INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI PAPUA BARAT 2015
ISSN
: 2252-3286
Katalog BPS
: 9202003.91
No. Publikasi : 91550.16.05 Ukuran Buku : 18,2 cm x 25,7 cm
.id
: v + 44 Halaman
go
Halaman
s.
Naskah:
bp
Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
ra
t.
Provinsi Papua Barat
ba
Gambar Kulit:
//p
ap
Provinsi Papua Barat
ua
Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
p:
Diterbitkan oleh:
ht t
© Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat
Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/ atau menggandakan sebagian atau seluruhnya isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik
Kata Pengantar Informasi dini, seperti persepsi pelaku konsumsi terhadap situasi perekonomian, merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi semua pihak. Informasi dini tersebut sangat diperlukan oleh pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat karena mampu memberikan sinyal awal mengenai perkiraan kondisi perekonomian beberapa bulan mendatang. Sejak tahun 1995, Badan Pusat Statistik telah mengembangkan Sistem Pemantauan Indikator Dini, yang mencakup penghitungan Indeks Tendensi Bisnis dan Indeks Tendensi
.id
Konsumen (ITK). Indeks Tendensi Bisnis dihitung berdasarkan hasil Survei Tendensi Bisnis,
go
sedangkan ITK dihitung berdasarkan hasil Survei Tendensi Konsumen.
s.
Publikasi ini menjelaskan metode dan hasil penghitungan Indeks Tendensi Konsumen
bp
tahun 2015. Sebelumnya, penghitungan indeks tersebut hanya mencakup wilayah Jabodetabek.
t.
Mulai Triwulan I tahun 2011, penghitungan Indeks Tendensi Konsumen telah mencakup seluruh
ra
provinsi di Indonesia yang dilakukan secara panel setiap triwulan. Perluasan cakupan
ba
penghitungan indeks tersebut dilakukan agar diperoleh indikator perkembangan ekonomi terkini
ua
dan indikator dini perkiraan kondisi perekonomian mendatang yang lebih akurat.
ap
Kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan publikasi ini
ht t
p:
sangat diharapkan.
//p
disampaikan penghargaan dan terima kasih. Kritik dan saran bagi penyempurnaan publikasi ini
Manokwari, April 2016 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat,
Drs. Simon Sapary, M.Sc NIP. 19660607 199302 1 001
Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Papua Barat 2015
iii
Daftar Isi KATA PENGANTAR
Iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
v
1. PENDAHULUAN
1 1
B. Tujuan
2
C. Cakupan Penelitian
2
D. Sistematika Penulisan
3
.id
A. Latar Belakang
go
2. KAJIAN LITERATUR
s.
A. Consumer Sentiment Index
5
8
ra
3. METODOLOGI
4 7
t.
C. Survei Konsumen
bp
B. Consumer Confident Index
4
ba
A. Prosedur Penghitungan Indeks Tendensi Konsumen
14
ua
B. Interpretasi Indeks Tendensi Konsumen
9
ap
4. HASIL PENGHITUNGAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN
16 16
B. Perkembangan Nilai Indeks Tendensi Konsumen Triwulan IIIV Tahun 2015
20
ht t
p:
//p
A. Profil Rumah Tangga
C. Nilai Indeks Tendensi Konsumen Tahun 2015 menurut Komponen
22
D. Posisi ITK Papua Barat di Kawasan Sulampua
24
E. Posisi ITK Papua Barat Secara Nasional
27
5. KESIMPULAN
32
DAFTAR PUSTAKA
34
LAMPIRAN
35
Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Papua Barat 2015
iv
Daftar Tabel dan Gambar Judul Tabel
Halaman
4.1
Persentase Sampel Rumah Tangga Menurut Tingkat Pendidikan Papua Barat 2015
18
4.2
Persentase Sampel Rumah Tangga Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Papua Barat 2015
18
4.3
Persentase Sampel Rumah Tangga Menurut Jenis Pekerjaan Utama Papua Barat 2015
19
4.4
rata Persentase Sampel Rumah Tangga Menurut Rata-rata Pendapatan Papua Barat 2015
19
4.5
I-IV IIV Tahun Indeks Tendensi Konsumen Papua Barat Triwulan I-IV 2015 Menurut Variabel Pembentuknya
22
bp
s.
go
.id
No Tabel
t.
No Gambar
Halaman
ra
Judul Gambar
Perkembangan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan II-IV Papua Barat 2011 -2015
20
4.2
Indeks Tendensi Konsumen Papua Barat di Kawasan Sulampua Triwulan I Tahun 2015
24
4.3
Indeks Tendensi Konsumen Papua Barat di Kawasan Sulampua Triwulan II Tahun 2015
25
4.4
Indeks Tendensi Konsumen Papua Barat di Kawasan Sulampua Triwulan III Tahun 2015
26
4.5
Indeks Tendensi Konsumen Papua Barat di Kawasan Sulampua Triwulan IV Tahun 2015
26
4.6
Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I-2015 Tingkat Nasional dan Provinsi
27
4.7
Indeks Tendensi Konsumen Triwulan II-2015 Tingkat Nasional dan Provinsi
28
4.8
Indeks Tendensi Konsumen Triwulan III-2015 Tingkat Nasional dan Provinsi
29
4.9
Indeks Tendensi Konsumen Triwulan IV-2015 Tingkat Nasional dan Provinsi
30
ht t
p:
//p
ap
ua
ba
4.1
Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Papua Barat 2015
v
PENDAHULUAN
1
A. LATAR BELAKANG Informasi dini tentang kondisi perekonomian terkini sangat diperlukan oleh pemerintah
.id
maupun dunia usaha. Pemerintah memerlukan informasi tersebut diantaranya untuk perencanaan,
go
sedangkan dunia usaha diantaranya untuk keperluan investasi atau ekspansi pasar. Dengan
s.
adanya informasi dini, berbagai pihak dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk
bp
mengatasi perubahan keadaan supaya tak menimbulkan kerugian.
ra
t.
Badan Pusat Statistik RI telah mengembangkan dua macam survei terkait dengan informasi
ba
dini perekonomian yaitu Indeks Tendensi Bisnis (ITB) untuk indikator perekonomian dari sisi bisnis dan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) untuk indikator perekonomian dari sisi konsumen. ITB
ua
dibentuk dari hasil pendataan Survei Tendensi Bisnis, sedangkan ITK dibentuk dari hasil
ap
pendataan Survei Tendensi Konsumen (STK). Khusus untuk Survei Tendensi Bisnis (STB) hanya
//p
dilaksanakan di beberapa provinsi tertentu di Indonesia, sedangkan untuk STK, mulai tahun 2011
p:
pelaksanaannya telah dilaksanakan di seluruh provinsi di Indonesia setelah sejak tahun 2001
ht t
pelaksanaannya hanya terbatas pada wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi).
ITK terkini disajikan dalam jangka pendek, yaitu setiap triwulanan. Informasi perekonomian terkini tersebut dibentuk dari tiga komponen, yaitu pendapatan rumah tangga, pengaruh inflasi terhadap makanan sehari-hari, dan tingkat konsumsi beberapa komoditi makanan (daging, ikan, susu, buah-buahan, dll.). Disamping itu, disajikan pula perkiraan perekonomian mendatang (tiga bulan mendatang/triwulan berikutnya). Kondisi perekonomian mendatang ini terbentuk dari dua komponen, yaitu perkiraan pendapatan rumah tangga mendatang dan rencana pembelian barangbarang tahan lama.
Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Papua Barat 2015
1
Karena pentingnya informasi tentang kondisi perekonomian terkini dan perkiraan perekonomian mendatang, hasil penghitungan ITK ini telah dipublikasikan secara rutin dalam Berita Resmi Statistik bersamaan dengan penyampaian press release pertumbuhan ekonomi setiap triwulan, yaitu Bulan Februari, Mei, Agustus, dan November.
B. TUJUAN Tujuan penyusunan Indeks Tendensi Konsumen: 1. Memberikan informasi dini tentang perkembangan perekonomian dari sisi konsumen.
go
.id
2. Memberikan perkiraan kondisi perekonomian dari sisi konsumen tiga bulan mendatang
bp
s.
C. CAKUPAN PENELITIAN
Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah sebuah indeks yang dihitung berdasarkan hasil
ra
t.
pendataan Survei Tendensi Konsumen (STK). Sebelum Triwulan I-2011, BPS hanya
ba
melaksanakan STK di wilayah Jabodetabek, tetapi sejak Triwulan I-2011 pelaksanaan STK diperluas diseluruh provinsi dengan jumlah sampel 10.865 rumah tangga. Pada tahun 2015,
ua
jumlah sampel diseluruh indonesia kembali diperluas sehingga mencapai 14.600 rumah tangga di
ap
Triwulan IV. Di Provinsi Papua Barat Pelaksanaan STK dilakukan di 3 Kabupaten/Kota yaitu
//p
Kabupaten Fakfak, Kabupaten Manokwari, dan Kota Sorong, dengan jumlah sampel sebanyak 160
p:
rumah tangga. Responden STK mulai triwulan I-2015 dipilih pada strata blok sensus kategori
ht t
sub-sampel dari Survei Sosial sedang dan tinggi berdasarkan “wealth index“ dan merupakan sub Ekonomi Nasional (Susenas) khusus di daerah perkotaan. Pemilihan sampel dilakukan secara panel antar triwulan untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat mengenai perubahan persepsi konsumen antar waktu. Pada saat yang sama juga dilakukan penyempurnaan kuesioner dan cara penghitungan indeksnya. Pemilihan sampel dilakukan secara panel antar triwulan untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat mengenai perubahan persepsi konsumen antar waktu. Dengan adanya perluasan sampel, nilai ITK dapat disajikan sampai level provinsi.
Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Papua Barat 2015
2
D. SISTEMATIKA PENULISAN Penulisan Publikasi Indeks Tendesi Konsumen Provinsi Papua Barat Tahun 2015 ini terbagi dalam lima bagian, yaitu:
Bagian 1 Pendahuluan : yang terdiri dari Latar Belakang, Tujuan, Cakupan Penelitian, dan Sitematika penulisan.
Bagian 2 Kajian Literatur : menyajikan berbagai penelitian yang pernah dilakukan mengenai Indeks Tendensi Konsumen.
Bagian 3 Metodologi : menyajikan prosedur penghitungan Indeks Tendensi Konsumen
Bagian 4 Hasil Penghitungan Indeks Tendensi Konsumen : menyajikan profil rumah
go
.id
dan intrepetasi hasil penghitungan Indeks tendensi Konsumen
tangga Survei Tendensi Konsumen, perkembangan nilai Indeks Tendensi Konsumen
bp
s.
Triwulan I-IV tahun 2015, dan nilai Indeks Tendensi Konsumen tahun 2015 menurut
ra
Bagian 5 Kesimpulan : menyajikan ringkasan indikator dini perekonomian dari sisi
p:
//p
ap
ua
ba
konsumen dalam Indeks Tendensi Konsumen selama tahun 2015.
ht t
t.
komponen.
Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Papua Barat 2015
3
KAJIAN LITERATUR
2
A. Consumer Sentiment Index Michigan University di Amerika Serikat menyajikan Indeks Sentimen Konsumen (Consumer
.id
Sentiment Index=CSI). Indeks Sentimen Konsumen diperoleh melalui Survei Sentimen Konsumen
go
yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian di Michigan University, Amerika Serikat. Survei ini
s.
dilakukan setiap bulan, dan tujuan utama dari penyusunan indeks ini adalah untuk kepentingan
bp
investasi.
ra
t.
Indeks Sentimen Konsumen disusun sebagai pembanding dari Purchasing Managers Index
ba
(PMI) atau Indeks Pembelanjaan Perusahaan yang memantau kondisi bisnis khususnya dari sisi pasar bursa. Nilai indeks PMI diinterpretasikan sebagai berikut : nilai indeks di bawah 50
ua
mengindikasikan kondisi perekonomian mengalami kontraksi, sedangkan di atas 50 menandakan
ap
kondisi perekonomian mengalami ekspansi.
//p
Variabel-variabel yang digunakan untuk menyusun PMI antara lain: belanja perusahaan
p:
terhadap saham, pembelian barang tahan lama dan total penjualan kendaraan mobil. Dua variabel
ht t
terakhir menunjukkan bahwa semakin tinggi volumenya, semakin tinggi pula permintaan akan barang tahan lama dan mobil. Akibatnya, suplai barang dari produsen juga meningkat yang tentunya akan memberikan dampak pada peningkatan kesempatan kerja. Di lain pihak, permintaan akan barang tahan lama dan kendaraan juga merupakan gambaran dari konsumsi rumahtangga.
Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Papua Barat 2015
4
PMI merupakan ukuran kuantitatif sedangkan CSI merupakan ukuran kualitatif. Secara kualitatif, informasi dari pengusaha mengenai belanja barang dan jasa perusahaan seperti iklan dan jasa konsultan dapat memberikan gambaran mengenai tingkat sentimen perusahaan terhadap bisnisnya. Hal ini sejalan dengan sikap konsumen terhadap konsumsi rumahtangga. Peningkatan konsumsi rumahtangga akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Sebagaimana diketahui bahwa konsumsi rumahtangga domestik adalah salah satu faktor pendorong dalam memperkuat fundamental ekonomi, meskipun dalam perekonomian yang lebih luas dan terbuka, konsumsi domestik bukan satu-satunya faktor pendorong karena adanya kegiatan ekspor dan impor.
.id
B. Consumer Confident Index
go
Consumer Confidence Index (CCI) atau Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) diperkenalkan
s.
oleh The Conference Board sejak tahun 1985 melalui Survei Kepercayaan Konsumen. IKK
bp
ditentukan berdasarkan tingkat optimisme konsumen terhadap kondisi perekonomian, yang
t.
disajikan dalam bentuk indeks yang secara normatif ditentukan dalam nilai 100. Nilai indeks ini
ra
merupakan proporsi dari pendapat konsumen mengenai kondisi saat ini dengan bobot sebesar 40
ba
persen dan kondisi mendatang dengan bobot sebesar 60 persen.
ua
Interpretasi dari indeks ini adalah apabila IKK meningkat mengindikasikan konsumsi/belanja
ap
konsumen juga meningkat. Akibatnya, dari sisi penawaran perusahaan akan meningkatkan
//p
produksinya yang disebabkan oleh meningkatnya permintaan. Dampak lain adalah meningkatnya
p:
konsumsi rumah tangga sehingga tingkat permintaan kredit ke Bank meningkat. Dengan demikian
ht t
pemerintah dapat mengantisipasi akan adanya kenaikan pajak pendapatan yang diperoleh dari naiknya konsumsi rumah tangga. Sebaliknya bila IKK menurun, maka konsumsi rumah tangga juga menurun yang berarti permintaan akan produk juga menurun. Hal ini akan mengakibatkan turunnya suplai dari perusahaan baik dari sektor industri manufaktur, konstruksi, dan lain-lain. Kondisi ini akan mengakibatkan kondisi perekonomian mengalami kontraksi.
Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Papua Barat 2015
5
Survei Kepercayaan Konsumen dilakukan setiap bulan dengan jumlah responden sekitar 5.000 rumah tangga. Variabel yang dicakup pada kuesioner survei ini antara lain : 1. Kondisi bisnis saat ini 2. Kondisi bisnis 6 bulan mendatang 3. Kondisi lapangan pekerjaan saat ini 4. Kondisi lapangan pekerjaan enam bulan mendatang 5. Jumlah pendapatan seluruh anggota keluarga selama enam bulan mendatang Setiap variabel di atas mempunyai jawaban positif (meningkat) dan negatif (menurun).
.id
Jawaban meningkat diberi skor 1 dan menurun diberi skor 0. Untuk penghitungan nilai indeks
go
masing-masing variable digunakan rumus Diffussion Index.. Besarnya indeks menunjukkan tingkat
s.
kepercayaan konsumen terhadap kondisi perekonomian pada periode tertentu terhadap periode
bp
pembandingnya. Apabila pertumbuhan indeks kurang dari lima persen, maka kepercayaan
t.
konsumen cenderung tetap atau stagnant,, tetapi bila pertumbuhan lebih dari lima persen maka
ra
kepercayaan konsumen meningkat dibanding periode pembandingnya.
ba
Indeks Kepercayaan Konsumen yang disusun oleh The Conference Board dibagi menjadi
ua
dua macam indeks, yaitu Indeks Kepercayaan Konsumen Kini (Current Consumer Confidence
ap
Index) dan Indeks Kepercayaan Konsumen Mendatang (Future Consumer Confidence Index).
//p
Indeks Kepercayaan Konsumen Kini merupakan komposit dari dua variabel, yaitu kondisi bisnis
p:
saat ini dan kondisi lapangan pekerjaan saat ini. Sedangkan Indeks Kepercayaan Konsumen
ht t
mendatang merupakan komposit dari tiga variabel: kondisi bisnis enam bulan mendatang, kondisi lapangan pekerjaan enam bulan mendatang dan jumlah pendapatan seluruh anggota keluarga selama enam bulan mendatang.
Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Papua Barat 2015
6
C. Survei Konsumen Bank Indonesia melakukan survei sejenis dengan Survei Tendensi Konsumen (STK), yaitu Survei Konsumen, yang dilakukan setiap bulan terhadap 4.365 rumahtangga. Survei ini dilakukan sejak tahun 1993 dan menghasilkan suatu ukuran yaitu Indeks Keyakinan Konsumen. Indeks Keyakinan Konsumen dihitung dengan menggunakan metode Balance Score (SB-net balance+100), yaitu dengan menjumlahkan hasil dari Metode SB-net balance ditambah 100. Interpretasi dari IKK, adalah jika indeks di atas 100 berarti optimis dan sebaliknya, jika indeks di
ht t
p:
//p
ap
ua
ba
ra
t.
bp
s.
go
.id
bawah 100 berarti pesimis.
Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Papua Barat 2015
7
METODOLOGI
3
Selain Survei Tendensi Bisnis, informasi dini mengenai keadaan dan perkembangan perekonomian juga dapat diketahui melalui Survei Tendensi Konsumen. Survei tersebut bertujuan
.id
untuk memperoleh gambaran mengenai situasi bisnis dan perekonomian secara umum menurut
go
pendapat konsumen sebagai pelaku konsumsi. Informasi yang dikumpulkan meliputi rencana
s.
pembelian beberapa komoditi kategori “normal goods”” seperti daging, ikan, susu, buah buah-buahan
bp
untuk konsumsi makanan, dan komoditi pakaian, biaya perumahan, biaya pendidikan,
t.
transportasi, biaya kesehatan, dan rekreasi untuk komoditi bukan makanan. Disamping itu
ra
dikumpulkan pula informasi “luxury goods”” seperti rumah/tanah, mobil, TV, komputer untuk
ba
konsumsi bukan makanan, serta informasi mengenai kondisi pendapatan dan tabungan.
ua
Sebagaimana halnya dengan Indeks Tendensi Bisnis, Indeks Tendensi Konsumen juga terdiri
ap
dari dua jenis indeks yaitu Indeks Indikator Kini ((Current Indicator Index) dan Indeks Indikator
//p
Mendatang (Future Future Indicator Index). Index). Indeks Indikator Kini (IIK) merupakan indeks komposit dari
p:
beberapa variabel yang dapat mengidentifikasi kondisi ekonomi rumahtangga (konsumen) pada
ht t
saat triwulan berjalan (saat survei) dibandingkan periode triwulan sebelumnya. Sedangkan Indeks Indikator Mendatang (IIM) merupakan indeks komposit dari beberapa variabel yang dapat mengidentifikasi kondisi ekonomi rumahtangga (konsumen) dan rencana untuk membeli barangbarang tahan lama pada periode tiga bulan mendatang. Komponen variabel Indeks Indikator Kini adalah sebagai berikut: a. Pendapatan seluruh anggota keluarga pada periode 3 (tiga) bulan terakhir. b. Pengaruh kenaikan harga-harga terhadap konsumsi makanan sehari-hari (Kaitan inflasi dengan konsumsi makanan sehari-hari).
Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Papua Barat 2015
8
c. Tingkat konsumsi beberapa komoditi makanan (daging, ikan, susu, buah-buahan) dan bukan makanan (pakaian, perumahan, pendidikan, transportasi, kesehatan, rekreasi) saat ini dibandingkan dengan keadaan periode 3 bulan yang lalu. Komponen variabel Indeks Indikator Mendatang adalah sebagai berikut: a. Perkiraan pendapatan seluruh anggota keluarga pada periode 3 bulan yang akan datang. b. Rencana pembelian barang-barang tahan lama (televisi, CD/VCD player/compo, lemari es, mesin cuci, oven listrik, AC, Computer, Meubel/lemari/meja kursi, tempat tidur, sepeda
go
A. Prosedur Penghitungan Indeks Tendensi Konsumen
.id
motor) untuk periode 3 bulan yang akan datang.
s.
Variabel-variabel yang ditanyakan dalam Survei Tendensi Konsumen mempunyai 3 jenis
bp
jawaban yaitu meningkat, tetap dan menurun. Prosedur penghitungan Indeks Tendensi Konsumen
ba
ra
t.
(Indeks Indikator Kini dan Indeks Indikator Mendatang) masing-masing adalah sebagai berikut :
ua
a. Pemberian skor jawaban
ap
Jawaban untuk variabel-variabel variabel yang terpilih diberi skor 2 (dua) bila jawabannya ”meningkat atau lebih”, diberi skor 1 (satu) bila jawabannya ”kurang lebih sama atau tetap”, dan diberi skor 0
//p
(nol) bila jawabannya ”menurun”. Untuk memperoleh Total Skor (TS), jawaban dari seluruh
p:
responden untuk masing-masing variable dijumlahkan. Perlu dicatat, bahwa penghitungan skor
ht t
untuk variabel pembelian barang tahan lama agak berbeda dengan penghitungan variabel konsumsi beberapa komoditi.
b. Skor jawaban variabel pembelian barang tahan lama Banyaknya jenis barang tahan lama yang ditanyakan pada variabel rencana pembelian barang tahan lama terdiri dari 11 jenis barang. Untuk masing-masing jenis barang tersebut ditanyakan apakah responden berencana untuk membeli, menggadaikan/menjual atau sudah memiliki barang tersebut lebih dari 5 tahun. Adapun pemberian skor untuk variabel barang tahan
Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Papua Barat 2015
9
lama tersebut adalah sebagai berikut : x menyatakan rencana jumlah pembelian barang tahan lama. y menyatakan jumlah penggadaian/penjualan barang tahan lama. z menyatakan jumlah barang tahan lama yang telah dimiliki lebih dari 5 tahun. Skor 0, jika x = 0 dan y ≥ 1 atau x = 0 dan z ≥ 1, artinya responden diperkirakan kemungkinannya kecil untuk membeli suatu barang tahan lama jika dia telah menggadaikan/menjual atau memiliki barang tersebut lebih dari 5 tahun. Skor 1, jika x = 0 dan y = 0 dan z = 0, artinya jika responden belum membeli, menggadaiakan/menjual atau memiliki barang tahan lama tersebut lebih dari 5 tahun, maka ia mempunyai kemungkinan untuk berencana membelinya. Skor 2 jika x ≥ 1, artinya
.id
responden memang telah berencana untuk membeli barang tahan lama tersebut minimal 1 item/
go
jenis.
s.
Setelah skor untuk masing-masing jenis barang tahan lama diperoleh, kemudian dicari skor-
ba
ra
t.
penghitungan Indeks Indikator Mendatang (IIM).
bp
skor tersebut selanjutnya akan sebagai salah satu indeks variabel pembentuk digunakan dalam
ap
ua
c. Skor jawaban variabel konsumsi beberapa komoditi. Konsumsi rumah tangga yang ditanyakan pada Survei Tendensi Konsumen terdiri dari 11
//p
jenis komoditi makanan yaitu ikan, daging (sapi, kambing, babi, dll), daging unggas, telur, susu,
p:
sayur-sayuran, tahu dan tempe, buah-buahan, gula pasir, mie instant, dan rokok. Sedangkan
ht t
untuk konsumsi non makanan yang ditanyakan terdiri dari 10 komoditi, yaitu listrik, air, dan telepon rumah; pulsa HP; bahan bakar untuk memasak; surat kabar/majalah; kesehatan; pendidikan; transportasi (bensin dan ongkos angkutan); rekreasi; dan pakaian. Kepada responden ditanyakan volume konsumsi setiap jenis komoditi pada dua bulan terakhir dibandingkan dengan periode dua bulan sebelumnya apakah sama, lebih banyak atau lebih sedikit. Masing-masing komoditi akan diberi skor 0 jika konsumsi sekarang lebih sedikit dibandingkan 2 bulan yang lalu, skor 1 jika volume konsumsinya tetap/sama atau tidak mengkonsumsi dan skor 2 jika konsumsi saat ini volumenya lebih banyak daripada 2 bulan yang lalu. Skor-skor tiap komoditi akan digunakan sebagai skor total untuk penghitungan indeks tiap komoditi. Khusus untuk indeks variable konsumsi makanan dan bukan makanan dihitung dengan rata-rata tertimbang dari
Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Papua Barat 2015
10
Diffusion Indeks tiap komoditi. Penimbang masing-masing komoditi diperoleh dari Survei Biaya Hidup (SBH) yaitu proporsi rata-rata nilai pengeluaran setiap komoditi terhadap rata-rata pengeluaran rumahtangga dalam sebulan.
d. Penghitungan Indeks Variabel. Untuk mendapatkan indeks dari setiap variabel, dihitung dengan menggunakan rumus Diffusion Index seperti yang digunakan oleh The Conference Board (1990). Penghitungannya yaitu
go
.id
dengan membagi total skor dengan jumlah responden dikalikan 100 :
bp
s.
dimana :
t.
Ivi = indeks variabel terpilih ke-i
ra
TS = total skor variabel ke-i dari seluruh responden
ba
n = jumlah responden
//p
ap
ua
Nilai indeks di atas besarannya berkisar antara 0 – 200.
p:
e. Penghitungan Indeks Indikator Kini dan Mendatang
ht t
Indeks Tendensi Konsumen (ITK) terdiri dari Indeks Indikator Kini (IIK) dan Indeks Indikator Mendatang (IIM). Kedua indeks tersebut disusun secara terpisah. Masing-masing indeks indikator tersebut merupakan indeks rata-rata tertimbang dari beberapa indeks variabel pembentuknya. Untuk menghitung Indeks Indikator Kini dan Indeks Indikator Mendatang digunakan rumus sebagai berikut:
dimana : IIK = Indeks Indikator Kini. Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Papua Barat 2015
11
IIM = Indeks Indikator Mendatang. wi = Penimbang variabel ke i Ivi = Indeks variabel terpilih ke-I
f. Penentuan Penimbang. Seperti halnya pada ITB, penentuan penimbang dalam penghitungan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) berbeda baik untuk Indeks Indikator Kini (IIK) maupun Indeks Indikator Mendatang (IIM). Pertimbangan-pertimbangan yang digunakan dalam penentuan penimbang
go
.id
untuk masing-masing IIK dan IIM adalah sebagai berikut:
bp
s.
1). Indeks Indikator Kini (IIK)
t.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa komponen penyusun IIK untuk ITK terdiri atas
ra
pendapatan seluruh anggota keluarga 3 bulan terakhir, pengaruh kenaikan harga harga-harga terhadap
ba
konsumsi makanan sehari-hari, serta volume konsumsi beberapa komoditi makanan dan bukan
ua
makanan saat ini dibandingkan dengan periode 2 bulan yang lalu. Sejak triwulan I-2004,
ap
penimbang untuk ketiga komponen dihitung melalui fungsi Double Log sebagai berikut :
p:
ht t
dimana :
//p
Log IIK = α 0 + α 1 Log (Y ) + α 2 Log (KP) + α 3 Log (TK )
IIK = Indeks Indikator Kini PDK = Pendapatan seluruh anggota rumahtangga pada Triwulan berjalan KH = Pengaruh kenaikan harga terhadap konsumsi makanan sehari-hari KK = Konsumsi beberapa komoditi manakan dan bukan makanan α0, α1, α2, α3 = Estimasi parameter fungsi double log
Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Papua Barat 2015
12
Besaran α1 mengindikasikan elastisitas pendapatan seluruh anggota rumahtangga terhadap IIK, α2 mengindikasikan elastisitas pengaruh kenaikan harga terhadap konsumsi makanan seharihari terhadap IIK, dan α3 mengindikasikan elastisitas konsumsi beberapa komoditi makanan dan bukan makanan saat ini terhadap IIK. Sebagai contoh, hasil penghitungan penimbang ITK pada Triwulan IV-2011 untuk Provinsi Papua Barat masing-masing komponen IIK adalah : a. Pendapatan seluruh anggota rumah tangga sebesar 0,5307 b. Pengaruh kenaikan harga terhadap konsumsi makanan sehari-hari sebesar 0,2587
.id
c. Konsumsi beberapa komoditi sebesar 0,2106
go
2). Indeks Indikator Mendatang (IIM)
s.
Komponen penyusun IIM untuk ITK terdiri atas pendapatan seluruh anggota keluarga 3 bulan
bp
yang akan datang dan rencana pembelian barang-barang tahan lama. Sejak triwulan I-2004,
ra
t.
penimbang untuk ketiga komponen dihitung melalui fungsi Double Log sebagai berikut :
ba
Log IIM = α 0 + α 1 Log (ODN ) + α 2 Log ((OLN OLN ) + α 3 Log (HJ ) + α 4 Log (OBI )
ua
dimana :
ap
IIM = Indeks Indikator Mendatang
p:
//p
PDM = Perkiraan pendapatan seluruh anggota rumahtangga pada triwulan mendatang.
ht t
RTH = Rencana pembelian barang-barang tahan lama α0, α1, α2 = Estimasi parameter fungsi double log Besaran α1 mengindikasikan elastisitas perkiraan pendapatan seluruh anggota rumahtangga pada triwulan mendatang terhadap IIM dan α2 mengindikasikan elastisitas rencana pembelian barang-barang tahan lama terhadap IIM. Sebagaimana IIK, series data yang digunakan untuk menghitung penimbang IIM juga menggunakan juga menggunakan metode yang sama. Sebagai contoh, hasil penghitungan penimbang pada Triwulan IV-2011 untuk masing-masing komponen IIM adalah :
Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Papua Barat 2015
13
a. Perkiraan pendapatan seluruh anggota rumahtangga pada triwulan mendatang sebesar 0,6746. b. Rencana pembelian barang-barang tahan lama sebesar 0,3254. Penghitungan IIM dilakukan untuk memperkirakan nilai ITK dan pada triwulan berikutnya sebagai prediksi kondisi ekonomi konsumen pada tiga bulan yang akan datang.
B. Interpretasi Hasil Indeks Tendensi Konsumen.
.id
a. Indeks Indikator Kini
go
• 100 < I < 200 : jumlah jawaban ”meningkat” lebih besar dari jawaban ”menurun” artinya kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan meningkat dibanding periode triwulan
bp
s.
sebelumnya.
t.
• I = 100 : jumlah jawaban ”meningkat” dan ”menurun” adalah seimbang, artinya kondisi
ra
ekonomi konsumen pada triwulan berjalan sama dengan triwulan sebelumnya.
ba
• I < 100 : jumlah jawaban ”menurun” lebih besar dari jawaban ”meningkat”, artinya kondisi
ap
ua
ekonomi konsumen pada triwulan berjalan menurun dibanding keadaan triwulan sebelumnya.
p:
//p
b. Indeks Indikator Mendatang.
ht t
• 100 < I < 200 : jumlah jawaban ”meningkat” lebih besar dari jawaban ”menurun”, artinya konsumen memprediksi bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan mendatang meningkat jika dibandingkan dengan triwulan berjalan. • I = 100 : jumlah jawaban ”meningkat” dan ”menurun” adalah seimbang, artinya konsumen memprediksi bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan mendatang sama dengan periode triwulan berjalan.
Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Papua Barat 2015
14
• I < 100 : jumlah jawaban ”menurun” lebih besar dari jawaban ”meningkat”, artinya konsumen memprediksi bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan mendatang akan menurun dibanding keadaan triwulan berjalan. Indeks Indikator Kini diinterpretasikan sebagai Indeks Tendensi Konsumen pada triwulan berjalan dan Indeks Indikator Mendatang sebagai perkiraan Indeks Tendensi Konsumen pada triwulan mendatang. Sebagai contoh, Survei Tendensi Konsumen yang dilakukan pada Triwulan IV-2011 menghasilkan IIK sebesar 109,95 dan IIM sebesar 106,21. Hal ini berarti bahwa Indeks Tendensi Konsumen untuk Triwulan IV-2011 adalah sebesar 109,95 dan perkiraan Indeks Tendensi Konsumen untuk Triwulan IV-2011 adalah sebesar 106,21.
.id
Dalam aplikasinya, Indeks Indikator Kini dan Mendatang digunakan bersamaan dalam
go
menganalisis keadaan konsumen pada triwulan berjalan dan prospeknya pada triwulan
ht t
p:
//p
ap
ua
ba
ra
t.
bp
s.
mendatang berdasarkan persepsi konsumen.
Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Papua Barat 2015
15
HASIL PENGHITUNGAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN
4
A. Profil Rumah Tangga 2015
.id
Indeks Tendensi Konsumen adalah indeks yang terbentuk dari hasil Survei Tendensi Konsumen. Survei ini semula hanya dilaksanakan di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok,
go
Tangerang, dan Bekasi) bersama dengan Survei Tendensi Bisnis (ITB) yang digunakan untuk
s.
membentuk Indeks Tendensi Bisnis. Mulai pada tahun 2011 Survei Tendensi Konsumen
bp
dilaksanakan di seluruh provinsi sehingga Indeks Tendensi Konsumen telah dapat
ba
dilakukan di seluruh provinsi di Indonesia.
ra
t.
diperbandingkan antar provinsi di Indonesia. Lain halnya dengan ITK, penghitungan ITB tidak
ua
Survei Tendensi Konsumen Papua Barat dilaksanakan di tiga kabupaten/kota, yaitu di Kota
ap
Sorong, Kabupaten Manokwari, dan Kabupaten Fakfak. Responden STK mulai triwulan I-2015 dipilih pada strata blok sensus kategori sedang dan tinggi berdasarkan “wealth index“ dan
//p
merupakan sub-sampel dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) khusus di daerah
p:
perkotaan. Pemilihan sampel dilakukan secara panel antar triwulan untuk memperoleh gambaran
ht t
yang lebih akurat mengenai perubahan persepsi konsumen antar waktu. Karakteristik rumah tangga pada Survei Tendensi Konsumen diamati dari sisi pendidikan, lapangan pekerjaan utama, status pekerjaan utama, dan tingkat pendapatan rumah tangga. Dari sisi tingkat pendidikan kepala rumah tangga diperoleh informasi bahwa sebagian besar kepala rumah tangga berlatar belakang pendidikan SLTA, persentasenya berkisar antara 44,40 sampai dengan 50,00 persen. Sekitar 32,20 sampai dengan 37,50 persen kepala rumah tangga berpendidikan di bawah SLTP; dan sekitar 11,00 sampai dengan 15,10 persen berpendidikan SLTP; serta sekitar 3,30 sampai dengan 6,80 persen berpendidikan Diploma.
Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Papua Barat 2015
16
Karakteristik variabel lapangan pekerjaan utama sampel kepala rumah tangga menginformasikan bahwa sebagian besar responden di Triwulan I bekerja di Kategori Tersier, dengan persentase terbesar ada di lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Motor yaitu sebesar 24,30 persen. Persentase lapangan usaha ini tetap tertinggi hingga Triwulan IV (20,80 persen). Contoh kepala rumah tangga yang bekerja di lapangan usaha ini yaitu pekerja di kios/toko dan bengkel motor/mobil, Kepala rumah tangga bekerja di Kategori Sekunder memiliki persentase tertinggi ke-2 dari Triwulan I-IV yaitu bernilai 11,20 (Triwulan I) hingga 12,50 (Triwulan IV). Persentase lapangan usaha tertinggi yang termasuk di kategori ini adalah lapangan usaha Konstruksi yaitu sebesar 7,90
.id
persen di Triwulan I dan mencapai 9 persen di Triwulan IV. Contoh kepala rumah tangga yang
go
bekerja di lapangan usaha ini yaitu buruh bangunan, mandor buruh bangunan, kontraktor, dll. Kategori yang memiliki persentase terkecil adalah Kategori Primer. Kepala Rumah Tangga
bp
s.
yang bekerja di lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan memiliki persentase
t.
tertinggi di kategori ini yaitu 3,90 persen di Triwulan I dan mencapai 6,90 persen di Triwulan IV.
ra
Diantara sampel kepala rumah tangga yang bekerja menurut lapangan pekerjaan utama
ba
tersebut sekitar 48,72-52,67 persen berstatus sebagai buruh/pegawai/karyawan. Selanjutnya
ua
kepala rumah tangga yang berusaha sendiri/dibantu keluarga memiliki persentase sekitar 30,95-
ap
43,90 persen. Sedangkan pekerja keluarga/lainnya memilik persentase terendah yaitu sekitar
//p
0,79-1,53 persen.
p:
Menurut rata-rata pendapatan sampel kepala rumah tangga tercatat sekitar 19,05 (Triwulan II)
ht t
sampai dengan 23,68 (Triwulan I) persen memiliki pendapatan di bawah dua juta rupiah per bulan. Sedangkan 76,32 (Triwulan I) sampai dengan 80,95 (Triwulan III) persen berpendapatan di atas dua juta rupiah per bulan.
Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Papua Barat 2015
17
Persentase Sampel Rumah Tangga Menurut Tingkat Pendidikan Papua Barat 2015
Tabel 4.1
Triwulan
Tingkat Pendidikan
I
II
III
IV
≤ SLTP
32,20
33,30
32,20
37,50
SLTA
49,30
48,30
50,00
44,40
Diploma
3,30
4,10
6,80
3,50
Sarjana/Pasca Sarjana
15,10
14,30
11,00
14,60
Jumlah
100,00
100,00
100,00
100,00
Sumber: BPS Provinsi Papua Barat
Persentase Sampel Rumah Tangga Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Papua Barat 2015
II
III
IV
3,90
6,80
4,80
6,90
2,60
1,40
1,40
2,10
2,60
0,70
2,70
2,80
0,70
-
-
-
-
-
-
0,70
7,90
11,60
8,20
9,00
24,30
25,20
21,90
20,80
Transportasi dan Pergudangan
12,50
9,50
18,50
13,90
Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum
2,00
0,70
3,40
2,10
Informasi dan Komunikasi
1,30
1,40
2,10
0,70
Jasa Keuangan
1,30
0,70
1,40
0,70
-
-
-
-
Jasa Perusahaan
3,90
2,00
3,40
3,50
Administrasi Pemerintahan, Pertanahanan dan Jaminan Sosial Wajib
13,20
15,60
11,60
13,90
Jasa Pendidikan
1,30
2,00
2,10
2,80
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
0,70
0,70
0,70
-
Jasa Lainnya
7,90
7,50
2,10
1,40
Tidak Bekerja/ Penerima Pendapatan
13,90
14,20
15,70
18,70
100,00
100,00
100,00
100,00
s.
I
bp
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Primer
ua
Pengadaan Air
ba
Pengadaan Listrik, Gas Sekunder
ra
Industri Pengolahan
t.
Pertambangan dan Penggalian
ap
Konstruksi
ht t
//p
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Motor
Tersier
go
Triwulan
Lapangan Pekerjaan
p:
Kategori
.id
Tabel 4.2
Real Estate
Jumlah Sumber: BPS Provinsi Papua Barat
Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Papua Barat 2015
18
Persentase Sampel Rumah Tangga Menurut Jenis Pekerjaan Utama Papua Barat 2015
Tabel 4.3
Triwulan Status Pekerjaan I
II
III
IV
Berusaha Sendiri/Dibantu Keluarga
37,40
30,95
43,90
40,17
Berusaha Dibantu Pekerja Dibayar
8,40
13,49
7,32
10,26
Buruh/Karyawan/Pegawai
52,67
54,76
47,97
48,72
Pekerja Keluarga/Lainnya
1,53
0,79
0,81
0,85
100,00
100,00
100,00
100,00
.id
Jumlah
bp
s.
go
Sumber: BPS Provinsi Papua Barat
Persentase Sampel Rumah Tangga Menurut Rata Rata-rata Pendapatan Papua Barat 2015
ba
ra
t.
Tabel 4.4
ua
Rata-rata Pendapatan
//p
≥ 2 Juta
ap
< 2 Juta
I
II
III
IV
23,68
19,05
22,60
20,14
76,32
80,95
77,40
79,86
100,00
100,00
100,00
100,00
ht t
p:
Jumlah
Triwulan
Sumber: BPS Provinsi Papua Barat
Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Papua Barat 2015
19
B. Perkembangan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I-IV Tahun 2015 Berdasarkan hasil Survei Tendensi Konsumen sepanjang tahun 2015, pada Triwulan I perekonomian konsumen mengalami penurunan (indeks ITK di bawah 100) namun kembali mengalami perbaikan (indeks ITK di atas 100) di Triwulan II hingga Triwulan IV. Perbaikan kondisi perekonomian ini dipengaruhi oleh variabel-variabel pembentuk ITK yaitu pendapatan rumah tangga, tidak ada pengaruh inflasi terhadap konsumsi makanan sehari-hari, serta konsumsi makanan dan non makanan rumah tangga. Di tahun 2015, pola Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Papua Barat kembali mengikuti pola tahun 2011-2013. Dimana pada Triwulan I pada setiap tahun akan lebih rendah dibandingkan
.id
Triwulan IV di tahun sebelumnya dan mengalami perbaikan di Triwulan II sampai dengan Triwulan
go
IV. Pola ini sesuai dengan pola konsumsi masyarakat Papua Barat yang terus meningkat hingga
s.
dari awal hingga akhir tahun umumnya didorong oleh hari raya, bonus gaji, dll dan kembali turun
bp
pada awal tahun berikutnya. Pola berbeda sempat terjadi pada tahun 2014 dimana memang
t.
terjadi kelesuan perekonomian hampir di seluruh wilayah Indonesia dampak dari lesunya ekonomi
110.59
110.71
110.49
109.1
ap
108.24
107.23
110.02 108.71
110.22 109.31
109.12
//p p:
ht t
101.47
Gambar 4.1
106.47
Perkembangan Indeks Tendensi Konsumen
102.54
Triwulan I-IV 99.77
2011-2015 TW4-2015
TW3-2015
TW2-2015
TW1-2015
TW4-2014
TW3-2014
TW2-2014
TW1-2014
TW4-2013
TW3-2013
TW2-2013
TW1-2013
TW4-2012
TW3-2012
TW2-2012
TW1-2012
TW4-2011
TW3-2011
Papua Barat TW2-2011
100 98 96
106.31
TW1-2011
108 106 104 102
109.95 109.22
ua
114 112 110
ba
ra
global.
Sumber: BPS Provinsi Papua Barat
Nilai ITK Papua Barat terus mengalami peningkatan. Diawali dari nilai ITK pada Triwulan I2011 sebesar 101,47, nilai ITK Papua Barat terus meningkat sampai pada Triwulan IV-2011 meningkat menjadi 109,95, artinya selain kondisi perekonomian konsumen terus mengalami perbaikan terhadap Triwulan I-2011, tingkat optimisme konsumen pun semakin membaik. Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Papua Barat 2015
20
Selanjutnya di Triwulan I sampai dengan IV tahun 2012, nilai ITK Papua Barat kembali mengalami peningkatan walaupun terjadi penurunan optimisme pada Triwulan I-2012 (104,17) dibandingkan dengan triwulan IV-2011 (109,95). Perbaikan kondisi perekonomian konsumen pada tahun 2012 kembali terjadi diiringi dengan peningkatan rasa optimisme konsumen. Hal ini ditandai dengan tren positif yang ditunjukkan dengan kembali meningkatnya nilai ITK Papua Barat menjadi 110,59 menutup tahun 2012. Pola yang sama juga terjadi pada tahun 2013, nilai ITK Triwulan I-2013 mengalami penurunan optimisme dibandingkan dengan Triwulan IV-2012. Meskipun demikian tingkat ekonomi konsumen masih dalam level membaik. Setelah terjadi penurunan tingkat optimisme konsumen dari Triwulan IV-2012 ke Triwulan I-2013, nilai ITK Papua Barat terus mengalami perbaikan kondisi perekonomian dan peningkatan dari sisi tingkat optimisme
.id
konsumen pada triwulan-triwulan selanjutnya di tahun 2013. Di Triwulan IV-2013 nilai ITK Papua
go
Barat berada pada nilai tertingginya selama tahun 2013, yaitu mencapai 110,71. Angka ini bahkan
s.
lebih tinggi dibandingkan dengan nilai ITK pada triwulan yang sama pada tahun 2012 (nilai ITK
bp
110,59) atau merupakan nilai ITK tertinggi sejak ITK mulai dihitung di Papua Barat.
t.
Kemiripan pola perubahan nilai ITK Papua Barat terjadi pada periode tahun 2011-2013, lebih
ra
disebabkan oleh faktor musiman, misalnya pada triwulan kedua ada momen liburan dan tahun
ba
ajaran baru sekolah, di triwulan ketiga pada tahun 2011 dan 2013 ada momen puasa Ramadhan
ua
dan peringatan Hari Raya Idul Fitri, sedangkan pada triwulan keempat ada momen peringatan Hari
ap
Raya Idul Adha, perayaan Hari Raya Natal, dan malam tahun baru.
//p
Pola yang berbeda terjadi di tahun 2014, ITK Triwulan I-2014 mengalami penurunan tingkat
p:
optimisme dibandingkan ITK Triwulan IV-2013. Pada Triwulan II-2014 nilai ITK kembali meningkat
ht t
yaitu dari 106,47 menjadi 110,49. Namun pada Triwulan III nilai ITK Papua Barat mengalami sedikit penurunan optimisme menjadi 110,02 dan terus menurun sehingga menjadi 108,71 pada Triwulan IV. Secara umum tren konsumsi rumah tangga pada triwulan III selalu lebih tinggi dari Triwulan IV karena terdapat hari raya. Menurunnya nilai ITK pada Triwulan IV-2014 disebabkan terdapat anomali dengan adanya kenaikan harga BBM diikuti oleh kenaikan harga barang dan jasa lainnya yang dampaknya menurunkan optimisme rumah tangga selaku konsumen. Pada tahun 2015, ITK Provinsi Papua Barat kembali mengikuti pola tahun 2011-2013 walaupun pada Triwulan I nilai ITK sempat berada di bawah 100. Nilai ITK pada Triwulan I bernilai 99,77 dan menjadi nilai terendah sejak ITK dihitung pertama kali di Provinsi Papua Barat. Pada Triwulan II, kondisi perekonomian kembali meningkat terlihat dari nilai ITK sebesar 109,12. Kondisi Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Papua Barat 2015
21
perekonomian Provinsi Papua Barat terus meningkat dari sisi optimisme hingga mencapai 110,22 di Triwulan IV. C. Nilai Indeks Tendensi Konsumen Tahun 2015 Menurut Komponen Kondisi perekonomian konsumen di Papua Barat selama tahun 2015 cenderung mengalami perbaikan. Di samping itu, konsumen juga berpersepsi bahwa rasa optimisme terhadap perekonomian terus mengalami peningkatan. Peningkatan ITK didorong oleh komponen pendapatan rumah tangga, pengaruh inflasi terhadap konsumsi rumah tangga, dan tingkat
.id
konsumsi beberapa komoditi makanan dan bukan makanan Indeks Tendensi Konsumen Papua Barat Triwulan III-IV -IV IV Tahun 2015 Menurut Variabel Pembentuknya
go
Tabel 4.5
98,84
113,10
109,64
114,28
102,41
96,67
101,03
102,41
98,66
115,42
119,06
110,46
99,77
109,12
109,31
110,22
bp
IV
ba
Pengaruh inflasi terhadap konsumsi rumah tangga
III
t.
Pendapatan Rumah Tangga
II
ra
I
s.
Triwulan
Variabel Pembentuk
//p
ap
ua
Tingkat konsumsi beberapa komoditi makanan (daging, ikan, susu, buah-buahan, buahan, dll,) dan bukan makanan (pakaian, perumahan, pendidikan, transportasi, kesehatan, rekreasi)
p:
INDEKS TENDENSI KONSUMEN
ht t
Sumber: BPS Provinsi Papua Barat
Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Papua Barat pada Triwulan I-2015 sebesar 99,77, artinya kondisi ekonomi konsumen mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya (Triwulan IV -2014). Menurunnya kondisi ekonomi konsumen terutama disebabkan oleh rendahnya tingkat konsumsi makanan dan bukan makanan (nilai indeks 98,66). Bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, nilai indeks dan tingkat optimisme semua nilai variabel pembentuk ITK mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Di triwulan ini indeks pendapatan rumah tangga kini mengalami penurunan optimisme (nilai indeks 98,84). Demikian pula dengan indeks pengaruh inflasi terhadap tingkat konsumsi juga mengalami penurunan optimisme (nilai indeks 102,41). Penurunan optimisme nilai indeks tingkat konsumsi bahan makanan, makanan jadi di restoran/
Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Papua Barat 2015
22
rumah makan serta bukan makanan terjadi karena tingkat konsumsi rumah tangga pada triwulan IV-2014 relatif tinggi, di mana pada triwulan itu terdapat momen peringatan Hari Raya Idul Adha, Hari Raya Natal, dan perayaan malam tahun baru, dan selanjutnya di triwulan ini tingkat konsumsi rumah tangga kembali normal. Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Papua Barat pada Triwulan II-2015 sebesar 109,12, artinya kondisi ekonomi konsumen mengalami perbaikan dibandingkan triwulan sebelumnya (Triwulan I2015). Membaiknya kondisi ekonomi konsumen terutama disebabkan oleh
tinggi konsumsi
makanan dan bukan makanan (nilai indeks 115,42). Bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, tidak semua nilai indeks dan tingkat optimisme nilai variabel pembentuk ITK
.id
mengalami perbaikan dari triwulan sebelumnya. Peningkatan terjadi pada nilai indeks tingkat konsumsi bahan makanan, makanan jadi di restoran/rumah makan serta bukan makanan karena
go
tingkat konsumsi rumah tangga pada triwulan II-2015 relatif tinggi, dimana pada triwulan ini
s.
terdapat momen puasa yang umumnya justru meningkatkan pola konsumsi konsumen.
bp
Sedangkan, di triwulan ini indeks pengaruh inflasi terhadap tingkat konsumsi mengalami
t.
penurunan (nilai indeks 96,67). Hal ini disebabkan inflasi pada bulan-bulan di triwulan II lebih tinggi
ra
dari triwulan I sehingga mempengaruhi persepsi konsumen.
ba
Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Papua Barat pada Triwulan III-2015 sebesar 109,31, artinya
ua
kondisi ekonomi konsumen mengalami perbaikan dibandingkan triwulan sebelumnya (Triwulan II-
ap
2015). Membaiknya kondisi ekonomi konsumen terutama disebabkan oleh
tinggi konsumsi
//p
makanan dan bukan makanan (nilai indeks 119,06). Bila dibandingkan dengan triwulan
p:
sebelumnya, nilai indeks dan tingkat optimisme semua nilai variabel pembentuk ITK mengalami
ht t
perbaikan dari triwulan sebelumnya kecuali indeks pendapatan rumah tangga kini. Di triwulan ini indeks pendapatan rumah tangga kini mengalami penurunan (nilai indeks 109,64). Peningkatan terjadi pada nilai indeks tingkat konsumsi bahan makanan, makanan jadi di restoran/rumah makan serta bukan makanan karena tingkat konsumsi rumah tangga pada triwulan III-2015 relatif tinggi, di mana pada triwulan ini terdapat momen Hari Raya Idul Fitri dan Perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia yang umumnya justru meningkatkan pola konsumsi konsumen. Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Papua Barat pada Triwulan IV-2015 sebesar 110,22, artinya kondisi ekonomi konsumen mengalami perbaikan dibandingkan triwulan sebelumnya (Triwulan III-2015). Perbaikan kondisi ekonomi konsumen terutama didorong oleh komponen pendapatan rumah tangga (nilai indeks 114,28). Tingginya indeks ini dapat disebabkan adanya bonus akhir tahun maupun tunjangan hari raya yang biasa diterima konsumen pada triwulan IV. Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Papua Barat 2015
23
Sementara itu, peningkatan juga terjadi pada Indeks Komponen Tingkat Konsumsi Bahan Makanan, Makanan Jadi Di Restoran/Rumah Makan Dan Bukan Makanan dibandingkan trwiulan sebelumnya yaitu menjadi 110,46. Adanya momen Hari Raya Natal serta perayaan tahun baru pada penghujung tahun ditengarai menjadi salah satu penyebab tingkat konsumsi rumah tangga atas bahan makanan maupun komoditi non makanan relatif tinggi. Beberapa komoditi yang lebih banyak dikonsumsi pada triwulan IV-2015 dibandingkan pada triwulan sebelumnya antara lain bahan makanan, makanan jadi, pakaian, pulsa HP, pendidikan, serta transportasi. Peningkatan optimisme juga terjadi pada Indeks Komponen Pengaruh Inflasi Terhadap Tingkat Konsumsi dibandingkan dengan triwulan III (101,13) menjadi 102,41. Konsumen menganggap inflasi relatif tidak mempengaruhi tingkat konsumsi mereka. Hal ini bisa disebabkan lebih rendahnya inflasi
s.
bp
D. Posisi ITK Papua Barat di Kawasan Sulampua
go
.id
pada bulan-bulan di Triwulan IV.
Nilai ITK pada seluruh provinsi di kawasan Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua) pada
ra
t.
Triwulan I diindikasikan mengalami penurunan kondisi ekonomi konsumen kecuali Provinsi Maluku
ba
Utara, Maluku dan Sulawesi Barat. Menurut komponen penyusun indeks, konsumen dari seluruh
ua
provinsi di kawasan Sulampua mengalami penurunan kondisi ekonomi pada komponen
103.19
//p
105.00
ap
pendapatan rumah tangga kini kecuali Provinsi Maluku dan Maluku Utara.
99.77
ht t
100.00
p:
100.87
Gambar 4.2
95.00
Sulteng
Sultr a
Sulut
Papua
Gorontal o
Sulsel
Papua Bar at
Sulbar
Nasional
Mal uku
90.00
Mal ut
91.78
Indeks Tendensi Konsumen Papua Barat di Kawasan Sulampua Triwulan I Tahun
Sumber; BPS Papua Barat
Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Papua Barat 2015
24
Pada komponen pengaruh inflasi terhadap tingkat konsumsi hanya Provinsi Sulawesi Barat, Maluku dan Maluku Utara yang mengalami peningkatan optimisme. Sementara itu komponen tingkat konsumsi bahan makanan, makanan jadi di restoran/rumah makan dan bukan makanan di seluruh kawasan Sulampua mengalami penurunan optimisme dan nilai indeks. Provinsi Maluku Utara memiliki nilai ITK tertinggi di Sulampua dan peringkat keempat secara nasional (nilai ITK sebesar 103,19). Sebaliknya, Provinsi Sulawesi Tengah tercatat memiliki nilai ITK terendah di kawasan Sulampua.
111.64 109.12
110.00
.id
105.22
105.00
go
102.70
s.
100.00
Indeks Tendensi Konsumen Papua Barat di Kawasan Sulampua Triwulan II Tahun 2015
Sultr a
Mal ut
ra
Sulteng
Nasional
Sulsel
ba
Mal uku
Gambar 4.3
ua
Papua
Gorontal o
Papua Bar at
Sulbar
90.00
t.
bp
95.00
Sulut
115.00
ap
Sumber; BPS Papua Barat
//p
Pada Triwulan II, nilai ITK pada seluruh provinsi di kawasan Sulampua diindikasikan
p:
mengalami perbaikan kondisi ekonomi konsumen. Menurut komponen penyusun indeks,
ht t
konsumen dari seluruh provinsi di kawasan Sulampua mengalami perbaikan kondisi ekonomi pada komponen pendapatan rumah tangga kini. Pada komponen pengaruh inflasi terhadap tingkat konsumsi hanya Provinsi Gorontalo, Maluku Utara, dan Papua Barat yang nilai indeksnya di bawah 100. Sementara itu komponen tingkat konsumsi bahan makanan, makanan jadi di restoran/ rumah makan dan bukan makanan di seluruh kawasan Sulampua mengalami peningkatan nilai indeks. Provinsi Sulawesi Barat memiliki nilai ITK tertinggi di Sulampua dan peringkat ke-2 secara nasional (nilai ITK sebesar 111,64). Sebaliknya, Provinsi Sulawesi Tenggara tercatat memiliki nilai ITK terendah di kawasan Sulampua dan peringkat ke-25 secara nasional (nilai ITK sebesar 102,70). Sementara itu, Provinsi Papua Barat (nilai ITK 109,12) berada pada peringkat tertinggi kedua di kawasan Sulampua Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Papua Barat 2015
25
120.00 115.00
111.42
109.31
110.00
109.00
Gambar 4.4
105.00
100.28
100.00
Sulut
Sulsel
Sulbar
Gorontal o
Mal uku
Nasional
Papua
Papua Barat
Sultra
Sulteng
90.00
Mal ut
95.00
Indeks Tendensi Konsumen Papua Barat di Kawasan Sulampua Triwulan III Tahun 2015
.id
Sumber; BPS Papua Barat
go
Perbaikan kondisi ekonomi konsumen juga terjadi pada seluruh provinsi di kawasan Sulampua pada Triwulan III. Menurut komponen penyusun indeks, konsumen dari seluruh provinsi
bp
s.
di kawasan Sulampua mengalami perbaikan kondisi ekonomi pada komponen pendapatan rumah tangga kini kecuali Provinsi Sulawesi Utara. Pada komponen pengaruh inflasi terhadap tingkat
ra
t.
konsumsi semua provinsi di kawasan Sulampua nilai indeksnya di atas 100. Kondisi yang sama
ba
juga terjadi di komponen tingkat konsumsi bahan makanan, makanan jadi di restoran/rumah makan dan bukan makanan. Provinsi Sulawesi Tengah memiliki nilai ITK tertinggi di Sulampua
ua
dan peringkat ke-4 secara nasional (nilai ITK sebesar 111,42). Sebaliknya, Provinsi Sulawesi
ap
Utara tercatat memiliki nilai ITK terendah di kawasan Sulampua dan peringkat terakhir secara
//p
nasional (nilai ITK sebesar 100,28). Sementara itu, Provinsi Papua Barat (nilai ITK 109,31) berada
120.00 115.00
ht t
p:
pada peringkat tertinggi ketiga di kawasan Sulampua.
112.03
110.22
110.00
Gambar 4.5 102.77
105.00
99.14
100.00
Gorontal o
Sulsel
Nasional
Sulteng
Sultr a
Sulut
Sulbar
Papua Bar at
Papua
Mal uku
90.00
Mal ut
95.00
Indeks Tendensi Konsumen Papua Barat di Kawasan Sulampua Triwulan IV Tahun 2015
Sumber; BPS Papua Barat
Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Papua Barat 2015
26
TK Triwulan IV pada seluruh provinsi di kawasan Sulampua memiliki nilai lebih dari 100, kecuali pada Provinsi Maluku Utara (99,14). Bila ditelusuri menurut variabel pembentuk ITK, seluruh provinsi kawasan Sulampua mengalami perbaikan kondisi ekonomi pada variabel pendapatan ruta kini. Indeks pendapatan rumah tangga kini tertinggi berada pada Provinsi Papua (nilai indeks sebesar 117,43), sementara terendah berada pada Provinsi Maluku Utara (nilai indeks sebesar 100,71). Tingkat konsumsi bahan makanan, makanan jadi di restoran/rumah makan dan bukan makanan juga diindikasikan mengalami peningkatan pada seluruh provinsi, kecuali Provinsi Maluku Utara. Sementara itu, terdapat 4 provinsi pada kawasan Sulampua yang memiliki indeks pengaruh inflasi terhadap tingkat konsumsi kurang dari 100, diantaranya Sulawesi
go
.id
Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Maluku Utara .
s.
E. Posisi ITK Papua Barat Secara Nasional
bp
Pada Triwulan I, terjadi penurunan kondisi ekonomi konsumen secara nasional terjadi di 20
t.
dari 33 Provinsi. Sebaliknya ada 8 provinsi dari 13 provinsi (nilai ITK di atas 100) memiliki nilai ITK
ra
di atas rata-rata ITK nasional (nilai ITK sebesar 100,87). Provinsi Jawa Barat memiliki nilai ITK
ba
tertinggi (Nilai ITK sebesar 104,43). Sebaliknya, Provinsi Riau memiliki nilai ITK terendah, yaitu
ua
sebesar 90,72. Provinsi Papua Barat berada pada peringkat tertinggi ke-15 secara nasional (nilai
//p
ht t
p:
104.43
ap
ITK 99,77)
100.87
99.77
100.00
90.72 Riau Jambi Sulteng Babel Sultr a Sulut Lampung NTT Papua Kalsel Sumbar Kalt eng Gorontal o Sulsel Bengkulu DI Yogya NTB Jat eng Papua Bar at Sumsel Aceh Kalbar Sumut Sulbar Jat im Nasional Kalt im Kepr i Mal uku Bali Mal ut DKI Bant en Jabar
Gambar 4.6 Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I-2015 Tingkat Nasional dan Provinsi Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Papua Barat 2015
27
Konsumen di seluruh provinsi sebagian besar mengalami penurunan kondisi ekonomi dilihat dari nilai ITK di bawah 100. Pada komponen pendapatan rumah tangga kini seluruh provinsi nilai indeksnya mengalami penurunan nilai dan optimisme kecuali Provinsi Maluku dan Maluku Utara, sedangkan pada komponen pengaruh inflasi terhadap tingkat konsumsi terjadi penurunan kondisi perekonomian (nilai indeks di bawah 100) pada 6 dari 33 provinsi. Pada komponen tingkat konsumsi bahan makanan, makanan jadi di restoran/rumah makan dan bukan makanan hanya terjadi pada penurunan optimisme nilai indeks di seluruh Indonesia kecuali Provinsi Sumatera Selatan.
.id
111.73
s.
t.
bp
105.22
go
109.12
97.90
ht t
p:
//p
Babel Jambi NTT Sumbar NTB Sumut Sumsel Lampung Sultra Sulut Jat eng Mal ut Jat im Riau Sulteng Kalbar Nasional Bali Bengkulu Jabar Sulsel Kalt eng Kalsel Mal uku Kalt im Papua Aceh Bant en Kepri Gorontal o Papua Barat DKI Sulbar DI Yogya
ap
ua
ba
ra
100.00
Gambar 4.7 Indeks Tendensi Konsumen Triwulan IIII-2015 Tingkat Nasional dan Provinsi
Perbaikan kondisi ekonomi konsumen secara nasional terjadi di 31 dari 33 provinsi dan 17 provinsi memiliki nilai ITK di atas rata-rata ITK nasional (nilai ITK sebesar 105,22) pada Triwulan II. Provinsi DI Yogyakarta memiliki nilai ITK tertinggi (Nilai ITK sebesar 111,73). Sebaliknya, Provinsi Bangka Belitung memiliki nilai ITK terendah, yaitu sebesar 97,90. Sementara itu, Provinsi Papua Barat berada pada peringkat tertinggi tertinggi ke-4 secara nasional (nilai ITK 109,12) Konsumen di sebagian provinsi di Indonesia mengalami perbaikan kondisi ekonomi dilihat dari peningkatan nilai ITK. Pada komponen pendapatan rumah tangga kini seluruh provinsi nilai Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Papua Barat 2015
28
indeksnya mengalami peningkatan nilai dan optimisme kecuali Provinsi Sumatra Barat dan Bangka Belitung, sedangkan pada komponen pengaruh inflasi terhadap tingkat konsumsi terjadi penurunan kondisi perekonomian (nilai indeks di bawah 100) pada 7 dari 33 provinsi. Pada komponen tingkat konsumsi bahan makanan, makanan jadi di restoran/rumah makan dan bukan makanan terjadi pada perbaikan kondisi ekonomi di seluruh Indonesia kecuali Provinsi NTT.
115.98
go
.id
109.31 109.00
ap
ua
ba
Sulut Sumbar Jambi Lampung Kepri Sumut NTT Kalsel Sulsel Kalt eng Babel Riau Kalbar Bengkulu Sulbar Sumsel Gorontal o Mal uku Mal ut Nasional NTB Papua Papua Barat Jabar Jat eng Aceh DI Yogya Sultra Kalt im Bant en Sulteng Bali DKI Jat im
ra
t.
bp
s.
100.00
100.28
p:
//p
Gambar 4.8 Indeks Tendensi Konsumen Triwulan III III-2015 Tingkat Nasional dan Provinsi
ht t
Perbaikan kondisi ekonomi konsumen pada Triwulan III secara nasional terjadi di 33 provinsi dan 14 provinsi memiliki nilai ITK di atas rata-rata ITK nasional (nilai ITK sebesar 109,00). Provinsi Jawa Timur memiliki nilai ITK tertinggi (Nilai ITK sebesar 115,98). Sebaliknya, Provinsi Sulawesi Utara memiliki nilai ITK terendah, yaitu sebesar 100,28. Di triwulan ini, Provinsi Papua Barat berada pada peringkat tertinggi ke-12 secara nasional (nilai ITK 109,31). Konsumen di seluruh provinsi mengalami perbaikan kondisi ekonomi dilihat dari nilai ITK yang di atas 100. Pada komponen pendapatan rumah tangga kini terdapat 27 dari 33 provinsi yang nilai indeksnya menunjukkan perbaikan kondisi ekonomi, sedangkan pada komponen pengaruh inflasi terhadap tingkat konsumsi terjadi penurunan kondisi perekonomian (nilai indeks di bawah 100) pada 3 dari 33 provinsi yaitu Provinsi Jambi, Provinsi Bangka Belitung, dan Provinsi Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Papua Barat 2015
29
Kalimantan Selatan. Pada komponen tingkat konsumsi bahan makanan, makanan jadi di restoran/ rumah makan dan bukan makanan terjadi pada perbaikan kondisi ekonomi di seluruh Indonesia kecuali Provinsi Lampung.
112.03 110.22
102.77
93.91
ba
ra
t.
Babel Riau Sumbar Malut Jat eng Sumsel Kepri Jambi Lampung Bengkulu Gorontalo Kalsel Jat im Aceh Jabar Sumut Sulsel Nasional DI Yogya Bant en Sulteng Kalbar Kalt eng Bali Kalt im Sultra NTT NTB DKI Sulut Sulbar Papua Barat Papua Maluku
bp
s.
go
.id
100.00
ua
Gambar 4.9 Indeks Tendensi Konsumen Triwulan IV IV-2015 Tingkat Nasional dan Provinsi
ap
Pada Triwulan IV, perbaikan kondisi ekonomi konsumen secara nasional terjadi di 28 dari 33
//p
provinsi dan 16 provinsi memiliki nilai ITK di atas rata-rata ITK nasional (nilai ITK sebesar 102,77).
p:
Provinsi Maluku memiliki nilai ITK tertinggi (Nilai ITK sebesar 112,03). Sebaliknya, Provinsi
ht t
Bangka Belitung memiliki nilai ITK terendah, yaitu sebesar 93,91. Provinsi Papua Barat berada di peringkat ke-3 (nilai ITK 110,22) secara nasional dan merupakan peringkat tertinggi yang berhasil dicapai sepanjang tahun 2015. Tidak semua konsumen di seluruh provinsi mengalami perbaikan kondisi ekonomi, terlihat ada 5 provinsi memiliki nilai ITK yang di bawah 100. Pada komponen pendapatan rumah tangga kini terdapat 27 dari 33 provinsi yang nilai indeksnya menunjukkan perbaikan kondisi ekonomi, sedangkan pada komponen pengaruh inflasi terhadap tingkat konsumsi terjadi penurunan kondisi perekonomian (nilai indeks di bawah 100) pada 11 dari 33 provinsi. Pada komponen tingkat konsumsi bahan makanan, makanan jadi di restoran/rumah makan dan bukan makanan juga terjadi penurunan kondisi ekonomi pada 6 dari 33 provinsi. Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Papua Barat 2015
30
KESIMPULAN
5
STK 2015 di Provinsi Papua Barat yang dilaksanakan di tiga wilayah yaitu Kabupaten Manokwari, Kabupaten Fakfak, dan Kota Sorong. Karakteristik rumah tangga sampel STK dilihat
.id
dari tingkat pendidikan kepala rumah tangga mayoritas memiliki latar belakang pendidikan SLTA
go
(sekitar 44,40-50,00 50,00 persen), lapangan pekerjaan utama berada di lapangan usaha Perdagangan
s.
(20,80-25,20), dengan status Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Motor (20,80
bp
(48,72-54,76 rata-rata pekerjaan utama sebagai buruh/pegawai/karyawan (48,72 (48,72-54,76 54,76 persen), dan rata
t.
pendapatan di atas dua juta rupiah per bulan (76,32-80,95 80,95 persen).
ra
Kondisi perekonomian dilihat dari sisi konsumen (rumah tangga) di Papua Barat sempat
ba
mengalami penurunan di Triwulan I (indeks di bawah 100) namun kembali mengalami perbaikan
ua
dari Triwulan II sampai dengan Triwulan IV-2015. Tingkat optimisme konsumen juga memberikan
ap
persepsi yang meningkat pada Triwulan II sampai dengan Triwulan IV-2015. Nilai ITK Papua Barat
//p
meningkat dari 99,77 di Triwulan I; 109,12 di Triwulan II; 109,31 di Triwulan III; dan akhirnya
p:
menjadi 110,22 di Triwulan IV-2015. Secara umum sebagian besar peningkatan kondisi ekonomi
ht t
konsumen didorong oleh meningkatnya pendapatan rumah tangga dari triwulan I hingga triwulan IV. Konsumen juga berpersepsi bahwa terjadi peningkatan konsumsi makanan dan non makanan untuk memenuhi kebutuhan mereka ditandai dengan nilai indeks yang berada di atas 100 dan meningkatnya optimisme tingkat konsumsi komoditi makanan dan non makanan, terutama pada momen-momen seperti peringatan Hari Raya Idul Fitri dan peringatan Hari Raya Natal. Walaupun pada kedua peringatan hari raya tersebut harga barang dan jasa melonjak (terjadi inflasi) tetapi daya beli masyarakat tetap terjaga terutama pada rumah tangga berpenghasilan tinggi. Perlu diingat juga bahwa STK dilakukan pada konsumen menengah keatas yang tinggal di daerah perkotaan.
Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Papua Barat 2015
32
Posisi nilai ITK Papua Barat di kawasan Sulampua pada Triwulan I-2015 berada pada peringkat keempat, Triwulan II-2015 mengalami peningkatan peringkat sehingga berada di peringkat keenam, Triwulan III-2015 kembali di peringkat keempat, dan Triwulan IV-2015 meningkat kembali sehingga berada pada peringkat ketiga dari sepuluh provinsi. Dilihat dari posisi nilai ITK-nya secara nasional (33 provinsi dan Indonesia), Papua Barat berada pada peringkat ke-15 (Triwulan I-2015), peringkat ke-4 (Triwulan II-2015), peringkat ke-12 (Triwulan III-2015), dan peringkat ke-3 (Triwulan IV-2015). Bila dibandingkan dengan nilai ITK ratarata nasional, Papua Barat hanya sekali berada di bawah nilai ITK rata-rata nasioal, yaitu pada Triwulan I-2015 (nilai ITK nasional 100,87), selebihnya pada Triwulan II sampai dengan Triwulan
ht t
p:
//p
ap
ua
ba
ra
t.
bp
s.
go
.id
IV-2014 nilai ITK-nya selalu di atas nilai rata-rata nasional.
Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Papua Barat 2015
33
DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. 2015. Indeks Tendensi Bisnis dan Indeks Tendensi Konsumen 2015. BPS: Jakarta.
.id
Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat. 2015. Berita Resmi Statistik: Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I Provinsi Papua Barat 2015. BPS Provinsi Papua Barat: Manokwari.
s.
go
Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat. 2015. Berita Resmi Statistik: Indeks Tendensi Konsumen Triwulan II Provinsi Papua Barat 2015. 2015 BPS Provinsi Papua Barat: Manokwari.
ra
t.
bp
Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat. 2015. Berita Resmi Statistik: 2015 BPS Indeks Tendensi Konsumen Triwulan III Provinsi Papua Barat 2015. Provinsi Papua Barat: Manokwari.
ua
ba
Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat. 2015. Berita Resmi Statistik: 2015 BPS Indeks Tendensi Konsumen Triwulan IV Provinsi Papua Barat 2015. Provinsi Papua Barat: Manokwari.
//p
ap
------. 2015. Berita Resmi Statistik: Perkembangan Indkes Harga Konsumen/ Januari Inflasi Provinsi Papua Barat 2015 (Bulan Januari-Desember 2015). BPS Provinsi Papua Barat: Manokwari.
p:
------. 2015. Berita Resmi Statistik: Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Papua 2015. BPS Provinsi Papua Barat: Manokwari. Barat 2015.
ht t
------.. 2015. Berita Resmi Statistik: Profil Kemiskinan di Provinsi Papua Barat Maret 2015 2015. BPS Provinsi Papua Barat: Manokwari. ------. 2015. Berita Resmi Statistik: Profil Kemiskinan di Provinsi Papua Barat September 2015. BPS Provinsi Papua Barat: Manokwari.
Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Papua Barat 2015
34
LAMPIRAN Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I s/d IV-2015 serta Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I-2016 Tingkat Nasional dan Provinsi Triwulan I2015 (4) 100,33 100,48
No.
Provinsi
(1) 1. 2.
(2) NAD Sumatera Utara
3. 4. 5. 6.
Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan
7. 8. 9. 10. 11.
Triwulan II2015 (5) 107,92 101,60
Triwulan III2015 (6) 110,29 102,17 100,61 105,65 101,02 107,31
Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. R i a u DKI Jakarta
96,54 93,38 92,19 101,80 103,97
105,55 102,57 97,90 108,82 109,71
12. 13. 14. 15. 16.
Jawa Barat Jawa Tengah D.I. Yogyakarta Jawa Timur Banten
104,43 99,71 97,18 100,75 104,07
17. 18. 19. 20. 21.
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah
22. 23. 24. 25. 26.
Triwulan I20162) (8) 101,64 101,97
99,10 94,27 100,94 100,35
98,14 103,95 98,44 104,07
107,07 101,34 105,54 101,92 111,88
101,20 101,19 93,91 100,68 106,64
101,57 94,74 101,19 103,50 107,37
105,67 103,60 111,73 103,88 108,19
109,69 109,81 110,33 115,98 111,21
102,38 99,87 103,02 102,12 103,29
104,51 106,92 114,78 108,61 105,84
102,36 97,50 93,45 100,44 94,98
105,42 101,43 100,30 105,05 106,37
111,66 109,07 102,42 106,86 104,46
105,84 106,47 106,32 104,07 104,74
114,70 106,03 101,23 102,00 109,32
Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan
94,25 101,03 93,15 91,78 96,29
107,21 107,40 103,46 105,03 106,24
103,25 110,92 100,28 111,42 103,38
101,51 105,90 108,42 103,85 102,68
109,96 103,25 98,78 104,13 104,37
27. 28. 29. 30. 31.
Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara
92,52 95,18 100,69 102,18 103,19
102,70 109,08 111,64 107,38 103,81
110,64 108,02 107,24 108,48 108,94
106,06 101,40 109,15 112,03 99,14
104,78 107,21 102,46 107,98 104,10
32. 33.
Papua Barat Papua Indonesia
99,77 93,88 100,87
109,12 107,57 105,22
109,31 109,13 109,00
110,22 111,72 102,77
108,86 95,58 105,38
s. bp
t.
ra ba
ua
ap
//p
p:
ht t
.id
101,07 104,74 99,57 101,97
go
94,58 90,72 91,66 99,97
Triwulan IV2015 (7) 102,21 102,52
Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Papua Barat 2015
35
Indeks Tingkat Pendapatan Rumah Tangga Triwulan I, II, III dan IV-2015 Tingkat Nasional dan Provinsi
(4)
Triwulan III2015 (5)
Triwulan IV2015 (6)
108,49
103,01
No.
Provinsi
Triwulan I-2015
Triwulan II-2015
(1)
(2)
(3)
NAD
98,63
107,52
2.
Sumatera Utara
97,23
100,31
99,19
103,38
3.
Sumatera Barat
84,16
98,38
91,94
93,98
4.
Riau
84,31
101,48
103,25
91,09
5.
Jambi
87,32
100,36
102,84
101,58
6.
Sumatera Selatan
88,17
100,51
95,72
97,97
108,41
Bengkulu
84,95
107,99
101,32
8.
Lampung
89,20
100,12
98,71
102,22
11.
DKI Jakarta
101,43
12.
Jawa Barat
100,59
13.
Jawa Tengah
Banten
ra
16.
Bali
18.
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat
21.
p:
//p
19. 20.
ap
17.
108,81
94,66
98,06
93,67
107,19
115,37
109,83
103,25
105,10
101,95
102,24
112,73
99,94
87,57
112,48
106,97
104,18
97,83
103,19
118,90
101,95
ba
D,I, Yogyakarta Jawa Timur
103,33
107,24
111,23
102,37
97,11
107,51
111,41
108,27
86,90
103,32
107,51
108,98
ua
14. 15.
95,38
96,89
106,23
s.
86,16 95,04
bp
Kep, Bangka Belitung Kep, R i a u
t.
9. 10.
go
7.
.id
1.
88,60
100,50
102,02
109,12
88,75
106,40
103,84
104,73
87,73
105,41
106,53
107,30
Kalimantan Selatan
91,21
111,57
108,69
102,10
23.
Kalimantan Timur
96,31
104,55
109,06
109,65
24.
Sulawesi Utara
91,14
104,77
98,29
113,54
25.
Sulawesi Tengah
88,48
102,36
115,29
101,56
26.
ht t
Kalimantan Tengah
22.
Sulawesi Selatan
90,00
104,26
103,78
103,65
27.
Sulawesi Tenggara
84,06
103,86
116,29
109,50
28.
Gorontalo
89,00
113,86
106,64
102,73
29.
Sulawesi Barat
96,80
114,73
104,73
109,41
30.
Maluku
101,49
107,65
109,31
110,49
31.
Maluku Utara
100,98
105,61
111,75
100,71
32.
Papua Barat
98,84
113,10
109,64
114,28
33.
Papua
92,54
113,69
112,74
117,43
Indonesia
96,63
104,39
108,44
103,14
Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Papua Barat 2015
36
Indeks Pengaruh Inflasi Terhadap Konsumsi Rumah Tangga Triwulan I, II, III dan IV-2015 Tingkat Nasional dan Provinsi
No.
Provinsi
Triwulan I-2015
Triwulan II-2015
(1)
(2)
(3)
(4)
Triwulan III2015 (5)
Triwulan IV2015 (6)
1.
NAD
102,26
105,08
115,47
100,55
2.
Sumatera Utara
105,45
102,15
101,26
99,48
Sumatera Barat
109,09
101,74
110,64
106,59
Riau
100,43
107,07
107,70
100,83
5.
Jambi
100,37
94,20
96,30
100,52
6.
Sumatera Selatan
111,49
99,77
118,05
102,68
7.
.id
3. 4.
114,87
101,33
100,03
99,82
Lampung
90,90
104,61
107,73
99,57
9.
Kep, Bangka Belitung
99,85
96,33
98,52
91,89
112,25
Jawa Barat
115,43
Jawa Tengah
106,89
16.
Banten
114,76
104,27
109,43
114,90
105,10
100,85
110,02
116,90
103,22
103,43
103,86
101,67
111,66
110,12
110,29
99,50
106,74
104,77
107,73
102,22
ba
D,I, Yogyakarta Jawa Timur
108,38
107,07
111,98
104,30
108,22
100,08
106,70
98,17
112,56
94,12
108,24
98,90
ua
14. 15.
ra
12. 13.
s.
113,51
DKI Jakarta
bp
Kep, R i a u
11.
t.
10.
go
Bengkulu
8.
Bali
18.
Nusa Tenggara Barat
19.
Nusa Tenggara Timur
104,97
101,73
101,51
101,64
20.
Kalimantan Barat
112,65
103,92
112,45
101,60
p:
//p
ap
17.
Kalimantan Tengah
101,17
108,31
100,97
101,22
Kalimantan Selatan
99,64
104,07
91,59
100,74
23.
ht t
21. 22.
Kalimantan Timur
108,65
115,68
118,37
107,51
24.
Sulawesi Utara
102,96
100,75
102,81
100,26
25.
Sulawesi Tengah
99,63
104,41
104,89
100,14
26.
Sulawesi Selatan
100,52
110,12
101,69
99,88
27.
Sulawesi Tenggara
102,84
100,10
100,40
99,59
28.
Gorontalo
29.
Sulawesi Barat
98,74
95,40
102,68
97,79
108,64
106,69
109,22
107,91
30.
Maluku
100,96
106,63
101,69
108,16
31.
Maluku Utara
107,02
99,84
105,80
98,41
32.
Papua Barat
102,41
96,67
101,03
102,41
95,55
100,49
104,49
102,72
109,00
105,69
108,05
101,89
33.
Papua Indonesia
Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Papua Barat 2015
37
Indeks Tingkat Konsumsi Komoditi Makanan dan Non Makanan Triwulan I, II, III dan IV-2015 Tingkat Nasional dan Provinsi
Provinsi
Triwulan I-2015
Triwulan II-2015
Triwulan III2015
Triwulan IV-2015
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
NAD
101,92
112,47
108,02
102,42
2.
Sumatera Utara
101,91
103,98
110,42
104,33
3.
Sumatera Barat
100,99
106,61
108,55
101,80
4.
Riau
93,68
109,56
108,75
93,53
5.
Jambi
90,95
104,50
102,67
99,97
121,31
103,07
112,80
102,67
Sumatera Selatan
113,50
108,24
Bengkulu
100,92
105,10
8.
Lampung
106,48
105,84
96,83
102,32
99,49
100,77
106,64
94,71
107,43
108,14
106,28
109,11
112,14
106,40
105,93
111,48
102,35
107,08
110,42
97,41
111,99
118,39
104,74
ba
6. 7.
100,10
104,40
119,46
102,41
100,35
111,85
110,19
104,19
107,43
107,20
118,54
109,75
103,62
106,18
113,88
110,08
90,39
98,03
104,55
105,56
103,05
11.
DKI Jakarta
99,50
12.
Jawa Barat
99,63
13.
Jawa Tengah
100,92
14.
D,I, Yogyakarta
101,72
15.
Jawa Timur
s.
Kep, R i a u
bp
10.
t.
Kep, Bangka Belitung
ra
9.
go
1.
.id
No.
Banten
17.
Bali
18.
Nusa Tenggara Barat
19.
Nusa Tenggara Timur
20.
Kalimantan Barat
112,84
103,27
106,97
105,63
21.
Kalimantan Tengah
104,39
106,19
103,95
103,13
22.
Kalimantan Selatan
p:
//p
ap
ua
16.
100,81
105,09
101,09
103,70
105,91
94,92
Sulawesi Utara
85,48
103,79
101,83
106,57
25.
Sulawesi Tengah
89,66
112,18
110,50
114,03
26.
Sulawesi Selatan
105,90
106,03
104,56
103,91
27.
Sulawesi Tenggara
28.
Gorontalo
29.
Sulawesi Barat
99,88
110,55
110,69
110,08
30.
Maluku
105,36
107,68
115,13
120,62
31.
Maluku Utara
103,58
104,54
106,25
96,31
32.
Papua Barat
98,66
115,42
119,06
110,46
33.
Papua
94,97
101,94
106,41
109,52
100,65
106,59
111,56
102,99
ht t
94,66 102,59
23.
Kalimantan Timur
24.
Indonesia
99,61
103,24
110,15
106,07
105,40
115,06
118,09
102,82
Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Papua Barat 2015
38
Indeks Harga Konsumen (IHK) Januari 2011-Desember 2015 Provinsi Papua Barat Bulan
2011
2012
2013
2014*
2015*
Januari
140.45
143,94
150,34
107,93
115,30
Februari
140,32
143,10
151,55
108,52
115,53
Maret
139,34
143,02
153,62
108,41
116,00
April
138,86
144,87
154,29
108,70
116,10
139,17
145,68
154,90
109,38
116,27
141,50
148,31
156,58
109,26
118,27
Juli
143,55
150,08
162,03
111,15
120,36
Agustus
144,60
151,43
168,28
113,26
120,59
September
143,49
150,36
162,22
113,93
120,89
Oktober
142,76
150,84
159,98
November
142,56
149,69
162,46
Desember
144,44
151,64
163,94
120,57 119,95
115,18
121,33
s.
go
113,11
113,20
t.
bp
* (100 = 2012)
.id
Mei Juni
ra
Inflasi Bulanan Gabungan Januari 2011 2011-Desember 2015
ba
Provinsi Papua Barat
ht t
Juli
2014*
2015*
0.85 -0.85
-0,37
-0,93
-0,15
0,10
--0,08 0,08
0,98
0,54
0,20
-0,46 -0,46
0,04
1,60
-0,10
0,40
-0,55
1,50
0,47
0,27
0,08
p:
Mei Juni
2013
-0,45
//p
Maret
2012
ap
Januari Februari April
2011
ua
Bulan
0,14
0,57
0,33
0,62
0,15
2,10
1,62
1,14
-0,11
1,68
0,64
1,20
4,50
1,70
1,74
Agustus
0,32
1,24
5,53
1,86
0,19
September
-0,34
-0,43
-4,04
0,59
0,25
Oktober
-0,60
-0,16
-2,22
-0,72
-0,26
November
-0,10
-0,62
-0,84
0,08
-0,52
Desember
1,24
0,86
0,91
1,71
1,13
* (100 = 2012)
Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Papua Barat 2015
39
Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut Penggunaan ADHB Triwulan I - IV Provinsi Papua Barat Tahun 2015 (Dalam Juta Rupiah)
Komponen
Triwulan I
Triwulan III
Triwulan IV
4.021.684
4.285.592
4.418.267
126.922
138.377
149.372
169.691
3.PengeluaranKonsumsiPemerintah
2.650.261
3.003.691
3.325.316
4.011.394
4.PembentukanModalTetapBruto
3.034.872
3.193.391
3.380.344
3.516.503
5.PerubahanInventori
(609.719)
737.665
546.807
645.467
6.EksporLuarNegeri
12.593.439
6.990.802
8.923.516
7.920.646
7.ImporLuarNegeri
262.766
140.718
177.557
151.788
8.NetEksporAntarDaerah
(6.098.750)
(2.630.016)
PDRBPROVINSIPAPUABARAT
15.284.167
15.314.876
(4.395.431)
(4.287.159)
16.037.960
16.243.021
t.
bp
s.
2.PengeluaranKonsumsiLembagaSwastaNirlaba
.id
3.849.908
go
1.Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
Triwulan II
ra
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut Penggunaan
ua
ba
ADHK Triwulan I - IV Provinsi Papua Barat Tahun 2015 (Dalam Juta Rupiah)
1.Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
3.209.284
3.274.157
3.434.212
3.490.106
100.132
106.321
111.853
124.319
1.970.711
2.129.303
2.300.860
2.724.937
4.PembentukanModalTetapBruto
2.360.314
2.453.332
2.567.230
2.655.067
ht t
ap
Komponen
(454.309)
563.491
394.140
457.933
6.EksporLuarNegeri
10.256.568
7.231.465
9.239.527
8.912.341
7.ImporLuarNegeri
185.339
92.917
117.154
102.744
8.NetEksporAntarDaerah
(4.526.842)
(3.120.795)
(4.557.392)
(4.562.030)
PDRBPROVINSIPAPUABARAT
12.730.521
12.544.358
13.373.276
13.699.929
//p
2.PengeluaranKonsumsiLembagaSwastaNirlaba
p:
3.PengeluaranKonsumsiPemerintah
5.PerubahanInventori
Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Papua Barat 2015
40
.id go s. bp t. ra ba ua ap //p p: ht t
Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Papua Barat 2015
41
.id go s. bp t. ra ba ua ap //p p: ht t
Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Papua Barat 2015
42
.id go s. bp t. ra ba ua ap //p p: ht t
Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Papua Barat 2015
43
.id go s. bp t. ra ba ua ap //p p: ht t
Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Papua Barat 2015
44