PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG DIHOSPITALISASI DI RSKIA PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
Disusun oleh: OKTAVIA GANDRA SARI 201210201052
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS‘AISYIYAH YOGYAKARTA 2016
i
ii
THE EFFECT OF PLAYING THERAPY OF COLORING TO ANXIETY RATE ON PRESCHOOL CHILDREN WHO ARE HOSPITALIZED IN PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE MOTHER AND CHILD HOSPITAL YOGYAKARTA1 Oktavia Gandra Sari2, Kustiningsih3 ABSTRACT Background: Anxiety due to being hospitalized is a common thing that happens on preschool children. Anxiety can brings impact on how children get cured from their diseases. Coloring playing therapy is cheap, easy, and comprehensive therapy to decrease anxiety of being hospitalized on preschool children. Objective: The study aimed to analyze the effect of coloring playing therapy to anxiety rate on preschool children who are hospitalized in PKU Muhammadiyah Kotagede Mother and Child Hospital Yogyakarta. Method: The study employed quasi experiment design with pre-post control group approach. The study involved 20 preschool children taken by purposive sampling technique. The data were collected by questionnaire and were analyzed by independent t-test and paired t-test. Result: Analysis independent t-test showed that significance rate p = 0.05 obtained p value 0.033, so p > 0.05. paired t-test analysis showed significance rate p = 0.05 with p = 0.000, so p > 0.05. Conclusion: (1) Most of the respondents in experimental group had high anxiety and most of the respondents in control group had medium anxiety rate on pretest. (2) Most of the respondents in experimental group and control group had medium anxiety rate in the posttest. (3) Coloring playing therapy had significant effect in reducing anxiety rate on preschool children hospitalized at PKU Muhammadiyah Kotagede Mother and Child Hospital Yogyakarta. Suggestion: It is expected that PKU Muhammadiyah Kotagede Mother and Child Hospital Yogyakarta can give coloring playing therapy in order to decrease the anxiety of preschool children who are hospitalized. Keywords : Anxiety, Preschool Children, Hospitalized, Coloring Therapy References : 29 books, 6 journals, 4 websites Page numbers : xiii, 66 pages, 8 tables, 3 figures, 10 appendixes
1
Thesis Title Student of School of Nursing, Faculty of Health Sciences, ‘Aisyiyah University of Yogyakarta 3 Lecturer of Faculty of Health Sciences, ‘Aisyiyah University of Yogyakarta 2
iii
Kecemasan merupakan perasaan yang
LATAR BELAKANG Sumaryoko
(2008)
menyatakan
paling umum dialami oleh pasien anak
prevalansi kesakitan anak di Indonesia
yang mengalami hospitalisasi.Kecemasan
yang dirawat di rumah cukup tinggi yaitu
yang sering dialami seperti menangis, dan
sekitar 35 per 100 anak, yang ditunjukan
takut pada orang baru.Banyaknya stressor
dengan selalu penuhnya ruangan anak baik
yang dialami
di rumah sakit pemerintah ataupun rumah
hospitalisasi menimbulkan dampak negatif
sakit swasta.
yang mengganggu perkembangan anak.
anak
ketika menjalani
Rata-rata anak mendapat perawatan
Lingkungan rumah sakit dapat merupakan
selama enam hari. Selama membutuhkan
penyebab stress dan kecemasan pada anak
perawatan yang spesial dibanding pasien
(Utami, 2014).
lain.
Waktu
yang
dibutuhkan
untuk
Kecemasan hospitalisasi pada anak
merawat anak-anak 20-45% lebih banyak
dapat
membuat
anak
menjadi
susah
dari pada waktu untuk merawat orang
makan, tidak tenang, takut, gelisah, cemas,
dewasa (Mc Cherty dan Kozak cit
dalam tidak mau bekerja sama dalam
Murniasih, 2009).
tindakan medikasi sehingga mengganggu
Respon secara umum yang terjadi pada
peroses penyembuhan anak (Stuart, 2007).
anak yang dirawat inap antara lain
Masa hospitalisasi pada anak prasekolah
mengalami regresi, kecemasan perpisahan,
juga dapat menyebabkan post traumatic
apatis, ketakutan, dan gangguan tidur,
stress
terutama terjadi pada anak dibawah usia 7
menyebabkan
trauma
tahun (Hockkenberry dan Wilson, 2007).
berkepanjangan
bahkan
Anak
beranjak dewasa (Perkin dkk., 2013).
usia
prasekolah
memandang
disorder
(PSTD)
yang
dapat
hospitalisasi setelah
anak
hospitalisasi sebagai sebuah pengalaman
Terapi bermain adalah suatu aktivitas
yang menakutkan. Ketika anak menjalani
bermain yang dijadikan sarana untuk
perawatan di rumah sakit, biasanya anak
menstimulasi
akan dilarang banyak bergerak dan harus
mendukung proses penyembuhan dan
banyak
tersebut
membantu anak lebih kooperatif dalam
dapat
program pengobatan serta perawatan.
anak
Bermain dapat dilakukan oleh anak sehat
beristirahat.
mengecewakan meningkatkan
anak
Hal sehingga
kecemasan
(Sumiasih, 2007).
pada
perkembanagan
anak,
maupun sakit. Walaupun anak sedang
dalam keadaan sakit tetapi kebutuhan akan
teman, sehingga anak lebih memilih untuk
bermainnya tetap ada. Melalui kegiatan
bermain sendiri di kamar.
bermain, anak dapat mengalihkan rasa
Berdasarkan hasil wawancara kepada
sakitnya pada permainannya dan relaksasi
orang tua pasien 5 orang tua anak
melalui
mengatakan anaknya mengalami cemas
kesenangannya
melakukan
permainan (Evism, 2012).
selama berada anak di rumah sakit, orang
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan
di
Muhammadiyah
RSKIA Kotagede
PKU
Yogyakarta
tua mengatakan anaknya kalau dirumah sering main, akan tetapi kalau dirumah sakit
anak
lebih
banyak
diam
dan
memiliki bangsal anak yang didalamnya
menyimpan rasa ketakutan karena anak
terdapat 9 bed. Jumlah pasien anak yang
tidak terbiasa dan tidak memiliki teman.
dirawat selama satu tahun terakhir dari bulan Januari-Desember 2015 sebanyak 1.285 jika dirata-rata sebanyak 107 pasien.
METODE PENELITIAN Penelitian
uasy
experimentdengan
Rata-rata penyakit yang diderita yaitu:
rancangan pre post with control.Intervensi
diare, gastritis, dan demam berdarah. Rata-
yang diberikan adalah terapi bermain
rata rawat inap 3-5 hari.
mewarnai yang diberikan selama 3 hari
Bedasarkan
hasil
observasi
yang
dilakukan pada tanggal 18 Januari 2016
dengan intensitas perlakuan sebanyak 2 kali dalam 1 harinya (pagi dan sore).
pasien anak nampak menagis saat perawat
Responden terdiri atas 10 orang pasien
melakukan injeksi kepada pasien.Anak
anak pada kelompok kontrol dan 10 orang
terlihat takut saat perawat masuk ruangan,
pasien
anak juga tidak tidak kooperatif saat
eksperimen.Hanya kelompok eksperimen
dilakukan tindakan keperawatan. Rumah
yang menerima intervensi terapi bermain
sakit tersebut mempunyai tempat bermain
mewarnai. Kecemasan diukur dengan
bagi
kuesioner dan dianalisis dengan paired t-
anak-anak
yang
dihospitalisasi,
akantetapi anak-anak jarang bermain di tempat tersebut karena tidak mempunyai
anak
pada
test dan independent t-test.
kelompok
HASIL PENELITIAN ProfilBangsal Inap Anak RS PKU Muhammadiyah Kotagede Penelitian ini dilakukan di RSKIA
juga bercorak animasi.Hal ini khusus
PKU Muhammadiyah Kotagede yang
dilakukan
terletak
menyenangkan bagi pasien anak dan
di.Jalan
Kemasan
43
Kota
untuk
menciptakan
Gede.Bangsal rawat inap anak di sini
menghilangkan
memiliki tampilan desain yang berbeda
anak.Sayangnya dinding bagian dalam
dari bangsal inap umum lainnya.
kamar rawat inap yang ditempati pasien
Dinding bangsal inap anap dihiasi animasi mural dan selimut serta spreinya
kecemasan
kesan
pasien
anak justru tidak dihiasi dengan animasi mural.
Karakteristik Responden Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Karakteristik Eskperimen Kontrol Karakteristik Responden f % f % Usia 3-4 tahun 5 50 6 60 5-6 tahun 5 50 4 40 Jenis kelamin
Perempuan Laki-laki
7 3
70 30
7 3
70 30
Penunggu anak di rumah sakit
Orang tua Kakak Tante/paman Kakek/nenek
2 2 2 4
20 20 20 40
6 0 2 2
60 0 20 20
Hospitalisasi
Hari kedua Hari ketiga
2 3
80 20
4 6
40 60
Ruang perawatan
VIP Kelas II Kelas III
1 6 3
10 60 30
0 6 4
0 60 40
Diagnosa Penyakit
Asma Bronkitis DBD Febris Vomitus Provus Alergi Jumlah (n)
1 1 1 6 1 0 10
10 10 10 60 10 0 100
2 1 1 5 0 1 10
20 10 10 50 0 10 100
Berdasarkan
tabel
4.1
dapat
(40%).Menurut hari hospitalisasi, sebagian
diketahuidiketahui bahwa sebagian besar
besar
responden kontrol berusia 3-4 tahun
responden pada hari ketiga hospitalisasi
(60%).
responden
(60%) dan sebagian besar responden
eksperimen, terbagi menjadi 2 kelompok
kelompok eksperimen menjadi responden
usia secara proporsional yakni 3-4 tahun
pada
(50%) dan 5-6 tahun (50%). Sebagian
(80%).Menurut
besar
dan
sebagian besar responden kontrol (60%)
kelamin
dan eksperimen (60%) adalah pasien kelas
Sementara
responden
eksperimen
itu
kontrol
(70%)
(70%)berjenis
responden
hari
kontrol
menjadi
kedua
hospitalisasi
ruang
perawatannya,
perempuan.Menurut penunggu anak di
II.Berdasarkan
rumah sakit, sebagian besar responden
sebagian besar responden pada kelompok
kontrol ditunggui oleh orang tua (60%)
eskperimen (60%) dan kontrol (50%)
dan sebagian besar responden eksperimen
didiagnosisfebris.
ditunggui
oleh
diagnosa
penyakit,
kakek/neneknya
Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Terhadap Kecemasan Hospitalisasi Anak Tabel 4.2 Hasil Uji Paired T-Test Kelompok Eksperimen Pretest Posttest Kontrol Pretest Posttest
Mean 38,10 28,60 37,00 31,20
Selisih Mean
Signifikansi (p)
9,5
0,000
5,8
0,000
Pada tabel 4.2 dapat diketahui bahwa
perubahan kecemasan yang bermakna bila
nilai signifikansi (p) hasil pengujian kedua
dibandingkan dengan sebelum diberikan
kelompok masing-masing besarnya adalah
terapi bermain mewarnai gambar. Terapi
0,000.
<0,05
bermain mewarnai gambar berpengaruh
perbedaan
terhadap tingkat kecemasan anak usia
pretest ke posttest (Sugiyono, 2005).Hasil
prasekolah yang di hospitalisasi di RSKIA
analisis
tersebut
PKU
dengan
diberikannya
Nilai
signifikansi
mengindikasikan
(p)
adanya
menunjukkan bahwa terapi
bermain
maupun
hospitalisasi
demikian
adanya
Kotagede
Yogyakarta.Baik kelompok eksperimen
mewarnai gambar pada anak yang di menyebabkan
Muhammadiyah
kelompok
kontrol,
sama-sama
dengan
mengalami
penurunan
kecemasan
besar terjadi pada kelompok eksperimen,
dan
sesudah
dengan selisih penurunan rata-rata sebesar
bermain
mewarnai
hospitalisasisebelum pemberian
terapi
9,5.
gambar. Akan tetapi penurunannnya lebih Tabel 4.3Hasil Uji Independent T-Test Mean Selisih Mean Kelompok Signifikansi (p) Pretest-Posttest Pretest-Posttest Eksperimen 9,5 -3,7 0,033 Kontrol 5,8 Berdasarkan tabel 4.9diketahui adanya kecemasan hospitalisasi anak pada perbedaan signifikan antara selisih pretest-
kelompok eksperimen secara signifikan
posttest
lebih tinggi dibandingkan pada kelompok
kelompok
eksperimen
dan
kontrol. Nilai signifikansi di bawah 0,05
kontrol.
Selisih
rata-rata
penurunan
mengindikasikan adanya perbedaan yang
kecemasan hospitalisasi pada kelompok
signifikan (Sugiyono, 2005). Penurunan
eksperimen dan kontrol mencapai 3,7.
PEMBAHASAN Hasil
Paired
T-Test
adanya penurunan
menemukan
Kegiatan bermain pada anak dapat
kecemasan
mengalihkan rasa rakit pada permainan
tingkat
hospitalisasi pada responden kelompok
dan
eksperimen
melakukan permainan (Evism, 2012).
(p=0,000).
Penurunan
relaksasi
Salah
pada kelompok eksperimen atau lebih
dilakukan untuk anak usia pra sekolah
tinggi 3,7 dibandingkan kelompok kontrol.
yaitu mewarnai gambar, dimana anak
Hasil pengujian juga menemukan bahwa
mulai menyukai dan mengenal warna serta
penurunan yang terjadi pada kelompok
mengenal
eksperimen secara signifikan lebih rendah
sekelilingnya (Suryanti, 2011). Mewarnai
dibandingkan pada kelompok kontrol
merupakan salah satu permainan yang
(p=0,033).
dapat
memberikan kesempatan pada anak untuk
bermain
bebas berekspresi dan sangat terapeutik
disimpulkan mewarnai
demikian
bahwa efektif
terapi
dalam
kecemasan hospitalisasi anak.
menurunkan
(Paat, 2010).
permainan
kesenangan
kecemasan terjadi rata-rata sebesar 9,5
Dengan
satu
melalui
bentuk-bentuk
yang
cocok
benda
di
Penurunan kecemasan pada kelompok
lingkungannya dengan terdistraksi dari
eksperimen yang secara signifikan lebih
stressor
tinggi dibandingkan kelompok kontrol
juga membantu anak mengekspresikan
menunjukkan
emosinya (Rahmani dan Moheb, 2010).
bahwa
terapi
bermain
mewarnai berperan mempercepat proses penurunan penelitian
reaksi ini
kecemasan.
sejalan
dengan
kecemasan
tersebut.Permainan
Selain itu berdasarkan pengamatan
Hasil
peneliti,
terapi
hasil
mendistraksi
bermain
anak
selain
dari
stressor
penelitian Suswati (2010) dan Muafifah
kecemasannya
juga
membantu
(2013) yang juga menemukan efektivitas
meningkatkan
pendekatan
komunikasi
terapi bermain dalam menurunkan tingkat
terapeutik dan hubungan personal perawat
kecemasan
dengan responden anak. Saat berjalannya
hospitalisasi
anak
usia
prasekolah (p<0,05). Perbedaannya adalah
proses
Suswati (2010) dalam penelitiannya juga
beberapa
menggunakan media terapi permainan
pemeriksaan rutin dan turut memuji hasil
menggambar
(2013)
karya responden anak dan membuat anak
menggunakan media terapi permainan
menunjukkan ekspresi positif. Selain itu
clay.
bayangan ketakutan anak terhadap perawat
dan
Menggambar
Muafifah
atau
mewarnai
penelitian,
peneliti
perawat
yang
melihat melakukan
juga menurun karena anak tidak dapat
merupakan salah satu permainan yang
membedakan
memberikan kesempatan anak untuk bebas
perawat.Pasca pemberian tindakan terapi
berekspresi dan sangat terapeutik (sebagai
mewarnai, beberapa anak bahkan meminta
permainan
gambar lagi pada perawat yang datang.
penyembuh).
Mewarnai
posisi
peneliti
dengan
gambar juga dapat memberikan rasa
Tsai dkk. (2013) dalam penelitiannya
senang karena pada dasarnya anak usia
mengemukakan bahwa terapi permainan
prasekolah sangat aktif dan imajinatif.
menurunkan kecemasan anak melalui
Bermain dapat digunakan sebagai media
strategi penurunan fokus anak terhadap
psikoterapi atau pengobatan terhadap anak
lingkungan hospitalisasi yang menjadi
yang
sumber stressornya (p=0,000). Tingkat
dikenal
dengan
sebutan
terapi
bermain (Tedjasaputra, 2007). Melalui
kooperasi
bermain, anak dapat mengurangi stress
keperawatan
dan
berbanding lurus dengan akumulasi hadiah
kecemasan
dari
stressor
anak
terhadap bahkan
tindakan ditemukan
yang diterimanya.Hal ini menunjukkan
menurunkan kecemasan melainkan juga
bahwa terapi dapat diberikan sebagai
sebagai strategi peningkatan kerjasama
insentif sebagai usaha tidak hanya untuk
anak terhadap tindakan keperawatan.
SIMPULANDAN SARAN Simpulan
kecemasan pada anak usia prasekolah
1. Tingkat kecemasan sebagian besar
yang dihospitalisasi di RSKIA PKU
anak
usia
prasekolah
dihospitalisasi
di
RSKIA
yang PKU
Muhammadiyah Kota Gede sebelum bermain
mewarnai
gambar
pada
Muhammadiyah Kota Gede. Saran 1. Bagi
Perawat
RSKIA
PKU
Muhammadiyah Kota Gede
kelompok eksperimen adalah berat dan
Perawat
pada kelompok kontrol adalah sedang.
intervensi mewarnai gambar sebagai
2. Tingkat kecemasan sebagian besar anak
usia
prasekolah
dihospitalisasi
di
RSKIA
mewarnai
gambar
satu
kecemasan pada anak yang mengalami
pada
2. Bagi Orangtua
memberikan
sedang.
gambar
usia
dihospitalisasi
di
tua
untuk
intervensi
untuk mewarnai
menurunkan
reaksi
prasekolah
yang
merengek-rengek untuk pulang, minta
RSKIA
PKU
gendong dan melakukan bentuk-bentuk reaksi
bermain mewarnai gambar rata-rata
hospitalisasi
sebesar 9,5 pada kelompok eksperimen dan 5,8 pada kelompok kontrol. pengaruh
disarankan
kecemasan anak terutama jika anak
Muhammadiyah Kota Gede setelah
4. Ada
menurunkan
hospitalisasi di bangsal anak.
dan pada kelompok kontrol adalah
3. Terdapat penurunan tingkat kecemasan
untuk
tindakan
PKU
Orang
anak
alternatif
pendekatan
kelompok eksperimen adalah sedang
pada
memberikan
yang
Muhammadiyah Kota Gede setelah bermain
salah
disarankan
signifikan
penolakan
terhadap
proses
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya disarankan untuk
dari
memperhatikan
faktor
diagnosis
pemberian terapi bermain mewarnai
penyakit dan kelas perawatan untuk
terhadap penurunan tingkat tingkat
meningkatkan hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA Hockenberry, M. J. & Wilson, D. (2007).Wong’s Essensial Pediatric Nursing, Eight Edition. St. Louis: Mosby Elsevier. Muafifah, K. (2013). Pengaruh Clay Terapi Terhadap Kecemasan Akibat Hospitalisasi pada Anak Usia Prasekolah di RSUD Banyumas. Universitas Sudirman. http://keperawatan.unsoed.ac.id/ sites/default/files/kholisatun_plp71.pdf. Diakses tanggal 23 Desember 2015. Paat, T. C. (2010). Analisis Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Prilaku Kooperatif Pada Anak Usia Prasekolah (3-6 Tahun) Selama Menjalani Perawatan Di Ruangan Ester Rumah Sakit Umum Pancaran Kasih GMIM Manado. Manado: Universitas Sam Ratulangi.
Perkin, R.M., Newton, D.A., & Swift, J.D. (2008).Pediatric Hospital Medicine: Textbook of Inpatient Management. Philadelphia:Lippincott William and Wilkins. Rahmani, P. & dan Moheb, N. (2010). The Effectiveness of Clay Therapy and Narrative Therapy on Anxiety of Preschool Children: A Comparative Study. Procedia Social and Behavioral Sciences 5: 23-27. Stuart, G. W. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta. EGC. Sumaryoko.(2008). Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Perawat Tentang Terapi Bermain di Rumah Sakit
Sewilayah Boyolali.Skripsi ini dipublikasikan. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sumiasih, A. (2007). Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Tingkat Kecemasan Anak Usia Prasekolah Selama Tindakan Keperawatan Ruang Lukman Rumah Sakit Roemani Semarang. Skripsi ini dipublikasikan.Fakultas Ilmu Kesehatan dan Keperawatan. Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang. Suswati, R. (2010). Efektifitas Bermain Terapeutik (Menggambar) untyuk Menurunkan Tingkat Kecemasan di RS Khusus Anak Empat Lima Yogyakarta. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Yogyakarta: STIKES Aisyah Yogyakarta. Tedjasapurta. (2008). Bermain Mainan untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Gasindo. Tsai, Y.L., Tsain, S., Yen, S., Mu, P. (2013). Efficacy of Therapeutic Play for Pediatric Brain Tumor Patient During External Beam Radiotherapy. Child’s Nervous System 29(7): 1123-1129 Utami, Y. (2014). Dampak Hospitalisasi terhadap Anak.Jurnal Ilmiah WISYA vol.2 No2; (920).http://ejournal.jurwidyakop3.com/index. php/journalilmiah/article/view/177.