17-153 PENERAPAN PEMBELAJARAN POLA PBMP (PEMBERDAYAAN BERPIKIR MELALUI PERTANYAAN) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN METAKOGNISI DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA SISWA KELAS X MIA-2 SMA NEGERI 8 MALANG Application of Learning Patterns PBMP (Empowerment Through Thinking Questions) Metacognition Skills to Increase In Learning In Biology Class X MIA-2 SMA 8 Malang Ninik Kristiani SMA Negeri 8 Malang, Malang E-mail :
[email protected]
Abstract- This research is a class act. This study aims to determine the application of learning patterns PBMP (Empowerment Through Thinking Questions) to increase awareness of metacognition in learning Biology MIA in class X - 2 at SMAN 8 Malang . This research was conducted during two cycles , each cycle includes stages : 1) initial Reflection / pre-action, 2) action planning, 3) Implementation and observation , 4) Reflection. The number of students in the class XMIA - 2 as many as 34 students . After analyzing the data , metacognition skills in the first cycle was 56.8 while the second cycle of 70.5. This metacognition skills measured using metacognition rubric (adapted from Corebima, 2011). This column is used to determine the metacognition skills by analyzing the answers to the written test in narrative form of KD 3.7 and 3.8. The conclusion of this research study PBMP patterns can improve the skills of metacognition in learning biology at XMIA - 2 grade students of SMAN 8 Malang . The author gives advice to other researchers to integrate pattern into PBMP teaching models on Curriculum 2013.
Key words : learning patterns PBMP, metacognition skills , high school biology subjects
PENDAHULUAN
memiliki kemampuan untuk secara aktif
Pembelajaran Kurikulum
2013
yang
adalah
diharapkan pembelajaran
mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan
pengetahuan.
Untuk
itu
berpusat pada siswa yang menekankan
pembelajaran harus berkenaan dengan
kepada domain sikap, pengetahuan, dan
kesempatan yang diberikan kepada peserta
keterampilan.. Di dalam pembelajaran,
didik untuk mengkonstruksi pengetahuan
peserta didik didorong untuk menemukan
dalam proses kognitifnya. Agar benar-benar
sendiri dan mentransformasikan informasi
memahami
kompleks, mengecek informasi baru dengan
pengetahuan, peserta didik perlu didorong
yang sudah ada dalam ingatannya, dan
untuk
melakukan
menjadi
menemukan segala sesuatu untuk dirinya,
informasi atau kemampuan yang sesuai
dan berupaya keras mewujudkan ide-idenya
dengan lingkungan dan jaman tempat dan
maka
waktu ia hidup. Siswa adalah subjek yang
keterampilan
pengembangan
dan
bekerja
dapat
menerapkan
memecahkan
peserta didik
masalah,
perlu memiliki
metakognisi.
Seminar Nasional XI Pendidikan Biologi FKIP UNS
Hal
ini
901
sebagaimana
tercantum
Permendikbud
pada
Nomor 54 Tahun 2013
kepada kemampuan mengasses kognitif dan kemampuan
mengelola
tentang Standar Kompetensi Lulusan/SKL
kognitifnya
bahwa
pengetahuan
mengontrol proses belajarnya sendiri/self-
bagi peserta didik SMA adalah memiliki
regulated learning. Memahami tentang
pengetahuan
konseptual,
metakognitif, menurut Slavin (2000, dalam
prosedural, dan metakognitif dalam ilmu
Corebima, 2007) saat ini sudah mendesak
pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya
guru
dengan
metakognitif peserta didik.
SKL pada dimensi faktual,
wawasan
kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
sendiri,
perkembangan
segera
dengan
menangani
Berdasarkan
refleksi
kata
lain
keterampilan pembelajaran
terkait penyebab serta dampak fenomena
sebelumnya bahwa siswa kelas X MIA-2 di
dan kejadian. Metakognitif secara tersurat
SMA Negeri 8 Malang
menjadi capaian peserta didik di tingkat
keterampilan
metakognisi.
SMA.
disebabkan
Guru
Hal
ini
mengindikasikan
metakognisi sangat diperlukan
bahwa sebagai
memperhatikan
belum memiliki Hal
belum
pernah
metakognisi
sementara
depan.
domain pengetahuan mengharuskan siswa sendiri.
tindaan kelas ini pembelajaran pola PBMP
Menurut Kardi, (2005) tujuan pembelajaran
(Pemberdayaan erpikir Melalui Pertanyaan)
secara luas di samping membekali ilmu,
dipilih
juga
kesenjangan yang ada.
diri
membantu siswa mampu berpikir
untuk
mengontrol
sendiri/self-regulated
proses
belajarnya
solusi
penelitian
mengatasi
Oleh karenanya
perlu dikaji apakah pembelajaran pola
Belajar
PBMP dapat meningkatkan keterampilan
bagaimana belajar saat ini merupakan
metakognisi siswa kelas X MIA-2 di SMA
kebutuhan
seseorang
Negeri 8 Malang?. Tujuan penelitian ini
maka
mengetahui pembelajaran pola PBMP dapat
kepercayaan dan keyakinan akan meningkat.
meningkatkan keterampilan metakognisi
Dalam hal ini siswa pertama-tama dan
siswa kelas X MIA-2 di SMA Negeri 8 Malang.
terutama harus belajar bagaimana belajar,
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah
dan belajar bagaimana berpikir. Menurut
memberikan
Eggen dan Kauchak (1996, dalam Corebima,
pembelajaran
2007) metakognitif adalah kesadaran dan
strategi
kontrol terhadap proses kognitif, sedangkan
meningkatkan keterampilan metakognisi
menurut
metakognitif
siswa. Melalui pembelajaran pola PBMP ini
menunjuk kepada kecakapan siswa sadar
keterampilan metakognisi peserta didik
dan memonitor proses pembelajarannya.
dapat
Selanjutnya menurut Rivers (2000, dalam
Biologi di kelas.
vital.
mempelajari
cara
Peters
learning.
sebagai
Pada
2013
memiliki
mengontrol
metakgonisi.
Kurikulum
dengan
kemampuan
berkaitan
pada
siswa
bekal dalam menjalani kehidupan masa Metakognisi
SKL
ini
Ketika belajar,
(2000)
alternatif Biologi
Corebima, 2007) metakognitif mengarah
902
dimana
melalui
ini
dapat
pembeajaran
dilatihkan
Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya_
strategi
melalui
pembelajaran
METODE PENELITIAN
jurnal
Penelitian penelitian
ini
tindakan
merupakan
pembelajaran
berupa
catatan tentang berbagai hal yang muncul
yang
saat tindakan pembelajaran berlangsung
dilaksanaan di kelas X MIA-2 SMA Negeri 8
baik aktivitas peserta didik maupun aktivitas
Malang pada bulan Februari sampai dengan
guru, menyusun soal tes untuk merekam
Maret 2014. Prosedur penelitian meliputi
keterampilan
kegiatan sebelum pelaksanaan PTK berupa
menyusun soal, terlebih menyusun kisi-kisi
refleksi awal (refleksi tahun pelajaran
soal dan pedoman penilaian. Pengambilan
sebelumnya)
investi-gasi/observasi
data keterampilan metakognisi, dilakukan
untuk mengidentifikasi permasalahan yang
dengan menggunakan tes essay dilengkapi
terjadi
dengan
rubrik penilaian keterampilan metakognisi.
pelaksanaan PTK selama dua siklus. Sikluas
Nilai keterampilan metakognisi dengan
I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan
rubrik
untuk KD 3.7,
selama 3 kali
dikonversikan menjadi 0-100 dengan cara
pertemuan untuk KD 3.8. Siklus I digunakan
perolehan nilai peserta didik dibagi 100,
sebagai acuang perbaikan perencanaan dan
hasilnya dikalikan 100.
pelaksanaan siklus II. Masing-masing siklus
bertanggung jawab dalam pengambilan
terdiri atas tahapan kegiatan: 1) Refleksi
data adalah peneliti sekaligus sebagai
awal/pra
Perencanaan
pengajar di kelas X MIA-2 di SMA Negeri 8
tindakan, 3) Pelaksanaan dan observasi,
Malang, dibantu satu orang observer.
dan
Hal-hal yang dilakukan
Pengambilan data keterlaksaan sintaks
pada pra tindakan adalah sebagai berikut.,
pembelajaran dilaksanakan oleh observer.
membentuk kelompok-kelompok belajar
Sedangkan pengambilan data lain selama
dengan anggota 4-5 orang peserta didik
proses
berdasarkan data nilai ulangan ha sebrian
dilaksanakan oleh
KD 3.6 sebanyak 8 kelompok., menyusun
Analisis data dilakukan melalui tahapan
posisi tempat duduk
siswa,
menyusun
melakukan reduksi, yaitu mengecek dan
rencana
pembelajaran/RPP
mencatat kembali data-data yang telah
sesuai dengan strategi pembelajaran pola
terkumpul., melakukan interpretasi, yaitu
PBMP
yang
menafsirkan selanjutnya diwujudkan dalam
didalamnya memuat skenario pembelajaran
bentuk pernyataan, melakukan inferensi,
se-suai dengan strategi yang dipilih yaitu
yaitu menyimpulkan apakah dalam tindakan
pembelajaran
pembelajaran ini terjadi peningkatan proses
di
dan kelas,
kelas/PTK
kegiatan
dilanjutkan
siklus II
tindakan,
4) Refleksi.
pelaksanaan untuk
setiap
pola
2)
pertemuan
PBMP,
meenyusun
metakognisi.
antara
0-70,
selanjutnya
Petugas yang
pembelajaran
hasil
Sebelum
berlangsung
peneliti dan observer.
lembar kerja peserta didik/LPD sesuai
dan
belajar
siswa
atau
dengan kegiatan pembelajaran pada setiap
berdasarkan
hasil
pertemuan., menyusun lembar observasi
dilaksanakan
bersama
kinerja guru untuk setiap pertemuan.
tindak lanjut, yaitu merumuskan langkah-
Lembar observasi ini digunakan sebagai
langkah perbaikan untuk siklus berikutnya,
pedoman penilaian oleh observer. Mengisi
pengambilan
observasi observer,
kesimpulan,
Seminar Nasional XI Pendidikan Biologi FKIP UNS
tidak yang tahap
diambil
903
berdasarkan analisis hasil observasi yang disesuaikan kemudian
dengan
tujuan
dituangkan
Berdasarkan hasil analisis data dari
penelitian,
dalam
penelitian
bentuk
ini,
pembelajaran
interpretasi berupa kalimat pernyataan.
disimpulkan pola
bahwa
PBMP
dapat
meningkatkan keterampilan metakognisi siswa kelas X MIA-2 di SMA Negeri 8 Malang.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Adapun Tabel disajikan sebagai berikut :
Tabel 1. Keterampilan Metakognisi Selama Dua Siklus No 1 2
Kompetensi Dasar/KD 3.7 3.8
Menurut
Suyitno
pembelajaran
adalah
yang
komplek
individu
yang
terhadap
dipresentasikan
(2004)
Siklus II
Peningkatan
70.5
13.7
strategi
konsep. Supaya siswa dapat menemukan
proedur-prosedur
suatu konsep, maka diperlukan sarana,
diterapkan
antara
soal,
prosedur-prosedur
Siklus I 56.8
pada
konsekuensi,
tersebut sebagai
dapat
pengetahuan
lain
strategi
pembelajaran.
Singkatnya, untuk mencapai keberhasilan belajar dibutuhkan strategi pembelajaran yang tepat.
secara prosedural yang dapat dikuasai
PBMP
berimplikasi
pada
melalui kognitif, asosiatif, dan autonomus
pengembangan keterampilan metakognisi
yang
dan
merupakan
tahap-tahap
proses
penalaran
peserta
didik.
pembelajaran. Strategi ini merupakan suatu
Implementasikan PBMP berupa lembar
keahlian
kerja pesserta didik yang berisi jalinan
yang
kompleks,
sehingga
perencanaan strategi pembelajaran juga
pertanyaan-pertanyaan
memerlukan keahlian khusus. Keahlian yang
mengkonstruk
harus dimiliki
memahami
Pertanyaan yang disusun bersifat terbuka
strategi pembelajaran adalah memahami
dan divergen. Dengan adanya pertanyaan
tentang pengajaran. Pengajaran menurut
seperti
Douglas (1987) adalah kemampuan guru
mengembangkan
untuk dapat membantu siswa dapat belajar
memecahkan pertanyaan sebagai suatu
bagaimana
permasalahan.
bisa
guru
untuk
mengerjakan
sesuatu,
ini
yang
bertujuan
pemahaman
mendorong
siswa
siswa.
terpacu
penalaran
untuk
Pertanyaan
yang
memberi petunjuk, menuntun siswa untuk
disampaikan merupakan pertanyaan yang
belajar,
dapat
berkaitan satu sama lain, sehingga pola
menemukan pengetahuan, dan mengubah
berpikir siswapun menjadi terarah. Di
perilaku siswa dari tidak mengerti menjadi
samping terarah, dengan pola demikian
mengerti. Konsep pengajaran ini tidak bisa
menjadikan
dipisahkan dengan konsep pembelajaran.
mandiri.
Menurut Ausubel proses pembelajaran
indikator metakognisi. Dengan demikian
adalah proses untuk menemukan suatu
melalui PBMP ini dapat mengembangkan
904
membantu
siswa
siswa
menjadi
Kemandirian
Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya_
ini
pebelajar salah
satu
keterampilan metakognisi dan penalaran
sehingga terbentuk proporsi-proporsi yang
siswa.
pada gilirannya menimbulkan suatu proses
Menurut Crown (1989, dalam Zubaidah,
pembelajaran bermakna. Bagian Pikirkan
2006) kemampuan berpikir kritis termasuk
pada
penalaran dapat dikembangkan melalui
pencapaian keterampilan berpikir. Pada
berbagai aktivitas, di antaranya melalui
bagian Arahan para siswa disarankan
penciptaan pertanyaan. Melalui pertanyaan
membaca buku-buku lain yang relevan.
menimbulkan
Pada
respons
siswa
untuk
hakikatnya
bagian
merupakan
arahan
ini,
upaya
diharapkan
menunjang proses berpikirnya. Hal ini
terciptanya minat baca yang tinggi. Di
senada
Menurut
samping itu dalam melaksanakan LS PBMP
Corebima (2000a, dalam Zubaidah, 2006),
siswa disarankan memanfaatkan pihak lain
Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan
seperti orang tua, kakak, teman, dan
(PBMP) atau TEQ = (Thinking Empowerment
kerabat
by
hakikatnya
dengan
pola
Questioning)
PBMP.
merupakan
pola
lainnya.
Aspek
suatu
Arahan
upaya
pada
pencapaian
pembelajaran yang dilaksanakan dengan
masyarakat belajar di lingkungan siswa. Jika
tidak
yang
siswa benar-benar mengikuti langkah pada
namun
pola PBMP seperti tersampaikan, maka
ada
proses
berlangsung
pembelajaran
secara
informatif;
seluruhnya dilakukan melalui rangkaian
dapat
atau
berkembang.
jalinan
pertanyaan
yang
telah
dirancang secara tertulis dalam lembarlembar PBMP.
dipastikan
metakognisinya
akan
Menurut Eanes (1997) metakognisi meliputi berpikir tentang berpikir, artinya
LS PBMP (Lembar Siswa Pemberdayaan
sadar akan proses belajar dan berpikir
Berpikir Melalui Pertanyaan) terpola secara
tentang
sistematis. Pola yang disajikan dalam
merupakan keterampilan di mana secara
bentuk
dan
sadar siswa mampu mengontrol proses-
perintah yang terangkum dalam Sediakan
proses mengetahui atau sadar akan kontrol
dan Lakukan yang pada dasarnya bertujuan
terhadap apa yang dilakukan. Sedangkan
untuk membuat siswa melakukan kegiatan
menurut Eggen dan Kauchak (1996, dalam
psikomotorik, di mana pada Sediakan
Corebima,
mempunyai konotasi penyiapan bahan dan
kesadaran dan kontrol terhadap proses
alat. Sedangkan pada Lakukan mempunyai
kognitif.
konotasi
bagian
metakognitif menunjuk kepada kecakapan
Sediakan dan Lakukan pada hakikatnya
peserta didik sadar dan memonitor proses
suatu
pembelajarannya.
proses.
pertanyaan-pertanyaan
proses
upaya
ilmiah.
Pada
pencapaian
Sedangkan
keterampilan
pertanyaan
yang
dirinya
sendiri.
2007)
Metakognisi
metakognitif
Menurut
adalah
Peters
(2000)
Menurut Rivers (2000, dalam Corebima,
terangkum dalam Pikirkan pada dasarnya
2007)
bertujuan untuk melatih siswa agar terbiasa
kemampuan
mengasses
kognitif
dalam menghubungkan suatu fenomena
kemampuan
mengelola
perkembangan
dengan
kognitifnya
fenomena
lain
yang
relevan,
metakognitif
sendiri,
mengarah
dengan
kepada
kata
Seminar Nasional XI Pendidikan Biologi FKIP UNS
dan lain
905
mengontrol proses belajarnya sendiri/self-
berapa banyak waktu yang saya perlukan
regulated learning. Memahami tentang
untuk mempelajari bahan ini?, rencana
metakognitif, menurut Slavin (2000, dalam
tindakan apa yang baik untuk memecahkan
Corebima, 2007) saat ini sudah mendesak
masalah
guru
keterampilan
memperkirakan produk dari tugas ini?,
metakognitif. Metakognisi memungkinkan
bagaimana saya merevisi langkah-langkah
siswa melakukan perencanaan, mengontrol
yang saya tempuh?, dan bagaimana saya
kegiatannya,
dan
proses
menghilangkan kesalahan saya jika saya
belajarnya.
Metakognisi
melibatkan
melakukannya? Singkat kata metakognisi
segera
menangani
memantau
planning, monitoring, dan reflection (Christa Kaune,
dalam
Sriyanto,
2006,
dalam
ini?,
bagaimana
saya
dapat
adalah kegiatan mengontrol diri sendiri. Perkembangan hasil
dikemukakan, maka perlu dikembangkan
berbagai faktor, antara lain rasa senang,
berbagai
yang
dinamis atau tidak berada pada situasi
mengembangkan
pembelajaran yang membosankan. Kiranya
berkualitas, kemampuan disebut
pembelajaran
yang
metakognisi.
berkualitas
menjadikan
siswa
jika
Pembelajaran guru
mampu
mampu
melakukan
regulasi diri.
belajar
sebagai
Nurmaliah, 2008). Memahami apa yang inovasi
proses
metakognisi
dipengaruhi
oleh
beralasan jika tingkat kebosanan muncul ketika strategi pembelajaran kurang variatif, atau
monoton.
berdampak
Kebosanan
kepada
kegagalan
belajar belajar
Menurut Nurmaliah (2008), regulasi diri
peserta didik. Namun kegagalan belajar ini
meliputi kemampuan menjaga motivasi,
bisa jadi karena cara belajar peserta didik
meregulasi
itu sendiri yang tidak tepat. Jika sudah
metakognisi,
kemampuan
menggunakan strategi belajar, baik strategi
demikian
dampak
kognitif
perolehan
belajar
maupun
strategi
mengelola
selanjutnya tidak
bisa
tercapai
juga
tidak
lingkungan dan sumberdaya yang ada.
optimal,
Sejalan
Flavell
berkembangnya metakognisinya. Selaras
metakognisi meliputi pengetahuan dan
dengan yang disampaikan, Nicholl (1997)
regulasi kognitif (Gay, tanpa tahun dalam
mengilustrasikan,
Habibah, 2008). Sedangkan menurut Flavell
menggunakan teknik-teknik yang cocok
pula
2008)
dengan gaya belajar Anda, maka Anda
pengetahuan
dapat belajar dengan cara paling alamiah,
metakognitif dan pengalaman metakognitif
sebab yang alamiah lebih mudah dan
atau regulasi (Corebima, 2006). Selanjutnya
menjadi
Gage dan Barliner (1984, dalam Sabilu,
Disampaikan
2008) menyatakan bahwa keterampilan
menggembirakan dalam belajar, semakin
metakognitif termasuk kemampuan untuk
banyak yang akan diserap peserta didik.
bertanya terhadap diri sendiri dengan
Guru harus berusaha meyakinkan siswa
pertanyaan-pertanyaan seperti berikut: apa
bahwa belajar merupakan kegiatan yang
yang saya ketahui tentang subjek ini?,
menarik bahkan menyenangkan. Strategi
dengan
(1979,
metakognisi
906
itu
dalam terdiri
menurut
Habibah, dari
termasuk
adalah
lebih
ketika
cepat pula
Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya_
Anda
belajar bahwa
belajar
sesuatu. semakin
yang berpeluang dalam hal ini adalah
SIMPULAN, SARAN, DAN REKOMENDASI
Multistrategi.
Pembelajaran pola PBMP dapat
Menciptakan lingkungan belajar yang
meningkatkan keterampilan metakognisi
tepat dapat mengurangi kebosanan belajar.
dalam pembelajaran Biologi pada siswa
Membuat siswa senang belajar adalah jauh
kelas XMIA-2 SMA Negeri 8 Malang.
lebih penting daripada menuntut siswa mau
Penulis
belajar supaya menjadi juara atau mencapai
rekomendasi kepada peneliti lain untuk
prestasi tertentu. Siswa yang punya prestasi
mengintegrasikan pola PBMP ke dalam
tetapi diperoleh dengan terpaksa tidak akan
model-model
bertahan lama. Jika siswa bisa merasakan
Kurikulum 2013.
bahwa
belajar
adalah
sesuatu
memberikan
saran
dan
pembelajarn
pada
yang
menyenangkan akan mempunyai rasa ingin
DAFTAR PUSTAKA
tahu yang besar, dan sangat mempengaruhi
Corebima, A.D. 2006a. Pembelajaran Biologi
kesuksesan belajarnya. Proses
belajar
yang Memberdayakan Kemampuan
menggembirakan
Berpikir Siswa. Makalah disampaikan
mendukung motivasi belajar. Belajar dapat
pada Pelatihan Strategi Metakognitif
menyenangkan,
pada
menantang,
dan
Pembelajaran
Biologi
Untuk
memotivasi ketika siswa dapat mengatur
Guru-Guru Biologi di SMA di Kota
dan
Palangkaraya. 23 Agustus 2006.
mengendalikan
proses
belajarnya
sendiri dan membangun makna bagi diri sendiri.
Seseorang
mengkonstruksi
yang
secara
aktif
pengetahuannya
Corebima,
A.D.
2006b.
Ringkasan
Metakognisi: Kajian.
Satu
Makalah
disampaikan pada Pelatihan Strategi
memerlukan dukungan suasana dan fasilitas
Metakognitif
belajar yang maksimal. Suasana yang
Biologi untuk Guru-Guru Biologi di SMA
menyenangkan dan tidak diikuti suasana
di Kota Palangkaraya. 23 Agustus 2006.
tegang sangat baik untuk membangkitkan
Corebima,
A.D.
2007.
pada
Pembelajaran
Metakognisi:
Satu
motivasi untuk belajar. Anak-anak pada
Ringkasan
dasarnya belajar paling efektif pada saat
disampaikan pada Pelatihan Strategi
mereka sedang bermain atau melakukan
Metakognitif
sesuatu yang mengasyikkan. Mendukung
Biologi untuk Guru-Guru Biologi di SMA
hal ini, maka pembelajaran yang variatif
Kota Malang di UMM, FKIP- Jurusan
atau
Pendidikan Biologi. 29 Januari 2007.
multistrategi
dibutuhkan
untuk
Kajian.
pada
Makalah
Pembelajaran
menciptakan situasi pembelajaran yang
Douglas, Brown, H. 1987. Principle of Language
menyenangkan. Singkat kata, Multistrategi
Learning and Teaching. New Jersey:
mendukung terciptanya pembelajaran yang
Prentice, Inc
menyenangkan, yang berdampak kepada berkembangnya metakognisi.
Seminar Nasional XI Pendidikan Biologi FKIP UNS
907
Eanes, R. 1997. Content Area Literacy Teaching
Habibah,
PERTANYAAN DAN JAWABAN
for Today and Tomorrow. Texas:
Penanya 1: Hariyatmi
Delmar Publishers.
Pertanyaan: Apakah kesulitan yang dihadapi saat
K.N.
2008.
Pengaruh
Strategi
menerapkan pola PBMP?
Pembelajaran PBMP (Pemberdayaan
Jawaban:
Berpikir Melalui Pertanyaan)
+ TPS
membiasakan guru mengatur metakognisinya
terhadap
sendiri, guru belum terbiasa menyusun PBMP.
Keterampilan
Banyak guru yang tidak paham mengenai
(Think
Pair
Kemampuan
Share) Berpikir
Kesulitan
dihadapi
strategi-strategi
Siswa Kelas VII Di SMPN 4 Malang
menganalisanya untuk selanjutnya digunakan
Pada Kemampuan Akademik Berbeda.
dalam mengembangkan metakognisi siswa. Guru
Skripsi
kesulitan menyusun pertanyaan pada tahap
tidak
diterbitkan.
Malang:
Nicholl, M. J. & Rose, C. 1997. Accelerated Learning. Bandung: Nuansa.
mengubah
mindset
metakognisinya.
Metakognisi dan Hasil Belajar Biologi Siswa SMP Negeri di Malang. Malang: Pascasarjana
Universitas
Negeri Malang. Suyitno, I., dkk. 2004. Belajar dan Pembelajaran Bahasa Kedua. Malang: UM Press. Sabilu, Murni. 2008. Pengaruh Penggunaan Jurnal Belajar dalam Pembelajaran Multistrategi terhadap Kemampuan Kognitif dan Metakognitif Siswa SMA Negeri
9
Malang.
Tesis
diterbitkan.
Malang:
Pascasarjana
Universitas
apalagi
renungkan. Solusi yang dapat ditempuh ialah
Nurmaliah, C. 2008. Keterampilan Berpikir Kritis,
Program
pembelajaran
adalah
Metakognitif Dan Pemahaman Konsep
FPMIPA Universitas Negeri Malang.
tidak
Program Negeri
Malang. Zubaidah, 2006. Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan. Makalah disajikan pada Pelatihan Guru SMP-MTs Kota Malang di Jurusan Biologi FMIPA UM, Malang 12 Juli.
908
yang
Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya_
guru
untuk
mengatur