Perspektif Keluarga Terhadap Kemampuan Pemenuhan Kesehatan Jiwa Remaja Di Kecamatan Mijen Semarang Skripsi, Juli 2016 Vania Venatici Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Dan Kesehatan Universitas Muhamadiyah Semarang
ABSTRAK Latar belakang : Berdasarkan pola asuh orang tua didapatkan data orang tua dengan pola asuh otoriter sebanyak 26%, untuk pola asuh permisif sebanyak 16% dan pola asuh demokratis 58% yang merupakan pola asuh terbanyak. Hal ini dikarenakan cara pola asuh demokratis baik untuk diterapkan oleh orang tua dalam mendidik anak, karena orang tuabertindak secara realistis dan selalu memberikan tanggung jawab pada anak secara penuh sehingga anak bisa tumbuh secara kreatif dan cerdas. Tujuan penelitian : Mengambarkan perspektif keluarga dalam memenuhi kesehatan jiwa remaja di KecamatanMijen, Semarang Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survey. Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua remaja di Desa Bubakan Rw 03 Kecamatan Mijen Semarang, berdasarkan pengambilan data awal di Desa Bubakan Rw 03 terdapat 4 Rt. terdapat sebanyak 69 kepala keluarga. Hasil penelitian : orang tua remaja di desa bubakan RW. 03 Kecamatan Mijen Semarang sebagian besar mempunyai perspektif baik dalam memenuhi kebutuhan jiwa keluarga sebanyak 42 responden (60,9%) dan sebagian kecil mempunyai perspektif tidak baik sebanyak 27 responden (39,1%). Saran : keluarga harus lebih memperhatikan perspektif kesehatan jiwa remaja. Kata kunci : kemampuan keluarga dan kesehatan jiwa Kepustakaan : 20 (1994 – 2010)
ABSTRACT Background: Based on the parents' parenting parent data obtained with the authoritarian parenting as much as 26%, for permissive parenting as much as 16% and 58% democratic parenting which is the highest parenting. This is because the democratic way of parenting is good for adopted by parents in educating children, because the tuabertindak realistically and always give responsibility to the child in full so that children can grow creatively and intelligently. Objective: perspective of a family's ability to meet the mental health of teenagers in District Mijen, Semarang Methods: This study used quantitative descriptive research design with a survey method. The population in this study are the parents of teenagers in the village of Rw 03 Bubakan Mijen District of Semarang, based on the initial data capture in the village of Rw 03 Bubakan there are 4 Rt. There are as many as 69 heads of family. Result: The parents of teenagers in the village bubakan RW. 03 Mijen District of Semarang mostly had good ability to meet the needs of family life as much as 42 respondents (60.9%) and a fraction has the ability not good by 27 respondents (39.1%). Suggestion: the family must pay more attention to adolescent mental health perspective. Keywords : the ability of families and mental health Literature : 20 (1994 - 2010) PENDAHULUAN Latar Belakang Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik,
intelektual, dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu selaras dengan keadaan orang lain. Makna kesehatan jiwa mempunyai sifat yang harmonis dan
http://jurma.unimus.ac.id
memperhatikan segi kehidupan manusia dan cara berhubungan dengan orang lain (Purwanto, 2009). Berdasarkan data yang di keluarkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2009 menyebutkan bahwa diperkirakan 26 juta penduduk Indonesia mengalami gangguan kejiwaan, dari tingkat ringan hingga berat. Departemen Kesehatan menyebutkan jumlah penderita jiwa berat sebesar 2,5 juta jiwa, yang diambil dari data RSJ seIndonesia. Menurut data riskesdas 2013, kondisi kesehatan di Indonesia terdapat 0,17% penduduk Indonesia yang mengalami gangguan mental berat (skizofrenia) atau terdapat 400 juta jiwa lebih penduduk Indonesia. Prevelensi tertinggi terdapat di provinsi Yogyakarta dan Aceh sedangkan yang terendah di Provinsi Kalimantan Barat. Selain itu juga menunjukkan ada 12 Provinsi yang mempunyai prevelensi gangguan jiwaberat melebihi angka nasional. Prevalensi nasional gangguan mental emosional (depresi dan kecemasan) pada penduduk berusia diatas 15 tahun mencapai 11,6% atau di derita oleh sekitar 19 juta orang. Daerah yang memiliki angka prevalensi tertinggi yaitu jawa barat, gorontalo dan sulawesi tengah (Riskesdas, 2007). Jika dilihat dari jumlahpenduduk yang mengalami gangguan Jiwa Mental Emosional (GME) secara Nasional lebih dari 10 juta jiwa. Jika dilihat distribusinya menurut provinsi terlihat nilai terbesar terdapat di wilayah sulawesi tenggara yaitu 11,6% dan terendah di Wilayah Lampung yaitu 1,2%. Sedangkan di Jawa Tengah sendiri terdapat 4,7% (Dinkes, 2014). Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional 2004, menunjukan bahwa 1,5% dari jumlah penduduk Indonesia (3,2 juta jiwa) adalah pengguna narkoba. Dari jumlah tersebut, 78% diantaranya adalah remaja usia 20 – 29 tahun. Dari data tersebut bisa dilihat bahwa angka pegguna narkoba di Indonesia begitu besar. Sedangkan di Indonesia jumlah kasus AIDS tahun 2009 sebesar 18.442 kasus. Menurut 4 golongan usia tertinggi adalah usia 20 – 29 tahun 49,6%, usia 30 – 39 tahun 29,8%, usia 40 – 49 tahun 8,7% dan usia 15 – 19 tahun 3,0% (BKKBN, 2010) . Berdasarkan pola asuh orang tua didapatkan data orang tua dengan pola asuh otoriter sebanyak 26%, untuk pola asuh permisif sebanyak 16% dan pola asuh demokratis 58% yang merupakan pola asuh terbanyak. Hal ini di karenakan cara pola asuh demokratis baik untuk diterapkan oleh orang tua dalam mendidik anak, karena orang tua bertindak secara realistis dan selalu memberikan tanggungjawab pada anak secara penuh sehingga anak bisa tumbuh secara kreatif dan cerdas (Desmita, 2005). Menurut Poltekes Depkes (2012), sosialisasi remaja sangatdipengaruhi oleh pola asuh
orang tuadalam keluarga, diantaranya adalah Sikap orang tua yang otoriter (maumenang sendiri, selalu mengatur,semua perintah harus diikuti tanpamemperhatikan pendapat dan kemauan anak), Sikap orang tua yang permisif (serba boleh, tidak pernah melarang, selalumenuruti kehendak anak, selalu memanjakan), Sikap orang tua yang selalu membandingkan anak-anaknya, Sikap orang tua yang berambisi dan terlalu menuntut, Sikap orang tua yang demokratis, akan mengikuti keberadaan anak sebagai individu dan makhluk sosial, sertamau mendengarkan dan menghargaipendapat anak. Kondisi ini akan menimbulkan keseimbangan antara perkembangan individu dan sosial, sehingga anak akan memperoleh suatu kondisi mental yang sehat (Depkes T. P., 2012). Berdasarkan uraian sebelumnya, dampak dari penyimpangan pada remaja tersebut akan menggangu masalah psikologi pada remaja sehingga tidak dapat tumbuh dan berkembang secara produktif. Dari data diatas menunjukan tingginya masalah gangguan jiwa pada remaja yang sangat serius. Maka dari itu peneliti memutuskan untuk mengambil penelitian yang berjudul “Gambaran Kemampuan Keluarga dalam Memenuhi Kesehatan Jiwa Remaja di Kecamatan Mijen” untuk mengidentifikasi dan menganalisis kemampuan keluarga dalam memenuhi kesehatan jiwa pada remaja.
Tujuan Penelitian Perspektif keluarga terhadap pemenuhan kesehatan jiwa remaja.
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survey yaitu untuk menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan tersebut dapat terjadi (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua remaja di Desa Bubakan Rw 03 Kecamatan Mijen Semarang, berdasarkan pengambilan data awal di Desa Bubakan Rw 03 terdapat 4 Rt. terdapat sebanyak 69 kepala keluarga. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran umum tempat penelitian Letak Geografi Kecamatan Mijen Kecamatan Mijen termasuk salah satu dari 15 kecamatan yang ada dalam wilayah administrasi Kota Semarang. Secara administrasi kecamatan Mijen terdiri dari 14 Kelurahanyaitu Kelurahan Kedungpane, Jatibarang, Pesantren, Cangkiran, Tambangan, Mijen, Ngadirjo,Jatisari, Polaman, Wolopo, Purwosari, Bubakan, Wonoplumbon, dan
http://jurma.unimus.ac.id
2.
Karangmalang. Kecamatan Mijen adalah salah satu kecamatan terluas di kota Semarang, dengan luas wilayah 57,55 Km2,terletak pada ketinggian 253,00 mdpl dengan batas wilayah administrasi sebagai berikut : Sebelah Utara : Kecamatan Ngaliyan Sebelah Selatan : Kabupaten Boja Sebelah Barat : Kabupaten Kendal Sebelah Timur : Kecamatan Gunung Pati Kecamatan Mijen penggunaan lahan masih berupa kegiatan desa.Penggunaanlahan yang bercirikan desa ini tersebar secara merata diseluruh wilayah. Sedangkan penggunaan lahan yang bercirikan perkotaan tersebar di wilayah pusat aktivitas.Daerah-daerah yang cukup cepat perkembangannya memjadi kawasan terbangun menjadi kawasanperkantoran, perdagangan dan jasa ada pada wilayah Kelurahan Wonopolo, Mijen, dan Cangkiran. Kelurahan ini menunjukan perkembangan kawasan terbangun yang signifikan.Di Kecamatan Mijen juga ada penggunaan lahan untuk perumahan terencana (realestate), perumahan yang akan dibangun di Kecamatan Mijen adalah perumahan BSB danperumahan eks PTP untuk perumahan BSB dijadikan perumahan skala besar dengankelengkapan fasilitas dan utilitas penunjang menjadi kota mandiri Karakteristik responden a. Umur Tabel .1. Distribusi frekuensi umur keluarga di desa Bubakan Rw 03 KecamatanMijen Semarang, April 2016
Total
c.
3.
F 27 42
Pendidikan Tabel ..3. Distribusi frekuensi pendidikan keluarga di desa Bubakan Rw 03 Kecamatan Mijen Semarang, April 2016
Pendidikan Dasar Menengah Tinggi Total
F 30 36 3 69
% 43.5 52.2 4.3 100.0
Berdasarkan tabel 3.di atas maka dapat diketahui bahwa keluarga remaja di desa bubakan RW. 03 Kecamatan Mijen Semarang sebagian besar mempunyai pendidikan menengah sebanyak 36 responden (52,2%) dan sebagian kecil mempunyai pendidikan tinggi sebanyak 3 responden (4,3%). d.
Berdasarkan tabel 1. di atas maka dapat diketahui bahwa keluarga remaja di desa Bubakan Rw 03 Kecamatan Mijen Semarang mempunyai umur rata-rata 43.927 tahun dengan standar deviasi 3.34, berumur terendah 39 tahun dan umur tertinggi 50 tahun. Jenis kelamin Tabel ..2. Distribusi frekuensi jenis kelamin keluarga di desa Bubakan Rw 03 Kecamatan Mijen Semarang, April 2016
Jenis kelamin Laki-laki Perempuan
100.0
Berdasarkan tabel 2.di atas maka dapat diketahui bahwa keluarga remaja di desa bubakan RW. 03 Kecamatan Mijen Semarang sebagian besar mempunyai jenis kelamin perempuan sebanyak 42 responden (60,9%) dan sebagian kecil mempunyai jenis kelamin laki-laki sebanyak 27 responden (39,1%).
N Mean Std.deviasi Min Max 69 43.927 3.34 39 50
b.
69
% 39.1 60.9
Analisa univariat
http://jurma.unimus.ac.id
Pekerjaan Tabel .4. Distribusi frekuensi pekerjaan keluarga di desa Bubakan Rw 03 Kecamatan Mijen Semarang, April 2016
Pekerjaan Bekerja Tidak bekerja Total
F 39 30
% 56.5 43.5
69
100.0
Berdasarkan tabel 4. di atas maka dapat diketahui bahwa keluarga remaja di desa bubakan RW. 03 Kecamatan Mijen Semarang sebagian besar mempunyai pekerjaan tidak bekerja sebanyak 39 responden (56,5%) dan sebagian kecil mempunyai pekerjan bekerja sebanyak 30 responden (43,5%).
Perspektif keluarga terhadap kemampuan pemenuhan kesehatan jiwa remaja di Kecamatan Mijen, Semarang Tabel .5. Distribusi frekuensi jawaban kuesioner keluarga di desa Bubakan Rw 03 Kecamatan Mijen Semarang, April 2016
No 1.
2.
3.
4.
5.
6. 7.
8.
Pertanyaan Memfasilitasi remaja untuk mengikuti kegiatan yang positif dan bermanfaat Tidak membatasi atau mengekang remaja dalam pencarian identitas diri dengan alasan yang tidak rasional Menjadi role model dalam cara berinteraksi sosial dengan orang lain Menciptakan suasana rumah yang nyaman remaja untuk pengembangan bakat dan kepribadian remaja Membimbing remaja secara bijak bila remaja terlibat narkoba, merokok dan perkelahian Menjalin hubungan yang harmonis dengan remaja Menyediakan waktu yang cukup untuk diskusi dengan remaja, mendengarkan keluhan, harapan dan cita-citanya Tidak menjadikan remaja sebagai orang yang sangat yunior dan tidak memimilki apapun
STS F % 5 7,2
TS F % 12 17,4
F 26
% 37,7
F 26
% 37,7
8
11,6
24
34,8
11
15,9
26
37,7
6
8,7
12
17,4
17
24,6
34
49,3
9
13,0
14
20,3
15
21,7
31
44,9
9
13,0
19
27,5
9
13,0
32
46,4
9
13,0
12
17,4
17
24,6
31
44,9
6
8,7
25
36,2
15
21,7
23
33,3
6
8,7
17
24,6
18
26,1
28
40,6
Berdasarkan tabel 5. di atas dapat dilihat dari responden menjawab pertanyaan seperti pertanyaan no. 1. memfasilitasi remaja dalam mengikuti kegiatan yang bermanfaat sebagian besar menjawab sangat setuju sebanyak 26 responden (37,7%). no. 2 tidak membatasi atau mengekang remaja dalam pencarian identitas diri dengan alasan yang tidak rasional sebagian besar menjawab sangat setuju sebanyak 26 responden (37,7%). no. 3 menjadi role model dalam cara berinteraksi sosial dengan orang lainsebagian besar menjawab sangat setuju sebanyak 34 responden (49,3%). no. 4. menciptakan
S
SS
suasana rumah yang nyaman remaja untuk pengembangan bakat dan kepribadian remajasebagian besar menjawab sangat setuju sebanyak 31 responden (44,9%). no. 5 membimbing remaja secara bijak bila remaja terlibat narkoba, merokok dan perkelahian sebagian besar menjawab sangat setuju sebanyak 32 responden (46,4%). no. 6. menjalin hubungan yang harmonis dengan remajasebagian besar menjawab sangat setuju sebanyak 31 responden (44,9%). no. 7 menyediakan waktu yang cukup untuk diskusi dengan remaja, mendengarkan keluhan, harapan dan cita-citanyasebagian besar
http://jurma.unimus.ac.id
menjawab sangat setuju sebanyak 23 responden (33,3%). no. 8 tidak menjadikan remaja sebagai orang yang sangat yunior dan tidak memiliki perspektif apapun sebagian besar menjawab sangat setuju sebanyak 28 responden (40,6%). Tabel .6. Distribusi frekuensi kemampuan keluarga di desa Bubakan Rw 03 Kecamatan Mijen Semarang.
Pekerjaan Baik Tidak baik Total
F 42 27 69
% 60.9 39.1 100.0
Berdasarkan tabel 6.di atas maka dapat diketahui bahwa keluarga remaja di desa bubakan RW. 03 Kecamatan Mijen Semarang sebagian besar mempunyai perspektif baik dalam memenuhi kebutuhan jiwa keluarga sebanyak 42 responden (60,9%) dan sebagian kecil mempunyai perspektif tidak baik sebanyak 27 responden (39,1%). B. Pembahasan 1. Karakteristik responden a. Umur Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diketahui bahwa keluarga remaja di desa Bubakan Rw 03 Kecamatan Mijen Semarang mempunyai umur rata-rata 43.927 tahun dengan standar deviasi 3.34, berumur terendah 39 tahun dan umur tertinggi 50 tahun. Usia akan mempengaruhi cara individu membuat keputusan, semakin bertambah usia seseorang biasanya semakin menambah keyakinan untuk mencari pertolongan ke petugas kesehatan. Usia yang matang biasanya dicapai pada usia 25 – 44 tahun. Setelah usa tersebut maka dapat terjadi penurunan kepercayaan terhadap sesuatu. Hal ini diakibatkan pengalaman hidup dan kematangan jiwa seseorang. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (Rahayu,2010) tentang hubungan antara pola asuh orang tua (parenting stye) dengan kesehatan mental remaja Ciawi kabupaten Tasikmalaya, dengan hasil sebagian besar responden mempunyai umur dewasa madya.
b.
c.
d.
Jenis kelamin
http://jurma.unimus.ac.id
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diketahui bahwa keluarga remaja di desa bubakan RW. 03 Kecamatan Mijen Semarang sebagian besar mempunyai jenis kelamin perempuan sebanyak 42 responden (60,9%) dan sebagian kecil mempunyai jenis kelamin laki-laki sebanyak 27 responden (39,1%). Umumnya laki-laki dan perempuan memiliki pervalensi yang sama terhadap gangguan jiwa, perbedaan hanya pada jenis gangguannya. Pada laki-laki lebih kepada kekerasan, sedangkan kepada perempuan pada gangguan efektif dan kecemasan Pendidikan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diketahui bahwa keluarga remaja di desa bubakan RW. 03 Kecamatan Mijen Semarang sebagian besar mempunyai pendidikan menengah sebanyak 36 responden (52,2%) dan sebagian kecil mempunyai pendidikan tinggi sebanyak 3 responden (4,3%). Beberapa study menjelaskan pentingnya pendidikan sebagai sumber koping dan pencegahan terhadap gangguan jiwa. Individu dengan pendidikan tinggi lebih sering menggunakan kesehatan jiwa di bandingkan pendidikan rendah. Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Dewi,2013) ,tentang Gambaran pola asuh orang tua yang memiliki anak Autis Di SLB Negeri Gedangan hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsitertinggi pada pola asuh demokratis berpendidikan menengah sejumlah 5 responden (38,46 %). Pekerjaan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diketahui bahwa keluarga remaja di desa bubakan RW. 03 Kecamatan Mijen Semarang sebagian besar mempunyai pekerjaan tidak bekerja sebanyak 39 responden (56,5%) dan sebagian kecil mempunyai pekerjan bekerja sebanyak 30 responden (43,5%). Pekerjaan adalah aktivitas yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya, dalam kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang
2.
dari banyak tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu – ibu akan mempunyai penagruh terhadap kehidupan keluarga (Budioro,2010). Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Rahayu,2010) tentang hubungan antara pola asuh orang tua ( Parenting stye) dengan kesehatan mental remaja Ciawi kabupaten Tasikmalaya, dengan hasil sebagian besar responden bekerja sebagai petani. Analisa univariat Perspektif keluarga terhadap kemampuan pemenuhan kesehatan jiwa remaja di Kecamatan Mijen, Semarang Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diketahui bahwa keluarga remaja di desa bubakan RW. 03 Kecamatan Mijen Semarang sebagian besar mempunyai perspektif baik dalam memenuhi kebutuhan jiwa keluarga sebanyak 42 responden (60,9%) dan sebagian kecil mempunyai perspektif tidak baik sebanyak 27 responden (39,1%).
Berdasarkan hasil analisa jawaban kuesioner nomer 3 responden yang mempunyai perspektif baik dalam pemenuhan kebutuhan jiwa dapat dilihat dari jawaban responden yang sebagian besar menjawab sangat setuju dalam memfasilitasi remaja dalam mengikuti kegiatan yang bermanfaat, tidak membatasi atau mengekang remaja dalam pencarian identitas diri dengan alasan yang tidak rasional, menjadi role model dalam cara berinteraksi sosial dengan orang lain, menciptakan suasana rumah yang nyaman remaja untuk pengembangan bakat dan kepribadian remaja, membimbing remaja secara bijak bila remaja terlibat narkoba, merokok dan perkelahian, menjalin hubungan yang harmonis dengan remaja, menyediakan waktu yang cukup untuk diskusi dengan remaja, mendengarkan keluhan, harapan dan cita-citanya, dan tidak menjadikan remaja sebagai orang yang sangat yunior dan tidak memiliki kemampuan apapun. Sedangkan berdasarkan hasil analisa jawaban kuesioner nomer 7 keluarga yang mempunyai kemampuan tidak baik menjawab tidak setuju tidak membatasi atau mengekang remaja
dalam pencarian identitas diri dengan alasan yang tidak rasional dan menyediakan waktu yang cukup untuk diskusi dengan remaja. Masa kanak-kanak, remaja, dewasa dan berlanjut menjadi orang tua merupakan proses yang dilalui oleh setiap manusia secara berkesinambungan dalam hidupnya. Setiap masa perkembangan memiliki ciri atau karakteristik masingmasing, juga memiliki permasalahan yang berbeda-beda.Masa remaja sering diidentifikasikan dengan masa yang rawan, menimbulkan kekhawatiran bagi para orang tua, dan sering menjadi bahan pembahasan dalam masalah-masalah yang muncul padasaat ini. Bagi remaja sendiri, masa ini merupakan masa yang sangat menyenangkan, walaupun disisi lain terdapat remaja yang merasa tidak bahagia dalam menjalani masa remajanya. Kesehatanjiwa adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu selaras dengan keadaan orang lain. Makna kesehatan jiwa mempunyai sifat yang harmonis dan memperhatikan segi kehidupan manusia dan cara berhubungan dengan orang lain(Purwanto, 2009). Hasil penelitian maka dapat diketahui bahwa keluarga remaja di desa bubakan RW. 03 Kecamatan Mijen Semarang sebagian besar mempunyai perspektif baik dalam memenuhi kebutuhan jiwa keluarga sebanyak 42 responden (60,9%). Hal ini dimungkinkan karena orang tua telah menyadari akan perannya terhadap kebutuhan anaknya, mampu berperan sebagai orang tua dengan memfasilitasi anak dalam kebutuhannya, tidak mengekang, menjaga suasana rumah, menjalin hubungan dengan harmonis dan menyediakan waktu yang cukup untuk anak dan keluarganya. C. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan dalam penelitian ini adalah :responden dalam penelitian ini orang tua yang rata-rata mempunyai aktivitas bekerja jadi peneliti sangat sulit untuk menemui responden, sehingga peneliti melakukan pengambilan data di waktu sore hari.
PENUTUP A. Kesimpulan 1. Orang tua remaja di desa Bubakan Rw 03 KecamatanMijen Semarang mempunyai umur rata-rata 43.927 tahun dengan standar
http://jurma.unimus.ac.id
2.
3.
4.
5.
deviasi 3.34, berumur teremdah 39 tahun dan umur tertinggi 50 tahun. Orang tua remaja di desa bubakan RW. 03 Kecamatan Mijen Semarang sebagian besar mempunyai jenis kelamin perempuan sebanyak 42 responden (60,9%) Orang tua remaja di desa bubakan RW. 03 Kecamatan Mijen Semarang sebagian besar mempunyai pendidikan menengah sebanyak 36 responden (52,2%) Orang tua remaja di desa bubakan RW. 03 Kecamatan Mijen Semarang sebagian besar mempunyai pekerjaan tidak bekerja sebanyak 39 responden (56,5%) Orang tua remaja di desa bubakan RW. 03 Kecamatan Mijen Semarang sebagian besar mempunyai perspektif baik dalam memenuhi kebutuhan jiwa keluarha sebanyak 42 responden (60,9%)
B. Saran 1. Bagi Peneliti Penelitian ini sangat berguna untuk menambah pengalaman dan wawasan dalam penelitian serta sebagai bahan untuk menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama kuliah. 2. Bagi masyarakat
Hasil peneltian ini dapat memberikan informasi pada masyarakat terutama bagi orang tua mengenai kebutuhan jiwa pada remaja serta sebagai pendukung keluarga yang mempunyai anak usia remaja 3.
4.
Bagi Institusi Institusi pendidikan hendaknya menyediakan referensi kesehatan yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan jiwa pada remaja sehingga dapat memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan tentang pemenuhan kebutuhan jiwa pada remaja Bagi peneliti lain Peneliti selanjutnya menambah jumlah sampel dan menambah variabel dalam melaksanakan penelitian sehingga diharapkan dapat menghasilkan penelitian yang lebih berkualitas dan bermanfaat bagi peneliti selanjutnya dan dunia kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA Azwar. (2007). Pengantar pelayanan dokter keluarga. Jakarta: Yayasan Penerbitan Ikatan Dokter Indonesia. Capetino. (2000). Diagnosa keperawatan : Aplikasi pada praktik klinis. Edisi 6. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC. Depkes. (2006, Desember). Status Kesehatan Masyarakat berbasis gender. Friedman. (1998). Keperawatan Keluarga: Teori dan Praktek. Jakarta: EGC. Hurlock. (1997). Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Kaplan. (1997). Ilmu Pengetahuan Psikiatri Klinis. Jakarta. keliat, B. A. Prinsip dan Praktik keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart. Elsevier. Laila. (2008). Hubungan Konformitas Teman Sebaya Dengan Perilaku Konsumtif Pada Remaja Putri SMA N 112 Jakarta. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Purwanto, T. (2009). ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sari. (2005). Kecerdasan Emosional dan Kecenderungan Psikopat Pada Remaja Delinkuen Di Lembaga Pemasyarakatan.Anima Vol 20. Smith. (1994). Psikologi Kesehatan Keluarga. Jakarta: Gramedia Media Sarana Indonesia. Stuart. (2005). Pocket quade to psycyatric nursing. Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.
http://jurma.unimus.ac.id
HALAMAN PERSETUJUAN Manuskrip dengan judul
PERSPEKTIF KELUARGA TERHADAP KEMAMPUAN PEMENUHAN KESEHATAN JIWA REMAJA DIKECAMATAN MIJEN SEMARANG
Telah diperiksa untuk dipublikasikan Semarang, Juli 2016
Pembimbing I
Pembimbing II
Ns. MF Mubin, M.Kep,.Sp.Jiwa
Ns. Tri Nurhidayati., S.Kep., M.Med.Ed
http://jurma.unimus.ac.id