PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS IV SDN 03 SUKOLILO KECAMATAN SUKOLILO PADA SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2012/2013
NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh derajat Sarjana S-1 Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: ENDAH WAHYUNI A 54F100043
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
i
ii
iii
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS IV SDN 03 SUKOLILO KECAMATAN SUKOLILO PADA SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2012/2013 Endah Wahyuni A 54F100043
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar pada mata pelajaran IPA dengan menerapkan metode eksperimen pada siswa kelas IV di SD Negeri 03 sukolilo kecamatan Sukolilo tahun ajaran 2012/ 2013. Bentuk Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan desain penelitian tindakan kelas (PTK). Tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penerima tindakan adalah siswa kelas SDN 03 Sulkolilo, yang berjumlah 23 siswa dan subjek pemberi tindakan adalah peneliti yang berkolaborasi dengan guru senior sebagai teman sejawat. Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan motivasi belajar IPA materi mendiskripsikan energi panas dan sifat-sifatnya menggunakan metode eksperimen pada siswa kelas IV SDN 03 Sukolilo Tahun Ajaran 2012/ 2013. Peningkatan motivasi belajar IPA dapat dilihat pada peningkatan siklus I motivasi siswa meningkat 60% atau 13 siswa dari sebelum tindakan yaitu 45% atau 10 siswa, berdasarkan indikator pencapain pada penelitian pada siklus I 60% maka siklus I di nyatakan berhasil, namun peneliti ingin meningkatkan motivasi belajar IPA tidak sampai disitu saja, maka dilakukan tindakan siklu II dengan hasil peningkatan motivasi belajar IPA meningkat yaitu 76% atau 17 siswa meningkat dari sebelumnya pada siklus I yaitu 60% atau 13 siswa, dari hasil penelitian pada siklus II sudah memenuhi indikator pencapain pada siklus II yaitu 75%. Dari fakta diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa metode ekeperimen dapat meningkatkan motivasi belajar IPA pada siswa kelas IV SD Negeri 03 sukolilo kecamatan Sukolilo tahun ajaran 2012/ 2013. Terbukti dan dapat diterima kebenaranya. Kata kunci : metode eksperimen, motivasi belajar
iv
PENDAHULUAN Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang perlu perhatian oleh para pelaku pendidikan, karena pendidikan memegang peranan yang sangat penting dimana kemajuan suatu bangsa dipandang dari sebagaimana pendidikan di negara tersebut berkembang dan maju. Di dalam pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi harus ditunjang oleh kemampuan pemanfaatan, pengembangan dan penguasaan teknologi. Salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dasar adalah dengan meningkatkan kemampuannya dalam bidang IPA atau Sains, karena IPA atau Sains merupakan ilmu yang sangat dengan lingkungan sehari-hari. Penerapan pembelajaran IPA atau Sains di SD pada umumnya masih sangat konvensional dengan cara anak hanya mendapatkan informasi hanya dari satu arah yaitu guru, sehingga anak merasa guru adalah satu-satunya sumber belajar padahal mata pelajaran IPA atau Sains sangatlah dekat dengan lingkungan keseharian siswa sehingga seorang guru pada saat merancang sebuah pembelajaran seorang guru haruslah berfikir dengan matang tentang bagaimana cara penyampaian serta memilih strategi pembelajaran yang tepat sehingga pembelajaran yang disampaikan oleh guru dapat diserap oleh siswa. Motivasi adalah sebagai proses yang menstimulasi perilaku kita atau atau menggerakkan kita untuk bertindak. Pintrich (Richad I. Arends, 2008:142) melihat motivasi berasal dari kata latin movere yang artinya apa yang membuat individu bergerak ke arah kegiatan tugas tertentu. Motivasi belajar adalah salah satu prinsip belajar dimana keberhasilan belajar siswa dipengaruhi dengan motivasi terhadap sebuah pelajaran, apabila siswa sudah tidak termotivasi dalam mata pelajaran tertentu maka mereka akan enggan untuk memperdalam atau memperhatikan dalam pembelajaran, hal tersebut akan terbanding terbalik apabila siswa sudah mempunyai motivasi terhadap mata pelajaran maka hasil yang akan dicapai akan lebih baik. Hal tersebut juga sangat diharapkan oleh guru yang sekaligus peneliti, agar pembelajaran yang dilaksanakan dapatlah berhasil serta
1
membuat anak menjadi lebih termotivasi bukan hanya pada mata pelajaran tertentu namun juga dengan mata pelajaran lain. Mata pelajaran IPA semester 2 (dua) dengan Standar Kompetensi(SK): Mendiskripsikan Energi Panas Dan Sifat-Sifatnya, terlihat siswa kurang termotivasi dalam pembelajaran hal ini dapat dilihat dengan indikasi, (1) siswa tidak aktif dalam pembelajaran, hanya beberapa siswa yang mau bertanya, (2) siswa cenderung menjadi pendengar dari pada ikut aktif dalam pembelajaran. Serta hasil observasi awal telihat motivasi belajar siswa rendah dengan prosentase 45%. Dari indikasi tersebut terlihat bahwa motivasi belajar siswa rendah, sehingga siswa merasa tidak nyaman. Maka peneliti sekaligus guru kelas ingin memperbaiki pembelajaran dengan menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Hal ini disadari oleh penulis bahwa motivasi belajar IPA masih sangat rendah dikarenakan dimana Mata pelajaran IPA sangatlah syarat dengan materi yang bersinggungan langsung dengan lingkungan di sekitar kita. Peneliti merasa metode eksperimen tepat digunakan pada penelitian tindakan kelas ini. Metode eksperimen dipandang tepat untuk meningkatkan motivasi belajar siswa karena metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. Syaiful Bahri (dalam Surtikanti & Joko Santoso, 2008:28) Strategi pembelajaran adalah pola-pola umum kegiatan guru, anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Menurut teori kognitif Piaget anak kelas periode 3 yaitu Operasi berpikir konkret (7-11 Th) Anak-anak mengembangkan kemampuan berpikir sistematis, namun hanya pada saat mengacu pada objek dan aktivitas konkret. Dimana seorang anak lebih tertarik pada benda yang nyata bukan benda abstrak, akan dari pada itu seorang guru harus mampu menyampaikan materi sesuai dengan tingkat perkembangan anak didik mereka bukan hanya mengajar dengan metode serta alat peraga yang seadanya.
2
Metode eksperimen berbeda dengan metode demonstrasi. Kalau metode demonstrasi hanya menekankan pada proses terjadinya dan mengabaikan hasil, sedangkan pada metode eksperimen penekanannya adalah kepada proses sampai kepada hasil. Berdasarkan
latar
belakang di
atas,
maka
menggunakan metode eksperimen yang diharapkan
dilakukan
penelitian
meningkatkan motivasi
belajar siswa. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Khusus Untuk
Meningkatkan
Motivasi
Belajar
IPA
melalui
metode
eksperimen Pada siswa kelas IV SDN 03 Sukolilo Kecamatan Sukolilo pada semester genap Tahun Ajaran 2012/2013. 2. Tujuan umum a. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa b. Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran yang lain. LANDASAN TEORI 1. Pengertian Motivasi Belajar IPA Motivasi didefinisikan sebagai proses yang menstimulasi perilaku kita atau atau menggerakkan kita untuk bertindak. Pintrich (Richad I. Arends, 2008:142) melihat motivasi berasal dari kata latin movere yang artinya apa yang membuat individu bergerak ke arah kegiatan an tugas tertentu. Dalam menilai motivasi pada siswa diperlukan aspek-aspek yang terukur. Menurut Keke T. Aritonang (2008:14 dalam http://febrinatik. blogspot.com/2013 /04/ makalah -motivasi. html) motivasi belajar siswa meliputi beberapa dimensi yang dapat dijadikan indikator. 1) Ketekunan dalam belajar 2) Ulet dalam menghadapi kesulitan 3) Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar 4) Berprestasi dalam belajar 5) Mandiri dalam belajar
3
Belajar adalah proses yang harus dilalui sesorang ingin mencapai sesuatu yang diharap sesuatu yang diharapkan dapat berhasil dengan baik. Menurut Davis (Samino dan Saring Marsudi.2011:28) menyataan 8 prinsip-prinsip belajar yaitu : a) Prinsip perhatian dan motivasi b) Prinsip transfer retensi c) Prinsip keaktifan d) Prinsip keterlibatan langsung e) Prinsip pengulangan f) Prinsip tantangan g) Prinsip balikan dan penguatan h) Prinsip perbedaan individu Ilmu Pengetahuan Alam (selanjutnya disebut IPA) merupakan suatu ilmu yang menawarkan cara-cara kepada kita untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, IPA pun menawarkan cara kepada kita untuk dapat memahami kejadian, fenomena, dan keragaman yang terdapat d alam semesta, dan yang paling penting adalah IPA juga memberikan pemahaman kepada kita bagaimana caranya agar kita dapat hidup dengan cara menyesuaikan diri terhadap hal-hal tersebut. IPA sebagai produk adalah kumpulan hasil kegiatan empiric dan kegiatan analitik yang dilakukan oleh para ilmuwan selama berabad-abad. IPA sebagai produk terdapat dalam bentuk fakta-fakta, data-data, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori. Jika ditelaah lebih jauh, maka fakta-fakta merupakan hasil kegiatan empiric, sedangkan data, konsep, prinsip dan teori dalam IPA merupakan hasil kegiatan analitik. 2. Metode Eksperimen Menurut beberapa ahli (dalam http://himitsuqalbu.wordpress.com/ 2011/11/03/metode-eksperimen/ ; di akses tanggal 15 Maret 2013) para ahli mendefinisikan metode eksperimen adalah sebagai berikut:
4
Syaiful Bahri Djamarah (1995) metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
Mulyani Sumantri, dkk (1999) mengatakan bahwa metode eksperimen diartikan sebagai cara belajara mengajar yang melibatkan siswa dengan mengalami dan membuktikan sendiri proses dan hasil percobaan.
Roestiyah (2001:80) Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya
serta
menuliskan
hasil
percobaannya,
kemudian
hasil
pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.
Schoenherr (1996) yang dikutip oleh Palendeng (2003:81) metode eksperimen adalah metode yang sesuai untuk pembelajaran sains, karena metode eksprimen mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kreativitas secara optimal. Siswa diberi kesempatan untuk menyusun sendiri konsep-konsep dalam struktur kognitifnya, selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupannya. Dari uraian diatas maka terlihat bahwa metode eksperimen berbeda
dengan metode eksperimen berbeda dengan metode demonstrasi. Kalau metode demonstrasi hanya menekankan pada proses terjadinya dan mengabaikan hasil, sedangkan pada metode eksperimen penekanannya adalah kepada proses sampai kepada hasil. 3. Penerapan metode eksperimen dalam peningkatan motivasi belajar IPA Motivasi didefinisikan sebagai proses yang menstimulasi perilaku kita atau atau menggerakkan kita untuk bertindak. Pintrich (Richad I. Arends, 2008:142) melihat motivasi berasal dari kata Latin movere yang artinya apa yang membuat individu bergerak ke arah kegiatan an tugas tertentu. Ilmu Pengetahuan Alam (selanjutnya disebut IPA) merupakan suatu ilmu yang menawarkan cara-cara kepada kita untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, IPA pun menawarkan cara kepada kita untuk dapat memahami kejadian, fenomena, dan keragaman yang terdapat d alam semesta, dan yang paling penting adalah IPA juga memberikan pemahaman kepada kita 5
bagaimana caranya agar kita dapat hidup dengan cara menyesuaikan diri terhadap hal-hal tersebut. Metode eksperimen berbeda dengan metode eksperimen berbeda dengan metode demonstrasi. Kalau metode demonstrasi hanya menekankan pada proses terjadinya dan mengabaikan hasil, sedangkan pada metode eksperimen penekanannya adalah kepada proses sampai kepada hasil. Penerapan metode eksperimen pada pembelajaran IPA sangatlah tepat karena konsep pembelajaran IPA lebih banyak praktik ketimbang teori, penerapan metode eksperimen ini dirasa tepat karena dalam proses pembelajaran siswa menjadi aktif dan dapat menemukan sendiri, hal ini yang membuat anak merasa terkesan pada proses pembelajaran, hal ini sangatlah penting karena IPA yang materinya sangat dekat dengan lingkungan sekitar siswa maka siswa akan termotivasi untuk membuktikan kebenaran tentang peristiwa-peristiwa yang ada di sekitar mereka, dari hal di atas peneneliti berharap bahwa penerapan metode eksperimen dapat berhasil. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap, antara lain : perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Perencanaan tindakan dilakukan
dengan
cara
peneliti
bersama
guru
berdiskusi
untuk
mengidentifikasikan masalah dan penyebab munculnya masalah, terutama yang berkaitan dengan motivasi belajar siswa. Kemudian dari masalah yang muncul, peneliti bersama guru senior mencari solusi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi. Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh peneliti bersama guru berdasarkan rencana yang telah dirumuskan sebelumnya. Peneliti berkolaborasi dengan guru melakukan tindakan pembelajaran di kelas dengan menerapkan metode eksperimen untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Selama proses tindakan berlangsung, peneliti melakukan pengamatan tentang kejadian – kejadian yang terjadi selama proses pembelajaran. Kemudian, setelah tindakan selesai peneliti bersama guru melakukan refleksi sebagai acuan untuk melakukan perbaikan tindakan selanjutnya.
6
Teknik Pengumpulan Data pada penelitian ini antara laian menggunakan cara sebgai berikut a). Metode observasi adalah merekam semua yang terjadi di kelas saat guru/ peneliti melakukan tindakan. b). Metode wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (narasumber). c). Catatan lapangan adalah catatan yang tertulis tentang apa yang didapat, dilihat, didengar, dialami dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif. Berdasarkan modelnya, catatan lapangan dibagi menjadi tiga bagian yaitu catatan pengamatan, catatan teori dan catatan metodologi. dalam penelitian ini model yang digunakan adalah model catatan lapangan. Indikator kerja atau intikator pencapaian pada Penelitian tindakan kelas ini berhasil jika terjadi Peningkatan motivasi belajar IPA melalui metode eksperimen pada mendiskripsikan energi panas dan sifat-sifatnya siswa kelas IV SDN 03 Sukolilo Kecamatan Sukolilo pada semester genap Tahun Ajaran 2012/2013 yaitu pada siklus I peningkatan motivasi siswa dapat meningkat dengan prosentase 60% siswa, sedangkan pada siklus II tingkat peningkatan motivasi belajar dengan prosentase 75%. Teknik analisis data pada penelitian ini mengngunakan teknik analisis komperatif dan analisis kritis. 1). Teknik komparatif dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan hasil penelitian siklus pertama dan kedua. Hasil komparasi tersebut digunakan untuk mengetahui indikator keberhasilan dan kegagalan dalam setiap siklus. Indokator yang berlum tercapai diperbaiki pada siklus berikutnya sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. 2). Teknik analisis kritis berkaitan dengan data kualitatif, yakni mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses pembelajaran berdasarkan kriteria normatif. Hasil analisis tersebut dijadikan dasar dalam penyusunan perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya. Setelah kondisi awal motivasi belajar siswa memalui metode bermain peran, peneliti bersama kolaboran merencanakan siklus tindakan untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Setiap siklus berakhir, diketahui adanya peningkatan motivasi belajar siswa memalui metode eksperimen Suwandi (2008:70)
7
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pembahasan berisi tentang uraian dan penjelasan mengenai hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti yang bekerja sama dengan teman sejawat. Hal-hal yang dibahas di dalam pembahasan adalah sesuatu yang berkaitan dengan permasalahan penelitian dan hipotesis tindakan, selama proses penelitian tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai pengajar pada proses pembelajaran dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV b pada mata pelajaran IPA melalui metode eksperimen. “Apakah penerapan metode eksperimen oleh peneliti dapat meningkatkan motivasi belajar siswa?” Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dalam tindakan siklus I, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa sudah mengalami peningkatan yaitu Guru lebih mudah mengamati kegiatan siswa, meskipun hasil kurang maksimal, ada sebagian siswa yang cepat memahami materi terbukti dari pertanyaan lisan yang dapat dijawab siswa. Walaupun demikian, pembelajaran pada tindakan siklus I belum sepenuhnya terlaksana sesuai yang diharapkan. Proses pembelajaran pada siklus I sudah menunjukkan adanya perubahan, meskipun belum semua siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dikarenakan kegiatan yang bersifat kelompok ada anggapan bahwa prestasi maupun nilai yang di dapat secara kelompok. Dari hasil pengamatan telah terjadi keaktifan siswa secara mental maupun motorik. Ada interaksi antar siswa secara individu maupun kelompok, serta antar kelompok. Masing-masing siswa ada peningkatan latihan bertanya dan menjawab antar kelompok, sehingga terlatih ketrampilan bertanya jawab. Terjalin kerjasama inter dan antar kelompok Hasil refleksi pada tindakan siklus I dapat dijadikan sebagai acuan untuk melakukan tindakan selanjutnya. Berdasarkan hasil refleksi tindakan siklus I, pelaksanaan tindakan siklus II memberikan hasil yang lebih baik daripada tindakan sebelumnya. Penelitian tentang peningkatan motivasi belajar siswa telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu, salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Fitriani (2011) dengan judul “Melalui penerapan metode eksperimen dapat
8
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok sifat-sifat cahaya di Kelas V SD Negeri 2 boro-boro Kabupaten Konawe Selatan”. Memperoleh hasil peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan hasil yang memuaskan. Motivasi
belajar
siswa
sebelum
adanya
tindakan
kelas
dengan
menggunakan metode eksperimen masih terlihat sangat rendah jika dilihat dari hasil pengamatan awal yang dilakukan oleh. Pada tindakan siklus I, prosentase peningkatan motivasi belajar siswa sudah mengalami peningkatan walaupun peningkatan yang terjadi masih belum cukup baik. Metode eksperimen yang diterapkan lebih dapat memotivasi siswa untuk membentuk sikap belajar yang baik. Selama proses pembelajaran di kelas motivasi belajar siswa mulai terlihat. Kerja sama antar siswa baik secara individual atau kelompok meningkat, Antusias siswa dalam berpendapat meningkat, Banyak pertanyaan guru yang dapat dijawab siswa. Motivasi belajar siswa di kelas dengan menggunakan strategi metode eksperimen mengalami peningkatan tahap demi tahap, dilihat dari sebelum adanya tindakan sampai berakhir pada tindakan siklus II. Peningkatan motivasi belajar IPA dapat dilihat pada peningkatan siklus I motivasi siswa meningkat 60% atau 13 siswa dari sebelum tindakan yaitu 45% atau 10 siswa, berdasarkan indikator pencapaian pada penelitian pada siklus I 60% maka siklus I di nyatakan berhasil, namun peneliti ingin meningkatkan motivasi belajar IPA tidak sampai di situ saja, maka dilakukan tindakan siklu II dengan hasil peningkatan motivasi belajar IPA meningkat yaitu 76% atau 17 siswa meningkat dari sebelumnya pada siklus I yaitu 60% atau 13 siswa, dari hasil penelitian pada siklus II sudah memenuhi indikator pencapaian pada siklus II yaitu 75%. Berdasarkan presentasi belajar siklus II diketahui bahwa tindakan yang dilakukan guru berupa penggunaan metode eksperimen ternyata dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mendiskripsikan energi panas dan sifat-sifatnya dibanding dengan siklus I dan peningkatan tersebut cukup signifikan karena peningkatan motivasi belajar dari hasil observasi guru mengikat mencapai 76% Apabila dilihat secara individu, siswa dengan motivasi belajar di bawah
9
stadar pada siklus I terdapat 17 siswa pada siklus II menjadi 2 siswa. Berdasarkan hasil tersebut, guru menanamkan motivasi kepada siswa tentang pentingnya materi mendiskripsikan energi panas dan sifat-sifatnya dalam pembelajaran pengetahuan alam yang telah dijelaskan melalui Metode eksperimen. Selain itu guru juga membantu memberi penguatan terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Tabel Hasil Observasi Guru Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Setiap Siklus Sebelum Maupun Setelah Proses Belajar Mengajar Dengan Menggunakan Metode Eksperimen. Hasil Observasi 30 - 39 40 - 49 50 - 59 60 - 69 70 - 79 80 - 89
Pra Siklus Prosentase Siklus I
Jumlah
3 15 4 1
13 % 65 % 17 % 5%
23
100
Prosentase
8 14 1
35% 61% 4%
23
100
Siklus II
Prosentase
3 10 10
13 % 43 % 43 %
23
100
Berdasarkan data pada tabel dapat dibuat grafik peningkatan motivasi belajar siswa IV dalam pembelajaran IPA.
P r o s e n t a s e
80 70 60 50 40 30 20 10 0 pra siklus
Siklus I
Siklus II
Grafik Peningkatan Motivasi Belajar IPA Melalui Metode Eksperimen
10
Proses pembelajaran pada siklus I sudah menunjukkan adanya perubahan, meskipun belum semua siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dikarenakan kegiatan yang bersifat kelompok ada anggapan bahwa prestasi maupun nilai yang di dapat secara kelompok. Dari hasil pengamatan telah terjadi keaktifan siswa secara mental maupun motorik. Ada interaksi antar siswa secara individu maupun kelompok, serta antar kelompok. Masing-masing siswa ada peningkatan latihan bertanya dan menjawab antar kelompok, sehingga terlatih ketrampilan bertanya jawab. Terjalin kerjasama inter dan antar kelompok. Penerapan metode eksperimen pada pembelajaran IPA sangatlah tepat karena konsep pembelajaran IPA lebih banyak praktik ketimbang teori, penerapan metode eksperimen ini dirasa tepat karena dalam proses pembelajaran siswa menjadi aktif dan dapat menemukan sendiri, hal ini yang membuat anak merasa terkesan pada proses pembelajaran, hal ini sangatlah penting karena IPA yang materinya sangat dekat dengan lingkungan sekitar siswa maka siswa akan termotivasi untuk membuktikan kebenaran tentang peristiwa-peristiwa yang ada di sekitar mereka, dari hal di atas peneliti berharap bahwa penerapan metode eksperimen dapat berhasil. Hasil ini didukung oleh Schoenherr (1996) (dalam Samino dan Saring Marsudi, 2011: 20-23) metode eksperimen adalah metode yang sesuai untuk pembelajaran sains, karena metode eksperimen mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kreativitas secara optimal. Siswa diberi kesempatan untuk menyusun sendiri konsep-konsep dalam struktur kognitifnya, selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupannya. SIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaborasi antara peneliti dan Teman sejawat selama dua putaran memberikan beberapa kesimpulan. Kesimpulan ini diperoleh berdasarkan pada data hasil belajar. Pertama, setelah menggunakan metode eksperimen dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan kenaikan prosentase komponenkomponen motivasi tersebut di setiap putarannya. Kedua, setelah menggunakan
11
metode eksperimen peran dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA terbukti pada pembelajaran siklus I perolehan ketuntasan kurang optimal. Dari 23 siswa hanya 13 siswa yang mencapai indikator kerja (60%). Sedangkan siklus II meningkat menjadi 17 siswa tuntas (76%). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti yang berkolaborasi dengan
teman sejawat
peningkatan motivasi belajar IPA melalui metode
eksperimen pada siswa Kelas IV SDN 03 Sukolilo Kecamatan Sukolilo pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 maka dari itu peneliti memberikan saran sebagai berikut: 1. Terhadap guru: a). Guru harus dapat memantau setiap perkembangan siswa, sehingga dapat dijadikan bahan acuan untuk melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran. b). Guru seharusnya dapat menggunakan strategi pembelajaran yang tepat, sehingga dapat meningkatkan kualitas siswa secara keseluruhan. 2. Terhadap siswa antara laian a). Siswa harus bersikap aktif dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. b). Siswa seharusnya memiliki sikap percaya diri dalam proses pembelajaran, hal ini dapat ditunjukkan dengan berani untuk mempresentasikan hasil kerja ke depan kelas. c). Siswa harus berani bertanya tanpa adanya rasa takut kepada guru jika sedang mengalami kesulitan dalam pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Arends Richard I. 2008. Learning to Teach Belajar untuk Mengajar. Yogjakarta: Pustaka Belajar. Fitriani, 2011. Melalui Penerapan Metode Eksperimen dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Sifat-Sifat Cahaya di Kelas V SD Negeri 2 Boro-Boro Kabupaten Konawe Selatan. dalam http://darlisbastra.blogspot.com/2012/06/melalui penerapan-metode-eksperimen.html diakses tanggal 15 Maret 2013. Samino dan Marsudi, Saring. 2011. Layanan Bimbingan Belajar. Surakarta: Fairus Media. Sutikanti & Joko santoso. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta: BP-FKIP Suwandi. 2008. Dalam http://tkaisyiyah06cilopadang.blogspot.com/2012/10/ contoh-ptk.html di akses tanggal 30 Mei 2013
12