Mata Ujian : ILMU KESEHATAN MASYARAKAT Hari / Tanggal Pengambilan Data : 27 Juli -29 Juli 2010 Puskesmas : Kelurahan Kebon Bawang I Tempat Ujian : FK Unika Atma Jaya
Nama Mahasiswa N.I.M
: Donald Lois
Tanda Tangan :
: 2009-61-086 JUDUL TUGAS “EVALUASI PROGRAM ANTENATAL CARE” KELURAHAN KEBON BAWANG I PERIODE APRIL 2010 - JUNI 2010
PENDAHULUAN I. Latar Belakang Seperti yang telah kita ketahui, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Neonatus (AKN) merupakan beberapa indikator status kesehatan masyarakat, yang mencerminkan status kesejahteraan suatu negara. Laporan Pembangunan Manusia tahun 2000 menyebutkan, AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara berkembang ASEAN lainnya. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sendiri saat ini telah terjadi penurunan yaitu dari 307/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2002, turun menjadi 228/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 (SDKI, 2007). Angka ini sudah mendekati sasaran RPJMN 2004 - 2009 yaitu 226/100.000 kelahiran hidup, dan diupayakan terus untuk mencapai target pencapaian MDG 102/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Penyebab langsung dari kematian ibu adalah perdarahan (28%) , hipertensi dalam kehamilan (24%), infeksi (11 %), abortus tidak aman (5%) dan persalinan lama (5%).Upaya untuk mempercepat penurunan AKI telah dimulai sejak akhir tahun 1980 melalui program Safe Motherhood Initiative yang mendapat perhatian besar dan dukungan dari berbagai pihak.
1
Pada akhir tahun 1990-an secara konseptual, diperkenalkan lagi upaya untuk menajamkan strategi dan intervensi dalam menurunkan AKI melalui Making Pregnancy Safer (MPS) yang dirancang pemerintah pada tahun 2000 yang terdiri dari 3 pesan kunci dan 4 strategi. Tiga Pesan Kunci MPS adalah: 1. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih. 2. Setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat. 3. Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap upaya pencegahhan kehamilan yang tidak diinginkan dan penangana komplikasi keguguran. Empat strategi MPS adalah: 1. Peningkatan kualitas dan akses pelayanan kesehatan ibu dan bayi dan balita di tingkat dasra dan rujukan 2. Membangun kemitraan yang efektif 3. Mendorong pemberdayaan perempuan, keluarga, dan masyarakat. 4. Meningktakan sitem survelans, pembiayaan, monitoring, dan informasi KIA. II. Tujuan Pengelolaan program KIA bertujuan memantapkan dan meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Tujuan utama asuhan antenatal adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan jalan menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan. III. Pelayanan Antenatal Pelayanan antenatal adalah pelayanan Kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK). Pelayanan antenatal sesuai standar meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus, serta intervensi umum dan khusus (sesuai resiko yang ditemukan dalam pemeriksaan). Pelayanan/asuhan standar minimal “7T” : (Timbang) berat badan, Ukur (Tekanan) darah, Ukur 2
(Tinggi) fundus uteri, Pemberian Immunisasi (Tetanus Toksoid) TT lengkap, pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan, Tes terhadap Penyakit Menular Seksual, dan Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan. Dalam penerapannya terdiri atas: 1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan. 2. Ukur tekanan darah. 3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas) 4. Ukur tinggi fundus uteri 5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ). 6. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT0 bila diperlukan. 7. Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan 8. Test laboratorium (rutin dan khusus) Rutin, meliputi: pemeriksaan golongan darah, hemoglobin, protein urin. Khusus: dilakukan di daerah prevalensi tinggi dan atau kelompok beresiko. Pemeriksaan yang dilakukan adalah: hepatitis B, HIV, sifilis, malaria, tuberkulosis, kecacingan, dan thalasemia. 9. Tatalaksana kasus 10. Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB paska persalinan. IV. Tujuan Evaluasi Program Ante Natal Care Tujuan umum Meningkatkan kualitas pelaksanaan program untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan suatu negara. Tujuan khusus i. Menilai tingkat keberhasilan program melalui dampak dari program ii. Menilai keluaran, proses, dan masukan dari program untuk mengetahui adanya hambatan atau masalah dalam pelaksanaan program iii. Mengatasi hambatan yang ada sehingga dapat meningkat efektivitas dan efisiensi program V. Kontribusi program ANC
3
Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, Angka Kematian Ibu 228 per 100.000 kelahiran hidup. Dalam rangka menurunkan Aki menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup yang mana merupakan target nasional, maka peranan pelayanan antenatal bagi ibu maternal (hamil, melahirkan, dan nifas) sangatlah penting.
4
KERANGKA TEORI
4
Lingkungan 1
2
Masukan
Proses
3
Keluaran
6
Dampak
Umpan Balik
KETERANGAN: Masukan: Meliputi tenaga, dana, sarana, dan metode (medis dan non medis) Proses: Meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pencatatan/ pelaporan, dan pengawasan Keluaran: Meliputi cakupan pelayanan dan mutu pelayanan dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan. Lingkungan: Meliputi lingkungan fisik dan non fisik Umpan Balik: Rapat meliputi pembahasan laporan dan kegiatan serta laporan dari instansi lain ataupun masyarakat. Dampak: Meliputi menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta meningkatnya tingkat kesejahteraan.
5
KERANGKA PIKIR
6 Umpan Balik 1
2
3
4
Dampak
Keluaran
Proses
Masukan
5 Lingkunga n Dampak, dibandingkan dengan target Penurunan AKI, anemia pada ibu hamil, eliminasi tetanus neonatorum Output , dibandingkan dengan target Pelayanan kesehatan, penyuluhan kesehatan serta pembinaan peran serta masyarakat Data primer dan sekunder Melalui observasi, wawancara serta laporan – laporan untuk membandingkan input, proses,umpan balik, serta lingkungan dengan indikator menurut standar yang telah ditentukan ( standar nasional/internasional) Mendapatkan prioritas masalah Menyimpulkan penyebab dari masalah yang ada Memberikan saran yang mampu laksana bagi prioritas masalah
6
METODE PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 27 Juli -29 Juli 2010 di Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang I dengan sumber data : SUMBER DATA
VARIABEL YANG DIDAPATKAN
Data Primer Observasi &Wawancara dengan Koordinator
Tenaga
Program ANC di Puskesmas Kelurahan
Sarana medis & non-medis
Kebon Bawang I (Bd.Lestari)
Metode medis dan non medis
Status Pasien ANC periode April 2010 –
Kunjungan bumil baru untuk ANC
Juni 2010
Jumlah ibu yang mendapat TT1 dan TT2 Jumlah ibu yang mendapat Fe1 dan Fe3
Data Sekunder Laporan Kependudukan dan Catatan Sipil Kelurahan Kebon Bawang I
Laporan Bulanan ANC Kelurahan Kebon Bawang I Data jumlah Penduduk Kelurahan Kebon Bawang I Distribusi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan tahun 2009 Data peserta JPK Gakin Distribusi penyebaran sarana kesehatan Kelurahan Kebon Bawang I
PENYAJIAN DATA Perhitungan Indikator N
Item Yang Dinilai
O
1.
Hasil Yang Didapatkan
Masalah
Target
atau Tidak
Dampak • kematian ibu •
Penurunan angka
• neonatorum.
Eliminasi tetanus
2.
Keluaran
I
Pelayanan Antenatal 1. Sasaran bumil
Anemia pada ibu hamil
0 19/100x100 %=19% 0
•
-
102/100.000 • <20%
-
• <1
100 bumil
-
7
pada bulan April, Mei, Juni 2010
2. Jangkauan pelayanan: Jumlah kunjungan baru ibu hamil (cakupan K1) Jumlah kunjungan baru bumil (K1) Cakupan K1 = ------------------------------------------ X 100% Jumlah sasaran bumil dalam 3 bulan
115/100 x 100% =
100%
-
95%
+
95%
+
115 % 3. Cakupan ibu hamil (cakupan K4) Jumlah kunjungan bumil (K4) Cakupan K4 = ------------------------------------------ X 100% Jumlah sasaran bumil dalam 3 bulan 4. Jumlah ibu hamil yang diimunisasi TT Jumlah bumil yang mendapat TT1 Cakupan TT1 = ------------------------------------------ X 100% Jumlah sasaran bumil dalam 3 bulan
91/100x 100% = 91% 81/100 x 100%= 81%
Jumlah bumil yang mendapat TT2 Cakupan TT2 = ------------------------------------------ X 100% Jumlah sasaran bumil dalam 3 bulan
66/100 x 100% = 66%
+
90%
5. Cakupan deteksi ibu hamil beresiko oleh masyarakat Jumlah bumil Resti yang dirujuk oleh dukun, kader ke tenaga kesehatan = -------------------------------------------------------------- X 100% 20 % x Jumlah sasaran bumil dalam 3 bulan 6.Cakupan deteksi ibu hamil beresiko tinggi oleh tenaga kesehatan Jumlah bumil Resti yang ditemukan oleh Nakes = ------------------------------------------------------------ X 100% Jumlah sasaran bumil dalam 3 bulan 7. Cakupan ibu hamil yang menerima tablet besi Jumlah bumil yang menerima tablet Fe 1 Cakupan Fe 1 = ---------------------------------------- X 100% Jumlah sasaran bumil dalam 1 tahun Jumlah bumil yang menerima tablet Fe 3 Cakupan Fe 3 = ---------------------------------------- X 100% Jumlah sasaran bumil dalam 1 tahun
0/20 % x100 x 100% = 0%
+
1,3%
14/100 x
-
100% = 14%
10%
101/100x 100 % =
-
95%
101% 82/100 x 100% = 82%
+
90% 8
8. DO rate TT1 – TT2 Do rate TT1 – TT2
II.
=
TT1 – TT2 -------------TT1
Penyuluhan Kesehatan
(81-66)/81 x x 100%
100 % = 18,5%
4 kali setahun
1. Penyuluhan kelompok Setiap kali pelayanan 2. Penyuluhan individual
II I.
Pembinaan Peran Serta Masyarakat 1. Pembinaan posyandu dan kader
Pembinaan posyandu: tiap kali ada kegiatan posyandu. Pembinaan kader: 6 x/tahun Tidak ada dukun bayi
2. Pembinaan dukun bayi
+
< 10%
Minimal 12 x per tahun Setiap kali ada pelayanan
Minimal 12 x per tahun
100% jumlah dukun bayi, minimal 12 x per tahun untuk tiap dukun bayi
Proses 3.
1.PERENCANAAN
Ada, target didapat dari perkiraan presentase dari jumlah penduduk
Perencanaan persiapan, meliputi: -Perencanaan pendataan jumlah sasaran ibu hamil. -Perencanaan pembuatan peta wilayah. -Perencanaan penentuan target. -Perencanaan penentuan keperluan
9
logistik untuk pelayanan antenatal (Vaksin, tablet Fe, alat, dll ).
Ada
Ada
Ada
Ada, rujuk ke kecamatan
Perencanaan Pelayanan antenatal, meliputi : -Perencanaan pemeriksaan bumil dengan metode yang ada, dengan minimal pemeriksaan adalah 7T. -Perencanaan pemberian imunisasi TT bagi bumil. -Perencanaan pemberian tablet besi bagi Bumil. -Perencanaan pemeriksaan laboratorium yaitu Hb dan protein urin bagi bumil.
Ada
-Perencanaan penjaringan bumil dengan resiko tinggi.
Ada
-Perencanaan rujukan bumil dengan resiko tinggi .
Ada
Perencanaan penyuluhan, meliputi: -Perencanaan penyuluhan kelompok berkala.
10
Ada
Ada
Ada Pembinaan dukun bayi sudah tidak ada lagi karena sudah tidak dijumpai lagi dukun bayi. Pembinaan kader rutin dilakukan
2.PENGORGANISASIAN
Ada, tertulis
-Perencanaan penyuluhan individual. Perencanaan Pembinaan Peran Serta Masyarakat, meliputi : -Perencanaan pembinaan Posyandu -Gerakan Sayang Ibu Perencanaan pembinaan dukun bayi dan kader
-Struktur organisasi tertulis -Pembagian tugas tertulis jelas, ada, dan dijalankan.
3.PELAKSANAAN Ada, jumlah sasaran ibu hamil berdasarkan jumlah penduduk Ada berdasarkan data Bumil yang memeriksaka n diri tahun lalu
Pelaksanaan persiapan, meliputi: -Pelaksanaan pendataan jumlah sasaran ibu hamil 1x / tahun. -Pelaksanaan pembuatan peta wilayah 1x/tahun.
11
Ada berdasarkan target dari sudinkes Ada berdasarkan kebutuhan dan perkiraan dari rata-rata penggunaan perbulan
Ada
Ada, pada saat ANC, hanya diberikan pada bumil dengan usia kehamilan > 16 minggu
Ada,saat ANC pertama, kemudian disesuaikan dengan kondisi ibu. Pemeriksaan Hb dan protein urin tidak
-Pelaksanaan penentuan target 1x/tahun. -Pelaksanaan penentuaan keperluan logistik untuk pelayanan antenatal ( Vaksin, tablet Fe, alat, dll ). Pelaksanaan pelayanan antenatal, meliputi : -Pelaksanaan pemeriksaan bumil dengan metode yang ada, dengan minimal pemeriksaan adalah 7T setiap hari kerja (senin – jumat) -Pelaksanaan pemberian imunisasi TT bagi bumil, setiap hari kerja ( senin- jumat ), meliputi pemberian TT 1, TT 2,dan TT ulang -Pelaksanaan pemberian tablet besi bagi Bumil minimal 3 x 30 tablet selama kehamilan -Pelaksanaan pemeriksaan laboratorium
12
dilakukan
Dilakukan memberdaya kan kader dan ibu hamil yang sedang memeriksaka n dirinya Ada, yaitu ke layanan 24 jam puskesmas kecamatan, dan RS lain sesuai permintaan pasien
Tidak dilakukan secara rutin
Ada, dilakukan setiap kunjungan ANC
yaitu Hb (pada saat K1 dan pada kehamilan 28 minggu) dan protein urin -Pelaksanaan penjaringan bumil dengan resiko tinggi
-Pelaksanaan rujukan bumil resiko tinggi
Pelaksanaan Penyuluhan, meliputi : -Pelaksanaan penyuluhan kelompok berkala
-Pelaksanaan penyuluhan individual
Pelaksanaan pembinaan peran serta masyarakat, meliputi : Pembinaan kader posyandu dilakukan 6x
-Pelaksanaan pembinaan Posyandu dan
13
setahun
Kader frekuensi minimal 12 x / tahun
Tidak ada -Pelaksanaan pembinaan dukun bayi, frekuensi minimal 12x / tahun untuk tiap bulan
4.PENCATATAN DAN PELAPORAN
Ada, jumlah sasaran dihitung berdasarakan jumlah penduduk
Ada, dicatat dan dilaporkan
Ada, dicatat dan dilaporkan
Ada, dicatat dan dilaporkan
Ada melalui laporan bulanan
5.PENGAWASAN DAN SUPERVISI
Ada, petugas yang berkunjung ke
Ada pencatatan dan pelaporan mengenai jumlah sasaran bumil dan target spesifik wilayah tersebut. Ada pencatatan bumil pada register kohort ibu, KMS bumil, kartu ibu, dan buku laporan harian. Ada laporan bulanan mengenai pelaksanaan kegiatan perawatan antenatal. Ada laporan tahunan mengenai pelaksanaan kegiatan perawatan antenatal Pengawasan dari kepala puskesmas, 12x/tahun Supervisi dari puskesmas kecamatan di
14
puskesmas kelurahan atau petugas dari puskesmas kelurahan yang setiap bulan dipanggil untuk berkunjung ke Puskesmas Kecamatan. 4.
Input TENAGA
Dokter umum:1 orang, dokter gigi 1 orang di kelurahan Waktu kerja Senin – Kamis, pukul 07.30-16.00 WIB; (Jam kerja ratarata 7,5 jam/hari), hari Jumat pukul 07.3016.30 WIB, dan pada hari Sabtu sesuai jadwal piket di puskesmas kelurahan. Tugas : 1.Melakukan kegiatan pelayanan kesehatan 2.Memb eri penyuluhan kesehatan kepada pasien 3.Melak ukan tindakan
kelurahan 4x/tahun
Dokter umum orang
:
1
Waktu kerja Senin – Jumat, pukul 07.30 – 16.00 WIB
Tugas : 1.Koordinator dan penanggung jawab program 2.Melakukan pemeriksaan dan pengobatan
15
deteksi dini penyakit 4.Melak ukan tindakan pengobatan 5.Memb uat laporan kegiatan pertahun Bidan : 1 orang Waktu kerja Senin– Jumat, pukul 07.3016.00 WIB Tugas : 1.Memberika n pelayanan kesehatan kepada ibu hamil,menyu sui dan nifas 2.Memberik an pelayanan KB, posyandu
Bidan : 1 orang Waktu kerja Senin – Jumat, pukul 07.30 – 16.00 WIB Tugas : 1.Pelaksanaan pelayanan KIA (ANC, KB, Imunisasi), Gizi, Posyandu
2.Membuat 3.Imunisasi pelaporan dan bayi dan ibu pencatatan di hamil dalam kartu ibu, kohort ibu, 4.Mengambil katrtu bayi, tindakan kohort bayi, pertolongan kohort anak pertama balita, kohort dalam KB, dan buku kebidanan KIA. Pencatatan dilakukan 5.Membuat setelah bidan laporan dan melakukan pencatatan pelayanan. Perawat/ Pembantu Bidan/ Tenaga Kesehatan : 1orang Tugas : Perawat/Pemb 1.Membantu antu Bidan : 1 dokter dalam orang melakukan
16
kegiatan pelayanan kesehatan 2.Melakuk an pelaporan dan pencatatan.
Tugas : 1.Membantu bidan dalam memberikan pelayanan KIA
Petugas Administra si: 1 orang Tugas : Hanya mengatur administrasi Petugas dalam administrasi puskesmas : 1 orang Tugas : Kader : 5 Melakukan orang / kegiatan Posyandu pencatatan Tugas : Menjalankan program Posyandu Kader : 5 orang / Melaksanaka Posyandu n kunjungan Tugas : rumah Menjalankan program Deteksi dini Posyandu gejala anemia Melaksanakan Pencatatan kunjungan dan rumah pelaporan Deteksi dini Mendukung gejala anemia program Puskesmas Pencatatan dan pelaporan
DANA
Tidak ada dana yang tersedia untuk program ANC. Bantuan yang diberikan dalam bentuk
Mendukung program Puskesmas
Tidak ada dana yang tersedia
17
barang ( alatalat, tablet besi, vaksin dsb).
SARANA MEDIS
untuk program ANC. Bantuan yang diberikan dalam bentuk barang ( alatalat, tablet besi ,vaksin dsb ).
Inventaris 1.Tensimeter 1 buah
Alat-alat untuk pemeriksaan 2.Timbangan ANC ada dan berat badan berfungsi baik, dan yang terdiri pengukur atas : tinggi 1 Inventaris : buah 1.Tensimeter 1 buah 3.Stetoskop 1 buah 2.Timbangan berat badan 4. Laenec 1 dan pengukur buah tinggi badan 1 buah 5.Pita sentimeter 3.Stetoskop 1 1 buah buah 6.Alat 4.Laenec 1 buah penyimpan an vaksin (lemari es 5.Pita sentimeter dan termos 1 buah es) 1 buah 7.Alat 6.Alat laboratoriu penyimpanan m vaksin lemari sederhana es dan termos (untuk es ) 1 buah periksa Hb dan protein urine ) 7.Alat tidak ada laboratorium (untuk periksa Hb dan Yang habis protein urine) pakai: masing1.Vaksin TT masing 1 2.Spuit
18
disposable 3.Kapas 4.Alkohol 70% 5.Obatobatan: a.Tablet besi b.Vit B1 c.Vit B6 d.Vit B complek e.Vit C 6.Lancet tidak ada
SARANA NON MEDIS
Tidak habis pakai -Gedung -Kamar periksa (meja, kursi, tempat tidur, bantal, tirai pembatas) -Lemari tempat peralatan -Tempat cuci tangan, sabun, kain lap, air kran -Alat-alat penyuluhan (flip chart, poster, leaflet) -Alat transportasi ada dan berfungsi baik -Buku panduan untuk program ANC Yang habis
buah.
Yang habis pakai: 1.Vaksin TT 2.Spuit disposable 3.Kapas 4.Alkohol 70% 5.Obat-obatan : a.Tablet besi b.Vit B1 c.Vit B6 d.Vit B complex e.Vit C f.Lancet Keterangan : Barang-barang tersebut diatas dalam keadaan baik , stok ada dan tidak pernah kosong Tidak habis pakai - Gedung - Kamar periksa ( Meja, kursi, tempat tidur, bantal, tirai pembatas ) - Lemari tempat peralatan -Tempat cuci tangan, sabun, kain lap, air kran -Alat-alat penyuluhan ( Flip chart, poster, leaflet ) -Alat transportasi ada dan berfungsi baik
19
pakai: -KMS Bumil -Kartu ibu -Register kohort ibu -Kertas resep Alat-alat administrasi lain (alat tulis, buku catatan, laporan harian)
METODE MEDIS Ada
- Buku panduan untuk program ANC
Yang habis pakai: -KMS Ibu Hamil ( KMS Bumil ) - Kartu ibu -Register kohort ibu - Kertas resep Alat-alat administrasi lain ( Alat tulis, buku catatan, laporan harian ) Keterangan : Barangbarang tersebut diatas dalam keadaan baik , stok ada dan tidak pernah kosong A.Metode pemeriksaan Antenatal, pemeriksaan medik meliputi :
Ada
a.Anamnesis, mengenai : identitas ibu, keluhan utama, hal-hal yang berkaitan dengan fungsi reproduktif, halhal yang berkaitan
20
dengan kehamilan saat ini, riwayat kehamilan dan persalinan dahulu.
Ada
b.Pemeriksaan fisik diagnostik, meliputi : berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, tekanan darah, nadi, frekuensi pernafasan, suhu tubuh, pucat/tidak, adanya cacat tubuh lain.
c.Pemeriksaan obstetrik, meliputi : 1.Pemeriksaan perabaan perut (Palpasi Leopold I,II,III,IV) untuk menentukan umur kehamilan, taksiran berat janin, letak janin, dan turunnya bagian Ada terendah janin, juga menentukan apakah pembesaran abdomen sesuai dengan usia kehamilannya. Dirujuk ke 2.Pemeriksaan Puskesmas denyut Kecamatan jantung janin
Dirujuk Puskesmas
c.Pemeriksaan Diagnostik ke penunjang
21
Kecamatan
Ada
meliputi : 1.Pemeriksaan Hb, untuk menentukan kadar Hb dan derajat anemia. 2.Pemeriksaan urin, untuk pemeriksaan protein urine B.Metode screening bagi ibu hamil dengan faktor resiko yang dilakukan oleh tenaga kesehatan, yaitu : -Umur ibu kurang dari 20 tahun -Umur ibu lebih dari 35 tahun -Jumlah anak 4 orang atau lebih -Jarak dengan anak sebelumnya kurang dari 2 tahun
Dirujuk ke Puskesmas Kecamatan
-Tinggi badan kurang dari 145 cm -Lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm -Hb < 11 gram %
Ada
C.Ibu pernah mengalami kehamilan dan persalinan
22
dengan salah satu keadaan berikut: Perdara han Kejangkejang Demam tinggi Persalin an lama (lebih dari 12 jam) Melahir kan dengan cara operasi Bayi yang dilahirkan meninggal Ada
D.Metode screening ibu hamil beresiko tinggi dengan kriteria sebagai berikut : •
•
• • • • •
•
•
Hb < 8 gram % Tekanan darah tinggi (>140/90 mmhg) Edema yang nyata Preeklampsi a dan Eklampsia Perdarahan pervaginam Ketuban pecah dini Letak lintang pada trimester akhir Letak sungsang pada primigravid Infeksi
23
• • • • • Ada, diberikan pada ibu hamil yang belum pernah mendapatkan penyuntikan TT sebelumnya.
Ada, selalu diberikan, biasanya setelah usia kehamilan > 15 minggu atau setelah pasien tidak merasa mual. Selanjutnya pemberian tablet besi disesuaikan dengan kebutuhan pasien Ada
berat/ sepsis Persalinan premature Kehamilan ganda Janin yang besar Penyakit kronis pada ibu Riwayat obstetrik buruk
E.Metode intervensi dasar meliputi : 1.Pemberian Tetanus Toxoid (TT) Metode pemberian Vaksin Vaksin : TT Dosis : 0,5 cc Usia : bumil Jumlah : 2x Interval : 4 mgg Cara : IM Lokasi : lengan kiri 2.Pemberian Tablet Fe/zat besi dan asam folat untuk mencegah dan pengobatan anemia. Metode pemberiannya adalah minimal 90 tablet selama kehamilan
Ada
24
3.Metode pemberian tablet multivitamin dan mineral Ada
F.Metode intervensi khusus untuk ibu dengan faktor resiko dan komplikasi kehamilan
Ada G.Metode rujukan bagi ibu hamil beresiko tinggi dengan surat rujukan
NON MEDIS
H.Metode penyimpanan vaksin Cold chain : o Vaksin TT disimpan pada suhu 2 – 8oC o Semua vaksin harus dihindarkan dari matahari o Vaksin TT tidak boleh membeku o Kulkas penyimpan an harus diperiksa suhunya sehari 2 kali, yaitu pagi waktu Ada ambil Penyuluhan vaksin dan perorangan siang waktu diberikan mengembal secara rutin
25
setiap kali ikan ibu hamil vaksin. datang o Kartu memeriksa pencatatan kehamilanny suhu diisi a. dengan Penyuluhan baik berkelompok tidak rutin Metode dilakukan Penyuluhan Isi penyuluhan : 1. Perawat an diri selama kehamilan terutama perawatan payudara untuk persiapan laktasi 2. Perluny a pemeriksaa n kehamilan berkala (kunjungan berulang) 3. Perluny a imunisasi ulang 4. Keluhan -keluhan pada masa kehamilan 5. Tandatanda resiko tinggi dalam kehamilan 6. Perkem bangan kehamilan dan taksiran Pembinaan persalinan posyandu serta tandadilakukan tanda secara rutin persalinan setiap kali 7. Perluny ada kegiatan a makanan posyandu di
26
kelurahan. Pembinaan kader dilakukan 2 bulan sekali di puskesmas kecamatan.
Ada Ada Ada, tapi register tidak lengkap Ada
bergizi dan jenisjenisnya untuk perbaikan gizi ibu hamil 8. Penyulu han tentang KB Metode Pembinaan peran serta masyarakat dengan cara : 1. Pembin aan posyandu 2. Pembin aan kader dan dukun bersalin 3. Gerakan sayang ibu 4. Mengga lakan program siaga Metode pencatatan dan pelaporan dengan : 1. KMS ibu hamil 2. Kartu ibu 3. Register kohort ibu 4. Laporan harian, bulanan, tahunan PWS-KIA Catatan : berhasil, bila semua metode ADA dan DILAKSANAKA N dengan sesuai.
27
5
Umpan Balik
Rapat kerja membahas laporan kegiatan 6.
4 x per tahun
12 x per tahun
Lokasi: mudah dicapai tapi pada musim hujan, lokasi sering banjir
Lokasi: mudah dicapai,pada musim hujan dan saat air pasang, lokasi tidak mudah banjir.
Transportas i: mudah didapat, jalan sudah diaspal, murah dengan jalan kaki atau kendaraan umum.
Transportasi : mudah didapat, murah dan mudah dicapai dengan jalan kaki & kendaraan umum.
Fasilitas kesehatan lain Kerjasama dengan instansi kesehatan lain terjalin dengan baik.
Fasilitas kesehatan lain ada dan terdapat kerjasama yang baik terutama dalam hal pencatatan dan pelaporan.
Lingkungan Fisik
Sosioekonomi mempengaru hi program, banyaknya penduduk yang memakai sarana kesehatan puskesmas
Non Fisik
Data Khusus Lainnya Jumlah Kunjungan Bumil Wilayah Kel. Kebon Bawang I Bulan April– Juni 2010 Cakupan
April
Mei
Juni
Total
28
K1 K4
46 29
34 31
35 31
115 91
Jumlah imunisasi TT1 dan TT2 Ibu Hamil di Kel. Kebon Bawang I Bulan April – Juni 2010 Bulan TT1 TT2 TT5 (lengkap) April 33 30 20 Mei 24 18 0 Juni 24 18 0 Pemberian Tablet Besi Ibu Hamil di Kel. Kebon Bawang I Bulan April– Juni 2010 Fe1 Fe3
April 38 20
Mei 30 31
Juni 33 31
Total 101 82
Jumlah Deteksi Ibu resiko Tinggi di Kel. Kebon Bawang I Bulan April– Juni 2010 Non Nakes Nakes
April 0 5
Mei 0 6
Juni 0 3
Total 0 14
Jumlah ibu dengan Hb <11g% di Kel. Kebon Bawang I Bulan April– Juni 2010 Hb<11g%
April 7
Mei 0
Juni 12
Total 19
Jumlah Sasaran bumil dalam 1 tahun di Kelurahan Kebon Bawang I adalah 397 orang.
29
Sampling Status ANC periode April 2010 – Juni 2010 Pasien Baru
faktor Resiko Tinggi
Faktor Resiko
N o
Lama
Um ur
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
B L L L L L B L B L
29 26 28 39 25 24 22 22 39 18
1 2
3 4 5
5 6
7 8 APRIL 142
a
b
C
9
10,3 5
10
d
e
gravid (mingg u) 15 36 30 28 37 13 7 24 6 11
T T
F e
K 1
K 4
5 2 3
2 1
MEI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
L B L L B L B L L L
23 27 18 26 32 28 33 22 27 33
10,5
28 9 38 20 7 32 5 10 9 24
2
4
1 3
3
JUNI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
L L L B L L L L B L
17 28 30 22 30 33 25 25 25 24
8,9
9,9
9,5
22 36 39 22 30 28 23 36 20 20
1
3 2
1
1 3 1 2 1 3 1 1
Keterangan: 1. 2. 3. 4.
Usia <20tahun Usia >35tahun Spacing dekat Paritas >4
5. LILA <23,5cm 6. BB<38kg 7. TB<145cm 8. Hb<11g%
a. Perdarahan b. Infeksi c. Preeklampsia d.Hb<8g% e. Lain-lain 30
ORGANOGRAM PUSKESMAS KELURAHAN KEBON BAWANG I
Data Umum 1.
Data geografis • Alamat Puskesmas
: Jl. Swasembada Barat VII No. 2, Kelurahan Kebon Bawang, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
•
Luas wilayah
•
Batas-batas nya :
: 1,7270 Km²
o Utara o
: Kali Lagoa Kelurahan Tanjung Priok
Selatan
o Barat
: Kabel tegangan tinggi Kelurahan Sungai Bambu : Kali buntu / Jembatan Lagoa Kanal Kelurahan Sungai Bambu
o Timur
: Jl. Yos Sudarso Kelurahan Rawa Badak Utara
• Kondisi Geografis : Topologi
: Wilayah dengan ketinggian 0,5 - 1 M di atas permukaan laut. 31
Geologi : Lapisan tanah yang membentuk daratan adalah batuan kedap (sedimen) yang berada 50 M di bawah permukaan tanah. Batuan ini tidak compact (padat) tetapi permeabel sehingga air tanahnya terpengeruh intrusi oleh air laut. Suhu udara rata-rata : 25 - 33 ºC Lokasi dan transportasi Puskesmas : Transportasi menuju Puskesmas relatif mudah didapat bagi penduduk sekitar yaitu dengan menggunakan motor, kancil, bajaj, atau becak. Lokasi Puskesmas berada di komplek perumahan. Puskesmas juga berada di lingkungan penduduk dengan tipe rumah yang bervariasi
I.
Data Demografis
• Jumlah Penduduk
:
21.148 jiwa
• Jumlah RW
:
6 RW (RW 01, 03, 07, 12, 13, 15)
• Jumlah Penduduk Miskin :
502 KK / 2.292 jiwa
• Jumlah Balita
:
1.541 jiwa
• Jumlah Kader Aktif
:
51 orang
• RW Siaga
:
3 RW (RW 01, 03, 13)
• Posyandu
:
6
•
Mandiri
:
2 (RW 03,15)
•
Purnama
:
4 (RW 01, 07, 12, 13)
Distribusi penduduk : Distribusi penduduk menurut jenis kelamin di daerah binaan Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang I tahun 2009
32
6000 5000 4000 Laki-laki
3000
Perempuan Total
2000 1000 0 RW01
RW03
RW07
RW12
RW13
RW15
Tabel Jumlah Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan Tahun 2009 Karyawan Nama
Swasta
Dagang
Pensiunan Tukang
/
Penganggura
Buruh /
n
Tani
2111 orang
122
Kelurahan Pemerintah / ABRI Kebon
705 orang
Bawang I II.
1121
1.110
150
orang
orang
orang
orang
Kesehatan
Tabel Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kebon Bawang I Fasilitas Kesehatan
Jumlah
RB Swasta
1
Balai Pengobatan
1
Apotik
1
Bidan Swasta
5
Praktek Dokter
2
Praktek Dokter Gigi
2
Klinik 24 jam
1 33
Dengan adanya beberapa fasilitas-fasilitas kesehatan di wilayah binaan Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang I maka dapat menjadikan pilihan bagi masyarakat setempat untuk mendapat pelayanan kesehatan. Untuk itu Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang I berusaha memberikan pelayanan terbaik agar mampu bersaing.
Tabel Jumlah Kader aktif Posyandu wilayah kerja kelurahan Kebon Bawang 1
NAMA
KELURAHAN
RW
/JUMLAH
KADER AKTIF
POSYANDU
1.
RW. 01
1
8
2.
RW. 03
1
7
3.
RW. 07
1
10
4.
RW. 012
1
8
5.
RW. 013
1
8
6.
RW. 015
1
10
Total
6
51
Data Jumlah Penduduk Sasaran Bumil berdasarkan data jumlah penduduk tahun 2010
Per Kelurahan Kebon Bawang I Kebon Bawang
Jumlah Penduduk 22291
Ibu Hamil 397
II Kebon Bawang
32140
269
III
15198
271
34
PEMBAHASAN Masalah-masalah yang dijumpai dalam pelaksanaan ANC di Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang I periode April- Juni 2010 adalah: A. Cakupan bumil yang mendapat imunisasi TT1 yaitu 81% tidak memenuhi target sebesar 95%. B. Cakupan bumil yang mendapat imunisasi TT2 yaitu 66% tidak memenuhi target sebesar 90 %. C. Cakupan deteksi bumil beresiko tinggi oleh masyarakat yaitu 0% tidak memenuhi target sebesar 1,3 %. D. Cakupan Fe3 pada bumil masih rendah yaitu 82% tidak memenuhi target 90% E. DO rate TT1 dan TT2 sebesar 18,5 % tidak sesuai dengan target yang diharapkan yaitu sebesar < 10 %. F. Cakupan K4 sebesar 91% tidak memenuhi target sebesar 95%. PRIORITAS MASALAH Kriteria Parameter: 1. Besarnya masalah dihitung dari kesenjangan antara pencapaian dan target. Skor : 5 = 80-100 3=40-59,9 1=0-19,9 4 = 60-79,9 2=20-39,9 2.
3.
Berat ringannya masalah dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan. Skor: 5 = Berat sekali 3 = Kurang berat 1 = Tidak berat Apakah dapat ditanggulangi dengan sumber daya yang ada. Skor: 5 = Dapat ditanggulangi 35
3 = Kurang dapat ditanggulangi 1 = Tidak dapat ditanggulangi. 4.
Keuntungan sosial yang diperoleh, apakah menarik masyarakat. Skor: 5 = Banyak menarik masyarakat 3 = Kurang menarik masyarakat 1 = Tidak menarik masyarakat
Jika ragu antara skor 1 dan 3 = 2 Jika ragu antara skor 3 dan 5 = 4 TABEL PRIORITAS MASALAH PARAMETER
A
B
C
D
E
F
Besarnya masalah
1
2
5
1
5
1
Berat ringannya akibat yang ditimbulkan
2
2
4
2
4
5
Dapat ditanggulangi dengan sumber daya yang ada
4
4
3
4
3
5
Keuntungan sosial
2
2
4
4
3
5
9
10
16
11
15
16
Jumlah
1. Perhitungan besarnya masalah dihitung dari kesenjangan antara pencapaian dan target Rumus:
G = E – O x 100% G :EGap E : Expected (target yang ingin dicapai) O : Outcome (data yang didapat dari lapangan)
A .Cakupan TT1
B. Cakupan TT2
E = 95%
O = 81 %
E = 90%
O = 66 %
G = 14,73%
sehingga diberi skor 1
G = 26,66%
sehingga diberi skor 2
C. Deteksi bumil resti oleh masyarakat E = 1.3 % O=0% G = 100% sehingga diberi skor 5
D. Cakupan Fe3 E= 90% O=82% G= 8,88% sehingga diberi skor 1
E. DO rate E=<10% O=18,5% G=>85-100% sehingga diberi skor 5 F. K4 E = 95% O = 91 % G = 4,21% sehingga diberi skor 1
36
2. Berat-ringannya masalah dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan
Cakupan bumil yang diimunisasi TT1 dan TT2 yang tidak mencapai target Pemberian imunisasi TT1 dan TT2 sangat penting untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat tetanus baik pada ibu maupun pada bayi yang dilahirkan (tetanus neonatorum). Apabila ibu tidak mendapatkan imunisasi TT2, kemungkinan terjadinya tetanus neonatorum juga meningkat. Namun, kemungkinan terkena tetanus neonatorum dapat diturunkan apabila persalinan dilakukan tenaga kesehatan dan persalinan dilakukan secara steril. Apalagi menurut data yang ada di Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang I, tidak ada dukun bayi yang ada di wilayah kerjanya. Yang ada ialah praktek bidan swasta yang mengerti mengenai pentingnya persalinan yang steril. Standar ISO yang diberikan bagi Rumah bersalin juga makin mendukung persainan yang steril sehingga risiko kejadian TTN dapat diturunkan. Berat-ringannya masalah dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan keduanya diberikan skor 2
Cakupan deteksi ibu hamil dengan resiko tinggi oleh masyarakat yang tidak mencapai target Deteksi ibu hamil dengan risiko tinggi secara dini dapat mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut sehingga dapat mengurangi angka kematian dan kesakitan akibat proses reproduksi (hamil, persalinan, dan masa nifas). Dengan adanya pro-aktif masyarakat maka dapat membantu kinerja dari para tenaga kesehatan Puskesmas. Beratringannya masalah dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan diberi skor 4 Cakupan Fe3 yang tidak mencapai target
Apabila ibu tidak mendapatkan tablet besi , maka meningkatkan angka anemia besi pada ibu hamil. Pada masa kehamilan, kebutuhan akan zat besi meningkat sehingga rentan terhadap anemia defisiensi besi, yang dapat menyebabkan berat badan lahir rendah.Namun,zat besi dapat diperoleh dari makanan yang murah dan banyak tersedia di pasar rakyat. Berat ringannya masalah dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan diberi skor 2
Drop Out rate yang tidak mencapai target
Pemberian imunisasi TT1 dan TT2 yang berkesinambungan sangat penting bagi ibu hamil untuk mendapatkan titer antibodi yang optimal guna mencegah terjadinya penyakit tetanus sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat tetanus pada ibu dan bayi. Berat-ringannya masalah dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan keduanya diberikan skor 4. K4 yang tidak mencapai target Kunjungan ANC yang teratur perlu dilakukan. ANC minimal dilakukan 4x, dengan jadwal kunjungan K4 sekitar trimester ketiga. Kunjungan ANC yang teratur akan meningkatkan kemungkinan deteksi kelainan atau komplikasi pada kehamilan yang dapat membahayakan nyawa ibu maupun bayi. Kunjungan ANC melalui kegiatan 7T mencakup banyak hal termasuk penyediaan tablet Fe. Sehingga bila kunjungan ANC 37
tidak dilakukan maka akan berpengaruh pada banyak aspek, baik kemungkinan persalinan, status gizi, maupun status imunisasi TT. Berat-ringannya masalah dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan keduanya diberikan skor 5.
3. Sumber daya yang tersedia Cakupan bumil yang diimunisasi TT1 dan TT2 yang tidak mencapai target
Kurangnya cakupan yang ada disebabkan karena pencatatan dan pelaporan status TT bumil dan WUS yang tidak baik. Dari pihak bidan swasta, sering tidak memberi pelaporan bulanan kepada puskesmas kelurahan mengenai jumlah bumil yang diimunisasi TT. Dari 5 BPS yang ada hanya 2 orang yang member pelaporan secara rutin. Pihak ibu pun sering menghilangkan kartu status imunisasinya. Hal ini dapat ditanggulangi dengan mengambil laporan langsung ke tempat BPS, dan mengerahkan kader untuk mencatat status imunisasi TT bumil di wilayahnya. Skor 4 Cakupan deteksi ibu hamil dengan resiko tinggi oleh masyarakat yang tidak mencapai target Cakupan deteksi ibu hamil dengan resiko tinggi oleh masyarakat yang tidak mencapai target disebabkan oleh karena kurangnya pengetahuan masyarakat untuk mengenali tanda-tanda resiko tinggi pada kehamilan. Masalah ini dapat ditanggulangi dengan melakukan penyuluhan dan pelatihan bagi masyarakat tentang tanda-tanda resiko pada kehamilan. Upaya penanggulangan ini membutuhkan sumber daya manusia, dana yang cukup banyak. Sumber daya manusia dapat dikerahkan tenaga kader, namun hal ini tergantung dari kemampuan kader untuk memberikan penyuluhan juga. Selain itu tingkat sosial ekonomi masyarakat juga mempengaruhi berapa banyak dan seberapa cepat informasi yang diberikan dapat diserap.Skor 3. Cakupan Fe3 yang tidak mencapai target Kurangnya jumlah mendapatkan tablet besi disebabkan pengetahuan ibu tentang pentingnya pemeriksaan antenatal sehingga tidak melakukannya dan tidak mendapat tablet besi. Masalah lain adalah ibu sering merasa mual karena minum tablet besi. Dalam hal ini dibutuhkan penyuluhan individual dan kemampuan bidan untuk membuat ibu hamil tetap bisa mendapatkan 90tablet Fe selama kehamilannya. Masalah ini dianggap bisa ditanggulangi sehingga diberi skor 4.
DO rate TT1-TT2 yang tinggi DO rate dari imunisasi TT disebabkan karena banyak ibu hamil yang melakukan ANC di tempat lain dan melakukan penyuntikan TT di tempat tersebut. Hal ini disertai juga dengan keteledoran ibu dalam menyimpan kartu status imunisasi sehingga tidak diketahui status imunisasi ibu tersebut bila ia melakukan ANC di tempat lain. Selain itu, kurangnya pemahaman mereka tentang pentingnya mendapatkan imunisasi TT secara lengkap, dan ketidaktahuan bumil tentang bahayanya jika tidak mendapatkan proteksi terhadap tetanus itu sendiri sehingga 38
mereka kurang termotivasi untukmendapatkan imunisasi TT secara lengkap. Masalah dikatakan dapat ditanggulangi melalui penyuluhan melalui penyuluhan baik secara tertulis dan lisan, sehingga untuk masalah DO rate diberikan skor 3.
K4 yang tidak mencapai target K4 yang rendah disebabkan karena kecenderungan ibu yang berpindah-pindah dalam melakukan pemeriksaan antenatal. Ibu cenderung melakukan pemeriksaan pada tempat dengan fasilitas kesehatan yang lebih lengkap ketika memasuki trimester ketiga sehingga tidak tercatat di Puskesmas kelurahan setempat. Hal ini dapat diatasi dengan cara melakukan sweeping data baik ke rumah ibu hamil yang tidak datang, maupun dengan meminta data dari tempat pelayanan kesehatan yang melayani ANC. Sweeping dapat dilakukan dengan bantuan kader RW masing-masing. Skor 5.
4. Keuntungan sosial yang diperoleh, apakah menarik masyarakat Cakupan bumil yang diimunisasi TT1 dan TT2 Keuntungan sosial yang didapatkan pada imunisasi TT1 dan TT2 adalah dapat menurunkan angka kejadian tetanus pada bayi yang baru lahir (tetanus neonatorum) sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi akibat penyakit tetanus. Namun cakupan yang kurang lebih diakibatkan karena buruknya pencatatan dan pelaporan dari pihak BPS dan Puskesmas.Untuk masalah ini diberikan skor 2 karena dianggap penanganannya tidak banyak menguntungkan masyarakat. Cakupan deteksi ibu hamil dengan resiko tinggi oleh masyarakat yang tidak mencapai target Keuntungan sosial yang didapatkan pada deteksi ibu hamil dengan resiko tinggi oleh masyarakat adalah masyarakat dapat mengenali secara dini tanda-tanda resiko tinggi kehamilan, sehingga bila ditangani secara dini dapat mencegah terjadinya kematian pada ibu hamil. Akan tetapi untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan keaktifan masyarakat untuk memantau kondisi kesehatan ibu hamil secara berkala, sehingga menyita waktu yang cukup lama. Untuk masalah ini diberi skor 4 karena pencapaiannya akan memberikan keuntungan deteksi dini ibu resti bagi masyarakat. Cakupan Fe3 yang tidak mencapai target Tablet besi sering tidak mencapai 90 tablet sering disebabkan banyak hal. Antara lain, ibu yang berhenti melakukan pemeriksaan antenatal, ataupun disebabkan merasa mual karena tablet besi. Namun hal ini bisa diatasi melalui penyuluhan baik secara individual maupun kelompok tentang pentingnya tablet besi bagi ibu hamil. Bila pemberian tablet Fe diberikan maka dapat mengurangi kejadian BBLR yang merupakan penyebab kematian neonatus tertinggi saat ini (SKRT 2001). Skor 4. DO rate imunisasi TT yang tinggi
39
Keuntungan sosial yang didapatkan dari DO rate yang rendah adalah setiap ibu hamil mendapatkan titer antibodi yang optimal untuk mencegah tetanus baik pada ibu dan bayi. Hal ini akan mencegah kejadian TTN. Skor 3 K4 yang tidak mencapai target.
Dengan kunjungan ke 4 yang terpenuhi maka ibu hamil akan memiliki status kesehatan yang lebih baik karena kegiatan ANC yang mencakup pemberian tablet Fe, ukur berat dan tinggi badan, pemberian TT, pengukuran tekanan darah akan mencakup banyak aspek mulai dari pencegahan TTN sampai kematian ibu karena komplikasi kehamilan. Skor 5. Dari tabel penentuan prioritas maka masalah yang mendapat prioritas utama adalah Deteksi ibu hamil dengan risiko tinggi oleh masyarakat dan Cakupan K4
PENYELESAIAN MASALAH Dari tabel di atas, dapat terlihat prioritas masalah: • Prioritas 1: Cakupan K4 • Prioritas 2: Deteksi ibu hamil dengan risiko tinggi oleh masyarakat Penyebab masalah: Deteksi resti oleh masyarakat
Cakupan K4 kurang
Kurangnya pembinaan kader yang diberikan Kurangnya penyuluhan ke masyarakat Pencatatan-pelaporan tidak lengkap (ANC ibu berpindah-pindah, ibu lupa membawa buku, ibu pulang kampung untuk lahiran, Bidan tidak sweeping data) Laporan BPS tidak masuk
Lokasi Puskesmas adalah lokasi rawan banjir
Rapat Evaluasi/umpan balik kurang (hanya 4 kali/tahun)
Bidan kurang dedikasi Fasilitas tidak lengkap (Hb, Protein urin, USG)
K4 yang tidak mencapai target •
Bidan yang bertanggung jawab terhadap program KIA kurang memiliki
kemauan untuk menjalankan program ANC dengan benar. Hal ini dikarenakan tugas yang ada di Puskesmas Kelurahan bersifat rangkap.
40
•
Fasilitas pelayanan kesehatan yang kurang lengkap (pemeriksaan Gol. Darah,
Hb, protein urin, USG) mengakibatkan ibu sering dirujuk ke Puskesmas Kecamatan. Untuk kunjungan berikutnya pasien akan mencari tempat lain yang memiliki fasilitas yang lebih lengkap, misalnya dengan langsung melakukan ANC ke Puskesmas Kecamatan atau praktek lain yang lebih lengkap peralatannya. •
Pencatatan dan pelaporan yang tidak bagus diakibatkan oleh beberapa hal. Bidan puskesmas kelurahan tidak melakukan pengumpulan data baik ke BPS yang ada di sekitarnya, maupun ke fasilitas pelayanan kesehatan lain yang melayani ANC sehingga banyak data ibu hamil yang tidak masuk. Selain itu dari pihak ibu sendiri, banyak yang melakukan ANC di tempat yang berbeda-beda, karena alasan fasilitas yang lebih lengkap atau jarak yang lebih dekat, sehingga data ANC ibu tidak masuk ke puskesmas keluarahan. Ibu sendiri sering tidak membawa buku ANC dan tidak mengingat hasil pemeriksaan sebelumnya. Hal lainnya yang berpengaruh adalah kebiasaan ibu hamil untuk pulang ke kampung halamannya untuk melahirkan di sana sehingga pemeriksaan hamil pada trimester terakhir tidak dilakukan.
•
Kurangnya rapat evaluasi yang dilakukan minimal sebulan sekali untuk mengikuti perkembangan program yang dijalani oleh sarana kesehatan yang ada sehingga tidak bisa segera mengatasi hambatan-hambatan yang ada.
•
Lokasi Puskesmas yang rawan banjir mengakibatkan pelayanan ANC sering terganggu bila hujan yang lebat turun. Cakupan deteksi risiko tinggi oleh masyarakat yang tidak mencapai target. •
Bidan puskesmas kurang melakukan pembinaan terhadap kader yang ada d
masing-masing RW untuk mengenali risiko tinggi pada ibu hamil. Hal ini penting dilakukan karena kader yang telah mengerti dapat membantu bidan puskesmas dalam menyalurkan informasi pada masyarakat. Selain itu kader yang ada dapat juga dikerahkan untuk melakukan kunjungan ibu hamil ke rumah-rumah. •
Penyuluhan masyarakat yang ada di wilayahnya masih kurang
sehingga masyarakat belum dapat mengenali ibu hamil dengan risiko tinggi. Hal ini penting karena masyarakat yang telah mengerti akan memperhatikan kondisi ibu hamil di sekitarnya dan dapat membantu kerja petugas kesehatan dalam mendeteksi kehamilan yang berisiko tinggi.
41
Penyelesaian masalah •
Pelaksanaan penyuluhan kelompok berkala pada ibu hamil secara rutin Pelaksana
Waktu Tempat Materi Sasaran Tujuan
•
Bidan Puskesmas yang dapat bekerjasama dengan mahasiswa Fakultas Kedokteran, Akademi Kebidanan, dan Akademi Keperawatan Setiap bulan Puskesmas dan sarana kesehatan lainnya. Apa itu pentingnya pemeriksaan hamil, kapan dan dimana harus melakukan pemeriksaan hamil serta risiko tinggi pada kehamilan Ibu hamil di masyarakat Meningkatkan pengetahuan ibu sehingga diharapkan pemeriksaan hamil yang rutin hingga trimester ketiga terus dilakukan, selain itu juga dapat mengenali secara dini apakah kehamilannya berisiko tinggi atau tidak.
Pengadaan alat pemeriksaan laboratorium sederhana seperti pemeriksaan Hb maupun protein manual untuk memudahkan ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan hamil. Tujuannya agar ibu tidak harus bolak balik ke kecamatan hanya untuk melakukan pemeriksaan lab. Ibu akan lebih nyaman dan meningkatkan kemauan ibu untuk melakukan kunjungan hamil secara teratur.
•
Bidan puskesmas harus membagi waktu untuk melakukan pengumpulan data baik dari BPS yang ada maupun pelayanan KIA lain. Atau dapat juga dilakukan kunjungan ke rumah untuk ibu hamil oleh kader untuk melakukan cross-check data.
•
Dapat dipertimbangkan untuk memberikan reward bagi bidan puskesmas bila telah melengkapi data bulanan untuk meningkatkan motivasi dalam melaksanakan tugas. Dapat berupa pujian, difoto saat melakukan kegiatan, maupun reward berupa uang jalan.
•
Untuk ibu yang memiliki kebiasaan untuk pulang kampung, dapat diberikan nasehat untuk melakukan pemeriksaan hamil sebelum pulang, atau dapat juga diatasi dengan cara mengunjungi ibu sebelum ibu pulang ke kampung halamannya. •
Penyuluhan kepada masyarakat mengenai ibu hamil dengan risiko tinggi Pelaksana Waktu Tempat Materi Sasaran Tujuan
Petugas Kesehatan Setiap bulan Kantor RT/RW atau ruang pertemuan Apa itu risiko tinggi dan bagaimana syaratnya, apa pentingnya deteksi oleh masyarakat. Masyarakat Meningkatkan pengetahuan masyarakat sehingga diharapkan masyarakat dapat pro-aktif untuk mendeteksi ibu hamil dengan risiko tinggi di sekitarnya dan melapor ke kader setemat atau ke puskesmas.
42
•
Pembinaan kader harus lebih ditingkatkan dengan cara melakukan pertemuan yang rutin sebulan sekali untuk meningkatkan pemahaman kader dan menjalin hubungan yang lebih baik.
•
Rapat evaluasi harus rutin dan lebih sering untuk melihat pencapaian dan masalah apa yang dihadapi sehingga dapat dicari jalan keluarnya. Kepala puskesmas harus dapat memotivasi bidannya untuk dapat bekerja degan lebih giat yang dapat dilakukan dengan pemberian reward dalam bentuk apa saja.
KESIMPULAN Pelaksanaan program ANC di Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang I belum menghasilkan pencapaian yang optimal hal ini terlihat dari sebagian besar keluaran program belum mencapai target. Cakupan dari program tersebut menjadi masalah karena kurangnya promosi kesehatan berupa penyuluhan kesehatan individual dan kelompok kepada ibu hamil maupun kepada masyarakat sekitar sehingga kesadaran masyarakat untuk mendeteksi ibu hamil dengan risiko tinggi belum ada. Pembinaan kader yang lebih baik dapat membantu kerja dari bidan karena mereka dapat melakukan deteksi dini maupun penyaluran informasi kepada masyarakat. Kemudian pada cakupan K4 tidak mencapai target adalah karena masih buruknya pencatatan dan pelaporan yang ada. Bidan harus rajin untuk mengambil data dari BPS atau pelayanan ANC di sekitarnya sehingga ibu yang melakukan periksa hamil di tempat lain dapat tercakup di dalamnya. Penyediaan fasilitas yang lebih baik juga meningkatkan kenyamanan dan kemudahan ibu dalam melakukan periksa hamil sehingga ibu lebih termotivasi untuk melakukan periksa hamil dan tidak mencari tempat lain dengan fasilitas yang lebih baik. Apabila ibu hamil memeriksakan kehamilannya secara berkala, maka kemungkinan pemberian tablet besi akan meningkat. Hal ini akan meningkatkan cakupan ibu hamil yang mendapat tablet besi sebanyak 30 tablet ketiga kalinya (Fe3), pemberian suntikan TT, maupun deteksi dini komplikasi kehamilan dan ibu dengan risiko tinggi. Oleh karena itu ANC mencakup beberapa hal yang luas melalui kegiatan 7T (Timbang) berat badan, Ukur (Tekanan) darah, Ukur (Tinggi) fundus uteri, Pemberian Immunisasi (Tetanus Toksoid) TT lengkap, pemberian Tablet zat besi, 43
minimum 90 tablet selama kehamilan, Tes terhadap Penyakit Menular Seksual, dan Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan) sehingga penting untuk dilakukan secara teratur oleh ibu hamil. Pada akhirnya saya berharap semoga evaluasi program yang saya buat ini dapat menjadi masukan yang berguna dalam pengembangan pelaksanaan program ANC di Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang I. Sekian dan terimakasih.
44