PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN MODEL JIGSAW DENGAN MODEL TGT TERHADAP SISWA KELAS VII SMP N 2 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2013/2014
NASKAH PUBLIKASI
DISUSUN OLEH : IIS SUGIARTI A.420 100 045
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Jl. A. YaniTromol Pos 1 – Pabelan, Kartasura Telp. (0271) 717417, Fax: 715448 Surakarta, 57102
Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah
Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Drs. Djumadi, M.Kes
NIP/NIK
: 807
Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi / tugas akhir dari mahasiswa: Nama
: Iis Sugiarti
NIM
: A.420 100 045
Program Studi
: Pendidikan Biologi
Judul Skripsi
: PERBEDAAN
HASIL
BELAJAR
BIOLOGI
MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN METODE JIGSAW DENGAN METODE TGT TERHADAP SISWA KELAS VII SMP N 2 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.
Surakarta, 25 April 2014 Pembimbing
Drs. Djumadi, M.Kes NIP / NIK : 807
PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN MODEL JIGSAW DENGAN MODEL TGT TERHADAP SISWA KELAS VII SMP N 2 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Disusn Oleh: Iis Sugiarti A.420100045, Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014, 62 halaman ABSTRAK Penelitian ini menggunakan kelas VII, yaitu kelas VII a dengan pembelajaran ceramah, VII b menggunakan Jigsaw dan kelas VII d menggunakan TGT. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPA Biologi pada melalui pembelajaran kooperatif dengan model Jigsaw dan Team Games Tournament (TGT) pada pokok materi organisasi kehidupan siswa kelas VII SMP N 2 Kartasura tahun pelajaran 2013/2014. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode post test. Analisa data Uji statistik menggunakan Kruskal-Wallis dengan dibantu oleh program SPSS 15.0. rata-rata hasil belajar ranah kognitif kelas dengan model pembelajaran Jigsaw yaitu 80,431 lebih tinggi dari kelas yang menggunakan model TGT yaitu 75,139 dan konvensional yaitu 74,542. Uji lanjut yang digunakan yaitu Mann-Whitney U Test, hasil uji lanjut pembelajaran menggunakan model Jigsaw dan TGT diperoleh 0,006 < 0,05, maka Ho ditolak jadi ada perbedaan hasil belajar siswa. perbandingan antara pembelajaran ceramah dan TGT diperoleh hasil 0,569 > 0,05, maka Ho diterima maka tidak ada perbedaan hasil belajar siswa. perbandingan antara pembelajaran dengan menggunakan ceramah dan Jigsaw diperoleh hasil 0,002 < 0,05 maka Ho ditolak, maka ada perbedaan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil analisis data tersebut, maka diperoleh kesimpulan penelitian yaitu terdapat perbedaan hasil belajar IPA biologi siswa kelas VII SMP N 2 Kartasura yang melakukan pembelajaran menggunakan pembelajaran belajar Jigsaw, TGT, maupun konvensional. Pembelajaran Jigsaw (80,431) lebih baik digunakan dalam pembelajaran yang dilakukan pada kelas VII SMP N 2 Kartasura tahun pelajaran 2013/2014 dibandingkan dengan pembelajaran yang dilakukan dengan mengguanakn strategi belajar TGT (75,139) maupun konvensional (74,542). Kata Kunci: Strategi belajar Jigsaw, Strategi belajar TGT, Hasil belajar
A. Pendahuluan Belajar merupakan hal yang kompleks, kompleksitas belajar tersebut dapat dipandang dari dua subjek, yaitu dari siswa dan dari guru. Dari segi siswa belajar dialami sebagai suatu proses. Siswa mengalami proses mental dalam menghadapi bahan belajar, bahan belajar tersebut berupa keadaan alam, hewan, tumbuhan, manusia dan bahan yang telah terhimpun dalam buku-buku pelajaran. Dari segi guru, proses belajar tersebut tampak sebagai perilaku belajar tentang suatu hal. Belajar juga merupakan proses internal yang kompleks yang terlibat dalam proses internal tersebut adalah seluruh mental yang meliputi ranah-ranah kognitif, afektif dan psikomotorik (Dimyati dan Mudjiono 2006). Hasil belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam ranah kognisi. Hasil belajar kognitif tidak merupakan kemampuan tunggal, kemampuan ini yang menimbulkan perubahan perilaku dalam domain kognitif meliputi beberapa tingkat atau jenjang. Kognitif terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, evaluasi dan kreasi. Hasil belajar afektif yaitu yang beerkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan linternalisasi (Sudjana, 2011). Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi fisiologi dan psikologi (jasmani, motivasi, minat, sikap dan bakat). Faktor eksternal meliputi dua faktor yaitu meliputi lingkungan sosial dan faktor lingkungan sosial yaitu sekolah, keluarga dan masyarakat. (Syah, dalam Baharuddin dan Wahyuni, 2008). Strategi adalah suatu prosedur yang digunakan untuk memberikan suasana yang konduktif kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran (Joni dalam Hamdani, 2011). Agar siswa dapat belajar aktif dalam pembelajaran maka guru harus dapat menggunakan strategi yang tepat. Tujuan yang dicapai dalam pembelajaran yaitu dilihat dari hasil belajar. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku siswa akibat belajar. Perubahan itu
diupayakan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pembelajaran yaitu dikatakan berhasil apabila dapat mencapai prestasi tinggi terhadap materi yang diajarkan yang telah dipelajari, baik secara individual maupun kelompok. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa keberhasilan hasil belajar siswa apabila hasil belajar tersebut telah memenuhi ketuntasan pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor (Purwanto, 2009). Pembelajara kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. (Isjoni, 2007). Dengan demikian pembelajaran kooperatif dapat membantu meningkatkan kerjasama dan tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan sukses dan mendapatkan hasil yang maksimal .Contoh dari pembelajaran kooperatif diantaranya adalah strategi Jigsaw dan Team Game Tournaments (TGT). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan hasil belajar biologi siswa menggunakan pembelajaran metode Jigsaw dan metode Team Games Tournaments (TGT) terhadap siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kartasura.
B. Metode Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri Kartasura dengan subyek peneitiannya adalah siswa kelas VII Tahun Ajaran 2013/2014. Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan, mulai dari November 2013 sampai Maret 2014. Untuk melaksanakan penelitian ini dengan 3 tahap : a.) Tahap persiapan dilaksanakan selama tiga bulan. Hal-hal yang dipersiapkan diantaranya adalah pengumpulan materi proposal, pembuatan proposal, perijinan penelitian, dan survey ke sekolah, b.) Tahap penelitian dilaksanakan selama 1 bulan.Kegiatan yang dilakukan adalah pengambilan data di sekolah, c.) Tahap penyelesaian
dilaksanakan selama 1 bulan. Hal-hal yang dilakukan adalah pengolahan data, analisis data, dan penyusunan laporan penyelesaian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kartasura. Sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas VIIa, VIIb dan VIId SMP Negeri 2 Kartasura.Dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah random sampling. Variabel penelitian merupakan objek dalam suatu penelitian. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas
: Model pembelajaran Jigsaw dan Team Game Tournaments (TGT).
2. Variabel terikat : Hasil belajar biologi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kartasura.
Teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan diantaranya adalah: 1) Dokumentasi, merupakan cara untuk pengumpulan data yang berupa dokumen. Metode dokumentasi pada penelitian ini digunakan untuk memperoleh data siswa yang berupa nama siswa, jenis kelamin, kelas, dan daftar nilai, 2) Metode tes, tes merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang dilakukan. Metode tes dalam penelitian ini yaitu post test. Post test merupakan suatu tes yang dilaksanakan di akhir pembelajaran, yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman yang dicapai oleh siswa setelah proses pembelajaran selesai. Tes ini bermaksud untuk memperoleh data nilai dari siswa pada kelas ketiga kelas ekperimen. Sebelum melakukan analisis data harus, perlu dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu. Karena data normal dan tidak homogen maka uji statistiknya menggunakan uji non parametrik yaitu Kruskal-Wallis H test pengganti uji One Way Anova.
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian diperoleh data nilai perbedaan hasil belajar antar kelas seperti pada tabel 1: Tabel 1. Data Hasil Analisis Kelas kontrol, Kelas Jigsaw, dan Kelas TGT Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Kartasura Kelas No. Uraian Kontrol Jigsaw TGT 1. Jumlah Siswa 36 36 36 2. Nilai Posttes Tertinggi 89,5 91,5 91,5 3. Nilai Posttes Terendah 62,5 59,5 57 4. Mean Nilai Posttes 74,542 80.431 75,139 5. Median Nilai Posttes 75.000 82.250 77.250 Untuk lebih jelasnya dapat dilihat bada gambar 1: Gambar 1. Diagram Hasil Analisis Kelas Kontrol, Kelas Jigsaw, dan Kelas TGT Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Kartasura 100 80 Minimum
60
Maximum
40
Mean
20
0 Kontrol
Jigsaw
TGT
a. Uji Normalitas Uji normalitas ini untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi secara normal atau tidak normal.
Tabel 2 Hasil uji Normalitas Postes pada kelas Ceramah, Jigsaw dan TGT di SMP N 2 Kartasura tahun pelajaran 2013/2014. Kelas
Kolmogorov-Smirnov(a)
Statistic Ceramah .111 Jigsaw .166 TGT .122
Df 36 36 36
Shapiro-Wilk Statisti Sig. c df Sig. .200(*) .962 36 .250 .013 .911 36 .007 .191 .959 36 .197
Berdasarkan tabel 2 hasil uji normalitas dari hasil nilai postes kelas VII SMP N 2 Kartasura menurut hasil Kolmogorov-Smirnov kelas ceramah adalah 0,200, maka hasil dari postes kelas ceramah dinyatakan normal karena probabilitas > 0,05, yaitu 0,200 > 0,05, hasil normalitas dari kelas Jigsaw adalah 0,13, maka hasil postes dari kelas Jigsaw dinyatakan tidak normal, karena nilai probabilitas < 0,005, yaitu 0,013 < 0,05, dan hasil normalitas dari kelas TGT yaitu 0,191 maka hasil postes kelas TGT dinyatakan normal karena nilai probabilitas > 0,005, yaitu 0,191 > 0,05. Maka dari hasil semua kelas eksperimen ada yang dinyatakan tidak normal yaitu pada kelas Jigsaw, jadi hasil yang didapat dari uji normalitas yaitu tidak normal.
b. Uji Homogenitas Tabel 3 Hasil uji Homogenitas Postes pada kelas Ceramah, Jigsaw dan TGT di SMP N 2 Kartasura tahun pelajaran 2013/2014. c. d. Hasil TBased on Mean Based on Median e Based on Median and with s adjusted df Based on trimmed mean t
Levene Statistic .815 .497
df1 2 2
.497
2
.796
2
df2 105 105 99.8 58 105
Sig. .445 .610 .610 .454
Berdasarkan tabel diatas data yang diperoleh pada hasil belajar siswa menggunakan pembelajaran Ceramah, Jigsaw dan TGT nilai based on mean yaitu 0,445, data tersebut dinyatakan homogen karena
nilai probabilitas > 0,05 yaitu 0,445 > 0,05. Maka dari itu data yang diperoleh dinyatakan mempunyai varian yang sama (homogen). Jadi karena distribusi data normal dan populasi varian tidak sama atau tidak homogen maka uji statistik yang digunakan adalah non parametrik pengganti dari uji One Way Anova, yaitu uji KruskalWallis H test.
c. Uji Hipotesis 1. Kruskall-Wallis Tabel 4 Tabel Uji Statistik Hasil Chi-Square Df Asymp. Sig.
12.001 2 .002
Berdasarkan tabel diatas asymp-sig yang diperoleh dalam penelitian nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 (0,002 < 0,05) sehingga H0 ditolak maka hasil yang didapat dari penelitian ini dinyatakan ada perbedaan hasil pembelajaran biologi, karena H0 ditolak, maka perlu diadakan uji lanjut untuk mengetahui metode mana yang paling berpengrauh terhadap hasil belajar. Karena uji statistik nya non parametrik maka uji lanjut yang di gunakan bukan Post Hoc Test melainkan Mann-Whiteney U Test. 2. Uji Lanjut Tabel 5. Perhitungan Uji Lanjut Mann-Whitney U Test Tabel 4.6 Mann-Whitney Test I J (I-J) Asym-Sig Kontrol Jigsaw 74,5420,002<0,05 80,431 = Ho ditolak -5,889
Kontrol
TGT
74,54276,704 = -2,162
0,569>0,05 Ho diterima
Kesimpulan berarti ada perbedaan hasil belajar antara kontrol dan jigsaw Tidak ada perbedaan hasil belajar antara kontrol dan TGT
Jigsaw
TGT
80,431 76,704 = 3,727
0,006 <0,05 Ho ditolak
ada perbedaan hasil belajar antara jigsaw dan TGT
Berdasarkan tabel 5 maka dapat disimpulkan bahwa strategi belajar Jigsaw lebih berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kartasura.
2. Pembahasan Pada penelitian kali ini dilakukan dua kali post test, rata-rata nilai inilah yang dugunakan dalam analisis data hasil penelitian. Hasil penelitian yang dianalisis dengan bantuan komputer yaitu aplikasi SPSS 15.0 menunjukkan ada perbedaan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kartasura yang menggunakan pembelajaran Kontrol, Jigsaw dan TGT. Hal ini dibuktikan dengan hasil dari uji Kruskal-Wallis H test diperoleh nilai Asymp. Sig. sebesar 0.002 < 0.05 maka Ho ditolak, maka menunjukkan ada perbedaan hasil belajar biologi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kartasura menggunakan pembelajaran dengan metode Kontrol, Jigsaw dan TGT. Untuk mengetahui adanya perbedaan maka dapat dilihat dari data yang diperoleh dari uji lanjut Mann-Whitney U Test. Berdasarkan
perbandingan
mean
yang
diperoleh
antara
pembelajaran konvensional dan Jigsaw asym-sig yang diperoleh adalah 0,002 < 0,05 maka dinyatakan bahwa ho ditolak, dapat dismpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa antara pembelajaran konvensional dan pembelajaran
Jigsaw,
berdasarkan
hasil
mean
yang
diperoleh
pembelajaran konvensional mean nya yaitu (74,542), sedangkan pada pembelajaran Jigsaw mean nya yaitu (80,431) dari hasil pengurangan mean tersebut mendapatkan hasil (-5,889), karena hasil nya negatif (-), maka pembelajaran antara konvensional dan pembelajaran jigsaw, lebih bagus pembelajaran yang menggunakan pembelajaran Jigsaw. Karena pembelajaran Jigsaw siswa lebih aktif dan paham saat pembelajaran
berlangsung, maka siswa lebih cepat memahami materi yang disampaikan oleh guru, saat pembelajaran jigsaw siswa juga berdiskusi dengan kelompoknya, jadi siswa tidak mendapatkan materi hanya dari guru, tetapi mereka mendapatkan materi dari hasil diskusi nya, sehingga siswa lebih paham dengan materi yang dipelajarinya. Perbandingan antara pembelajaran konvensional dan pembelajaran TGT dapat diperoleh asym-sig nya yaitu 0,596 > 0,05 maka Ho diterima, jadi tidak ada perbedaan hasil belajar bilogi kelas VII yang menggunakan pembelajaran konvensioanl dan pembelajaran TGT. Berdasarkan nilai mean yang diperoleh pembelajaran konvensional mean nya yaitu (74,542), sedangkan nilai mean yang diperoleh pembelajaran TGT adalah (75,139), dari pengurangan mean tersebut didapatkan hasil (-0,597), karena hasil pengurangan nya yang didapat menunjukan negatif (-), maka antara pembelajaran
konvensional
dan
pembelajaran
TGT
lebih
baik
pembelajaran TGT, karena pada pembelajaran TGT siswa bisa berperan aktif di dalam kelas, walaupun tidak ada perbedaan hasil yang menonjol terhadap hasil belajar siswa kelas VII. Perbandingan pembelajaran antara Jigsaw dan TGT nilai asym-sig nya yaitu 0,006 < 0,05 maka h0 ditolak dan ha diterima, jadi dapat disimpulkan ada perbedaan hasil belajar biologi siswa kelas VII yang menggunakan pembelajaran konvensional dan pembelajaran TGT. Berdasarkan hasil mean yang diperoleh pembelajaran Jigsaw mean nya yaitu (80,431), dan hasil mean yang diperoleh pada pembelajaran TGT yaitu (75,139), dari hasil pengurangan mean tersebut dapat dihasilkan nilai (5,292), karena hasil pengurangannya yang di dapat positif (+), maka perbandingan antara pembelajaran Jigsaw dan pembelajaran TGT lebih bagus pembelajaran Jigsaw yang digunakan untuk pembelajaran didalam kelas.
D. Kesimpulan Terdapat perbedaan hasil belajar biologi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kartasura yang melakukan pembelajaran menggunakan
metode ceramah,
Jigsaw maupun TGT. Model Jigsaw lebih lebih baik digunakan dalam pembelajaran yang dilakukan pada kelas VII SMP Negeri 2 Kartasura tahun pelajaran 2013/2014 dibandingkan dengan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan metode TGT maupun ceramah (konvensional).
DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin dan Wahyuni Esa Nur, 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:PTRineka Cipta.
Hamdani, 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Cv Pustaka Setia.
Purwanto, 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Sudjana, Nana, 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.