MENABUR KEHIDUPAN DAN PENGHARAPAN: SPIRITUALITAS HAK ASASI MANUSIA
MENABUR KEHIDUPAN DAN PENGHARAPAN: SPIRITUALITAS HAK ASASI MANUSIA
Disiapkan oleh: Komisi Keadilan, Perdamaian dan Kelestarian Ciptaan SVD - Serikat Sabda Allah, Roma, Via dei Verbiti 1
Penerbit Ledalero Maumere 2005
PL 1-022-05 Menabur Kehidupan dan Pengharapan: Spiritualitas Hak Asasi Manusia Diterjemahkan dari edisi Inggris: Sowing Life and Hope The Spirituality of Human Rights, oleh Yosef Maria Florisan. © Penerbit Ledalero Seminari Tinggi Ledalero Maumere 86152 Tel. (0382) 21893 Fax (0382) 21892 e-mail:
[email protected] Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit Ledalero. Cetakan I: 2005 Cover Design: Victor Februarto Dachi Dicetak pada Percetakan Bina Putera, Semarang Imprimatur: Mgr. A. Longinus da Cunha, Pr Uskup Agung Ende Ndona, 03 Maret 2005
Nihil Obstat: Rm Silvester San, Pr Libr. Censor Ritapiret, 21 Febr. 2005
Daftar Isi Pengantar .............................................................7 Menurut Gambar dan Rupa Allah Martabat Manusia Landasan dari Semua Hak ...........11 Mengatasi Rasa Takut Kendala Utama Untuk Mengakui dan Membela Hak Asasi Manusia ........................................22 Teriakan yang Menyesakkan .................................35 Ibadat Tobat ..........................................................50 Doa Untuk Hak-Hak Dasar ..................................52 Kehendak-Nya adalah Keadilan ...........................53 Yesus Mengundang Kita untuk Berbagi Rezeki dan Kehidupan ...............................................67 Berbagi Rezeki Berbagi Pengharapan ..............79 Beberapa Situs Internet untuk Hak Asasi Manusia ..............................94 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia ..............96
5
PENGANTAR Memajukan Hak Asasi Manusia: Sebuah Jalan menuju Allah Dewasa ini kita pada umumnya mengaitkan tema hak asasi manusia dengan berbagai demonstrasi dan pawai protes. Dalam buku kecil ini kita ingin berlangkah lebih jauh daripada aneka slogan dan pawai protes guna menggapai fundasi hak asasi manusia, yang memiliki suatu landasan spiritual. Pada tempat pertama, kita akan menemukan bahwa hak asasi manusia adalah perkara kehidupan sehari-hari di tengah keluarga, di sekolah atau tempat kerja, dalam berbagai organisasi relawan, dll. Justru di tempat-tempat inilah hak asasi manusia itu mesti dikembangkan. Setiap kita memiliki dalam diri kita masing-masing peluang untuk memajukan atau melecehkan hak asasi manusia orang lain. Untuk setiap hak yang kita klaim bagi diri kita sendiri terdapat suatu kewajiban yang sepadan untuk menghormati hak-hak orang lain. Yesus dari Nazaret mengajarkan kita cara terbaik untuk memajukan hak asasi manusia: Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi (Mat 7:12). 7
Kita sungguh-sungguh percaya bahwa kita akan mampu mengindahkan sepenuhnya berbagai persoalan menyangkut hak asasi manusia, hanya jika kita mampu menghayati hak-hak itu secara spiritual. Dengan kata lain, bila kita sanggup merenungkan aneka tantangan dan kesukaran yang ditampilkan hak asasi manusia dalam terang misteri Allah. Hanya Dialah, dan bukan lembaga peradilan, bukan pula PBB, yang menjadi arbitrator atau hakim terakhir dalam hal ihwal ini. Kepada Dialah kita harus menyampaikan pertanggungjawaban atas pelbagai tindakan dan kekhilafan kita dalam hal ihwal yang bersangkut paut dengan hak asasi manusia. Hal ini berlaku baik pada ranah individual maupun pada tataran masyarakat dan pemerintah. Selama berabad-abad para nabi telah memaklumkan dengan sangat tegas dan gamblang bahwa mustahil menyembah Allah tanpa bertindak membela dan menyokong hak asasi manusia, khususnya bila hal itu berkenaan dengan kaum miskin dan tertindas. Sebagaimana yang disampaikan nabi besar Yeremia: Ia mengadili perkara orang sengsara dan orang miskin dengan adil. Bukankah itu namanya mengenal Aku? demikianlah firman TUHAN (Yer 22:16). Inilah satu-satunya cara bertindak berkenaan dengan hak asasi manusia: bertindak membela orang sengsara dan orang miskin. Itulah pula yang ditandaskan Paus Yohanes XXIII ketika ia mengatakan bahwa dalam hal ihwal yang bersangkut paut dengan hak dan kewajiban seorang ter8
hadap yang lain, manusia akan senantiasa menjuruskan perhatiannya kepada nilai-nilai rohani misalnya keadilan, cinta kasih, kebebasan dan karena terdorong oleh motif-motif serupa itu, maka manusia tergerak hatinya untuk mengenal lebih baik lagi Allah yang benar (Pacem in Terris, 45). Buku kecil ini akan berupaya memperlihatkan bahwa melalui upaya memajukan dan membela hak asasi manusia kita berjalan menuju Allah. Semoga buku ini akan membantu kita memahami spiritualitas hak asasi manusia dan bagaimana hak semacam itu mesti bertumbuh dan berkembang di antara kita. Ucapan Terima Kasih khusus disampaikan kepada Jose Arguello yang telah memberi izin untuk menggunakan dan menyebarluaskan buku ini, dan juga kepada Brian OReilly SVD serta John Musinsky SVD untuk urusan penerjemahan dari bahasa Spanyol ke dalam bahasa Inggris. Michael Heinz SVD Koordinator JPIC SVD Roma
9
MENURUT GAMBAR DAN RUPA ALLAH Martabat Manusia Landasan dari Semua Hak
Maka Allah menciptakan manusia itu menurut Gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. (Kejadian 1:27)
Kristus senantiasa menjadi sebuah kitab di mana kita dapat membaca kepedulian-Nya tentang martabat dan hak-hak pribadi manusia, dan, pada saat yang sama, sebuah buku pengetahuan tentang martabat dan hak bangsa-bangsa. (Yohanes Paulus II, Warsawa, 2 Juni 1979) 11
Setiap manusia telah diciptakan menurut gambar dan rupa Allah serta memiliki martabat yang suci ...
Karena alasan ini, maka bila hak asasi manusia dilecehkan, Allah turut dilukai.
12
KITA SEDERAJAT DALAM MARTABAT Semua manusia dilahirkan merdeka dan setara dalam martabat serta hak-hak. Mereka dikaruniai dengan akal budi dan suara hati, dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam semangat persaudaraan. (Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, Pasal 1) Apakah Anda pernah berhenti sejenak guna merenungkan mengapa pada mulanya Allah menciptakan hanya sepasang manusia? Sebenarnya Allah bisa saja menciptakan sejumlah besar orang pada waktu yang sama!
Kejadian 2:4b-7 Sekarang saya hendak menjelaskan hal itu bagi Anda. Barang siapa memusnahkan kehidupan satu orang saja, maka hal itu akan dilihat Allah sebagai tindakan memusnahkan segenap umat manusia; dan barang siapa menyelamatkan kehidupan satu orang saja, maka hal itu akan dilihat Allah sebagai tindakan menyelamatkan segenap umat manusia.
13
Permainan Harta Karun Tanpa sepengetahuan para anggota kelompok, bungkuslah sebuah cermin dan bawalah ke hadapan mereka sebagai harta karun yang mesti ditemukan. Beberapa relawan diundang untuk tampil dan membuka kain pembungkus cermin dan melihat apa yang ada di sana. Apa yang mereka rasakan ketika mengetahui harta karun itu? Terkejut, senang
atau kecewa? Mengapa? Karena mereka cuma melihat pantulan wajah mereka sendiri, alih-alih harta karun sebagaimana yang mereka harapkan?
14
Diskusi: 1. Selama kira-kira 10 menit mari kita berbincang berdua-dua dalam kelompok, seraya berupaya sebaik mungkin menemukan sifat-sifat mencolok satu sama lain. Kemudian kita memperkenalkan satu sama lain kepada kelompok, dengan mensyeringkan sifat-sifat yang berhasil ditemukan seorang dari yang lain. 2. Pernahkah kita diajarkan untuk melihat hal-hal yang baik dalam diri kita sendiri dan menghargai diri kita sendiri, atau sebaliknya tidak menghargai diri kita sendiri? Pesan apakah yang disampaikan kepada kita menyangkut hal ini di rumah, di sekolah, di tempat kerja, atau dalam kelompokkelompok di mana kita menjadi anggotanya? 3. Bagaimana seyogianya kita bersikap guna memperlihatkan bahwa kita saling menghormati dan menghargai, di tengah keluarga, di tempat kerja, atau dalam kelompok-kelompok di mana kita menjadi anggotanya?
15
HAK DAN KEWAJIBAN MUNCUL DARI HAKIKAT KITA SEBAGAI PRIBADI Tiap-tiap manusia itu memiliki sifat-sifat suatu pribadi, yaitu bahwa ia merupakan suatu kodrat, yang dianugerahi akal budi dan kehendak bebas; maka oleh karenanya, ia pun memiliki hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang mengalir langsung dan serempak dari kodratnya itu. Dan oleh karena ini bersifat universal dan tidak dapat diganggu gugat, maka ia pun sekali-kali tidak dapat dipindahtangankan. Apabila kita merenungkan martabat pribadi manusia dari segi kebenaran yang telah diwahyukan Allah, maka tak dapat tidak kita harus menempatkannya setinggi mungkin: sebab manusia itu telah ditebus oleh darah Kristus Yesus, dan berkat rahmat adikodrati telah menjadi anak dan sahabat Allah, serta diangkat menjadi ahli waris kemuliaan kekal. (Yohanes XXIII, Pacem in Terris, 9-10). 16
Alamak, tak kupahami apa yang dikatakan Sri Paus Yohanes
Fani: Barangkali saya bisa merumuskannya dalam kata-kataku sendiri. Beliau mengatakan kepada kita bahwa pada tempat pertama kita adalah manusia/orang, yang memiliki kemampuan untuk berpikir dan membuat rupa-rupa keputusan, dan sebagai kosekuensinya kita bebas. Tomi: Ya, tentang itu saya cukup paham
Fani: Namun bebas bertindak berarti bahwa kita sekaligus memiliki beberapa kewajiban dan hak. Mengapa? Sangat sederhana. Kebebasanku ada dalam kaitan dengan kebebasan orang lain; karena tak seorang pun tinggal sendirian di muka bumi ini. Bila saya mau menggunakan kebebasanku dengan baik, maka saya harus menggunakannya secara bertanggung jawab dalam hubungan dengan orang lain, dan dari situlah timbul kewajibanku. Dan pada saat yang sama karena saya adalah seorang pribadi yang mesti dihormati orang lain, maka saya pun memiliki hak. Baik kewajiban maupun hak berlaku bagi semua orang, dan tak seorang pun dapat mengingkari hal ini. 17
Tomi: Oh, jadi begitulah halnya? Fani: Pasti begitu! Namun persoalannya berlangkah lebih jauh lagi. Kita juga mesti mengindahkan bahwa dalam terang iman kita bukan semata-mata orang yang dikaruniai dengan akal budi dan kebebasan, melainkan terutama sebagai putra dan putri Allah, yang telah ditebus oleh darah termulia Yesus Kristus. Inilah yang membuat kita menjadi ahli waris kemuliaan Allah. Maka, martabat kita sungguh tak terbatas! Teks-teks alkitabiah yang membantu kita merefleksikan bagaimana kita diciptakan menurut gambar dan rupa Allah
Kejadian 1:27. Allah menciptakan manusia itu menurut Gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. 18
Allah itu tidak kelihatan, namun Ia telah mengaruniakan kepada manusia martabat yang sedemikian luhur sehingga Ia menjadikan mereka sebagai wakil-wakilnya dalam ciptaan. Martabat ini setara untuk laki-laki dan perempuan. Dengan menghormati citra ilahi dalam diri setiap manusia kita memberi fundasi yang paling kokoh bagi hak asasi manusia, karena kita mengubah setiap kehidupan manusia menjadi sesuatu yang suci (Mat 25:40,45). Imamat 19:32. Engkau harus bangun berdiri di hadapan orang ubanan dan engkau harus menaruh hormat kepada orang yang tua dan engkau harus takut akan Allahmu; Akulah TUHAN. Bagi bangsa Israel, iman mereka adalah sesuatu yang sangat konkret, sesuatu yang dihayati malahan dalam sikap badan yang sangat sederhana, seperti menunjukkan sikap hormat dan penghargaan kepada orang yang tua. Di sini kita bisa merasakan sikap hormat terhadap martabat pribadi manusia (Kel 22:20-22). Dalam Kitab Imamat kita juga membaca: Janganlah kau kutuki orang tuli dan di depan orang buta janganlah kau taruh batu sandungan, tetapi engkau harus takut akan Allahmu; Akulah TUHAN (Im 19:14). Mazmur 8:4-7 Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kau tempatkan apakah manusia sehingga Engkau mengingat19
nya? Apakah anak manusia sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat. Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kau letakkan di bawah kakinya. Di sini sang pemazmur merenungkan keluhuran pribadi manusia; martabatnya sedemikian luhur sehingga Sang Khalik segenap alam semesta bergantung padanya (Sir 16:17-23; 15:19-21), dan Ia mempercayakan kepadanya keagungan ciptaan-Nya sendiri. Sir 17:1-14. Allah memenuhi manusia dengan kearifan dan pengetahuan, Ia mengajarkan mereka apa yang baik dan apa yang jahat. Ia menaruh mata batin-Nya sendiri dalam hati manusia agar mereka memahami keagungan karya-Nya. Mereka akan memuji nama-Nya yang kudus dan memaklumkan keagungan ciptaan-Nya (Sir 17:7-10). Dalam perikop yang indah dari Kitab Sirakh ini, sang pengarang membuat refleksi yang mendalam atas Kej 1:26-30. Ia melukiskan bagaimana Allah mengenakan kekuatan kepada manusia yang serupa dengan kekuatan-Nya sendiri, dan menjadikannya menurut gambarNya sendiri: Ia menaruh di dalam diri segala makhluk yang hidup ketakutan kepada manusia (Sir 17:3-4)
Seluruh perikop ini adalah sebuah madah pujian bagi martabat pribadi manusia: perempuan dan laki-laki 20
dikaruniai akal budi; mereka sanggup membedakan antara apa yang baik dan apa yang jahat. Mereka dapat memuliakan karya-karya Allah, dan menerima perintah-perintah-Nya. Karena alasan ini maka Allah melindungi derap langkah mereka dan menjaga mereka dengan kemurahan-Nya yang besar. Segala pekerjaan manusia seperti matahari terbentang di hadapan Tuhan
dan segala dosa terbuka di hadapan-Nya. Allah itu baik dan mengenal ciptaan-Nya, Ia tidak membinasakan ataupun menimpahkan hukuman yang setimpal terhadap mereka, tetapi menghindarkan mereka darinya (Sir 17:19-21). Yohanes 1:14. Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita
Dengan mengenakan tubuh jasmani kita, Kristus kini mendandani setiap pribadi manusia dengan suatu martabat yang baru. Konsili Vatikan II menegaskan: Putra Allah, dalam penjelmaan-Nya, dengan cara tertentu telah menyatukan diri dengan setiap orang. Ia telah bekerja memakai tangan manusiawi, Ia berpikir dengan akal budi manusiawi, Ia bertindak atas kehendak manusiawi. Ia telah lahir dari Perawan Maria, sungguh menjadi salah seorang di antara kita, dalam segalanya sama seperti kita, kecuali dalam hal dosa (Gaudium et Spes 22; Rm 8:14-17).
21
MENGATASI RASA TAKUT Kendala Utama Untuk Mengakui dan Membela Hak Asasi Manusia Beginilah firman TUHAN terhadap para nabi, yang menyesatkan bangsaku, yang apabila mereka mendapat sesuatu untuk dikunyah, maka mereka menyerukan damai, namun terhadap orang yang tidak memberi sesuatu ke dalam mulut mereka, maka mereka menyatakan perang
Tetapi aku ini penuh dengan kekuatan, dengan Roh TUHAN, dengan keadilan dan keperkasaan, untuk memberitakan kepada Yakub pelanggarannya dan kepada Israel dosanya. (Mikha 3:5,8) Pater Stephen adalah seorang imam, berusia 43 tahun, yang telah menghabiskan waktu selama 12 tahun di wilayah pegunungan Musayamba. Parokinya adalah sebuah daerah yang dicabik-cabik perang, dan kini terusik oleh berbagai gerombolan bersenjata. Ia menunaikan kerasulannya dalam keadaan yang sangat sulit. 22
Pater Stephen menulis kepada umatnya
Mrk 4:37-38 Saya menulis kepadamu dengan hati yang remuk oleh karena situasi kekerasan yang tengah melanda jemaat kita. Di sini, di Musayamba, sehari-hari terdengar laporan tentang penculikan, perampokan dan pembunuhan jenis-jenis kejahatan yang tidak pernah diberitakan oleh pers nasional oleh karena begitu terpencilnya daerah ini. Kami benar-benar diterlantarkan, tanpa bantuan apa pun dari pihak tentara atau polisi, yang hampir tidak pernah melakukan sesuatu pun untuk mengakhiri tindak pelanggaran yang mengerikan ini. Lembaga-lembaga peradilan tidak melindungi kita. Bahkan dalam kasus-kasus di mana terbukti terjadi pelanggaran kriminal, hukum tidak ditegakkan karena adanya praktik suap dan korupsi di pihak para pejabat. Kemarin ketika pulang turne dari sebuah stasi misi yang indah, kami menemukan jenasah seorang anak muda 23
yang ditikam secara brutal hingga tewas dan teronggok di bantaran sungai Colorado. Pemuda itu bernama Carlito Porras, anak muda ramah tamah yang dengan petikan gitarnya mengilhami berbagai Ibadat Sabda kami di antara jemaat di El Corozo. Saya menangis ketika mengangkat jenasahnya yang lebam dan dipotong-potong secara mengerikan, dan dicampakkan di rawa-rawa. Kemudian saya mengetahui bahwa ia dibantai secara biadab oleh sebuah gerombolan yang menamakan dirinya El Esquirin. Ketika mendengarkan teriakan dan ratap tangis keluarganya, saya merasa benar-benar keletihan. Saya tak sanggup menemukan kata-kata hiburan baik bagi keluarganya maupun bagi diriku sendiri. Dari kedalaman jiwaku, saya 24
berseru kepada Allah. Bangkitlah TUHAN! Ya Allah, ulurkanlah tangan-Mu, janganlah lupakan orang-orang yang tertindas. Mengapa orang fasik menista Allah, sambil berkata dalam hatinya: Engkau tidak menuntut? Engkau memang melihatnya, sebab Engkaulah yang melihat kesusahan dan sakit hati, supaya Engkau mengambilnya ke dalam tangan-Mu sendiri. Kepada-Mulah orang lemah menyerahkan diri; untuk anak yatim Engkau menjadi penolong (Mzm 10:12-14). Doa ini memberiku penghiburan dan kekuatan untuk menyapa jemaat. Kami merayakan sebuah Ekaristi yang sarat emosi, dengan banyak kata pujian bagi Carlos. Namun ketika terbayang kembali jenasahnya, saya bertanya diri: Bukankah kehidupannya yang dirampas secara zalim akan bersemi di antara kami dalam bentuk komitmen yang lebih dalam untuk melayani jemaat? Atau apakah kami, karena sikap masa bodoh dan apatis, terus mendukung tangan-tangan yang telah membunuhnya?
25
Dalam berbagai pertemuan paroki, saya mendengar banyak cerita tentang penghadangan di jalan dan tentang perempuan-perempuan yang diperkosa. Kita tidak dapat terus membiarkan gerombolan 40 orang pelanggar hukum meneror lebih dari 400 keluarga yang hidup terpencar-pencar. Kalian ingat bagaimana selama perang berkecamuk Diakon Stanislaus Perez diculik dari paroki ini, dan bagaimana kita memobilisasi diri dan memaksa para penculiknya untuk membebaskan dia. Saya sendiri terlibat dalam upaya pembebasannya walaupun ada banyak ancaman dan bahaya. Para pelanggar hukum tidak mungkin bertahan tanpa dukungan dari kalian para penduduk wilayah ini. Mereka membutuhkan makanan dan mereka membutuhkan perlindungan. Kini sudah tiba waktunya untuk menaklukkan rasa takut yang seakan-akan membelenggu kaki dan tangan kita. Mari kita bersatu dan merapatkan barisan guna mengenyahkan teror ini. Membiarkan diri kita ditaklukkan rasa takut dalam momen seperti ini merupakan dosa melawan iman. Berapa banyak orang di antara kita yang terus memberi sumbangsih bagi kelanggengan situasi kematian semacam ini melalui sikap pengecut, masa bodoh atau malahan sendiri terlibat di dalamnya? Di hadapan Allah saya mendakwa diriku sendiri karena tidak melaporkan apa yang terjadi di antara kita baik kepada Gereja maupun penguasa sipil. Bilamanakah tiba harinya ketika seluruh Gereja akan bereaksi terhadap penderitaan para anggotanya yang paling 26
malang? Hanya ketika hal itu terjadi maka kita akan benarbenar mampu menyebut diri kita sendiri sebagai Gereja Yesus. Di paroki kita ada jaringan 53 jemaat, lengkap dengan pemimpinnya sendiri. Seandainya kita semua memberi tanggapan sebagai satu pranata tunggal ketika para bandit tadi mengganggu siapa saja tetangga atau sanak keluarga kita, maka dengan segera mereka menyadari bahwa segala sesuatu dapat berubah di tempat ini. Saya mau supaya surat ini dibaca dan dibahas di kapela kalian para hari Minggu yang akan datang. Ketika kita bertemu lagi, saya mau supaya kalian membawa serta anjuran-anjuran konkret tentang bagaimana kita seyogianya menanggapi situasi ini. Saya menyampaikan salam hangat bagi kalian semua dalam Tuhan, Stephen Acevedo Pastor Paroki
27
Bahkan seandainya pun polisi menangkap salah seorang penjahat ini, tak ada seorang pun yang mengajukan dakwaan terhadapnya di depan seorang hakim. Namun para penjahat inilah yang menampilkan diri mereka sebagai pembela hak asasi manusia, seraya menuntut kebebasan bagi antek-antek mereka! Maka, tidak ada cara untuk mengadili mereka.
28
Di kota-kota situasinya berbeda, namun di sana pun ada tindak kekerasan.
Apa penyebab riil dari semua tindak kekerasan ini?
29
Diskusi: 1) Apakah kita juga sedang mengalami di tempat kita sendiri situasi yang serupa dengan yang dihadapi Pater Stephen di jemaatnya? Bagaimana tanggapan kita terhadap anjurannya? Apakah kelihatannya realistik? 2) Apakah yang dapat kita lakukan dalam situasi kekerasan semacam ini? Apakah Anda memiliki anjuran-anjuran konkret? 3) Apakah yang hendak dikatakan Pater Stephen kepada kita ketika ia menulis bahwa membiarkan diri kita ditaklukkan rasa takut merupakan dosa melawan iman? Apakah Anda sepakat dengannya? (Lihat Mrk 4:40). 4) Mari kita membuat tanggapan terhadap gagasan berikut: Hanya pada hari ketika Gereja kita bereaksi terhadap penderitaan para anggotanya yang paling malang, kita benar-benar mampu menyebut diri kita sendiri sebagai Gereja Yesus
Apa pendapatmu tentang hal ini? Syeringkan pendapatmu kepada kelompok dan bandingkan dengan Mat 25:40,45. Mari kita merenungkan Mazmur 43.
30
Teks-teks alkitabiah sebagai panduan untuk merenungkan tema rasa takut Yohanes 7:11-13. Tidak seorang pun yang berani berkata terang-terangan tentang Dia karena takut terhadap orang-orang Yahudi (ay. 13)
Perayaan Paskah tengah berlangsung dan Yesus pergi ke Yerusalem secara diam-diam di antara kerumunan orang banyak agar tidak menarik perhatian para penguasa yang tengah membuntuti Dia guna membunuh-Nya. Mereka berpura-pura bertanya kepada orang-orang itu apakah mereka pernah melihat Dia, namun menyangkut hal itu semua orang berbicara dengan suara rendah, cuma berbisik. Ada rupa-rupa pendapat yang saling bertentangan tentang Yesus. Ada yang berkata: Ia orang baik. Ada pula yang berkata: Tidak, Ia menyesatkan rakyat. Namun tidak seorang pun yang berani berkata terang-terangan tentang Dia karena takut terhadap orang-orang Yahudi.
31
Yohanes 9:17-29. Kedua orangtua itu (dari seorang yang buta sejak lahirnya yang disembuhkan Yesus) berkata demikian karena mereka takut kepada orangorang Yahudi, sebab orang-orang Yahudi itu telah sepakat bahwa setiap orang yang mengaku Yesus sebagai Mesias akan dikucilkan dari komunitas mereka. Sekali lagi orang takut mengakui Yesus karena hal itu akan mendatangkan konsekuensi bagi mereka. Karena alasan inilah kedua orangtua dari seorang yang buta sejak lahirnya mengelak memberi jawaban langsung terhadap banyak pertanyaan yang dengan sengit dilontarkan oleh orang-orang Farisi. Yohanes 12:42. Banyak juga di antara pemimpin yang percaya kepada Yesus, namun oleh karena orang-orang Farisi mereka tidak mengakuinya secara terangterangan, supaya mereka tidak dikucilkan dari komunitas Yahudi. Yohanes 19:38. Sesudah peristiwa itu (penyaliban), Yusuf dari Arimatea mendatangi Pilatus. Yusuf adalah murid Yesus, walaupun sembunyi-sembunyi, karena takut kepada orang-orang Yahudi. Yohanes 20:19. Pada waktu malam, pada hari yang sama (ketika Yesus yang bangkit menampakkan diri kepada Maria Magdalena), pada hari pertama minggu itu, para murid Yesus berkumpul di suatu tempat 32
dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi
Mereka sangat takut oleh kengerian peristiwa penyaliban dan mengunci diri mereka sama sekali karena kehilangan harapan. Kisah 4:13. Para pemimpin Yahudi serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat tercengang oleh keberanian Petrus dan Yohanes, mengingat keduanya adalah orang biasa yang tidak terpelajar. Apalagi mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus
Perubahan sikap para murid Yesus ini memang mencengangkan: alih-alih bersembunyi di balik pintu-pintu yang terkunci, dilumpuhkan oleh rasa takut, mereka justru keluar ke jalanan di Yerusalem, malahan ke Kanisah itu sendiri, guna memaklumkan kebangkitan Kristus dan mewartakan amanat-Nya, bertentangan dengan perintah para penguasa agama Yahudi. Apa yang telah terjadi? Bagaimana perubahan ini terjadi? Mereka telah menerima karunia Roh Kudus. Kehadiran Roh menyanggupkan mereka untuk mengatasi rasa takut dan melawan setiap bahaya. Mereka tidak percaya pada dirinya sendiri, tetapi dengan rendah hati memohon pada Allah agar beroleh karunia keberanian ini. Dan sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berilah kepada hamba-hambaMu keberanian untuk memberitakan firman-Mu (Kis 4:29). 33
Kisah 5:27-29. Imam Besar mulai menanyai mereka (rasul-rasul). Dengan keras kami melarang kamu mengajar dalam Nama itu. Namun ternyata kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu dan kamu hendak menanggung darah Orang itu kepada kami. Namun Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: Kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia.
34
TERIAKAN YANG MENYESAKKAN Orang yang tertindas ini berseru, dan TUHAN mendengar; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya. (Mazmur 34:7) Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan. (Yesaya 41:10) Kasihanilah aku, ya Allah, sebab seteru-seteruku memburuku dengan gigih, mereka menghimpitku dari segala arah. Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu, Allah yang perkasa. (Mazmur 56:2,4)
Diskusi: 1. Pertama-tama, bacalah Mazmur 56 secara bersama, dan kemudian syeringkan satu sama lain apa yang paling berkesan bagimu dari mazmur ini. 35
2. Bila kita membandingkan realitas yang dialami sang pemazmur dengan keadaan berbagai jemaat pedesaan kita yang hidup dalam situasi kekerasan, ayat-ayat manakah yang akan kita pilih untuk melukiskan situasi tersebut? 3. Perasaan apakah yang ditumpahkan sang pemazmur kepada Allah? Mari kita memperhatikan berbagai perasaan itu dengan saksama dan kemudian mencatatnya. 4. Apakah kita mampu berdoa dengan intensitas perasaan seperti yang dipunyai sang pemazmur? Mari kita coba menggubah mazmur kita sendiri, seraya mencamkan realitas yang tengah terjadi dewasa ini di dalam jemaat-jemaat kita. Anda bisa juga menggunakan mazmurmazmur di bawah dalam jemaatmu.
Mari kita merenungkan Markus 4:35-41; Yesaya 41:8-16; Efesus 6:10-19. Mzm 3 Berseru kepada Allah di tengah-tengah penganiayaan. Mzm 7:2-10 Sang pemazmur mencari perlindungan di dalam Allah ketika berhadapan dengan orang-orang yang menyerang dan membunuh. Ia menegaskan bahwa 36
dirinya tidak bersalah dan memaklumkan kehancuran orang-orang jahat. Mzm 10:1-18 Sang pemazmur berseru kepada Allah agar menyelamatkan dia dari orang-orang yang melakukan kejahatan terhadapnya. Mzm 13 Kita merasa ditinggalkan Allah dan kita memohonkan belas kasih-Nya. Mzm 42:9-12 Kita menaruh kepercayaan kita pada Allah di tengah-tengah penganiayaan dan bahaya. Mzm 43 Kita memohonkan keadilan dari Allah ketika menghadapi penindasan. Mzm 53 Tampaknya sekarang bahwa tak seorang pun yang mencari Allah. Mzm 55 Kita meminta perlindungan di tengah-tengah keputusasaan. Mzm 57 Kita meminta perlindungan Allah di tengahtengah mara bahaya. Mzm 59 Melawan orang-orang fasik yang merusak jemaat. Mari kita menyampaikan kepada Allah realitas di mana kita hidup
Suatu ketika, pada suatu senja, Stefen mengunjungi kerabatnya Diana, dan mereka berbincang-bincang tentang mazmur
Mereka prihatin dengan situasi kekerasan yang tengah menerpa jemaat mereka
keduanya adalah anggota dewan pastoral paroki. 37
Stefen: Apakah engkau percaya padaku bila aku memberi tahumu bahwa saya tidak pernah berpikir untuk membaca dan mendoakan mazmur-mazmur lalu menerapkannya pada gerombolon bersenjata yang mendatangkan sedemikian banyak kerusakan bagi jemaat kita?
Diana: Sesungguhnya saya percaya padamu, Stefen! Kita terbiasa membaca Kitab Suci dengan kepala kita di awan-awan. Ketika saya sadar akan hal ini, saya benar-benar terkejut. Bagi banyak orang, membaca Kitab Suci seturut konteks realitas kehidupan mereka berarti campur tangan dalam bidang politik. Apakah engkau pernah mengamati bagaimana dalam doa-doa kita sangat jarang kita merenungkan realitas di mana kita hidup? Ada orang yang lebih suka terus bernyanyi dan memuji Allah, seraya mengabaikan kenyataan bahwa para perampok dan orang fasik tengah meneror setiap orang dalam jemaat. Kadang kala para perampok 38
bersenjata itu nongol di sebuah kapela kecil, lengkap dengan senjata tentengannya, dan orang malang itu terus saja bertepuk tangan dan bernyanyi dan malahan tidak mengejabkan kelopak matanya. Stefen: Betul Diana, namun memuji Tuhan dengan bernyanyi dan bertepuk tangan adalah sesuatu yang menyukakan. Setiap orang ambil bagian dan jemaat merasa ada pengharapan. Tidak ada salahnya, bukan? Saya sangat gembira dengan hal ini. Memang benar ada persoalan lain yang engkau sajikan. Barangkali kita tengah berupaya melarikan diri dari kenyataan di sekitar kita dengan menjalankan ibadat dalam cara semacam ini. Kitab Suci tidak pernah menutup mata terhadap realitas yang tengah kita hadapi, betapapun sukarnya
39
kenyataan itu. Dengarkan misalnya perikop berikut ini dari Kitab Suci: Ia duduk menghadang di gubuk-gubuk, di tempat yang tersembunyi ia membunuh orang yang tak bersalah. Matanya mengintip orang yang lemah; ia mengendap di tempat yang tersembunyi seperti singa di dalam semak-semak; ia mengendap untuk menangkap orang yang tertindas. Ia menangkap orang yang tertindas itu dengan menariknya ke dalam jaringnya. Ia membungkuk, dan meniarap, lalu orang-orang lemah itu jatuh ke dalam cakarnya yang kuat. Ia berkata dalam hatinya: Allah melupakannya; Ia menyembunyikan wajah-Nya, dan tidak akan melihatnya untuk seterusnya. (Mazmur 10:8-11) Diana: Betapa menakjubkan! Kita malahan bisa menulis mazmur itu untuk diri kita sendiri. Coba banyangkan, hari Sabtu lalu anak Julian Roque jatuh sakit dan harus dioperasi. Ia pergi ke kota untuk menjual dua ekor bagalnya guna mengongkosi dokter. Dalam perjalanan pulang ke rumah ia diserang, dan mereka merampok segala-galanya, bahkan satu-satunya miliknya yang tersisa. Anaknya meninggal! Stefen: Persis itulah jenis persoalan yang dihadapi sang pemazmur: Tidak sadarkah orang-orang yang melakukan kejahatan, yang memakan habis umat-Ku seperti memakan roti, dan yang tidak berseru kepada Allah? Di sanalah 40
mereka akan ditimpa kejutan yang besar, padahal tidak ada yang mengejutkan. (Mazmur 53:5-6) Diana: Itu benar-benar menakjubkan, Stefen. Saya yakin jemaat akan benar-benar dikuatkan seandainya mereka mendengarkan mazmur-mazmur ini. Namun masih ada saja orang yang lebih suka terus bertepuk tangan dan bernyanyi guna melupakan situasi ngeri di mana mereka hidup. Mereka lebih suka melakukan hal ini alih-alih menghadapi situasi tersebut dan berseru kepada Allah guna mengenyahkan semuanya.
Stefen: Bagiku, menyanyi itu baik, Diana, asalkan jemaat juga berseru lantang kepada Allah seperti yang dibuat sang pemazmur, dan tidak memalingkan matanya dari hal-hal ngeri yang tengah terjadi. Dalam Kitab Suci, kaum beriman tidak takut untuk membawa ke hadapan Allah situasi riil di mana mereka hidup.
41
Diana: Ya, mereka malahan mengeluh dan bertengkar dengan-Nya, seperti yang dilakukan Ayub. Saya percaya mereka mampu melakukan hal ini karena mereka tahu bahwa mereka adalah anak-anak Allah. Mereka se-
umpama anak-anak yang bertengkar dengan ayah atau ibunya, namun kemudian akur dan berdamai lagi. Kadang kala saya bertanya kepada diriku sendiri entahkah kita sungguh-sungguh percaya pada Allah. Bukankah kita bertingkah lebih seperti budak, seraya berpikir bahwa bila kita tidak memuji Dia sepanjang waktu maka Ia akan menghukum kita? Barangkali kita takut kepada Allah karena kita belum lagi mengenal Dia. Saya percaya bahwa seandainya kita mengenal sedikit lebih baik, maka kita akan semakin mencintai dan percaya pada-Nya. Karena alasan inilah saya amat sering merenungkan kata-kata Rasul Paulus yang menandas42
kan: Kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang telah menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: ya Abba, ya Bapa! Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita bahwa kita adalah anak-anak Allah (Rm 8:15-16).
Diana: Tidakkah engkau lihat, Stefen, bahwa seandainya kita mengenakan kata-kata Paulus ini pada diri kita sendiri dan sungguh-sungguh mempercayainya, maka doa-doa kita mulai mengungkapkan segala sesuatu yang tengah kita hidupi? Stefen: Engkau benar! Namun sejauh kita tidak memiliki keberanian untuk menempu langkah ini; siapa yang berani berdoa seperti sang pemazmur? Bisakah engkau membayangkan dirimu, Diana, mengeluh kepada Allah bahwa Ia telah menyembunyikan wajah43
Nya dari kita? Mampukah kita mengatakan kepadaNya: Berapa lama lagi, TUHAN, Kau lupakan aku terus menerus? Berapa lama lagi Kau sembunyikan wajah-Mu terhadap aku? Berapa lama lagi aku harus menaruh kekhawatiran dalam diriku, dan bersedih sepanjang hari? Berapa lama lagi musuhku meninggikan diri di atasku? Pandanglah kiranya aku, ya TUHAN, Allahku! Buatlah mataku bercahaya, supaya jangan aku tertidur dan mati. (Mazmur 13:2-4)
Diana: Stefen, kadang kala saya bertanya diri entahkah alasan mengapa Allah tidak bertindak dalam kehidupan kita ialah karena kita tidak mempercayai Dia? Stefen: Itu pertanyaan yang bagus, Diana. Tampaknya bagiku bahwa Allah selalu mengabulkan doa-doa kita, namun tidak mesti seturut yang kita inginkan. Barangkali kita lebih suka agar Ia melenyapkan semua cobaan dan penderitaan dari diri kita. Namun Ia mengabulkannya bukan dengan menghilangkan semua kesukaran hidup, melainkan dengan memberi kita kekuataan 44
untuk menghadapinya. Kita hanya perlu berpaling kepada Yesus di taman Getsemani untuk memahami hal ini. Allah adalah selalu Allah. Ia adalah Sang Pencipta dan kita adalah makhluk ciptaan-Nya. Kita tidak dapat begitu saja memperalat Dia agar cocok dengan keinginan kita; sebaliknya, Ia selalu menaruh harapan pada kita. Kita tahu dari Kitab Suci bahwa Ia mencintai kebaikan dan membenci ketidakadilan. Mari kita bertekad melayani Dia dengan berbuat baik serta melakukan keadilan di dalam hidup kita. Diana: Ya, tentu saja hal itu benar. Nabi Hosea sudah menegaskan apa yang sedang kita bicarakan di sini. Pencuri mendobrak masuk, gerombolan merampas di luar. Dan tidak terpikir oleh mereka bahwa Aku mengingat segala kejahatan mereka. Sekarang pun perbuatan-perbuatan mereka mengepung mereka, semuanya ada di hadapan wajah-Ku (Hosea 7:1-2). Stefen: Ya benar, cuma saya tidak pernah memperhatikan kata-kata sang nabi sebelumnya. Persis itulah yang sedang terjadi pada kita. Diana: Apakah menurutmu bila kita menaruh kepercayaan kita pada Allah dalam situasi semacam ini, maka akan ada perubahan? Stefen: Tentu saja! Seandainya kita mau menyampaikan kepada Allah berbagai penderitaan kita, rasa takut kita serta pengharapan kita, maka hal itu akan memberi kita kekuatan baru untuk bertindak, dan membantu kita 45
untuk keluar dari keadaan pasif, sikap diam tanpa berpengharapan dalamnya kita hidup. Kita bisa saja berseru lantang seperti sang pemazmur: Keinginan orang-orang yang tertindas telah Kau dengarkan, ya TUHAN; Engkau menguatkan hati mereka, Engkau memasang telinga-Mu, untuk memberi keadilan kepada anak yatim dan orang yang terinjak; supaya tidak ada lagi seorang manusia di bumi yang berani menakutnakuti (Mazmur 10:17-18). Diskusi: 1. Berilah komentar, dalam kelompok-kelompokmu, mengenai percakapan antara Stefen dan Diana. Apa pendapatmu tentang berbagai refleksi mereka? Apakah Anda sepakat dengan mereka? Jelaskan sudut pandang Anda. 2. Dalam Kitab Suci, kaum beriman tidak takut untuk membawa ke hadapan Allah situasi riil di mana mereka hidup. Apakah Anda sepakat dengan pengamatan Stefen ini? Dalam berbagai perayaan kita apakah kita mengungkapkan situasi riil di mana kita hidup sebagai suatu persekutuan? Apa pengalaman Anda? Mari kita baca Kisah 4:23-31.
46
Perhatian, perhatian! Rasul Petrus dan Yohanes dijebloskan ke penjara karena menyembuhkan seorang sakit dan karena mewartakan Yesus di kanisah di Yerusalem.
Diana, betapa tak adilnya. Hal ini melanggar hak asasi manusia mereka. Apa yang akan dilakukan jemaat di (Kisah 3:3-11; 4:1-4) Yerusalem menyangkut hal itu? Berkat Gamaliel kami dibebasJemaat menemukan sebuah teks kan. Kami akan menceritakan alkitabiah yang memberi terang kepadamu apa yang telah teratas situasi mereka, jadi atas diri kami. dan membantu mereka menafsir apa yang sedang mereka jalani.
(Kisah 5:34-39)
(Kisah 4:24-28)
47
Dan sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu. Tunjukkanlah kepada kami kekuasaan-Mu dengan tandatanda kehidupan dan pengharapan.
(Kisah 4:29)
Ketika selesai berdoa, mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka berhamburan ke jalan penuh dengan keberanian.
(Kisah 4:31)
48
Berhadapan dengan pelecehan atas hak asasi manusia mereka, langkah-langkah apakah yang diambil oleh jemaat di Yerusalem? 1. Jemaat berkumpul untuk berdoa bagi saudarasaudara yang dijebloskan ke penjara. 2. Ketika saudara-saudara tadi meninggalkan penjara dan setelah diinterogasi oleh para penguasa, jemaat mendengarkan ajaran mereka. 3. Jemaat itu menanggapi dengan secara spontan berseru kepada Allah. Mereka menemukan ilham dari salah satu mazmur yang terdapat dalam Perjanjian Lama, yang memberi terang atas situasi mereka. 4. Mereka menafsir mazmur itu dalam terang situasi baru di mana mereka hidup. 5. Mereka memohon agar Allah memberi mereka kekuatan dan keberanian agar tidak tertekan oleh ancaman para seteru mereka. Mereka berdoa agar mereka diperbolehkan untuk terus mewartakan Injil dengan hati yang penuh pengharapan dan kehidupan. 6. Sama seperti pada hari Pentakosta, jemaat menerima Roh Kudus, berhamburan ke jalan seraya mewartakan Kabar Gembira secara terbuka dan dengan berani.
49
IBADAT TOBAT A. Mari kita semua menyiapkan sebuah ibadat tobat. Dalam ibadat ini kita memohon ampun atas setiap peran yang telah kita mainkan dengan membiarkan kekerasan dan kematian mengancam kita dan melanda jemaat kita. Kita meluangkan waktu hening sejenak dan kemudian bertanya diri di hadapan Allah: · Pernahkah saya terlibat dalam tindak kekerasan yang merusakkan atau menghancurkan kehidupan orang lain? Tuhan kasihanilah kami! · Pernahkah saya melalui perampokan, pemerasan, fitnah atau ancaman secara tidak sah mengambil barang milik orang lain? Tuhan kasihanilah kami! · Pernahkah saya melontarkan kata-kata kasar yang menyebabkan kemarahan dan perasaan terluka pada orang lain? Tuhan kasihanilah kami! · Adakah saya membiakkan perasaan benci dan dendam? Tuhan kasihanilah kami! · Pernahkah saya diuntungkan oleh tindak kekerasan yang dilakukan orang lain? Tuhan kasihanilah kami! 50
·
Pernahkah saya bersikap masa bodoh atas tindak kekerasan yang dilakukan terhadap orang lain? Tuhan kasihanilah kami! · Pernahkah saya mengambil untung dari orang lain melalui dusta dan tipu daya? Tuhan kasihanilah kami! · Pernahkah saya tetap bersikap pasif dalam situasi kekerasan, dan membiarkan diriku mengikuti arus karena rasa takut dan pengecut? Tuhan kasihanilah kami! · Apakah saya bersikap agresif terhadap orang lain? Tuhan kasihanilah kami! B. Mari kita membawa simbol kepada kelompok, simbol-simbol yang mewakili kematian dan tindak kekerasan. Mari kita menempatkan simbol-simbol tersebut di samping salib. C. Kita mendaraskan Doa Bapa Kami secara bersamasama.
51
DOA UNTUK HAK-HAK DASAR Ya Tuhan, aku memohon pada-Mu malam ini agar Engkau memberi kami masing-masing keberanian, keperkasaan dan tekad yang bulat. Ada sedemikian banyak kerja yang masih mesti dilaksanakan. Perumahan yang layak dibutuhkan oleh sedemikian banyak putra dan putri-Mu. Pekerjaan mesti dicari bagi mereka yang menganggur, agar mereka dapat makan. Berbagai jalan keluar harus ditemukan untuk masalah penyakit dan pendidikan dibutuhkan bagi mereka yang tidak mengenyamnya. Istirahat dibutuhkan bagi mereka yang bekerja berlebihan. Berapa banyak hal yang mesti kumohonkan pada-Mu malam ini? Tuhan, aku cuma memohon satu hal dari Dikau bagi diriku, agar Engkau membuatku tetap setia, agar aku tak pernah letih untuk mewartakan nama-Mu dan berjalan bersama umatku, guna membantu mereka agar kami semua dapat berjuang bersama, Amin. (Monsinyur Henry Angelli, Uskup Argentina yang dibunuh karena membela hak asasi manusia) 52
KEHENDAK-NYA ADALAH KEADILAN TUHAN menjalankan keadilan dan hukum bagi segala orang yang diperas (Mazmur 103:6) Memajukan Hak-Hak Dasar Manusia itu mempunyai hak atas hidup, atas keutuhan badan, atas upaya-upaya yang mutlak perlu dan cukup untuk hidup yang layak, khususnya mengenai pangan, sandang, perumahan, istirahat, pengobatan dan jaminan-jaminan sosial dari negara. Tidaklah cukup misalnya mengakui bahwa manusia mempunyai hak atau upaya-upaya hidup yang mutlak diperlukan, apabila orang, masing-masing menurut kemampuannya, tidak turut serta bekerja, agar keperluan-keperluan hidup yang sangat perlu itu dapat dipenuhi secukupnya. (bdk. Yohanes XXIII, Pacem in Terris, 11 dan 33).
53
Diana: Halo Nabi Amos, apa kabar? Sudah lama tak bertemu Anda. Amos: Ah Diana, sudah lama sekali kita tak bertemu. Dari mana saja pada jam begini? Diana: Saya barusan dari pasar untuk berbelanja. Saya berhasil mendapat beberapa buah-buahan yang sangat lezat. Saya ingin menghadiahkan bagimu buah-buah mangga yang indah ini. Amos: Sejuta terima kasih, Diana, kelihatannya sangat lezat. Apakah engkau percaya bahwa saya pun suka ke pasar? Diana: Ah, masa? Amos: Ya, betul. Suatu hari ketika berada di sana saya mendapat pengalaman yang luar biasa. Saya sedang 54
berjalan di pasar di Samaria dan berhenti untuk mengamati sebuah keranjang yang berisikan buah-buah ara yang ranum. Kelihatannya sangat menggiurkan, dengan warna ungu yang indah. Saya merasa perlu untuk membelinya selusin, namun ketika merabanya guna memastikan apakah buah-buah ara itu benar-benar bagus seperti yang terlihat, saya perhatikan bahwa buah-buah itu mulai membusuk. Seketika itulah saya sungguhsungguh memahami apa yang telah terjadi pada Israel, dan bagaikan kilat firman Tuhan mendatangiku: Kesudahan telah datang bagi umat-Ku Israel, Aku tidak akan memaafkannya lagi (Amos 8:2) Sebenarnya raja dan kaum bangsawan di Israel sedang menikmati hidup yang penuh damai dan sejahtera. Perekonomian negeri itu berkembang dengan baik dan mereka hidup dalam kemewahan. Namun mereka tidak memperlihatkan keprihatinan apa pun terhadap kesengsaraan bangsa seluruhnya. Mereka seumpama buah-buah ara tadi. Diana: Dan apa yang Anda lakukan, Amos, ketika menghadapi situasi demikian?
55
Amos: Saya bicara terang-terangan kepada kelompok berwenang dan orang-orang berkuasa, dan memberi tahu mereka beberapa kebenaran yang tidak ingin mereka dengarkan! Saya mencela mereka karena mereka menjual orang benar demi uang dan orang miskin demi sepasang kasut; mereka menginjak-injak kepala orang lemah ke dalam debu; dan membelokkan jalan orang sengsara (Amos 2:6). Para saudagar misalnya, tidak mau beristirahat pada hari-hari raya keagamaan, padahal mereka tidak boleh bekerja. Mereka ingin meneruskan kegiatan jual-beli seraya mengisap para pedagang kecil. Berbicara atas nama Allah, saya mengecam mereka habis-habisan: Dengarlah ini, kamu yang menginjak-injak orang miskin, dan yang membinasakan orang sengsara di negeri ini dan berpikir: Bilakah bulan baru berlalu supaya kita boleh menjual gandum, dan bilakah hari Sabat berlalu supaya kita boleh menawarkan terigu dengan mengecilkan efa, mem56
besarkan syikal, berbuat curang dengan neraca palsu, supaya kita membeli orang lemah demi uang, dan orang yang miskin demi sepasang kasut; dan menjual terigu rongsokan? (Amos 8:4-7). Saya dibuat marah oleh sikap masa bodoh orang-orang kaya di Israel yang berbaring di tempat tidur dari gading, dan duduk berjuntai di ranjang; yang memakan anak-anak domba dari kumpulan kambing domba, dan anak-anak lembu dari tengah kawanan binatang yang tambun; yang bernyanyi-nyanyi mendengar bunyi gambus, dan seperti Daud menciptakan bunyi-bunyian bagi dirinya; yang minum anggur dari bokor, dan berurap dengan minyak yang paling baik, namun tidak berduka karena hancurnya bangsa mereka. Karena alasan ini Tuhan menyuruhku memaklumkan penghakiman-Nya: Aku ini keji kepada kecongkakan Yakub, dan benci kepada purinya; Aku akan menyerahkan kota serta isinya. (Amos 6:4-8; 3:9-15; 4:1-3; 5:10-11)
Kehendak Allah ialah keadilan seperti sungai yang selalu mengalir
57
Diana: Itu kata-kata yang keras, Amos, malahan sangat keras! Namun tak seorang pun mengindahkan engkau. Mereka pasti merasa sedemikian aman dipepaki oleh segenap kemewahan dan kekayaan mereka. Mereka menjalin persekutuan militer dan kesepakatan niaga yang baik dengan para tetangga mereka, dan tampaknya segala sesuatu berjalan sedemikian mulus bagi mereka! (Amos 6:1-14; 5:18-20; 6:14-15) Amos: Memang begitulah kenyataannya. Namun Allah memaksaku untuk mengatakannya dengan sangat jelas kepada mereka sekali lagi: Biarlah keadilan bergulung-gulung seperti air, dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir (Amos 5:24). Berulang kali saya memperingatkan mereka: Carilah yang baik dan jangan yang jahat supaya kamu hidup; dengan demikian TUHAN, Allah semesta alam, akan menyertai kamu seperti yang kamu katakan. Bencilah yang jahat dan cintailah yang baik; dan tegakkanlah keadilan di pintu gerbang; mungkin TUHAN, Allah semesta alam, akan mengasihi sisa-sisa keturunan Yusuf (Amos 5:14-15). Diana: Amos, saya tertarik pada satu perincian: Bagaimana mungkin di tengah-tengah sedemikian banyak ketidakadilan, orang-orang Israel yang mengeruk keuntungan dari kaum miskin dan memperlakukan mereka sedemikian buruk, bisa terus meyakinkan diri mereka bahwa Allah menyertai mereka? 58
Amos: Itulah yang amat mengherankan bagiku, Diana, sungguh-sungguh tak dapat dipercayai! Bila saya berhasil menghentakkan mereka dengan apa yang kukatakan, maka mereka selalu mengingatkan saya bahwa mereka adalah turunan Abraham dan bangsa kepilihan Allah. Tampaknya bahwa bagi mereka perjanjian adalah suatu pusaka yang harus dijaga dan dilindungi, dan bukan suatu tanggung jawab dan tugas yang mesti ditunaikan. Namun demikian, orang yang paling bertanggung jawab atas model pemikiran seperti ini adalah para imam itu sendiri. Mereka membius kesadaran kaum berkuasa, dan membuat mereka percaya bahwa hal yang menyukakan Allah adalah kunjungan mereka ke mezbah-mezbah-Nya, serta banyak doa dan korban yang mereka persembahkan di atas altar. Akan tetapi, mereka sama sekali mengabaikan prinsip-prinsip dasar keadilan dan kejujuran, dan tidak memperlihatkan keprihatinan apa pun terhadap nasib kaum miskin di dalam jemaat. Yang paling buruk dari semua imam Yahweh yang buta dan keras kepala ini adalah Amazia, imam kepala di mezbah agung di Betel, yang menjadi pusat keagamaan bangsa. Raja dan para bangsawan secara berkala mengunjungi mezbah itu lengkap dengan kereta-kereta mereka yang ditimbuni banyak harta kekayaan! Engkau pasti pernah melihat mereka! Amazia menyambut kedatangan mereka dengan tangan terbuka, karena mereka membawa uang baginya (Amos 4:4). Di lain pihak, Allah mengutusku untuk berbicara ke59
pada mereka atas nama-Nya: Janganlah kamu mencari Betel (Amos 5:5), sebab pada waktu Aku menghukum Israel karena perbuatan-perbuatannya yang jahat, Aku akan melakukan hukuman pada mezbahmezbah Betel, sehingga tanduk-tanduk di mezbah itu dipatahkan dan jatuh ke tanah (Amos 3:14).
Diana: Bagaimana mungkin Allah mau berdiam di tempat semacam itu! Amos: Pertanyaan yang bagus, Diana, namun justru karena alasan itulah Ia berkata kepada mereka: Aku membenci, Aku menghinakan perayaanmu, dan Aku tidak senang kepada perkumpulan rayamu. Sungguh, apabila kamu mempersembahkan kepada-Ku korbankorban bakaran dan korban-korban sajianmu, Aku tidak suka, dan korban keselamatanmu berupa ternak yang tambun, Aku tidak mau pandang. Jauhkan dariKu keramaian nyanyian-nyanyianmu, lagu gambusmu 60
tidak mau Aku dengar. Namun biarlah keadilan bergulung-gulung seperti air, dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir (Amos 5:21-24). Diana: Sekarang saya paham mengapa Amazia meminta agar raja mengusirmu dari kerajaannya (Amos 7:10-13). Wahai Nabi, engkau terlalu berbahaya bagi bangsa ini.
61
Diskusi: 1. Apakah menurut pendapatmu amanat Nabi Amos memiliki sangkut paut dengan tema hak asasi manusia? Bahas sudut pandangmu bersama kelompok. 2. Menurutmu adakah kaitan antara tema hak-hak dasar, yaitu hak atas pangan, papan, perawatan kesehatan dan pendidikan, dengan amanat Amos? 3. Apakah Allah, menurut Amos dan para nabi lain dari Perjanjian Lama, menunjukkan perhatian pada hak-hak kaum miskin? Baca misalnya Yesaya 1:1217, atau Yeremia 22:13-17, dan jelaskan sudut pandangmu bersama kelompok. 4. Seandainya Nabi Amos hidup di negerimu sekarang ini, apakah ia akan menghadapi situasi yang serupa dengan yang terjadi dahulu di Samaria? Seperti apakah keserupaan itu? Menurutmu apakah yang akan menjadi amanatnya bagi para penduduk di negerimu? Mari kita merenungkan perikop-perikop Kitab Suci yang berikut: Yes 65:17-24; Neh 5:1-13; Yes 9:1-6; Yes 61:1-3; Mi 3:1-12; Ayb 24:1-12; Kel 3:1-10; Im 19:9-10.
62
ESOK, ANAKKU, SEGALA SESUATU AKAN BERUBAH Esok, anakku, segala sesuatu akan berubah Penderitaan akan sirna melewati pintu gerbang jauh yang oleh tangan generasi baru akan ditutup untuk selama-lamanya. Penduduk desa akan berkuasa atas tanah miliknya kecil, namun milik kepunyaannya sendiri. Tanah itu akan mekar oleh ciuman kerja keras mereka yang penuh sukacita. Anak-anak perempuan kaum pekerja tidak perlu lagi melacurkan diri mereka tidak pula para penduduk desa. Roti dan pakaian akan mereka peroleh dari pekerjaan yang jujur dan air mata tidak lagi menetes di rumah-rumah kaum buruh. Esok, anakku, segala sesuatu akan berubah. Tak akan ada lagi cambuk, penjara, atau peluru yang menyalak dari senapan guna membungkam orang-orang yang berpikir. Engkau akan lalu lalang melintasi jalan-jalan di kotamu seraya menggenggam tangan anak-anakmu, tidak seperti sekarang, hal yang tidak sanggup kulakukan. (Edwin Castro, Penyair Nikaragua)
63
Teks-teks Kitab Suci yang bisa dipakai untuk merefleksikan Keadilan Sosial Lukas 16:19-31. Kata orang kaya itu sekali lagi: Kalau demikian, aku minta kepadamu, Bapa Abraham, supaya engkau menyuruh Lazarus ke rumah ayahku, sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini. Namun kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu (Luk 16:27-29). Yesus berupaya menyadarkan para pendengar-Nya dari sikap puas diri agar memperhatikan hak-hak manusia mereka yang paling dasar. Ia melakukan hal ini dengan menceritakan kisah tentang seorang kaya yang hidup sangat makmur dan seorang miskin yang badannya penuh dengan borok dan malahan tidak memiliki remah-remah roti untuk dimakan. Orang kaya itu secara pribadi tidak merugikan atau melakukan sesuatu yang merusakkan Lazarus. Ia hanya tidak peduli pada penderitaan Lazarus. Ia tidak mampu memperlihatkan belas kasih dan kesetiakawanan (Yeh 16:49). Dan inilah dosanya. Yesus memberi tahu kita bahwa kita mesti mendengarkan dan mempraktikkan kesaksian Musa (Ul 15:11) dan para nabi (Yes 58:7). Pada kedua hal inilah bergantung keberhasilan dan kegagalan hidup kita yang definitif di hadapan Allah. Konsili Vatikan II 64
mendesak kita untuk mengikhtiarkan segala upaya untuk menyingkirkan ketimpangan-ketimpangan besar di bidang ekonomi, yang sekarang masih ada dan sering masih bertambah parah (GS 66). Dalam perumpamaan ini, Yesus mengundang kita untuk memajukan hak-hak paling dasar dari semua orang. Ia menegaskan bahwa hal ini menyentuh intipati iman kita dan bahwa kita berisiko akan kehilangan keselamatan kekal bila tidak melakukannya. 1Yohanes 3:15-17. Setiap orang yang membenci saudaranya adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya. Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudarasaudari kita. Barang siapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan, namun menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya? Yakobus 2:15-17. Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, dan seorang dari antara kamu berkata: Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang, namun ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya 65
itu? Demikian juga halnya dengan iman. Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakikatnya adalah mati. Kutipan dari surat St. Yakobus ini menandaskan sekali lagi kriteria menyangkut ihwal menjadi seorang Kristen, yaitu apakah kita melakukan sesuatu sejauh kemampuan kita guna menjamin agar hak-hak dasar dari setiap orang dihormati. Contoh hak-hak semacam itu adalah hak atas pangan dan hak atas sandang. Daftar itu bisa diperpanjang hingga mencakup perawatan kesehatan, pendidikan, perumahan, alat bantu dengar, dll. Memberi kepada orang-orang yang membutuhkan tidak boleh dipahami semata-mata dalam rangka sedekah. Sebaliknya, hal itu mesti dipahami dalam artinya yang paling penuh, yakni sebagai kesediaan kita berbagi rupa-rupa talenta kreatif kita guna membantu orang memecahkan berbagai persoalan yang menyebabkan terjadinya kemiskinan.
66
YESUS MENGUNDANG KITA UNTUK BERBAGI REZEKI DAN KEHIDUPAN (Mat 15:29-39)
Tiga dari lima orang di dunia ini menderita kelaparan. Diana: Stefen, ada sesuatu yang sering kali saya pikirkan. Mengapa ada begitu banyak orang di dunia ini yang tidak memiliki cukup makanan. Dari setiap lima orang yang hidup di muka bumi ini, tiga orang kekurangan gizi dan menderita kelaparan. Para ilmuwan sedang berencana mengirim manusia ke Mars agar mendiami planet yang terletak ratusan juta kilo meter dari bumi. Namun kita tidak mampu memecahkan masalah yang sangat mendasar seperti persoalan kelaparan dunia. 67
Stefen: Itu pertanyaan yang menakutkan, Diana. Di Nikaragua, di seberang Somotillo, baru-baru ini mereka menemukan sebuah kota di mana semua penghuninya mengalami kekurangan gizi, setiap orang! Diana: Ah, seandainya engkau melihat anak-anak di wilayah saya, engkau akan menyaksikan bahwa mereka pun setengah kelaparan. Stefen: Tanpa makanan yang cukup, Diana, otak bisa mengalami kerusakan permanen, kemampuan mental manusia menjadi cacat untuk selama-lamanya. Maka, sangat penting untuk memastikan standar hidup minimum bagi setiap orang. Itulah satu-satunya cara untuk menjamin martabat kemanusiaan kita sendiri.
Diana: Roti atau tortilla (kue serabi yang terbuat dari jagung) adalah makanan pokok bagiku sebagai orang Epfanio, dan sekaligus menjadi simbol kehidupan. 68
Tanpa tortilla tidak ada kehidupan. Hal yang sama berlaku untuk kebutuhan lain yang sedemikian penting dan hakiki bagi suatu kehidupan yang sungguhsungguh manusiawi. Misalnya memiliki rumah dengan ruang dan keamanan yang cukup untuk seluruh keluarga, sebuah rumah di mana para orangtua dan anak-anak tidak hidup satu di atas yang lain. Kita juga membutuhkan pelayanan kesehatan dan pendidikan yang mutlak diperlukan bagi suatu kualitas hidup yang layak. Dengan taraf keadilan minimum di dunia ini kita semua akan menikmati hak-hak dasar. Roti, yang dibagi-bagikan Yesus kepada kerumunan orang banyak, merupakan sebuah tema utama dalam berbagai Injil. Stefen: Coba bayangkan Diana, semakin saya berpikir atas apa yang tengah kita bicarakan, semakin sering perikop-perikop Injil di mana Yesus memberi makanan kepada kerumunan orang banyak muncul di benak saya. Diana: Perikop tentang pergandaan roti? (Mat 14:1321; Mrk 6:35-42; Luk 9:12-17; Yoh 6:1-13). Stefen: Ya benar, kisah itu muncul dalam keempat Injil; malahan diulangi lagi dalam Mat 15:29-39 dan Mrk 8:1-10. Jelas bahwa bagi jemaat Kristen perdana, peristiwa Yesus membagi-bagikan roti kepada kerumunan orang banyak yang kelaparan merupakan sebuah momen yang sangat penting. Peristiwa itu disebut enam kali dalam berbagai Injil. 69
Diana: Peristiwa itu juga merupakan sebuah tema utama dalam keseluruhan Kitab Suci, Stefen! Apakah engkau ingat cerita dalam Kitab Keluaran, ketika Yahweh memberi manna sebagai makanan bagi umat-Nya
dan juga ketika Nabi Elia (1Raj 17:7-16) dan Nabi Elisa (2Raj 4:42-44) melakukan pergandaan roti? Tak pelak lagi, para penulis Injil mengetahui dengan baik sekali kedua peristiwa dari Kitab Raja-Raja ini menyangkut Elia dan Elisa ketika mereka menulis cerita tentang pembagian roti itu. Stefen: Tentu saja! Namun ada sesuatu yang lain yang juga sangat menarik bagiku, Diana, yaitu bagaimana Yesus sekaligus adalah guru dan tabib. Selama masa kehidupan-Nya di depan umum Ia menyembuhkan orang sakit dan mengajar banyak orang (Mat 4:2325; Mrk 1:32-39). Ia menaruh perhatian pada dua hak dasar manusia, yaitu kesehatan dan pendidikan. Dalam 70
kisah pergandaan roti, Matius menampilkan Yesus yang dikelilingi oleh kerumunan orang sakit. Orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya membawa orang lumpuh, orang timpang, orang buta, orang bisu dan banyak lagi yang lain, lalu meletakkan mereka pada kaki Yesus, dan Ia menyembuhkan mereka semuanya (Mat 15:30). Yesus adalah guru dan tabib. Ia menaruh perhatian pada dua hak dasar manusia, yaitu kesehatan dan pendidikan.
Diana: Ya benar, hal ini sepertinya terjadi berulang kali dalam Injil. Di mana Yesus muncul, di sana orang-orang sakit mengerumuni Dia mencari penyembuhan (Luk 6:17-19). Dalam cerita perbanyakan roti, yang sedang kita perbincangkan, Yesus merasa jatuh hati ketika melihat orang banyak yang mengikuti Dia tampak keletihan, seperti kawanan domba tanpa gembala
HatiKu tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan (Mat 15:32). 71
Stefen: Maka, kita bisa menyaksikan betapa Tuhan amat merasakan kelaparan umat-Nya. Di pihak lain, di antara kita tidak ada keprihatinan semacam itu terhadap kebutuhan orang lain. Seolah-olah kita tidak peduli bila orang lain kelaparan sejauh kita sendiri masih memiliki cukup banyak makanan, atau bila orang lain menganggur, atau hidup di bawah kolong langit, asalkan kita sendiri merasa aman dan terlindung. Diana: Namun Stefen, kita tidak boleh terlalu pesimis! Juga ada banyak orang di antara kita yang sangat dermawan. Saya mengenal sejumlah besar orang yang memiliki dedikasi untuk bekerja keras dan mengatasi berbagai masalah yang mempengaruhi hidup kita. Saya akan mengemukakan beberapa contoh yang sangat konkret agar engkau bisa memahaminya. Ada misalnya banyak lembaga yang memajukan sistem pertanian biologis. Mereka melakukan hal itu guna membantu regenerasi tanah dan pada saat yang sama meningkatkan produksi pertanian. Dengan cara begini mereka berharap bisa mengatasi kerusakan lingkungan dan tidak menyebabkan penderitaan dan kelaparan lebih lanjut. Ada juga berbagai organisasi kaum perempuan yang berjuang agar martabat dan hak-hak semua perempuan diakui. Ada orang-orang yang mengembangkan obat tradisional. Mereka menawarkan cara yang sangat praktis untuk melindungi kesehatan masyarakat, mengingat kurangnya perawatan kesehatan dan mahalnya harga obat-obatan modern. Juga ada orang-orang yang 72
bekerja untuk program pemberantasan buta huruf. Ada yang lain yang mendukung industri kecil setempat, pendidikan orang dewasa, pendidikan dan pelatihan di bidang teologi bagi orang-orang yang mendukung berbagai organisasi lokal. Sebenarnya ada banyak prakarsa yang tengah diambil agar harapan tetap bernyala di tengah masyarakat kita. Tidak, segala sesuatunya bukan tanpa harapan.
Stefen: Benar Diana. Engkau benar. Kadang kala kita cuma melihat sisi gelap kehidupan karena keadaannya begitu sulit. Namun di tengah-tengah begitu banyak kesuraman ada juga harapan. Ada orang yang tetap setia menjadi pengikut Allah, yang telah menunjukkan diriNya dalam Yesus yang memberi makanan kepada kerumunan orang banyak. Ia sesungguhnya adalah Allah kehidupan. 73
Diskusi: 1. Yesus sekaligus adalah guru dan tabib. Selama masa kehidupan-Nya di depan umum Ia menyembuhkan orang sakit dan mengajar banyak orang (Mat 4:23-25). Ia menaruh perhatian pada dua hak dasar manusia, yaitu kesehatan dan pendidikan... Yesus memberi makanan kepada kerumunan orang banyak yang kelaparan. Kesimpulan apakah yang dapat kita tarik dari hal ini bagi kehidupan kristiani kita sendiri dalam kaitan dengan hak-hak dasar manusia, yakni hak atas pangan, kesehatan dan pendidikan? 2. Tanda-tanda harapan apakah yang engkau saksikan ada di dalam jemaatmu untuk memajukan hak asasi manusia? Apakah Yesus senantiasa hadir di antara kita melalui suatu tindakan efektif yang berupaya menanggapi masalah-masalah kemasyarakatan yang paling mendesak ? Teks-teks Kitab Suci yang membantu refleksi kita tentang Allah Kehidupan Matius 25:31-46. Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku 74
(Mat 25:35-36). Pertanyaan fundamental yang akan diajukan kepada kita pada Hari Penghakiman ialah apakah kita menggalakkan atau tidak hak asasi manusia bagi orang-orang yang paling lemah dan tak berdaya di tengah masyarakat. Lukas 1:46-55. Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orangorang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa (Luk 1:52-53). Maria memadukan dalam kidungnya pujian tentang tindak keadilan Allah pada zaman mesianik, yang memulihkan bagi kaum tertindas hak asasi manusia mereka dan menghalau mereka yang tidak ambil bagian di dalamnya dengan tangan hampa. Lukas 6:20-23. Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa (Luk 6:20-21). Dalam Sabda Bahagia, Yesus memaklumkan pembebasan bagi orang yang menangis dan menderita kelaparan, ketidakadilan dan penindasan. Para murid-Nya akan mengikuti jalan pembebasan Allah yang sama ini. Mereka akan memperganda roti seperti yang pernah 75
dilakukan Yesus, dan mendukung segala sesuatu yang membawa kehidupan dan sukacita kepada kaum paling miskin dan orang-orang yang dikucilkan dari masyarakat, seperti yang pernah dilakukan Yesus. Lukas 10:25-37. Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kau belanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali (Luk 10:33-35). Para murid Yesus bertindak seperti orang Samaria yang murah hati, bila mereka mencurahkan segenap sumber daya dan kemampuan kreatif mereka demi melayani orang-orang yang hak-hak mereka yang paling dasar dinafikan. Mereka juga berupaya mencari jalan keluar efektif atas berbagai masalah yang dihadapi orangorang itu. Namun bukan hanya itu, para murid seperti orang Samaria dalam perumpamaan itu berupaya melibatkan diri mereka secara sangat pribadi dengan orang-orang yang menderita. Orang Samaria tadi tidak mungkin mampu mengatasi persoalan orang terluka 76
itu dari jauh saja. Ia harus terlibat secara pribadi. Dalam perumpamaan, ia mendekati orang itu dan merawat luka-lukanya dengan tangannya sendiri. Ia menggunakan anggur dan minyak yang dimilikinya, padahal kedua hal itu mutlak diperlukan bagi perjalanannya sendiri. Ia menaikkan orang itu ke atas hewan tunggangannya sendiri maka ia sendiri mesti berjalan kaki dan secara pribadi menjaganya sampai orang itu lepas dari mara bahaya. Malahan ini belum cukup; ia meminta pemilik rumah penginapan agar merawat orang itu dan akan membayar semua biaya yang ditanggungnya. Kehadiran yang benar-benar personal semacam ini merupakan satu-satunya cara yang efektif untuk menyembuhkan siapa saja yang terluka. Komitmen semacam ini juga mampu mengubah orang Samaria itu. Perjumpaan dengan seseorang yang terluka tentu saja mengubah kehidupan seorang pengelana, hal yang mengajarkan dia banyak hal baru. Dan orang yang terluka itu juga menerima sesuatu yang menakjubkan yang mengubah hidupnya. Lukas 11:3. Berikanlah kami setiap hari makanan Seperti kaum miskin, Yesus dalam Doa Tuhan meminta kepada Bapa-Nya makanan setiap hari. Ia tahu bahwa tanpa makanan, kehidupan menjadi mustahil, dan karena itu Ia memintanya sebagai rahmat dan pemberian Allah. Kenyataan bahwa Yesus menyertakan permohonan akan makanan dalam satu-satunya doa yang 77
Ia ajarkan bagi kita para murid-Nya memperlihatkan betapa pentingnya makanan sebagai pijakan bagi semua kehidupan manusia. Dengan meminta makanan seharihari dari Allah Bapa kita, maka kita mengakui orang lain sebagai saudara dan saudari. Jadi, kita siap untuk membagikan makanan yang sama dengan mereka dalam persaudaraan. Orang-orang yang ambil bagian dalam Ekaristi mengabdikan diri mereka untuk memberi kesaksian tentang Allah Kehidupan yang membagikan kepenuhan hidup kepada semua orang tanpa kecuali (Yoh 10:10).
78
BERBAGI REZEKI BERBAGI PENGHARAPAN Berpuasalah dengan membagikan rotimu kepada orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang yang telanjang, hendaklah engkau memberi dia pakaian, dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri (Yes 58:7)
Keseimbangan antara Hak dan Kewajiban
Mereka yang menuntut hak-haknya, namun sama sekali melupakan kewajiban-kewajibannya, atau menunaikannya setengah-setengah saja, bolehlah disamakan dengan orang yang dengan tangan yang satu membongkar apa yang dibangunnya dengan tangan yang lain. Hidup bersama secara selaras menuntut agar kita saling mengakui dan menghormati hak-hak dan kewajiban-kewajiban secara timbal balik. Dari sini timbullah pula akibat bahwa setiap orang harus dengan rela hati memberikan sumbangsihnya bagi terbentuknya lalulintas sosial di mana hak-hak dan kewajiban-kewajiban semua orang digalakkan dengan tekad dan pengorbanan yang lebih besar. (Yohanes XXIII, Pacem in Terris, 32). 79
Dari belas kasih lahirlah komitmen kepada hak asasi manusia (Mat 15:29-39) Diana: Saya tak tahu apa pendapatmu, namun bagiku komitmen autentik terhadap hak asasi manusia mekar dari kemampuan berbela rasa dan berbelas kasih seperti yang dimiliki Yesus. Saya melihat di sinilah akarnya. Lalu dari sanalah muncul tindakan untuk berjuang dan mengatasi masalah (Yes 58:7). Stefen: Hal itu benar, Diana. Bela rasa yang mendalam ini, rasa belas kasih terhadap kebutuhan orang lain seturut keberadaannya yang terdalam inilah yang mendorong kita berupaya menggalakkan hak asasi manusia. Namun dewasa ini tentu saja setiap orang lebih suka menuntut agar hak-haknya sendiri dihormati, sedangkan cuma segelintir yang siap untuk mencari jalan keluar atas kurangnya penghormatan terhadap hak-hak orang lain, entah itu di dalam keluarga, di sekolah, di ladang atau tempat kerja. Di sinilah kita semua memiliki pengaruh dan bisa memberi sumbangsih bagi perubahan. Akan tetapi, sering kali kita sendirilah yang tidak menghormati martabat orang-orang yang paling dekat dengan kita.
80
Diana: Karena alasan inilah orang berkecil hati. Sama seperti para murid Yesus kita pun ingin menghalau orang pergi dengan tangan hampa. Kita cenderung berkata: Pergi sana dan setiap orang urus masalahnya masing-masing (bdk. Mrk 6:36; Luk 9:12). Kita kehilangan hati dan pikiran: Bagaimana di tempat sunyi ini kita mendapat roti untuk mengenyangkan orang banyak yang begitu besar jumlahnya? (Mat 15:33). Ya, di padang gurun semacam ini, di mana tidak ada penghormatan terhadap pribadi manusia, di manakah kita dapat menemukan roti yang akan menjadi jalan keluar yang efektif? Tanpa dukungan kita, tanpa upaya kita, Yesus tidak akan melakukan mukjizat Stefen: Persis di sinilah saya merasa bahwa apa yang dilakukan Yesus sangat menarik. Pertama, Ia bertanya kepada para murid: Berapa roti ada padamu? (Mat 15:34). Yang hendak dikatakan-Nya kepada kita ialah: Berapa banyak yang sudi kau beri? Sumber daya apa yang kau punyai? Tanpa dukungan kita, tanpa upaya kita, Yesus tidak akan melakukan mukjizat. Hal ini bisa dilihat dengan jelas dalam Injil Lukas. Yesus sama sekali tidak mengindahkan anjuran para murid untuk pergi dan membeli makanan bagi kerumunan orang banyak itu, karena Ia menentang solusi paternalistik. Bukan paternalisme (Luk 9:13), bukan sikap kecil hati (Mrk 6:36; Luk 9:12), bukan pula individualisme (Mrk 81
6:36; Luk 9:12; Mat 15:15) bisa mengatasi situasi bersangkutan, tidak pula dewasa ini. Di lain pihak, kerumunan orang banyak itu harus ikut membantu dan mengatur diri (Luk 9:14-15; Mrk 6:39-40). Kita pun harus mengatur dan mengerjakan bagian kita, dan dengan cara ini memberi sumbangsih kita. Diana: Sangat tepat. Kepada para murid mula pertama ditanyakan apa yang mereka sendiri bisa sumbangkan. Baru setelah itu mereka menemukan tujuh roti dan beberapa ikan kecil
dan ingat bahwa pada saat itu mereka belum menyadari apa yang hendak diperbuat Yesus! Mereka cuma berkata kepada-Nya: Inilah yang kami punyai; semuanya, tak ada lagi. Walaupun tidak
82
cukup untuk semua orang, namun mari kita membagikan apa yang kita punyai! Stefen: Saya yakin bahwa ada beberapa orang di antara kerumunan orang banyak yang juga membawa makanan, namun menyembunyikannya dengan aman di balik ransel mereka. Kini mereka pun memutuskan untuk mengeluarkannya dan membagikannya kepada orang lain. Diana: Engkau pasti berpikir tentang perempuan. Apakah laki-laki biasanya pergi sambil membawa banyak makanan? Stefen: Ya (tertawa), saya kira engkau benar. Mungkin makanan itu dikumpulkan dari lebih banyak orang! Siapa tahu! Walaupun penginjil Yohanes menulis, bila saya tidak keliru, bahwa semua makan itu dipunyai seorang anak laki-laki (Yoh 6:9). Bagiku hal terpenting ialah bahwa mereka bersedia untuk berbagi, bahwa mereka mengambil prakarsa menawarkan semua yang mereka miliki kepada Yesus. Bukankah segala sesuatu akan berubah seandainya dewasa ini kita melakukan
83
hal serupa berhadapan dengan masalah-masalah mengerikan menyangkut kelaparan dan kekurangan gizi, kelangkaan perumahan, banyaknya pengangguran dan kurangnya pendidikan? Diana: Tentu saja! Bila kita sudi menyumbangkan talenta-talenta kita guna mengatasi masalah-masalah ini, maka kita juga mampu mengenyahkan sikap masa bodoh dan takluk pada suratan takdir. Kita mesti berhenti menggerutu dan mengeluh tentang betapa sulitnya keadaan dan berupaya menanggapinya secara positif, seraya menggunakan berbagai bakat dan talenta yang telah dikaruniakan kepada kita.
Stefen: Kita juga mesti tidak boleh lagi cuma menyibukkan diri dengan tuntutan-tuntutan kita sendiri, walaupun sering kali hal semacam itu sah-sah saja; dan 84
kita seyogianya mulai merenungkan tentang bagaimana kita dapat memberi sumbangsih positif guna membantu orang lain. Hemat saya, dalam jangka panjang, inilah satu-satunya jalan keluar. Diana: Faktanya, Stefen, bahwa hal-hal menakjubkan tengah terjadi. Banyak jemaat Kristen baru bermunculan; orang-orang mulai mempelajari iman mereka secara lebih mendalam. Para pemimpin dididik, pelayanan kesehatan diselenggarakan bagi kaum yang paling miskin, dan juga ada orang yang merawat bekas serdadu yang terluka. Rupa-rupa organisasi kemasyarakatan yang baru bermunculan. Banyak prakarsa menakjukan diambil. Kita mesti mendukung dan menyokong semuanya sesuai dengan kemampuan serta kebutuhan dalam jemaat kita masing-masing. Stefen: Sumbangsih semacam itulah, seperti yang dilakukan para murid, yang diberkati Yesus dan untuknya Ia mengucap syukur kepada Bapa-Nya sebelum membagikannya kepada orang banyak (Mat 15:36). Setiap orang makan sampai kenyang. Diana: Dengan berkat Tuhan, kemurahan hati beberapa orang menghasilkan buah yang berlimpah-limpah! Stefen: Apakah engkau memperhatikan bagaimana Yesus mengajak orang banyak itu agar duduk di tanah untuk makan? (Mat 15:36) Diana: Mengapa Ia melakukan hal tersebut, Stefen? 85
Stefen: Ah Diana, pada waktu itu hanya orang merdeka yang memiliki hak istimewa untuk makan sambil duduk. Para budak makan cepat-cepat, seraya berdiri, sedangkan orang merdeka di lain pihak, duduk atau berbaring ketika makan agar bisa menikmatinya. Dengan demikian, Yesus menghendaki agar orang banyak itu mengerti bahwa mereka adalah orang yang benar-benar merdeka.
86
Diskusi: 1. Syeringkan kepada kelompok beberapa prakarsa yang tengah diambil parokimu sebagai tanggapan terhadap kebutuhan akan kesehatan, pendidikan, perumahan dan gizi jemaat. Bandingkan dengan prakarsa-prakarsa yang dilaksanakan oleh para penguasa (pemerintah) lokal di tempatmu. Apakah prakarsa-prakarsa tersebut memadai? Apa yang masih bisa dilakukan? Syeringkan pendapatmu bersama kelompok. 2. Bandingkan Mat 15:30 dan Luk 17:19. Berkenaan dengan sikap dasar Yesus, apa yang sama dalam kedua teks ini? Bagaimana Ia menanggapi persoalan orang banyak itu? Bagaimana kita bisa menanggapi persoalan-persoalan serupa dewasa ini? 3. Berilah komentar dalam kelompok-kelompok kecil atas kalimat berikut: Dewasa ini setiap orang lebih suka menuntut agar hak-haknya sendiri dihormati, sedangkan cuma segelintir yang siap untuk mencari jalan keluar atas kurangnya penghormatan terhadap hak-hak orang lain, entah itu di dalam keluarga, di sekolah, di ladang atau tempat kerja. Di sinilah kita semua memiliki pengaruh dan bisa memberi sumbangsih bagi perubahan. Apa pendapatmu tentang hal ini? Dalam situasi konkret manakah kita sendiri bisa memberi sumbangsih bagi pemecahan atas masalah hak asasi manusia? 87
Teks-teks Kitab Suci yang membantu kita merenungkan hak-hak dasar semua orang Matius 11:2-6. Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik (Mat 11:4-5). Para utusan Yohanes Pembaptis datang menghadap Yesus guna bertanya entah Ia benar-benar Sang Mesias. Guna memperlihatkan kepada mereka siapa diri-Nya, Yesus menunjukkan tanda-tanda pembebasan yang dikerjakan-Nya. Ini merupakan momen yang sangat penting dalam kehidupan Yesus; inilah permulaan pelayanan-Nya di depan umum, inilah pula yang membentuk misi-Nya (Luk 4:14-21). Yesus adalah Mesias yang membawa kabar baik bagi orang miskin. Bagai88
mana? Ia mengubah situasi negatif kehidupan menjadi sesuatu yang positif, khususnya bagi orang miskin. Orang sakit disembuhkan, orang buta melihat, orang yang hidup di bawah bayangan maut dilahirkan kembali bagi suatu kehidupan yang baru. Ia memberikan kehidupan dalam segala kelimpahannya kepada semua orang yang merasa dibatasi untuk apa yang bisa mereka lakukan. Tindak penebusan-Nya harus terus berlanjut dari generasi ke generasi melalui diri kita, para pengikut-Nya, dengan berbuat sesuatu bagi orang-orang yang karena kekurangan informasi dan pendidikan yang mutlak diperlukan tidak dapat melihat atau mendengar, dan bagi orang-orang yang kelaparan dan tidak mampu menikmati standar kehidupan yang bermartabat karena mereka menganggur, dll. Markus 6:34-44. Lalu Ia menyuruh orang-orang itu supaya mereka duduk berkelompok di atas rumput hijau. Maka duduklah mereka berkelompok, ada yang seratus, ada yang lima puluh orang. Dan Yesus mengambil lima roti
memberikannya kepada muridmurid-Nya supaya dibagi-bagikan kepada orangorang itu; begitu juga kedua ikan itu dibagi-bagikanNya kepada mereka semua (Mrk 6:39-41). Para murid Yesus membagi-bagikan kepada orangorang itu makanan yang barusan diberkati Yesus. Tak seorang pun menimbun makanan itu bagi dirinya sendiri. Yesus memberkati dan membagi-bagikan makanan 89
yang dibawa orang-orang itu, walaupun jumlahnya tidak mencukupi untuk setiap orang. Ia tidak mau makanan itu dibeli dan dibawa dari luar. Ia juga tidak menghendaki setiap orang berusaha dan mengatasi masalah itu sendiri-sendiri. Ia mau agar mereka membagibagikan apa yang ada pada mereka semua sebagai saudara dan saudari. Yang Ia berkati dan bagi-bagikan ialah apa yang sudah ada dalam kelompok, apa yang ingin mereka bagi-bagikan. Orang-orang itu membentuk kelompok 50 dan 100 orang agar lebih mudah untuk membagi-bagikan makanan itu. Dan pada ujungujungnya, ada cukup banyak makanan bagi setiap orang. Lukas 11:41-42. Berikanlah isinya sebagai sedekah dan sesungguhnya semuanya akan menjadi bersih bagimu. Celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu membayar persepuluhan dari selasih, inggu dan segala jenis sayuran, namun kamu mengabaikan keadilan dan kasih Allah. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. Kemurnian hati adalah hal yang hakiki bagi Yesus. Tidaklah cukup memberi sedekah dari kelebihan yang kita miliki dan melakukan perbuatan-perbuatan saleh (Yes 1:12-20); yang mesti diubah adalah semangat batin. Kita dipanggil untuk memusatkan kehidupan kita pada apa yang hakiki untuk iman, yakni kasih kepada Allah yang berasal dari pusat keberadaan kita (Ul 6:5; 90
Hos 5:4), serta membagikan semua talenta kita (bukan sekadar sedekah) kepada orang-orang yang setiap hari diserang masyarakat dan ditampik hak-haknya yang paling dasar (Yer 23:3; 7:5-11). Lukas 12:33-34. Juallah segala milikmu dan berilah sedekah! Buatlah bagimu pundi-pundi yang tidak dapat menjadi tua, suatu harta di surga yang tidak akan habis, yang tidak didekati pencuri dan yang tidak dirusakkan ngengat (Luk 12:33). Yesus meminta kita melakukan kedermawanan hati yang menyeluruh, melupakan diri sendiri dan membagikan segala sesuatu yang kita miliki kepada orangorang yang tidak memiliki apa pun untuk kebutuhan hidup yang paling dasar: makanan, pekerjaan dan pen-
91
didikan. Model kedermawanan seperti ini adalah kegilaan di mata dunia yang cuma berpikir untuk menumpuk kekayaan dan peduli dengan kesejahteraannya sendiri. Inilah harta kekayaan para murid Yesus yang tidak menaruh kepercayaan mereka pada uang, tetapi pada kasih yang dibagikan kepada semua orang. Lukas 14:12-14. Apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar (Luk 14:13-14). Perlukisan tentang perjamuan melambangkan hal terbaik yang dapat kita berikan dengan kehidupan kita sendiri. Justru inilah yang Yesus kehendaki agar kita berbagi dengan orang-orang yang hak-hak dasarnya diabaikan: orang-orang miskin, orang-orang sakit, orang-orang yang kurang berpendidikan, dll. Lukas 14:15-24. Pergilah dengan segera ke segala jalan dan lorong kota, dan bawalah kemari orangorang miskin dan orang-orang cacat dan orang-orang lumpuh. (Luk 14:21). Yesus memprakarsai bagi kita suatu cara hidup bersama yang baru, yang dilambangkan oleh perjamuan Kerajaan Allah, yang mengutamakan orang-orang yang 92
paling tidak dihormati masyarakat dan orang-orang yang hak asasi manusianya diabaikan. Kehendak Allah ialah agar kita pun memberikan suatu tempat utama dalam berbagai pilihan dan upaya kita bagi hak-hak kaum miskin, orang-orang sakit dan orang-orang cacat. Kaum inilah yang sejak sekarang dan seterusnya akan ambil bagian dalam perjamuan Kerajaan, suatu kerajaan keadilan, kasih dan kehidupan dalam segala kelimpahannya
Inilah yang dikehendaki Allah (Yoh 10:10b). Yohanes 15:6-14. Bapa-Ku dipermuliakan jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku (Yoh 15:8)
Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. (Yoh 15:12-14). Berbuah banyak berarti mengasihi dengan kasih yang dahsyat sebagaimana Yesus telah mengasihi kita, malahan sampai memberikan nyawa agar semua orang dapat melaksanakan hak asasi manusianya.
93
Beberapa Situs Internet untuk Hak Asasi Manusia Dalam bahasa Inggris: 1) Human Rights Library (Inggris, Spanyol, Prancis) http://www1.umn.edu/humanrts/ 2) Amnesty International: http://www.amnesty.org/ 3) The Human Rights Web Homepage: http://www.hrweb.org 4) Directory on the Human Rights on the Internet: http:// shr.aaas.org/dhr/ 5) African Human Rights Resource Center: http:// www.umn.edu/humanrts/africa/ 6) Asian Human Rights Commission: http://www.ahrchk.net 7) Human Rights around the World: http://www.derechos.org/ human-rights/world.html 8) Human Rights NIZKOR: http://www.derechos.org/nizkor/ Dalam bahasa Jerman: 1) http://www.bessereweltlinks.de/menschenrechte.htm 2) Allgemeine Erklärung der Menschenrechte http:// www.unhchr.ch/udhr/lang/ger.htm 3) Nachrichten zu Menschenrechten: http://www.unikassel.de/ fb10/frieden/themen/Menschenrechte/Welcome.html 4) Menschenrechte: http://www.humanrights.de/doc_en/archiv/ index_de.html (auch English, Francais) 5) Amnesty International:
94
Jerman: http://www.amnesty.de/ Austria: http://www.amnesty.at/index_relaunch.htm Swiss: http://www.amnesty.ch/ Dalam bahasa Spanyol: 1) Derechos Humanos en America Latina: http:// www.derechos.org/nizkor/index.html 2) Derechos Humanos en el mundo: http://www.derechos.org/ ddhh/mundo.html 3) Librería de Derechos Humanos: http://www.umn.edu/ humanrts/Sindex.html 4) Amnisitia Internacional: http:// www.amnistiainternacional.org/ 5) Derechos Humanos NIZKOR: http://www.derechos.org/ nizkor/ Dalam bahasa Prancis: 1) Amnistie International: http://efai.amnesty.org/ Suisse: http://www.amnesty.ch/indexf.html 2) DOCUMENTS ET AUTRES MATERIELS RELATIFS AUX DROITS HUMAINS : http://www.umn.edu/humanrts/ Findex.html 3) Infos aux Droits Humains: http://www.humanrights.de/ doc_fr/index.html
95
DEKLARASI UNIVERSAL HAK ASASI MANUSIA Mukadimah Menimbang bahwa pengakuan terhadap martabat yang melekat pada, serta hak-hak yang sama bagi dan tidak dapat dicabut dari, semua anggota keluarga umat manusia merupakan landasan bagi kemerdekaan, keadilan dan perdamaian di dunia, Menimbang bahwa sikap tidak peduli dan pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia telah mengakibatkan tindakan-tindakan keji yang menghina suara hati umat manusia, dan penantian akan sebuah dunia di mana manusia akan menikmati kebebasan berbicara dan beragama, dan kebebasan dari ketakutan dan kekurangan, telah dimaklumkan sebagai cita-cita tertinggi rakyat jelata, Menimbang bahwa adalah perkara hakiki agar hak-hak asasi manusia harus dilindungi oleh kaidah hukum supaya orang tidak terpaksa memakai jalan pemberontakan sebagai upaya terakhir guna menentang kelaliman dan penindasan, Menimbang bahwa adalah perkara hakiki untuk memajukan persahabatan di antara bangsa-bangsa, 96
Menimbang bahwa bangsa-bangsa yang membentuk Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menegaskan sekali lagi di dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa kepercayaan mereka akan hak-hak dasar manusia, akan harkat dan martabat pribadi manusia, dan akan hakhak yang sama dari kaum laki-laki maupun perempuan, dan telah memutuskan untuk menggalakkan kemajuan sosial serta tingkat kehidupan yang lebih baik di dalam kemerdekaan yang lebih luas, Menimbang bahwa negara-negara anggota, dalam kerja sama dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa, telah berikrar untuk mengikhtiarkan peningkatan sikap hormat secara universal serta kepatuhan terhadap hakhak asasi manusia dan kemerdekaan-kemerdekaan hakiki, Menimbang bahwa pengertian umum tentang hak-hak serta kebebasan-kebebasan ini teramat penting bagi perwujudan secara penuh ikrar tersebut, Maka kini, Majelis Umum memaklumkan Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia ini sebagai patokan umum pencapaian bagi semua bangsa dan semua negara, dengan sasaran agar setiap orang dan setiap lembaga masyarakat, dengan senantiasa mencamkan Deklarasi ini, akan berupaya dengan jalan mengajar dan mendidik, untuk meningkatkan rasa hormat terhadap hak-hak serta kebebasan-kebebasan 97
ini, dan melalui langkah-langkah progresif, baik yang bersifat nasional maupun internasional, menjamin pengakuan dan pelaksanaannya secara umum dan efektif, baik di antara bangsa-bangsa yang menjadi negara-negara anggota sendiri maupun di antara bangsa-bangsa di wilayah-wilayah yang berada di bawah kekuasaan hukum mereka. Pasal 1 Semua manusia dilahirkan merdeka dan setara dalam martabat serta hak-hak. Mereka dikaruniai dengan akal budi dan suara hati, dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam semangat persaudaraan. Pasal 2 Setiap orang berhak atas semua hak dan kebebasan yang termaktub dalam Deklarasi ini, tanpa perbedaan apa pun, seperti ras, warna, jenis kelamin, bahasa, agama, paham politik atau pendapat lain, asal usul kebangsaan atau kemasyarakatan, kekayaan, kelahiran ataupun status lain. Lebih dari itu, tidak boleh dibuat perbedaan atas dasar paham politik, status hukum atau kedudukan internasional dari negeri atau wilayah dari mana seseorang berasal, entah negeri itu merdeka, berada di bawah perwalian, negeri jajahan, atau berada di bawah pembatasan kedaulatan yang lain. 98
Pasal 3 Setiap orang memiliki hak untuk hidup, kebebasan dan keamanan pribadi. Pasal 4 Tidak seorang pun boleh diperbudak atau diperhamba; perhambaan dan perdagangan budak dalam bentuk apa pun harus dilarang. Pasal 5 Tidak seorang pun boleh disiksa atau dianiaya, diperlakukan atau dihukum secara tidak berperikemanusiaan atau dengan merendahkan derajat. Pasal 6 Setiap orang memiliki hak untuk diakui sebagai subjek hukum di mana pun ia berada. Pasal 7 Semua orang bersamaan kedudukannya di depan hukum, dan berhak mendapatkan perlindungan hukum yang sama dengan tidak ada kekecualiannya. Semua orang berhak atas perlindungan yang sama terhadap setiap diskriminasi yang melanggar Deklarasi ini, dan terhadap setiap hasutan yang ditujukan pada diskriminasi tersebut.
99
Pasal 8 Setiap orang memiliki hak atas pemulihan yang efektif oleh badan-badan peradilan nasional yang berwenang terhadap tindakan-tindakan yang melanggar hak-hak dasar yang diberikan oleh undang-undang dasar atau hukum kepadanya. Pasal 9 Tidak seorang pun boleh ditangkap, ditahan atau diasingkan secara sewenang-wenang. Pasal 10 Setiap orang berhak sepenuhnya atas pemeriksaan perkara secara adil dan terbuka oleh sebuah badan peradilan yang mandiri dan tidak memihak, dalam menentukan hak-hak serta kewajiban-kewajibannya, dan atas setiap tuntutan pidana yang didakwakan kepadanya. Pasal 11 1. Setiap orang yang dituduh melakukan pelanggaran hukum memiliki hak untuk dianggap tidak bersalah sampai dibuktikan kesalahannya menurut undangundang dalam sebuah sidang pengadilan yang terbuka, dan dalam sidang tersebut ia telah mendapatkan semua jaminan yang mutlak diperlukan bagi pembelaannya. 100
2. Tidak seorang pun dapat dianggap bersalah melakukan pelanggaran hukum karena perbuatan atau kelalaian yang tidak merupakan sebuah pelanggaran hukum seturut undang-undang nasional atau internasional ketika perbuatan itu dilakukan. Juga tidak diperkenankan menjatuhkan hukuman yang lebih berat daripada hukuman yang seharusnya dikenakan pada saat pelanggaran hukum itu dilakukan. Pasal 12 Tidak seorang pun dapat secara sewenang-wenang diganggu dalam urusan pribadinya, keluarga, rumah tangga atau surat menyurat, juga tidak boleh dilanggar kehormatan dan nama baiknya. Setiap orang memiliki hak atas perlindungan hukum terhadap gangguan atau pelanggaran semacam itu. Pasal 13 1. Setiap orang memiliki hak atas kebebasan bergerak dan bertempat tinggal di dalam tapal-tapal batas masing-masing negara. 2. Setiap orang memiliki hak untuk meninggalkan negeri yang mana pun, termasuk negeri asalnya sendiri, dan kembali lagi ke negerinya itu.
101
Pasal 14 1. Setiap orang memiliki hak untuk mencari dan mendapatkan suaka di negara-negara lain demi menghindari penganiayaan. 2. Hak ini tidak dapat digunakan dalam hal penuntutan yang benar-benar timbul dari tindak-tindak kejahatan yang tidak berhubungan dengan bidang politik, atau dari perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan tujuan-tujuan serta prinsip-prinsip Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pasal 15 1. Setiap orang memiliki hak atas kewarganegaraan. 2. Tidak seorang pun dapat secara sewenang-wenang dicabut kewarganegaraannnya atau diingkari haknya untuk mengganti kewarganegaraannnya. Pasal 16 1. Kaum laki-laki dan perempuan dewasa, tanpa pembatasan apa pun atas dasar ras, kebangsaan atau agama, memiliki hak untuk kawin dan membentuk keluarga. Mereka memiliki hak-hak yang sama menyangkut perkawinan, selama perkawinan dan ketika terjadi perceraian. 2. Perkawinan harus dilakukan hanya dengan persetujuan bebas dan penuh dari calon pengantin.
102
3. Keluarga merupakan satuan kelompok masyarakat yang kodrati dan hakiki, dan berhak atas perlindungan dari masyarakat dan negara. Pasal 17 1. Setiap orang memiliki hak untuk memiliki harta benda sendiri atau bersama-sama dengan orang lain. 2. Tidak seorang pun dapat secara sewenang-wenang dirampas harta bendanya. Pasal 18 Setiap orang memiliki hak atas kebebasan berpikir, suara hati dan beragama; hak ini mencakup kebebasan untuk mengubah agama atau kepercayaannya, dan kebebasan untuk menjalankan agama atau kepercayaannya dalam pengajaran, praktik, ibadat dan kekhidmatan, entah sendiri atau dalam komunitas bersama dengan orang-orang lain, dan entah di muka umum atau secara pribadi. Pasal 19 Setiap orang memiliki hak atas kebebasan berpendapat dan menyatakan pikiran; hak ini mencakup kebebasan untuk menganut berbagai pendapat tanpa diganggu, serta mencari, menerima dan menyampaikan aneka keterangan dan pendapat melalui media apa pun dan tanpa memandang batas-batas negara. 103
Pasal 20 1. Setiap orang memiliki hak atas kebebasan berkumpul dan berserikat secara damai. 2. Tidak seorang pun dapat dipaksa memasuki satu perkumpulan. Pasal 21 1. Setiap orang memiliki hak untuk ambil bagian dalam pemerintahan di negerinya, entah secara langsung atau melalui wakil-wakil yang dipilih dengan bebas. 2. Setiap orang memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan publik yang sama di negerinya. 3. Kehendak rakyat harus menjadi landasan kekuasaan pemerintah; kehendak ini harus dinyatakan dalam pemilihan-pemilihan umum yang dilakukan secara berkala dan jujur, dengan hak pilih yang bersifat umum dan setara, dan diadakan dengan pemungutan suara secara rahasia atau dengan prosedurprosedur pemilihan bebas yang sejenisnya. Pasal 22 Setiap orang, sebagai anggota masyarakat, memiliki hak atas jaminan sosial, dan berhak atas pemenuhan hak-hak ekonomi, sosial dan budaya yang sangat diperlukan bagi martabatnya serta perkembangan kepribadiannya secara bebas, melalui upaya nasional dan kerja sama internasional serta bersepadanan dengan 104
penataan dan sumber-sumber daya masing-masing negara. 1.
2. 3.
4.
Pasal 23 Setiap orang memiliki hak untuk bekerja, untuk memilih pekerjaan secara bebas, atas syarat-syarat kerja yang adil dan menguntungkan, serta perlindungan terhadap pengangguran. Setiap orang, tanpa diskriminasi, memiliki hak untuk menerima upah yang sama untuk pekerjaan yang sama. Setiap orang yang bekerja memiliki hak untuk menerima upah yang adil dan menguntungkan, yang dapat menjamin bagi dirinya dan keluarganya suatu penghidupan yang sesuai dengan martabat manusia, dan bila perlu ditopang dengan saranasarana perlindungan sosial lainnya. Setiap orang memiliki hak untuk membentuk dan menjadi anggota serikat-serikat buruh demi melindungi kepentingan-kepentingannya.
Pasal 24 Setiap orang memiliki hak untuk beristirahat dan bersantai, termasuk pembatasan secara wajar atas jamjam kerja serta hari-hari libur secara berkala dengan tetap menerima upah.
105
Pasal 25 1. Setiap orang memiliki hak atas tingkat kehidupan yang memadai bagi kesehatan dan kesejahteraannya sendiri dan keluarganya, termasuk pangan, pakaian, perumahan dan perawatan kesehatan serta pelayanan-pelayanan sosial yang mutlak diperlukan, dan memiliki hak atas jaminan selama menganggur, sakit, cacat, menjanda, hari tua atau ketiadaan penghidupan karena keadaan yang berada di luar kendalinya. 2. Ibu dan anak-anak berhak atas perawatan dan bantuan istimewa. Semua anak, entah yang dilahirkan di dalam atau di luar ikatan perkawinan, harus mendapat perlindungan sosial yang sama. Pasal 26 1. Setiap orang memiliki hak atas pendidikan. Pendidikan harus diberikan tanpa memungut biaya, setidak-tidaknya untuk tingkat pertama dan dasar. Pendidikan dasar harus bersifat wajib. Pendidikan teknik dan kejuruan harus terbuka untuk umum dan pendidikan tinggi harus juga terbuka untuk semua orang berdasarkan kecerdasan. 2. Pendidikan harus diarahkan pada perkembangan kepribadian manusia secara penuh dan memperkokoh sikap hormat terhadap hak-hak asasi manusia serta kemerdekaan-kemerdekaan hakiki. 106
Pendidikan harus menggalakkan saling pemahaman, toleransi dan persahabatan di antara semua bangsa, ras atau kelompok religius, dan harus memajukan kegiatan-kegiatan Perserikatan BangsaBangsa dalam memelihara perdamaian. 3. Para orangtua memiliki hak utama untuk memilih jenis pendidikan yang akan diberikan kepada anakanak mereka. Pasal 27 1. Setiap orang memiliki hak untuk secara bebas ikut serta dalam kehidupan budaya masyarakat, menikmati kesenian dan ambil bagian dalam kemajuan ilmu pengetahuan beserta manfaat-manfaatnya. 2. Setiap orang memiliki hak atas perlindungan menyangkut kepentingan-kepentingan moral dan materiil yang timbul dari setiap hasil ilmu pengetahuan, kesusastraan atau kesenian yang diciptakannya sendiri. Pasal 28 Setiap orang berhak atas tatanan sosial dan internasional di mana hak-hak serta kebebasan-kebebasan yang termaktub dalam Deklarasi ini dapat diwujudkan sepenuhnya.
107
Pasal 29 1. Setiap orang memiliki kewajiban-kewajiban terhadap masyarakat, karena hanya di dalam masyarakat itulah dimungkinkan perkembangan kepribadiannya secara bebas dan penuh. 2. Di dalam pelaksanaan hak-hak serta kebebasankebebasannya, setiap orang harus tunduk hanya kepada pembatasan-pembatasan yang ditetapkan oleh undang-undang, yang semata-mata bertujuan menjamin pengakuan dan penghormatan yang selayaknya terhadap hak-hak serta kebebasankebebasan orang lain, dan demi memenuhi tuntutan-tuntutan kesusilaan, tata tertib umum dan kesejahteraan umum di dalam sebuah masyarakat demokratis. 3. Hak-hak serta kebebasan-kebebasan ini sekali-kali tidak boleh dilaksanakan secara bertentangan dengan tujuan-tujuan serta prinsip-prinsip Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pasal 30 Tak satu hal pun dalam Deklarasi ini dapat ditafsirkan sebagai mengandung maksud bahwa satu negara, kelompok atau perorangan berhak untuk terlibat dalam kegiatan tertentu atau melaksanakan tindakan tertentu yang bertujuan untuk menghapus hak-hak serta kebebasan-kebebasan yang termaktub di dalamnya. 108