Artikel Ilmiah Life Fishing Instrument Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Tahun 2016
D’lefti (Life Fishing Instrument): Model Alat Penangkapan Ikan Masa Depan (Implementasi Permen No 2/PERMEN-KP/2015 Tentang Penggunaan Alat Tangkap Ikan Ramah Lingkungan) dengan Meminimalisir Hasil Sampingan (Bycatch) Ikan Hiu (Carcharhinus sp.) di Nusantara Indonesia Muhamad Ali Dofir1, Galih Dandung Akbar Gumala2 dan Romi Dwi Nanda3 1)
Manajemen Sumberdaya Perairan FPIK, Universitas Brawijaya, email:
[email protected] 2) Budidaya Perairan FPIK, Universitas Brawijaya, email:
[email protected] 3) Manajemen Sumberdaya Perairan FPIK, Universitas Brawijaya, email:
[email protected]
Abstrak A continued decline in shark populations in Indonesia from 2000 to 2008 reached 109.248 tonnes / year. 72% of respondents stated that the shark population declines caused as a result of bycatch (bycatch). More than 100 million sharks are killed each year as a result of bycatch. 80% of the data showed that the cause of bycatch is the fishing equipment was not specific in accordance with the purpose of fishing. The purpose of this program is to design technology that can be installed on fishing gear to reduce bycatch of sharks. The method applied in the study of literature and field studies, both to fishermen, community groups or elements of Trustees Governance. This solution was named Electro Shield System, which is a design technology that can be applied by fishermen in reducing bycatch of sharks. This tool will be designed in a portable because it requires only 100 watts of power. The circuit consists of an oscillator IC UPC1379 as timer, cathode tube, a regulator of DC power as well as other supporting components that use electronic flow effects of low frequency (50-60 Hz) are shown to disrupt the system electroreceptor the shark's nose used to detect prey, so sharks will not approach the fishing gear. This tool does not work on other fish because they do not have electroreceptor. Radius generated by this tool is able to envelop the fishing equipment. Besides being able to reduce the effects of bycatch, the program is also able to keep the shark population without having to kill these organisms (Life Fishing), so it will form a sustainable fishing gear more selective. Keywords: Bycatch, Electronic Wave, Shark, Life Fishing and Fishermen
PENDAHULUAN kekeruhan air meningkat serta mengganggu stabilitas perekonomian nelayan. Terus menurunnya populasi hiu di Indonesia dari tahun 2000-2008 mencapai 109.248 ton/ tahun atau sekitar 12,31% dari total pemerosostan hiu dunia. 72% responden dari Desa Bangsring-Banyuangi menyatakan bahwa penurunan populasi hiu disebabkan sebagai hasil tangkapan sampingan (bycatch). Lebih dari 100 ribu ton hiu dibunuh setiap tahun sebagai hasil bycatch (Parven et al., 2013). Menurut hasil observasi lapang, 80% data menunjukkan bahwa penyebab terjadinya bycatch adalah alat tangkap yang belum mampu mengontrol jenis ikan secara spesifik sesuai tujuan melaut. Menurut Mulder dan Bos (2006), Ikan hiu mempunyai organ elektroreseptor yang di sebut sebagai Ampullae of Lorenzini berfungsi sebagai sensor yang dapat menangkap gelombang listrik
Penggunaan alat tangkap non selektif yang selama ini digunakan oleh nelayan menimbulkan dampak negatif bagi ekosistem laut. Mulder dan Bos (2006), dalam bukunya yang berjudul Effecten Van De Pulskor Op Haaien En Roggen menunjukan bahwa data yang valid untuk hasil tangkapan hiu menggunakan alat tangkap non selektif seperti trawl tidak benar-benar di dokumentasikan. Hiu biasanya tertangkap secara tidak sengaja atau biasa disebut bycatch dan tidak di catat dalam data hasil tangkapan. Sebagai pemangsa puncak maka menghilangkan species hiu di lautan menimbulkan masalah yang sangat serius bagi kesehatan laut. Penelitian oleh World Wild Fund (WWF), penurunan populasi 11 jenis hiu yang terjadi di Atlantik mengakibatkan peledakan populasi 12 jenis ikan pari hingga 10 kali lipat, yang merupakan pemangsa jenis kerangkerangan (bivalvia) yang mengakibatkan tingkat
1
Artikel Ilmiah Life Fishing Instrument Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Tahun 2016
lemah yang dihasilkan oleh organisme serta juga di gunakan untuk membedakan antara mangsa dan bahaya. D’lefti (Life Fishing Instrument), yaitu sebuah rancang teknologi yang mampu diterapkan oleh nelayan dalam mengurangi bycatch hiu ketika melaut dengan pemanfaatan electroreceptor pada hiu. Alat ini memancarkan gelombang listrik, dimana gelombang listrik tersebut terdeteksi oleh hiu sebagai ancaman (bukan sebagai mangsa), kemudian hiu akan menjauhi alat tangkap sehingga menciptakan alat tangkap yang selektif. Melalui solusi inovatif ini diharapkan mampu menekan angka kematian hiu yang tinggi dengan alasan tidak sengaja tertangkap atau salah tangkap (bycatch) serta mendukung gerakan perlindungan hiu. Elektroreseptor merupakan reseptor yang dapat mendeteksi aliran atau medan listrik di sekiratnya yang terdapat pada hewan akuatik tertentu dan paling sering ditemukan pada ikan hiu, pari dan lele. Elektroreseptor sangat berhubungan erat dengan gurat sisi pada ikan yang mampu digunakan untuk mencari mangsa serta untuk mempertahankan diri melalui ransang ancaman yang diterima oleh elektroreseptor (Hasanah et al., 2015). Gurat sisi sendiri merupakan indera peraba yang ditemui pada hewan-hewan vertebrata akuatik, terutama ikan. Biasanya ikan ini digunakan untuk mengetahui perubahan keadaan pada kolom air di sekitarnya. Pada beberapa kasus, seperti pada ikan hiu gurat sisinya berubah fungsi menjadi semacam elektroreseptor bernama Ampula Lorenzini yang digunakan untuk mendeteksi ransangan listrik di sekitar ikan yang sangat sensitif terhadap adanya impuls (Budelmann et al., 1988). Pada umumnya reseptor bekerja pada jenis rangsangan khusus, begitupun dengan elektroreseptor yang hanya bekerja pada ransangan listrik. Dengan adanya spesifikasi reseptor pada hewan akuatika memungkinkan bahwa ikan-ikan yang tidak memiliki elektroresetor tidak akan terpengaruh pada adanya ransangan listrik pada kapasitas tertentu dan tidak terlalu besar (Yani, 2011). Menurut Oktaviana et al. (2010), menjelaskan bahwa beberapa biota perairan, yaitu ikan hiu, pari dan lele memiliki kemampuan
mendeteksi medan listrik yang dihasilkan oleh aktivitas otot dan berfungsi untuk mendeteksi adanya musuh maupun dan makanan yang disebut elektroreseptor. Pada ikan hiu kecil dapat mendeteksi keberadaan medan magnet listrik yang lemah, yaitu kisaran pada 10 mV/ cm2. Pada ikan yang memiliki elektroreseptor, ikan akan menarik elektron dan ion dari lingkungan sebagai reaksi ikan pada medan listrik karena ikan tersebut akan bertindak sebagai penghantar yang baik, dengan indera penerima rangsang listrik. Perubahan potensial listrik merupakan rangsangan bagi sel elektroreceptor ikan yang menyebabkan pelepasan pulsa sinopsis oleh neurotransmitter dan oleh otak ikan akan menimbulkan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya rangsangan METODE
Pengumpulan Data Untuk Menganalisis Permasalahan Studi literatur dilakukan untuk mempelajari segala hal yang berhubungan dengan: a. Teori mengenai sistem kerja dari elektroreseptor pada ikan hiu dan faktorfaktor yang mempengaruhinya. b. Teori mengenai pengaruh arus listrik luar pada sistem elektroreseptor hiu. c. Teori mengenai rangkaian listrik yang harus diterapkan pada sistem kerja D’lefti (Life Fishing Instrument). d. Teori mengenai sistem arus listrik yang tidak mempengaruhi ikan selain hiu. Pengumpulan data lapang dilakukan untuk mengkomparansi data pada tinjauan pustaka, mengetahui secara langsung permasalahan yang dikeluh kesahkan nelayan terkait bycatch hiu serta untuk mengetahui sejauh mana nilai kemanfaatan dari perancangan prototype D’lefti ini. Perancangan Prototype D’lefti Dalam perancangan D’lefti (Life Fishing Instrument) ada tiga bagian, yaitu: a. Perancangan elektrik Dalam perancangan elektrik dari sebuah alat, terdapat langkah-langkah sebagai berikut: 1. Pembuatan blok diagram sistem elektrik.
2
Artikel Ilmiah Life Fishing Instrument Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Tahun 2016
2. Pembuatan rancangan dari rangkaian sistem elektrik. b. Perancangan rangkaian bodi apung (Casing) Dalam perancangan bodi apung dari sebuah alat, terdapat langkah-langkah sebagai berikut: 1. Pembuatan blog diagram dan desain rancang bodi apung. 2. Pembuatan rancangan bodi apung. c. Perancangan Pemrograman Blueprint Dalam perancangan perangkat lunak (software) dari sebuah alat, terdapat langkah sebagai berikut: 1. Pembuatan algoritma (flowchart) dari sistem pada alat. 2. Pembuatan program dari alat.
apakah sesuai atau belum dengan tujuan pembuatan. Pengujian Skala Jaring Apung (Penangkaran Ikan Hiu) dilakukan di Bangsring Under Water (Bunder) Kabupaten Banyuwangi bertujuan untuk melihat keefektifan sistem elektrik pada hiu secara langsung serta untuk melihat kinerja casing apakah sudah waterproof atau belum. Pengujian Pada Alat Penangkapan Ikan Secara Langsung dengan menggunakan alat tangkap ikan secara langsung, yaitu gillnet yang bertujuan untuk mensingkronkan metode pemasangan apakah sudah sesuai atau belum HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengujian Sistem Kerja Mesin Prototip D’lefti - Waktu : 18 Maret 2016 - Tempat Pelaksanaan :Laboratorium Ilmu-Ilmu Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Saat pengujian alat di Laboratorium menggunakan aquarium bulat bertujuan agar ikan dapat bergerak secara kontinu (tidak ada sisi untuk bersembunyi) menggunakan ikan lele dan nila. Ikan lele digunakan karena memiliki elektroreseptor seperti hiu dan ikan nila nonelektroreseptor seperti ikan non hiu.
Pembuatan Desain Prototype
Pengujian sistem kerja prototype akan dilaksanakan di Universitas Brawijaya dan Penangkaran Hiu di Desa Bangsring, Banyuangi, Jawa Timur. Pengujian Skala Laboratorium dilakukan di Laboratorium Penangkapan Ikan FPIK UB dengan menggunakan ikan lele
Tabel 1. Hasil Uji Skala Laboratorium (Sumber: Kajian Kelompok, 2016)
Pengujian Prototype di Penangkaran Ikan Hiu - Area Pengujian: Penangkaran hiu, Desa Bangsring, Banyuwangi, Jawa Timur - Tanggal Pengujian: 27 Maret 2016.
(memiliki elektroreseptor) dan ikan nila (nonelektroreseptor) yang bertujuan untuk mengecek sistem elektrik pada prototype mesin D’lefti
3
Artikel Ilmiah Life Fishing Instrument Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Tahun 2016
Gambar 2. Proses uji coba alat pada penangkaran hiu (Sumber: Kajian Kelompok, 2016) Hasil pengujian: • Ikan hiu menjahui alat saat dioperasikan • Ikan hiu merasa terganggu saat alat dioperasikan • Ikan non hiu tetap bergerak normal dan tidak merasa terganggu saat alat dioperasikan
c. D’lefti merupakan solusi efektif dalam mewujudkan sistem penangkapan ikan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. 3. Analisis Dampak Ekonomi Untuk jangka waktu kedepan, setelah ide ini bukan hanya sebatas prototype, D’lefti akan memiliki prospek bisnis yang baik serta bersifat jangka panjang di pasaran. Hal ini terkait pada data hasil perikanan tangkap nelayan di Banyuangi mengungkapkan bahwa rata-rata setiap melaut mendapatkan hasil bycatch (termasuk hiu), sebesar 20-30% yang kebanyakan hasil bycatch akan dibuang. Dari data hasil bycatch tersebut dapat dibuat sebuah analisi pendapatan nelayan antara yang ada bycatch dengan tidak adalah sebagai berikut:
Manfaat Penerapan D’lefti (Life Fishing Instrument) 1. Bagi Nelayan Perancangan D’lefti sangat berkontribusi positif bagi nelayan, yaitu: a. Terbentuknya sebuah alat bantu penangkapan ikan yang bisa dioperasikan dalam mengurangi bycatch hiu. b. Terbentuknya sebuah solusi nyata bagi nelayan atas pengesahan PERMEN NO 2 Tahun 2015, KEPMEN NO 18 Tahun 2013 tentang penetapan status perlindungan penuh hiu paus dan PERMEN NO 59 Tahun 2014 tentang larangan pengeluaran ikan hiu koboy dan hiu martil dari wilayah Republik Indonesia. c. D’lefti mampu meningkatkan keselamatan nelayan yang menangkap ikan dengan menyelam dari serangan hiu. d. Mampu mengurangi kerugian nelayan karena adanya hasil bycatch hiu.
Tabel 2. Data komparasi antara yang ada bycatch dengan non- bycatch
2. Bagi Lingkungan a. D’lefti merupakan consertvation technology. b. D’lefti mampu menjaga populasi ikan hiu yang semakin menurun.
KESIMPULAN
-
4
Terbentuknya sebuah prototype yang mampu menjauhkan ikan hiu dari alat penangkapan ikan.
Artikel Ilmiah Life Fishing Instrument Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Tahun 2016
-
-
Waarden, M. Habil, P. 1957. Electrical Fishing. Food and Agriculture Organization. Rome. WWF-Indonesia. http://m.wwf.or.id/?25940/Pengelolaanperikanan-yang-lemah-membahayakanpopulasi-hiu-di-Coral-Triangle (Diakses pada 13 Juli 2015 jam 15.00 WIB). Yani, Unsa. 2011. Struktur dan Fungsi Organel Sel. Diakses di http:// myWay.htm (Diakses pada 13 Juli 2015 jam 15.00 WIB).
Telah dilaksanakannya pengujian sistem elektrik pada skala laboratorium dan penangkaran hiu. Telah dilakukannya diskusi dengan Dirjen Perikanan Tangkap KKP-RI.
DAFTAR PUSTAKA Anonymous, 2003a. Uses Of Electricity in Animals. WWW.Unb.ca/courses/ biol4775/SPAGES/SPAGE10.HTM#Electrore ception. Campbell, Neil A. 2003. Biologi Jilid Iii. Jakarta: Erlangga. Isnaeni, Dra.Wiwi, M.S. Fisiologi Hewan. Dalam Http://Books.Google.Co.Id (Diakses Pada 04 November 2010). Hasanah, A., Abdullah J. 2015. Mekanisme Fotoreseptor, Kemoreseptor dan Elektroreseptor. Diakses pada https:// fotoreseptor, kemoreseptor, dan elektroreseptor.htm (Diakses pada pada 13 Juli 2015 jam 15.00 WIB). Mal’kyavichus, S. Danyulite, G. dan Samarkin, A. 1971. Behavior Of Some Marine Fish In Electric Fields Dalam : Fish Behavior And Fishing Techniques. Wiener Bindery Ltd. Jerusalem. Mulder, Petter dan A.F. Bos. 2006. Effen Van de Pulskor op Haaien en Roggen. Wetenschapswinkel Biologie. Rapport 71. Haren. Oktaviana, F., D.E. Siskarini., R. Rafikasari., L.T. Ayu dan K. Senja. Orientasi Listrik Hewan Bawah Laut. Parven. A, Haque. T. ASM, Hossain. D. THE IMPACT OF OVERFISHING ON FISH POPULATION: THE CONCEPT OF OVERFISHING, TYPES OF OVERFISHING & HOW DO WE KNOW OVERFISHING TAKES PLACE?. Department of Agribusiness, Atish Dipankar University of Science &Technology, Dhaka. Bangladesh. Sukandar et al. 2015. Tinjauan Akademis Terhadap PERMEN-KP No. 2/ 2015. Badan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (BPP) FPIK-UB.
5