“KEHIDUPAN MASYARAKAT SEKITAR ALIRAN KALI PASAR SENTRAL KELURAHAN LIMBA U 1 KOTA GORONTALO” Akhmat Purnomo / 281409076
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk 1). mengetahui apa yang menyebabkan masyarakat tetap bertahan hidup sekitar aliran kali Pasar Sentral Kelurahan Limba U 1 Kota Gorontalo. 2). Untuk mengetahui bagaimana kehidupan masyarakat di sekitar kali Pasar Sentral Di Kelurahan Limba U 1 Kota Gorontalo. 3). Menambah pengetahuan khususnya bagi peneliti untuk mengetahui dinamika kehidupan yang berlangsung dalam lingkungan sosial dengan keterbatasan kebutuhan yang masyarakat miliki. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis, yaitu mencoba mencari arti dari pengalaman dalam kehidupan masyarakat khususnya sekitar aliran kali pasar sentral. Perkembangan pemukiman dalam kota khususnya sekitar aliran kali pasar sentral Lingkungan 1 Kelurahan Limba U 1 Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo ditandai dengan gejala meningkatnya pertumbuhan penduduk dan perumahan permukiman. Pengetahuan mereka telah menciptakan pengkategorisasian harta benda baik materi dan non materi, selanjutnya mereka menginterpretasikannya ke dalam kehidupannya. Interpretasi yang mereka dapatkan akhirnya membawa mereka ke dalam pemanfaatan dan pendayagunaan dari harta yang mereka miliki. Semuanya itu memunculkan dan mengungkapkan nilai budaya dari penduduk. Kata Kunci :
Perkembangan Pemukiman, Pengetahuan Masyarakat, Materi, Interpretasi.
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional sangatlah berpengaruh pada tingkat kesejahteraan suatu daerah. Pembangunan dalam sebuah negara sering dikaitkan dengan pembangunan ekonomi (economic development). Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya peningkatan jumlah dan produktifitas sumber daya, termasuk pertambahan penduduk, disertai dengan
perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara serta pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara. Struktur masyarakat indonesia dapat menimbulkan persoalan tentang bagaimana masyarakat indonesia terintegrasi pada tingkat nasional. Pluralitas masyarakat yang bersifat multi-dimensional itu akan dan telah menimbulkan persoalan tentang bagaimana masyarakat indonesia terintegrasi secara horizontal, sementara stratifikasi sosial sebagaimana yang diwujudkan oleh
masyarakat indonesia akan memberi bentuk pada integrasi nasional yang bersifat vertikal. Secara kasat mata, kesuksesan sebuah negara sering dilihat dari baiknya infrastruktur di kota-kota besar negara itu. Bangunan yang tinggi dan megah, tata kota yang rapi dan bersih, pengaturan tata ruang yang menawan juga pemenuhan pelayanan dasar masyarakat seolah menggambarkan kesejahteraan negara. Tengok saja ibu kota negara-negara yang ada. Seluruh ibu kota ditata apik dengan mengupayakan pemandangan infrastruktur yang megah, menawan dan pemandangan yang membuat yakin bahwa penduduknya sejahtera dan makmur. Pada pembangunan di bidang cipta karya di Tahun 2012 masih ditemukan bahwa pelayanan-pelayanan dasar masyarakat di Indonesia masih belum terpenuhi khususnya di bidang air minum, sanitasi, kawasan kumuh, angka kemiskinan dan belum tertibnya penyelenggaraan bangunan gedung dan penataan kawasan. Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah mengupayakan program peningkatan pelayanan dasar masyarakat sebagai bagian dari target pencapaian MDGs (Millenium Development Goals), penanggulangan kemiskinan melalui pemberdayaan masyarakat/ PNPM perkotaan juga meningkatkan tertib penyelenggaraan bangunan gedung dan penataan lingkungan. Program peningkatan pelayanan dasar masyarakat akan dilakukan melalui peningkatan akses air minum, peningkatan akses sanitasi melalui pembangunan infrastruktur air limbah dan pengurangan kawasan kumuh melalui pembangunan infrastruktur kawasan permukiman perkotaan. Tidak
terlepas dari itu semua pembangunan berkesinambungan di seluruh sektor kehidupan merupakan salah satu upaya pemerintah dalam pencapaian kesejahteraan rakyat. Pembangunan ini perlu dukungan dari masyarakat juga partisipasi aktif untuk ikut serta memanfaatkan momentum pembangunan ini. Pada daerah Gorontalo yang merupakan salah satu daerah yang terletak di utara pulau Sulawesi. Provinsi Gorontalo sebagai salah satu provinsi dari negara Indonesia, mempunyai sistem pemerintahan yang sama dengan provinsi-provinsi lainnya. Unit pemerintahan di bawah provinsi secara langsung adalah kabupaten/kota. Masing-masing kabupaten/kota terdiri dari beberapa kecamatan, Sedangkan suatu kecamatan terbagi habis dalam beberapa desa/kelurahan. Sebagai unit terkecil dari pemerintahan, setiap desa mempunyai proyek pembangunan desa. Pembangunan desa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Pembangunan tersebut meliputi sarana dan prasarana dari desa yang bersangkutan. Kepadatan penduduk diperoleh dengan cara membandingkan antara luas daerah dengan jumlah penduduknya. Kepadatan penduduk di Provinsi Gorontalo adalah sebesar 85 Jiwa per Km² dan 1.062.883 populasi.1 Untuk Kota Gorontalo, merupakan yang terpadat yaitu 2.491 Jiwa per Km² dan 196.897 populasi, sedangkan kepadatan penduduk khususnya di kota selatan termasuk Kelurahan Limba U 1 yaitu 1
di peroleh dari “angka sementara” pada tahun 2011. Dipublikasikan, Badan Pusat statistik, Gorontalo Dalam Rangka In Figures, 2012, BPS provinsi gorontalo, Hlm 52
sebesar 8.520 Jiwa per Km² dan 23.941 populasi.2 Di Gorontalo tepatnya dikelurahan Limba U 1 Kota Gorontalo, masalah pemukiman seperti ini dapat terjadi. Pertumbuhan kota yang menuju arah horizontal, ini mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan yang terkikis oleh pembangunan sarana transportasi sehingga menimbulkan ruang-ruang kota yang tidak manusiawi. Artinya ini dapat menimbulkan suatu penyesuaian diri diantara lingkungan sosial, dalam hal pergaulan individu manusia dalam kelompok atau masyarakat, seseorang akan melihat dahulu hubunganhubungan lingkungannya, apakah orang tersebut dapat menyesuaikan diri atau tidak ataukah ada harapan penerimaan baik dari anggota-anggota kelompok/masyarakat terhadap maksudnya, yaitu: Individu menentang hubungan, Individu menggunakan/memanfaatkan hubungan, Individu berpartisipasi dengan lingkungan, Individu menyesuaikan diri dengan lingkungan. Dilihat dari Salah satu contoh: Pembangunan yang pesat di pusat kota telah mengakibatkan terjadinya perumahan dan pemukiman di daerah stren kali pasar sentral. Rumusan Masalah Merujuk pada paparan diatas, maka diambil suatu rumusan masalah 2
“Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Dan Pemkot Kota Gorontalo, Perda RTRW Nomor 40 tahun 2011”, dimuat dalam buku. “Kota Gorontalo Dalam Rangka Gorontalo City-In Figures, 2012, BAPPEDA-BADAN PUSAT STATISTIK KOTA GORONTALO,Hlm 44.
guna pembahasan sebagai batasan penelitian, antara lain; (1) Dengan pola hidup apakah yang menyebabkan masyarakat tetap bertahan hidup di sekitar aliran kali pasar sentral Kelurahan Limba U 1 Kota Gorontalo ? (2) Bagaimana kehidupan masyarakat di sekitar kali pasar sentral Kelurahan Limba U 1 Kota Gorontalo ? KAJIAN TEORI A. Manusia Sebagai Makhluk Sosial Manusia sebagai makhluk individu. Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individuum, artinya yang tak terbagi. Dalam bahasa inggris individu berasal dari kata in dan divided. Kata in salah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan divided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau suatu kesatuan.3 Selama manusia hidup ia tidak akan terlepas dari pengaruh masyarakat, di rumah, di sekolah, dan di lingkungan yang lebih besar manusia tidak lepas dari pengaruh orang lain. Oleh karena itu manusia dikatakan sebagai mkhluk sosial, yaitu makhluk yang di dalam hidupnya tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh manusia lain.4 Di dalam konteks sosial yang disebut masyarakat, setiap orang akan 3
Seseorang dikatakan sebagai individu manakala memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut lagi sebagai individu. Elly M Setiadi, Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar, Jakarta: Prenada Media Group, 2006, Hlm 59-60. 4
Ibid, Hlm 63.
mengenal orang lain. Oleh karena itu perilaku manusia selalu terkait dengan orang lain, ia malakukan sesuatu di pengaruhi faktor dari luar dirinya, seperti tunduk pada aturan, tunduk pada norma masyarakat, dan keinginan mendapat respon positif dari orang lain. B. Perubahan sosial Suatu perubahan sosial merupakan gejala yang melekat di setiap masyarakat. Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat akan menimbulkan ketidaksesuaian antara unsur-unsur sosial yang ada di dalam masyarakat, sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang tidak sesuai fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan. Perubahan sosial sebagai “perubahan struktur sosial, perilaku, dan interaksi sosial”. Setiap perubahan yang terjadi dalam struktur masyarakat atau perubahan dalam organisasi sosial disebut perubahan sosial.5 Perubahan sosial berbeda dengan perubahan kebudayaan. Perubahan kebudayaan mengarah pada perubahan unsur-unsur kebudayaan yang ada. Contoh perubahan sosial: perubahan peranan seorang istri dalam keluarga modern, perubahan kebudayaan contohnya: adalah penemuan baru seperti radio televisi, komputer yang dapat mempengaruhi lembaga sosial. Perubahan sosial dapat dikatakan perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau dalam hubungan interaksi, yang meliputi berbagai aspek 5
Pengertian dan cakupan mengenai perubahan sosial. Wilbert moore dalam elly m setiadi, Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Jakarta: Prenada Media Group, 2006, Hlm 47.
kehidupan. Sebagai akibat adanya dinamika anggota masyarakat, dan yang telah didukung oleh sebagian besar anggota masyarakat, merupakan tuntutan kehidupan dalam mencari kestabilannya. Ditinjau dari tuntutan stabilitas kehidupan perubahan sosial yang dialami masyarakat adalah hal yang wajar. Kebalikannya masyarakat yang tidak berani melakukan perubahan-perubahan, tidak akan dapat melayani tuntutan dan dinamika anggota-anggota yang selalu berkembang kemauan dan aspirasinya.6 Analisis perubahan sosial ini yang menelaah syarat-syarat dan keadaan yang mengakibatkan terjadinya perubahan dalam suatu sistem masyarakat. Perubahan yang terjadi pada suatu bagian sistem masyarakat dan membawa pula perubahan pada bagian lain, sering menimbulkan akibat-akibat yang tidak diharapkan sebelumnya bahkan sampai menimbulkan konflik. C. Dinamika perubahan Sosial Masalah-masalah pokok yang menghinggapi dan selalu menjerat kemajuan masyarakat di negara-negara berkembang termasuk indonesiaberkisar pada tingkat hidup yang rendah, kemiskinan dan pengangguran, kepincangan pada perataan pendapatan, dan sebagainya. Penanggulangan 6
Berdasarkan penjelasan tersebut maka perlu adanya dukungan penuh dalam pemerintah untuk dapat melayani tuntutan kehidupan seperti realitas yang terjadi dalam lingkungan kota agar dapat melakukan perubahanperubahan di dalam suatu masyarakat khususnya di Kelurahan Limba U I kota gorontalo dengan masalah pemukiman. Eko Budihardjo, Tata Ruang Perkotaan, Bandung: Pt Alumni, 2001, Hlm 75-78.
masalah-masalah tersebut seyogianya merupakan sasaran utama pembangunan nasional tidak hanya menyangkut pembangunan fisik dan ekonomi, melainkan menuntut perubahan-perubahan dalam berbagai segi kehidupan dan struktur masyarakat, serta mencakup dimensi permasalahan kenegaraan yang amat luas dan kompleks. Kesemuanya itu satu sama lain memerlukan wawasan berdasarkan pendekatan yang komprehensif. Pada hakikatnya tingkat hidup tercermin dalam tingkat dan pola konsumsi yang meliputi unsur pangan, sandang, pemukiman, kesehatan dan pendidikan.7 Lima jenis kebutuhan pokok ini bagi kebanyakan penduduk dunia masih kurang terpenuhi (baik secara kuantitatif maupun kualitatif) untuk dapat mempertahankan derajat kehidupan manusia secara wajar. Peningkatan taraf hidup dan perataan pendapatan antar golongan masyarakat merupakan dua masalah yang kait mengait. Peningkatan taraf hidup berarti memenuhi kebutuhan konsumsi nyata secara kwantitatif maupun kwalitatif. Oleh sebab itu usaha untuk menanggulangi secara fundamental masalah tingkat hidup yang rendah dan tertekan haruslah berpangkal pada kebijaksanaan untuk merubah kepincangan dan keganjilan yang bersifat strukturil itu. Dalam arti inilah, 7
Dalam hal tersebut tingkat kehidupan masyarakat khususnya yang bertempat tinggal dikelurahan Limba U 1cukup memprihatinkan seperti lima jenis kebutuhan pokok yang telah di terangkan di atas. Sumitro djojohadikusumo, indonesia dalam perkembangan dunia kini dan masa datang, Jakarta: LP3ES, 2003, Hlm 2.
proses pembangunan merupakan suatu proses perombakan strukturil. Keganjilan dan kepincangan tadi merupakan serangkaian faktor dinamika intern, artinya : dinamika dalam pergolakkan masyarakat yang akan menentukan perkembangannya (internal social dynamics).8 METODOLOGI PENELITIAN A. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, Penyusunan ini terdiri dari menentukan topik yang dipilih, setelah itu peneliti merumuskan masalah, mengumpulkan data, pengumpulan data dilaksanakan setelah proposal penelitian disetujui oleh dosen pembimbing, karena tujuan utama dari penelitian adalah mengumpulkan data, tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain: Observasi merupakan dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data ini dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga, benda-benda yang sangat kecil maupun yang sangat jauh dapat diobservasi dengan baik9. 8
9
Ibid, Hlm 12
Lihat Nasution dalam Sugiyono, (2010:64). Memahami Penelitian Kualitatif. CV. Alfabeta: Bandung
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu, pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu10. Pada proses wawancara ini, peneliti mewawancarai beberapa tokoh masyarakat yang mewakili masingmasing etnis pada lokasi tersebut dan yang terpenting adalah yang paham dengan permasalahan yang menjadi fokus penelitian ini. Peneliti mewawancarai masing-masing 2 (dua) orang dari etnis yang ada di lokasi tersebut. keseluruhan yang diwawancarai berjumlah delapan informan. Penentuan 2 (dua) orang yang diwawancarai, menurut penulis sudah mewakili dari etnis tersebut karena terdiri dari Informan pokok dan Informan kunci, penulis memilih orang-orang yang paham dengan permasalahan tersebut, agar penulis mendapatkan data-data dari orangorang yang bisa dipercayai informasinya. Dokumentasi Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, cerita, biografi, peraturan kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar yaitu: foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya, karya seni yang dapat berupa gambar, patung,film, dan lain-lain11.
Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data kerana dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan. a. Dokumen dan record digunakan karena merupakan sumber yang stabil, kaya, dan mendorong. b. Berguna sebagai bukti untuk suatu pengujian. c. Keduanya berguna dan sesuai dengan penelitian kualitatif karena sifatnya yang alamiah, sesuai dengan konteks, lahir dan berada dalam konteks12. Penyusunan laporan setelah tahaptahap sebagaimana diuraikan diatas, maka langkah selanjutnya adalah menyusun laporan agar tujuan dan manfaat dapat dikomunikasikan. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Dalam penelitian kualitatif metode yang biasanya dimanfatkan adalah wawancara, pengamatan, pemanfaatan dokumen.13 Ada beberapa pertimbangan penulis dalam memilih metode kualitatif yaitu, Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan jamak. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat antara peneliti dengan 12
13 10
Lexi J. Moleong. Ibid. hlm, 186
11
Sugiyono. Ibid. hlm, 82
Moleong. Ibid. hlm, 217
Lihat Denzin dan Lincoln (1987), dalam Lexi J. Moleong, (2007). Metode Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). PT. Remaja Rosdakarya: Bandung. Hlm, 5
responden. Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dengan pola-pola nilai yang dihadapi.14 Lokasi Dan Waktu Penelitian
perencanaan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Limba U 1 Kota Gorontalo. Sepanjang pengetahuan penulis, bahwa belum ada yang melakukan penelitian dengan latar belakang ilmu Sosiologi di lokasi penelitian tersebut.
Lokasi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini yang menjadi lokasi pelaksanaan penelitian adalah Bertempat di Kelurahan Limba U1 kota Gorontalo. Ada beberapa yang menjadi pertimbangan penentuan lokasi penelitian, yaitu: a. Lokasi tersebut sangat berdekatan dengan tempat tinggal penulis, jarak lokasi dari tempat tinggal kurang lebih + 2 kilometer. b. Mudah untuk memperoleh izin dari kecamatan maupun kelurahan tersebut. c. Sangat menghemat biaya dalam keperluan penelitian. d. Kota Gorontalo khususnya Kelurahan Limba U 1 merupakan salah satu daerah dari sekian banyak yang memiliki lingkungan sebagai pusat lalu lalangnya pedagang asing terdahulu belum terlalu dikenal umumnya oleh masyarakat Gorontalo, sehingga penulis berharap dengan selesainya penelitian ini semoga akan memberikan dampak positif bagi pembangunan daerah Gorontalo, khusunya Kelurahan Limba U 1.
Hasil
Waktu Penelitian tentang Kehidupan masyarakat sekitar aliran kali pasar sentral ini dilakukan selama 5(lima) bulan terhitung sejak tahap 14
Moleong. Ibid. hlm, 9-10
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di lapangan, keadaan pemukiman aliran kali pasar sentral di Kelurahan Limba U 1 kondisinya cukup memprihatinkan dilihat dari bangunan, jalan umum, sarana umum, semuanya kurang memadai. Dari bangunannya sendiri, mereka menggunakan seng sebagai atap dan tripleks sebagai dinding, tetapi ada sebagian rumah masyarakat yang terbuat dengan dinding permanen. Posisi bangunan pun ada yang agak miring karena permukaan tanah tidak rata. Jalannya sempit dan sarana umum seperti tempat sampah kurang memadai, sehingga kurangnya kesadaran warga sekitar yang membuang sampah di aliran kali dan sampah-sampah itu akhirnya menumpuk dikali dan menimbulkan bau tidak sedap sehingga dapat menimbulkan banjir apabila diguyur hujan yang cukup deras. Apabila dilihat dari daerah aliran kali pasar sentral tersebut tidak pernah lepas dari masalah banjir yang melanda apabila hujan deras mengguyur daerah sekitar. Selama bertahun-tahun mereka hidup dengan kondisi demikian, dan telah menjadi sesuatu yang dimaklumi bagi warga tersebut apabila lagi-lagi fenomena banjir datang. Mereka sudah mempersiapkan diri menghadapi banjir,
rumah kayu yang ditempati bersama istri dan anak-anaknya serta ada juga yang dibangun dua tingkat. Tujuannya, jika datang banjir barang-barang berharga langsung diselamatkan lebih dulu kemudian anggota keluarganya. Seperti wawancara yang dilakukan pada tanggal 15 april 2013 ”iwan” yang sehari-hari pekerjaannya membawa bentor. “Iyo langsung banjir, karna ini kan dekat dengan got jadi tanpa torang sadari, otomatis aer dari got mo nae kmri sehingga tu yang menyebabkan capat banjir dan aer tersebut nae baru maso pa torang perumah.”15 Kondisi demikian tentu saja membuat mereka rentan terhadap penyakit. Apalagi kondisi rumah dan lingkungan yang kotor mudah berkembangnya bibit penyakit. Oleh karena itu, pengetahuan tentang kesehatan dan lingkungan hidup ini perlu dipahami masyarakat yang tinggal dekat aliran kali pasar sentral. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah meningkatkan pengetahuan kemudian mengubah sikap dan perilakunya. Kesehatan masyarakat selain erat dengan pendapatan masyarakat juga erat kaitannya dengan kebiasaan dalam kehidupannya, misalnya kebiasaan mandi, cuci, dan
keperluaan sehari-hari untuk makan dan minum.16 Ini dapat diketahui dengan kondisi yang setiap hari sepanjang jalan kali pasar sentral sibuk dengan berbagai aktifitas karena mayoritas mata pencaharian warga adalah pedagang. Seperti pedagang buah, penjual ikan, dan ada juga pekerjaan pengemudi bentor serta sampai rumah mereka dijadikan warung kecil untuk memperoleh penghasilan. Tentu fenomena tersebut sangat berkaitan erat dengan kondisi keluarga mereka untuk dapat bertahan hidup di tengah kota dengan kondisi lingkungan yang kurang memungkinkan untuk di tinggalkan. Di ketahui dari fenomena tersebut peneliti melakukan wawancara pada tanggal 14 april 2013 “Farida” yang pekerjaan sehari-harinya sebagai ibu rumah tangga dan mengawali usaha kecil-kecilan seperti jualan gorengan. “Karena torang disini tidak punya doi lebih seperti orang-orang laen untuk dapat bili rumah. Torang pe mata pencaharian disini cuma bergantung juga karna disini dekat dengan pasar sentral sehingga torang tidak lagi memirkan doi bentor mo pigi akan di pasar.”17 16
Gunarwan Suratmo, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, yogyakarta, 2004, Hllm 117 15
“Artinya: iya, cepat banjir. Karena kondisi tersebut sangat dekat dengan aliran kali jadi tanpa kami sadari, secara langsung air dari kali meluap sehingga kondisi tersebut yang menyebabkan cepat banjir dan air dari kali meluap kemudian merendam lingkungan tempat tinggal kami.
17
“Artinya: karena kami yang berada disini tidak mempunyai uang lebih seperti orangorang lainnya untuk dapat membeli rumah. Mata pencaharian kami disini hanya bergantung juga karena tempat tinggal dekat dengan pasar sentral sehingga kami tidak memikirkan uang transportasi pergi ke pasar.
Ditanyakan mengapa tidak pindah dari pinggiran kali lalu mencari tempat tinggal yang lebih layak dan aman dari berbagai masalah salah satunya pemukiman padat. Meskipun keinginan masyarakat tetap pada pendiriannya masing-masing kemudian adapun temuan lain yang ditemukan oleh peneliti pada saat berada dilapangan. Dari melihat segi fisik tempat tinggal mereka sehingga peneliti mendapatkan fenomena lain dari tempat tinggal padat penduduk tersebut, seperti kepala keluarga yang menempati tempat tinggal berjumlah dua hingga tiga kepala keluarga meski ukuran tempat yang mereka tempati tidak memenuhi kapasitas suatu ruangan yang mereka tinggal. Pembahasan Perkembangan kehidupan masyarakat terutama permukiman yang berada tepat dalam kota ditandai dengan gejala meningkatnya pertumbuhan penduduk dan perumahan permukiman. Hal ini dapat memberikan tekanan pada kemampuan ruang sehubungan untuk menampung kegiatan bermukim, yang ditengarai oleh tipologi perkembangan kelompok permukiman perkampungan yang tidak teratur. Keberadaan Kota18 sehubungan 18
Menurut Eko(2001) Kota adalah sebuah istilah atau kata yang sudah sangat populer di kalangan masyarakat baik masyarakat awam maupun masyarakat yang memperdalam studinya mengenai kota, karena hal inilah bagi masyarakat awam kata kota ini seolah-olah tidak memerlukan pembahasan lebih lanjut. Namun, manakala seseorang memasuki wacana ilmiah, pengertian kata ini ternyata tidak sesederhana yang dibayangkan sebelumnya. Dalam pemahaman awam, sesuatu kota
adanya permasalahan berkembangnya permukiman dalam kota, maka perlu ada kebijakan yang mengatur pengembangan permukiman pada kawasan tersebut. Untuk itu penelitian mengenai kehidupan masyarakat sekitar aliran kali pasar sentral ini yang berada tepat dalam perkembangan permukiman kota perlu dikaji lebih mendalam lagi. Aktivitas bermukim adalah merupakan salah satu elemen dari kebutuhan sosial ekonomi masyarakat dan berkaitan dengan penggunaan lahan. Dalam pengelolaan serta pengalokasian penggunaan lahan, hubungannya dengan penataan/perencanaan ruang untuk meningkatkan daya dukung ruang, yang merupakan media bagi aktivitas sosial ekonomi masyarakat, pada hakekatnya memerlukan penanganan yang komprehensip dan terencana dengan baik. Hal itu dilakukan dengan mempertimbangkan segala aspek yang mempengaruhi penggunaan lahan, agar ruang kota tersebut mampu mewadahi segala aktivitas yang dilakukan warga kota, dan mengurangi kesenjangan pembangunan antar wilayah. Fenomena permasalahan yang menarik sehubungan dengan kehidupan masyarakat sekitar aliran kali pasar sentral kelurahan Limba U 1 perkembangan adalah adanya perkembangan permukiman dalam kota dari waktu ke waktu. Disamping memperlihatkan gejala perkembangan kawasan perumahan dengan kualitas lingkungan masyarakat akan suatu kebutuhan hidupnya. Perkembangan merupakan suatu tempat yang berasosiasi dengan kompleks pertokoan besar yang berjajar-jajar keramaian lalu lintas yang luar biasa dan bangunan yang berjubel.
tersebut memberikan kesan buruk tidak memadai sebagai lingkungan perumahan kota atau cenderung menurun daya dukungnya, dan membentuk pola perkampungan yang tidak teratur. Masyarakat kaya di kota-kota besar masih bisa memanfaatkan kekayaannya untuk mengatasi krisis. Sedangkan masyarakat miskin di kotakota besar sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa. Oleh karena itu program perbaikan kampung dan pemukiman golongan ekonomi lemah seharusnya dilihat dalam konteks ini. Suatu usaha perbaikan kampung yang bertujuan memperkokoh eksistensi masyarakat kampung dengan memberikan mereka peran yang lebih esensial dalam kehidupan kota akan memberikan manfaat ganda.19 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap kehidupan masyarakat sekitar aliran kali pasar sentral di Kelurahan Limba U 1 didapatkan hasil : 1. Pola hidup yang membuat mereka bertahan hidup di aliran kali pasar sentral Kelurahan Limba U 1 yaitu kebersamaan bersama masyarakat sekitar. 2. Kehidupan masyarakat di aliran kali pasar sentral cukup memprihatinkan dilihat dari bangunan, jalan umum, sarana umum, semuanya kurang memadai. kondisi rumah dan lingkungan yang kotor mudah berkembangnya bibit penyakit sudah dianggap biasa. Sehingga 19
Eko, ibid. Hlm 63
kondisi demikian tentu saja membuat mereka rentan terhadap penyakit. 3. Kehidupan masyarakat yang begitu kompleks membuat mereka dapat bertahan hidup meski demikian masih bergantung pada kondisi lingkungan seadanya. 4. adanya perkembangan permukiman dalam kota dari waktu ke waktu, memperlihatkan gejala perkembangan kawasan perumahan dengan kualitas lingkungan masyarakat akan suatu kebutuhan hidupnya. Perkembangan tersebut memberikan kesan buruk tidak memadai sebagai lingkungan perumahan kota atau cenderung menurun daya dukungnya, dan membentuk pola perkampungan yang tidak teratur. 5. Dari lingkungan keluarga yang Akhirnya permasalahan pun muncul berangkat dari kehidupan masyarakat kota yang mengutamakan kebutuhan akan materi dan terjadilah persoalan yang semuanya berpangkal pada faktor ekonomi. Kebutuhan setiap manusia berbeda satu dengan yang lain, akan tetapi paling tidak sebuah rumah akan selalu diusahakan untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu kebutuhan akan perlindungan. Saran Dari kesimpulan di atas, maka dapat di sarankan hal-hal sebagai berikut : 1. Pemerintah daerah setempat dapat melakukan kegiatan penyuluhan dengan bekerjasama dengan instansi terkait dengan materi yang berhubungan dengan konsep
praktis tentang penyelesaian masalah utama yang dihadapi masyarakat disekitar aliran kali pasar sentral, khususnya tentang pemerataan, peningkatan pengetahuan, serta pemukiman kota. 2. Upaya dibidang penanggulangan dan memperhatikan masyarakat sekitar aliran kali pasar sentral, dengan cara yang lebih manusiawi dan mempertimbangkan jalan keluar terbaik dan memihak kepada kepentingan masyarakat aliran kali pasar sentral. 3. Serta upaya untuk menekan lajunya urbanisasi yang tidak dibarengi dengan ketersediaan ruang, prasarana dan sarana serta utilitas yang cukup menyebabkan suatu kawasan permukiman di kota menjadi over capacity dan menjadi kumuh.
DAFTAR PUSTAKA Bintarto R., 1989, Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya, Ghalia Indonesia, Jakarta. Hlm 47 Budihardjo, Eko. 1992. Sejumlah Masalah Pemukiman Kota. Bandung: Alumni. Budihardjo, Eko. 2001. Tata Ruang Perkotaan. Bandung: Alumni. Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo. “Gorontalo Dalam Rangka Gorontalo In Figures”. BPS Provinsi Gorontalo, 2012. Djojohadikusumo, Sumitro. 2003. Indonesia Dalam Perkembangan Dunia Kini Dan Masa Datang. Jakarta: LP3E5. “Kota Gorontalo Dalam Rangka Gorontalo City-In Figures. 2012. BappedaBadan Pusat Statistik Kota Gorontalo. Henslin, James M. 2006. Sosiologi Dengan Pendekatan Membumi. Edisi 6 Jilid 2. Jakarta: ERLANGGA. Koenjaraningrat. 2001. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Kartasapoetra, G. dan widyanigsih, R G. 2001. Teori Sosiologi. Bandung: Armico.