MUATAN NILAI KARAKTER DALAM BUKU PAKET BAHASA INDONESIA KELAS X KURIKULUM 2013 SKIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)
Oleh Siti Mufarrohah 1112013000038
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017
ABSTRAK
Siti Mufarrohah, NIM (1112013000038), Muatan Nilai Karakter dalam Buku Paket Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum 2013, Skripsi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan muatan nilai karakter yang terdapat dalam buku paket Bahasa Indonesia kelas X kurikulum 2013. Sumber data dalam penelitian ini adalah buku paket Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMA/MA/SMK/MAK kelas X kurikulum 2013 terbitan Kemendikbud. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yaitu suatu metode yang bertujuan untuk mendeskripsikan keadaan objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang ada. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan teknik baca, simak, dan catat. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis isi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai karakter yang termuat di dalam buku paket Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMA/MA/SMK/MAK kelas X kurikulum 2013 terbitan Kemendikbud, meliputi: nilai karakter religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan atau nasionalisme, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat atau komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Nilai karakter yang dominan adalah cinta lingkungan dan gemar membaca. Sementara yang paling sedikit adalah nilai karakter rasa ingin tahu dan mandiri.
Kata kunci: nilai karakter, buku paket Bahasa Indonesia, kurikulum 2013, kelas X
i
ABSTRACT Siti Mufarrohah, NIM (1112013000038), the Content of Character Value in the Book of Bahasa Indonesia at the Tenth Grade in 2013 Curriculum, the Skripsi of Indonesian Language and Literature Education Program, Faculty of Educational Sciences of Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta, 2017. This study aimed to describe the content of character value contained in the book of Bahasa Indonesia of the tenth grade in 2013 curriculum. The data source of this study was the book of Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMA/MA/SMK/MAK of the tenth grade in 2013 curriculum that published by the Ministry of Education. This study used a descriptive qualitative method, aimed to describe the state of research object based on existing facts. The technique used for collecting data was reading, listening, and writing technique. The technique used for data analysis was content analysis technique. The result of this study indicated that the character value contained in that book included the value of religion, honesty, tolerance, discipline, hard work, creativity, independence, democracy, curiosity, nationalism, respect for achievement, friendship, peace-loving, to love reading, to care environment and social, and responsibility character. The dominant value was to care environment and to love reading character. While the least value was curiosity and independence character.
Keywords: Character Value, Bahasa Indonesia Book, 2013 Curriculum, the Tenth Grade
ii
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala nikmat serta karunia-Nya kepada penulis, sehingga dengan pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Muatan Nilai Karakter dalam Buku Paket Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum 2013”. Shalawat dan salam penulis sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW sebagai pembawa risalah dan Revolusioner dunia juga pada para sahabat dan pengikutnya. Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat perhatian, bantuan, bimbingan serta arahan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, pada kesempatan yang baik ini penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung. Terimakasih penulis ucapkan kepada: 1.
Prof. Dr. Ahmad Thib Raya selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah.
2.
Dr. Makyun Subuki, M.Hum.Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
3.
Mahmudah Fitriyah ZA., M.Pd, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran, dan tenaganya untuk memberikan bimbingan, pengarahan, dan petunjuk kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.
4.
Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan banyak ilmu kepada penulis selama berada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
iii
5.
Pimpinan dan staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan
Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan keleluasaan dalam peminjaman buku-buku yang dibutuhkan. 6.
Ayahanda Hasan dan Ibunda Jaenah yang selalu memberikan limpahan kasih sayang yang luar biasa, do’a serta dukungan dengan segala pengorbanan dan keihklasan.
7.
Ketiga kakakku tercinta, Ahmad Millah Hasan, Abdul Kholiq Akhyar, dan Fathur Rozi Hasan yang selalu mengobarkan semangat baik dalam keadaan maupun ketiadaannya.
8.
Teman-teman seperjuangan PBSI 2012, terutama untuk Siti Arfa, Jessica Valiana, Nurhalimah, dan Ditri Lestari Sutopo yang selalu berbagi suka maupun duka. Penulis berharap semoga kebaikan, keikhlasan, dan ketulusan semua pihak
yang telah membantu penulis dibalas oleh Allah SWT. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi yang sekiranya jauh dari sempurna ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya, bagi pembaca umumnya dalam dunia pendidikan. . Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.
Ciputat, 1 Maret 2017 Penyusun
Siti Mufarrohah
iv
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ABSTRAK................................................................................................... i ABSTRACT................................................................................................ ii KATA PENGANTAR................................................................................ iii DAFTAR ISI ............................................................................................... iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………. 1 B. Identifikasi Masalah……………………………………………... 3 C. Batasan Masalah ……………………………………………….. 4 D. Rumusan Masalah……………………………………………… 4 E. Tujuan Penelitian ……………………………………………… 5 F. Manfaat Penelitian……………………………………………..
5
G. Metode Penelitian……………………………………………… 6 H. Sumber Data……………………………………………………
6
I. Teknik Analisis Data…………………………………………...
7
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Nilai Karakter……………………………………….. 9 B. Buku Teks sebagai Bahan Ajar………………………………… 18 C. Pengertian Kurikulum ………………………………………… 22 D. Kajian Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013...…………………………………………….. 26 1. Kompetensi Inti dalam Kurikulum 2013……………......... 26 2. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia…………………... 29 E. Penelitian Relevan……………………………………………. 30 BAB III A.
PEMBAHASAN Deskripsi Buku Siswa Mata Pelajaran Bahasa Indonesia sebagai Objek Penelitian ……………………………………....34
v
B. Deskripsi Data Tentang Bentuk Nilai-nilai Karakter dalam Buku Teks Kelas X SMA Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 ……………………………………………. 39
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan………………………………………………… 137 B. Saran……………………………………………………….. 137
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..138
LAMPIRAN
vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa beberapa bulan terakhir ini banyak menyuguhkan beritaberita yang cukup memprihatinkan. Meningkatnya korupsi, penyalahgunaan wewenang, pelecehan seksual, tawuran antarpelajar, penyalahgunaan obatobatan terlarang, seks bebas, pengerusakan tempat ibadah, sampai yang sedang ramai sekarang adalah isu SARA dan sikap intoleran kepada sesama warga negara. Ini semua menjadi bukti bahwa bangsa kita sedang mengalami krisis karakter yang harus segera dicari jalan keluarnya. Karakter merupakan cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri bagi setiap individu dalam pergaulan sesama, baik dalam keluarga, maupun dalam lingkup berbangsa dan bernegara. Karakter merupakan tabiat atau budi pekerti seseorang yang tercermin dari sikap atau perilaku seseorang. Banyak hal yang dapat mempengaruhi perilaku orang sehingga antara satu orang dengan orang lainnya berbeda. Di antara faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang adalah lingkungan tempat tinggal dan pendidikan di sekolah. Kurikulum sebagai salah satu instrumen pendidikan di sekolah selalu berupaya untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berkarakter. Dalam sejarah perkembangan pendidikan di Indonesia, telah terjadi banyak perubahan kebijakan kurikulum, dari kurikulum rencana pelajaran tahun 1947 sampai yang terbaru saat ini yakni kurikulum 2013. Perubahan demi perubahan dalam kebijakan kurikulum ini dilakukan sebagai usaha untuk mewujudkan manusia-manusia yang siap dengan zamannya.
1
2
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional mencanangkan penerapan pendidikan karakter untuk semua tingkat pendidikan dari SD hingga Perguruan Tinggi. UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 yang menyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.1 Sejalan dengan itu, undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, manyatakan bahwa fungsi pendidikan adalah: Mengembangkan kemampuan dan membangun watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2 Pendidikan
karakter
bertujuan
untuk
meningkatkan
mutu
penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang, sesuai dengan standar kompetesi lulusan. Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan
dan
menggunakan
pengetahuannya,
mengkaji,
dan
menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari. Pendidikan karakter dapat diintegerasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau
1 2
UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1. Undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
3
nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan dan dikaitkan dnegan kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter
tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi juga menyentuh pada
pengalaman nyata dalam kehidupan peserta didik sehari-hari di masyarakat. Pendidikan yang berorientasi pada pembentukan karakter dapat diwujudkan melalui pengoptimalan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia pada kurikulum 2013 menekankan pada pembelajaran berbasis teks. Di mana dalam bahan-bahan ajarnya siswa diajak untuk membaca dan memahami teks-teks secara lebih mendalam. Bahan ajar merupakan segala hal yang memuat bahan-bahan atau materi-materi pelajaran. Bahan ajar memiliki posisi yang sangat penting dalam mendukung proses belajar mengajar. Dalam pemilihannya pun tidak bisa sembarangan, tetapi harus sesuai dengan kebutuhan siswa. Selain itu, bahan ajar juga harus sesuai dengan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang telah dirumuskan dalam kurikulum yang berlaku. Salah satu bahan ajar yang dapat digunakan untuk mendukung proses belajar mengajar adalah buku paket. Buku paket merupakan sarana belajar yang biasa digunakan di lembaga-lembaga pendidikan formal untuk menunjang suatu program pengajaran.
Buku
paket
memuat
materi-materi
pembelajaran
yang
dikembangkan dari standar komptensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang telah disusun dalam kurikulum yang berlaku. Buku siswa berisikan pengetahuan, keterampilan, dan juga sikap atau nilai-nilai karakter yang harus dipelajari oleh siswa. Berdasarkan berbagai latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengetahui muatan nilai-nilai karakter dalam buku paket mata pelajaran Bahasa Indonesia. penelitian yang penulis angkat berjudul Muatan Nilai
4
Karakter dalam Buku Paket Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum 2013 Peneliti memfokuskan penelitian ini pada muatan niali karakter yang terdapat pada buku paket Bahasa Indonesia kelas X jenjang Sekolah Menengah Atas. Hal ini dipilih karena mempertimbangkan usia remaja pada jenjang sekolah menengah adalah masa-masa mencari jati diri untuk menentukan arah dan pada jenjang ini pula pengaruh-pengaruh negatif lebih sering masuk. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas beberapa identifikasi masalah yang muncul adalah sebagai berikut: 1. Kurikulum 2013 merupakan kebijakan pendidikan yang baru, termasuk perangkat buku paket yang belum banyak ditemukan hasil pengkajiannya. 2. Meskipun nilai karakter tercantum kompetensi inti Kurikulum 2013, belum diketahui bentuk muatan nilai karakaternya dalam buku paket kelas X Kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia. 3. Sebagian besar guru merasa kebingungan untuk mengembangkan nilai karakter yang menyatu dalam materi pelajaran. C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, penelitian ini membatasi permasalahan pada bentuk muatan nilai karakter dalam buku paket Bahasa Indonesia kelas X SMA Kurikulum 2013 terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. D. Rumusan Masalah Terkait dengan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu:
5
1. Bagaimanakah muatan nilai karakter yang terdapat pada buku paket Bahasa Indonesia kelas X Kurikulum 2013 terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mendeskripsikan muatan nilai karakter yang terdapat pada buku paket Bahasa Indonesia kelas X Kurikulum 2013 terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun praktis. 1. Manfaat teoretis, hasil analisis ini dapat dijadikan referensi bagi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan dapat memberikan gambaran tentang identifikasi muatan nilai karakter dalam buku siswa, sehingga dapat dikembangkan melalui pembelajaran. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memperjelas bentuk-bentuk nilai karakter, sehingga membantu siswa dalam memahami tujuan belajar aspek karakter selain penguasaan isi materi matapelajaran bahasa Indonesia. 2. Manfaat praktis, penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi bagi pengembang buku ajar sebagai bahan pertimbangan untuk mencantumkan muatan karakter dalam isi materi pelajaran bahasa Indonesia sesuai dengan kompetensi inti yang tercantum dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Selain itu penelitian ini juga bisa dijadikan sebagai
6
bahan pertimbangan pemerintah untuk lebih memperbanyak muatan nilainilai karakter pada buku pelajaran bahasa Indonesia. G. Metode Penelitian Penelitian ini menerapkan jenis penelitian deskriptif analisis dokumen (kajian isi), yaitu teknik penelitian untuk keperluan mendeskripsikan secara objektif dan sistematis. Holsti mengatakan bahwa kajian isi adalah teknik apapun yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik pesan, dan dilakukan secara objektif dan sistematis.3 Metode ini dipilih
karena
mempertimbangkan
bahwasanya
penelitian
ini
untuk
menggambarkan muatan nilai-nilai karakter yang terdapat pada buku siswa kelas X matapelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013. Nilai-nilai tersebut sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam Kurikulum 2013. H. Sumber Data Data adalah unit informasi yang direkam dalam suatu media yang dapat dibedakan dengan data lain, dapat dianalisis dengan teknik-teknik yang ada, dan relevan dengan masalah yang diteliti. Sumber data merupakan semua informasi baik benda yang nyata maupun yang abstrak, peristiwa/gejala baik secara kuantitatif ataupun kuantitatif.4 Data yang dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Terdapat dua sumber data yang digunkan dalam penelitian ini, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer merupakan sumber data utama, dalam penelitian ini sumber data primer yang digunakan adalah teks yang terdapat dalam buku siswa kelas X mata pelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013. 3
Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet-21.(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 220. 4 Sukandarumidi, Metode Penelitian Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2012), hlm. 44.
7
Sedangkan sumber data sekunder merupakan sumber data pendukung, baik berupa buku, artikel, jurnal, karya ilmiah, atau literature-literatur yang relevan dengan objek penelitian. I. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi (Conten Analysis). Analisis isi digunakan untuk mengungkapkan kandungan nilai-nilai karakter dalam buku siswa kelas X matapelajaran Bahasa Indonesia. Berikut ini langkah-langkah yang penulis gunakan dalam pengambilan data, sebagai berikut: a.
Penulis menentukan buku siswa yang akan dijadikan objek penelitian, yaitu buku siswa matapelajaran Bahasa Indonesia (Ekspresi Diri dan Akademik) Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Kurikulum 2013 edisi revisi 2014 yang dikeluarkan oleh Depdikbud.
b.
Teknik baca catat dilakukan untuk memperoleh data yang ada dalam buku siswa kelas X matapelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013. Teknik ini dilakukan dengan cara membaca dan mencatat nilai-nilai karakter
yang terdapat dalam buku siswa matapelajaran Bahasa
Indonesia yang telah ditentukan. c.
Teknik analisis isi dilakukan untuk mendeskripsikan nilai-nilai karakter yang terdapat dalam buku siswa matapelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013. Nilai karakter yang dititik beratkan adalah 18 nilai karakter yang dirumuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional.
d.
Rancangan tabel untuk perolehan data yang akan dianalisis, seperti berikut:
8
Tabel 1 Nilai Karakter Jujur No 1
Kalimat
BAB
Halaman
Setiap pengemudi mempunyai dua
II
38
katakan
II
38
Kritik dan humor dalam layanan
IV
97
dapat
IV
99
Anekdot ialah cerita singkat yang
IV
99
alternatif
terhadap
tuduhan
yang
diajukan
pelanggaraan polantas,
yaitu
menerima
atau
menolak tuduhan tersebut. 2
Jika
menolak
tuduhan,
keberatan Anda dengan sopan.
3
publik. 4
Kritik
atau
lelucon
itu
disampaikan melalui anekdot. 5
menarik
karena
lucu
dan
mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan sebenarnya.
kejadian
yang
9
BAB II LANDASAN TEORI A.
Pengertian Nilai Karakter Nilai adalah ukuran umum yang dipandang baik oleh masyarakat dan menjadi pedoman dari tingkah laku manusia tentang cara hidup yang sebaikbaiknya.1 Sedangkan makna nilai dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sifat-sifat atau hal-hal yang penting atau berguna bagi kemanusiaan.2 Dari dua definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa nilai merupakan sesuatu yang dianggap penting bagi kemanusiaan dan menjadi pedoman dari tingkah laku manusia. Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti ―to mark”atau menandai dan memfokuskan pada aplikasi nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku, sehingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus, dan berperilaku jelek dikatakan sebagai orang yang berperilaku jelek. Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai dengan kaidah moral dikatakan berkarakter mulia.3 Sedangkan Pusat Bahasa Depdiknas mendefinisikan karakter sebagai bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, dan watak.4 Tidak jauh beda dengan definisi-definisi sebelumnya, Tadzkiroatun Musfiroh berpendapat bahwa karakter mengacu pada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills).5 Dari tiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa karakter berkaitan dengan perilaku, kepribadian, dan watak yang menjadi ciri antara satu individu dengan individu yang lain. 1
Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), cet. 3. hlm.75. 2 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesi. Jakarta: Blai Pustaka. 2005. Ed-ke-4. 3
Nurla Isna Aunillah, Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah, (Yogyakarta: Laksana, 2011), hlm. 20. 4 Ibid, hlm. 19. 5 Ibid,.hlm. 19.
10
Aristoteles mendefinisikan karakter yang baik dengan melakukan tindakan-tindakan yang benar sehubungan dengan diri seseorang dan orang lain. Aristoteles mengingatkan kepada kita tentang apa yang cenderung kita lupakan di masa sekarang ini: kehidupan yang berbudi luhur termasuk kebaikan yang berorientasi pada diri sendiri (seperti kontrol diri dan moderasi) sebagaimana halnya dengan kebaikan yang berorientasi pada hal lainnya (seperti kemurahan hati dan belas kasihan), dan kedua jenis kebaikan ini berhubungan. Kita perlu untuk mengendalikan diri kita sendiri–keinginan kita, hasrat kita–untuk melakukan hal yang baik bagi orang lain.6 Pendapat Aristoteles ini dapat disimpulkan bahwa karakter baik yang cenderung kita lupakan adalah karakter luhur yang berhubungan dengan diri sendiri dan karakter luhur yang berhubungan dengan orang, yang mana karakterkarakter tersebut saling berhubungan antara satu dengan lainya. Artinya, untuk bisa berbuat baik pada orang lain, tentu kita harus memiliki karakter baik yang kita tanam dalam diri kita sendiri. Karakter, menurut pengamatan seorang filsuf kontemporer bernama Michael Novak, merupakan campuran kompatibel dari seluruh kebaikan yang diidentifikasi oleh tradisi religius, cerita sastra, kaum bijaksana, dan kumpulan orang berakal sehat yang ada dalam sejarah. Sebagaimana yang ditunjukan Novak, tidak ada seorang pun yang memiliki semua kebaikan itu, dan setiap orang memiliki beberapa kelemahan. Orang-orang dengan karakter yang sering dipuji bisa jadi sangat berbeda antara satu dengan lainnya.7 Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tidak ada seorang pun yang memiliki semua
karakter yang
baik, sebab setiap orang pasti
memiliki
kelemahan. Simon Philip dalam Fathul Mu’in mengatakan bahwa karakter adalah tata nilai yang menuju pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan. Sedangkan Doni Koesoema A. memahami bahwa karakter sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri, atau karakteristik, atau gaya, atau sifat khas dari seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan misalnya keluarga pada masa
6
Thomas Lickona, Educating for Character, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hlm. 81. Ibid,. hlm. 81.
7
11
kecil, juga bawaaan lahir.8 Dari dua pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa karakter merupakan nilai-nilai yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang bersumber dari bentukan-bentukan dari lingkungan di mana ia tinggal dan juga bawaan dari lahir. Thomas Lickona mengatakan bahwa karakter terbentuk dari tiga macam bagian yang saling berkaitan: pengetahuan moral, perasaan moral, dan perilaku moral. Karakter yang baik terdiri atas mengetahui kebaikan, menginginkan kebaikan, dan melakukan kebaikan— kebiasan pikiran, kebiasaan hati, kebiasan perbuatan. Ketiganya penting untuk menjalankan hidup yang bermoral; ketiganya adalah faktor pembentuk kematangan moral. Ketika kita berpikir tentang jenis karakter yang kita inginkan bagi anak kita, jelas bahwa kita ingin agar mereka mampu menilai hal baik dan buruk, sangat peduli pada hal yang benar, dan melakukan apa yang menurut mereka benar—bahkan di saat mereka dihadapkan pada tekanan dari luar dan godaaan dari dalam.9 Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa karakter terbentuk dari tiga macam elemen, yaitu: pengetahuan moral, perasaan moral, dan perilaku moral. Ketiganya saling berkaitan dalam membentuk karakter yang baik pada manusia. Jadi, nilai karakter merupakan ukuran baik dan buruk yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang menjadi pedoman tingkah laku manusia tentang cara hidup yang sebaik-baiknya. Nilai-nilai karakter yang telah dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menghasilkan 18 butir rumusan nilai karakter. Nilai-nilai ini harus ditanamkan dalam diri peserta didik sebagai upaya membangun karakter bangsa. Rumusan nilai karakter menurut Kemendiknas adalah sebagai berikut: a. Religius,
yakni
ketaatan
dan
kepatuhan
dalam
memahami
dan
melaksanakan ajaran agama (aliran kepercayaan) yang dianut, termasuk dalam hal ini adalah sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama 8
Fathul Mu’in, Pendidikan Karakter Konstruksi Teoretik & Praktik, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm. 160. 9 Thomas Lickona, Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa Mejadi Pintar dan Baik, (Bandung: Penerbit Nusa Media, 2013), hlm. 72. Penerjemah. Lita S.
12
(aliran kepercayaan) lain, serta hidup rukun dan berdampingan. Religius juga dapat diartikan sebagai penghayatan dan implementasi ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.10 Contoh kutipan ―Sebatang pohon daunnya rimbun, lebat buahnya lebat bunganya, walaupun hidup seribu tahun, kalau tak sembahyang apa gunanya‖. Kutipan tersebut menggambarkan bahwa sebagai makhluk yang diciptakan oleh Tuhan, kita harus taat dan patuh pada perintah Tuhan. Salah satunya ialah sembahyang atau sholat lima waktu sesuai dengan perintah-Nya.
b. Jujur, yakni sikap dan perilaku yang menceminkan kesatuan antara pengetahuan, perkataan, dan perbuatan (mengetahui apa yang benar, mengatakan yang benar, dan melakukan yang benar) sehingga menjadikan orang yang bersangkutan sebagai pribadi yang dapat dipercaya. Dalam KKBI jujur berarti lurus hati; tidak berbohong (dengan berkata apa adanya); tidak curang; tulus dan ikhlas.11 Contoh kutipan ―katakanlah dengan sebenarnya, jika memang bersalah akuilah kesalahanmu‖. Kalimat tersebut menggambarkan bahwa kita harus bisa jujur terhadap diri sendiri dan juga orang lain. Tidak terkecuali dengan mengakui kesalahan kita jika memang kita bersalah. c. Toleransi, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan penghargaan terhadap perbedaan agama, aliran kepercayaan, suku, adat, bahasa, ras, etnis, pendapat, dan hal-hal lain yang berbeda dengan dirinya secara sadar dan terbuka, serta dapat hidup tenang di tengah perbedaan tersebut. Toleransi berarti sikap membiarkan ketidaksepakatan dan tidak menolak pendapat, sikap, atau gaya hidup yang berbeda dengan pendapat, sikap, dan gaya hidup sendiri. Sikap toleran dalam implementasinya tidak hanya dilakukan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan aspek spiritual dan
10 11
Ngainun Naim, Character Buliding, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 124. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Op. chit. hlm. 479.
13
moral yang berbeda, tetapi juga harus dilakukan terhadap aspek yang luas, termasuk aspek ideologi dan politik yang berbeda.12 Toleransi adalah sikap adil dan obyektif terhadap semua orang yang memiliki perbedaan gagasan, ras, atau keyakinan dengan kita. Toleransi adalah sesuatu yang membuat dunia ini menjadi tempat yang aman bagi keragaman.13 Contoh kutipan ―kita hidup dengan sesama manusia yang diciptakan berbeda satu dengan yang lainnya, oleh sebab itu kita harus mampu hidup berdampingan tanpa saling membeda-bedakan‖. Kutipan tersebut mengandung arti bahwa toleransi harus selalu dihidupkan tidak hanya dalam lingkup daerah atau negara, tetapi juga dalam lingkup global sebagai suatu komunitas yang harus saling menghargai perbedaan budaya, bahasa, dan lain sebagainya sebagai upaya untuk mewujudkan dunia yang damai. d. Disiplin, yakni kebiasaan dan tindakan yang konsisten terhadap segala bentuk peraturan atau tata tertib yang berlaku. Disiplin adalah kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang mengharuskan orang untuk tunduk kepada keputusan, perintah, dan peraturan yang berlaku. Dengan kata lain, disiplin adalah sikap mentaati peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan dengan tanpa pamrih.14 Contoh kutipan ―ia selalu sampai di sekolah tepat waktu, tidak pernah sekalipun ia terlambat‖ Seseorang yang memilik kesadaran hukum pasti akan bertindak disiplin dan patuh terhadap tata tertib serta peraturan-peraturan yang berlaku bagi dirinya dan orang lain. Hal ini mengajarkan bahwa sebagai manusia yang hidup dalam suatu komunitas masyarakat, kita harus mematuhi hukumhukum yang berlaku dengan sebaik-baiknya, termasuk dalam lingkup sekolah. 12
Nginun naim, Op.Chit. hlm. 138-139. Thomas Lickona, Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa Mejadi Pintar dan Baik, (Bandung: Penerbit Nusa Media, 2013), hlm. 65. 14 Ngainun naim, Op. Chit. hlm. 142-143 13
14
e. Kerja keras, yakni perilaku yang menunjukkan upaya secara sungguhsungguh (berjuang hingga titik darah penghabisan) dalam menyelesaikan berbagai tugas, permasalahan, pekerjaan, dan lain-lain dengan sebaikbaiknya. Contoh kutipan ―untuk mendapatkan nilai yang maksimal dalam ujian, kita harus kerja keras untuk mewujudkannya, di samping berdoa, kita juga harus belajar dengan giat‖. Kutipan tersebut menggambarkan bahwa keberhasilan dan kesuksesan membutuhkan proses yang panjang, bukan sesuatu yang datang tiba-tiba tanpa tahapan. Hal ini mengingatkan kepada kita bahwa kerja keras merupakan karakter yang harus dimiliki untuk mencapai apapun yang kita impikan. f. Kreatif, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan inovasi dalam berbagai segi dalam memecahkan masalah, sehingga selalu menemukan cara-cara baru, bahkan hasil-hasil baru yang lebih baik dari sebelumnya. Kreatif mengandung sifat dinamis. Orang kreatif adalah orang yang tidak bisa diam, dalam arti selalu berusaha mencari hal-hal baru yang telah ada.15 Contoh kutipan ―ia mampu membuat tempat pensil dari kain perca‖. Kutipan tersebut menggambarkan bahwa kreatifitas sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, sebab dengan membuat sesuatu yang baru dari bahan-bahan bekas akan membantu orang tersebut, terutama dalam segi ekonomi. g. Mandiri, yakni sikap dan perilaku yang tidak tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan berbagai tugas maupun persoalan. Namun hal ini bukan berarti tidak boleh bekerjasama secara kolaboratif, melainkan tidak boleh melemparkan tugas dan tanggung jawab kepada orang lain. kamus besar bahasa Indonesia mendefinisikan mandiri sebagai keadaan dapat berdiri sendiri; tidak bergantung pada orang lain.16
15 16
Nginun naim. Op. Chit. hlm. 152. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Op. Chit,.. hlm. 710.
15
Contoh kutipan ―dalam mengerjakan tugas dari guru, siswa dituntut untk mengerjakannya secara mandiri, dan tidak diperkenankan untuk meminta bantuan teman-temannya‖. Kutipan tersebut masuk dalam muatan nilai karakter
mandiri.
Sebagai
seseorang
yang
berharap
memperoleh
pengetahuan dari sekolah, siswa seharusnya mampu mengerjakan tugastugas yang diberikan dengan mandiri. Ini tidak lain agar kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki masing-masing siswa dapat diketahui oleh guru. h. Demokratis, yakni sikap dan cara berpikir yang mencerminkan persamaan hak dan kewajiban secara adil dan merata antara dirinya dengan orang lain. Dalam kamus demokrasi merupakan gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara.17 Contoh kutipan ―untuk menentukan kepala desa dapat dilakukan dengan cara demokrasi, yaitu dengan cara memilih salah satu calon yang telah ditetapkan‖. Kutipan tersebut menginformasikan bahwasanya kebebasan berpendapat dan berpolitik merupakan sesuatu yang harus selalu diperjuangkan. Hal ini mengajarkan bahwa kebebasan berpendapat dan berpolitik merupakan hak semua warga. i. Rasa ingin tahu, yakni cara berpikir, sikap, dan perilaku yang mencerminkan penasaran dan keingintahuan terhadap segala hal yang dilihat, didengar, dan dipelajari secara lebih mendalam. Contoh kutipan ―sebelum melaksanakan pelajaran, seorang siswa yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pasti akan mempelajari materi yang akan dibahas terlebih dahulu‖. Kutipan tersebut menggambarkan bahwa seorang yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi akan melakukan apa saja agar rasa ingin tahunya dapat terbayarkan.
17
Kamus Besar Bahasa Indonesai, Op.chit,, hlm. 249.
16
j. Semangat kebangsaan atau nasionalisme, yakni sikap dan tindakan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau individu dan golongan. Contoh kutipan ―sebagai seorang tentara, bapak tersebut rela dikirim ke daerah perbatasan untuk menjaga wilayah tersebut‖. Salah satu bentuk nasionalisme adalah bangga terhadap kedaulatan negara, salah satu bentuk rasa bangga terhadap negaranya adalah dengan turut menjaga keamanan wilayah-wilayah perbatan negara. k. Cinta tanah air, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan rasa bangga, setia, peduli, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, budaya, ekomoni, politik, dan sebagainya, sehingga tidak mudah menerima tawaran bangsa lain yang dapat merugikan bangsa sendiri. contoh kalimat ―ia menjadi salah satu olah ragawan yang berhasil membuat lagu ―Indonesia Raya‖ berkumandang di perhelatan Olimpiade yang dilaksanakan di Bazil tahun lalu‖. Cinta tanah air dapat diwujudkan dengan cara membuat sebanyak mungkin prestasi agar mampu mengharumkan nama negara kita di kancah internasional. l. Menghargai prestasi, yakni sikap terbuka terhadap prestasi orang lain dan mengakui kekurangan diri sendiri tanpa mengurangi semangat berprestasi yang lebih tinggi. Contoh kutipan ―mereka memberikan ucapan selamat kepada Rani karena telah memenangkan lomba debat bahasa tingkat provinsi‖. Kutipan tersebut tergolong pada nilai karakter menghargai prestasi karena kutipan tersebut menggambarkan bahwa memberikan ucapan selamat kepada teman yang telah memenangkan perlombaan merupakan bagian dari upaya untuk menghargai prestasi teman. m. Komunikatif, senang bersahabat atau proaktif, yakni sikap dan tindakan terbuka terhadap orang lain melalui komunikasi yang santun sehingga tercipta kerja sama secara kolaboratif dengan baik. Contoh kutipan ―Alvin tidak pernah canggung untuk bergaul dengan siapapun‖, kutipan tersebut
17
menggambarkan bahwa komunikatif merupakan suatu hal yang penting. Berkomunkasi dengan santun kepada sesama akan membuat kita memiliki banyak teman dan pasti akan tercipta kerjasama yang baik. n. Cinta damai, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan suasana damai, aman, tenang, dan nyaman atas kehadiran dirinya dalam komunitas atau masyarakat tertentu. Contoh kutipan ―di kota-kota besar tawuran antar pelajar sudah menjadi hal yang sangat biasa. Lempar-lemparan batu dan lain sebagainya tidak dapat lagi dihindarkan‖. Kutipan tersebut menggambarkan bahwa pendidikan,
karena
cinta tamai harus selalu ditanamkan di dunia
anak-anak
yang
sekarang
sedang
menempuh
pendidikan di sekolah adalah mereka yang kemudian akan meneruskan etafet kepemimpinan para pendahulu. o. Gemar membaca, yakni kebiasaan dengan tanpa paksaan untuk menyediakan waktu secara khusus guna membaca berbagai informasi, baik buku, jurnal, majalah, koran, dan sebagainya, sehingga menimbulkan kebijakan bagi dirinya. Contoh kutipan ―di manapun berada, ia selalu menyempatkan
diri
untuk
membaca
buku‖.
Kutipan
tersebut
menggambarkan bahwa membaca buku merupakan suatu yang penting. Nilai karakter gemar membaca harus ditanamkan kepada semua orang, karena nyatanya sangat mudah membuat anak kecil bisa membaca namun sangat sulit membuat mereka menjadi seorang yang gemar membaca. p. Peduli lingkungan, yakni sikap dan tindakan yang selalu berupaya menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar. Contoh kutipan ―setiap hari jumat, para santri di pondok pesantren Assa’adah melakukan kerja bakti membersihkan sampah-sampah di area pondok‖. Kutipan tersebut menggambarkan bahwa kita harus mau menjaga kebersihan lingkungan kita di manapun tempat kita tinggal, tidak terkecuali di pondok pesantren.
18
q. Peduli sosial, yakni sikap dan perbuatan yang mencerminkan kepedulian terhadap orang lain maupun masyarakat yang membutuhkannya. Contoh kutipan
―setiap bulan ia selalu menyisihkan sebagian gajinya untuk
membantu anak-anak yatim yang ada di desanya‖. Kalimat tersebut menggambarkan bahwa kita harus peka dan peduli terhadap orang-orang di sekitar kita, terutama kepada mereka yang membutuhkan bantuan. Nilai karakter peduli kepada lingkungan sosial merupakan suatu yang sangat penting untuk di tanamkan kepada peserta didik. r. Tanggung jawab, yakni sikap dan perilaku seseorang dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, baik yang berkaitan dengan diri sendiri, sosial, masyarakat, bangsa, negara, maupun agama. Contoh kutipan ―setiap pagi ayahnya selalu pergi ke laut untuk mencari ikan, agar kebutuhan keluarga mereka‖. Sebagai seorang ayah, ia tidak hanya bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, ia juga bertanggung jawab terhadap istri dan anak-anaknya. Salah satu bentuk tanggung jawabnya adalah dengan bekerja mencari nafkah agar kebutuhan
keluarganya dapat terpenuhi dan keidupan
keluarganya dapat berjalan dengan lancar. B.
Buku Teks sebagai Bahan Ajar Permendiknas no. 11 tahun 2005 menyatakan bahwa: Buku teks pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan.18
18
Permendiknas, No. 11 Tahun 2005 Tentang Buku Teks Pelajaran.
19
Pengertian buku teks dari permendiknas di atas dapat disimpulkan bahwa buku teks sebagai bahan ajar harus memuat materi pelajaran yang di dalamnya diharapkan dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan, karakter, kepekaan, serta pengetahuan peserta didik. Bahan ajar adalah bahan-bahan atau materi pembelajaran yang disusun secara sistematis yang diungkapkan pengajar dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Bahan ajar harus mempunyai struktur dan urutan yang sistematis, menjelaskan tujuan instruksional yang akan dicapai, memotivasi peserta didik untuk belajar, mengantisipasi kesukaran belajar, memberikan kesempatan latihan untuk peserta didik, secara umum berorientasi pada peserta didik secar individual dan bahan ajar bersifat mandiri.19 Pengertian bahan ajar di atas dapat disimpulkan bahwa bahan ajar harus memuat suatu materi pembelajaran yang lengkap. Artinya, di dalamnya harus memuat unsur atau urutan yang sistematis, mengantisipasi kesukaran belajar, memberikan kesempatan latihan untuk peserta didik dan lain sebagainya. Andi Praswoto dalam Dindin Ridwanuddin mengatakan bahwa: Bahan ajar secara umum pada dasarnya merupakan segala bahan (baik informasi, alat maupun teks) yang disusun secara sistematis yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai oleh peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Contohnya buku pelajaran, modul, handout, LKS, model atau maket, bahan ajar audio, dan bahan ajar interaktif.20 Pernyataan dari Andi Praswoto ini lebih luas, tidak hanya bahan ajar yang berupa buku teks pelajaran, tetapi juga bahan ajar yang berupa audio, handout, LKS dan lain sebagainya yang berhubungan dengan sarana atau alat pembelajaran. Ada dua klasifikasi utama pembagian fungsi bahan ajar, yaitu: pertama, menurut pihak yang memanfaatkan bahan ajar; dan kedua, menurut strategi pembelajaran yang digunakan. Pertama, menurut pihak yang memanfaatkan bahan ajar. Berdasarkan pihak-pihak yang menggunakan bahan ajar, fungsi bahan ajar 19 20
Didin Ridwanuddin, Bahasa Indonesia, (Ciputat: UIN Press, 2015), hlm. 124-125. Ibid,. hlm. 125.
20
dibedakan menjadi dua macam, yaitu fungsi bagi pendidik dan fungsi bagi peserta didik. 1.
Fungsi bahan ajar bagi peserta didik: a. Menghemat waktu pendidik dalam mengajar; b. Mengubah peran pendidik dari seorang pengajar menjadi fasilitator; c. Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif; d. Pedoman bagi pendidik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran and merupakan subtansi kompetensi yang semestinya diajarkan kepada peserta didik.21
2.
Fungsi bahan ajar bagi peserta didik: a. Peserta didik dapat belajar
tanpa harus ada pendidikatau teman
peserta didik yang lain; b. Peserta didik dapat belajar kapan saja dan dimana saja ia kehendaki; c. Peserta didik dapat belajar sesuai dengan kecepatannya masingmasing; d. Peserta didik dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri; e. Membantu potensi peserta didik untuk menjadi pelajar/mahasiswa yang mandiri; f. Pedoman bagi peserta didik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari atau dikuasainya.22
21 22
Ibid,. hlm. 125-126. Ibid,. hlm. 126.
21
Kedua menurut strategi pembelajaran yang digunakan. Berdasarkan strategi pembelajaran yang digunakan, fungsi bahan ajar dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu: dalam pembelajaran klasikal, individual, dan kelompok. 1.
Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal: a. Sebagai satu-satunya sumber informasi dan pengwas serta pengendali proses pembelajaran. Peserta didik pasif dan belajar sesuai dengan kecepatan pendidik dalam mengajar; b. Sebagai
abahan
pendukung
proses
pembelajaran
yang
diselenggarakan. 2.
Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran individual: a. Media utama dalam proses pembelajaran; b. Alat yang digunakan untuk menyusun dan mengawasi proses peserta didik memperoleh informasi; c. Penunjuang media pembelajaran individual lainnya.
3.
Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran kelompok: a. Bersifat sebagai bahan terintergerasi dengan proses belajar kelompok, dengan cara memberikan informasi tentang latar belakang materi, infformasi tentang peran orang2 yanjg terlibat dalam belajar kelompok, serta petunjuk tentang proses pembelajran kelompoknya sendiri; b. Sebagai bahan pendukung bahan belajar utama serta jika dirancang sedemikian rupa untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.23
23
Ibid,. hlm. 126.
22
C.
Pengertian Kurikulum Istilah kurikulum digunakan pertama kali pada dunia olah raga pada zaman yunani kuno yang berasal dari kata curir dan curere. Pada waktu itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Orang mengistilahkannya dengan tempat berpacu atau tempat berlari dari mulai start sampai finish.24 Istilah kurikulum kemudian masuk dan digunakan dalam dunia pendidikan. Kurikulum berhubungan erat dengan usaha mengembangkan peserta didik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Kurikulum memang diperuntukkan untuk anak didik, seperti yang diungkapkan Murray Print bahwa kurikulum meliputi perencanaan pengalaman belajar, program sebuah lembaga pendidikan yang diwujudkan dalam sebuah dokumen serta hasil dari implementasi dokumen yang telah disusun.25 Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan suatu usaha untuk mengembangkan peserta didik sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, meliputi perencanaan pembelajaran, program-program lembaga pendidikan yang realisasikan dalam dokumen dan hasil dari dokumen yang telah disusun. Dalam pendidikan dan pengajaran, kurikulum merupakan sejumlah mata pelajaran di sekolah atau mata kuliah di perguruan tinggi, yang harus ditempuh untuk mencapai suatu ijazah atau tingkat. Kurikulum juga berarti keseluruhan pelajaran yang disajikan oleh suatu lembaga pendidikan.26 Senada dengan definisi kurikulum yang diungkapkan oleh Wina Sanjaya dan Muray Print, pendapat di atas mendifinisikan kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh peserta didik untuk mencapai
24
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 3 Ibid,hlm. 4. 26 S. Nasution, Asas-asas Kurikulum, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 2. 25
23
satu jenjang tertentu sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Pendapat yang hampir sama pun diungkpakn oleh Oemar Hamalik. Kurikulum adalah rencana tertulis tentang kemampuan yang harus dimiliki berdasarkan standar nasional, materi yang perlu dipelajari dan pengalaman belajar yang harus dijalani untuk mencapai kemampuan tersebut, dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian kemampuan peserta didik, serta seperangkat peraturan yang berkenaan dengan pengalaman belajar peserta didik dalam mengembangkan potensi dirinya pada satuan pendidikan tertentu.27 Definisi di atas menginformasikan hal yang hampir sama seperti definisi-definisi sebelumnya, bahwa kurikulum merupakan serangkaian rencana yang memuat materi pelajaran, pengalaman belajar, serta evaluasi untuk mencapai tingkatan kemampuan tertentu yang itu semua didasarkan pada standar pendidikan nasional. Dalam Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.28 Artinya, kurikulum merupakan aturan serta rencana-rencana mengenai bahan pelajaran dan isi yang dijadikan patokan dalam menyelenggarakan aktivitas pendidikan. Ourteins dan Hunkins dalam Muhammad Anshar mendefinisikan kurikulum sebagai rancangan (plan) untuk mencapai tujuan pendidikan.29 Rancangan
itu
menurut
Beauchamp
adalah
pedoman
pelaksanaan
intruksional. Definisi yang mirip dilakukan oleh Taba bahwa kurikulum sebagai ―,,, a plan for learning”; kurikulum sebagai rencana pembelajaran.30 Dua pendapat di atas medefinisikan kurikulum sebagai plan atau rencana untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah dirumuskan. Tanner dan Tanner menggabungkan kedua definisi tersebut menjadi: 27
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hlm. 91. 28 Ibid. 29 Mohamad Ansyar, KURIKULUM, Hakekat, Fondasi, Desain, & Pengembangan,(Jakarta: Kencana, 2015), hlm. 24. 30 Ibid,.
24
Kurikulum adalah pengalaman belajar terencana dan terprogram serta hasil belajar yang terbentuk dari rekontruksi siswa atas pengetahuan yang dipelajarinya di bawah arahan sekolah untuk mencapai kompetensi personal dan sosial. Kedua penulis ini kemudian merevisi definisi itu dengan memasukkan siswa sebagai subjek pendidikan yang mampu mengkostruksi pengetahuan dan pengalaman. 31 Wiggins & McTighe berpendapat bahwa kurikulum pada umumnya adalah rancangan yang memuat seperangkat mata pelajaran dan/atau materinya yang akan dipelajari, atau yang akan diajarkan guru kepada siswa. 32
Dengan kata lain, kurikulum mengacu pada cetak biru pembelajaran untuk
memetik suatu hasil yang diinginkan. Pengertian kurikulum secara modern adalah semua kegiatan dan pengalaman potensial (isi/materi) yang telah disusun secara ilmiah, baik yang terjadi di dalam kelas, di halaman sekolah, maupun di luar sekolah atas tanggung jawab sekolah ntuk mencapai tujuan pendidikan. Implikasi pengertian ini antara lain: pertama, kurikulum tidak hanya terdiri atas sejumlah mata pelajaran, tetapi juga meliputi semua kegiatan dan pengalaman potensial yang telah disusun secara ilmiah. Kedua, kegiatan dan pengalaman belajar tidak hanya terjadi di sekolah, tetapi juga di luar sekolah atas tanggung jawab sekolah.33 Pengertian di atas memiliki cakupan yang luas, tidak hanya pengalaman belajar yang terjadi di sekolah maupun kelas, tetapi juga kegiatan yang berada di luar kelas asalkan kegiatan tersebut tetap di bawah tanggung jawab sekolah. R. Ibrahim mengelompokkan kurikulum menjadi tiga dimensi, yaitu kurikulum sebagai subtansi, kurikulum sebagai sistem, dan kurikulum sebagai bidang studi. Dimensi pertama memandang kurikulum sebagai rencana kegiatan belajar bagi siswa di sekolah atau sebagai perangkat tujuan yang ingin dicapai. 34 Kurikulum dapat juga
31
Ibid,. Ibid,. hlm. 22. 33 Zainal Arifin, Konsep dan Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011),hlm. 4 34 Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum dna Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), cet. 2. hlm. 5 32
25
menunjuk pada suatu dokumen yang berisi rumusan tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar mengajar, jadwal, dan evaluasi. Dimensi kedua memandang kurikulum sebagai bagaian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan, dan bahkan sistem masyarakat. 35 Artinya, suatu sistem kurikulum mencakup bagaimana cara menyusun kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi, dan menyempurnakannya. Dimensi ketiga memandang kurikulum sebagai bidang studi, yaitu bidang studi kurikulum.36 Hal ini merupakan kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran. Mereka yang mendalami bidang kurikulum mempelajari konsep-konsep dasar tentang kurikulum melalui studi kepustakaan dan berbagai kegiatan penelitian dan percobaan, sehingga menemukan hal-hal baru yang dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi kurikulum. Said Hamid Hasan mengemukakan bahwa kurikulum memiliki empat dimensi pengertian, di mana satu dimensi dengan dimensi lainnya saling berhubungan. Keempat dimensi kurikulum tersebut, yaitu: (1) kurikulum sebagai suatu ide/gagasan; (2) kurikulum sebagai rencana tertulis yang sebenarnya adalah perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide; (3) kurikulum sebagai suatu kegiatan yang sering pula disebut dengan istilah kurikulum sebagai suatu realita atau implementasi kurikulum. Secara teoritis, dimensi kurikulum ini adalah pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis; (4) kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekuensi dari kurikulum sebagai kegiatan. 37 Kesimpulan dari pendapat Said Hamid Hasan di atas adalah bahwa kurikulum dapat dilihat dari empat sudut yang antara satu sudt dengan sudut yang lain saling berhubungan, yaitu kurikulum sebagai gagasan, kurikulum sebagai rencana tertulis yang merupakan perwujudan dari kurikulum sebagai gagasan, kurikulum sebagai suatu yang sudah diimplementasikan, dan
35
Ibid,. Ibid,. hlm. 6 37 Ibid,. 36
26
kurikulum sebagai suatu hasil dari implementasi. Kurikulum memang bukan satu-satunya penentu mutu pendidikan. Ia juga bukan perangkat tunggal penjabaran visi pendidikan.
Fungsi kurikulum dalam peningkatan mutu
pendidikan dan penjabaran visi tergantung kecakapan guru, ketercakupan substansi kurikulum dalam buku pelajaran, dan evaluasi proses belajar.38 Artinya, ada banyak hal yang bisa membuat kurikulum dapat dijalankan dengan baik sehingga mampu membuat mutu pendidikan menjadi lebih baik, di antaranya adalah kecakapan guru, buku pelajaran, dan juga evaluasi porses pembelajaran. Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa. Dengan program itu para siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran. 39 Dengan kata lain, sekolah menyediakan lingkungan bagi siswa yang memberikan kesempatan belajar. Itu sebabnya, suatu kurikulum harus disusun sedemikian rupa agar maksud tersebut dapat tercapai. D. Kajian Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 1.
Kompetensi Inti dalam kurikukulum 2013 Tabel 2
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Kelas X. KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan mengamalkan 1.1 Mensyukuri anugerah Tuhan akan ajaran agama yang dianutnya keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannnya sesuai dengan kaidah dan konteks untuk mempersatukan bangsa 38
Forum Mangun Wijaya, Kurikulum yang Mencerdaskan Visi 2030 dan Pendidikan Alternatif, (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2007), hlm. 38. 39 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hlm. 17.
27
1.2 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam memahami, menerapkan, dan menganalisis informasi lisan dan tulis melalui teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi 1.3 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam mengolah, menalar, dan menyajikan informasi lisan dan tulis melalui teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3.
Memahami,
2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk membuat anekdot mengenai permasalahan sosial, lingkungan, dan kebijakan publik 2.2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, dan proaktif dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk menceritakan hasil observasi 2.3 Menunjukkan perilaku jujur, tanggung jawab, dan disiplin dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk menunjukkan tahapan dan langkah yang telah ditentukan 2.4 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, peduli, dan santun dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk bernegosiasi merundingkan masalah perburuhan, perdagangan, dan kewirausahaan 2.5 Menunjukkan perilaku jujur, peduli, santun, dan tanggung jawab dalam penggunaan bahasa Indonesia untuk memaparkan konflik sosial, politik, ekonomi,dan kebijakan publik
menerapkan, 3.1 Memahami struktur dan kaidah
28
menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi baik melalui lisan maupun tulisan 3.2 Membandingkan teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi baik melalui lisan maupun tulisan 3.3 Menganalisis teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi baik melalui lisan maupun tulisan 3.4 Mengevaluasi teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi berdasarkan kaidah-kaidah teks baik melalui lisan maupun tulisan
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
4.1 Menginterpretasi makna teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi baik secara lisan maupun tulisan 4.2 Memproduksi teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan mupun tulisan 4.3 Menyunting teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan 4.4 Mengabstraksi teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi baik secara lisan maupun tulisan 4.5 Mengonversi teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi ke dalam bentuk yang lain sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan
29
2.
Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia Mata pelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut: 1) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis; 2) Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa Negara; 3) Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan; 4) Menggunakan bahasa Indonesia untk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial; 5) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus
budi
pekerti,
serta
meningktkan
pengetahuan, dan kemapuan berbahasa; 6) Menghargai dan membagakan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Sejalan dengan uraian tersebut, ruang lingkup pelajaran bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra meliputi aspek mendengarkan, aspek berbicara, aspek membaca, dan aspek menulis.40
40
Ibid, hlm. 124.
30
E. Penelitian Relevan Penelitian relevan merupakan penelitian yang menjadi acuan atau dasar untuk penelitian yang akan dibahas pada penelitian ini. Penelitian relevan yang pertama adalah skripsi yang berjudul Muatan Nilai-Nilai dalam Buku Siswa Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 Kelas VII Sekolah Menengah Pertama oleh Dhamar Puspito Dwifarmono mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yokyakarta pada tahun 2015. Dalam penelitian ini ia menerapkan model penelitian deskriptif jenis analisis isi. Instrumen pengumpulan data menggunakan check list dan catatan dokumentasi. Analisis data penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dhamar ini menunjukkan bahwa buku siswa kelas VII mata pelajaran bahasa Indonesia SMP/MTs K-13, mengandung muatan nilai-nilai karakter sikap religius dan sikap sosial. Jumlah pemunculan nilai-nilai karakter dalam sikap sosial sebanyak 65 kali, lebih tinggi dibandingkan sikap religius yang hanya 27 kali. 41 Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Dhamar Puspito Dwifarmono adalah sama-sama mengkaji nilai karakter yang ada pada buku siswa. Sedangkan perbedaannya adalah penelitian yang dilakukan oleh Dhamar fokus pada karakter yang bersifat sosial dan religius, sedangkan dalam penelitian ini fokus pada 18 nilai karakter yang dirumuskan oleh Kemendiknas. Penelitaian relevan yang kedua adalah skripsi yang berjudul Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Pada Buku Materi Ajar Bahasa Indonesiaku Bahasa Negeriku Kelas X Sma Terbitan Platinum 2008 oleh Dwi Nurhayati mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik panyajian buku materi ajar dan memaparkan nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung pada buku materi 41
Dhamar Puspito Dwifarmono, Muatan Nilai-Nilai dalam Buku Siswa Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 Kelas VII Sekolah Menengah Pertama, (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2015). Abstrak.
31
ajar Bahasa Indonesiaku Bahasa Negeriku I Kelas X SMA Terbitan Platinum 2008. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian ini adalah kalimat yang menunjukkan nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat pada buku materi ajar Bahasa Indonesiaku Bahasa Negeriku 1 Kelas X SMA Terbitan Platinum 2008. Proses mengumpulan data menggunakan metode simak dengan metode catat. Setelah data terkumpul, kemudian dianalisis menggunakan teknik metode padan referensial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilainilai pendidikan karakter yang terkandung di dalam buku materi ajar Bahasa Indonesiaku Bahasa Negeriku I Kelas X SMA Terbitan Platinum 2008 meliputi: 1) religius, 2) toleransi, 3) disiplin, 4) kerja keras, 5) kreatif, 6) mandiri, 7) demokratis, 8) rasa ingin tahu, 9) semangat kebangsaan, 10) cinta tanah air, 11) menghargai prestasi, 12) bersahabat atau komunikatif, 13) gemar membaca, 14) peduli lingkungan, 15) peduli sosial, dan 16) tanggung jawab. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Nurhayati adalah samasama mengkaji mengenai buku teks siswa kelas X.42 Perbedaannya, penelitian ini hanya fokus pada nilai karakter yang terdapat dalam buku teks siswa kelas X kurikulum 2013 terbitan Kemendikbud, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Nurhayati adalah mengidetifikasi penyajian bahan ajar dan memaparkan nilai pendidikan
karakter pada buku teks siswa kelas terbitan
Platinum. Penelitian relevan selanjutnya dengan judul Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Pada Materi Ajar Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas IX Terbitan Erlangga oleh Dewi Nurjanah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun 2012. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data tertulis yang berupa buku materi Bahasa Indonesia untuk SMP kelas IX Terbitan Erlangga. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik baca, simak, dan catat. Teknik 42
Dwi Nurhayati, Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Pada Buku Materi Ajar Bahasa Indonesiaku Bahasa Negeriku Kelas X Sma Terbitan Platinum 2008, (Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012), abstrak.
32
keabsahan data menggunakan trianggulasi peneliti. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis isi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa penyajian dapat dinyatakan Buku Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas IX Terbitan Erlangga mempunyai komponen meliputi: judul buku, kata pengantar, daftar isi, petunjuk penggunaan buku, judul pelajaran, rincian subjudul, rangkuman, daftar pustaka, peta konsep, subjudul per KD, tujuan KD, penjelasan (teoritis), contoh-contoh, latihan, tugas. Komponen buku teks tersebut yang tidak sesuai dengan pedoman antara lain: Ulangan harian, ulangan semester, refleksi, glosarium, dan indeks. Dan nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung di dalam buku materi ajar Bahasa Indonesia untuk SMP kelas IX Terbitan Erlangga meliputi: 1) religius, 2) jujur, 3) disiplin, 4) kerja keras, 5) kreatif, 6) mandiri, 7) demokratis, 8) rasa ingin tahu, 9) semangat kebangsaan, 10) cinta tanah air, 11) menghargai prestasi, 12) bersahabat atau komunikatif, 13) gemar membaca, 14) peduli lingkungan, 15) peduli sosial, dan 16) tanggung jawab.43 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Dewi Nurjannah adalah, penelitian ini fokus pada nilai karakter yang terdapat dalam buku paket bahasa Indonesia kelas X kurikulum 2013 sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Dewi fokus pada nilai karakter pada buku bahasa Indonesia kelas IX terbitan Erlangga. Persamaannya adalah sama-sama fokus pada 18 nilai karakter rumusan kemdikbud. Penelitian relevan selanjutnya adalah Nilai Pendidikan Karakter dalam Buku Teks Pelajaran Bahasa Indonesia SMP di Daerah Istimewa Yogyakarta oleh
Normawati Balai Bahasa Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan nilai pendidikan karakter dalam buku teks bahasa Indonesia SMP yang dipakai di DIY. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang berwujud kajian tekstual. Sumber data penelitian adalah buku teks bahasa Indonesia SMP kelas VII, VIII, dan IX yang dipakai di DIY. Analisis data dilakukan dengan metode padan subjenis inferensial. 43
Dewi Nurjanah, Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Pada Materi Ajar Bahasa Indonesia Untuk SMP Kelas IX Terbitan Erlangga, (Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012), abstrak.
33
Validitas data dengan validitas semantik sedangkan reliabilitas data dengan teknik intrarater dan interater. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai pendidikan karakter dalam buku teks pelajaran Bahasa Indonesia SMP di DIY ditemukan terdiri atas lima hubungan karakter. Kelima hubungan karakter tersebut, meliputi nilai karakter manusia terhadap Tuhan, diri sendiri, sesama, lingkungan, dan bangsa. Di antara kelima hubungan karakter dalam buku teks pelajaran, hubungan karakter manusia terhadap Tuhan yang paling sedikit ditemukan. Sebaliknya, karakter manusia terhadap diri sendiri dan sesama lebih intensif kemunculannya. Hal itu menyiratkan bahwa penulis buku ingin menekankan pada aspek manusia yang memiliki kehidupan pribadi dan kehidupan sosial.44 Perbedaan penelitian ini penelitian yang dilakukan oleh Normawati adalah, bahwa penelitian ini fokus pada 18 nilai karakter sedangkan peneltian yang dilakukan oleh Normawati fokus pada lima hubungan nilai karakter meliputi nilai karakter manusia terhadap Tuhan, diri sendiri, sesama, lingkungan, dan bangsa.
44
Normawati, Nilai Pendidikan Karakter Dalam Buku Teks Pelajaran Bahasa Indonesia Smp Di Daerah Istimewa Yogyakarta,( Balai Bahasa Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat, 2015), abstrak.
34
BAB III PEMBAHASAN
A. Deskripsi Buku Siswa Mata Pelajaran Bahasa Indonesia sebagai Objek Penelitian
Buku siswa yang digunakan sebagai objek penelitian dan sumber data diperoleh dengan cara mengakses dari web Kemendikbud kemudian dikonfirmasi kepada dosen pembimbing skripsi. Objek penelitian dan sumber data terdiri dari 1 buku, yakni buku siswa kelas X. Adapun fisik dan sistematika dari masing-masing isi buku siswa kelas X matapelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 untuk SMA dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Susunan buku meliputi halaman sampul yang memuat judul buku, yaitu:
Bahasa
Indonesia
(Ekspresi
Diri
dan
Akademik)
Kelas
X
SMA/MA/SMK/MAK Kurikulum 2013 edisi revisi 2014. Buku ini diperuntukkan bagi siswa SMA/MA/SMK/MAK, artinya buku ini diterapkan untuk SMA/SMK yang dikelola oleh lembaga umum dan MA/MAK, yaitu sekolah yang dikelola oleh lembaga keagamaan. 2. Sistematika isi buku, mencakup: a) Kata Pengantar; b) Prawacana
Pembelajaran Teks; c) Daftar Isi; d) Bab-bab yang menjelaskan isi materi dan kegiatan belajar; e) Glosarium; f) Daftar Pustaka; g) Lampiran. 3. Pola penulisan buku disajikan dalam bab-bab dengan sajian sebagai
berikut: Tabel 3 Pola Penyajian Penulisan Buku No
Judul
Materi
Halaman
I
Gemar Meneroka Alam
Kegiatan 1 Pembangunan
1-32
Semesta
Konteks dan Pemodelan Teks
Laporan
Observasi
Hasil
35
Kegiatan
2
Kerjasama
Membangun Teks Laporan Hasil Observasi Kegiatan 3 Kerja Mandiri Membangun Teks Laporan Hasil Observasi II
Proses Menjadi Warga
Kegiatan 1 Membangun
yang Baik
Konteks dan Pemodelan
34-65
Teks Prosedur Kegiatan
2
Membangun
Kerjasama Teks
Prosedur Kegiatan 3 Kerja Mandiri Membangun
Teks
Prosedur III
Budaya Berpendapat di
Kegiatan 1 Pembangunan
Forum Ekonomi dan
Konteks dan Pemodelan
Politik
Teks Eksposisi Kegiatan
2
Membangun
68-95
Kerjasama Teks
Eksposisi Kegiatan 3 Kerja madiri Membangun
Teks
Eksposisi IV
Kritik dan Humor
Kegiatan 1 Pembangunan
dalam Layanan Publik
Konteks dan Pemodelan Teks Anekdot Kegiatan
2
Membangun
Kerjasama Teks
109-120
36
Anekdot Kegiatan 3 Kerja Mandiri Membangun
Teks
Anekdot V
Seni Bernegosiasi
Kegiatan 1 Pembangunan
dalam Kewirausahaan
Konteks dan Pemodelan
120-146
Teks Negosiasi Kegiatan
2
Membangun
Kerjasama Teks
Negosisasi Kegiatan 3 Kerja Mandiri Membangun
Teks
Negosiasi VI
Teks dalam Kehidupan
Kegiatan
1
Pemodelan
Nyata
Berbagai Jenis Teks dalam Satu Tema Kegiatan
2
Membangun
Kerjasama Berbagai
Jenis Teks dalam Satu Tema Kegiatan 3 Kerja Mandiri Membangun
Berbagai
Jenis Teks dalam satu Tema
147-170
37
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa buku mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas X memiliki enam bab utama dan terdiri dari berbagai tema dan subtema. Selain ini, buku ajar tersebut juga menyertakan beberapa gambar sebagai media penjelas dalam menyampaikan bahasan atau topik di dalam setiap bab. Tabel 4 Ilustrasi gambar Lokasi BAB I
Keterangan Gambar 1 : Alam Semesta Gambar 2 : Makhluk di Bumi Gambar 3 : Harimau Gambar 4 : Komodo
BAB II
Gambar 1 : Polisi Lalu Lintas Gambar 2 : Anjungan Tunai Mandiri Gambar 3 : Ujian Praktik Mengemudi Gambar 4 : Kartu Tanda Penduduk Gambar 5 : Botol Kaca Gambar 6 : Peragaan Prosedur Membaca Sajak Gambar 7 : Visa yang Dikeluarkan oleh Pemeritah Indonesia Gambar 8 : Paspor yang Dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia
BAB III
Gambar 1 : Praktik Kebebasan Berpendapat Gambar 2 : Simbol Perampasan Kebebasan Berpendapat Gambar 3 : Sidang Pembahasan Ekonomi Indonesia Gambar 4 : Jamu Tradisional dan Bahan Ramuan Jamu Gambar 5 : Wilayah Komunitas ASEAN Gambar 6 : Einstein Sebagai Contoh Orang Terkemuka
38
Gambar 7 : Gaya Bung Karno Berpidato Gambar 8 : Gaya Bung Tomo Berpidato BAB IV
Gambar 1 : Menahan Gelak Tawa Gambar 2 : Timbangan Sebagai Simbol Keadilan Gambar 3 : Asap dari Puntung Rokok Gambar 4 : Tong Sampah
BAB V
Gambar 1 : Bersalaman untuk Mengawali dan Mengakhiri Negosiasi Gambar 2 : Negosiasi untuk Menghasilkan Kesepakatan Bersama Gambar 3 : Patung Sebagai Barang Seni yang Dapat Dinegosiasikan Harganya Gambar 4 : Kain Sarung dalam Kisah Kesuksesan Wirausaha
BAB VI
Gambar 1 : Komodo Sebagai Salah Satu Hewan Langka Gambar 2 : Orang Utan Sebagai Salah Satu Hewan Gambar 3 : Proses Memasak Rendang (Resep Masakan Khas Sumatra Barat) Gambar 4 : Ketupat Kandangan (Resep Masakan Khas Kalimantan Selatan)
Tabel di atas menunjukkan bahwa buku siswa kelas X mata pelajaran bahasa Indonesia Kurukulum 2013 disajikan dalam bentuk teks untuk memaparkan isi dan diperjelas dengan gambar. Kondisi ini menggambarkan bahwa buku ini dapat ditindaklanjuti untuk diadakan telaah isi muatan nilainilai karakternya.
39
B. Deskripsi Data tentang Bentuk Nilai-Nilai Karakter dalam Buku Siswa Kelas X SMA Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013
1. Nilai Karakter Religius Religius sebagai salah satu nilai karakter merupakan sikap dan perilaku taat dalam melaksanakan ajaran agama yang dianut namun juga bisa
menghargai dan menghormati pelaksanaan ibadah agama lain.
Hidup rukun tidak hanya dengan sesama manusia tetapi juga dengan sesama makhluk ciptaan Tuhan. Berikut adalah temuan nilai karakter religius dalam buku paket siswa mata pelajaran bahasa Indonesia.
Tabel 5 Nilai Karakter Religius No
Kalimat
BAB
Halaman
1
Alam semesta adalah ciptaan Tuhan Yang
I
2
I
2
I
3
Maha Esa yang diperuntukkan bagi manusia agar dijaga dan dipelihara. 2
Sebagai ciptaan Tuhan, alam tidak boleh dirusak oleh manusia, misalnya dengan menebang pepohonan sembarangan yang menyebabkan
rusaknya
keseimbangan
lingkungan. 3
Alam semesta juga diciptakan Tuhan bagi manusia sebagai sarana utnuk memperoleh ilmu pengetahuan melalui pendidikan.
4
Alam semesta. (gambar)
I
3
5
Makhluk di bumi. (gambar)
I
5
6
Sistem peredaran darah.
I
13
7
―Ya Allah, hanyutkanlah mereka yang tidak
IV
110
40
ikhlas‖.
Poin 1 dalam tabel di atas tergolong dalam nilai karakter religius. Terbukti pada kutipan ―alam semesta adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang diperuntukkan bagi manusia agar dijaga dan dipelihara‖. Kutipan tersebut menggambarkan bahwa sebagai sesama makhluk ciptaan Tuhan, kita harus menjaga dan memelihara alam semesta yang kita huni ini sebagai wujud dari rasa syukur atas segala limpahan nikmat dari Tuhan. Poin 2 dikategorikan dalam muatan nilai karakter religius. Terbukti pada kutipan ―Sebagai ciptaan Tuhan, alam tidak boleh dirusak oleh manusia, misalnya dengan menebang pepohonan sembarangan yang menyebabkan rusaknya keseimbangan lingkungan‖. Kutipan tersebut menggambarkan bahwa alam tidak boleh dirusak oleh manusia sebagai makhluk
yang sama-sama diciptakan oleh
Tuhan, sebab akan
mengakibatkan kerusakan dan ketidaksimbangan lingkungan. Poin 3 masuk dalam kategori muatan nilai karakter religius. Terbukti pada kutipan ―Alam semesta juga diciptakan Tuhan
bagi
manusia sebagai sarana untuk memperoleh ilmu pengetahuan melalui pendidikan‖. Kutipan di atas menggambarkan bahwa alam semesta yang diciptakan Tuhan ini dapat dijadikan sebagai alat untuk memperoleh pengetahuan yang lebih luas. Sebagai alat untuk memperoleh ilmu pengetahuan alam semesta tidak boleh dirusak, sebab memperoleh ilmu dan menjaga alam semesta merupakan bagian dari implementasi nilai karakter religius. Poin 4 dikategorikan dalam muatan nilai karakter religius. Poin tersebut merupakan gambar yang di bawahnya mempunyai keterangan ―Alam semesta‖. Gambar tersebut menginformasikan bahwa alam semesta yang begitu luas harus kita jaga dan kita pelihara sebagai bentuk dari rasa syukur kita kepada Tuhan Yang Maha Esa.
41
Poin 5 masuk dalam kategori muatan nilai karakter religius. Poin tersebut merupakan gambar yang di bawahnya terdapat keterangan ―Makhluk di bumi‖. Gambar tersebut juga menginformasikan bahwa agar kehidupan sebagai sesama makhluk yang tinggal di bumi harus selalu mampu hidup berdampingan. Manusia sebagai makhluk yang berakal diharapkan untuk bisa menjaga dan memelihara alam semesta yang dititipkan oleh Tuhan, sebagai bentuk dari implementasi dari sikap religius kepada Tuhan. Poin 6 dalam kutipan di atas tergolong dalam nilai karakter religius. Terbukti pada kutipan ―Sistem peredaran darah‖. Kutipan tersebut menggambarkan bahwa kita harus bersyukur dengan segala karunia yang diberikan Tuhan kepada kita. Melalui teks yang berjudul sistem peredaran darah tersebut peserta didik diajarkan untuk bersyukur. Pada tabel di atas poin 7 dikategorikan dalam muatan nilai karakter religius. Hal tersebut dapat dilihat pada kalimat yang menyatakan bahwa ―Ya Allah, hanyutkanlah mereka yang tidak ikhlas‖. Kalimat tersebut menggambarkan bahwa doa adalah sarana terbaik untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Hal ini merupakan bagian dari implemetasi sikap religiusitas kita kepada Tuhan. Karakter religius sangat dibutuhkan oleh siswa dalam menghadapi pesatnya perubahan zaman. Sebab, sebagai manusia yang diciptakan oleh Tuhan yang Maha Esa, manusia perlu menjaga dan memelihara alam semesta yang juga ciptaan Tuhan sebagai bagian dari ketaatan dan kepatuhan kepada penciptanya. Alam yang indah dan subur menjadi akan menjadi sarana yang baik bagi manusia untuk beribadah kepada Than dengan nyaman. Melalui firman-Nya Tuhan menyuruh manusia untuk menjaga dan memelihara alam, karena sebenarnya apapun yang dilakukan oleh manusia akan kembali pada manusia sendiri. Apabila manusia merusak
42
alam maka bencana alam pun akan menimpa manusia sebagai akibat dari tangan-tangan jahil manusia.
2. Nilai Karakter Jujur Jujur dapat diartikan sebagai sikap seseorang yang menggambarkan kesatuan antara pengetahuan, perkataan, dan perbuatan yang benar. Berikut adalah temuan nilai karaker jujur dalam buku paket siswa mata pelajaran bahasa Indonesia. Tabel 6 Nilai Karaker Jujur No 1
Kalimat
BAB
Halaman
Setiap pengemudi mempunyai dua
II
38
katakan
II
38
Kritik dan humor dalam layanan
IV
97
alternatif
terhadap
tuduhan
yang
diajukan
pelanggaraan polantas,
yaitu
menerima
atau
menolak tuduhan tersebut. 2
Jika
menolak
tuduhan,
keberatan Anda dengan sopan.
3
publik. 4
KUHP dalam anekdot
IV
100
5
Anekdot hukum peradilan.
IV
102
6
Darman mendatangi kampung yang
IV
110
IV
112
diterjang banjir paling parah.
7
Dengan sigap Azam menjawab, ―oh…,
maaf
terjatuh.‖
Lalu,
diambilnya putung rokok itu serta langsung diisapnya lagi.
43
Kejujuran merupakan karakter yang harus dimiliki oleh semua orang. Seperti kalimat di atas yang menggambarkan bahwa dalam berkendara di jalanan kita pun harus jujur dan mampu membuktikan jika yang kita katakan memang benar adanya. Nilai karakter jujur harus selalu ditanamkan kepada peserta didik. Poin 1 dan 2 dalam tabel di atas dikategorikan dalam nilai karakter jujur. Terbukti pada kalimat ―setiap pengemudi mempunyai dua alternatif terhadap tuduhan pelanggaraan yang diajukan polantas, yaitu menerima atau menolak tuduhan tersebut‖ dan kalimat ―jika menolak tuduhan, katakan
keberatan
Anda
dengan
sopan‖.
Dua
kalimat
tersebut
menggambarkan bahwa setiap pengendara berhak untuk menerima atau menolak tuduhan pelanggaran asal ia jujur dengan apa yang ia katakan. Dua kalimat tersebut memberikan pelajaran bahwa kita harus berlaku jujur di mana pun kita berada, tidak terkecuali ketika di jalan raya. Poin 3 dalam tabel di atas masuk dalam kategori nilai karakter jujur, karena kutipan ―kritik dan humor dalam layanan publik‖ mengajarkan bahwa sebagai seorang yang hidup di lingkungan sosial kita harus berani jujur untuk mengungkapkan kritikan terhadap suatu layanan publik yang dirasa kurang menguntungkan untuk kehidupan masyarakat secara luas. Poin 4 masuk dalam kategori nilai karakter jujur. Poin tersebut merupakan anekdot yang di dalamnya memuat pesan-pesan kejujuran dalam hukum peradilan di Indonesia. KUHP yang seharusnya memiliki kepanjangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana diplesetkan menjadi Kasih Uang Habis Perkara. Ini merupakan kritikan terhadap sistem peradilan Indonesia yang seringkali berakhir antiklimaks karena ada permainan uang dalam proses menindak yang berperkara. Poin 5 dalam tabel di atas juga masuk dalam kategori nilai karakter jujur. Poin tersebut merupakan anekdot yang di dalamnya memuat pesan-pesan kejujuran. Tidak jauh berbeda dengan poin 4, poin tersebut juga berisi
44
kritika terhadap hukum peradilan di Indonesia yang masih sering mengandalkan uang sebagai penyelesai masalah hukum. Poin 6 dalam tabel di atas masuk dalam kategori muatan nilai karakter jujur. Terbukti pada kutian ―Darman mendatangi kampung yang diterjang banjir paling parah‖. Kutipan tersebut merupakan kutipan yang terdapat dalam ankedot mengenai pejabat yang blusukan ke daerah yang terkena bencana banjir. Anekdot tersebut mengkritik pejabat yang sering mengunjungi rakyat yang sedang kesusahan hanya untuk pencitraan. Hal ini mengajarkan bahwa peduli terhadap keadaan sosial harusnya dilandasi kejujuran yang datang dari dalam hati, bukan karena ingin pamer agar kita dilihat orang sebagai pribadi yang baik. Poin 7 dalam tabel di atas dikategorikan sebagai nilai karakter jujur. ―dengan sigap Azam menjawab, ―oh…, maaf terjatuh.‖ Lalu, diambilnya putung rokok itu serta langsung diisapnya lagi‖ kutipan tersebut merupakan potongan anekdot mengenai negara Singapura yang sangat menjaga kebersihan. Kepolisian tidak akan segan menegur siapa pun yang berani membuang sampah sembarangan, bahkan putung rokok pun akan didenda. Muatan nilai karakter jujur terletak pada tokoh Azam yang mengelak membuang putung rokok ketika ditegur oleh petugas, ia mengatakan bahwa putung rokok tersebut terjatuh padahal sebenarnya putung rokok tersebut telah ia buang.
3. Nilai Karakter Toleransi Toleransi adalah sikap menghargai dan menghormati perbedaan antar sesama manusia. Tidak hanya terhadap perbedaan agama, tetapi juga perbedaan suku, bahasa, adat, etnis, pendapat, dan lain sebagainya. Berikut adalah temuan nilai karaker toleransi dalam buku paket siswa mata pelajaran bahasa Indonesia.
45
Tabel 7 Nilai Karakter Toleransi No 1
Kalimat
BAB
Halaman
Proses menjadi warga negara yang
II
34
II
35
II
59
forum
III
68
Kalian akan dihadapkan pada ragam
III
69
III
81
III
82
baik. 2
Sebagai warga negara yang baik, kalian perlu hidup berdampingan dengan sesama dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
3
Diskusikanlah
prinsip
tersebut
dengan teman-teman kalian. Setelah itu praktikanlah untuk membaca sajak yang berjudul ―Aku‖. 4
Budaya
berpendapat
di
ekonomi dan politik. 5
bahasa
yang
membahas
digunakan dan
untuk
mengajukan
pendapat di berbagai topik ekonomi dan politik, termasuk kebijakan politik yang memicu konflik sosial. 6
Kebijakan
negara
Indonesia
ini
dipicu oleh gerakan globalisasi yang menuntut terwujudnya warga dunia sebagai sebuah komunitas. 7
Langkah-langkah
maju
telah
dilakukan di Eropa, antara lain, dengan membuat mata uang tunggal, mengintegerasikan sistem ekonomi,
46
dan menguatkan identitas Eropa, termasuk ciri kebahasaan Eropa yang sangat prural. 8
Atas
keberhasilan
Uni
Eropa,
III
82
dalam
III
82
Komunitas sosisal budaya ASEAN
III
82
III
82
III
83
III
83
ASEAN dipacu untuk mengikuti jejaknya
di
bidang
keamanan,
ekonomi, dan sosial budaya. 9
Integrasi
ASEAN
prurilingualisme. 10
dibentuk dengan semangat persatuan dalam keanekaragaman. 11
Kebijakan bahasa itu mendorong warga
masyarakat
Uni
Eropa
menjadi prurilingual sehingga semua bahasa Eropa dapat duduk pada posisi yang sama, misalnya di parlemen Uni Eropa. 12
Selain berguna untuk penghormatan atas
adanya
perbedaan
bahasa
kebangsaan negara anggota ASEAN, kebijakan
ini
juga
kegunaan
praktis
memberikan bagi
rakyat
ASEAN untuk saling berkomunikasi sesuai dengan latar bahasa dan budaya setiap warga ASEAN. 13
Apabila
komunitas
ASEAN
dibentuk
tanpa
kebijakan
prurilinguisme,
agaknya
rakyat
47
Indonesia pun akan sulit bernasib mujur. 14
Jika penghuni kawasan ASEAN
III
83
dalam
III
84
dalam
V
120
dituntut hanya berbahasa Inggris, saya percaya bahwa posisi bahasa Indonesia akan bergeser di negeri kita sendiri. 15
Persatuan
ASEAN
keanekaragaman. 16
Seni
bernegosiasi
kewirausahaan.
Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara kita perlu hidup berdampingan dengan sesama tidak peduli dengan berbagai macam perbedaaan yang ada. Tidak hanya sebagai warga yang tingal dalam satu Negara, melainkan juga sebagai warga dunia yang tidak terlepas dari berbagai macam keanekaragaman, termasuk bahasa yang tentunya berbeda-beda. Kutipan pada poin 1 dan 2 dalam tabel di atas dikategorikan dalam nilai karakter toleransi. Terbukti pada kutipan ―menjadi warga negara yang baik‖. Kutipan tersebut mengandung makna bahwa menjadi warga negara yang baik kita harus menjadi warga yang mampu bertoleransi dengan sesama. Salah satu hal yang membuat terjadi pertengkaran dan permusuhan adalah warga yang tak mampu bertoleransi dengan sesamanya, maka dari itu menjadi warga negara yang baik tidak bisa dilepaskan dengan bagaimana kita sebagai warga mampu bertoleransi dengan sesama warga yang lain, sehingga terciptalah negara yang damai. Poin 3 dalam tabel di atas masuk dalam kategori nilai karakter toleransi. Terbukti dalam kalimat ―diskusikanlah prinsip tersebut dengan teman-teman kalian‖. Kutipan tersebut menggambarkan bahwa peserta
48
didik diajarkan untuk berdiskusi dengan teman-temannya. Diskusi merupakan kegiatan bertukar pikiran dan gagasan dengan orang lain, yang tentu saja di dalamnya seorang harus mampu bertoleransi atau menghargai perbedaan pendapat orang lain yang berbeda dengannya. Poin 4 dan 5 dalam tabel di atas dikategorikan dalam nilai karakter toleransi. Terbukti dalam kutipan ―budaya berpendapat di forum ekonomi dan politik‖ dan ―kalian akan dihadapkan pada ragam bahasa yang digunakan untuk membahas dan mengajukan pendapat di berbagai topik ekonomi dan politik, termasuk kebijakan politik yang memicu konflik sosial‖. Dua kutipan tersebut menggambarkan bahwa budaya berpendapat di forum merupakan sesuatu yang harus dipelajari, tidak hanya tentang belajar berpendapat, tapi juga belajar menghargai pendapat orang lain. Budaya berpendapat dan mengahargai pendapat orang lain ini dapat dimulai dari forum-forum yang kecil, sehingga ketika berada dalam forum-forum yang besar, budaya ini dapat dijalankan dengan baik dan tidak menimbulkan konflik yang berkepanjangan. Poin 6 dalam kutipan di atas tergolong dalam nilai karakter toleransi. Terbukti pada kutipan ―gerakan globalisasi yang menuntut terwujudnya warga dunia sebagai sebuah komunitas‖. Kutipan tersebut mengandung arti bahwa toleransi harus selalu dihidupkan tidak hanya dalam lingkup daerah atau negara, tetapi juga dalam lingkup global sebagai suatu komunitas yang harus saling menghargai perbedaan budaya, bahasa, dan lain sebagainya sebagai upaya untuk mewujudkan dunia yang damai. Kutipan pada poin 7 dalam tabel di atas tergolong dalam muatan nilai karakter toleransi. Terbukti pada kutipan ―langkah-langkah maju telah dilakukan di Eropa, antara lain dengan membuat mata uang tunggal, mengintegerasikan sistem ekonomi, dan menguatkan identitas Eropa, termasuk ciri kebahasaan Eropa yang sangat plural‖. Kutipan tersebut menggambarkan bahwa Eropa merupakan suatu kawasan yang memiliki
49
ciri bahasa dan budaya yang sangat plural, sehingga harus ada yang menyatukan dan mengitegrasikannya, baik dalam hal ekonomi maupun kebahasaan. Hal ini mengajarkan bahwa setiap daerah memiliki berbagai hal yang berbeda dengan daerah lain, sehingga diperlukan adanya toleransi antar sesama demi terciptanya suatu kawasan yang dapat bekerjasama antar satu dengan yang lain. Kutipan-kutipan pada poin 8 sampai poin 15 dalam tabel di atas mengandung muatan nilai karakter toleransi. ASEAN merupakan suatu komunitas negara di kawasan asia tenggara yang meskipun berada dalam kawasan yang sama, di dalamnya tetap memiliki berbagai macam budaya, bahasa, agama dan lain sebagainya. Sehingga dengan adanya ASEAN diharapkan dapat menjadi wadah atas berbagai macam perbedaan antar masing-masing negara. Hal ini membutuhkan adanya manusia-manusia yang mau mengahargai dan bertoleransi dengan berbagai macam perbedaan. Poin 16 dalam tabel di atas juga memuat nilai karakter toleransi. Terbukti dalam kutipan ―seni bernegosiasi dalam kewirausahaan‖. Bernegosiasi merupakan proses berunding untuk mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak dengan pihak yang lain. Kutipan di atas memberikan pelajaran bahwa kita harus mampu bernegosiasi untuk mencapai kesepakatan bersama dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang wirausaha. Bernegosiasi berarti juga harus memiliki rasa menghargai terhadap pandangan orang lain. Nilai karakter toleransi harus selalu ditanamkan kepada perserta didik, karena dengan memiliki rasa toleransi yang tinggi akan tercipta kehidupan yang damai. Karakter tersebut penting untuk ditanamkan dan dikembangkan kepada semua generasi, terutama kepada peserta didik mengingat kita hidup di negara yang memiliki begitu banyak keberagaman, baik agama, bahasa, aliran, kebudayaan, etnis, dan lain sebagainya. Berbagai macam perbedaan tersebut merupakan suatu hal
50
yang harusnya dapat dijadikan sarana untuk saling mengenal sebagaimana firman Tuhan yang menyatakan bahwasanya Dia menciptakan perbedaan agar manusia saling mengenal satu sama lain.
4. Nilai Karakter Disiplin Disiplin adalah kebiasaaan yang konsisten terhadap segala macam bentuk peraturan dan tata tertib yang berlaku. Berikut adalah temuan mengenai nilai karakter disiplin. Berikut adalah temuan nilai karaker disiplin dalam buku paket siswa mata pelajaran bahasa Indonesia.
Tabel 8 Nilai Karakter Disiplin No 1
Kalimat
BAB
Halaman
Pantun itu merupakan nasihat bagi
II
35
II
35
II
35
II
35
siapa pun agar selalu ingat bahwa keberhasilan
merupakan
sebuah
proses, bukan sesuatu yang datang tiba-tiba tanpa tahapan. 2
Agar pendidikan kalian di SMA, MA, SMK, atau MAK ini berhasil, kalian
perlu
mengikuti
tahapan
proses belajar dengan sebaik-baiknya di lingkungan sekolah. 3
Kalau di lingkungan rumah dan masyarakat, kalian juga mengikuti setiap proses yang berlaku, hidup kalian tentu selalu berhasil.
4
Kalian
perlu
sehari-hari
memiliki
yang
perilaku
mencerminkan
51
kesadaran hukum, yaitu kesadaran akan nilai-nilai yang terdapat dalam diri manusia mengenai hukum yang ada atau kesadaran akan adanya perilaku yang diatur dengan hukum. 5
Pada konteks bermasyarakat dan
II
35
II
35
II
36
bernegara itu, setiap warga negara Indonesia wajib mematuhi hukum. 6
Pada konteks bermasyarakat secara global pun, setiap orang merupakan warga dunia yang hendaknya dapat beradaptasi dengan tata peraturan pergaulan internasional.
7
Penduduk
Indonesia
yang
sadar
hukum tentu harus mempunyai kartu tanda penduduk (KTP) bagi yang berumur
17
pengendara harus
tahun
ke
kendaraan
mempunyai
atas;
bermotor
surat
izin
mengemudi (SIM); dan orang yang bepergian ke negara lain harus mempunyai paspor dan visa. 8
Polisi lalu lintas. (gambar)
II
37
9
Di Indonesia banyak pengendara
II
37
II
47
kendaraan bermotor. Jika pengendara melakukan pelanggaran, tentu pihak berwajib akan menilangnya. 10
Prosedur
penyelesaian
perkara
pelanggaran berlalu lintas. (diagram)
52
11
Ujian praktik mengemudi. (gambar)
II
51
12
Di Uni Eropa untuk memasuki pintu
III
82
III
83
VI
148
gerbang budaya setiap negara, semua orang tentu telah mengenal kebijakan Europass Language Passport yang dikeluarkan oleh The Council of Europe
dengan
dokumen
teknis
―Common European Framework of Reference (CEFR) For Languages‖. 13
Sebagai contoh penerapan kebijakan ini, siapa pun yang berasal dari luar Jerman (bukan warga negara Jerman) –ketika hendak menikah dengan pasangannya di negara ini—wajib memilki
paspor
bahasa
Jerman
dengan lulus uji bahasa Jerman sekurang-kurangnya
peringkat
komptensi A1. 14
Situasi yang ada di setiap lingkungan itu terikat oleh norma dan kebiasaan.
Poin 1 dalam tabel di atas dikategorikan dalam nilai karakter disiplin. Terbukti pada kutipan ―keberhasilan merupakan sebuah proses, bukan sesuatu yang datang tiba-tiba tanpa tahapan‖. Kutipan tersebut menggambarkan bahwa keberhasilan hanya dapat diraih dengan proses dengan disiplin usaha yang terus menerus, keberhasilan tidak akan dapat diraih tanpa usaha dan disiplin yang baik. Poin ke 2 dalam tabel di atas masuk dalam ketegori muatan nilai karakter disiplin. Terbukti pada kutipan ―agar pendidikan kalian di SMA, MA, SMK, atau MAK ini berhasil, kalian perlu mengikuti tahapan proses
53
belajar dengan sebaik-baiknya di lingkungan sekolah‖, sama seperti halnya pada kutipan poin pertama, poin kedua juga menggambarkan bahwa agar berhasil dalam menempuh beberapa jenjang dalam pendidikan, seseorang harus disiplin dalam mengikuti berbagai macam proses dan tahapannya. Kutipan pada poin 3 dalam tabel di atas masuk dalam kategori ―kalau di lingkungan rumah dan masyarakat, kalian juga mengikuti setiap proses yang berlaku, hidup kalian tentu selalu berhasil‖, kutipan tersebut juga menggambarkan bahwasanya disiplin harus selalu ada dalam pribadi masing-masing orang untuk mencapai apapun yang dicita-citakan. Poin 4 dalam tabel di atas dikategorikan dalam nilai karakter disiplin. Terbukti dalam kutipan ―kalian perlu memiliki perilaku seharihari yang mencerminkan kesadaran hukum, yaitu kesadaran akan nilainilai yang terdapat dalam diri manusia mengenai hukum yang ada atau kesadaran akan adanya perilaku yang diatur dengan hukum‖. Seseorang yang memilik kesadaran hukum pasti akan bertindak disiplin dan patuh terhadap tata tertib serta peraturan-peraturan yang berlaku bagi dirinya dan orang lain. Hal ini mengajarkan bahwa sebagai manusia yang tinggal dalam suatu negara yang memiliki dasar hukum, kita harus mematuhi hukum-hukum yang berlaku dengan sebaik-baiknya. Poin 5 dan 6 dalam tabel di atas masuk dalam karakter
disiplin.
Terbukti
dalam
dua
kutipan
kategori nilai ―Pada
konteks
bermasyarakat dan bernegara itu, setiap warga negara Indonesia wajib mematuhi hukum‖ dan ―pada konteks bermasyarakat secara global pun, setiap orang merupakan warga dunia yang hendaknya dapat beradaptasi dengan tata peraturan pergaulan internasional‖. Dua kutipan tersebut mengandung
makna
bahwa
sebagai
warga
yang
tidak
hanya
bermasyarakat dengan sesama manusia dalam satu negara harus mampu menaati tata perturan yang berlaku, baik itu secara lokal maupun global. Sebab dengan begitu seseorang akan dengan mudah beradaptasi dengan
54
lingkungan serta dapat menciptakan negara dan dunia yang lebih tertib dan damai. Salah satu peraturan di Indonesia ketika seseorang telah mencapai umur 17 tahun adalah memiliki KTP, SIM, dan visa atau paspor ketika akan pergi keluar negeri. Seperti kutipan pada poin 7 yang masuk dalam kategori nilai karakter disiplin berikut, ―penduduk Indonesia yang sadar hukum tentu harus mempunyai kartu tanda penduduk (KTP) bagi yang berumur 17 tahun ke atas; pengendara kendaraan bermotor harus mempunyai surat izin mengemudi (SIM); dan orang yang bepergian ke negara lain harus mempunyai paspor dan visa‖. Kutipan tersebut menginformasikan bahwa sebagai warga negara yang dianggap sudah dewasa, harus mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku di negaranya, di antaranya adalah memiliki kartu tanda penduduk (KTP), surat ijin mengemudi (SIM), dan visa atau paspor untuk ijin pergi keluar negeri. Poin 8 dalam tabel di atas merupakan gambar polisi yang sedang melaksanakan tugasnya untuk mengatur dan memeriksa kelengkapan surat-surat bagi pengendara. Gambar yang di bawahnya terdapat keterangan ―Polisi lalu lintas‖ dapat dimasukkan dalam kategori nilai karakter disiplin, karena polisi merupakan aparat yang bertugas untuk mendisiplinkan masyarakat yang melanggar paraturan, termasuk para pengendara yang melanggar peraturan berkendara. Poin 9 dalam tabel di atas masuk dalam ketegori nilai karakter disiplin. Terbukti dalam kutipan ―jika pengendara melakukan pelanggaran, tentu
pihak
berwajib
akan
menilangnya‖.
Kutipan
tersebut
menginformasikan kepada kita bahwa kita harus disiplin terutama ketika di jalan raya, sebab jika tidak disiplin dan patuh
terhadap peraturan
lalilintas barangkali malah akan membahayakan mengendara yang lainnya. Dan apabila pengendara terbukti melakukan pelanggaran, tentu ada konsekuensi yang harus diterima orang pengendara tersebut.
55
Poin 10 dalam tabel di atas merupakan diagram yang di bawahnya terdapat keterangan ―prosedur penyelesaian perkara pelanggaran berlalu lintas‖. Diagram tersebut tergolong dalam nilai karakter disiplin karena diagram tersebut menggambarkan tentang bagaiman prosedur yang harus ditempuh ketika seseorang melanggar kedisiplinan atau peraturan dalam berlalu lintas. Poin 11 dalam tabel di atas juga masuk dalam kategori nilai karakter disiplin. Poin 11 tesebut merupaka gambara yang di bawah terdapat keterangan ―ujian praktik mengemudi‖, ujian praktik mengemudi merupakan proses seseorang agar dapat memiliki Surat Ijin Mengemudi dari kepolisian. Hal ini menginformasikan bahwa dalam gambar tersebut mengajarkan untuk berusaha disiplin dengan cara mengikuti ujian praktik mengemudi agar dapat memiliki SIM. Setiap negara memiliki peraturan masing-masing, yang di dalamnya masyarakat harus patuh dengan perturan tersebut tak terkecuali warga asing yang ingin berkunjung ke negara tersebut. Seperti kutipan ―di Uni Eropa untuk memasuki pintu gerbang budaya setiap negara, semua orang tentu telah mengenal kebijakan Europass Language Passport yang dikeluarkan oleh The Council of Europe dengan dokumen teknis ―Common European Framework of Reference (CEFR) For Languages‖‖ dan kutipan ―sebagai contoh penerapan kebijakan ini, siapa pun yang berasal dari luar Jerman (bukan warga negara Jerman) –ketika hendak menikah dengan pasangannya di negara ini—wajib memilki paspor bahasa Jerman dengan lulus uji bahasa Jerman sekurang-kurangnya peringkat komptensi A1‖. Dua kutipan pada poin 12 dan 13 dalam tabel di atas yang dapat dikategorikan dalam nilai karaker disiplin. Kutipan tersebut menginformasikan kepada kita bahwa sekalipun dalam kawasan yang sama, suatu negara tetaplah memiliki peraturan masing-masing yang harus dipatuhi oleh semua orang yang berada dalam negara tersebut. Semua orang, terlebih yang tinggal di kawasan Eropa pasti telah mengetahui mengenai kebijakan
Europass Language Passport
untuk masuk ke
56
negara-negara lain di Eropa, yang di dalamnya termuat peraturanperaturan kebahasaan ketika akan menikah dengan warga dari negara Jerman. Hal tersebut mengajarkan bahwa sebagai warga yang tinggal dalam satu kawasan harus mau disiplin dengan peraturan-peraturan yang berlaku pada kawasan tersebut. Kutipan dalam poin 14 dalam tabel di atas masuk dalam kategori nilai karakter disiplin. Terbukti pada kutipan ―situasi yang ada di setiap lingkungan itu terikat oleh norma dan kebiasaan‖. Kutipan tersebut tidak hanya menggambarkan bahwa manusia harus mau menghargai perbedaan norma dan kebiasaan, tetapi juga harus mau disiplin dengan mematuhi norma dan kebiasaan yang berlaku di lingkungan tempatnya menjejakkan kaki. Disiplin merupakan nilai karakter yang penting untuk selalu ditanamkan kepada peserta didik, karena manusia hidup dengan manusia lain yang di dalamnya pasti terdapat peraturan-peraturan baik yang tertulis maupun tidak. Misalnya ketika berkendara, tentu saja semua orang harus mematuhi peraturan lalu lintas karena jika tidak pasti akan mengganggu pengendara lain. Selain itu dalam kehidupan bermasyarakat pun terikat oleh adanya norma dan adat kebiasaan, sehingga jika seorang yang tinggal di lingkungan tersebut tidak melakukan sesuatu yang sesuai dengan norma pasti akan mendapat hukuman tersendiri dari anggota masyarakat di lingkungan tersebut.
5. Nilai Karakter Kerja Keras Kerja keras adalah perilaku yang menunjukkan usaha secara sungguh-sungguh, memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya tanpa kenal menyerah sebelum hasil yang maksimal diraihnya. Berikut adalah temuan nilai karaker disiplin dalam buku paket siswa mata pelajaran bahasa Indonesia.
57
Tabel 9 Nilai Karakter Kerja Keras No 1
Kalimat
BAB
Halaman
Untuk menguji kebenaran klasifikasi
I
9
II
35
II
58
III
70
III
74
yang kalian buat, bandingkan hasil kerja kalian itu dengan klasifikasi dalam buku biologi atau buku ilmu pengetahuan yang lain. 2
Berakit-rakit dahulu Berenang-renang ketepian Bersakit-sakit dahulu Bersenang-senang kemudian
3
Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang-menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih peri
4
Kebebasan
berpendapat
dan
berpolitik itu diperjuangkan agar satu negara
dapat
negara
lain
kesejahteraan
berlomba untuk
dengan
meningkatkan
warga
melalui
pertumbuhan ekonomi. 5
Apabila potensi itu tidak diwujudkan dalam aksi dan momentum yang baik dilewatkan begitu saja karena kita begitu asyik dengan hal lain, prediksi para investor tersebut tidak akan
58
menjadi kenyataan. 6
Untung rugi perdagangan bebas.
III
88
7
Dengan memproduksi barang yang
III
88
III
93
III
93
III
93
III
93
III
93
unggul secara komparatif, dua negara itu dapat meraih untung. 8
Meskipun
pendidikan
formal
diperlukan, pendidikan formal bukan satu-satunya
jalan
yang
dapat
ditempuh oleh setiap orang untuk menuju ke puncak kesuksesan. 9
Almarhum Adam Malik, konon ia hanya
menyelesaikan
jenjang
pendidikan dasar tertentu, diangkat menjadi Wakil Presiden Indonesia bukan karena pendidikan formalnya, melainkan karena kapasitas yang ia dapatkan
dari
belajar
secara
otodidak. 10
Almarhum Hamka adalah contoh pemimpin lain yang lahir dari cara belajarnya sendiri.
11
Ia juga menjadi pemimpin agama dan sastrawan terkenal sekaligus karena pengalaman
belajar
pribadinya,
bukan karena pendidikan formalnya yang tinggi. 12
Bahkan Einstein tidak mempunyai reputasi pendidikan formal yang bagus, tetapi melalui usahanya untuk
59
belajar dan melakukan penelitian sendiri di masyarakat, ia terbukti menjadi ahli fisika yang sangat masyhur di dunia. 13
Untung
regu
IV
110
dalam
V
120
Kain sarung dalam kisah kesuksesan
V
138
Meskipun
penolong
terseret
cukup
sigap. jauh,
Darman masih bisa diselamatkan. 14
Seni
bernegosiasi
kewirausahaan. 15
wirausaha. (gambar) 16
Ekspor kain sarung ke negeri Yaman.
V
138
17
Meski persaingan bisnis di bidang
V
139
V
139
produksi tekstil sangat ketat, berkat kejeliannya dalam membidik peluang bisnis yang tepat, usaha yang ia dirikan terus meningkat dan bertahan hingga kini. 18
Bimbingan plasma
kepada
diberikan
para
perajin
terus
untuk
meningkatkan dan mempertahankan kualitas agar dapat bersaing di pasar ekspor
dengan
harga
yang
terjangkau.
Poin 1 dalam tabel di atas masuk dalam kategori nilai karakter kerja keras. Terbukti pada kutipan ―untuk menguji kebenaran klasifikasi yang kalian buat, bandingkan hasil kerja kalian itu dengan klasifikasi dalam buku biologi atau buku ilmu pengetahuan yang lain‖. Kutipan tersebut mendorong peserta didik untuk bekerja keras dalam menuntut
60
ilmu pengetahuan, tidak hanya yakin dengan apa yang ia kerjakan tetapi juga mau membuktikan bahwa yang ia kerjakan sudah tepat. Poin 2 dalam tabel di atas dikategorikan dalam nilai karakter kerja keras. Terbukti pada kutipan ―Berakit-rakit dahulu || Berenangrenang ketepian || Bersakit-sakit dahulu || Bersenang-senang kemudian‖. Pantun tersebut merupakan nasihat bagi siapa pun agar selalu ingat bahwa keberhasilan dan kesuksesan membutuhkan proses yang panjang, bukan sesuatu yang datang tiba-tiba tanpa tahapan. Hal ini mengingatkan kepada kita bahwa kerja keras merupakan karakter yang harus dimiliki untuk mencapai apaun yang kita impikan. Poin 3 dalam tabel di atas juga dikategorikan dalam nilai karakter kerja keras. Terbukti pada kutipan ―Biar peluru menembus kulitku || Aku tetap meradang-menerjang || Luka dan bisa kubawa berlari || Berlari || Hingga hilang pedih perih|‖, puisi tersebut menggambarkan karakter kerja keras untuk mencapai mimpi tak peduli meskipun harus terluka. Poin 4 dalam tabel di atas masuk dalam kategori muatan nilai karakter kerja keras. Terbukti pada kutipan ―kebebasan berpendapat dan berpolitik itu diperjuangkan agar satu negara dapat berlomba dengan negara
lain
untuk
meningkatkan
kesejahteraan
warga
melalui
pertumbuhan ekonomi‖. Kutipan tersebut menggambarkan bahwa untuk dapat meningkatkan kesejahteraan warga melalui ekonomi, dibutuhkan kerja keras semua pihak agar semua itu tercapai. Poin 5 dalam tabel di atas masuk dalam kategori nilai karakter kerja keras. Kutipan ―apabila potensi itu tidak diwujudkan dalam aksi dan momentum yang baik dilewatkan begitu saja karena kita begitu asyik dengan hal lain, prediksi para investor tersebut tidak akan menjadi kenyataan‖, menggambarkan bahwa potensi perkembangan ekonomi Indonesia diprediksi akan terus meningkat beberapa tahun ke depan, namun jika tidak ada usaha dan kerja keras semua pihak untuk mewujudkan perekonomian yang lebih baik, maka prediksi tersebut
61
hanyalah tinggal prediksi semata. Hal ini mengajarkan bahwa kerja eras merupakan suatu keharusan agar apa yang diimpikan dapat dicapai. Poin 6 pada tabel di atas memuat nilai karakter kerja keras. Terbukti pada kutipan ―untung rugi perdagangan bebas‖. Kutipan tersebut menginformasikan bahwa untuk dan rugi bagi perekonomian negara tidak dapat dipisahkan dalam perdagangan bebas. Hal ini tentu saja dibutuh usaha yang lebih keras untuk menghasilkan produk-produk yang unggul sehingga mampu bersaing dengan negara lain. Seperti kutipan pada poin 7 dalam tabel di atas yang juga masuk dalam kategori nilai karakter kerja keras. Terbukti pada kutipan ―dengan memproduksi barang yang unggul secara komparatif, dua negara itu dapat meraih untung‖. Poin 8 dalam tabel di atas masuk dalam kategori nilai karakter kerja keras. Kutipan ―meskipun pendidikan formal diperlukan, pendidikan formal bukan satu-satunya jalan yang dapat ditempuh oleh setiap orang untuk menuju ke puncak kesuksesan‖, menggambarkan bahwa untuk mencapai puncak kesuksesan, seseorang tidak hanya dapat menempuhnya melalui pendidikan formal, tetapi juga dapat ditempuh dengan jalan lain. Banyak tokoh yang berhasil dan sukses, namun memiliki riwayat pendidikan formal yang tidak terlalu tinggi. Kutipan pada poin 9 sampai 12 yang juga masuk dalam nilai karakter kerja keras menjadi conthonya. Almarhum Adam Malik, Almarhum Hamka, dan Einstein merupakan contoh tokoh-tokoh besar yang tidak memiliki riwayat pendidikan formal yang tinggi. ―Almarhum Adam Malik diangkat menjadi Wakil Presiden Indonesia bukan karena pendidikan formalnya, melainkan karena kapasitas yang ia dapatkan dari belajar secara otodidak.
Almarhum
Hamka juga menjadi pemimpin agama dan sastrawan terkenal sekaligus karena pengalaman belajar pribadinya, bukan karena pendidikan formalnya yang tinggi. Bahkan Einstein tidak mempunyai teputasi pendidikan formal yang bagus, tetapi melalui usahanya untuk belajar dan melakukan penelitian sendiri di masyarakat, ia terbukti menjadi ahli fisika
62
yang sangat masyhur di dunia.‖ Hal ini membuktikan bahwa kerja keras merupakan cara terbaik agar segala mimpi bisa diwujudkan. Poin 13 dikategorikan dalam nilai karakter kerja keras. Muatan nilai karakter kerja keras terdapat pada kutipan ―untung regu penolong sigap. Meskipun terseret cukup jauh, Darman masih bisa diselamatkan‖, kutipan tersebut menggambarkan bahwa menjadi regu penolong dalam daerah yang terkena bencana harus selalu sigap dan siap bekerja keras untuk membantu orang yang kesusahan. Nilai karakter kerja keras juga tergambar pada poin 14 dan 15. Terbukti pada kutipan ―Seni bernegosiasi dalam kewirausahaan‖ dan gambar yang di bawahnya terdapat keterangan ―kain sarung dalam kisah kesuksesan wirausaha‖. Kedua poin tersebut menggambarkan bahwa berwirausaha membutuhkan kerja keras tanpa henti agar usaha tersebut terus maju dan berkembang. Poin 16 pada tabel di atas masuk dalam nilai karakter kerja keras. Kutipan ―ekspor kain sarung ke negeri Yaman‖ menggambarkan bahwa membuka usaha kain sarung dan mampu mengekspornya membutuhkan usaha yang sangat keras. Poin 17 juga memuat nilai karakter kerja keras. Kutipan ―meski persaingan bisnis di bidang produksi tekstil sangat ketat, berkat kejeliannya dalam membidik peluang bisnis yang tepat, usaha yang ia dirikan terus meningkat dan bertahan hingga kini‖. Selain bisa mengekspor ke luar negeri, kerja keras membuat usaha yang telah didirikan sejak lama ini, tetap bisa bertahan dan juga berkembang meskipun memiliki persaingan bisnis yang ketat. Kerja keras ini tidak hanya dilakukan oleh H. Sultoni sendiri sebagai pendiri usaha, namun juga para perajin yang menjadi mitranya. Seperti yang tertera pada poin 18 pada tabel di atas. Kutipan ―Bimbingan kepada para perajin plasma diberikan terus untuk meningkatkan dan mempertahankan kualitas agar dapat bersaing di pasar ekspor dengan harga yang terjangkau‖, menjelaskan bahwa kerja keras juga dilakukan
63
oleh para perajin yang selalu diberikan bimbingan agar dapat meningkatkan dan mempertahankan kualitas sarung. Kerja keras merupakan upaya yang sungguh-sungguh dalam mewujudkan tujuan dan pantang menyerah sebelum tujuan tersebut tercapai. Karakter kerja keras harus selalu ditanamkan kepada peserta didik agar mereka terbiasa untuk meraih apapun mimpi mereka dengan usaya dan upaya yang keras dan tidak pantang menyerah. Dengan begitu mereka pun akan selalu memahami dan mengerti bahwa untuk mencapai apapun yang diinginkan tidak ada yang instan, di sana ada banyak hal yang harus dilalui agar tujuan tersebut tercapai.
6. Nilai Karakter Kreatif Kreatif merupakan suatu kemampuan untuk menghasilkan dan mengembangkan suatu ide serta cara-cara baru dalam memecahkan masalah dan menemukan peluang. Berikut adalah temuan nilai karaker kreatif dalam buku paket siswa mata pelajaran bahasa Indonesia.
Tabel 10 Nilai Karakter Kreatif No 1
Kalimat Bising gergaji mengoyak sepi dari
BAB
Halaman
I
2
I
16
hutan Pohon-pohon tumbang Mobil-mobil besar menggendongnya Tergesa-gesa ke kota 2
Harimau sering dijadikan tokoh dalam cerita rakyat, objek untuk difoto atau gambar, dan maskot
64
dalam olahraga. 3
Galau hati buatku sesak
I
33
I
33
II
35
II
58
III
71
III
79
Melihat dirimu yang sendiri Kalau bumi ini rusak Manusia juga yang merugi 4
Mengalir angin serasa tertahan Di tepi kota yang tercermari Air dan udara anugerah Tuhan Tapi sering kita kotori
5
Berakit-rakit dahulu Berenang-renang ketepian Bersakit-sakit dahulu Bersenang-senang kemudian
6
Kalau sampai waktuku Ku mau tak semua orang kan merayu Tidak juga kau
7
Seonggok jagung di kamar, takkan menolong seorang pemuda yang pandangan hidupnya hanya berasal dari buku, dan tidak dari kehidupan…
8
Jamu tradisional dan bahan ramuan jamu. (gambar)
9
Untung rugi perdagangan bebas.
III
87
10
Dengan memproduksi barang yang
III
88
III
93
unggul
secara
komparatif,
dua
Negara itu dapat meraih untung. 11
Ia juga menjadi pemimpin agama
65
dan sastrawan terkenal sekaligus karena
pengalaman
belajar
bukan
karena
pribadinya,
pendidikan formalnya yang tinggi. 12
Bahkan Einstein tidak mempunyai
III
93
dapat
IV
99
Ada pengertian lain bahwa anekdot
IV
99
teputasi pendidikan formal yang bagus, tetapi melalui usahanya untuk belajar dan melakukan penelitian sendiri di masyarakat, ia terbukti menjadi ahli fisika yang sangat masyhur di dunia. 13
Kritik
atau
lelucon
itu
disampaikan melalui anekdot. 14
merupakan cerita rekaan yang tidak harus didasarkan pada kenyataan yang terjadi di masyarakat. 15
Anekdot hukum peradilan.
IV
102
16
Politisi blusukan banjir
IV
110
17
Seni
dalam
V
120
Pada pelajaran V ini kalian akan
V
121
V
138
V
138
bernegosiasi
kewirausahaan. 18
menggali secara lebih mendalam seluk-beluk negosiasi dalam bidang kewirausahaan
dan
seni
melakukannya 19
Kain sarung dalam kisah kesuksesan wirausaha. (gambar)
20
Kain
sarung
yang ia
produksi
66
merupakan hasil kerajinan alat tenun bukan mesin (ATBM). 21
Motif
dan
desain
juga
sangat
V
139
Meski persaingan bisnis di bidang
V
139
VI
148
menentukan daya tarik. 22
produksi tekstil sangat ketat, berkat kejeliannya
dalam
membidik
peluang bisnis yang tepat, usaha yang ia dirikan terus meningkat dan bertahan hingga kini. 23
Tujuannya adalah agar peserta didik terampil berpikir kritis dan kreatif serta
mampu
bertindak
efektif
menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan nyata.
Poin 1 sampai poin 7 dalam tabel di atas memuat nilai karakter kreatif, karena poin-poin tersebut adalah puisi dan pantun yang secara tidak langsung mengajarkan kepada peserta didik untuk menjadi manusia yang kreatif dalam mengungkapkan sesuatu, salah satunya ialah dengan membuat puisi dan pantun. Terlebih lagi patun merupakan salah satu budaya Indonesia yang sudah seharusnya dilestarikan. Poin 8 pada tabel di atas memuat nilai karakter kreatif. Poin 8 tersebut adalah gambar yang di bawahnya terdapat keterangan ―Jamu tradisional dan bahan ramuan jamu‖. Poin tersebut memuat nilai karakter kreatif, karena untuk membuat jamu tradisional, tentu saja dibutuhkan kreatifitas untuk mengolah berbagai macam bahan. Hal ini mengajarkan kita untuk menjadi ornag yang kreatif dalam mengolah berbagai hal untuk menghasilkan produk terbaik.
67
Poin 9 dalam tabel di atas juga masuk dalam kategori nilai karakter kreatif. Terbukti pada kutipan ―untung rugi perdagangan bebas‖, kutipan tersebut menggambarkan bahwa perdagangan bebas mempunyai dua sisi yaitu untung dan rugi bagi perekonomian negara Indonesia. ini menuntut adanya kreatifitas warga negara Indonesia untuk mampu bersaing dengan produk-produk dari negara lain. Poin 10 dalam tabel di atas juga memuat nilai karakter kreatif. Terbukti pada kutipan ―dengan memproduksi barang yang unggul secara komparatif, dua negara itu dapat meraih untung‖, artinya dengan kreatifitas yang terus diasah dengan memproduksi barang-barang yang unggul semua negara akan dapat meraih untung dari perdagangan bebas ini. Poin 11 dalam tabel di atas tergolong dalam nilai karakter kreatif. Terbukti pada kutipan ―Ia menjadi pemimpin agama dan sastrawan terkenal sekaligus karena pengalaman belajar pribadinya, bukan karena pendidikan formalnya yang tinggi‖, kutipan tersebut menceritakan tentang seorang Hamka yang sukses menjadi sastrawan dan pemimpin agama bukan karena pendidikan formalnya namun karena kreatifitasnya dalam belajar. Seperti halnya poin 12 dalam tabel di atas yang juga memuat nilai karakter kreatif. Kutipan ―Einstein tidak mempunyai teputasi pendidikan formal yang bagus, tetapi melalui usahanya untuk belajar dan melakukan penelitian sendiri di masyarakat, ia terbukti menjadi ahli fisika yang sangat masyhur di dunia‖ menggambarkan hal serupa. Einstein tidak mempunyai riwayat pendidikan formal yang bagus tapi tetap dapat mewujudkan kesuksesannya berkat kreatifitas dan kerja kerasnya dalam mewujudkan segala cita-citanya. Poin 13 dalam tabel di atas memuat nilai karakter kreatif. Terbukti pada kutipan ―kritik atau lelucon itu dapat disampaikan melalui anekdot‖. Kutipan tersebut menggambarkan bahwa kritikan dapat diungkapkan melalui anekdot. Hal ini membuktikan bahwa dalam mengkritik suatu layanan publik pun dapat disampaikan dengan lebih
68
kreatif, misalnya melalui lelucon atau anekdot. Anekdot merupakan cerita singkat yang menarik dan lucu. Biasanya mengenai yang terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Poin 14 pada tabel di atas digolongkan dalam nilai karakter kreatif. Terbukti pada kutipan ―anekdot merupakan cerita rekaan yang tidak harus didasarkan pada kenyataan yang terjadi di masyarakat‖. Kutipan tersebut menggambarkan bahwa anekdot tidak hanya bisa digunakan untuk mengkritik layanan masyarakat, tapi juga rekaan. Hal ini membuktikan bahwa dalam membuat anekdot dibutuhkan kreatifitas yang tinggi. Poin 15 pada tabel di atas dikategorikan dalam nilai karakter kreatif. Terbukti pada kutipan ―anekdot hukum peradilan‖. Kutipan tersebut menggambarkan bahwa untuk mengkritik hukum peradilan di Indonesia dapat disampaikan melalui anekdot yang lucu. Poin 16 pada tabel di atas masuk pada kategori nilai karakter kreatif. Terbukti pada kutipan ―Politisi blusukan banjir‖, kutipan tersebut merupakan judul anekdot yang berisi kritikan terhadap pejabat yang suka blusukan ke daerah-daerah namun hanya bertujuan untuk pencitraan semata. Hal ini tentu saja dibutuhkan kreatifitas yang mumpuni sehingga menghasilkan anekdot yang kreatif. Poin 17 dalam tabel di atas masuk pada kategori nilai karakter kreatif. Kutipan ―Seni bernegosiasi dalam kewirausahaan‖ mengandung makna bahwa dalam melakukan negosiasi dengan pihak yang berbeda kepentingan pun butuh kreatifitas. Sehingga dapat diperoleh kesepakatan yang tidak merugikan antara satu sama lain. Poin 18 juga memuat nilai karakter kreatif. Kutipan ―pada pelajaran V ini kalian akan menggali secara lebih mendalam seluk-beluk negosiasi dalam bidang kewirausahaan dan seni melakukannya‖ menggambarkan bahwa pada pelajaran tersebut peserta didik akan diajarkan untuk bernegosiasi dengan cara-cara yang baik dan kreatif
69
sehingga didapatkan kesepakatan yang tidak merugikan bagi kedua belah pihak. Poin 19 dalam tabel di atas dikategorikan dalam nilai karakter kreatif. Poin 19 tersebut adalah gambar yang di bawahnya terdapat keterangan ―kain sarung dalam kisah kesuksesan wirausaha‖. Poin tersebut mengandug informasi bahwa kesuksesan dalam berwirausaha selalu dibutuhkan kreatifitas sehingga usaha yang sudah didirikan dapat selalu berkembang dan siap bersaing dengan produk-produk yang serupa. Poin 20 dalam tabel di atas juga masuk dalam nilai karakter kreatif. Kutipan ―kain sarung yang ia produksi merupakan hasil kerajinan alat tenun bukan mesin (ATBM)‖ menggambarkan muatan nilai karakter kreatif, terlebih kain sarung yang diproduksi merupakan hasil dari menenun dengan cara manual dan bukan dengan mesin. Hal ini tentu saja membutuhkan kreatifitas yang sangat tinggi. Poin 21 dalam tabel di atas memuat nilai karakter kreatif. Terbukti pada kutipan ―motif dan desain juga sangat menentukan daya tarik‖. Kutipan tersebut menggambarkan bahwa kreatifitas sangat dibutuhkan dalam berwirausaha agar usaha yang telah digeluti sejak lama dapat tetap diminati oleh para konsumen. Seperti pada poin 22 yang juga masuk dalam nilai karakter kreatif. Kutipan ―meski persaingan bisnis di bidang produksi tekstil sangat ketat, berkat kejeliannya dalam membidik peluang bisnis yang tepat, usaha yang ia dirikan terus meningkat dan bertahan hingga kini‖. Poin 23 masuk dalam kategori muatan nilai karakter kreatif. Kutipan ―tujuannya adalah agar peserta didik terampil berpikir kritis dan kreatif serta mampu bertindak efektif menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan
nyata‖
menggambarkan
bahwa
dalam
menyelesaikan
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari pun diperlukan kreatifitas, dan ini tentu saja perlu dilatih baik di lingkungan sekolah maupun dalam
70
lingkungan sosial kemasyarakatan tempat mengaplikasikan kreatifitas secara lebih luas. Kreatif merupakan kemampuan menciptakan dan mewujudkan gagasan baru untuk meningkatkan nilai tambah atau memanfaatkan sesuatu yang sudah tersedia. Nilai karaker kreatif sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga karaker ini sangat penting untuk ditanamkan kepada peserta didik. Salah satu manfaat karakter kreatif adalah dapat membuka lapangan kerja baru, meningkatkan produktivitas, dan mengatasi masalah dengan cara-cara yang baru.
7. Nilai Karakter Mandiri Mandiri
adalah
sikap
atau
perilaku
yang
menunjukkan
ketidaktergantungan pada orang lain dalam menyelesaikan berbagai macam persoalan. Namun tidak juga menutup diri dari bantuan dan kerja sama dengan orang lain. Berikut adalah temuan nilai karaker kreatif dalam buku paket siswa mata pelajaran bahasa Indonesia.
Tabel 11 Nilai karakter mandiri No 1
Kalimat Betul
bahwa
pendidikan
formal
memberikan banyak manfaat kepada para calon pemimpin atau calon orang termuka, tetapi pelajaran yang mereka
peroleh
dari
pendidikan
formal tidak selalu dapat diterapkan di
masyarakat
tempat
mereka
menjadi pemimpin atau menjadi orang terkenal di kemudian hari.
BAB
Halaman
III
92
71
2
Kenyataan bahwa di sekolah dan di perguruan
tinggi,
orang
III
93
III
93
III
93
V
120
hanya
―mempelajari‖ teori, sedangkan di masyarakat, orang betul-betul belajar untuk hidup melalui beraneka ragam pengalaman. 3
Almarhum Adam Malik, Konon ia hanya
menyelesaikan
jenjang
pendidikan dasar tertentu, diangkat menjadi Wakil Presiden Indonesia bukan karena pendidikan formalnya, melainkan karena kapasitas yang ia dapatkan
dari
belajar
secara
otodidak. 4
Almarhum Hamka adalah contoh pemimpin
lain
yang
lahir
dari
caranya belajar sendiri. 5
Seni
bernegosiasi
dalam
kewirausahaan. Kutipan ―betul bahwa pendidikan formal memberikan banyak manfaat kepada para calon pemimpin atau calon orang termuka, tetapi pelajaran yang mereka peroleh dari pendidikan formal tidak selalu dapat diterapkan di masyarakat tempat mereka menjadi pemimpin atau menjadi orang terkenal di kemudian hari‖ pada poin 1 dalam tabel di atas masuk dalam memuat nilai karakter mandiri. Sebagai seseorang yang tinggal dan bermasyarakat, pendidikan merupakan suatu yang bermanfaat, namun pelajaran yang diperoleh ketika menempuh pendidikan tidak selalu dapat diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat. Kita harus mandiri untuk bisa beradaptasi dengan masyarakat sekitar sehingga apa yang tidak ada
72
dalam buku-buku pelajaran dapat kita cari sendiri berkat pengalaman kita dalam bermasyarakat. Begitu pula dengan kutipan pada poin 2 dalam tabel di atas. Kutipan ―Kenyataan bahwa di sekolah dan di perguruan tinggi, orang hanya ―mempelajari‖ teori, sedangkan di masyarakat, orang betul-betul belajar
untuk
hidup
melalui
beraneka
ragam
pengalaman‖
menggambarkan bahwa teori-teori yang dipelajari di ruang-ruang kelas seringkali tidak bisa diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat, sebab di masyarkatlah orang akan dengan betul mempelajari cara bermasyarakat dengan baik. Hal ini mengajarkan kepada bahwa kita tidak hanya terpaku dengan teori-teori yang kita peroleh dari sekolah, tetapi juga secara mandiri mampu belajar cara hidup bermasyarakat dengan hidup bermasyarakat secara langsung. Poin 3 dan 4 menjadi contoh bahwa orang-orang yang meskipun tidak begitu sukses dalam dunia pendidikan namun berhasil menjadi pemimipin dengan cara belajar secara mandiri. Poin 5 dalam tabel di atas diketegorikan dalam nilai karakter mandiri.
Terbukti
kewirausahaan‖. kemandirian
dalam
kutipan
Kewirausahaan
dalam
berekonomi,
―seni
merupakan mandiri
bernegosiasi
dalam
salah
bentuk
bukan
satu berarti
tidak
membutuhkan orang lain, yang dimaksud mandiri ialah dapat berdiri sendiri namun tidak menafikan bantuan orang lain. Nilai karakter mandiri harus senantiasa ditanamkan dalam proses pendidikan karena karakter ini merupakan tujuan dari pelakasanaan pendidikan. Siswa yang terbiasa hidup mandiri akan dengan mudah beradaptasi dengan lingkungan dan dapat mengatasi pernasalahanpermasalahan yang dihadapi dalam kehidupannya.
73
8. Nilai Karakter Demokratis Demokratis merupakan pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama terhadap dirinya dan orang lain. Berikut adalah temuan nilai karaker demokratis dalam buku paket siswa mata pelajaran bahasa Indonesia. Tabel 12 Nilai Karakter Demokratis
No 1
Kalimat Sebelum
membaca
teks,
kalian
BAB
Halaman
I
4
I
28
II
38
II
59
II
65
diskusikan terlebih dahulu tugas berikut ini dalam kelompok yang terdiri atas tiga sampai lima orang. 2
Jika
kalian
menemukan
bentuk
laporan dan hal-hal lain tentang laporan yang tidak kalian jumpai dalam
penjelasan
diskusikanlah
buku
dengan
ini, teman-
teman/Bapak/Ibu huru kalian. 3
Setiap pengemudi mempunyai dua alternatif
terhadap
tuduhan
pelanggaraan yang diajukan polantas, yaitu
menerima
atau
menolak
prinsip
tersebut
tuduhan tersebut. 4
Diskusikanlah
dengan teman-teman kalian. Setelah itu praktikanlah untuk membaca sajak yang berjudul ―Aku‖. 5
Tata cara pemilihan ketua RT dan
74
wakil ketua RT. 6
Budaya
berpendapat
di
forum
III
68
Pembelajaran teks ini dimaksudkan
III
69
III
69
III
69
III
69
III
70
kebebasan
III
70
Demokrasi yang dianut oleh sebuah
III
70
III
70
ekonomi dan politik. 7
untuk
membatu
peserta
mengembangkan pengetahuan
didik
wawasan
mengenai
kebebasan
berpendapat di forum ekonomi dan politik. 8
Pada saat yang sama muncul juga perjuangan
untuk
menegakkan
kebebasan berpendapat. 9
Praktik
kebebasan
berpendapat.
(gambar) 10
Kebebasan
berpendapat
tersebut
terpadu dalam satu forum dengan kebebasan politik. 11
Kebebasan
berpendapat
yang
dirampas
merupakan
tanda
kehidupan politik yang tidak sehat di sebuah negara. 12
Simbol
perampasan
berpendapat. (gambar) 13
negara
ditandai
oleh
adanya
kebebasan berpendapat. 14
Hilangnya kebebasan berpolitik juga berimbas pada hilangnya kebebasan warga
negara
untuk
melakukan
75
kegiatan ekonomi. 15
Kebebasan
berpendapat
dan
III
70
III
70
ekonomi
III
73
dalam
III
82
Kebijakan bahasa itu mendorong
III
82
dalam
V
120
Negosiasi dilakukan karena pihak-
V
121
V
122
berpolitik itu diperjuangkan agar satu negara
dapat
negara
lain
berlomba untuk
kesejahteraan
dengan
meningkatkan
warga
melalui
pertumbuhan ekonomi. 16
Kebebasan
berpendapat
budaya santun
dilandasi
yang berlaku di
masyarakat. 17
Sidang
pembahasan
Indonesia. (gambar) 18
Integrasi
ASEAN
prurilingualisme. 19
warga masyarakat Uni Eropa menjadi plurilingual sehingga semua bahasa Eropa dapat duduk pada posisi yang sama, misalnya di parlemen Uni Eropa. 20
Seni
bernegosiasi
kewirausahaan. 21
pihak yang berkepentingan untuk membuat
kesepakatan
mengenai
persoalan
yang
menuntut
penyelesaian bersama. 22
Penyelesaian Lingitan
sengketa
antara
Sipadan-
Indonesia
dan
76
Malaysia adalah contoh negosiasi yang nyata.
Poin 1 dalam tabel di atas dikategorikan dalam nilai karakter demokratis. Kutipan ―sebelum membaca teks, kalian diskusikan terlebih dahulu tugas berikut ini dalam kelompok yang terdiri atas tiga sampai lima orang‖ menggambarkan bahwa peserta didik diajarkan untuk bersikap demokratis, salah satunya ialah dengan mengajak peserta didik untuk diskusi dengan teman-temannya. Diskusi merupakan salah satu sarana untuk berdemokrasi, sebab dari diskusi sesorang
akan belajar
untuk mengutamakan persamaan hak dan kewajiban dengan sesamanya. Seperti halnya poin 1 dalam tabel di atas, poin 2 dalam tabel di atas juga masuk dalam kategori muatan nilai karakter demokratis. Terbukti pada kutipan ―jika kalian menemukan bentuk laporan dan hal-hal lain tentang laporan yang tidak kalian jumpai dalam penjelasan buku ini, diskusikanlah dengan teman-teman/Bapak/Ibu guru kalian‖. Kutipan tersebut menggabarkan bahwa peserta didik juga diajak untuk berdiskusi dengan teman atau gurunya. Hal ini membuktikan bahwa peserta didik diajarkan dan dilatih untuk bersifat demokratis sejak dalam kelas. Poin 3 pada tabel di atas dikategorikan dalam nilai karakter demokratis. Terbukti pada kalimat ―setiap pengemudi mempunyai dua 76ystem76tive terhadap tuduhan pelanggaraan yang diajukan polantas, yaitu menerima atau menolak tuduhan tersebut‖. kutipan tersebut menginformasikan bahwa semua orang mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam menerima maupun menolak tuduhan pelanggaran berlalu lintas. Hal ini tentu saja mengajarkan bahwa kita harus bersikap demokratis di manapun kita berada. Poin 4 pada tabel di atas masuk dalam kategori nilai karakter demokratis. Terbukti pada kalimat ―diskusikanlah prinsip tersebut dengan teman-teman kalian. Setelah itu praktikanlah untuk membaca sajak yang
77
berjudul ―Aku‖. Kutipan tersebut menggambarkan bahwa peserta didik diajarkan untuk memiliki karakter demokratis melalui adanya tugas diskusi dengan teman-temannya mengenai pelajaran yang sedang dipelajari. Poin 5 pada tabel di atas masuk dalam kategori nilai karakter demokratis. Kutipan ―tata cara pemilihan ketua RT dan wakil ketua RT’ menggambarkan
persamaan
hak
warga
negara
untuk
memilih
pemimpinnya, tidak terkecuali dalam memilih ketua RT dan wakil ketua RT. Hal ini mengajarkan bahwa semua warga mempunyai hak dan kwajiban yang sama untuk menentukan pemimpinnya di masa yang akan datang. Poin 6 pada tabel di atas juga menunjukkan adanya nilai karakter demokratis. Terbukti pada kutipan ―budaya berpendapat di forum ekonomi
dan
politik‖.
Kutipan
tersebut
menggambarkan
bahwa
berpendapat di berbagai macam forum merupakan hak semua orang. Berpendapat secara bebas harus selalu diperjuangkan bersama-sama, sehingga terwujudlah demokrasi yang baik. Poin 7 pada tabel di atas juga menggambarkan bahwa dalam poin tersebut termuat nilai karakter demokratis. Kutipan ―dimaksudkan untuk membatu peserta didik mengembangkan wawasan pengetahuan mengenai kebebasan berpendapat di forum ekonomi dan politik‖ menggambarkan bahwa dalam buku paket ini perserta didik diajak untuk mengembangkan wawasannya mengenai kebebasan berpendapat. Hal ini mengandung arti bahwa peserta didik diajarkan untuk memahami bahwasanya kebebasan berpendapat merupakan bagian dari demokrasi. Poin 8 sampai poin 11 juga masuk dalam kategori nilai karakter demokratis. Terbukti pada kutipan ―kebebasan berpendapat‖. Kutipan tersebut mengandung makna bahwa kebebasan berpendapat yang terpadu dalam kebebasan berpolitik harus selalu diperjuangkan oleh semua warga negara, sebab jika kebebasan berpendapat dirampas artinya kehidupan
78
politik juga tidak sehat. Hal ini mengajarkan bahwa kebebasan berpendapat adalah hak semua orang. Poin 12 pada tabel di atas dikategorikan dalam nilai karakter demokratis. Poin tersebut merupakan gambar yang menunjukkan ―sistem perampasan kebebasan berpendapat‖. Hal ini mengajarkan bahwa perampasan kebebasan berpendapat harus dihilangkan di negara yang menganut sistem demokrasi sebagai sistem dalam pemerintahannya. Seperti informasi pada poin 13 dan 14 yang juga masuk dalam nilai karakter demokratis. Kutipan ―demokrasi yang dianut oleh sebuah negara ditandai oleh adanya kebebasan berpendapat‖ dan kutipan ―hilangnya kebebasan berpolitik juga berimbas pada hilangnya kebebasan warga negara untuk melakukan kegiatan ekonomi‖ yang menggambarkan bahwa kebebasan berpendapat merupakan suatu yang harus selalu dipelihara, sebab kebebasan berpendapat yang hilang akan menyebabkan persamaanpersamaan hak yang lain juga akan turut memudar. Poin 15 pada tabel di atas dikategorikan dalam muatan nilai karakter demokratis. Terbukti pada kutipan ―kebebasan berpendapat dan berpolitik itu diperjuangkan agar satu negara dapat berlomba dengan negara
lain
untuk
meningkatkan
kesejahteraan
warga
melalui
pertumbuhan ekonomi‖. Kutipan tersebut menginformasikan bahwasanya kebebasan berpendapat dan berpolitik merupakan sesuatu yang harus selalu diperjuangkan, karena melalui keduanya kesejahteraan warga dapat ditingkatkan. Hal ini mengajarkan bahwa kebebasan berpendapat dan berpolitik merupakan hak semua warga negara. Poin 16 pada tabel di atas dikategorikan dalam nilai karakter demokratis. Terbukti pada kutipan ―kebebasan berpendapat dilandasi budaya santun yang berlaku di masyarakat‖ yang mengambarkan bahwa kebebasan berpendapat tetap harus dilandasi sopan dan santun sesuai dengan budaya yang berlaku di masyarakat. Sehinga pendapat yang kita lontarkan tidak membuat orang yang mendengarkan merasa tersinggung.
79
Tentu saja ini mengajarkan kepada kita bahwa ketika kita mempunyai hak untuk bebas berpendapat, orang lain juga mempunyai hak yang sama, sehingga santun dalam berbendapat juga harus selalu diingat. Poin 17 masuk dalam kategori nilai karakter demokratis. Poin 17 merupakan gambar yang berketerangan ―sidang pembahasan ekonomi Indonesia‖. Gambar tersebut menginformasikan adanya muatan nilai karakter demokratis, sebab dalam sidang pembahasan ekonomi Indonesia tentu saja ada diskusi dan tukar pikiran antara anggota sidang. Sehingga persamaan hak antara satu peserta sidang dengan yang lain harus selalu ada dalam diri masing-masing peserta sidang. Poin 18 dikategorikan dalam nilai karakter demokratis. Terbukti pada kutipan ―Integrasi ASEAN dalam prurilingualisme‖. Kutipan tersebut menginformasikan bahwasanya untuk mengintegrasikan negara yang berada dalam satu kawasan Asia Tenggara, masing-masing negara harus selalu ingat akan persamaan hak untuk mengeksistensikan negaranya masing-masing. Sehingga negara satu dengan negara yang lainnya tidak boleh saling memaksakan kehendak. Poin 19 masuk dalam kategori nilai karakter demokratis. Terbukti pada kutipan ―kebijakan bahasa itu mendorong warga masyarakat Uni Eropa menjadi plurilingual sehingga semua bahasa Eropa dapat duduk pada posisi yang sama, misalnya di parlemen Uni Eropa‖. Kutipan tersebut menggambarkan bahwa kebijakan bahasa yang tepat akan membuat posisi antara bahasa satu negara dengan negara yang lain dapat berada pada posisi yang sama. Ini lah mengapa kebijakan bahasa termasuk dalam upaya untuk menegakkan demokrasi antar negara. Poin 20 dikategorikan dalam nilaik karakter demokratis. Terbukti pada kutipan ―seni bernegosiasi dalam kewirausahaan‖. Kutipan tersebut menggambarkan adanya persamaan hak antara satu pihak dengan pihak lain yang berbeda kepentingan, sehingga diperlukan negosiasi yang
80
baik untuk mendapatkan kesepakatan yang tidak merugikan salah satu pihak. Poin 21 masuk dalam kategori nilai karakter demokratis. Terbukti pada kutipan ―negosiasi dilakukan karena pihak-pihak yang berkepentingan untuk membuat kesepakatan mengenai persoalan yang menuntut penyelesaian bersama‖. Kutipan tersebut menggambarkan dalam negosiasi yang harus selalu diingat adalah persamaan hak antara satu dengan yang lain, sehingga menghasilkan kesepakatan yang tidak merugikan salah satu pihak. Poin 22 tergolong dalam nilai karakter demokratis. Terbukti pada kutipan ―penyelesaian sengketa Sipadan-Lingitan antara Indonesia dan Malaysia adalah contoh negosiasi yang nyata‖. Kutipan tersebut menggambarkan berhasilnya negosiasi antara negara Indonesia dan Malaysia dalam menyelesaikan sengketa Sipadan-Lingitan. Hal tersebut menggambarkan kedua belah negara yang tidak saling memaksakan kehendak dan selalu memegang asas demokrasi dalam bernegosiasi. Karakter demokratis ini harus dimiliki peserta didik, karena dengan menjunjung sikap demokratis, peserta didik akan terbiasa untuk santun dan tidak membeda-bedakan antara dirinya dengan orang lain, baik
dalam
mencari
teman
bergaul
maupun
dalam
kehidupan
bermasyarakat. Sikap demokratis tergambar pada kutipan-kutipan di atas yang menunjukkan kebebasan dalam berpendapat baik sebagai warga yang tinggal di suatu negara maupun sebagai warga dunia.
9. Nilai Karakter Rasa Ingin Tahu Rasa ingin tahu adalah sikap dan perilaku yang mencerminkan perasaan ingin tahu terhadap segala hal yang dilihat, didengar, dan dipelajari dengan lebih mendalam. Berikut adalah temuan nilai karaker rasa ingin tahu dalam buku paket siswa mata pelajaran bahasa Indonesia.
81
Tabel 13 Nilai Karakter Rasa Ingin Tahu No
Kalimat
BAB
Halaman
1
Gemar Meneroka Alam Semesta
I
1
2
Pada pelajaran ini kalian akan diajak
I
3
II
37
gemar meneroka atau menelusuri alam semesta beserta isinya melalui teks laporan. 3
Cobalah
mengenali
nama
dan
pangkat polisi yang tercantum di pakaian seragamnya.
Poin 1 dan 2 dalam tabel di atas dapat dikategorikan dalam nilai karakter rasa ingin tahu. Terbukti pada kutipan ―gemar meneroka alam semesta‖. Meneroka dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti membuka daerah, merintis, atau menjelajahi. Pengertian tersebut membuktikan bahwa gemar meneroka alam semesta berarti gemar menjelajahi atau menulusuri alam semesta demi rasa ingin tahu terhadap alam semesta ciptaan Tuhan. Hal ini mengajarkan kepada kita untuk selalu memiliki rasa ingin tahu terhadap apapun yang dicipakan Tuhan, sehingga kita akan menjadi manusia-manusia yang selalu bersyukur. Poin 3 dalam tabel di atas masuk dalam kategori nilai karakter rasa ingin tahu. Terbukti dalam kutipan ―cobalah mengenali nama dan pangkat polisi yang tercantum di pakaian seragamnya‖. Peserta didik diajak untuk mencoba mengenali nama serta pangkat polisi yang sedang bertugas. Hal ini tentu mengajarkan kepada peserta didik untuk memiliki karakter rasa ingin tahu. Nilai karakter rasa ingin tahu perlu ditanamkan kepada peserta didik, karena dengan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, peserta didik akan terbiasa untuk tabayyun atau konfirmasi terhadap berbagai macam
82
infromasi yang diperoleh, sehingga terhindar dari kesalahan-kesalahan akibat terlalu cepat mengambil kesimpulkan dan menilai sesuatu tanpa mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Seiring dengan perkembangan dunia teknologi yang membuat segala macam informasi lebih cepat beredar, nilai karakter rasa ingin tahu ini sangat penting untuk ditanamkan agar informasi-informasi yang tidak benar adanya tidak menyebar semakin luas dan tidak banyak orang yang terhasut oleh adanya informasiinfromasi yang tidak benar.
10. Nilai Karakter Semangat Kebangsaan atau nasionalisme Nilai karakter nasionalisme adalah semangat kebangsaan, semangat cinta atau perasaan cinta terhadap bangsa dan tanah air di atas kepentingan pribadi dan golongan. Berikut adalah temuan nilai karaker semangat kebangsaan atau nasionalisme dalam buku paket siswa mata pelajaran bahasa Indonesia. Tabel 14 Nilai Karakter Semangat Kebangsaan atau Nasionalisme
No
Kalimat
BAB
Halaman
1
Sebagai warga negara yang baik,
II
55
bagi yang sudah memenuhi syarat, hendaknya mempunyai KTP. 2
Kartu tanda penduduk. (gambar)
II
55
3
Biar peluru menembus kulitku
II
58
II
63
Aku tetap meradang-menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih peri 4
Visa
yang
dikeluarkan
oleh
83
pemerintah Indonesia. (gambar) 5
Paspor
yang
dikeluarkan
oleh
II
64
pemerintah Indonesia. (gambar) 6
Manfaat jamu tradisional
III
79
7
Penetapan bahasa Indonesia sebagai
III
81
III
81
III
83
V
139
bahasa
nasional
adalah
contoh
kebijakan politik yang tepat. 8
Ternyata kebijakan itu berakar pada kemauan politik dari para pemuda Indonesia yang dimotori oleh M. Tabrani pada tanggal 2 Mei 1926, kemudian gerakan politik pemuda Indonesia
itu
memuncak
pada
tanggal 28 Oktober 1928 ketika mereka
mencetuskan
Sumpah
Pemuda. 9
Jika penghuni kawasan ASEAN dituntut hanya berbahasa Inggris, saya percaya bahwa posisi bahasa Indonesia akan bergeser di negeri kita sendiri.
10
Keinginan
H.
mengembangkan
Sultoni
untuk
usahanya
tidak
terlepas dari idealismenya untuk melestarikan produk kerajinan kain sarung yang sudah sejak lama berkembang di kabupaten Pemalang.
Kutipan pada poin 1 yang terdapat pada tabel di atas di kategorikan sebagai nilai karakter nasionalisme. Terbukti pada kutipan
84
―sebagai warga negara yang baik, bagi yang sudah memenuhi syarat, hendaknya mempunyai KTP‖. Kutipan tersebut menggambarkan bahwa sebagai warga yang bangga dengan negaranya, ia akan patuh dengan peraturan yang ada di negaranya tersebut. Salah satunya ialah dengan membuat KTP bagi yang sudah berumur 17 tahun. Poin 2 dalam tabel di atas juga masuk dalam kategori nasionalisme. Poin tersebut merupakan gambar KTP dengan keterangan yang sama yaitu ―kartu tanda penduduk‖. Gambar tersebut mengandung makna nasionalisme karena memiliki arti semangat cinta terhadap negara tempat ia dilahirkan dan dibesarkan. Kutipan puisi pada poin 3 dalam tabel di atas juga masuk dalam nila karakter nasionalisme. Terbukti pada kutipan ―Biar peluru menembus kulitku || Aku tetap meradang-menerjang || Luka dan bisa kubawa berlari Berlari || Hingga hilang pedih perih‖. Kutipan tersebut menggambarkan bahwa penulis puisi tersebut pantang menyerah dalam memperjuangkan kemerdekaan negara, tidak peduli peluru menembus kulitnya, sebab yang ia tuju hanyalah kemerdekaan negara dari jajahan musuh. Poin 4 dan 5 dalam tabel di atas juga masuk dalam kategori nilai karakter nasionalisme. Poin 4 dan 5 merupakan gambar visa and paspor yang masing-masing terdapat keterangan di bawahnya ―Visa yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia‖ dan ―Paspor yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia‖. Seperti halnya KTP yang harus dimiliki oleh warga yang tinggal di negara Indonesia, visa dan paspor juga harus dimiliki oleh warga negara Indoensia jika ia ingin pergi ke luar negeri. Hal ini mengajarkan bahwa ke mana pun kita pergi dan tinggal, identitas diri dan negara tempat berasal harus tetap dipenuhi. Tidak hanya untuk memenuhi persyaratan ijin tinggal sementara di negara lain, tetapi juga menunjukkan rasa bangga terhadap negaranya sendiri. Setiap negara memiliki kekhasannya masing-masing, di antara kekhasan negara Indonesia adalah jamu tradisional. Seperti kutipan ―Manfaat jamu tradisional‖ pada poin 6 yang dapat dimasukkan dalam
85
kategori nasionalisme. Jamu tradisional merupakan obat-obatan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan biasanya dijajakan di jalananan. Bangga dan cinta pada jamu tradisional menjadi salah satu nilai karakter nasionalisme, karena jamu tradisional merupakan salah satu kekhasan negara Indonesia. Poin 7 dalam tabel di atas masuk dalam kategori nilai karakter nasionalisme. Terbukti pada kutipan ―penetapan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional adalah contoh kebijakan politik yang tepat‖. Salah satu bentuk nasionalisme adalah bangga terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa kesatuan negara, dan di antara bentuk rasa bangga terhadap bahasa Indonesia adalah dengan menentukan kebijakan-kebijakan politik yang tepat terhadap bahasa Indonesia. Kebijakan bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional Indonesia tidak bisa dilepaskan oleh adanya pemuda-pemuda Indonesia pada tahun-tahun selum Indonesia merdeka dari penjajahan, seperti kutipan pada poin 8 pada tabel di atas yang juga masuk dalam kategori nilai karakter nasionalisme, ―Ternyata kebijakan itu berakar pada kemauan politik dari para pemuda Indonesia yang dimotori oleh M. Tabrani pada tanggal 2 Mei 1926, kemudian gerakan politik pemuda Indonesia itu memuncak pada tanggal 28 Oktober 1928 ketika mereka mencetuskan Sumpah Pemuda‖, bayangkan seandainya dulu para pemuda Indonesia tidak berpikir tentang menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, tentu warga Indonesia akan kebingungan untuk berhubungan antara warga dari satu daerah dengan daerah lain, sebab setiap daerah di negara Indonesia memiliki beragam bahasa yang berbeda. Poin 9 dalam tabel di atas dikategorikan dalam nilai karakter nasionalisme. Terbukti pada kalimat ―Jika penghuni kawasan ASEAN dituntut hanya berbahasa Inggris, saya percaya bahwa posisi bahasa Indonesia akan bergeser di negeri kita sendiri’. Kalimat tersebut menggambarkan bahwa penulis pendapat tersebut memiliki kecintaan dan kebanggan terhadap bahasa Indonesia, tidak hanya di kancah nasional
86
tetpi juga di kawasan ASEAN, yang seaandainya semua warga komunitas ASEAN diwajibkan berbahasa Inggris, tentu bahasa Indonesia akan hilang bahkan di negaranya sendiri. Poin 10 dalam tabel di atas juga dikategorikan dalam nilai karakter
nasionalisme.
Kutipan
―Keinginan
H.
Sultoni
untuk
mengembangkan usahanya tidak terlepas dari idealismenya untuk melestarikan produk kerajinan kain sarung yang sudah sejak lama berkembang di kabupaten Pemalang‖ menggambarkan bahwa H. Sultoni ingin mengembangkan kerajinan kain sarung yang telah menjadi produk khas Indonesia semakin berkembang, tidak hanya di level daerah dan nasional, tetapi juga di level internasional. Hal ini menggambarkan bahwa H. Sultoni sangat mencintai produk yang menjadi kekhasan Indonesia, dan ini dapat dikategorikan sebagai karakter nasionalisme. Kamus besar bahasa Indonesia mendefiniskan nasionalisme sebagai suatu kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu. Nasionalisme merupkan nilai karakter yang harus ditanamkan kepada peserta didik, mengingat semakin banyaknya budaya-budaya yang masuk ke dalam generasi remaja, sehingga apabila karakter ini tidak ditanamkan dengan sedini mungkin, sedikit demi sedikit budaya bangsa sendiri akan tergerus. Dengan menanamkan nilai karakter nasionalisme kepada generasi bangsa, diharapkan dapat mencegah para remaja terhadap pahampaham radikalisme yang seringkali bermula dari dunia pendidkan.
11. Nilai Karakter Cinta Tanah Air Cinta tanah air merupakan perilaku yang mencerminkan rasa bangga, setia, peduli serta rela berkorban untuk tanah air dan membela dari segala macam ancaman dan gangguan yang datang dari bangsa
87
manapun. Berikut adalah temuan nilai karaker cinta tanah air dalam buku paket siswa mata pelajaran bahasa Indonesia. Tabel 15 Nilai Karakter Cinta Tanah Air
No
Kalimat
BAB
Halaman
1
Cover
-
-
2
Pada konteks bermasyarakat dan
II
35
II
55
bernegara itu, setiap warga negara Indonesia wajib mematuhi hukum. 3
Sebagai warga negara yang baik, bagi yang sudah memenuhi syarat, hendaknya mempunyai KTP.
4
Kartu tanda penduduk. (gambar)
II
55
5
Biar peluru menembus kulitku
II
58
oleh
II
63
oleh
II
64
dan
III
70
Aku tetap meradang-menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih peri 6
Visa
yang
dikeluarkan
pemerintah Indonesia. (gambar) 7
Paspor
yang
dikeluarkan
pemerintah Indonesia. (gambar) 8
Kebebasan
berpendapat
berpolitik itu diperjuangkan agar satu negara dapat berlomba dengan negara lain untuk meningkatkan kesejahteraan
warga
pertumbuhan ekonomi.
melalui
88
9
Manfaat jamu tradisional
III
79
10
Penetapan bahasa Indonesia sebagai
III
81
III
81
III
83
V
133
V
139
V
139
bahasa
nasional
adalah
contoh
kebijakan politik yang tepat. 11
Ternyata kebijakan itu berakar pada kemauan politik dari para pemuda Indonesia yang dimotori oleh M. Tabrani pada tanggal 2 Mei 1926, kemudian gerakan politik pemuda Indonesia
itu
memuncak
pada
tanggal 28 Oktober 1928 ketika mereka
mencetuskan
Sumpah
Pemuda. 12
Jika penghuni kawasan ASEAN dituntut hanya berbahasa Inggris, saya percaya bahwa posisi bahasa Indonesia akan bergeser di negeri kita sendiri.
13
Dalam dunia pewayangan Jawa, Dewa
Wisnu
pemelihara
adalah
dewa
perdamaian
dan
keadilan. 14
Keinginan
H.
mengembangkan
Sultoni
untuk
usahanya
tidak
terlepas dari idealismenya untuk melestarikan produk kerajinan kain sarung yang sudah sejak lama berkembang di kabupaten Pemalang. 15
Dengan tersedianya lapangan kerja
89
yang memadai di desa, masyarakat tidak harus pergi ke kota untuk mencari pekerjaan. 16
Proses memasak rendang (resep masakan
khas
Sumatra
VI
171
VI
171
Barat).
(gambar) 17
Ketupat kandangan (resep masakan khas Kalimantan Selatan). (gambar)
Negara yang kuat adalah negara yang memiliki warga yang mencintai tanah airnya dengan sungguh-sungguh. Nilai karakter cinta tanah air harus terus ditanamkan kepada semua lapisan masyararakat terutama pada peserta didik sebab merekalah yang kelak akan menjadi penerus ketika generasi tua telah tiada. Cinta tanah air merupakan cara berpikir, bersikap, dan berperilaku yang menunjukkan kecintaan, kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. Seperti yang terdapat pada kutipan pada poin 1 dalam tabel di atas, yang merupakan sampul dari buku paket Bahasa Indonesia yang menggambarkan cinta tanah air. Poin 2 pada tabel di atas juga masuk dalam kategori nilai karakter cinta tanah air. Terbukti pada kutipan ―pada konteks bermasyarakat dan bernegara itu, setiap warga negara Indonesia wajib mematuhi hukum‖, kutipan tersebut menggambarkan bahwa peserta didik diajarkan untuk mencintai tanah airnya dengan cara mematuhi hukum-hukum yang berlaku di Indonesia sebagai tanah airnya. Selain mematuhi hukum, cinta tanah air juga dapat ditunjukkan dengan menjadi warga negara yang baik, salah satunya ialah dengan membuat KTP bagi warga yang sudah memenuhi persyaratan, seperti yang terdapat pada poin 3 dan 4 ―sebagai warga negara yang baik, bagi yang sudah memenuhi syarat, hendaknya mempunyai KTP‖ dan gambar
90
yang terdapat keterangan ―Kartu tanda penduduk‖. Kedua kutipan tersebut menggambarkan bahwa cinta tanah air dapat diwujudkan dengan membuat identitas yang menyangkut kenegaraan ketika semua persaratannya sudah terpenuhi. Poin 5 dalam tabel di atas juga masuk dalam muatan nilai karakter cinta tanah air. Terbukti pada kutipan ―Biar peluru menembus kulitku || Aku tetap meradang-menerjang || Luka dan bisa kubawa berlari Berlari || Hingga hilang pedih perih‖. Kutipan puisi tersebut selain menggambarkan nilai karakter nasionalisme, juga menggambarkan mengenai cinta tanah air. Cinta tanah air yang tergambar dalam kutipan di atas adalah bentuk kepedulian terhadap tanah air, tak peduli meskipun terluka. Seperti halnya membuat KTP ketika telah memenuhi syarat, membuat visa dan parpor ketika akan keluar negeri juga merupakan salah satu gambaran dari cinta tanah air, seperti pada poin 6 dan 7 pada tabel di atas yang masing-masing memiliki keterangan ―visa yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia‖ dan ―paspor yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia‖. Poin 8 pada tabel di atas masuk dalam kategori nilai karakter cinta tanah air. Terbukti pada kalimat ―kebebasan berpendapat dan berpolitik itu diperjuangkan agar satu negara dapat berlomba dengan negara
lain
untuk
meningkatkan
kesejahteraan
warga
melalui
pertumbuhan ekonomi‖. Cinta tanah air dapat diwujudkan dengan memperjuangkan
kebebasan
berpendapat
dan
berpolitik
agar
kesejahteraan warga dapat ditingkatkan. Kutipan ―manfaat jamu tradisional‖ pada poin 9 dalam tabel di atas juga masuk pada nilai karakter cinta tanah air. Ini dikarenakan jamu tradisional merupakan salah satu kekhasan Indonesia. Sehingga mempertahankan keberadaannya adalah salah satu bukti kecintaan dan kebanggaan terhadap tanah air Indonesia.
91
Poin 10 dalam tabel di atas masuk pada nilai karakter cinta tanah air. Terbukti pada kutipan ―penetapan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional adalah contoh kebijakan politik yang tepat‖. Salah satu bentuk cinta tanah air adalah bangga dan cinta terhadap bahasa Indonesia yang menjadi pemersatu bagi seluruh warga dari berbagai daerah di Indonesia. Kutipan tersebut menggambarkan bahwa menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa yang menyatukan seluruh warga Indonesia merupakan kebijakan yang tepat. Kebijakan ini tidak bisa dilepaskan dari para pemuda Indonesia sebelum kemerdekaan dulu yang kemudian lahir Sumpah Pemuda, seperti kutipan pada poin 11 dalam tabel di atas yang juga masuk dalam kategori cinta tanah air. ―Ternyata kebijakan itu berakar pada kemauan politik dari para pemuda Indonesia yang dimotori oleh M. Tabrani pada tanggal 2 Mei 1926, kemudian gerakan politik pemuda Indonesia itu memuncak pada tanggal 28 Oktober 1928 ketika mereka mencetuskan Sumpah Pemuda‖. Kecintaan pada tanah air dan nasionalisme yang tinggi lah yang mendorong para pemuda Indonesia untuk mencetuskan Sumpah Pemuda. Poin 12 dalam tabel di atas dikategorikan dalam nilai karakter cinta tanah air. Terbukti pada kutipan ―jika penghuni kawasan ASEAN dituntut hanya berbahasa Inggris, saya percaya bahwa posisi bahasa Indonesia akan bergeser di negeri kita sendiri‖. Kutipan tersebut menggambarkan kekhawatiran akan bergesernya bahasa Indonesia di negeri sendiri jika semua warga di kawasan asia tenggara dituntut untuk berbahasa Indonesia. Hal ini membuktikan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa kesatuan negara. Bentuk cinta tanah air yang lain adalah cinta terhadap kebudayaan tanah air. Salah satu kebudayaan Indonesia wayang. Kutipan pada poin 13 dalam tabel di atas menggambarkan kecintaan terhadap wayang sebagai salah satu budaya Indonesia yang harus tetap dilestarikan. Terbukti pada kutipan ―dalam dunia pewayangan Jawa, Dewa Wisnu
92
adalah dewa pemelihara perdamaian dan keadilan‖. Kutipan tersebut mengajarkan untuk mengenal dunia pewayangan, dalam hal ini adalah pewayangan Jawa. Poin 14 dan 15 dalam tabel di atas masuk dalam kategori mutan nilai karakter cinta tanah air. Terbukti pada kutipan ―keinginan H. Sultoni untuk mengembangkan usahanya tidak terlepas dari idealismenya untuk melestarikan produk kerajinan kain sarung yang sudah sejak lama berkembang di kabupaten Pemalang‖ dan kutipan ―dengan tersedianya lapangan kerja yang memadai di desa, masyarakat tidak harus pergi ke kota untuk mencari pekerjaan‖. Dua kutipan tersebut menggambarkan kecintaan dan kebanggan H. Sultoni dalam mengembangkan usaha kain sarung yang sudah lama berkembang di daerahnya. Selain itu dengan usaha yang pantang menyerah itu, H. Sultoni dapat mempekerjakan banyak orang di daerahnya sehingga warga sekitar tak perlu hijrah ke kota untuk mencari pekerjaan. Poin 16 dan poin 17 dalam tabel di atas masuk dalam kategori cinta tanah air. Kedua poin tersebut merupakan gambar yang masingmasing memiliki keterangan ―proses memasak rendang (resep masakan khas Sumatra Barat)‖ dan ―ketupat kandangan (resep masakan khas Kalimantan Selatan)‖. Kedua gambar tersebut mendorong peserta didik untuk mengenal dan mengetahui masakan rendang sebagai makanan khas dari daerah Sumatra Barat dan juga masakan ketupat kandangan sebagai makanan khas dari daerah Kalimantan Selatan. Tentu ini juga akan mendorong peserta didik untuk mencintai tanah air Indonesia yang memiliki berbagai macam budaya dan makanan khas antara satu daerah dengan daerah yang lain.
93
12. Nilai Karakter Menghargai Prestasi Menghargai prestasi adalah sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna, tidak hanya untuk dirinya sendiri melainkan juga untuk orang lain. Selain itu juga megakui serta menghormati prestasi yang dihasilkan oleh orang lain. Berikut adalah temuan nilai karaker menghargai prestasi dalam buku paket siswa mata pelajaran bahasa Indonesia.
Tabel 16 Nilai Karakter Menghargai Prestasi No 1
Kalimat
BAB
Halaman
Sajak yang telah dipilih untuk kalian
II
58
II
59
III
73
III
73
III
79
berjudul
―Aku‖,
karya
Chairil
Anwar. 2
Peragaan prosedur membaca sajak. (gambar)
3
Media itu mengangkat hasil riset dari
McKinsey
dan
Standard
Chartered yang mengatakan bahwa ekonomi Indonesia akan melampaui Jerman dan Inggris pada tahun 2030. 4
Saat ini, ekonomi Indonesia berada pada
posisi
pendapatan
16
dunia
domestik
dengan nasional
sebesar 846 miliar dolar AS tahun 2011. 5
Walau demikian, obat tradisional atau yang sering disebut jamu masih mendapat tempat di hati masyarakat.
94
6
Pemimpin sosial dan politik tidak
III
92
orang
III
92
Karno
berpidato.
III
96
Tomo
berpidato.
III
96
Patung sebagai barang seni yang
V
132
V
138
V
138
V
138
V
139
harus mempunyai pendidikan formal yang tinggi. 7
Einstein
sebagai
contoh
terkemuka. (gambar) 8
Gaya
Bung
(gambar) 9
Gaya
Bung
(gambar) 10
dapat
dinegosiasikan
harganya.
(Gambar) 11
Kain sarung dalam kisah kesuksesan wirausaha. (gambar)
12
Kain sarung ternyata tidak hanya digemari oleh masyarakat Indonesia, tetapi juga oleh masyarakat di negara-negara lain, seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina, hingga ke negeri Asia Tengah, seperti India, Bangladesh.
13
Bahkan, masyarakat negara-negara di Kawasan Timur Tengah, seperti Saudi Arabia, Yaman, Dubai, dan Somalia sangat menggemari kain sarung untuk digunakan sebagai pelengkap pakaian sehari-hari.
14
Tidak mengherankan bahwa pada saat pembeli datang ke Pemalang
95
untuk
melihat
secara
langsung
proses produksi kain sarung dengan ATBM ini, mereka sangat tertarik dan menyukainya.
Poin 1 tergolong dalam nilai karakter menghargai prestasi. Terbukti pada kutipan ―sajak yang telah dipilih untuk kalian berjudul ―Aku‖, karya Chairil Anwar‖. Kutipan tersebut tergolong pada nilai karakter menghargai prestasi karena kutipan tersebut mengajak peserta didik untuk mengenal dan menghargai puisi yang diciptakan oleh Chairil Anwar. Poin 2 digolongkan dalam nilai karakter menghargai prestasi. Poin 2 merupakan gambar yang di bawahnya terdapat keterangan ―peragaan prosedur
membaca
sajak‖.
Kutipan
tersebut
mengandung
nilai
untuk menghargai prestasi atau karya orang lain dengan cara membakan dan mengapresiasi sajak. Poin 3 masuk dalam golongan nilai karakter menghargai prestasi. Terbukti pada kutipan ―media itu mengangkat hasil riset dari McKinsey dan Standard Chartered yang mengatakan bahwa ekonomi Indonesia akan melampaui Jerman dan Inggris pada tahun 2030‖ kutipan tersebut menggambarkan bahwa kita sebagai warga negara Indonesia harus mau menghargai prestasi perekonomian negara kita yang terus meningkat. Sebuah hasil penelitian mengatakan bahwa ekonomi Indonesia akan mampu melampaui Jerman pada tahun 2030, namun prediksi ini bisa jadi tidak akan terjadi jika kita tidak mau bekerja keras untuk mewujudkannya. Poin 4 pada tabel di atas masuk dalam kategori nilai karakter menghargai prestasi. Terbukti pada kutipan ―saat ini, ekonomi Indonesia berada pada posisi 16 dunia dengan pendapatan domestik nasional sebesar 846 miliar dolar AS tahun 2011‖. Kutipan tersebut mendorong mendorong kita semua untuk turut menghargai prestasi perekonomian negara Indonesia.
96
Poin 5 pada tabel di atas dikategorikan dalam nilai karakter menghargai prestasi. Kutipan ―Walau demikian, obat tradisional atau yang sering disebut jamu masih mendapat tempat di hati masyarakat‖, kutipan tersebut menggambarkan bahwa meskipun zaman sudah sangat canggih dengan berbagai macam jenis obat, jamu sebagai obat tradisionapl tetap mendapatkan tempat di hati masyarkat. Ini membuktikan penghargaan masyarakat Indonesia terhadap keberadaan jamu tradisional meskipun sudah ada begitu banyak pilihan obat-obatandi toko dan apotek. Poin 6 pada tabel di atas dikategorikan dalam nilai karakter menghargai prestasi. Terbukti pada kutipan ―pemimpin sosial dan politik tidak harus mempunyai pendidikan formal yang tinggi‖. Kutipan tersebut mengajarkan bahwa kita harus menghargai setiap usaha orang lain untuk mencapai kesuksesannya, sebab kesuksesan dapat ditempuh dengan banyak jalan. Poin 7 sampai poin 11 pada tabel di atas dikategorikan dalam nilai karakter menghargai prestasi. Hal ini dikarenakan bahwa gambar-gambar tersebut merupakan gambar orang-orang sukses yang telah melakukan banyak hal untuk negara dan juga telah menghasilkan banyak karya, yaitu Einstein, Bung Karno, dan Bung Tomo. Selain itu juga gambar karyakarya seni yang telah mampu membawa nama Indonesia ke dunia luar. Poin 12 dikategorikan dalam muatan nilai karakter menghargai prestasi. Tebukti pada kalimat ―kain sarung ternyata tidak hanya digemari oleh masyarakat Indonesia, tetapi juga oleh masyarakat di negara-negara lain, seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina, hingga ke negeri Asia Tengah, seperti India, Bangladesh‖. Kalimat tersebut menggambarkan bahwa kain sarung yang dibuat di Indonesia mampu menembus pasar luar negeri. Prestasi tersebut patut untuk dihargai. Poin 13 dikategorikan dalam muatan nilai karakter menghargai prestasi. Terbukti pada kalimat ―Bahkan, masyarakat negara-negara di Kawasan Timur Tengah, seperti Saudi Arabia, Yaman, Dubai, dan
97
Somalia sangat menggemari kain sarung untuk digunakan sebagai pelengkap pakaian sehari-hari‖. Kalimat tersebut menggambarkan preastasi yang luar biasa. Oleh karena itu, kita harus menghargai prestasi yang telah dicapai orang lain. Poin 14 tergolong pada nilai karakter menghargai prestasi. Terbukti pada kutipan ―Tidak mengherankan bahwa pada saat pembeli datang ke Pemalang untuk melihat secara langsung proses produksi kain sarung dengan ATBM ini, mereka sangat tertarik dan menyukainya‖. Kutipan tersebut menggambarkan bahwa banyak pembeli yang sangat tertarik dengan produk sarung yang dibuat di Pemalang ini. Hal ini patut untuk dihargai dan diapresiasi dengan baik.
13. Nilai Karakter Komunikatif Komunikatif
tersebut
adalah
sikap
dan
tindakan
yang
memperlihatkan rasa terbuka dan senang berbicara bergaul dengan orang lain sehingga tercipta kerja sama dengan baik. Berikut adalah temuan nilai karaker komunikatif dalam buku paket siswa mata pelajaran bahasa Indonesia. Tabel 17 Nilai Karakter Komunikatif No 1
Kalimat Sebelum
membaca
teks,
kalian
BAB
Halaman
I
4
I
28
diskusikan terlebih dahulu tugas berikut ini dalam kelompok yang terdiri atas tiga sampai lima orang. 2
Jika
kalian
menemukan
bentuk
laporan dan hal-hal lain tentang laporan yang tidak kalian jumpai dalam
penjelasan
buku
ini,
98
diskusikanlah
dengan
teman-
teman/Bapak/Ibu huru kalian. 3
Jika
menolak
tuduhan,
katakan
II
38
forum
III
68
Kebebasan berpendapat dilandasi
III
70
III
81
dalam
V
120
Pada pelajaran V ini kalian akan
V
121
V
121
V
122
keberatan Anda dengan sopan. 4
Budaya
berpendapat
di
ekonomi dan politik. 5
budaya santun yang berlaku di masyarakat. 6
Akan tetapi, perlu kalian sadari bahwa pendapat itu akan diterima atau tidak oleh orang lain sangat bergantung pada kuat atau tidaknya dan/atau logis tidaknya argumentasi yang diberikan.
7
Seni
bernegosiasi
kewirausahaan. 8
menggali secara lebih mendalam seluk-beluk negosiasi dalam bidang kewirausahaan
dan
seni
melakukannya. 9
Negosiasi adalah bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencari penyelesaian
bersama
pihak-pihak
yang
di
antara
mempunyai
perbedaan kepentingan. 10
Negosiasi adalah bentuk interaksi sosial
yang
berfungsi
untuk
99
mencapai kesepakatan di pihakpihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda. 11
Penyelesaian
V
122
V
122
V
122
membuat
V
122
Memberikan alasan mengapa harus
V
122
V
123
V
123
V
123
V
124
Lingitan
sengketa
antara
Sipadan-
Indonesia
dan
Malaysia adalah contoh negosiasi yang nyata. 12
Negosiasi dilakukan karena pihakpihak yang berkepentingan untuk membuat
kesepakatan
mengenai
persoalan
yang
menuntut
penyelesaian bersama. 13
Tujuan
negosiasi
adalah
untuk
mengurangi perbedaan posisi setiap pihak. 14
Mengajak
untuk
kesepakatan. 15
ada kesepakatan. 16
Selama
melakukan
negosiasi,
hendaknya hindari hal-hal yang dapat merugikan kedua pihak. 17
Untuk
itu,
komunikasi
dalam
negosiasi dilakukan dengan cara yang santun. 18
Mengajukan pandangan baru dan mengabaikan pandangan yang sudah ada tanpa memalukan kedua pihak.
19
Negosiasi
antara
karyawan
dan
100
pengusaha. 20
Negosiasi
untuk
menghasilkan
V
124
V
132
V
132
kesepakatan bersama. (gambar) 21
Kalian telah tahu bahwa negosiasi adalah bentuk interaksi sosial yang berfungsi
untuk
mencari
penyelesaian
bersama
pihak-pihak
yang
di
antara
mempunyai
perbedaan kepentingan. 22
Negosiasi
antara
penjual
dan
pembeli di pasar seni Sukawati.
Poin 1 dalam tabel di atas diketgorikan dalam nilai karakater komunikatif. Terbukti pada kutipan ‖sebelum membaca teks, kalian diskusikan terlebih dahulu tugas berikut ini dalam kelompok yang terdiri atas tiga sampai lima orang‖. Kutipan tersebut selain mengajarkan untuk bekerja sama juga mengajarkan bahwa sebagai orang yang hidup secara sosial harus mampu berkomunikasi dengan sesama agar tercipta suasana yang nyaman. Begitu pula dengan kutipan pada poin 2 dalam tabel di atas yang mengajarkan kepada peserta didik untuk komunikatif dengan teman atau bapak ibu gurunya dengan cara mendiskusikan pelajaran yang sedang dipelajari. Poin 3 dalam tabel di atas masuk dalam kategori nilai karakter komunikatif. Terbukti pada kutipan ―jika menolak tuduhan, katakan keberatan Anda dengan sopan‖. Kutipan tersebut menggambarkan bahwa jika menolak tuduhan yang disangkakan kepada kita, kita harus mampu mengkomunikasikannya dengan baik. Poin 4 pada tabel di atas juga masuk dalam kategori nilai karakter komunikatif. Kutipan ―budaya berpendapat di forum ekonomi dan politik‖ mengajarkan kepada peserta
101
didik untuk mengenal budaya berpendapat dan tentu saja komunikatif di fberbagai forum, termasuk dalam forum ekonomi dan politik. Poin 5 dalam tabel di atas tergolong dalam kategori nilai karakter komunikatif. ―Kebebasan berpendapat dilandasi budaya santun yang berlaku di masyarakat‖, kutipan tersebut mengajarkan untuk komunikatif dalam berpendapat, namun tetap harus melandasinya dengan budaya yang santun sehingga tercipta kerjasama yang baik. Poin 6 dalam tabel di atas juga tergolong dalam nilai karakter komunikatif. Kutipan di atas menggambarkan bahwa agar pendapat kita diterima, kita harus mengungkapkan argumentasi kita dengan baik dan tentu saja dengan komunikasi yang baik. Poin 7 sampai poin 13 dalam tabel di atas tergolong dalam nilai karakter komunikatif. Terbukti pada ―negosiasi‖, negosiasi merupakan tawar-menawar antara satu pihak dengan pihak lain untuk menemukan kesepakatan bersama. Negosiasi ini tentu tidak akan sukses tanpa adanya komunikasi yang baik dari kedua pihak, oleh karena itu poin 7 sampai 13 masuk dalam kategori nilai karakter komunikatif. Poin 14 dan poin 15 dalam tabel di atas masuk dalam kategori nilai karakter komunikatif. Terbukti pada kutipan ―mengajak untuk membuat kesepakatan‖ dan kutipan ―memberikan alasan mengapa harus ada kesepakatan‖. Dua kutipan di atas menggambarkan nilai-nilai komunikatif yang harus dimiliki ketika ingin melakukan negosiasi dengan pihak lain yang berbeda kepentingan dengannya. Poin 16 dalam tabel di atas juga masuk dalam kategori nilai karakter komunikatif. Terbukti pada kalimat ―selama melakukan negosiasi, hendaknya hindari hal-hal yang dapat merugikan kedua pihak‖, kalimat tersebut mengandung arti bahwa dalam negosiasi seharusnya menghindari komunikasi-komunikasi yang pada akhirnya akan merugikan satu sama lain, oleh karena itu dalam negosiasi diperlukan nilai karakter kumunikatif agar tercipta kerja sama yang baik.
102
Poin 17 dan 18 dalam tabel di atas masuk dalam kategori nilai karakter komunikatif. Terbukti pada kalimat ―untuk itu, komunikasi dalam negosiasi dilakukan dengan cara yang santun‖ dan kalimat ―mengajukan pandangan baru dan mengabaikan pandangan yang sudah ada tanpa memalukan kedua pihak‖. Dua kalimat tersebut memberikan pelajaran bahwa dalam melakukan negosiasi, komunikasi tetap harus dilakukan dengan santun, mengajukan pandangan atau pendapat-pendapat yang baru pun harus tetap dilakukan dengan baik, sehingga salah satu pihak tidak ada yang merasa dirugikan atau dipermalukan. Poin 19 dalam tabel di atas masuk dalam kategori nilai karakter komunikatif. Terbukti pada kalimat ―negosiasi antara karyawan dan pengusaha‖, kalimat tersebut menggambarkan bahwa antara karywan dan pengusaha sering terjadi negosiasi untuk menemukan titik tengah antara satu pihak dengan pihak lainnya, dan negosiasi tersebut tentu saja termuat karakter komunikatif di dalamnya sehingga apa yang menjadi tujuan dapat tercapai. Poin 20 dalam tabel di atas juga memuat nilai karakter komunikatif. Poin 20 tersebut merupakan gambar yang di bawahnya memuat
keterangan
―negosiasi
untuk
menghasilkan
kesepakatan
bersama‖, gambar tersebut menginformasikan kepada peserta didik bahwa untuk menghasilkan kesepakatan bersama tanpa merugikan satu sama lain diperlukan komunikasi yang baik. Demikian juga pada poin 21 dan poin 22 pada tabel di atas yang menginformasikan hal yang sama, bahwa agar mendapatkan kesepakatan di anatara kedua belah pihak, komunikasi dalam negosiasi tersebut harus dilakukan dengan cara-cara yang baik. Pengembangan nilai karakter komunikatif ini sangat penting, supaya manusia mampu memahami dan menghayati etika ketika berinteraksi dan berkomunikasi dengan sesama. Pemahaman dan pengahayatan nilai karakter ini dapat menempatkan manusia sesuai dengan kapasitasnya. Setiap manusia patutnya mampu berkomunikasi dengan baik, karena dengan begitu terwujudlah rasa saling hormat, saling
103
sayang, dan sudah pasti tercipta suasana yang harmonis. Selain itu, seseorang yang mampu berkomunikasi dengan baik akan lebih mudah untuk meraih keberhasilan dalam segala bidang kehidupan.
14. Nilai Karakter Cinta Damai Cinta damai adalah sikap yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya dalam komunitas maupun masyarakat tertentu. Berikut adalah temuan nilai karaker cinta damai dalam buku paket siswa mata pelajaran bahasa Indonesia.
Tabel 18 Nilai Karakter Cinta Damai No 1
Kalimat
BAB
Halaman
Kalian perlu memiliki perilaku sehari-
II
35
II
35
III
70
V
121
hari yang mencerminkan kesadaran hukum, yaitu kesadaran akan nilainilai yang terdapat dalam diri manusia mengenai hukum yang ada atau kesadaran akan adanya perilaku yang diatur dengan hukum. 2
Pada konteks bermasyarakat secara global pun, setiap orang merupakan warga dunia yang hendaknya dapat beradaptasi dengan tata peraturan pergaulan internasional.
3
Kebebasan budaya
berpendapat
santun
yang
dilandasi berlaku
di
masyarakat. 4
Pihak-pihak
tersebut
berusaha
104
menyelesaikan perbedaan itu dengan cara yang baik tanpa merugikan salah satu pihak. 5
Penyelesaian Lingitan
sengketa
antara
Sipadan-
Indonesia
V
122
V
122
dan
Malaysia adalah contoh negosiasi yang nyata. 6
Bersamalaman untuk mengawali dan mengakhiri negosiasi. (gambar)
Kutipan pada poin 1 dan 2 dalam tabel di atas masuk pada nilai karakter cinta damai. Terbukti pada kutipan ―kalian perlu memiliki perilaku sehari-hari yang mencerminkan kesadaran hukum, yaitu kesadaran akan nilai-nilai yang terdapat dalam diri manusia mengenai hukum yang ada atau kesadaran akan adanya perilaku yang diatur dengan hukum‖ dan kutipan ―pada konteks bermasyarakat secara global pun, setiap orang merupakan warga dunia yang hendaknya dapat beradaptasi dengan tata peraturan pergaulan internasional‖. Dua kutipan tersebut menggambarkan bahwa kita harus memiliki perilaku sadar akan hukum yang berlaku di masyarakat. Sadar hukum sangat penting dalam kehidupan
bermasayarakat
agar
dapat
mewujudkan
lingkungan
masyarakat yang damai. Tidak hanya sadar hukum dalam lingkup terdekat, tetapi kita juga harus mampu beradaptasi dengan lingkup masyarakat secara global yang tentu saja memiliki peraturan yang berbeda dengan lingkup negara sendiri. Poin 3 dalam tabel di atas masuk dalam kategori nilai karakter cinta damai. Kutipan ―kebebasan berpendapat dilandasi budaya santun yang berlaku di masyarakat‖ menggambarkan bahwa untuk mewujudkan kedamaian dalam lingkungan masyarakat budaya kebebasan berpendapat
105
pun tetap harus memperhatikan sopan santun yang berlaku dalam lingkungan masyarakat tersebut. Poin 4 dalam tabel di atas masuk dalam kategori cinta damai. Kutipan ―berusaha menyelesaikan perbedaan itu dengan cara yang baik tanpa merugikan salah satu pihak‖ pada poin 4 di atas menggambarkan cinta tamai dengan cara berusaha menyelesaiakan berbagai macam perbedaan dengan cara-cara yang baik tanpa merugikan satu sama lain. Poin 5 dalam tabel di atas juga menggambarkan nilai karakter cinta damai. Terbukti pada kutipan ―penyelesaian sengketa Sipadan-Lingitan antara Indonesia dan Malaysia adalah contoh negosiasi yang nyata‖. Kutipan tersebut menggambarkan bahwa penyelesaian sengketa atau masalah antara satu negara dengan yang lain dapat ditempuh dengan cara negosiasi yang baik, sehingga antara satu dan yang lain dapat menerima dengan lapang dada. Poin 6 dikategorikan dalam muatan nilai karakter cinta damai. Poin 6 di atas merupakan gambar yang di bawahnya terdapat keterangan ―bersamalaman untuk mengawali dan mengakhiri negosiasi‖. Gambar dan keterangan tersebut mengandung informasi cinta damai, karena dengan bersalaman sebelum dan sesudah negosiasi akan menciptakan suasana damai dalam proses dan hasil negosiasi. Karakter cinta damai yang tercermin dari sadar hukum dan budaya santun, sehingga kehadiran antara satu orang dengan orang lainnya dapat menimbukan ketentraman dan kenyamanan. Pelajaran yang bisa diambil oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari agar terbiasa untuk santun terhadap 105esame. Peserta didik yang memiliki sikap santun dan sadar akan hukum akan berusaha untuk menjauhi perilaku-perilaku yang mengarah kepada kekerasan dan segala macam tindakan yang menyalahi aturan dan hukum yang berlaku. Nilai karakter cinta damai perlu ditanamkan kepada seluruh lapisan masyarakat termasuk di lingkungan
106
pendidikan. mengingat banyaknya kasus kekerasan, baik yang melibatkan peserta didik dengan peserta didik maupun peserta didik dengan pendidik.
15. Nilai Karakter Gemar Membaca Gemar membaca adalah kebiasaan membaca berbagai bacaan, baik buku, majalah, jurnal, artikel, dan lain sebagainya sehingga memberikan kebajikan dan menambah wawasan pengetahuan bagi dirinya. Berikut adalah temuan nilai karaker cinta damai dalam buku paket siswa mata pelajaran bahasa Indonesia. Tabel 19 Nilai Karakter Gemar Membaca No 1
Kalimat
BAB
Halaman
Selama pelajaran ini berlangsung,
I
4
I
4
I
4
I
4
I
13
I
15
I
20
I
22
kalian diminta untuk mengerjakan tugas tambahan membaca buku. 2
Carilah buku yang berisi laporan tentang keindahan alam Indonesia.
3
Bacalah buku itu, lalu tuliskanlah hasil baca buku kalian.
4
Bacalah teks pendek yang berjudul ―Makhluk di Bumi Ini‖ berikut.
5
Bacalah teks pendek yang berjudul ―Sistem Peredaran Manusia‖ berikut ini.
6
Bacalah teks laporan tentang harimau berikut ini.
7
Bacalah teks yang berjudul ―Karbon‖ berikut ini.
8
Untuk
memudahkan
dalam
107
menyelesaikan tugas ini, bacalah teks itu berulang-ulang. 9
Bacalah
teks
yang
berjudul
I
26
I
28
I
31
II
36
II
36
II
36
komplek
II
38
17
Bacalah teks berikut ini dengan teliti.
II
51
18
Sebelum
II
67
III
71
III
96
―Komodo‖ berikut ini dengan teliti. 10
Perkayalah tentang
pengetahuan
laporan
hasil
kalian observasi
dengan banyak membaca buku. 11
Bacalah teks laporan hasil observasi tentang peristiwa tersebut.
13
Selama pelajaran ini berlangsung, kalian diminta untuk melaksanakan tugas tambahan membaca buku.
14
Bacalah buku itu dan tuliskanlah hasil baca buku kalian.
15
Bacalah teks yang berjudul ―Apa yang Harus Anda Lakukan jika Ditilang?‖ sebelum membancanya, jawablah terlebih dahulu pertanyaan berikut ini.
16
Bacalah
teks
prosedur
berikut ini.
pelajaran
ini
berakhir,
kalian perlu menyelesaikan tugas tambahan membaca buku. 19
Selama pelajaran ini berlangsung, kalian diminta untuk melaksanakan tugas tambahan membaca buku.
20
Sebelum
pelajaran
ini
berakhir,
108
kalian perlu menyelesaikan tugas tambahan membaca buku. 21
Selama pelajaran ini berlangsung,
III
99
IV
119
V
121
V
146
V
147
kalian diminta untuk melaksanakan tugas tambahan membaca buku. 22
Sebelum
pelajaran
ini
berakhir,
kalian perlu menyelesaikan tugas tambahan membaca buku. 23
Selama pelajaran ini berlangsung, kalian diminta untuk melaksanakan tugas tambahan membaca buku.
24
Sebelum
pelajaran
ini
berakhir,
kalian perlu menyelesaikan tugas tambahan membaca buku. 25
Teks dalam kehidupan nyata.
Buku paket bahasa Indonesia kurikulum 2013 berbasis teks, artinya secara tidak langsung membiasakan siswa untuk gemar membaca. Hal ini terbukti pada poin-poin
pada tabel di atas. Kutipan-kutipan di atas
menggambarkan bahwa dalam buku teks ini siswa diajarkan untuk gemar membaca melalui tugas-tugas membaca di setiap bab-nya, baik membaca teks yang ada dalam buku paket ini maupun tugas untuk membaca tambahan buku yang lain. Karakter gemar membaca perlu ditumbuhkan kepada semua generasi terutama kepada generasi muda karena dengan banyak membaca wawasan dan pengetahuan manusia akan terus berkembang. Bahkan kalau mau mengingat kembali, ayat Al-quran yang pertama kali turun adalah iqra’ yang berarti bacalah. Itu menunjukkan bahwa membaca merupakan sesuatu yang sangat penting bagi manusia.
109
16. Nilai Karakter Peduli Lingkungan Peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam disekitarnya dan melakukan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam. Berikut adalah temuan nilai karaker peduli lingkungan dalam buku paket siswa mata pelajaran bahasa Indonesia. Tabel 20 Nilai Karakter Peduli Lingkungan No
Kalimat
BAB
Halaman
1
Gemar meneroka alam semesta
I
1
2
Bising gergaji mengoyak sepi dari
I
2
I
2
I
2
I
2
hutan Pohon-pohon tumbang Mobil-mobil besar menggendongnya Tergesa-gesa ke kota 3
Gunung dan lembah luka parah Kulitnya terkelupas Erang sakitnya merambah ke manamana
4
Burung-burung kehilangan dahan dan ranting Enggan bernyanyi lagi Bila pun ada tegur sapa di antara mereka Tentulah
pertanyaan
yang
menyesakkan Ke mana kita akan mengungsi? 5
Pohon-pohon perdu dan melata itu Bukanlah tempat tinggal yang ideal
110
Kita perlu gunung yang teduh Lembah yang indah Bukan yang luka parah begini 6
Alam adalah ciptaan Tuhan Yang
I
2
I
2
I
3
I
3
Maha Esa yang diperuntukkan bagi manusia agar dijaga dan dipelihara. 7
Sebagai ciptaan Tuhan, alam tidak boleh
dirusak
misalnya
oleh
dengan
manusia, menebang
pepohonan
sembarangan
menyebabkan
rusaknya
keseimbangan lingkungan. 8
Alam semesta juga diciptakan Tuhan bagi manusia sebagai sarana ntuk memperoleh
ilmu
pengetahuan
melalui pendidikan. 9
Pada pelajaran ini kalian akan diajak gemar meneroka atau menelusuri alam semesta beserta isinya melalui teks laporan.
10
Alam semesta. (gambar)
I
3
11
Carilah buku yang berisi laporan
I
4
I
4
I
5
tentang keindahan alam Indonesia. 12
Pada kegiatan ini kalian diajak mencermati teks laporan dengan topik yang berkaitan dengan alam, manusia,
hewan,
dan
tumbuh-
tumbuhan. 13
Makhluk di bumi. (gambar)
111
14
Harimau. (gambar)
15
Populasi
harimau
menurun
karena
cenderung
sering
I
16
I
16
I
16
I
24
diburu
manusia. 16
Oleh karena itu, harimau saat ini termasuk hewan yang dilindungi pemerintah agar tidak punah.
17
Kekeringan
adalah
keadaan
kekurangan air yang sangat ekstrem dalam waktu lama. 18
Komodo. (gambar)
I
26
19
Spesies hewan melata ini terancam
I
27
I
32
I
33
I
33
punah. Keyataan itu, antara lain disebabkan oleh kegiatan perburuan yang
tidak
bertanggung
jawab,
terbatasnya hewan yang emnjadi mangsanya, dan habitatnya yang rusak. 20
Bacalah
kembali
puisi
tentang
kerusakan lingkungan alam semesta ini dengan penuh penghayatan. 21
Galau hati buatku sesak Melihat dirimu yang sendiri Kalau bumi ini rusak Manusia juga yang merugi
22
Mengalir angin serasa tertahan Di tepi kota yang tercermari Air dan udara anugra Tuhan Tapi sering kita kotori
112
23
Darman mendatangi kampung yang
IV
110
diterjang banjir paling parah. 24
Asap dari putung rokok. (gambar)
IV
112
25
Singapura
IV
112
IV
112
IV
114
VI
150
termasuk
salah
satu
negara yang bersih. Siapa pun yang membuang bisa
sampah
didenda
sembarangan
meskipun
hanya
membuang puntung rokok. 26
―Anda
telah
membuang
rokok
sembarangan, yaitu putung rokok,‖ tegas petugas itu. 27
Itu sampah atau apa? Beritahu aku jika kau lihat Itu sampah atau apa? Di jalanan ada sampah Di sekolah penuh sampah Di bus, truk, dan angkot ada sampah
28
Komodo sebagai salah satu hewan langka. (gambar)
29
Hewan langka di Indonesia.
VI
150
30
Hewan langka adalah hewan yang
VI
150
VI
150
VI
153
memiliki spesies beresiko punah, baik punah di alam liar maupun sepunahnya punah. 31
Hewan
dinyatakan
langka
berdasarkan rasio jumlah spesies (populasi) yang ada dan berdasarkan daerah persebaran habitatnya. 32
Orang utan sebagai
salah satu
113
hewan. (gambar) 33
Langkah pelestarian hewan langka.
VI
154
34
Meskipun
VI
154
V
155
VI
155
VI
155
VI
155
VI
155
pemerintah
melarang
transaksi spesies hewan langka, dalam praktiknya populasi hewan yang dilindungi makin berkurang. 35
Apalagi, ketika pasar domestik atau pasar internasional berani membeli spesies hewan langka dengan harga tinggi,
makin
pelanggaran
tinggi
terhadap
pula larangan
memperjualbelikan hewan langka tersebut. 36
Itu merupakan upaya untuk menjaga agar hewan-hewan tersebut tetap lestari sehingga keberadaan hewanhewan itu dapat dilihat oleh generasi penerus.
37
Memberikan masyarakat
pendidikan tentang
kepada
pentingnya
pelestarian hewan langka untuk tetap hidup di habitatnya. 38
Dengan demikian, manusia tidak lagi mengusik keberadaanya dan menjaga
hewan
langka
tersebut
untuk tetap hidup di habitat aslinya. 39
Proses pelestarian hewan langka pada
akhirnya
akan
tanggung jawab bersama.
menjadi
114
40
Mendukung
setiap
pelestarian
hewan
aktivitas
langka
VI
155
VI
155
VI
155
VI
155
VI
156
yang
dilakukan oleh lembaga pelestarian lingkungan. 41
Membuat tempat penangkaran bagi hewan-hewan langka agar dapat berkembang biak untuk selanjutnya melepas hewan-hewan itu ke alam bebas agar hidup secara alamiah.
42
Dalam proses pendidikan kepada masyarakat,
tentu saja langkah-
langkah penting yang dilakukan pemerintah bersama
ini oleh
masyarakat
harus
dipahami
seluruh
agar
jangan
lapisan sampai
terjadi, pemerintah melindungi dan menangkarkan, tetapi ketika dilepas ke alam bebas, masyarakat tetap menjadi pemangsa dengan berbagai macam alasan. 43
Tidak melakukan perburuan hewan langka
dan
melaporkan
setiap
aktivitas perburuan hewan langka tersebut kepada pihak berwajib. 44
Tidak melakukan transaksi terhadap hewan
langka,
hidup
walaupun
terjadi, ditujukan
terutama
sebaiknya untuk
hewan
transaksi transaksi
tetap itu
menyelamatkan
115
hewan tersebut agar tidak dikuasai oleh orang yang kurang bertanggung jawab dan selanjutnya menyerahkan hewan tersebut kepada pihak yang berkompeten, dalam hal ini lembaga konservasi
hewan
langka
dan
lingkungan hidup. 45
Hewan tertentu menjadi langka dan
VI
157
VI
157
VI
157
VI
158
VI
158
terancam punah sebagai akibat dari perubahan kondisi alam, hewan pemangsa,
dan
perburuan
yang
dilakukan oleh manusia. 46
Manusia
ikut
menyumbang
kepunahan hewan karena manusia memburu jenis hewan tertentu tanpa kendali. 47
Perburuan
dilakukan
untuk
mendapatkan daging untuk dimakan oleh manusia atau untuk tujuan perdagangan hewan secara tidak sah atau untuk dibunuh agar bagian tubuhnya dapat dijual dengan harga mahal. 48
Misalnya,
gajah
diburu
untuk
diambil gadingnya, harimau diburu untuk diambil kulitnya, kura-kura diburu untuk diambil cangkangnya. 49
Perburan
hewan
secara
tidak
terkendali dapat menyebabkan jenis
116
hewan tertentu punah.
Poin 1 dalam tabel di atas dikategorikan dalam muatan nilai karakter peduli lingkungan. Terbukti pada kutipan ―Gemar meneroka alam semesta‖. Kutipan tersebut memuat nilai karakter peduli lingkungan dengan cara menjelajahi alam semesta. Poin 2 sampai poin 5 dalam tabel di atas dikategorikan dalam muatan nilai karakter peduli lingkungan. Poinpoin tersebut merupakan puisi yang mengungkapkan kerusakan alam akaibat ulah tangn jahil manusia. Kerusakan hutan yang mengakibatkan burung-burung tak lagi memiliki ruang yang nyaman untuk mencari makan dan bertempat tinggal. Hal ini tentu saja mengingatkan kepada kita untuk selalu menjaga kelestarian alam sebagai tanggung jawab kita untuk peduli terhadap lingkungan, sebab yang tinggal di bumi ini tidak hanya manusia tetapi juga hewan dan tumbuhan yang harusnya juga dilestarikan keberadaannya. Poin 6 pada tabel di atas dikategorikan dalam nilai karakter peduli lingkungan. Terbukti pada kutipan ―Alam adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang diperuntukkan bagi manusia agar dijaga dan dipelihara‖. Kutipan tersebut menggambarkan bahwa sebagai makhluk yang sama-sama ciptaan Tuhan, sudah seharusnya kita menjaga dan memlihara alam yang telah dititipkan Tuhan untuk manusia. Poin 7 masuk dalam kategori nilai karakter peduli lingkungan. Terbukti pad kutipan ―Sebagai ciptaan Tuhan, alam tidak boleh dirusak oleh manusia, misalnya dengan menebang pepohonan sembarangan menyebabkan rusaknya keseimbangan lingkungan‖. Kutipan tersebut menginformasikan bahwa mencintai dan menjaga lingkungan merupakan suatu keharusan, sebab jika manusia merusak alam pasti lingkungan juga tidak akan seimbang. Poin 8 juga dikategorikan dalam nilai karakter peduli lingkungan. Terbukti pada kalimat ―Alam semesta juga diciptakan Tuhan bagi manusia sebagai sarana untuk memperoleh ilmu pengetahuan
117
melalui pendidikan‖. kalimat tersebut menyatakan bahwa keberadaan alam semesta yang diciptakan oleh Tuhan ini merupakan salah satu sarana untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Poin 9 dikategorikan dalam nilai karakter peduli lingkungan. Terbukti pada kutipan ―Pada pelajaran ini kalian akan diajak gemar meneroka atau menelusuri alam semesta beserta isinya melalui teks laporan‖. Kutipan tersebut menggambarkan bahwa pada pelajaran bahasa Indoensia ini, peserta didik diajak untuk menelusuri alam semesta untuk peduli lingkungan melalui teks laporan. Poin 10 juga dikategorikan dalam nilai karakter peduli lingkungan. Poin 10 tersebut merupakan gambar yang di bawahnya terdapat keterangan ―alam semesta‖. Gambar tersebut mengandung makna untuk mencintai lingkungan dan peduli tehadap lingkungan dan alam semesta. Poin 11 dikategorikan dalam nilai karakter peduli lingkungan. Terbukti pada kutipan ―Carilah buku yang berisi laporan tentang keindahan alam Indonesia‖. Kutipan tersebut menggambarkan bahwa dalam buku paket ini peserta didik ditugaskan untuk mencari laporanlaporan tentang keindahan alam Indonesia. Hal ini secara tidak langsung tentu saja dapat mendorong peserta didik untuk mencintai lingkungan dan alam semesta. Poin 12 dikategorikan dalam nilai karakter peduli lingkungan. Terbukti pada kutipan ―Pada kegiatan ini kalian diajak mencermati teks laporan dengan topik yang berkaitan dengan alam, manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan‖. Kutipan tersebut menggambarkan bahwa peserta didik diajak untuk mencermati teks-teks yang berkaitan dengan alam, manusia,
tumbuh-tumbuhan
yang
hidup
berdampingan.
Hal
ini
mengajarkan kepada peserta didik untuk menjaga dan melestarikan alam, sesama makhluk ciptaan Tuhan. Poin 13 dan poin 14 dalam tabel di atas masuk dalam nilai karakter peduli lingkungan. Kedua poin tersebut merupakan gambar yang
118
masing-masing memiliki keterangan ―Makhluk di bumi‖ dan ―Harimau‖. Kedua gambar tersebut memuat nilai karakter peduli lingkungan, karena gambar tersebut memuat gambar yang makhluk di bumi dan harimau yang harusnya tidak boleh diperjualbelikan dan tetap membiarkan mereka hidup di alamnya dengan nyaman. Poin 15 dalam tabel di atas dikategorikan dalam nilai karakter peduli lingkungan. Terbukti pada kutipan ―Populasi harimau cenderung menurun
karena
sering
diburu
manusia‖.
Kutipan
tersebut
menggambarkan bahwa populasi harimau semakin menurun sebab perburuan yang dilakukan oleh manusia. Populasi hewan yang semakin menurun tidak hanya harimau, banyak hewan yang masuk juga dalam golongan hampir punah, sehingga harus selalu kita jaga dan pelihara bersama. Poin 16 dalam tabel di atas dikategorikan dalam nilai karakter peduli lingkungan. Terbukti pada kutipan ―harimau saat ini termasuk hewan yang dilindungi pemerintah agar tidak punah‖. Kutipan tersebut menggambarkan bahwa harimau merupakan hewan yang dilindungi sebab banyaknya harimau yang diburu oleh manusia. Poin 17 dalam tabel di atas dikategorikan dalam nilai karakter peduli lingkungan. Terbukti pada kutipan ―kekeringan adalah keadaan kekurangan air yang sangat ekstrem dalam waktu lama‖. Kutipan tersebut menggambarkan bahwa kekeringan seringkali menjadi masalah di beberapa daerah di Indonesia ketika musim kemarau tiba. Poin 18 tergolong dalam kategori peduli leingkungan. Poin tersebut
merupakan
gambar
komodo.
Gambar
komodo
tersebut
memberikan informasi bahwa komodo merupakan salah satu hewan yang terancam punah. Poin 19 dalam tabel di atas juga dikategorikan dalam nilai karakter peduli lingkungan. Terbukti pada kutipan ―spesies hewan melata ini terancam punah. Keyataan itu, antara lain disebabkan oleh kegiatan perburuan yang tidak bertanggung jawab, terbatasnya hewan
119
yang menjadi mangsanya, dan habitatnya yang rusak‖. Kutipan tersebut menggambarkan bahwa hewan melata merupakan hewan yang terancam punah. Beberapa hal yang membuat binatang ini terancam punah adalah banyaknya perburuan, terbatasnya makanan, dan lingkungan tempat hidupnya yang telah rusak. Hal ini mengajarkan kepada kita untuk terus menjaga alam sehingga keseimbangan alam dapat ditingkatkan. Poin 20 masuk dalam kategori nilai karakter peduli lingkungan. Terbukti pada kutipan ―Bacalah kembali puisi tentang kerusakan lingkungan alam semesta ini dengan penuh penghayatan‖. Poin tersebut menggambarkan bahwa peserta didik ditugaskan untuk membaca ulang puisi mengenai kerusakan alam. Tugas ini tentu saja akan mendorong peserta didik untuk menghayati puisi yang di dalamnya memuat nilai karakter peduli lingkungan. Poin 21 dan 22 dapat dikategorikan dalam nilai karakter peduli lingkungan. Kedua poin tersebut merupakan puisi yang mengangkat isu tentang bumi yang sedikit demi sedikit rusak. Juga tentang udara dan air yang sering kita cemari dan kotori. Puisi tersebut mendorong peserta didik untuk juga turun memikirkan lingkungan tempat tinggal kita, sebab jika lingkungan tempat tinggal kita rusak, manusia juga yang akan merasakan akibatnya. Poin 23 dikategorikan dalam muatan nilai karakter peduli lingkungan. Poin tersebut merupakan gambar yang memiliki keterangan gambar di bawahnya ―Asap dari putung rokok‖. Gambar tersebut memuat nilai karakter peduli lingkungan karena dalam gambar tersebut menginformasikan adanya asap rokok yang mencemari udara di lingkungannya. Hal ini tentu saja mengajarkan untuk tidak merokok sembarangan, sebab asap yang dari rokok akan membuat udara di sekitar menjadi kotor dan tentu saja akan mengganggu pernapasan. Poin 24 pada kutipan di atas masuk dalam kategori nilai karakter peduli lingkungan. Terbukti pada kutipan ―Darman mendatangi kampung
120
yang diterjang banjir paling parah‖. Kutipan tersebut menggambarkan bahwa banjir yang parah pada suatu daerah tentu saja tidak semerta-merta karena cuaca yang buruk, tetapi juga lingkungan yang tidak mampu mengalirkan air yang datang. Banyak hal yang dapat menyebabkan hal ini terjadi, di antara yang mungkin terjadi adalah manusia masih sering membuang sampah sembarangan sehingga sistem drainase terganggu, bisa jadi juga karena manusia suka menebang pohon secara sembarangan sehingga tidak ada pohon-pohon yang mampu menyerap air yang datang. Oleh karena itu, kita harus memelihara dan menjaga lingkungan kita sebab apapun yang kita lakukan pasti akan kembali kepada diri kita sendiri. Poin 25 dikategorikan dalam muatan nilai karakter peduli lingkungan. Hal ini terbukti dari kutipan ―Singapura termasuk salah satu negara yang bersih. Siapa pun yang membuang sampah sembarangan bisa didenda meskipun hanya membuang puntung rokok‖. Negara yang bersih dan nyaman tidak hanya bisa dilakukan oleh satu orang saja, tetapi juga harus diwujudkan oleh semua warga dan lapisan masyarakat. Terutama adalah pemerintah selaku pemegang kebijakan. Kutipan di atas menggambarkan bahwa negara Singapura adalah negara yang bersih dengan peraturan yang ketat. Hal ini mengajarkan kepada kita bahwa untuk mencegah suatu bencana yang besar terjadi, kita harus mau menghindari melakukan pelanggaran-pelanggaran kecil terjadi. Poin 26 dikategorikan dalam muatan nilai karakter peduli lingkungan. Terbukti pada kalimat ――Anda telah membuang rokok sembarangan, yaitu putung rokok,‖ tegas petugas itu‖. Kutipan tersebut menggambarkan bahwa hanya karena membuang putung rokok, seseorang harus mendapat teguran dan denda dari petugas di Singapura. Hal ini menggambarkan bahwa pemerintas Singapura sangat peduli dengan kebersihan dan keindahan lingkungan sehingga lahir peraturan-peraturan yang tepat dan dapat dijalankan dengan baik.
121
Poin 27 dikategorikan dalam muatan nilai karakter peduli lingkungan. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan ―Itu sampah atau apa? || Beritahu aku jika kau lihat || Itu sampah atau apa? || Di jalanan ada sampah || Di sekolah penuh sampah || Di bus, truk, dan angkot ada sampah. Kutipan tersebut merupakan puisi yang mengangkat mengenai keresahan penulis terhadap sampah yang berserkan di mana-mana. Hal ini menunjukkan bahwa penulis memiliki kepedulian lingungkungan yang tinggi dan dengan adanya puisi ini peserta didik diajak untuk turut peka dan peduli terhadap lingkungan yang dihuni. Poin 28 termasuk dalam kategori nilai karakter peduli lingkungan. Poin 28 merupakan gambar yang di bawahnya termuat keterangan ―Komodo sebagai salah satu hewan langka‖. Gambar tersebut menginformasikan kepada kita bahwa komodo merupakan hewan yang tergolong dalam spesies langka, untuk itu kita harus turut melestarikannya dengan tidak menjadikannya hewan buruan. Poin 29 dan poin 30 dikategorikan dalam muatan nilai karakter peduli lingkungan. Terbukti pada kutipan ―Hewan langka di Indonesia. Hewan langka adalah hewan yang memiliki spesies beresiko punah, baik punah di alam liar maupun sepunahnya punah‖. Kutipan tersebut memberikan pengetahuan bahwa hewan langka merupakan hewan yang keberadaannya tidak banyak dan terancam punah. Oleh karena itu, tidak boleh ada manusia yang memburu hewan-hewan yang langka, karena jika manusia
tetap
memburunya,
keberadaan
mereka
akan
semakin
menghilang. Poin 31 dalam tabel di atas dikategorikan dalam muatan nilai karakter peduli lingkungan. Terbukti pada kalimat ―Hewan dinyatakan langka berdasarkan rasio jumlah spesies (populasi) yang ada dan berdasarkan
daerah
persebaran
habitatnya‖.
Kutipan
tersebut
menggambarkan bahwa hewan langka merupakan hewan yang jumlah populasinya tidak seimbang dengan daerah persebarannya.
122
Poin 32 tergolong dalam muatan nilai karakter peduli lingkungan. Poin ini merupakan gambar orang utan yang dibawahnya terdapat keterangan ―orang utan sebagai salah satu hewan‖. Gambar dan keterangan yang menyertainya mengandung makna bahwa orang utan merupakan salah satu hewan yang harus dijaga dan dilestarikan keberadaanya, sebab ornag utan termasuk dalam salah satu hewan langka yang harus dilindungi. Poin 33 dalam tabel di atas dikategirkan dalam muatan nilai karakter. Terbukti pada kutipan ―Langkah pelestarian hewan langka‖. Kutipan tersebut menggambarkan bahwa kita harus melestarikan hewanhewan langka. Langkah melestarikan hewan langka harus diambil agar hewan-hewan langka tidak lekas punah. Poin 34 masuk dalam kategori nilai karakter peduli lingkungan. Terbukti pada kalimat ―Meskipun pemerintah melarang transaksi spesies hewan langka, dalam praktiknya populasi hewan yang dilindungi makin berkurang‖. Kalimat tersebut menggambarkan bahwa transaksi hewanhewan langka masih marak terjadi, meskipun perintah sudah melarang. Hal ini mengisyaratkan bahwa kepedulian masyarakat pada hewan langka masih rendah, terbukti dengan masih banyaknya praktik transaksi hewanhewan yang dilindungi, dan menyebabkan populasi mereka semakin berkurang. Poin 35 dikategorikan dalam muatan nilai karakter peduli lingkungan. Terbukti pada kutipan ―Apalagi, ketika pasar domestik atau pasar internasional berani membeli spesies hewan langka dengan harga tinggi,
makin
memperjualbelikan
tinggi hewan
pula
pelanggaran
langka
tersebut‖.
terhadap Kutipan
larangan tesebut
menggambarkan bahwa pasar-pasar internasional turut membuat transaksi jual beli hewan langka ini semakin meningkat. Hal ini tentu saja dibutuhkan kesadaran semua pihak untuk turut serta menjaga kelestarian hewan-hewan langka semi menjaga keseimbangan alam.
123
Poin 36 dalam tabel di atas dikategorikan dalam muatan nilai karakter peduli lingkungan. Terbukti pada kutipan ―upaya untuk menjaga agar hewan-hewan tersebut tetap lestari sehingga keberadaan hewanhewan itu dapat dapat dilihat oleh generasi penerus‖. Kutipan tersebut menggambarkan bahwa usaha untuk menjaga agar hewan-hewan langka tetap lestari adalah agar keberadaannya tetap terjaga dan generasi-generai yang akan datang juga tetap bisa meilihatnya dan juga turut mampu menjaga keberadaan mereka. Poin 37 dikategorikan dalam muatan nilai karakter peduli lingkungan. Terbukti pada kalimat ―Memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang pentingnya pelestarian hewan langka untuk tetap hidup di habitatnya‖. Kalimat tersebut menggambarkan bahwa salah satu langkah untuk melestarikan hewan langka adalah dengan memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang pentingnya melestarikan hewanhewan langka dan tetap membiarkannya hidup di alam tempat ia tinggal. Poin 38 dikategorikan dalam muatan nilai karakter peduli lingkungan. Terbukti pada kutipan ―Dengan demikian, manusia tidak lagi mengusik keberadaanya dan menjaga hewan langka tersebut untuk tetap hidup di habitat aslinya‖. Kutipan tersebut menggambarkan bahwa dengan adanya pendidikan untuk masyarakat mengenai kelestarian hewan langka, diharapkan dapat mempengaruhi masyarakat untuk turut melestarikan hewan langka. Poin 39 masuk dalam kategori muatan nilai karakter peduli lingkungan. Terbukti pada kutipan ―proses pelestarian hewan langka pada akhirnya akan menjadi tanggung jawab bersama‖. Kutipan tersebut menggambarkan bahwa melestarikan hewan-hewan langka sebagai bentuk untuk menjaga keseimbangan alam merupakan tanggung jawab semua orang, dan bukan tanggung jawab sebagian orang atau sebagian komunitas atau lembaga peduli lingkungan saja.
124
Poin 40 tergolong dalam muatan nilai karakter peduli lingkungan. Terbukti
pada kalimat
―mendukung setiap
aktivitas
pelestarian hewan langka yang dilakukan oleh lembaga pelestarian lingkungan‖. Kalimat tersebut menggambarkan bahwa untuk menjaga kelestarian hewan langka adalah dengan mendukung segala bentuk kegiatan yang dilakukan lembaga atau komunitas pelestarian hewan langka dalam rangka menjaga keseimbangan alam. Poin 41 dalam tabel di atas termasuk dalam kategori muatan nilai karakter peduli lingkungan. Terbukti pada kalimat ―membuat tempat penangkaran bagi hewan-hewan langka agar dapat berkembang biak untuk selanjutnya melepas hewan-hewan itu ke alam bebas agar hidup secara alamiah‖. Kutipan tersebut menggambarkan bahwa salah satu cara mendukung kegiatan lembaga pelestarian hewan langka adalah dengan membuat tempat-tempat penangkaran hewan dan kemudian melepasnya kehabitatnya agar mereka hidup dengan bebas. Poin 42 tergolong dalam nilai karakter peduli lingkungan. Terbukti pada kalimat ―dalam proses pendidikan kepada masyarakat, tentu saja langkah-langkah penting yang dilakukan pemerintah ini harus dipahami bersama oleh seluruh lapisan masyarakat agar jangan sampai terjadi, pemerintah melindungi dan menangkarkan, tetapi ketika dilepas ke alam bebas, masyarakat tetap menjadi pemangsa dengan berbagai macam alasan‖. Kutipan tersebut menginformasikan bahwa langkah-langkah pemerintah dalam melindungi dan menangkarkan hewan langka harus dipahami oleh semua pihak agar tidak ada lagi masyarakat yang dengan berbagai macam alasan memangsa hewan-hewan tersebut. Poin 43 dalam tabel di atas dikategorikan dalam muatan nilai karakter peduli lingkungan.
Terbukti pada kalimat ―tidak melakukan
perburuan hewan langka dan melaporkan setiap aktivitas perburuan hewan langka tersebut kepada pihak berwajib‖. Kutipan tersebut menggambarkan bahwa selain tidak melakukan perburuan hewan langka, cara lain untuk
125
mendukung aktivitas pelestarian hewan langka adalah dengan melaporkan segala bentuk kegiatan yang mengarah pada perburuan hewan langka tersebut kepada pihak berwajib. Poin 44 tergolong pada muatan nilai karakter peduli lingkungan. Terbukti pada kalimat ―tidak melakukan transaksi terhadap hewan langka, terutama hewan hidup walaupun transaksi tetap terjadi, sebaiknya transaksi itu ditujukan untuk menyelamatkan hewan tersebut agar tidak dikuasai oleh orang yang kurang bertanggung jawab dan selanjutnya menyerahkan hewan tersebut kepada pihak yang berkompeten, dalam hal ini lembaga konsevasi hewan langka dan lingkungan hidup‖. Kutipan tersebut menggambarkan bahwa transaksi jual beli hewan langka tak semerta-merta dilarang, asalkan transaksi jual beli tersebut dalam rangka untuk menyelamatkan hewan langka dari orang-orang yang tidak tepat. Poin 45 dikategorikan dalam muatan nilai karakter peduli lingkungan. Hal ini terbukti pada kalimat ―hewan tertentu menjadi langka dan terancam punah sebagai akibat dari perubahan kondisi alam, hewan pemangsa, dan perburuan yang dilakukan oleh manusia‖. Kutipan tersebut menggambarkan bahwa terdapat beberapa hal yang membuat hewanhewan langka menjadi punah. Selain perubahan kondisi alam dan hewanhewan pemangsa, perburuan yang dilakukan manusia juga merupakan suatu hal yang sering terjadi. Poin 46 tergolong dalam nilai karakter peduli lingkungan. Tarbukti pada kalimat ―manusia ikut menyumbang kepunahan hewan karena manusia memburu jenis hewan tertentu tanpa kendali‖. Kalimat tersebut menggambarkan bahwa manusia seringkali menjadi pemburu hewan sehingga kepunahan hewan tidak dapat dihidarkan. Hal ini harus segera dihentikan, jika tidak segera dihentikan, dapat dipastikan bahwa anak cucu-cuku kita di masa yang akan datang tidak akan bisa melihatnya secara langusng, dan hewan-hewan tersebut hanya tinggal sejarah hewan yang pernah ada.
126
Poin 47 masuk dalam golongan nilai karakter peduli lingkungan. Terbukti pada kalimat ―perburuan dilakukan untuk mendapatkan daging untuk dimakan oleh manusia atau untuk tujuan perdagangan hewan secara tidak sah atau untuk dibunuh agar bagian tubuhnya dapat dijual dengan harga mahal‖. Banyak alasan yang membuat manusia memburu hewanhewan tertentu, di antaranya adalah untuk tujuan perdagangan, untuk dimakan dagingnya, atau membunuh hewan agar bisa menjual bagian tubuhnya, misalnya membunuh buaya agar bisa mengambil kulitnya untuk dijual. Poin 48 dikategorikan dalam muatan nilai karakter peduli lingkungan. Terbukti pada kalimat ―misalnya, gajah diburu untuk diambil gadingnya, harimau diburu untuk diambil kulitnya, kura-kura diburu untuk diambil cangkangnya‖. Salah satu contoh lain adalah memburu gajah untuk diambil gadingnya, harimau untuk diambil kulitnya, dan kura-kura untuk diambil cangkangnya, seperti yang informasi yang kita dapatkan dari kutipan tersebut. Hal tersebut tentu saja harus segera dihentikan, mengingat perburuan semakin banyak dilakukan dan hewan semakin langka. Poin 49 masuk dalam kategori muatan nilai karakter peduli lingkungan. Terbukti pada kutipan ―perburan hewan secara tidak terkendali dapat menyebabkan jenis hewan tertentu punah‖.
Kutipan
tersebut menginformasikan bahwa perburuan hewan yang dilakukan secara terus oleh manusia dapat membuat hewan-hewan menjadi langka dan kemudian punah. Nilai karakter peduli lingkungan merupakan nilai karakter yang penting. Karena untuk menjaga keseimbangan kehidupannya, manusia pun harus menjaga dan memelihara lingkungannya. Dan jika manusia merusak lingkungan dengan menebang pepohonan, membuang sampah sembarangan, dan memburu hewan-hewan langka, maka keseimbangan kehidupan akan terganggu. Terjadinya banjir dan tanah longsor menjadi
127
beberapa contoh dari lingkungan yang tidak seimbang akbat manusia menebang pohon dan membuang secara sembarangan. Memburu hewan dan merusak hutan pun akan sangat merugikan manusia sendiri, karena dengan begitu akan merusak habitat hewan dan hewan akan mencari tempat tinggal lain, yang tidak jarang adalah pemukiman warga itu sendiri.
17. Nilai Karakter Peduli Sosial Kepedulian sosial yaitu sikap yang mencerminkan kepedulian terhadap kondisi sosial masyarakat yang berada di sekitarnya. Berikut adalah temuan nilai karaker peduli sosial dalam buku paket siswa mata pelajaran bahasa Indonesia. Tabel 21 Nilai Karakter Peduli Sosial No 1
Kalimat
BAB
Halaman
Kalian akan dihadapkan pada ragam
III
69
III
71
bahasa
yang
membahas
digunakan dan
untuk
mengajukan
pendapat di berbagai topik ekonomi dan politik, termasuk kebijakan publik yang memicu konflik sosial. 2
Seonggok jagung di kamar, takkan menolong seorang pemuda yang pandangan hidupnya hanya berasal dari buku, dan tidak dari kehidupan… Yang tidak terlatih dalam metode, dan
hanya
kesimpulan,
penuh
hafalan
128
yang hanya terlatih sebagai pemakai, tetapi kurang latihan bebas berkarya, pendidikan telah memisahkannya dari kehidupan 3
Kritik dan humor dalam layanan
IV
97
IV
98
IV
98
IV
98
publik. 4
Pelayanan
publik
merupakan
kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
bagi setiap
warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. 5
Penyelenggara atau setiap
pelayanan
penyelenggara institusi
negara,
publik
merupakan penyelenggara
korporasi,
lembaga
yang
dibentuk
independen
berdasarkan undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik dan badan hukum lain yang dibentuk sematamata
untuk
kegiatan
pelayanan
publik. 6
Pelaksana pelayanan publik atau pelakasana
merupakan
pejabat,
pegawai, petugas, dan setiap orang bekerja
di
dalam
organisasi
129
penyelenggara
yang
melaksanakan
tindakan
serangkaian
bertugas
tindakan
atau
pelayanan
publik. 7
Layanan publik sering mendapatkan
IV
99
IV
99
kritik atau menjadi bahan lelucon yang membuat gelak tawa. 8
Kritik
atau
lelucon
itu
dapat
disampaikan melalui anekdot. 9
KUHP dalam anekdot
IV
100
10
Darman mendatangi kampung yang
IV
110
V
139
V
139
V
139
V
139
diterjang banjir paling parah. 11
Kegiatan produktif tersebut sangat membantu masyarakat
perekonomian karena
dapat
menyediakan lapangan kerja serta dapat memberikan pendapatan yang cukup bagi warga desa. 12
Dengan tersedianya lapangan kerja yang memadai di desa, masyarakat tidak harus pergi ke kota untuk mencari pekerjaan.
13
Saat ini H. Sultoni telah menjadi mitra bagi 30 perajin kain sarung di daerahnya dengan karyawan tidak kurang dari 600 orang.
14
Bimbingan plasma
kepada
diberikan
para
perajin
terus
untuk
meningkatkan dan mempertahankan
130
kualitas agar dapat bersaing di pasar ekspor
dengan
harga
yang
terjangkau.
Muatan nilai karakter peduli sosial tergambar pada poin 1. Terbukti pada kalimat ―mengajukan pendapat di berbagai topik ekonomi dan politik, termasuk kebijakan publik yang memicu konflik sosial‖. Kalimat tersebut menggambarkan bahwa dalam buku paket ini peserta didik diajarkan untuk mengenali dan memahami hal-hal yang seringkali memicu konflik sosial, baik itu dalam bidang ekonomi, politik, maupun kebijakan publik. Dengan begitu peserta didik akan lebih peka dan peduli terhadap permasalahan sosial yang terjadi di sekitarnya. Poin 2 dalam tabel diatas dikategorikan dalam nilai karakter peduli sosial. Poin 2 tersebut adalah puisi yang diciptakan ole W. S Rendra, yang di dalamnya memuat pelajaran mengenai kepekaan dan kepedulian sosial seorang penyair terhadap orang-orang yang terlalu banyak membaca buku tapi tidak mampu mempraktekkannya dalam kehidupan, terlalu sibuk menghapal metode namun tidak pandai dalam mengeksplor apa yang ia miliki. Penyair Rendra mengkritik orang-orang berpendidikan namun seringkali terpisah dengan kehidupannya di luar. Lewat puisi ini, Rendra mengajarkan kepada kita bahwa kita harus peduli dengan kehidupan sosial di masyarakat. Poin 3 sampai poin 8 dikategorikan dalam nilai karakter peduli sosial. Kutipan-kutipan tersebut memberikan gambaran bahwa mengkritik layanan publik yang seringkali menimbulkan konflik sosial dapat diungkapkan dengan humor sebagai bentuk kepedulian sosial. Dan ini akan memberikan pelajaran kepada peserta didik bahwa sebagai warga yang tinggal di lingkungan sosial harus peduli terhadap lingkungan sekitarnya dan kritis terhadap kebijakan-kebijakan publik yang merugikan masyarakat. Begitu pula pada poin 9 yang terdapat dalam tabel di atas.
131
Poin tersebut dikategorikan ke dalam nilai karakter peduli sosial karena dalam ―KUHP dalam anekdot‖ memuat kritik sosial mengenai hukum pidana yang seringkali berakhir dengan suap-menyuap. Sehingga KUHP yang memiliki kepanjangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana diplesetkan menjadi Kasih Uang Habis Perkara. Poin 10 dalam tabel di atas dikategorikan dalam nilai karakter peduli sosial. Terbukti pada kutipan ―Darman mendatangi kampung yang diterjang banjir paling parah‖. Kutipan adalah potongan anekdot mengenai pejabat yang blusukan ketika banjir. Kutipan tersebut menggambarkan bahwa apapun pangkat dan jabatannya peduli terhadap sesama adalah suatu keharusan. Poin 11 sampai poin 14 pada tabel di atas masuk dalam kategori nilai karakter peduli sosial. Nilai karakter peduli sosial tersebut tergambar pada karakter H. Sultoni yang membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitarnya dengan membuat usaha kain sarung. Usaha kerajinan sarung tersebut menyerap ribuan pekerja sehingga masyarakat di sekitar tidak perlu hijrah ke kota. Hal ini menggambarkan bahwa kepedulian sosial sangat dibutuhkan dalam membangun berbagai macam sektor, termasuk dalam sektor budaya dan ekonomi. Nilai
kerakter
peduli
sosial
merupakan
karakter
yang
menunjukkan kepedulian terhadap sesama. Kepedulian terhadap sesama tersebut dapat berupa perhatian, kritik, dan sikap-sikap yang ditujukan kepada kepentingan kemanusiaan. Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Seperti kutipan-kutipan yang terdapat pada tabel di atas yang menggambarkan nilai karakter peduli sosial. Misalnya pelajaran membuat anekdot yang berisi kritik dan saran tentang layanan publik, dan kritis terhadap kebijakan-kebijakan publik yang merigikan untuk masyarakat.
18. Nilai Karakter Tanggung Jawab
132
Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang
yang
berkaitan dengan tugas dan kewajibannya, baik yang berhubungan dengan dirinya sendiri, sosial, masyarakat, bangsa, negara, maupun agama. Berikut adalah temuan nilai karaker tanggung jawab dalam buku paket siswa mata pelajaran bahasa Indonesia. Tabel 22 Nilai Karakter Tanggung Jawab No 1
Kalimat
BAB
Halaman
Proses menjadi warga negara yang
II
34
II
35
baik. 2
Sebagai warga negara yang baik, kalian perlu hidup berdampingan dengan sesama dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
3
Polisi lalu lintas. (gambar)
II
37
4
Sebagai pembimbing masyarakat,
II
37
II
38
II
38
II
38
polisi
juga
harus
menjelaskan
pengendara agar kesalahan tersebut tidak terulang kembali. 5
Apabila menerima tuduhan, Anda harus bersedia membayar denda ke bank.
6
Surat atau kendaraan yang ditahan dapat diambil jika Anda dapat menunjukkan
bukti
pembayaran
denda. 7
Barang
sitaan
dikembalikan
baru
kepada
dapat pelanggar
setelah ada keputusan hakim.
133
8
Warga komunitas, termasuk kita
III
82
IV
110
semua sebagai rakyat Indonesia, akan dituntut plurilingual untuk memiliki
kompetensi
berbahasa
negara lain. 9
Untung
regu
Meskipun
penolong
terseret
sigap.
cukup
jauh,
Darman masih bisa diselamatkan. 10
Langkah pelestarian hewan langka.
VI
154
11
Memberikan
VI
155
VI
155
VI
155
VI
155
VI
155
VI
155
masyarakat
pendidikan tentang
kepada
pentingnya
pelestarian hewan langka untuk tetap hidup di habitatnya. 12
Proses pelestarian hewan langka pada
akhirnya
akan
menjadi
tanggung jawab bersama. 13
Mendukung pelestarian
setiap hewan
aktivitas
langka
yang
dilakukan oleh lembaga pelestarian lingkungan. 14
Caranya kampanye
dengan
membantu
serta
memberikan
dukungan finansial dan moral. 15
Pemerintah, Kementerian
dalam
hal
Kehutanan
ini dan
Lingkungan hidup, memang terus memperbanyak langkah-langkah ini. 16
Dalam proses pendidikan kepada masyarakat,
tentu
saja
langkah-
134
langkah penting yang dilakukan pemerintah bersama masyarakat
ini
harus
oleh
dipahami
seluruh
agar
jangan
lapisan sampai
terjadi, pemerintah melindungi dan menangkar, tetapi tidak di lepas ke alam
bebas,
masyarakat
tetapi
menjadi pemangsa dengan berbagai macam alasan. 17
Hal itu akan efektif apabila telah
VI
155
muncul kesadaran dari masyarakat sekitar dan mengetahui dengan pasti akan manfaat menjaga kelestarian hewan langka, baik untuk tujuan ekonomi,pendidikan, maupun untuk kelestarian lingkungan.
Pada tabel di atas, poin 1 dan 2 (satu dan dua) dikategorikan dalam muatan nilai karakter tanggung jawab. Hal tersebut dapat dilihat pada kalimat yang menyatakan bahwa ―Proses menjadi warga negara yang baik‖ dan ―sebagai warga negara yang baik, kalian perlu hidup berdampingan dengan sesama dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara‖. Menjadi warga negara yang baik merupakan bentuk tanggung jawab bagi setiap warga yang tinggal dalam suatu negara, dan untuk menjadi warga negara yang baik, seseorang harus melalui proses panjang yang salah satunya adalah mampu hidup berdampingan dengan sesama warga negara dalam kehidupan bermasyarakat. Poin 3 pada tabel di atas dikategorikan dalam muatan nilai karakter tanggung jawab, karena pada poin 3 tersebut merupakan gambar seorang polisi yang sedang melaksanakan tanggung jawabnya untuk
135
mengatur lalu lintas. Gambar tersebut memberikan pelajaran bahwa dalam hidup, seseorang harus mau bertanggung jawab atas pekerjaannya. Pada poin 4 juga dikategorikan dalam muatan nilai karakter tanggung jawab. Terbukti pada kalimat yang menyatakan bahwa ―sebagai pembimbing masyarakat, polisi juga harus menjelaskan pengendara agar kesalahan tersebut tidak terulang kembali‖. Sebagai seorang polisi, ia tidak hanya bertanggung jawab untuk menegur pengedara yang melakukan kesalahan. Tetapi juga harus menjelaskan kepada pengendara agar dikemudian hari kesalahan tersebut tidak terjadi lagi. Pada poin 5, 6, dan 7 dikategorikan dalam muatan nilai karakter tanggung jawab. Terbukti pada kalimat yang menyatakan ―apabila menerima tuduhan, Anda harus bersedia membayar denda
ke bank‖,
―surat atau kendaraan yang ditahan dapat diambil jika Anda dapat menunjukkan bukti pembayaran denda‖ dan ―barang sitaan baru dapat dikembalikan kepada pelanggar setelah ada keputusan hakim.‖ Sebagai seorang yang melanggar peraturan lalu lintas, kita harus mau bertangung jawab atas apa yang dilanggar. Ini memberikan pelajaran bahwa jika tidak ingin
terkena
denda
dan
mempertanguungjwabkannya
ke
muka
persidangan, maka kita harus selalu berhati-hati dalam berkendara dan berusaha dengan sekuat tenaga untuk tidak melanggar lalu lintas. Poin 8 pada tabel di atas dikategorikan dalam muatan nilai karakter tanggung jawab. ―Warga komunitas, termasuk kita semua sebagai rakyat Indonesia, akan dituntut plurilingual untuk memiliki kompetensi berbahasa negara lain‖. Ini menyadarkan kita, bahwa sebagai warga negara Indonesia yang juga masuk dalam warga komunitas ASEAN dituntut untuk mimiliki kompetensi berbahasa asing namun tidak meninggalkan bahasa Indonesia sebagai bahasa kesatuan negara. Ini adalah bentuk dari tanggung jawab kita sebagai warga komunitas ASEAN. Poin 9 masuk dalam kategori muatan nilai karakter tanggung jawab. Terbukti dalam kalimat ―untung regu penolong sigap‖. Sebagai
136
regu penolong, mereka harus bertanggung jawab dengan tugasnya. Dan kalimat
tersebut
menggambarkan
bahwa
regu
penolong
telah
melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Sehingga mereka berhasil menyelamatkan seorang yang hanyut terseret banjir. Poin 10 sampai poin 17 juga masuk dalam kategori muatan nilai karakter tanggung jawab. Terbukti pada kalimat ―pelestarian hewan langka‖ yang merupakan tanggung jawab bersama. Melestarikan hewan langka dan menjaga lingkungan merupakan tanggung jawab semua elemen manusia, tidak hanya lembaga konvervasi hewan, tetapi juga pemerintah dan masyarakat pada umumnya, sehingga kelestarian hewan dan lingkungan bisa terjaga dengan saling mengingatkan kepada sesama. Tanggung jawab merupakan karakter yang sangat penting dan perlu untuk ditanamkan kepada peserta didik agar tak mudah untuk melimpahkan tanggung jawabnya kepada orang lain. Seperti pada kutipankutipan dalam tabel di atas, bahwa dalam melakukan pelanggaran pun harus mau bertanggung jawab atas apa yang telah dilanggarnya, seperti mau untuk bertanggung jawab dengan membuktikan kata-kata yang dilontarkan ketika menolak tuduhan penilangan lalu lintas. Dan sebagai masyarakat dunia, warga Indonesia juga harus bertanggung jawab untuk mau belajar bahasa asing agar bisa menyatu dengan warga-warga dari negara lain.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini menekankan pada nilai karakter yang terdapat pada buku siswa mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X jenjang Sekolah Menengah Atas kurikulum 2013. Nilai karakter yang menjadi fokus penelitian ini adalah 18 nilai karakter yang dirumuskan oleh Kemendikbud. Delapan belas nilai karakter tersebut adalah nilai karakter religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan atau nasionalisme, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, semar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, peneliti telah mengidentifikasi nilai-nilai karakter yang ditemukan dalam buku paket siswa Bahasa Indonesia tingkat SMA kelas X. Berdasarkan hasil identifikasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam buku paket siswa Bahasa Indonesia ditemukan nilai karakter yang sesuai dengan yang dirumuskan oleh Kemendikbud. Nilai karakter yang dominan adalah cinta lingkungan dan gemar membaca. Sementara yang paling sedikit adalah nilai karakter rasa ingin tahu dan mandiri.
B. Saran 1. Bagi pengembang buku ajar mata pelajaran bahasa Indonesia, perlu menambah teks-teks yang memuat nilai-nilai karakter yang belum ada. 2. Bagi guru mata pelajaran bahasa Indonesia, berhubung muatan nilai-nilai karakter dalam buku siswa kelas X belum semua nilai karakter termuat, maka dalam
pembelajaran
guru
perlu
memberi
contoh
dan
mempraktikkan agar dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
137
langsung
DAFTAR PUSTAKA Ansyar, Mohamad. KURIKULUM, Hakekat, Fondasi, Desain, & Pengembangan. Jakarta: Kencana. 2015. Arifin, Zainal. Konsep dan Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2011. Aunillah, Nurla Isna. Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Laksana. 2011. Dwifarmono, Dhamar Puspito. Muatan Nilai-Nilai dalam Buku Siswa Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 Kelas VII Sekolah Menengah Pertama. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. 2015. Abstrak. Hamalik, Oemar. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2013. cet. 3. ______________. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. 2013. ______________. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2010. Kemendikbud.
Bahasa
Indonesia
Ekspresi
Diri
dan
Akademik
untuk
SMA/MA/SMK/MAK Kelas X. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014. cet. 2. Ed. Revisi. Lickona, Thomas. Educating for Character. Jakarta: Bumi Aksara. 2013. ______________. Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa Mejadi Pintar dan Baik. Bandung: Penerbit Nusa Media. 2013. Penerjemah. Lita S. Moloeng, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2005. Cet-21. Mulyasa, H. E. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2015. Mu’in, Fathul. Pendidikan Karakter Konstruksi Teoretik & Praktik. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2011. Naim, Ngainun. Character Buliding. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2012.
138
139
Nasution, S. Asas-asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara. 1995. Normawati. Nilai Pendidikan Karakter Dalam Buku Teks Pelajaran Bahasa Indonesia Smp Di Daerah Istimewa Yogyakarta. Balai Bahasa Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat. 2015. abstrak. Nurhayati, Dwi. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Pada Buku Materi Ajar Bahasa Indonesiaku Bahasa Negeriku Kelas X Sma Terbitan Platinum 2008. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2012. abstrak. Nurjanah, Dewi. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Pada Materi Ajar Bahasa Indonesia Untuk SMP Kelas IX Terbitan Erlangga. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2012. abstrak. Permendiknas, No. 11 Tahun 2005 Tentang Buku Teks Pelajaran. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesi. Jakarta: Blai Pustaka. 2005. Ed-ke-4. Ridwanuddin, Didin. Bahasa Indonesia. Ciputat: UIN Press. 2015. Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana. 2008. Sukandarumidi. Metode Penelitian Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 2012. Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2012. cet. 2. UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1. Wijaya, Forum Mangun. Kurikulum yang Mencerdaskan Visi 2030 dan Pendidikan Alternatif. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. 2007.
Siti Mufarrohah, lahir di Lamongan, 17 Oktober 1993. Putri terakhir dari bapak Hasan dan ibu Jaenah ini menuntaskan pendidikan tingkat Sekolah Dasar di MI Malihatul Hikam, Lamongan tahun 2006. Kemudian ia melanjutkan sekolah Menengah Pertama di Mts. Tarbiyatut Tholabah, Lamongan tahun 2009. Pendidikan jenjang Sekolah Menengah Atas ia tempuh di bawawah yayasan yang sama, yaitu MA Tabiyatut Tholabah, Lamongan tahun 2012. Selama menempuh Sekolah Menengah Pertama dan akhir ia aktif membantu mengajar di Madrasah Diniyah Pondok Pesantren Darul Jannah Al-Ma’wa Lamongan dan juga aktif sebagai pengajar privat anak-anak tingaktan Sekolah Dasar di dekat rumahnya. Setelah lulus MA pada tahun 2012 ia melanjutkan pendidikannya di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Sebagai anak rantau, ia tak hanya berkutat di dunia perkuliahan. Selain aktif di beberapa organisasi, ia juga sempat mengajar di lembaga Bimbel dan juga mengajar di Sekolah Menengah Pertama Al-Nahdlah Islamic Boarding School Depok. Di sela-sela kuliah, mengajar, dan berorganisasi ia menyempatkan untuk mengikuti pembinaan sebagai calon guru baca Al-Quran metode Qiraaty sampai lulus. Saat ini ia masih aktif menjadi pengajar baca Al-Quran di Taman Pendidikan Al-Quran Nurul Ilmi Serua Ciputat.