أ
–
ب
ت
ث
.1 .2 .3
ج
.1 .2
ح
خ
1
2
3
عبد الغزيزبن إبراهين العصيلي ,أساسيا تعلين اللغة العربية للناطقين بلغات أخرى(,الرياض :جاهعة اإلهام هحود بن سعود اإلسالهية هعهد تعلين اللغة العربية) ,ص.192.
3
6
Muhbib Abdul Wahab, Pemikiran Linguistik TAMAM HASSAN dalam Pembelajaran Bahasa Arab, (UIN Jakarta Press, 2009)hal.192
4
7
5
6
7
389 , ص,)1896 ، دار انًشرق:( بُروث، الوٌجد في اللغح جاألعالم،نىَص يعهىو1 .219. ص،)1896 ، دار انًعارف: (يصر، الترتيح وطروق التدريس,صانح عبذ انعسَس2 3 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1899), cet.1, hal.562
8
4يحًذ عهٍ انخىنٍ ،أسالية تدريس اللغح العرتيح( ،انرَاض :انًًهكت انعربُت انطعىدَت ،)1896 ،ص124. 5عباش يحبىب ,يشكالث تعهُى انهغت انعربُت حهىل َظرَت وتطبقُت( ,قطر انذوحت :دار انثقافت.)1896 ,ص148 .
9
6عباش يحبىب ،هشكالخ تعلين اللغح العرتيح حلىل ًظريح وتطثقيح( ،قطرة انذوحت :دار انثقافت ،)1896 ،ص .96 7عبذ انعسَس بٍ إبراهُى انعصصُهٍ ،أساسياخ تعلين اللغح العرتيح للٌاطقيي تلغاخ أخري( ،انرَاض :جايعت اإلياو يحًذ بٍ ضعىد اإلضاليُت يعهذ تعهُى انهغت انعربُت) ،ص244.
01
9نىَص يعهىو ،الوٌجد في ،..........ص792. 8إبراهى إضًاعُم ,األسس الٌفسيح لتعلين اللغح العرتيح لغير ًالٌطقيي تها( ,يكتبت االَجهى انًصرٌ) ,ص14.
00
10
Ali imron, Belajar mengajar,(Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 1887 ), Cet1 Hlm 99. Abdurrahman Abror, psikologi Pendidikan, hlm.113. 12 Muhibbin Syah, Psikologi Pedidikan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosadkarya, 1885), hal.136 11
01
13عبذ انرحًٍ بٍ إبراهى انفرزاٌ ،إعداد هىاد تعلين اللغح العرتيح لغير الٌاطقيي تها ،)1429( ,ص31. 14يصطفً فهًً ،سيكىلىجيح التعلن ،ص136. 15يحًذ عثًاٌ َجاتٍ ،القرآى و علن الٌفس( ،انقاهرة :دار انشروق،)1869 ،ط.2.ص27. 16 Zikri Neni Iska, Perkembangan Peserta didik (Perspetif Psikologi), (Jakarta: Kizi Brother’s 2011), hal.76.
02
17يصطفً فهًٍ ،سيكىلىجيح التعلن( ،انقاهرة :يكتبت = 19يصري،دث) ،ص141-128 . 19يحًذ يحًىد ،علن الٌفس الوعاصر في ضىء اإلسالم( ،انقاهرة :دار انشروق1894 ،و)،ص135.
03
18فادَت كايم حًاو ,علن الٌفس والترتىي في ضىع اإلسالم( ,انرَاض :دار انسهراء) ,ص.111. 20يحًذ ابٍ أحًذ انباري األهذل ،الكىاكة الدريح شرح هتووح اآلجروهيح( ،ضىرباَا :انحريٍُ جاَا ،دث) ،ج ،1.ص.5-4 . 21يحًذ عانٍ انخانٍ ،أسالية تدريس اللغح العرتيح( ،انرَاض :جًُع انحقىق يحفىظت نهًؤنف 1892 ،و) ،ص.19 . 22حطٍ جعفر انخهُفت ،فصىل في تدريس اللغح العرتيح ( ،انرَاض :يكتبت انرشذ ،)2004 ،ص.341 .
04
23حًذاٍَ ،دراسح تحليليح عي عرض الوىاد الدراسيح في كتاب اآلجروهيح( ،جاكرتا :يكتبت كهُت انتربُت جايعت شرَف هذاَت اهلل اإلضاليُت انحكىيُت جاكرتا .)2001 ,ص9. 24عهً أحًذ يذكىر،تدريس فٌىى اللغح العرتيح( ،انقاهرة :دار انفكر انعربً 2000و).ص293.
05
25رشذي أحًذ طعًُت ،تعلين العرتيح والديي تيي اللون والفي( ،انقاهرة :دار انفكر انعربً) ص76-75 . 26عهً أحًذ يذكىر ،تدرس الفٌىى اللغح العرتيح( ،انقاهرة :انفكر انعربٍ 2000 ،و) ،ص291.
07
81
8
Moch, Ainin, Metodologi Penelitian Baahasa Arab, (malang: hilal Fajar`Keilmuan,7002)cet.8, hal 96
86
(Suharismi Arikunto
7
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta 7007), cet 87, hal 887. 3 Winarno, Surahmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Tarsito, 8660) hal. 810
70
78
Pedoman penulisan skripsi, fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan universitas islam negri syarif hidayatullah Jakarta.
x 011 %
) Presentase
P
)Jumlah sampel
F N
Frekuensi
22
23
P = F x 100 N
1إنده ،المقابلة بين خليفة و إنده ،ديبوك 22 ،ديسمبير .2213
24
25
26
−
−
22
−
−
22
−
22
−
32
−
31
32
−
−
33
34
35
−
36
− −
32
32
−
32
−
42
34
–
33
Fachrurrozi, Aziz dan Mahyuddin, Erta, Teknik Pembelajaran Bahasa Arab, Jakarta: LB YASSARNA YBMQ, Cet 1, 2011. Zikri Neni Iska, Perkembangan Peserta didik (Perspetif Psikologi), (Jakarta: Kizi Brother’s 2011), Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta 2002), cet 22, Muhbib Abdul Wahab, Pemikiran Linguistik TAMAM HASSAN dalam Pembelajaran Bahasa Arab, (UIN Jakarta Press, 2009) Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pusataka, 1988) Ainin,Moch, Metodologi Penelitian Baahasa Arab, (malang: hilal Fajar`Keilmuan,2007) cet.1, hal 69 Surahmad, Winarno, Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Tarsito, 1990) hal. 180 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan skripsi, (Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, 2007.
Pedoman Wawancara dengan Guru Bahasa Arab Di Ma’had al-awwabin
1. Apa pendidikan terakhir ibu? 2. Sudah berapa lama ibu mengajar nahwu dipesantren ini? 3. Kitab apa yang ustazah gunakan dalam mengajar nahwu? 4. Tujuan apa yang hendak ustazah capai dalam pembelaran nahwu? 5. Langkah apa saja yang ustazah lakukan untuk mencapai tujuan terebut? 6. Metode apa saja yang sering ustazah gunakan dalam mengajar nahwu? 7. Media apa saja yang ustazah gunakan dalam mengajarkan nahwu? 8. Menurut ustazah, Bagaimana minat siswa terhadap pelajaran nahwu? 9. Langkah-langkah apa saja yang ibu lakukan dalam rangka meningkatkan minat belajar siswa terhadap pelajaran nahwu? 10. Menurut ustazah, Bagaimana motivasi siswa terhadap pelajaran nahwu? 11. Langkah-langkah apa saja yang ibu lakukan dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap pelajaran nahwu? 12. Apakah ada kewajiban bagi siswa dalam menghafal qaidah-qaidah nahwu? 13. Jika ada, adakah target yang harus dicapai oleh siswa dalam menghafal? 14. Menurut ustazah, Bagaimana minat siswa terhadap penghafalan qaidah-qaidah nahwu? 15. Dalam proses pembelajaran nahwu, kendala apa saja yang sering ustazah hadapi? 16. Lalu upaya apa yang ustazah lakukan dalam menghadapi kendala tersebut?
1. Apa pendidikan terakhir ibu? Pendidan terakhir Madrasah Aliyah atau SMA 2. Sudah berapa lama ibu mengajar nahwu di pesantren ini? Mengajar sejak tahun 2012 3. Kitab apa yang ustadzah gunakan dalam mengajar nahwu? Kitab Nahwu al-Wadhih, karya Ali al-Jarim dan Mustofa Amin 4. Tujuan apa yang hendak ustadzah capai dalam pembelajaran nahwu? Tujuan memperkenalkan kepada siswa tentang dasar-dasar dalam gramatika Arab. 5. Langkah apa saja yang ustadzah lakukan untuk mencapai tujuan tersebut? Langkah untuk mencapai tujuannya ialah dengan memperkenalkan kepada siswa kelas satu MTs mengenai pengenalan terhadap “kata” dalam bahasa Arab, itu meliputi Isim (kata benda), fi`il (kata kerja), dan dhomir (kata ganti) serta perbedaan di antara ketiganya. Dan juga dengan pengenalan posisi jabatan kata itu dalam dua pola pembentukan kalimat sederhana dalam gramatika bahasa Arab, jumlah ismiyah (mubtada & khabar, subjek-predikat) dan jumlah fi`liyah (fi`il-fa`il-maful bih, predikat, subjek, objek). 6. Metode apa yang saja yang sering ustadzah gunakan dalam mengajarkan nahwu? Metodenya dengan metode monologis dan dialogis. Yang pertama ialah dengan mengartikan kaidah Nahwul Wadhih, siswa mencatatnya kemudian memberikan penjelasannya dengan amtsilat atau contoh-contoh yang terdapat di dalam kitab itu. 7. Media apa saja yang ustadzah gunakan dalam mengajarkan nahwu? Media yang digunakan adalah papan tulis dan kitab Nahwul Wadhih. 8. Menurut ustadzah, bagaimana minat siswa terhadap pelajaran nahwu? Secara umum, minat siswa terbilang rendah terhadap pelajaran nahwu. Meski begitu ada satu atau dua siswa yang punya minat besar belajar nahwu. 9. Langkah-langkah apa saja yang ibu lakukan dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap pelajaran nahwu? Untuk mendorong motivasi belajar siswa dilakukan dengan cara memberikan pengetahuan dan penjelasan kepada mereka mengenai arti penting belajar ilmu nahwu dalam belajar bahasa Arab sebagai bahasa memahami al-Quran sekaligus usaha untuk mendalami ilmu agama secara langsung melalui kitab-kitab kuning. 10. Menurut ustadzah, bagaimana motivasi siswa terhadap pelajaran nahwu? Secara umum , motivasi belajar siswa untuk benar-benar belajar nahwu atau bahasa Arab belum terlihat.
11. Apakah ada kewajiban bagi siswa dalam menghapal qaidah-qaidah nahwu? Iya ada kewajiban bagi siswa untuk menghapal qaidah-qaidah nahwu? 12. Jika ada, adakah target yang harus dicapai oleh siswa dalam menghapal? Sebagai guru ada target hapalan bagi siswa, minimal mereka harus hapal qoidah sampai dengan qoidah yang tengah dipelajari. Tapi untuk ujian halaqoh, siswa wajib menghapal sejumlah kaidah dengan jumlah tertentu semisal qaidah pada juz pertama kitab Nahwul Wadhih untuk kelas satu Mts. Jumlah hafalan qaidah untuk ujian halaqoh biasanya ditentukan oleh pengurus madrasah diniyah. 13. Menurut ustadzah, bagaimana minat siswa terhadap penghapalan qaidah-qaidah nahwu? Secara umum, minat siswa untuk menghapal terbilang rendah. Kalaupun mereka mampu menghapal banyak qaidah, itu lebih karena dipaksa bukan atas kesadaran sendiri akan pentingnya menghapal qaidah tersebut dalam belajar nahwu. 14. Dalam proses pembelajaran nahwu, kendala apa saja yang sering ustadzah hadapi? Kendalanya minat siswa yang rendah untuk belajar nahwu yang bisa dilihat dari beberapa hal antara lain, malas buka kitab, tidak pernah mutholaah pelajaran sebelumnya, tidak memperhatikan penjelasan guru sewaktu belajar, mengobrol waktu pelajaran berlangsung, tidur. 15. Lalu upaya apa yang ustadzah lakukan dalam menghadapi kendala tersebut? Langkahnya untuk mengadapinya dengan menegur, memberi tazir dan menasehati. Dan terakhir sebagai guru terus mengembangkan diri dan belajar lagi tentang metode mengajar dengan cara baik, kreatif dan inovatif.
Angket Penelitian Nama : Kelas : Jenis Kelamin : L/P Petunjuk pengisian: 1.
Bacalah setiap pernyataan dengan cermat, kemudian pilihlah salah satu jawaban dengan cara memberi tanda (√) pada jawaban yang menurut anda sesuai. Dengan alternative jawaban sebagai berikut: SS (Sangat Setuju) S (Setuju) TS (Tidak Setuju) STS (Sangat Tidak Setuju)
2.
Jawaban yang anda berikan tidak akan mempengaruhi nilai/prestasi anda. Terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya.
No.
Pertanyaan
1.
Saya senang belajar nahwu
2.
Pelajaran nahwu merupakan pelajaran yang mudah dimengerti
3.
Saya selalu merasa bosan ketika belajar nahwu
4.
Saya selalu hadir tepat waktu untuk mengikuti pelajaran nahwu
5.
Saya selalu memperhatikan disetiap penjelasan materi yang diberikan oleh guru ketika belajar nahwu
6.
Saya selalu mencatat semua penjelasan materi yang diberikan oleh guru
7.
saya selalu berdiskusi dengan teman ketika mendapatkan kesulitan pada saat belajar nahwu
8.
Saya tidak pernah mencatat penjelasan materi yang diberikan oleh guru
SS
S
TS
STS
9.
Saya mengulang kembali pelajaran nahwu diluar kelas
10.
Saya selalu bertanya kepada guru bila belum memahami pelajaran nahwu
11.
Dalam belajar nahwu, apabila saya tidak mengerti bagi saya tidak masalah
12.
Saya tidak suka belajar nahwu karena merupakan pelajaran yang sulit
13.
Saya menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru tepat waktu
14.
Saya malas ketika harus mengulang kembali pelajaran nahwu diasrama
15
Setiap belajar nahwu saya selalu mempersiapkannya terlebih dahulu diasama
16.
Kenyamanan kelas mendukung saya belajar nahwu dengan baik
17.
Sikap ramah guru membuat saya senang belajar nahwu
18.
Suasana kelas yang tidak nyaman membuat saya malas belajar nahwu
19.
Sikap kiler (galak) guru membuat saya malas belajar nahwu
20.
Pujian dari teman terhadap prestasi saya memotivasi(mendorong) saya untuk terus belajar nahwu lebih giat
21.
Pujian guru terhadap prestasi saya, memotivasi (mendorong) saya untuk terus belajar lebih giat
22.
Sikap acuh tak acuh teman terhadap nilai nahwu saya membuat saya malas belajar
23.
Tidak ada pujian dari guru terhadap prestasi belajar nahwu membuat saya malas belajar
24.
Motivasi yang dibeikan oleh guru membuat saya lebih giat dalam belajar
25.
Saya selalu bersemangat menghafal kaidah nahwu ketika mengetahui teman saya lebih banyak jumlah hafalannya
26.
Tidak ada hadiah dari orang tua atas prestasi yang saya raih membuat saya malas belajar
27.
Saya tetap malas ketika mengetahui hafalan kaidah nahwu teman lebih banyak dari saya
28.
Saya selalu belajar dengan giat untuk mencapai hasil yang lebih bagus dari temen saya
29.
Pemberian hadiah dari guru atas nilai yang bagu membuat saya termotivasi untuk belajar lebih giat
30.
saya tetap malas belajar walaupun guru selalu memotivasi saya untuk memperoleh prestasi dalam pelajaran nahwu