BEBAN KERJA TERHADAP STRESS PADA BURUH PABRIK DI PT. UNGARAN INDAH BUSANA SEMARANG Manuscript
Oleh :
Lathiful Anshori Zain G2A011028
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2015
http://jurma.unimus.ac.id
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Manuscript dengan judul
BEBAN KERJA TERHADAP STRESS PADA BURUH PABRIK DI PT. UNGARAN INDAH BUSANA SEMARANG Telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasikan Semarang, Mei 2015
Pembimbing I
Ns. MF. MUBIN, M.Kep, Sp.Ji
Pembimbing II
Ns. ENI HIDAYATI, M.Kep
http://jurma.unimus.ac.id
BEBAN KERJA TERHADAP STRESS PADA BURUH PABRIK DI PT. UNGARAN INDAH BUSANA SEMARANG Lathiful Anshori Zain1, MF. Mubin2, Eni Hidayati 3 1 2
Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Fikkes UNIMUS Dosen Keperawatan Jiwa Fikkes UNIMUS
Abstrak Beban kerja merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya stres pada karyawan. Karyawan yang mengalami stres memungkinkan karyawan tersebut tidak dapat menampilkan performa secara baik dikarenakan kemampuan fisik dan kognitif mereka menjadi berkurang. Terdapat beberapa aspek dalam faktor intrinsik penyebab peningkatan stres dalam bekerja, yaitu: beban kerja, jam kerja, shift kerja, kompleksitas pekerjaan, rutinitas, tuntutan pekerjaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan beban kerja terhadap stress pada buruh pabrik di PT. Ungaran Indah Busana Semarang. Jenis Penelitian ini adalah penelitian deskriptif correlation, penelitian ini menggunakan metode penelitian survei analitik dengan pendekatan rancangan cross sectional. Jumlah populasi sebanyak 2200 orang, tehnik sampling berupa purposive sampling dan didapatkan jumlah sampel sebanyak 96 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beban kerja buruh pabrik adalah kategori sedang (42,7%), stress kerja buruh pabrik adalah kategori sedang (40,6%) dan terdapat hubungan beban kerja terhadap stress pada buruh pabrik (p = 0,000, p<0,05), apabila buruh pabrik mengalami beban kerja berlebihan, kurangnya istirahat, kerja lembur, terbatasnya waktu dalam mengerjakan pekerjaan dan tuntutan kerja akan mempengaruhi buruh pabrik untuk mengalami stress kerja. Buruh pabrik dapat mengendalikan berbagai kesibukan dan tantangan dengan cara mengatur waktu secara teratur dan melakukan olahraga 15-30 menit setiap satu minggu sekali. Kata Kunci : Beban Kerja, Stress Kerja dan Buruh Pabrik Daftar Pustaka : 48 (2004 – 2014)
Abstrak The workload is one of the factors that can influence the occurrence of stress on employees. Employees who experience stress allows the employee is not able to show good performance in physical and cognitive abilities because they are to be reduced. There are several aspects of intrinsic factor causes increased stress at work, namely: workload, working hours, shift work, the complexity of the work, the routine, the demands of the job. The purpose of this study was to determine the relationship of the stress load of work on factory workers at PT. Ungaran Indah Busana Semarang. This type of research is descriptive correlation study, this study uses survey research methods analytic cross-sectional design. Total population of 2200 people, the sampling techniques in the form of purposive sampling and obtained a total sample of 96 respondents. The results showed that the workload of the factory workers are moderate category (42.7%), factory worker job stress is moderate category (40.6%) and there is a relationship to stress burden of work on the factory workers (p = 0.000, p <0.05). if the factory workers experiencing excessive workload, lack of rest, overtime, limited of time on the job and work demands will affect the plant's workers experiencing job stress. Factory workers can control a variety of busyness and challenges in how to set the time on a regular basis and exercise 15-30 minutes every single week. Keywords Bibliography
: Workload, Work Stress and Factory Workers : 48 (2004 - 2014)
http://jurma.unimus.ac.id
A. PENDAHULUAN Indonesia dikategorikan sebagai negara industry, dapat dikatakan demikian karena saat ini segala barang-barang kebutuhan sehari-hari masyarakat Indonesia bergantung pada industry. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi makin pesat. Di bidang industri, pengetahuan dan teknologi modern semakin banyak diterapkan dalam perusahaan, dengan tujuan untuk meningkatkan kelancaran proses produksi. Persaingan antar perusahaan di era globalisasi semakin tajam, perkembangan industrialisasi dan inovasi teknologi yang semakin pesat membuat perusahaan menjadi lebih kompetitif dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. Dalam hal ini, perusahaan dituntut untuk menjalankan perannya yang lebih baik dalam pencapaian tujuan dan meningkatkan kinerja perusahaan secara optimal (Andriani, 2012). Adapun jumlah buruh di Indonesia pada Februari 2010 menurut Badan Pusat Statistik berjumlah 30.720.000 dan pada bulan Agustus meningkat menjadi 32.52.000 orang, berdasarkan penelitian Badan Pusat Statistik pada bulan Februari 2011 jumlah buruh di Indonesia yakni berjumlah 34.510.000 orang, kemudian pada bulan Agustus 2011 jumlah buruh mengalami peningkatan menjadi 37.770.000 orang, sedangkan pada bulan Februari 2012 jumlah buruh mengalami peningkatan menjadi 38.130.000 dan pada bulan Agustus 2013 mencapai 110,80 juta orang. Dinas
Tenaga
Kerja,
Transmigrasi
dan
Kependudukan
(Disnakertransduk) Provinsi Jawa Tengah mencacat jumlah tenaga kerja di provinsi jawa tengah pada tahun 2013 mencapai 1.236.512 orang, di kota Semarang pada tahun 2013 adalah 276.613 orang serta jumlah tenaga kerja di Kabupaten Semarang mencapai 90.718 orang. Direktori Industri Pengolahan Jawa Tengah mencatat jumlah tenaga kerja di PT. Ungaran Indah Busana yang bergerak di bidang industri garment pada tahun 2014 mencapai 2200 orang.
http://jurma.unimus.ac.id
Beban kerja merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya stres pada karyawan dimana faktor tersebut paling sering dirasakan oleh setiap karyawan. Aspek-aspek yang dapat menimbulkan stres kerja adalah beban kerja yang berlebihan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Individu akan merasa beban kerjanya berlebihan secara kuantitatif apabila terlalu banyak pekerjaan yang harus dia lakukan, sedangkan individu akan merasa bahwa beban kerjanya berlebihan secara kualitatif apabila menurutnya pekerjaannya sulit bagi dirinya Schultz (1982, dalam Kusnadi, 2014). Menurut Murni (2012) beban kerja adalah kondisi yang muncul dari hubungan antara tuntutan tugas-tugas, lingkungan kerja, keterampilan, perilaku dan persepsi dari pekerja. Beban kerja yang berlebih pada karyawan dapat
memicu
timbulnya
stres.
Karyawan
yang
mengalami
stres
memungkinkan karyawan tersebut tidak dapat menampilkan performa secara baik dikarenakan kemampuan fisik dan kognitif mereka menjadi berkurang. Terdapat beberapa aspek dalam faktor intrinsik penyebab peningkatan stres dalam bekerja, yaitu: beban kerja, jam kerja, shift kerja, kompleksitas pekerjaan, rutinitas, tuntutan pekerjaan. Kahn dan Quin (1982) menyatakan bahwa stres kerja merupakan faktor-faktor lingkungan kerja yang negatif, salah satunya yaitu beban kerja yang berlebihan. Selanjutnya, Hasil penelitian Haryanti, Faridah dan Puji (2013) membuktikan bahwa beban kerja yang berlebihan berpengaruh pada stres kerja. Selanjutnya, Keenan dan Newton (1984) yang menyebutkan bahwa stress kerja merupakan perwujudan dari kekaburan peran dan beban kerja yang berlebihan. Selanjutnya, penelitian Widjaja (2006) menemukan bahwa beban kerja yang terlalu sulit untuk dikerjakan dan teknologi yang tidak menunjang untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik sering menjadi sumber stres bagi karyawan. Menurut European Foundation for the Improvement of Living and Working Conditions dalam yunus (2011) stress kerja merupakan kasus nomor dua terbesar di eropa yang berkaitan dengan pekerjaan, masalah kesehatan diantaranya yaitu, mengalami penyakit jantung, sakit punggung, hipertensi,
http://jurma.unimus.ac.id
stroke dan gangguan musculoskeletal. Gangguan - gangguan fisiologis dan psikologis yang disebabkan oleh stress ini turut berkontribusi terhadap angka kesakitan, kecacatan, dan kematian. Stress mengakibatkan 11% dari kecelakaan industrial dan 75 -90% kunjungan pada dokter perusahaan adalah akibat stress. Di Inggris, 500,000 pekerja ditemukan menderita stress yang berhubungan dengan kerja, hal ini diperkirakan meningkat 30% dari tahun 1990 Smith (2000, dalam yunus, 2011). Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Northwestern Life Insurance Company di Amerika Serikat , menyatakan bahwa 70% pekerja mengalami stress kerja yang mempengaruhi kesehatan dan menurunkan produktivitas kerja, 46% pekerja berada dalam lingkungan kerja yang stressful, 34% pekerja berhenti dari pekerjaannya, 34% pekerja mengalami burnout setelah bekerja selama 1 atau 2 tahun, 17% sering absen Greenberg (1999, dalam yunus, 2011). Beban kerja di PT. Ungaran Indah Busana sangatlah tinggi, banyak buruh pabrik yang harus kerja lembur yaitu 2-3 jam bahkan sampai pulang jam 23.00 WIB untuk menyelesaikan target pekerjaan mereka. Banyak buruh yang stress karena takut tidak bisa menyelesaikan target pekerjaan mereka. Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin meneliti lebih lanjut tentang “Beban kerja terhadap stress pada buruh pabrik Di PT Ungaran Indah Busana.”
B. METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian korelasi yang menggunakan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh buruh pabrik yang bekerja di PT. Ungaran Indah Busana Semarang sebanyak 2200 responden. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 96 responden. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Alat pengumpulan data menggunakan metode survei menggunakan lembar kuesioner, kuesioner telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret sampai April 2015, data dianalisis secara bivariat.
http://jurma.unimus.ac.id
C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. HASIL Tabel 1.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Beban Kerja di PT. Ungaran Indah Busana Semarang. Bulan April (N=96).
No 1 2 3 Total (N)
Beban Kerja Ringan Sedang Berat
Frekuensi (f) 30 41 25 96
Persentase (%) 31,2 42,7 26,0 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 96 responden penelitian berdasarkan beban kerja di PT. Ungaran Indah Busana Semarang, beban kerja buruh pabrik yang paling banyak adalah kategori sedang sebanyak 41 buruh pabrik dengan presentase (42,7%), beban kerja buruh pabrik kategori ringan sebanyak 30 responden dengan presentase (31,2%), sedangkan beban kerja buruh pabrik yang paling sedikit adalah kategori berat
sebanyak 25 buruh pabrik dengan
presentase (26,0%). Tabel 1.2
No 1 2 3 Total (N)
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Stress Kerja di PT. Ungaran Indah Busana Semarang. Bulan April (N=96). Stress Kerja Ringan Sedang Berat
Frekuensi (f) 38 39 19 96
Persentase (%) 39,6 40,6 19,8 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 96 responden penelitian berdasarkan stress kerja di PT. Ungaran Indah Busana Semarang, stress kerja buruh pabrik yang paling banyak adalah kategori sedang sebanyak 39 buruh pabrik dengan presentase (40,6%), stress kerja ringan sebanyak 38 responden
dengan presentase (39,6%)
sedangkan stress kerja buruh pabrik yang paling sedikit adalah kategori berat sebanyak 19 buruh pabrik dengan presentase (19,8%).
http://jurma.unimus.ac.id
Tabel 1.3
Hubungan Beban Kerja Terhadap Stress Pada Buruh Pabrik di PT. Ungaran Indah Busana Semarang. Bulan April (N=96) Variabel
N
R
p
Hubungan beban kerja terhadap stress
96
0,647
0,000
Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan korelasi Rank Spearman didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,647 dengan nilai p sebesar 0,000 (P < 0,05), sehingga dapat dinyatakan ada hubungan yang bermakna antara beban kerja terhadap stress di PT. Ungaran Indah Busana Semarang. 2. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa sebagian besar beban kerja buruh pabrik adalah dalam kategori sedang yaitu sebanyak 41 responden dengan presentase (42,7%), %), sedangkan beban kerja buruh pabrik yang paling sedikit adalah kategori berat sebanyak 25 responden dengan presentase (26,0%). Dalam penelitian ini didapatkan bahwa beban kerja pada buruh pabrik yang sering dialami adalah kerja lembur mulai dari hari senin sampai jum’at atau seminggu bisa 3-4x kerja lembur, banyak buruh pabrik yang harus kerja lembur yaitu 4-5 jam sehari bahkan sampai pulang jam 23.00 WIB untuk menyelesaikan target pekerjaan mereka. Menurut Schultz (1982, dalam kusnadi, 2014) Beban kerja merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya stres pada karyawan dimana faktor tersebut paling sering dirasakan oleh setiap karyawan. Aspek-aspek yang dapat menimbulkan stres kerja adalah beban kerja yang berlebihan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Individu akan merasa beban kerjanya berlebihan secara kuantitatif apabila terlalu banyak pekerjaan yang harus dia lakukan, sedangkan individu akan
http://jurma.unimus.ac.id
merasa bahwa beban kerjanya berlebihan secara kualitatif apabila menurutnya pekerjaannya sulit bagi dirinya. Hasil penelitian Haryanti, Faridah dan Puji (2013) membuktikan bahwa beban kerja yang berlebihan berpengaruh pada stres kerja. Selanjutnya, penelitian Widjaja (2006) menemukan bahwa beban kerja yang terlalu sulit untuk dikerjakan dan teknologi yang tidak menunjang untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik sering menjadi sumber stres bagi karyawan. Menurut hasil penelitian (Yunus, 2011) di unit kerja laundry RSUD Pasar Rebo tardapat 74,3% pegawai memiliki beban kerja sedang, dan 25,7% pegawai memiliki beban kerja ringan, dan tidak satupun pegawai yang memiliki beban kerja berat. Penelitian ini sebagian besar responden memiliki pengalaman kerja atau lama kerja antara 1-3 tahun. Hal ini akan berpengaruh terhadap beban kerja responden karena semakin tinggi pengalaman kerja atau lama kerja maka semakin terampil buruh pabrik sehingga akan menurunkan beban kerja. Hasil penelitian ini menunjukkan, stress kerja pada buruh pabrik mayoritas adalah sedang yaitu 39 responden dengan presentase (40,6%) lebih besar dibandingkan dengan responden yang memiliki stress kerja ringan yaitu 38 responden dengan presentase (39,6%) dan stress kerja berat yaitu 19 responden dengan presentase (19,8%). Dalam penelitian ini didapatkan beberapa faktor penyebab stress kerja pada buruh pabrik yang sering dialami adalah beban kerja yang berlebihan, kerja lembur 3-4x dalam seminggu, kurangnya istirahat, terbatasnya waktu dalam mengerjakan pekerjaan, rutinitas kerja dan tuntutan pekerjaan. Menurut Keenan dan Newton (1984) yang menyebutkan bahwa stress kerja merupakan perwujudan dari kekaburan peran dan beban kerja yang berlebihan. Stres kerja dapat berakibat positif (eustress) yang diperlukan untuk menghasilkan prestasi yang tinggi, namun pada umumnya stres kerja
http://jurma.unimus.ac.id
lebih banyak merugikan diri karyawan maupun perusahaan (Munandar, 2008). Dampak negatif yang ditimbulkan oleh stres kerja dapat berupa gejala fisiologis, psikologis, dan perilaku (Robbins, 2007). Menurut hasil penelitian (Munandar, 2008) Faktor – faktor di pekerjaan yang dapat menimbulkan stress dapat dikelompokkan ke dalam lima kategori besar yaitu faktor – faktor intrinsik dalam pekerjaan, peran dalam organisasi, pengembangan karir, hubungan dalam pekerjaan, serta struktur dan iklim organisasi. Sedangkan menurut Davis dan Newstrom (1995, dalam yunus, 2011) faktor penyebab stress kerja yaitu, adanya tugas yang terlalu banyak, supervisor yang kurang pandai, terbatasnya waktu dalam mengerjakan pekerjaan, kurang mendapat tanggung jawab yang memadai, Ketaksaan peran, frustasi, perubahan tipe pekerjaan, konflik peran. Menurut hasil penelitian Gitalia (2009) pada perawat rumah sakit PELNI menyatakan bahwa 30 responden (56,6%) termasuk pada kategori stress ringan, 23 responden (43,4%) termasuk dalam kategori stress berat. Menurut penelitian yang dilakukan Lelyana (2003) mengenai stress kerja pada perawat di RS.Mitra Keluarga Bekasi tahun 2004, menunjukkan bahwa dari 52% (24 responden) yang memiliki motivasi rendah dalam bekerja ternyata 73% menyatakan stress. Menurut hasil penelitian Undari (2006) pada karyawan rumah sakit X di Jakarta menyatakan bahwa 65.5% mengalami stress yang berhubungan dengan shift kerja. Menurut penelitian Nugrahani (2008) pada pekerja bagian oprasional PT Gunze indonesia menyatakan bahwa 72% mengalami kepuasan gaji yang buruk dan memiliki hubungan dengan stress kerja. Menurut penelitian Ghitalia (2009) pada perawat rumah sakit PELNI petamburan menyatakan bahwa 60% perawat dengan beban kerja berat, mengalami stress kerja berat, dan 33,3% perawat dengan beban kerja sedang mengalami stress kerja berat. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman didapatkan koefisien korelasi sebesar 0,647 dengan nilai
http://jurma.unimus.ac.id
P sebesar 0,00 (P < 0,05), sehingga dapat dinyatakan ada hubungan yang bermakna antara beban kerja terhadap stress pada buruh pabrik di PT. Ungaran Indah Busana Semarang. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa apabila buruh pabrik mengalami beban kerja berlebihan, kurangnya istirahat, kerja lembur, terbatasnya waktu dalam mengerjakan pekerjaan dan tuntutan kerja akan mempengaruhi buruh pabrik untuk mengalami stress kerja. Menurut hasil penelitian Gitalia (2009) pada perawat RS.PELNI petamburan menyatakan bahwa 23 responden menyatakan stress kerja berat yang berhubungan dengan masa kerja. Menurut penelitian Undari (2006) pada karyawan rumah sakit X di Jakarta menyatakan bahwa usia 45-62 tahun memiliki hubungan dengan kejadian stress kerja. Menurut hasil penelitian (Yunus,2011) Ada hubungan yang bermakna antara rutinitas kerja (Pvalue=0,002), beban kerja (P value=0,015) dengan kejadian stress kerja pada pegawai unit kerja laundry RSUD Pasar Rebo. D. PENUTUP 1. Beban kerja buruh pabrik sebagian besar adalah dalam kategori sedang yaitu sebanyak 41 responden dengan presentase (42,7%), beban kerja buruh pabrik dalam kategori ringan sebanyak 30 responden dengan presentase (31,2%), sedangkan beban kerja buruh pabrik yang paling sedikit adalah kategori berat sebanyak 25 responden dengan presentase (26,0%). 2. Stress kerja buruh pabrik sebagian besar adalah kategori sedang sebanyak 39 responden dengan presentase (40,6%), stress kerja buruh pabrik dalam kategori ringan sebanyak 38 responden dengan presentase (39,6%), sedangkan stress kerja buruh pabrik yang paling sedikit adalah kategori berat sebanyak 19 responden dengan presentase (19,8%). 3. Terdapat hubungan yang bermakna antara beban kerja terhadap stress pada buruh pabrik di PT. Ungaran Indah Busana Semarang dengan nilai p sebesar 0,000.
http://jurma.unimus.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, F.(2012). Analisis Tingkat Stres Kerja Karyawan Non Manajerial Pada PT Aztrazeneca Indonesia. FISIP UI. Gitalia, B. U.(2009). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stres Kerja Pada Perawat Instalasi Rawat Inap B RS. Pelni Petamburan. UIN. Haryanti., Faridah, A., Puji, P.(2013). Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat Di Instalasi Gawat Darurat RSUD Kabupaten Semarang. Stikes Ngudi Waluyo. Semarang. http://nakertransduk.jatengprov.go.id/index.php/page/details/page1379397637/jumlah-perusahaan-dan-tenaga-kerja-tahun-2013.html. Diakses pada tanggal 04 Oktober 2014 http://www.bps.go.id/tabsub/view.php?kat=1&tabel=1&idsubyek=06¬ab= Diakses pada tanggal 04 Oktober 2014 Kusnadi, M. A.(2014). Hubungan Antara Beban Kerja Dan Self-Efficacy Dengan Stress Kerja Pada Dosen Universitas X. Fakultas Psikologi Universitas Surabaya. Munandar, A. S.(2008). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Murni, K. K.(2012). Pengaruh Beban Kerja Fisik Dan Mental Terhadap Stress Kerja Pada Perawat Di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Cianjur. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Notoatmodjo, S.(2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nugrahani, S.(2008). Faktor-faktor yang berhubungan dengan stress kerja pada pekerja bagian operasional PT. Gunze Indonesia. Universitas Indonesia. Nursalam.(2013). Metodologi Penerapan Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Robbins, S. P.(2007). Perilaku Organisasi. Edisi kesepuluh. Jakarta: PT. Indeks Gramedia. Sugiyono.(2010). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
http://jurma.unimus.ac.id
Undari, J.(2006). Prevalensi hipertensi terkait dengan stress kerja dan faktorfaktor lain yang berhubungan pada karyawan rumah sakit X di Jakarta. Thesis Universitas Indonesia. Yunus, M.(2011). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stress Kerja Pada Pegawai Unit Kerja Kerja Loundry RSUD Pasar Rebo. Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
.
http://jurma.unimus.ac.id