coefficient
DAYA PREDIKSI NILAI RAPOR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA JALUR PMDK DI FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA1
Kata Kunci: Daya Prediaksi, Nilai Raport, Prestasi Belajar
A. PENDAHULUAN
Nandan Supriatna2
1 Latar Belakang Masalah
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: daya prediksi nilai rapor terhadap prestasi belajar mahasiswa jalur PMDK. Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia (FPTK-UPI) dengan menggunakan pendekatan penelitian ex-post pacto. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa FPTK-UPI yang diterima melalui jalur PMDK. Penentuan sampel dilakukan secara proportional stratified random sampling. Jumlah sampel adalah 119 mahasiswa. Data nilai rapor dan prestasi belajar mahasiswa dikumpulkan dengan metode dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier ganda. Hasil penelitian menemukan bahwa: (1) Daya prediksi nilai rapor terhadap prestasi belajar mahasiswa jalur PMDK termasuk dalam kategori sedang. Besarnya daya prediksi (R) nilai rapor = 0,450 terhadap indeks prestasi belajar selama dua semester (p. = 0,01). Sedangkan terhadap indeks prestasi belajar selama empat semester, besarnya daya prediksi (R) nilai rapor = 0,395 (p. = 0,05); (2) Rerata nilai mata pelajaran komponen adaptif dalam rapor merupakan sub-prediktor yang memiliki bobot regresi terbesar.
Seleksi masuk perguruan tinggi bertujuan untuk menjaring dan menyaring calon mahasiswa yang mempunyai kemampuan akademik untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan. Jadi, seleksi tersebut pada hakekatnya adalah semacam prediksi, dan biasanya dikaitkan dengan masalah dan hasil-hasil praktis. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Kerlinger (1996),
banyak
pihak
yang
mempergunakan tes untuk tujuan-tujuan prediksi guna menyaring serta memilih calon-calon yang berpotensi sukses di bidang pendidikan dan pekerjaan-pekerjaan lain. Dimana perhatian lebih
Abstrac: This study was aimed to find out: predictive validity of report scores on the achievement of the students selected through the PMDK This study was carried out in the Faculty of Vocational and Technology Education of Indonesia Educational University (FPTK-UPI) by utilizing the ex-post facto approach. The population of the study was all students of the FPTK-UPI recruited through the PMDK. Using the proportional stratified random sampling technique drew the sample. The sample consisted of 119 students. The data on the report scores and the student’s achievement were collected by using the documentation method. The data analysis techniques employed were the linear regression analysis. All the analysis were done by using the SPSS Program for Windows, version 9.00. The results of the analysis indicated that: (1) The predictive validity of the Report on the achievement of the students selected through the PMDK, are include in the categories of fair to good. The predictive validity (R) of the report scores was 0,450 on the grade point average in the first two semester (p. = 0,01). Meanwhile, the predictive validity (R) of the report scores was 0,395 on the grade point average in the first four semester (p. = 0,05); (2) The mean scores of the subject of the adaptive components in the report were sub-predictors which had the highest regression 1
bahwa
banyak diarahkan pada pemecahan masalah praktis dan pembuatan keputusan, dan bukannya pada hal-hal yang melatar belakangi hasil tes. Suatu
keputusan
seleksi
merupakan
pilihan diantara berbagai perlakuan, penugasan, atau program. Untuk membuat keputusan seleksi, kita
memprediksikan
keberhasilan
seseorang
dalam setiap perlakuan yang diterapkan padanya, dan kita menggunakan aturan tertentu untuk menterjemahkan prediksi itu ke dalam bentuk suatu tugas tertentu. Suatu alat seleksi yang mempunyai validitas tinggi, adalah yang dapat membantu berhasil
dalam dalam
membuat
keputusan
menghadapkan
orang
yang pada
perlakuan tertentu. Jelaslah bagi kita bahwa
Dimuat pada Jurnal Invotec FPTK UPI Volume V No 14 Februari 2009
penggunaan seleksi itu penting, dan sangat penting
2
Drs. Nandan Supriatna, MPd. Adalah Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI
1
pulalah validitas prediktif alat seleksi. Pentingnya
ini
yang mempunyai kemampuan akademik untuk
mengandung arti bahwa hasil seleksi tersebut dapat
mengikuti dan menyelesaikan pendidikan di
meramalkan keberhasilan mahasiswa. Keberhasilan
Perguruan Tinggi sesuai dengan batas waktu yang
mahasiswa tersebut dalam jangka pendek dapat
ditetapkan. Jadi, seleksi tersebut pada hakekatnya
ditunjukkan oleh prestasi belajar. Dengan demikian,
adalah semacam prediksi, dan biasanya dikaitkan
maka sistem seleksi penerimaan mahasiswa baru
dengan masalah dan hasil-hasil praktis. Hal ini
mempunyai peranan yang sangat strategis. Dimana
sejalan dengan yang dikemukakan Kerlinger
sistem
(1996),
seleksi
kecermatan
untuk menjaring dan menyaring calon mahasiswa
harus
dapat
prediksi
mengakomodasikan
bahwa
banyak
pihak
yang
kepentingan pergurutan tinggi, sekolah menengah,
mempergunakan tes untuk tujuan-tujuan prediksi
dan masyarakat.
guna menyaring serta memilih calon-calon yang
Keputusan seleksi masuk perguruan tinggi
berpotensi sukses di bidang pendidikan dan
negeri ditentukan oleh beberapa faktor. Salah satu
pekerjaan-pekerjaan lain.
faktor penentu kecermatan prediksi adalah pemilihan
Suatu
keputusan
seleksi
merupakan
prediktor, dimana makin tepat pemilihan prediktor,
pilihan diantara berbagai perlakuan, penugasan,
maka akan makin tepat pula pengambilan keputusan
atau program. Untuk membuat keputusan seleksi,
dalam seleksi.
kita
Bertolak dari paparan di atas, dan dengan mempertimbangkan
seseorang
dalam setiap perlakuan yang diterapkan padanya,
seleksi
dan kita menggunakan aturan tertentu untuk
perguruan
tinggi,
menterjemahkan prediksi itu ke dalam bentuk
peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang
suatu tugas tertentu. Suatu alat seleksi yang
sistem seleksi penerimaan mahasiswa baru melalui
mempunyai validitas tinggi, adalah yang dapat
jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) di
membantu
FPTK Universitas Pendidikan Indonesia.
berhasil
2 Identifikasi Masalah
perlakuan tertentu. Jelaslah bagi kita bahwa
mahasiswa
penting
keberhasilan
sistem
penerimaan
arti
memprediksikan
baru
dalam dalam
membuat
keputusan
menghadapkan
yang
orang
pada
penggunaan seleksi itu penting, dan sangat penting
Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
pulalah validitas prediktif alat seleksi.
(FPTK) UPI yang merupakan salah satu fakultas yang
Pentingnya
ada di UPI, sejak tahun akademik 1997/1998, selain
kecermatan
prediksi
ini
menerima calon mahasiswa baru melalui jalur
mengandung arti bahwa hasil seleksi tersebut
UMPTN, juga menerima jalur PMDK khusus bagi
dapat
siswa lulusan SMK. Penerapan sistem ini bertujuan
Keberhasilan mahasiswa tersebut dalam jangka
untuk memberi kesempatan pada siswa lulusan SMK
pendek dapat ditunjukkan oleh prestasi belajar.
yang memiliki kemampuan untuk belajar di FPTK
Dengan
UPI dan berminat menjadi guru.
penerimaan mahasiswa baru mempunyai peranan
meramalkan
demikian,
keberhasilan
maka
mahasiswa.
sistem
seleksi
yang sangat strategis. Dimana sistem seleksi harus
Seleksi masuk perguruan tinggi bertujuan 2
dapat mengakomodasikan kepentingan pergurutan
penelitian ini adalah: nilai Rapordan Prestasi
tinggi, sekolah menengah, dan masyarakat.
Belajar.
Keputusan seleksi masuk perguruan tinggi
4 Perumusan Masalah
negeri ditentukan oleh beberapa faktor. Salah satu
“Berapapa besar daya prediksi nilai Rapor
faktor penentu kecermatan prediksi adalah pemilihan
terhadap Prestasi Belajar mahasiswa jalur
prediktor, dimana makin tepat pemilihan prediktor,
PMDK di FPTK UPI?”
maka akan makin tepat pula pengambilan keputusan
5 Tujuan Penelitian
dalam seleksi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Sistem seleksi UMPTN menggunakan alat
daya prediksi nilai Rapor terhadap Prestasi Belajar
yang sama sebagai prediktor, yaitu butir-butir soal
mahasiswa jalur PMDK.
seleksi.
6 Manfaat Penelitian
Kelompok
ujian
disesuaikan
dengan
penjurusan di Sekolah Menengah Umum, yaitu
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
kelompok ujian IPA dan IPS.
memberi manfaat antara lain sebagai berikut:
Sistem seleksi jalur PMDK mengguna-kan
a. Bahan
evaluasi
pelaksanaan
sistem
nilai Rapor sekolah menengah, nilai EBTA, dan
penerimaan mahasiswa baru melalui jalur
peringkat kelas sebagai prediktor.
PMDK, khususnya FPTK UPI.
Dari paparan di atas, timbul beberapa
Bahan informasi bagi sekolah asal dalam usaha
permasalahan yang terkait dengan sistem seleksi
meningkatkan pembelajaran di sekolah, sehingga
penerimaan mahasiswa baru, antara lain yaitu:
pada gilirannya dapat lebih meningkatkan mutu
Sistem
lulusannya.
seleksi
yang
dapat
mengakomodasikan
kepentingan perguruan tinggi, sekolah menengah, dan
Bahan informasi bagi Direktorat Pendidikan
masyarakat;
Menengah Kejuruan (Dikmenjur) dalam rangka
Model sistem seleksi yang paling efektif, efisien serta
meningkatkan mutu sekolah menengah kejuruan,
mempunyai daya prediksi tinggi dalam menjaring dan
khususnya STM dan SMKK.
menyaring calon mahasiswa baru; Usaha yang dapat dilakukan agar sistem seleksi
B. KERANGKA TEORI DAN PERTANYAAN PENELITIAN
masuk perguruan tinggi negeri memenuhi asas
1 Kerangka Teori
keadilan;
a. Karakteristik Sistem Seleksi Penerimaan mahasiswa Baru
Prediktor yang paling tepat digunakan dalam sistem
Seperti telah dikemukakan di atas, bahwa
seleksi sehingga sesuai dengan kebutuhan program
penerimaan mahasiswa baru perguruan tinggi
studi yang ada di perguruan tinggi negeri;
harus bersifat selektif. Untuk itu maka suatu
3 Pembatasan Masalah
sistem seleksi dituntut memenuhi sekurang-
Penelitian ini difokuskan pada daya prediksi
kurangnya
nilai Rapor terhadap keberhasilan belajar mahasiswa.
empat
aspek,
yaitu:
prediction
effectiveness, efficiency, representativeness, dan
Dengan demikian, yang menjadi variabel dalam
incentives (Klitgard, 1986 dan Suryabrata, 1987 3
dalam Pratomo et.al, 1991). Lebih lanjut Pratomo
mahasiswa harus memenuhi paling sedikit dua
mengemukakan, Prediction effectiveness mempunyai
persyaratan, yaitu sahih (valid) dan handal
makna bahwa hasil seleksi dapat meramalkan
(reliable). Sahih berarti alat ukur mengukur seperti
keberhasilan mahasiswa di waktu yang akan datang.
yang direncanakan, sedang handal berarti alat ukur
Dalam jangka pendek berarti mahasiswa yang terpilih
tersebut menghasilkan data yang mengandung
dari hasil seleksi akan menunjukkan prestasi yang
kesalahan yang kecil. Tes yang baik harus
baik, dan dapat menyelesaikan pendidikannya dalam
menunjukkan bukti-bukti keunggulannya. Tes
waktu yang telah ditentukan. Dalam jangka panjang,
untuk seleksi harus memiliki bukti kemampuan
hal ini mempunyai makna bahwa lulusan perguruan
memprediksi
tinggi kelak akan dapat berkarya di masyarakat
mahasiswa sekiranya belajar pada program studi
dengan baik. Efficiency berkaitan erat dengan
tertentu. Persyaratan validitas alat ukur merupakan
efektivitas
segi
hal yang paling penting (Masrun, 1978). Hal
pertimbangan aspek ekonomi, yaitu sepadan tidaknya
senada dikemukakan Mardapi (1993) bahwa
antara biaya, waktu dan usaha yang dikeluarkan
kesahihan prediktif merupakan ciri khas dari tes
untuk membuat suatu model sistem seleksi yang
seleksi. Indek ini tidak hanya korelasi antara skor
cermat dengan besarnya daya guna model seleksi
tes masuk dengan prestasi belajar di perguruan
tersebut. Representativeness memiliki arti bahwa
tinggi, tetapi juga harus memperhatikan besarnya
sistem seleksi dapat menjaring mahasiswa dari
rasio seleksi serta indek kehandalan tes. Oleh
berbagai lapisan sosial dan kelompok. Sistem tersebut
karena itu dalam menghitung besarnya indek
tidak mengandung bias yang lebih memberikan
kesahihan prediksi harus disertai koreksi atas
peluang bagi kelompok atau lapisan tertentu, dan
besarnya rasio seleksi, kehandalan tes, dan
menyudutkan lapisan atau kelompok yang lain dari
kehandalan kriteria.
prediksi,
akan
tetapi
dari
kemungkinan terpilih oleh sistem seleksi. Sedangkan
keberhasilan
Sementara
itu,
seorang
calon
Kumaidi
(1995)
kecermatan
prediksi
Incentives berarti sistem yang ada memberikan
mengemukakan
rangsangan bagi berbagai pihak untuk lebih aktif
merupakan syarat teknis metodologis yang juga
berusaha agar siswa dapat melampaui sistem seleksi
merupakan suatu konsep pemvalidasian model
bahwa
Suryabrata (1989) mengemukakan bahwa
seleksi. Kecermatan prediksi menurut Suryabrata
agar sistem seleksi dapat mencapai sasaran, alat ukur
(1989) menyangkut enam hal, yaitu: (1) kriteria
untuk seleksi harus memenuhi beberapa persyaratan
keberhasilan; (2) strategi perlakuan; (3) sumber
alat ukur yang baik, yaitu validitas, reliabilitas,
pelamar; (4) macam dan jumlah prediktor; (5) cara
standarisasi, obyektivitas, diskriminasi, menyeluruh,
mengkombinasi
dan mudah digunakan. Sementara itu, menurut Allen
menentukan nilai batas lulus.
& Yen (1979) dan Lord & Novick (1968) dalam
Dalam
prediktor; dunia
dan
(6)
pendidikan
cara seleksi
Mardapi (1993) mengemukakan bahwa tes atau alat
mempunyai
ukur yang digunakan untuk menseleksi calon
kemampuan akademis peserta seleksi, yaitu: 4
tujuan
untuk
mengungkap
kemampuan yang terkait kegiatan ilmiah yang telah
b. Daya Prediksi
dilakukan, yang merupakan kemampuan nyata yang
Daya prediksi adalah istilah lain dari
dimiliki; dan potensi kemampuan untuk melakukan
validitas prediksi, yaitu kemampuan skor (suatu
suatu kegiatan ilmiah di masa yang akan datang, yang
tes) untuk meramalkan keberhasilan seseorang
merupakan kemampuan potensial (Pratomo, 1991).
belajar pada suatu program studi tertentu atau
Berkenaan
yang
keberhasilan melakukan suatu pekerjaan (Mardapi,
guna
1993). Sejalan dengan itu, Kerlinger (1996)
memprediksi prestasi belajar di perguruan tinggi
mengemukakan bahwa daya prediksi, atau sering
Suryabrata (1989) membedakan menjadi dua, yaitu
juga
(1) ukuran karakteristik intelektif, dan (2) ukuran
kecermatan skor tes meramalkan tingkah laku di
karakteristik non intelektif. Ukuran karakteristik
masa yang akan datang. Meramalkan berarti
intelektif yang banyak digunakan adalah nilai
menjelaskan
UMPTN dan nilai prestasi belajar di SLTA.,
berdasarkan data yang didapatkan sekarang.
digunakan
dalam
dengan
ukuran-ukuran
beberapa
penelitian
sedangkan kriterianya adalah prestasi belajar di
disebut
validitas
peristiwa
Lebih
prediktif
yang
lanjut
merupakan
akan
Kerlinger
datang (1996)
perguruan tinggi. Nilai prestasi belajar awal yang
mengatakan, bahwa dalam daya prediksi, yang
tercermin dalam nilai UMPTN maupun nilai prestasi
lebih diperhatikan “bukanlah apa yang diukur oleh
belajar di SLTA dapat digunakan untuk memprediksi
tes itu, melainkan kemampuan
keberhasilan belajar di perguruan tinggi (Bartling,
membuat prediksi”, dan “semakin tinggi korelasi
1988; Price dan Suk Hi Kim, 1976; Sawyer dan
antara suatu ukuran atau beberapa ukuran dengan
Maxey, 1979; Pratomo dan Suryabrata, 1991;
kriterianya, maka makin baiklah validitasnya”.
Suradinata dkk., 1991; Zulkifli, 1997; Eswendi,
Suatu tes yang mempunyai daya prediksi tinggi,
1997).
adalah
yang
dapat
membantu
tes tersebut
pengambilan
Berdasarkan paparan di atas, terlihat bahwa
keputusan. Makin tepat prediktor yang digunakan
seleksi calon mahasiswa baru pada hakekatnya adalah
akan makin tepat pula peramalan yang dibuat.
semacam prediksi. Prediksi berarti menjelaskan
Pada gilirannya, hasil peramalan akan menentukan
peristiwa yang akan datang berdasarkan data yang
keputusan
didapatkan sekarang. Makin tepat prediktor yang
menurut Suryabrata (1989), “persoalan utama
digunakan akan makin tepat pula peramalan yang
prediksi adalah menekan kemelesetan sekecil
dibuat, yang pada gilirannya, hasil peramalan akan
mungkin”.
menentukan
keputusan
yang
diambil.
yang
diambil.
Dengan
demikian,
Suatu
Keputusan penerimaan mahasiswa yang
pengambilan keputusan dalam seleksi penerimaan
diambil berdasarkan seleksi akan tepat bila
mahasiswa baru dianggap tepat bila menerima calon
menerima calon potensial dan menolak calon yang
mahasiswa yang potensial dan menolak calon
tidak potensial. Menurut Allen & Yen (1979),
mahasiswa yang tidak potensial untuk belajar di
suatu pengambilan keputusan dalam seleksi
perguruan tinggi.
mahasiswa baru dianggap tepat jika menerima 5
Gambar 1. Keputusan Seleksi menurut Anastasi (1998)
orang yang benar-benar berhasil dan menolak orang yang benar-benar tidak berhasil apabila diterima di perguruan
tinggi.
Prediktor
akan
Teori pengambilan keputusan Allen &
menghasilkan keputusan calon mahasiswa yang
Yen (1979) dan Anastasi (1998) tersebut sejalan
diprediksi akan berhasil memang berhasil setelah
dengan pendapat Suryabrata (1989), keputusan
mengikuti
pendidikan
tinggi.
yang diambil dari tes seleksi akan membagi
Sebaliknya,
prediktor
akan
peserta seleksi atas empat kelompok, yaitu:
menghasilkan keputusan seleksi yang kurang tepat,
Pertama, peserta seleksi yang diprediksi akan
yaitu gagalnya calon mahasiswa yang diterima dan
berhasil, dan ternyata memang berhasil setelah
berhasilnya calon yang ditolak diberi kesempatan
mengikuti kegiatan belajar di perguruan tinggi.
belajar di perguruan tinggi.
Kedua, peserta seleksi yang diprediksi akan gagal,
di yang
yang
baik
perguruan kurang
baik
Sejalan dengan pendapat Allen & Yen
dan ternyata memang gagal bila diberi kesempatan
tersebut, Anastasi (1998) menggambarkan keputusan
untuk mengikuti kegiatan belajar di perguruan
dalam seleksi untuk menerima atau menolak peserta
tinggi. Ketiga, peserta yang diprediksi akan
seleksi, ditunjukkan pada Gambar 1. Dari Gambar 1
berhasil, dan ternyata gagal setelah mengikuti
tsb. terlihat, bahwa penerimaan pada daerah II dan
kegiatan belajar di perguruan tinggi. Dan keempat,
penolakan daerah III adalah tepat, karena calon
peserta yang diprediksi akan gagal, dan ternyata
mahasiswa yang diramalkan akan berhasil, ternyata
bisa berhasil bila diberi kesempatan untuk
memang mempunyai prestasi belajar yang tinggi
mengikuti kegiatan belajar di perguruan tinggi. Dari paparan teori pengambilan keputusan
gagal, ternyata memang gagal bila diberi kesempatan
dalam seleksi di atas terlihat, bahwa daya prediksi
belajar di perguruan tinggi (daerah III). Sebaliknya,
tes ditentukan oleh prediktor dan kriteria yang
penerimaan pada daerah I dan penolakan pada daerah
digunakan.
IV adalah tidak tepat. Calon mahasiswa yang
prediksi ditentukan oleh: kriteria keberhasilan,
diramalkan akan berhasil ternyata gagal (daerah IV),
strategi perlakuan, sumber pelamar, macam dan
dan calon mahasiswa yang diramalkan akan gagal
jumlah
ternyata berhasil (daerah I) seandainya diberi
prediktor-prediktor, dan cara menentukan nilai
kesempatan belajar di perguruan tinggi.
batas lulus.
Tinggi
Ditolak
Diterima
Hasil
Kriteria ria
(daerah II). Calon mahasiswa yang diramalkan akan
Daerah I
Daerah II
Sukses
Daerah III
Daerah IV
Gagal
Rendah
Skor Tes
Secara
prediktor,
teknis,
cara
kecermatan
daya
mengkombinasikan
Kriteria merupakan indikator penentu prediksi keberhasilan. Kecermatan prediksi akan dapat diketahui setelah melakukan penilaian atas kriteria yang digunakan. Dalam dunia pendidikan (perguruan tinggi), penampilan sesudah belajar merupakan kriteria yang sering digunakan, baik
Tinggi
penampilan sewaktu menjadi mahasiswa, maupun 6
dalam konstribusinya kepada masyarakat setelah
Suryabrata (1989) mengemukakan tiga metode:
menamatkan pendidikan.
Pertama, metode batas lulus tunggal. Metode ini
Strategi
perlakuan
mengandung
arti
mengasumsikan
setiap
prediktor
bagaimana proses pembelajaran diselenggara-kan.
peranan
sama,
dan
Strategi
didasarkan atas jumlah skor perangkat prediktor.
perlakuan
dalam
penyelenggaraan
yang
memainkan
putusan
seleksi
pembelajaran di perguruan tinggi dewasa ini adalah
Kedua,
dengan menerapkan sistem satuan kredit semester
keputusan seleksi didasarkan atas skor masing-
(SKS). Dalam sistem SKS, mahasiswa diberikan
masing prediktor. Dan ketiga, metode analisis
beban belajar sesuai dengan kemampuannya. Artinya,
regresi, yaitu dengan memberi bobot optimal
mahasiswa yang mendapat indeks prestasi (IP) tinggi
kepada masing-masing skor prediktor.
pada semester sebelumnya diberikan beban lebih
metode
Perangkat
batas
tes
lulus
yang
ganda,
disusun
dimana
untuk
banyak dari mahasiswa yang mendapat IP rendah
keperluan seleksi harus memiliki daya prediksi.
(Suryabrata, 1989). Hal ini menunjukkan bahwa
Daya prediksi perangkat tes akan teruji setelah
strategi perlakuan berkaitan erat dengan kriteria
melalui suatu analisis. Pengujian daya prediksi
keberhasilan.
tersebut dilakukan dengan perhitungan statistik,
Sementara
itu,
sumber
pelamar
pun
yaitu menghitung regresi dan korelasi antara
merupakan hal yang penting dalam pengambilan
prediktor dengan perilaku yang diprediksi sebagai
keputusan penerimaan mahasiswa baru. Dimana, asal
kriteria (Sax, 1980). Besarnya daya prediksi
sekolah, jumlah, dan kualitas calon mahasiswa yang
dilihat dari indeks koefisien korelasi prediktor
akan diterima turut menentukan kecermatan prediksi.
dengan kriteria, dan besarnya konstribusi prediktor
Sedangkan pemilihan prediktor yang tepat juga akan
terhadap
menentukan kecermatan prediksi, dengan prediktor
(Pedhazur,1982; Sudjana, 1992 ). Makin tinggi
yang akurat akan diperoleh data yang benar sebagai
indeks koefisien korelasi, makin tinggi daya
dasar dalam menyeleksi calon mahasiswa.
prediksinya, dan jika indeks koefisien korelasi
kriteria
diketahui
dari
harga
R2
tinggi
1,00 maka prediksinya sempurna (Kerlinger, 1986;
(negeri) pada umumnya menggunakan lebih dari satu
Kerlinger & Pedhazur, 1973; Sudjana, 1992).
prediktor. Berkenaan dengan ini, yang menjadi
Namun, pada umumnya indeks koefisien korelasi
persoalan adalah, bahwa jika terdapat lebih dari satu
tersebut lebih kecil dari 1,00. Jika demikian
prediktor,
memperoleh
halnya, maka timbul pertanyaan berapa besar
pembuatan
koefisien korelasi yang layak digunakan untuk
Dalam
kombinasi
seleksi
bagaimana terbaik
masuk
cara dalam
perguruan
untuk rangka
mengadakan prediksi?.
keputusan (Kerlinger, 1996). Dengan demikian, jelas bahwa
cara
Menurut
Issac
&
Michael
(1984),
digunakan
dalam
prediktor-prediktor
tersebut
perangkat tes yang pantas digunakan sebagai alat
sangat menentukan kecermatan prediksi. Dalam
seleksi adalah yang memiliki daya prediksi 0,70.
mengkombinasikan
Jika daya prediksi perangkat tes sebesar 0,70,
mengkombinasikan
yang
prediktor-prediktor
tersebut, 7
maka
perangkat
tes
tersebut
akan
mampu
sebagai prediktor dalam membuat keputusan
memberikan prediksi sekitar 50% terhadap ubahan
menerima atau menolak calon mahasiswa baru.
yang diprediksinya. Pendapat tersebut sejalan dengan
Hal ini berarti, bahwa keputusan yang diambil
yang disampaikan Sutrisno Hadi (1996), bahwa
tersebut adalah benar, yaitu menerima calon
“indeks koefisien korelasi sebesar 0,70 atau lebih
mahasiswa yang diprediksikan akan berhasil dan
sudah layak digunakan untuk mengadakan prediksi”.
memang
Sedangkan Anastasi (1998), mengemukakan sebagai
pendidikan di perguruan tinggi. Meskipun daya
berikut:
prediksi bukan merupakan faktor tunggal yang
”Sebuah tes bisa memperbaiki efisiensi prediktif jika tes itu menunjukkan korelasi apapun yang berarti (signifikan) dengan kriteria, seberapa pun rendahnya. Dalam keadaan ini, bahkan validitas serendah 0,20 atau 0,30 bisa membenarkan dimasukkannya tes ke dalam program seleksi.”
mempengaruhi
tersebut
di
atas,
mereka
keberhasilan
mengikuti
belajar,
karena
mempengaruhi keberhasilan belajar mahasiswa, namun bila yang menjadi faktor penyebab kegagalan studi mahasiswa adalah rendahnya daya prediksi alat seleksi, maka perlu diupayakan mencari alternatif alat seleksi yang lebih tepat.
adalah tidak mungkin ada satu jawaban umum pertanyaan
setelah
sebagaimana diketahui, banyak faktor yang turut
Lebih lanjut Anastasi (1998) menjelaskan, terhadap
berhasil
c. Sistem Seleksi Jalur Penelusuran Minat
karena
dan Kemampuan Sistem
interpretasi koefisien validitas harus menerangkan
seleksi
dengan
jalur
PMDK
sejumlah keadaan yang sesuai. Dan tentu saja,
bertujuan untuk menjaring bibit unggul dari semua
korelasi yang diperoleh itu seharusnya cukup tinggi
daerah (Mardapi, 1995). Sistem ini merupakan
untuk bisa signifikan secara statistik pada tingkat
penjabaran
yang dapat diterima, seperti misalnya tingkat 0,01
memperoleh pendidikan seperti yang tertuang
atau
(1992)
dalam UU No 2 Tahun 1989 Tentang Sistem
menjelaskan, bahwa belum ada ketentuan pasti berapa
Pendidikan Nasional, yang disebut dengan istilah
besar
pantas
equity. Adil berarti memiliki peluang yang sama
digunakan untuk meramalkan sesuatu yang belum
untuk belajar di perguruan tinggi bagi yang
terjadi, karena indeks koefisien korelasi tergantung
memiliki
kepada jumlah unit prediktor dan jumlah sampel serta
memperhatikan
bentuk regresinya. Makin besar unit prediktor dan
Penerapan sistem seleksi PMDK memberi peluang
sampel, maka indeks koefisien korelasi juga akan
yang besar bagi bibit unggul daerah untuk belajar
semakin besar.
di perguruan tinggi, khususnya negeri.
0,05. indeks
Sementara koefisien
itu,
Sudjana
korelasi
yang
dari
kemampuan
Fakultas
Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa
konsep
keadilan
yang
sama
pemerataan
Pendidikan
dalam
dengan
pendidikan.
Teknologi
dan
suatu tes, dalam hal ini adalah seleksi penerimaan
Kejuruan (FPTK) UPI, sejak tahun akademik
mahasiswa baru, yang mempunyai daya prediksi
1997/1998 menerima calon mahasiswa baru
tinggi adalah yang memiliki indeks koefisien korelasi
melalui jalur PMDK khusus bagi siswa lulusan
yang tinggi, yang pada gilirannya dapat digunakan
SMK. Penerapan sistem ini bertujuan untuk 8
memberi kesempatan pada siswa lulusan SMK yang
daya prediksi yang tinggi. Kebutuhan program
memiliki kemampuan untuk belajar di FPTK dan
studi berarti mengkaji kesesuaian prediktor dengan
berminat menjadi guru
kemampuan yang dibutuhkan setiap program studi
FPTK UPI menetapkan persyaratan akademik
di PTN. Dahar (1989) menyatakan bahwa belajar
untuk PMDK, sebagaimana dicantumkan dalam buku
akan berhasil lebih baik jika ada kesiapan, latihan,
Panduan Penerimaan Mahasiswa Baru UPI Jalur
kesamaan
PMDK Tahun Akademik 1998/1999 sebagai berikut:
kelanjutan materi.
(IKIP Bandung, 1998).
persyaratan
mahasiswa
jalur
persyaratan
administrasi,
administratif
dengan
akademik,
PMDK
harus antara
kelulusan dalam seleksi Sistem PMDK adalah nilai Rapor dan peringkat kelas. Disamping itu, nilai STTB merupakan informasi tambahan yang digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan penerimaan calon mahasiswa jalur PMDK.
calon
lain
jalur
PMDK
antara
lain
menjalani
berupa
skor
Dengan
demikian,
maka
ada
kemungkinan nilai STTB digunakan sebagai
melengkapi
prediktor. Sementara itu, mahasiswa yang diterima
yaitu:
melalui seleksi PMDK di FPTK UPI dikhususkan bagi lulusan SMK didasarkan atas pertimbangan
oleh calon. Dengan demikian, calon mahasiswa UPI
dipelajari
satu syarat yang digunakan sebagai penentu
melampirkan copy STTB, dan permohonan tertulis FPTK
yang
Dari paparan di atas, terlihat bahwa salah
(a) Calon mahasiswa pendaftar berasal dari Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) lulusan tahun 1998 program studi: Bangunan, Listrik, Mesin, Tata Boga, dan Tata Busana; (b) Menduduki peringkat antara 1 sampai 5 pada masing-masing program studi di sekolah tersebut; dan (c) Rata-rata nilai rapor cawu 1 sampai dengan 8 minimal 7,0. Selain
materi
bahwa lulusan SMK telah memiliki kesiapan dan
seleksi
adanya kesamaan dasar materi bidang studi yang
Rapor
telah dipelajarinya.
(perkembangan prestasi belajar) sejak kelas I sampai
d. Rapor
kelas III, peringkat kelas, kelengkapan persyaratan,
Dalam struktur kurikulum SMK tahun
dan wawancara guna mendapat kepastian calon (IKIP
1994, isi program pembelajaran di SMK terdiri
Bandung, 1998).
atas dua program pokok (Depdikbud, 1993), yaitu:
Hal senada dikemukakan Eswendi (1997),
Program Umum, dan Program Kejuruan. Program
bahwa model seleksi PMDK menggunakan rata-rata
Umum berisikan mata pelajaran yang bersifat
skor Rapor sekolah menengah dan peringkat kelas
normatif, yang berfungsi untuk membentuk watak
sebagai prediktor. Perlakuan rata-rata nilai Rapor
manusia Indonesia seutuhnya. Program Kejuruan
berarti memperlakukan setiap mata pelajaran yang
berisikan
tercantum dalam Rapor dengan sama. Lebih lanjut
kelompok
Mata
Pelajaran
Dasar
Kejuruan (MPDK), yaitu mata pelajaran yang
Eswendi (1997) mengatakan, penggunaan skor Rapor
besifat adaptif yang berfungsi untuk membentuk
akan memungkinkan pemilihan prediktor seleksi yang
kemampuan
sesuai dengan kebutuhan setiap program studi yang
beradaptasi
sesuai
dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;
ada di PTN, sehingga diharapkan akan mempunyai 9
dan kelompok Mata Pelajaran Keahlian Kejuruan,
(Weiner, 1974a dalam Gredler, 1994).
yaitu mata pelajaran yang bersifat produktif yang
Prestasi belajar sebagai hasil dari proses
berfungsi untuk membentuk kemampuan produktif
belajar menurut Robert Gagne (Gredler, 1994)
yang secara praktis dapat diterapkan pada lapangan
yaitu meliputi: informasi verbal, keterampilan
kerja yang sesuai.
intelek, keterampilan motorik, sikap, dan siasat
Rapor yang dimaksud dalam penelitian ini
kognitif.
Dan
kesemuanya
itu
dapat
adalah berupa catatan prestasi belajar siswa di SMK
dikelompokkan ke dalam tiga ranah (aspek) dari
setiap catur wulan, yaitu dari catur wulan satu sampai
Bloom, yakni aspek kemampuan kognitif, afektif,
delapan. Nilai setiap mata pelajaran yang tercantum
dan psikomotor.
dalam Rapor tersebut dinyatakan dalam bentuk
Berdasarkan
angka.
paparan
di
atas,
dapat
dikatakan bahwa prestasi belajar mahasiswa Dari paparan di atas, maka mata pelajaran
merupakan tingkat penguasaan terhadap sejumlah
yang tercantum dalam Rapor yang dikaji dalam
materi mata kuliah yang dapat diamati atau dapat
penelitian ini dikelompokkan dalam tiga kelompok
diukur. Penguasaan tersebut meliputi kemampuan
Mata
kognitif, afektif, dan psikomotor yang dinyatakan
Pelajaran
yaitu
Normatif,
Adaptif,
dan
Produktif.
dalam bentuk skor atau nilai, baik berupa angka
e. Prestasi Belajar Mahasiswa
maupun hurup.
Belajar dilakukan
merupakan
secara
sengaja,
suatu
usaha
yang
menimbulkan
Sejalan dengan uraian di atas, Universitas
yang
Pendidikan
Indonesia
menetapkan
pedoman
perubahan perilaku baik secara aktual maupun
penilaian keberhasilan studi untuk setiap mata
potensial (Pratomo, 1991). Perubahan yang terjadi
kuliah dan penilaian keberhasilan studi semester
sebagai hasil suatu aktivitas belajar disebut prestasi
(IKIP Bandung 1998). Nilai keberhasilan studi
belajar (Syaodih, 1983; Nurdin, 1984; Nawawi, 1983;
untuk
Surya, 1985). Dengan demikian, kegiatan belajar
kumulatif dari komponen tugas, ujian tengah
tidak dapat dipisahkan dengan prestasi belajar.
semester, dan ujian akhir semester. Hasil penilaian
Kegiatan belajar merupakan prosesnya, sedangkan
akhir suatu mata kuliah dinyatakan dengan nilai
prestasi belajar adalah hasilnya.
bobot sebagai berikut: A = 4; B = 3; C = 2; D = 1;
setiap
mata
kuliah
merupakan
hasil
prestasi
dan E = 0. Nilai gagal atau E diberikan kepada
belajar, menurut teori Attribution dari Weiner, ada
mahasiswa, apabila kadar pengetahuan mahasiswa
empat hal untuk mencapai prestasi tinggi, yaitu: (a)
terhadap materi perkuliahan berada di bawah
tingkat kemampuan, (b) banyaknya usaha, (c)
penguasaan
bagaimana sulitnya tugas, dan (d) derajat serta arah
ditentukan. Sementara itu keberhasilan studi
kemujuran yang ada di dalam. Kemampuan dan usaha
semester dilakukan pada setiap akhir semester,
bersifat internal, sedangkan tugas yang sulit dan
meliputi semua mata kuliah yang diambil oleh
keberuntungan atau nasib bersifat eksternal situasi
mahasiswa dalam semester tersebut. Keberhasilan
Berkenaan
dengan
pencapaian
10
minimal
kriteria
yang
telah
tersebut dinyatakan dalam bentuk indeks prestasi (IP),
studi
Sedangkan
setiap
penggunaan nilai Rapor dan STTB sebagai alat
semester dinyatakan dalam bentuk indeks prestasi
seleksi masuk PTN, dalam hal ini FPTK UPI, akan
kumulatif.
memungkinkan pemilihan mata pelajaran yang
2 Kerangka Berpikir
relevan dengan kebutuhan belajar pada jurusan
keberhasilan
kumulatif
dari
masing-masing.
Dengan
demikian,
Daya prediksi suatu perangkat alat ukur
atau program studi di perguruan tinggi sebagai
sebagai prediktor untuk keperluan seleksi akan teruji
prediktor. Karena adanya kesamaan tersebut, maka
setelah dilakukan analisis. Untuk melakukan analisis
daya prediksinya terhadap keberhasilan belajar
daya prediksi tersebut diperlukan kriteria eksternal
mahasiswa diharapkan akan tinggi.
yang dihubungkan dengan perangkat prediktor.
Bertolak dari uraian di atas, daya prediksi
Kriteria tersebut adalah berupa ubahan perilaku yang
yang dianalisis dalam penelitian ini adalah nilai
akan diprediksi oleh perangkat prediktor. Dalam
Rapor sebagai ubahan prediktor, dan prestasi
dunia pendidikan, perilaku atau penampilan sesudah
belajar mahasiswa jalur PMDK sebagai ubahan
belajar merupakan kriteria keberhasilan yang sering
kriteria.
digunakan,
3 Pertanyaan Penelitian
baik
sewaktu
menjadi
mahasiswa,
maupun dalam kontribusinya kepada masyarakat
Berdasarkan uraian yang dikemukakan
setelah menamatkan pendidikannya. Salah satu
pada bagian terdahulu, maka penelitian ini tidak
kriteria keberhasilan yang sering digunakan sewaktu
mengajukan
menjadi
pertanyaan penelitian. sebagai berikut:
mahasiswa
adalah
prestasi
belajarnya.
hipotesis,
tetapi
dalam
bentuk
Sedangkan sebagai prediktor, secara garis besar dapat
“Berapa besar daya prediksi nilai Rapor terhadap
dikelompokkan menjadi dua, yaitu ukuran-ukuran
Prestasi Belajar mahasiswa jalur PMDK di FPTK
mengenai karakteristik kognitif, dan karakteristik
UPI?”
non-kognitif. Ukuran karakteristik kognitif yang
C. METODE PENELITIAN
banyak digunakan adalah skor pada ujian seleksi dan
1 Tempat Penelitian
hasil belajar pada tingkat sebelumnya, Sedangkan
Penelitian ini dilakukan di Fakultas
untuk non-kognitif antara lain adalah berupa sikap,
Pendidikan Tekonologi dan Kejuruan Universitas
motivasi, minat, dan bakat.
Pendidikan Indonesia (UPI).
Sejalan dengan uraian di atas, nilai Rapor banyak
digunakan
dalam
penelitian
2 Metode Penelitian
guna
Metode yang digunakan dalam penelitian
memprediksi keberhasilan belajar mahasiswa di
ini adalah metode ex-post facto, karena dalam
perguruan tinggi, sedangkan sebagai kriterianya
penelitian
adalah prestasi belajar mahasiswa di perguruan tinggi
terhadap variabel penelitian.
selama interval tertentu yang tercermin dalam indeks
3 Populasi dan Sampel Penelitian
ini
tidak
melakukan
manipulasi
prestasi (IP). Dalam Rapor SMK terdapat variasi
Sesuai dengan batasan masalah dan tujuan
mata pelajaran sesuai dengan jurusan atau program
penelitian, yang menjadi populasi target adalah 11
mahasiswa yang diterima melalui jalur PMDK di
nilai
FPTK Universitas Pendidikan Indonesia. Dan Sampel
dikelompokkan
diambil dari populasi dengan teknik proportional
pelajaran, yaitu: (1) Normatif, (2) Adaftif, dan (3)
stratified random sampling yaitu sebanyak 119
Produktif.
mahasiswa.
tersebut merupakan blok variabel masukan ke
4 Definisi Operasional
dalam persamaan. Sedangkan sebagai variabel
Daya prediksi adalah ramalan secara ilmiah tentang
respon atau variabel kriteria yaitu Indeks Prestasi
peluang
PMDK
Belajar mahasiswa dilihat berdasarkan Indeks
sekiranya belajar di FPTK UPI. Ubahan bebasnya
Prestasi selama dua semester (IP2) dan Indeks
(sebagai prediktor) adalah nilai Rapor, sedangkan
Prestasi selama empat semester (IP4).
keberhasilan
mahasiswa
jalur
Rapor
sebagai dalam
Setiap
variabel tiga
kelompok
prediktor
kelompok mata
mata
pelajaran
Persamaan garis regresi daya prediksi nilai
ubahan terikatnya (sebagai kriteria) adalah indek prestasi belajar mahasiswa.
Rapor terhadap prestasi belajar mahasiswa ditaksir
Nilai Rapor adalah rata-rata nilai hasil belajar dari
dengan menggunakan model persamaan regresi
catur wulan satu sampai delapan yang dicantumkan
linier sebagai berikut:
dalam buku Rapor sewaktu mahasiswa belajar di
Ŷ = bo + b1XRA + b2XRP + b3XRN
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Indikator nilai
Semua teknik analisis data di atas dalam
Rapor dalam penelitian ini, dikelompokkan dalam
pelaksanaan
perhitungannya
menggunakan
tiga kelompok mata pelajaran, yaitu: Normatif,
program SPSS for Windows Versi 9.00.
Adaptif, dan Produktif (keahlian kejuruan). Prestasi Belajar adalah Indeks Prestasi yang diperoleh
D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
mahasiswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran
1 Hasil Penelitian
dalam satuan waktu tertentu di FPTK UPI, meliputi
a. Deskripsi Nilai Rapor
semua mata kuliah yang diambil selama waktu
Nilai Rapor adalah rerata nilai semua mata
tersebut. Indikator Prestasi Belajar mahasiswa dalam
pelajaran dari catur wulan satu sampai delapan
penelitian ini adalah Indek Prestasi (IP) setelah
yang tercantum dalam rapor masing-masing siswa
mahasiswa mengikuti pembelajaran selama dua
SMK yang diterima sebagai mahasiswa melalui
semester dan empat semester (IP2 dan IP4).
jalur PMDK di FPTK Universitas Pendidikan
5 Teknik Pengumpulan Data
Indonesia. Variasi nilai Rapor tersebut adalah seperti
Pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi, yaitu nilai Rapor dan data Prestasi
terlihat pada Tabel 1.
Belajar mahasiswa.
Tabel 1 Variasi Nilai Rapor pada tingkat Fakultas (seluruh Jurusan)
6 Teknik Analisis Data
No
Teknik analisis data yang digunakan adalah
1 2 3 4
teknik analisis regresi linier ganda dengan model regresi penuh. Dalam analisis regresi linier ganda, 12
Mata Pelajaran Normatif Adaptif Produktif Semua Mata Pelajaran
Nilai Rapor Min Maks 6,73 6,17 6,63 6,65
8,40 8,52 8,37 8,22
Mean
Std.
7,5676 7,3456 7,4994 7,4960
,2874 ,4524 ,3194 ,2938
oleh besarnya Fhit = 9,071 > Ftab pada taraf
Dari Tabel 1 terlihat bahwa nilai Rapor
signifikansi (α) 0,01 atau taraf signifikansi hitung
minimum semua mata pelajaran 6,65 dan maksimum
(α
8,22 Sementara itu, persyaratan atau batas lulus
dua semester dapat dilakukan.
satu sampai delapan minimal 7,0. Hal tersebut terdapat
mahasiswa
Informasi yang diperoleh dari keberartian
yang
persamaan regresi tersebut adalah bahwa nilai
diterima melalui jalur PMDK di bawah persyaratan atau
batas
lulus.
Berdasarkan
informasi
rapor dapat memprediksi keberhasilan belajar
yang
mahasiswa, yaitu terhadap Indeks Prestasi selama
diperoleh dari pihak fakultas dan jurusan, kenyataan
dua semester. Besarnya daya prediksi nilai rapor
tersebut disebabkan oleh adanya unsur pemerataan.
terhadap Indeks Prestasi belajar selama dua
Dengan demikian, nilai rapor yang mencerminkan
semester dapat dilihat dari indeks koefisien
kemampuan awal mahasiswa jalur PMKD FPTK UPI
korelasi ganda. Besar indeks koefisien korelasi
bervariasi.
ganda (R) adalah 0,450, pada taraf signifikansi (α)
b. Daya Prediksi Nilai Rapor
= 0,000. Ini menunjukkan bahwa koefisien
Pada bagian ini diuraikan tentang hasil
korelasi ganda antara Indeks Prestasi selama dua
analisis daya prediksi nilai Rapor terhadap Prestasi
semester (Ŷ1) dengan rata-rata nilai kelompok
belajar mahasiswa. Masing-masing prediktor terdiri
mata pelajaran Adaptif (XR1), Produktif (XR2), dan
atas beberapa sub-prediktor dan kriteria terdiri atas sub-kriteria.
Sub-prediktor
Rapor
berkaitan dengan
regresi nilai rapor terhadap Indeks Prestasi selama
nilai Rapor semua mata pelajaran dari catur wulan bahwa
= 0,000 < 0,01. Dengan demikian, maka
kesimpulan-kesimpulan yang
penerimaan jalur PMDK di FPTK UPI adalah rerata
menunjukkan
hit)
terdiri
Normatif (XR3) tidak dapat diabaikan. Besarnya
atas
kontribusi yang diberikan Nilai rapor terhadap
kelompok mata pelajaran: Adaptif (XR1), Produktif
Indeks Prestasi selama dua semester dapat dilihat
(XR2), dan Normatif (XR3). Dan prestasi belajar
dari indeks koefisien determinasi (Rsquares) yaitu
mahasiswa sebagai variabel kriteria terdiri atas Indeks
20,3%.
Prestasi selama dua semester (Y1) dan Indeks Prestasi
Informasi lain yang diperoleh dari hasil
selama empat semester (Y2).
analisis adalah variasi koefisien regresi (B). Hasil
Dari hasil analisis diperoleh persamaan
uji keberartian koefisien regresi menunjukkan
regresi sebagai berikut:
bahwa prediktor yang mempunyai koefisien
Ŷ1 = 2,093 + 0,634XR1 - 0,112XR2 - 0,431XR3
regresi positif dan signifikan adalah rata-rata nilai
Ŷ2 = 2,686 + 0,481XR1 - 0,030XR2 - 0,439XR3
kelompok mata pelajaran Adaptif (XR1). Besarnya
Dari hasil pengujian terhadap persamaan
koefisien
regresi tersebut di atas diperoleh informasi sebagai
regresi
(B)
=
0,634
pada
taraf
signifikansi (α) = 0,000 < 0,01. Sementara itu
berikut:
koefisien regresi rata-rata nilai kelompok mata
Pertama, persamaan regresi Ŷ1, yaitu prediksi
pelajaran Normatif (XR3) menunjukkan harga yang
nilai rapor terhadap Indeks Prestasi selama dua
negatif, tetapi signifikan. Besarnya koefisien
semester adalah sangat berarti. Hal ini ditunjukkan 13
regresi (B) = -0,431 pada taraf signifikansi (α) =
indeks koefisien determinasi (Rsquares) yaitu 15,6%.
0,034 < 0,05. Sedangkan koefisien regresi rata-rata
Informasi lain yang diperoleh dari hasil
nilai kelompok mata pelajaran Produktif (XR2) adalah
analisis adalah variasi koefisien regresi (B). Hasil
tidak signifikan. Ini terlihat dari taraf signifikansi (α)
uji keberartian koefisien regresi menunjukkan
yang didapat lebih besar dari 0,05.
bahwa prediktor yang mempunyai koefisien
Dari pengujian di atas dapat disimpulkan,
regresi positif dan signifikan adalah rata-rata nilai
bahwa daya prediksi rata-rata nilai kelompok mata
kelompok mata pelajaran Adaptif (XR1). Besarnya
pelajaran Adaptif (XR1) dan Normatif (XR3) adalah
koefisien
nyata terhadap Indeks Prestasi selama dua semester,
signifikansi (α) = 0,007 < 0,01. Sedangkan
sedangkan rata-rata nilai kelompok mata pelajaran
koefisien regresi rata-rata nilai kelompok mata
Produktif (XR2) tidak nyata.
pelajaran Produktif (XR2) dan Normatif (XR3),
regresi
(B)
=
0,481
pada
taraf
Kedua persamaan regresi Ŷ2, yaitu prediksi
adalah tidak signifikan. Ini terlihat dari taraf
nilai rapor terhadap Indeks Prestasi selama empat
signifikansi (α) yang didapat lebih besar dari 0,05.
semester adalah berarti. Hal ini ditunjukkan oleh
Dari pengujian di atas dapat disimpulkan,
besarnya Fhit = 3,073 > Ftab pada taraf signifikansi (α)
bahwa daya prediksi rata-rata nilai kelompok mata
0,05 atau taraf signifikansi hitung (α
= 0,035 <
pelajaran Adaptif (XR1) adalah nyata terhadap
kesimpulan-
Indeks Prestasi selama empat semester, sedangkan
kesimpulan yang berkaitan dengan regresi nilai rapor
rata-rata nilai kelompok mata pelajaran Produktif
terhadap Indeks Prestasi selama empat semester dapat
(XR2) dan Normatif (XR3) tidak nyata.
dilakukan.
2 Pembahasan
0,05.
Dengan
demikian,
maka
hit)
Informasi yang diperoleh dari keberartian
Hasil analisis regresi ganda menunjukkan
persamaan regresi tersebut adalah bahwa nilai rapor
bahwa daya prediksi rerata nilai kelompok mata
dapat memprediksi keberhasilan belajar mahasiswa,
pelajaran Normatif, Adaptif, dan Produktif yang
yaitu terhadap Indeks Prestasi selama empat semester.
tercantum dalam Rapor terhadap hasil belajar
Besarnya daya prediksi nilai rapor terhadap Indeks
mahasiswa jalur PMDK di FPTK UPI adalah
Prestasi belajar selama empat semester dapat dilihat
berarti. Besarnya daya prediksi ditunjukkan oleh
dari indeks koefisien korelasi ganda. Besar indeks
indeks koefisien regresi ganda (multiple R), yaitu
koefisien korelasi ganda (R) adalah 0,395, pada taraf
sebesar 0,450 terhadap Indeks Prestasi selama dua
signifikansi (α) = 0,035. Ini menunjukkan bahwa
semester pada taraf signifikansi (α) 0,01,dan 0,395
koefisien korelasi ganda antara Indeks Prestasi
terhadap Indeks Prestasi selama empat semester
selama empat semester (Ŷ2) dengan rata-rata nilai
pada taraf signifikansi (α) 0,05. Sedangkan
kelompok mata pelajaran Adaptif (XR1), Produktif
besarnya kontribusi adalah 20,3% terhadap Indeks
(XR2),
Besarnya
Prestasi selama dua semester dan 15,6% terhadap
kontribusi yang diberikan Nilai rapor terhadap Indeks
Indeks Prestasi selama empat semester. Temuan
Prestasi selama empat semester dapat dilihat dari
tersebut menunjukkan bahwa nilai Rapor dapat
dan
Normatif
(XR3)
berarti.
14
digunakan sebagai prediktor keberhasilan belajar seorang
calon
mahasiswa
menjadi
Bertitik tolak dari beberapa pendapat di
mahasiswa. Dalam hal ini, Rapor dapat digunakan
atas, maka daya prediksi nilai rapor tehadap
sebagai
Indeks
kriteria
dalam
sekiranya
seleksi.
penentuan
penerimaan
Prestasi
Belajar
Mahasiswa,
dalam
(seleksi) mahasiswa jalur PMDK di FPTK UPI.
penggunaannya harus hati-hati. Hal yang dapat
Temuan penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
dijadikan bahan pertimbangan dalam penggunaan
yang dilakukan Jahja Umar (1988), Asmawi Zainul
tersebut
(1989), Fahmi Rizal (1992, 1996), Kumaidi (1995),
(koefisien β) masing-masing sub-prediktor. Hal ini
Eswendi (1997) yang mengungkapkan bahwa nilai
berarti bahwa sub-prediktor dalam penggunaannya
rapor dapat berfungsi sebagai prediktor keberhasilan
harus diboboti. Dari hasil analisis menunjukkan
belajar secara baik. Namun di pihak lain, berbeda
bahwa koefisien regresi sub-prediktor nilai Rapor
dengan hasil studi Imam Rahayu (1989) yang
yang terbesar dan signifikan pada α 0,01 adalah
mengatakan bahwa dari beberapa penelitian yang ada
kelompok mata pelajaran adaptif, yaitu sebesar
dengan menggunakan IP semester I – IV sebagai
0,634 terhadap Indeks Prestasi selama dua
kriteria, ternyata ujian tulis mempunyai nilai prediktif
semester dan 0,481 terhadap Indeks Prestasi
yang lebih tinggi daripada nilai rapor, khususnya
selama empat semester.
jurusan IPA.
adalah
besarnya
koefisien
regresi
Hal yang menarik dari penelitian ini
Daya prediksi nilai Rapor tersebut lebih
adalah temuan yang menunjukkan bahwa secara
rendah dari batasan daya prediksi yang layak
umum koefisien regresi kelompok mata pelajaran
digunakan menurut Issac&Michael (1984), dan Hadi
Adaptif,
(1996), yaitu sebesar 0,70. Dan bila dibandingkan
Matematika, Bahasa Inggris, Fisika dan Kimia
dengan pedoman interpretasi koefisien korelasi dari
(IPA untuk jurusan PKK), merupakan sub
Sugiyono (1997), maka daya prediksi nilai Rapor
prediktor yang paling baik. Ini ditunjukkan oleh
terhadap prestasi belajar termasuk sedang. Hal ini
besarnya koefisien regresi yang positif,dan berarti
berbeda dengan asumsi Puslitbangsisjian (1990),
(nyata). Temuan ini secara teoritik wajar dan
bahwa daya prediksi Rapor rendah. Sementara itu,
menggembirakan, karena sudah sesuai dengan
bila dibandingkan dengan pedoman interpretasi
yang tercantum dalam SK Menteri Pendidikan dan
koefisien korelasi dari Hadi (1996), daya prediksi
Kebudayaan RI Nomor 0490/U/1992 tentang
tersebut termasuk sangat meragukan. Sedangkan
Sekolah Menengah Kejuruan pasal 21 ayat 3,
menurut
bisa
yaitu: “Komponen adaptif memuat bahan kajian
itu
dan pelajaran yang memberikan konsep berpikir
berarti
analitis, logis, dan kreatif yang mendukung
Anastasi
(1998),
sebuah
memperbaiki
efisiensi
prediktif
menunjukkan
korelasi
apapun
tes
jika yang
tes
yang
terdiri
dari
mata
pelajaran
(signifikan) dengan kriteria, seberapun rendahnya,
tamatan
bahkan validitas serendah 0,20 atau 0,30 bisa
menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu
membenarkan dimasukkannya tes ke dalam program
pengetahuan, 15
dalam
mengembangkan
teknologi,
dan
dan
kesenian”
(Depdikbud, 1993). Dan hal ini bila dikaitkan dengan
kriteria yang digunakan untuk menentukan
mata kuliah yang diberikan dari semester satu sampai
kelulusan, selain menggunakan nilai Rapor
empat sebagian besar adalah mata kuliah dasar umum
sebagai kriteria utama, juga didasarkan pada
dan dasar bidang studi, yang sangat ditunjang oleh
peringkat kelas dan asal sekolah (unsur
komponen adaptif tersebut.
pemerataan). Hal ini terlihat dari adanya calon
E. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
mahasiswa yang diterima menjadi mahasiswa
1 Kesimpulan Penelitian
sebagaimana yang disyaratkan.
memiliki rerata nilai Rapor kurang dari 7,00
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
2 Implikasi Penelitian
dijelaskan dalam bab IV, dapat diambil beberapa
Sejalan dengan hasil penelitian, kiranya
kesimpulan sebagai berikut:
dapat diajukan beberapa implikasi dari hasil
a. Rerata nilai Rapor SMK dari catur wulan 1
temuan penelitian sebagai berikut:
sampai 8 yang merupakan alat seleksi calon
a. Pelaksanaan seleksi penerimaan mahasiswa
mahasiswa baru jalur PMDK di FPTK UPI dapat
baru jalur PMDK di FPTK UPI dapat tetap
berfungsi sebagai prediktor prestasi belajar
dipertahankan/diteruskan. Namun demikian,
mahasiswa. Besarnya daya prediksi rerata nilai
dalam pelaksanaannya perlu dilakukan secara
Rapor adalah 0,450 (pada α = 0,01) terhadap
hati-hati. Unsur kehati-hatian dalam hal ini
Indeks Prestasi Belajar selama dua semester, dan
terutama berkaitan dengan penggunaan nilai
0,395 (pada α = 0,05) terhadap Indeks Prestasi
rapor sebagai kriteria utama dalam penentuan
Belajar selama empat semester. Daya prediksi
keputusan
tersebut termasuk dalam kategori sedang.
beberapa kelemahan. Kelemahan nilai rapor
b. Rerata nilai kelompok mata pelajaran Adaptif
tersebut
penerimaan antara
lain
yang adalah
memiliki adanya
yang tercantum dalam Rapor merupakan sub-
kecenderungan/kecurigaan manipulasi nilai
prediktor
dalam
dalam rapor, dan tidak adanya keseragaman
meramalkan prestasi belajar mahasiswa jalur
standar penilaian antar sekolah. Keadaan
PMDK. Sedangkan rerata nilai kelompok mata
seperti ini akan memberi peluang diterimanya
pelajaran
sub-
calon mahasiswa menjadi mahasiswa yang
prediktor yang meyakinkan. Dan kelompok mata
sebenarnya tidak memenuhi syarat. Untuk itu,
pelajaran Produktif yang terdiri atas mata
maka
pelajaran keahlian kejuruan, merupakan sub-
penyempurnaan dan peningkatan. Peningkatan
prediktor yang tidak konsisten, sehingga kurang
yang dimaksud dalam hal ini antara lain
meyakinkan dalam meramalkan prestasi belajar
adalah
mahasiswa.
mahasiswa yang diterima dan asal sekolahnya
c. Dalam
terbaik
Normatif
pelaksanaan
dan
konsisten
bukan
merupakan
seleksi
perlu
dilakukan
menyangkut
jumlah
upaya-upaya
(kuantitas)
penerimaan
tersebar secara merata, sehingga diharapkan
mahasiswa baru jalur PMDK di FPTK UPI,
dapat memenuhi asas keadilan dan pemerataan 16
kesempatan bagi lulusan SMK yang ingin
(MKDU), mata kuliah dasar kependidikan
melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi
(MKDK), mata kuliah proses belajar mengajar
Negeri. Sedangkan penyempurnaan yang penting
(MKPBM), dan mata kuliah bidang studi
dilakukan antara lain adalah berkenaan dengan
(MKBS).
penelusuran riwayat prestasi belajar di SMK
4 Saran-saran
setiap calon mahasiswa (peminat), agar berbagai
Berdasarkan temuan penelitian dengan
kelemahan nilai rapor dapat dieliminir, yang pada
segala
akhirnya diharapkan kualitas calon mahasiswa
beberapa saran sebagai berikut:
dapat meningkat.
a. Kesempatan lulusan SMK untuk melanjutkan
b. Dalam
penentuan
keputusan
penerimaan
keterbatasannya,
melalui
keputusan
jumlahnya
sebaiknya
menggunakan
metode regresi ganda, yaitu dengan memberikan pembobotan
PMDK
dengan
perlu
tetap
ditingkatkan
memperhatikan
kualitas calon yang mendaftar (peminat). b. Penentuan keputusan seleksi mahasiswa baru
prediktor. Asumsi yang mendasari penggunaan
jalur PMDK pada masing-masing jurusan
metode regresi antara lain adalah peranan
sebaiknya menggunakan pembobotan pada
masing-masing prediktor atau sub prediktor tidak
setiap sub-prediktor (mata pelajaran) dalam
sama untuk setiap program studi atau jurusan.
rapor sesuai dengan persyaratan yang dituntut
c. Dengan adanya lulusan SMK yang diterima di
dan dibutuhkan oleh jurusan/program studi
Tinggi
kepada
jalur
masing-masing
Perguruan
optimal
dikemukakan
pendidikan ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN)
mahasiswa baru jalur PMDK, untuk pengambilan seleksi
maka
Negeri
(PTN),
akan
yang bersangkutan.
memberikan dampak yang positif bagi sekolah
c. Bagi sekolah (SMK) yang akan mengirimkan
yang bersangkutan, antara lain yaitu merangsang
calon mahasiswa jalur PMDK, seyogyanya
untuk lebih meningkatkan kualitas pembelajaran
mempersiapkan
di SMK.
sejak dini, yaitu mulai dari kelas satu, ini
membimbimbingnya
sehingga kecurigaan dan keraguan yang
3 Keterbatasan Penelitian Penelitian
dan
memiliki
beberapa
menjadi salah satu kelemahan nilai rapor dapat
keterbatasan, antara lain yaitu:
dihilangkan atau dikurangi.
a. Tidak dilakukan pensetaraan nilai Rapor untuk
d. Agar diperoleh hasil yang lebih cermat, maka
mengatasi ketidak keseragaman standar penilaian
perlu dilakukan penelitian lanjutan, baik
antar sekolah. Dengan demikian, maka tidak
mengenai
dapat membandingkan secara langsung rerata
perkembangan prestasi belajar mahasiswa
nilai Rapor antar sekolah.
PMDK dan UMPTN.
b. Ubahan kriteria dalam analisis daya prediksi tidak
prediksi,
maupun
DAFTAR PUSTAKA
dilihat berdasarkan pengelompokkan mata kuliah, yaitu kelompok mata
daya
Anastasi, Anne dan Urbina, Susana. (1998). Tes psikologi. (7th ed.). (Hariono, Robertus, S.I.
kuliah dasar umum 17
Terjemahan). Jakarta: Prenhallindo. Buku asli diterbitkan tahun 1997
(1995). Penyekalaan angka rapor calon mahasiswa PMDK IKIP Padang dengan indeks prestasi mahasiswa sebagai variabel penjangkar. Forum Pendidikan: 01, Tahun XX-1995.
Ancok, Djamaluddin. (1989). Sekelumit pemikiran tentang peningkatan kemampuan prediksi ujian masuk perguruan tinggi. Laporan Studi Ujian Saringan Masuk Perguruan Tinggi di Indonesia Tahun 1988. Jakarta: Pusisjian Balitbang Depdikbud.
Larson, Jr., J.R., dan Scontrio, H.P. (1976). The consistency of high school grade point average and of the verbal and mathematical portions of Scholastic Aptitude Test of the collage entrance examination board as predictors of collage performance: An eight year study. Educational and Psychological Measurement, 36. 349-443.
Asmawi Zainul. (1989). Prediktor keberhasilan mahasiswa Indonesia. Mimbar Penelitian (18). Bandung: Lembaga Penelitian IKIP Bandung. Asyhuri. (1987). Korelasi antara nilai tes masuk, motivasi berprestasi, intelelegensi, dan kebiasaan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Tesis. PPS Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
Mardapi, Djemari, dkk..(1993). Daya prediksi tes masuk IKIP Jakarta terhadap prestasi dan lama studi mahasiswa Pascasarjana KPK IKIP Yogyakarta. Laporan Penelitian IKIP Yogyakarta.
Eswendi. (1997). Daya prediksi skor UMPTN, rapor dan ebtanas murni terhadap prestasi belajar mahasiswa FPBS IKIP Padang. Tesis, IKIP Yogyakarta
Pratomo, Siswo dan Suryabrata, Sumadi. (1991). Validitas prediksi NEM SMA, STTB SMA, TKU, dan nilai ujian tulis sipenmaru tahun 1988 sebagai prediktor prestasi belajar mahasiswa fakultas non eksakta Universitas Gajah Mada. Berkala Penelitian Pasca Sarjana UGM (BPPS-UGM) nomor 4 (3A), tahun 1989. Yogyakarta : PPS UGM Yogyakarta.
IKIP Bandung. (1998). Pedoman penerimaan calon mahasiswa IKIP Bandung jalur penelusuran minat dan kemampuan (PMDK) Tahun Akademik 1998/1999. Isaac, Stephen., Michael, William, B. (1984). Handbook in research and evaluation (2rd ed). California: Edits publihsers.
Schneider, L.M., & Briel, J.B. (1990). Validity of the GRE: 1988-1989 Summary Report. Princenton: Educational Testing Service.
Jahja, Umar. (1988). Studi daya ramal utul sipenmaru, ebtanas, dan rapor terhadap prestasi belajar di pendidikan tinggi: Suatu pendekatan dengan persamaan struktural. Makalah disampaikan pada lokakarya pengkajian studi ujian saringan masuk perguruan tinggi di Indonesia. Jakarta: Balitbang Depdikbud.
Sudjana. (1992).Teknik analisis regresi dan korelasi: bagi para peneliti. Bandung Tarsito. Sugoyono. (1997). Statistik untuk penelitian. Bandung: Alfabeta. Supartinah, Tien. (1990). Daya prediksi nilai rapor, nilai ebtanas murni (NEM), nilai STTB, nilai tes bakat, dan nilai UMPTN terhadap prestasi belajar mahasiswa FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tesis, Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
Kerlinger, Fred, N. (1996). Asas-asas penelitian behavioral (3rd ed). (Landung R. Simatupang. Terjemahan). Yogyakarta: Gajah Mada University Press. (Buku asli diterbitkan tahun 1986). Klitgaard, R. (1986). Elitism and meritocracy in Developing Countries. Baltimore: The Johns Hopkins University Press.
Suryabrata, Sumadi..(1989). Seleksi calon mahasiswa baru perguruan tinggi: Yang sekarang dan kemungkinan untuk masa datang. Yogyakarta: Andi Offset.
Kumaidi. (1992). Validitas prediktif seleksi masuk IKIP Padang melalui model penelusuran minat dan kemampuan. Abstrak Laporan Penelitian IKIP Padang. Padang: Lembaga Penelitian.
Sutrisno Hadi. (1996). Statistik 2. Yogyakarta: Andi Offset. 18
Zulkifli, N. (1997). Kontribusi ststem PBUD terhadap prestasi belajar mahasiswa Universitas Riau pada semester pendek tahun akademis 1995-1996. Jurnal Penelitian Universitas Riau 7 (1). 54-59. Riau : Lembaga Penelitian Universitas Riau.
19