Pengaruh Kemampuan Trigonometri TerhadapKemampuan Fisika Dikaitkan dengan Gaya Kognitif Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako Muh. Hasbi Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan PMIPA FKIP Universitas Tadulako E-mail:
[email protected] Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya: (1) Pengaruh kemampuan trigonometri terhadap kemampuan fisika dari mahasiswa yang bergaya kognitif field dependent (FD), (2) Pengaruh kemampuan trigonometri terhadap kemampuan fisika dari mahasiswa yang bergaya kognitif field independent (FI), dan (3) Secara umum, pengaruh kemampuan trigonometri terhadap kemampuan fisika dari mahasiswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang bersifat asosiatif. Populasi adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika yang memprogramkan mata kuliah Fisika Dasar I tahun akademik 2011/2012. Sampel adalah mahasiswa kelas B sejumlah 55 mahasiswa yang diambil dengan teknik cluster random sampling. Teknik pengumpulan data dengan tes dan wawancara. Tes digunakan untuk mengambil data tentang gaya kognitif, kemampuan trigonometri dan kemampuan fisika, sedangkan wawancara digunakan untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan jawaban mahasiswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi dan regresi. Untuk melengkapi analisis, digunakan uji perbedaan rata-rata untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kemampuan mahasiswa ditinjau dari gaya kognitifnya. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa: (1) Kemampuan trigonometri berpengaruh secara positif terhadap kemampuan fisika dari mahasiswa yang bergaya kognitif FD, (2) Kemampuan trigonometri berpengaruh secara positif terhadap kemampuan fisika dari mahasiswa yang bergaya kognitif FI, (3) Secara umum, kemampuan trigonometri berpengaruh secara positif terhadap kemampuan fisika dari mahasiswa, (4) Kemampuan trigonometri mahasiswa yang bergaya kognitif FI lebih tinggi daripada kemampuan trigonometri mahasiswa yang bergaya kognitif FD, dan (5) Kemampuan fisika mahasiswa yang bergaya kognitif FI lebih tinggi daripada kemampuan fisika mahasiswa yang bergaya kognitif FD. Kata Kunci: Kemampuan Trigonometri, Kemampuan Fisika, Gaya Kognitif.
Banyak konsep matematika yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan dalam fisika, salah satu diantaranya adalah konsep trigonometri. Trigonometri banyak digunakan dalam mekanika sehingga dapat dikatakan hanya mereka yang punya kemampuan dalam trigonometri yang dapat menyelesaikan persoalan mekanika. Seorang mahasiswa yang menguasai konsep tertentu dalam trigonometri dapat mentransfer kemampuan tersebut dalam situasi lain, misalnya situasi pada fisika. Ini yang disebut dengan transfer belajar (transfer of learning). Hubungan antara matematika dengan fisika telah banyak dilaporkan melalui hasil penelitian. Meltzer (2003) menyatakan bahwa banyak peneliti telah menemukan korelasi positif antara nilai fisika di perguruan tinggi dengan nilai pretes keterampilan matematika yang diberikan pada atau menjelang perkualiahan. Biasanya, ini melibatkan pretes aljabar dan trigonometri, meskipun kebanyakan peneliti tidak memberikan sampel tes mereka. Rahmah (2007) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa prestasi belajar fisika dipengaruhi oleh kemampuan matematika dan motivasi belajar. Penelitian yang dilakukan Suharto (2008) menyimpulkan bahwa kemampuan atau penguasaan siswa terhadap pelajaran matematika sangat mendukung kemampuan siswa untuk menguasai pelajaran
64
AKSIOMA, Volume 01 Nomor 01 Maret 2012
fisika. Wanhar (2008) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa terdapat hubungan linier antara pemahaman konsep matematika dengan kemampuan meyelesaikan soal-soal fisika. Lukyto (2009) juga meyimpulkan bahwa kemampuan dasar matematika memberikan kontribusi lebih besar terhadap prestasi belajar fisika dibandingkan dengan kebiasaan belajar. Prasidayanto (2009) menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan kemampuan matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak. Siswa dengan kemampuan matematika tinggi mempunyai kemampuan menyelesaikan soal lebih tinggi dibanding dengan siswa yang memiliki kemampuan matematika rendah. Wardanik (2009) juga menyimpulkan bahwa siswa yang memiliki kemampuan awal matematika kategori tinggi memiliki kemampuan kognitif fisika yang lebih baik dari pada siswa yang memiliki kemampuan awal matematika kategori rendah. Sedangkan Prasetyo (2011) menyimpulkan bahwa ada pengaruh siswa yang memiliki kemampuan matematika tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa dalam fisika. Kemampuan trigonometri dan fisika seorang mahasiswa tidak terlepas dari gaya belajar/gaya kognitif mahasiswa tersebut. Budilestari (2001) menyatakan bahwa suatu metode pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa bilamana dalam proses pembelajaran memperhatikan perbedaan individu. Salah satu proses pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individu adalah gaya kognitif. Gaya kognitif berhubungan dengan cara penerimaan dan pemrosesan informasi oleh seseorang. Oleh Witkin, gaya kognitif dibagi menjadi field depedent (FD) dan field independent (FI). Salah satu ciri dari kedua gaya kognitif tersebut adalah FD cenderung untuk berkelompok sedangkan FI cenderung individual. Sehubungan dengan gaya kognitif FI dan FD, beberapa hasil penelitian mengungkapkan adanya perbedaan hasil/prestasi belajar antara kedua gaya tersebut. Ratumanan (2003) menyimpulkan bahwa hasil belajar Matematika siswa FI lebih baik bila dibandingkan dengan siswa FD, hasil ini mendukung temuan sebelumnya yang menyatakan bahwa orang yang FI lebih baik dalam pelajaran Matematika dan Sains. Hal senada dinyatakan oleh Suradi (2007) bahwa ada perbedaan prestasi belajar antara siswa FD dengan siswa FI, yaitu siswa FI prestasi belajarnya lebih baik dibandingkan siswa FD. Rahman (2008) menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar Matematika siswa yang bergaya kognitif FI dengan hasil belajar Matematika siswa yang bergaya kognitif FD. Sedangkan Fatmawati (2010) menyimpulkan bahwa penguasaan siswa FI lebih tinggi dibandingkan siswa FD setelah pembelajaran dengan metode eksperimen berbasis inkuiri pada materi pemantulan cahaya. Hasil-hasil penelitian di atas, sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Degeng dalam Zainuddin (2002) yang menyatakan bahwa mahasiswa yang memiliki gaya kognitif FI lebih unggul perolehan belajarnya jika dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki gaya kognitif FD. Pendapat dan hasil penelitian di atas memberi gambaran bahwa gaya kognitif mempunyai peran dalam hal kemampuan seseorang terhadap suatu materi pelajaran. Namun sejauh ini belum ada penelitian yang menghubungkan antara kemampuan trigonometri dengan kemampuan fisika yang dikaitkan dengan gaya kognitif mahasiswa. Karena itu, dalam penelitian ini dirumuskan masalah: 1. Apakah ada pengaruh kemampuan trigonometri terhadap kemampuan fisika dari mahasiswa program studi Pendidikan Fisika FKIP UNTAD yang bergaya kognitif FD? 2. Apakah ada pengaruh kemampuan trigonometri terhadap kemampuan fisika dari mahasiswa program studi Pendidikan Fisika FKIP UNTAD yang bergaya kognitif FI?
Muh. Hasbi, Pengaruh Kemampuan Trigonometri Terhadap Kemampuan Fisika… 65
3. Apakah ada pengaruh kemampuan trigonometri terhadap kemampuan fisika dari mahasiswa program studi Pendidikan Fisika FKIP UNTAD? METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif yang bersifat asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian dilakukan selama semester ganjil 2011/2012 di program studi Pendidikan Fisika FKIP UNTAD. Populasi terdiri dari tiga kelas dengan total mahasiswa 142 orang yang mengikuti mata kuliah Fisika Dasar I. Sampel di ambil dengan cara cluster random sampling sebanyak satu kelas dan yang terpilih adalah kelas B dengan jumlah mahasiswa sebanyak 55 orang. Data pada penelitian ini berupa: (1) data kuantitatif yang terdiri dari skor GEFT, skor kemampuan trigonometri dan skor kemampuan fisika, dan (2) data kualitatif yang merupakan hasil wawancara. Data-data tersebut diambil dengan menggunakan instrument berikut: Group Embedded Figure Test Alat ini digunakan untuk menentukan gaya kognitif mahasiswa. GEFT merupakan tes perseptual hasil modifikasi dari embedded figures test (EFT) yang dikembangkan oleh Herman. A Witkin dkk. GEFT merupakan tes baku di Amerika, sehingga perubahan pada GEFT sedapat mungkin tidak dilakukan. Dengan demikian alat ini tidak perlu diuji cobakan atau dikembangkan. Tes Kemampuan Trigonometri Tes kemampuan trigonometri digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan trigonometri. Tes ini diberikan pada akhir semester, berbentuk uraian sebanyak lima nomor. Tes Kemampuan Fisika Tes kemampuan fisika digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan fisika. Tes ini diberikan pada akhir semester, berbentuk uraian sebanyak lima nomor. Pedoman Wawancara Wawancara ini dimaksudkan untuk memperoleh keterangan tentang karakteristik mahasiswa FI dan FD dalam menjawab tes kemampuan trigonometri dan fisika. Pedoman wawancara di sini adalah lembar jawaban bersama dengan soal tes dari masing-masing mahasiswa yang terpilih untuk keperluan wawancara. Selain GEFT dan Pedoman Wawancara, instrument yang berupa tes kemampuan trigonometri dan tes kemampuan fisika telah divalidasi oleh tim ahli dan diuji reliabilitasnya sebelum digunakan untuk mengumpulkan data. Analisis data dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu; 1. Analisis data kualitatif, digunakan untuk menganalisis hasil wawancara. 2. Analisis data kuantitatif meliputi teknik analisis data dengan statistik deskriptif dan teknik analisis data dengan statistik inferensial. Teknik analisis data dengan statistik deskriptif menampilkan deskripsi data yang diperoleh dari tes kemampuan trigonometri dan kemampuan fisika, serta deskripsi data tentang tes GEFT. Sedangkan teknik analisis data dengan statistik inferensial adalah uji perbedaan rata-rata, analisis korelasi, dan analisis regresi yang menggunakan SPSS versi 17. Uji perbedaan rata-rata digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan mahasiswa yang bergaya kognitif FI dan FD dalam hal kemampuan trigonometri dan
66
AKSIOMA, Volume 01 Nomor 01 Maret 2012
kemampuan fisika, sedangkan analisis korelasi dan regresi digunakan untuk menguji hipotesis: 1. H0: Tidak ada pengaruh kemampuan trigonometri terhadap kemampuan fisika dari mahasiswa program studi Pendidikan Fisika FKIP UNTAD yang bergaya kognitif FD. H1: Ada pengaruh kemampuan trigonometri terhadap kemampuan fisika dari mahasiswa program studi Pendidikan Fisika FKIP UNTAD yang bergaya kognitif FD. 2. H0: Tidak ada pengaruh kemampuan trigonometri terhadap kemampuan fisika dari mahasiswa program studi Pendidikan Fisika FKIP UNTAD yang bergaya kognitif FI. H1: Ada pengaruh kemampuan trigonometri terhadap kemampuan fisika dari mahasiswa program studi Pendidikan Fisika FKIP UNTAD yang bergaya kognitif FI. 3. H0: Tidak ada pengaruh kemampuan trigonometri terhadap kemampuan fisika dari mahasiswa program studi Pendidikan Fisika FKIP UNTAD. H1: Ada pengaruh kemampuan trigonometri terhadap kemampuan fisika dari mahasiswa program studi Pendidikan Fisika FKIP UNTAD. HASIL DAN PEMBAHASAN Kemampuan trigonometri mahasiswa FD dan FI Berdasarkan pengolahan data secara statistik deskriptif dan inferensial diperoleh hasil seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Statistik Deskriptif dan Inferensial Untuk Kemampuan Trigonometri Berdasarkan Gaya Kognitif Gaya Kognitif
N
Ratarata
1
FD FI
22 31
53.42 68.00
72.90 83.64
Ketercapaian Setiap Nomor (%) 2 3 4 75.48 91.82
32.90 47.27
41.29 61.82
5 47.74 55.46
Uji t sig. = 0.003 < α = 0.05
Data pada Tabel 1 menunjukkan rata-rata skor tes kemampuan trigonometri untuk mahsiswa FD adalah 53.42 sedangkan rata-rata skor tes kemampuan trigonometri untuk mahasiswa FI adalah 68.00. Data ini menunjukkan bahwa rata-rata skor kemampuan trigonometri mahasiswa FI lebih tinggi dibandingkan rata-rata skor kemampuan trigonometri mahasiswa FD. Dalam hal ketercapaian mahasiswa untuk setiap nomor soal trigonometri, data menunjukkan bahwa ketercapaian mahasiswa FI untuk setiap nomor soal trigonometri lebih tinggi dibandingkan ketercapaian mahasiswa FD untuk setiap soal trigonometri. Dari pembahasan mengenai rata-rata dan ketercapaian mahasiswa untuk setiap soal trigonometri dapat disimpulkan bahwa kemampuan trigonometri mahasiswa FI lebih tinggi atau lebih baik dibandingkan kemampuan trigonometri mahasiswa FD. Hasil analisis dengan menggunakan uji-t pada taraf kepercayaan α = 0.05, derajat kebebasan dk= 51, diperoleh nilai sig. = 0.003 < α = 0.05, berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor kemampuan trigonometri mahasiswa FD dengan rata-rata
Muh. Hasbi, Pengaruh Kemampuan Trigonometri Terhadap Kemampuan Fisika… 67
skor kemampuan trigonometri mahasiswa FI, atau rata-rata skor kemampuan trigonometri mahasiswa FI lebih tinggi daripada rata-rata skor kemampuan trigonometri mahasiswa FD. Kemampuan fisika mahasiswa FD dan FI Berdasarkan pengolahan data secara statistik deskriptif dan inferensial diperoleh hasil seperti pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Statistik Deskriptif dan Inferensial Untuk Kemampuan Fisika Berdasarkan Gaya Kognitif Gaya Kognitif FD FI
N 22 31
Ratarata 52.65 66.36
Ketercapaian Setiap Nomor (%) 1 2 3 4 5 74.19 50.97 59.36 39.36 39.36 88.18 55.46 76.36 55.46 56.36
Uji t sig. = 0.003 < α = 0.05
Data pada Tabel 2 menunjukkan rata-rata skor tes kemampuan fisika untuk mahasiswa FD adalah 52.65 sedangkan rata-rata skor tes kemampuan fisika untuk mahasiswa FI adalah 66.36. Data ini menunjukkan bahwa rata-rata skor kemampuan fisika mahasiswa FI lebih tinggi dibandingkan rata-rata skor kemampuan fisika mahasiswa FD. Dalam hal ketercapaian mahasiswa untuk setiap nomor soal fisika, data menunjukkan bahwa ketercapaian mahasiswa FI untuk setiap nomor soal fisika lebih tinggi dibandingkan ketercapaian mahasiswa FD untuk setiap soal fisika. Dari pembahasan mengenai rata-rata dan ketercapaian mahasiswa untuk setiap soal fisika dapat disimpulkan bahwa kemampuan fisika mahasiswa FI lebih tinggi atau lebih baik dibandingkan kemampuan fisika mahasiswa FD. Hasil analisis dengan menggunakan uji-t pada taraf kepercayaan α = 0.05, derajat kebebasan dk= 51, diperoleh nilai sig. = 0.003 < α = 0.05, berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor kemampuan fisika mahasiswa FD dengan rata-rata skor kemampuan fisika mahasiswa FI, atau rata-rata skor kemampuan fisika mahasiswa FI lebih tinggi daripada rata-rata skor kemampuan fisika mahasiswa FD. Berdasarkan keterangan atau pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa: 1. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan trigonometri mahasiswa FD dengan kemampuan trigonometri mahasiswa FI. 2. Kemampuan trigonometri mahasiswa FI lebih tinggi dibandingkan kemampuan trigonometri mahasiswa FD. 3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan fisika mahasiswa FD dengan kemampuan fisika mahasiswa FI. 4. Kemampuan fisika mahasiswa FI lebih tinggi dibandingkan kemampuan fisika mahasiswa FD. Salah satu faktor yang menyebabkan kemampuan mahasiswa FI lebih tinggi daripada mahasiswa FD, baik dalam Trigonometri maupun Fisika, adalah tes yang digunakan bersifat analitik. Hal ini sesuai dengan karakteristik dari individu yang bergaya kognitif FI yang dapat menyelesaikan dengan baik tugas-tugas yang memerlukan keterampilan yang bersifat analitik (Zainuddin, 2002). Hal ini juga sesuai dengan hasil wawancara, di mana mahasiswa FI menyatakan senang mengerjakan soal-soal yang bersifat analitik dan tertantang untuk menyelesaikannya dengan berbagai cara, sedangkan mahasiswa FD cenderung pasrah apabila menghadapi kendala atau kesulitan dalam menjawab soal. Situasi ujian juga turut berpengaruh, karena dalam menjawab tes atau soal harus secara individu
68
AKSIOMA, Volume 01 Nomor 01 Maret 2012
tanpa mendapat bantuan dari orang lain. Situasi ini sangat cocok dengan karakteristik individu yang bergaya kognitif FI. Individu yang memiliki gaya kognitif FI cenderung memilih belajar individual, merespon dengan baik, dan independent, di samping itu mereka dapat mencapai tujuan dengan motivasi intrinsik, sedangkan individu yang memiliki gaya kognitif FD cenderung memilih belajar dalam kelompok dan sesering mungkin berinteraksi dengan guru, memerlukan penguatan yang bersifat ekstrinsik (Thomas dalam Ardana, 2008). Kesimpulan di atas sejalan dengan hasil beberapa penelitian, yaitu Rahman (2008) menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar matematika siswa yang bergaya kognitif FI dengan hasil belajar matematika siswa yang bergaya kognitif FD. Kesimpulan pada pembahasan ini juga sejalan dengan hasil yang diperoleh Ratumanan (2003) yang menyimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa FI lebih baik bila dibandingkan dengan siswa FD. Hasil ini mendukung temuan sebelumnya yang menyatakan bahwa orang yang FI lebih baik dalam pelajaran Matematika dan Sains. Dalam pelajaran Fisika, kesimpulan yang diambil sejalan dengan hasil penelitian Fatmawati (2010) yang menyimpulkan bahwa penguasaan siswa FI lebih tinggi dibandingkan siswa FD pada materi pemantulan cahaya. Kesimpulan yang diambil, juga sejalan dengan hasil penelitian Suradi dan Degeng. Suradi (2007) menyimpulkan bahwa siswa FI prestasi belajarnya lebih baik dibandingkan siswa FD. Degeng dalam Zainuddin (2002) menyimpulkan bahwa mahasiswa yang memiliki gaya kognitif FI lebih unggul perolehan belajarnya jika dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki gaya kognitif FD. Analisis Korelasi dan Regresi Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan analisis korelasi dan regresi, diperoleh hasil seperti pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Analisis Korelasi dan Regresi Kelompok Data
N
Trigonometri FD * Fisika FD Trigonometri FI * Fisika FI Trigonometri * Fisika
31 22 53
Analisis Korelasi r r2 rtabel 0.734 0.539 0.355 0.898 0.806 0.423 0.834 0.695 0.271
Analisis Regresi Konstanta (a) Koefisien X (b) 12.647 0.749 14.220 0.767 11.587 0.786
Data pada Tabel 3 menunjukkan bahwa: 1. Korelasi antara skor kemampuan trigonometri mahasiswa FD dengan skor kemampuan fisika mahasiswa FD ditunjukkan dengan nilai r = 0.734. Nilai r ini menyatakan hubungan yang tinggi, yang berarti pengaruh kemampuan trigonometri terhadap kemampuan fisika adalah tinggi atau kuat. Jika dibandingkan dengan nilai r tabel untuk α = 0.05 dan n = 31, maka diperoleh r = 0.734 > rtabel = 0.355, yang berarti bahwa kemampuan trigonometri mahasiswa FD berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan fisika mahasiswa FD. Nilai koefisien determinasi atau r2 = 0.539 memberi arti bahwa kemampuan trigonometri mahasiswa FD menyumbang sebesar 53.9% kepada kemampuan fisika mahasiswa FD, sedangkan sisanya sebesar 46.1% disumbang oleh faktor lain. 2. Korelasi antara skor kemampuan trigonometri mahasiswa FI dengan skor kemampuan fisika mahasiswa FI ditunjukkan dengan nilai r = 0.898. Nilai r ini menyatakan hubungan yang sangat tinggi yang berarti pengaruh kemampuan trigonometri terhadap
Muh. Hasbi, Pengaruh Kemampuan Trigonometri Terhadap Kemampuan Fisika… 69
kemampuan fisika adalah sangat tinggi atau sangat kuat. Jika dibandingkan dengan nilai r tabel untuk α = 0.05 dan n = 22, maka diperoleh r = 0.898 > rtabel = 0.423, yang berarti bahwa kemampuan trigonometri mahasiswa FI berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan fisika mahasiswa FI. Nilai koefisien determinasi atau r2 = 0.806 memberi arti bahwa kemampuan trigonometri mahasiswa FI menyumbang sebesar 80.6% kepada kemampuan fisika mahasiswa FD, sedangkan sisanya sebesar 19.4% disumbang oleh faktor lain. 3. Korelasi antara skor kemampuan trigonometri dengan skor kemampuan fisika ditunjukkan dengan nilai r = 0.834. Nilai r ini menyatakan hubungan yang sangat tinggi yang berarti pengaruh kemampuan trigonometri terhadap kemampuan Fisika adalah sangat tinggi atau sangat kuat. Jika dibandingkan dengan nilai r tabel untuk α = 0.05 dan n = 53, maka diperoleh r = 0.834 > rtabel = 0.271, yang berarti bahwa kemampuan trigonometri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan fisika. Nilai koefisien determinasi atau r2 = 0.695 yang berarti bahwa kemampuan Trigonometri mahasiswa FD menyumbang sebesar 69.5% kepada kemampuan Fisika, sedangkan sisanya sebesar 46.1% disumbang oleh faktor lain. Selanjutnya, data pada Tabel 3 juga menunjukkan bahwa: 1. Regresi antara skor kemampuan trigonometri mahasiswa FD dengan skor kemampuan fisika mahasiswa FD, menghasilkan nilai a = 12.647 dan b = 0.749, sehingga persamaan regresinya adalah Y = 12.647 + 0.749X. Nilai b yang bertanda positif, berarti kemampuan trigonometri mahasiswa FD berpengaruh secara positif terhadap kemampuan fisika mahasiswa FD. Untuk setiap kenaikan/penurunan skor kemampuan trigonometri sebesar satu akan diikuti dengan kenaikan/penurunan skor kemampuan fisika sebesar 0.749. 2. Regresi antara skor kemampuan trigonometri mahasiswa FI dengan skor kemampuan fisika mahasiswa FI, menghasilkan nilai a = 14.220 dan b = 0.767, sehingga persamaan regresinya adalah Y = 14.220 + 0.767X. Nilai b yang bertanda positif, berarti kemampuan trigonometri mahasiswa FI berpengaruh secara positif terhadap kemampuan fisika mahasiswa FI. Untuk setiap kenaikan/penurunan skor kemampuan trigonometri sebesar satu akan diikuti dengan kenaikan/penurunan skor kemampuan fisika sebesar 0.767. 3. Regresi antara skor kemampuan trigonometri dengan skor kemampuan Fisika, menghasilkan nilai a = 11.587 dan b = 0.786, sehingga persamaan regresinya adalah Y = 11.587 + 0.786X. Nilai b yang bertanda positif, berarti kemampuan trigonometri berpengaruh secara positif terhadap kemampuan fisika. Untuk setiap kenaikan/ penurunan skor kemampuan trigonometri sebesar satu akan diikuti dengan kenaikan/ penurunan skor kemampuan fisika sebesar 0.786. Berdasarkan pembahasan hasil analisis korelasi dan regresi di atas, dapat disimpulkan mengenai diterima atau ditolaknya hipotesis, yaitu: 1.
Hipotesis 1. H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada pengaruh kemampuan trigonometri terhadap kemampuan fisika dari mahasiswa program studi Pendidikan Fisika FKIP UNTAD yang bergaya kognitif FD.
2.
Hipotesis 2.
70
AKSIOMA, Volume 01 Nomor 01 Maret 2012
H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada pengaruh kemampuan trigonometri terhadap kemampuan fisika dari mahasiswa program studi Pendidikan Fisika FKIP UNTAD yang bergaya kognitif FI. 3.
Hopotesis 3.
H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada pengaruh kemampuan trigonometri terhadap kemampuan Fisika dari mahasiswa program studi Pendidikan Fisika FKIP UNTAD. Kesimpulan di atas sejalan dengan beberapa hasil penelitian, Meltzer (2003) menyatakan bahwa banyak peneliti telah menemukan korelasi positif antara nilai Fisika di perguruan tinggi dengan nilai pretes keterampilan matematika yang diberikan pada atau menjelang perkualiahan. Biasanya, ini melibatkan pretes aljabar dan trigonometri. Kesimpulan pada pembahasan ini juga sejalan dengan hasil penelitian Wanhar (2008) yang menyimpulkan bahwa terdapat hubungan linier antara pemahaman konsep matematika dengan kemampuan menyelesaikan soal-soal fisika. Kesimpulan yang diambil, juga sejalan dengan hasil yang diperoleh Rahmah (2007) dan Lukyto (2009). Rahmah (2007) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa prestasi belajar fisika dipengaruhi oleh kemampuan Matematika dan motivasi belajar. Sedangkan Lukyto (2009) meyimpulkan bahwa kemampuan dasar matematika memberikan kontribusi lebih besar terhadap prestasi belajar fisika dibandingkan dengan kebiasaan belajar. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Suharto (2008), Prasidayanto (2009), Wardanik (2009) dan Prasetyo (2011) juga sejalan dengan kesimpulan yang diambil pada pembahasan ini. Suharto (2008) menyimpulkan bahwa kemampuan atau penguasaan siswa terhadap pelajaran matematika sangat mendukung kemampuan siswa untuk menguasai pelajaran fisika. Prasidayanto (2009) menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan kemampuan matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak. Wardanik (2009) juga menyimpulkan bahwa siswa yang memiliki kemampuan awal matematika kategori tinggi memiliki kemampuan kognitif fisika yang lebih baik dari pada siswa yang memiliki kemampuan awal matematika kategori rendah. Sedangkan Prasetyo (2011) menyimpulkan bahwa ada pengaruh siswa yang memiliki kemampuan matematika tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa dalam fisika. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa: 1) kemampuan trigonometri berpengaruh secara positif terhadap kemampuan fisika dari mahasiswa program studi Pendidikan Fisika FKIP UNTAD yang bergaya kognitif FD, 2) kemampuan trigonometri berpengaruh secara positif terhadap kemampuan fisika dari mahasiswa program studi Pendidikan Fisika FKIP UNTAD yang bergaya kognitif FI, 3) kemampuan trigonometri berpengaruh secara positif terhadap kemampuan fisika dari mahasiswa program studi Pendidikan Fisika FKIP UNTAD, 4) kemampuan trigonometri mahasiswa yang bergaya kognitif FI lebih tinggi dibandingkan kemampuan trigonometri mahasiswa yang bergaya kognitif FD, dan 5) kemampuan fisika mahasiswa yang bergaya kognitif FI lebih tinggi dibandingkan kemampuan fisika mahasiswa yang bergaya kognitif FD. Berdasarkan hasil penelitian yang mengungkap adanya pengaruh kemampuan Trigonometri terhadap kemampuan Fisika dari mahasiswa program studi Pendidikan Fisika FKIP UNTAD, disarankan: 1) dalam pembelajaran materi Trigonometri yang merupakan
Muh. Hasbi, Pengaruh Kemampuan Trigonometri Terhadap Kemampuan Fisika… 71
bagian dari mata kuliah Kalkulus, dibahas keterkaitan materi Trigonometri dengan materi Fisika melalui contoh-contoh (contoh praktis), 2) ada baiknya mulai semester awal, mahasiswa dibagi dalam kelas berdasarkan gaya kognitif mahasiswa tersebut, agar memudahkan tenaga pengajar dalam menerapkan model- model pembelajaran yang sesuai dengan gaya kognitif mahasiswa, sehingga diharapkan tidak ada perbedaan kemampuan, baik kemampuan Trigonometri maupun kemampuan Fisika dari mahasiswa itu sendiri, 3) kepada peniliti lain untuk melakukan penelitian mengenai minat, motivasi, gender dan lainlain yang dikaitkan dengan gaya kognitif, 4) bagi peneliti yang ingin menggunakan hasil penelitian ini sebagai dasar penelitiannya, disarankan mengganti bentuk instrumen tes kemampuan Trigonometri dan tes kemampuan Fisika dalam bentuk tes subyektif atau pengklasifikasian tes yang mengukur ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. DAFTAR PUSTAKA Budilestari. 2001. Penerapan Metode Inkuiri pada Siswa Field Dependent dan Field Independent di Kelas I Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Muhammadiyah 1 Sukoharjo. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Fatmawati. 2010. Pengaruh Gaya Kognitif dan Gender Terhadap Penguasaan Konsep Siswa SMP Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Berbasis Inkuiri Pada Materi Pemantulan Cahaya. Tesis tidak diterbitkan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Lukyto. 2009. Hubungan Antara Kemampuan Dasar Matematika dan Kebiasaan Belajar dengan Prestasi Belajar Fisika Siswa SMP Negeri 3 Ponorogo. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Meltzer. 2003. The Relationship between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gains in Physics: A Possible Hidden Variable in Diagnostic Pretest Scores. American Journal of Physics - AMER J PHYS. 70(12):1-42. Prasetyo. 2011. Pembelajaran Fisika dengan Inkuiri Terbimbing Menggunakan Metode Eksperimen dan Demonstrasi Pada Lab. Virtual Ditinjau dari Kemampuan Awal dan Kemampuan Matematika Siswa (Studi Kasus Materi Pokok Listrik Dinamis Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Tanjung Selor Tahun Ajaran 2010/2011). Tesis tidak diterbitkan. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Prasidayanto. 2009. Pengaruh Kemampuan Bahasa, Kemampuan Matematika dan Sikap Siswa Terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Fisika Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Purwodadi Tahun Pelajaran 2008/2009. Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Rahmah. 2007. Hubungan Antara Kemampuan Matematika dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Rahman, A. 2008.Analisis Hasil belajar Matematika Berdasarkan Perbedaan Gaya Kognitif Secara Psikologis dan Konseptual Tempo pada Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Makassar. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. No. 72(14): 452-473. Ratumanan. 2003. Pengaruh Model Pembelajaran dan Gaya Kognitif Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SLTP di Kota Ambon. Jurnal Pendidikan Dasar. 5(1):110.
72
AKSIOMA, Volume 01 Nomor 01 Maret 2012
Suharto. 2008. Korelasi Nilai Matematika dengan Nilai Fisika pada Siswa MAN Cikarang Tahun Pelajaran 2007-2008. http://www.mancikarang.sch.id. Diakses Tanggal 15 September 2011 Suradi. 2007. Prosil Gaya Berfikir Siswa SMP dalam Belajar Matematika. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. 67(13):532-544. Wanhar. 2008. Hubungan Antara Pemahaman Konsep Matematika Dengan Kemampuan Meyelesaikan Soal-Soal Fisika. Baruga. 1(3):30-35. Wardanik. 2009. Pembelajaran Fisika Dengan Metode Direct Instruction (DI) Ditinjau dari Kemampuan Awal Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Gerak Melingkar Beraturan di SMA Tahun 2008 / 2009. Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Zainuddin. 2002. Studi Tentang Penerapan Belajar Kooperatif Model STAD dengan Konsentrasi Gaya Kognitif FI dan FD Siswa Pada Pembelajaran Fungsi di Kelas II Madrasah Aliyah Negeri I Palu. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.