PEMBELAJARAN PKn BERBASIS MULTIKULURALISME PERSPEKTIF PSIKOLOGI SOSIAL ISLAM Baidi Dosen FITK Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta Jl. Pendawa Pucangan Kartasura Sukoharjo, Jawa Tengah Telp: +628122648161
[email protected] Abtract
T
his article describes a multicultural learning-based Civics in social psychology perspective of Islam which includes the relation between; Civics with Islamic social psychology, Civics with multiculturalism, Islam and multiculturalism Social Psychology, Civics with multiculturalism and social psychology Islam. The method used is descriptive qualitative to describe the relationship existing facts embaded design case study. The findings indicate that the diversity of the community is a necessity. The diversity can lead to vulnerability to conflict. Some conflicts in various regions realize the importance of maintaining harmony in diversity. To prevent conflicts requires an understanding citizens against multiculturalism in a diverse society. Understanding of multiculturalism can be taught through learning -based Civics Social Psychology perspective of multiculturalism in Islam. It is expected that smart and good citizenship is a manifestation of multiculturalism in the Indonesian context. Key words: Learning PKN, Multiculturalism, Social Psychology Islam. menunjukkan
Pendahuluan Reformasi keragaman
tahun
kultur
di
1998 Indonesia
bahwa
persoalan mendasar terselesaikan
(Yaqin,
masih
ada
yang belum 2005:
45).
mendapatkan ujian yang serius, yang
Pengalaman konflik beberapa waktu
ditandai berbagai konflik kekerasan
yang lalu telah mengantarkan kepada
yang
penderitaan
bersifat
komunal,
seperti
dan
kerugian
yang
konflik Sambas, Ambon, Poso dan
ditimbulnya, menyebabkan upaya-
Surakarta.
yang
upaya yang bisa dilakukan untuk
berbau SARA ini tidak bisa dianggap
mencegah dan memperbaiki kondisi
remeh, karena kemungkinan akan
sosial
menyulut konflik di daerah lainnya.
kedamaian.
Realitas
Konflik
empiris
sosial
ini
yang
lebih
harmoni dan
juga
1
Gagasan
utama
dalam
tingkah laku peserta didik sesuai
adalah
dengan Al-Qur’an dan Hadits yaitu
multikulturalisme, psikologi sosial
membentuk warga Negara yang baik
Islam yang implementasinya dalam
dan cerdas.
penelitian
ini
pembelajaran
Tujuan
Artikel
pembelajaran PKn yang berbasis
pembelajaran
PKn
berbasis
multikulturalisme
multikultural
dalam
perspektif
membentuk
PKn,
adalah
warga
untuk
negara
yang
ini
menjelaskan
psikologi sosial Islam yang meliputi
cerdas dan baik dalam konteks
relasi antara; 1).
Indonesia. Pada sisi lain, bangsa
psikologi sosial Islam, 2).
Indonesia
dengan
multikulturalisme,
majemuk; budaya, agama, etnis,
psikologi
sosial
bahasa dan lainnya.Walau berbeda
multikulturalisme, 4). PKn dengan
tetap satu, sebagaimana semboyan
multikulturalisme
Bhinneka Tunggal Ika. Pembelajaran
sosial Islam. Disamping itu juga
PKn
adalah
dijelaskan bahwa smart and good
terjadinya perubahan tingkah laku
citizenship merupakan perwujudan
secara permanen pada diri peserta
dari humanisme Islam dalam konteks
didik sesuai tujuan yang akan dicapai
Indonesia.
yaitu smart and good citizenship.
Metode Penelitian
Tentu perilaku yang dimaksud adalah
Metode
merupakan
secara
masyarakat
psikologis
PKn dengan
Islam
PKn 3). dengan
dan
psikologi
penelitian
perilaku sosial dalam kehidupan
digunakan
bersama. Sedang perspektif Islam
adalah metode penelitian kualitatif
lebih menekankan pada kaidah Al-
deskriptif dengan desain embaded
Qur’an dan Al-Al-Sunnah sebagai
case study. Subjek penelitian terdiri
pedoman bertingkah laku sosial.
Guru PKn dan siswa kelas VIII.
Secara konseptual titik temu dari
Sedangkan
ketiganya
mengkaji
terdiri dari Kepala Sekolah, anggota
pembelajaran PKn dalam konteks
KKG PKn. Tehnik pengumpulan
masyarakat multikulturalisme yang
data dengan wawancara, observasi
dapat
dan dokumentasi. Keabsahan data
adalah
menimbulkan
perubahan
dalam
penelitian
yang
informan
ini
penelitian
2
dengan tehnik trianggulasi metode
2012:14.). PKn memberikan dasar-
dan sumber. Tehnik analisis data
dasar dalam kehidupan sosial peserta
menggunakan interaktif analysis)
analisis
model
didik agar mempunyai karakter yang
(interactive
model
mendukung dalam kehidupan sosial,
yang
terdiri
dari;
bisa
membawakan
diri
dalam
pengumpulan data, reduksi data,
lingkungan sosial apapun kondisinya,
penyajian data, dan verifikasi.
mempunyai pemahaman dan sikap
Analisis dan Pembahasan
yang
Pendidikan
kewarganegaraan
baik dalam
menyelesaikan
setiap perbedaan yang ada, mampu
(PKn) menjadi pintu masuk untuk
memecahkan masalah.
memberikan
Relasi PKn dan Psikologi Sosial
muatan
dalam
pembelajaran yang diharapkan bisa
Islam
menyisir kekurangan selama ini,
Membicarakan manusia tidak
yang memberikan dampak negatif
lepas dari upaya untuk mengungkap
terhadap
hakikat
building
bangunan sumber
character
daya
manusia
Indonesia. Secara
manusia
kejiwaannya
dan
yang
aspek
berhubungan
dengan orang lain. Manusia secara konseptual
PKn
struktur mempunyai aspek jasmani
memiliki tiga domain, yakni: domain
dan rohani, yang di dalamnya perlu
akademis,
sosio
dikaji hakikat keberadaannya. Aspek
kultural. Ketiga domain ini berkaitan
rohani yang berhubungan dengan
secara struktural dan fungsional, dan
unsur kejiwaan manusia, sehingga
diikat dalam prinsip civic virtue dan
kajian
civic culture. Sifat multidimensional
mengantarkan
dari PKn membuat bidang studi ini
dalam
berelasi dengan pendidikan politik,
psikologi
pendidikan
realitas
kurikuler,
nilai
dan
dan
moral,
tentang pada
psikologi. adalah kehidupan
manusia pembahasan
Secara
umum,
kajian
tentang
manusia
dari
pendidikan kebangsaan, pendidikan
aspek kejiwaan dan potensi-potensi
kemasyarakatan, pendidikan hukum
di tengah alam dan realitas sosial
dan
yang ada.
hak
asasi
manusia,
dan
pendidikan demokrasi (Winataputra,
3
Psikologi
modern
manusia.
Pengaruh
dimensi
yang mempelajari perilaku manusia
organo-biologi, psiko-edukasi dan
dengan
perilaku
sosiokultural, dalam kajian psikologi
merupakan ungkapan dan cerminan
dimensi rohani sama sekali tidak
dari kondisi, proses, dan fungsi-
masuk hitungan, karena dianggap
fungsi kejiwaan (Bastaman, 2005:
termasuk
34).
meliputi segala
merupakan penghayatan subyektif
pemikiran, pengetahuan, tanggapan,
semata-mata (Bastaman, : 49). Selain
tetapi juga segala khayalan dan
itu,
spekulasi
menunjukkan bahwa filsafat manusia
Ilmu
bahwa
jiwa
mengenai
jiwa
itu.
yang
tiga
mengembangkan kajian sebagai ilmu
asumsi
manusia
utama
dimensi
psikologi
meliputi
kejiwaan
apapun
alirannya
Sementara itu, psikologi meliputi
yang
ilmu pengetahuan mengenai jiwa
anthroposentrisme
yang diperoleh secara sistematis
menempatkan manusia sebagai pusat
dengan metode-metode ilmiah yang
dari segala pengalaman dan relasi-
memenuhi syarat-syaratnya seperti
relasinya serta penentu utama semua
yang
peristiwa yang menyangkut masalah
dimufakati
sarjana-sarjana
mendasarinya
dan
bercorak yang
psikologi pada zaman sekarang ini.
manusia
Istilah ilmu jiwa menunjuk kepada
Pandangan ini mengangkat derajat
ilmu jiwa pada umumnya, sedangkan
manusia ke tempat teramat tinggi.
psikologi menunjukkan ilmu jiwa
Pada konteks ini manusia seakan
yang ilmiah menurut norma-norma
prima causa yang unik, pemilik akal
ilmiah modern (Gerungan, 1987: 1).
budi
Bertolak psikologi
dari
sebagai
pengertian ilmu
yang
menelaah perilaku manusia, para ahli psikologi umumnya berpandangan bahwa
kondisi
ragawi,
kualitas
yang
memiliki
dan
kemanusiaan.
sangat
hebat,
serta
kebebasan penuh untuk
berbuat apa yang dianggap baik dan sesuai baginya. Berangkat
dari
pemahaman
tentang potensi manusia dan relasi
kejiwaan dan situasi lingkungan
sosialnya,
merupakan penentu-penentu utama
kejiwaan manusia dalam kehidupan
perilaku
sosial dengan perangkat psikologi
dan
corak
kepribadian
perlu
dipahami
aspek
4
sosial. Dalam upaya memahami lebih
timbal-balik) antar orang ataupun
dalam
secara
orang dan hasil kebudayaan orang
perlu
(Gerungan, 1987: 28-29). Psikologi
dikemukakan beberapa pengertian
sosial sebagai salah satu cabang
psikologi sosial. Psikologi sosial
psikologi
adalah
yang
memiliki beberapa tujuan keilmuan,
dan
yaitu untuk memahami, menjelaskan,
psikologi
komprehensif,
maka
cabang
berupaya
sosial
psikologi
untuk
memahami
yang
paling
penting
menjelaskan berpikir, berperasaan,
meramalkan,
dan
memecahkan masalah terkait dengan
berperilaku
individu
yang
memodifikasi,
dipengaruhi oleh kehadiran orang
cara
lain. Kehadiran orang lain itu dapat
berperilaku
dirasakan
langsung,
dipengaruhi oleh kehadiran orang
ataupun
lain. Gejala-gejala psikologis sosial
diimplikasikan Baron dan Byrne
sebagai obyek yang dipelajari dalam
(2004) dalam Hanurawan (2010: 1).
psikologi sosial antara lain adalah:
Kehadiran orang lain dalam konteks
persepsi sosial, perilaku mencintai,
sosial
perilaku
secara
diimajinasikan,
bisa
berbentuk
kelas
berpikir,
berperasaan,
dan
individu
individu
dan yang
dalam
seting
pembelajaran, karena dalam kelas
organisasi, persuasi, hubungan sikap
terjadi interaksi efektif antara peserta
dan perilaku, perilaku individu dalam
didik dengan guru atau antar peserta
kelompok, perilaku agresi, perilaku
didik. Intensitas dan lamanya waktu
komunikasi, hubungan interpersonal,
interaksi
dan perilaku membantu orang lain
dapat
memberikan
pengaruh pada tingkah laku setiap
(perilaku
individu yang terlibat.
penjelasan tersebut dapat dipahami
Psikologi sosial menguraikan
prososial).
Dengan
bahwa perilaku seseorang salah satu
dan menerangkan kegiatan-kegiatan
faktor
manusia, dan khususnya kegiatan-
komunitas yang dimiliki, sehingga
kegiatannya
pemilihan
di dalam
dengan situasi-situasi
hubungan sosial. Dan
situasi sosial itu adalah situasi di
menjadi
pembentuknya
lingkungan sesuatu
adalah
pergaulan
yang
penting
sebagai media pembelajaran.
mana terdapat interaksi (hubungan
5
Ada
tiga
wilayah
studi
Kelas pembelajaran
yang terdiri
psikologi sosial, antara lain: pertama,
beberapa peserta didik dan guru yang
studi
saling berinteraksi secara intens,
tentang
pengaruh
sosial
terhadap proses individual, misalnya
tentu
studi tentang persepsi,
terhadap
motivasi,
proses belajar, atribusi (sifat). Kedua, studi
tentang
dapat
memberi
pengaruh
pembentukan
perilaku
sosial anggotanya.
proses-proses
Psikologi
merupakan
individual bersama, seperti bahasa,
studi
sikap sosial dan sebagainya. Ketiga,
perilaku
studi tentang interaksi kelompok,
behavior), perilaku sosial (social
misalnya
behavior), dan stimulus sosial (social
kepemimpinan,
ilmiah
sosial
(scientific
individu
study),
(individual
komunikasi, hubungan kekuasaan,
stimulus)/interaksi
otoriter, konformitas (keselarasan),
interaction)
kerja sama, persaingan, peran dan
Minat utama psikologi sosial adalah
sebagainya
mencari pemahaman tentang sebab-
Sarwono
(1995:
3).
sosial
(Walgito,
2011:
sebab
dengan
dengan
membentuk perilaku, pikiran atau
terhadap
perasaan individu dalam latar atau
melakukan
tinjauan
faktor-faktor
2).
Perbedaan antara psikologi sosial sosiologi adalah
atau
(social
masalah-masalah sosial, Psikologi
setting
sosial lebih menekankan tingkat unit
Hudaniah, 2012: 6). Dalam proses
analisis perilaku individual dalam
pembelajaran,
menghadapi stimulus-stimulus sosial.
social design yang disusun bersama
Sedangkan
lebih
antara peserta didik dan guru untuk
menekankan pada hubungan timbal
melakukan rekayasa perilaku sesuai
balik individu dan masyarakatnya
tujuan yang akan dicapai.
sosiologi
sosial
(Dayakisni
yang
dan
kelas merupakan
dengan titik berat pada interaksi
Psikologi sosial sebagai ilmu
sosial. Hal ini berarti psikologi sosial
yang mempelajari perilaku manusia
lebih menekankan level analisis yang
dengan pendekatan lintas budaya
bersifat mikro, sedangkan sosiologi
sebagai
lebih menekankan level analisis yang
pemahaman kebenaran dan prinsip-
bersifat
prinsip
makro (Hanurawan,: 2).
cara
pandang
perilaku
mengenai
manusia
dalam
6
sebuah kerangka lintas budaya. Di
pemiliknya.
Dalam
mana budaya sebagai seperangkat
pembelajaran
atau
sikap, nilai, keyakinan dan perilaku
budaya
yang
kelas
dimiliki
oleh
sekelompok
sekolah
konteks pendidikan
maupun
merupakan
budaya
sesuatu
yang
orang, namun demikian ada derajat
penting bagi terbentuknya perilaku
perbedaan pada setiap individu, dan
yang
dikomunikasikan dari satu generasi
karena itu sangat penting peran
ke generasi berikutnya. Matsumoto
pemangku kepentingan pendidikan
“Culture as a set of attidues, values,
atau
beliefs, and behaviors shared by a
perilaku peserta didik.
diinginkan
sekolah
bersama.
dalam
Oleh
membentuk
group of people, but different for
Usaha untuk mengintegrasikan
each individual, communicated from
psikologi dan Islam yaitu psikologi
one generation to the next” (Tri
dipakai
Dayakisni, Salis Yuniardi, 2008: 5).
masalah-masalah umat Islam dan
"(Budaya sebagai seperangkat sikap,
Islam dipakai sebagai pisau analisis
nilai-nilai, keyakinan, dan perilaku
untuk
bersama oleh sekelompok orang,
psikologi.
Usaha
tetapi berbeda untuk setiap individu,
mempunyai
keunggulan
dikomunikasikan dari satu generasi
kelemahan.
Usaha
ke generasi berikutnya)". Budaya
mempunyai
sebagai
memanfaatkan
suatu
berkembang
kebiasaan
dalam
yang
masyarakat,
sebagai
pisau
menilai
analisis
konsep-konsep tersebut dan pertama
keunggulan,
yaitu
psikologi
untuk
memberikan
penjelasan
termasuk nilai-nilai, kepercayaan-
umat
serta
kepercayaan
dan
suatu
sumber daya umat Islam. Sedangkan
kelompok
masyarakat,
tetapi
kekurangannya
perilaku
Islam
meningkatkan
adalah
konsep-
perbedaan di antara masing-masing
konsep
individu serta komunikasi antara
keterbatasan
generasi terus berlanjut hingga masa
kemungkinan bias yang sangat besar,
yang akan datang. Perilaku sosial
karena seringkali mereduksi Islam ke
bisa dibentuk dari pembiasaan yang
dalam pengertian-pengertian yang
direncanakan
parsial dan tidak utuh (Ancok dan
oleh
pelaku
atau
psikologi
problem
dan
mempunyai bahkan
7
Suroso,
2008:3).
mempunyai
Cara
keunggulan
kedua
Islam telah mampu untuk beradaptasi
mencoba
dan berintegrasi yang sistem hidup
melakukan kajian kritis terhadap
dan
psikologi, sehingga tahu kelemahan
Manusia secara fitrah akan dituntun
dan
psikologi.
menuju kebenaran Islam yang akan
Sementara kelemahannya adalah titik
membawa kepada kebahagian hidup.
berangkat
Dengan
kekuatan
konsep
pembahasannya
adalah
budaya
yang
dimasukinya.
mengikuti perkembangan
konsep psikologi, sehingga sering
zaman, studi Islam akan mempunyai
terjebak, yaitu memandang persoalan
tantangan baru, yaitu bagaimana
berangkat dari pemahaman terhadap
Islam mampu membawa umat Islam
konsep
ketimbang
keluar dari belenggu ketertinggalan
Islamnya. Cara pandang yang ketiga,
zaman, agar jargon Islam sebagai
mencoba
agama
psikologinya
membangun
konsep
yang
universal,
'al-Islam
psikologi baru yang berdasarkan
shalih likuli zaman wa al-makan'
pada Islam, sehingga menghasilkan
menjadi kenyataan. Nilai-nilai ajaran
pemahaman dan pengertian tentang
Islam
Psikologi Islam.
perkembangan zaman kapan pun dan
Islam adalah agama fitrah,
akomodatif
terhadap
di mana pun.
sehingga pokok-pokok isi ajarannya
Psikologi Islami adalah sistem
sesuai dengan fitrah manusia. Fitrah
disiplin ilmu perihal manusia yang
adalah
meliputi wawasan tentang manusia,
potensi
menyebabkan tumbuh
dasar manusia
dan
mempunyai
yang hidup,
berkembang,
yang
dibangun
atas
sumber-sumber formal Islam
dan
untuk
semangat Islam, metodologi, serta
mengatur
perikehidupannya,
pendekatan aplikatif atas masalah-
berbudaya dan
sistem kehidupan
masalah (Ancok dan Suroso, 2008:
masyarakat. Sebagai agama fitrah,
164). Islam adalah agama bagi
pokok-pokok
ajaran
akan
seluruh manusia, dan bukan hanya
tumbuh
berkembang
sesuai
untuk kaum muslim saja. Pemikiran
dengan fitrah kemanusiaan (Nasr,
itu yang melandasi umat Islam
1988: 11). Karena itu, pokok ajaran
melakukan rekontruksi Islami dalam
dan
kemampuan
teori-teori
Islam
8
kajian psikologi ini merupakan salah
Ilmu Fiqih, Ilmu Tasawuf, maka
satu proyek kemanusiaan. Psikologi
label
adalah milik semua umat manusia.
karena konsep yang ada dalam ilmu-
Siapa
ilmu Islam tersebut sudah jelas. Dr.
pun
dapat
memberikan
tersebut
kontribusi, merekonstruksi arahnya,
Fua’d
mengembangkan
bahwa
konsepnya
serta
memperkaya kajiannya.
Abu
tidak
Hatab
orang
menggunakan
dibutuhkan
menyebutkan
pertama kata
yang
“Psikologi
Kaum muslim telah berhasil
Islami” adalah Dr Ahmad Fu’ad
menerapkan konsep ilmiah dalam
Ahwany (1963) (Taufiq, 2006: 61).
keilmuan tanpa harus membatasinya
Pemahaman
dengan
penamaan
suatu
ideologi.
Namun,
tentang
penggunaan
Psikologi
islami
Eropa telah menerapkan konsep yang
mempunyai pengertian satu bentuk
sama dan mengubahnya menjadi satu
psikologi yang mendasarkan diri
ideologi dalam memahami alam
pada pandangan dunia (world view)
semesta, kehidupan, dan manusia.
Islam, dimana diasosiasikan dengan
Dengan
psikologi Islami,
Islam sebagai landasan dasar dan
maka akan terjadi penyatuan antara
orientasi dari psikologi. Istilah Islami
ilmu pengetahuan yang didapatkan
dianggap
melalui pemikiran (akal) dengan
menggambarkan
ilmu pengetahuan yang didapatkan
keislaman yang luas sekaligus tidak
melalui wahyu, setelah sebelumnya
berpretensi untuk menjadi ajaran
dicerai-beraikan. Apabila selama ini
yang absolut dan tidak berubah
pembahasan
melainkan senantiasa bisa dikaji dan
kajian
psikologi
pendayagunaan Islami
untuk
dilakukan
cukup
tepat sebuah
ijtihad
ulang
dalam sifat
jika
mengembangan psikologi “barat”,
diperlukan sesuai dengan dinamika
maka,
yang terjadi pada dunia ilmu pada
mengapa
tidak
mendayagunakan psikologi “barat” untuk
mengembangkan
psikologi
Islami? (Taufiq, 2006: 59-60). Pada saat kajian tentang jiwa dibahas pada ilmu kalam (Filsafat),
umumnya. Psikologi
Islam
berarti
psikologi islami memiliki beberapa karakeristik
khusus
yang
membedakan dari corak atau aliran
9
psikologi lainnya (Aryani, 2003:
bawah paradigma ‘spiritual theistik’.
152). Psikologi Islam adalah sebuah
Dimana manusia bebas menentukan
gagasan serta gerakan Islamisasi
tingkah
psikologi yang mempunyai landasan
pikiran, perasaan dan kemauannya,
dan orientasi nilai-nilai keislaman.
namun pada saat yang bersamaan,
Sementara
Baharuddin
membuat
manusia juga bertanggung jawab
formulasi
paradigma
Psikologi
terhadap lingkungan alam, manusia
berupaya mengatasi relasi
dan Tuhannya. Tanggung jawab
Islami
paradigma
humanistik
yang
lakunya
terhadap
bersandarkan
alam
adalah
untuk
tanggung
jawab
menjunjung tinggi nilai-nilai dan
melestarikannya,
kualitas
terhadap sesama manusia adalah
kemanusiaan.
Manusia
dipandang sebagai subyek dalam
untuk
relasi antara manusia dan alam.
tanggung
Manusia
yang
dan
adalah untuk mencari ridha-Nya.
berkuasa
atas
sendiri.
Posisi demikian membuat manusia
Manusia memiliki kebebasan penuh
menjadi ‘representatif-responstif dari
dan kebebasan itu identik dengan diri
relasi
manusia.
humanistik-theistik’.
menentukan dirinya
Paradigma
memandang
humanistik
manusia
sebagai
mensejahterakannya, jawab
kepada
paradigma
Tingkah
dan Tuhan
‘mekanistik-
laku
manusia
makhluk subyektif, indeterministik,
merupakan
proses
optimistik, dan humanistik. Psikologi
aktualisasi
potensi
Islam
merespon stimulus lingkungannya,
yang
transpersonal perhatian
humanistik keduanya
pada
dan
menaruh
paradigma
batin
itu
dalam
disebut
dan
paradigma fitrah. Dimana manusia
kualitas kemanusiaan berupa pikiran,
senantiasa menampilkan dua sisi
perasaan dan kemauan.
sekaligus,
Sedangkan
kebebasan
sehingga
representatif
paradigma
yaitu
sisi
asalnya
(esensial) dan sisi keberadaannya
psikologi islami mengatasi relasi
(eksistensial).
paradigma
dan
menampilkan
sisi
transpersonal, namun pada saat yang
transendental,
sementara
sisi
sama Psikologi Islam berada di
keberadaannya
menampilkan
sisi
humanistik
Fitrah sisi asalnya spiritual-
10
empiris-historis
manusia
Berkaitan
dengan
potensi
(Baharudidin, 2007: xiv-xv). Oleh
manusia sebagai makhluk sosial dan
karena itu Psikologi Sosial Islami
sekaligus
adalah kajian ilmiah yang berusaha
mempunyai jiwa spiritual mampu
memahami keadaan dan sebab-sebab
berinteraksi dalam kehidupan sosial
terjadinya perilaku individu dalam
bersama dengan yang lain, menuntut
situasi sosial dengan menggunakan
peran
pandangan dunia Islam. Perbedaan
potensinya.
Psikologi
berjalan
Sosial
Islami
dengan
sebagai
sosial
dilakukan
bahwa
yang
penyusunan
dari
sesuai
Peran
dengan
baik
transformasi
positif
yang
tersebut
dengan
Psikologi Sosial kontemporer adalah dasar
spiritual
bisa
apabila nilai-nilai
melalui
media
Psikologi Sosial Islami adalah kitab
pembelajaran, agar bisa mencapai
suci (Al-Qur’an, Al-Hadits serta
hasil
penafsiran
pemikiran
pembelajaran
penelitian
pembelajaran
atasnya),
spekulatif
dan
hasil
empiris.
Kitab
maksimal
media
tersebut
adalah pendidikan
sengaja
kewarganegaraan. Hal ini didasakan
diletakkan sebagai sumber utama
pada pemikiran, karena salah satu
kebenaran karena sumber utama
misi
ajaran
Al-Qur’an.
adalah menanamkan keterampilan
Pemikiran spekulatif dipergunakan
sosial dan mengembangkan karakter
karena ketika suatu pengetahuan dan
positif sebagai warga Negara yang
gagasan itu ada di dalam pemikiran,
diawali pemahaman nilai moral dan
maka
norma menuju smart and good
Islam
ia
suci
yang
adalah
bersifat
relatif
kebenarannya. Tingkat kebenarannya
kegiatan
pembelajarn
PKn
citizenship.
akan meningkat bila ia didukung
Beretika Islam dalam konteks
oleh penelitian empiris. Dan hasil
Indonesia adalah smart dan good
dari penelitian empiris didasarkan
citizenship. Psikologi Islam beretika
pada realitas yang diperoleh dengan
Islam
berbagai
kewarganegaraan adalah smart dan
metode
ilmiah
dalam
konteks
(bocahbancar.wordpress.com.
good citizanship. Multikulturalisme
Diakses, 3/12/2013).
adalah
kondisi
riil
masyarakat
11
Indonesia yang menuntut
masing-
sampai pada hasil pembelajaran.
masing individu memahami hidup
Keadilan sosial dapat diterapkan
bersama dengan
pada
beretika menurut
peserta
didik
dengan
norma, nilai moral agama dan aturan
memahami prinsip-prinsip keadilan
negara. Inti etika kehidupan yang
dalam
bersifat komplementer dan saling
implementasinya
melengkapi.
pembelajaran.
Urgensi
pendidikan
masyarakat
pendidikan
dan
contoh dalam
Implementasi multikultural
yang
multikulturalisme adalah alternatif
diintegrasikan dengan mata pelajaran
pemecahan masalah (Mahfud, 2009:
di
207-216). Perbedaan sistem moral,
pedagogi kritis dan reflektif yang
nilai
menjadi basis aksi perubahan dalam
dan
norma
membutuhkan
dialog, bukan penghancuran yang satu
atas
yang
lain.
sekolah
merupakan
bentuk
masyarakat.
Lembaga-
Pendekatan
pendidikan
lembaga pendidikan dan budaya
multikultural
dapat menjadi model dialog, dengan
persoalan konflik dan disharmonisasi
cara mendorong diskusi yang jujur
dalam masyarakat. Pada sisi lain,
dan
struktur
terbuka.
memperjuangkan
Masyarakat kebebasan
yang dan
budaya
menjadi
perbedaan
pendidikan
Janji
moral
memecahkan
masyarakat
Indonesia teramat beragam sehingga
persamaan berdiri di atas perbedaanbudaya.
dapat
tantangan untuk
dunia
mengelola
multikulturalisme bergantung pada
perbedaan
nilai-nilai saling mendengarkan dan
kekuatan, dan bukannya sumber
saling
Pendidikan
perpecahan (Mahfud, 2009: 209-
merupakan
215).
menghargai.
multikulturalisme
itu
bagi
Konflik
menjadi
yang
sebuah
timbul
di
pendidikan yang mengembangkan
masyarakat sering terjadi karena
prinsip demokrasi dalam berkeadilan
kurang
sosial (Nieto, 2002: 29). Prinsip
perbedaan dan menjalankan sesuatu
demokrasi terimplementasi dalam
dalam keragaman. Bila pemahaman
model
tidak
tentang perbedaan sebagai suatu
hanya secara doktrinal dalam proses
realitas sudah baik, maka kearifan
pembelajaran
yang
mampu
memahami
12
akan memberikan nilai tambah dalam
kebersamaan
pergaulan sesamanya. Masyarakat
pembelajaran PKn. Bahkan peserta
mampu menempatkan diri dalam
didik
setiap kondisi yang terjadi.
orang lain dengan aneka perbedaan
bisa
tercermin
merasakan
dalam
kehadiran
Dalam konteks SMP Al Islam
dapat diterima dengan baik, termasuk
1 Surakarta peserta didik dapat
adanya kelas inklusi dengan peserta
mengembangkan sikap, mental dan
didik yang mempunyai kebutuhan
perilaku yang sesuai dengan nilai-
khusus, peserta didik bisa membaur
nilai
dalam
pembelajaran,
mampu
hubungan
sosialnya
menerima perbedaan sekalipun di
(Wawancara Rohmat Abdullah, S.
tengah keragaman yang ada. Jiwa
Pd. 20 Februari 2014)
Hubungan Pembelajaran PKn mengajarkan perbedaan, bela
sikap sikap
negara,
mental,
Psikologi
Sosial
Islam
menghargai
mengembangkan jiwa sosial, naluri
bermusyawarah,
manusia yang selalu bermasyarakat,
perubahan
sikap
pengetahuan
berbangsa dan bersuku-suku, sikap berinteraksi,
kemampuan
kewarganegaraan, mengetahui hak
bersosialisasi, mengakui keragaman,
dan kewajiban warga negara yang
mengakui keberagamaan, mengakui
baik,
kebersamaan. Relasi keduanya sama-
pedoman
bertindak
dalam
komunitas, dasar-dasar kehidupan
sama
mengakui
berbangsa dan bernegara, wawasan
keberagaman,
kebangsaan.
toleransi.
adanya
kebersamaan,
dan
13
Relasi
Psikologi
Sosial
Islam
digunakan sebagai pedoman hidup sehari-hari.
dengan Multikulturalisme Kemampuan
Masyarakat
majemuk
hidup
terdiri atas sejumlah suku bangsa
berdampingan dengan orang lain
yang merupakan bagian dari bangsa
yang
itu.
berkeyakinan
mengakui
berbeda,
perbedaan.
menerima
dalam
mengakui
keberadaan
dalam
perbedaan.
multikultural
saling
Mampu
Sedangkan
masyarakat
perbedaan,
heterogen memiliki ciri pranata-
yang
lain
pranata primer yang bersumber pada
Pluralisme,
kebudayaan suku bangsa yang telah
mengakui
diseragamkan
oleh
perbedaan dan menerima perbedaan.
nasional,
Kemampuan hidup bersama dan
bangsa telah dilemahkan oleh sistem
berdampingan dengan
nasional melalui pengorganisasian
merupakan sebagai
kebutuhan
suatu
kecakapan
yang
sekaligus
keterampilan
hidup.
lain
dan
Kemampuan
yang
kekuatan
pemerintah
berdasarkan
politik
suku
solidaritas,
memiliki pranata alternatif yang berfungsi
sebagai
upaya
untuk
mengakui adanya perbedaan, akan
mengakomodasi
perbedaan
membawa dampak kepada upaya
keragaman,
dan
adanya
tingkat
untuk
kemajuan
yang
tinggi
dalam
menghargai
realitas
yang
berbeda dengan dirinya.
kehidupan ekonomi dan teknologi
Masyarakat adalah gabungan dari
kelompok
dan
individu
yang
terbentuk berdasarkan tatanan sosial tertentu. Dalam kepustakaan ilmu-
sebagai akibat dari perkembangan pranata-pranata
alternatif
yang
beragam (Arifin, 2006: 146). Kemampuan
menciptakan
ilmu sosial dikenal tiga bentuk
ukhuwah Islamiyah dalam arti luas,
masyarakat,
masyarakat
yakni persaudaraan yang bersifat
homogen; masyarakat majemuk dan
Islami, bukan sekedar persaudaraan
masyarakat heterogen. Masyarakat
antar umat Islam sebagaimana yang
homogen
anggotanya
selama ini dipahami, tetapi juga
tergolong dalam satu asal atau suku
mampu membangun persaudaraan
bangsa dengan satu kebudayaan yang
antar sesama. Menurut Islam, semua
yaitu:
bercirikan
14
agama harus dilindungi, dan para
beragama yang lebih mencerminkan
pemeluknya harus diberi kebebasan
sikap, perilaku dan mentalitas “being
untuk
melaksanakan
agamanya.
religious”
Hanya
saja
kebebasan
Maksum, 2011: xvi). Oleh karena itu
konsep
(Muhaimin
beragama ini lebih mencerminkan
multikultural
pandangan
politik pragmatik melainkan sebagai
hidup,
perilaku
dan
mentalitas “having a religion”. Perlu
bukanlah
dalam
doktrin
cara pandang kehidupan manusia.
dikembangkan dialog antar umat Relasi Psikologi Sosial Islam dan Multikulturalisme
Psikologi Sosial Islam Jiwa sosial Naluri bermasyarakat Sikap interaksi sosial Kemampuan dalam bersosialisasi
Multikulturalisme Lintas partai Lintas budaya Pluralitas Keragamaan Kebersamaan Lintas etnis Lintas agama
Pendidikan Kewarganegaraan Psikologi
Sosial
Islam
mengembangkan jiwa sosial, naluri manusia yang selalu bermasyarakat, berbangsa dan bersuku-suku, sikap berinteraksi,
kemampuan
bersosialisasi, mengakui keragaman, mengakui keberagamaan, mengakui kebersamaan.
Multikulturalisme
mengakui adanya lintas partai, lintas budaya, lintas etnis, lintas agama, pluralitas,
keragaman,
keberagamaan, kebersamaan. Relasi
PKn
Multikulturalisme
membekali peserta didik kemampuan untuk memahami secara kognitif adanya
realitas
dan
mampu mengaplikasikan di tengah keragaman
yang
ada.
Guru
mempunyai dua tanggung jawab dalam implementasi pembelajaran pendidikan
multikulturalisme
di
sekolah SMP Al Islam 1 Surakarta, yakni: (1) menyiapkan peserta didik untuk
menghadapi
modernisasi dengan
perbedaan,
dan
arus
budaya
globalisasi;
(2)
membangun pemikiran peserta didik untuk
mempertahankan
15
kemajemukan perspektif
masyarakat,
etnisitas,
baik
modernisasi dan budaya globalisasi,
etnokultural,
peserta didik tidak mudah tercerabut
maupun etnoreligius mereka; dan (3) interaksi
dari akar budaya sendiri.
silang
etnisitas,
Setiap pengalaman individu,
dan
etnoreligius
khususnya pengalaman keagamaan
mengasah
merupakan pertemuan ranah konatif,
identitas, serta mengandaikan diri
yakni dialami secara langsung dan
mereka
murni. Dalam pengalaman konatif itu
etnokultural, merupakan
wahana
menyatu
dalam
suatu
komunitas (Maksum, 2011: 230).
terdapat pertemuan antara “aku” dan
Pertemuan budaya lokal dan
“yang lain” (Rachman, 2004: 4).
budaya nasional dengan arus budaya
Dalam bahasa lain bisa diungkapan
modernisasi dan globalisasi dapat
bagimu
menimbulkan ancaman serius bagi
agamaku. Dalam konteks ibadah
kehidupan
masyarakat
apabila
keagamaan
pemikiran
keberagaman
generasi
agamamu
yakin
dan
bagiku
masing-masing dan
orang
melaksanakan
muda (peserta didik) belum mapan.
kepercayaannya
Namun, pertemuan budaya lokal dan
mengakui
budaya
perbedaannya.
Namun
modernisasi dan globalisasi justru
dimensi
masyarakat
menjadi
bekerjasama. Pengalaman ini tidak
nasional
dengan
social-cultural
budaya
capital,
demikian dan
sosial
memahami
bisa
dapat
melakukan
seperti pengalaman empiris dalam
bahkan
secara
dalam
(Tilaar, 2004: 93-94). Karena mampu seleksi,
diartikan
juga
inderawi,
digunakan untuk penguatan budaya
pengetahuan
sains,
nasional. Peserta didik penting untuk
pengalaman
mengacu
memahami
pertemuan antara subjek dan objek,
budaya
keberagaman
mereka
demikian, berhadapan
sendiri.
ketika
peserta
dengan
sosialDengan didik budaya
sehingga
pengalaman
karena pada
dapat
membawa dan membangun pada kebersamaan.
16
Relasi PKn dan Multikulturalisme
PK N Sikap menghargai perbedaan Sikap bermusyawarah Bela negara Kebersamaan Perubahan sikap mental Pengetahuan kewarganegaraan Hak dan kewajiban warga negara Pedoman berntindak dalam komunitas Dasar-dasar bernegara Wawasan kebangsaan
Relasi
PKn
dan
Multikulturalisme Lintas partai Lintas budaya Pluralitas Keragamaan Kebersamaan Lintas etnis Lintas agama
antara
psikologi
Islam
multikulturalisme melahirkan sikap
bertujuan
menghargai
studi tentang perkembangan jiwa
perbedaan,
bermusyawarah,
bela
sikap negara,
manusia
untuk
sosial
dalam
mengambangkan
perspektif
Islam
kebersamaan, perubahan sikap dan
sehingga bisa hidup bersama dalam
mental,
realitas
pengetahuan
kehidupan
yang
Bahwa
realitas
kewarganegaraan, hak dan kewajiban
multikultural.
warga negara, pedoman bertindak
keberagamaan
dalam
dasar-dasar
eksisten manusia dalam menjalin dan
kebangsaan.
berinteraksi dengan yang lain yang
Multikulturalisme mengakui adanya
bukan kelompoknya atau tidak sama
lintas partai, lintas budaya, lintas
dalam etnis, budaya, bahasa, suku,
etnis,
pluralitas,
dan agama. Tetapi mereka masih bisa
keberagamaan,
berinteraksi, bahkan dengan nilai-
komunitas,
bernegara,
wawasan
lintas
keragaman,
agama,
tidak
mengancam
kebersamaan.
nilai dasar Islam bisa dikembangkan
Relasi Psikologi Sosial Islam, PKn
untuk
dan Multikulturalisme
saling menguntungkan satu sama
Relasi psikologi sosial Islam bertolak dari pemahasan di muka dapat ditarik kesimpulan hubungan
hidup
berdampingan
dan
lain. Pemahaman multikultural
terhadap dapat 17
ditransformasikan
melalui
pembelajaran
Pendidikan
bukan
halangan
mengembangkan
untuk
diri
dalam
Kewarganegaraan secara simultan
kelompok yang berbeda, sebaliknya
dan
dalam
terus
kepada
menerus
peserta
ditanamkan
didik,
sehingga
mempunyai karakter yang responsif
keragaman
mereka
bisa
berbagi dan bertukar manfaat yang lebih besar.
terhadap realitas yang ada. Pluralitas
Psikologi Sosial Islam Jiwa sosial Naluri bermasyarakat Sikap interaksi sosial Kemampuan dalam bersosialisasi
Multikulturalisme Lintas partai Lintas budaya Pluralitas Keragamaan Kebersamaan Lintas etnis Lintas agama
PKN Sikap menghargai perbedaan Sikap bermusyawarah Bela negara Kebersamaan Perubahan sikap mental Pengetahuan kewarganegaraan Hak dan kewajiban warga negara Pedoman berntindak dalam komunitas Dasar-dasar bernegara Wawasan kebangsaan
Relasi Psikologi Sosial Islam, PKn, Multikulturalisme Psikologi
Sosial
Islam
merupakan bagian psikologi sosial mempelajari tingkah laku manusia, mempelajari
hubungan
kemampuan manusia untuk hidup dalam lingkungan yang berbeda. PKn
pembelajaran
yang
manusia
membuat manusia menjadi pribadi
dengan yang lainnya dari aspek
yang smart dan good citizenship,
kejiwaannya, jiwa manusia yang
pembelajaran
selalu berhubungan dengan orang
negara,
lain,
kerukunan,
kemampuan
manusia
kebangsaan,
toleransi,
bela
kebersamaan,
secara implementasi
beradaptasi dengan lingkungan yang
sebagai berikut: civic knowledge-
beragam,
kecakapan
kemampuan
manusia
menghargai perbedaan yang ada,
dan
kemampuan
penguasaan pengetahuan kewargaan
18
yang
terkait
pendidikan
dengan
materi
kewargaan
(civic
education) antara lain demokrasi,
Tahun
2005
tentang
Standar
Nasional Pendidikan. Multikulturalisme
merupakan
hak asasi manusia dan masyarakat
pandangan dunia (worldview) yang
madani
civic
kemudian dapat diterjemahkan dalam
dan
berbagai kebijakan kebudayaan yang
(civil
society),
dispositions-kecakapan
kemampuan sikap kewargaan (civic
menekankan
dispositions) antara lain pengakuan
terhadap
kesetaraan, toleransi, kebersamaan,
pluralitas dan multikultural yang
pengakuan
terdapat
terhadap
keragaman,
kepekaan
masalah warga
tentang realitas
penerimaan keragamaan,
dalam
kehidupan
Negara
masyarakat. Dengan menempatkan
antara lain masalah demokrasi dan
multikulturalisme sebagai pandangan
hak asasi manusia., civic skills-
dunia maka akan mudah untuk
kecakapan
diimplementasikan dalam kesadaran
dan
kemampuan
mengartikulasikan kewargaan
keterampilan
Menurut
Bikhu
Perehk,
skills)
seperti
masyarakat multikultural merupakan
berpartisipasi
dalam
suatu masyarakat yang terdiri dari
proses pembuatan kebijakan publik,
beberapa macam komunitas budaya
kemampuan
kontrol
dengan segala kelebihannya, dengan
penyelenggaraan
sedikit perbedaan konsepsi mengenai
kemampuan
sosial
(civic
politik.
melakukan
terhadap
negara dan pemerintahan.
Dimana
dunia, suatu sistem arti, nilai, bentuk
standar kompetensi kelulusan pada
organisasi sosial, sejarah, adat serta
satuan pendidikan menengah umum
kebiasaan (Parekh, 1997: 63). Sebab
bertujuan
dengan pendidikan akan terbangun
untuk
keceradasan, kepribadian,
akhlak
meningkatkan pengetahuan,
kesadaran
mulia,
secara lebih mendasar.
serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti
pendidikan
akan
Hubungan
multikulturalisme
Psikologi
Sosial
lebih
Islam, PKn dan Multikulturalisme
lanjut. Sebagaimana Pasal 26 (2)
akan membentuk sosok warga negara
Peraturan Pemerintah Nomor 19
yang mempunyai karakter sosial dan nasionalisme
yang
unggul
yang
19
mampu
hidup
dalam
berbagai
sehari-hari, mengetahui aturan dalam
keragaman, tanpa kehilangan jati diri
kehidupan
bangsa
kesadaran untuk taat pada aturan.
dan
kepribadian
Islami.
sosial,
Sehingga sifat-sifat dan karakter
Peserta
kepribadian menjadi unggul dan
perbedaan pengamalan agama antara
mulia.
mampu
khilafiyah satu dengan yang lain.
membawakan diri dalam posisi yang
Adapun hambatan yang dihadapi
berbeda
tidak
peserta didik dalam pembelajaran
mengganggap
PKn masih kurangnya waktu untuk
sebagai sesuatu yang tidak berati,
mempelajari dan mendalami materi.
tetapi karakter keutamaannya terlihat
Dampak psikologis setelah belajar
dalam
PKn
Pribadi
yang
untuk
diskrimintaif
berlaku
dan
kiprah
terhadap
dan
yang
bersinergi
kepedulian
lain.
dengan
didik
membangun
siswa
mampu
sangat
menerima
menghargai
Mampu
keberadaan orang lain, hal tersebut
berbagai
ditunjukkan dalam diskusi kelas,
komunitas yang beragam, namun
ketika
tetapi
untuk
pendapat, mereka tetap mengakui
menjaga kesatuan dan persatuan.
adanya perbedaan, mengakui adanya
Perbedaan bukan menjadi halangan
perbedaan dengan yang lain, tetapi
untuk bekerja sama mencapai tatanan
bisa hidup dalam kerukunan, mampu
kehidupan sosial yang harmonis dan
bekerjasama dengan kelompok lain
penuh dengan tanggung jawab sosial
yang lebih luas (Wawancara Saila, 8
memajukan lingkungan dan bangsa
Februari 2014).
memegang
prinsip
secara luas.
ada
perbedaan
dalam
Di luar kelas setelah kembali
Berdasarkan
wawancara
ke
rumah
dan
berbaur
dengan
dengan siswa SMP Al Islam 1
masyarakat lain menurut pengakuan
Surakarta menyatakan bahwa hasil
Saila mereka bisa bergaul dengan
pembelajaran PKn mengetahui hal-
teman-temanya
hal
sekalipun
yang
berkaitan
kewarganegaraan,
dengan
yang
berbeda
sebaya keyakinan
berkembangnya
agamanya. Setelah belajar PKn siswa
jiwa sosial, perubahan sikap mental
merasa lebih percaya diri dalam
peserta
pergaulan
didik
dalam
kehidupan
dengan
lingkungannya
20
yang berbeda atau dalam keragaman
sama
budaya
keberagaman,
setempat.
Hal
ini
menunjukkan bahwa dinamika sosial
mengakui
adanya
kebersamaan,
dan
Relasi
dan
toleransi.
peserta didik baik di dalam maupun
Kedua,
PKn
di luar kelas, sudah dilandasi atau
multikulturalisme melahirkan sikap
diwarnai
menghargai
oleh
nilai-nilai
perbedaan,
sikap
multikulturalisme.
bermusyawarah,
Simpulan
kebersamaan, perubahan sikap dan
Berdasarkan diskripsi di atas, maka
bisa
disimpulkan,
sebagai
berikut:
bela
mental,
negara,
pengetahuan
kewarganegaraan, hak dan kewajiban warga negara, pedoman bertindak
Pertama,
PKn
dengan
dalam
komunitas,
dasar-dasar
psikologi sosial Islam. Pembelajaran
bernegara,
PKn mengajarkan sikap menghargai
Multikulturalisme mengakui adanya
perbedaan,
lintas partai, lintas budaya, lintas
bela
sikap
negara,
mental,
bermusyawarah, perubahan
sikap
pengetahuan
kewarganegaraan, mengetahui hak dan kewajiban warga negara yang baik,
pedoman
bertindak
etnis,
wawasan
lintas
kebangsaan.
agama,
keragaman,
pluralitas,
keberagamaan,
kebersamaan. Ketiga, Psikologi sosial Islam
dalam
dengan multikulturalisme. Psikologi
komunitas, dasar-dasar kehidupan
Sosial Islam mengembangkan jiwa
berbangsa dan bernegara, wawasan
sosial, naluri manusia yang selalu
kebangsaan. Psikologi Sosial Islam
bermasyarakat,
mengembangkan jiwa sosial, naluri
bersuku-suku,
manusia yang selalu bermasyarakat,
kemampuan bersosialisasi, mengakui
berbangsa dan bersuku-suku, sikap
keragaman,
mengakui
berinteraksi,
keberagamaan,
mengakui
kemampuan
berbangsa sikap
dan
berinteraksi,
bersosialisasi, mengakui keragaman,
kebersamaan.
mengakui keberagamaan, mengakui
mengakui adanya lintas partai, lintas
kebersamaan. Relasi keduanya sama-
budaya, lintas etnis, lintas agama,
Multikulturalisme
21
pluralitas,
keragaman,
keberagamaan, kebersamaan.
berlaku
tidak
diskrimintaif
dan
mengganggap sebagai sesuatu yang
Keempat, Hubungan Psikologi
tidak
berati,
tetapi
karakter
dan
keutamaannya terlihat dalam kiprah
Multikulturalisme akan membentuk
dan kepedulian terhadap yang lain.
sosok warga negara yang mempunyai
Mampu bersinergi dengan berbagai
karakter sosial dan nasionalisme
komunitas yang beragam, namun
yang unggul yang mampu hidup
tetapi
dalam berbagai keragaman, tanpa
menjaga kesatuan dan persatuan.
kehilangan jati diri bangsa dan
Perbedaan bukan menjadi halangan
kepribadian Islami. Sehingga sifat-
untuk bekerja sama mencapai tatanan
sifat
kepribadian
kehidupan sosial yang harmonis dan
menjadi unggul dan mulia. Pribadi
penuh dengan tanggung jawab sosial
yang
memajukan lingkungan dan bangsa
Sosial
Islam,
dan
karakter
mampu
PKn
membawakan
diri
dalam posisi yang berbeda untuk
memegang
prinsip
untuk
secara luas.
Daftar Pustaka Ancok, Djamaludin., Suroso, Fuat Nashori. 2008. Psikologi Islam Solusi Islam atas Problem-Problem Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arifin, Bambang Syamsul. 2006. Psikologi Agama. Bandung: Pustaka Setia. Aryani, Sekar Ayu. 2003. Psikologi Islami dan Psikologi Pastoral (Telaah Metodologi dalam Skema Teoritis Psiko-Religius), Disertasi Program Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Baharudidin, 2007. Paradigma Psikologi Islami Studi Tentang Elemen Psikologi Al-Qur’an, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bastaman, Hanna Djumhana. 2005. Integrasi Psikologi dengan Islam Menuju Psikologi Islami, Pengantar Dr. Djamaludin Ancok. Yogyakarta: Pustaka pelajar. Dayakisni, Tri.dan Hudaniah. 2012. Psikologi Sosial, Malang: UMM Press. Dayakisni, Tri. dan Yuniardi, Salis. 2008. Psikologi Lintas Budaya, Malang: Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang. 22
Gerungan, W. A. 1987. Psikologi Sosial, Bandung: Eresco. Hanurawan, Fatta. 2010. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. http://bocahbancar.wordpress.com/2011/04/09/psikologi-sosiAl Islami-pemaafandan-kelapangdadaan/. Diakses, 3/12/2013. Mahfud, Choirul. 2009. Pendidikan Multikultural Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Maksum, Ali., 2011. Pluralisme dan Multikulturalisme Paradigma Baru Pendidikan Agama Islam di Indonesia. Yogyakarta: Aditya Media Publishing. Muhaimin. 2011. “Urgensi Pendidikan Islam Multikultural Untuk Menciptakan Tolrenasi dan Perdamaian di Indonesia”dalam, Ali Maksum, Pluralisme dan Multikulturalisme Paradigma Baru Pendidikan Agama Islam di Indonesia, Pengantar Prof. Dr. Muhaimin, M.A., Yogyakarta: Aditya Media Publishing. Nasr, Sayyed Hossein. 1988. Tradition Muslim in the Modern World, Kuala Lumpur: Foundation For Traditional Studies. Nieto, Sonia. 2002. Language, Culture and Teaching New Jersey: Lawrence Earlbaum. Parekh, Bhikhu. 1997. "National Culture and Multiculturalism" dalam Kenneth Thomson (ed.), Media and Cultural Regulation. London: Sage Publications. Rachman, Budhy Munawar. 2004. Islam Pluralis: Wacana Kesetaraan Kaum Beriman. Jakarta: Srigunting, 2004. Sarwono, Sarlito Wirawan. 1995. Teori-teori Psikologi Sosial, Jakarta: RajaGrafindo Persada. Taufiq, Muhammad Izzuddin. 2006. Panduan Lengkap dan Praktis Psikologi Islam, Jakarta: Gema Insani Press. Tilaar, H.A.R.2004. Multikulturalisme: Tantangan-tantangan Global Masa Depan dalam Transformasi Pendidikan Nasional Jakarta: Grasindo, 2004. Walgito, Bimo. 2011. Teori-Teori Psikologi Sosial, Yogyakarta: Andi.
23
Winataputra, Udin Saripudin. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan dalam Perspektif Pendidikan untuk Mencerdaskan Kehidupan Bangsa, Bandung: Widya Aksara Press. Yaqin, M Ainul. 2005. Pendidikan Multikultural: Cross Cultural Understanding Untuk Demokrasi dan Keadilan, Yogyakarta: Pilar Media. Wawancara dengan Rohmat Abdullah, S. Pd. Pengelola Sekolah Inklusi SMP Al Islam 1 Surakarta. 20 Februari 2014. Wawancara dengan Saila peserta didik Kelas VIII SMP Al Islam 1 Surakarta, 8 Februari 2014.
24