DAFTAR ISI KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI BAB I
ii
PENDAHULUAN LATAR BELAKANG
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
BAB VI
KEBIJAKAN A. KEBIJAKAN UMUM
5
B. KEBIJAKAN KHUSUS
6
C. RUANG LINGKUP
7
D. MEKANISME PENGALOKASIAN
10
E. KRITERIA TEKNIS DAN FORMULASI ANGGARAN
11
POSKESDES A. PEMBANGUNAN BARU
13
B. PENINGKATAN
15
PUSKESMAS PERAWATAN A. PEMBANGUNAN BARU
17
B. PENINGKATAN
19
C. REHABILITASI
20
PUSKESMAS A.
PEMBANGUNAN BARU
22
B.
PENINGKATAN
23
C.
REHABILITASI
25
D.
PERLUASAN
26
PUSKESMAS PEMBANTU A.
BAB VII
BAB VIII
1
REHABILITASI
28
RUMAH DINAS DOKTER, PERAWAT DAN BIDAN PUSKESMAS A.
PEMBANGUNAN BARU
29
B.
REHABILITASI
30
PUSKESMAS KELILING A.
PENGADAAN
32
B.
REHABILITASI
34
ii
BAB IX
KENDARAAN OPERASIONAL RODA 2
36
BAB X
PERALATAN KESEHATAN
37
BAB XI
SARANA DAN PRASARANA INSTALASI FARMASI KABUPATEN/KOTA
BAB XII
A.
PEMBANGUNAN BARU
40
B.
REHABILITASI
41
C.
SARANA PENDUKUNG
42
PENGADAAN PERALATAN KESEHATAN INSTALASI
44
GAWAT DARURAT (IGD) RUMAH SAKIT BAB XIII
PENINGKATAN SARANA PRASARANA DAN
49
PENGADAAN PERALATAN KESEHATAN UNTUK RUMAH SAKIT SIAP PONEK BAB XIV
UNIT TRANSFUSI DARAH RUMAH SAKIT A.
PEMBANGUNAN BARU
57
B.
REHABILITASI UTDRS
60
C.
PEMENUHAN KEBUTUHAN PERALATAN UTDRS
60
BAB XV
BANK DARAH RUMAH SAKIT
64
BAB XVI
FASILITAS TEMPAT TIDUR KELAS III RUMAH SAKIT
68
BAB XVII
PERALATAN NON KESEHATAN TERBATAS A. SISTIM INFORMASI KESEHATAN
72
B. PERALATAN PROMOSI KESEHATAN
77
C. PENGADAAN PERALATAN PERAGA PELATIHAN
79
TENAGA KESEHATAN BAB XVIII PERENCANAAN
81
BAB XIX
PELAPORAN
83
BAB XX
PEMANTAUAN
84
BAB XXI
PENUTUP
86
LAMPIRAN 1.
DEFINISI OPERASIONAL
87
2.
FORM EVALUASI 1
94
3.
FORM EVALUASI 2
95
4.
FORM EVALUASI 3
97
5.
DAFTAR NAMA PULAU TERLUAR
98
iii
6.
DAFTAR 101 PUSKESMAS PRIORITAS
100
7.
DATA 199 KABUPATEN TERTINGGAL DAN PPK TERLUAR
104
8.
STANDAR PERALATAN & LOGISTIK POSKESDES
106
9.
RUANG KONSULTASI GIZI
110
10.
DAFTAR PRIORITAS PERALATAN DITJEN PP & PL
111
11.
STANDAR FASILITAS MEDIS INSTALASI GAWAT DARURAT
117
12.
PERALATAN PONEK
122
13.
BAGIAN YANG DAPAT DIHUBUNGI
124
14.
ALOKASI DAK KESEHATAN TAHUN 2009
125
15.
KEBUTUHAN PERALATAN PELAYANAN KESEHATAN IBU
142
iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pembangunan Nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen
bangsa
Pembangunan
dalam
yang
rangka
dilaksanakan
mencapai harus
tujuan
dapat
bernegara.
menjamin
bahwa
manfaatnya dapat diterima oleh semua pihak, berdampak adil bagi perempuan dan laki laki (responsif gender). Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan amanat UUD 1945 pasal 28 ayat 1 dan Undang Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. Dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM), indikator status kesehatan merupakan
salah
satu
pendapatan per kapita.
komponen
utama
selain
pendidikan
dan
Dengan demikian pembangunan kesehatan
merupakan suatu investasi untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam mendukung percepatan pembangunan nasional. Pembangunan bidang kesehatan juga menjadi perhatian penting dalam komitmen internasional, yang dituangkan dalam Millennium Development Goals (MDGs). Dalam MDGs terdapat target target yang terkait langsung dengan bidang kesehatan yaitu target 4 (menurunkan angka kematian anak), target 5 (meningkatkan kesehatan ibu) dan target 6 (memerangi HIV dan AIDS, malaria serta penyakit lainnya), serta 2 target lainya yg tidak terkait langsung yaitu target 1 (memberantas kemiskinan dan Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
1
kelaparan ekstrem) dan target 3 (mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan). Departemen Kesehatan telah menyusun strategi untuk pencapaian target-target tersebut. Upaya
penjabaran
dari
pelaksanaan MDGs juga dituangkan dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Arah
kebijakan pembangunan kesehatan dalam RPJMN antara lain diarahkan pada
peningkatan
jumlah,
jaringan
dan
kualitas
Puskesmas
pemerataan dan peningkatan kualitas fasilitas kesehatan dasar.
serta Salah
satu strategi untuk mewujudkan visi Departemen Kesehatan (Depkes) adalah meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas seperti yang tercantum dalam Rencana Strategis (Renstra) Depkes Tahun 2005-2009. Sesuai dengan Undang Undang No 33 Tahun 2004, dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah/desentralisasi, terdapat pembagian peran dan
wewenang
antara
pemerintah
pusat
dan
daerah.
Dalam
pembangunan kesehatan, pemerintah pusat dan daerah menyediakan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau dan berkualitas. Melalui Dana Alokasi Khusus (DAK), pemerintah pusat memberikan anggaran pada daerah untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan merupakan prioritas nasional. DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 difokuskan pada pelayanan kesehatan dasar
(Puskesmas dan jaringannya) khususnya pembangunan Pos
Kesehatan Desa (Poskesdes) dalam rangka pencapaian 100% desa menjadi desa siaga pada tahun 2009.
Disamping itu digunakan untuk
pelayanan kesehatan rujukan (Rumah Sakit Provinsi/Kabupaten/Kota) dan kegiatan penunjang terbatas (Instalasi Farmasi, penyedian peralatan pelatihan bidan/tenaga kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota).
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
2
DAK
pelayanan kesehatan dasar dimanfaatkan untuk
pembangunan,
peningkatan, perbaikan dan pengadaan sarana prasarana serta peralatan kesehatan Puskesmas dan jaringannya, Poskesdes serta penyediaan sarana/prasarana penunjang pelayanan kesehatan di kabupaten/kota DAK pelayanan kesehatan rujukan dimanfaatkan untuk pembangunan, peningkatan, perbaikan dan pengadaan sarana prasarana serta peralatan kesehatan RS Provinsi/Kabupaten/Kota serta Unit Transfusi Darah. DAK
Bidang
Kesehatan
Tahun
2009
juga
dapat
digunakan
untuk
merehabilitasi institusi pelayanan kesehatan dasar paska terjadinya bencana/kerusuhan atau membangun institusi pelayanan kesehatan dasar sebagai akibat dari pemekaran suatu daerah maupun untuk dapat mengatasi suatu permasalahan kesehatan sebagai dampak perubahan lingkungan/pembangunan dan pertimbangan politik untuk keutuhan dan integritas negara Indonesia. Buku Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 berisi penjelasan rinci pemanfaatan DAK, dilengkapi informasi dalam pelaksanaan DAK Bidang Kesehatan di daerah dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan buku petunjuk teknis/pelaksanaan lainnya. Apabila dalam pelaksanaannya, daerah akan merubah hal hal yang tercantum dalam buku ini maka daerah harus mengirimkan surat permohonan ke Departemen Kesehatan untuk mendapatkan persetujuan. Usulan perubahan pelaksanaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 dikirimkan
kepada
Menteri
Kesehatan
up.
Direktur
Jenderal
Bina
Kesehatan Masyarakat (untuk pelayanan kesehatan dasar) dan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik (untuk pelayanan kesehatan rujukan). Selanjutnya buku petunjuk teknis ini menjadi pedoman pelaksanaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
3
B. Tujuan
1. Umum Membantu mendanai kegiatan fisik bidang kesehatan yang merupakan urusan
daerah sesuai dengan prioritas pembangunan kesehatan
nasional tahun 2009. 2. Khusus Meningkatkan pemerataan, jangkauan dan mutu sarana pelayanan kesehatan dasar, kesehatan rujukan dan pendukungnya, serta Upaya Kesehatan Bersumber-daya Masyarakat (UKBM) di Kabupaten/Kota
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
4
BAB II KEBIJAKAN
A. Kebijakan Umum
1. DAK
Bidang
Kesehatan
merupakan
bantuan
kepada
daerah
tertentu untuk mendanai dukungan pelayanan kesehatan yang merupakan kewenangan dan tanggung jawab daerah ke arah peningkatan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan dengan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender. 2. DAK Bidang Kesehatan untuk membantu daerah membiayai kebutuhan fisik sarana, prasarana dan peralatan kesehatan yang merupakan urusan daerah dan merupakan prioritas nasional di bidang kesehatan. 3. DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 difokuskan pada pelayanan kesehatan
dasar
(Puskesmas
dan
jaringannya)
khususnya
pembangunan Poskesdes dalam rangka pencapaian 100% desa menjadi desa siaga pada tahun 2009. untuk
pelayanan
kesehatan
Provinsi/Kabupaten/Kota)
dan
Disamping itu digunakan
rujukan kegiatan
(Rumah
penunjang
Sakit terbatas
(Instalasi Farmasi, peralatan pelatihan bidan/tenaga kesehatan). 4. Dalam
pelaksanaan
kegiatan,
Pemerintah
Daerah
harus
menyediakan pembiayaan yang bersumber dari daerah untuk biaya operasional, pemeliharaan/perawatan sarana dan peralatan kesehatan, ketersediaan tenaga pelaksana, serta aspek lainnya sebagai akibat pelaksanaan kegiatan DAK Bidang Kesehatan. 5. Bupati/Walikota
diberikan
kewenangan
mengusulkan
kepada
Menteri Kesehatan tentang perubahan pemanfaatan ruang lingkup
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
5
kegiatan DAK Bidang Kesehatan sebagai akibat terjadinya bencana atau kerusuhan di daerah tersebut atau adanya peraturan/instruksi Presiden/Menteri Kesehatan tentang kebijakan kesehatan yang alokasi
anggarannya
belum
tertampung
di
tahun
2009.
Selanjutnya apabila telah disetujui oleh Menteri Kesehatan atau pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan. Proses selanjutnya akan dibahas dan ditetapkan pemerintah daerah bersama DPRD Kabupaten/Kota tersebut. 6. Alokasi
pagu
anggaran
DAK
Bidang
Kesehatan
terdiri
dari
anggaran untuk sarana, prasarana dan peralatan kesehatan pelayanan kesehatan dasar termasuk penunjang serta sarana pelayanan kesehatan rujukan di provinsi/kabupaten/kota. 7. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bertanggung
jawab
untuk anggaran sarana pelayanan kesehatan dasar dan Direktur RS
Provinsi/Kabupaten/Kota
bertanggung
jawab
terhadap
anggaran untuk sarana pelayanan kesehatan rujukan.
B. Kebijakan Khusus Penggunaan DAK Bidang Kesehatan diprioritaskan untuk : 1. Mendukung pencapaian target MDGs no 1,3,4,5, 6 (memberantas kemiskinan dan kelaparan ekstrem, mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV dan AIDS, malaria serta penyakit lainnya). 2. Mendukung pelaksanaan program pengembangan Desa Siaga melalui
pembangunan
Poskesdes
atau
peningkatan
Polindes
menjadi Poskesdes sehingga tercapai seluruh desa menjadi desa siaga pada tahun 2009.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
6
3. Mendukung
peningkatan
akses,
pemerataan
dan
kualitas
pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas dan jaringannya serta mendukung kegiatan penunjang terbatas di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. 4. Menunjang
percepatan
kesehatan
di
kepulauan
termasuk
pembangunan
wilayah
terpencil, pulau-pulau
sarana
tertinggal, kecil
dan
prasarana
perbatasan
terluar
atau
dan
daerah
pemekaran. 5. Mempercepat pelaksanaan rehabilitasi sarana pelayanan kesehatan dasar
akibat
terjadinya
suatu
bencana/kerusuhan/dampak
kerusakan suatu lingkungan di daerah tersebut. 6. Menyediakan penambahan fasilitas rawat inap kelas III RS di Provinsi/Kabupaten/Kota. 7. Membangun Unit Transfusi Darah Rumah Sakit (UTDRS) dan Bank Darah
Rumah
peningkatan
Sakit
fasilitas
(BDRS) sarana,
Provinsi/Kabupaten/Kota prasarana
dan
serta
peralatan
RS
Pertolongan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK). 8. Mempercepat
RS
menjadi
safe
community
center
dengan
melengkapi peralatan kesehatan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS.
C. Ruang Lingkup DAK Bidang Kesehatan tahun 2009 diarahkan untuk kegiatan : 1. Penyediaan Sarana Prasarana dan Peralatan Kesehatan untuk Pelayanan Kesehatan Dasar di Puskesmas dan jaringannya, Pos Kesehatan Desa dan Penunjang Pelayanan Kesehatan terbatas di Kabupaten/Kota.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
7
Menu Utama a. Pembangunan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) termasuk alat: 1)
Pembangunan baru
2)
Peningkatan Pondok Bersalin Desa (Polindes) menjadi Poskesdes
b. Pembangunan Puskesmas Perawatan di pulau pulau terluar yang
berpenduduk (termasuk alat dan rumah dinas)
1) Pembangunan baru 2) Peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Perawatan c. Peningkatan pelayanan kesehatan dasar melalui : 1) Peningkatan Puskesmas Pembantu menjadi Puskesmas 2) Peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Perawatan 3) Pembangunan Puskesmas baru d. Melengkapi Puskesmas Perawatan mampu Pertolongan Obstetri Neonatal Emergency Dasar (PONED) minimal 4 Puskesmas Perawatan per Kabupaten/Kota melalui pengadaan alat medis : 1) Penyediaan/penggantian kerusakan PONED kit, bidan kit, KB kit 2) Penyediaan alat deteksi pencegahan komplikasi kebidanan (protein dan glukosa urine/dip stick,hemoglobin/Hb Sahli, golongan darah) 3) Alat deteksi khusus (malaria/rapid diagnostik test untuk daerah malaria dan malaria kit, HIV/rapid test 3 jenis untuk daerah dengan kasus HIV tinggi, alat diagnostik TB untuk pemeriksaan sputum/dahak, alat diagnosis leptotex untuk avian influenza) 4) Alat cold chain untuk vaksin, dengan tenaga surya (daerah tidak punya listrik). 5) Alat pengolahan limbah cair e. Pengadaan roda 2 untuk petugas Puskesmas dan Bidan di desa Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
8
f. Pengadaan Puskesmas Keliling (Pusling) dan Perairan roda 4 g. Pengadaan
dan
atau
penggantian
sarana
pendukung
penyimpanan vaksin/obat di Instalasi Farmasi Menu Pilihan a. Rehabilitas Puskesmas Pembantu, Puskesmas, Puskesmas Perawatan yang rusak berat. b. Pembangunan
dan
rehabilitasi
rumah
dinas
dokter
dan
paramedis yang rusak berat. c. Peningkatan Puskesmas Pembantu menjadi Puskesmas yang dapat melaksanakan pertolongan persalinan di dalam gedung. d. Pengadaan alat kesehatan tertentu yang responsif gender untuk peningkatan pelayanan kesehatan dasar di Poskesdes, Puskesmas Perawatan, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling. e. Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan sesuai dengan SIKNAS on line. f. Pengadaan peralatan peraga pelatihan tenaga kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. g. Pengadaan paket peralatan penyuluhan untuk Puskesmas. h. Pembangunan
baru
Instalasi
Farmasi
khusus
daerah
pemekaran. i. Pengadaan dan atau penggantian sarana pendukung distribusi Instalasi Farmasi.
2.
Penyediaan Sarana Prasarana dan Peralatan Kesehatan untuk
Pelayanan
Kesehatan
Rujukan
(RS
Provinsi/Kabupaten/Kota) a. Pemenuhan peralatan IGD RS
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
9
b. Pembangunan sarana prasarana dan pemenuhan peralatan PONEK RS c. Pembangunan, rehabilitasi dan pemenuhan peralatan UTD RS dan BDRS d. Peningkatan fasilitas tempat tidur kelas III RS 1) Pembangunan bangsal rawat inap kelas III 2) Pemenuhan set tempat tidur kelas III dan kelengkapannya
D. Mekanisme Pengalokasian Tahun 2009 Penghitungan alokasi DAK dilakukan melalui 2 (dua) tahapan, yaitu: 1. Penentuan daerah tertentu yang menerima DAK 2. Penentuan besaran alokasi DAK masing masing daerah. Penentuan
daerah
tertentu
yang
mendapatkan
alokasi
DAK
harus
memenuhi kriteria umum, kriteria khusus dan kriteria teknis. Kriteria umum dan kriteria khusus merupakan kewenangan dari Departemen Keuangan,
sedangkan
kriteria
teknis
merupakan
kewenangan
dari
Departemen Kesehatan. Besaran
alokasi
DAK
masing
masing
daerah
ditentukan
dengan
penghitungan indeks berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus dan kriteria teknis. Usulan ruang lingkup kegiatan dan besaran alokasi DAK
kemudian
dibahas dan diputuskan oleh Panitia Kerja Belanja Daerah DPR RI. Kaidah-kaidah mengenai mekanisme pengalokasian DAK dapat dilihat pada PP No 55 tahun 2005
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
10
E. Kriteria Teknis dan Formulasi Alokasi Anggaran 1. Penyediaan Sarana Prasarana dan Peralatan Kesehatan untuk Pelayanan
Kesehatan
Dasar,
Pos
Kesehatan
Desa
dan
Penunjang Pelayanan Kesehatan di Kabupaten/Kota Kriteria teknisnya mempertimbangkan : a. Indeks Kemiskinan Masyarakat dengan bobot 5% b. Index
jumlah
dan
kondisi
Puskesmas
(perawatan
dan
non
perawatan), Puskesmas Pembantu (Pustu), Pusling (perairan dan roda 4) yang rusak berat dan rusak total dengan bobot 40 % c. Index luas wilayah dengan bobot 15 % d. Index jumlah penduduk dengan bobot 15 % e. Index kinerja laporan DAK tahun tahun sebelumnya dengan bobot 5% f. Index cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan dengan bobot 20 % 2. Penyediaan Sarana Prasarana dan Peralatan Kesehatan untuk Pelayanan Kesehatan Rujukan (RS Provinsi/Kabupaten/Kota) Kriteria teknisnya mempertimbangkan : a. Bobot IGD RS 30% jika memenuhi persyaratan mendapatkan peralatan IGD RS maka mendapat bobot 1, jika tidak maka bobot 0. b. Bobot PONEK 25%, jika memenuhi persyaratan sebagai RS PONEK maka mendapat bobot 1, jika tidak maka bobot 0. c. Bobot untuk UTDRS/BDRS 20% 1) Pendirian UTDRS dengan bobot 0,4 2) Renovasi UTDRS dengan bobot 0,4 3) Pendirian BDRS dengan bobot 0,2 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
11
d. Bobot untuk TT kelas III 15% 1) Indeks BOR kelas III dengan bobot 0,6 2) Indeks TT kelas III dengan bobot 0,3 3) Indeks rasio TT kelas III terhadap total TT RS dengan bobot 0,1 e. Indeks jumlah penduduk 5% f. Indeks Kemiskinan Masyarakat 5%
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
12
BAB III POS KESEHATAN DESA
A. Pembangunan Baru
Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat
(UKBM)
yang
dibentuk
di
desa
dalam
rangka
mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa. Pembangunan Poskesdes adalah sebagai upaya untuk mewujudkan Desa
Siaga
dan
dibangun
dengan
mempertimbangkan
persyaratan
sebagai berikut :
1. Persyaratan Umum a. Pembangunan baru Poskesdes pada setiap desa yang belum ada Poskesdes atau Polindes. b. Di daerah yang masyarakatnya tidak mampu membangun secara swadaya. c. Bentuk lain Poskesdes Bagi desa yang sudah tersedia sarana pelayanan kesehatan maka bangunan Poskesdes dapat menumpang di fasilitas desa yang sudah ada atau dibangunkan dengan tata ruang tanpa tempat pelayanan kesehatan/hanya ruang administrasi. d. Lokasi Poskesdes : 1) Mempertimbangkan ketersediaan lahan yang berada di tengah pemukiman. 2) Mudah dijangkau oleh masyarakat (transportasi). 3) Mempertimbangkan keamanan petugas kesehatan.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
13
4) Mempertimbangkan jarak dari fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.
2. Persyaratan Teknis a. Luas bangunan 1) Luas ruangan/bangunan sesuai dengan kondisi setempat dengan memperhatikan
kebutuhan
minimal
pelayanan/kegiatan
dan
kesetaraan gender laki – laki dan perempuan 2) Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/kegiatan yang dilaksanakan. 3) Pembangunan
baru
Poskesdes
dapat
menggunakan
bahan
bangunan yang dihasilkan oleh wilayah setempat. b. Denah tata-ruang Rancangan
tata-ruang/bangunan
Poskesdes
agar
tetap
memperhatikan fungsinya sebagai sarana pelayanan kesehatan dan juga memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender dengan mempertimbangkan
kebutuhan
bagi
laki-laki
dan
perempuan
dengan mengacu pada pedoman yang ada. c. Peralatan kesehatan Kebutuhan jenis dan jumlah peralatan minimal Poskesdes mengacu pada buku Petunjuk Teknis Pengembangan dan Penyelenggaraan Pos Kesehatan Desa, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2006.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
14
B. Peningkatan Polindes menjadi Poskesdes
Pembangunan Poskesdes yang berasal dari peningkatan Pondok Bersalin Desa (Polindes) wajib dilakukan, sehingga tahun 2009 seluruh Polindes menjadi Poskesdes, dengan mempertimbangkan persyaratan berikut ini : 1. Persyaratan Umum Seluruh Polindes yang sudah ada di desa ditingkatkan menjadi Poskesdes , dengan catatan Polindes yang dimaksud adalah milik desa. 2. Persyaratan Teknis a. Luas lahan dan bangunan Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/kegiatan yang dilaksanakan. Guna meningkatkan fungsi pelayanannya, luas lahan
yang
diperlukan
untuk
peningkatan
Polindes
menjadi
Poskesdes, minimal dengan rincian kebutuhan tata ruangnya adalah sebagai berikut : 1) Ruang untuk fungsi pelayanan dan atau administrasi. 2) Ruang untuk tempat tinggal tenaga kesehatan. b. Peningkatan Polindes menjadi Poskesdes Dapat menggunakan bahan bangunan yang dihasilkan oleh wilayah setempat. c. Denah tata-ruang Rancangan
tata-ruang/bangunan
Poskesdes
agar
tetap
memperhatikan fungsinya sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender. ruang mengacu pada
Denah dan tata
buku Petunjuk Teknis Pengembangan dan
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
15
Penyelenggaraan Pos Kesehatan Desa, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2006. c. Peralatan kesehatan Kebutuhan jenis dan jumlah peralatan minimal Poskesdes mengacu pada buku Petunjuk Teknis Pengembangan dan Penyelenggaraan Pos Kesehatan Desa, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2006.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
16
BAB IV PUSKESMAS PERAWATAN
A. Pembangunan Baru
Pembangunan baru Puskesmas Perawatan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan jangkauan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang perlu dirawat. Pembangunan baru Puskesmas Perawatan terutama diprioritaskan untuk wilayah tertinggal, terpencil, kepulauan dan perbatasan. Pembangunan Puskesmas Perawatan tersebut termasuk peralatan kesehatan dan rumah dinas petugas kesehatan. 1. Persyaratan Umum Harus memenuhi satu atau lebih persyaratan di bawah ini : a. Kebutuhan akan adanya Puskesmas Perawatan, diutamakan di wilayah terpencil, tertinggal, kepulauan dan perbatasan dengan negara lain (101 Puskesmas terlampir). b. Lokasi Puskesmas berada dalam waktu tempuh lebih dari 2 jam ke rumah sakit. c. Kabupaten pemekaran yang belum memiliki rumah sakit. 2. Persyaratan Teknis a. Luas lahan dan bangunan Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/kegiatan yang dilaksanakan, dengan luas sesuai ketentuan.
Pembangunan
Puskesmas Perawatan, rumah dokter dan rumah petugas kesehatan harus berada dalam satu lokasi. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
17
b. Denah tata-ruang 1) Rancangan tata-ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan laki-laki dan perempuan. 2) Setiap Puskesmas Perawatan harus dilengkapi dapur gizi dan peralatannya yang mengacu pada Buku Pedoman Peralatan Puskesmas, Departemen Kesehatan, Tahun 2007. 3) Setiap Puskesmas Perawatan harus dilengkapi ruang konsultasi gizi (terlampir) 4) Setiap Puskesmas Perawatan harus dilengkapi dengan UGD yang dapat
memberikan
pelayanan
PONED.
Pelayanan
PONED
mengacu pada buku acuan Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007. 5) Puskesmas Perawatan harus mempertimbangkan nilai – nilai privasi dari pasien. 6) Khusus wilayah terpencil dan kepulauan, ruang rawat inap minimal 2 tempat tidur. Denah tata-ruang mengacu pada buku Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007 serta lampiran pedoman yang disempurnakan dan pedoman program. c. Peralatan kesehatan Kebutuhan minimal peralatan kesehatan mengacu pada buku Pedoman Peralatan, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007 serta lampiran pedoman yang disempurnakan.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
18
B. Peningkatan
Peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Perawatan dilaksanakan dalam rangka pengembangan pelayanan dan rujukan kesehatan. Setiap peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Perawatan dilengkapi dengan penyediaan alat dan rumah dinas dokter/paramedis (bila belum ada). 1. Persyaratan Umum a. Kebutuhan akan adanya Puskesmas Perawatan, antara lain pada : (harus memenuhi satu atau lebih persyaratan di bawah ini) 1) Puskesmas
di
wilayah
terpencil,
tertinggal,
kepulauan,
perbatasan dengan negara lain, tepi jalan raya atau daerah pengembangan 2) Kabupaten pemekaran yang belum tersedia rumah sakit 3) Peningkatan kebutuhan akan pelayanan rujukan tetapi daerah belum mampu membangun rumah sakit. b. Lokasi Puskesmas : (harus memenuhi satu atau lebih persyaratan di bawah ini) 1) Wilayah terpencil, tertinggal, perbatasan dan kepulauan 2) Waktu tempuh lebih dari 2 jam dengan menggunakan sarana transportasi yang tersedia 3) Pada jalur lalu lintas ramai dan rawan kecelakaan, prioritas pada lintas Sumatera, jalur Pantura, trans Sulawesi, trans Kalimantan 4) Berdekatan dengan embarkasi haji, pelabuhan laut (transito) 5) Daerah pariwisata dan kawasan industri 6) Daerah dengan jumlah kematian ibu dan jumlah kematian bayi tinggi
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
19
c. Persyaratan Puskesmas : 1) Kunjungan Puskesmas tinggi. 2) Tidak digunakan untuk menjadikan Puskesmas Perawatan pra rumah sakit. 3) Adanya telaahan kebutuhan Puskesmas. 4) Ketersediaan tenaga kesehatan oleh pemerintah daerah. 2. Persyaratan Teknis a.
Luas lahan dan bangunan Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/kegiatan yang dilaksanakan. Peningkatan dilakukan antara lain dengan : 1) Menambah
ruang
sesuai
dengan
jenis
pelayanan
yang
dibutuhkan dan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender. 2) Membangun rumah dokter dan/atau dokter gigi bila belum ada 3) Membangun rumah petugas kesehatan (perawat, bidan) bila belum ada. 4) Sedapat mungkin Puskesmas, rumah dokter dan rumah petugas kesehatan dalam satu lokasi. b. Denah tata-ruang mengacu pada pembangunan baru Puskesmas Perawatan. c. Peralatan kesehatan mengacu pada pembangunan baru Puskesmas Perawatan.
C. Rehabilitasi
Guna menunjang serta meningkatkan pelayanan secara optimal di Puskesmas Perawatan, perlu adanya rehabilitasi fisik pada bangunan yang
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
20
mengalami kerusakan. Pelaksanaan rehabilitasi fisik Puskesmas Perawatan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Persyaratan Umum a. Puskesmas Perawatan dengan kondisi rusak berat. b. Untuk peningkatan mutu pelayanan. c. Untuk peningkatan penampilan. 2. Persyaratan Teknis a. Denah tata-ruang bangunan mengacu pada buku Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007. b. Rehabilitasi dapat menggunakan bahan bangunan yang dihasilkan oleh wilayah setempat.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
21
BAB V PUSKESMAS
A. Pembangunan Baru Pembangunan baru Puskesmas ditujukan untuk peningkatan jangkauan pelayanan
kesehatan
Pembangunan
baru
yang
Puskesmas
berkualitas tersebut
kepada
termasuk
masyarakat.
penyediaan
alat
kesehatan dan rumah dinas petugas kesehatan (bila belum ada) Persyaratan pembangunan baru Puskesmas adalah : 1. Persyaratan Umum a. Kebutuhan akan adanya Puskesmas, antara lain pada : (harus memenuhi satu atau lebih persyaratan di bawah ini) 1) Wilayah terpencil, tertinggal, perbatasan dan kepulauan. 2) Kecamatan pemekaran yang tidak mempunyai Puskesmas. 3) Kepadatan penduduk tinggi, jumlah penduduk lebih dari 30.000 penduduk. 4) Wilayah kerja sangat luas. 5) Relokasi Puskesmas yang disebabkan adanya bencana alam, jalur hijau, perubahan rencana tata ruang/wilayah, atau terjadinya masalah hukum pada lokasi fisik bangunan. b. Lokasi Puskesmas : 1) Di area yang mudah terjangkau baik dari segi jarak maupun sarana transportasi, dari seluruh wilayah kerjanya. 2) Pertimbangan lainnya yang ditetapkan oleh daerah.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
22
c. Persyaratan Puskesmas : 1) Adanya telaahan kebutuhan Puskesmas. 2) Ketersediaan tenaga kesehatan oleh pemerintah daerah. 2. Persyaratan Teknis a. Luas lahan dan bangunan Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/kegiatan yang dilaksanakan guna memberikan pelayanan yang optimal. b. Denah tata-ruang 1) Rancangan tata-ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender dengan mengacu pada Buku Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Ditjen Binakesmas Tahun 2007. 2) Setiap Puskesmas perlu dilengkapi ruang konsultasi gizi (terlampir) 3) Puskesmas harus mempertimbangkan nilai - nilai privasi dari pasien c. Peralatan kesehatan Kebutuhan minimal peralatan kesehatan mengacu pada buku Pedoman Peralatan, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007 serta lampiran pedoman yang disempurnakan.
B.
Peningkatan
Peningkatan Puskesmas Pembantu (Pustu) menjadi Puskesmas termasuk penyediaan alat kesehatan dan rumah dinas petugas kesehatan.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
23
Peningkatan tersebut perlu mempertimbangkan persyaratan berikut ini : 1. Persyaratan Umum a. Kebutuhan akan adanya Puskesmas, antara lain pada : (Harus memenuhi satu atau lebih persyaratan di bawah ini) 1) Kecamatan pemekaran yang tidak mempunyai Puskesmas. 2) Kepadatan penduduk tinggi, jumlah penduduk lebih dari 30.000 penduduk. 3) Wilayah kerja sangat luas. 4) Relokasi Puskesmas yang disebabkan adanya bencana alam, jalur hijau, perubahan rencana tata ruang/wilayah, atau terjadinya masalah hukum pada lokasi fisik bangunan. b. Lokasi Pustu pada wilayah dengan : 1) Pertumbuhan penduduk tinggi, baik dari kelahiran maupun migrasi, atau; 2) Perkebunan Inti Rakyat atau pemukiman transmigrasi, atau; 3) Berdekatan dengan sentra-sentra ekonomi baru, atau; 4) Wilayah yang akan berkembang. 5) Persyaratan : a. Adanya telaahan kebutuhan Puskesmas b. Ketersediaan tenaga kesehatan oleh pemerintah daerah 2) Persyaratan Teknis Peningkatan
Pustu
menjadi
Puskesmas,
diharapkan
mempertimbangkan persyaratan teknis sebagai berikut : a. Luas lahan dan bangunan Apabila
ketersediaan
lahan
tidak
memungkinkan,
dapat
mempertimbangkan untuk peningkatan dengan pembangunan ke atas (bertingkat). Alternatif lain adalah dengan meningkatkan ruang
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
24
untuk fungsi pelayanan (Puskesmas Induk) seluas 135m2, dengan catatan lokasi rumah dinas dokter
dan tenaga kesehatan tetap
berada di wilayah kerja Puskesmas tersebut. Peningkatan Pustu menjadi Puskesmas dapat menggunakan bahan bangunan yang dihasilkan oleh wilayah setempat. b. Denah tata-ruang Rancangan
tata-ruang/bangunan
agar
memperhatikan
fungsi
sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender. Denah tata ruang mengacu pada buku Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Ditjen. Bina Kesmas Tahun 2007 serta
lampiran
pedoman
yang
disempurnakan
dan
pedoman
program. c. Peralatan kesehatan Kebutuhan minimal peralatan kesehatan mengacu pada buku Pedoman Peralatan, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007 serta lampiran pedoman yang disempurnakan.
C. Rehabilitasi Guna
menunjang
serta
meningkatkan
pelayanan
kesehatan
yang
berkualitas di Puskesmas, perlu adanya rehabilitasi fisik pada bangunan yang mengalami kerusakan. Pelaksanaan rehabilitasi fisik Puskesmas harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Persyaratan Umum a. Puskesmas dengan kondisi rusak berat b. Untuk peningkatan mutu pelayanan. c. Untuk peningkatan penampilan.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
25
2. Persyaratan Teknis a. Denah
tata-ruang
bangunan
mengacu
pada
buku
Pedoman
Peralatan dan Tata Ruang Puskesmas, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007. b. Rehabilitasi dapat menggunakan bahan bangunan yang dihasilkan oleh wilayah setempat.
D. Perluasan Guna
menunjang
berkualitas
di
dilaksanakan
serta
meningkatkan
Puskesmas, pada
perlu
pelayanan
adanya
bangunan/sarana
perluasan
yang
kesehatan fisik.
membutuhkan
yang
Perluasan perluasan.
Persyaratan perluasan fisik, adalah sebagai berikut : 1. Persyaratan Umum Adanya kebutuhan : a. Tambahan ruangan untuk meningkatkan pelayanan agar lebih optimal. b. Peningkatan pelayanan akan tetapi tidak memungkinkan untuk peningkatan menjadi Puskesmas Perawatan. 2. Persyaratan Teknis a. Luas lahan dan bangunan Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/kegiatan yang dibutuhkan. Perluasan sarana fisik bangunan, antara lain berupa penambahan ruangan untuk : 1) Pelayanan gawat darurat. 2) Pelayanan laboratorium yang dilengkapi dengan kran air serta pembuangan air kotor.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
26
3) Pelayanan konsultasi yang dibutuhkan sebagai upaya promotif dan preventif (contoh : ruang laktasi ). 4) Pelayanan penyuluhan dan ruang pertemuan sebagai upaya promotif dan penggalangan kemitraan dengan berbagai pihak terkait serta dapat digunakan untuk kegiatan Lokakarya Mini Puskesmas. Luas ruangan/bangunan disesuaikan kondisi setempat dengan tetap memperhatikan kebutuhan minimal pelayanan dan mengacu pada pedoman yang ada. b. Denah tata-ruang Rancangan
tata-ruang/bangunan
agar
memperhatikan
fungsi
sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender mengacu pada buku Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Ditjen. Bina Kesmas Tahun 2007 serta lampiran pedoman yang disempurnakan dan pedoman program. c. Peralatan kesehatan Kebutuhan minimal peralatan kesehatan mengacu pada
Buku
Pedoman Peralatan, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007 serta lampiran pedoman yang disempurnakan. d. Perluasan dapat menggunakan bahan bangunan yang dihasilkan oleh wilayah setempat.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
27
BAB VI PUSKESMAS PEMBANTU
Rehabilitasi
Guna menunjang serta meningkatkan pelayanan secara optimal di Puskesmas
Pembantu,
perlu
adanya
rehabilitasi
fisik.
Adapun
persyaratannya adalah sebagai berikut : 1. Persyaratan Umum Rehabilitasi dilaksanakan bagi bangunan dengan kondisi rusak berat. 2. Persyaratan Teknis a. Rehabilitasi
Pustu
dapat
pula
untuk
penyediaan
air
bersih,
pembuatan sarana pembuangan limbah serta sarana penunjang lainnya. b. Denah tata-ruang Rancangan
tata-ruang/bangunan
agar
memperhatikan
fungsi
sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender.
Denah tata ruang mengacu pada buku
Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Ditjen. Bina Kesmas tahun 2007 serta
lampiran
pedoman
yang
disempurnakan
dan
pedoman
program. c. Rehabilitasi dapat menggunakan bahan bangunan yang dihasilkan oleh wilayah setempat.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
28
BAB VII RUMAH DINAS DOKTER, PERAWAT DAN BIDAN PUSKESMAS
A. Pembangunan Baru Dalam rangka memberikan dukungan fasilitas pada tenaga kesehatan khususnya tenaga dokter, bidan dan perawat agar dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara optimal, maka perlu dukungan penyediaan fasilitas rumah dinas di areal Puskesmas atau sekitar Puskesmas. Hal tersebut agar pelayanan di luar jam kerja khususnya gawat darurat dapat tertangani secara cepat. Pembangunan rumah dinas merupakan 1 paket pembangunan dengan pembangunan Puskesmas Perawatan dan Puskesmas baru dengan memperhatikan persyaratan sebagai berikut: 1. Persyaratan Umum a. Adanya kebutuhan yang bertujuan untuk : 1) Melengkapi unit Puskesmas yang belum ada rumah dokter, perawat dan bidan Puskesmas. 2) Melengkapi
Puskesmas
Pembantu
yang
statusnya
telah
ditingkatkan menjadi Puskesmas. 3) Melengkapi
Puskesmas
yang
statusnya
telah
ditingkatkan
menjadi Puskesmas Perawatan. 4) Melengkapi pembangunan Puskesmas baru dengan rumah dinas dokter, perawat dan bidan Puskesmas
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
29
b. Lokasi pembangunan rumah dinas dokter, perawat dan bidan Puskesmas, diusahakan dalam satu halaman dengan Puskesmas. Jika
tidak
memungkinkan
Puskesmas,
tetapi
dapat
berdekatan
dibangun
dengan
di
luar
halaman
Puskesmas,
sehingga
kelancaran pelayanan dapat terjamin. 2. Persyaratan Teknis a. Luas bangunan Jumlah serta luas ruangan, disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan. b. Rancangan tata-ruang Rancangan
tata-ruang/bangunan
agar
memperhatikan
fungsi
sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender. Denah dan tata-ruang mengacu pada buku Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007. c. Persyaratan teknis pembangunan sesuai peraturan yang berlaku.
B. Rehabilitasi Guna menunjang pelayanan kesehatan secara optimal, telah dialokasikan kegiatan rehabilitasi rumah dokter, perawat dan bidan Puskesmas, dengan persyaratan sebagai berikut : 1. Persyaratan Umum a. Prioritas rehabilitasi adalah pada wilayah pasca kerusuhan/konflik, wilayah terpencil, tertinggal, perbatasan dan kepulauan. b. Rehabilitasi dilaksanakan dengan memperhatikan tingkat kerusakan bangunan, yaitu : Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
30
1) Kerusakan bertambah parah dan atau 2) Tidak dapat dimanfaatkan c. Rehabilitasi rumah dinas dokter, perawat dan
bidan Puskesmas,
yang berada pada lokasi di luar halaman Puskesmas tetapi masih dalam wilayah kerja yang sama. 2. Persyaratan Teknis a. Persyaratan
teknis
rehabilitasi
sesuai
dengan
peraturan
yang
berlaku. b. Rencana tata-ruang Rancangan
tata-ruang/bangunan
agar
memperhatikan
fungsi
sebagai sarana pelayanan kesehatan. Tata-ruang dan jenis ruangan mengacu pada buku Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007 serta lampiran pedoman yang disempurnakan dan pedoman program.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
31
BAB VIII PUSKESMAS KELILING
A. Pengadaan Dalam rangka memperluas, memperlancar dan meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas serta menunjang pelaksanaan
rujukan
medis
dan
kesehatan,
maka
perlu
diadakan
Puskesmas Keliling baik roda 4 (empat) maupun perairan. 1. Puskesmas Keliling Roda Empat (Pusling R-4) a. Persyaratan Umum 1) Kebutuhan
akan
adanya
Pusling
R-4
diharapkan
mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut : a) Untuk mendukung pelayanan dan meningkatkan jangkauan pelayanan Puskesmas. b) Tersedianya sarana jalan di wilayah kerja Puskesmas
yang
dapat dilalui oleh kendaraan roda empat. c) Pemenuhan ratio 1 Puskesmas memiliki 1 Puskesmas Keliling. d) Agar memperhatikan spesifikasi teknis dalam pengadaannya. 2) Tidak
boleh
mengalihfungsikan
menjadi
kendaraan
penumpang/pribadi. b. Persyaratan Teknis 1) Jenis kendaraan dapat disesuaikan dengan kebutuhan daerah dengan
mempertimbangkan
kondisi
geografi
dan
topografi
wilayah kerja.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
32
2) Dapat mengadakan jenis kendaraan roda empat berpenggerak 2 roda (single gardan)
ataupun berpenggerak 4 roda
(double
gardan). 3) Ukuran kendaraan dapat memenuhi fungsi : a) Pelayanan kesehatan dasar. b) Rujukan. c) Transportasi petugas. d) Promosi kesehatan. e) Pemberantasan penyakit dan penyehatan lingkungan. 4) Kendaraan
Pusling
R-4
harus
memenuhi
aksesibilitas/
kemudahan bagi pasien. 5) Peralatan kesehatan penunjangnya mengacu pada buku Pedoman Peralatan Puskesmas, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007.
2. Puskesmas Keliling (Pusling) Perairan a. Persyaratan Umum 1) Kebutuhan
akan
adanya
Pusling
Perairan
diharapkan
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: a) Untuk mendukung pelayanan dan memperluas jangkauan pelayanan Puskesmas. b) Kondisi geografis wilayah kerja Puskesmas terdiri dari perairan baik kepulauan atau sungai. 2) Pemerintah Daerah setempat agar menyediakan perlindungan jiwa melalui asuransi, bagi petugas pelaksana. 3) Pusling
Perairan
yang
diadakan
agar
direncanakan
dan
disesuaikan dengan fungsi serta kondisi perairan setempat. 4) Proses persiapan, pengadaannya dilaksanakan dengan kerjasama lintas
sektor
terkait,
seperti
Dinas
Perhubungan
(ASDP),
Syahbandar dan lain sebagainya. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
33
5) Pusling
Perairan
agar
dilengkapi
dengan
alat
keselamatan
petugas dan alat komunikasi dalam pelayaran. 6) Pemerintah
daerah
menyediakan
biaya
operasional
dan
pemeliharaan serta dermaga. b. Persyaratan Teknis : 1) Spesifikasi teknis, disesuaikan dengan kebutuhan wilayah kerja setempat, setelah mengadakan konsultasi dengan pihak yang berkompeten. 2) Bentuk, desain, material dan mesin perahu/kapal disesuaikan dengan peraturan pelayaran dan harus disesuaikan dengan kondisi daerah. 3) Bentuk, desain perahu/kapal dapat menampung fungsi yang direncanakan. 4) Kendaraan
Pusling
Perairan
harus
memenuhi
aksesibilitas/kemudahan bagi pasien. 5) Peralatan
kesehatan
direncanakan
sesuai
mengacu
dengan
pada
buku
jenis
pelayanan
Pedoman
yang
Peralatan
Puskesmas, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007.
B. Rehabilitasi Rehabilitasi fisik Pusling R-4 dan Perairan, agar mempertimbangkan persyaratan sebagai berikut : 1. Rehabilitasi fisik (perbaikan) Pusling (Roda Empat dan Perairan), dilaksanakan bagi Pusling yang kondisinya rusak sedang dan berat, sehingga dapat berfungsi kembali.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
34
2. Rehabilitasi hanya digunakan untuk kendaraan, tidak digunakan untuk mengadakan bahan habis pakai, seperti pembelian busi, ban, dan lain sebagainya.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
35
BAB IX KENDARAAN OPERASIONAL RODA DUA
Tujuan
pengadaan
kendaraan
operasional
roda
dua
adalah
untuk
meningkatkan mobilitas petugas dan bidan Puskesmas dalam memberikan pelayanan
kesehatan
kepada
masyarakat.
Pengadaan
kendaraan
operasional roda dua harus memperhatikan persyaratan berikut ini : 1. Persyaratan Umum Alokasi pengadaan, diprioritaskan bagi Puskesmas yang mempunyai wilayah kerja dengan kondisi geografi/topografi relatif sulit dan tidak dapat ditempuh oleh sarana Puskesmas Keliling Roda Empat . 2. Persyaratan Teknis a. Pengadaan sepeda motor dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku. b. Jenis dan spesifikasi teknis serta jumlah sepeda motor, disesuaikan dengan
kebutuhan
spesifik
wilayah
kerja
(termasuk
dapat
digunakan untuk memenuhi fungsi promosi kesehatan)
dan
ketersediaan dana. c. Mempertimbangkan ketersediaan layanan perawatan dan suku cadang.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
36
BAB X PERALATAN KESEHATAN
Pengadaan peralatan kesehatan (medis dan non medis) adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dasar dan diperuntukkan bagi Poskesdes/Puskesmas Pembantu/Puskesmas/Puskesmas Perawatan. Dukungan peralatan kesehatan diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan minimal pelayanan Pos Kesehatan Desa, pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), Keluarga Berencana (KB),
pelayanan
bayi dan balita, gizi,
kesehatan kerja, kesehatan lingkungan, penyakit menular, penyakit tidak menular, keperawatan dan laboratorium. Pengadaan
peralatan
kesehatan,
harus
memperhatikan
persyaratan
sebagai berikut : 1. Persyaratan Umum a. Pengadaan
peralatan
kesehatan
harus
mempertimbangkan
kebutuhan dan ketersediaan peralatan yang telah tersedia di sarana pelayanan kesehatan dasar, masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas dan jaringannya serta dapat dimanfaatkan oleh petugas kesehatan. b. Diupayakan
tersedia
dengan
mudah
penggantian
peralatan
kesehatan tersebut. c. Mutu peralatan kesehatan menjadi pertimbangan utama untuk pemilihan peralatan tersebut.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
37
2. Persyaratan Teknis a. Spesifikasi pengadaan peralatan mengacu pada standar peralatan yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan. b. Mutu peralatan kesehatan mengacu pada standar yang berlaku. c. Peralatan kesehatan dapat mengacu pada : 1)
Buku Pedoman Standar Peralatan Kesehatan Lingkungan di Daerah, Ditjen PP-PL, Tahun 2006.
2)
Buku
Kebijakan
Dasar
Pusat
Kesehatan
Masyarakat
(Puskesmas), SK Menkes No 128/Menkes/SK/II/2004. 3) Buku Acuan Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar, Ditjen Bina Kesmas, Tahun 2007 4) Buku Pedoman Peralatan, Ditjen. Bina Kesmas, Tahun 2007 5) Buku Petunjuk Teknis Pengembangan dan Penyelenggaraan Pos Kesehatan Desa, Ditjen Bina Kesmas, Tahun 2006 6) Buku Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulose, Depkes RI Edisi 2 Cet. Pertama, Tahun 2006 7) Buku Pedoman Pemeriksaan Mikroskopis Tuberkulosis, Ditjen PP & PL, Depkes RI tahun 2008 8) Buku Pedoman Nasional Pemberantasan Penyakit Kusta Ditjen PP & PL Depkes RI Cet. XVIII, Tahun 2006 9) Buku Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas Ditjen PP & PL Depkes RI. Tahun 2006, Penerbit:Unicef 10) Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut, Untuk Penanggulangan Pneumonia pada Balita Direktorat P2ML, Ditjen PP & PL Depkes RI Cet. XVIII, Tahun 2006 11) Tatalaksana Demam Berdarah Dengue di Indonesia Ditjen PP & PL Depkes RI Cet. XVIII, Tahun 2006 12) Buku Pencegahan dan Pemberantasan Deman Berdarah Dengue di Indonesia Ditjen PP & PL Depkes RI, Tahun 2005
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
38
13) Pedoman
Surveilans
Epidemiologi
Penyakit
Jantung
dan
Pembuluh Darah, Depkes RI, Tahun 2007 14) Pedoman Teknis Penemuan & Tatalaksana Penyakit Hipertensi, Depkes RI, Tahun 2006 15) Pedoman Pengendalian Diabetes Melitus & Penyakit Metabolik, Depkes RI, Tahun 2007 16) Petunjuk Teknis Penemuan & Tatalaksana Akibat Kecelakaan Lalulintas, Depkes RI, Tahun 2007 17) Pedoman Pengendalian Asma, Depkes RI, Tahun 2007 18) Pedoman Penemuan & Tatalaksana Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), Depkes RI, Tahun 2007 19) Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi (KB), Dit. Bina Kesehatan Ibu, Ditjen. Bina Kesmas Cetakan Ke 2, Tahun 2006. 20) Buku Pedoman Tata Laksana Anak Gizi Buruk, Dit. Bina Gizi Masyarakat, Ditjen Bina Kesmas, tahun 2006. 21) Buku Pedoman Pengarus Utamaan
Gender bidang Kesehatan,
Dit. Bina Kesehatan Ibu, Ditjen Bina Kesmas, cetakan ke 5, Tahun 2007. 22) Pedoman Konseling Menyusui, Dit. Bina Gizi Masyarakat, Ditjen Bina Kesmas, Tahun 2007.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
39
BAB XI SARANA DAN PRASARANA INSTALASI FARMASI KABUPATEN/KOTA
Sesuai dengan tujuan Kebijakan Obat Nasional (KONAS), penggunaan DAK Program Obat dan Perbekalan Kesehatan adalah untuk menjamin ketersediaan, pemerataan, mutu, keterjangkauan obat essensial generik dan perbekalan kesehatan rumah tangga di sarana pelayanan kesehatan dasar. Oleh karena itu dibutuhkan sarana dan prasarana Instalasi Farmasi yang memadai.
A. Pembangunan Baru Pembangunan menjamin
baru
Instalasi
ketersediaan,
Farmasi
pemerataan,
dilaksanakan mutu,
dalam
rangka
keterjangkauan
obat
essensial generik dan perbekalan kesehatan. 1.
Persyaratan Umum Pembangunan baru Instalasi Farmasi diprioritaskan pada: (Harus memenuhi satu atau lebih persyaratan di bawah ini) a)
Daerah pemekaran
b)
Perpindahan lokasi/kantor
c)
Pemerintah daerah yang belum mempunyai Instalasi Farmasi
d)
Relokasi Instalasi Farmasi yang disebabkan bencana alam, jalur hijau, perubahan rencana tata ruang/wilayah atau terjadinya masalah hukum pada lokasi fisik bangunan.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
40
2.
Persyaratan Teknis a) Luas lahan dan bangunan yang diperlukan, disesuaikan dengan kebutuhan daerah berupa volume obat dan perbekalan kesehatan yang harus disediakan. b) Denah tata ruang Rencana
tata
ruang/bangunan
sebagai
sarana
penyimpanan
kesehatan
serta
Penyimpanan
Obat
mengacu
agar obat
pada
Publik dan
memperhatikan publik buku
Perbekalan
dan
fungsi
perbekalan
Standar
Sarana
Kesehatan,
yang
diterbitkan oleh Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
Ditjen
Bina
Kefarmasian
dan
Alat
Kesehatan
Departemen Kesehatan tahun 2005. c) Pemerintah Daerah harus menyediakan peralatan mebeler, biaya operasional, Instalasi
biaya
pemeliharaan
pada
pembangunan
baru
Farmasi dari sumber anggaran lainnya.
B. Rehabilitasii/Revitalisasi INSTALASI 1.
Persyaratan Umum Rehabilitasi Instalasi Farmasi diprioritaskan pada Instalasi Farmasi yang mengalami kerusakan berat.
2.
Persyaratan Teknis a.
Luas lahan dan bangunan disesuaikan dengan kebutuhan daerah berupa volume obat dan perbekalan kesehatan yang harus disediakan.
b.
Denah tata ruang Rencana tata ruang/bangunan rehabilitasi agar memperhatikan fungsi sebagai sarana penyimpanan obat publik dan perbekalan
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
41
kesehatan
serta
mengacu
pada
buku
Standar
Sarana
Penyimpanan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, yang diterbitkan oleh Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
Ditjen
Bina
Kefarmasian
dan
Alat
Kesehatan
Departemen Kesehatan Tahun 2005
C.
Sarana Pendukung
Pengadaan dan atau penggantian sarana pendukung Instalasi Farmasi ditujukan untuk mendukung pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas. Sarana pendukung Instalasi Farmasi dapat berupa sarana penyimpanan produk biologis sistem rantai dingin/cold chain (termasuk pemeliharaan sistem rantai dingin/cold chain dalam distribusi produk biologis) dan sarana distribusi (roda empat/roda dua/perahu bermotor) 1.
Persyaratan Umum a.
Diprioritaskan pada daerah yang Instalasi Farmasinya belum memiliki sarana pendukung.
b. 2. a)
Sebagai pengganti sarana pendukung yang rusak berat Persyaratan Teknis Penggantian sarana pendukung Instalasi Farmasi yang telah habis
masa
pakainya
(absolete)
harus
dilakukan
dengan
spesifikasi teknis dan kapasitas yang sama b)
Pengadaan
atau
pertimbangan
penggantian operasional
sarana
distribusi
berdasarkan
serta
kondisi
dan
letak
geografis/topografi daerah. c)
Pengadaan
sarana
pendukung
Instalasi
Farmasi
Kab/Kota
disesuaikan dengan kebutuhan, mengacu pada buku Standar Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
42
Sarana Penyimpanan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, yang diterbitkan oleh Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
Ditjen
Bina
Kefarmasian
dan
Alat
Kesehatan
Departemen Kesehatan Tahun 2005.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
43
BAB XII PENGADAAN PERALATAN KESEHATAN INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RUMAH SAKIT
Pengadaan peralatan kesehatan Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit
dimaksudkan
untuk
mewujudkan
rumah
sakit
sebagai
Safe
Community Center yang mendukung Desa Siaga. Sebagai perwujudan dari konsep Safe Community maka dikembangkan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT). Secara umum SPGDT menyangkut penanganan penderita gawat darurat pra rumah sakit (di tengah masyarakat, Poskesdes, Puskesmas, selama dalam transport) , rumah sakit (Instalasi Gawat Darurat-High Care Unit-Intensive Care Unitkamar jenazah) dan antar rumah sakit. Pada fase rumah sakit unsur utama yang perlu dilakukan penguatan adalah Instalasi Gawat Darurat (IGD) sebagai ujung tombak pelayanan pasien di rumah sakit. Secara umum keberadaan IGD rumah sakit bertujuan untuk : 1. Mencegah kematian dan kecacatan 2. Menerima rujukan atau merujuk pasien baik secara horizontal maupun vertikal 3. Melakukan penanggulangan korban bencana massal yang terjadi di dalam dan di luar rumah sakit 4. Melakukan penanganan kasus true dan false emergency selama 24 jam.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
44
5. Mengembangkan dan menyebarluaskan pengetahuan penanggulangan penderita gawat darurat melalui pendidikan serta menyelenggarakan berbagai kursus yang berhubungan dengan basic dan advanced life support. IGD tidak hanya melayani pasien yang datang ke rumah sakit, akan tetapi juga harus melakukan pembinaan pada masyarakat untuk menyiapkan kesiapsiagaan
dini,
hal
ini
tentunya
sangat
menunjang
untuk
meningkatkan mutu sumber daya manusia dan pelayanan kesehatan dalam pengembangan desa siaga. Tujuan dari penguatan IGD rumah sakit adalah menurunkan angka kematian dan kecacatan akibat kasus gawat darurat melalui : 1. Penguatan kemampuan Instalasi Gawat Darurat rumah sakit sebagai Safe Community Center bagi Desa Siaga dalam penanggulangan penderita gawat darurat sehari-hari dan bencana 2. Pengadaan fasilitas Instalasi Gawat Darurat rumah sakit sesuai standar
1. Persyaratan Umum Pengadaan alat kesehatan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit umum milik pemerintah daerah harus memenuhi salah satu atau lebih persyaratan di bawah ini : a.
Telah dikembangkan program Desa Siaga di wilayah kerjanya
b.
IGD rumah sakit belum memenuhi standar pelayanan IGD level 2
c.
Berada di daerah rawan bencana
d.
Akan melakukan pengembangan pada jenis kegawat daruratan tertentu, misalnya : pusat trauma atau penanganan korban bencana kimia
e.
Ada
komitmen
peningkatan
pihak
RSUD
dan
pemerintah
daerah
dalam
penanggulangan penderita gawat darurat di rumah
sakit Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
45
2. Persyaratan Teknis 1. Pengadaan
alat
kesehatan
untuk
Instalasi
Gawat
Darurat
berdasarkan revisi Standar Pelayanan Gawat Darurat yang telah disusun oleh Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik bersama dengan profesi tahun 2007, dan disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan dana dengan prioritas sebagai berikut : a. Alat kesehatan yang dapat digunakan untuk mendiagnosis, menangani, memonitor dan mengevakuasi (proses rujukan) serta alat medis pendukung untuk penanggulangan penderita gawat darurat : i. Trauma (Bedah) ii. Non Trauma 1) Kegawatdaruratan jantung 2) Kegawatdaruratan penyakit dalam 3) Kegawatdaruratan kebidanan 4) Kegawatdaruratan anak dan neonatus 5) Kegawatdaruratan neurologi, psikiatri, dll b. Penyediaan alat lebih diutamakan pada alat medis yang sifatnya mobile. 2. Jenis peralatan medis yang harus disediakan adalah sebagai berikut a. Diagnosis Umum : 1.
Kit pemeriksaan sederhana
:
1 set
2.
Examination lamp
:
1 unit
Khusus : 3.
EKG 12 channel
:
1 unit
4.
Mobile X-ray
:
1 unit
5.
Doppler
:
1 unit
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
46
6.
Glukometer with stick
:
1 unit
b. Tindakan Airway : 7.
Emergency resuscitation kit
:
1 set
8.
Suction pump
:
1 set
9.
Neck collar
:
1 unit
10. Oksigen consentrator
:
1 unit
11. Nebulizer
:
1 unit
12. Ventilator transport
:
1 unit
13. Minor surgery set
:
2 unit
14. Siringe pump
:
1 unit
15. Infusion pump
:
1 unit
16. Pulse oxymeter
:
1 unit
17. Vital sign monitor
:
1 unit
:
1 unit
19. Infant warmer
:
1 unit
20. Inkubator
:
1 unit
21. Meja ginekologi
:
1 unit
22. Partus set
:
1 unit
23. Vacuum set
:
1 set
24. Kuret set
:
1 set
25. Sectio caesarian set
:
1 set
:
1 unit
Breathing :
Circulation :
c. Monitor
d. Gawat Darurat Khusus Jantung : 18. Defibrilator Anak – Neonatus :
Kebidanan :
Bedah : 26. Electro surgical cauter Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
47
27. Meja operasi
:
1 unit
28. Lampu operasi mobile
:
1 unit
29. Mesin anestesia
:
1 set
30. Major surgery set
:
1 set
31. THT set
:
1 set
32. Head lamp
:
1 unit
33. Emergency strecher
:
1 unit
34. Sterilisator kering
:
1 unit
35. Automatic film processor
:
1 unit
Tindakan khusus lainnya :
e. Peralatan Medis Pendukung
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
48
BAB XIII PENINGKATAN SARANA PRASARANA DAN PENGADAAN PERALATAN KESEHATAN UNTUK RUMAH SAKIT SIAP PONEK
Saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Neonatal (AKN) di Indonesia tertinggi di antara negara-negara ASEAN dengan penurunan sangat lambat. Seperti kita ketahui AKI sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan AKN 20 per 100.000 kelahiran hidup (hasil survey 2002 – 2003). Hal tersebut berarti
setiap jam ada 2 ibu yang
meninggal dan setiap jam ada 10 kematian neonatal. Kematian bayi 35 per 1000 kelahiran hidup (SDKI tahun 2002 – 2003) yang artinya setiap jam ada 18 kematian bayi. Keadaan tersebut diakibatkan oleh penyebab utama kematian yang sebenarnya dapat dicegah melalui pendekatan deteksi dini dan penatalaksanaan yang tepat untuk ibu dan bayi. Di samping itu konferensi tingkat tinggi PBB pada tahun 2000 menetapkan bahwa 2 dari 8 tujuan pembangunan millennium (Millennium Development Goals) pada tahun 2015 sangat terkait dengan kesehatan ibu, bayi dan anak yaitu: •
Mengurangi angka kematian bayi dan balita sebesar dua per tiga dari AKB pada tahun 1990 menjadi 23 dari 32/1000 kelahiran hidup pada tahun 2015.
•
Mengurangi angka kematian ibu sebesar tiga per empat dari AKI pada tahun 1990 menjadi 102/100000 kelahiran hidup pada tahun 2015.
Rencana
Strategis
Departemen
Kesehatan
tahun
2005-2009
telah
menetapkan target penurunan AKI dari 307 menjadi 226/ 100.000
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
49
kelahiran hidup dan AKB dari 35 menjadi 26/ 1000 kelahiran hidup pada tahun 2009. Dalam mencapai target tersebut perlu dilakukan upaya terobosan yang efisien yaitu melalui program Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di rumah sakit (RS). Di Indonesia penyebab kematian ibu adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia, persalinan macet serta komplikasi abortus. Penyebab kematian utama adalah perdarahan yang sebagian besar disebabkan oleh retensi plasenta. Hal ini menunjukkan adanya manajemen persalinan kala III yang kurang adekuat. Sedangkan kematian ibu akibat infeksi merupakan indikator kurang baiknya upaya pencegahan dan manajemen infeksi. Program menurunkan angka kematian ibu dan bayi (maternal neonatal) dan meningkatkan pelayanan ibu dan bayi yang mempunyai masalah komplikasi persalinan dan kelahiran kurang bulan sangat diperlukan. Sehubungan dengan hal tersebut perlu diperoleh dukungan faktor ketrampilan tenaga kesehatan khusus PONEK serta pelayanan kesehatan ibu dan bayi yang berkualitas di RS.
Mengingat kematian bayi mempunyai hubungan erat dengan mutu penanganan ibu, maka proses persalinan dan perawatan bayi harus dilakukan dalam sistem terpadu di tingkat nasional dan regional. Pelayanan perinatal regional merupakan upaya penyediaan pelayanan bagi ibu dan bayi baru lahir secara terpadu dalam bentuk kegiatan Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergency Komprehensif/ PONEK di rumah sakit dan Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergency Dasar/PONED di tingkat Puskesmas. Program PONEK 24 jam di RS kabupaten/kota merupakan program yang sangat berperan dalam mengurangi angka kematian ibu dan bayi baru
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
50
lahir.
Untuk
mencapai
kompetensi
dalam
bidang
tertentu
tenaga
kesehatan memerlukan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan perubahan perilaku Tim PONEK dalam pelayanan kepada pasien. Sedangkan untuk mendukung pelayanan diperlukan peningkatan sarana, prasarana dan peralatan di RS PONEK. Untuk memperoleh pelayanan kesehatan ibu dan bayi (maternal neonatal) yang berkualitas diperlukan ketersediaan tenaga terampil Tim PONEK dalam
penatalaksanaan
kesehatan
maternal
neonatal
dan
sarana
prasarana serta peralatan PONEK sesuai standar di rumah sakit. Rumah sakit yang mendapatkan paket peningkatan sarana prasarana dan pengadaan peralatan kesehatan untuk rumah sakit siap PONEK dapat memilih paket peningkatan sarana prasarana saja atau pengadaan peralatan kesehatan saja, disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing rumah sakit dan ketersediaan dana yang ada.
A.
Peningkatan Sarana dan Prasarana
1.
Persyaratan Umum Rumah Sakit Siap PONEK adalah rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan kedaruratan maternal dan neonatal secara komprehensif dan terintegrasi selama 24 jam. Kriteria umum Rumah Sakit Siap PONEK meliputi : a.
Minimal rumah sakit kelas C yang menjadi pusat rujukan regional di wilayah kerjanya.
b.
Adanya dukungan pemerintah daerah dan direktur rumah sakit mempersiapkan Tim PONEK di rumah sakit (terdiri dari 1 dokter Sp.OG, 1 dokter Sp.A, 1 dokter, 2 bidan dan 1 perawat) dan biaya operasional untuk kesinambungan program.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
51
2.
Persyaratan Teknis a.
Rumah sakit telah memiliki minimal 1 dokter Sp.OG dan 1 dokter Sp.A
b.
Tersedia UTDRS atau BDRS atau UTD PMI
c.
Tersedia
ruang
maternal
(kamar
bersalin)
yang
mampu
menyiapkan operasi dalam waktu kurang dari 30 menit d.
Tersedia kamar operasi
yang siap (siaga 24 jam) dalam
melakukan operasi bila ada kasus emergensi obstetrik e.
Tersedia ruang neonatal untuk perawatan intensif
Luas lahan dan bangunan untuk peningkatan sarana dan prasarana: a. Ruangan Maternal 1
Tiga Kamar Bersalin (untuk satu tempat tidur @16 m2)
=
48 m2
2
Dua buah kamar mandi (@ 6 m2)
=
12 m2
3
Kamar periksa (3 m x 4 m)
=
12 m2
4
Ruang Perawatan (4 TT @ 8 m2)
=
32 m2
5
Ruang Isolasi untuk kasus Infeksi (2 TT @ 8 m2)
=
16 m2
6
Ruang Perawatan Intensif/Eklampsia/Sepsis (2 TT @ 8 m2) =
16 m2
7
Ruang Tindakan operasi kecil/darurat/one day care (2 TT @ 12 m2) =
24 m2
8
Nurse Station (4 m x 4 m)
=
16 m2
9
Ruang Jaga Dokter (3 m x 5 m)
=
15 m2
10 Ruang Jaga Bidan (2 TT @ 6 m2)
=
12 m2
11 Dua toilet/kamar mandi staf (@ 2 x 2.25 m2)
=
9 m2
12 Ruang Obat (Depo Farmasi Ruangan)
=
6 m2
13 Gudang Peralatan (2 m x 1 m)
=
2 m2
14 Ruang Kotor (tempat cuci peralatan) (4 m x 2 m)
=
8 m2
15 Pantry (2 m x 2 m)
=
4 m2
Total =
232 m2
b. Ruang Neonatal 1
Unit Perawatan Khusus
=
20 m2
2
Ruang Laktasi
=
6 m2
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
52
3
Ruang Pencucian Incubator
=
6 m2
4
Nurse Station (4 m x 4 m)
=
16 m2
5
Ruang Jaga Bidan (2 TT @ 6 m2)
=
12 m2
6
Dua toilet/kamar mandi staf (@ 2 x 2.25 m2)
=
9 m2
7
Ruang Obat (Depo Farmasi Ruangan)
=
6 m2
8
Gudang Peralatan (2 m x1 m)
=
2 m2
9
Ruang Kotor (tempat cuci peralatan) (4 m x 2 m)
=
8 m2
=
9 m2
Total =
94 m2
Total (a) + (b) =
326 m2
10 Ruang Linen bersih
Bila luas lahan tidak memungkinkan, maka renovasi/pembangunan disesuaikan dengan kondisi setempat dan tetap memperhatikan kebutuhan minimal pelayanan.
Denah dan Tata ruang Rancangan denah dan tata ruang maternal dan neonatal harus memenuhi beberapa persyaratan teknis sesuai dengan Pedoman Penyelenggaraan
Pelayanan
Obstetri
Neonatal
Emergensi
Komprehensif (PONEK) 24 Jam di Rumah Sakit yang dikeluarkan oleh Direktorat
Jenderal Bina Pelayanan Medik,
Departemen
Kesehatan RI Tahun 2007. Bila daerah mempunyai keterbatasan untuk mengikuti pedoman tersebut di atas, maka daerah dapat mengikuti acuan di bawah ini. 1) Ruang Maternal a. Kamar bersalin •
Lokasi berdekatan dengan kamar operasi dan IGD
•
Luas minimal 6 m2 per orang
•
Paling kecil, ruangan berukuran 12 m2
•
Harus ada tempat untuk isolasi ibu di tempat terpisah
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
53
•
Tiap ibu bersalin harus punya privasi agar keluarga dapat hadir
•
Ruangan bersalin tidak boleh merupakan tempat lalu lalang orang
•
Bila kamar operasi juga ada dalam lokasi yang sama, upayakan tidak melintas pada ruang bersalin
•
Minimal 2 kamar bersalin terdapat pada setiap rumah sakit umum
•
Kamar
bersalin
terletak
sangat
dekat
dengan
kamar
neonatal, untuk memudahkan transportasi bayi dengan komplikasi ke ruang rawat •
Idealnya
sebuah
ruang
bersalin
merupakan
unit
terintegrasi: kala 1, kala 2 dan kala 3 yang berarti setiap pasien diperlakukan utuh sampai kala 4 bagi ibu bersama bayinya secara privasi. Bila tidak memungkinkan, maka diperlukan dua kamar kala 1 dan sebuah kamar kala 2. •
Kamar bersalin harus dekat dengan ruang jaga perawat (nurse
station)
agar
memudahkan
pengawasan
ketat
setelah pasien partus sebelum dibawa ke ruang rawat (post partum). Selanjutnya bila diperlukan operasi, pasien akan dibawa ke kamar operasi yang berdekatan dengan kamar bersalin. •
Harus ada kamar mandi/toilet yang berhubungan dengan kamar bersalin
•
Ruang postpartum harus cukup luas, standar 8 m2 per tempat tidur (bed)
•
Ruang tersebut terpisah dari fasilitas : toilet, kloset, lemari
•
Pada ruang dengan banyak tempat tidur, jarak antar tempat tidur minimal 1 meter
•
Jumlah tempat tidur per ruangan maksimum 4 buah
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
54
•
Tiap ruangan harus mempunyai jendela sehingga cahaya dan udara cukup
•
Harus ada fasilitas untuk cuci tangan pada tiap ruangan
•
Tiap pasien harus punya akses ke kamar mandi privasi (tanpa ke koridor)
•
Kamar periksa/diagnostik harus mempunyai luas sekurangkurangnya 11 m2 dan berisi : tempat tidur pasien/obsgin, kursi pemeriksa, lampu sorot, troli alat, lemari obat kecil, USG mobile dan troli emergensi
•
Ada ruang perawat (nurse station)
•
Ruang isolasi bagi kasus infeksi perlu disediakan seperti pada kamar bersalin
•
Ruang tindakan operasi/kecil darurat/one day care : untuk kuret, penjahitan dan sebagainya
•
Ruang tunggu bagi keluarga pasien
b. Unit Perawatan Intensif/Eklampsia/Sepsis •
Unit ini harus berada di samping ruang bersalin, atau setidaknya jauh dari area yang sering dilalui
•
Paling kecil, ruangan berukuran 18 m2
•
Di ruang dengan beberapa tempat tidur, sedikitnya ada jarak antara ranjang satu dengan ranjang lainnya
•
Ruangan harus dilengkapi paling sedikit enam steker listrik yang dipasang dengan tepat untuk peralatan listrik
2) Ruangan Neonatal a. Unit Perawatan Intensif •
Unit ini harus berada di samping ruang bersalin atau setidaknya jauh dari area yang sering dilalui
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
55
•
Minimal ruangan berukuran 18 m2
•
Di ruangan dengan beberapa tempat tidur sedikitnya ada jarak antar ranjang
•
Harus ada tempat untuk isolasi bayi di area terpisah
•
Ruang harus dilengkapi paling sedikit 6 steker yang dipasang dengan tepat untuk peralatan listrik
b. Unit Perawatan Khusus •
Unit ini harus berada di samping ruang bersalin atau setidaknya jauh dari area yang sering dilalui
•
Minimal ruangan berukuran 12 m2
•
Harus ada tempat untuk isolasi bayi di tempat terpisah
•
Paling sedikit harus ada jarak antara inkubator dengan tempat tidur bayi
c. Area laktasi Minimal ruangan berukuran 6 m2 d. Area pencucian inkubator Minimal ruangan berukuran 6-8 m2 Dalam rangka penyelenggaraan PONEK, perlu mempertimbangkan kebutuhan bagi laki-laki dan perempuan, antara lain : •
Adanya pemisahan visual antara ruang bersalin satu dengan yang lainnya
•
Sarana,
prasarana
dan
peralatan
yang
ada
harus
mempertimbangkan ergonomis dan kemudahan aksesibilitas bagi ibu hamil
B. Pengadaan Peralatan (terlampir) 1. Peralatan Neonatal 2. Peralatan Maternal
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
56
BAB XIV UNIT TRANSFUSI DARAH RUMAH SAKIT
Unit Transfusi Darah Rumah Sakit (UTDRS) adalah salah satu instalasi di RS yang mempunyai peran sebagai penyedia darah transfusi yang aman (lulus skreening Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah/IMLTD) dengan tugas antara lain melakukan rekruitmen donor sukarela, melakukan seleksi donor, melakukan penyadapan darah donor, melakukan screening terhadap penyakit IMLTD, melakukan penyimpanan darah sebagai stock, melakukan pemeriksaan golongan darah, crossmatch, mengirim darah transfusi
yang
telah
aman
ke
bagian
lain
/
ruangan
lain
yang
membutuhkan, memantau reaksi transfusi yang terjadi serta melakukan pencatatan dan pelaporan.
A. Pembangunan Baru Pembangunan baru UTDRS dilaksanakan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan darah di rumah sakit khususnya dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit pada umumnya. 1. Persyaratan Umum Pembangunan fasilitas UTDRS mengacu pada persyaratan umum sebagai berikut : a. Tidak terdapat UTD yang dapat memasok kebutuhan darah aman di rumah sakit yang bersangkutan b. Terdapat rumah sakit pemerintah pada wilayah setempat c. Tidak boleh dijadikan sumber PAD, atau profit center di RS karena Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
57
pelayanan darah harus bersifat nirlaba d. Dinas Kesehatan setempat mempunyai sistem pengawasan dan pembinaan pelayanan transfusi darah e. Biaya
operasional
dan
pemeliharaan
UTD
diusulkan
oleh
RS
setempat melalui APBD atau sumber lainnya f. Lokasi berada di tempat yang strategis bagi ruang-ruang perawatan dan ruang emergensi serta ruang operasi g. Dalam melaksanakan perannya UTDRS harus berkoordinasi dengan Dinas
Kesehatan
setempat
dalam
jejaring
pelayanan
darah
kabupaten/kota serta merupakan bagian dari jejaring pelayanan darah propinsinya 2. Persyaratan Teknis a. Luas lahan dan bangunan Luas lahan dan bangunan dari UTDRS didasarkan pada jenis pelayanan dan kegiatan yang dilaksanakan. Adapun luasan itu adalah : m2
1)
Ruang pimpinan
luas : 9
2)
Ruang tunggu donor sukarela
luas : 7.5 m2
3)
Ruang administrasi dan loket
luas : 9
4)
Ruang pemeriksaan/seleksi donor
luas : 7.5 m2
5)
Ruang AFTAP
luas : 10 m2
6)
Ruang pemulihan
luas : 6
7)
Ruang laboratorium & R.cuci
luas : 16 m2
8)
Ruang penyimpanan darah
luas : 6
m2
9)
Kamar mandi / WC (2 buah)
luas : 6
m2
m2
m2
10) Ruang jaga
luas : 7.5 m2
11) Ruang genset/gudang
luas : 7.5 m2
12) Lorong/sirkulasi ruangan
luas : 8 TOTAL
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
m2
100 m2 58
Bila luas lahan tidak memungkinkan, maka pembangunan disesuaikan dengan kondisi setempat dengan tetap memperhatikan kebutuhan minimal pelayanan. Dalam rangka penyelenggaraan UTDRS, perlu mempertimbangkan kebutuhan bagi laki-laki dan perempuan, antara lain adanya pemisahan visual antara ruang penyadapan darah satu dengan yang lainnya. b. Denah dan tata ruang Rancangan
denah
dan
tata
ruang
pada
UTDRS
harus
mempertimbangkan aksesibilitas dan kemudahan dari kegiatan yang dilaksanakan. Adapun denah dan tata ruang UTDRS harus memenuhi beberapa persyaratan teknis dari pelayanan kesehatan yang ada, di antaranya : 1) Bangunan berada dalam lingkungan/bangunan RS 2) Bangunan minimal memiliki beberapa ruangan antara lain : •
Ruang administrasi
•
Ruang penyadapan darah
•
Ruang laboratorium
•
Ruang penyimpanan darah dan reagen
•
ruang cuci
•
WC
3) Bangunan memiliki sistem supply air yang cukup 4) Bangunan memiliki sistem limbah sesuai standar/dapat bergabung dengan limbah RS
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
59
B. Rehabilitasi UTDRS
Rehabilitasi UTDRS ditujukan pada rumah sakit yang memiliki UTD yang telah berfungsi, khususnya untuk meningkatkan kualitas pelayanan darah dan pelayanan secara keseluruhan di rumah sakit.
1. Persyaratan Umum Peningkatan kualitas UTDRS yang telah ada mengacu pada persyaratan umum sebagai berikut : •
kondisi fisik (rusak ringan, sedang, berat)
2. Persyaratan Teknis a.
Luas lahan dan bangunan Luas
lahan
dan
bangunan dari
UTDRS
mengacu
pada
UTDRS
harus
pembangunan baru UTDRS. b.
Denah dan tata ruang Rancangan
denah
dan
tata
ruang
pada
mempertimbangkan aksesibilitas dan kemudahan dari kegiatan yang dilaksanakan. Denah dan tata ruang UTDRS mengacu pada pembangunan baru UTDRS.
C. Pemenuhan Kebutuhan Peralatan UTDRS Agar UTDRS dapat berfungsi dengan optimal, maka perlu didukung dengan peralatan UTDRS yang berkualitas dan memenuhi standar. 1. Persyaratan Umum Pemenuhan kebutuhan peralatan UTDRS mengacu pada persyaratan umum sebagai berikut : Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
60
a. Pembangunan baru dan renovasi UTDRS melalui DAK 2009 b. UTDRS yang didirikan melalui DAK 2008 dan belum mendapat alokasi peralatan melalui APBN 2008 c. Biaya
operasional
dan
pemeliharaan
UTD
diusulkan
oleh
RS
setempat melalui APBD atau sumber lainnya 2. Persyaratan Teknis Peralatan dan bahan habis pakai untuk UTDRS adalah sebagai berikut : a. Peralatan seleksi donor dan IMLTD
Hemoscale
:
1 unit
Hemoglobinometer
:
1 unit
Hand sealer
:
2 unit
Tempat tidur donor
:
2 unit
Stetoskop dewasa
:
2 unit
Spygmomanometer air raksa
:
2 unit
Timbangan badan
:
2 unit
b. Peralatan penunjang laboratorium
Plasma extractor
:
1 unit
Dry incubator
:
1 unit
Serological centrifuge
:
1 unit
Serological rotator
:
1 unit
Adjustable M/C Micropipete - Ukuran 5 – 50 µl
:
1 unit
- Ukuran 50 – 200 µl
:
1 unit
Mikroskop binokuler elektrik
:
1 unit
Peralatan pemeriksaaan uji saring metode gel test / microplate
:
1 unit
Peralatan laboratorium lain
:
2 paket
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
61
(Paket terdiri dari : Pasteur pipet plastic, labu semprot, rak tabung, tabung ukuran 12 x 75 mm, tabung ukuran 5 mm, hematokrit tube, beker glass, sarung tangan, lab jas, blood grouping plate, baskom cuci, gunting stainless steel, klem lab, gelas melamin, object glass, micro pipet yellow type) c. Distribusi cool box •
untuk mobile unit (25-50 ktg)
:
2 unit
•
untuk ruangan (2-5 ktg)
:
2 unit
d. Penyimpan reagen dan darah •
Blood bank refrigerator
:
1 unit
•
Medical refrigerator
:
1 unit
e. Bahan Habis Pakai 1.
2.
Kantong darah - Single bag 250 ml/350ml
: sesuai kebutuhan
- Transfer bag
: sesuai kebutuhan
Reagen
Anti-HCV
:
1 paket
HbsAg
:
1 paket
Golongan darah ABO, Rhesus dan albumin 22% dan coombs serum
:
1 paket
Sifilis
:
1 paket
Reagen untuk pemeriksaan uji saring metode gel test/microplate
:
1 paket
HIV/AIDS
:
1 paket
Larutan CuSO4 dengan BJ 1,053
:
1 paket
uji silang metode 3 fase dengan bovine
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
62
NaCl 0,9 %
:
1 paket
Cairan desinfectant
:
1 paket
Aquabidest
:
1 paket
:
1 paket
f. Peralatan kantor
(Paket terdiri dari : meja kantor, meja komputer, komputer, printer, white board, kursi kantor) mempergunakan APBD,
kecuali
untuk pembangunan baru UTDRS. Mengingat pelayanan darah mempunyai resiko cukup tinggi, maka peralatan UTDRS harus memiliki kualitas tinggi dengan jaminan purna jual minimal 3 tahun.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
63
BAB XV BANK DARAH RUMAH SAKIT Sejalan dengan kebijakan Depkes dalam peningkatan kualitas dan akses pelayanan
darah
seperti
yang
tertuang
dalam
Peraturan
Menteri
Kesehatan No. 423 Tahun 2007 yaitu seluruh rumah sakit memiliki Bank Darah Rumah Sakit (BDRS), maka perlu dibangun BDRS di setiap RS Provinsi/Kabupaten/Kota
sebagai
pendukung
pelaksanaan
pelayanan
transfusi darah dengan sistem distribusi tertutup. BDRS adalah unit kerja di rumah sakit yang melaksanakan manajemen pelayanan transfusi darah di rumah sakit. Fungsi BDRS adalah sebagai pelaksana dan penanggung jawab pemenuhan kebutuhan darah di rumah sakit sebagai bagian dari pelayanan rumah sakit secara keseluruhan bekerjasama dengan UTD setempat sebagai pemasok darah yang aman.
Pembangunan Baru 1. Persyaratan Umum Pembangunan
fasilitas
BDRS
mengacu
pada
persyaratan
umum
sebagai berikut : a.
Terdapat UTD PMI yang dapat memasok kebutuhan darah aman di kabupaten/kota setempat.
b.
Terdapat Rumah Sakit Pemerintah di wilayah setempat
c.
Dinas Kesehatan setempat mempunyai sistem pengawasan dan pembinaan pelayanan transfusi darah
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
64
d.
Ada komitmen daerah untuk membantu operasionalisasi dan pemeliharaan BDRS melalui APBD.
2. Persyaratan teknis a. Luas ruang Luas ruang BDRS didasarkan pada jenis ruang kegiatan yang dilaksanakan. Adapun luasan itu adalah : 1) Ruang administrasi dan loket penerimaan Luas : 5 m2
sampel darah 2) Ruang laboratorium
Luas : 9 m2
3) Ruang penyimpanan darah
Luas : 6 m2
4) Ruang kepala BDRS dan ruang rapat
Luas : 6 m2
5) Ruang jaga petugas
Luas : 5 m2
6) Ruang gudang
Luas : 3 m2
7) Ruang kamar mandi
Luas : 3 m2
8) Lorong
Luas : 3 m2 40 m2
TOTAL Bila
luas
lahan
tidak
memungkinkan,
maka
pembangunan
disesuaikan dengan kondisi setempat dengan tetap memperhatikan kebutuhan minimal pelayanan. b. Denah dan tata ruang Rancangan
denah
dan
tata
ruang
pada
BDRS
harus
mempertimbangkan aksesibilitas dan kemudahan dari kegiatan yang dilaksanakan. Adapun denah dan tata ruang BDRS harus memenuhi beberapa persyaratan teknis dan pelayanan kesehatan yang ada, di antaranya : 1) Bangunan berada di dalam lingkungan/bangunan RS
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
65
2) Lokasi berada di tempat yang strategis dan mudah dijangkau dari ruang-ruang perawatan dan ruang emergensi serta ruang operasi 3) Luas minimal 40 m2 dengan cahaya dan ventilasi yang cukup serta ber-AC termasuk ruang administrasi secara terpisah 4) Fasilitas air mengalir dan listrik yang memadai, genset atau UPS yang mampu mem-back up refrigerator agar stabilitas suhu tetap terjaga 5) Tersedia
2 bak cuci yang terdiri dari bak cuci tangan dan bak
cuci alat 6) Lantai ruangan ada tanpa sambungan (vinyl), sudut lantai melengkung c.
Peralatan dan Bahan Habis Pakai Peralatan minimal BDRS adalah sebagai berikut : 1)
Blood bank refrigerator
:
1 unit
2)
Serological centrifuge
:
2 unit
3)
Serological rotator
:
1 unit
4)
Dry incubator
:
1 unit
5)
Microskop binoculer
:
1 unit
6)
Plasma extractor
:
1 unit
7)
Set peralatan uji silang serasi dengan metode gel /microplate
:
1 unit
Peralatan laboratorium lainnya
:
1 paket
8)
(Paket terdiri dari : pasteur pipet plastic, set alat pemeriksaan uji silang serasi dengan metode gel test, labu semprot, rak tabung, tabung ukuran 12 x 75 mm, tabung ukuran 5 ml, hematokrit tube, beker glass, blood grouping plate, baskom cuci,
gelas
melamin,
gunting
stainless
steel,
klem
lab,
korentang, sarung tangan, jas laboratorium dan kacamata pelindung, object glass, timer, micro pipete yellow type) Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
66
9)
Cool box kapasitas 3 – 5 kantong darah
:
3 unit
10) Bahan habis pakai
Coombs control cell
:
1 vial
NaCl 0,9% (@500ml)
:
25 vial
Reagen golongan darah ABO, Rhesus dan uji silang metode 3 fase dengan bovine albumin 22% dan coomb serum : 10 vial (@10cc)
Reagen untuk pemeriksaan uji saring metode gel test / microplate
: 1 paket
Cairan desinfectant
: 1 paket
11) Perlengkapan administrasi
Meja tulis dan kursi
Mesin ketik
Komputer dan printer
Lemari arsip
Telepon dan Faksimili
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
67
BAB XVI FASILITAS TEMPAT TIDUR KELAS III RUMAH SAKIT
Rumah sakit yang mendapatkan paket peningkatan fasilitas tempat tidur kelas III adalah rumah sakit milik pemerintah daerah propinsi maupun milik pemerintah daerah kabupaten/kota yang melaksanakan program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dengan BOR rata-rata kelas III rumah sakit ≥ 85 % dan kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun. Di samping itu, rumah sakit tersebut belum mendapat alokasi untuk peningkatan fasilitas tempat tidur kelas III melalui DAK TA 2008. Peningkatan Fasilitas Tempat Tidur Kelas III RS 1. Persyaratan Umum Masih tersedianya lahan untuk peningkatan fasilitas ini. 2. Persyaratan Teknis a.
Luas Lahan dan Tata Ruang Bangunan Pembangunan
ruang
rawat
inap
kelas
III
RS
harus
memperhatikan fungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan serta alur pelayanan untuk kelancaran dalam pelayanan pasien. Oleh karena itu setiap pembangunan ruang rawat inap kelas III yang baik, berisi 8 (delapan) set tempat tidur yang dilengkapi fasilitas penunjang antara lain : selasar, 2 (dua) buah kamar mandi, 2 (dua) buah wastafel serta 2 (dua) buah ceiling fan. Bila direncanakan membangun lebih dari 4 (empat) ruang rawat inap kelas III, pada setiap pembangunan 4 (empat) ruang Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
68
rawat inap ( dengan jumlah tempat tidur 32 buah ) atau kelipatannya, maka perlu dibangun 1 (satu) ruang perawat (Nurse
Station)
yang
dilengkapi
dengan
ruang-ruang
pendukungnya. Adapun contoh ukuran luas
ruangan bangunan
tersebut di
atas adalah sebagai berikut : 1)
Ruang Rawat Inap Kelas III • • •
Ruang rawat inap kelas III 2 buah kamar mandi @ Selasar
8 x 9 m2 = 2 x 3 m2 = 8 x 2.5 m2 =
Total luas bangunan yang dibutuhkan 2)
72 m2 12 m2 20 m2
= 104 m2
Ruang Perawat (Nurse Station) • • •
1 Ruang kerja perawat 1 Ruang istirahat petugas 1 Kamar mandi petugas
= 3 x 3 m2 3 x 3 m2 = 2 2 x 1.5 m =
Total luas bangunan yang dibutuhkan
=
9 m2 9 m2 3 m2 21 m2
Apabila luas lahan yang dimiliki rumah sakit terbatas, maka pembangunan disesuaikan dengan kondisi setempat dan tetap memperhatikan
acuan
ketentuan
pembangunan
ruang
pelayanan kesehatan. b.
Spesifikasi Teknis Bangunan 1)
Ruang Rawat Inap Kelas III
•
Lantai terbuat dari keramik kualitas satu (KW–1)
•
Dinding tembok ½ bata berplester dan dicat
•
Atap dari genting dengan plafon
•
Ruang rawat inap dilengkapi dengan 2 buah wastafel dari keramik serta 2 buah kran dan saluran pembuangan
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
69
•
Kamar mandi berlantai keramik kasar (tidak licin) dilengkapi 1 bak mandi, 1 closet duduk dan 1 gantungan infus
2) Ruang Perawat (Nurse Station) •
Lantai terbuat dari keramik kualitas satu (KW–1)
•
Dinding tembok ½ bata berplester dan dicat
•
Atap dari genting dengan plafon
•
Ruang kerja perawat dilengkapi dengan 1 buah wastafel dari keramik serta 1 buah keran dan saluran pembuangan
•
Kamar mandi berlantai keramik kasar (tidak licin) dilengkapi 1 bak mandi dan 1 closet duduk
c.
Peralatan kesehatan Peralatan kesehatan yang ada pada setiap ruang rawat inap kelas III RS
berisi 8 set tempat tidur, di mana
setiap set
tempat tidur terdiri dari : 1) 1 buah tempat tidur dengan kelengkapannya (matras, bantal dan guling) 2) 1 buah nakas 3) 1 buah tiang infus Adapun persyaratan teknis peralatan kesehatan tersebut harus memenuhi seluruh kriteria di bawah ini : 1) Berkualitas 2) Kebutuhan dan pemanfaatannya sesuai dengan situasi dan kondisi setempat 3) Keamanan 4) Kenyamanan 5) Kemudahan dalam pengoperasionalan/pemakaian Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
70
6) Kemudahan dalam pemeliharaan 7) Kemudahan dalam perbaikan
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
71
BAB XVII PERALATAN NON KESEHATAN TERBATAS
Pengadaan peralatan non kesehatan terbatas adalah untuk meningkatkan mutu
pelayanan
kesehatan
dasar
dan
diperuntukkan
bagi
Poskesdes/Pustu/Puskesmas/Puskesmas Perawatan dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Dukungan peralatan kesehatan diperuntukkan bagi A. Sistem Informasi Kesehatan Dalam upaya mewujudkan Sistem Informasi Kesehatan yang evidence based di Indonesia, dikembangkan Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Pengadaan peralatan sistem informasi kesehatan melalui DAK bertujuan untuk memacu Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten/Kota khususnya di Puskesmas sehingga mampu menyediakan data/informasi yang cepat, akurat, dan mutakhir. Dengan adanya peralatan sistem informasi kesehatan di Puskesmas diharapkan akan mempercepat pelayanan kesehatan atau manajemen pasien di Puskesmas, serta mendukung administrasi Puskesmas. Dengan dukungan ini diharapkan data/informasi yang disampaikan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota adalah
data
yang
lengkap,
akurat
dan
mutakhir.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
72
Pengadaan peralatan Sistem informasi Kesehatan di Puskesmas dapat dilakukan secara bertahap yaitu tahap I dan tahap II. Berikut ini adalah penjelasan untuk masing-masing tahap: 1. Pengadaan peralatan SIK Puskesmas tahap I Tahap I ditujukan untuk mendukung administrasi pelayanan Puskesmas, khususnya dibidang pengelolaan data. Kriteria Puskesmas untuk tahap I : a. Di Puskesmas tersedia aliran listrik untuk menghidupkan personal komputer b. Di
Puskesmas
tersedia
tenaga
atau
operator
yang
akan
mengoperasikan komputer c. Di Puskesmas tersedia biaya pemeliharaan komputer serta biaya operasionalnya (kertas, tinta printer, honor petugas, listrik) d. Merencanakan pengembangan Sistem Informasi Kesehatan tahapan selanjutnya.
Urutan kegiatan tahap I (satu) : a. Pengadaan komputer beserta printer b. Pengadaan software pengolah data, pengolah kata dan penyajian (misalnya microsoft excell, microsoft word dan microsoft power point) c. Kursus atau pengenalan komputer untuk tenaga pengelola komputer agar mampu menggunakan paket software tersebut diatas. d. Data entri laporan
sesuai formulir yang telah ditetapkan dengan
menggunakan excel. e. Mengolah data yang telah di entri dalam bentuk tabel, grafik, peta dan narasi yang disajikan secara bulanan, triwulan, tahunan. f. Mengirim laporan ke Dinas Kesehatan Kesehatan Kabupaten/Kota dengan disket, flashdisk. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
73
Pengadaan komputer, printer dan software dapat dibiayai dengan DAK Tahun 2009, sedangkan untuk kegiatan lainnya dialokasikan dari sumber anggaran lain. Spesifikasi peralatan tahap I (satu) : Komputer sebanyak 1 (satu) buah •
Corporate Desktop PC
•
Intel Pentium Dual-Core Processor
•
Minimum 512 MB Memory DDR-2 SDRAM
•
Mimimum 80 harddrive, 7200 RPM
•
Integrated 10/100/1000 LAN
•
Windows XP Professional, Vista atau Linux
•
LCD Monitor 15 inch
•
CPU dan Monitor satu merk
•
Printer Deksjet/Inkjet
2. Pengadaan peralatan SIK Puskesmas tahap II Tahap II ditujukan untuk mendukung pelayanan pasien secara langsung, sehingga pelayanan menjadi lebih cepat dan akurat. Kriteria Puskesmas tahap II : a. Adanya komitmen Kepala Puskesmas untuk mengembangkan jaringan komputer di Puskesmas dalam mendukung pelayanan pasien. b. Di Puskesmas tersedia aliran listrik yang hidup terus menerus pada jam kantor (tidak sering putus), untuk menghidupkan jaringan komputer c. Di Puskesmas tersedia tenaga atau operator
terlatih yang akan
mengoperasikan jaringan komputer d. Di Puskesmas tersedia biaya pemeliharaan jaringan komputer serta biaya operasionalnya (kertas, tinta printer, honor petugas, listrik)
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
74
Urutan kegiatan untuk tahap II : a. Pengadaan peralatan jaringan komputer yang terdiri: 1)
1 (satu) buah komputer server ditempatkan di Tata Usaha
2)
5 (lima) buah komputer workstation beserta printer yang dipasang untuk: loket pendaftaran, poli umum, poli gigi, poli KIA, pelayanan obat
3)
Perkabelan jaringan komputer yang terdiri dari switch/hub, kabel UTP cat 5 dan pemasangannya.
4)
Un Interuptable Power (UPS) sebanyak 1 (satu) buah
b. Pengadaan software aplikasi, yaitu software untuk menjalankan sistem pelayanan kesehatan di Puskesmas. Dalam hal ini dapat mereplikasi software yang telah digunakan di Puskesmas yang lain. c. Kursus
atau
pelatihan
mengoperasikan
tenaga
komputer
di
pengelola setiap
titik
komputer layanan
yang agar
akan
mampu
menggunakan paket software aplikasi tersebut diatas. d. Data entri laporan disetiap titik pelayanan sesuai dengan prosedur pelayanan pasien di Puskesmas. e. Mencetak data yang telah di entri dalam bentuk laporan yang telah dibuat oleh software aplikasi dalam tabel, atau grafik selanjutnya dibuat narasi f. Mengirim laporan ke Dinas Kesehatan Kesehatan Kabupaten/Kota dengan disket, flashdisk. Pengadaan peralatan jaringan komputer dan software aplikasi termasuk cara penggunaannya dapat dibiayai dengan DAK Tahun 2009, sedangkan untuk kegiatan lainnya dialokasikan dari sumber anggaran lain.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
75
Spesifikasi perangkat untuk tahap II adalah: 1. Komputer Server sebanyak 1 (satu) buah •
Intel Xeon Processor
•
Minimum 2 GB
•
Mimimum 160GB harddrive 7200 RPM
•
Integrated 10/100/1000 LAN
•
LCD Monitor 15 inch
•
CPU dan Monitor satu merk
2. Komputer Workstation sebanyak 5 (lima) buah •
Corporate Desktop PC
•
Intel Pentium Dual-Core Processor
•
Minimum 512 MB Memory DDR-2 SDRAM
•
Mimimum 80 harddrive, 7200 RPM
•
Integrated 10/100/1000 LAN
•
Windows XP Professional, Vista atau Linux
•
LCD Monitor 15 inch
•
CPU dan Monitor satu merk
•
Printer Deskjet/Inkjet
3. Perangkat untuk perkabelan meliputi •
Switch/hub 10/100, 8 port
•
Kabel UTP Category 5
•
Pemasangan/instalasi
4. Un Interuptable Power (UPS) sebanyak 1 (satu) buah 1 KVA 5. Software Aplikasi Puskesmas : •
Modul Manajemen Pasien
•
Modul Manajemen Program
•
Modul Manajemen Unit
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
76
Catatan Tambahan
Pengadaan peralatan Sistem Informasi Kesehatan untuk Puskesmas ini
merujuk
pada
Buku
Pedoman
Pengembangan
Bank
Data
Kabupaten tahun 2008.
B. Peralatan Promosi Kesehatan Kegiatan DAK Program Promosi Kesehatan tahun 2009 dialokasikan untuk pengadaan peralatan promosi kesehatan di Puskesmas. Tujuan kegiatan
dimaksudkan
untuk
meningkatkan
dukungan
promosi
kesehatan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dasar terutama dalam
rangka
pemerataan,
jangkauan
dan
kualitas
pelayanan
kesehatan di daerah serta melengkapi kebutuhan sarana/peralatan para pengelola program Promosi Kesehatan di Puskesmas,
untuk
meningkatkan dukungan promosi program prioritas pembangunan kesehatan nasional khususnya terkait upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi di daerahnya masing – masing. 1. Persyaratan Umum Sarana/peralatan Promosi Kesehatan tidak boleh dialihfungsikan untuk kegiatan lain. 2. Persyaratan teknis a. Pengadaan peralatan harus memperhatikan mutu, kemudahan penggunaan dan pemeliharaan serta perbaikan b. Standar Peralatan yang diusulkan didalam DAK Tahun 2009 untuk Pengadaan Peralatan Promosi Kesehatan di Puskesmas
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
77
Standar
peralatan
berdasarkan
yang
harus
Keputusan
dimiliki
Menteri
585/MENKES/SK/V/2007
oleh
Kesehatan
Puskesmas Nomor
:
tentang Petunjuk Teknis Promosi
Kesehatan di Puskesmas. Adapun rincian sarana / peralatan yang dialokasikan melalui Dana Alokasi Khusus Tahun 2009, sebagai berikut : NO 1.
JENIS SARANA / PERALATAN Presentation Kit [Laptop, LCD
STANDAR 1 Unit
Projector dan Layar] 2
UHF Meeting Amplifire
1 Unit
3.
Public Addres System / Megaphone
1 Unit
C. Pengadaan Peralatan Peraga Pelatihan Tenaga Kesehatan
Dalam upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten/Kota, perlu peningkatan jangkauan pelayanan, peningkatan kualitas sarana dan prasarana pelayanan, dan peningkatan kualitas SDM kesehatan. kualitas SDM Kesehatan adalah
Salah satu upaya peningkatan
melalui pelatihan
dengan metode
pembelajaran yang interaktif dan partisipatif, serta aplikasinya dari setiap proses pembelajaran dimaksud. Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan mendengar
dan
melihat
hanya
mampu
menyerap
sebanyak
20%,
sedangkan jika peserta melakukan atau mempraktikkannya akan mampu menyerap hingga 70 % dari apa yang mereka pelajari. Agar tujuan pembelajaran tersebut tercapai secara tepat guna dan berdaya guna diperlukan alat bantu peraga pelatihan.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
78
Tujuan pengadaan peralatan ini adalah sebagai alat bantu pelaksanaan pembelajaran dalam pelatihan. Dengan demikian para peserta pelatihan dapat
melakukan simulasi pelaksanaan pelayanan kesehatan, simulasi
pelayanan kegawatdaruratan, simulasi pelayanan kesehatan kandungan dan kebidanan dalam rangka menurunkan AKI & AKB. Pengadaan peralatan peraga pelatihan tersebut harus memperhatikan persyaratan sebagai berikut : 1. Persyaratan Umum a. Peralatan peraga pelatihan di kabupaten/kota belum tersedia. b. Tersedianya
Tenaga
Pelatih
Program
Kesehatan
(TPPK)
di
Kabupaten/Kota. c. Terdapat pelayanan
unit
yang
kesehatan
bertanggung dan/atau
jawab
kesehatan
dalam ibu
pengelolaan
anak
di
dinas
kesehatan Kabupaten/Kota. d. Peralatan peraga pelatihan dapat digunakan oleh seluruh jajaran kesehatan di Kabupaten/Kota (Rumah Sakit, Dinas Kesehatan, Puskesmas dan jaringannya).
2. Persyaratan Teknis a.
Pengadaan peralatan peraga pelatihan harus memenuhi mutu, jenis dan kemudahan penggunaan serta pemeliharaannya.
b.
Jenis alat peraga pelatihan: 1. Phantom resusitasi jantung dan paru 2. Phantom alat persalinan normal 3. Phantom panggul untuk pasang IUD 4. Phantom lengan atas untuk pasang infus
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
79
5. Phantom lengan untuk pasang implant 6. Phantom bayi untuk resusitasi/ventilasi 7. Phantom bayi berat lahir rendah 8. Phantom bayi untuk intubasi endotrakheal 9. Phantom lengan/kaki bayi untuk pasang infus 10. Peralatan evakuasi (emergency kit) c.
Kelengkapan alat bantu peraga pelatihan mengacu pada buku Acuan Kurikulum dan Modul Pelatihan Bidan Poskesdes dalam Pengembangan Desa Siaga, Depkes RI, Jakarta, 2008.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
80
BAB XVIII SINKRONISASI PERENCANAAN PROVINSI – KABUPATEN/KOTA
A.
Perencanaan Pemanfaatan tahun 2009
Sesuai dengan UU No 32 tahun 2004 pasal 162, Pemerintah dan Pemerintah Daerah (provinsi/kabupaten/kota) harus saling berkoordinasi dalam penyusunan kegiatannya. Dalam penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009, satuan kerja (satker) yang mendapatkan DAK, menyusun
perencanaan
kegiatan
berdasarkan
Petunjuk
Teknis
Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi. Selain itu, Dinas Kesehatan Provinsi diharapkan ikut aktif
dalam evaluasi RAPBD Kabupaten/Kota (khusus
mengenai DAK Bidang Kesehatan). Salinan RKA yang telah disusun dikirimkan ke Dinas Kesehatan Provinsi dan Departemen Kesehatan pada Menteri Kesehatan up Sekretaris Jenderal sebagai bahan untuk melakukan perencanaan, monitoring dan evaluasi.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
81
B.
Perencanaan tahun 2010
Untuk perencanaan DAK Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2010, diharapkan
Dinas
Kesehatan
Provinsi
dapat
mengkoordinir
serta
melakukan penelaahan secara menyeluruh terhadap usulan serta data terbaru (sarana prasarana kesehatan) dari RS dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Untuk selanjutnya usulan serta data tersebut dikirimkan pada : 1.
Direktorat
Kesehatan
Komunitas
dan
Sekretaris
Ditjen
Bina
Kesehatan Masyarakat untuk data Sarana Pelayanan Kesehatan Dasar dan UKBM. 2.
Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medis untuk data sarana pelayanan kesehatan rujukan.
3.
Pusat Data dan Informasi Sekretariat Jenderal untuk seluruh data .
Substansi Mekanisme
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
82
BAB XIX PELAPORAN
Kepala SKPD selaku penanggung jawab anggaran sarana pelayanan kesehatan dasar dan sarana pelayanan kesehatan rujukan pada kegiatan DAK
Bidang
Kesehatan
Tahun
2009 harus
menyampaikan
laporan
triwulanan. Laporan triwulanan yang merupakan laporan tentang status kemajuan pekerjaan (progres report) kegiatan DAK setiap akhir bulan Maret, Juni, September dan Desember tahun 2009 disampaikan dan dikoordinasikan oleh Dinas Kesehatan Provinsi untuk selanjutnya dikirimkan kepada Sekretaris Jenderal Depkes u.p. Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran. Laporan ini memuat tentang jenis kegiatan, realisasi fisik, realisasi keuangan dan permasalahan/kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan DAK tahun 2009 dan disampaikan selambat-lambatnya 2 minggu setelah waktu triwulan selesai.
Selain itu kabupaten/kota juga diminta untuk
mengirimkan data jumlah dan kondisi seluruh sarana kesehatan yang ada di wilayahnya, pada akhir bulan Maret (format terlampir). Laporan ini akan dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam penentuan alokasi DAK Bidang Kesehatan tahun berikutnya.
Substansi Mekanisme
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
83
BAB XX PEMANTAUAN
Pemantauan DAK Bidang Kesehatan merupakan suatu kegiatan evaluasi program
untuk
mengamati,
mengidentifikasi
serta
mengantisipasi
untuk
meningkatkan
terhadap pelaksanaan kegiatan di kabupaten/kota. Pemantauan
ini
dilaksanakan
dalam
rangka
efektifitas pemanfaatan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 serta untuk mengetahui sejauh mana perkembangan pelaksanaan kegiatan. Keluaran yang diharapkan dari pemantauan ini adalah teridentifikasinya permasalahan yang timbul dan akan timbul sehingga dapat dilakukan tindakan sedini mungkin. Metodologi evaluasi meliputi : 1. Review laporan, adalah merupakan kegiatan untuk penelaahan seluruh laporan pelaksanaan DAK yang bertujuan untuk mengkaji ulang kesesuaian antara masukkan (input), proses dan keluaran (output). 2. Melakukan survei, adalah merupakan
kegiatan
penyebaran
dan
pengolahan kuesioner di beberapa daerah sampel yang bertujuan untuk mengetahui pencapaian hasil (outcome) dan manfaat (benefit) dari pelaksanaan DAK. Substansi, metodologi dan format kuesioner ditentukan lebih lanjut. 3. Studi evaluasi dampak (jangka panjang), adalah merupakan kegiatan meneliti dampak yang ditimbulkan dalam pelaksanaan DAK. Substansi, metodologi dan indikator dampak ditentukan lebih lanjut.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
84
Pemantauan teknis terhadap pelaksanaan pemanfaatan DAK Bidang Kesehatan tahun 2008 meliputi aspek-aspek: 1. Kesesuaian RKA-SKPD dengan petunjuk teknis DAK Bidang Kesehatan 2. Kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan RKA-SKPD. 3. Kesesuaian hasil pelaksanaan fisik dengan spesifikasi teknis yang ditetapkan. 4. Pencapaian sasaran kegiatan yang dilaksanakan. 5. Dampak dan manfaat pelaksanaan kegiatan. Pemantauan sebaiknya dilakukan oleh Tim Koordinasi Kabupaten/Kota, Tim Koordinasi Provinsi dan Tim Koordinasi Pusat (Bappenas, Depkeu, Depdagri, Dep Teknis).
Substansi Mekanisme
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
85
BAB XXI PENUTUP
Kebijakan teknis ini dibuat untuk dijadikan acuan penggunaan DAK Bidang Kesehatan tahun 2009 yang diarahkan untuk kegiatan yang dapat meningkatkan masyarakat
di
daya
jangkau
kabupaten/kota,
dan
kualitas
terutama
pelayanan
daerah
kesehatan
dengan
derajat
kesehatan yang belum optimal, sehingga warga masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan bermutu.
Substansi Mekanisme
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
86
LAMPIRAN 1
DEFINISI OPERASIONAL
1.
Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) Unit di rumah sakit yang mempunyai peran dalam mendukung pelayanan darah yang berkualitas di rumah sakit dengan sistem satu pintu.
2.
BOR (Bed Occupancy Rate) kelas III RS Persentase pemanfaatan tempat tidur di kelas III untuk pelayanan rawat inap pasien miskin/tidak mampu di rumah sakit dalam kurun waktu tertentu.
3.
Daerah Kepulauan Suatu gugusan pulau, termasuk bagian pulau dan perairan di antara pulau
pulau
tersebut,
dan
lain
lain
wujud
alamiah
yang
hubungannya satu sama lain demikian eratnya. 4.
Daerah Perbatasan Daerah dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berbatasan langsung dengan wilayah kedaulatan negara tetangga, baik perbatasan darat dan laut.
5.
Daerah Terpencil Kecamatan atau desa yang karena letak dan atau kondisi alam memiliki kesulitan, kekurangan atau keterbatasan prasarana dan sarana perhubungan, pelayanan kesehatan, persediaan kebutuhan 9 bahan
pokok,
SLTP
serta
kebutuhan
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
sekunder
lain,
yang 87
menimbulkan kesulitan bagi penduduk yang tinggal di wilayah tersebut. 6.
Daerah Tertinggal Suatu daerah kabupaten yang masyarakat serta wilayahnya relatif kurang berkembang dibandingkan daerah lain dalam skala nasional.
7.
Gender Pandangan
masyarakat
tentang perbedaan
peran,
fungsi
dan
tanggungjawab antara perempuan dan laki-laki yang merupakan hasil konstruksi sosial budaya dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman dan dukungan masyarakat itu sendiri. 8.
Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota Suatu
unit
pengelola
kabupaten/kota
untuk
obat
dan
perbekalan
mendukung
ketersediaan
kesehatan obat
di
dalam
pelayanan kesehatan dasar. 9.
Keadilan Gender Langkah-langkah yang diperlukan untuk menghentikan berbagai hal yang
secara
sosial
dan
menurut
sejarah
telah
menghambat
perempuan dan laki-laki untuk bisa berperan dan menikmati hasil dari peran yang dimainkannya. Keadilan gender mengantar ke kesetaraan gender 10.
Kendaraan Roda Dua Sepeda motor yang digunakan petugas Puskesmas dan bidan desa untuk kegiatan operasional Puskesmas.
11.
Kesetaraan Gender Perempuan dan laki-laki menikmati status yang sama dan memiliki kondisi
yang
sama
untuk
menggunakan
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
hak-haknya
dan
88
kemampuannya secara penuh dalam memberikan kontribusinya kepada pembangunan politik, ekonomi, sosial, dan budaya. 12.
Menu Pilihan Menu yang dapat dipilih oleh daerah/SKPD setelah menu utama terpenuhi.
13.
Menu Utama Menu yang harus dipilih terlebih dahulu oleh daerah/SKPD sebelum memilih menu pilihan. Bila menu utama sudah terpenuhi baik dari anggaran DAK atau anggaran lainnya, baru diperbolehkan untuk memilih menu pilihan dengan melampirkan data – data pendukung.
14.
Peningkatan Peningkatan status puskesmas, sebagai contoh : pustu menjadi puskesmas atau puskesmas menjadi puskesmas perawatan.
15.
Peralatan kesehatan Peralatan dasar minimal (medis dan non medis) untuk Puskesmas dan
jaringannya
sebagaimana
mengacu
pada
buku
Pedoman
Peralatan, Ditjen Bina Kesmas tahun 2007. 16.
Perluasan Penambahan peningkatan
ukuran fungsi
dan/atau pelayanan,
penambahan termasuk
ruangan
untuk
kelengkapan/sarana
pendukungnya. 17.
Pondok Bersalin Desa (Polindes) Bentuk Upaya Kesehatan Bersumber-daya Masyarakat (UKBM) yang didirikan dengan bantuan pemerintah atau masyarakat atas dasar musyawarah untuk memberikan pelayanan Kesehatan Ibu dan
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
89
Anak/Keluarga Berencana (KIA/KB) serta pelayanan kesehatan lainnya yang sesuai dengan kemampuan bidan. 18.
Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) Upaya
Kesehatan
dibentuk
di
Bersumberdaya
desa
dalam
Masyarakat
rangka
(UKBM)
yang
mendekatkan/menyediakan
pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa. 19.
Pulau Terluar Pulau dengan luas area kurang atau dengan 2000 Km2 (dua ribu kilometer persegi) yang memiliki titik-titik dasar koordinat geografis yang menghubungkan garis pangkal laut kepulauan sesuai dengan hukum internasional dan nasional
20.
Puskesmas Unit
pelaksana
teknis
Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Kota
yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. 21.
Puskesmas Keliling Unit pelayanan kesehatan keliling berupa kendaraan bermotor roda empat
atau
perahu
motor,
dilengkapi
peralatan
kesehatan,
peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga yang berasal dari Puskesmas. 22.
Puskesmas Keliling Perairan Puskesmas
Keliling
berbentuk
perahu
bermotor/kapal
yang
dilengkapi dengan peralatan kesehatan dan non kesehatan, tenaga dan
pendukung
lainnya,
yang
disesuaikan
dengan
fungsi
Puskesmas.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
90
23.
Puskesmas Pembantu Unit pelayanan kesehatan sederhana yang merupakan bagian integral
dari
Puskesmas
yang
melaksanakan
sebagian
tugas
Puskesmas. 24.
Puskesmas Perawatan Puskesmas yang dilengkapi dengan fasilitas perawatan berfungsi sebagai rujukan antara dan dapat melaksanakan tindakan pra rujukan (bila diperlukan), sebelum dirujuk ke institusi rujukan.
25.
Puskesmas PONED Puskesmas perawatan yang memiliki kemampuan serta fasilitas PONED 24 jam untuk memberikan pelayanan terhadap ibu hamil, bersalin dan nifas dan bayi baru lahir dengan komplikasi baik yang datang sendiri atau atas rujukan kader dari masyarakat, bidan di desa, Puskesmas dan melakukan rujukan ke RS PONEK pada kasus yang tidak mampu ditangani.
26.
Rehabilitasi Upaya perbaikan sarana fisik Puskesmas dan jaringannya untuk mengembalikan fungsi pelayanan dan meningkatkan penampilan.
27.
Responsif Gender Perhatian yang konsisten dan sistematis terhadap perbedaanperbedaan perempuan dan laki-laki di dalam masyarakat yang disertai upaya menghapus hambatan-hambatan struktural dalam mencapai kesetaraan
28.
Rumah Dinas Rumah yang diperuntukkan untuk Dokter, Perawat dan Bidan yang bertugas di Puskesmas.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
91
29.
Rumah Sakit Siap PONEK (Pelayanan Obstetri, Neonatal, Emergency dan Komprehensif ) Rumah Sakit yang menyelenggarakan pelayanan kegawat daruratan maternal neonatal secara komprehensif dan terintegrasi selama 24 jam.
29.
Safe Community Keadaan aman dan sehat
dalam seluruh siklus kehidupan sejak
dalam kandungan sampai dengan lanjut usia. 30.
Sarana pendukung Fasilitas/alat-alat
untuk
mendukung
terselenggaranya
suatu
kegiatan. 31.
Sarana dan Prasarana yang Responsif Gender Sarana prasarana peralatan kesehatan yang mengakomodasikan permasalahan, kebutuhan dan aspirasi yang berbeda antara laki-laki dan perempuan.
32.
Sensitif Gender Kemampuan untuk memberikan perhatian secara konsisten dan sistematis untuk melihat perbedaan kebutuhan perempuan dan lakilaki dalam upaya mencapai keadilan gender
33.
SPGDT (Sistem Penanganan Gawat Darurat Terpadu) Sistem penanganan penderita gawat darurat pra RS (ditengah masyarakat, poskesdes, puskesmas, selama dalam transport) ,RS (Instalasi Gawat Darurat-High Care Unit-Intensive Care Unit-kamar jenazah) dan antar RS.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
92
34.
Unit Transfusi Darah Rumah Sakit (UTD RS) Salah satu instalasi di RS yang mempunyai peran sebagai penyedia darah transfusi yang aman (lulus skreening IMLTD/Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah).
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
93
LAMPIRAN 2
FORM EVALUASI 1 DATA DASAR DAN KONDISI PUSKESMAS DAN JARINGANNYA Propinsi : Kabupaten/Kota :
NO 1 1
2
NAMA SARANA KESEHATAN 2 Puskesmas A. Mawar B. Melati DST. Pustu, dst
KONDISI KEC
BAIK
RR
RS
RB
3
4
5
6
7
UNIT YANG DIBIAYAI DAK NON DAK 2006
8
2007
9
2008
10
2006
11
2007
12
2008
13
Petunjuk pengisian : -
-
Kolom 2 diisi dengan nama Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling R-4 dan Perairan, Pondok Bersalin Desa, Rumah Dinas Dokter, Perawat dan Bidan Puskesmas, Kendaraan Operasional R-2 dan Instalasi Farmasi. Kolom 3 diisi dengan nama kecamatan tempat sarana kesehatan berada Kolom 4-6 diisi dengan checklist (v) sesuai dengan kondisi sarana puskesmas/jaringannya. Kolom 7-9 diisi dengan checklist (v) sarana yang dibiayai DAK sesuai dengan tahunnya. Kolom 10-12 diisi dengan checklist (v) sarana yang dibiayai APBD sesuai dengan tahunnya. RR : rusak ringan (fisik bangunan <25% rusak). RS : rusak sedang (fisik bangunan 25-50% rusak). RB : rusak berat (fisik bangunan >50% rusak). ..................,..................... 2009 Kepala SKPD (.............................................)
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
94
LAMPIRAN 3
FORM EVALUASI 2A REALISASI PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG KESEHATAN TAHUN 2009 SARANA PELAYANAN KESEHATAN DASAR TRIWULAN I/II/III/IV *) Propinsi : Kabupaten/Kota : No 1 1.
2
3
Kegiatan 2 Puskesmas Perawatan a. Pembangunan Baru b. Peningkatan c. Rehabilitasi d. Perluasan Puskesmas a. Pembangunan Baru b. Peningkatan c. Rehabilitasi d. Perluasan dst nya Total
Jmh
Satuan
Alokasi DAK
Realisasi DAK
3
4
5
6
Fisik % 7
Petunjuk pengisian : 9 Kolom 2 diisi dengan jenis kegiatan sesuai dengan juknis 9 Kolom 3 diisi dengan jumlah kegiatan pada sarana dan prasarana kesehatan. 9 Kolom 4 diisi dengan satuan dari kolom 3. 9 Kolom 5 diisi dengan besarnya alokasi DAK Bidang Kesehatan (termasuk pendamping) untuk masing-masing kegiatan. 9 Kolom 6 diisi dengan realisasi penggunaan DAK (termasuk pendamping) untuk masing-masing kegiatan sampai dengan triwulan I/II/III/IV *). 9 Kolom 7 diisi dengan persentase fisik sampai dengan triwulan I/II/III/IV *). *) coret yang tidak perlu .............,...............2009 Kepala SKPD ...................
(......................................................)
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
95
FORM EVALUASI 2b REALISASI PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG KESEHATAN TAHUN 2009 SARANA PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN TRIWULAN I/II/III/IV *) Propinsi : Kabupaten/Kota : No 1 1.
2
3
4
Kegiatan 2 TT Kelas III RS a. Pembangunan baru bangsal rinap b..Pengadaan Alkes c. dll Unit Transfusi Darah a. Pembangunan baru b. Pengadaan Alkes c. dll Pengadaan Peralatan Medik untuk IGD RS
Jmh
Satuan
Alokasi DAK
Realisasi DAK
3
4
5
6
Fisik % 7
RS Siap PONEK a. dstnya.....
Petunjuk pengisian : 9 Kolom 2 diisi dengan jenis kegiatan sesuai dengan juknis 9 Kolom 3 diisi dengan jumlah kegiatan pada sarana dan prasarana kesehatan. 9 Kolom 4 diisi dengan satuan dari kolom 3. 9 Kolom 5 diisi dengan besarnya alokasi DAK Bidang Kesehatan untuk masing-masing kegiatan. 9 Kolom 6 diisi dengan realisasi penggunaan DAK untuk masing-masing kegiatan sampai dengan triwulan I/II/III/IV *). 9 Kolom 7 diisi dengan persentase fisik sampai dengan triwulan I/II/III/IV *). *) coret yang tidak perlu ......................,............................ 2009 Kepala SKPD ................... (......................................................)
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
96
LAMPIRAN
4
FORM EVALUASI 3 PERMASALAHAN DAN TINDAK LANJUT
No 1
Kegiatan 2
Permasalahan 3
Upaya Pemecahan Masalah 4
Petunjuk pengisian : 9 Kolom 2 diisi 9 Kolom 3 diisi perencanaan 9 Kolom 4 diisi masalah.
dengan nama kegiatan dengan permasalahan yang dihadapi dalam penyusunan dan pelaksanaan kegiatan dengan upaya yang telah dilakukan untuk menyelesaikan
......................,........................ 2009 Kepala SKPD
…....................................................................................
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
97
LAMPIRAN
5
DAFTAR NAMA PULAU-PULAU TERLUAR BERPENDUDUK RI YANG BERBATASAN DENGAN NEGARA TETANGGA NO
NAMA PULAU
KAB /PROV
NEGARA BATAS
TITIK KOORDINAT
PDDK Ada Tdk
Nias Selatan Kep Riau
LAUT LEPAS
00.05.33 LS 97.51.14 BT
1
Karimun
MALAYSIA
1
Batam
SINGAPURA
Natuna
MALAYSIA
01.09.59 LU 103.23.20 BT 01.07.41 LU 103.41.58 BT 03.01.51 LU 108.54.52 BT
Sumut 1
Simuk
2 3
Karimun Anak Pelampong
4
Subi Kecil
1 1
Bengkulu
5
Enggano
6
Nusa kambangan
Bengkulu Utara Jateng
LAUT LEPAS
05.31.13 LS 102.16.00 BT
1
Cilacap
AUSTRALIA
07.47.05 LS 109.02.34 BT
1
TIMOR LESTE
08.13.50 LS 125.07.55 BT
1
02.15.12 LU 118.38.41 BT 04.10.00 LS 117.50.00 BT
1
01.45.47 LU 124.43.51 BT 02.44.15 LU 125.09.28 BT 04.14.06 LU 125.18.59 BT 04.40.16 LU 125.25.41 BT
1
NTT 7
Alor
Alor Kaltim
8
Maratua
Berau
MALAYSIA
9
Sebatik
Nunukan
MALAYSIA
1
Sulut 10
Mantehage Makalehi
Minahasa Utara Sitaro
11
MALAYSIA PHILIPINA
12
Kawaluso
Sangihe
PHILIPINA
13
Kawio
Sangihe
PHILIPINA
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
1 1 1
98
NO
NAMA PULAU
KAB /PROV
NEGARA BATAS
TITIK KOORDINAT
PHILIPINA
04.44.14 LU 125.28.42 BT 05.34.02. LU 126.34.54 BT 04.46.18 LU 127.08.32 BT 04.37.36 LU 127.09.53 BT
1
MALAYSIA
00.59.55 LU 120.12.50 BT
1
08.03.07 LS 131.18.02 BT 08.10.17 LS 131.07.31 BT 08.13.29 LS 129.49.32 BT 08.21.09 LS 128.30.52 BT 07.14.26 LS 131.58.49 BT 08.14.20 LS 127.37.50 BT 08.06.10 LS 127.08.36 BT 07.56.50 LS 126 28.10 BT 00.32.08 LU 130.43.52 BT 06.19.26 LS 134.54.53 BT 06.49.54 LS 134.47.14 BT
1
14
Marore
Sangihe
15
Miangas
Talaud
16
Marampit
Talaud
PHILIPINA
17
Kakarutan
Talaud
PHILIPINA
PHILIPINA
PDDK Ada Tdk
1 1 1
Sulteng 18
Lingayan
Toli-Toli Maluku
19
Asutubun
MTB
AUSTRALIA
20
Selaru
MTB
AUSTRALIA
21
Marsela
MTB
AUSTRALIA
22
Metimarang
MTB
AUSTRALIA
23
Larat
MTB
AUSTRALIA
24
Leti
MTB
25
Kisar
MTB
26
Wetar
MTB
27
Liran
MTB
28
Panambulai
Kep. Aru
TIMOR LESTE TIMOR LESTE TIMOR LESTE TIMOR LESTE AUSTRALIA
29
Kultubai selatan
Kep. Aru
AUSTRALIA
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Irjabar 30
Fani
Raja Ampat Papua
PALAU
00.20.16 LS 132.09.34.BT
1
31
Supiori
PALAU
Supiori
33
Liki
Sarmi
ZEE.S .PASIPIK PNG
34
Kolepon
Merauke
AUSTRALIA
00.23.38 LS 135.16.27 BT 01.34.26 LS 138.42.57 BT 01.34.26 LS 138.42.57 BT 08.12.49 LS 137.41.24 BT
1
32
Bras (pp. Mapia) Bepondi
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
1 1 1
99
LAMPIRAN 6
DAFTAR 101 PUSKESMAS PRIORITAS PROGRAM YANKES DTPK 2007 - 2009 NO 1
2
PROPINSI SUMUT
KEPRI
KABUPATEN
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
STATUS Non TT TT
Jlh
KETERANGAN
Nias Selatan Pulau-Pulau Batu
Pulau Tello
Pulau Laut Subi Serasan
Pulau Laut Subi* Serasan
Tebing
Tebing
Belakang Padang
Blk Padang
Enggano
Enggano
Paloh Sajingan Besar
Paloh Sajingan
Entikong
1
1
Pulau terluar
1 1
1 1 1
Perbatasan Pbtsn & PPKT Perbatasan
1
1
Pulau terluar
1
Pulau terluar
1
Pulau terluar
1 1
1 1
Perbatasan Perbatasan
Entikong Balai Karangan
1
1
1
1
Ketungan Hulu Ketungan Tengah
Senaning
1
1
Perbatasan
Merakai
1
1
Perbatasan
Na Kantuk
Empanang Puring Kencana Badau
1
1
1
1 1
Perbatasan Perbatasan
Lanjak Embaloh Hulu
1 1
1 1
Perbatasan Perbatasan
1 1
Perbatasan Perbatasan
Natuna
1
Karimun Batam
3
4
BENGKULU
KALBAR
1
Bengkulu Utara 1
Sambas
Sanggau
Sekayam Sintang
Kapuas Hulu
Sei Antu Badau Desa Sepandan Ba Martinus
1
Bengkayang Seluas Jagoi Babang
Seluas Jagoi Babang
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
1 1
100
NO 5
PROPINSI KALTIM
KABUPATEN
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
STATUS Non TT TT
Jlh
KETERANGAN
Kutai Barat Long Apari
1
1
Perbatasan
Long Pahangai
Tiong Ohang Long Pahangai
1
1
Perbatasan
Kayan Hulu Kayan hilir Pujungan Kayan Selatan Bahau Hulu
Lg.Nawang Data Dian Lg.Pujungan Long Ampung Long Alango
1
1 1 1 1 1
Perbatasan Perbatasan Perbatasan Perbatasan Perbatasan
Krayan Krayan Selatan Lumbis Nunukan Sebatik Sebatik
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
Perbatasan Perbatasan Perbatasan Perbatasan Pbtsn & PPKT Pbtsn & PPKT
Sebatik Sebuku
Long Bawan Long Ayu Mansalong Nunukan Setabu (*) Aji Kuning(*) Sei Nyamuk(*) Pembeliangan
1 1
1 1
Pbtsn & PPKT Perbatasan
Maratua
Maratua
1
1
Pulau terluar
Miangas Karatung(*) Dapalan (*) Gemeh(*) Kakorutan
1 1 1 1
Perbatasan Pbtsn & PPKT Pbtsn & PPKT Pbtsn & PPKT
1
1 1 1 1 1
1
1
Pulau terluar
Malinau 1 1 1 1
Nunukan
1
Berau (*) 6
SULUT
Kep. Talaud
Gemeh Minahasa Utara Wori
Wori
Kendahe Tabukan Utara
Kendahe Marore
1 1
1 1
Pulau terluar
Siau Barat
Ondong
1
1
Pulau terluar
Dampal Utara
Ogutua
1
1
Pulau terluar
Amfoang Utara Amfoang Timur Miomafo Barat
Naikliu Noelpoi Eban
1 1 1
1 1 1
Perbatasan Perbatasan Perbatasan
Sangihe
Sitaro 7 8
SULTENG NTT
Toli-Toli Kupang
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
101
NO
PROPINSI
KABUPATEN
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
Miomafo Barat Miomafo Timur Miomafo Timur Miomafo Barat Insana Utara
Tasinifu Nunpene Bitefa Oeolo Wini
Tasifeto Timur Lamaknen Lamaknen Tasifeto Barat Kobalima Raihat Kakuluk Mesak Kakuluk Mesak Raimanuk
Wedomu Weluli Nualain Halilulik Nanvalus Haekesak Atapupu Haliwen Webora
Alor Selatan Alor Timur Alor Barat Daya Mataru
Padang Alang Maritaing
STATUS TT Non TT 1 1 1 1 1
Jlh
KETERANGAN
1 1 1 1 1
Perbatasan Perbatasan Perbatasan Perbatasan Perbatasan
1 1 1 1 1 1 1 1 1
Perbatasan Perbatasan Perbatasan Perbatasan Perbatasan Perbatasan Perbatasan Perbatasan Perbatasan
1 1
Pulau terluar Pulau terluar
1 1
Pulau terluar Pulau terluar
1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Pulau terluar Pulau terluar Pulau terluar Pulau terluar Pulau terluar Pulau terluar Pulau terluar Pulau terluar Pulau terluar Pulau terluar
1 1
1 1
Pulau terluar Pulau terluar
1
Perbatasan Perbatasan Perbatasan
Belu 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Alor
9
MALUKU
1 1
Buraga Kalunan
1
Tanimbar Selatan Selaru Selaru Babar Timur Mdona Hiera Tanimbar Utara Lemola Pp. Terselatan Wetar Wetar
Saumlaki Adaut Namtabung Marsela Lelang Larat Serwaru Wonreli Ilwaki Ustutun
1 1 1
Aru Tengah Aru Tengah
Koijabi Meisiang
1
MTB
1 1 1 1 1
Kepulauan Aru
10
11
MALUT
PAPUA
Halmahera Utara Daruba Wayabula Bere-bere
1 1
1 1 1
Koya
1
1
Perbatasan
Sarmi
1
1
Pulau terluar
Jayapura(Kota) Sarmi
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
102
NO
PROPINSI
KABUPATEN
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
STATUS TT Non TT
Jlh
KETERANGAN
Merauke Ulilin Bupul Sota Rimba Jaya Kimaam
1 1 1
Sabarmiokre Sorendoweri
1
Oksibil Iwur Batom
1
Mindiptanah Waropko
1
Arso Barat Waris Senggi Ubrub Samate
1
1 1 1 1 1
Perbatasan Perbatasan Perbatasan Perbatasan Pulau terluar
1
1 1
Pulau terluar Pulau terluar
1 1
1 1 1
Perbatasan Perbatasan Perbatasan
1
1 1
Perbatasan Perbatasan
1 1 1 1 1
Perbatasan Perbatasan Perbatasan Perbatasan
1 1
Supiori (*) Supiori Barat Supiori Timur Peg. Bintang
Boven Digoel
Keerom
12
IRJABAR
Raja Ampat
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
1 1 1 1
103
LAMPIRAN
7
DATA 199 KABUPATEN TERTINGGAL DAN PULAU PULAU KECIL TERLUAR NO
PROPINSI
TOTAL
TERTINGGAL
1
NAD Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jawa Barat Jawa Tangah Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tanggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara
23
KAB 16
PERBA TASAN KAB 0
26
6
0
1
1
19 11 10
9 2 2
0 0 0
0 0 0
0 0 0
15 9 10
6 8 5
0 0 0
0 1 0
0 1 0
7
3
0
0
0
6 6 26 35 5 38 6 9
1 0 2 3 2 8 2 1
1 0 0 0 0 0 0 0
3 0 0 1 0 0 0 0
3 0 0 1 0 0 0 0
9
7
0
0
0
19
15
3
1
1
13
9
5
0
0
14
7
0
0
0
13
2
0
0
0
13 13
3 2
3 1
2 4
2 8
10
9
0
1
1
23
13
0
0
0
12
8
0
0
0
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
PPK TERLUAR BERPENDUDUK KAB PULAU 0 0
104
NO
PROPINSI
TOTAL
TERTINGGAL
28 29 30 31 32
Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat
6 5 8 8 21
KAB 4 5 7 6 19
PERBA TASAN KAB 0 0 0 1 5
9
7
0
1
1
457
199
19
20
34
33
JUMLAH
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
PPK TERLUAR BERPENDUDUK KAB PULAU 0 0 0 0 2 11 0 0 3 4
105
LAMPIRAN
8
STANDAR PERALATAN DAN LOGISTIK POS KESEHATAN DESA (POSKESDES) Peralatan dan logistik Pos Kesehatan Desa meliputi peralatan medis, peralatan non medis, obat, bahan habis pakai, dan alat penyuluhan. Adapun peralatan dan logistik minimal yang harus ada di Pos Kesehatan Desa adalah sebagai berikut : No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Nama Alat Bidan kit Meja gynekologi Meteran Palu pengukur refleks Pelvimeter obstetrik pengukur panggul Spekulum vagina (cocor bebek ukuran besar) Spekulum vagina (cocor bebek ukuran sedang) Spekulum vagina (cocor bebek ukuran kecil) Stetoskop dupleks dewasa Foetal stetoskop pinnard monorial alumunium Sudip lidah panjang Tensimeter Tensimeter manset anak Termometer klinis Termometer bayi ARI timer Pipet tetes 3 ml plastik Alat pengisap lendir bayi baru lahir Alat resusitasi dan sungkup/ resusitator infant Nasogastric tube no. 14 F Alat pemasang IUD Alat pengait IUD Gunting bedah standar lurus Gunting bedah standar lurus ujung tajam/tajam Gunting bedah standar lurus ujung tajam/tumpul Gunting bedah standar lurus ujung tumpul/tumpul Kateter karet No. 10 (Nelathon) steril Kateter karet No. 14 (Nelathon) steril Kateter logam no. 12 untuk wanita Klem tampon uterus 25 cm (bozeman) Klem tampon uterus 25 cm (schroder) Korentang lengkung penjepit alat steril 23 cm (Cheattle) Korentang penjepit sponge (Forester) Pinset anatomis 14,5 cm
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
106
No 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76
Nama Alat Pinset anatomis 18 cm Semprit glycerin 30 cc Surgical hand brush terbuat dari nylon Sonde uterus Sterilisator Celemek plastik (short) panjang 52 inchi Perlak tebal lunak (200x90 cm) Sarung tangan ukuran 5,6,7 & 7,5 Sarung tangan sebatas siku ukuran 5,6,7 & 7,5 Baki logam tempat alat steril Mangkok untuk larutan Meja instrumen alat Hemoglobin set (Sahli) Silinder korentang steril 17 cm Standart waskom Torniquet karet Waskom bengkok (Nier-bekken) 12 cm Waskom cekung 36 cm Waskom cuci 40 cm Tiang infus Pompa Payudara untuk ASI Doppler Timbangan injak dewasa 136 kg Timbangan dacin 25 kg Timbangan bayi Timbangan dewasa + tinggi badan Alat pengukur panjang badan bayi type caliper Infus set pediatric pak isi 10 Vena cateter for infant no. 26 G pak isi 10 Spuit disposible 1 cc Spuit disposible 2,5 cc Tempat tidur periksa ditambah meja resusitasi penghangat Tempat tidur tindakan (persalinan) Tempat tidur pasien rawat inap Boks bayi Selimut bayi Lemari alat Lemari arsip Meja biro Kursi Bangku tunggu Tempat tidur periksa
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
bayi
dengan
107
Bidan Kit : No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Nama Alat Apron plastik tebal Alat pengisap lendir bayi baru lahir ARI timer untuk bayi standar Unicef Autoclik device Baby scale 7 kg + celana Bak instrumen 509 (21x11x4,5 cm) Blood lancet 28 G Bowel metal 12 cm Catgut plain 2/0, 1,5 cm (expired date minimum 3 tahun) Kateter disposible No. 12 Duk kain katun 60x60 cm steril Funduscope kayu/ foetal stetoscope Gunting episiotomi 14 cm Gunting operasi lurus 14 cm, tajam/tumpul Gunting tali pusat 16 cm HB Talquis book Hechting Nald, GR 12 Hechting Nald, GT 12 Infusion set dewasa Infusion set paediatric IV catheter no 18 G IV catheter no. 26 untuk bayi Jarum disposible 23 G, box/ 100 Kocker lurus 16 cm, stainless Meteran/ metline 1,5 m Mucous suction (pengisap lendir) Nasogastric tube no. 14 F Needle holder Mayo 14 cm Nelathon catheter no. 12 steril Nier-bekken 20 cm stainless Pinset anatomi 14 cm stainless Pinset bedah 14 cm stainless Pinset bedah 18 cm stainless Resusitator bayi standart Sarung tangan bedah no. 6,5; 7; 7,5 Selimut bayi Senter besar Setengah kocker ss 14 cm
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
Jumlah 1 2 1 1 1 1 1 2 1 10 2 1 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 1 2 1 5 2 2 5 2 1 1 1 1 30 ps 2 1 1
108
No 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56
Nama Alat Sheet plastik tebal Sikat tangan dari nylon halus Tensimeter Spiritus lamp sumbu 2 Spuit disposible 1 cc Spuit disposible 3 cc Stetoskop duplex dewasa + 1 membran + 1 ps ear loop Stetoskop bayi Termometer bayi axilla Termometer digital 8 detik Timbangan bayi 20 kg Timbangan dewasa 130 kg Ukuran lengan ibu hamil Umbilical cord klem bahan nylon Tas bidan kit Tas partus kit Selimut bayi Wing Needle No. 23 & 25 G
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
Jumlah 2 1 1 1 1 box 1 box 1 1 1 1 1 1 1 10 1
109
Lampiran 9
Ruang Konsultasi Gizi 1. Sarana : a. Ruang Konseling yang strategis (minimal 2 X 2.5 m2) b. Lemari, kursi , meja c. Lemari buku 2. Peralatan a. Komputer dan printer b. Software Nutriclin c. Timbangan Injak dan Timbangan Bayi d. Microtice e. Length Board f. Pita LILA g. Food Model h. Leaflet i. Form Anamnesa
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
110
LAMPIRAN
10
DAFTAR PRIORITAS PERALATAN DITJEN PENGENDALIAN PENYAKIT & PENYEHATAN LINGKUNGAN Direktorat Pengendalian Penyakit Menular Langsung No
1 2
NAMA ALAT Oksigen Konsentrator Sound Timer Nebulizer
3
DAFTAR PUSTAKA Pedoman Pengendalian Penyakit Saluran Pernafasan Akut Penanggulangan Pneumonia Pada Direktorat P2ML, Ditjen PP & PL, Depkes RI, XVIII tahun 2006 (Lampiran IV : Aspek Program P2 ISPA, hal: 53 - 56)
Infeksi Untuk Balita, Cetakan Logistik
Direktorat Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang No 1
2 3
NAMA ALAT Mikroskop
Mesin Fog Hematrokrit Centrifuge
DAFTAR PUSTAKA Tata laksana Demam berdarah Di Indonesia, Ditjen PP & PL, Depkes RI, Cetakan XVIII, tahun 2006 (Bab III : Diagonis Demam Dengue / DBD, hal : 17 - 22) Pencegahan & Pemberantasan Demam Berdarah Dengue Di Indonesia, Ditjen P & PL, Depkes RI tahun 2005 (Buku 1: Bab III : Pemeriksaan Penderita DBD , hal : 10 - 11, Buku 3 : Bab IV : Cara Memberantas Nyamuk Penular DBD, hal : 13 - 14)
Direktorat Surveillans Epidemiologi Imunisasi Kesehatan Masyarakat No 1 2 3
NAMA ALAT Lemari Es RCW 50 EK Lemari Es Tenaga Surya Vaccine Carrier
DAFTAR PUSTAKA Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas, Ditjen PP & PL, Depkes RI, tahun 2006, Penerbit Unicef ( Bab IV : Penanganan Peralatan Rantai Vaksin, hal 21 - 35)
Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular NO
NAMA ALAT
DAFTAR PUSTAKA
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
111
1
2
Jantung sehat Kit -Tensi meter air raksa -Stetoskcop adult - Pengukur berat badan dan tinggi badan - Pengukuran Lingkar pinggang ECG
3
Pemeriksaan kholesterol, HDL menggunakan metode refraktofotometri
4
Test inspeksi visual terdiri : a. lampu sorot b. speculum c. meja ginekologi portable d. kursi putar untuk operator e. tangga untuk meja ginekology Cyosurgery kit :
5
6
a. Kriogun b. N2O c. Kolposcopy d. Spekulum beak (hitam) e. meja ginekologi elektrik d. kursi putar untuk operator NAMA ALAT e. tangga untuk meja ginekology Body fat analyser
7
Glukosa test
8
Trauma kit
NO
1. Pedoman Surveilans Epidemiologi Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2007, hal: 37-39 2. Pedoman teknis Penemuan dan Tatalaksana Penyakit Hipertensi, Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2006, hal : 18-20
Pedoman Surveilans Epidemiologi Peny Jantung dan Pembuluh Darah, Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2007, hal : 13 1. Pedoman Pengendalian Peny. Jantung& Pembuluh Darah, Jakarta,Depkes RI 2007, hal : 12 2. Pedoman Surveilans Epidemiologi Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2007, hal : 9, 10 Pedoman TOT Penyakit Kanker (dalam proses cetak)
Pedoman TOT Penyakit Kanker (dalam proses cetak)
DAFTAR PUSTAKA
Pedoman Penyakit Kesehatan Pedoman Penyakit Kesehatan Petunjuk
Pengendalian Diabetes Melitus & Metabolik, Jakarta : Departemen RI, 2007, hal : 11 Pengendalian Diabetes Melitus & Metabolik, Jakarta : Departemen RI, 2007, hal : 12 Teknis Penemuan &Tatalaksana
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
112
9 10 11
Peak Flow Rate Meter Nebulizer Spirometer
Akibat Kecelakaan Lalulintas : Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2007, hal : 17 Pedoman Pengendalian Asma, Jakarta : Depkes RI, 2007, hal : 18 1. Pedoman Pengendalian Asma, Jakarta : Depkes RI, 2007, hal : 10 2. Pedoman Penemuan dan Tatalaksana PPOK, Jakarta : Depkes RI, 2007 hal : 9, 23, 25, 26
Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular NO 1
2
NAMA ALAT Jantung sehat Kit - Tensi meter air raksa - Stetoskop dewasa - Pengukur berat badan dan tinggi badan - Pengukuran lingkar pinggang ECG
3
Pemeriksaan kholesterol, HDL menggunakan metode refraktofotometri
4
Test inspeksi visual terdiri : a. lampu sorot b. speculum c. meja ginekologi portable d. kursi putar untuk operator e. tangga untuk meja ginekology Cyosurgery kit : a. Kriogun b. N2O c. Kolposcopy d. Spekulum beak (hitam) e. meja ginekologi elektrik d. kursi putar untuk operator e. tangga untuk meja ginekology
5
DAFTAR PUSTAKA 1. Pedoman Surveilans Epidemiologi Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Departemen Kesehatan RI, 2007, hal: 37-39 2. Pedoman teknis Penemuan dan Tatalaksana Penyakit Hipertensi, Departemen Kesehatan RI, 2006, hal : 18-20 Pedoman Surveilans Epidemiologi Peny Jantung dan Pembuluh Darah, Depkes RI 2007, hal 13 1. Pedoman Pengendalian Peny. Jantung dan Pembuluh Darah, Depkes RI 2007 hal 12 2. Pedoman Surveilans Epidemiologi Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Depkes RI 2007 hal 9 Pedoman TOT Penyakit Kanker
Pedoman TOT Penyakit Kanker
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
113
NO 6 7
NAMA ALAT Body fat analyser Glukosa test
8
Trauma kit
9
Peak Flow Rate Meter
10 11
Nebulizer Spirometer
DAFTAR PUSTAKA Pedoman Pengendalian Diabetes Melitus dan Penyakit Metabolik, Depkes RI 2007, hal 11 Petunjuk Teknis Penemuan dan Tatalaksana Akibat Kecelakaan Lalulintas; Depkes RI 2007 hal 17
Pedoman Penemuan dan tatalaksana PPOK, Depkes RI, 2007 hal 9,23,25,26
Direktorat Penyehatan Lingkungan Pedoman Standar Peralatan Kesehatan Lingkungan di Daerah, Depkes RI, Ditjen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2005, Lampiran 1 – 13 1 Sanitarian Field Kit terdiri dari : Mosquito Traps (aspirator, paper cup, cidukan plastik, botol larva, lensa loupe pembesar) Fly Grill Thermometer Hygrometer Lux meter Peralatan Penunjang pengambilan sampel terdiri dari : Pisau stainless steel, Pinset stainless steel, kompas stainless steel, counter, petridish, media carry & blair, anal rectal swab, sarung tangan karet, masker, burner, lampur senter, alumunium foil, lampu spiritus stainless steel, thermos vol. 250 cc, meteran linen 50 mtr, tas tempat peralatan 2 Soil Test Kit terdiri dari : Sendok, centrifuge, tabung centrifuge, object glass, cover glass, gelas ukur 1000 ml, saringan kawat kasa, Hydrometer, mikroskop, batang pengaduk, corong, timbangan, rak tabung, pipet 3 Food Contamination Test Kit terdiri dari : Paddle tester kit,swab tester kit, LT/MUG Broth (single strengt),EC/MUG (single strengt), filter holder with receiver,mesuring cylinder, erlenmeyer, chlorine tester, iodine tester, portable coliform incubater panel sawith, selected operating temperature of 25° to 110°C with pilot lamp, funnel, innoculating wire, rack coliform tube, portable food blender, pulp stainer, food basin stainless steel, sterile membran filter (47 mm, 0,45 micron M pore size), vynil glove, hard carrying box, digital thermometer, digital pH meter, flash light, syring 25 ml, aquadest bottle,test tube 16 x 60 mm, vacuum pump nalge, rubber pipet, ultra violet lamp portable, erlarglasglass
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
114
4 Cholinesterase Test Kit a Tintometer Kit terdiri dari: pipet, Kurvet, tabung, sumbat karet, tabung volumetrik, spatula, pen steril (vaccinesteel/autoclic), pipet otomatis, test tube. b Cholinesterase Kit terdiri dari : autoclic, botol tempat indikator, botol tempat substrat, botol tempat aquadest, botol penyemprot, erlenmeyer 500 cc, gelas kimia 100 cc, gelas ukur 250 cc, gelas takar, holder autoclic, kertas pembanding (kuninghijau), lampu spiritus + penyangga, pipet otomatis 0,01 ml, rak tabung reaksi, sikat tabung reaksi, kotak, syringe, botol alkohol, pH meter, botol aquadest, petridish 5 Water Test Kit a Pengukuran Kimia, terdiri dari : Amonium test Total Hardness test Mangenese test Alumunium test Iron test Sulfate Test Chloride test Nitrate test Nitrite test Chlorine test pH test b Pengukuran Fisika, terdiri dari : Turbidity test Temperature test 6 Alat Pengambilan Sampel Usap Alat Makan/Masak dan Rectal Swab terdiri dari : Kapas lidi steril, sarung tangan steril/bersih, gunting kecil, lampu spiritus, termos es, tas pembawa sampel, sabun desinfeksi
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
115
LAMPIRAN
11
STANDAR FASILITAS MEDIS INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT Fasilitas dan penunjang yang harus tersedia selain ditentukan oleh kelas IGD rumah sakit juga ditentukan oleh jumlah kasus yang di tangani. NO
KELAS /RUANG
BINTANG 4
BINTANG 3
BINTANG 2
BINTANG 1
+
+
+
+
KETERANGAN
A. RUANG TRIASE • Kit Pemeriksaan Sederhana • Brankar Penerimaan Pasien • Pembuatan rekam medik khusus • Label (pada saat korban massal)
+ (1 : 3)
+ (1:3)
+ (1 : 5)
+ (1 : 5)
Minimal 2 Rasio (Cross Sectional) (perlu dibuatkan form)
+
+
+
+
B. RUANG TINDAKAN 1
Ruang Resusitasi PERALATAN MEDIS • Nasopharingeal tube • Oropharingeal tube • Laringoscope set Anak • Laringoscope set Dewasa • Nasotrakheal tube • Orotracheal • Suction • Tracheostomi set • Bag Valve Mask (Dewasa/Anak) • Kanul Oksigen • Oksigen mask (D/A) • Chest Tube • Crico / Trakheostomi • Ventilator Transport • Vital Sign Monitor • Infusion pump • Syringe pump • ECG • Vena Section • Defibririlator
+
+
+
+
Minimal 1 setiap no
+
+
+
+
Minimal 1 setiap no
+
+
+
+
Minimal 1 setiap no
+
+
+
+
Minimal 1 setiap no
+
+
+
+
Minimal 1 setiap no
+ + +
+ + +
+ + +
+ + +
Minimal 1 setiap no Sesuai jumlah TT Minimal 1 setiap no
+
+
+
+
Minimal 1 setiap no
+ +
+ +
+ +
+ +
Sesuai jumlah TT Minimal 1
+ +
+ +
+ +
+ +
Minimal 1 Minimal 1
+
+
+/-
-
Minimal 1
+
+
+/-
-
+ + + + +
+ + + + +
+/+/+ + +
+ + +
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
Sesuai jumlah TT 2 s/d 3 tiap TT Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1
116
KELAS /RUANG
BINTANG 4
BINTANG 3
BINTANG 2
BINTANG 1
Gluko stick Stetoskop Termometer Nebulizer Oksigen Medis / Consentrator • Warmer Imobilization Set
+ + + + +
+ + + + +
+ + + + +
+ + + + +
+ +
+ +
+/+
+
Minimal 1
• Neck Collar
+
+
+
+
Minimal 1
• Splint • Long Spine Board • Scoop Strecher • Kndrik Extrication Deviice (KED) • Urine Bag • NGT • Wound Toilet Set • USG • Film Viewer
+ +
+ +
+ +
+ +
Minimal 1 set
+ +
+ +
+ +
+ +
+ + +
+ + +
+ + +
+ + +
Minimal 1 set / TT
+ +
+/+
+
+
Minimal 1
NO • • • • •
• Cairan Infus Koloid • Cairan Infus Kristaloid • Cairan Infus Dextrose Adrenalin Sulphas Atropin Kortikosteroid Lidokain Dextrose 50% Aminophilin Pethidin Morfin Anti convulsion Dopamin Dobutamin ATS Trombolitik Amiodaron (inotropik) APD : Masker Mannitol Furosemide APD : Sarung Tangan
2
KETERANGAN Minimal Minimal Minimal Minimal
1 1 1 1
Rasio 1:1 TT di UGD
OBAT – OBATAN DAN ALAT HABIS PAKAI + + + + +
+
+
+
+
+
+
+
+ +
+ +
+ +
+ +
+ + + + + + + + + + + +
+ + + + + + + + + + + +
+ + + + + + + + + + + +
+ + + + + + + + + + + +
+ +
+ +
+ +
+ +
+
+
+
+
Selalu tersedia dalam jumlah yang cukup di IGD tanpa harus di resepkan
Ruang Tindakan Bedah • Meja Operasi / tempat tidur tindakan • Dressing set
Minimal 3 Minimal 10
PERALATAN MEDIS Minimal 3 Minimal Minimal 1 1 Minimal 10
Minimal 10
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
Minimal 10
117
NO
KELAS /RUANG • Infusion Set
BINTANG 3
BINTANG 2
BINTANG 1
Minimal 10
Minimal 10
Minimal 10
Minimal 10
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
• Vena Section set • Torakosintetis set • Metal kauter
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
• Film Viewer
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
-
• Tiang infus
Minimal 6
Minimal 6
Minimal 2
Minimal 2
-
Minimal 3
Minimal 3
Minimal 1
Minimal 1
• Thermometer
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
• Stetoskop
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
• Suction
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
• Sterilisator
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
• Bidai
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
• Splint
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
OBAT-OBATAN DAN ALAT HABIS PAKAI + + + + + + + + + + +
+ +
+ +
+
+
+
+
+
+
KETERANGAN
-
• Lampu operasi
Analgetik Antiseptik Cairan kristaloid Lidokain Wound dressing BMHP Alat-alat anti septic Benang jarum 3
BINTANG 4
Selalu tersedia dalam jumlah yang cukup di ruang tindakan bedah tanpa harus diresepkan
Ruang Tindakan Medical
PERALATAN MEDIS • Kumbah Lambung Set
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
• EKG
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
• Kursi Pe
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
• Irigatoreriksaan
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
• Nebulizer
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
• Suction
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
• Oksigen Medis
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
• NGT
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
• Syrine Pump
Minimal 2
Minimal 2
Minimal 2
-
• Infusion Pump
Minimal 2
Minimal 2
Minimal 2
-
• Jarum Spinal
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
• Lampu Kepala
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
• Bronchoscopy
Minimal 1
Minimal 1
-
-
• Opthalmoscop
Minimal 1
Minimal 1
-
-
• Otoscope set
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
• Slit Lamp
Minimal 1
+/-
-
-
• Tiang Infus
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
• Tempat Tidur
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
Bisa bergabung, bisa terpisah
118
KELAS /RUANG
NO
• Film Viewer
BINTANG 4
BINTANG 3
BINTANG 2
BINTANG 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
KETERANGAN
OBAT – OBATAN • • • • • • •
4
SA Aminophilin Dopamin Kristaloid Cairan Infus Koloid Cairan Infus Kristaloid Cairan Infus Dextrose Adrenalin Sulpat Atropin Kortikosteroid Lidokain Dextrose 50% Aminophilin Pethidin Morfin Anti convulsion Dopamin Anti convulsion Dopamin Dobutamin ATS Trombolitik Amiodaron (inotropik) APD : Masker Mannitol Furosemide APD : Sarung Tangan
+ + +
+ + +
+ + +
+ + +
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+ + + + + + + + + + + + + + + +
+ + + + + + + + + + + + + + + +
+ + + + + + + + + + + + + + + +
+ + + + + + + + + + + + + + + +
+ +
+ +
+ +
+ +
+
+
+
+
Tersedia dalm jumlah cukup
Selalu Tersedia dalam jumlah yang cukup di UGD tanpa harus di resepkan
Ruang Tindakan Bayi & Anak
PERALATAN MEDIS
Inkubator Tiang infus Tempat tidur Film viewer Suction Oksigen
Minimal Minimal Minimal Minimal Minimal Minimal
1 1 1 1 1 1
Minimal Minimal Minimal Minimal Minimal Minimal
1 1 1 1 1 1
Minimal Minimal Minimal Minimal Minimal Minimal
1 1 1 1 1 1
Minimal Minimal Minimal Minimal Minimal Minimal
1 1 1 1 1 1
OBAT – OBATAN / BAHAN MEDIS HABIS PAKAI • Stesolid • Mikro drips set • Intra Osseus set 5
+ + +
+ + +
+ + +
+ + +
Tersedia dlm jumlah yang cukup
Ruang Tindakan Kebidanan
PERALATAN MEDIS • Kuret set • Partus set • Suction bayi • Meja ginekologi
Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1
Minimal 1 / bergabung Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 / bergabung
Minimal 1 / bergabung Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 / bergabung
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
Minimal 1 / bergabung Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 / bergabung
119
NO
KELAS /RUANG
BINTANG 4
BINTANG 3
BINTANG 2
BINTANG 1
• Meja Partus
Minimal 1
Minimal 1 / bergabung
Minimal 1 / bergabung
Minimal 1 / bergabung
• Vacuum set
Minimal 1
• Forcep set
Minimal 1
• CTG
Minimal 1
• Resusitasi set
Minimal 1
• Doppler
Minimal 1
• Suction Bayi baru lahir
Minimal 1
• Laennec
Minimal 1
Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung
Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung
Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung
• Tiang infus • Tempat tidur • Film viewer
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
KETERANGAN
OBAT-OBATAN Uterotonika
+
+
+
+
Prostaglandin
+
+
+
+
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
Tersedia dlm jumlah yang cukup
120
LAMPIRAN 12
PERALATAN PONEK 1) Peralatan Neonatal No 1 2 3 4 5 6 7 8
Jenis Peralatan Inkubator Infant Warmer Pulse Oxymeter Neonatus Therapy Sinar Syringe Pump Alat-Alat Resusitasi Neonatus Laryngoskop Neonatal, Lidah kuku ukuran 0,00 Balon sungkup bayi (bag mask) CPAP (Continuous Positive Airway Pressure)
Jmlh 2 2 1 1 2 1 1 1
2) Peralatan Maternal No Jenis Peralatan 1 Kotak Resusitasi berisi : - Bilah Laringoskop - Balon - Bola lampu laringskop ukuran dewasa - Baterai cadangan untuk bilah laringoskop - Bola lampu laringoskop cadangan - Selang reservoar oksigen - Masker oksigen - Pipa endotrakeal - Plester - Gunting - Kateter penghisap - Naso gastric tube - Alat suntik 1, 21/2, 3, 5, 10, 20, 50 cc - Ampul Epinefrin / Adrenalin - NaCL 0,9% / larutan Ringer Asetat / RL - MgSO4 - Sodium bikarbonat 8,4% - Kateter Vena - Infus Set 2 Ekstraktor vakum 3 Inkubator 4 Penghangat (Radiant Warmer) Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
Jmlh 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 121
No 5 6 7 8 9 10
Jenis Peralatan Forceps naegele AVM (Aspirasi Vakum Manual) Pompa vakum listrik Monitor denyut jantung / pernapasan Foetal Doppler Set Sectio Saesaria
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
Jmlh 1 1 1 1 1 1
122
LAMPIRAN 13 BAGIAN YANG DAPAT DIHUBUNGI
No 1 2 3 4
5
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Unit Bagian Program & Informasi, Setditjen. Bina Pelayanan Medik Subdit Bina Yanmedik Dasar, Dit. Bina Pelayanan Medik Dasar, Ditjen Bina Pelayanan Medik Subdit Gawat Darurat & Evakuasi, Dit. Bina Pelayanan Medik Dasar, Ditjen Bina Pelayanan Medik Subdit Yanmed RSU Pendidikan, Dit. Bina Pelayanan Medik Spesialistik, Ditjen Bina Pelayanan Medik
Telp 5201590
Ext 3302
Fax 5227705
5201590
5316
5222430
5201590
5319
5222430
5201590
5301
5274915
Subdit Yanmed RSU Non Pendidikan, Dit. Bina Pelayanan Medik Spesialistik, Ditjen Bina Pelayanan Medik Subdit Yanmed RSU Khusus, Dit. Bina Pelayanan Medik Spesialistik, Ditjen Bina Pelayanan Medik
5201590
5303
52960450
5201590
5306
5279487
Bagian Program & Informasi, Setditjen. Bina Kesehatan Masyarakat Subdit Bina Kesehatan Ibu Hamil, Dit. Bina Kesehatan Ibu, Ditjen Bina Kesmas Subdit Bina Kesehatan Maternal, Pencegahan Komplikasi, Dit. Bina Kesehatan Ibu, Ditjen Bina Kesmas Subdit Bina Kesehatan Reproduksi, Dit. Bina Kesehatan Ibu, Ditjen Bina Kesmas Subdit Bina Kesehatan Bayi, Dit. Bina Kesehatan Anak, Ditjen Bina Kesmas Subdit Bina Upaya Kes Daerah Tertinggal Perbatasan & Kepulauan. Dit. Bina Kes Kom, Ditjen Bina Kesmas Subdit Bina Instansi Kesehatan Dasar & UKBM, Dit. Bina Kes Komunitas, Ditjen Bina Kesmas
5201590
8203
5279216
5201590
8209
5221227
5201590
1200
5221227
5201590
8211
5265002
5201590
7914
5214891
5201590
7203
5203116
5201590
7205
5203116
7224819
314
7224764
5201590
6908
5203873
5201590
1166
5203874
5201590
8176
5214869
4247537
104
42670283
5201590
6304
5265041
5201590
8004
5214903
5201590
1171
5265402
Bagian Program & Informasi, Setbadan PPSDM Bagian Tata Usaha Pusat Promosi Kesehatan, Setjen Bagian Tata Usaha Pusat Data dan Informasi, Setjen Bagian Program & Informasi, Setditjen. Bina Farmasi & Alat Kesehatan Bagian Program & Informasi, Setditjen. PP dan PL, Ditjen PPPL Bidang Sarana dan Prasarana , Pusat Sarana Prasarana & Peralatan Kesehatan, Setjen Bagian Evaluasi dan Pelaporan, Biro Perencanaaan dan Anggaran, Setjen Bagian Penyusunan Anggaran, Biro Perencanaan dan Anggaran, Setjen
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
123
LAMPIRAN 14
ALOKASI DAK KESEHATAN TAHUN 2009 (Rp. 000.000) NO
NAMA PROVINSI/KAB/KOTA
YANKESDAS
RS KAB/KOTA
NAD 1
Kab. Aceh Barat
2
Kab. Aceh Besar
3
Kab. Aceh Selatan
4
Kab. Aceh Singkil
5
Kab. Aceh Tengah
6
Kab. Aceh Tenggara
7
Kab. Aceh Timur
8
Kab. Aceh Utara
9
Kab. Bireuen
10
Kab. Pidie
11
Kab. Simeulue
12
Kota Banda Aceh
13
Kota Sabang
14
Kota Langsa
15
Kota Lhokseumawe
16
Kab. Nagan Raya
17
Kab. Aceh Jaya
18
Kab. Aceh Barat Daya
19
Kab. Gayo Lues
20
Kab. Aceh Tamiang
21
Kab. Bener Meriah
22
Kab. Pidie Jaya
23
Kota Subulussalam
RS PROV
4.105 2.210
RSU Cut Nyak Dien
6.407
1.267
RSU Kutacane
7.407
1.737
RSU ID Rayek
7.160
1.525
RSU Cut Meutia
1.640
RSU Biereuneun
6.372
1.211
RSU Meuraxa
7.571
2.053
RSU Sabang
1.435
RSU Nagan Raya
1.200
RSU Tamiang
7.391
RSU Dr. Zainal Abidin RSJ Banda Aceh
7.844 7.012 8.313 6.429
7.271 8.664 6.740
6.350 6.384 7.030 5.699 6.225 6.603 6.631 5.886 9.177 8.212
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
124
NO
NAMA PROVINSI/KAB/KOTA
YANKESDAS
RS KAB/KOTA
RS PROV
Provinsi Sumatera Utara
RSU Dr. Pirngadi Medan 3.664
RSU Haji Medan RSU Pematang Siantar RSU Padang Sidempuan
1
Kab. Asahan
2
Kab. Dairi
3
Kab. Deli Serdang
4
Kab. Tanah Karo
5
Kab. Labuhan Batu
6
Kab. Langkat
7
Kab. Mandailing Natal
8
Kab. Nias
9
Kab. Simalungun
7.497
1.548
RSU Kisaran
6.456
1.775
RSU Sidikalang
6.388
1.245
9.038
1.953
RSU Kaban Jahe RSU Rantau Parapat
8.246
1.451
RSU Tanjung Pura
2.712
RSU Gunung Sitoli
9.059
6.779 10.681 7.490
RSU Parapat 2.334 RSU Simalungun
10
Kab. Tapanuli Selatan
11
Kab. Tapanuli Tengah 6.723
12
Kab. Tapanuli Utara
13
Kab. Toba Samosir
14
Kota Binjai
15
Kota Medan
16
Kota Pematang Siantar
17
Kota Sibolga
18
Kota Tanjung Balai
19
Kota Tebing Tinggi
20
Kota Padang Sidimpuan
21
Kab. Pakpak Bharat
22
Kab. Nias Selatan
23
Kab. Humbang Hasundutan
24
Kab. Serdang Bedagai
25
Kab. Samosir
26
Kab. Batu Bara
27
Kab. Padang Lawas
28
Kab. Padang Lawas Utara
7.102 6.338 5.425 9.691 5.906 6.012
1.468
RSU FL. Tobing
5.949
5.891
RSU Tanjung Balai
5.691
1.389
RSU Tebing Tinggi
1.797
RSU Sibubuhan
1.799
RSU Gunung Tua
5.854 5.760 8.026 5.890 8.297 7.032 8.488
7.775
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
125
NO
NAMA PROVINSI/KAB/KOTA
YANKESDAS
RS KAB/KOTA
RS PROV
Provinsi Sumatera Barat 7.382
RSU Dr. A. Mochtar Bukit Tinggi RSJ Prof. HB Saanin Padang RSU Solok RSU Pariaman
1
Kab. Lima Puluh Kota
2
Kab. Agam
3
Kab. Kepulauan Mentawai
4
Kab. Padang Pariaman
5
Kab. Pasaman
6
Kab. Pesisir Selatan
7
Kab. Sawahlunto Sijunjung
8
Kab. Solok
9
Kab. Tanah Datar
10
Kota Bukit Tinggi
11
Kota Padang Panjang
12
Kota Padang
13
Kota Payakumbuh
14
Kota Sawahlunto
15
Kota Solok
16
Kota Pariaman
17
Kab. Pasaman Barat
18
Kab. Dharmasraya
19
Kab. Solok Selatan
7.516 9.404 7.504 6.914 5.337 7.756
2.366
RSU Painan
1.877
RSU Prof. Hanafiah
6.458
1.612
RSU Padang Panjang
7.439
1.913
RSU Sei Sapih
6.036
1.393
RSU Payakumbuh
6.677
1.885
RSU Sawahlunto
6.306
1.921
7.218
1.292
RSU Pariaman RSU Pasaman Barat
6.449
1.837
RSU Muara Labuh
7.834
2.311
RSU Bengkalis
4.000 2.226
RSU Purihusada RSU Indrasari Rengat
6.271
RSU Bangkinang
1.402 2.276
RSU pelalawan RSU Bagan Siapiapi
2.019
RSU Dumai
6.136 6.493 7.215 6.355
6.242
5.707
Provinsi Riau 1
Kab. Bengkalis
2
Kab. Indragiri Hilir
3
Kab. Indragiri Hulu
4
Kab. Kampar
5
Kab. Kuantan Singingi
6
Kab. Pelalawan
7
Kab. Rokan Hilir
8
Kab. Rokan Hulu
9
Kab. Siak
10
Kota Dumai
11
Kota Pekanbaru
5.737 7.454
5.875
6.949
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
126
NO
NAMA PROVINSI/KAB/KOTA
YANKESDAS
RS KAB/KOTA
RS PROV
Provinsi Kepulauan Riau 1
Kab. Bintan
2
Kab. Natuna
3
Kab. Karimun
4
Kota Batam
5
Kota Tanjung Pinang
6
Kab. Lingga
6.435 7.222 7.345
2.004
6.512
3.650
5.723
1.583
RSUD Kota Batam RSU Tanjung Pinang RSU Lapangan Lingga
Provinsi Jambi 1
Kab. Batanghari
2
Kab. Bungo
3
Kab. Kerinci
4
Kab. Merangin
5
Kab. Muaro Jambi
6
Kab. Sarolangun
7
Kab. Tanjung Jabung Barat
8
Kab. Tanjung Jabung Timur
9
Kab. Tebo
10
Kota Jambi
1.886
RSJ Jambi
6.410 5.875
5.818
RSU Muara Bungo
7.005
2.191
RSU Sungai Penuh
8.224
1.643
RSU Bangko
7.573
1.260
RSU Muaro Jambi
1.875
RSU Kuala Tungkal
1.281
RSU Lahat
2.148
RSU Sekayu
7.225
2.600
RSU HM Rabain
14.118
1.447
RSU Kayu Agung
5.770
2.131
RSU Lubuk Linggau
5.577
1.105
RSU Prabumulih
6.534
7.008 6.642 6.316
Provinsi Sumatera Selatan 1
Kab. Lahat
2
Kab. Musi Banyuasin
3
Kab. Musi Rawas
4
Kab. Muara Enim
5
Kab. Ogan Komering Ilir
6
Kab. Ogan Komering Ulu
7
Kota Palembang
8
Kota Pagar Alam
9
Kota Lubuk Linggau
10
Kota Prabumulih
11
Kab. Banyuasin
12
Kab. Ogan Ilir
13
Kab. OKU Timur
14
Kab. OKU Selatan
15
Kab. Empat Lawang
6.273
7.588
5.401
9.002 5.009 6.488 5.845 5.749
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
127
NO
NAMA PROVINSI/KAB/KOTA
YANKESDAS
RS KAB/KOTA
Provinsi Bangka Belitung 1
Kab. Bangka
2
Kab. Belitung
3
Kota Pangkal Pinang
4
Kab. Bangka Selatan
5
Kab. Bangka Tengah
6
Kab. Bangka Barat
7
Kab. Belitung Timur
6.969
2.314
RSU Sungai Liat
2.398
RSU Pangkal Pinang
Kab. Bengkulu Selatan
2
Kab. Bengkulu Utara
3
Kab. Rejang Lebong
4
Kota Bengkulu
5
Kab. Kaur
6
Kab. Seluma
7
Kab. Mukomuko
8
Kab. Lebong
9
Kab. Kepahiang
6.491
Kab. Lampung Barat
2
Kab. Lampung Selatan
3
Kab. Lampung Tengah
4
Kab. Lampung Utara
5
Kab. Lampung Timur
6
Kab. Tanggamus
7
Kab. Tulang Bawang
8
Kab. Way Kanan
9
Kota Bandar Lampung
10
Kota Metro
11
Kab. Pesawaran
RSJ Sungai Liat
2.857
RSU Dr. M. Yunus
1.989
RSU H. Abdul Moeloek
6.600 6.239 6.696 6.004
6.361
1.326
RSU Manna
12.629
6.157
RSU Arga Makmur
7.304
1.534
RSU Curup
7.382 7.695 7.538 7.471 6.405 6.434
Provinsi Lampung 1
2.692
6.487
Provinsi Bengkulu 1
RS PROV
7.372
1.244
RSU Liwa
6.846
1.567
RSU Pringsewu
9.239
1.722
RSU Manggala
6.863 7.636 7.083 9.342
5.708 10.581 5.525 6.422
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
128
NO
NAMA PROVINSI/KAB/KOTA
YANKESDAS
RS KAB/KOTA
RS PROV
Provinsi Jawa Barat 1
Kab. Bandung
10.488
3.617
RSU Soreang RSU Majalaya
2
Kab. Bekasi
3
Kab. Bogor
4
Kab. Ciamis
5
Kab. Cianjur
6
Kab. Cirebon
7
Kab. Garut
8
Kab. Indramayu
9
Kab. Karawang
10
Kab. Kuningan
11
Kab. Majalengka
12
Kab. Purwakarta
13
Kab. Subang
14
Kab. Sukabumi
7.505
1.769
RSU Kab Bekasi
9.752
2.674
RSU Ciawi
9.695
1.251
RSU Ciamis
8.132
1.389
RSU Cianjur RSU Cimacan
11.955
4.200
RSU Arjawinangun RSU Waled
9.715
1.230
RSU Dr. Slamet
9.235
3.184
RSU Indramayu RSU Patrol
15
Kab. Sumedang
16
Kab. Tasikmalaya
17
Kota Bandung
18
Kota Bekasi
19
Kota Bogor
20
Kota Cirebon
21
Kota Depok
22
Kota Sukabumi
23
Kota Cimahi
24
Kota Tasikmalaya
25
Kota Banjar
26
Kab. Bandung Barat
7.720
1.847
RSU Karawang
7.329
2.218
RSU Cideres
5.848
1.158
RSU Bayu Asih
8.106
1.643
RSU Subang
3.279
RSU Sekarwangi RSU Jampang Kulon RSU Palabuhan Ratu
1.616
RSU Sumedang
6.987
1.950
RSU Ujung Berung
6.859
1.297
RSU Gunung Jati
5.446
1.532
RSU R. Syamsudin
5.511
1.421
RSU Cimahi
1.451
RSU Banjar
9.502
7.740
5.510 4.934
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
129
NO
NAMA PROVINSI/KAB/KOTA
YANKESDAS
RS KAB/KOTA
RS PROV
Provinsi Banten 1
Kab. Lebak
2
Kab. Pandeglang
3
Kab. Serang
4
Kab. Tangerang
5
Kota Cilegon
6
Kota Tangerang
7
Kota Serang
7.600
1.385
RSU Adjidarmo
7.070
2.507
RSU Serang
8.228
2.494
RSU Tangerang
8.294
5.740
Provinsi Jawa Tengah
3.437
RSU Margono Soekardjo Purwokerto RSJ Dr. RM Soedjarwadi Klaten RS Tugurejo Semarang RSU Dr. Moewardi Surakarta
1
Kab. Banjarnegara
2
Kab. Banyumas
8.463 7.500
RSU Banyumas 2.868 RSU Ajibarang
3
Kab. Batang
4
Kab. Blora
5
Kab. Boyolali
6
Kab. Brebes
7
Kab. Cilacap
7.142
1.936
RSU Batang
7.415
1.480
RSU Pandan Arang
8.948
2.834
RSU Brebes
7.464
8.841
RSU Cilacap 2.620 RSU Majenang
8
Kab. Demak
9
Kab. Grobogan
10
Kab. Jepara
11
Kab. Karanganyar
12
Kab. Kebumen
13
Kab. Kendal
14
Kab. Klaten
15
Kab. Kudus
16
Kab. Magelang
17
Kab. Pati
18
Kab. Pekalongan
8.111 7.841
2.401
RSU Dr. R. Soedjati
2.619
RSU Muntilan
8.021 7.370 7.994 7.335 9.257 7.191 8.085 7.831 7.439
RSU Kajen 1.499 RSU Kraton
19
Kab. Pemalang
7.067
3.017
RSU Dr. M. Ashari
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
130
NO
NAMA PROVINSI/KAB/KOTA
20
Kab. Purbalingga
21
Kab. Purworejo
22
Kab. Rembang
23
Kab. Semarang
YANKESDAS
6.191
RS KAB/KOTA
1.049
RSU Purbalingga
1.578
RSU Rembang
RS PROV
6.802 6.400 7.525
RSU Ambarawa 2.386 RSU Ungaran
24
Kab. Sragen
25
Kab. Sukoharjo
26
Kab. Tegal
27
Kab. Temanggung
28
Kab. Wonogiri
29
Kab. Wonosobo
30
Kota Magelang
31
Kota Pekalongan
32
Kota Salatiga
33
Kota Semarang
34
Kota Surakarta
35
Kota Tegal
7.375 8.331 8.474
1.656
RSU Dr. Soeselo
1.168
RSU Wonosobo
6.290
1.236
RSU Kardinah
8.751
2.497
RSU P. Senopati
7.088
1.627
6.801
1.357
RSU Sleman RSU Kota Yogyakarta
6.242
1.045
RSU Bangkalan
6.179 7.369 7.055 5.744 6.546 5.614 7.018 6.161
Provinsi DI Yogyakarta 1
Kab. Bantul
2
Kab. Gunung Kidul
3
Kab. Kulon Progo
4
Kab. Sleman
5
Kota Yogyakarta
7.504 6.964
Provinsi Jawa Timur 1
Kab. Bangkalan
2
Kab. Banyuwangi
7.329
RSU Blambangan 8.781 RSU Genteng
3
Kab. Blitar
4
Kab. Bojonegoro
5
Kab. Bondowoso
6
Kab. Gresik
7
Kab. Jember
6.906 9.706 9.339
0.656
RSU Dr. H. Koesnadi
7.113
4.000
RSU Gresik
7.271
RSU Balung 8.635
RSU Kalisat RSU Dr. Soebandi
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
131
NO
NAMA PROVINSI/KAB/KOTA
8
Kab. Jombang
9
Kab. Kediri
10
Kab. Lamongan
11
Kab. Lumajang
12
Kab. Madiun
13
Kab. Magetan
14
Kab. Malang
15
Kab. Mojokerto
16
Kab. Nganjuk
17
Kab. Ngawi
18
Kab. Pacitan
19
Kab. Pamekasan
20
Kab. Pasuruan
21
Kab. Ponorogo
22
Kab. Probolinggo
YANKESDAS
RS KAB/KOTA
4.000
RS Jombang
2.221
RSU Pare
8.017
1.220
RSU Dr. Soegiri
11.214
4.000
RSU Dr Haryoto
7.525
0.978
RSU Panti Waluyo
6.406
0.977
RSU Dr. Sayidiman
7.544
4.000
RSUD Dr Soekandar
6.362
1.443
RSU Kertosono
6.899
10.000
RS PROV
7.810
RSU Soeroto
7.711 6.680
1.035
RSU Pamekasan
8.109
1.228
7.997
1.129
RSU Bangil RSU Prof. M. Harjono
7.912
RSU Waluyo Jati 2.812 RSU Tongas
23
Kab. Sampang
24
Kab. Sidoarjo
25
Kab. Situbondo
26
Kab. Sumenep
27
Kab. Trenggalek
28
Kab. Tuban
29
Kab. Tulungagung
30
Kota Blitar
31
Kota Kediri
32
Kota Madiun
33
Kota Malang
34
Kota Mojokerto
35
Kota Pasuruan
36
Kota Probolinggo
37
Kota Surabaya
38
Kota Batu
6.943 17.594
7.000
RSU Sidoarjo
6.940
1.839
RSU Situbondo
4.000
RSU M. Anwar
6.867
1.182
8.002
1.751
RSU Dr. Soedomo RSU Dr. R. Koesma
12.848
5.624
RSU Dr. Iskak
6.038
1.164
RSU Mardi Waluyo
5.005
4.700
RSU Gambiran
6.042
1.119
RSU Madiun
5.760
1.038
6.063
2.224
RSU Dr. Wahidin SH RSU Dr. Soedarsono
2.077
RSU Tambakrejo
5.792 7.804 5.766
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
132
NO
NAMA PROVINSI/KAB/KOTA
YANKESDAS
RS KAB/KOTA
Provinsi Kalimantan Barat 1
Kab. Bengkayang
2
Kab. Landak
3
Kab. Kapuas Hulu
4
Kab. Ketapang
5
Kab. Pontianak
6
Kab. Sambas
RS PROV
2.379
RSU Dr. Sudarso Pontianak
7.552 6.338
1.394
9.098
1.696
9.318
1.620
9.052
RSU Landak RSU Dr. A Diponegoro RSU Dr. Agus Djam
RSU Sambas 2.319 RSU Pemangkat
7
Kab. Sanggau
8
Kab. Sintang
9
Kota Pontianak
10
Kota Singkawang
11
Kab. Sekadau
12
Kab. Melawi
13
Kab. Kayong Utara
14
Kab. Kubu Raya
7.920
1.800
RSU Sanggau
7.857
1.491
RSU Sintang
1.933
RSU Dr. Abdul Azis
7.769 7.242 6.195 6.847 8.122 8.120
Provinsi Kalimantan Tengah
1
Kab. Barito Selatan
2
Kab. Barito Utara
3
Kab. Kapuas
4
Kab. Kotawaringin Barat
5
Kab. Kotawaringin Timur
6
Kota Palangkaraya
7
Kab. Barito Timur
8
Kab. Murung Raya
9
Kab. Pulang Pisau
10
Kab. Gunung Mas
11
Kab. Lamandau
12
Kab. Sukamara
13
Kab. Katingan
14
Kab. Seruyan
5.000
6.586
5.211
RSU Buntok
7.121
1.743
13.072
4.000
8.872
6.281
RSU Muara Teweh RSUD Dr. Soemarmo RSU Sultan Imanuddin
4.000
RSUD Pulang Pisau
RSUD. Dr. Dorris S. Palangkaraya
8.282 6.512 6.389
6.985 7.966 7.099 6.286 7.756 8.481
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
133
NO
NAMA PROVINSI/KAB/KOTA
YANKESDAS
RS KAB/KOTA
Provinsi Kalimantan Selatan
RS PROV
6.639
RSU Ansari Saleh Banjarmasin RSU Ulin Banjarmasin
1
Kab. Banjar
2
Kab. Barito Kuala
3
Kab. Hulu Sungai Selatan
4
Kab. Hulu Sungai Tengah
5
Kab. Hulu Sungai Utara
6
Kab. Kota Baru
7
Kab. Tabalong
8
Kab. Tanah Laut
9
Kab. Tapin
10
Kota Banjar Baru
11
Kota Banjarmasin
12
Kab. Balangan
13
Kab. Tanah Bumbu
7.818
1.642
RSU Ratu Zalekha
7.293
1.547
RSU Marabahan
7.812
1.261
RSU Hasan Basri
6.536
1.831
6.374
1.297
RSU Damanhuri RSU Pambalah Batung
7.898 6.666
1.689
6.993
1.413
6.694
1.300
RSU Tanjung RSU Boejasin Pelaihari RSU Datu Sanggul R.
6.324
1.479
RSU Banjar Baru
3.000
RSU Tanah Bumbu
6.618 6.262 7.662
Provinsi Kalimantan Timur
3.811
RSJ Samarinda RSU Tarakan
1
Kab. Berau
2
Kab. Bulungan
3
Kab. Kutai Kartanegara
4
Kab. Kutai Barat
5
Kab. Kutai Timur
6
Kab. Malinau
7
Kab. Nunukan
8
Kab. Pasir
9
Kota Balikpapan
10
Kota Bontang
11
Kota Samarinda
12
Kota Tarakan
13
Kab. Penajam Paser Utara
14
Kab. Tana Tidung
9.228
4.000
RSU Abdul Rivai
1.333
RSU Nunukan
10.533 9.069 10.355 9.137 8.149
7.482
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
134
NO
NAMA PROVINSI/KAB/KOTA
YANKESDAS
RS KAB/KOTA
Provinsi Sulawesi Utara 1
Kab. Bolaang Mongondow
2
Kab. Minahasa
3
Kab. Sangihe
4
Kota Bitung
5
Kota Manado
6
Kab. Kepulauan Talaud
7
Kab. Minahasa Selatan
8
Kota Tomohon
9
Kab. Minahasa Utara
10 11 12 13
Kota Kotamobagu Kab. Bolaang Mongondow Utara Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro Kab. Minahasa Tenggara
7.296
1.439
7.871
2.200
RSU Datoe Binangkang RSU dr. Sam Ratulangi
10.945
7.195
RSU Liun Kendage
6.670
1.975
RSU Bitung
1.410
RSU Boalemo
1.845
RSU Aloei Saboe
RS PROV
5.172
RSU Noongan Langowan
7.662
RSU Undata Palu
6.934 8.458 8.022 6.799 7.366 11.829 9.396 13.415 11.000
Provinsi Gorontalo 1
Kab. Boalemo
2
Kab. Gorontalo
3
Kota Gorontalo
4
Kab. Pohuwato
5
Kab. Bone Bolango
6
Kab. Gorontalo Utara
6.347 7.546 7.666 6.590 7.071 8.496
Provinsi Sulawesi Tengah 1
Kab. Banggai
2
Kab. Banggai Kepulauan
3
Kab. Buol
4
Kab. Toli-Toli
5
Kab. Donggala
6
Kab. Morowali
7
Kab. Poso
8
Kota Palu
9
Kab. Parigi Moutong
10
Kab. Tojo Una Una
7.205 6.903 6.981
6.217
RSU Buol
6.282
1.519
RSU Mokopido
10.544
4.000
RSU Poso
7.189
1.689
RSU Anutapura
6.636
1.659
RSU Anuntaloka
6.076
1.147
RSU Ampana
7.873 7.351
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
135
NO
NAMA PROVINSI/KAB/KOTA
YANKESDAS
RS KAB/KOTA
Provinsi Sulawesi Selatan 1
Kab. Bantaeng
2
Kab. Barru
3
Kab. Bone
4
Kab. Bulukumba
5
Kab. Enrekang
6
Kab. Gowa
7
Kab. Jeneponto
8
Kab. Luwu
9
Kab. Luwu Utara
10
Kab. Maros
11
Kab. Pangkajene Kepulauan
12
Kab. Pinrang
13
Kab. Selayar
14
Kab. Sidenreng Rappang
15
Kab. Sinjai
16
Kab. Soppeng
17
Kab. Takalar
18
Kab. Tana Toraja
19
Kab. Wajo
20
Kota Pare-Pare
21
Kota Makassar
22
Kota Palopo
23
Kab. Luwu Timur
RS PROV
3.482 6.537
1.779
RSU A. Makatutu
6.472
1.336
RSU Barru
8.499
1.234
RSU Tenriawanu
7.878
1.715
RSU Bulukumba
6.586
1.344
7.301
2.857
6.078
1.108
RSU Enrekang RSU Sungguminasa RSU Lanto D Pasewang
1.452
RSU Andi Jemma M.
6.864
1.925
RSU Pangkep
6.930
1.399
RSU Lasinrang
7.660
1.651
6.351
1.546
RSU Selayar RSU Arifin Nu'mang
6.759
1.356
RSU Sinjai
7
1.291
RSU Ajapange
1.723
RSU Lakipadada
7.414
1.218
RSU Daya Makassar
6.364
1.499
RSU Palopo
6.891
1.163
RSU Luwu Timur
1.621
RSU Mamuju
RSU Haji Makassar
7.750 7.667 7.263
6.882 6.838 7.391 7.126
Provinsi Sulawesi Barat 1
Kab. Majene
2
Kab. Mamuju
3
Kab. Polewali Mandar
4
Kab. Mamasa
5
Kab. Mamuju Utara
6.759 8.702 7.553 6.032 6.788
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
136
NO
NAMA PROVINSI/KAB/KOTA
YANKESDAS
RS KAB/KOTA
Provinsi Sulawesi Tenggara
RS PROV
4.706
RSU Provinsi Sultra Kendari RSJ Soeparto H. Kendari
1
Kab. Buton
2
Kab. Konawe
3
Kab. Kolaka
4
Kab. Muna
5
Kota Kendari
6
Kota Bau-Bau
7
Kab. Konawe Selatan
8
Kab. Bombana
9
Kab. Wakatobi
10
Kab. Kolaka Utara
11
Kab. Konawe Utara
12
Kab. Buton Utara
7.978
4.000
RSU Pasar Wajo
6.830
1.259
RSU Kolaka
7.595
1.531
RSU Raha
6.630
1.787
RSU Abunawas
6.897
1.560
RSU Bau-Bau
1.399
RSU Bombana
6.792
1.149
RSU Badung
6.806
1.408
RSU Bangli
7.359
1.606
RSU Sanjiwani
7.093
5.762
RSU Negara
7.289
1.973
RSU Klungkung
7.492
1.887
RSU Tabanan
6.499
1.195
RSU Wangaya
9.073
7.543 6.885 7.524 6.535 7.516 8.739
Provinsi Bali 1
Kab. Badung
2
Kab. Bangli
3
Kab. Buleleng
4
Kab. Gianyar
5
Kab. Jembrana
6
Kab. Karangasem
7
Kab. Klungkung
8
Kab. Tabanan
9
Kota Denpasar
7.477
6.859
Provinsi Nusa Tenggara Barat 1
Kab. Bima
2
Kab. Dompu
3
Kab. Lombok Barat
4
Kab. Lombok Tengah
5
Kab. Lombok Timur
6
Kab. Sumbawa
7
Kota Mataram
8
Kota Bima
9
Kab. Sumbawa Barat
2.719 7.198
1.323
RSU Raba
6.616
1.782
7.117
1.740
RSU Dompu RSU Patut P.P. Gerung
RSU Mataram
7.851 7.346
1.641
7.811
1.532
RSU Dr. R. Sudjono RSU Sumbawa Besar
4.000
RSU Sumbawa Barat
6.513 7.459 6.826
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
137
NO
NAMA PROVINSI/KAB/KOTA
YANKESDAS
RS KAB/KOTA
Provinsi Nusa Tenggara Timur 1
Kab. Alor
2
Kab. Belu
3
Kab. Ende
4
Kab. Flores Timur
5
Kab. Kupang
6
Kab. Lembata
7
Kab. Manggarai
8
Kab. Ngada
9
Kab. Sikka
10
Kab. Sumba Barat
11
Kab. Sumba Timur
12
Kab. Timor Tengah Selatan
13
Kab. Timor Tengah Utara
14
Kota Kupang
15
Kab. Rote Ndao
16
Kab. Manggarai Barat
17
Kab. Nagekeo
18
Kab. Sumba Barat Daya
19
Kab. Sumba Tengah
20
Kab. Manggarai Timur
Kab. Maluku Tenggara Barat
2
Kab. Maluku Tengah
3
Kab. Maluku Tenggara
4
Kab. Pulau Buru
5
Kota Ambon
6
Kab. Seram Bagian Barat
7
Kab. Seram Bagian Timur
8
Kab. Kepulauan Aru
9
Kota Tual
6.974
RSU Prof Dr. WZ. Johanes Kupang
4.392
RSU Dr. M. Haulussy Ambon
7.176 8.094
1.708
RSU Atambua
7.760
1.815
RSU Ende
7.734
1.529
RSU Larantuka
7.672
1.380
RSU Ruteng
9.136
2.483
8.043
1.748
RSU Bajawa RSU Hillers Maumere
7.838
1.376
RSU Umbu Rara Meha
7.813
1.682
RSU Soe
8.280 7.475
8.837
8.161 8.128 6.211 7.151 8.896 7.125 8.481 7.894
Provinsi Maluku 1
RS PROV
10.773 7.259 6.468 7.378 8.323 6.527 7.161 7.822 7.234
4.000
RSU Tual
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
138
NO
NAMA PROVINSI/KAB/KOTA
YANKESDAS
RS KAB/KOTA
Provinsi Maluku Utara 1
Kab. Halmahera Tengah
2
Kab. Halmahera Barat
3
Kota Ternate
4
Kab. Halmahera Timur
5
Kota Tidore Kepulauan
6
Kab. Kepulauan Sula
7
Kab. Halmahera Selatan
8
Kab. Halmahera Utara
Kab. Biak Numfor
2
Kab. Jayapura
3
Kab. Jayawijaya
4
Kab. Merauke
5
Kab. Mimika
6
Kab. Nabire
7
Kab. Paniai
8
Kab. Puncak Jaya
9
Kab. Kepulauan Yapen
10
Kota Jayapura
11
Kab. Sarmi
12
Kab. Keerom
13
Kab. Yahukimo
14
Kab. Pegunungan Bintang
15
Kab. Tolikara
16
Kab. Boven Digoel
17
Kab. Mappi
18
Kab. Asmat
19
Kab. Waropen
20
Kab. Supiori
21
Kab. Mamberamo Raya
22
Kab. Membramo Tengah
23
Kab. Yalimo
24
Kab. Lanny Jaya
5.442
RSU Ternate
6.610
RSU Prov Jayapura
8.225 7.446
4.000
RSU Jailolo
5.692
RSU Soasio
2.224
RSU Tobelo
7.791 7.126 7.140 8.168 7.371 9.305
Provinsi Papua 1
RS PROV
9.012 9.334
1.397
RSU Sentani
18.696
2.713
RSU Wamena
17.338
3.204
RSU Merauke
10.617
4.000
RSU Mimika
4.000
RSUD Enarotali
2.400
RSU Abepura
7.521 12.850 31.519 12.271 9.169 10.226 8.261 30.997 29.712 17.195 10.218 13.431 15.499 10.178 7.204 9.511 12.948 13.906 14.193
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
139
NO
NAMA PROVINSI/KAB/KOTA
25
Kab. Nduga
26
Kab. Puncak
27
Kab. Dogiyai
YANKESDAS
RS KAB/KOTA
RS PROV
14.017 33.726 6.455
Provinsi Papua Barat 1
Kab. Sorong
2
Kab. Manokwari
3
Kab. Fak Fak
4
Kota Sorong
5
Kab. Sorong Selatan
6
Kab. Raja Ampat
7
Kab. Teluk Bintuni
8
Kab. Teluk Wondama
9
Kab. Kaimana
8.461
5.744
RSU Kab. Sorong
10.989
1.733
RSU Manokwari
7.711
4.889
RSU Fak Fak
8.070 7.829 10.152 9.306 7.162 7.997
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
140
LAMPIRAN
15
KEBUTUHAN PERALATAN PELAYANAN KESEHATAN IBU TAHUN 2009
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
PENGGANTIAN KERUSAKAN
NO
PROPINSI
TARGET PUSK TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS
KB KIT PONED KIT
BIDAN KIT
HB SAHLI IMPLAN T KIT
IUD KIT
PROTEIN URIN/ DIPSTICK
GULA DARAH PUASA/ DIPSTICK
GOL. DAR AH
MALARIA/ RAPID DIAGNOSIS TEST
HIV/ RAPID TEST 3 JENIS
NAD 1
Kab. Simeulue
2
Kab. Aceh Singkil
3
Kab. Aceh Selatan
4
Kab. Aceh Tenggara
5
Kab. Aceh Timur
6
Kab. Aceh Tengah
7
Kab. Aceh Barat
8
Kab. Aceh Besar
9
Kab. Pidie
10
Kab. Bireuen
11
Kab. Aceh Utara
12
Kab. Aceh Barat Daya
13
Kab. Gayo Lues
14
Kab. Aceh Tamiang
15
Kab. Nagan Raya
16
Kab. Aceh Jaya
17
Kab. Bener Meriah
18
Kota Banda Aceh
19
Kota Sabang
20
Kota Langsa
21
Kota Lhokseumawe
4
-
66
66
66
66
2194
2194
2194
-
-
2
2
120
120
120
120
4369
4369
4369
-
-
3
1
27
27
27
27
4974
4974
4974
-
-
4
-
43
43
43
43
4714
4714
4714
-
-
1
3
196
196
196
196
9068
9068
9068
-
-
3
1
26
26
26
26
3924
3924
3924
-
-
1
3
86
86
86
86
4123
4123
4123
-
-
-
6
37
37
37
37
7368
7368
-
-
2
2
127
127
127
127
13763
13763
7368 1376 3
-
-
-
4
31
31
31
31
9138
9138
-
-
2
2
27
27
27
27
12595
12595
9138 1259 5
-
-
3
1
15
15
15
15
3318
3318
3318
-
-
3
1
25
25
25
25
2168
2168
2168
-
-
3
1
68
68
68
68
6008
6008
6008
-
-
3
1
31
31
31
31
3089
3089
3089
-
-
3
1
21
21
21
21
1713
1713
1713
-
-
2
2
55
55
55
55
3554
3554
3554
-
-
3
1
13
13
13
13
5324
5324
5324
-
-
4
-
44
44
44
44
854
854
854
-
-
4
-
25
25
25
25
3766
3766
3766
-
-
3
1
46
46
46
46
4059
4059
4059
-
-
141 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
PENGGANTIAN KERUSAKAN
NO
PROPINSI
TARGET PUSK TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA
KB KIT PONED KIT
BIDAN KIT
PROTEIN URIN/ DIPSTICK
HB SAHLI IMPLAN T KIT
IUD KIT
GULA DARAH PUASA/ DIPSTICK
GOL. DARAH
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS
MALARI A/ RAPID DIAGNO SIS TEST
HIV/ RAPID TEST 3 JENIS
SUMATERA UTARA 1 2 3 4 5
Kab. Nias Kab. Mandailing Natal Kab. Tapanuli Selatan Kab. Tapanuli Tengah Kab. Tapanuli Utara
6
Kab. Toba Samosir
7
Kab. Labuhan Batu
8
Kab. Asahan
9
Kab. Simalungun
10
Kab. Dairi
11
Kab. Karo
12
Kab. Deli Serdang
13
Kab. Langkat
14
Kab. Nias Selatan
15 16
Kab. Humbang Hasundutan Kab. Pakpak Bharat
17
Kab. Samosir
18
Kab. Serdang Bedagai
19
Kota Sibolga
20
Kota Tanjung Balai
21
Kota Pematang Siantar
22
Kota Tebing Tinggi
23
Kota Medan
24
Kota Binjai
25
Kota Padang Sidempuan
-
4
29
29
29
29
11,789
11,789
11,789
-
11,789
1
3
62
62
62
62
9,804
9,804
9,804
-
9,804
-
9
145
145
145
145
16,686
16,686
16,686
-
16,686
1
3
19
19
19
19
7,232
7,232
7,232
-
7,232
1
3
54
54
54
54
7,253
7,253
7,253
-
7,253
3
1
23
23
23
23
4,875
4,875
4,875
-
4,875
-
5
92
92
92
92
25,698
25,698
25,698
-
25,698
-
7
62
62
62
62
28,035
28,035
28,035
-
28,035
-
4
89
89
89
89
23,738
23,738
23,738
-
23,738
-
4
27
27
27
27
7,923
7,923
7,923
-
7,923
-
4
76
76
76
76
8,267
8,267
8,267
-
8,267
-
6
46
46
46
46
38,954
38,954
38,954
-
38,954
2
2
30
30
30
30
25,540
25,540
25,540
-
25,540
2
2
27
27
27
27
7,354
7,354
7,354
-
7,354
2
2
25
25
25
25
4,190
4,190
4,190
-
4,190
1
3
42
42
42
42
985
985
985
-
985
1
3
43
43
43
43
16,577
16,577
16,577
-
16,577
1
3
31
31
31
31
3,299
3,299
3,299
-
3,299
3
1
64
64
64
64
2,208
2,208
2,208
-
2,208
4
-
64
64
64
64
4,925
4,925
4,925
-
4,925
4
-
64
64
64
64
6,126
6,126
6,126
-
6,126
4
-
64
64
64
64
3,527
3,527
3,527
-
3,527
3
1
64
64
64
64
51,659
51,659
51,659
-
51,659
1
3
64
64
64
64
6,591
6,591
6,591
-
6,591
3
1
73
73
73
73
4,849
4,849
4,849
-
4,849
SUMATERA BARAT 1 2
Kab. Kepulauan Mentawai Kab. Pesisir Selatan
3
Kab. Solok
4
Kab. Sawahlunto/ Sijunjung
2
2
7
7
7
7
2,118
2,118
2,118
-
2,118
-
8
90
90
90
90
9,664
9,664
9,664
-
9,664
-
4
44
44
44
44
9,641
9,641
9,641
-
9,641
-
5
55
55
55
55
5,397
5,397
5,397
-
5,397
142 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
PENGGANTIAN KERUSAKAN
NO
PROPINSI
TARGET PUSK TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA
KB KIT PONED KIT
BIDAN KIT
HB SAHLI IMPLAN T KIT
5
Kab. Tanah Datar
6
Kab. Padang Pariaman
7
Kab. Agam
8
Kab. Lima Puluh Koto
9
Kab. Pasaman
10
Kab. Solok Selatan
11 12
Kab. Dharmas Raya Kab. Pasaman Barat
13
Kota Padang
14
Kota Solok
15
Kota Sawah Lunto
16
Kota Padang Panjang
17
Kota Bukittinggi
18
Kota Payakumbuh
19
Kota Pariaman
PROTEIN URIN/ DIPSTICK
IUD KIT
GULA DARAH PUASA/ DIPSTICK
GOL. DARAH
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS
MALARI A/ RAPID DIAGNO SIS TEST
HIV/ RAPID TEST 3 JENIS
-
7
101
101
101
101
7,084
7,084
7,084
-
7,084
-
6
76
76
76
76
9,161
9,161
9,161
-
9,161
-
4
42
42
42
42
10,232
10,232
10,232
-
10,232
-
4
64
64
64
64
8,000
8,000
8,000
-
8,000
1
3
27
27
27
27
7,784
7,784
7,784
-
7,784
2
2
52
52
52
52
3,494
3,494
3,494
-
3,494
2
2
54
54
54
54
4,311
4,311
4,311
-
4,311
-
6
69
69
69
69
8,037
8,037
8,037
-
8,037
1
3
-
-
-
-
18,772
18,772
18,772
-
18,772
3
1
9
9
9
9
1,394
1,394
1,394
-
1,394
2
2
12
12
12
12
1,126
1,126
1,126
-
1,126
4
-
4
4
4
4
990
990
990
-
990
4
-
6
6
6
6
2,493
2,493
2,493
-
2,493
3
1
1
1
1
1
2,439
2,439
2,439
-
2,439
3
1
31
31
31
31
1,842
1,842
1,842
-
1,842
RIAU 1
Kab. Kuantan Singingi
2
Kab. Indragiri Hulu
3
Kab. Indragiri Hilir
4
Kab. Pelalawan
5
Kab. Siak
6
Kab. Kampar
7
Kab. Rokan Hulu
8
Kab. Bengkalis
9
Kab. Rokan Hilir
10
Kota Pekan Baru
11
Kota Dumai
4
6
192
192
192
192
7,589
7,589
7,589
-
7,589
3
3
172
172
172
172
8,889
8,889
8,889
-
8,889
4
4
118
118
118
118
18,720
18,720
18,720
-
18,720
4
4
137
137
137
137
8,362
8,362
8,362
-
8,362
4
4
101
101
101
101
8,926
8,926
8,926
-
8,926
4
4
216
216
216
216
16,167
16,167
16,167
-
16,167
4
4
152
152
152
152
10,871
10,871
10,871
-
10,871
4
4
190
190
190
190
19,517
19,517
19,517
-
19,517
4
4
192
192
192
192
14,122
14,122
14,122
-
14,122
-
13
58
58
58
58
21,633
21,633
21,633
-
21,633
4
4
60
60
60
60
6,231
6,231
6,231
-
6,231
1
3
14
14
14
14
8,851
8,851
8,851
-
8,851
1
3
13
13
13
13
8,830
8,830
8,830
-
8,830
1
3
34
34
34
34
6,302
6,302
6,302
-
6,302
1
3
9
9
9
9
5,550
5,550
5,550
-
5,550
JAMBI 1
Kab. Kerinci
2
Kab. Merangin
3
Kab. Sarolangun
4
Kab. Batang Hari
143 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
PENGGANTIAN KERUSAKAN
NO
PROPINSI
TARGET PUSK TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA
KB KIT PONED KIT
BIDAN KIT
HB SAHLI IMPLAN T KIT
5 6 7
Kab. Muaro Jambi Kab. Tanjung Jabung Timur Kab. Tanjung Jabung Barat
8
Kab. Tebo
9
Kab. Bungo
10
Kota Jambi
1
SUMATERA SELATAN Kab. Ogan Komering Ulu Kab. Ogan Komering Ilir
2 3
Kab. Muara Enim
4
Kab. Lahat
5
Kab. Musi Rawas
6
Kab. Musi Banyuasin
7
Kab. Banyuasin
8
9
Kab. Ogan Komering Ulu Selatan Kab. Ogan Komering Ulu Timur
10
Kab. Ogan Ilir
11
Kota Palembang
12
Kota Prabumulih
13
Kota Pagar Alam
14
Kota Lubuk Linggau
IUD KIT
PROTEIN URIN/ DIPSTICK
GULA DARAH PUASA/ DIPSTICK
GOL. DARAH
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS
MALARI A/ RAPID DIAGNO SIS TEST
HIV/ RAPID TEST 3 JENIS
1
3
8
8
8
8
7,707
7,707
7,707
-
7,707
1
3
3
3
3
3
5,658
5,658
5,658
-
5,658
3
1
59
59
59
59
7,036
7,036
7,036
-
7,036
1
3
31
31
31
31
6,825
6,825
6,825
-
6,825
1
3
60
60
60
60
7,118
7,118
7,118
-
7,118
3
1
31
31
31
31
12,638
12,638
12,638
-
12,638
18
18
18
18
8,137
8,137
8,137
8,137
-
4
-
-
5
15
15
15
15
17,244
17,244
17,244
17,244
-
-
8
122
122
122
122
17,244
17,244
17,244
17,244
-
2
2
20
20
20
20
14,826
14,826
14,826
14,826
-
1
3
36
36
36
36
13,223
13,223
13,223
13,223
-
-
6
47
47
47
47
12,266
12,266
12,266
12,266
-
4
-
151
151
151
151
19,692
19,692
19,692
19,692
-
4
-
26
26
26
26
8,535
8,535
8,535
8,535
-
2
2
34
34
34
34
15,092
15,092
15,092
15,092
-
4
-
60
60
60
60
9,337
9,337
9,337
9,337
-
3
1
24
24
24
24
35,685
35,685
35,685
35,685
-
3
1
30
30
30
30
3,944
3,944
3,944
3,944
-
4
-
37
37
37
37
3,163
3,163
3,163
3,163
-
4
-
53
53
53
53
4,402
4,402
4,402
4,402
-
1
3
97
97
97
97
3,937
3,937
3,937
3,937
-
-
4
46
46
46
46
7,018
7,018
7,018
7,018
-
1
3
58
58
58
58
8,997
8,997
8,997
8,997
-
1
3
21
21
21
21
3,303
3,303
3,303
3,303
-
2
2
62
62
62
62
5,004
5,004
5,004
5,004
-
1
3
14
14
14
14
3,998
3,998
3,998
3,998
-
2
2
12
12
12
12
2,996
2,996
2,996
2,996
-
2
2
27
27
27
27
3,338
3,338
3,338
3,338
-
1
3
48
48
48
48
9,230
9,230
9,230
9,230
-
BENGKULU 1 2 3
Kab. Bengkulu Selatan Kab. Rejang Lebong Kab. Bengkulu Utara
4
Kab. Kaur
5
Kab. Seluma
6
Kab. Mukomuko
7
Kab. Lebong
8
Kab. Kepahiang
9
Kota Bengkulu
144 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
PENGGANTIAN KERUSAKAN
NO
PROPINSI
TARGET PUSK TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA
KB KIT PONED KIT
BIDAN KIT
HB SAHLI IMPLAN T KIT
IUD KIT
PROTEIN URIN/ DIPSTICK
GULA DARAH PUASA/ DIPSTICK
GOL. DARAH
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS
MALARI A/ RAPID DIAGNO SIS TEST
HIV/ RAPID TEST 3 JENIS
LAMPUNG 1
Kab. Lampung Barat
2
Kab. Tanggamus
3 4 5 6 7 8 9 10
Kab. Lampung Selatan Kab. Lampung Timur Kab. Lampung Tengah Kab. Lampung Utara Kab. Way Kanan Kab. Tulang Bawang Kota Bandar Lampung Kota Metro
-
4
7
7
7
7
10,411
10,411
10,411
-
10,411
-
4
25
25
25
25
21,680
21,680
21,680
-
21,680
1
3
36
36
36
36
32,989
32,989
32,989
-
32,989
-
4
21
21
21
21
23,660
23,660
23,660
-
23,660
-
6
2
2
2
2
28,321
28,321
28,321
-
28,321
-
4
8
8
8
8
14,639
14,639
14,639
-
14,639
-
4
5
5
5
5
9,324
9,324
9,324
-
9,324
-
5
52
52
52
52
19,574
19,574
19,574
-
19,574
-
4
89
89
89
89
21,000
21,000
21,000
-
21,000
2
2
46
46
46
46
3,044
3,044
3,044
-
3,044
3
1
10
10
10
10
6,276
6,276
6,276
6,276
-
3
1
5
5
5
5
3,410
3,410
3,410
3,410
-
4
-
28
28
28
28
3,751
3,751
3,751
3,751
-
4
-
17
17
17
17
3,931
3,931
3,931
3,931
-
3
1
5
5
5
5
3,893
3,893
3,893
3,893
-
2
2
3
3
3
3
2,530
2,530
2,530
2,530
-
3
1
8
8
8
8
3,812
3,812
3,812
3,812
-
1
3
31
31
31
31
5,953
5,953
5,953
5,953
5,953
-
4
50
50
50
50
3,572
3,572
3,572
3,572
3,572
-
4
43
43
43
43
2,803
2,803
2,803
2,803
2,803
1
3
18
18
18
18
2,376
2,376
2,376
2,376
2,376
4
-
27
27
27
27
22,728
22,728
22,728
22,728
22,728
3
1
32
32
32
32
4,932
4,932
4,932
4,932
4,932
KEP. BANGKA BELITUNG 1
Kab. Bangka
2
Kab. Belitung
3
Kab. Bangka Barat
4
Kab. Bangka Tengah
5
Kab. Bangka Selatan
7
Kab. Belitung Timur Kota Pangkal Pinang KEPULAUAN RIAU
1
Kab. Karimun
2
Kab. Kepulauan Riau/Bintan
3
Kab. Natuna
4
Kab. Lingga
5
Kota Batam
6
Kota Tanjung Pinang
6
145 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
PENGGANTIAN KERUSAKAN
NO
PROPINSI
TARGET PUSK TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA
KB KIT PONED KIT
BIDAN KIT
HB SAHLI IMPLAN T KIT
IUD KIT
PROTEIN URIN/ DIPSTICK
GULA DARAH PUASA/ DIPSTICK
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS
GOL. DARAH
MALARI A/ RAPID DIAGNO SIS TEST
HIV/ RAPID TEST 3 JENIS
JAWA BARAT 1
Kab. Bogor
2
Kab. Sukabumi
3
Kab. Cianjur
4
Kab. Bandung
5
Kab. Garut
6
Kab. Tasikmalaya
7
Kab. Ciamis
8
Kab. Kuningan
9
Kab. Cirebon
10
Kab. Majalengka
11
Kab. Sumedang
12
Kab. Indramayu
13
Kab. Subang
14
Kab. Purwakarta
15
Kab. Karawang
16
Kab. Bekasi
17
Kota Bogor
18
Kota Sukabumi
19
Kota Bandung
20
Kota Cirebon
21
Kota Bekasi
22
Kota Depok
23
Kota Cimahi
24
Kota Tasikmalaya
25
Kota Banjar
-
6
259
259
259
259
114,822
114,822
114,822
-
114,822
-
4
223
223
223
223
62,572
62,572
62,572
-
62,572
-
5
222
222
222
222
59,763
59,763
59,763
-
59,763
-
4
340
340
340
340
93,708
93,708
93,708
-
93,708
2
2
287
287
287
287
51,678
51,678
51,678
-
51,678
-
4
204
204
204
204
51,885
51,885
51,885
-
51,885
-
6
216
216
216
216
33,584
33,584
33,584
-
33,584
-
5
337
337
337
337
31,680
31,680
31,680
-
31,680
-
4
386
386
386
386
60,933
60,933
60,933
-
60,933
-
9
315
315
315
315
23,478
23,478
23,478
-
23,478
-
6
239
239
239
239
29,566
29,566
29,566
-
29,566
-
4
310
310
310
310
33,219
33,219
33,219
-
33,219
-
5
244
244
244
244
36,734
36,734
36,734
-
36,734
-
4
127
127
127
127
22,111
22,111
22,111
-
22,111
-
5
129
129
129
129
60,287
60,287
60,287
-
60,287
-
4
170
170
170
170
51,895
51,895
51,895
-
51,895
63
63
63
63
21,032
21,032
21,032
-
21,032
45
45
45
45
8,223
8,223
8,223
-
8,223
4 1
3
4
-
-
-
-
45,300
45,300
45,300
-
45,300
2
2
-
-
-
-
-
6,595
6,595
6,595
-
6,595
2
2
-
-
-
-
47,722
47,722
47,722
-
47,722
3
1
-
-
-
27,670
27,670
27,670
-
27,670
3
1
-
-
-
-
11,194
11,194
11,194
-
11,194
2
2
57
57
57
57
14,179
14,179
14,179
-
14,179
22
22
22
22
4,908
4,908
4,908
-
4,908
-
4
-
-
8
320
320
320
320
31,598
31,598
31,598
-
31,598
-
8
222
222
222
222
29,769
29,769
29,769
-
29,769
-
10
181
181
181
181
16,902
16,902
16,902
-
16,902
-
8
113
113
113
113
16,860
16,860
16,860
-
16,860
JAWA TENGAH 1
Kab. Cilacap
2
Kab. Banyumas
3
Kab. Purbalingga
4
Kab. Banjarnegara
146 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
PENGGANTIAN KERUSAKAN
NO
PROPINSI
TARGET PUSK TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA
KB KIT PONED KIT
BIDAN KIT
HB SAHLI IMPLAN T KIT
5
Kab. Kebumen
6
Kab. Purworejo
7
Kab. Wonosobo
8
Kab. Magelang
9
Kab. Boyolali
10
Kab. Klaten
11
Kab. Sukoharjo
12
Kab. Wonogiri
13
Kab. Karanganyar
14
Kab. Sragen
15
Kab. Grobogan
16
Kab. Blora
17
Kab. Rembang
18
Kab. Pati
19
Kab. Kudus
20
Kab. Jepara
21
Kab. Demak
22
Kab. Semarang
23
Kab. Temanggung
24
Kab. Kendal
25
Kab. Batang
26
Kab. Pekalongan
27
Kab. Pemalang
28
Kab. Tegal
29
Kab. Brebes
30
Kota Magelang
31
Kota Surakarta
32
Kota Salatiga
33
Kota Semarang
34
Kota Pekalongan
35
Kota Tegal
IUD KIT
PROTEIN URIN/ DIPSTICK
GULA DARAH PUASA/ DIPSTICK
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS
GOL. DARAH
MALARI A/ RAPID DIAGNO SIS TEST
HIV/ RAPID TEST 3 JENIS
4
-
239
239
239
239
23,369
23,369
23,369
-
23,369
1
3
212
212
212
212
10,941
10,941
10,941
-
10,941
-
4
128
128
128
128
16,452
16,452
16,452
-
16,452
-
7
291
291
291
291
23,635
23,635
23,635
-
23,635
-
8
257
257
257
257
17,437
17,437
17,437
-
17,437
-
10
150
150
150
150
19,771
19,771
19,771
-
19,771
-
4
133
133
133
133
14,590
14,590
14,590
-
14,590
-
6
301
301
301
301
15,173
15,173
15,173
-
15,173
-
12
83
83
83
83
13,970
13,970
13,970
-
13,970
-
6
188
188
188
188
17,686
17,686
17,686
-
17,686
1
3
262
262
262
262
24,338
24,338
24,338
-
24,338
-
6
95
95
95
95
15,817
15,817
15,817
-
15,817
-
10
154
154
154
154
10,104
10,104
10,104
-
10,104
1
3
214
214
214
214
19,983
19,983
19,983
-
19,983
-
6
100
100
100
100
18,454
18,454
18,454
-
18,454
-
8
183
183
183
183
23,105
23,105
23,105
-
23,105
-
6
75
75
75
75
25,546
25,546
25,546
-
25,546
4
-
189
189
189
189
15,672
15,672
15,672
-
15,672
-
4
167
167
167
167
11,556
11,556
11,556
-
11,556
-
7
234
234
234
234
19,115
19,115
19,115
-
19,115
2
2
147
147
147
147
13,284
13,284
13,284
-
13,284
-
5
143
143
143
143
16,812
16,812
16,812
-
16,812
1
3
193
193
193
193
26,315
26,315
26,315
-
26,315
-
4
200
200
200
200
30,213
30,213
30,213
-
30,213
-
15
165
165
165
165
45,871
45,871
45,871
-
45,871
4
-
19
19
19
19
2,589
2,589
2,589
-
2,589
4
-
30
30
30
30
11,383
11,383
11,383
-
11,383
3
1
10
10
10
10
2,797
2,797
2,797
-
2,797
3
1
60
60
60
60
27,240
27,240
27,240
-
27,240
2
2
20
20
20
20
7,302
7,302
7,302
-
7,302
3
1
16
16
16
16
6,196
6,196
6,196
-
6,196
147 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
PENGGANTIAN KERUSAKAN
NO
PROPINSI
TARGET PUSK TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA
KB KIT PONED KIT
BIDAN KIT
HB SAHLI IMPLAN T KIT
IUD KIT
PROTEIN URIN/ DIPSTICK
GULA DARAH PUASA/ DIPSTICK
GOL. DARAH
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS
MALARI A/ RAPID DIAGNO SIS TEST
HIV/ RAPID TEST 3 JENIS
DI YOGYAKARTA 1
Kab. Kulon Progo
2
Kab. Bantul
3
Kab. Gunung Kidul
4
Kab. Sleman
5
Kota Yogyakarta
-
6
59
59
59
59
6,624
6,624
6,624
-
-
-
6
60
60
60
60
13,422
13,422
13,422
-
-
-
6
18
18
18
18
10,726
10,726
10,726
-
-
-
4
32
32
32
32
13,252
13,252
13,252
-
-
1
3
85
85
85
85
5,633
5,633
5,633
-
-
-
11
89
89
89
89
8,271
8,271
8,271
-
8,271
-
6
187
187
187
187
13,970
13,970
13,970
-
13,970
-
8
80
80
80
80
10,984
10,984
10,984
-
10,984
-
8
153
153
153
153
16,344
16,344
16,344
-
16,344
-
8
138
138
138
138
18,187
18,187
18,187
-
18,187
-
4
223
223
223
223
29,115
29,115
29,115
-
29,115
-
15
217
217
217
217
47,430
47,430
47,430
-
47,430
-
5
130
130
130
130
18,710
18,710
18,710
-
18,710
-
7
101
101
101
101
43,910
43,910
43,910
-
43,910
-
10
153
153
153
153
27,730
27,730
27,730
-
27,730
-
6
128
128
128
128
11,921
11,921
11,921
-
11,921
-
5
66
66
66
66
10,924
10,924
10,924
-
10,924
-
8
209
209
209
209
21,627
21,627
21,627
-
21,627
-
9
237
237
237
237
29,846
29,846
29,846
-
29,846
-
6
205
205
205
205
33,653
33,653
33,653
-
33,653
-
8
213
213
213
213
19,455
19,455
19,455
-
19,455
-
9
177
177
177
177
23,947
23,947
23,947
-
23,947
-
5
117
117
117
117
18,932
18,932
18,932
-
18,932
-
5
110
110
110
110
10,058
10,058
10,058
-
10,058
-
9
69
69
69
69
8,898
8,898
8,898
-
8,898
-
7
147
147
147
147
13,946
13,946
13,946
-
13,946
-
8
254
254
254
254
21,927
21,927
21,927
-
21,927
-
6
274
274
274
274
21,056
21,056
21,056
-
21,056
-
8
331
331
331
331
22,273
22,273
22,273
-
22,273
-
10
123
123
123
123
23,033
23,033
23,033
-
23,033
JAWA TIMUR 1
Kab. Pacitan
2
Kab. Ponorogo
3
Kab. Trenggalek
4
Kab. Tulungagung
5
Kab. Blitar
6
Kab. Kediri
7
Kab. Malang
8
Kab. Lumajang
9
Kab. Jember
10
Kab. Banyuwangi
11
Kab. Bondowoso
12
Kab. Situbondo
13
Kab. Probolinggo
14
Kab. Pasuruan
15
Kab. Sidoarjo
16
Kab. Mojokerto
17
Kab. Jombang
18
Kab. Nganjuk
19
Kab. Madiun
20
Kab. Magetan
21
Kab. Ngawi
22
Kab. Bojonegoro
23
Kab. Tuban
24
Kab. Lamongan
25
Kab. Gresik
148 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
PENGGANTIAN KERUSAKAN
NO
PROPINSI
TARGET PUSK TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA
KB KIT PONED KIT
BIDAN KIT
HB SAHLI IMPLAN T KIT
26
Kab. Bangkalan
27
Kab. Sampang
28
Kab. Pamekasan
29
Kab. Sumenep
30
Kota Kediri
31
Kota Blitar
32
Kota Malang
33
Kota Probolinggo
34
Kota Pasuruan
35
Kota Mojokerto
36
Kota Madiun
37
Kota Surabaya
38
Kota Batu
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS
IUD KIT
GULA DARAH PUASA/ DIPSTICK
PROTEIN URIN/ DIPSTICK
GOL. DAR AH
MALARIA/ RAPID DIAGNOSIS TEST
20,065
-
HIV/ RAPID TEST 3 JENIS
-
7
107
107
107
107
20,065
20,065
20,065
-
5
200
200
200
200
19,918
19,918
19,918
-
19,918
-
5
159
159
159
159
15,224
15,224
15,224
-
15,224
-
8
179
179
179
179
15,594
15,594
15,594
-
15,594
-
8
98
98
98
98
3,790
3,790
3,790
-
3,790
3
1
32
32
32
32
2,111
2,111
2,111
-
2,111
4
1
52
52
52
52
15,787
15,787
15,787
-
15,787
3
0
55
55
55
55
4,255
4,255
4,255
-
4,255
3
1
49
49
49
49
4,069
4,069
4,069
-
4,069
2
1
32
32
32
32
2,044
2,044
2,044
-
2,044
4
2
87
87
87
87
2,737
2,737
2,737
-
2,737
4
0
144
144
144
144
51,011
51,011
51,011
-
51,011
4
0
15
15
15
15
3,625
3,625
3,625
-
3,625
-
4
170
170
170
170
25,782
25,782
25,782
-
-
-
5
165
165
165
165
36,190
36,190
36,190
-
-
-
10
165
165
165
165
99,145
99,145
99,145
-
-
1
3
155
155
155
155
55,995
55,995
55,995
-
-
4
-
55
55
55
55
42,400
42,400
42,400
-
-
3
1
22
22
22
22
7,717
3
1
35
35
35
35
2
2
46
46
46
46
4,587
1
3
101
101
101
101
-
4
99
99
99
-
4
49
49
1
3
22
22
BANTEN 1
Kab. Pandeglang
2
Kab. Lebak
3
Kab. Tangerang
4
Kab. Serang
5
Kota Tangerang
6
Kota Cilegon
7
Kota Serang
7,717
7,717
-
-
-
-
-
4,587
4,587
-
4,587
5,861
5,861
5,861
-
5,861
99
8,178
8,178
8,178
-
8,178
49
49
7,476
7,476
7,476
-
7,476
22
22
3,222
3,222
3,222
-
3,222
-
-
BALI 1
Kab. Jembrana
2
Kab. Tabanan
3
Kab. Badung
4
Kab. Gianyar
5
Kab. Klungkung
6
Kab. Bangli
7
Kab. Karang Asem
8
Kab. Buleleng
9
2
2
85
85
85
85
3,952
3,952
3,952
-
3,952
1
3
45
45
45
45
8,190
8,190
8,190
-
8,190
2
2
22
22
22
22
12,598
12,598
12,59 8
-
12,598
12,088
12,08 8
-
12,088
Kota Denpasar 3
1
34
34
34
34
12,088
149 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
PENGGANTIAN KERUSAKAN
NO
PROPINSI
TARGET PUSK TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA
KB KIT PONED KIT
BIDAN KIT
HB SAHLI IMPLAN T KIT
IUD KIT
PROTEIN URIN/ DIPSTICK
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS
GULA DARAH PUASA/ DIPSTICK
GOL. DARAH
MALARI A/ RAPID DIAGNO SIS TEST
HIV/ RAPID TEST 3 JENIS
NUSA TENGGARA BARAT 1
Kab. Lombok Barat
2
Kab. Lombok Tengah
3
Kab. Lombok Timur
4
Kab. Sumbawa
5
Kab. Dompu
6
Kab. Bima
7
Kab. Sumbawa Barat
8
Kota Mataram
9
Kota Bima
-
6
46
46
46
46
19,635
19,635
19,635
19,635
-
-
9
101
101
101
101
21,241
21,241
21,241
21,241
-
-
20
99
99
99
99
26,783
26,783
26,783
26,783
-
-
6
49
49
49
49
10,267
10,267
10,267
10,267
-
1
3
22
22
22
22
6,523
6,523
6,523
6,523
-
-
6
85
85
85
85
11,804
11,804
11,804
11,804
-
1
3
45
45
45
45
2,765
2,765
2,765
2,765
-
3
1
22
22
22
22
9,296
9,296
9,296
9,296
-
3
1
34
34
34
34
3,411
3,411
3,411
3,411
-
4
1
125
125
125
125
11,886
11,886
11,886
11,886
-
3
1
109
109
109
109
5,554
5,554
5,554
5,554
-
4
0
29
29
29
29
9,289
9,289
9,289
9,289
-
3
1
55
55
55
55
12,197
12,197
12,197
12,197
-
2
2
104
104
104
104
6,828
6,828
6,828
6,828
-
2
2
168
168
168
168
10,170
10,170
10,170
10,170
-
2
2
61
61
61
61
4,739
4,739
4,739
4,739
-
1
3
34
34
34
34
2,643
2,643
2,643
2,643
-
0
4
69
69
69
69
5,849
5,849
5,849
5,849
-
0
4
58
58
58
58
8,229
8,229
8,229
8,229
-
0
5
47
47
47
47
6,746
6,746
6,746
6,746
-
3
1
112
112
112
112
6,968
6,968
6,968
6,968
-
0
5
161
161
161
161
13,280
13,280
13,280
13,280
-
4
0
57
57
57
57
3,349
3,349
3,349
3,349
-
4
0
41
41
41
41
5,802
5,802
5,802
5,802
-
2
2
19
19
19
19
7,384
7,384
7,384
7,384
-
NUSA TENGGARA TIMUR 1
Kab. Sumba Barat
2
Kab. Sumba Timur
3
Kab. Kupang
4 5
Kab. Timor Tengah Selatan Kab. Timor Tengah Utara
6
Kab. Belu
7
Kab. Alor
8
Kab. Lembata
9
Kab. Flores Timur
10
Kab. Sikka
11
Kab. Ende
12
Kab. Ngada
13
Kab. Manggarai
14
Kab. Rote Ndao
15
Kab. Manggarai Barat
16
Kota Kupang
150 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
PENGGANTIAN KERUSAKAN
NO
PROPINSI
TARGET PUSK TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS
KB KIT PONED KIT
BIDAN KIT
PROTEIN URIN/ DIPSTICK
HB SAHLI IMPLAN T KIT
IUD KIT
GULA DARAH PUASA/ DIPSTICK
GOL. DAR AH
MALARIA/ RAPID DIAGNOSIS TEST
HIV/ RAPID TEST 3 JENIS
KALIMANTAN BARAT 1
Kab. Sambas
2
Kab. Bengkayang
3
Kab. Landak
4
Kab. Pontianak
5
Kab. Sanggau
6
Kab. Ketapang
7
Kab. Sintang
8
Kab. Kapuas Hulu
9
Kab. Sekadau
10
Kab. Melawi
11
Kota Pontianak
12
Kota Singkawang
1
KALIMANTAN TENGAH Kab. Kotawaringin Barat Kab. Kotawaringin Timur
2 3
Kab. Kapuas
4
Kab. Barito Selatan
5
Kab. Barito Utara
6
Kab. Sukamara
7
Kab. Lamandau
8
Kab. Seruyan
9
Kab. Katingan
10
Kab. Pulang Pisau
11
Kab. Gunung Mas
12
Kab. Barito Timur
13
Kab. Murung Raya
14
Kota Palangka Raya
-
4
122
122
122
122
12,960
12,960
12,96 0
12,960
12,960
4
0
43
43
43
43
5,362
5,362
5,362
5,362
5,362
3
1
67
67
67
67
8,796
8,796
8,796
8,796
8,796
4
0
136
136
136
136
15,951
15,951
15,95 1
15,951
15,951
4
0
59
59
59
59
9,637
9,637
9,637
9,637
9,637
2
2
77
77
77
77
13,090
13,090
13,09 0
13,090
13,090
-
6
76
76
76
76
8,889
8,889
8,889
8,889
8,889
4
0
62
62
62
62
7,250
7,250
7,250
7,250
7,250
3
1
37
37
37
37
4,504
4,504
4,504
4,504
4,504
4
0
27
27
27
27
4,050
4,050
4,050
4,050
4,050
-
4
49
49
49
49
11,134
11,134
11,13 4
11,134
11,134
4
0
20
20
20
20
4,961
4,961
4,961
4,961
4,961
4
-
25
25
25
25
5,744
5,744
5,744
5,744
-
4
-
57
57
57
57
8,842
8,842
8,842
8,842
-
10,094
-
-
4
25
25
25
25
10,094
10,094
10,09 4
4
-
29
29
29
29
3,041
3,041
3,041
3,041
-
4
-
25
25
25
25
3,412
3,412
3,412
3,412
-
4
-
14
14
14
14
1,085
1,085
1,085
1,085
-
4
-
29
29
29
29
1,584
1,584
1,584
1,584
-
4
-
17
17
17
17
3,584
3,584
3,584
3,584
-
4
-
30
30
30
30
3,930
3,930
3,930
3,930
-
4
-
3
3
3
3
3,075
3,075
3,075
3,075
-
4
-
36
36
36
36
2,558
2,558
2,558
2,558
-
4
-
13
13
13
13
2,558
2,558
2,558
2,558
-
4
-
17
17
17
17
2,610
2,610
2,610
2,610
-
2
2
1
1
1
1
5,530
5,530
5,530
5,530
-
151 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
PENGGANTIAN KERUSAKAN
NO
PROPINSI
TARGET PUSK TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS
KB KIT PONED KIT
BIDAN KIT
HB SAHLI IMPLAN T KIT
IUD KIT
PROTEIN URIN/ DIPSTICK
GULA DARAH PUASA/ DIPSTICK
GOL. DAR AH
MALARIA/ RAPID DIAGNOSIS TEST
HIV/ RAPID TEST 3 JENIS
KALIMANTAN SELATAN 1
Kab. Tanah Laut
2
Kab. Kota Baru
3
Kab. Banjar
4
Kab. Barito Kuala
5
Kab. Tapin
6 7 8
Kab. Hulu Sungai Selatan Kab. Hulu Sungai Tengah Kab. Hulu Sungai Utara
9
Kab. Tabalong
10
Kab. Tanah Bumbu
11
Kab. Balangan
12
Kota Banjarmasin
13
Kota Banjar Baru
1
3
117
117
117
117
6,145
6,145
6,145
-
-
-
4
75
75
75
75
6,674
6,674
6,674
-
-
-
-
-
4
135
135
135
135
10,210
10,210
10,21 0
-
4
116
116
116
116
7,072
7,072
7,072
-
-
-
4
60
60
60
60
4,053
4,053
4,053
-
-
-
4
63
63
63
63
5,235
5,235
5,235
-
-
1
3
121
121
121
121
5,877
5,877
5,877
-
-
1
3
74
74
74
74
5,611
5,611
5,611
-
-
1
3
102
102
102
102
4,563
4,563
4,563
-
-
1
3
25
25
25
25
5,676
5,676
5,676
-
-
1
3
42
42
42
42
2,714
2,714
2,714
-
-
4
0
40
40
40
40
12,471
12,471
12,47 1
-
-
3
1
17
17
17
17
3,876
3,876
3,876
-
-
4
-
48
48
48
48
15,108
15,108
15,10 8
-
-
4
-
35
35
35
35
15,606
15,606
15,60 6
-
-
-
-
KALIMANTAN TIMUR 1
2
Kab. Pasir
Kab. Kutai Barat
3
Kab. Kutai Kartanegara
4
Kab. Kutai Timur
5
Kab. Berau
6
Kab. Malinau
7
Kab. Bulongan
8
Kab. Nunukan
9
Kab. Penajam Paser Utara
10
Kota Balikpapan
11
Kota Samarinda
12
Kota Tarakan
13
Kota Bontang
0
9
24
24
24
24
13,893
13,893
13,89 3
3
1
19
19
19
19
4,055
4,055
4,055
-
-
3
1
13
13
13
13
4,956
4,956
4,956
-
-
4
-
20
20
20
20
3,230
3,230
3,230
-
-
3
1
30
30
30
30
4,663
4,663
4,663
-
-
3
1
20
20
20
20
3,868
3,868
3,868
-
-
3
1
23
23
23
23
2,509
2,509
2,509
-
-
4
-
15
15
15
15
4,430
4,430
4,430
-
-
3
1
15
15
15
15
3,134
3,134
3,134
-
-
3
1
29
29
29
29
1,423
1,423
1,423
-
-
4
-
13
13
13
13
3,241
3,241
3,241
-
-
152 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
PENGGANTIAN KERUSAKAN
NO
PROPINSI
TARGET PUSK TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA
KB KIT PONED KIT
BIDAN KIT
HB SAHLI IMPLAN T KIT
IUD KIT
PROTEIN URIN/ DIPSTICK
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS
GULA DARAH PUASA/ DIPSTICK
GOL. DARAH
MALARI A/ RAPID DIAGNO SIS TEST
HIV/ RAPID TEST 3 JENIS
SULAWESI UTARA 1
Kab. Bolaang Mengondow
2
Kab. Minahasa
3 4 5 6
Kab. Sangihe Talaud Kab. Kepulauan Talaud Kab. Minahasa Selatan Kab. Minahasa Utara
7
Kota Manado
8
Kota Bitung
9
Kota Tomohon
1
SULAWESI TENGAH Kab. Banggai Kepulauan
2
Kab. Banggai
3
Kab. Morowali
4
Kab. Poso
5
Kab. Donggala
6
Kab. Toli-Toli
7
Kab. Buol
8
Kab. Parigi Moutong
9
Kab. Tojo Una-Una
10
Kota Palu
-
5
80
80
80
80
10,799
10,799
10,799
10,799
10,799
-
5
41
41
41
41
7,728
7,728
7,728
7,728
7,728
-
8
48
48
48
48
4,244
4,244
4,244
4,244
4,244
-
4
19
19
19
19
2,094
2,094
2,094
2,094
2,094
-
8
134
134
134
134
6,780
6,780
6,780
6,780
6,780
2
2
32
32
32
32
3,898
3,898
3,898
3,898
3,898
1
3
11
11
11
11
9,670
9,670
9,670
9,670
9,670
-
4
20
20
20
20
4,043
4,043
4,043
4,043
4,043
3
1
29
29
29
29
1,975
1,975
1,975
1,975
1,975
-
5
14
14
14
14
3,599
3,599
3,599
3,599
-
-
4
139
139
139
139
6,228
6,228
6,228
6,228
-
-
4
152
152
152
152
3,749
3,749
3,749
3,749
-
-
7
109
109
109
109
4,063
4,063
4,063
4,063
-
-
9
53
53
53
53
10,490
10,490
10,490
10,490
-
-
4
68
68
68
68
5,305
5,305
5,305
5,305
-
1
3
36
36
36
36
2,834
2,834
2,834
2,834
-
-
10
121
121
121
121
8,928
8,928
8,928
8,928
-
-
6
79
79
79
79
3,382
3,382
3,382
3,382
-
3
1
13
13
13
13
6,677
6,677
6,677
6,677
-
2
2
10
10
10
10
2,654
2,654
2,654
-
2,654
2
2
58
58
58
58
9,110
9,110
9,110
-
9,110
2
2
42
42
42
42
4,093
4,093
4,093
-
4,093
2
2
50
50
50
50
8,382
8,382
8,382
-
8,382
0
4
64
64
64
64
6,619
6,619
6,619
-
6,619
SULAWESI SELATAN 1
Kab. Selayar
2
Kab. Bulukumba
3
Kab. Bantaeng
4
Kab. Jeneponto
5
Kab. Takalar
6
Kab. Gowa
7
Kab. Sinjai
8
Kab. Maros
9
Kab. Pangkajene Kep.
10
Kab. Barru
2
2
60
60
60
60
13,388
13,388
13,388
-
13,388
2
2
26
26
26
26
5,523
5,523
5,523
-
5,523
1
3
136
136
136
136
8,006
8,006
8,006
-
8,006
1
3
13
13
13
13
7,814
7,814
7,814
-
7,814
2
2
64
64
64
64
3,592
3,592
3,592
-
3,592
153 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
PENGGANTIAN KERUSAKAN
NO
PROPINSI
TARGET PUSK TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA
KB KIT PONED KIT
BIDAN KIT
HB SAHLI IMPLAN T KIT
11
Kab. Bone
12
Kab. Soppeng
13
Kab. Wajo
14
Kab. Sidenreng Rappang
15
Kab. Pinrang
16
Kab. Enrekang
17
Kab. Luwu
18
Kab. Tana Toraja
19
Kab. Luwu Utara
20
Kab. Luwu Timur
21
Kota Ujung Pandang
22
Kota Pare-Pare
23
Kota Palopo
IUD KIT
PROTEIN URIN/ DIPSTICK
GULA DARAH PUASA/ DIPSTICK
GOL. DARAH
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS
MALARI A/ RAPID DIAGNO SIS TEST
HIV/ RAPID TEST 3 JENIS
2
2
41
41
41
41
18,654
18,654
18,654
-
18,654
2
2
51
51
51
51
3,647
3,647
3,647
-
3,647
2
2
50
50
50
50
10,056
10,056
10,056
-
10,056
2
2
70
70
70
70
5,971
5,971
5,971
-
5,971
2
2
37
37
37
37
8,070
8,070
8,070
-
8,070
2
2
45
45
45
45
4,865
4,865
4,865
-
4,865
2
2
68
68
68
68
8,448
8,448
8,448
-
8,448
2
2
62
62
62
62
11,205
11,205
11,205
-
11,205
4
0
127
127
127
127
7,675
7,675
7,675
-
7,675
2
2
10
10
10
10
6,040
6,040
6,040
-
6,040
2
2
50
50
50
50
32,967
32,967
32,967
-
32,967
2
2
99
99
99
99
3,189
3,189
3,189
-
3,189
2
2
42
42
42
42
3,451
3,451
3,451
-
3,451
3
1
8,068
8,068
8,068
-
-
3
1
6,948
6,948
6,948
-
-
3
1
8,066
8,066
8,066
-
-
3
1
3,227
3,227
3,227
-
-
4
0
8,665
8,665
8,665
-
-
2
2
2,229
2,229
2,229
-
-
3
1
2,767
2,767
2,767
-
-
2
2
9,120
9,120
9,120
-
-
4
0
3,634
3,634
3,634
-
-
4
0
6,557
6,557
6,557
-
-
Kab. Boalemo
2
2
34
34
34
34
3,213
3,213
3,213
3,213
-
Kab. Gorontalo
2
2
68
34
34
34
9,173
9,173
9,173
9,173
-
SULAWESI TENGGARA 1
Kab. Buton
2
Kab. Muna
3
Kab. Konawe
4
Kab. Kolaka
5
Kab. Konawe Selatan
6
Kab. Bombana
7
Kab. Wakatobi
8
Kab. Kolaka Utara
9
Kota Kendari
10
Kota Baubau GORONTALO
1 2 3 4 5 6
Kab. Pohuwato
2
2
22
34
34
34
3,213
3,213
3,213
3,213
-
Kab. Bone Bolango
2
2
30
34
34
34
3,564
3,564
3,564
3,564
-
Gorontalo Utara
3
1
17
34
34
34
2,646
2,646
2,646
2,646
-
Kota Gorontalo
3
1
10
34
34
34
4,154
4,154
4,154
4,154
-
154 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
PENGGANTIAN KERUSAKAN
NO
PROPINSI
TARGET PUSK TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA
KB KIT PONED KIT
BIDAN KIT
PROTEIN URIN/ DIPSTICK
HB SAHLI IMPLAN T KIT
IUD KIT
GULA DARAH PUASA/ DIPSTICK
GOL. DARAH
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS
MALARI A/ RAPID DIAGNO SIS TEST
HIV/ RAPID TEST 3 JENIS
SULAWESI BARAT 1
Kab. Majene
2
Kab. Polewali Mamasa
3
Kab. Mamasa
4
Kab. Mamuju
5
Kab. Mamuju Utara
4
0
41
41
41
41
7,652
7,652
7,652
7,652
-
4
0
68
68
68
68
3,812
3,812
3,812
3,812
-
0
4
36
36
36
36
9,304
9,304
9,304
9,304
-
3
1
13
13
13
13
3,710
3,710
3,710
3,710
-
4
0
16
16
16
16
2,811
2,811
2,811
2,811
-
1
3
23
23
23
23
3,115
3,115
3,115
3,115
3,115
3
1
57
57
57
57
3,641
3,641
3,641
3,641
3,641
2
2
168
168
168
168
7,766
7,766
7,766
7,766
7,766
2
2
36
36
36
36
3,355
3,355
3,355
3,355
3,355
1
3
20
20
20
20
1,761
1,761
1,761
1,761
1,761
3
1
29
29
29
29
2,789
2,789
2,789
2,789
2,789
3
1
12
12
12
12
1,801
1,801
1,801
1,801
1,801
3
1
65
65
65
65
6,698
6,698
6,698
6,698
6,698
2
2
32
16
16
32
2,593
2,593
2,593
2,593
-
2
2
15
7
7
15
1,106
1,106
1,106
1,106
-
2
2
15
7
7
15
3,240
3,240
3,240
3,240
-
-
4
30
15
15
30
4,635
4,635
4,635
4,635
-
-
4
54
27
27
54
5,674
5,674
5,674
5,674
-
2
2
15
7
7
15
1,469
1,469
1,469
1,469
-
-
-
50
25
25
50
4,079
4,079
4,079
4,079
-
2
2
40
20
20
40
2,237
2,237
2,237
2,237
-
4
-
52
52
52
52
1,811
1,811
1,811
1,811
1,811
4
-
17
17
17
17
1,240
1,240
1,240
1,240
1,240
4
-
3
3
3
3
629
629
629
629
629
4
-
10
10
10
10
1,880
1,880
1,880
1,880
1,880
4
-
24
24
24
24
5,085
5,085
5,085
5,085
5,085
MALUKU 1 2 3 4 5 6 7 8
Kab. Maluku Tenggara Barat Kab. Maluku Tenggara Kab. Maluku Tengah Kab. Buru Kab. Kepulauan Aru Kab. Seram Bagian Barat Kab. Seram Bagian Timur Kota Ambon MALUKU UTARA
1 2 3 4 5 6
Kab. Halmahera Barat Kab. Halmahera Tengah Kab. Kepulauan Sula Kab. Halmahera Selatan Kab. Halmahera Utara Kab. Halmahera Timur
7
Kota Ternate
8
Kota Tidore Kepulauan IRIAN JAYA BARAT
1
Kab. Fak-Fak
2
Kab. Kaimana
3
Kab. Teluk Wondama
4
Kab. Teluk Bintuni
5
Kab. Manokwari
155 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
PENGGANTIAN KERUSAKAN
NO
PROPINSI
TARGET PUSK TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA
KB KIT PONED KIT
BIDAN KIT
HB SAHLI IMPLAN T KIT
6
Kab. Sorong Selatan
7
Kab. Sorong
8
Kab. Raja Ampat
9
Kota Sorong
21
Kota Ujung Pandang
22
Kota Pare-Pare
23
Kota Palopo
IUD KIT
PROTEIN URIN/ DIPSTICK
GULA DARAH PUASA/ DIPSTICK
GOL. DARAH
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS
MALARI A/ RAPID DIAGNO SIS TEST
HIV/ RAPID TEST 3 JENIS
4
-
49
49
49
49
3,223
3,223
3,223
3,223
3,223
4
-
53
53
53
53
2,463
2,463
2,463
2,463
2,463
4
-
28
28
28
28
1,219
1,219
1,219
1,219
1,219
4
-
15
15
15
15
4,830
4,830
4,830
4,830
4,830
2
2
50
50
50
50
32,967
32,967
32,967
-
32,967
2
2
99
99
99
99
3,189
3,189
3,189
-
3,189
2
2
42
42
42
42
3,451
3,451
3,451
-
3,451
PAPUA 1
Kab. Merauke
2
Kab. Jayawijaya
3
Kab. Jayapura
4
Kab. Nabire
5
Kab. Yapen Waropen
6
Kab. Biak Numfor
7
Kab. Paniai
8
Kab. Puncak Jaya
9
Kab. Mimika
10
Kab. Boven Digoel
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
4
-
89
89
89
89
4,700
4,700
4,700
4,700
4,700
4
-
65
65
65
65
6,356
6,356
6,356
6,356
6,356
4
-
112
112
112
112
2,776
2,776
2,776
2,776
2,776
4
-
130
130
130
130
4,873
4,873
4,873
4,873
4,873
4
-
154
154
154
154
2,134
2,134
2,134
2,134
2,134
4
-
173
173
173
173
3,006
3,006
3,006
3,006
3,006
4
-
94
94
94
94
3,406
3,406
3,406
3,406
3,406
4
-
162
162
162
162
3,371
3,371
3,371
3,371
3,371
4
-
50
50
50
50
3,815
3,815
3,815
3,815
3,815
4
-
47
47
47
47
948
948
948
948
948
Kab. Mappi
4
-
43
43
43
43
1,998
1,998
1,998
1,998
1,998
Kab. Asmat
4
-
38
38
38
38
1,871
1,871
1,871
1,871
1,871
Kab. Yahukimo Kab. Pegunungan Bintang
4
-
113
113
113
113
4,141
4,141
4,141
4,141
4,141
4
-
127
127
127
127
2,671
2,671
2,671
2,671
2,671
Kab. Tolikara
4
-
71
71
71
71
1,333
1,333
1,333
1,333
1,333
Kab. Sarmi
4
-
15
15
15
15
953
953
953
953
953
Kab. Keerom
4
-
45
45
45
45
1,144
1,144
1,144
1,144
1,144
Kab. Waropen
4
-
77
77
77
77
653
653
653
653
653
Kab. Supiori
4
-
25
25
25
25
388
388
388
388
388
Kota Jayapura
4
-
38
38
38
38
6,045
6,045
6,045
6,045
6,045
156 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009