PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE ACTIVE KNOWLEDGE SHARING PADA SISWA KELAS IV DI SDN 03 NGARGOYOSO KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Diajukan Oleh : MURNIA APRILANI A510091010
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
ABSTRAKS
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE ACTIVE KNOWLEDGE SHARING PADA SISWA KELAS IV DI SDN 03 NGARGOYOSO KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Murnia Aprilani, A510091010, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013. Tujuan penelitian ini adalah: 1. Secara umum a. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam hal mengarang narasi dengan metode active knowledge sharing yang dapat dijadikan sebagai suatu alternatif proses pembelajaran di Sekolah Dasar. 2. Secara khusus. 1. Untuk penerapan metode active knowledge sharing dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas IV SDN 03 Ngargoyoso Kecamatan Ngargoyoso Tahun Ajaran 2012/2013. 2. Untuk penerapan metode active knowledge sharing dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 03 Ngargoyoso Kecamatan Ngargoyoso Tahun Ajaran 2012/2013. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas . Subyek penelitian ini adalah guru kelas IV dan siswa kelas IV SDN 03 Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar yang berjumlah 14 siswa yang terdiri 6 Putra dan 8 Putri. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan metode observasi, tes, dokumentasi, wawancara. Teknik analisis data dalam penelitian ini meliputi: reduksi data, sajian data, penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan menulis karangan narasi mengalami peningkatan yang signifikan dari sebelum pelaksanan tindakan sampai pelaksanaan siklus III aspek isi karangan narasi siswa mengalami peningkatan yaitu sebanyak 2 siswa (18%) sampai pada siklus akhir menjadi 12 siswa (85%). Aspek organisasi isi karangan narasi siswa sebanyak 2 siswa (18%), sampai pada siklus akhir menjadi 11 siswa (80%). Aspek kosakata karangan narasi sebanyak 3 siswa (25%), sampai pada siklus akhir menjadi 12 siswa (85%). Aspek tata bahasa karangan narasi sebanyak 3 siswa (25%), sampai pada siklus akhir menjadi 12 siswa (85%). Aspek ejaan karangan narasi sebanyak 4 siswa (31%), sampai pada siklus akhir menjadi 13 siswa (90%). Sedangkan untuk hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan, siswa yang tuntas belajarnya sebelum dilaksanakan tindakan sebanyak 6 siswa, pada pelaksanaan siklus I sebanyak 8 siswa, siklus II sebanyak 10 siswa dan siklus III sebanyak 12 siswa.
Kata kunci : active knowledge sharing, kemampuan menulis karangan narasi.
A. PENDAHULUAN Sekolah Dasar adalah tempat pengalaman pertama yang memberikan dasar pembentuk kepribadian individu. Sehubungan dengan hal itu guru perlu membekali siswanya dengan kepribadian, kemampuan, dan keterampilan dasar yang cukup sebagai landasan untuk mempersiapkan pengalamannya pada jenjang yang lebih tinggi. Masalah bahasa dalam dunia pendidikan merupakan peranan yang sangat penting. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah. Pengajaran Bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang dapat membawa serangkaian keterampilan. Keterampilan tersebut erat hubungannya dengan proses-proses yang mendasari pikiran. Semakin terampil seseorang berbahasa semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Menurut Tarigan, dalam Muchlisoh (2006: 257) ada empat aspek keterampilan berbahasa yang mencakup dalam pengajaran bahasa adalah: (1) keterampilan menyimak (listening skills); (2) keterampilan berbicara (speaking skills); (3) keterampilan membaca (reading skills); dan (4) keterampilan menulis (writting skills), dan keempat keterampilan tersebut saling berhubungan satu sama lain. Salah satu bidang aktivitas dan materi pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar yang memegang peranan penting ialah pengajaran menulis. Menulis merupakan salah satu kompetensi bahasa yang ada dalam setiap jenjang pendidikan, mulai tingkat prasekolah hingga perguruan tinggi. Menulis adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai dengan baik oleh siswa. Menurut Yeti Mulyati, dkk. (2008: 5.3) menulis adalah suatu proses berfikir dan menuangkan pemikiran itu dalam bentuk wacana (karangan). Menulis karangan narasi merupakan kompetensi menulis yang sudah ada dan dimulai di jenjang Sekolah Dasar. Siswa dapat mengungkapkan perasaan, ide, dan gagasannya kepada orang lain melalui kegiatan menulis karangan narasi. Kemampuan menulis karangan narasi tidak secara otomatis dapat dikuasai oleh siswa, melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur sehingga siswa akan lebih mudah berekspresi dalam kegiatan menulis. Sehubungan dengan itu kemampuan menulis harus
ditingkatkan sejak kecil atau mulai dari pendidikan Sekolah Dasar. Apabila kemampuan menulis tidak ditingkatkan, maka kemampuan siswa untuk mengungkapkan pikiran atau gagasan melalui bentuk tulisan akan semakin berkurang atau tidak berkembang. Hal-hal yang berbeda seperti dapat dijumpai dalam keterampilan berbahasa yang lain, kemampuan menulis memerlukan sejumlah potensi pendukung. Untuk mencapainya dibutuhkan kesungguhankesungguhan, kemauan keras, bahkan dengan belajar sungguh-sungguh. Dengan demikian, wajar bila dikatakan bahwa meningkatkan kemampuan menulis akan mendorong siswa lebih aktif, kreatif dan melatih kemahiran. Pada kenyataan di lapangan, yaitu kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas IV SD Negeri 03 Ngargoyoso pada tahun pelajaran 2012/2013 masih rendah. Dari hasil observasi yang dilakukan di kelas IV SD Negeri 03 Ngargoyoso, menunjukkan bahwa dalam pembelajaran menulis karangan narasi siswa belum bisa mengembangkan pengetahuannya sehingga mengakibatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa menjadi rendah. Hal ini ditandai dengan adanya siswa kurang bersungguh-sungguh dan kurang mempunyai kemauan yang keras dalam menulis karangan narasi. Siswa belum terampil dalam menyusun kalimat-kalimat dan belum memperhatikan ejaan atau tanda baca. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan perolehan nilai yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diharapkan. Berdasarkan observasi yang dilakukan, dapat ditunjukkkan ada 66% siswa yang nilainya belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diharapkan. Berdasarkan dokumen kemampuan menulis yang diperoleh dari guru kelas, ditemukan dari 14 siswa di antaranya: 5 siswa dapat menulis karangan narasi dengan baik atau mendapat nilai di atas KKM, dan 9 siswa mendapat nilai di bawah KKM. Data tersebut diperkuat dengan tes awal kemampuan menulis karangan narasi yang dilakukan sebelum tindakan, dari tes awal tersebut diperoleh fakta sebagai berikut sebanyak 43 % atau 6 siswa mendapat nilai di atas KKM dan 57 % atau 9 siswa mendapat nilai di bawah KKM. Berdasarkan kedua data tersebut dapat disimpulkan bahwa masih banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM dan ini berarti
kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas IV SD Negeri 03 Ngargoyoso masih tergolong rendah. Salah satu metode pembelajaran yang telah terbukti mampu mengoptimalkan hasil belajar adalah metode active knowledge sharing. Menurut Edward (2009: 64) active knowledge sharing adalah cara paling efektif dan efisien untuk memasukkan, menyimpan dan mengeluarkan data dari atau ke otak. Active knowledge sharing merupakan salah satu cara mencatat materi pelajaran yang memudahkan siswa untuk belajar.
Active
knowledge sharing bisa juga dikategorikan sebagai teknik mencatat kreatif. Dikategorikan ke dalam teknik kreatif karena pembuatan Active knowledge sharing ini membutuhkan pemanfaatan keterampilan berbagi pengetahuan. Lebih lanjut Edward (2009: 64-65) mengatakan bahwa, sistem Active knowledge sharing mempunyai banyak keunggulan yang di antarnya: proses pembuatan Active knowledge sharing menyenangkan, karena tidak sematamata hanya mengandalkan otak kiri saja dan sifatnya unik sehingga mudah diingat serta menarik Organisasi isi mata dan otak. Oleh karena itu metode Active knowledge sharing ini akan sangat membantu memudahkan siswa dalam proses pembelajaran terutama digunakan dalam menulis karangan narasi. Metode Active knowledge sharing akan menambah pengetahuan siswa dengan berbagi pengetahuan dengan siswa lain dalam membuat karangan narasi. Siswa akan lebih mudah jika dalam pembelajaran menulis karangan narasi mengangkat tema dari kehidupan siswa sehari-hari atau pengalamanpengalamannya. Melalui bimbingan guru, pengalaman-pengalaman tersebut dituangkan ke dalam kerangka berfikir melalui metode active knowledge sharing. Active knowledge sharing tersebut penuh kreativitas siswa dengan kata-katanya yang sangat variatif. Hal ini dapat memicu siswa untuk menulis karangan narasi yang lebih baik. Berdasarkan hal tersebut, maka kemampuan menulis karangan narasi siswa akan meningkat. Berdasar latar belakang tersebut di atas, peneliti merasa perlu mengadakan penelitian tindakan kelas tentang
“Peningkatan Kemampuan
Menulis Karangan Narasi Melalui Metode active knowledge sharing pada Siswa Kelas IV SD Negeri 03 Ngargoyoso pada Tahun Pelajaran 2012/2013”.
B. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Pelaksanaan pengumpulan data dilaksanakan oleh peneliti pada bulan November 2012 sampai bulan Pebruari 2013. Lokasi Penelitian adalah di
SDN 03 Ngargoyoso, penulis melakukan Penelitian
Tindakan Kelas di kelas IV SDN 03 Ngargoyoso yang beralamat di dukuh Sengonrejo desa Ngargoyoso kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar. Jumlah murid dikelas tersebut sebanyak 14 siswa yang terdiri dari 6 siswa lakilaki dan 8 siswa perempuan. Peneliti melaksanakan PTK di SDN 03 Ngargoyoso karena peneliti mengajar di SDN tersebut, sehingga peneliti ingin lebih meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi dan hasil belajar siswa dengan melaksanakan PTK pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Karakteristik siswa bervariasi, ada beberapa siswa laki-laki yang suka usil, suka mengejek siswa perempuan, ada siswa yang aktif dan ada satu siswa lakilaki yang hiperaktif sehingga kelas IV tersebut membutuhkan Organisasi isi yang ekstra bagi guru kelasnya. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam
melaksanakan tugas, memperdalam
pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2000: 3). Sedangkah menurut Mukhlis (2000: 5) PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan. Adapun
tujuan
utama
dari
PTK
adalah
untuk
memperbaiki/meningkatkan praktek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di
kalangan guru (Mukhlis, 2000: 5). Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 2002: 6), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Metode pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara: (1) Observasi (pengamatan langsung) oleh peneliti tentang aktivitas dan sikap siswa pada saat proses pembelajaran. Observasi atau pengamatan adalah usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis dengan prosedur yang
standar (Suharsimi Arikunto, 2002:225). Metode observasi ini digunakan untuk menjaring data berupa aktivitas siswa dalam kelompok selama kegiatan belajar mengajar, interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, metode pembelajaran, partisipasi dalam pembelajaran dan keberhasilan pembelajaran siswa dengan menggunakan metode pembelajaran asistensi. (2) Tes,
dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran (pra tindakan, maupun tiap akhir siklus). Jenis tes yang digunakan adalah tes formatif yaitu tes yang dilaksanakan setiap kali selesai dipelajari suatu unit pelajaran tertentu. Manfaatnya sebagai alat penilai proses pembelajaran
unit
materi
pembelajaran
tertentu.
(3)
Dokumentasi,
Dokumentasi berasal dari kata “dokumen” yang artinya barang-barang tertulis. Maksud dari barang-barang tertulis adalah buku-buku, majalah, peraturanperaturan, catatan harian dan sebagainya. Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data nama siswa dan nilai hasil belajar siswa, sebelum tindakan. (4) Wawancara, pada pelaksanaannya peneliti mengadakan wawancara dengan guru kelas IV SDN 03 Ngargoyoso secara bebas terpimpin mengenai hal-hal yang mendukung hasil penelitian. Wawancara terhadap siswa dilakukan secara bebas. Hal ini dimaksudkan agar wawancara dapat berlangsung dengan arah lebih terbuka. Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif. Huberman, dalam HB Sutopo, (2006: 186) mengemukakan bahwa analisis data dalam penelitian adalah model analisi interaktif yang mempunyai empat komponen yaitu : 1) Pengumpulan data, 2) sajian data, 3) reduksi data dan 4) penarikan kesimpulan atau verifikasi data masih berlangsung.
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Data-data yang diperoleh mengenai hasil peningkatan kemampuan menulis karangan narasi dan hasil belajar siswa di kelas dalam pembelajaran menulis sebelum tindakan kelas sampai dengan tindakan kelas siklus III dapat rangkum dan disajikan dalam tabel dan grafik sebagai berikut : Tabel 1 Data Peningkatan Kemampuan menulis karangan narasi Tindakan
Isi
Organisasi isi
Kosakata
Tata bahasa
Ejaan
Sebelum
2 siswa
2 siswa
3 siswa
3 siswa
4 siswa
Tindakan
(18%)
(18%)
(25%)
(25%)
(31%)
Siklus I
5 siswa
6 siswa
6 siswa
7 siswa
6 siswa
(35%)
(43%)
(43%)
(50%)
(43%)
7 siswa
8 siswa
8 siswa
9 siswa
8 siswa
(50%)
(57%)
(57%)
(64%)
(57%)
12 Siswa
11 Siswa
12 Siswa
12 Siswa
13 siswa
(85%)
(80%)
(85%)
(85%)
(90%)
Siklus II
Siklus III
Sedangkan untuk hasil belajar,
jumlah siswa yang mencapai
ketuntasan hasil belajar atau siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia melalui penerapan motode pembelajaran Active Knowledge Sharing juga mengalami peningkatan. Untuk lebih jelasnya dibuat tabel perbandingan pada halaman berikutnya: Tabel 2 Perbandingan nilai per siklus Nilai No
Nama
KKM
1
Teguh permadi
2
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Siklus III
70
60
65
65
74
Tri Novianto
70
64
64
70
76
3 4
Endang P Lilis Setyowati
70 70
88 75
90 78
90 78
90 78
5
Lia Agustin
70
66
66
66
72
6
Tabah Dwi F
70
55
55
58
66
7 8
Prianto Eko Rianto
70 70
70 66
70 80
70 80
80 82
9
Dicki Saputra
70
68
70
70
76
10
Roni Setiawan
70
82
85
85
88
11
Novianti
70
78
78
78
92
12
Joko Prasetyo Putri Rahmadani Aziz Nur Sahid
70
68
68
74
76
70
75
75
75
70
66
66
66
68
Jumlah
981
1010
1025
1096
Rata-rata
70
72
73.2
78
Siswa tuntas
6
8
10
12
Siswa tidak tuntas
8
6
4
2
13 14
78
2. Pembahasan Hasil Penelitian Pembahasan terhadap permasalahan penelitian maupun hipotesis tindakan berdasarkan analisis data kualitatif hasil penelitian dari kerja kolaborasi antara peneliti, guru kelas, kepala sekolah dan profil kelas sebelum dan sesudah penelitian yang dibuat oleh guru yang melakukan tindakan. Hasil dialog dan diskusi-diskusi lainnya pada kerja kolaborasi, memberikan dorongan pada guru kelas untuk melakukan pembelajaran yang dapat menumbuhkan kemampuan menulis karangan narasi kelas IV pada waktu melaksanakan tindakan kelas sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa melalui active knowledge sharing. Kemampuan menulis karangan narasi siswa yang meliputi aspek: isi, organisasi isi, kosakata, tata bahasa dan ejaan
dapat dilihat dari
peningkatan pada setiap siklus. Dalam pelaksanaan setiap siklus kemampuan menulis karangan narasi siswa mengalami peningkatan. 1.
Isi karangan narasi Dalam pembelajaran menulis, dilihat daeri aspek kandungan isi dari karangan narasi
siswa mengalami peningkatan yaitu sebelum
adanya penelitian tindakan kelas kandungan isi karangan narasi siswa sebanyak 2 siswa (18%), pada siklus I sebanyak 5 siswa (35%), siklus II sebanyak 7 siswa (50%), pada siklus III sebanyak 12 siswa (85%). 2.
Organisasi isi karangan narasi Dalam pembelajaran menulis, organisasi isi karangan narasi mengalami peningkatan yaitu sebelum adanya penelitian tindakan kelas organisasi isi karangan narasi dalam pembelajaran menulis sebanyak 2 siswa (18%), pada siklus I sebanyak 6 siswa (40%), siklus II sebanyak 8 siswa (57%), pada siklus III sebanyak 11 siswa (80%).
3.
Kosakata karangan narasi Dalam pembelajaran menulis, dilihat dari aspek kosakata mengalami peningkatan yaitu sebelum adanya penelitian tindakan kelas sebanyak 3 siswa (25%), pada siklus I sebanyak 6 siswa (40%), siklus II sebanyak 8 siswa (57%), pada siklus III sebanyak 12 siswa (85%).
4.
Tata bahasa karangan narasi Dalam pembelajaran menulis karangan narasi, dilihat dari aspek tata bahasa mengalami peningkatan yaitu sebelum adanya penelitian tindakan kelas sebanyak 3 siswa (25%), pada siklus I sebanyak 7 siswa (50%), siklus II sebanyak 9 siswa (64%) ,pada siklus III sebanyak 12 siswa (85%).
5.
Ejaan karangan narasi Dalam pembelajaran menulis karangan narasi, dari aspek ejaan mengalami peningkatan yaitu
sebelum adanya penelitian tindakan
kelas sebanyak 4 siswa (31%), pada siklus I sebanyak 6 siswa (45%), siklus II sebanyak 8 siswa (57%), pada siklus III sebanyak 13 siswa (90%). Senada dengan penelitian yang diungkapkan oleh Tutiek Yunita Rachmawati dengan judul Peningkatan Kualitas Pembelajaran Menulis Cerpen dengan Metode active knowledge sharing pada Siswa Kelas IX di SMP Al Muayad Surakarta Tahun Ajaran 2007/2008. Simpulan dari penelitian tersebut bahwa metode active knowledge sharing dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis cerpen. Haryani dengan judul Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara dengan active knowledge sharing pada Siswa Kelas IV SD N Karanganyar 03 Tahun Ajaran 2008/2009. Hal ini dapat dilihat dari nilai kemampuan berbicara yang meningkat pada setiap siklus. Pada siklus I prosentase ketuntasan kemampuan berbicara 51,8% sedangkan pada siklus II prosentase meningkat menjadi 66,6%, dan pada siklus III prosentase kemampuan berbicara meningkat menjadi 77,7%. Tindakan mengajar yang telah dijelaskan di atas sangat didukung hipotesis tindakan. Tindakan-tindakan guru tersebut memenuhi teori dalam menciptakan kondisi belajar yang efektif. Perubahan tindakan belajar yang berkaitan dengan kemampuan menulis karangan narasi siswa setelah dilaksanakan tindakan kelas selama dua siklus disajikan dalam tabel diatas. Dari uraian di atas menunjukkan bahwa penggunaan model active knowledge sharing dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan
narasi siswa kelas IV SDN 03 Ngargoyoso, baik dilihat dari isi karangan, organisasi isi, kosakata, tata bahasa dan ejaan. Berdasarkan keterangan di atas, Penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan yaitu penerapan active knowledge sharing pada proses pembelajaran menulis karangan narasi siswa kelas IV SDN 03 Ngargoyoso, diperoleh hasil berupa peningkatan kemampuan menulis karangan narasi siswa. Artinya hipotesis tindakan diterima dengan didukung hasil penelitian.
D. Simpulan Berdasarkan rangkaian penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaboratif, hasil untuk setiap siklus yang telah dilakukan menunjukkan
adanya
perubahan
sebagai
hasil
penelitian
ini
mengenai
peningkatan kemampuan menulis karangan narasi melalui active knowledge sharing. Di dalam penelitian
ini terjadi peningkatan kemampuan menulis
karangan narasi siswa. Hasil Penelitian yang menunjukkan peningkatan kemampuan menulis karangan narasi melalui active knowledge sharing dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Isi karangan narasi siswa mengalami peningkatan yaitu sebelum adanya penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siswa (18%) sampai pada siklus akhir menjadi 12 siswa (85%). 2. Organisasi isi karangan narasi siswa mengalami peningkatan yaitu sebelum adanya penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siswa (18%), sampai pada siklus akhir menjadi 11 siswa (80%). 3.
Kosakata karangan narasi siswa mengalami peningkatan yaitu sebelum adanya penelitian tindakan kelas sebanyak 3 siswa (25%), sampai pada siklus akhir menjadi 12 siswa (85%).
4. Tata bahasa karangan narasi siswa mengalami peningkatan yaitu sebelum adanya penelitian tindakan kelas sebanyak 3 siswa (25%), sampai pada siklus akhir menjadi 12 siswa (85%).
5.
Ejaan
karangan narasi siswa mengalami peningkatan yaitu sebelum
adanya penelitian tindakan kelas sebanyak 4 siswa (31%), sampai pada siklus akhir menjadi 13 siswa (90%). 6.
Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan,
siswa
yang tuntas
belajarnya sebelum dilaksanakan tindakan sebanyak 6 siswa, pada pelaksanaan siklus I sebanyak 8 siswa, siklus II sebanyak 10 siswa dan siklus III sebanyak 12 siswa.
E. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2005. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rineka Cipta. Edward, Caroline. 2009. Active Learning untuk anak sehat dan cerdas. Yogyakarta: Sakti H.B. Sutopo. 2002. Metode Penelitian Kualitatif Dasar Teori Dan Terapannya Dalam Penelitian. Surakarta: Pusat Penelitian Universitas Sebelas Maret.
Muchlisoh dkk. 2006. Pendidikan Bahasa Indonesia 3 Modul 1-9. UT. Mulyati,Yeti.2008. Penggunaan Alat Permainan Edukatif : Upaya Perkembangan Bahasa dan Kognitif Anak Usia 3-6 Tahun.
Membantu
Suharsimi Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta.