Hubungan Tingkat Kepositivan Pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA) dengan Gambaran Luas Lesi Radiologi Toraks pada Penderita Tuberkulosis Paru yang Dirawat Di SMF Pulmonologi RSUDZA Banda Aceh Mulyadi*, Mudatsir** *** * ] ;^ Y \ ; ! & ] ;^ Y \ ; *** ;] ;^ Y \ ; -$ #. / $ !/, 0 "10"2&34/ ABSTRACT '}}9% " <% "> & & *\9WWX % " || $ ~& $ ~ &~ ~& ~ = \ # ] <]> Y \$ ~ $ \& Y \ $ &~ $ ?X $ \$ [ ~ ?X ~ \ ~] '~'` $ & <'??{> \ Y ??{> ~ Y <`?X{> ] 9 $ x & ~ <'XX{> \Y<X9|{>~Y<X9|{> ] ? <'XX{> \ Y <9|`{> ~ Y <`x'{> % Y]= ~& \ \ <XW{> \Y<XW{> ~ Y <9W{> ] \ $ &$ #] Y \$ ~ <WW`> Key word : \& #] = [ \ PENDAHULUAN \ & < > merupakan masalah kesehatan masyarakat yang '}}9 % Organization <% "> sebagai Global Emergency. Laporan WHO tahun 9WWX \ &$ || baru TB pada tahun 2002, dimana 3,9 juta adalah kasus & <> ~ penduduk dunia telah terinfeksi kuman TB, dan & |WWW 9#? 1 Indonesia menempati urutan ke 3 di dunia = 5 Indonesia TB adalah pembunuh nomor satu diantara
penyakit menular dan merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan penyakit pernapasan akut pada seluruh kalangan usia1 Menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, prevalensi TB nasional berdasarkan hasil pemeriksaan BTA positif adalah 'X|` 'WWWWW & 'x` 'WWWWW & & ! '|`x'WWWWW2 Diagnosa TB ditegakkan berdasarkan gejala klinis pemeriksaan bakteriologi, radiologi dan pemeriksaan penunjang lainnya3 kultur atau biakan dahak merupakan metode J Respir Indo Vol. 31, No. 3, Juli 2011
133
baku emas (gold standard> $ & ? <> mikroskopis nilainya identik dengan pemeriksaan & 5 mikroskopis hasil pemeriksaan dinyatakan positif apabila sedikitnya dua dari tiga spesimen Sewaktu #$<> \ ~4 Interpretasi pemeriksaan mikroskopis dapat & Internatioal Union Against Tuberculosis and Lung Desease <^5> Bronkhorst<[><5 9WW9> & yang telah diwarnai, dapat dengan metode Tan Thiam Hok, Ziehl Neelsen, dan Fluorokrom.5
\ ~ & \ Analisa data yang digunakan yaitu analisa data Y masing- masing sub variabel dan analisa data bivariat untuk mengetahui ada tidaknya hubungan tingkat kepositifan BTA dengan gambaran luas lesi radiologi toraks pada penderita TB paru, data dianalisis dengan menggunakan uji statistik Chi-Square test (x2) menggunakan program Statistical Packages for the Social Sciences <>Y 'X
~ \ & \ proses yang tampak pada foto toraks dinyatakan sebagai minimal, moderately advanced, dan far advanced.6
Sampel dalam penelitian berjumlah 34 orang yang seluruhnya memenuhi kriteria sampel dan telah \ dari 34 sampel yang telah melakukan pemeriksaan $# #$<> pada tabel 1
Maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan tingkat kepositifan BTA dengan gambaran luas lesi radiologi toraks pada penderita \ $ !] [ ^5_ & METODE PENELITIAN \ pemeriksaan sputum BTA dan telah melakukan ~ 5 \ sebagai TB paru (kasus baru) yang merupakan TB post primer, yang datang berobat ke Rumah Sakit ^5_ & "& Y&9W'W ~ \ # \ 9 ? $ $<> \ ~' \ ~ ~ && ~2 Jenis penelitian adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Alat ukur yang dipakai dalam penelitian adalah rekam medik pasien untuk
134
J Respir Indo Vol. 31, No. 3, Juli 2011
HASIL DAN PEMBAHASAN
& ';
BTA Negatif BTA + 1 BTA + 2 BTA + 3 Total
Frekuensi 5 15 7 7 34
Persentase 14,7 44,1 20,6 20,6 100,0
Distribusi sampel berdasarkan hasil pemeriksaan sputum BTA dari 34 sampel dengan diagnosa TB paru didapatkan 5 (14,7%) sampel dengan hasil negatif, untuk hasil positif didapatkan '`<XX'{> ' 9 ? \ \ \ # x<9Wq{> Diagnosis TB ditegakkan dengan ditemukannya BTA pada pemeriksaan dahak, dengan pewarna _ &$ sebagai kuman berwarna merah dengan latar belakang biru, berbentuk batang ramping, dapat & && & 7 ^ &$ & ! \
`WWW | Bahan untuk pemeriksaan bakteriologi ini dapat berasal dari liquor cerebrospinal, bilasan bronkus, bilasan lambung, kurasan bronkoalveoralar <&Y Y . > ~ & \< & .@ >3 <& '> ?X didapatkan yang lebih banyak dijumpai yaitu BTA ' \ '` <XX'{> positif memberikan kemungkinan resiko penularan & & ~ [ penularan setiap tahun atau Annual Risk of Tuberculosis Infection <[> &Y '#?{2
& ~ ?X yang telah melakukan pemeriksaan radiologi dapat & 9& + & 9; [
Luas Lesi Minimal Lesi Moderately Advanced Far Advanced Total
Frekuensi 6
Persentase 17,6
12
35,3
16
47,1
34
100,0
& ~ radiologi yang telah dilakukan pada 34 sampel dengan diagnosa TB paru yaitu yang paling banyak dijumpai dengan kelainan luas lesi far advanced 16 (47,1%) sampel, sedangkan untuk moderately advanced 12 (35,5%) sampel dan minimal lesi 6 <'xq{> post primer adalah gambaran adanya kavitas, \ 9W#X`{ ;Y menandakan adanya proses aktif infeksi TB yang \ && & Menurut data dari evidence based guide book, hanya 5% pasien TB paru reaktif yang mempunyai ~ \ & Y ~ \ |q{ |?{ & Y & |
Hasil penelitian hubungan tingkat kepositifan BTA dengan gambaran luas lesi radiologi toraks pada penderita tuberkulosis paru dapat dilihat pada & ? 5 & ~ Dari hasil analisis data terhadap 34 sampel penderita ' &\ 15 sampel dengan kelainan radiologi minimal lesi (13,3%), moderately advanced (33,3%), far advanced <`?X{> 9 x minimal lesi (14,4%), moderately advanced<X9|{> far advanced <X9|{> ? \ (14,4%), moderately advanced<9|`{>far advanced <`x'{> ~ adanya kelainan radiologi, yaitu minimal lesi (40%), moderately advanced (40%) dan far advanced <9W{> Berdasarkan data uji statistik analisis chi-square didapatkan nilai p-value W|W} WW` hipotesis null (Ho) diterima yang berarti tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat kepositifan BTA dengan gambaran luas lesi radiologi toraks pada [ ^5 _ & Hasil penelitian ini mempunyai hasil yang sama dengan penelitian Khair (2010) yang membuktikan &\ pemeriksaan sputum BTA dengan gambaran foto & 9 Dalam penelitian ini memperlihatkan TB paru dengan hasil ~ & \ ~ & & ? & [
Negatif BTA 1+ BTA 2+ BTA 3+ Total
Min 2 2 1 1 6
Luas lesi Mod 2 5 3 2 12
Total Far 1 8 3 4 16
5 15 7 7 34
p-value
0,05
0,809
Chi- Square (X2)
J Respir Indo Vol. 31, No. 3, Juli 2011
135
\ arti yang sangat penting dalam menegakkan &&&~\ mempengaruhi hasil dari pemeriksaan mikroskopis BTA, diantaranya adalah terlalu sedikit kuman, akibat dari pengambilan sputum yang tidak adekuat, \ dan pengaruh pengobatan dengan pemberian obat & <"> Menurut buku panduan di laboratorium & [ ^5_ & \& \ & berikut dibuat dari sputum yang mukopurulen, \ 9? & &\ 5 $ <9WWq> \ bahwa penting untuk mendapatkan sputum yang benar, untuk itu diperlukan upaya untuk mendapatkan &~ ~ batuk efektif adalah untuk meningkatkan ekspansi paru, mobilisasi sekresi seperti pneumonia, atelektasis 5&~ ~ tidak harus mengeluarkan banyak tenaga untuk & menunjukkan adanya efektivitas batuk efektif dalam pengeluaran sputum untuk penemuan BTA untuk mendapatkan sputum yang benar pada penderita 10 Kuman BTA yang didapat dari pemeriksaan sputum, kemungkinan besar dengan gambaran & yang ditemukan pada tuberkulosis mirip dengan yang disebabkan oleh penyakit lain, misalnya yang disebabkan oleh jamur, karsinoma bronkogenik primer yang memiliki perdileksi khusus bagian lobus 11 Kelainan radiologi yang disebabkan oleh jamur, yaitu hampir semua berkedudukan di lapangan & &<Y > 5 && lobaris lobus atas dalam masa resolusi yang bentuk &#&\ \ &
136
J Respir Indo Vol. 31, No. 3, Juli 2011
Adanya kavitas dapat disebabkan oleh tuberkulosis atau suatu abses bukan tuberkulosis atau suatu karsinoma yang mengalami nekrosis12 KESIMPULAN Dari penelitian ini didapatkan bahwa hasil pemeriksaan sputum basil tahan asam (BTA) yang banyak dijumpai pada penderita TB paru yaitu BTA ' &\ XX'{ \ banyak dijumpai yaitu far advanced sebanyak Xx'{5 & kepositifan BTA dengan gambaran luas lesi radiologi [^5_ DAFTAR PUSTAKA '
9
?
X
`
q
x
5 & 5 5 9WW9 5 [ & 5 ; [& @9WW| 5 & 5 5 9WWq 5 [ & 5 ; [& @9WWx ; $ [ \ * $ & _ ] & ! $ ^ ! !; 9WW`+}<'> ~~ ! \ \ ]; ^[ [^ 5 "*"!" ]; ^[ @9WWX ] *& = 5 ; & @ ~ = \ ! &\ 9WWq+ '9 <9>
|
}
[\ [ & @ 9WW| ; ] & Sputum BTA (Basil Tahan Asam) Dengan & ] & 5 [ ;^ <& ; ^>! \ ] ;! \ 9W'W
'W $ = *~ Y *~ ~ 5 ^ 5 [ [$ [ ! [\; 9WWq '' ! [ 5 X % =\'}|x '9 [ [ 5 * 9@ \9WWq
J Respir Indo Vol. 31, No. 3, Juli 2011
137