PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA BERBASIS SAINTIFIK PADAMATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP Oleh: Ningrum Oktaviawati (Pendidikan Matematika Jurusan PMIPA FKIP Universitas Jambi)
ABSTRAK Pengembangan bahan ajar merupakan suatu hal yang dapat mendukung proses kegiatan belajar mengajar di dunia pendidikan. Dengan adanya bahan ajar yang dibuat secara menarik dan sistematis dapat membantu siswa untuk belajar lebih aktif. Pemilihan pendekatan pembelajaran juga merupakan hal yang berperan sangat penting untuk mendukung pengembangan bahan ajar yang menarik. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, tentunya dengan menggunakan bahan ajar matematika berbasis saintifik pada materi sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII SMP. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan bahan ajar berbasis saintifik pada materi sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII SMP yang valid menurut ahli serta untuk mengetahui efektifitas penggunaan bahan ajar berbasis saintifik terhadap hasil belajar siswa. Jenis dari penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Penelitian ini mengembangkan bahan ajar berbasis saintifik dan pemberian tes untuk mengetahui hasil belajar siswa.Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket penilaian ahli materi, desain media pembelajaran bahan ajar, dan tes hasil belajar siswa. Setelah bahan ajar dirancang selanjutnya divalidasi oleh ahli.Validasi dilakukan oleh dua ahli materi, desain media pembelajaran, dan desain bahan ajar berbasis saintifik dengan nilai sangat baik. Setelah bahan ajar divalidasidan direvisi, maka selanjutnya dilakukan uji coba kelompok kecil hasil penilaian ujicoba tanggapan siswa terhadap produk bahan ajar ini termasuk dalam kategori “baik” dengan rerata skor uji coba produk terhadap tanggapan siswa adalah 55,55%. Setelah dilakukan uji coba kelompok kecil selanjutnya bahan ajar diimplementasikan dikelas VIII-5 SMP Negeri 21 Batanghari. Dari hasil analisis yang dilakukan terhadap materi sistem persamaan linear dua varibael, diperoleh 87,10% nilai siswa mencapai KKM (kriteria ketuntasan minimum) dan hasil observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran mencapai 60,59% menunjukkan kategori “baik”. Ini artinya bahan ajar berbasis saintifik yang dibuat telah sesuai dengan tujuan penggunaan bahan ajar. Sehingga bahan ajar ini bisa digunakan oleh guru matematika SMP khususnya pada pembelajaran materi sistem persamaan linear dua variabel. Kata Kunci : Pengembangan Bahan Ajar, Pendekatan Saintifik, Sistem Persamaan Linear Dua Variabel, Matematika.
Ningrum Oktaviawati: Mahasiswa FKIP Universitas jambi
Page 1
I.
PENDAHULUAN
Peraturan pemerintahnomor 19 tahun 2013 Pasal 20, mengisyaratkan bahwa, guru diharapkan mampu mengembangkan materi pembelajaran, yang kemudian dipertegas melalui Permendikbud No. 65 tahun 2013 tentang standar proses, yang antara lain mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi pendidik pada satuan pendidikan untuk mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Salah satu elemen dalam RPP adalah sumber belajar, dengan demikian guru diharapkan untuk mengembangkan bahan ajar sebagai salah satu sumber belajar (Sidiq, 2008:29). Dalam konteks pembelajaran, bahan ajar merupakan komponen yang harus ada dalam proses pembelajaran, karena bahan ajar merupakan suatu komponen yang akan/harus dikaji, dicermati, dipelajari, dan dijadikan materi yang akan dikuasai oleh siswa dan sekaligus dapat memberikan pedoman untuk mempelajarinya. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan atau materi yang disusun secara sistematis yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sehingga tercipta lingkungan yang memungkinkan siswa untuk belajar (Depdiknas, 2006:4). Menurut pendapat (Bandono: 2009), bahan ajar yang baik dan lengkap seharusnya dilengkapi ilustrasi dan tugas atau latihan serta aktivitas lain yang dapat memperkuat pemahaman siswa terhadap materi dan kompetensi yang dipelajari. Jadi ilustrasi, tugas/latihan, aktivitas lain dan evaluasi yang dimasukkan sebagai kelengkapan aktivitas belajar siswa bisa berfungsi sebagai materi penguat (reinforcement). Berdasarkan hasil observasi penulis dan melihat arsip data nilai siswa, persentase ketuntasan hasil belajar matematika kelas VIII pada ulangan harian sistem persamaan linear dua variabel tahun ajaran 2013/2014 di SMP N 21 Batanghari sebagian besar persentase kelas belum memenuhi standar ketuntasan kelas yaitu 85% dengan kriteria ketuntasan minimum untuk mata pelajaran matematika yaitu 65. Bertitik tolak darihasil wawancara lisan dengan guru matematika di SMP N 21 Batanghari (lampiran 3), pembelajaran matematika di SMP N 21 Batanghari sampai saat ini masih menggunakan buku matematika kurikulum berbasis kompetensi (KBK) sebagai satu-satunya buku pegangan guru dan sumber pengetahuan terhadap materi yang diberikan kepada siswa sedangkanbahan ajar matematika yang digunakan siswa bukanlah hasil rancangan guru sendiri, bahan ajar matematika yang dibeli tersebut belum menggunakan pendekatan saintifikyang merupakan pendekatan pembelajaran yang menerapkan tahapan metode ilmiah yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba dan membentuk jejaring yang berkaitan erat dengan kurikulum 2013. Hal ini diduga sebagai salah satu faktor penyebab rendahnya hasil belajar matematika peserta didik kelas VIII SMP N 21 Batanghari. Beberapa hasil penelitian yang terkait dengan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis saintifik dan RPP berbasis saintifik, diantaranya adalah penelitian yang dilakukan Haryono (2006), pada penelitian tersebut Haryono menerapkan efektifitas model pembelajaran berbasis saintifik dan hasilnya menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukannya secara signifikan efektif untuk meningkatkan kemampuan proses sains siswa (dari 46,08% menjadi 67,27%). Selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan Resti Fauziah (2013) mengenai “Pembelajaran Saintifik Elektronika DasarBerorientasi Pembelajaran Berbasis Masalah” dan hasilnya menunjukkan tahapan-tahapan pendekatan saintifik dapat meningkatkan
Ningrum Oktaviawati: Mahasiswa FKIP Universitas jambi
Page 2
kemampuan peserta didik dalam observing (mengamati), questioning (menanya), associating (menalar), experimenting (mencoba) dan Networking (membentuk jejaring), sehingga berdampak positif terhadap kemampuan soft skill-nya. Berdasarkan permasalahan yang ada dan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan Haryono dan Resti Fauziah tersebut, pengembangan bahan ajar matematika dengan menggunakan pendekatan saintifik merupakan salah satu cara yang dapat dijadikan pertimbangan dalam penyelesaian masalah tersebut dan penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengangkat judul “Pengembangan Bahan Ajar Matematika Berbasis Saintifik pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel di Kelas VIII SMP”
II.
KAJIAN PUSTAKA
Tinjauan Bahan Ajar Menurut National Centre for Competency Based Training (2007), bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untukmembantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran dikelas. bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran (Prastowo, 2011:17). Tinjauan Pendekatan Saintifik Pendekatan pembelajaran yang menerapkan tahapan metode ilmiah dinyatakan sebagai pendekatan saintifik atau pendekatan saintifik (scientific approach). Pendekatan saintifik merupakan suatu cara atau mekanisme pembelajaran untuk memfasilitasi siswa agar mendapatkan pengetahuan atau keterampilan dengan prosedur yang didasarkan pada suatu metode ilmiah.Proses pembelajaran merupakan salah satu unsur yang dikuatkan (disempurnakan) dalam Kurikulum 2013. Penguatan dilakukan dengan menuntut guru agar mengelola proses pembelajaran yang memuat kegiatan eksplorasi, elaborasi, konfirmasi dan menerapkan pendekatan ilmiah. Selama ini pendekatan tersebut populer digunakan dalam proses pembelajaran sains. Pendekatan saintifik atau pendekatan ilmiah ini memerlukan langkah-langkah pokok yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba dan membentuk jejaring (Kemedikbud, 2013). Tinjauan Hasil Belajar Menurut Sudjana (2009: 14), bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Kemudian menurut Abdurrahman (2009:14), mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar ialah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan-tujuan instruksional. Menurut Sudjana (2009:3) mendefinisikan penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Penilaian hasil belajar siswa dilakukan setelah berakhirnya penyajian materi yang disebut post-test. Tujuan dari post-test adalah untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi yang telah disajikan pada suatu periode tertentu.
III. METODE PENGEMBANGAN Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai April 2014 di SMP Negeri 21 Batang Hari. Adapun model pengembangan yang digunakan adalah model
Ningrum Oktaviawati: Mahasiswa FKIP Universitas jambi
Page 3
pengembangan ADDIE yang dikembangkan oleh Dick dan Carry (1996). Adapun penjelasan dari tahap-tahap pelaksanaan pada penelitian ini dimulai dari Analisis (Analysis), Perancangan (Design), Pengembangan (Development), Implementasi (Implentation), dan Evaluasi (Evaluation). 1. Pada tahap analisis, dilakukan analisis terhadap aspek yang berkaitan dengan mendesain bahan ajar yaitu meliputi analisis kurikulum dan karakteristik siswa. 2. Pada tahap design (perancangan), rancangan bahan ajar matematika berbasis saintifik pada mata pelajaran matematika mencakup beberapa aspek, yaitu rancangan sampul bahan ajar berguna agar bahan ajar tersebut terlihat menarik sehingga siswa tertarik untuk menggunakan bahan ajar tersebut sebelum melihat isi dari bahan ajar tersebut dan rancangan isibahan ajar disesuaikan dengan struktur bahan ajar yang digunakan. Setelah selesai merancang bahan ajar selanjutnya akan divalidasi oleh tim ahli, selanjutnya merevisi produk. 3. Pada tahap development (pengembangan), terdiri dari pembuatan produk yang sesuai dengan struktur yang telah dirancang, setelah pembuatan produk selesai maka dilakukan uji coba kelompok kecil selanjutnya merevisi produk sehingga mendapatkan produk akhir. 4. Pada tahap implementation (implementasi), produk berupa bahan ajar matematika berbasis saintifik diimplementasikan dikelas sesungguhnya dan dlakukan uji coba lapangan di SMP Negeri 21 Batang Hari. 5. Pada tahap evaluation (evaluasi), evaluasi dilakukan setiap akhir tahap penelitian dan pengembangan mulai dari rancangan sampul, rancangan isi, pembuatan produk, validasi desain, revisi, sehingga pada tahap evaluasi akan dihasilkan produk akhir, Pada tahap evaluasi dilakukan post–test untuk melihat hasil belajar siswa setelah menggunakan bahan ajar berbasis saintifik.
IV. HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN Setelah melalui proses penelitian dan pengembangan yang tahapannya meliputi analysis, design, development, implementation dan evaluation. Dalam hal ini peneliti membuat desain bahan ajarpada mata pelajaran matematika khususnya materi sistem persamaan linear dua variabel. Tahapan pertama yaitu analiysis (analisis), yang pertama analisis kurikulum, analisis kurikulumberguna untuk mengetahui kurikulum yang digunakan disekolah, mengetahui kompetensi inti dan kompetensi dasar, serta mengetahui materi–materi yang ada pada pelajaran matematika yang dapat dijadikan sebagai bahan materi untuk pembuatan bahan ajar matematika dengan menggunakan pendekatan saintifik, yang kedua analisis karakteristik siswa, karena setiap siswa memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda-beda pula dalam proses pembelajaran.Oleh karena itu,peneliti membuat bahan ajar matematika berbasis saintifik pada mata pelajaran matematika khususnya materi sistem persamaan linear dua variabel sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat ini dan sesuai dengan karakteristik peserta didik. Pada tahapan kedua yaitu desain (rancangan), peneliti merancang bahan ajar berbasis saintifik pada mata pelajaran matematika khususnya materi sistem persamaan linear dua variabel.Pada tahapan ini penelitimerancang sampul bahan ajar, peneliti mencari informasi dari berbagai sumber terkait dengan cara membuat sampul bahan
Ningrum Oktaviawati: Mahasiswa FKIP Universitas jambi
Page 4
ajar. Melihat dari contoh sampul buku atau pun contoh sampul bahan ajar lainnya yang telah ada, sehingga peneliti bisa menghasilkan rancangan yang terlihat lebih bagus dan terlihat menarik dengan kombinasi warna dan gambar yang sesuai sehingga siswa tertarik untuk menggunakan bahan sebelum melihat isi dari bahan ajar tersebut.Kemudian rancangan isi, pada rancangan isi pemilihan dan penentuan bahan dimaksudkan untuk memenuhi salah satu kriteria bahwa bahan ajar harus menarik, dapat membantu siswa untuk mencapai kompetensi. Sehingga bahan ajar dibuat sesuai dengan kebutuhan dan kecocokan dengan kompetensi dasar yang akan diraih oleh peserta didik. Dalam hal ini penulis memilih bahan ajar matematika berbasis saintifik. Berbeda dengan bahan ajar atau buku teks biasanya,bahan ajar ini dikemas lebih menarik dengan memberi variasi warna dan gambar, penggunaan bahasanya yang mudah dipahami siswa dalam membaca dan mempelajarinya, sistematis dengan menyajikan permasalahan pada awal tiap sub bab sehingga dapat mempermudah siswa dalam memahami suatu konsep ataupun memantapkan suatu konsep karena bahan ajar tersebut dapat membangun dan mempermudah siswa dalam menyelesaikan soal karena disusun dengan langkah-langkah saintifik. Setelah bahan ajar di rancang, bahan ajar tersebut divalidasi oleh tim ahli materi dan tim ahli desain media bahan ajar dan desain bahan ajar berbasis saintifik.Menurut Emzir (2011:273), validasi merupakan proses penilaian rancangan produk yang dilakukan dengan memberi penilaian berdasarkan pemikiran rasional, tanpa uji coba di lapangan.Hasil penilaian validasi daritim ahli isi materi bahan ajar tersebut sudah sesuai dalam kategori 80
Ningrum Oktaviawati: Mahasiswa FKIP Universitas jambi
Page 5
maka guru mendesain kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk berinteraksi dengan siswa lain dan bersama-sama menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran. Dengan menerapkan pendekatan ilmiah dalam proses pembelajaran matematika diharapkan dapat terwujud siswa yang produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui penguatan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Dalam penerapan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dapat dengan cara membuat pembelajaran secara aktif dan dengan menyusun bahan ajar sebagai panduan belajar yang mana bahan ajar tersebut berisikan tentang permasalahan-permasalahan serta pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai media dan sumber belajar. Dengan bahan ajar tersebut diharapkan dapat memotivasi siswa belajar, mengatasi kesulitan-kesulitan belajar, memberikan latihan yang cukup, dan mendekatkan ilmu matematika dengan lingkungan sehingga dapat mengubah paradigma siswa dari matematika yang abstrak menjadi konkret, ilmu yang teoritis menjadi aplikatif serta mampu meningkatkan pemahaman siswa. Tahapan yang keempat yaitu implementation (implementasi), setelah bahan ajar di uji cobakan ke kelompok kecil dan direvisi, peneliti melakukan implementasi (uji coba lapangan) yaitu di kelas VIII-5 di SMP Negeri21Batanghariyang berjumlah 31orang siswa. Kegiatan pembelajaran dilakukan selama 4 kali pertemuan. Pada tahap implementasi didapatkan hasil pengamatan dari observasi yang dilakukan guru yaitu dengan kategori “baik” dengan presentase 60,59%. Kemudian tahapan yang kelima yaitu evaluation (evaluasi), pada tahap evaluasi dilakukan post–test untuk melihat hasil belajar siswa setelah menggunakan bahan ajar berbasis saintifik. Dilihat dari hasil belajar siswa melalui post-test terdapat 87,10% siswa yang telah tuntas.Sugiyono (2008: 310) menyatakan bahwa revisi produk ini dilakukan, apabila dalam pemakaian kondisi nyata terdapat kekurangan dan kelemahan. Sehingga, dari hasil observasi dan hasil belajar siswa maka bahan ajar ini tidak perlu direvisi lagi. Maka bahan ajar berbasis saintifik pada mata pelajaran matematika khususnya materi sistem persamaan linear dua varibael yang dikembangkan dapat dikatakan valid dan efektif. Valid, tergambar dari hasil penilaian validator, dimana semua validator menyatakan baik berdasarkan content (sesuai silabus dan indikatorindikator materi fungsi), konstruk (sesuai karakteristik kemampuan berpikir) dan bahasa (sesuai kaidah bahasa yang berlaku, EYD), dan hasil penilaian ujicoba produk terbatas. Efektifterlihat dari hasil observasi aktifitas siswa dan dari hasil belajar setelah ujicoba pemakaian kelas.
V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penelitian ini telah menghasilkan suatu produk berupa bahan ajar berbasis saintifik pada mata pelajaran matematika di kelas VIII SMP N 21 Batanghari terutama materi sistem persamaan linear dua variabel, yang dapat memberikan kemudahan bagi siswa dalam memahami konsep dan melatih siswa dalam memecahkan masalah dengan mengikuti langkah-langkah pendekatan saintifik secara sistematis. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Dalam proses mendesain bahan ajar berbasis saintifik pada mata pelajaran matematika di kelas VIII SMP N 21 Batanghari terutama materi sistem persamaan linear dua variabel ini dilakukan dalam beberapa tahapanya itu analysis (analisis), design (perancangan), development (pengembangan), dan implementation
Ningrum Oktaviawati: Mahasiswa FKIP Universitas jambi
Page 6
(implementasi). Pada tahap analysis (analisis) dilakukan análisis kurikulum untuk mengetahui kurikulum yang digunakan di SMP tersebut dan dilakukan análisis karakteristik siswa untuk mengetahui karakter siswa serta pengetahuan awal siswa. Kemudian setelah itu pada tahap design (perancangan), dibuat rancangan sampul dan rancangan isi bahan ajar sesuai dengan langkah-langkah pendekatan saintifik. Kemudian pada tahap implementation (pengembangan), peneliti membuat bahan ajar yang sudah dirancang sebelumnya dan setelah bahan ajar selesai dibuat, dilanjutkan dengan validasi oleh tim ahli. Validasi ini terdiri dari validasi isi materi dan validasi desain. Dari hasil validasi, dilakukan revisi terhadap bahan ajar tersebut sesuai dengan saran ataupun komentar dari validator, kemudian setelah direvisi dan diperoleh bahan ajar yang sudah layak untuk diimpementasikan, pada tahap implementasi dilakukan di kelas VIII-5 SMP N 21 Batanghari. Hasil desain Bahan ajar yang dikembangkan dalam penelitian ini dikategorikan sesuai dan valid. Validitas tergambar dari hasil penilaian tim ahli materi (validator) berdasarkan content (sesuai dengan silabus dan materi fungsi), konstruk (sesuai dengan indikator kemampuan pemahaman konsep), dan bahasa (sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia). Selanjutnya validitas tergambar dari hasil penilaian ahli desain media pembelajaran sudah sesuai dengan beberapa revisi. Kemudian validitas tergambar dari hasil penilaian ahli desain tersebut sesuai dan valid. 2. Hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan bahan ajar matematika berbasis saintifik pada materi sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII-5 SMP N 21 Batanghari memperoleh nilai rata-rata 73,33 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 45,55. Hasil persentase siswa yang tuntas sesuai KKM adalah 87,10%. Dari hasil perhitungan persentase tersebut, dapat dilihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar ini telah memenuhi standar ketuntasan kelas yaitu 85% siswa telah tuntas. Saran Pemanfaatan 1. Penulis menyarankan kepada guru mata pelajaran matematika untuk menggunakan bahan ajar matematika berbasis saintifik ini pada saat mengajar matematika terutama pada materi sistem persamaan linear dua variabel, karena akan membuat siswa lebih termotivasi dalam belajar matematika dan siswa lebih mudah memahami materi pelajaran yang disampaikan. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan minat, semangat dan hasil belajar siswa dalam belajar matematika. 2. Penulis juga menyarankan untuk peneliti pengembangan selanjutnya agar dapat mengembangkan bahan ajar matematika lainnya dengan variasi-variasi lain untuk menghasilkan bahan ajar yang lebih baik serta lebih menarik sehingga dapat membuat siswa lebih termotivasi lagi dalam belajar matematika. DAFTAR PUSTAKA Amri, Sofan & Ahmadi, Koiru. 2010. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka. Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Edisi revisi ke 5. Jakarta: Rineka Cipta. Depdiknas. (2006). Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar. [online]. Tersedia : http://www.scribd.com/doc/26566848/Pedoman-Memilih-Dan-Menusun-BahanAjar. Diakses27 Februari 2014
Ningrum Oktaviawati: Mahasiswa FKIP Universitas jambi
Page 7
Fauziah, R., Abdullah, A. D., Hakim, D. L., 2013. Pembelajaran Saintifik Elektronika Dasar Berorientasi Pembelajaran Berbasis Masalah. INVOTEC, IX(2): 165-178. Haryono, 2006. Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan Proses Sains. Jurnal Pendidikan Dasar, 7(1): 1-13 Kemendikbud, 2013. Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Mulyatiningsih,
Endang.
__.
Pengembangan
Model
Pembelajaran.
(online),
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dra-endang-mulyatiningsihmpd/7cpengembangan-model-pembelajaran.pdf ) diakses 29April 2014. Mulyono,Abdurrahman.2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Permendikbud. (2013). Jurnal Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah Prastowo, andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: Diva Press Siddiq, D, dkk. (2008). Pengembangan Bahan Ajar Matematika. Jakarta: PT. Rieneka Cipta Sudjana.
2009. Penilaian RemajaRosdakarya.
Hasil
Proses
Belajar
Mengajar.
Bandung:
Ningrum Oktaviawati: Mahasiswa FKIP Universitas jambi
PT.
Page 8