1
MENDAYAGUNAKAN INFORMASI SEBAGAI SUMBERDAYA UNTUK MENCAPAI KEUNGGULAN KOMPETITIF ORGANISASI Edhy Sutanta1 Abstraksi Konsep Sistem Informasi Manajemen (SIM) telah berkembang dari waktu ke waktu, dan para manajer semakin merasakan pentingnya pengelolaan informasi sebagai sumber daya maya dalam organisasi. Informasi tersebut sama pentingnya dengan dengan sumber daya fisik lainnya yang tersedia. Secara umum, SIM bertujuan untuk mencapai kondisi agar organisasi dapat beroperasi secara efisien, agar organisasi dapat beroperasi secara efektif, agar organisasi dapat memberikan pelayanan/service yang lebih baik, serta agar organisasi dapat meningkatkan kreasi/improvisasi terhadap produk yang dihasilkan. SIM yang baik akan mampu meningkatkan pangsa pasar terhadap produk yang dihasilkan. SIM akan mengakibatkan terjadinya client lock in/copetitor lock out yaitu suatu ketergantungan konsumen terhadap pelayanan yang diberikan organisasi tertentu dan enggan berpindah ke tempat lain. Tujuan ini akan tercapai apabila SIM yang dikembangkan mampu memberikan dukungan pada seluruh level manajemen dan seluruh fungsi organisatoris yang ada. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi data merupakan faktor penentu bagi tercapainya SIM yang ideal. Kata kunci: Sistem Informasi Manajemen/SIM, organisasi, manajer, keputusan Pendahuluan Informasi digunakan oleh para manajer untuk melaksanakan tugasnya, sehingga pengelolaan informasi telah ada sejak lama, yang relatif baru adalah kemudahan memperoleh informasi mutakhir yang akurat dan tepat waktu. Informasi telah menjadi sumber daya penting secara strategis yang perlu dikelola dengan baik sebagaimana sumber daya yang lain dan komputer elektronik memungkinkan untuk memperoleh informasi tersebut secara lebih cepat dan akurat. Perhatian khusus pada pengelolaan informasi diperlukan karena adanya dua pengaruh, yaitu: 1
Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta
2
1. Kompleksitas kegiatan bisnis yang semakin meningkat dan 2. Kemampuan komputer yang semakin meningkat. Pada awalnya, aplikasi komputer hanya digunakan sebagai pengolah data akuntansi yang disebut sebagai pengolahan data (data processing). Perkembangan selanjutnya, para manajer dan ilmuwan komputer semakin menyadari, bahwa potensi yang jauh lebih besar terdapat pada dukungan informasi bagi pengambilan keputusan. 1. Evolusi CBIS Aplikasi komputer pertama sebagai suatu sistem informasi disebut sebagai sistem
informasi
manajemen
(Management
Information
Systems/MIS),
selanjutnya secara berturut-turut diikuti oleh sistem pendukung keputusan (Decission
Support
Systems/DSS),
otomatisasi
perkantoran
(Office
Automation/OA), dan sistem pakar (Expert System/ES). Aplikasi-aplikasi tersebut membentuk sistem informasi berbasis komputer (Computer-Based Information System/CBIS). Secara ringkas evolusi CBIS adalah sebagai berikut: 1. Fokus awal pada data. Selama paruh awal abad 20, saat punched card dan keydriven bookkeeping machines berada pada masa jayanya, perusahaanperusahaan umumnya mengabaikan kebutuhan informasi para manajer. Praktek ini diteruskan hingga komputer generasi pertama yang terbatas untuk aplikasi akuntansi (Sistem Informasi Akuntansi/SIA/Accounting Information System) dengan nama pengolahan data elektronik (Electronic Data Processing/EDP). Istilah EDP tidak lagi populer dan telah disingkat menjadi pengolahan data (Data Processing/DP). 2. Fokus baru pada informasi. Konsep SIM menyadari bahwa aplikasi komputer harus diterapkan untuk tujuan utama menghasilkan informasi manajemen. 3. Fokus revisi pada pendukung keputusan Konsep DSS adalah sistem penghasil informasi yang ditujukan pada suatu masalah tertentu yang harus dipecahkan oleh manajer dan keputusan yang harus dibuat oleh manajer. Di sini, SIM dipandang sebagai suatu sistem penghasil informasi yang mendukung sekelompok manajer secara umum yang
3
mewakili suatu unit organisasi seperti suatu tingkat manajemen atau suatu area fungsional. Sedangkan DSS dimaksudkan untuk mendukung satu orang manajer secara khusus. 4. Fokus sekarang pada komunikasi. Berbagai aplikasi komputer untuk otomasi kantor/OA telah berkembang pesat, antara lain meliputi konferensi jarak jauh (tele conference), voice mail, surat elektronik (electronic mail), electronic calendaring, facsimile transmission, dan desktop publishing. 5. Fokus potensial pada konsultasi. Sistem pakar (expert system/ ES) yang menerapkan kecerdasan buatan (artificial intelligent/AI) telah semakin banyak diperhatikan. Sistem pakar adalah suatu sistem yang berfungsi sebagai seorang spesialis dalam suatu area, misal sistem pakar dapat menyediakan sebagian bantuan yang sama seperti seorang konsultan manajemen. 2. Pengelolaan Informasi Tugas para manajer adalah mengelola sumber daya yang ada dengan cara yang paling efektif. Jenis sumber daya bagi manajer adalah: 1. Sumber daya fisik yang terdiri atas manusia, material, termasuk mesin, fasilitas, energi, dan uang 2. Sumber daya konseptual yang berupa informasi dan data Sumber daya konseptual digunakan oleh manajer untuk mengelola sumber daya fisik. Manajemen sumber daya fisik dapat dilakukan dengan cara: 1. Menyusun, 2. Memaksimalkan penggunaan dengan meminimalkan waktu terbuang dan menjaganya agar berfungsi pada efisiensi puncak, dan 3. Akhirnya mengganti sumber daya tersebut pada saat kritis yaitu sebelum sumber daya tersebut menjadi tidak efisien dan usang. Aktifitas pengelolaan informasi meliputi: 1. Memastikan bahwa data mentah yang diperlukan telah terkumpul, 2. Memproses data mentah menjadi informasi yang berguna, 3. Memastikan bahwa informasi diterima orang yang berhak dalam bentuk yang tepat pada saat yang tepat sehingga dapat dimanfaatkan dengan efektif, dan
4
4. Membuang informasi usang dengan informasi yang mutakhir dan akurat. Para manajer menaruh perhatian yang semakin besar pada pengelolaan informasi karena: 1. Kompleksitas kegiatan bisnis yang meningkat (terjadi akibat adanya pengaruh ekonomi internasional, persaingan tingkat dunia, kompleksitas teknologi yang meningkat, batas waktu yang semakin ketat, kendala sosial/lingkungan), dan 2. Kemampuan komputer yang semakin baik, ukuran komputer semakin kecil, namun kecepatannya semakin tinggi. 3. Pemakai Informasi Pemakai informasi secara umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Manajer, 2. Non manajer, 3. Orang dan organisasi dalam lingkungan perusahaan, dan 4. Orang dan organisasi di luar lingkungan perusahaan. Posisi manajer dapat berada di setiap tingkatan manajemen. Perbedaan tingkat manajemen berpengaruh pada perbedaan penekanan fungsi manajemen, sumber
informasi
(eksternal/internal),
dan
cara
penyajian
informasi
(ringkas/rinci). Manajer juga berada dalam berbagai area fungsional perusahaan. Perbedaan area fungsional mempengaruhi jenis informasi yang dibutuhkannya. Seorang manajer yang berhasil harus memiliki banyak keahlian, tetapi ada dua yang mendasar, yaitu: 1. Keahlian komunikasi, keahlian menerima dan mengirimkan informasi dalam bentuk lisan atau tertulis, dan 2. Keahlian pemecahan masalah (problem solving), merupakan semua kegiatan yang mengarah pada solusi suatu permasalahan. Masalah dalam arti positif adalah sesuatu yang menguntungkan atau mungkin menguntungkan, sedangkan masalah dalam arti negatif adalah suatu kondisi atau kejadian yang berbahaya atau mungkin membahayakan perusahaan. Selama aktifitas pemecahan masalah manajer terlibat dalam proses pengambilan keputusan (decision making), yaitu tindakan memilih dari berbagai alternatif tindakan. Keputusan
5
merupakan suatu tindakan tertentu yang dipilih. Hasil dari aktivitas pemecahan masalah adalah solusi. Umumnya, manajer perlu membuat keputusankeputusan berganda dalam proses memecahkan suatu permasalahan tunggal. Seorang manajer juga harus memiliki pengetahuan manajemen, yaitu: 1. Mengerti komputer (computer literacy), yaitu pengetahuan mengenai komputer yang diperlukan, mencakup pengertian mengenai istilah komputer, keunggulan dan kelemahan komputer, kemampuan menggunakan komputer (sekalipun tidak perlu menjadi seorang programmer), dan 2. Mengerti informasi (informtion literacy), meliputi pengertian mengenai bagaimana menggnakan informasi pada tiap tahap dari prosedur pemecahan masalah, di mana informasi dapat diperoleh, dan bagaimana membagikan informasi kepada pihak lain. 4. Manajer dan Sistem Seorang manajer perlu memiliki suatu pandangan sistem (systems view) yaitu suatu pandangan yang melihat operasi bisnis sebagai sistem-sistem yang melekat dalam suatu lingkungan yang lebih luas. Pandangan sistem merupakan suatu cara pandang yang abstrak, tetapi bernilai potensial bagi manajer, yaitu: 1. Mencegah manajer tersesat dalam kompleksitas struktur organisasi dan rincian pekerjaan, 2. Menyadari perlunya memiliki tujuan yang baik, 3. Menekankan pentingnya kerjasama semua bagian dalam organisasi, 4. Mengakui keterkaitan organisasi dan lingkungannya, serta 5. Memberikan penilaian yang tinggi pada informasi umpan balik yang hanya dapat dicapai dengan cara sistem lingkaran tertutup. 5. Organisasi Pengelola Informasi Pada masa awal penggunaan komputer, banyak perusahaan yang membentuk unit organisasi tersendiri yang terdiri dari para spesialis yang bertanggung jawab untuk menerapkan sistem. Namun kecenderungan yang terjadi saat ini adalah bagian komputer merupakan kesatuan organisasi utama tersendiri.
6
Spesialis informasi (information specialist) menggambarkan pegawai perusahaan yang bertanggung jawab mengembangkan dan memelihara CBIS. Spesialis informasi digolongkan menjadi lima macam, yaitu: 1. Analis sistem, adalah pakar dalam mendefinisikan masalah dan menyiapkan dokumentasi tertulis mengenai cara komputer membantu pemecahan masalah, 2. Pengelola basis data (data base administrator/ DBA), bekerja sama dengan pamakai dan analis sistem menciptakan basis data yang diperlukan untuk menghasilkan informasi bagi pemakai. Selanjutnya, pengelola basis data mengelola basis data sebagai sumber daya penting bagi perusahaan, 3. Spesialis jaringan (network specialist), adalah orang yang ahli dalam bidang komputer dan telekomunikasi. Spesialis jaringan bekerja sama dengan analis sistem dan pemakai membentuk jaringan komunikasi data yang menyatukan berbagai sumber daya komputer yang tersebar, 4. Pemrogram (programmer), bekerja dengan menggunakan dokumentasi yang disiapkan oleh analis sistem untuk membuat kode program dalam bahasa tertentu untuk memproses data masukan yang tersedia menjadi keluaran berupa informasi bagi para pemakai, serta 5. Operator, mengoperasikan peralatan komputer berskala besar (misal: main frame, mini), memantau layar komputer, mengganti ukuran kertas di printer, mengelola perpustakaan disk storage, dan lain-lain. 6. End User Computing/EUC End User Computing/EUC diartikan sebagai pengembangan seluruh atau sebagian CBIS oleh para pemakai. EUC berkembang karena adanya kecenderungan yang semakin besar minat para pemakai untuk mengembangkan sendiri aplikasi komputernya. EUC berkembang akibat empat pengaruh, yaitu: 1. Meningkatnya pengetahuan tentang komputer, 2. Antrian pekerjaan pada unit jasa dan informasi, sehingga kebutuhan informasi tidak segera terpenuhi, 3. Perangkat keras komputer yang murah, serta 4. Tersedianya paket-paket perangkat lunak pendukung.
7
Berdasarkan tingkat pengetahuan tentang komputer, para pemakai akhir tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu: 1. Tingkat menu (menu level end users), 2. Tingkat perintah (command level end users), 3. Pemrogram pemakai akhir (end use programmers), serta 4. Personil pendukung keputusan (functional support personnel). Para pemakai akhir memiliki dua macam ciri utama, yaitu: 1. Semua tingkat memiliki kemampuan untuk mengembangkan aplikasi, dan 2. Pemakai akhir bukan merupakan anggota organisasi jasa informasi. Jenis aplikasi yang dikembangkan pemakai akhir sangat beragam dan mempunyai dampak pada subsistem utama dalam CBIS. Sebagian besar pemakai akhir berperan dalam mengembangkan aplikasi: 1. DSS yang relatif mudah, dan 2. OA yang memenuhi kebutuhan perseorangan. Selebihnya itu merupakan tanggung jawab spesialis informasi, yaitu mengembangkan: 1. SIM dan SIA, 2. DSS yang kompleks, 3. OA yang memenuhi kebutuhan organisasional, serta 4. ES Beberapa manfaat dapat diperoleh dari peran EUC, antara lain adalah: 1. Pemindahan beban kerja spesialis informasi, sehingga dapat berkonsentrasi pada sistem yang kompleks dalam lingkup organisasi, dan 2. Mengurangi kesenjangan komunikasi, hal ini terjadi karena pemakai akhir tahu persis area permasalahan yang dihadapi tetapi tidak paham teknologi komputer, sebaliknya spesialis komputer adalah pakar dalam teknologi tetapi kurang menguasai area permasalahan. Dengan membiarkan pemakai mengembangkan sendiri aplikasinya, maka akan mengurangi kesenjangan komunikasi. Pada sisi lain, EUC dapat mempunyai resiko, antara lain: 1. Sasaran yang buruk,
8
2. Desain dan dokumentasi yang buruk, 3. Penggunaan sumber daya tidak efisien, 4. Hilangnya integritas data, serta 5. Hilangnya keamanan data. Sekalipun EUC telah meluas, para pemakai sebenarnya tidak bertanggung jawab
sepenuhnya
terhadap
pengembangan
CBIS.
Biasanya
pemakai
mengembangkan sistem aplikasi komputernya bersama-sama para spesialis, sehingga kecenderungan yang terjadi adalah para spesialis semakin banyak melaksanakan peran sebagai konsultan. 7. Pemanfaatan IT Untuk Mencapai Keunggulan Kompetitif Sistem fisik perusahaan adalah sistem lingkaran tertutup, yang dikendalikan oleh manajemen, menggunakan informasi umpan balik untuk meyakinkan bahwa tujuannya tercapai. Perusahaan juga merupakan sistem terbuka, artinya berhubungan dengan lingkungannya, mengubah sumber daya menjadi barang dan jasa, dan mengembalikan sumber daya yang telah diubah itu kepada lingkungannya. Lingkungan sangat berarti bagi perusahaan, karena lingkungan merupakan alasan utama keberadaan perusahaan. Pemilik perusahaan melihat perlunya penyediaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan lingkungan, dan menanamkan modalnya sehingga perusahaan dapat beraktivitas. Sedangkan lingkungan menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk memproduksi barang dan jasa. Perusahaan berada dalam suatu lingkungan yang terdiri atas orang atau organisasi. Lingkungan suatu perusahaan tidak sama persis dengan lingkungan perusahaan lain. Elemen lingkungan adalah organisasi atau atau individu yang berada di luar perusahaan dan memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung pada perusahaan. Elemen lingkungan perusahaan terdiri atas: 1. Pemasok, 2. Pelanggan, 3. Serikat buruh, 4. Masyarakat keuangan,
9
5. Pemegang saham atau pemilik, 6. Pesaing, 7. Pemerintah, serta 8. Masyarakat global. Arus
sumber
daya
menghubungkan
perusahaan
dengan
elemen
lingkungan. Sumber daya (orang, material, mesin, uang, dan informasi) mengalir kepada perusahaan dari elemen lingkungan melewati perusahaan, dan kembali kepada lingkungannya. Semua sumber daya dari lingkungan perusahaan akhirnya akan kembali kepada lingkungan. Sebagian sumber daya dapat mengalir lebih sering dari pada yang lain. Arus yang sangat sering mencakup arus informasi dari pelanggan, arus material, kepada pelanggan, arus uang kepada pemegang saham, arus mesin dari pemasok, dan arus pekerja dari serikat buruh. Arus sumber daya yang sangat jarang terjadi antara lain uang dari pemerintah, arus material kepada pemasok, dan arus pekerja kepada perusahaan pesaing (pembajakan tenaga kerja). Tidak semua sumber daya mengalir antara perusahaan dan semua elemen lingkungan. Misal, mesin biasanya tidak mengalir dari perusahaan ke pemegang saham, uang tidak mengalir kepada pesaing, dan material tidak mengalir kepada sewrikat buruh. Informasi merupakan satu-satunya sumber daya yang mengalir dari perusahaan ke semua elemen lingkungan atau dari elemen lingkungan ke perusahaan. Secara umum keunggulan kompetitif (competitive advantage) dapat dicapai melalui berbagai cara, misal: 1. Menyediakan barang dan jasa dengan harga yang murah, 2. Menyediakan barang dan jasa yang lebih baik dari para pesaing, 3. Memenuhi kebutuhan khusus untuk suatu segmen tertentu. Pada bidang komputer, keunggulan kompetitif diartikan sebagai pemanfaatan informasi untuk mendapatkan leverage di pasaran. Dasar pemikirannya, perusahaan tidak harus sepenuhnya mengandalkan sumber daya fisik yang lebih unggul saat terlibat dalam persaingan. Sumber daya konseptual yang unggul (data dan informasi) dapat digunakan sama baiknya dengan sumber daya fisik lainnya.
10
Banyak contoh perusahaan yang berhasil dan mendapatkan publikasi yang luas setelah memanfaatkan informasi sebagai keunggulan kompetitif, misal dengan sistem reservasi penerbangan, sistem distribusi, sistem pemesanan tiket, dan lain-lain. Berdasarkan pengalaman, terdapat tiga hal penting untuk mencapai keunggulan kompetitif dalam bidang komputer, yaitu: 1. Tidak ada perusahaan sukses yang hanya mengandalkan sumber daya fisik, 2. Tidak ada aplikasi komputer inovatif yang memberikan keunggulan kompetitif terus menerus bagi perusahaan pemakainya, dan 3. Perhatian utama perusahaan adalah memusatkan sumber daya informasi pada para pelanggan. Pandangan luas tentang keunggulan kompetitif adalah suatu cara memanfaatkan sumber daya data dan informasi untuk mencapai nilai yang maksimum. Hal ini dapat dicapai dengan cara membangun SIM antar organisasi (interorganizational information system/IOS). IOS menyediakan hubungan informasi dua arah ke seluruh elemen lingkungan, kecuali pesaing dimana manajemen akan berusaha menciptakan arus informasi masuk dan menekan arus informasi keluar kepada pesaing. Beberapa elemen lingkungan memungkinkan terbentuknya sistem komunikasi elektronik dua arah, yaitu pelanggan, pemasok, pemerintah
dan
masyarakat
keuangan.
Sedangkan
elemen
lain
dapat
menggunakan media komunikasi non komputer. Sumber daya informasi dapat terdiri atas: 1. Perangkat keras komputer, 2. Perangkat lunak komputer, 3. Para spesialis informasi, 4. Pemakai, 5. Fasilitas, 6. Basis data, serta 7. Informasi. Pengelolaan sumber daya informasi adalah menjadi tanggung jawab semua elemen dalam perusahaan yang menggunakan sumber daya informasi untuk mencapai keunggulan kompetitif. Sebutan chief information officer/CIO
11
memiliki pengertian lebih dari sekedar gelar, yaitu manajer jasa informasi yang menyumbangkan keahlian manajerialnya untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan sumber daya informasi pada semua area operasi perusahaan, bukan hanya pada bidang tertentu saja. CIO menggambarkan seorang manajer tingkat tertinggi dari jasa informasi. Saat manajemen informasi menjadi semakin kompleks, maka akan menjadi tanggung jawab semua manajer. 8. Perencanaan Strategis Sumber Daya Informasi Perencanaan strategis merupakan perencanaan jangka panjang yang mengidentifikasikan tujuan yang akan memberikan posisi yang paling menguntungkan bagi perusahaan dalam lingkungannya, serta menentukan strategi pada manajemen tingkat atas untuk mencapai tujuan tersebut. Suatu perencanaan strategis area fungsional menjadi tanggung jawab setiap area fungsional secara independen. Rencana fungsional ini merinci tentang bagaimana area-area tersebut akan mendukung perusahaan saat perusahaan bekerja menuju tujuan strategisnya. Oleh karena itu, semua area fungsional harus bekerja sama dalam proses perencanaan strategis mereka. Perencanaan strategis sumber daya informasi pada dasarnya merupakan kumpulan rencana strategis SIM (MIS strategy set) jasa informasi yang terdiri dari sejumlah tujuan, kendala, dan strategi. Pendekatan ini dinamakan sebagai transformasi kumpulan strategi (strategy set transformation). Kekurangan dalam pendekatan ini adalah kenyataan bahwa tidak semua area fungsional memiliki sumber daya yang menjamin tercapainya rencana strategis perusahaan. Hal ini dapat diperbaiki dengan pendekatan perencanaan strategis sumber daya informasi (strategic planning for information resources/ SPIR). Dalam SPIR rencana strategis untuk jasa informasi dan rencana strategis untuk perusahaan dikembangkan secara bersama. Rencana strategis perusahaan mencerminkan dukungan yang dapat disediakan oleh jasa informasi, dan rencana strategis jasa informasi mencerminkan kebutuhan dukungan sistem di masa depan. Rencana strategis sumber daya informasi secara umum memuat dua hal, yaitu:
12
1. Tujuan yang akan dicapai oleh setiap subsistem CBIS selama periode tertentu, dan 2. Rincian keterangan mengenai sumber daya informasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut. Perhatian perlu diberikan pada para pemakai yang diharapkan dapat berperan dalam mengembangkan sebagian atau keseluruhan bagian pekerjaan pengembangan sistem informasi/EUC. Oleh karena itu pemakai akhir merupakan masalah strategis dan EUC harus ditempatkan pada suatu perspektif dimana rencana strategis memungkinkan berkembangnya EUC sekaligus menerapkan sistem pengendalian yang baik. 9. Konsep Pengelolaan Sumber Daya Informasi Pengelolaan sumber daya informasi (information resources manajemen/IRM) adalah aktivitas yang dilakukan oleh manajer pada semua tingkatan dalam perusahaan dengan tujuan untuk: 1. Mengidentifikasi sumber daya informasi yang diperlukan pemakai, 2. Memperoleh sumber daya informasi yang diperlukan pemakai, dan 3. Mengelola sumber daya informasi yang diperlukan pemakai. Sebuah pendekatan efektif bagi perusahaan dalam mencapai IRM adalah mengembangkan rencana formal yang harus diikuti oleh setiap orang. Untuk mencapai IRM secara penuh, maka perlu adanya set kondisi yang meliputi: 1. Kesadaran bahwa keunggulan kompetitif dapat dicapai melalui sumber daya informasi yang unggul, 2. Kesadaran bahwa jasa informasi adalah suatu area fungsional utama, 3. Kesadaran bahwa CIO adalah eksekutif puncak, 4. Perhatian pada sumber daya informasi saat membuat perencanaan strategis, 5. Rencana strategis untuk sumber daya informasi, serta 6. Rencana strategi untuk mendorong dan mengelola EUC.
13
Kesimpulan Informasi (termasuk data) kini telah dijadikan sebagai salah satu sumberdaya yang vital dalam organisasi. Sebagai sumber daya maya, maka informasi (termasuk data) perlu dikelola sebagaimana sumber daya fisik lainnya (manusia, material, termasuk mesin, fasilitas, energi, dan uang). Pengelolaan informasi (termasuk data) secara baik akan mampu memberikan keunggulan yang bersifat kompetitif sebuah organisasi. Penggunaan teknologi informasi / komputer telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam pemerolehan informasi tersebut. DAFTAR PUSTAKA Adam, D.R., Power, M.J., & Owles, V.A., 1985, Computer Information System Development: Design and Implementation, South Western Publishing Co. Burch, J.G.; Grutnitski, G., 1986, Information System: Theory and Practice, 4th edition, John Wiley & Sons Inc., Canada Davis, G.B., 1985, Management Information Systems: Conceptual Foundation, Structure and Development, 2nd edition, McGraw-Hill International Co., New York Hussain, D.; Hussain, K.M., 1981, Information Processing Systems for Management, Richard D. Irwin, Illinois Jones, M., 1980, The Practical Guide to Structured System Design, Yourdan Press, New York Lucas Jr, H.C., The Analysis Design & Implementations of Information System, McGraw-Hill International Co. McLeod, R., 1993, Management Information Systems, A Study of Computer Based Information Systems, MacMillan Publishing Co., New York Scoot, G.M., 1986, Principles of Management Information Systems, McGraw-Hill International Co., New York
14
BIODATA PENULIS Identitas: Nama : Edhy Sutanta Tempat/Tgl Lahir : Kulon Progo, 08 Maret 1972 Minat Khusus : Database, Management Information Systems, Algorithm Pekerjaan : Staf Pengajar Kantor : Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, IST AKPRIND Yogyakarta Jabatan Akademik : Lektor / IIIC Riwayat Pendidikan: 1. 1978-1984 2. 1984-1987 3. 1987-1990 4. 1990-1995 Yogykarta 5. 2004-sekarang Yogyakarta
: SD Negeri Sentolo, Kulon Progo, Yogykarta : SMP Negeri I Sentolo, Kulon Progo, Yogykarta : SMA Negeri I Sentolo, Kulon Progo, Yogykarta : Jurusan Manajemen Informatika & Teknik Komputer, IST AKPRIND, : Mahasiswa Pasca Sarjana, Program Studi Ilmu Komputer, UGM,
Riwayat Pekerjaan: 1. 1996-sekarang : Dosen Tetap Jurusan Teknik Informatika, IST AKPRIND Yogyakarta 2. 1998-2000 : Pelaksana Program Diploma III, Prodi. Manajeman Informatika & Teknik Komputer IST AKPRIND Yogyakarta 3. 1998-2001 : Sekretaris Jurusan Teknik Informatika, IST AKPRIND Yogyakarta 4. 2000-2004 : Dosen Tidak Tetap Jurusan Teknik Industri, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta 5. 2001-2003 : Ketua Jurusan Teknik Informatika IST AKPRIND Yogyakarta 6. 2001-2004 : Redaksi Pelaksana Jurnal Teknologi ACADEMIA ISTA, IST AKPRIND Yogyakarta Karya Ilmiah: 1. Publikasi melalui Seminar No Judul 1 Tinjauan tentang metoda penyisipan biner untuk pengurutan data 2 Efek normalisasi dalam basis data relasional 3 Pemanfaatan field memo untuk mengurangi redudansi rinci data akibat penerapan teknik normalisasi 2. Publikasi melalui Jurnal No Judul 1 Efek normalisasi dalam basis data relasional 2
Pemanfaatkan field memo untuk minimalisasi duplikasi rinci data pada kunci penghubung
Waktu 07-01-1997 10-06-1997 31-05-1999
Nama Jurnal ACADEMIA ISTA, vol. 3, No.2, ISSN : 1410-5829, Desember 2000 ACADEMIA ISTA, vol. 5, No.2, ISSN : 1410-5829, Akreditasi No.52/DIKTI/Kep/2002 Desember 2002
Waktu 2000 2002
15
3. Laporan Penelitian No Judul 1 Efek Normalisasi Dalam Basis Data Relasional 2
6
Perancangan Basis Data Model Relasional Pada Entitas Tidak Homogen Perancangan Basis Data Relasional Untuk Model Data Entity Relationship Model (ER_Model) Pemanfaatan Field Memo Untuk Minimalisasi Duplikasi Rinci Data Pada Kunci Penghubung Menyigi Penggunaan Metode Penyisipan Biner Dalam Pengurutan Data Menyigi Penggunaan Metode Shell Sort Dalam Pengurutan Data
7
Studi Perbandingan Sistem Perdagangan Di Internet
3 4 5
4. Buku Diterbitkan No Judul Nama Penerbit 1 Sistem Basis Data: ANDI Konsep & Peranannya Dalam Sistem Informasi Yogyakarta Manajemen 2 Sistem Informasi Manajemen Graha Ilmu Yogyakarta 3 Algoritma: Graha Ilmu Teknik Penyelesaian Permasalahan Untuk Komputasi Yogyakarta 4 Sistem Basis Data Graha Ilmu Yogyakarta 5 Pengantar Teknik Informatika: Graha Ilmu Teori dan Aplikasi Komputer Dasar Yogyakarta 6 Komunikasi Data dan Jaringan Komputer Graha Ilmu Yogyakarta 7 Statistik dan Probabilitas: AMUS Teori dan Praktek Komputer Yogyakarta 8 Akuntansi Dasar: AMUS Teori dan Praktek Komputer Yogyakarta
Waktu 19-06-1999 s/d 05-10-1999 10-03-2000 s/d 25-04-2000 19-02-2001 s/d 5-05-2001 01-02-2002 s/d 30-07-2002 25-11-2002 s/d 30-05-2002 20-10-2003 s/d 30-05-2004 01-10-2004 s/d 25-11-2004 Waktu 1996 2003 2004 2004 2004 2004 2004 2004