STUDI TENTANG LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN KURIKULUM DI BALAI PELATIHAN PERTANIAN CIHEA Oleh : IR. N. NENI AMALIYYAH Widyaiswara Madya Balai Pelatihan Pertanian Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat
ABSTRAK Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta pelatihan, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar susbtansi. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta pelatihan untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan , teknologi dan seni. Pandangan tradisional menganggap kurikulum tidak lebih dari sekedar rencana pembelalajaran di suatu diklat. Materi apa yang harus ditempuh peserta di suatu lembaga diklat, itulah kurikulum, sedangkan pandangan modern menganggap kurikulum lebih dari sekedar rencana pembelajaran. Kurikulum dianggap sebagai sesuatu yang nyata terjadi dalam proses diklat. Istilah kurikulum menunjukkan berbagai dimensi. Rumusan yang tertera dalam Undang Undang No 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional juga berada pada dimensi ini. ”Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar” Pada tulisan ini mengulas langkah-langkah penyusunan Kurikulum di Balai Pelatihan Pertanian Cihea dengan mengambil kasus “Pelatihan Kewirausahaan Agribisnis bagi Penyuluh Pertanian”, dengan langkah penyusunannya terdiri dari penyusunan konsep kurikulum oleh tim penyusun, diskusi dengan widyaiswara lain bidang manajemen agribisnis dan tanaman pangan, konsultasi dengan Nara Sumber pada Dinas Petanian Tanaman Pangan Prop. Jabar, perbaikan kurikulum hasil konsultasi dan Validasi (Validasi kurikulum dilakukan setelah semua materi disepakati oleh penyusun dan nara sumber dalam suatu pertemuan, dan disahkan oleh Kepala Balai Pelatihan Pertanian Cihea). Adapun aspek yang divalidasi meliputi Kompetensi Dasar Pelatihan, Indikator Kompetensi Keluaran/Keberhasilan, Kurikulum, Silabi atau pokok bahasan dari masing-masing materi Pembelajaran.
STUDI TENTANG LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN KURIKULUM DI BALAI PELATIHAN PERTANIAN CIHEA PENDAHULUAN Pembahasan mengenai kurikulum hampir selalu ada dalam setiap pengkajian masalah-masalah pendidikan dan pelatihan (diklat) dimana pun. Hal tersebut tidaklah terlalu mengherankan, karena disadari benar bahwa kurikulum merupakan salah satu alat yang sangat strategis dan menentukan dalam pencapaian tujuan-tujuan diklat. Kurikulum mempunyai kedudukan dan posisi yang sangat sentral dalam keseluruhan proses diklat dan bahkan merupakan syarat mutlak dan bagian yang tak terpisahkan dari diklat, sehingga sangatlah sulit dibayangkan bagaimana bentuk pelaksanaan suatu pendidikan atau pelatihan di suatu lembaga diklat yang tidak memiliki kurikulum. Sampai saat ini terdapat berbagai macam pengertian atau konsep tentang kurikulum. Banyak para ahli pendidikan memiliki pandangan atau tafsiran yang beragam bahkan ada diantaranya yang sangat kontradiktif sehingga hal ini menyebabkan sulitnya mengambil suatu pengertian atau konsep yang mewakili pandangan-pandangan tersebut. Selain itu konsep kurikulum tersebut senantiasa berkembang sejalan dengan perkembangan teori atau praktek diklat. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut ada usaha usaha yang dilakukan dengan jalan mengklasifiksi konsep-konsep kurikulum ke dalam beberapa segi atau dimensi. Misalnya ada yang mengklasifikasikannya berdasarkan pandangan lama dan kemudian . Pandangan lama menganggap kurikulum sebagai kumpulan dari mata pelajaran- mata pelajaran atau bahan ajaran yang harus disampaikan guru/widyaiswara/instruktur atau yang akan dipelajari peserta/siswa, sedangkan pandangan yang kemudian lebih menekankan pada pengalaman dari pada isi. Kemudian ada yang mengklasifikasikan konsep-konsep kurikulum berdasarkan pandangan tradisional dan pandangan modern. Pandangan tradisional menganggap kurikulum tidak lebih dari sekedar rencana pembelalajaran di suatu diklat. Materi apa yang harus ditempuh peserta di suatu lembaga diklat, itulah kurikulum, sedangkan pandangan modern menganggap kurikulum lebih dari sekedar rencana pembelajaran. Kurikulum dianggap sebagai sesuatu yang nyata terjadi dalam proses diklat. Beragamnya pendapat mengenai pengertian kurikulum tersebut, maka secara teoritis agak sulit menentukan suatu pengertian yang merangkum semua pendapat. Namun demikian, sebenarnya kurikulum bukanlah merupakan sesuatu yang tunggal. Istilah kurikulum menunjukkan berbagai dimensi. Pada saat sekarang istilah kurikulum memiliki empat dimensi pengertian di mana satu dimensi dengan dimensi lainnya saling berhubungan. Keempat dimensi kurikulum tersebut adalah : a. Kurikulum sebagai suatu ide b. Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang sebenarnya merupakan perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide.
c. Kurikulum sebagai suatu kegiatan yang sering pula disebut dengan istilah kurikulum sebagai suatu realita atau implementasi kurikulum (secara teoritis dimensi kurikulum ini adalah merupakan pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu bahan peranancangan tertulis) d. Kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekuensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan. Pandangan atau anggapan yang sampai saat ini masih lazim dipakai oleh kalangan pendidikan yaitu kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang disusun guna memperlancar proses belajar mengajar. Rumusan yang tertera dalam Undang Undang No 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional juga berada pada dimensi ini. ”Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar” Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) merupakan salah satu bentuk atau format dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis. Dalam GBPP tersebut memuat komponen-komponen minimal dari kurikulum secara tertulis yaitu mencakup tujuan yang ingin dicapai, konten atau materi yang akan disampaikan, strategi pembelajaran yang dapat dilakukan dan evaluasi bahkan tercakup pula distribusi materi dalam setiap semester/termin, media pembelaran dan sumber-sumber rujukan. Dengan memperhatikan hal tersebut, mengadakan pengkajian terhadap kurikulum yang sedang dilakukan pada suatu lembaga pendidikan, bisa dilakukan melalui penelaahan terhadap GBPP. LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM Dalam setiap kegiatan pengembangan kurikulum, baik level makro atau mikro, selalu membutuhkan landasan-landasan yang kuat dan didasarkan atas hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Hal ini disebabkan bahwa kurikulum itu sendiri pada hakekatnya merupakan rancangan atau program pendidikan. Sebagai suatu rancangan/program tersebut, maka kurikulum ini menempati posisi/kedudukan yang sangat strategis dalam keseluruhan kegiatan diklat, dalam arti akan sangat menjadi penentu terhadap proses pelaksanaan dan hasil-hasil yang ingin dicapai dalam suatu diklat. Dengan posisi yang penting itu maka penyusunan dan pengembangan kurikulum tidak bisa dilakukan secara sembarangan, dibutuhkan berbagai landasan/dasar yang kokoh dan kuat. Landasan-landasan tersebut pada hakekatnya adalah faktor-faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan oleh pengembang kurikulum pada waktu mengembangkan suatu kurikulum lembaga pendidikan. Secara umum terdapat empat aspek pokok yang mendasari pengembangan kurikulum tersebut yaitu landasan filosofis, psikologis, sosial budaya dan perkembangan ilmu pengetahuan/teknologi. a. Landasan Filosofis Landasan filosofis yang dimaksud adalah pentingnya filsafat dalam melaksanakan, membina dan mengembangkan kurikulum di lembaga
pendidikan. Dalam pengertian umum filsafat adalah cara berpikir radikal, menyeluruh dan mendalam (Socrates) atau suatu cara berpikir yang mengupas sesuatu sedalam-dalamnya. Plato menyebut filsafat sebagai ilmu pengetahuan tentang kebenaran. Terdapat tiga sistem pemikiran filsafat yang sangat besar pengaruhnya dalam pemikiran pendidikan pada umumnya. Ketiga sistem filsafat tersebut adalah Idealisme, realisme dan pragmatisme. Implikasi pandangan filsafat idealisme bahwa kurikulum/isi pendidikan adalam merupakan pengembangan kemampuan berpikir melalui pendidikan liberal, penyiapan keterampilan bekerja suatu mata pencaharian melalui pendidikan praktis. Implikasi dari pendangan filsafat realisme, kurikulum harus bersifat komprehensif yang berisi semua pengetahuan yang berguna. Kurikulum mengandung unsur-unsur pendidikan liberal (berpikir) dan pendidikan praktek (bekerja). Implikasi pandangan filsafat pragmatisme bahwa kurikulum /isi pendidikan berisi pengalamanpengalan yang telah teruji. Minat dan kebutuhan terdidik menghilangkan perbedaan antara pendidikan liberal dan praktis. Filsafat akan menentukan arah kemana peserta pelatihan akan dibawa. Filsafat ini merupakan perangkat nilai-nilai yang melandasi dan membimbing ke arah pencapaian tujuan pendidikan. Oleh sebab itu, filsafat yang dianut oleh suatu bangsa atau kelompok masyarakat tertentu atau yang dianut oleh perorangan akan sangat mempengaruhi tujuan yang ingin dicapai. Tujuan pendidikan pada dasarnya merupakan rumusan yang komprehensif mengenai apa yang seharusnya dicapai. Tujuan ini memuat pernyataan-pernyataan mengenai berbagai kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki oleh peserta didik selaras dengan sistem nilai dan filsafat yang dianut. Hal ini menunjukkan adanya keterkaitan yang sangat erat antara filsafat yang dianut dengan tujuan pendidikan yang dirumuskan. Falsafah yang dianut oleh suatu negara bagaimanapun akan mewarnai tujuan pendidikan di negara tersebut. Dengan demikian, tujuan pendidikan di suatu negara akan berbeda dengan negara lainnya, disesuaikan dengan falsafah yang dianut oleh negara-negara tersebut. b. Landasan Psikologis Pendidikan berkaitan dengan perilaku manusia. Dalam proses pendidikan itu terjadi interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, baik dilingkungan yang bersifat fisik, maupun lingkungan sosial. Melalui pendidikan dan pelatihan ini diharapkan adanya perubahan perilaku peserta didik menuju kedewasaan, baik fisik, mental, intelektual, moral maupun sosial. Namun demikian tidak seluruhnya perubahan perilaku itu dapat dilakukan melalui proses program diklat, ada juga dipengaruhi oleh kematangan peserta didik itu sendiri atau pengaruh dari lingkungan di luar program diklat. Melalui kurikulum tersebut diharapkan dapat terbentuk tingkah laku baru berupa kemampuan-kemampuan aktual dan potensial dari para
peserta didik serta kemampuan-kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, sedangkan kurikulum adalah upaya menentukan program pendidikan untuk merubah perilaku manusia Oleh sebab itu dalam mengembangkan kurikulum harus dilandasi oleh psikologi sesuai acuan dalam menentukan apad dan bagaimana perilaku itu harus dikembangkan. Berdasarkan landasan psikologi, dua hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kurikulum adalah psikologi perkembangan dan psikologi belajar. Psikologi belajar berkenaan memberikan sumbangan terhadap kurikulum dalam hal isi, bagaimana kurikulum itu diberikan kepada peserta dan bagaimana pula peserta harus mempelajarinya, berarti berkenaan dengan strategi kurikulum. Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi kurikulum yang diberikan kepada peserta agar tingkat keluasan dan kedalaman materi/bahan ajar sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik. c. Landasan Sosiologi Pendidikan adalah proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Pendidikan adalah proses sosialisasi melalui interaksi insani menuju manusia yang berbudaya. Dalam konteks inilah peserta didik dihadapkan dengan budaya manusia, dibina dan dikembangkan sesuai dengan nilai budayanya, serta dipupuk kemampuan dirinya menjadi manusia. Faktor kebudayaan merupakan bagian penting dalam pengembangan kurikulum dengan pertimbangan : individu lahir tidak berbudaya, baik dalam hal kebiasaan, cita-cita, sikap, pengetahuan, keterampilan dsb. Kesemuanya itu dapat diperoleh individu memalui interaksi dengan lingkungan budaya keluarga, masyarakat sekitar dan tentu saja dengan lembaga diklat. Dalam hal ini lembaga diklat mempunyai tugas khusus untuk memberikan pengalaman kepada peserta didik dengan salah satu alat yang disebut kurikulum d. Landasan Ilmu Pengetahuan Pendidikan merupakan usaha menyiapkan subjek didik (peserta) menghadapi lingkungan hidup yang mengalami perubahan yang semakin pesat. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) bukanlah monopoli suatu bangsa atau kelompok tertentu. Pengaruh dari perkembangan IPTEK ini cukup luas, meliputi segala bidang kehidupan seperti ekonomi, sosial, politik, budaya, keagamaan, keamanan, pendidikan dsb. Khususnya dalam hal pendidikan, perkembangan teknologi industri mempunyai hubungan timbal balik dengan pendidikan. Industri dengan teknologi maju memproduksi berbagai macam alat-alat dan bahan yang secara langsung atau tidak langsung dibutuhkan dalam pendidikan.
Mengingat pendidikan merupakan upaya menyiapkan peserta didik menghadapi masa depan dan perubahan masyarakat yang semakin pesat termasuk di dalamnya perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka pengembangan kurikulum haruslah berlandaskan ilmu pengetahuan dan teknologi.
KOMPONEN - KOMPONEN KURIKULUM A. KOMPONEN TUJUAN Untuk lebih memahami bagaimana tujuan pendidikan memiliki kawasan tersendiri, maka berikut ini akan dijabarkan mengenai hierarki tujuan pendidikan. Namun sebelumnya dalam memahami istilah tujuan ada dua istilah utama yang perlu dipahami yaitu “Goals” dan “Objective”. Kedua istilah ini sama sama mengacu pada makna tujuan. Istilah goals cenderung lebih menekankan pada tujuan yang bersifat umum dan belum bisa diukur dalam aspek perubahan tingkah perilaku peserta didiknya. Sedangkan istilah Objective cenderung mengarah pada pemahaman mengenai tujuan yang sudah dapat diukur dalam aspek perubahan perilaku peserta didiknya. Hirarki Tujuan Pendidikan dan Pembelajaran : a. Tujuan Institusional Yaitu tujuan yang dirumuskan oleh institusi-institusi pendidikan yang diselenggarakan baik oleh pemerintah maupun swasta. b. Tujuan Kurikuler Yaitu tujuan yang dirumuskan pada tingkat mata pelajaran atau bidang studi tertentu. c. Tujuan Pembelajaran Umum Yaitu tujuan yang dirumuskan dalam rangka mencapai tujuan setiap pokok bahasan yang ada pada setiap mata pelajaran. d. Tujuan Pembelajaran Khusus Yaitu tujuan yang dirumuskan untuk mencapai tujuan pada tingkat sub pokok bahasan atau uraian materi setiap pertemuan pada proses pembelajaran B. KOMPONEN MATERI Materi kurikulum pada hakekatnya adalah isi kurikulum yang dikembangkan dan disusun berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1) Materi kurikulum berupa bahan pelajaran yang terdiri dari bahan kajian atau topik-topik pelajaran yang dikaji oleh peserta didik dalam proses belajar dan pembelajaran 2) Mengacu pada pencapaian tujuan masing-masing satuan pendidikan 3) Diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Materi kurikulum mengandung aspek-aspek tertentu sesuai dengan tingkatan tujuan kurikulum, yang meliputi : a.Teori : seperangkat konstruk atau konsep, definisi atau preposisi yang saling berhubungan, yang menyajikan pendapat sistematik tentang gejala dengan menspesifikasi hubungan-hubungan antara variabel-variabel dengan maksud menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut. b.Konsep : suatu abstraksi yang dibentuk oleh organisasi dari kekhususankekhususan, merupakan definisi singkat dari sekelompok fajta atau gejala. c.Generalisasi : yait kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus, bersumber dari analisis, pendapat atau pembuktian dalam penelitian. d.Prinsip : yaitu ide utama, pola skema yang ada dalam materi yang mengembangkan hubungan antara beberapa konsep. e.Prosedur : yaitu seri langkah-langkah yang berurutan dalam materi pelajaran harus dilakukan peserta didik. f.Fakta : sejumlah informasi khusus dalam materi yang dianggap penting terdiri dari terminologi, orang dan tempat serta kejadian. g.Istilah : kata-kata perbendaharaan yang baru dan khusus yang diperkenalkan dalam materi. h.Contoh atau ilustrasi : yaitu hal atau tindakan atau proses yang bertujuan untuk memperjelas suatu uraian atau pendapat. i.Definisi : yaitu penjelasan tentang makna atau pengertian tentang suatu hal/kata dalam garis besarnya. j.Preposisi : yaitu cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum C. KOMPONEN METODE Metode adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum. Dewasa ini, aktivitas widyaiswara yang bertindak sebagai fasilitator dan pembimbing bagi peserta pelatihan. Karena itu istilah metode yang lebih menekankan pada kegiatan pendidikan, selanjutnya diganti dengan istilah strategi pembelajaran yang menekankan pada aktivitas peserta secara optimal. Metode atau strategi pembelajaran menempati fungsi yang penting dalam kurikulum karena memuat tugas-tugas yang perlu dikerjakan oleh peserta dan fasilitator. Karena itu penyusunan ini hendaknya berdasarkan analisis tugas yang mengacu pada tujuan kurikulum dan berdasarkan perilaku awal peserta pelatihan. Dalam konteks masalah kajian metode ini, maka ada tiga alternatif pendekatan yang dapat digunakan, yaitu :
a.Pendekatan yang berpusat pada mata pelajaran (subject oriented) b.Pendekatan yang berpusat pada peserta didik (student oriented) c.Pendekatan yang berorientasi pada kehidupan masyarakat (social oriented) D. KOMPONEN EVALUASI Evaluasi merupakan suatu komponen kurikulum, karena kurikulum adalah pedoman penyelenggaraan proses belajar mengajar. Dengan evaluasi dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar bagi peserta pelatihan, bagi fasilitator dan proses pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan informasi itu dibuat keputusan tentang kurikulum itu sendiri, pembelajaran, kesulitan dan upaya bimbingan yang diperlukan. Aspek-aspek yang perlu dinilai bertitik tolak dari aspek-aspek tujuan yang hendak dicapai. Sedangkan jenis penilaian yang dilaksanakan tergantung pada tujuan diselenggarakannya penilaian itu sendiri. Jenis penilaian meliputi : a.Penilaian awal pembelajaran b.Penilaian proses pembelajaran c.Penilaian akhir pembelajaran. d.Penilaian terhadap fasilitator/widyaiswara
STUDI TENTANG LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN KURIKULUM Di BALAI PELATIHAN PERTANIAN CIHEA Pada bagian ini akan mengulas langkah-langkah penyusunan Kurikulum di Balai Pelatihan Pertanian Cihea dengan mengambil kasus “Pelatihan Kewirausahaan Agribisnis bagi Penyuluh Pertanian” A. PROSES PELAKSANAAN Langkah penyusunannya sebagai berikut : a. Penyusunan konsep kurikulum oleh tim penyusun b. Diskusi dengan widyaiswara lain bidang manajemen agribisnis dan tanaman pangan c. Konsultasi dengan Nara Sumber pada Dinas Petanian Tanaman Pangan Prop. Jabar, d. Perbaikan Kurikulum hasil konsultasi e. Validasi. Validasi kurikulum dilakukan setelah semua materi disepakati oleh penyusun dan nara sumber dalam suatu pertemuan, dan disahkan oleh Kepala Balai Pelatihan Pertanian Cihea. Aspek-aspek yang divalidasi meliputi : 1. Kompetensi Dasar Pelatihan
2. Indikator Kompetensi Keluaran/Keberhasilan 3. Kurikulum 4. Silabi atau pokok bahasan dari masing-masing materi Pembelajaran B. HASIL PENYUSUNAN KURIKULUM B.1. KOMPETENSI DASAR Setelah mengikuti pelatihan, peserta/Penyuluh Pertanian mampu menyelenggarakan pelatihan kewirausahaan agribisnis bagi petani/ pelaku agribisnis. B.2. INDIKATOR KEBERHASILAN. Setelah selesai mengikuti pelatihan, peserta dapat : 1. Mengenal Kebijakan yang mendasar/melatar belakangi pelatihan kewirausahaan agribisnis 2. Menguasai substansi penyelenggaraan pelatihan Kewirausahaan Agribisnis 3. Mengenal, menilai, dan mengembangkan jiwa/kompetensi kewirausahaan pribadi 4. Menumbuh-kembangkan ide bisnis 5. Membuat rencana usaha ( BusinessPlan) 6. Mempresentasikan rencana usaha B.3. MATA DIKLAT 1. Kebijakan Pembangunan Pertanian di Jawa Barat 2. Program Peningkatan Kinerja SDM Pertanian dalam Kewirausahaan Agribisnis 3. Budaya Kerja 4. Pengantar Pelatihan Kewirausahaan Agribisnis 5. Perencanaan Pelatihan Kewirausahaan Agribisnis 6. Pembuka Pelatihan Kewirausahaan Agribisnis 7. Pengenalan Diri Sendiri dan Orang Lain 8. Kompetensi dan Sumberdaya Kewirausahaan Pribadi 9. Penetapan Tujuan dan Ide Usaha 10.Penyaringan Ide Usaha 11.Rencana Usaha Aspek Pemasaran 12.Rencana Usaha Aspek Produksi 13.Rencana Usaha Aspek Organisasi dan Manajemen 14.Rencana Usaha Aspek Keuangan 15.Presentasi Rencana Usaha 16.Observasi/Praktek Lapangan Kewirausahaan Agribisnis
B. 4. DESKRIPSI SINGKAT Kurikulum pelatihan Kewirausahaan Agribisnis bagi Penyuluh Pertanian, merupakan kurikulum pelatihan teknis untuk membentuk aparatur pembina/ penyuluh yang dapat menumbuh kembangkan pengusaha agribisnis melalui pelatihan pengembangan jiwa kewirausahaannya sehingga mampu membuat rencana usaha dibidang pertanian B.5. KOMPETENSI DAN INDIKATOR KOMPETENSI No. 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kompetensi
Indikator
Mengenal Kebijakan yang 1.Mengetahui Kebijakan Pembangunan mendasar/melatar Pertanian di Jawa Barat belakangi pelatihan 2.Mengetahui Program Peningkatan kewirausahaan agribisnis Kinerja SDM Pertanian 3.Mengetahui Budaya Kerja PNS Menguasai substansi 1.Mengetahui konsep kewirausahaan penyelenggaraan pelatihan 2.Mengetahui konsep agribisnis Kewirausahaan Agribisnis 3.Mengetahui konsep pelatihan kewirausahaan 4.Menggunakan konsep untuk menyelenggarakan pelatihan Mengenal, menilai, dan 1.Mengetahui konsep pengenalan diri dan mengembangkan orang lain jiwa/kompetensi 2.Melakukan pengenalan diri kewirausahaan dan 3.Mengetahui instrumen pengukuran sumberdaya pribadi kewirausahaan pribadi 4.Menggunakan instrumen pengukuran kewirausahaan pribadi 5.Menganalisis hasil pengukuran 6.Menerapkan dan mengembangkan kewirausahaan pribadi dalam kehidupan sehari-hari Menumbuh-kembangkan 1.Mengembangkan ide secara terbuka, ide bisnis tanpa terhambat aturan yang ada 2.Berani mencoba yang baru 3.Memanfaatkan potensi lingkungan yang ada 4.Siap menerima resiko atas pilihan yang diambil 5.Menetapkan ide bisnis berdasarkan hasil analisis Membuat rencana usaha 1.Mengetahui konsep penyusunan rencana (BusinessPlan) usaha 2.Mengumpulkan data dan informasi untuk penyusunan rencana usaha 3.Menyusun rencana usaha Mempresentasikan rencana
1.Menyusun bahan presentasi rencana
usaha
usaha 2.Mempresentasikan rencana usaha kepada lembaga permodalan/ donor
RUMPUN KOMPETENSI DAN KURIKULUM PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN PADA DIKLAT KEWIRAUSAHAAN AGRIBISNIS BAGI PENYULUH PERTANIAN TA 2010 RUMPUN KOMPETENSI
DASAR
INTI
PENUN JANG
KURIKULUM
1.Mengenal Kebijakan yang mendasar melatarbelak angi pelatihan kewirausahaa n agribisnis
V
-
-
V
-
-
V
-
-
2.Menguasai substansi penyelenggara an pelatihan kewirausahaan Agribisnis
-
V
-
-
V
-
-
-
V
1.Kebijakan Pembangunan Pertanian di Jawa Barat 2.Program Peningkatan Kinerja SDM Pertanian di Jawa Barat 3.Budaya Kerja 1.Pengantar Pelatihan kewirausahaan Agribinis -Pengertian Agribisnis Pengemb.SD M Agrb -Sejarah Pelatihan -Model Baku Pelatihan -Kegiatan Harian Pelatihan -Bincang Bisnis -Promosi -Laporan Harian 2. Perencanaan Pelatihan Kewirausahaa
JUM LAH (JP) 2 2 2
17
12
6
3.Mengenal, menilai dan mengembangk an jiwa/kompeten si kewirausahaan pribadi
-
3.Menumbuh kembangkan ide bisnis
-
V
V
-
-
n Agribisnis -Rencana Pelatihan -Rencana Pembelajaran -Melatih sec Tim 3. Pembuka Pelatihan Kewirausahaan Agribisnis -Perkenalan -Ungkapan Harapan -Tata Tertib -Kontrak Belajar 1.Pengenalan diri sendiri dan orang lain -Mengenal diri sendiri dan orang lain -Teori Jendela Johari 2.Kompetensi dan Sumberdaya Kewirausahaa n Pribadi -Klarifikasi Nilai -Karakteristik Kewirausahaan Pribadi -Matematika Bisnis -Neraca Pribadi 1.Penetapan Tujuan dan Ide Usaha -Motivasi Kewirausahaa n -Negosiasi -Strategi kewirausahaa n
5
18
14
14
4.Membuat Rencana Usaha /Bisnis (Bussiness Plan)
-
V
-
-
V
-
-
V
-
-Usik Benak -Ide Bisnis -Kompetensi Visi dan Strategi 2.Penyaringan Ide Usaha -Penyaringan ide secara makro -Analisis hasil penyaringan ide secara mikro -Analisis SWOT 3.Praktek Lapangan Kewirausahaa n Agribisnis -Petunjuk praktek lapangan Lingkungan Bisnis -Ide Bisnis -Petunjuk praktek lapangan Lingkungan Bisnis Aspek Pasar -Petunjuk praktek lapangan Lingkungan Bisnis Aspek Produksi -Petunjuk praktek lapangan Lingkungan Bisnis Aspek O&M 1.Rencana Usaha Aspek Pemasaran Merencanakan Usaha Baru
24
13
5.Mempresentas i-kan Rencana Usaha
JUMLAH
-
V
-
-
V
-
-
V
-
-
V
-
-Analisa Permintaan Pasar dan Meramalkan Penjualan -Simulasi Pasar -Rencana Usaha Aspek Pasar 2. Rencana Usaha Aspek Produksi -Simulasi Produksi -Rencana Usaha Aspek produksi 3.Rencana Usaha Aspek O&M -Simulasi O&M -Rencana Aspek O&M 4.Rencana Usaha Aspek Keuangan -Asumsi Dasar Perhitungan Keuangan -Petunjuk Rencana Keuangan -Contoh Kasus R.Keuangan Presentasi Rencana Usaha -Kerangka Rencana Usaha -Teknik Presentasi Rencana Usaha
10
8
11
10
168
KURIKULUM DIKLAT KEWIRAUSAHAAN BAGI PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN TA 2010 NO MATERI JUMLAH JAM PELAJARAN I. KELOMPOK DASAR 1. Kebijakan Pembangunan Pertanian di 2 2. Jawa Barat 2 Program Peningkatan Kinerja SDM dalam 3. Kewirausahaan Agribisnis 2 Budaya Kerja II. KELOMPOK INTI 1. Pengantar Pelatihan kewirausahaan 17 2. Agribinis 12 3. Perencanaan Pelatihan Kewirausahaan 5 4. Agribisnis 18 Pengenalan diri sendiri dan orang lain 5. Kompetensi dan Sumber-daya 14 6. Kewirausahaan Pribadi 14 7. Penetapan Tujuan dan Ide Usaha 13 8. Penyaringan Ide Usaha 10 9. Rencana Usaha Aspek Pemasaran 8 10. Rencana Usaha Aspek Produksi 11 11. Rencana Usaha Aspek O&M 10 12. Rencana Usaha Aspek Keuangan 24 Presentasi Rencana Usaha Praktek Lapangan Kewirausahaan Agribisnis III. KELOMPOK PENUNJANG 1. Pembuka Pelatihan Kewirausahaan Agribisnis Jumlah
6 168
Sebagai contoh disampaikan : Rancang Bangun Pembelajaran Mata Diklat (RBPMD) untuk Kelompok Inti SILABI 4 :
a. Mata Diklat b. Alokasi Waktu c. Deskripsi Singkat
: KOMPETENSI DAN SUMBERDAYA KEWIRAUSAHAAN PRIBADI : 18 Jam : Mata Diklat ini memberikan pengetahuan dan kemampuan untuk mengidentifikasi kompetensi kewirausahaan pribadi dan sumberdaya yang dimiliki, untuk dapat digunakan menghadapi situasi. :
d. Tujuan Pembelajaran -Kompetensi Dasar: Setelah mengikuti kegiatan pelatihan, diharapkan peserta mampu menyadari, mengukur, menganalisa kewirausahaan pribadi dan sumberdaya yang dimiliki.
e.Indikator Keberhasilan: Indikator Materi Keberhasilan Pokok 1.Mampu Klarifikasi menjelask Nilai an “Sistem Nilai Pribadi” Karakteristi 2.Mampu k menganali Kewirausah sis aan Pribadi kewirausa haan Kualitas Pribadi Kewirausah 3.Mampu aan Pribadi mengguna kan Matematika Kewiraus Bisnis aha an Pribadi 4.Mampu mengukur kemampu Kualitas an dan Kewirausah kesulitan aan dalam matematik a 5.Mampu Neraca mengenali Pribadi kewirausa haan pribadi orang yang sukses 6.Mampu menentuk an kompeten si & SD yang dimiliki
Sub Materi Apa & Prinsip Nilai
Kompetensi Prestasi, Perencanaa n, dan Kuasaan
Metode
Media/ Alat Bantu Format Klarifikasi Nilai ATK Flip chart Instrumen PEC ATK
Alokasi Waktu 2 JP
Game
Set Game “Pearl Game”
4 JP
Tes Diskusi Penjelasan
Instrumen, Kunci, Chart, Handout, ATK
4 JP
ATK Pengusaha Sukses Hand out Presentasi
2 JP
ATK Instrumen Neraca Pribadi
3 JP
Penugasan Diskusi
Penugasan
Pecahan, desimal,per sentase, bunga, labarugi Diskusi Nara Sumber Kompetensi Sukses Kewirausah Story aan Diskusi Penugasan Potensi (Sumberday a& Kompetensi )
3 JP
f.
Tagihan/Output : -Hasil penugasan dan diskusi -Data Kewirausausahaan pribadi kelas -Hasil mengenai kewirausahaan pribadi pengusaha sukses -Neraca Pribadi
g. Evaluasi : Evaluasi yang digunakan adalah tes dan observasi : -Tes lisan “Nilai” -Persepsi tentang kewirausahaan pribadi masing-masing -Presepsi afeksi penggunaan kewirausahaan pribadi -Hasil Identifikasi kewirausahaan pribadi dari pengusaha sukses -Hasil neraca pribadi h. Referensi : Anonim, , CEFE Compendium, GTZ, Eurasia Press Singapore Anonim, 1998, Modul Kewirausahaan, BLPP Cihea-PUSDIKLAT PEGAWAI, Badan Diklat Pertanian, Departemen Pertanian. Buchari Alma, 2000, Kewirausahaan, Alfabeta, Bandung Mar’at, 1997, Sifat Manusia Perubahan serta Pengukurannya, Ghalia Indonesia Margono Slamet, 2003, Membentuk Pola Perilaku manusia Pembangunan, IPB PRESS, Bogor Soeparman Soemahamidjaja, 1997, Membina Sikap Mental Wirausaha, Gunung Jati, Jakarta Sedamaryanti, Prof, DR, MPd, APU, 2007. Good Governance da Good Coorporate, Mandar Maju Bandung Suryana, Dr, MSi, 2003 Kewirausahaan, Salemba Empat, Jakarta Yose Rizal Sidi Marajo, 1981, Sikap dan Mental Wiraswasta, Indah Surabaya.
C. PROSES PEMBELAJARAN Proses pembelajaran dilakukan melalui kegiatan tatap muka, kegiatan terstruktur, kegiatan mandiri, dan kegiatan praktek. Pembelajaran memiliki karakteristik : a. Integrasi antara teori dan praktek untuk pemantapan wawasan sikap, pengetahuan dan keterampilan b. Berorientasi lapangan dengan fokus pada pemecahan masalah pembelajaran c. Suasana belajar memberikan kesempatan kepada peserta pelatihan dalam mengembangkan kreativitas, motivasi, dan kemandirian. d. Proses pembelajaran lebih ditekankan pada pemberian kesempatan kepada peserta pelatihan untuk aktif memanfaatkan informasi. Pembelajaran praktek dilaksanakan di lapangan sesuai kebutuhan materi. e. Pendekatan pembelajaran menggunakan model student active learning, synectics learning, inovatif learning, cooperative learning. f. Optimalisasi pembelajaran dengan menggunakan simulasi. D.METODE Sesuai dengan tujuan dan sasaran yang akan dicapai program pelatihan, maka metode yang paling sesuai dalam proses belajar mengajar adalah andragogi atau metode pembelajaran untuk orang dewasa, dimana peserta dipacu berparti sipasi secara aktif dengan jalan saling asah, saling asih dan saling asuh dianta ra peserta Dalam penerapan pendekatan ini, hal yang perlu dipahami adalah 1. Para Peserta diperlukan sebagai seorang dewasa dan bukan sebagai anak anak. 2. Peserta dilibatkan dalam proses belajar mengajar melalui komunikasi dua arah, sehingga memberi kesempatan kepada peserta untuk menyumbang kan pikiran dan pengalamannya 3. Kelayakan pengalaman peserta merupakan potensi positif untuk sumber kegiatan belajar mengajar yang berorientasi pada masalah-masalah aktual yang dihadapi peserta dalam organisasi untuk dicarikan pemecahannya. Berdasarkan pendekatan tersebut, maka metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar Pelatihan adalah : 1. Ceramah Metode ceramah digunakan dalam proses belajar mengajar yang bertujuan konsepkonsep baru atau asing bagi peserta pelatihan 2. Tanya Jawab Metode tanya jawab merupakan suatu cara pembelajaran yang dilakukan untuk memperoleh dan untuk memberikan penjelasan atau mengenalkan informasiinformasi, kejelasan suatu informasi dan isu- isunya dengan cara mengajukan pertanyaan di satu pihak dan penyampaian jawaban di pihak lain 3. Curah Pendapat (Brainstrorming) Metode curah pendapat adalah suatu cara pembelajaran yang dilakukan de ngan cara menuntut untuk menyampaiakan pendapat terhadap objek atau su atu permasalahan. 4. Diskusi Kelompok Diskusi kelompok adalah cara pembelajaran yang dilakukan dengan melibatkan peserta belajar dalam membahas dan memecahkan permasalahan yang dilakukan yang ditugaskan sehingga dapat melahirkan kesepakatan bersama
5. Study kasus Metode yang membahas masalah pada suatu peristiwa atau kejadian dan perlu pemecahan masalah tersebut. 6. Praktek Praktek adalah cara pembelajaran yang dilakukan dimana peserta pelatihan melakukan praktek langsung baik secara individu maupun kelompok yang dilakukan sesuai dengan langkah-langkah yang ditetapkan oleh fasilitator 7. Observasi lapangan Observasi lapangan adalah suatu metode yang digunakan dalam rangka meningkatkan wawasan peserta pelatihan melalui pengamatan. I.
Sistem Evaluasi
B. Evaluasi Evaluasi merupakan suatu proses sistematis dalam mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasikan informasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan program pelatihan dengan kriteria tertentu untuk keperluan pembuatan keputusan. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui apakah program Pelatihan mencapai sasaran yang diharapkan dengan penekanan pada aspek hasil (output). Evaluasi baru dapat dilakukan jika program pelatihan sudah berjalan dalam satu periode sesuai dengan tahapan sasaran yang dirancang. Ada 3 ( tiga ) evaluasi yang dilaksanakan yaitu : 1. Evaluasi materi oleh peserta Evaluasi materi adalah evaluasi yang dilakukan oleh peserta terhadap materi – materi yang akan diberikan dan penilaiannya secara persepsi sesuai dengan kemampuan peserta yang pengisiannya dilaksanakan pada awal pelatihan dan akhir pelatihan. 2. Evaluasi penilaian fasilitator oleh peserta pelatihan Yaitu penilaian peserta terhadap fasilitator tentang aspek kompetensi, aspek sikap dan perilaku serta aspek performance 3. Evaluasi kinerja penyelenggara oleh peserta Evaluasi kinerja penyelenggara pelatihan adalah penilaian peserta terhadap penyelenggara pelatihan meliputi administrasi, sarana, kelengkapan bahan, pelaksanaan program, pelayanan, kebersihan, ketersediaan fasilitas, efektivitas penyelenggaraan, V PENUTUP Penyusunan Kurikulum Pelatihan Kewirausahaan Agribisnis bagi Penyuluh Pertanian sebagai bahan acuan yang berisi materi-materi diklat yang akan disampaikan / dilatihkan kepada peserta dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan yang akan di selenggarakan di UPTD Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan) Cihea Bojongpicung Cianjur. Hal-hal yang belum cukup diatur dalam kurikulum ini ini akan diatur kemudian.