PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG ASI TERHADAP PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA PASIEN POST SECTIO CAESAREA DI BANGSAL AN-NISA RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL
NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh : AWIT LESTARI 201110201150
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN 'AISYIYAH YOGYAKARTA 2013
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG ASI TERHADAP PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA PASIEN POST SECTIO CAESAREA DI BANGSAL AN-NISA RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL¹ Awit Lestari², Warsiti³
INTISARI Latar Belakang : Persalinan seksio kejadiannya semakin meningkat. Dampak dari seksio sesaria salah satunya adalah nyeri yang menyebabkan keterbatasan aktivitas post partum. Hal ini akan mengakibatkan berkurangnya respon ibu terhadap bayinya termasuk dalam pemberian ASI. Faktor yang mempengaruhi terhambatnya pemberian ASI diantaranya adalah keterbatasan pengetahuan tentang ASI eksklusif. Salah satu solusinya adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang media yang tepat. Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang ASI terhadap perilaku pemberian ASI eksklusif pada pasien post sectio caesarea. Metode Penelitian : Penelitian quasi eksperiment dengan rancangan control time series design dengan subyek penelitian pasien Post Sectio Caesarea berjumlah 30 orang terbagi dalam dua kelompok 15 orang dalam kelompok kontrol dan 15 orang dalam kelompok eksperimen yang diberi perlakuan. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu lembar observasi. Analisa data menggunakan t- test independen untuk membandingkan rata- rata dua sampel yang berasal dari dua kelompok yang berbeda. Hasil Penelitian : Terdapat pengaruh terhadap perilaku pemberian ASI pada kelompok eksperimen. Hasil perhitungan uji t- test 0.000 (<0,05). Kesimpulan Dan Saran : Pendidikan kesehatan efektif diberikan pada pasien post Sectio Caesarea dalam pemberian ASI eksklusif. Penelitian ini menyarankan agar ditingkatkan pemberian pendidikan kesehatan tentang ASI pada pasien Post Sectio Caesarea dalam rangka mendukung program pemerintah yaitu memberikan ASI eksklusif pada bayi. Kata kunci
: pendidikan kesehatan, pasien post sectio caesarea, perilaku, pemberian ASI eksklusif. Daftar pustaka : 21 buku, 1 jurnal, 2 web, 4 skripsi Jumlah halaman : i- xii, 1- 63, 11 lampiran
¹ Judul Skripsi ² Mahasiswa Ilmu Keperawatan STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta ³ Dosen STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta
THE INFLUENCE OF THE HEALTH EDUCATION ABOUT MOTHER’S MILK TO THE HABITS OF EXCLUSIVE BREAST-FEEDING OF POST SECTIO CAESAREAN PATIENTS IN AN-NISA SECTION OF PKU MUHAMMADIYAH BANTUL¹ Awit Lestari², Warsiti³ ABSTRACT
Background : The numbers of sectio caesarean patients are increasing. As a result, pain is one of the reasons why the mothers delay to breast-feed their babbies. The factor influencing the delaying of breast-feeding to the babbies is the mothers’s limitation of their knowledge about exclusive mother’s milk. Therefore, as a solution, they must be given health education about exclusive mother’s milk using appropriate media. Objective : This research aimed at knowing the influence of health education about exclusive mother’s milk to the habit of the Post Sectio Caesar patients in breastfeeding their babbies with their exclusive milk. Research Methodology : This research is a quasi experiment research using control time series design with 30 subjects of Post Sectio Caesare patients. These subjects were divided into two groups, 15 patients of the experiment group and 15 patients of the control group with treatments. The research instruments used were observation sheets. The data analysis used independent T-test to compare two subjects from different groups. Research Result : The health education has the influence to the habits of feeding babbies in the experiment groups. The T-test result shows 0,000 (< 0,05). Conclusion and Suggestion : Health education about exclusive mother’s milk is essentially beneficial for Post Sectio Caesarean patients. Therefore, this research suggests that health education about exclusive mother’s milk in post sectio caesarean patients needs to be improved to support the government program about exclusive breast-feeding.. Key words Bibliografi Number of pages
: health education, post sectio caesarean patients, habit, exclusive breast-feeding. : 21 book, 1 journal, 2 websites, 4 theses : i- xii, 1- 63, 11 appendices
¹ Thesis title ² Student of school of Nursing Health Sciences College of Yogyakarta ³ Lecturer of School of Nursing Health Sciences College of Yogyakarta
pengalaman
LATAR BELAKANG Proses suatu
persalinan merupakan
proses
dengan
penyulit, juga dapat menjadi alasan
untuk
dilakukannya pelahiran sesar selain
menyelamatkan ibu maupun bayinya
indikasi yang merupakan indikator
dengan mengunakan berbagai macam
mutlak
metode seperti persalinan pervaginam,
saesaria (Fraser, 2009).
persalinan
komplek
melahirkan
dengan
mengunakan
untuk
Berdasarkan
alat, dan persalinan operatif yaitu
dilakukan
melalui
Dunia
Sectio
Caesaria
Metode-metode dengan
(SC).
tersebut dilakukan
indikasi-indikasi
dilakukan
survey
oleh
(WHO)
seksio
yang
Badan Kesehatan selama 2007-2008,
China menduduki urutan
pertama
khusus
sebagai Negara dengan tingkat bedah
dengan satu tujuan menyelamatkan
sesar sampai 46% dari total persalinan.
ibu maupun bayinya. Seksio sesaria
Begitu juga di Inggris angka
atau bedah sesar merupakan prosedur
sesar meningkat hampir dua kali lipat
opertif
dibawah
dalam tahun- tahun terakhir ini, dari
anesthesia sehingga janin, plasenta dan
12% pada tahun 1990 menjadi 21%
ketuban
insisi
pada tahun 2000. Antara tahun 2005-
dinding abdomen dan uterus. Prosedur
2006, 23.5% kelahiran terjadi melalui
ini
setelah
bedah sesar dan lebih dari separuhnya
viabilitas tercapai (Dianne M. Fraser,
merupakan bedah sesar darurat (The
2009).
Information Center, 2007).
yang
dilakukan
dilahirkan
biasanya
melalui
dilakukan
Terdapat banyak alasan yang menyebabkan
peningkatan
bedah
Data di Indonesia menunjukkan
angka
bahwa
angka
persalinan
SC
seksio sesaria. Alasan tersebut dapat
mengalami
peningkatan
tiap
berkaitan dengan perubahan teknologi
tahunnya.
Peningkatan
CSR
dan sosial. Harapan yang muncul
(Caesarian Sectio Rate)
mungkin
adalah 15%.
adalah
bahwa
setiap
Di Rumah
tersebut Sakit
kehamilan harus memiliki hasil yang
Pemerintah rata- rata 20% sementara
sehat. Hal ini akan terjadi lebih banyak
di Rumah Sakit Swasta > 30% dari
karena semakin meningkatnya jumlah
total
wanita yang bekerja penuh waktu dan
Kesehatan
Yogyakarta ,
2008).
memilih
Berdasarkan
data
Dinas
untuk
menunda
dan
jumlah
persalinan
tersebut,
(Dinas
membatasi jumlah kehamilan mereka.
Kesehatan Yogyakarta pada tahun
Ketakutan terhadap tuntutan hukum,
2008 57
menyatakan CSR di Rumah
Sakit Pemerintah harus dibawah 20%
pusat, perdarahan ante partum atau
dari total persalinan dan dirumah sakit
bukti adanya luka jahitan yang terbuka
swasta di bawah 15% per tahun.
(scar dehiscence). Yang kedua yaitu
Kenaikan
jumlah
ini
indikasi bedah sesar elektif, indikasinya
kekhawatiran
di
bervariasi tergantung pada keadaan
kalangan ahli karena angka bedah
masing- masing ibu tetapi mencakup
caesar yang tinggi tidak menghasilkan
presentasi bokong, riwayat bedah sesar
perbaikan yang diharapkan
pada
sebelumnya, plasenta previa, kehamilan
bayi maupun ibu. WHO menetapkan
ganda, hambatan pertumbuhan intra
tujuan yaitu mengurangi angka bedah
uteri, disfungsi simfisis pubis, dan
caesar menjadi 15%, namun tujuan
perdarahan
ini tidak tercapai karena anggapan
kadang bedah sesar elektif dirasa perlu
bahwa bedah sesar adalah cara yang
dilakukan apabila ibu pernah memiliki
cepat,
pengalaman
menimbulkan
aman, dan
mudah
untuk
melahirkan bayi (Fraser, 2009).
persalinan
Bedah sesar lebih nyaman, lebih cepat, dan
lebih dapat diperkirakan
daripada
melahirkan
Prosedurnya
sendiri
menimbulkan nyeri
vagina.
biasanya
tidak
ante
partum.
traumatik pervagina
menimbulkan
Kadang-
atau
jika
hampir
pasti
gejala
sisa
gejala-
psikologis (NICE, 2004). Persalinan sebagai
seksio salah
sesaria satu
cara
dianggap untuk
karena calon ibu
mewujudkan well born baby well health
dalam kondisi tidak sadar akibat dari
mother, tidak hanya bayi yang lahir
pengaruh anestesi. Fakta ini membuat
hidup tetapi harapan agar tumbuh
angka
kembangnya berkelanjutan dan tidak
bedah
sesar
cenderung
meningkat jumlahnya. Namun, jika
ada komplikasi
diamati lebih cermat ada kekurangan
namun demikian persalinan dengan
dan resiko utama yang menjadikan
sesar juga tidak bisa terlepas dari resiko
tindakan bedah sesar hanya dilakukan
komplikasi pada bayi maupun pada ibu.
untuk indikasi yang tepat.
Tindakan bedah sesar harus dilakukan
Adapun indikasi tindakan bedah
yang dialami ibu,
dengan indikasi yang tepat.
sesar dapat dibedakan menjadi dua yaitu
Komplikasi akibat persalinan seksio
indikasi bedah sesar darurat, dapat
sesaria bisa terjadi pada ibu dan bayi.
diindikasikan
persalinan
Pada bayi adalah bayi menjadi kurang
terhambat tidak mengalami kemajuan,
aktif dan lebih banyak tidur akibat dari
terbukti adanya gawat janin, prolaps tali
efek obat anestesi
apabila
sehingga akan
mempengaruhi pemberian ASI. Bayi
menyebabkan
yang dilahirkan melalui bedah sesar
pemberian ASI sejak awal pada bayinya
sering mengalami gangguan pernafasan
maupun keterlambatan rawat gabung
karena kelahiran yang terlalu cepat
karena rasa tidak nyaman / peningkatan
sehingga tidak mengalami adaptasi atau
intensitas
transisi antara dunia dalam rahim dan
(Purwandari, 2009).
luar rahim. Ini menyebabkan nafas bayi
Dampak
pasien
nyeri
menunda
setelah
nyeri
operasi
Post
Sectio
terlalu cepat (Bobak et al., 2005).
Caesarea
Angka mortalitas bayi dengan ibu yang
terbatas, bonding attachment (ikatan
melahirkan dengan proses seksio sesaria
kasih
berkisar
terpenuhi, Activity Daily Living (ADL)
antara
4%
dan
7%
(Winknjosastro, 2007).
pada ibu yaitu mobilitas
sayang)
terganggu,
terganggu
Inisiasi
/
Menyusu
tidak
Dini
Komplikasi Post Sectio Caesarea
(IMD) tidak dapat terpenuhi karena
juga terjadi pada ibu. Komplikasi yang
adanya peningkatan intensitas nyeri
timbul setelah dilakukannya seksio
apabila ibu bergerak. Jadi respon ibu
sesaria pada ibu adalah nyeri pada
terhadap bayi berkurang, sehingga ASI
daerah
terjadi
sebagai makanan terbaik bagi bayi dan
trombosis, potensial terjadi penurunan
mempunyai banyak manfaat bagi bayi
kemampuan
penurunan
maupun ibunya tidak dapat diberikan
elastisitas otot perut dan dasar panggul,
secara optimal (Afifah, 2009). Hal
perdarahan,
kemih,
tersebut juga akan berdampak pada bayi
ekstremitas
yang dilahirkan dengan seksio sesaria.
infeksi,
insisi,
potensial
fungsional,
luka
kandung
bengkak
bawah,
dan
pada
gangguan
laktasi
(Kurniawati,2008).
Dampak pada bayi adalah pemberian nutrisi untuk bayi berkurang karena
Pasien Post Sectio Caesarea akan
tertundanya pemberian ASI sejak awal,
mengeluh nyeri pada daerah insisi yang
respiratorik terganggu, dan daya imun
disebabkan oleh robeknya jaringan pada
rendah.
dinding perut dan dinding uterus.
Memberi ASI sesegera mungkin
Prosedur pembedahan yang menambah
setelah bedah sesar sebaiknya tetap
rasa nyeri, seperti infeksi, distensi,
dilakukan. Namun, karena keterbatasan
spasmus otot. Rasa nyeri yang dirasakan
aktivitas hal ini menjadi suatu masalah.
ibu
akan
Rumah sakit yang menganut filosofi
menimbulkan berbagai masalah, salah
berpusat pada keluarga, pasangan dan
satunya laktasi. Rasa nyeri tersebut akan
keluarga
Post
Sectio
Caesarea
lain
ikut
terlibat
dalam
perawatan klien di ruangan rawat inap.
materi dari seseorang ke orang lain dan
Beberapa
bukan
penelitian
menyimpulkan
pula
seperangkat
prosedur.
bahwa proses melahirkan dengan seksio
Artinya
sesaria akan menghambat terbentuknya
adanya kesadaran dari dalam individu
ASI, meskipun demikian menyusui
itu sendiri. Perilaku merupakan hasil
sesering
hubungan antara rangsangan (stimulus)
mungkin
setelah
proses
perubahan
tersebut
terjadi
melahirkan dengan seksio sesaria akan
dan tanggapan (respons).
meminimalisasi
masalah
kesehatan pada dasarnya adalah suatu
tersebut. Pasien yang menjalani bedah
respon seseorang terhadap stimulus
sesar sama suksesnya dalam memulai
yang berhubungan
dan melanjutkan pemberian ASI seperti
penyakit, system pelayanan kesehatan,
pasien yang melahirkan melalui vagina
makanan serta lingkungan.
Perilaku
(Penny Simkin, 2008).
dapat berbentuk
(respons
masalah-
Ketidakmampuan ibu Post Sectio Caesarea antara
dalam memberikan ASI lain
disebabkan
karena
Perilaku
dengan sakit dan
pasif
internal) terjadi dalam, diri manusia dan tidak dapat diamati secara langsung oleh orang lain,
sedangkan perilaku
kurangnya pengetahuan yang terkait
aktif
dengan
tidak
tindakan nyata dan merupakan respons
yang
yang secara langsung dapat diobservasi.
memadai, ibu tidak mengerti tentang
Menurut Ircham Machfoed 2008,
penyusuan.
mempunyai
Karena
pengetahuan
(respons eksternal) merupakan
cara menyusui bayi yang tepat, manfaat
pendidikan
ASI, berbagai dampak yang akan
penambahan
ditemui
kemampuan seseorang melalui tehnik
bila
ibu
tidak
menyusui
bayinya, dan sebagainya. Upaya
untuk
praktek
kesehatan
adalah
pengetahuan
dan
belajar dan instruksi dengan
meningkatkan
tujuan untuk mengingat fakta / kondisi
pengetahuan tentang ASI salah satunya
nyata dengan cara memberi dorongan
adalah dengan memberikan pendidikan
terhadap pengarahan diri dan aktif
kesehatan. Memberikan
memberikan
informasi
informasi-
informasi.
pada ibu post seksio sesaria sangat
Pendidikan kesehatan merupakan proses
penting
ibu dalam
perubahan perilaku secara terencana
Eksklusif.
pada diri individu atau kelompok untuk
demi suksesnya
memberikan
ASI
Pendidikan Kesehatan adalah proses
dapat lebih mandiri.
perubahan perilaku dinamis, dimana
RSU
perubahan tersebut bukan pemindahan
PKU
Muhammadiyah
Bantul adalah Rumah Sakit rujukan
daerah kota Bantul dan juga Rumah
pemberian ASI Eksklusif pada bayi
Sakit
layanan
lahir dengan Seksio sesaria yang
unggulan untuk kesehatan ibu dan anak.
mempunyai peluang sama dengan bayi
Namun dalam kenyataannya di RSU
yang lahir normal juga masih rendah.
PKU Muhammadiyah Bantul angka
Target pemerintah tahun 2005 yang 80
persalinan dengan seksio sesaria masih
% hanya tercapai 53 % atau 181 bayi
sangat tinggi, demikian juga dalam
dari 332 bayi yang lahir dengan seksio
program mensukseskan pemberian ASI
sesaria. Hal ini sangat ironi dengan
Eksklusif belum berhasil karena pada
adanya amanah pasal 128 Undang-
bayi yang lahir dengan bedah seksio
Undang
Nomor
sesaria
tentang
kesehatan,
yang
mempunyai
yang sebenarnya mempunyai
36
Tahun bayi
2009 berhak
kesempatan sama dalam susksesnya
mendapatkan ASI secara eksklusif
pemberian ASI Eksklusif pada bayi
sejak dilahirkan hingga berusia 6
yang lahir normal relatif sangat rendah.
bulan dan dapat dilanjutkan hingga
Hal ini disebabkan karena beberapa
berusia 2 tahun.
faktor salah satunya adalah kurangnya pengetahuan
pasien
Post
Melihat
kenyataan
diatas
Sectio
bahwasanya program pemberian ASI
Caesarea tentang ASI dalam menyusui
eksklusif pada bayi yang lahir dengan
bayinya.
seksio
Dari data yang diperoleh, angka
sesaria
Muhammadiyah
di
RSU
Bantul
PKU
belumlah
persalinan dengan seksio sesaria di
optimal maka penulis tertarik untuk
RSU PKU Muhammadiyah Bantul
melakukan
masih sangat tinggi. Dari bulan Juni
Pendidikan Kesehatan Tentang ASI
2011 sampai bulan Maret 2012 jumlah
Terhadap
pasien yang melahirkan seluruhnya
Eksklusif
Pada Pasien Post Sectio
ada 913 pasien. Dari jumlah tersebut
Caesarea
Di Bangsal An-Nisa RSU
581 pasien melahirkan secara normal
PKU
dan 332 pasien melahirkan secara
Berdasarkan data dan uraian latar
seksio sesaria, jadi
rata- rata yang
belakang
melahirkan
seksio
sesaria
perumusan masalahnya apakah ada
sebanyak 57% dari jumlah pasien
pengaruh pendidikan kesehatan tentang
keseluruhan. Adapun target Dinas
ASI terhadap perilaku ibu Post Sectio
Kesehatan Yogyakarta di Rumah Sakit
Caesarea
swasta <15 %. Begitu juga program
Eksklusif di bangsal An-Nisa RSU PKU
secara
penelitian
Perilaku
“Pengaruh
Pemberian
Muhammadiyah
tersebut
diatas,
ASI
Bantul”.
maka
dalam memberikan ASI
Muhammadiyah
Bantul.
penelitian
bertujuan
ini
Tujuan untuk
mengetahui
pengaruh
pendidikan
kesehatan
tentang ASI terhadap
operasi bedah sesar di RSU PKU Muhammadiyah
bangsal
An-Nisa
RSU
di PKU
Muhammadiyah Bantul.
selama
dirawat. SAMPEL
perilaku pasien Post Sectio Caesarea dalam pemberian ASI Eksklusif
Bantul
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi
(Sugiyono,
2007).
Pengambilan sampel dilakukan secara
METODE PENELITIAN
purposive
sampling,
pengambilan
sampel
yaitu berdasarkan
kriteria tertentu. Besar sampel dalam Penelitian desain
quasi
ini
menggunakan
eksperimen
dengan
menggunakan rancangan Control time series design yaitu penilaian perilaku pasien Post Sectio Caesarea dalam pemberian
ASI
kelompok
eksklusif
eksperimen
penelitian ini berjumlah 30 orang yang akan terbagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
Sectio
dan
pemberian
Caesarea
ASI
dalam
eksklusif
masing-
masing
berjumlah 15 orang.
pada Metode Pengumpulan Data
dibandingkan dengan perilaku pasien Post
yang
pada
kelompok kontrol dan melakukan pengukuran berulang- ulang.
Metode yang digunakan dalam penelitian
ini
adalah
observasi.
Metode yang dimaksud adalah metode pengumpulan
data
(variabel
penelitian) dengan pengamatan secara langsung terhadap pasien Post Sectio
POPULASI
Caesarea. Sebelum penelitian, peneliti
Populasi
adalah
wilayah
generalisasi terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik
kesimpulannya
(Sugiyono, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu Post Sectio
Caesarea
yang
menjalani
dan
asisten
peneliti
menyamakan
persepsi tentang jalannya penelitian dan
materi
yang
akan
diberikan
kepada responden. Peneliti dan asisten peneliti
memberikan
perlakuan
terhadap responden atau pasien Post Sectio
Caesarea
memberikan
yaitu
pendidikan
dengan kesehatan
tentang ASI. Setelah itu peneliti dan
asisten peneliti mengobservasi dan mencatat bagaimana perilaku pasien Post
Sectio
Caesarea
dalam
memberikan ASI pada bayinya pada
d. Hitung nilai t hitung 3. Bandingkan nilai t hitung dengan tabel Df
= n1 + n2-1
pasien Post Sectio Caesarea yang diberi perlakuan maupun pada pasien Post Sectio Caesarea yang tidak diberi perlakuan.
/2 =
= 0,05 (1 sisi) 0.025(2 sisi) 4. Menarik kesimpulan
Apabila t hitung > t tabel = Ho ditolak dan Ha diterima.
Analisa Data
= variasi sampel 1
Analisa data dapat dilakukan dengan menggunakan t-test independent yang digunakan
untuk
membandingkan
rata- rata dua sampel yang berasal dari kelompok yang berbeda.
= variasi sampel 2 r = korelasi antara dua sampel HASIL PENELITIAN
Deskripsi lokasi penelitian
Rumus yang digunakan :
Penelitian ini dilakukan di
t=
RSU PKU Muhammadiyah Bantul. RSU PKU Muhammadiyah Bantul
Keterangan :
merupakan salah satu rumah sakit
X1
= rata- rata sampel 1
X2
= rata- rata sampel 2
S1
=
simpanan
baku
simpanan
baku
sampel 1 S2
=
swasta
yang
terletak
di
Bantul,
Yogyakarta tepatnya beralamat di Jalan Jenderal Sudirman 124 Bantul Yogyakarta. Rumah Sakit ini berawal
sampel 2 Langkah pengujian : 1. Memastikan data normal dan homogen 2. Menghitung nilai t hitung a. Mencari nilai rata- rata tiap kelompok b. Menghitung nilai varian tiap kelompok c. Mencari nilai Sp
dari BP RB, kemudian berkembang menjadi RSKIA dan pada tahun 2001 telah menjadi RSU, lengkapnya RSU PKU Muhammadiyah Bantul. RSU
PKU
Muhammadiyah
Bantul merupakan rumah sakit tipe C dengan jumlah kapasitas tempat tidur 127 dan telah mendapat sertifikasi ISO 9001 pada tahun 2008. Pelayanan yang ada meliputi pelayanan umum
dan keuangan, penunjang medis dan
letaknya sangat berdekatan.Adapun
pelayanan medis. Pelayanan medis
ketenagaanya
yang
mempunyai
tersedia
antara
lain
Bedah
ketiga
unit
mempunyai
ini
struktur
(Umum, Anak, Orthopedic/Tulang),
organisasi sendiri- sendiri. Unit VK
THT, Syaraf, Anak, Penyakit Dalam
tenaganya terdiri dari dokter spesialis
dan Kebidanan. Di dalam pelayanan
obsgyn dan bidan yang rata- rata
kebidanan,
pemeriksaan
berijazah D-3 dan D-4 serta minimal
kehamilan/Antenatal Care (ANC) oleh
pernah mengikuti pelatihan phonex
bidan dan dokter spesialis, pertolongan
dan
persalinan, dan pelayanan kontrasepsi.
Persalinan Normal). Unit perinatologi
Belum ada pelayanan kelas prenatal
ketenagaannya terdiri dari perawat
bagi ibu hamil.
berijazah D3 dan pernah mengikuti
terdapat
memerlukan
Apabila ibu hamil
ANC
(Asuhan
seputar
pelatihan- pelatihan yang berhubungan
berkonsultasi
dengan perawatan bayi. Sedangkan
kepada petugas kesehatan sewaktu
bangsal nifas ketenagaannya terdiri
memeriksakan kehamilannya. Rumah
dari perawat berijazah D-3 dan bidan
sakit ini juga melaksanakan program
yang juga berijazah D-3.
dari pemerintah sebagai Rumah Sakit
Deskripsi Data Penelitian
kehamilan,
informasi
pelatihan
mereka
Sayang Ibu dan Bayi.
Data yang dikumpulkan dan
Untuk mencapai program dari pemerintah
sebagai
Rumah
Sakit
dianalisis adalah data hasil isian observer pada lembar observasi yang
Sayang Ibu dan Bayi tentunya dua unit
diperoleh
pelayanan ini dijadikan sebagai unit
bertujuan untuk dapat mengetahui
layanan unggulan. Pasien kebidanan
perbedaan perilaku pasien Post Sectio
intra natal akan dirawat di ruang
Caesarea
bersalin, kemudian pasien post natal
eksklusif pada kelompok eksperimen
dirawat di bangsal nifas. Bayi yang
dan dibandingkan dengan perilaku
dilahirkan akan dirawat di bangsal
pasien Post Sectio Caesarea dalam
perinatologi, namun untuk bayi yang
pemberian
sehat
kelompok kontrol.
dan
bugar
setelah
selesai
pemeriksaan akan dirawat gabung di bangsal nifas. Untuk memudahkan akses
pelayanan
didesain
dalam
ketiga satu
unit
lantai
ini yang
dari
dalam
ASI
responden
pemberian
eksklusif
yang
ASI
pada
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi perilaku pemberian ASI Eksklusif di RSU PKU Muhammadiyah Bantul pada kelompok kontrol
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi perilaku pemberian ASI Eksklusif di RSU PKU Muhammadiyah Bantul pada kelompok eksperimen N o
N o 1 2
3
Kategori
Frekue
Persentase
nsi
(%)
Efektif
0
0
Kurang
3
20.0
2
3
efektif Tidak
1
12
80.0
Total
15
Persentase
nsi
(%)
Efektif
9
60.0
Kurang
4
26.7
2
13.3
Total
15
efektif Tidak efektif Jumlah
efektif Jumlah
Frekue
Kategori
Berdasarkan diperoleh
9
tabel
diatas,
responden
(60,0%)
perilaku pemberian ASI Eksklusif Berdasarkan
tabel
diatas,
diperoleh 0 responden (0%) dalam kategori efektif,3 (20%) responden dalam kategori kurang efektif dan 12 responden (80,0%) dalam kategori tidak efektif. Frekuensi terbanyak pada kategori tidak efektif.
dalam kategori efektif, dan paling sedikit
perilaku pemberian ASI
Eksklusif dalam kategori tidak efektif sebanyak
2
responden
(13,3%).
Frekuensi terbanyak adalah perilaku pemberian
ASI
Eksklusif
dalam
kategori efektif. Hasil analisis uji ttest antara
untuk
mengetahui
kelompok
perbedaan
kontrol
dengan
kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut:
Berdasarkan
Tabel 4.4 Rangkuman Hasil Analisis
responden
pemberian Variabel
kelompok eksperim en
N
1
Rerat
Thitu
Signif
a
ng
ikan
20.866
k kontrol
5
7
Eksklusif
dalam
perilaku pemberian ASI Eksklusif
2
5.76
1
ASI
perilaku
dalam kategori tidak efektif sebanyak
7
Kelompo
(60,0%)
kategori efektif, dan paling sedikit Keterangan
50.866
5
penelitian
pada kelompok eksperimen, diperoleh 9
uji t-test
hasil
0,000
signifikan
responden
(13,3%).
Frekuensi
terbanyak adalah perilaku pemberian ASI Eksklusif dalam kategori efektif
6
Keunggulan
dari
metode
pendidkan kesehaatan adalah lebih Dari
hasil
tersebut
dapat
efektif
untuk
menyebarluaskan
diketahui bahwa Thitung = -5.766,
informasi pada kelompok masyarakat
dengan nilai signifikan yang diperoleh
dikarenakan
adalah 0,000. Ternyata nilai signifikan
menentukan
yang diperoleh kurang dari 0,05,
menjangkau
sehingga Ho ditolak. Dengan demikian
dapat dimengerti oleh sasaran yang
dapat disimpulkan bahwa
tidak dapat membaca ataupun menulis.
terdapat
lebih
mudah
waktu, banyak
Pendidikan
perbedaan antara kelompok kontrol
murah,
mudah
audiens
kesehatan
dan
adalah
dengan kelompok eksperimen. Rerata
suatu upaya atau kegiatan untuk
yang
menciptakan perilaku
diperoleh
kelompok
kontrol
sebesar 20.8667, sedangkan kelompok
yang
kondusif
eksperimen sebesar 50.8667.
Artinya,
untuk
pendidikan
masyarakat kesehatan. kesehatan
berupaya agar masyarakat menyadari atau
PEMBAHASAN Pengaruh
pendidikan
kesehatan
mengetahui
memelihara
bagaimana
kesehatan
cara
mereka,
tentang asi terhadap perilaku pasien
bagaimana menghindar atau mencegah
POST SECTIO CAESAREA dalam
hal- hal yang merugikan kesehatan
memberikan ASI pada
mereka dan orang lain, serta kemana
kelompok
eksperimen di bangsal An-Nisa RSU
seharusnya
mencari
pengobatan
PKU Muhammadiyah Bantul
apabila dia sakit dan sebagainya. Pendidikan
kesehatan
merupakan
serangkaian
upaya yang ditujukan
untuk mempengaruhi orang lain, mulai
informasi yang diberikan, metode dan
dari individu, kelompok, keluarga, dan
alat–alat peunjang dalam penyampaian
masyarakat
terlaksananya
informasi. Hal ini dikarenakan dengan
perilaku hidup sehat (S. Setiyawati,
dilakukannya penyuluhan dengan cara
2008).
yang sesuai maka informasi yang
agar
Pendidikan kesehatan merupakan komponen
esensial
dalam
dan
diarahkan
keperawatan kegiatan
asuhan pada
meningkatkan,
mempertahankan
dan
memulihkan
diberikan akan dapat diterima dengan baik sehingga dapat dicerna dan dilakukan. Perilaku pasien POST SECTIO CAESAREA
dalam
memberikan
status kesehatan, mencegah penyakit,
ASI pada kelompok kontrol di
dan
bangsal
membantu
individu
untuk
mengatasi efek sisa dari penyakit
An-Nisa
RSU
PKU
Muhammadiyah Bantul.
(Smeltzer, Bare, 2002). Pendidikan kesehatan sebagai usaha atau kegiatan
Berdasarkan
tabel
diatas,
untuk membantu individu, kelompok
diperoleh 0 responden (0%) dalam
atau
masyarakat
kategori efektif, 12 responden (80,0%)
(perilaku) untuk mencapai kesehatan
dalam kategori tidak efektif. Frekuensi
yang optimal (Notoatmojo, 2007).
terbanyak pada kategor tidak efektif.
kemampuan
Dengan memberikan informasiinformasi
yang
keperawatan,
pendidikan
tentang
kesehatan merupakan suatu bentuk
pengertian, tanda gejala, komposisi zat
intervensi keperawatan yang mandiri
gizi dalam asi, manfaat asi eksklusif,
untuk membantu klien baik individu,
faktor-faktor
kelompok maupun masyarakat dalam
Selanjutnya
jelas
Dalam
pemberian dengan
asi.
pengetahuan-
mengatasi
kesehatannya
pengetahuan itu akan timbul kesadaran
kegiatan
pembelajaran,
mereka
Asi
didalamnya perawat berperan sebagai
eksklusif. Memperhatikan hal ini,
perawat pendidik (Smeltzer, Bare,
sebaiknya para profesional kesehatan
2002).
dan
untuk
perawat
pentingnya
memberikan
juga
memperhatikan
pemberian
pendidikan
kesehatan terhadap masyarakat.
melalui yang
Pada kelompok kontrol ini tidak diberikan pendidikan kesehatan,
Hal
sehingga hasilnya Frekuensi terbanyak
yang juga perlu diperhatikan adalah
pada kategori tidak efektif. Dari hasil
cara
penelitian tersebut, dapat disimpulkan
penyampaian
informasi,
bahwa pendidikan kesehatan sangat
kesehatan dengan tepat dan sesuai
mempengaruhi perilaku ibu dalam
(Suliha 2002).
memberikan ASI Eksklusif.
Dalam
Al
quran
juga
Perbedaan
perilaku pasien POST
dianjurkan memberikan ASI selama 2
SECTIO
CAESAREA
tahun
dalam
sebagaimana
firman
Alloh
pemberian ASI Eksklusif di bangsal
dalam QS Al- Baqoroh : 233 yang
An-Nisa RSU PKU Muhammadiyah
artinya
Bantul pada kelompok kontrol dan
menyusukan anaknya selama 2 tahun
eksperimen.
penuh,
para
yaitu
ibu
hendaklah
bagi
yang
ingin
menyempurnakan penyusuan Hasil ini Dari hasil penelitian dapat
sesuai dengan pendapat bahwa faktor-
diketahui bahwa Thitung = -5.766,
faktor yang mempengaruhi dalam
dengan nilai signifikan yang diperoleh
perubahan perilaku antara lain adalah
adalah 0,000. Ternyata nilai signifikan
Kecerdasan,
yang diperoleh kurang dari 0,05,
Minat, Emosi/ mood, Orang, Budaya.
Persepsi,
Motivasi,
sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
terdapat
Keterbatasan Penelitian
perbedaan antara kelompok kontrol
Pada penelitian ini didapatkan
dengan kelompok eksperimen. Rerata
beberapa keterbatasan. Keterbatasan
yang
penelitian ini antara lain:
diperoleh
kelompok
kontrol
sebesar 20.8667, sedangkan kelompok
1. Riwayat menyusui yang tidak terkaji,
eksperimen sebesar 50.8667.
sehingga
pengalaman
sesuai
responden dalam memberikan ASI
dengan teori yang mnyebutkan bahwa
antara responden pada kelompok
Tujuan pendidikan kesehatan adalah
eksperimen dan kelompok kontrol
mengajarkan individu, kelompok atau
tidak dapat diketahui.
Hasil
penelitian
ini
masyarakat untuk hidup dalam kondisi
2. Pemberian pendidikan kesehatan
yang terbaik dan berusaha keras
hanya
mencapai kesehatan yang optimal
materinya
(Smeltzer, Bare, 2002). Pada dasarnya
tentang ASI Eksklusif, untuk materi
pendidikan kesehatan sebagai sesuatu
lain seperti mobilitas Post Sectio
yang bernilai, mandiri dalam mencapai
Caesarea, nyeri post Sc belum bisa
tujuan
peneliti sampaikan.
hidup
menggunakan
sehat fasilitas
serta
dapat
pelayanan
dilakukan hanya
sekali satu
dan materi
3. Kondisi putting susu tidak terkaji
2. Bagi perawat
lebih lanjut sehingga kondisi ibu
Hasil
menyusui berkaitan dengan hal
dijadikan Sebagai bahan masukan
tersebut tidak dapat diketahui.
perawat bangsal nifas (An-Nisa)
penelitian
untuk
Berdasarkan hasil analisis data pengujian
dapat
memberikan
pendidikan kesehatan pada pasien
KESIMPULAN
dan
selalu
ini
hipotesis
dapat
Post Sectio Caesarea, karena mereka sangat berperan dalam
disimpulkan bahwa:
memberikan
informasi
dan
1. Kemampuan pemberian ASI pada
mensukseskan
pemberian
ASI
pasien Post Sectio Caesarea pada kelompok
eksperimen,
eksklusif.
paling
banyak diperoleh 9 responden
3. RSU
PKU
Muhammadiyah
(60,0%) perilaku pemberian ASI
Bantul
Eksklusif dalam kategori efektif
Hasil penelitian ini dapat Sebagai
2. Kemampuan pemberian ASI pada
informasi
untuk
meningkatkan
kelompok kontrol paling banyak
pelayanan kesehatan ibu anak
adalah
dalam
dalam kategori tidak
efektif 12 responden (80,0%). 3. Terdapat
perbedaan
menyusui kontrol
rangka
program
perilaku
antara
kelompok
dengan
kelompok
eksperimen 0,000 (<0.05).
mendukung
pemerintah
yaitu
memberikan ASI eksklusif pada bayi. 4. STIKES ‘AISYIYAH Yogyakarta Hasil
penelitian
ini
dapat
menambah bahan bacaan dan menambah
SARAN 1. Bagi
responden
dan
keluarganya Hasil
penelitian
serta
informasi ilmiah bagi mahasiswa kesehatan
ini
wawasan
terutama
ilmu
dapat
keperawatan dalam mengetahui
memberikan informasi pada
pentingnya pendidikan kesehatan
klien bersalin dengan seksio
tentang ASI terhadap perilaku
sesaria dan juga
pasien
keluarga,
sehingga mampu dan mau tetap
memberikan
Eksklusif.
ASI
Post
Sectio
dalam pemberian ASI.
Caesarea
5. Bagi Peneliti selanjutnya Kepada peneliti selanjutnya agar mampu
Jansen,
B.L, (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas edisi 4, EGC, Jakarta.
mengembangkan
penelitian selanjutnya berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti saat ini untuk meneliti variabel lain yang terkait dengan perilaku memberikan Asi Eksklusif atau
Machfoedz. I, (2008 ). Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi Kesehatan, Fitra Maya. Notoatmodjo,S, (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
variabel lain yang belum diteliti.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto. S, (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI, Asdi Maha Satya, Jakarta. Bastor. H, ( 2011 ).Persalinan Volume 3, EGC,Jakarta. Cunningham,FG, ( 2006 ). Obstetri William Edisi 21, EGC, Jakarta. Fraser. DM, (2009 ). Buku Ajar Bidan Myles Edisi 14, EGC, Jakarta. Hakimi. M, (2005). Patologi dan Fisiologi Persalinan, Yayasan Essentia Medica. Hidayat. A, (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah, Sa Medika, Jakarta. Huliana, M, ( 2004 ). Perawatan Ibu Pasca Melahirkan, Puspa Swara, Jakarta Iqbal.
M, (2007 ). Promosi Kesehatan,Graha Ilmu, Jakarta.
Nursalam, (2011). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta Oxorn. H, ( 2010 ). Ilmu Kebidanan dan Fisiologi Persalinan, Yayasan Essentic Medica (YEM), Yoyakarta. Perinasia, (2009 ). Manajemen Laktasi Menuju Persalinan aman dan Bayi Lahir Selamat, Perinasia, Jakarta. Prasetetyono. DS, (2009 Ekslusif, Diva Jogjakarta.
).
ASI Press,
Riwidikdo. H, (2009). Statistika Untuk Penelitian Kesehatan Dengan Aplikasi Program R dan SPSS, Pustaka Rihama, Yogyakarta. Simkin. P, ( 2008 ). Kehamilan, Melahirkan, dan Bayi,Arcan, Jakarta. Suherni, (2008). Perawatan Masa Nifas, Fitra Maya, Yogyakarta. Setiawati. S, (2008). Proses Pembelajaran dan Pendidikan kesehatan, Trans infoMedia, Jakarta.
Sugiyono, (2005). Statistik Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung. Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung. http://digilib.unimus.ac.id/files/diskI/ 108/jtptunimus-gdldianirawan-5353-2-babI.pdf diakses tanggal 10 september 2012. http://pramareola 14 Wordpress.com. Pasien SC/html. Diakses tanggal 20 september 2012.