I
39-21
n
I
flmioh Pendidikon iiste n*ikn ne
3No ? f,iaret 2016
I
FI(IT r*arxa*ikg
urivan'sitas Sat
a
Ig
3?rf5 r-4-
DEWAN REDAKSI
KATA PENGANTAR
JTJRNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
,UNI ON
Penanggung Jawab Ketua Program Studi Pendidikan Matematika
Pimpinan Redaksi Dr. Agustina Sri Purnami M.Pd
Mitra Bestari Soeparno Darmawidjaja (UST) lmam Sujadi (UNS) lbrahim (UlN Suka) Hadi Suyitno (UNES) Sugiman (UNY) Dewan Penyunting Dr. H. Pardimin M.Pd Dra. Hj. Esti Harini, M.Si Drs. Benecditus Kusmanto, M.Pd Drs. AA. Sujadi, M.Pd lstiqomah, S.Si, M.Si Tri Astuti Arigiyanti,S.Si, M.Si Sri AdiWidodo, M.Pd
Layout Denik Agustito, M.Sc
S
ekertariat dan Adm inistrasi M. Nur Fitriyanto, S.E
Salam dan Bahagia,
Puji slukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas karunia dan rahmat-Nya sehingga Jurnal Pendidikan Matematika LINION Volume 3 nomor 2 dapat terbit. Pada edisi ini, Jurnal Pendidikan Matematika I-INION berisikan hasil penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas yang dibahas dalam jurnal pendidikan matematika ini menggunakan tindakan yang berupa penerapan model-model pembelajaran seperti model pembelajaran kooperatif. Menuangkan ide dan hasil kajian dalam bidang apapun dalam bentuk tulisan merupakan salah satu cara penyimpanan, pewarisan yang memberikan peluang untuk ditindak lanjuti dengan pengembangan. Selain itu, tujuan penulisan ide dan kajian ini bertujuan untuk mengantisipasi kasus plagiarism yang mulai marak di dunia pendidikan.
Redaksi berharap artikel yang tersaji dalam jurnal Pendidikan Matematika LTNION ini tidak hanya tersimpan akan tetapi dapat diwariskan kepada pembaca
dan pembaca dapat terinspirasi untuk
dapat
mengembangkannya. Pada kesempatan ini pula, redaksi mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga jumal Pendidkan Matematika
LINION ini dapat diterbitkan. Tira s dan Pemasaran/Promosi
Salam.
Erni lndriastuti, S.E
Redaksi rSSN: 2339
lani >1,
4 Bulan Sekali
Direbitkan Oleh: i P end d ikan Matematika Kegwuan dan llmu Pendklikan e s[as Sarjanawiyata Tamansiswa Jl. Batikan UH llY1043 TeQ a274 - 375637, 3749997
=i, :a.:.-.rf*
-:i.
-224X
_:-
S:r.d
E-rn ail: urnalunio n@ gm ail.com .1
Pencetak: Gubug Penceng Jl. Mentri Supeno, YogYakarta
DAFTAR ISI Peningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Group Investigation Siswa Kelas VIIC SMP N I Nglipar Gunungkidul Oleh Andreas Ard1,q Eko Setiawan dan A A
Sujadi...
9l
Peningkatan Motivasi Dan Prestasi Belajar Matematika dengan Menggunakan Model Pembelajaran Small Group lI/ork Oleh Andctri Duhita Jayanti dan A. A. Sujadi
9',
Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Contextual Teaching Learuing Siswa Kelas VIIC SMP Negeri 2 Kalibawang Kulon Progo Oleh Wulandari dan A. A. Sujadi
l0
Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Quantum Teaching Oleh Sili Nurhanifah dan Esti Harini...
10'
Penerapan Sistem Among Dengan Group Investigatior Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Matematik a Oleh Dite Umbara Alfunsuri dan Esti Harini...
1l:
Model Pembelajaran Small Group Work Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Matematika Siswa Oleh Rizeki Yosi Ana dan Esti Harini
12
Peningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Tipe Jigsaw Oleh Andriana Lia Herawati dan Esti Harini
12'
Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Kemampuan Mengajar Guru, Keaktifan Belajar dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP N 2 S.{LAM Oleh Zrly Lestari dan Benedictus Kusmanto
13:
Peningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Matematika Melalui Think Pair Share Pada Sisu,a Kelas VIIIB Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta Oleh Adistie Cindytivani dan Benedictus Kusmanto.....
13t
Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Matematika Dengan Metode Pembelajaran Problem Solving Oleh Dewi Triyunia Wisata dan Esti Harini
14:
Studi Komparasi Pembelajaran TGT dan NHT Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa Kelas \rII SMP Negeri 9 Yogyakarta Oleh Nur Rochimawcrtidan Benedictus Kusmanto ...... .........;... l5l Peningkatan Hasil Belajar Pangkat Rasional dan Bentuk Akar Menggunakan Media Lembar SLmulasi
Oleh Sri
ll/ahyuni
159
Korelasi Antara Kemampuan Awal, Pola Belajar dan Latar Belakang Pendidikan Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Se-Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap Oleh Yani Susanti dan Benedictus Kusmanto
169
Peningkatan Minat Dan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Tipe Make A Match Oleh Sigit Tri Purwanto dan Esti Harini
175
Penerapan Strategi Active Knowledge Sharing Untuk Meningkatkan Belajar Matematika Siswa Kelas XA SMA PIRI I Yogyakarra Oleh Rina Apriliyana dan Benedictus Kusmanto
18r
Minat dan
Prestasi
Studi Komparasi Pembelajaran Student Team Achievement Divisions dan Team Accelerated Instruction Terhadap Prestasi Belajar dan Minat Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah I Wonosari Oleh Nurhayati dan Agustina Sri Purnami ......
187
Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah Dengan Pembelajaran Learning Cycle dan Konvensional Padamahasiswa Prodi Pendidikan Matematika FKIP UST
Oleh Tri Astuti Arigiyati dan Istiqomah ... P r o b I em S o lv i n g
Dalam
P
emb elaj aran
193
Matematika
Oleh Aries Yuwono
20t
Upaya Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Matematika Dengan Model Teams Accelerated Instruction Siswa Kelas VIII SMP N 2 Sedalu Oleh Reny Wahyu Pertomo dan Benedictus Kusmanto... -..
Zl3
\{eningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Tentang FPB dan KPK Melalui Strategi emb elajara n Eksp o s ito r i Oleh Ika Septi Hidayati dan
P
E;ti
Harini
Zlg
lmwtaenli[iLgn tulaumatifot'U9',lION'l/of
3
No 2, *laret 2016
PERBEDAAI\I I(EMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PEMBELAJARAN LEARN IN G C YC LE DAN KOIWENSIONAL PADAMAHASISWA PRODI PENDIDIKAII MATEMATIKA FKIP UST Tri Astuti Arigiyatit) dan Istiqomah2)
t}'btogtam Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta I )Email : ta.arigiyati@gmail. co m, 2)Email: ist.
[email protected] This study aims to deterrnine differences in problem sol'tting skills with the learningqtcle and conventional models in lu{athematics Education Programm UST. This study design is a randomized pretest-posttest control group design. The sample was a student of fourth semester. Data collected by the testing techniques that comprise the initial test (pretest) and final test (posttest). Instruments in this research is a test instrament that consists of 4 questions about the pretest and posttest 5. The trials instruments include validity, dffirent power, test dfficulty levels, and reliability testing. Data analysis techniques include equality test average, which is lhe prerequisite test normality and homogeneity test, and analysis of the N gain using the t test. The results showed that there are differences in problem-solviyg abilitries with learning model and conventional learning cycle. h was seenfrom the significant value ofthe index gain: 0.000
Abstract.
peserfa
PENDAHULUAN
didih baik Yang
tidak
Matematika merupakan bidang ilmu
berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi
yang sangat dibutuhkan untuk dapat mengatasi masalah dalam kehidupan
siswa yang berkesulitan belajar. Pada kurikulum matematika, pemecahan masalah merupakan bagian yafig sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun
sehari-hari. Matematika telah diajarkan
kepada peserta didik sejak mereka masih duduk di tingkatan sekolah yang paling dasar. Bahkan pada pendidikan
anak usia dini (PAUD)
penyelesaian,
dimungkinkan
memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang tidak rutin. Pemecahan masalah meliPuti
sudah
dikenalkan matematika. Namun, dunia
pendidikan matematika
siswa
dihadapkan
pada rendahnya hasil belajar matematika pada setiap jenjang
memahami masalah,
pendidikan. Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar matematika dikarenakan banyak peserta didik yang mengganggap matematika sulit
merancang
pemecahan masalah, masalah memeriksa hasil kembali' Karena ifu pemecahan masalah merupakan suatu tingkat aktivitas intelektual yalg tinggi, serta siswa didorong dan diberi kesempatan seluasluasnya untuk berinisiatif dan berpikir sistematis dalam menghadapai suatu menyelesail
dipelajari dan karakteristik matemaika rans bersifat abstrak sehingga peserta dldlll mengganggap matematika menjadi momok yang menakutkan. Bahkan menurut Abdurahman (2003) :r:atematika merupakan bidang sfudi dianggap paling sulit oleh para
masalah dengan
meneraPkan
pengetahuan yang didapat sebelumnya.
'ang
193
Qer\ef,aan K-en;mpttan Qemecafian lM.asakh
Agar kesulitan yang dihadapi siswa dapat diatasi, tenhl dibutuhkan model pembelajaran yang tepat. Salah satu model pembelajaran yang tepat adalah model pembelajaran Learning Cycle. Learning Cycle adalah model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Learning Cycle merupakan rangkaian tal'npan kegiatan yang diorganisasi sedemikian rupa
sehingga siswa dapat
menguasai
,Astuti Ar;6i1ati dan Istt4omafi)
menjembatani
2006:33) mendukung pendapat tersebut
dengan mengatakan bahwa,
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk
suatu
masalah merupakan kesenjangan antara keadaan sekarang dengan tujuan yang
ingin dicapai, sementara kita tidak mengetahui apa yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan .demikian, masalah dapat diartikan sebagai pertanyaan yang harus dijawab pada saat itu, sedangkan kita tidak mempunyai rencana solusi yang jelas.
kemampuan
pemecahan masalah dengan model Pembelajaran Learning Cycle dan Konvensional pada mahasiswa Prodi Pendidikan-Matematika. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis dengan model pembelajaran Learning Cycle dan Konvensional pada mahasiswa prodi Pendidikan Matematika UST. Kemampuan pemecahan masalah matematik dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam
Tujuan pemecahan diberikan kepada siswa
masalah
lnenurut Ruseffendi (1991:341) adalah: (l) dapat menimbulkan keingintahuan dan adanya
motivasi, menumbuhkan sifat kreativitas; (2) di samping memiliki pengetahuan dan keterampilan (berhitung, dan lain-lain), disyaratkan adanya kemampuan untuk terampil membaca dan membuat pernyataan yang benar; (3) dapat menimbulkan jawaban 1,ang asli, baru, khas, dan beraneka ragam, dan dapat menambah
matematik
langkah-langkah
oenyelesaian masalah matematik nenurut Polya, yaitu : (l) memahami persoalag (2) membuat rencana penyelesaian, (3) menjalankan rencana, 1-+) melihat kembali apa yang telah dilakukan. Pemecahan masalah adalah
pengetahuan
baru; (4) dapar dari ilmu
maningkatkan aplikasi
proses yang digunakan untuk menl,elesaikan masalah. Pada tahun 1983, Mayer mendefinisikan pemecahan masalah sebagai suatu
pengetahuan yang sudah diperolehnya;
(5) mengajak siswa untuk memiliki prosedur pemecahan masalah, mampu membuat analisis dan sintesis, d?,
proses banlak langkah dengan si pemecah masalah harus menemukan hubunean antara pengalaman (skema) masa lalunya dengan masalah yang sekarang dihadapinya dan kemudian
bertindak untuk
tli
tahu bagaimana
aktif.
berdasarkan
(
kesenjangan itu. Hal senada juga dikemukakan Hayes (dalam Atun
pembelajaran dengan jalan berperan
menlelesaikan soal
.
Tidak semua perso,al*n yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari dapat dikatakan masalah. Menurut Hayet dan Mayer (dalam Daulay 20ll.'20), kita menghadapi masalah ketika ada suatu kesenjangan antzra tempat kita sekarang berada dengan kemana kita inginkan tetapi kita tidak
kompetensi yang harus dicapai dalam
melihat perbedaan
..
dituntut unhrk membuat terhadap
evaluasi
hasil
pemecahannya; (6) Merupakan kegiatan yang penting bagi siswa yang melibatkan bukan saja safu
bidang studi tetapi (bila diperlukan) banyak bidang studi, malahan dapat melibatkan pelajaran lain di luar
menyelesaikannya
iKrrkley,2003). 194
lunut aen[iti{an lvLatematifor'U${rol'l''/ot
menggunakan
menggunakan
penelitian eksperimen adalah penelitian
dalam melakukan sebuah studi yang obyektif, sistematis, dan terkontrol untuk memprediksi atau mengontrol
fenomena. Penelitian
memahami masalah, merencanakan penyelesaian, meyelesaikan masalah
eksperimen bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat, dengan cara mengekspos satu atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen. Hasilnya dibandingkan dengan satu atau
melakukan
pengecekan kembali.
diharapkan
memberikan masukan bagi kegiatan pembelajaran di kelas, khususnya dalam
lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan. Penelitian ini dalam bentuk randomized pretest'posttest Control Group Design, yaitu desain
kemampuan
pemahaman dan pemecahan masalah matematik siswa. Masukan-masukan itu diantaranya adalah memberi informasi
kelompok kontrol pretes-postes yang
melibatkan
ryengenai adanya perbedaan penerapan
dua kelornpok
dan
pengambilan s-ampel dilakukan secara
pembelajaran Learning Cycle dan konvensional terhadap peningkatan
kemampuan pemecahan
6
Danim (dalarn Syofian Siregar, 2012)
solusi soal pemecahan masalah memuat 4 langkah fase penyelesaian, yaitu:
usaha meningkatkan
1
pendekatan eksperimen. Menurut
bagi siswa untuk menghadapi kehidupannya kini dan dikemudian hari. Sedangkan menurut Polya (1957)
Penelitian ini
20
Penelitian ini
segala
kemampuarurya.Ini
sesuai rencana, dan
sto 2, lM.aret
METODE PENELITIAN
pelajaran sekolah; merangsang siswa
untuk
3
acak kelas.
masalah
matematika siswa.
Tatrel 1. Desain Penelitian Kelas
Perlakuan
Pre test
Post Test
Ekperimen
Kontrol Keterangan: Or
lm O:: Skor Pretest
Oz dan O4 : skor postes
: Perlakuan yang pada kelas elperimen yaitu dengan menggunakan model Learning Cycle C :.Perlakuan yang pada kelas kontrol yaitu dengan mengguuakan model Konvensional
X
Sebelum proses pembelajaran, kelas ekperimen dan kontrol terlebih dahulu
Kemudian pada kelas
diberikan prestes. Dimana soal pretes merupakan soal {"JTS genap tahun akademik 201412015. Soal tersebut dibuat untuk kemampuan pemecahan masalah mahasiswa prodi pendidikan matematika. Dari skor pretes yang diperoleh dilakukan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji kesamaan rata-rata untuk mengetahui kondisi awal sampel.
Learning cycle, sedangkan kelas konirol diterapkan model konvensional. Setelah proses pembelajaran selesai, dilakukan
diterapkan model
eksperirPen
pembelajaran
postes untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan soal yang sama. Dari skor pretes dan postes kedua kelas sampel dihitung skor pencapaian (gain), yaitu skor 195
Qer6e[aan'l(emamptun Qemecalian %.asakfi
postes dikurangi skor. Kemudian dilakukan uji hipotesis (uji kesamaan rata-rata) pada
skor gain
untuk
mengetahui apakah ada perbedaan ratarata skor pencapaian (gain) pada kedua kelompok tersebut signifikan atau tidak. Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data.
Dalam
penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes. Tes merupakan instrumen untuk mengukur
perilaku atau kinerja seseorang, misalnya untuk mengukur prestasi belajar siswa, dimana data yafig dikehendaki dalam bentuk nilai atau skor (Rusdin Poharl 2007). Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat
)ang dimiliki oleh individu
atau
kelompok (Suharsimi Arikunto, 20 I 0).
Tes yang digunakan
dalam
ini yaitu tes untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah penelitian
eksperimen
:erlakuan, sedangkan soal
postes Tes berupa soal uraian sebanyak 4
:::erikan setelah diberi perlakuan.
keterangan-keterangan atau data yang
diperoleh agar data tersebut dapat dipahami bukan oleh orang yang mengumpulkan data saja, tapi juga oleh orang iain. Uji Prasyarat analisis yang dilakukan adalah Uji normalitas dan uji homogenitas. Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji Normalitas yang digunakan adalah uji Kolmogorov Smiruov (KS) dengan bantuan software SPSS. Adapun kriteria pengujian uji normalitas adalah jika nilai signifikansi > a:59/o maka- data s-ampel berasal dari populasi yang berdiStribusi normal. Tetapi jika nilai signifikansi < a:5oh maka data sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal (Budiyono, 2009). Sedangkan Uji Homogenitas Varians digunakan untuk
data
sampel
kedua kelompok adalah sama. Tetapi
varians kedua kelompok
-:r[
tes akhir (postes). Dalam penelitian ini menggunakan -:s sebagai instrumen penelitian. .::smrmen ini digunakan untuk
maka
dikatakan
berbeda (Budiyono, 2009). Selain uji
prasyarat dilakukan juga Uji
keseimbangan ruta-rata. Uji tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah kelas elperimen dan kelas kontrol yang ditetapkan dalam keadaan setimbang
mengenai
o-:rampuan pemecahan masalah. i,.-::n penelitian ini tes dibagi menjadi :-= bagian yaitu tes awal (pretest) dan
atar tidak
sebelum
mendapatkan
perlakuan. Hal ini drmaksudkat a3ar hasil dari kelas eksperimen benar-benar akibat dari perlakuan yang dilakukan, bukan karena pengaruh lain. Untuk meguji keseimbangan rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat
:.s al,hir (posttest). Tes awal untuk -,:.setahui kemampuan awal
-:=-::cahan masalah
masalah matematika mahasiswa setelah diberikan perlakuan. Teknik analisis data merupakan cara yang digunakan untuk menguraikan
jika nilai signifikansi < a:50/a
(pretes) dan 5 soal
:-:::ciapatkan data
dan rstiqomafr)
mempunyai variansi,/keragaman yang sama atau tidak. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Levene dengan bantuan sofhuare SPSS. Adapun kriteria pengujiannya adalah jika nilai
::-3upun kelas kontrol sebelum diberi
::i=but s:;i untuk tes awal
. :'Ti AstutiArigryati
mengetahui apakah
natematika. Tes yang akan dilakukan ;alam penelitian ini sebanyak 2 kali -.:iru pretes dan postes. Soal pretes
:i:,erikan untuk kelas
..
matematika
-.:3stsn,a. Sedangkan tes akhir untuk ::: seEhui kemampuan pemecahan 196
Jurna[ ?en[i[ifutn l4ateftrlti?g
Olt{IoN'/ot
tersebut diperoleh dari nilai pretes dan postes masing-masing kelas yaitu kelas
digunakan u.1r-t (Sugiyono: 2014). Adapun rumusn)'a sebagai berikut:
Xr-Xz c
r,!
/r
I-I-
nl
eksperimen dan kelas kontrol. Dalam
penelitian
rata-rata
nZ
skor pretes
Sp
indel<s
gain
sesudah pembelajaran menurut Meltzer dihitung dengan rumus g-faktor atau
kelas
ekperimen x2
ini,
akan digunakan apabila rata'rata postes kelas kontrol dan kelas eksperimen berbeda' Peningkatan yang terjadi sebelum dan
1
Keterangan: harga statistik yang diuji t t NL
3 ttro 2, tuLaret 2016
lebih dikenal dengan N-Gain (Ana
rata-rata skor pretes kelas kontrol standar deviasi gabungan
Fauziah, 2010), dengan rumus c _crote oDos
b
Analisis data pada penelitian ini menggunakan SPSS 16.0 yaitu
: Spre : Sro, : Smaks :
g
uji t sampel independen kepercayaan 95%. tingkat dengan menggunakan
Adapun kriteria pengujiannya yaitu
S^sps-
Spre
Keterangan:
jika
nilai signifikansi > a : 5o/o maka ratarata skor pretes kedua kelas adalah sama. Tetapi jika nilai signifikansi <
Gain Skor Pretes Skor Postes Skor maksimal
Setelah diperoleh rata-rata tiap butir soal, lalu kita membandingkan data
a=5Yo maka rata-ratz skor pretes kedua kelas dalam keadaan tidak seimbang.
indeks gain kelompok eksperimen dan data indeks gain kelomPok kontrol
Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan
dengan bantuan SPSS.
pemecahan masalah matematik siswa
HASIL DAN PEMBAIIASAI\
kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan uji t. Perhitungan indel<s gain bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah mahasiswa. Perhitungan
Deskripsi data nilai
kemampuan pemecahan
Pretes
masalah dan eksperimen kelas untuk matematika padatabel2dilihat dapat kelas kontrol
Tabel2. Deskripsi Data Nilai Pretes Pemecahan Masalah Matematika n baku Rata-rata lMaksimall Minimal lSi Kelas 12.60
Kelas Kontrol
48.84
menunjukkan bahwa kelas eksperimen
Dari tabel 2 diperoleh rata-rata kelas eksperimen dengan jumlah mahasiswa 39 adalah 49.85, nilai maksimal75.7l, nilai minimal 22.86, dan simPangan baku sebesar 12.60. Sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol dengan jumlah mahasiswa 37 adalah 48.84, nilai maksimal 71.43, nilai minimal20, dan
dan kelas kontrol berdistribusi nor,mal dan mempunyai varians Yang sama (homogen). Berdasarkan uji kesa:naan rata-rata skor pretes data kqmampuan pemecahan masalah matematika diperoleh hasil bahwa Pada nt1li signifikansi untuk skor pretes adalah
0.727 > 0.05 sehingga
simpangan baku sebesar 12.54.
Pada
uji
t2.54
71.43
diPeroleh
kesimpulan bahwa rata.lata skor pretes
prasyarat analisis data
kelas eksperimen dan kelas kontrol
kemampuan pemecahan maslaah matematika diperoleh hasil Yang
adalah sama.
t97
Qer\e[aan']{em.tmpuanQemecartanfulasakfr...
Berdasarkan analisis skor pretes
mempelajari konsep dari berbagai sumber. (3) Explanation. Mahasiswa
kemampuan pemecahan masalah matematika menunjukkan kondisi
menjelaskan hasil pemikirannya dengan kata-kata mereka sendiri, menunjukkan
sebelum diberikan perlakrran kedua kelas sampel mempunyai pengetahuan yang sama sehingga dapat diberi
perlakuan yang berbeda.
bukti dan klarifikasi dari
penjelasan mereka, serta mendengarkan penjelasan
mahasiswa
Setelah
diberikan perlakuan pada kelas tersebut kemudian diberikan postesr (res akhir).
lain dengan laitis.
(4)
Elaborasi. Mahasiswa
menerapkan konsep dan keterampilan yang telah mereka kuasai dalam situasi yang baru. Dalam hal ini dengan menyelesaikan berbagai soal penecahan masalah. (5)
Setelah diterapkan pembelajaran yang berbeda pada kedua kelas sampel terlihat bahwa peningkatan kemampuan
pemecahan masalah
(*iAstuti,Arigilatitanlstiqomafi)
matematika
ini terlihat dari hasil pengujian hipotesis uji
Evaluation. Evaluasi dilakukan dengan memberikan qfiz untuk mengetahui sejauh mana pemahaman mahasiswa tentang materi yang dipelajari.
matematika diperoleh hasil bahwa nilai
Learning Cycle
berbeda secara signifikan..
Hal
kesamaan rata-rata indeks gain kemampuan pemecahan masalah
Dari tahaptahap pembelajaran di atas, kemampuan
pemecahan masalah
berarti bahwa ada perbedaan secara nyata antara kemampuan pemecahan
exploration, explanation
masalah matematika mahasiswa yang
elaboration. Pada tahap
menggunakan model pembelajaran Leaming Cycle dan konvensional. Dari kesimpulan tersebut dapat diyakini bahwa model pembelajaran Learning Cycle lebth baik dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Pembelajaran dengan model Leaming Cycle mendorong mahasiswa tebih aktif, kreatif, dan kritis sehingga dapat
bernalar dengan
baik dan dapat
menggunakan berbagai cara./metode dalam memecahkan perrnasalahan matematika sehigga mereka mampu menunjukkan bukti dan mengklarifikasi apa yang akan mereka jelaskan kepada
kelompok lain, dan dapat menerima penjelasan dari kelompok yang lain. Pada tahap ini, mahasiswa diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk
\{atematika.
Pembelajaran yang dilakukan selama penelitian secara keseluruhan telah sesuai dengan langkah-langkah dalam pembelajaran Learning Cycle, Engagemenl.
dan
tersebut
mahasiswa didorong untuk menggunakan proses berpikir atau
meningkatkan kemampuan dalam memecahkan masalah Statistika
vaitu: (1)
matematika
mahasiswa dioptimalkan- pada tahap
mengungkapkan gagasan-gagasan matematis yang dimiliki. Pada tahap elaboration, mahasiswa mengerjakan soal-soal pemecahan masalah sehingga sangat penting untuk memperhatikan langkah-langkah penegrjaan mahasiswa. Mahasiswa dilatih unhrk dapat
Dosen
menciptakan minat dan menggali seberapa jauh pengetahuan mahasiswa :.ntans topik yang akan dipelajari.
menlusun jawaban yang terstruktur dengan baik. Penulisan simbol, istilah, dan struklur kalimat matematika juga
Densan demikian dosen dapat mengatur kedalaman penyampaian materi sebagai :engetahuan awal mahasiswa. (Z)
penting untuk diperhatikan.
l.tploration Mahasiswa bekerja sama ;:iam kelompok-kelompok lecil tanpa ::leajaran langsung dari dosen untuk
Berdasarkan hasil penelitian ini, umum
dapat dikatakan secara
mahasiswa dengan 198
pembelajaran
Junuf?en[ili(gn ltlatemati*a'{)9\rlA9{'/ot
!{t
2,
friaret 2A16
pembelajaran Learning Cycle sebesar 0.71 lebih tinggi dibandingkan rata-rata
Learning Cycle menunjukkan hasil yang
lebih baik dalam
3
kemampuan
indeks gain model
pembelajaran
pemecahan masalah matematik bila dibandingkan dengan mahasiswa yang pembelajarannya secara konvensional.
konvensional sebesar 0.42.
dimungkinkan karena pembelajaran- telah berubah dari paradigma pembelajaran yang
DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan B elajar. Iakarta:
Hal ini
PT Rineka Cipta
menekankan pada keaktifan siswa untuk mengkontruksi pengetahuannya sendiri.
Temuan
ini
Ana Fauziah. 201,0.
sesuai dengan Nina
Agustyaningrum (2010)
Yang
kreatif, dan kitis sehingga daPat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik. Hal itu juga sesuai dengan hasil riset yang dilakukan oleh Renner dan Marek dalam Martin (1994:202-203) bahwa dari riset yang mereka lakukan tentang penggunaan model siklus belaj ar (learning cycle) pada pembelajaran temyata hasilnya dapat meningkatkan prestasi anak-anak
Budiyono. 2009. Statistika
untuk Press UNS Penelitian. Surakarta:
Nina
Agustyaningrum.
2010.
Implementasi Model Pembelaiaran Learning Cycle 5E Untuk Kemampuan
Meningkatkan
Kornunikasi Matematis Siswa Kelas IXB SMP Negeri 2 Sleman. SkriPsi Program Studi Pendidikan
meningkatkan pengembangan
keterampilan prosesnya. Mereka juga
mengakui bahwa siklus (learning cycle)
dan
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa SMP Melalui Strategi REACT. Jurnal Forum Kependidikan, Vol30, No L
menyatakan bahwa Model Leaming Cycle memiliki kelebihan diantaranya dapat mendorong mahasiswa lebih aktif,
dan
Peningkntan
Kemampuan Pernahaman
Matematika
belajar dapat meningkatkan
UNY.
YogYakarta:
tidak diterbitkan
inteleklual anak.
Rusdin Pohan. 2007.
Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Rijal Institute.
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: Ada perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika FKIP UST
Soffan Siregar. 2012. Metode Penelian
Kuantitatif. Jakarta:
Kencana
Prenada Media GrouP.
)ang menggunakan model pembelajaran model
Learning Cycle dan
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, don Kombinasi (Mixed MetMds).
pembelajaran Konvensional. Hal itu dapat dilihat dari nilai signifikansi dari indeks gain : 0.00 < 0.05 dan daPat dikatakan bahwa model pembelajaran Learning Cycle leblh baik dibandingkan model konvensional, hal itu dilihat dari rata-rata' indeks gain model
Bandung: Alfabeta
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur
Penelitia.n Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka CiPta
199