38,77
35,02
28,68
23,99
23,61
23,64
27,34
25,04
25,23
24,00
24,84
32,66
24,66
26,35
26,55
30,01
27,32
38,77
(20)
2,72
1,11
0,44
0,46
0,87
1,12
0,70
0,77
1,29
0,87
1,02
1,30
1,18
0,91
1,40
0,92
2,69
2,14
3,04
3,05
3,29
2,89
4,39
4,16
1,17
0,79
1,88
0,64
1,88
0,97
1,67
1,35
2,09
1,14
(21)
95 464
1 008
695
923
1 600
792
856
1 704
5 502
1 691
2 721
1 503
1 839
1 546
2 191
4 417
1 921
2 598
1 652
12 939
1 860
11 580
7 478
1 435
832
944
3 102
1 416
2 776
1 680
1 583
3 886
5 643
3 151
(22)
Efek Jumlah RanSampel Batas Bawah Batas Atas cangan Selang Kepercayaan
Perkotaan + Perdesaan
234
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
1,55
2,96
1,60
2,75
0,00
3,59
4,17
1,35
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
2,10
Nusa Tenggara Barat
1,05
1,18
Bali
Sulawesi Selatan
1,77
Banten
3,02
1,03
Jawa Timur
1,49
0,72
DI Yogyakarta
Sulawesi Tengah
1,27
Jawa Tengah
Sulawesi Utara
1,45
Jawa Barat
0,13
1,42
DKI Jakarta
Kalimantan Timur
1,18
Kepulauan Riau
1,43
1,26
Kep. Bangka Belitung
Kalimantan Selatan
1,55
Lampung
2,12
3,91
Bengkulu
1,94
1,89
Sumatera Selatan
Kalimantan Tengah
0,39
Jambi
Kalimantan Barat
1,02
Riau
2,65
2,06
Sumatera Barat
Nusa Tenggara Timur
1,30
Sumatera Utara
(2)
0,70
(1)
Aceh
Estimasi
Provinsi
0,09
1,46
1,76
n.a.
1,34
0,95
1,14
0,67
0,29
1,14
0,51
0,11
0,69
0,99
0,71
0,84
0,60
0,42
0,62
0,15
0,27
0,17
0,23
0,45
0,96
0,62
0,58
1,69
0,80
0,32
0,51
0,64
0,43
0,33
(3)
Standard Error
6,36
34,97
48,89
n.a.
48,89
59,50
38,37
43,24
27,27
37,56
33,99
80,65
47,95
46,77
36,80
31,59
28,40
36,08
34,94
14,26
36,91
13,44
16,17
31,35
81,21
49,08
37,38
43,17
42,53
83,18
50,25
31,25
32,84
47,54
(4)
RSE
1,18
1,31
0,15
n.a.
0,11
-0,27
0,73
0,24
0,49
0,80
0,50
0,00
0,09
0,18
0,54
1,01
0,93
0,34
0,56
0,74
0,20
0,93
0,99
0,55
0,00
0,05
0,41
0,60
0,31
0,00
0,02
0,80
0,46
0,05
(5)
1,51
7,02
7,04
n.a.
5,38
3,47
5,19
2,87
1,60
5,25
2,48
0,35
2,77
4,06
3,34
4,28
3,26
2,01
2,98
1,32
1,24
1,60
1,91
2,29
3,06
2,47
2,68
7,22
3,46
1,01
2,02
(7)
(8)
1 490
2 562
824
2,43
0,81
0,37
n.a.
1,30
0,53
0,55
0,50
0,88
0,94
0,80
0,47
1,56
0,89
1,27
0,85
1,22
1,65
3,82
1,95
1,34
1,86
3,97
4,17
1,99
0,65
1,55
1,13
3,16
0,80
1,31
39 329
276
271
n.a.
470
192
274
401
1 573
335
1 057
771
688
497
706
554
785
1 397
963
6 258
1 062
5 635
4 422
1 435
585
0,95
0,64
1,27
0,64
1,42
1,40
3,41
0,79
0,87
2,25
0,45
0,37
1,06
0,62
0,26
2,53
1,84
1,14
0,76
0,72
0,83
0,82
1,10
-
0,00
0,26
0,79
1,58
1,33
0,56
1,33
0,91
0,79
0,80
(9)
Estimasi
n.a.
71,03
29,48
28,19
21,80
41,91
31,12
25,35
41,58
37,50
(11)
RSE
0,06
0,32
1,03
0,37
0,92
0,61
1,17
0,33
0,18
0,54
0,17
0,23
0,41
0,26
0,14
0,35
0,61
0,35
0,31
6,10
49,70
81,51
57,95
64,77
43,29
34,49
41,66
21,22
24,05
36,59
61,63
38,84
42,03
55,63
13,78
33,25
30,68
41,08
16,91
39,88
17,44
(13)
0,84
0,02
0,00
0,00
0,00
0,21
1,10
0,15
0,51
1,19
0,13
0,00
0,25
0,11
0,00
1,85
0,64
0,46
1,07
1,26
3,30
1,38
3,21
2,59
5,71
1,44
1,23
3,31
0,78
0,81
1,87
1,13
0,54
3,21
3,03
1,83
1,37
0,96
1,48
1,10
1,53
-
n.a.
0,61
1,24
2,45
1,90
1,02
2,14
1,36
1,43
1,38
(14)
0,62
0,58
1,65
0,83
1,09
1,88
1,05
2,03
2,33
-
n.a.
0,20
1,21
0,40
0,83
0,52
0,85
0,63
2,38
0,94
(15)
1 485
3 863
1 136
1 201
689
6 681
798
5 945
3 056
1,83
0,29
0,62
0,36
1,52
0,61
0,77
0,60
0,74
0,78
0,29
0,40
0,89
0,34
-
n.a.
395
2 328
1 021
1 852
1 222
1 046
2 396
3 081
2 327
56 135
732
424
714
1 130
600
582
1 303
3 929
1 356
1 664
732
1 151
1 049
.id
ps .g o 0,15
0,48
0,18
0,54
0,67
-
n.a.
0,00
0,33
0,71
0,76
0,10
0,52
0,46
0,15
0,21
(12)
Efek Selang Kepercayaan Jumlah RanSampel Batas Bawah Batas Atas cangan
Perdesaan
.b
19,86
-
w
0,12
0,33
0,14
0,22
-
n.a.
0,18
0,23
0,45
0,29
0,23
0,41
0,23
0,33
0,30
(10)
Standard Error
w
//w
549
774
395
924
458
537
p:
1,55
2,93
0,59
ht t 3,33
2,14
1,35
(6)
Efek Selang Kepercayaan Jumlah RanSampel Batas Bawah Batas Atas cangan
Perkotaan
1,13
2,02
1,98
0,48
1,91
1,45
3,25
0,97
0,92
2,42
0,89
0,23
1,21
1,10
0,80
2,55
1,94
1,16
1,38
0,86
0,77
1,01
1,31
1,42
0,85
0,77
0,97
2,20
1,53
0,51
1,21
1,32
1,03
0,77
(16)
Estimasi
0,05
0,58
0,90
0,28
0,76
0,52
0,87
0,30
0,15
0,49
0,23
0,11
0,37
0,37
0,25
0,32
0,44
0,28
0,40
0,09
0,21
0,11
0,17
0,45
0,70
0,33
0,22
0,57
0,34
0,19
0,32
0,27
0,27
0,24
(17)
Standard Error
4,44
28,82
45,52
58,13
39,93
35,54
26,62
30,54
16,76
20,22
26,29
48,94
30,52
33,28
31,46
12,64
22,42
23,92
29,01
10,97
27,07
10,81
12,64
31,35
81,85
43,00
23,18
25,66
22,26
37,54
26,53
20,69
25,82
30,83
(18)
RSE
1,03
0,88
0,21
0,00
0,42
0,44
1,56
0,39
0,62
1,46
0,43
0,01
0,49
0,38
0,31
1,92
1,09
0,62
0,60
0,67
0,36
0,80
0,99
0,55
0,00
0,12
0,53
1,10
0,86
0,13
0,58
0,78
0,51
0,31
(19)
1,23
3,16
3,75
1,02
3,41
2,46
4,95
1,55
1,23
3,38
1,35
0,45
1,93
1,82
1,29
3,18
2,80
1,71
2,17
1,04
1,18
1,23
1,63
2,29
2,22
1,41
1,41
3,31
2,19
0,88
1,84
1,85
1,56
1,24
(20)
2,16
0,64
0,54
0,45
1,54
0,69
0,82
0,64
0,89
0,94
0,64
0,47
1,28
0,69
1,12
0,73
1,65
1,31
3,18
2,08
1,29
2,11
3,47
3,98
1,93
0,57
1,49
0,79
1,90
0,67
1,11
1,16
2,86
1,02
(21)
95 464
1 008
695
923
1 600
792
856
1 704
5 502
1 691
2 721
1 503
1 839
1 546
2 191
4 417
1 921
2 598
1 652
12 939
1 860
11 580
7 478
1 435
832
944
3 102
1 416
2 776
1 680
1 583
3 886
5 643
3 151
(22)
Efek Jumlah RanSampel Batas Bawah Batas Atas cangan Selang Kepercayaan
Perkotaan + Perdesaan
Tabel 9.6 Sampling Error Persentase Lansia yang Menjadi Korban Kejahatan menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2013
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
235
1,08
1,34
0,58
0,39
0,76
1,78
2,79
0,00
0,14
1,18
4,40
3,15
2,17
3,63
3,33
1,56
8,12
7,12
0,35
0,70
1,00
0,06
1,09
2,32
1,84
5,52
5,44
7,37
3,37
1,72
0,00
0,60
3,03
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
(2)
0,88
(1)
Aceh
Estimasi
Provinsi
0,17
0,59
n.a.
1,22
1,36
2,20
2,23
1,68
0,44
1,38
0,42
0,06
0,53
0,37
0,22
1,89
1,55
0,44
0,84
0,38
0,50
0,35
0,53
0,42
0,14
n.a.
1,04
1,00
0,44
0,40
0,38
0,50
0,31
0,35
(3)
Standard Error
5,45
99,51
n.a.
71,07
40,41
29,87
40,91
30,44
24,09
59,34
38,75
100,37
52,82
52,66
62,79
26,54
19,16
28,12
25,31
10,39
23,05
11,09
11,97
35,90
100,95
n.a.
37,41
56,06
57,39
100,30
64,90
37,39
28,34
40,35
(4)
RSE
2,70
0,00
n.a.
0,00
0,70
3,05
1,08
2,23
0,97
0,00
0,26
0,00
0,00
0,00
0,00
3,42
5,07
0,70
1,68
2,89
1,19
2,47
3,37
0,35
0,00
n.a.
0,74
0,00
0,00
0,00
0,00
0,36
0,48
0,18
(5)
3,35
1,76
n.a.
4,11
6,03
11,68
9,81
8,81
2,70
5,02
1,92
0,18
2,03
1,41
0,78
10,82
11,16
2,43
4,99
4,37
3,14
3,84
5,43
2,01
0,41
n.a.
4,83
3,73
1,62
1,17
(7)
(8)
1 490
2 562
824
4,10
0,90
n.a.
0,66
1,10
0,65
1,18
0,92
1,22
1,80
0,76
0,33
1,32
0,37
0,66
1,69
2,29
1,34
3,84
3,75
1,59
3,21
6,80
4,54
0,36
n.a.
2,84
0,85
2,30
1,19
1,25
39 329
276
n.a.
209
470
192
274
401
1 573
335
1 057
771
688
497
706
554
785
1 397
963
6 258
1 062
5 635
4 422
1 435
585
8,01
27,15
6,55
10,86
18,02
14,96
14,55
6,66
6,52
9,20
4,77
1,17
5,52
5,35
5,18
36,56
12,79
3,30
15,07
7,90
3,95
6,91
8,56
-
2,40
2,02
4,08
4,64
4,91
1,95
2,51
3,14
5,53
9,68
(9)
Estimasi
0,19
3,37
1,52
1,61
1,91
2,34
2,52
1,13
0,66
1,07
0,81
0,48
1,04
1,27
0,82
1,35
1,67
0,72
1,89
0,49
0,77
0,46
0,71
-
1,32
0,75
0,58
0,81
0,64
0,49
0,65
0,50
0,61
1,00
(10)
Standard Error
54,98
37,15
14,28
17,38
13,13
25,06
25,83
15,85
10,94
10,29
(11)
RSE
2,41
12,40
23,18
14,85
10,57
15,63
17,33
16,91
10,06
11,62
16,98
40,96
18,87
23,75
15,83
3,69
13,07
21,74
(13)
7,63
20,55
3,57
7,70
14,29
10,37
9,61
4,45
5,23
7,11
3,18
0,23
3,48
2,86
3,57
33,91
8,39
33,75
9,53
14,02
21,76
19,54
19,49
8,87
7,81
11,30
6,36
2,11
7,57
7,85
6,79
39,20
16,07
4,70
18,78
8,86
5,46
7,80
9,96
-
4,98
3,49
5,23
6,22
6,17
2,90
3,78
4,12
6,72
11,63
(14)
(15)
1 485
3 863
1 136
1 201
689
6 681
798
5 945
3 056
-
247
395
2 328
1 021
1 852
1 222
1 046
2 396
3 081
2 327
2,61
1,05
0,27
0,45
0,62
0,98
0,94
0,88
1,33
0,80
0,69
0,56
1,15
0,98
56 135
732
424
714
1 130
600
582
1 303
3 929
1 356
1 664
732
1 151
1 049
.id
1,07
0,93
2,00
1,23
2,36
3,02
1,24
2,60
3,45
-
0,56
0,45
1,52
0,46
1,15
0,66
1,11
0,87
1,21
0,94
ps .g o 9,51
1,89
11,36
6,94
2,44
6,02
7,16
-
0,00
0,55
2,94
3,06
3,64
0,99
1,24
2,16
4,35
7,73
(12)
Efek Jumlah RanSampel Batas Bawah Batas Atas cangan
Perdesaan Selang Kepercayaan
.b
12,55
6,22
19,49
6,60
8,35
-
w
w
//w
n.a.
774
395
924
458
537
p:
1,43
1,81
0,54
ht t
1,33
2,32
1,68
1,57
(6)
Efek Jumlah RanSampel Batas Bawah Batas Atas cangan
Selang Kepercayaan
Perkotaan
5,71
16,76
4,55
8,50
12,57
13,15
11,45
6,39
5,04
7,68
3,20
0,51
3,73
3,86
3,63
31,53
10,89
2,40
7,86
6,03
2,93
5,28
6,05
1,18
0,77
0,99
3,77
3,88
3,45
1,47
1,79
2,51
3,39
7,41
(16)
Estimasi
0,13
2,19
1,02
1,25
1,33
1,86
1,84
0,95
0,47
0,90
0,50
0,20
0,67
0,87
0,56
1,19
1,16
0,41
0,89
0,32
0,43
0,30
0,43
0,42
0,38
0,36
0,51
0,65
0,45
0,36
0,43
0,37
0,35
0,76
(17)
Standard Error
2,26
13,05
22,35
14,65
10,57
14,18
16,05
14,86
9,43
11,67
15,77
39,18
17,89
22,65
15,48
3,78
10,69
17,16
11,27
5,35
14,80
5,68
7,03
35,90
49,93
36,59
13,46
16,70
13,01
24,52
24,11
14,69
10,31
10,23
(18)
RSE
5,45
12,47
2,56
6,06
9,97
9,49
7,85
4,53
4,11
5,92
2,21
0,12
2,42
2,14
2,53
29,19
8,61
1,59
6,12
5,39
2,08
4,69
5,22
0,35
0,02
0,28
2,78
2,61
2,57
0,77
0,94
1,78
2,71
5,93
(19)
5,96
21,04
6,54
10,94
15,18
16,80
15,05
8,25
5,97
9,44
4,19
0,91
5,04
5,57
4,74
33,86
13,17
3,20
9,59
6,66
3,78
5,86
6,89
2,01
1,52
1,70
4,77
5,14
4,33
2,18
2,63
3,23
4,08
8,90
(20)
2,96
1,27
0,31
0,55
0,80
1,12
1,15
1,05
1,60
1,05
0,85
0,68
1,40
1,15
1,28
1,15
2,31
1,41
2,92
3,67
1,50
3,17
5,21
4,34
0,65
0,53
2,02
0,60
1,49
0,85
1,36
1,13
1,53
1,15
(21)
95 464
1 008
695
923
1 600
792
856
1 704
5 502
1 691
2 721
1 503
1 839
1 546
2 191
4 417
1 921
2 598
1 652
12 939
1 860
11 580
7 478
1 435
832
944
3 102
1 416
2 776
1 680
1 583
3 886
5 643
3 151
(22)
Efek Jumlah RanSampel Batas Bawah Batas Atas cangan Selang Kepercayaan
Perkotaan + Perdesaan
Tabel 9.7 Sampling Error Persentase Lansia yang Tinggal di Rumah Tidak Layak Huni Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2013
236
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
27,91
40,53
36,06
25,07
21,01
40,77
33,06
48,15
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
83,20
Nusa Tenggara Barat
22,65
21,68
Bali
Sulawesi Selatan
47,57
Banten
30,20
57,12
Jawa Timur
27,31
50,65
DI Yogyakarta
Sulawesi Tengah
63,43
Jawa Tengah
Sulawesi Utara
55,20
Jawa Barat
17,65
20,92
DKI Jakarta
Kalimantan Timur
20,94
Kepulauan Riau
25,43
20,79
Kep. Bangka Belitung
Kalimantan Selatan
52,22
Lampung
20,26
35,55
Bengkulu
23,81
42,85
Sumatera Selatan
Kalimantan Tengah
33,21
Jambi
Kalimantan Barat
24,31
Riau
25,78
23,65
Sumatera Barat
Nusa Tenggara Timur
28,74
Sumatera Utara
(2)
50,25
(1)
Aceh
Estimasi
Provinsi
0,52
5,15
5,26
4,01
3,90
5,05
4,21
3,25
1,78
4,21
2,56
2,37
2,63
2,84
2,76
3,49
2,11
2,33
2,83
1,26
2,81
1,17
1,34
1,61
3,47
2,43
3,48
3,84
3,22
3,39
2,95
2,33
1,92
3,08
(3)
Standard Error
1,09
15,59
12,89
19,10
15,55
14,00
10,38
11,65
7,87
13,93
9,37
13,45
10,34
14,03
11,60
13,55
2,54
10,73
5,94
2,21
5,54
1,85
2,43
7,71
16,59
11,68
6,65
10,81
7,51
10,20
12,15
9,84
6,68
6,13
(4)
RSE
47,12
22,96
30,46
13,15
17,42
26,17
32,29
21,53
19,16
21,95
22,29
12,99
20,27
14,69
18,39
18,94
79,05
17,12
42,03
54,65
45,15
61,13
52,56
17,76
14,13
16,03
45,41
28,02
36,55
26,57
18,52
19,09
24,98
44,21
(5)
49,18
43,16
51,07
28,88
32,71
45,96
48,78
34,28
26,15
38,45
32,32
22,30
30,59
25,83
29,22
32,63
87,34
26,25
53,11
59,60
56,15
65,73
57,83
24,08
27,75
25,54
59,04
43,09
49,16
39,86
(7)
(8)
1 159
2 011
695
3,81
1,43
0,35
0,56
1,14
0,83
0,68
0,73
1,54
1,32
1,11
1,64
1,38
0,74
1,51
1,54
1,78
2,35
4,62
4,63
3,15
3,60
5,83
3,57
1,37
0,57
2,68
0,75
2,99
1,22
1,90
30 888
226
207
167
357
156
221
326
1 217
256
790
634
568
401
550
433
629
963
808
4 989
801
4 410
3 497
1 107
444
71,02
52,23
55,31
43,36
54,50
59,88
73,22
73,49
44,70
66,13
58,85
38,82
40,63
44,35
57,12
62,49
91,86
40,83
81,39
81,43
76,85
84,68
0,37
3,78
5,46
3,70
3,47
4,01
2,99
2,69
1,41
2,09
2,37
3,65
2,29
2,95
2,52
1,73
1,30
2,91
2,67
0,89
0,52
7,24
9,87
8,54
6,36
6,69
4,08
3,66
3,15
3,17
4,03
9,39
5,65
6,65
4,42
2,77
1,41
7,12
(13)
70,30
44,82
44,61
36,11
47,70
52,03
67,36
68,21
41,94
62,02
54,20
31,67
36,13
38,57
52,17
59,09
89,32
35,13
71,74
59,64
66,01
50,62
61,30
67,74
79,07
78,77
47,46
70,23
63,49
45,96
45,12
50,13
62,07
65,88
94,40
46,53
86,62
83,17
84,50
86,23
79,03
-
70,03
40,69
76,12
55,89
51,03
54,68
55,12
43,72
59,80
85,52
(14)
1,75
1,24
1,46
1,93
3,39
3,95
5,07
3,19
3,42
-
1,19
0,86
1,93
0,79
1,65
0,94
1,73
1,05
1,68
0,94
(15)
1 195
2 954
875
819
562
5 208
553
4 554
2 382
2,65
0,88
0,74
0,77
0,99
1,26
0,70
1,36
1,24
0,96
0,88
1,33
1,06
0,90
-
194
312
1 782
789
1 449
983
841
1 894
2 450
1 941
43 786
591
345
561
851
470
451
1 041
3 046
1 073
1 238
574
973
835
.id
ps .g o 76,17
79,69
69,19
83,12
74,40
-
43,12
25,64
69,74
45,07
43,34
45,73
44,30
37,15
53,21
80,21
(12)
Efek Jumlah RanSampel Batas Bawah Batas Atas cangan
Perdesaan Selang Kepercayaan
.b
3,28
1,09
5,08
0,94
1,54
-
12,14
11,58
2,23
5,47
4,16
4,55
5,55
4,15
2,98
1,64
(11)
RSE
w
3,90
0,79
1,18
-
6,87
3,84
1,63
2,76
1,96
2,28
2,76
1,68
1,68
1,36
(10)
Standard Error
w
76,72
-
56,57
33,16
72,93
50,48
47,19
50,20
49,71
40,43
56,50
82,87
(9)
Estimasi
//w
410
610
315
724
368
439
p:
1,75
2,88
1,16
ht t
30,09
28,21
32,51
56,29
(6)
Efek Jumlah RanSampel Batas Bawah Batas Atas cangan
Selang Kepercayaan
Perkotaan
60,43
44,69
51,03
37,57
43,74
53,94
62,27
62,57
37,79
58,57
45,42
26,16
34,65
36,53
46,83
56,18
88,25
30,73
60,24
70,75
61,51
75,43
63,73
20,92
31,05
26,86
67,89
46,40
45,64
45,05
40,27
34,52
43,22
74,45
(16)
Estimasi
0,32
3,06
4,08
3,00
2,76
3,30
2,59
2,34
1,16
2,00
1,86
2,10
1,76
2,24
2,01
1,59
1,16
1,84
2,02
0,76
2,29
0,69
0,95
1,61
3,39
2,21
1,52
2,29
1,70
1,92
2,17
1,37
1,39
1,35
(17)
Standard Error
0,53
6,86
8,00
7,98
6,32
6,11
4,16
3,74
3,07
3,42
4,09
8,04
5,09
6,13
4,30
2,84
1,31
5,99
3,35
1,07
3,73
0,91
1,49
7,71
10,90
8,22
2,24
4,93
3,74
4,27
5,38
3,98
3,21
1,81
(18)
RSE
59,80
38,69
43,03
31,70
38,33
47,48
57,20
57,98
35,51
54,64
41,77
22,04
31,19
32,14
42,89
53,06
85,98
27,12
56,28
69,27
57,01
74,08
61,87
17,76
24,41
22,54
64,91
41,92
42,30
41,28
36,02
31,83
40,51
71,80
(19)
61,05
50,70
59,02
43,45
49,16
60,40
67,35
67,16
40,06
62,49
49,06
30,28
38,10
40,91
50,78
59,31
90,53
34,33
64,20
72,24
66,00
76,78
65,59
24,08
37,68
31,19
70,87
50,88
48,98
48,82
44,52
37,22
45,94
77,09
(20)
3,17
1,12
0,68
0,84
1,16
1,28
0,77
1,31
1,50
1,19
1,07
1,57
1,28
0,95
1,84
1,41
1,68
2,16
3,83
4,36
3,69
3,46
5,02
3,47
1,36
0,76
2,34
0,87
2,26
1,13
2,05
1,35
2,55
1,10
(21)
74 674
817
552
728
1 208
626
672
1 367
4 263
1 329
2 028
1 208
1 541
1 236
1 745
3 387
1 504
1 782
1 370
10 197
1 354
8 964
5 879
1 107
638
722
2 392
1 104
2 173
1 351
1 280
3 053
4 461
2 636
(22)
Efek Jumlah RanSampel Batas Bawah Batas Atas cangan Selang Kepercayaan
Perkotaan + Perdesaan
Tabel 9.8 Sampling Error Persentase Rumah Tangga Lansia yang Membeli Beras Miskin (Raskin) menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2013
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
237
39,17
54,27
46,10
46,25
57,80
61,00
54,28
65,33
52,73
38,71
52,44
55,73
75,13
45,01
57,98
85,27
58,27
70,55
33,02
45,01
49,41
76,34
56,16
54,64
65,17
54,60
71,83
63,67
59,38
46,60
73,63
66,34
52,79
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
(2)
89,07
(1)
Aceh
Estimasi
Provinsi
0,45
4,58
4,06
4,72
3,98
4,80
3,43
4,09
2,32
3,71
2,82
2,63
2,94
3,36
2,84
2,91
2,75
1,98
2,50
1,05
2,08
0,98
1,14
2,11
4,64
3,04
3,42
3,55
3,06
3,41
3,13
2,49
1,95
2,02
(3)
Standard Error
0,86
6,91
5,51
10,14
6,71
7,54
4,77
7,49
3,56
6,79
5,02
3,44
5,95
7,47
8,59
4,12
4,72
2,32
4,32
2,33
2,77
1,75
2,17
5,44
8,79
4,65
6,29
5,81
5,29
7,37
6,79
4,58
4,98
2,27
(4)
RSE
51,90
57,36
65,69
37,34
51,57
54,25
65,11
46,59
60,63
47,37
50,63
71,19
43,65
38,42
27,46
64,85
52,88
81,40
53,08
42,95
71,05
53,82
50,21
34,58
43,64
59,37
47,59
54,05
51,81
39,57
39,96
49,39
35,34
85,11
(5)
53,68
75,32
81,58
55,85
67,19
73,08
78,56
62,61
69,72
61,91
61,68
81,49
55,18
51,60
38,58
76,25
63,66
89,14
62,89
47,06
79,21
57,65
54,67
42,83
61,81
71,29
60,98
67,95
63,80
52,93
52,23
59,15
43,00
93,03
(7)
1,46
2,56
1,28
2,87
1,12
0,26
0,52
0,92
0,75
0,54
0,93
2,01
0,87
1,08
1,61
1,31
0,67
1,31
0,98
1,73
2,29
3,71
3,16
2,32
2,34
4,14
4,24
1,62
0,65
2,60
0,61
2,72
1,10
1,58
(8)
30 888
226
207
167
357
156
221
326
1 217
256
790
634
568
401
550
433
629
963
808
4 989
801
4 410
3 497
1 107
444
410
610
315
724
368
439
1 159
2 011
695
-
51,19
59,10
71,29
61,82
56,25
62,00
70,27
57,88
63,98
52,61
47,50
64,37
46,49
40,80
39,55
73,83
47,70
95,86
54,52
44,80
76,79
53,82
47,94
0,40
3,80
4,15
3,27
2,68
3,29
2,92
2,23
1,54
2,02
2,23
3,61
2,18
2,54
2,12
1,13
2,67
0,98
2,72
0,97
0,78
6,42
5,82
5,30
4,76
5,30
4,16
3,85
2,41
3,85
4,69
5,61
4,69
6,22
5,36
1,53
5,60
1,02
4,99
2,17
4,93
1,87
2,90
-
10,08
6,81
4,28
5,71
4,51
6,32
6,02
3,54
4,90
1,23
(11)
RSE
Perdesaan
(13)
50,40
51,66
63,16
55,40
51,01
55,56
64,54
53,51
60,96
48,65
43,14
57,30
42,22
35,82
35,39
71,61
42,46
93,94
51,98
66,54
79,41
68,23
61,50
68,45
76,00
62,25
67,00
56,58
51,87
71,45
50,76
45,77
43,70
76,04
52,94
97,78
59,85
46,70
84,21
55,80
50,66
-
77,40
69,12
45,08
44,35
51,99
34,76
49,58
47,81
34,90
90,41
(14)
1,26
0,64
1,86
1,33
2,16
2,91
4,75
2,68
3,39
-
1,15
0,93
1,88
0,56
1,98
0,81
1,63
0,91
1,63
0,84
2,58
0,92
0,52
0,63
0,59
0,86
0,63
0,75
1,59
0,81
0,75
1,35
0,93
0,68
.id
ps .g o 49,19
42,89
69,38
51,85
45,22
-
51,87
52,84
38,10
35,41
43,56
27,10
39,12
41,60
28,79
86,14
(12)
Selang Kepercayaan
43 786
591
345
561
851
470
451
1 041
3 046
1 073
1 238
574
973
835
1 195
2 954
875
819
562
5 208
553
4 554
2 382
-
194
312
1 782
789
1 449
983
841
1 894
2 450
1 941
(15)
Efek Jumlah RanSampel Batas Bawah Batas Atas cangan
.b
w
3,78
1,01
1,39
-
6,51
4,15
1,78
2,28
2,15
1,96
2,67
1,58
1,56
1,09
(10)
Standard Error
w
64,64
60,98
41,59
39,88
47,77
30,93
44,35
44,70
31,84
88,27
(9)
Estimasi
//w
p:
ht t
(6)
Efek Jumlah RanSampel Batas Bawah Batas Atas cangan
Selang Kepercayaan
Perkotaan
51,93
61,94
71,98
57,87
57,40
62,42
70,79
57,10
64,35
53,04
51,19
71,53
47,64
42,16
37,53
73,26
52,10
90,27
56,69
44,89
75,82
54,65
50,66
38,71
56,10
63,20
44,68
45,64
51,35
35,58
45,00
48,07
35,35
88,48
(16)
Estimasi
0,30
2,94
3,16
2,75
2,24
2,74
2,26
1,96
1,28
1,78
1,77
2,16
1,75
2,03
1,71
1,06
1,95
1,16
1,87
0,71
1,98
0,71
0,88
2,11
3,77
2,58
1,58
1,95
1,77
1,73
2,04
1,34
1,25
0,96
(17)
Standard Error
0,58
4,75
4,39
4,75
3,91
4,40
3,19
3,44
1,99
3,36
3,45
3,02
3,68
4,82
4,55
1,45
3,74
1,28
3,29
1,59
2,61
1,30
1,74
5,44
6,72
4,09
3,55
4,27
3,45
4,86
4,54
2,80
3,52
1,09
(18)
RSE
51,34
56,18
65,78
52,48
53,00
57,04
66,37
53,25
61,84
49,55
47,73
67,29
44,20
38,18
34,19
71,18
48,28
88,00
53,03
43,49
71,95
53,26
48,93
34,58
48,72
58,13
41,57
41,82
47,88
32,19
41,00
45,44
32,91
86,59
(19)
52,52
67,71
78,18
63,27
61,79
67,80
75,22
60,94
66,87
56,53
54,65
75,76
51,08
46,15
40,88
75,35
55,92
92,54
60,35
46,29
79,69
56,04
52,38
42,83
63,49
68,26
47,79
49,46
54,83
38,97
49,00
50,71
37,79
90,36
(20)
2,71
1,08
0,50
0,68
0,77
0,94
0,66
0,88
1,88
0,92
0,96
1,58
1,16
0,74
1,41
0,79
1,97
2,07
3,19
3,25
3,54
2,75
4,00
4,12
1,47
0,88
2,25
0,63
2,43
0,98
1,76
1,17
2,21
1,04
(21)
74 674
817
552
728
1 208
626
672
1 367
4 263
1 329
2 028
1 208
1 541
1 236
1 745
3 387
1 504
1 782
1 370
10 197
1 354
8 964
5 879
1 107
638
722
2 392
1 104
2 173
1 351
1 280
3 053
4 461
2 636
(22)
Efek Jumlah RanSampel Batas Bawah Batas Atas cangan Selang Kepercayaan
Perkotaan + Perdesaan
Tabel 9.9 Sampling Error Persentase Rumah Tangga Lansia yang Memiliki Jaminan Kesehatan menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2013
238
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
13,59
16,22
11,21
17,35
8,44
7,35
7,80
13,07
10,52
8,92
15,49
9,23
8,94
11,02
4,80
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
8,48
14,49
15,29
9,94
9,48
20,95
9,51
27,35
17,50
10,60
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Kalimantan Timur
12,54
11,16
Kalimantan Selatan
Sulawesi Tengah
12,09
Kalimantan Tengah
Sulawesi Utara
7,56
12,53
Kalimantan Barat
23,94
13,37
Sumatera Barat
Nusa Tenggara Timur
11,81
Sumatera Utara
(2)
13,55
(1)
Aceh
Estimasi
Provinsi
0,28
3,39
4,19
3,51
3,67
2,97
2,46
3,05
1,98
2,81
1,75
1,78
2,03
2,21
1,74
3,51
1,06
1,55
1,58
0,58
1,91
0,59
0,72
1,42
2,13
1,43
1,61
3,06
1,90
2,96
2,53
1,45
1,22
2,27
(3)
Standard Error
2,66
19,35
15,33
36,86
17,51
31,36
24,75
19,93
13,68
22,38
20,63
15,99
16,79
17,62
23,08
14,66
22,06
14,06
17,69
6,32
12,35
6,56
6,81
10,87
27,33
19,46
19,10
17,65
16,91
18,26
18,61
10,85
10,37
16,74
(4)
RSE
10,04
10,87
19,13
2,64
13,76
3,65
5,12
9,31
10,60
7,04
5,05
7,66
8,11
8,20
4,14
17,06
2,72
7,98
5,84
8,08
11,74
7,78
9,11
10,28
3,62
4,55
5,28
11,35
7,49
10,41
8,63
10,53
9,41
9,10
(5)
11,15
24,14
35,56
16,39
28,14
15,30
14,76
21,26
18,37
18,04
11,91
14,66
16,07
16,86
10,98
30,82
6,87
14,06
12,04
10,37
19,23
10,07
11,92
15,85
11,99
10,15
11,60
23,36
14,92
22,02
18,54
16,21
14,21
18,00
(7)
2,90
0,94
0,27
0,83
1,14
0,77
0,63
0,99
2,69
1,12
1,32
1,36
1,47
0,65
1,57
1,63
1,36
1,80
4,44
2,89
2,80
2,56
4,36
4,03
1,19
0,48
1,86
(8)
695
30 888
226
207
167
357
156
221
326
1 217
256
790
634
568
401
550
433
629
963
808
4 989
801
4 410
3 497
1 107
444
410
2,50
3,52
4,44
4,64
3,25
3,32
1,89
2,58
3,77
4,20
3,49
7,87
2,75
4,84
3,13
2,09
3,06
2,55
5,09
4,58
2,35
5,41
3,46
4,95
-
0,82
0,45
0,89
0,44
0,53
0,69
0,58
0,68
0,56
(10)
Standard Error
0,13
1,04
1,69
0,88
1,00
0,73
0,93
0,81
0,45
0,64
1,29
0,87
0,80
0,79
0,48
0,40
0,71
1,07
0,96
0,25
3,55
23,43
36,40
27,06
30,11
38,86
36,04
21,51
10,76
18,43
16,40
31,51
16,49
25,34
22,91
13,17
27,69
20,95
Perdesaan
(13)
3,27
2,40
1,33
1,53
1,36
0,45
0,76
2,18
3,32
2,23
5,34
1,05
3,28
1,58
1,15
2,27
1,17
3,00
3,76
6,48
7,95
4,98
5,28
3,32
4,40
5,36
5,09
4,75
10,40
4,45
6,41
4,69
3,02
3,85
3,94
7,19
6,47
2,84
8,15
4,07
5,94
-
6,62
3,49
3,16
5,05
3,04
3,75
4,25
5,92
6,60
4,73
(14)
0,75
0,53
1,31
1,30
1,54
2,12
2,25
1,95
2,36
-
1,12
0,46
1,31
0,64
0,98
0,49
0,95
0,66
1,34
0,65
1,84
0,39
0,40
0,34
0,64
0,55
0,53
0,67
0,79
0,60
0,87
0,67
0,68
0,53
(15)
43 786
591
345
561
851
470
451
1 041
3 046
1 073
1 238
574
973
835
1 195
2 954
875
819
562
5 208
553
4 554
2 382
-
194
312
1 782
789
1 449
983
841
1 894
2 450
1 941
.id
ps .g o 2,69
1,85
2,68
2,84
3,97
-
0,00
0,28
1,39
1,55
1,31
1,66
1,55
3,65
3,94
2,54
(12)
Selang Kepercayaan
Efek Jumlah RanSampel Batas Bawah Batas Atas cangan
.b
21,05
10,78
25,80
9,09
10,17
-
83,93
43,32
19,77
27,01
20,32
19,68
23,73
12,09
12,84
15,40
(11)
RSE
w
1,40
0,31
0,50
-
2,10
w
1,89
2,27
3,30
2,18
2,71
2,90
4,78
5,27
3,63
(9)
Estimasi
//w
610
315
724
368
439
1 159
2 011
p:
0,76
2,55
1,52
2,18
1,06
2,30
1,34
ht t
(6)
Efek Jumlah RanSampel Batas Bawah Batas Atas cangan
Selang Kepercayaan
Perkotaan
6,80
9,57
11,32
4,87
9,76
3,78
5,04
6,53
7,43
5,40
8,13
7,78
7,70
6,19
3,78
6,65
3,49
8,22
7,30
5,37
11,31
5,84
8,31
13,07
6,30
4,67
3,78
7,14
5,40
6,81
6,87
7,81
8,40
6,19
(16)
Estimasi
0,15
1,40
1,74
1,14
1,66
0,94
1,04
0,96
0,72
0,83
1,05
1,13
0,93
0,90
0,64
0,75
0,60
0,96
1,05
0,29
1,29
0,31
0,48
1,42
1,63
0,84
0,52
1,07
0,75
1,01
1,06
0,63
0,69
0,74
(17)
Standard Error
2,17
14,60
15,35
23,40
17,04
24,83
20,56
14,73
9,73
15,36
12,92
14,59
12,13
14,56
16,98
11,31
17,21
11,67
14,41
5,44
11,40
5,34
5,72
10,87
25,81
17,94
13,74
14,98
13,97
14,83
15,42
8,13
8,21
11,90
(18)
RSE
6,51
6,83
7,92
2,64
6,50
1,94
3,01
4,64
6,01
3,77
6,07
5,55
5,86
4,42
2,52
5,17
2,31
6,34
5,24
4,80
8,78
5,23
7,38
10,28
3,11
3,03
2,76
5,04
3,92
4,83
4,79
6,56
7,05
4,75
(19)
7,09
12,31
14,73
7,11
13,03
5,62
7,07
8,41
8,84
7,02
10,19
10,00
9,53
7,95
5,03
8,12
4,66
10,10
9,37
5,94
13,84
6,45
9,24
15,85
9,49
6,31
4,79
9,23
6,88
8,79
8,95
9,05
9,75
7,64
(20)
2,56
0,66
0,31
0,61
1,17
0,71
0,60
0,85
2,00
0,97
1,13
1,24
1,15
0,62
1,28
1,24
1,39
1,65
3,68
2,65
2,75
2,39
3,81
3,92
1,14
0,48
1,64
0,71
2,15
1,21
1,84
0,90
2,01
1,07
(21)
74 674
817
552
728
1 208
626
672
1 367
4 263
1 329
2 028
1 208
1 541
1 236
1 745
3 387
1 504
1 782
1 370
10 197
1 354
8 964
5 879
1 107
638
722
2 392
1 104
2 173
1 351
1 280
3 053
4 461
2 636
(22)
Efek Jumlah RanSampel Batas Bawah Batas Atas cangan Selang Kepercayaan
Perkotaan + Perdesaan
Tabel 9.10 Sampling Error Persentase Rumah Tangga Lansia yang Memiliki Jaminan Sosial Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2013
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
239
35,96
33,75
42,02
33,44
32,57
37,20
33,51
36,19
31,74
31,15
39,58
40,61
43,42
42,15
32,39
46,59
41,29
33,37
31,06
41,24
34,54
39,99
35,20
38,87
29,97
32,52
41,96
36,87
36,37
31,98
33,89
38,35
38,66
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
(2)
36,57
(1)
Aceh
Estimasi
Provinsi
0,46
4,26
5,04
4,10
5,16
5,05
4,77
2,69
2,21
4,80
2,17
2,66
3,08
3,55
2,57
2,70
3,16
2,31
2,21
1,06
2,52
0,94
1,26
1,88
3,84
2,76
2,28
3,68
2,31
3,15
3,20
2,12
1,95
2,31
(3)
Standard Error
1,18
11,10
14,89
12,83
14,19
13,68
11,36
8,28
7,37
12,36
6,16
6,65
8,92
8,61
8,27
8,10
7,66
4,96
6,81
2,52
5,79
2,30
3,18
6,03
12,09
7,62
6,81
9,89
7,11
9,44
7,62
6,27
5,43
6,32
(4)
RSE
37,77
30,00
24,00
23,94
26,25
26,98
32,62
27,24
25,64
29,45
30,95
34,78
28,50
34,28
26,03
28,07
35,09
42,06
28,07
40,07
38,49
38,78
37,12
27,47
24,22
30,78
29,04
29,99
28,03
27,25
35,74
29,61
32,13
32,04
(5)
39,55
46,69
43,78
40,02
46,48
46,76
51,30
37,79
34,30
48,28
39,45
45,21
40,58
48,20
36,10
38,67
47,49
51,12
36,72
44,23
48,35
42,44
42,05
34,83
39,26
41,59
37,99
44,41
37,11
39,62
(7)
(8)
1 051
1 532
689
2,32
0,64
0,28
0,38
1,12
0,58
0,64
0,33
1,50
1,08
0,54
0,99
1,13
0,57
0,82
0,55
1,69
1,32
2,22
2,44
2,00
1,66
3,90
2,85
0,99
0,39
0,91
0,49
1,29
0,75
1,19
847
26 521
177
96
280
333
132
153
349
1 123
273
730
463
462
366
580
461
523
851
635
4 066
646
3 823
2 808
53,39
63,34
66,27
52,25
49,78
52,53
47,82
55,99
44,67
51,76
43,20
52,80
53,41
59,50
54,09
59,09
54,33
63,20
46,80
55,26
70,97
53,58
0,39
2,91
3,51
2,87
2,63
3,35
3,17
2,29
1,31
2,24
1,75
3,80
2,16
2,18
2,18
1,28
2,56
2,08
3,11
0,96
0,73
4,60
5,30
5,50
5,28
6,38
6,62
4,09
2,93
4,33
4,04
7,20
4,04
3,66
4,03
2,16
4,71
3,29
(13)
52,63
57,64
59,39
46,62
44,63
45,97
41,61
51,50
42,10
47,36
39,77
45,35
49,17
55,23
49,82
56,59
49,31
59,13
54,16
69,05
73,15
57,88
54,93
59,10
54,03
60,47
47,24
56,15
46,62
60,25
57,64
63,77
58,36
61,60
59,35
67,27
52,90
57,14
75,57
55,54
53,05
-
55,90
56,66
57,17
56,29
57,92
55,97
60,50
53,04
57,77
50,45
(14)
1,11
0,60
1,61
1,05
2,44
2,49
1,47
2,41
2,77
-
0,38
0,71
1,62
0,51
1,73
0,76
1,43
0,76
1,34
0,75
(15)
936
2 198
695
887
433
3 978
562
3 690
1 976
1,89
0,50
0,28
0,40
0,53
0,76
0,55
0,69
0,96
0,87
0,43
1,24
0,75
0,46
-
206
257
1 264
649
1 079
665
551
1 344
1 956
1 326
34 051
557
294
427
706
308
347
794
2 347
767
1 124
416
647
665
.id
ps .g o 40,70
53,37
66,37
51,62
47,84
-
38,78
41,76
50,37
47,30
49,66
47,58
49,87
46,93
51,50
43,66
(12)
Efek Jumlah RanSampel Batas Bawah Batas Atas cangan
Perdesaan Selang Kepercayaan
.b
6,65
1,74
3,31
1,87
2,63
-
9,23
7,72
3,22
4,43
3,91
4,13
4,91
3,12
2,92
3,68
(11)
RSE
w
2,35
1,00
1,33
-
4,37
3,80
1,73
2,29
2,10
2,14
2,71
1,56
1,60
1,73
(10)
Standard Error
w
50,44
-
47,34
49,21
53,77
51,80
53,79
51,77
55,19
49,98
54,63
47,05
(9)
Estimasi
//w
255
386
635
285
701
375
435
p:
0,85
1,97
0,47
ht t
48,29
37,90
39,79
41,09
(6)
Efek Jumlah RanSampel Batas Bawah Batas Atas cangan
Selang Kepercayaan
Perkotaan
46,59
53,83
55,51
46,39
45,25
48,77
45,86
50,47
40,01
49,12
39,74
44,97
45,83
53,69
46,85
55,03
49,08
54,54
37,96
49,46
54,82
47,95
43,92
31,15
35,72
42,78
49,22
48,03
46,30
46,50
50,30
44,26
45,72
44,47
(16)
Estimasi
0,30
2,57
3,20
2,48
2,61
2,82
2,63
1,95
1,20
2,04
1,38
2,27
1,85
1,90
1,77
1,18
1,98
1,59
1,85
0,72
1,89
0,71
0,93
1,88
3,11
2,32
1,48
1,97
1,67
1,87
2,12
1,29
1,31
1,43
(17)
Standard Error
0,65
4,77
5,76
5,35
5,77
5,78
5,74
3,86
2,99
4,15
3,48
5,05
4,04
3,54
3,77
2,15
4,04
2,91
4,88
1,47
3,45
1,48
2,12
6,03
8,69
5,41
3,01
4,10
3,60
4,02
4,21
2,91
2,86
3,22
(18)
RSE
45,99
48,80
49,25
41,52
40,14
43,25
40,70
46,64
37,66
45,13
37,03
40,51
42,19
49,96
43,39
52,71
45,20
51,44
34,33
48,03
51,11
46,56
42,09
27,47
29,63
38,24
46,32
44,17
43,03
42,84
46,15
41,73
43,16
41,66
(19)
47,18
58,87
61,78
51,26
50,37
54,29
51,02
54,29
42,35
53,11
42,45
49,42
49,46
57,42
50,31
57,35
52,96
57,65
41,60
50,88
58,53
49,35
45,74
34,83
41,81
47,32
52,13
51,90
49,57
50,17
54,46
46,79
48,29
47,27
(20)
2,13
0,58
0,31
0,42
0,79
0,71
0,57
0,65
1,21
0,90
0,49
1,15
0,93
0,50
1,07
0,60
1,60
1,19
2,37
2,51
1,91
2,14
3,45
2,85
0,82
0,53
1,52
0,51
1,67
0,82
1,37
0,82
1,72
0,69
(21)
60 572
734
390
707
1 039
440
500
1 143
3 470
1 040
1 854
879
1 109
1 031
1 516
2 659
1 218
1 738
1 068
8 044
1 208
7 513
4 784
847
461
643
1 899
934
1 780
1 040
986
2 395
3 488
2 015
(22)
Efek Jumlah RanSampel Batas Bawah Batas Atas cangan Selang Kepercayaan
Perkotaan + Perdesaan
Tabel 9.11 Sampling Error Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Lansia menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2013
240
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013
35,73
33,63
41,79
32,96
32,20
37,20
33,16
36,03
31,51
30,92
38,97
40,28
43,30
41,97
31,83
46,59
41,04
33,37
30,76
41,17
33,95
39,28
34,56
38,63
29,89
32,52
41,96
36,87
36,37
31,66
33,89
38,35
38,32
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
(2)
36,27
(1)
Aceh
Estimasi
Provinsi
0,45
4,26
5,04
4,04
5,16
5,05
4,77
2,69
2,21
4,78
2,13
2,62
3,06
3,55
2,57
2,70
3,20
2,31
2,20
1,06
2,52
0,94
1,25
1,88
3,84
2,76
2,29
3,68
2,31
3,16
3,21
2,12
1,95
2,31
(3)
Standard Error
1,19
11,10
14,89
12,77
14,19
13,68
11,36
8,28
7,39
12,38
6,16
6,67
9,02
8,62
8,36
8,10
7,79
4,96
6,92
2,53
5,82
2,33
3,20
6,07
12,17
7,65
6,91
9,89
7,18
9,57
7,69
6,29
5,47
6,38
(4)
RSE
37,43
30,00
24,00
23,73
26,25
26,98
32,62
27,24
25,56
29,26
30,39
34,15
27,95
34,21
25,72
28,07
34,78
42,06
27,52
39,89
38,36
38,44
36,52
27,24
24,00
30,63
28,67
29,99
27,67
26,78
35,49
29,48
31,90
31,73
(5)
39,21
46,69
43,78
39,58
46,48
46,76
51,30
37,79
34,22
48,00
38,73
44,42
39,95
48,13
35,80
38,67
47,31
51,12
36,15
44,06
48,24
42,11
41,42
34,60
39,03
41,44
37,65
44,41
36,73
39,15
(7)
(8)
1 051
1 532
689
2,32
0,64
0,28
0,37
1,12
0,58
0,64
0,33
1,50
1,07
0,53
0,97
1,13
0,57
0,83
0,55
1,73
1,32
2,23
2,45
2,01
1,67
3,87
2,85
0,99
0,40
0,92
0,49
1,29
0,76
1,20
847
26 521
177
96
280
333
132
153
349
1 123
273
730
463
462
366
580
461
523
851
635
4 066
646
3 823
2 808
53,21
63,08
65,75
52,25
49,69
52,53
47,82
55,58
44,61
51,54
43,15
52,80
53,41
59,22
53,71
59,05
54,33
63,11
46,54
55,08
70,97
53,38
9,29
7,70
3,24
4,43
3,91
4,14
4,91
3,11
2,93
3,71
(11)
RSE
0,39
2,94
3,50
2,87
2,63
3,35
3,17
2,26
1,31
2,24
1,75
3,80
2,16
2,17
2,19
1,28
2,56
2,08
3,11
0,96
0,73
4,66
5,32
5,50
5,29
6,38
6,62
4,07
2,93
4,34
4,05
7,20
4,04
3,66
4,08
2,16
4,71
3,30
6,67
1,75
3,31
1,88
(13)
52,44
57,31
58,89
46,62
44,54
45,97
41,61
51,15
42,04
47,15
39,72
45,35
49,17
54,97
49,41
56,55
49,31
59,04
53,98
68,85
72,60
57,88
54,84
59,10
54,03
60,01
47,17
55,93
46,58
60,25
57,64
63,47
58,00
61,56
59,35
67,19
52,63
56,96
75,57
55,36
52,63
-
55,64
55,71
57,08
56,29
57,92
55,72
60,50
52,94
57,70
50,22
(14)
1,13
0,60
1,61
1,05
2,43
2,50
1,47
2,43
2,77
-
0,38
0,68
1,63
0,51
1,73
0,76
1,43
0,76
1,34
0,76
(15)
936
2 198
695
887
433
3 978
562
3 690
1 976
1,89
0,51
0,27
0,40
0,53
0,76
0,55
0,67
0,96
0,87
0,43
1,24
0,75
0,46
-
206
257
1 264
649
1 079
665
551
1 344
1 956
1 326
34 051
557
294
427
706
308
347
794
2 347
767
1 124
416
647
665
.id
ps .g o 40,46
53,19
66,37
51,41
47,42
-
38,51
41,10
50,27
47,30
49,66
47,36
49,87
46,85
51,44
43,40
(12)
Efek Jumlah RanSampel Batas Bawah Batas Atas cangan
Perdesaan Selang Kepercayaan
.b
2,65
-
w
2,35
1,01
1,33
-
4,37
3,73
1,74
2,29
2,10
2,13
2,71
1,55
1,60
1,74
(10)
Standard Error
w
50,02
-
47,08
48,41
53,68
51,80
53,79
51,54
55,19
49,89
54,57
46,81
(9)
Estimasi
//w
255
386
635
285
701
375
435
p:
0,86
1,97
0,47
ht t
48,09
37,78
39,56
40,80
(6)
Efek Jumlah RanSampel Batas Bawah Batas Atas cangan
Selang Kepercayaan
Perkotaan
46,33
53,67
55,17
46,30
45,19
48,77
45,86
50,16
39,94
48,90
39,43
44,53
45,59
53,47
46,49
54,99
48,98
54,50
37,52
49,28
54,75
47,70
43,38
30,92
35,49
42,30
49,07
48,03
46,17
46,20
50,22
44,16
45,58
44,21
(16)
Estimasi
0,30
2,58
3,18
2,48
2,61
2,82
2,63
1,93
1,19
2,03
1,38
2,26
1,85
1,89
1,77
1,18
1,99
1,59
1,85
0,73
1,89
0,71
0,93
1,88
3,10
2,29
1,49
1,97
1,67
1,87
2,12
1,29
1,31
1,44
(17)
Standard Error
0,66
4,80
5,77
5,35
5,77
5,78
5,74
3,84
2,99
4,16
3,49
5,07
4,05
3,54
3,82
2,15
4,06
2,91
4,93
1,47
3,46
1,50
2,13
6,07
8,74
5,41
3,03
4,10
3,62
4,05
4,23
2,92
2,87
45,74
48,62
48,93
41,44
40,08
43,25
40,70
46,38
37,60
44,92
36,74
40,10
41,97
49,76
43,01
52,67
45,08
51,39
33,89
47,85
51,04
46,30
41,57
27,24
29,40
37,81
46,16
44,17
42,90
42,54
46,06
41,64
43,01
41,39
(19)
46,93
58,72
61,41
51,16
50,31
54,29
51,02
53,93
42,28
52,89
42,13
48,96
49,21
57,19
49,97
57,32
52,89
57,61
41,14
50,70
58,47
49,10
45,20
34,60
41,57
46,78
51,98
51,90
49,45
49,87
54,38
46,69
48,14
47,03
(20)
2,13
0,59
0,31
0,42
0,79
0,71
0,57
0,63
1,21
0,90
0,48
1,14
0,93
0,50
1,08
0,60
1,61
1,19
2,37
2,52
1,92
2,15
3,43
2,85
0,82
0,52
1,53
0,51
1,68
0,82
1,38
0,81
1,72
0,70
(21)
60 572
734
390
707
1 039
440
500
1 143
3 470
1 040
1 854
879
1 109
1 031
1 516
2 659
1 218
1 738
1 068
8 044
1 208
7 513
4 784
847
461
643
1 899
934
1 780
1 040
986
2 395
3 488
2 015
(22)
Efek Jumlah RanSampel Batas Bawah Batas Atas cangan Selang Kepercayaan
Perkotaan + Perdesaan
3,25
(18)
RSE
Tabel 9.12 Sampling Error Persentase Lansia yang Bekerja menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2013
.b
w
w
//w
p:
ht t
.id
ps .g o
.id .b ps .g o w w w :// tp ht
ISSN 2086-1036
Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 Telp. : (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax. : (021) 3857046 Homepage : http://www.bps.go.id E-mail :
[email protected]
9 772086 103005