NASKAH PUBLIKASI
PEMBASMI HAMA MENGGUNAKAN GELOMBANG ULTRASONIC DENGAN MEMANFAATKAN PANEL SURYA (SOLAR CELL)
Disusun untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Surakarta
Diajukan oleh : BUGI ANGRIAWAN D 400 110 039
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
PEMBASMI HAMA MENGGUNAKAN GELOMBANG ULTRASONIC DENGAN MEMANFAATKAN PANEL SURYA (SOLAR CELL) Bugi Angriawan Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta
[email protected]
ABSTRAKSI Berbagai kajian dan penelitian dilakukan untuk mengolah energi matahari yang berlimpah luas di dunia, terlebih di Indonesia yang merupakan Negara yang dilalui garis khatulistiwa yang berpotensi besar untuk mengembangkan energi alternatif seperti menggunakan panel surya (solar cell). Penggunaan solar cell sekarang ini mulai dikembangkan sebagai salah satu alternatif sumber pembangkit energi listrik. Penelitian ini bertujuan mendesain alat penghasil gelombang ultrasonic dengan memanfaatkan panel surya (solar cell) sebagai sumber energinya dan mengetahui ketahanan energi pada baterai (accu). Metode yang dilakukan adalah memanfaatkan panel surya (solar cell) sebagai pembangkit listrik terbarukan yang digunakan untuk menjalankan kinerja alat penghasil gelombang ultrasonic. Pengamatan yang dilakukan adalah pengambilan data terkait variasi intensitas cahaya dan ketahanan baterai (accu) untuk dapat menyuplai alat penghasil gelombang ultrasonic. Hasil penelitian ketahanan baterai (accu) pada intensitas cahaya 97.800 lux dengan beban alat penghasil ultrasonic yang berdaya 6 W dapat menyuplai selama 29 jam 40 menit. Ketahanan baterai (accu) pada intensitas cahaya 34.300 lux dengan beban alat penghasil ultrasonic yang berdaya 6 W dapat menyuplai selama 25 jam 25 menit. Perhitungan ketahanan baterai (accu) menggunakan rumus diperoleh rata-rata 151 Jam 16 menit. Penggunaan uji coba alat penghasil ultrasonic pada tikus, tikus mengalami perubahan tingkah laku ketika alat penghasil gelombang ultrasonic dinyalakan. Tingkah laku tikus yang seakan merasakan gatal pada telinganya dengan menggaruk-garuk bagian kupingnya lalu tingkah laku lainnya seperti ingin pergi ketika alat penghasil gelombang ultrasonic dinyalakan. Kata kunci : Sumber energi, Ultrasonic , Panel Surya, Solar Cell, Energi Alternatif
1. PENDAHULUAN
minyak bumi sebagai bahan bakar
1.1. Latar Belakang
penggeraknya.
Beberapa tahun terakhir ini energi
Menurut para ahli minyak bumi,
merupakan persoalan yang krusial
gas alam, dan batu bara yang
didunia.
dikatakan sebagai bahan bakar fosil
Peningkatan
energi
yang
permintaan oleh
diperkirakan akan habis 30 tahun lagi,
pertumbuhan populasi penduduk dan
bahan bakar gas habis dalam kurun
menipisnya sumber cadangan minyak
waktu 70-80 tahun, bahan bakar padat
dunia serta permasalahan emisi dari
120 tahun lagi, sehingga diperlukan
bahan
memberikan
penghematan untuk bahan bakar fosil,
tekanan kepada setiap negara untuk
tetapi jika kebutuhan akan bahan
segera menggunakan energi energi
bakar juga banyak bagaimana cara
alternatif.
mengatasinya. Permasalahan inilah
bakar
disebabkan
fosil
Kebutuhan energi di dunia saat ini
yang
harus
segera
diselesaikan.
masih menggunakan bahan bakar
(http://kopitgeografi.blogspot.com/2
fosil, yaitu: minyak, gas alam dan
013/05/penggunaanenergialternatif.ht
batu
ml)
bara.
Faktor
pendorong
konsumsi bahan bakar fosil yang
Sumber daya energi di Negara
semakin tinggi ini dipicu karena
Indonesia pada dasarnya memiliki
masih banyaknya penggunaan mesin
dua fungsi, yaitu sebagai pendorong
industri dan transportasi penunjang
pembangunan dan sebagai sumber
yang umumnya masih menggunakan
devisa. Pertumbuhan ekonomi jelas sangat membutuhkan ketersediaan
berbagai
sumber
daya
alam
di
samping
sumber
daya
manusia.
energi angin, energi pasang surut, dan energi terbaharukan lainnya.
Sumber daya energi merupakan salah
Menipisnya cadangan energi fosil
satu sumber terpenting pendorong
di Indonesia dan kenyataan yang
pertumbuhan ekonomi. Sumber daya
harus kita terima bahwa pemakaian
energi dibutuhkan setiap elemen
energi berbahan dasar dari fosil telah
masyarakat dalam menjalani aktivitas
menjadi
sehari-hari.
sumber
terjadinya kelangkaan energi, maka
daya energi akan menjadi kendala
sudah saatnya untuk menggalakkan
yang
pengembangan
Keterbatasan
dapat
menghambat
laju
salah
satu
dan
penyebab
pemanfaatan
pertumbuhan ekonomi di kemudian
energi terbarukan yang dimiliki.
hari.
Indonesia
Kebutuhan
energi
memiliki
potensi
dan
semakin
cadangan energi terbarukan yang
meningkat diiringi adanya kemajuan
besar, seperti panas matahari, panas
teknologi.
yang
bumi, dan air, termasuk lautan. Pada
banyak dipakai sampai saat ini adalah
pengembangan energi terbarukan di
sumber yang dapat habis atau tidak
Negara
dapat diperbaharui seperti minyak
menggantikan energi konvensional
bumi,
ditandai
Sumber
batubara
energi
dan
mengingat terbatasnya
gas
bumi,
Indonesia
dengan
untuk
banyak
persediaan
pengembangan energi alternatif untuk
sumber energi tersebut, maka dicari
menggantikan energi konvensional,
sumber energi alternatif lain seperti
seperti: pembangunan PLTU, PLTS,
energi matahari, energi gelombang,
dan
PLTA
yang
menggantikan
pembangkit listrik berasal dari bahan
Kebijakan Energi Nasional (KEN)
bakar
yang telah disiapkan oleh Dewan
minyak
dan
Indonesia
batu
bara.
mengoptimalkan
pengembangan alternatif
sumber
supaya
ketergantungan
energi
mengurangi
terhadap
Energi
Nasional
(DEN)
dengan
jumlah target pemanfaatan
EBT
ditetapkan sebesar 25% dari jumlah
sumber
BEN di tahun 2025. Pemerintah
energi yang tak dapat diperbaharui
mencanangkan 0,2 sampai 0,3 persen
(fosil).
dalam keseluruhan energi nasional
Pemanfaatan energi pada tahun
pada tahun 2025 berasal dari tenaga
2012 masih relatif kecil dibandingkan
surya atau setara dengan 1.000
dengan
energi
Megawatt peak (MWp). Data tersebut
berbasis fosil. Pemanfaatan energi
menunjukkan adanya penambahan 65
terbarukanhanya 4,4%, batu bara
Megawatt peak (MWp) pertahun
30,7%, minyak bumi 43,9%, dan gas
(www.ebtke.esdm.go.id).
sumber-sumber
bumi sebesar 21%. Melalui Peraturan
Negara
Indonesia
berada
di
Presiden Nomor 05 tahun 2006
daerah khatulistiwa dan akan selalu
tentang Kebijakan Energi Nasional
disinari matahari selama 10β12 jam
(KEN)
target
dalam sehari. Dilihat dari potensi
dan
tersebut maka sangat menguntungkan
telah
pemanfaatan
menetapkan energi
baru
terbarukan (EBT) sebesar 17% dari
untuk
total Bauran Energi Nasional (BEN)
matahari yang sangatlah besar. Total
pada tahun 2025. Target ini akan
intensitas penyinaran rata-rata 4,5
diperbaharui
kWh per meter persegi perhari,
melalui
penetapan
mengembangkan
energi
matahari bersinar berkisar 2000 jam
dikembangkan
dan
per tahun, tergolong kaya energi
manfaat
beberapa
matahari.
kehidupan,
Energi matahari berpotensi untuk dimanfaatkan
sebagai
bagi salah
membawa
satunya
aspek dapat
diterapkan dalam bidang pertanian,
pengganti
terutama bagi negara-negara yang
minyak, batu bara, dll. Hal ini
memiliki potensi besar pada produksi
disebabkan faktor Negara Indonesia
pertanian,misalnya Negara Indonesia.
dilalui garis khatulistiwa sehingga
Negara
Indonesia
merupakan
disinari matahari yang sangat banyak,
salah satu negara agraris dengan luas
namun energi matahari tidak dapat
area pertanian, khususnya padi yang
langsung
dimanfaatkan
secara
mencapai 8,9 juta hektar. Terlepas
langsung,
untuk
memanfaatkan
dari melimpahnya produksi padi, para
energi
matahari
menjadi
energi
petani selalu memiliki kendala yang
listrik, diperlukan peralatan seperti
bisa
panel
hasil panen, baik dari segi kualitas
surya
mengkonversi
(solar
cell)
energi
untuk
matahari
menjadi energi listrik. Teknologi
mempengaruhi
maupun
kuantitas.
menurunnya
Penurunan
kualitas, biasanya disebabkan faktor mengalami
human error atau kesalahan petani
dan
pada
sendiri dalam perawatan padinya,
dasarnya dibuat serta dikembangkan
misalnya kesalahan pemberian pupuk
oleh manusia untuk mempermudah
yang berlebihan, untuk penurunan
setiap
urusan.
kuantitas padi, faktor nonteknis ialah
banyak
serangan berbagai hama.
perkembangan
pesat
pekerjaan
Teknologi
telah
dan
2. METODE PENELITIAN 2.1. Jadwal Penelitian
2.2. Pengambilan Data Penelitian
Penelitian dan pembuatan laporan pembasmi
hama
gelombang
menggunakan
ultrasonic
dengan
memanfaatkan panel surya (solar cell) dilakukan dalam jangka waktu dua minggu.
Penelitian terdapat
pembasmi
menggunakan
hama
gelombang
ultrasonic dengan memanfaatkan panel surya (solar cell) yang harus menjadi catatan diantaranya : 1. Tegangan dan arus yang dihasilkan oleh panel surya,
kendala yakni dalam cuaca yang tidak
beban, dan baterai (accu)
menentu, sehingga panel surya tidak
2. Lama dan waktu beban akan bekerja
dapat bekerja secara maksimal. Tempat hama
penelitian
menggunakan
ultrasonic
dengan
pembasmi gelombang
3. Reaksi
hewan
terhadap
gelombang ultrasonic
memanfaatkan 2.3. Bahan dan Peralatan
panel surya (solar cell) dilakukan di sawah
Bapak
Kartono
di
Bahan
dan
peralatan
yang
desa
digunakan dalam penelitian ini adalah
Gumpang, Kartasura. Cuaca dan
sebagai berikut: (1) Satu buah panel surya 100 Wp; (2) solar charge
kondisi yang tidak memungkinkan
controller 20 A; (3) baterai (accu)
untuk mengetahui keefektifitasan alat
70Ah 12V; (4) inverter; (5) alat
penghasil
penghasil gelombang ultrasonic; (6)
gelombang
ultrasonic
penghantar (kabel). Peralatan yang maka dengan
dibuat tikus
simulasi
sederhana
percobaan
dimasukkan kedalam kandang.
yang
digunakan
dalam
penelitian
diantaranya sebagai berikut: (1) Tang ampere; (2) tool kit; (3) multimeter; dan (4) lux meter.
2000 watt yang berfungsi untuk
2.4. Diagram Alir Penelitian
menghidupkan
alat
penghasil
ultrasonic berkapsitas 6 watt. Sistem
pembasmi
hama
menggunakan gelombang ultrasonic dengan memanfaatkan panel surya (solar cell) ini, terdiri dari beberapa komponen, seperti: panel surya (solar cell), solar charge controller, battery, inverter,
dan
alat
gelombang
ultrasonic. Panel surya (solar cell) akan mengeluarkan arus searah (DC), selanjutnya inverter digunakan untuk mengubah
arus
listrik
tersebut
menjadi listrik arus bolak-balik (AC). Secara garis besar sistem kerja Gambar 1. Diagram Alir Penelitian
dari alat gelombang ultrasonic dengan memanfaatkan panel surya (solar cell) adalah proses kinerja sel surya untuk
3. Hasil Penelitian Penelitian energi
ini
memanfaatkan
terbaharukan
yaitu
memasok
beban
ultrasonic
guna
alat
gelombang
menghasilkan
menggunakan panel surya (solar
frekuensi gelombang ultrasonic. Sel
cell) dengan memanfaatkan sinar
surya
matahari untuk mengisi energi pada
terbaharukan untuk menghidupkan
baterai (accu) 12 volt 70 Ah, yang
dan
digunakan sebagai sumber alternatif
gelombang ultrasonic. Perancangan
pengganti listrik pada saat alat
alat
berfungsi atau bekerja. Tegangan DC
menggunakan
12 volt pada baterai (accu) diubah
controller.
menjadi tegangan AC 220 volt
menghasilkan daya ketika mendapat
menggunakan
sinar matahari, pada saat itu sel surya
inverter
kapasitas
digunakan sebagai sumber
memaksimalkan kinerja
gelombang
ultrasonic solar
Sel
surya
alat
ini
charge akan
yang sudah dihubungkan ke solar charge controller dan baterai (accu), lalu mengisi baterai secara otomatis sesuai dengan besarnya arus yang dihasilkan panel surya. Peneliti melakukan analisa, arus maksimal yang keluar dari panel surya (solar cell) adalah sebesar 4.4 A, apabila tidak ada beban terpakai,
Gambar 2. Diagram Rangkaian Alat
maka arus sebesar 4.4.A tersebut
Penghasil Gelombang Ultrasonic
digunakan
secara
maksimal
dan
sepenuhnya untuk pengisian baterai,
Peneliti melakukan analisa, arus
namun ketika terdapat beban yang
maksimal yang keluar dari panel
terpakai, solar charge controller akan
surya (solar cell) adalah sebesar 4.4
membagi arus antara yang digunakan
A, apabila tidak ada beban terpakai,
untuk mengisi baterai dan digunakan
maka arus sebesar 4.4.A tersebut
untuk menyuplai beban. Keadaan arus
digunakan
beban lebih besar daripada arus yang
sepenuhnya untuk pengisian baterai,
dihasilkan oleh panel surya, maka
namun ketika terdapat beban yang
solar
akan
terpakai, solar charge controller akan
melakukan pengaturan semua daya
membagi arus antara yang digunakan
dari panel surya dan yang bekerja
untuk mengisi baterai dan digunakan
sepenuhnya untuk menyuplai beban
untuk menyuplai beban. Keadaan
adalah baterai (accu), sehingga tidak
arus beban lebih besar daripada arus
ada
baterai.
yang dihasilkan oleh panel surya,
Berikut adalah sistem rangkaian yang
maka solar charge controller akan
digunakan pada penelitian ini.
melakukan pengaturan semua daya
charge
aktivitas
controller
pengisian
secara
maksimal
dan
dari panel surya dan yang bekerja sepenuhnya untuk menyuplai beban adalah baterai (accu), sehingga tidak ada aktivitas pengisian baterai.
Percobaan perbandingan name plate dengan hasil osiloskop pada alat penghasil gelombang ultrasonic. Hasil pengujian dapat dilihat dari tabel 4.1. Tabel 4.1 Perbandingan Name Plate dan Hasil Osiloskop. Posisi
Frekuensi
Potensio
Name Plate
Osiloskop
Keterangan
1
20.000 Hz
19.665 Hz
Manusia
2
27.000 Hz
26.801 Hz
Anjing dan Kucing
3
29.000 Hz
28.601 Hz
Ayam dan Burung
4
40.000 Hz
40.187 Hz
Serangga
5
45.000 Hz
44.586 Hz
Tikus
6
60.000 Hz
59.140 Hz
Kelelawar
Penelitian ini untuk memperoleh hasil yang maksimal dan akurat harus diambil data secara langsung. Pengujian yang dilakukan yaitu pengujian kinerja alat penghasil gelombang ultrasonic dengan variasi frekuensi yang berbeda. Hasil pengujian ditunjukkan pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Alat Penghasil Gelombang Ultrasonic Berdasarkan Variasi Frekuensi.
(20.000 Hz)
lux
Potensio 2
58.700
(27.000 Hz)
lux
Potensio 3
34.300
(29.000 Hz)
lux
Potensio 4
86.700
(40.000 Hz)
lux
Potensio 5
Arus
82.800
Baterai (Accu)
Tegangan
Potensio 1
18 V
3.2 A
190 V 0.02 A
12 V
4.5 A
18 V
2.35
190 V 0.02 A
12 V
3.2 A
Arus
Cahaya
Beban
Tegangan
(Frekuensi)
Panel Surya
Arus
Intensitas
Tegangan
Potensio
A 17 V
1.3 A
190 V 0.02 A
12 V
1.5 A
18 V
3.7 A
190 V 0.03 A
12 V
5A
40.300
17.5
1.5 A
190 V 0.03 A
12 V
1.7 A
(45.000 Hz)
lux
V
Potensio 6
97.800
18 V
12.5 V
6.1 A
(60.000 Hz)
lux
4.4 A 200 V 0.03 A
Penelitian ini lebih fokus pada frekuensi 29.000 Hz (potensio 3), 40.000 Hz (potensio 4), dan 45.000 Hz (potensio 5) , hal ini dikarenakan pada frekuensi 20.000 Hz (potensio 1) diperuntukkan manusia sehingga tidak termasuk dalam penelitan ini, Frekuensi 27.000 Hz (potensio 2) diperuntukkan
anjing dan kucing sehingga bukan termasuk frekuensi yang dibutuhkan karena penelitian ini mengacu pada obyek sawah, frekuensi 60.000 Hz (potensio 6) diperuntukkan kelelawar sehingga bukan termasuk frekuensi yang dibutuhkan.
Pengujian kinerja alat penghasil gelombang ultrasonic dengan variasi intensitas cahaya dengan frekuensi 29.000 Hz yang berbeda. Hasil pengujian ditunjukkan pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil Frekuensi 29.000 Hz dengan Intensitas Cahaya yang Berbeda. Panel Surya
Beban
Baterai (Accu)
Cahaya
Tegangan
Arus
29.000
23.200
0.8 A
16.5 V
190 V 0.02 A
12 V
0.8 A
Hz
lux
29.000
35.800
1.4 A
17 V
190 V 0.02 A
12 V
1.65 A
Hz
lux
29.000
57.600
2.3 A
18 V
190 V 0.02 A
12 V
3.1 A
Hz
lux
29.000
72.800
2.7 A
18 V
190 V 0.02 A
12 V
3.7 A
Hz
lux
29.000
81.200
3A
18 V
190 V 0.02 A
12 V
4.25 A
Hz
lux
3
Arus
Potensio
Tegangan
Intensitas
Tegangan
Frekuensi
Arus
(Solar Cell)
Pengujian kinerja alat penghasil gelombang ultrasonic dengan variasi intensitas cahaya dengan frekuensi 40.000 Hz yang berbeda. Hasil pengujian ditunjukkan pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Hasil Frekuensi 40.000 Hz dengan Intensitas Cahaya yang Berbeda. Panel Surya
Tegangan
Arus
40.000
59.600
2.45 A
18 V 190 V
0.03 A
12 V
3.2 A
Hz
lux
40.000
63.700
2.6 A
18 V 190 V
0.03 A
12 V
3.4 A
Hz
lux
40.000
74.200
2.8 A
18 V 190 V
0.03 A
12 V
3.7 A
Hz
lux
40.000
85.000
3.6 A
18 V 190 V
0.03 A
12 V
4.9 A
Hz
lux
40.000
92.100
4A
18 V 190 V
0.03 A
12 V
5.6 A
Hz
lux
Arus
4
Tegangan
Cahaya
Arus
Potensio
Baterai (Accu)
(Solar Cell)
Tegangan
Frekuensi Intensitas
Beban
Pengujian kinerja alat penghasil gelombang ultrasonic dengan variasi intensitas cahaya dengan frekuensi 45.000 Hz yang berbeda. Hasil pengujian ditunjukkan pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Frekuensi 45.000 Hz dengan Intensitas Cahaya yang Berbeda. Panel Surya
45.000 Hz 45.000 Hz 45.000 Hz 45.000 Hz
Arus
Hz
Tegangan
45.000
44.200
1.7 A
18 V
190 V 0.03 A
12 V
2.1 A
2A
18 V
190 V 0.03 A
12 V
2.5 A
2.65 A
18 V
190 V 0.03 A
12 V
3.5 A
2.85 A
18 V
190 V 0.03 A
12 V
3.8 A
3.7 A
18 V
190 V 0.03 A
12 V
5.1 A
Arus
5
Tegangan
Cahaya
Arus
Potensio
Baterai (Accu)
(Solar Cell)
Tegangan
Frekuensi Intensitas
Beban
lux 51.400 lux 64.300 lux 75.000 lux 86.400 lux
Hasil percobaan pengujian alat penghasil gelombang ultrasonic berdasarkan ketahanan baterai (accu) baik saat menggunakan panel surya (solar cell) maupun tidak menggunakan panel surya (solar cell) serta perbedaan intensitas cahaya dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Ketahanan Baterai (Accu) Waktu
Sumber
Intensitas
Cuaca
Cahaya -
Accu
-
Ketahanan Accu
-
20 Jam 25 Menit
08.00-
Panel
34.300
13.00
Surya
lux
08.00-
Panel
40.300
13.40
Surya
lux
08.00-
Panel
58.700
16.20
Surya
lux
08.00-
Panel
82.800
17.00
Surya
lux
08.00-
Panel
86.700
17.00
Surya
lux
08.00-
Panel
97.800
17.15
Surya
lux
3.1. Analisa Data Analisa Tabel Perbandingan Name Plate dan Hasil Osiloskop. Posisi potensio 1 frekuensi pada name plate menunjukan angka 20.000
Berawan
25 Jam 25 Menit
Berawan
26 Jam 5 Menit
Cerah
28 Jam 45 Menit
Cerah
29 Jam 25 Menit
Cerah
29 Jam 25 Menit
Cerah
29 Jam 40 Menit
Hz tetapi setelah diukur melalui alat osiloskop sebesar 19.665 Hz. Posisi potensio 2 frekuensi 27.000 Hz berbanding melalui
dengan perhitungan
26.801
Hz
osiloskop.
Potensio 3 frekuensi 29.000 Hz
58.700 lux,
berbanding
Hz
(solar cell) 18 V dan arusnya 2.35 A.
osiloskop.
Posisi potensio 3 pada intensitas
Potensio 4 frekuensi 40.000 Hz
34.300 lux, tegangan panel surya
berbanding
Hz
(solar cell) 17 V dan arusnya 1.3 A.
osiloskop.
Posisi potensio 4 pada intensitas
Potensio 5 frekuensi 45.000 Hz
86.700 lux, tegangan panel surya
berbanding
Hz
(solar cell) 18 V dan arusnya 3.7 A.
osiloskop.
Posisi potensio 5 pada intensitas
Potensio 6 frekuensi 60.000 Hz
40.300 lux, tegangan panel surya
berbanding
Hz
(solar cell) 17.5 V dan arusnya 1.5 A.
osiloskop.
Posisi potensio 6 pada intensitas
Berdasarkan tabel 4.1 tersebut data
97.800 lux, tegangan panel surya
name
(solar cell) 18 V dan arusnya 4.4 A.
melalui
28.601
perhitungan
melalui
dengan
40.187
perhitungan
melalui
melalui
dengan
dengan
44.586
perhitungan
dengan
59.140
perhitungan
plate
dengan
perhitungan
osiloskop berbeda sedikit.
tegangan panel surya
Tegangan dan arus pada beban relatif tidak
mengalami
Analisa Tabel Hasil Pengujian Alat
Berdasarkan
Penghasil Gelombang Ultrasonic
semakin besar intensitas cahayanya
Berdasarkan Variasi Frekuensi.
maka semakin besar pula tegangan
Posisi potensio 1 pada intensitas 82.800 lux, tegangan panel surya
tabel
perubahan. 4.2
tersebut
dan arus yang dihasilkan oleh pada panel surya (solar cell).
(solar cell) 18 V dan arusnya 3.2 A.
Hal ini menandakan besarnya
Posisi potensio 2 pada intensitas
intensitas cahaya berpengaruh pada
tegangan dan arus pada panel surya
dan bertegangan 12 V. Intensitas
(solar cell) sedangkan pada beban
cahaya 57.600 lux, panel surya (solar
tidak terlalu berpengaruh.
cell) dapat menghasilkan arus sebesar 2.3 A dan tegangan 18 V sedangkan
Analisa Tabel Hasil Frekuensi
pada bagian beban arus nya 0.02 A
29.000
pada tegangannya 190 V. Baterai
Hz
dengan
Intensitas
(accu) arus sebesar 3.1 A dan
Cahaya yang Berbeda. Posisi potensio 3 pada intensitas
bertegangan 12 V. Intensitas cahaya
cahaya 23.200 lux, panel surya (solar
72.800 lux panel surya (solar cell)
cell) dapat menghasilkan arus sebesar
dapat menghasilkan arus sebesar 2.7
0.8 A dan tegangan 16.5 V sedangkan
A dan tegangan 18 V sedangkan pada
pada bagian beban arus nya 0.02 A
bagian beban arus nya 0.02 A pada
pada tegangannya 190 V.
Baterai
tegangannya 190 V. Baterai (accu)
(accu) arus sebesar 0.8 A dan
arus sebesar 3.7 A dan bertegangan 12
bertegangan 12 V. Posisi potensio
V. Intensitas cahaya 81.200 lux panel
yang sama yaitu potensio 3 tetapi
surya (solar cell) dapat menghasilkan
dengan
yang
arus sebesar 3 A dan tegangan 18 V
berbeda yaitu 35.800 lux, panel surya
sedangkan pada bagian beban arus
(solar cell) dapat menghasilkan arus
nya 0.02 A pada tegangannya 190 V.
sebesar 1.4 A dan tegangan 17 V
Baterai (accu) arus sebesar 4.25 A
sedangkan pada bagian beban arus
dan bertegangan 12 V.
intensitas
cahaya
nya 0.02 A pada tegangannya 190 V.
Dilihat dari tabel 4.3 tersebut pada
Baterai (accu) arus sebesar 1.65 A
potensio 3 dengan intensitas yang
berbeda hanya dapat mempengaruhi
berbeda yaitu 63.700 lux, panel surya
atau merubah arus dan tegangan pada
(solar cell) dapat menghasilkan arus
panel surya (solar cell) sedangkan
sebesar 2.6 A dan tegangan 18 V
pada beban tidak mempengaruhi .
sedangkan pada bagian beban arus
Data dari tabel 4.3 juga dapat ditarik
nya 0.03 A pada tegangannya 190 V.
kesimpulan semakin besar intensitas
Baterai (accu) arus sebesar 3.4 A dan
cahaya maka semakin besar pula arus
bertegangan 12 V. Intensitas cahaya
dan tegangan pada panel surya (solar
74.200 lux, panel surya (solar cell)
cell).
dapat menghasilkan arus sebesar 2.8 A dan tegangan 18 V sedangkan pada
Analisa Tabel Hasil Frekuensi
bagian beban arus nya 0.03 A pada
40.000
tegangannya 190 V. Baterai (accu)
Hz
dengan
Intensitas
arus sebesar 3.7 A dan bertegangan 12
Cahaya yang Berbeda. Posisi potensio 4 pada intensitas
V. Intensitas cahaya 85.000 lux panel
cahaya 59.600 lux, panel surya (solar
surya (solar cell) dapat menghasilkan
cell) dapat menghasilkan arus sebesar
arus sebesar 3.6 A dan tegangan 18 V
2.45 A dan tegangan 18 V sedangkan
sedangkan pada bagian beban arus
pada bagian beban arus nya 0.03 A
nya 0.03 A pada tegangannya 190 V.
pada tegangannya 190 V. Baterai
Baterai (accu) arus sebesar 4.9 A dan
(accu) arus sebesar 3.2 A dan
bertegangan 12 V. Intensitas cahaya
bertegangan 12 V. Posisi potensio
92.100 lux panel surya (solar cell)
yang sama yaitu potensio 4 tetapi
dapat menghasilkan arus sebesar 4 A
dengan
dan tegangan 18 V sedangkan pada
intensitas
cahaya
yang
bagian beban arus nya 0.03 A pada
pada bagian beban arus nya 0.03 A
tegangannya 190 V. Baterai (accu)
pada tegangannya 190 V. Baterai
arus sebesar 5.6 A dan bertegangan 12
(accu) arus sebesar 2.1 A dan
V.
bertegangan 12 V. Posisi potensio Dilihat dari tabel 4.4 tersebut pada
yang sama yaitu potensio 5 tetapi
potensio 4 dengan intensitas yang
dengan
intensitas
cahaya
yang
berbeda hanya dapat mempengaruhi
berbeda yaitu 51.400 lux, panel surya
atau merubah arus dan tegangan pada
(solar cell) dapat menghasilkan arus
panel surya (solar cell) sedangkan
sebesar 2 A dan tegangan 18 V
pada beban dan tidak mempengaruhi.
sedangkan pada bagian beban arus
Data tabel 4.4 juga dapat ditarik
nya 0.03 A pada tegangannya 190 V.
kesimpulan semakin besar intensitas
Baterai (accu) arus sebesar 2.5 A dan
cahaya maka semakin besar pula arus
bertegangan 12 V. Intensitas cahaya
dan tegangan pada panel surya (solar
64.300 lux, panel surya (solar cell)
cell).
dapat menghasilkan arus sebesar 2.65 A dan tegangan 18 V sedangkan pada
Analisa Tabel Hasil Frekuensi
bagian beban arus nya 0.03 A pada
45.000
tegangannya 190 V. Baterai (accu)
Hz
dengan
Intensitas
Cahaya yang Berbeda.
arus sebesar 3.5 A dan bertegangan 12
Posisi potensio 5 pada intensitas
V. Intensitas cahaya 75.000 lux panel
cahaya 44.200 lux, panel surya (solar
surya (solar cell) dapat menghasilkan
cell) dapat menghasilkan arus sebesar
arus sebesar 2.85 A dan tegangan 18
1.7 A dan tegangan 18 V sedangkan
V sedangkan pada bagian beban arus
nya 0.03 A pada tegangannya 190 V.
Analisa Tabel Hasil Pengujian
Baterai (accu) arus sebesar 3.8 A dan
Ketahanan Baterai (Accu)
bertegangan 12 V. Intensitas cahaya
Ketahanan
baterai
(accu)
86.400 lux panel surya (solar cell)
kapasitas 70 Ah dengan beban 6 Watt
dapat menghasilkan arus sebesar 3.7
dapat bertahan selama 20 jam 25
A dan tegangan 18 V sedangkan pada
menit.
bagian beban arus nya 0.03 A pada
dengan menggunakan panel surya
tegangannya 190 V. Baterai (accu)
(solar cell) dimulai dari jam 08.00-
arus sebesar 5.1 A dan bertegangan 12
13.00
V.
sebesar 34.300 lux dapat bertahan
Ketahanan baterai (accu)
dengan
intensitas
cahaya
Dilihat dari tabel 4.5 tersebut pada
selama 25 jam 25 menit. Ketahanan
potensio 5 dengan intensitas yang
baterai (accu) dengan menggunakan
berbeda hanya dapat mempengaruhi
panel surya (solar cell) dimulai dari
atau merubah arus dan tegangan pada
jam 08.00-13.40 dengan intensitas
panel surya (solar cell) sedangkan
cahaya sebesar 40.300 lux dapat
pada beban tidak mempengaruhi.
bertahan selama 26 jam 5 menit.
Data tabel 4.4 juga dapat ditarik
Ketahanan baterai (accu) dengan
kesimpulan semakin besar intensitas
menggunakan panel surya (solar cell)
cahaya maka semakin besar pula arus
dimulai dari jam 08.00-16.20 dengan
dan tegangan pada panel surya (solar
intensitas cahaya sebesar 58.700 lux
cell).
dapat bertahan selama 28 jam 45 menit.
Ketahanan baterai (accu)
dengan menggunakan panel surya
(solar cell) dimulai dari jam 08.00-
Kinerja Alat Penghasil
17.00
Gelombang Ultrasonic
dengan
intensitas
cahaya
sebesar 82.800 lux dapat bertahan
Penelitian
pembasmi
hama
selama 29 jam 25 menit. Ketahanan
menggunakan gelombang ultrasonic
baterai (accu) dengan menggunakan
dengan memanfaatkan panel surya
panel surya (solar cell) dimulai dari
(solar cell) ini obyek penelitiannya
jam 08.00-17.00 dengan intensitas
berada
cahaya sebesar 86.700 lux dapat
simulasi di sawah yang cukup sulit
bertahan selama 29 jam 25 menit.
untuk mendeteksi keefektifitas alat
Ketahanan baterai (accu) dengan
ultrasonic ini terhadap hama maka
menggunakan panel surya (solar cell)
penulis
dimulai dari jam 08.00-17.15 dengan
sederhana yaitu melihat reaksi tikus
intensitas cahaya sebesar 97.800 lux
di dalam kurungan setelah alat
dapat bertahan selama 29 jam 40
penghasil
menit.
dinyalakan.
Berdasarkan data pada tabel 4.6
Alat
di
sawah,
berdasarkan
mengadakan
gelombang
penghasil
simulasi
ultrasonic
gelombang
intensitas cahaya dapat berpengaruh
ultrasonic mempunyai frekuensi 4
pada
Hz- 81.000 Hz. Pada potensio 1
ketahanan
baterai
(accu)
semakin besar intensitas cahaya maka
diperuntukkan
semakin
baterai
berada di frekuensi 20 Hz β 20.000
(accu) untuk dapat menyuplai beban.
Hz sedangkan untuk frekuensi untuk
lama
ketahanan
manusia
dimana
tikus berada pada frekuensi 45.000 Hz di potensio 5.
Perbandingan Ketahanan Baterai
3.8 12
I =
(Accu) Secara Langsung dan
I
= 0.3 A
Menggunakan Hitungan Rumus Mencari lamanya kinerja baterai Ketahanan energi pada baterai (accu) sesuai dengan rumus pada 2.3 (accu)
dapat
dihitung
dengan yaitu :
menggunakan hitungan rumus sesuai rumus daya pada 2.2 : 1. Posisi Potensio 1
π‘=
πΌπ xΞ· πΌπ
π‘=
70 x 0.8 0.3
P = Vx I
π‘ = 186.66 Jam 3.8 = 12 x I I
π‘ = 186 Jam 39 Menit
3.8 = 12
I = 0.3 A
3. Posisi Potensio 3
Mencari lamanya kinerja baterai
P
(accu) sesuai dengan rumus pada 2.3
3.8 = 12 x I
yaitu :
= Vx I
I = π‘=
πΌπ xΞ· πΌπ
π‘=
70 x 0.8 0.3
π‘ = 186.66 Jam π‘ = 186 Jam 39 Menit 2. Posisi Potensio 2 P = Vx I 3.8 = 12 x I
3.8 12
I = 0.3 A Mencari lamanya kinerja baterai (accu) sesuai dengan rumus pada 2.3, yaitu : π‘=
πΌπ xΞ· πΌπ
π‘=
70 x 0.8 0.3
π‘ = 186.66 Jam
Mencari lamanya kinerja baterai
π‘ = 186 Jam 39 Menit
(accu) sesuai dengan rumus pada 2.3, yaitu :
4. Posisi Potensio 4
π‘=
πΌπ xΞ· πΌπ
π‘=
70 x 0.8 0.475
P = Vx I 5.7 = 12 x I I =
5.7 12
π‘ = 117.89 Jam π‘ = 117 Jam 53 Menit
I = 0.475 A Mencari lamanya kinerja baterai
6. Posisi Potensio 6 (accu) sesuai dengan rumus pada 2.3, P = Vx I yaitu : 6 = 12 x I
πΌπ π‘ = xΞ· πΌπ π‘=
I =
70 x 0.8 0.475
6 12
I = 0.5 A
π‘ = 117.89 Jam
Mencari lamanya kinerja baterai
π‘ = 117 Jam 53 Menit
(accu) sesuai dengan rumus pada 2.3, yaitu :
5. Posisi Potensio 5
π‘=
πΌπ xΞ· πΌπ
π‘=
70 x 0.8 0.5
P = Vx I 5.7 = 12 x I I = I
5.7 12
= 0.475 A
π‘ = 112 Jam Berdasarkan perhitungan tersebut, rata-rata ketahanan baterai (accu)
dapat
diketahui
berdasarkan
perhitungan :
π‘ πππ‘π2 =
t1+t2+t3+t4+t5+t6 π
186 Jam 39 Menit+186 Jam 39 Menit+186 Jam 39 Menit +117 Jam 53 Menit +117 Jam 53 Menit+112 π½ππ 6
= 151 Jam 16 Menit
Pengujian ketahanan baterai (accu) melalui hitungan secara langsung
maupun
pengukuran menggunakan
rumus
diatas dapat
dibandingkan dengan menggunakan tabel 4.7
Tabel 4.7 Perbandingan Pengukuran Secara Langsung dan Pengukuran Menggunakan Rumus Pengukuran
Menggunakan
Selisih
Langsung
Rumus
Waktu
25 Jam 25
186 Jam 39
161 Jam 14
Menit
Menit
Menit
26 Jam 5
186 Jam 39
160 Jam 34
Menit
Menit
Menit
28 Jam 45
186 Jam 39
157 Jam 54
Menit
Menit
Menit
29 Jam 25
117 Jam 53
88 Jam 28
Menit
Menit
Menit
Potensio
1
2
3
4
29 Jam 25
117 Jam 53
88 Jam 28
5
Menit
Menit
Menit
6
29 Jam 40
112 Jam
82 Jam 20
Menit
Perhitungan ketahanan baterai (accu)
berkapasitas
70
Ah
menggunakan rumus diperoleh hasil
Menit
sel pada baterai (accu) bekerja secara maksimal. Perbedaan
sisa
waktu
juga
rata-rata dapat bertahan selama 151
disebabkan faktor dari solar charge
jam 16
menit, sedangkan pada
controller, dimana saat indikator dari
penelitian ketahanan baterai (accu)
solar charge controller berwarna
hanya diperoleh 20 jam 25 menit.
merah yang menandakan energi pada
Faktor perbedaan selisih waktu yang
baterai (accu) sudah habis tetapi
sangat besar itu dikarenakan baterai
sebenarnya energi baterai (accu)
(accu) yang digunakan adalah baterai
belum benar-benar habis.
(accu) bekas dimana sel-selnya sudah mengalami
re-condition
Arus dan tegangan panel surya
sehingga
(solar cell) dari berberapa kali
daya tahan baterai (accu) sendiri
pengujian, maka dapat dilihat pada
berbeda jika dibandingkan dengan
gambar 3.
baterai (accu) yang baru dimana sel-
Arus dan Tegangan
20 15 10
Arus 5
Tegangan
0 34.300 40.300 58.700 82.800 86.700 97.800 lux lux lux lux lux lux
Intenistas Cahaya Gambar 3 Grafik Variasi Intensitas Cahaya Pada Arus dan Tegangan Grafik yang dihasilkan pada gambar 3 dapat diketahui bahwa setiap intensitas cahaya dapat menghasilkan arus dan tegangan yang berbeda, Semakin tinggi intensitas cahaya maka akan mempengaruhi tegangan dan arus yang semakin meningkat. Daya dan intensitas panel surya (solar cell) dari berberapa kali pengujian, maka dapat dilihat pada gambar 4. 7 6
Watt
5 4 3
Daya
2 1 0
1
2
3
4
5
6
Potensio
Gambar 4. Daya Beban Berdasarkan Beberapa Potensio Berdasarkan grafik yang dihasilkan pada gambar 4 dapat diketahui bahwa perbedaan potensio mempengaruhi daya. Daya rata-rata untuk panel
sel surya greenpro adalah 4.8 Watt. Daya rata-rata dapat diketahui berdasarkan perhitungan : p1+p2+p3+p4+p5+p6
π πππ‘π2 =
π
=
3.8+3.8+3.8+5.7+5.7+6 6
= 4.8 watt pada kondisi intensitas cahaya
4. Simpulan 1. Penelitian dan analisa yang dilakukan bahwa
menunjukkan faktor
yang
mempengaruhi
dalam
97.800 lux adalah 4.4 A. Hal ini menandakan panel surya bekerja
maka
cahaya,
semakin
surya
yang
besar
dihasilkan oleh panel surya
cahaya
maka
adalah 17 V. Arus pada
arus
sehingga
(solar
cell)
dan
yang
kondisi
intensitas
cahaya
panel
34.300 lux adalah 1.3 A. Hal
dapat
ini menandakan panel surya
bekerja secara maksimal. 2. Pengujian
tegangan
semakin
besar
tegangan
maksimal.
Intensitas cahaya 34.300 lux
penelitian ini yaitu intensitas
intensitas
secara
dilakukan
bekerja secara minimal. 3. Berdasarkan
ketahanan
peneliti menunjukkan bahwa
baterai (accu) pada intensitas
pada saat kondisi intensitas
cahaya 97.800 lux dengan
cahaya
beban
97.800
lux
maka
alat
penghasil
tegangan yang dihasilkan oleh
ultrasonic yang berdaya 6 W
panel surya adalah 18 V. Arus
dapat menyuplai selama 29
jam 40 menit. Ketahanan
Tingkah
baterai (accu) pada intensitas
seakan merasakan gatal pada
cahaya 34.300 lux dengan
telinganya
dengan
beban
menggaruk-garuk
bagian
alat
penghasil
laku
tikus
yang
ultrasonic yang berdaya 6 W
kupingnya lalu tingkah laku
dapat menyuplai selama 25
lainnya seperti ingin pergi
jam 25 menit. Perhitungan
ketika
ketahanan
(accu)
gelombang
rumus
dinyalakan.
baterai
menggunakan
alat
penghasil ultrasonic
diperoleh rata-rata 151 Jam 16 menit, perbedaan yang terjadi
5. Daftar Pustaka
ini disebabkan baterai (accu)
EBTKE. 2015. Pemanfaatan Energi
yang
digunakan
bekas
Alternatif.
Jakarta.
Kementerian Energi sehingga sel-sel pada baterai (accu) sudah mengalami recondition
yang
dan
Sumber Daya
Mineral pada
3
(Diakses Desember
2014). mengakibatkan kinerja baterai (accu) tidak maksimal. 4. Berdasarkan simulasi yang
Gandra,Muhazir. 2013. Penggunaan Energi
Alternatif.
http://kopitegeografi. blogspot.com/2013/0
dilakukan, tikus mengalami perubahan tingkah laku ketika alat
penghasil
gelombang
5/penggunaanenergi-alternatif.html (Diakses
pada
Desember 2014). ultrasonic
dinyalakan.
3
Plantus. 2008. Atasi Hama Belalang
Septina, Wilman. 2013. Sel Surya:
secara
Struktur
Organik.
dan
Cara
http://anekaplanta.wo
Kerja.
rdpress
https://teknologi surya
.com/2008/03/02/atas
wordpress.com/dasar-
i-hama-belalang-
teknologi-sel-
secaraorganik/.html
surya/prinsip-kerja-
(Diakses 4 Desember
sel-surya/ (Diakses 4
2014).
Desember 2014).
Santoso, Tunggul Dian. 2013. Usir Hama
Padi
Teknologi
lewat Suara.
Suriana, Neti. 2012. Pestisida Nabati. http://informasitips.co m/pestisida-nabati-
http://edisicetak.joglo
pengertian-kelebihan-
semar.co/berita/usir-
kelemahan-dan-
hama-padi-lewat-
mekanisme-
teknologi-
kerja.html. (Diakses 4
suara122854.
html,
(Diakses 4 Desember 2014).
Desember 2014).