Prosiding Seminar Nasional 2013 Penanggulangan Masalah Gizi pada Anak Melalui Pendekatan Peka Budaya
Mutu Makanan Instalasi Gizi Untuk Memuaskan Ibu Bersalin Di Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul Hariza Adnani1 1
STIKES Surya Global Yogyakarta
Abstrak Pendahuluan. Salah satu faktor penting lainnya yang berpengaruh terhadap kepuasan pasien rawat inap adalah mutu makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : mutu makanan yang disediakan Instalasi Gizi ; kepuasan ibu bersalin tentang pelayanan gizi; pengaruh mutu makanan terhadap kepuasan ibu bersalin di Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul. Methode. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif, dengan mengambil 50 pasien secara purposive sampling. Instrumen yang dipergunakan adalah kuesioner mutu makanan dan kepuasan ibu bersalin. Analisis data menggunakan korelasi product moment dan uji hipotesis menggunakan uji t Hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu bersalin menilai mutu makanan yang disediakan instalasi gizi adalah cukup baik sebanyak 32 orang (64 %) dan sebagian besar ibu bersalin merasa puas atas pelayanan gizi Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul sebanyak 31 orang (62 %). Mutu makanan berhubungan dengan kepuasan ibu bersalin dengan r = 0,812 (sig p value = 0,000 < 0,05). Mutu makanan berpengaruh terhadap kepuasan ibu bersalin dengan nilai thitung = 9,623 (sig. p 0,000 < 0,05). Kesimpulan. Ada pengaruh mutu makanan Instalasi Gizi terhadap kepuasan pelayanan gizi ibu bersalin di Rumah Sakit Umum Panembahan Senopati Bantul, Kata kunci: mutu makanan, kepuasan ibu bersalin atas kualitas pelayanan
455
Prosiding Seminar Nasional 2013 Penanggulangan Masalah Gizi pada Anak Melalui Pendekatan Peka Budaya
di pelayanan gizi, kebiasaan makan dan adat istiadat, musim, dan keadaan alam, serta anggaran yang tersedia. Proses pelayanan gizi rawat inap dan rawat jalan terdiri atas empat tahap, yaitu : 1) Assesment atau pengkajian gizi; 2) Perencanaan pelayanan gizi dengan menetapkan tujuan dan strategi; 3) Implementasi pelayanan gizi sesuai rencana; 4) Monitoring dan evaluasi pelayanan gizi (Almatsier, 2004). Pelayanan gizi di rumah sakit menduduki tempat yang sama penting dengan pelayanan lain seperti pelayanan pengobatan, perawatan medis dan sebagainya yang diberikan untuk penyembuhan penyakit. Bentuk pelayanan gizi rumah sakit akan bergantung pada tipe rumah sakit, macam pelayanan spesialistis yang diberikan di rumah sakit tersebut (Moehji, 2003). Pelayanan gizi yang lengkap (yang) umumnya diselenggarakan di rumah sakit tipe A, tipe B dan beberapa rumah sakit tipe C terdiri dari : 1. Penyediaan, pengelolaan dan penyaluran makanan bagi penderita, baik makanan biasa maupun makanan diet 2. Pelayanan gizi di ruang perawatan, terutama untuk melayani pasien yang memerlukan makanan khusus atau diet khusus 3. Pelayanan konsultasi gizi, baik bagi penderita rawat jalan maupun penderita rawat tinggal 4. Berbagai kegiatan penelitian untuk mengembangkan teknologi
Pendahuluan Instalasi Gizi rumah sakit adalah sarana penunjang rumah sakit yang kegiatan pokoknya antara lain mengelola penyelenggaraan makanan di rumah sakit. Prinsip dasarnya menyangkut proses perencanaan, penyediaan bahan makanan mentah, serta menciptakan menu yang akan diproduksi dapat memenuhi selera konsumen. Selain itu, pemenuhan gizi yang adekuat bagi pasien dan dilaksanakan dengan fasilitas yang memadai dalam batas ketersediaan dana (Depkes, 2005). Pasien rawat inap di rumah sakit sudah semestinya mendapatkan jaminan pelayanan makanan yang aman dan berkualitas. Keamanan pangan (Krisnamurni, 2007) adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia. Sedangkan mutu produk menurut Juran adalah kecocokan penggunaan produk untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap kepuasan pasien rawat inap adalah mutu makanan, yang meliputi besarnya kandungan gizi, rasa, bau, bentuk penyajian, porsi kehangatan makanan dan sebagainya. Sedangkan Instalasi gizi rumah sakit dalam menyusun menu makanan mempertimbangkan berbagai hal, sepeti : kecukupan gizi, kebersihan dan rasa makanan, jumlah pasien yang dilayani, jumlah tenaga
456
Prosiding Seminar Nasional 2013 Penanggulangan Masalah Gizi pada Anak Melalui Pendekatan Peka Budaya
penyembuhan penyakit melalui pengaturan makanan dan aspekaspek lain dari pelayanan gizi; dan 5. Pendidikan bagi tenaga paramedis terutama yang bertugas di ruang perawatan bertalian dengan kegiatan pelayanan gizi di ruang perawatan (Moehji, 2003) Kepuasan pasien dapat diartikan sebagai tingkat perasaan pasien setelah membandingkan dengan harapannya. Seorang pasien jika merasa puas dengan nilai yang diberikan oleh jasa pelayanan, sangat besar kemungkinannya untuk menjadi pelanggan dalam waktu yang lam (Umar, .1996) Kepuasan pasien merupakan reaksi perilaku sesudah menerima jasa pelayanan kesehatan..Hal itu mempengaruhi pengambilan keputusan pemanfaatan ulang yang sifatnya terus-menerus terhadap pembelian jasa yang sama dan akan mempengaruhi penyampaian pesan/kesan kepada fihak/orang lain tentang pelayanan kesehatan yang diberikan (Azwar, 1994) Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul didirikan dengan tujuan untuk memberikan pelayanan pengobatan dan perawatan yang lebih terjangkau oleh masyarakat. Seperti rumah sakit umum lainnya, Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul mempunyai tugas pokok melaksanakan pelayanan kesehatan dan penyembuhan penderita serta pelayanan persalinan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Berdasarkan data yang diperoleh dari petugas Instalasi Gizi di Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul, menyebutkan terdapat sisa makanan pasien di bangsal bersalin Alamanda sebesar 20 % dari jumlah makanan yang dihidangkan. Oleh karena ibu bersalin adalah pasien yang tidak sakit, maka seharusnya mampu menghabiskan 100 % dari makanan yang dihidangkan. Hal ini mempengaruhi kepuasan pasien terhadap mutu makanan yang disediakan Instalasi rumah sakit tersebut. Berdasarkan latar belakang tesebut, maka rumusan masalah dalam penelitan ini adalah : “ Adakah pengaruh mutu makanan Instalasi Gizi terhadap kepuasan pelayanan gizi ibu bersalin di Rumah Sakit Umum Panembahan Senopati Bantul?” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : mutu makanan yang disediakan Instalasi Gizi ; kepuasan ibu bersalin tentang pelayanan gizi; hubungan mutu makanan dengan kepuasan ibu bersalin di Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul; pengaruh mutu makanan terhadap kepuasan ibu bersalin di Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul. Metode Penelitian Penelitian ini termasuk Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif, dengan mengunakan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 50 ibu bersalin yang menjalani rawat inap di bangsal
457
Prosiding Seminar Nasional 2013 Penanggulangan Masalah Gizi pada Anak Melalui Pendekatan Peka Budaya
Alamanda III minimum selama 2 hari. Pengambilan sampel secara purposive sampling, dengan kriteria inklusi ; ibu bersalin yang bersedia menjadi responden, mengkosumsi makanan yang disediakan rumah sakit tanpa adanya pantangan makanan tertentu. Kriteria eksklusi adalah : ibu yang tidak bersedia menjadi responden; menghindari makanan tertentu yang disediakan rumah sakit. Waktu penelitian September-Oktober 2009. Instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner mutu makanan dan kepuasan ibu bersalin. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi dan angket tentang pelayanan petugas gizi (sikap, jadwal, sikap petugas gizi, jadwal pelayanan, penampilan, sopan santun, keramahan, pengetahuan, perhatian dan motivasi petugas terhadap pasien dan dan angket tentang mutu makanan (penyajian makanan; rasa dan aroma; variasi menu; besarnya
porsi makanan; kandungan gizi; kehangatan makanan dan kebersihan alat penghidang makanan) Teknik Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif yang dopergunakan untuk mendeskripsikan variabel, Uji korelasi product moment untuk mengetahui hubungan mutu makanan dengan kepuasan pelayanan gizi ibu bersalin dan uji hipotesis menggunakan uji t untuk mengetahui pengaruh mutu makanan terhadap kepuasan pelayanan gizi ibu bersalin di Rumah Sakit Umum Panembahan Senopati Bantul. Adapun pedoman yang digunakan untuk menguji signifikan atau tidaknya yaitu (Simamora, 2002): 1. Jika -t hitung < t tabel < t hitung atau sig. p > 0,05, maka Ho diterima atau Ha ditolak 2. Jika t hitung > t tabel atau t hitung < -t tabel atau sig. p < 0,05, maka Ho diditolak atau Ha diterima
Gambar 1 Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis dengan Uji t Dua Sisi
Daerah Penolakan Ho
Daerah Penolakan Ho
Daerah penerimaan Ho -t(α/2)
t(α/2) ibu bersalin di Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul yang ditampilkan dalam tabel 1 dan 2 :
Hasil Penelitian 1. Deskripsi Variabel Berikut adalah deskripsi variabel mutu makanan dan kepuasan
458
Prosiding Seminar Nasional 2013 Penanggulangan Masalah Gizi pada Anak Melalui Pendekatan Peka Budaya
Tabel 1 Mutu Makanan Instalasi Gizi Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul Kategori Jumlah Persentase (%) Sangat Baik 9 18,0 Baik 32 64,0 Cukup Baik 9 18,0 Jumlah 50 100 Sumber: data primer terolah Tabel 2 Distribusi Frekuensi Kepuasan Ibu Bersalin atas pelayanan gizi di Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul Kategori Jumlah Persentase (%) Sangat Puas 9 18,0 Puas 31 62,0 Cukup Puas 10 20,0 Jumlah 50 100 Sumber : Data Primer Terolah
a. Mutu Makanan Berdasarkan distribusi frekuensi di tabel 1 dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu bersalin menilai mutu makanan yang disajikan Instalasi Gizi Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul dalam kategori baik sebanyak 32 orang (64 %) . Hal tersebut menunjukkan mutu makanan di Rumah Sakit Panembahan Bantul sudah sesuai dengan mutu makanan yang diharapkan ibu besalin.
b. Kepuasan Ibu Bersalin Berdasarkan distribusi frekuensi di tabel 2 diketahui sebagian besar ibu bersalin merasa puas atas pelayanan gizi Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul sebanyak 31 orang (62 %). Hal ini menunjukkan bahwa pelayanan di rumah sakit tersebut telah sesuai dengan harapan ibu bersalin. 2. Hubungan Antar Variabel Berikut adalah tabel Hubungan antara Mutu Makanan dengan Kepuasan Ibu Bersalin atas pelayanan Gizi yang diberikan Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul:
Tabel 3 Hubungan antara Mutu Makanan Instalasi Gizi dengan Kepuasan Ibu Bersalin di Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul MUTU KEPUASAN IBU MAKANAN BERSALIN Pearson MUTU MAKANAN 1 .812(**) Correlation Sig. (2-tailed) 0 N
50
459
50
Prosiding Seminar Nasional 2013 Penanggulangan Masalah Gizi pada Anak Melalui Pendekatan Peka Budaya
KEPUASAN IBU BERSALIN
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.812(**)
1
0
N ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui nilai r hitung = 0,812 dan nilai signifikansi (p-value) = 0,000 ≤ 0,05. Hal ini berarti ada hubungan antara Mutu Makanan dengan Kepuasan Ibu Bersalin atas pelayanan
50
50
Gizi yang diberikan Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul 3. Pengaruh Mutu Makanan Instalasi Gizi terhadap Kepuasan Ibu Bersalin di Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul
Tabel 4 Hasil uji t Pengaruh Mutu Makanan Instalasi Gizi dengan Kepuasan Ibu Bersalin di Rumah Sakit Panembahan Bantul : Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
B
Std. Error
(Constant)
0.855
0.331
2.5 84
0.013
KEPUASAN IBU BERSALIN
0.79
0.082
9.6 23
0
Model
1
0.812
a Dependent Variable: MUTU MAKANAN
Berdasarkan uji t didapatkan nilai t hitung 9,623 dan nilai signifikansi (p-value) = 0,000 ≤ 0,05 Hal ini berarti ada pengaruh Mutu Makanan Instalasi Gizi terhadap Kepuasan Ibu Bersalin di Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul. Persamaan regresi yang dihasilkan adalah sebagai berikut : Y = 0,855 + 0,790 X1 Artinya : a. Konstanta (a) sebesar 0,855 adalah jika tidak ada variabel mutu makanan atau variabel bebas = 0 , maka kepuasan ibu bersalin sebesar 0,855
b. Koefisien regresi variabel pelayanan gizi (b1) sebesar 0,790, jika mutu makanan meningkat sebesar 1 poin , maka kepuasan ibu bersalin atas pelayanan gizi yang diberikan akan meningkat pula sebesar 0,790 poin Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu bersalin menilai mutu makanan yang disajikan Instalasi Gizi Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul dalam kategori baik. Hal ini sesuai dengan
460
Prosiding Seminar Nasional 2013 Penanggulangan Masalah Gizi pada Anak Melalui Pendekatan Peka Budaya
pendapat Tjiptono (2007) bahwa kualitas makanan merupakan salah satu faktor yang mempunyai kontribusi dalam kepuasan pasien rawat inap yang dinilai dari berbagai sudut pandang. Kualitas makanan dalam penelitian ini ditinjau dari penampilan fisik makanan, rasa, daya tahan, aroma, variasi makanan, tekstur makanan, penyajian makanan, porsi penyajian, kualitas yang dipersepsikan. Sebagian besar ibu bersalin merasa puas atas pelayanan gizi Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul. Hal ini sesuai dengan pendapat Day (dalam Tse dan Wilton, 1998) seperti dikutip oleh Tjiptono (2007), bahwa kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian (disconfirmation) yang dirasakan antara harapan sebelumnya atau harapan kinerja lainnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya. Menurut penulis hasil ini juga berkaitan dengan kewajiban ahli gizi terhadap klien antara lain adalah Memberikan pelayanan gizi yang prima serta memelihara dan meningkatkan status gizi klien (Depkes RI. 2008) Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara Mutu Makanan dengan Kepuasan Ibu Bersalin atas pelayanan Gizi yang diberikan Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian dari Setyawati (2008) menunjukkan bahwa mutu pelayanan gizi berhubungan secara signifikan
dengan kepuasan pasien sebesar 0,725 > dari nilai r tabel 0,199 dengan tingkat signifikan 5 %. Hasil ini juga sesuai dengan pengertian harapan Pelanggan (expected service) yaitu keinginan pelanggan. Beberapa faktor yang mempengaruhi harapan pelanggan diantaranya adalah (Umar, 1996) : a. Word of Mouth (rekomendasi/saran dari orang lain), yaitu pengaruh yang timbul karena apa yang didengar oleh konsumen dari konsumen lain, dan mereka cenderung mempercayainya, sehingga pengaruh ini bersifat potensial. Word of mouth merupakan pernyataan (secara personal atau non personal) yang disampaikan oleh orang lainselain organisasi (service provider) kepada pelanggan. Word of mouth ini biasanya cepat diterima oleh pelanggan karena yang menyampaikannya adalah mereka yang dapat dipercayainya, seperti pakar, teman, keluarga dan publikasi media masa. Disamping itu word of mouth juga cepat diterima sebagai referensi karena pelanggan jasa biasanya sulit mengevaluasi jasa yang belum dirasakannya sendiri. b. Personal need, dalam hal ini pengharapan konsumen dipengaruhi oleh kebutuhan pribadi yang biasanya tergantung pada karakteristik
461
Prosiding Seminar Nasional 2013 Penanggulangan Masalah Gizi pada Anak Melalui Pendekatan Peka Budaya
dan keadaan pribadi, sehingga memiliki pengaruh yang kuat. c. Past experience, merupakan pengalaman masa lampau meliputi hal-hal yang telah dipelajari atau diketahui pelanggan yang juga berpengaruh terhadap harapan konsumen. d. External communication, juga berpengaruh pada pengharapan konsumen dan komunikasi yang dimaksud bisa lewat iklan, selebaran, leaflet dan sebagainya. e. Harapan adalah kunci pokok bagi setiap pelaku baik dalam sektor privat maupun sektor publik yang terlibat dalam masalah kepuasan pelanggan. Tanpa mengenal harapan pelanggan sebaik-baiknya, sangatlah sulit bagi suatu perusahaan atau lembaga untuk mampu memberikan kepuasan yang optimal kepada pelanggannya. Pelanggan dengan harapan tinggi akan jauh lebih sulit untuk dipuaskan, begitu pula sebaliknya, pelanggan dengan harapan yang rendah akan mudah dipuaskan
demikian pula sebaliknya. Hasil ini sesuai dengan penelitian dari Emmanuel Kabengele dan Philippe Chastonay , (2011), kepuasan pasien antara lain diukur dari ketersediaan ( layanan , program , personal ) dan kualitas pelayanan ( ilmiah , medis). Hasil penelitan ini juga sejalan dengan pendapat Umar (1996) tentang Kepuasan pasien yang diartikan sebagai tingkat perasaan pasien setelah membandingkan dengan harapannya. Seorang pasien jika merasa puas dengan nilai yang diberikan oleh jasa pelayanan, sangat besar kemungkinannya untuk menjadi pelanggan dalam waktu yang lain. Kepuasan pasien merupakan reaksi perilaku sesudah menerima jasa pelayanan kesehatan..Hal itu mempengaruhi pengambilan keputusan pemanfaatan ulang yang sifatnya terus-menerus terhadap pembelian jasa yang sama dan akan mempengaruhi penyampaian pesan/kesan kepada fihak/orang lain tentang pelayanan kesehatan yang diberikan (Azwar, 1994) Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang Mutu Makanan Instalasi Gizi untuk Memuaskan Ibu Bersalin Di Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Mutu makanan Instalasi Gizi sebagian besar dalam kategori baik. 2. Ibu bersalin sebagian besar merasa puas atas kualitas
Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh Mutu Makanan Instalasi Gizi terhadap Kepuasan Ibu Bersalin di Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul. Artinya jika mutu makanan Instalasi gizi semakin baik, maka kepuasan ibu bersalin atas pelayanan gizi semakin meningkat,
462
Prosiding Seminar Nasional 2013 Penanggulangan Masalah Gizi pada Anak Melalui Pendekatan Peka Budaya
3.
4.
pelayanan gizi Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul. Ada hubungan antara Mutu Makanan dengan Kepuasan Ibu Bersalin atas pelayanan Gizi yang diberikan Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul Ada pengaruh Mutu Makanan Instalasi Gizi terhadap Kepuasan Ibu Bersalin di Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul.
Kesehatan, Jakarta : Yayasan Penerbit IDI, Jakarta Depkes RI, 2005 Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS). Dirjen Bimkesmas. Jakarta Depkes RI. 2008. Standar Profesi Gizi. Kepmenkes RI No:374/MENKES/SKIII/2007. Jakarta
Saran
Emmanuel Kabengele & Philippe Chastonay , 2011. Satisfaction of patients: A right to health indicator. dalam http://www.sciencedirect. com/ science/ article. Diakses Desember 2013
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka saran yangdapat diambil adalah : 1. Bagi Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul supaya meningkatkan mutu makanan ibu bersalin yang disediakan Instalasi Gizi dengan memberikan pelatihan dan penataran bagi petugas gizi tentang pengetahuan makanan dan gizi serta pelayanan terhadap pasien secara berkelanjutan. 2. Supaya disediakan angket kepuasan pelayanan gizi yang diberikan kepada ibu bersalin untuk diisi. Hasil angket bermanfaat untuk evaluasi ke pelayanan gizi yang lebih baik.
Krisnamurni., S. 2007. Keamanan Pangan pada Penyelenggaran Makanan di Rumah Sakit. Asosiasi Dietision Indonesia. Semarang Moehji, S. 2003. Ilmu Gizi 2. Jakara: Papas Sinar Sinanti. Setyawati, Galuh 2008. Hubungan Mutu Pelayanan Gizi Dengan Kepuasan Pasien Di bangsal Kelas III Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Wates 2008. Dalam http://skripsistikes.wordpress.c om. Diakses Juli 2009
Daftar Pustaka Almatsier, S, 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Umum. Jakarta
Simamora, 2002. Riset Pemasaran, Jakarta, Indonesia, PT. Gramedia Pustaka Utama.
Azwar, Azrul, 1994, Program Menjaga Mutu Pelayanan
463
Prosiding Seminar Nasional 2013 Penanggulangan Masalah Gizi pada Anak Melalui Pendekatan Peka Budaya
Tjiptono, Fandy. 2007. Strategi Pemasaran, Yogyakarta, Andi Offset. Umar, Husein,1996 Riset Pemasaran dan Prilaku Konsumen, Jakarta :Business Research Center
464