MODUL PERKULIAHAN
Cyber Crime dan Penanggulangannya
Fakultas
Program Studi
Ilmu Komunikasi
Penyiaran
Tatap Muka
08
Kode MK
Disusun Oleh
MK
A. Sulhardi, S. Sos, M,Si
Abstract
Kompetensi
Kriminalitas di internet atau cybercrime pada dasarnya adalah suatu tindak pidana yang berkaitan dengan cyberspace, baik yang menyerang fasilitas umum di dalam cyberspaceataupun kepemilikan pribadi.
Memahami Kriminalitas di internet atau cybercrime
Cyber Crime dan Penanggulangannya
Pengertian CyberCrime Cybercrime
merupakan
bentuk-bentuk
kejahatan
yang
ditimbulkan
karena
pemanfaatan teknologi internet. Cybercrime dapat didefinisikan sebagai perbuatan melawan hukum yang dilakukan dengan menggunakan internet yang berbasis pada kecanggihan teknologi komputer dan telekomunikasi. Kriminalitas dunia maya (cybercrime) atau kriminalitas di internet adalah tindakan pidana kriminal yang dilakukan pada teknologi internet (cyberspace), baik yang menyerang fasilitas umum di dalam cyberspace ataupun kepemilikan pribadi. Secara teknik, tindak pidana tersebut dapat dibedakan menjadi off-line crime, semi online crime, dan cybercrime. Masing-masing memiliki karakteristik tersendiri, namun perbedaan utama antara ketiganya adalah keterhubungan dengan jaringan informasi publik (internet). Empat Ruang Lingkup Kejahatan Komputer 1)
Komputer sebagai instrumen untuk melakukan kejahatan tradisional, seperti digunakan untuk
melakukan pencurian, penipuan, dan pemalsuan melalui
internet, di samping kejahatan lainnya seperti pornografi terhadap anak-anak, prostitusi online, dan lain-lain. 2)
Komputer dan perangkatnya sebagai objek penyalahgunaan, dimana datadata di dalam komputer yang menjadi objek kejahatan dapat saja diubah, dimodifikasi, dihapus, atau diduplikasi secara tidak sah.
3)
Penyalahgunaan yang berkaitan dengan komputer atau data, yang dimaksud dengan penyalahgunaan di sini yaitu manakala komputer dan data-data yang terdapat di dalam komputer digunakan secara ilegal atau tidak sah.
4)
Unauthorized acquisition, disclosure or use of information
and data, yang
berkaitan dengan masalah penyalahgunaan hak akses dengan cara-cara yang ilegal.
‘13
2
New Media & Society A. Sulhardi,S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Motif Kejahatan di Internet Motif intelektual, yaitu kejahatan yang dilakukan hanya untuk kepuasan pribadi dan menunjukkan
bahwa
dirinya
telah
mampu
untuk
merekayasa
dan
mengimplementasikan bidang teknologi informasi. Motif ekonomi, politik, dan kriminal, yaitu kejahatan yang dilakukan untuk keuntungan pribadi atau golongan tertentu yang berdampak pada kerugian secara ekonomi dan politik pada pihak lain. Ancaman terhadap Penggunaan Internet (Bernstein et.al., 1996): 1. Menguping (eavesdropping) 2. Menyamar (masquerade) 3. Pengulang (reply) 4. Manipulasi data (data manipulation) 5. Kesalahan Penyampaian (misrouting) 6. Pintu jebakan atau kuda Trojan (trapdoor) 7. Virus (viruses) 8. Pengingkaran (repudiation) 9. Penolakan Pelayanan (denial of service) Karakteristik Cybercrime Karakteristik Cybercrimes, diantaranya: Perbuatan yang dilakukan secara ilegal, tanpa hak atau tidak etis tersebut terjadi di ruang/wilayah maya (cyberscpace), sehingga tidak dapat dipastikan yurisdiksi hukum negara mana yang berlaku terhadapnya. Perbuatan tersebut dilakukan dengan menggunakan peralatan apapun yang bisa terhubung dengan internet. Perbuatan tersebut mengakibatkan kerugian materil maupun immateril(waktu, nilai, jasa, uang, barang, harga diri, martabat, kerahasiaan informasi) yang cenderung lebih besar dibandingkan kejahatan konvensional.
‘13
3
New Media & Society A. Sulhardi,S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Pelakunya adalah orang yang menguasai penggunaan internet beserta aplikasinya. Perbuatan tersebut seringkali dilakukan secara transnasional/melintasi batas negara.
Faktor Penyebab Cybercrime Segi Teknis Adanya teknologi internet menghilangkan batas wilayah negara yang menjadikan dunia ini menjadi begitu dekat dan sempit. Saling terhubungnya antara jaringan yang satu dengan jaringan yang lain memudahkan pelaku kejahatan untuk melakukan aksinya. Tidak meratanya penyebaran teknologi menjadikan yang satu lebih kuat daripada yang lain. Segi Sosial Ekonomi Adanya cybercrime merupakan produk ekonomi. Isu global yang kemudian dihubungkan dengan kejahatan tersebut adalah keamanan jaringan (security network). Sebagai komoditi ekonomi, banyak negara yang tentunya sangat membutuhkan perangkat keamanan jaringan. Cybercrime berada dalam skenario besar dari kegiatan ekonomi dunia. Tipe Cybercrime menurut Philip Renata: a) Joy computing, yaitu pemakaian komputer orang lain tanpa izin. b) Hacking, yaitu mengakses secara tidak sah atau tanpa izin dengan alat suatu terminal. c) The trojan horse, yaitu manipulasi data atau program dengan jalan mengubah data atau intsruksi pada sebuah program, menghapus, menambah, menjadikan tidak terjangkau, dengan tujuan kepentingan pribadi atau orang lain. d) Data leakage, yaitu menyangkut pembocoran data ke luar terutama mengenai data yang harus dirahasiakan. e) Data diddling, yaitu suatu perbuatan yang mengubah data valid atau sah dengan cara tidak sah, mengubah input data atau output data. f) To frustate data communication atau penyia-nyiaan data komputer. g) Software piracy, yaitu pembajakan software terhadap hak cipta yang dilindungi Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI). ‘13
4
New Media & Society A. Sulhardi,S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Jenis Cyber Crime Berdasarkan Jenis Aktivitasnya 1. Unauthorized Access Terjadi ketika seseorang memasuki atau menyusup ke dalam suatu jaringan komputer secara tidak sah, tanpa izin, atau tanpa sepengetahuan dari pemilik system jaringan komputer yang dimasukinya. Contoh dari kejahatan ini adalah Probing dan Port Scanning. Probing dan Port Scanning dilakukan untuk melihat servis(layanan) apa saja yang tersedia di server target. 2. Illegal Contents Kejahatan yang dilakukan dengan memasukkan data atau informasi ke internet tentang sesuatu hal yang tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap melanggar hukum atau mengganggu ketertiban umum. 3. Penyebaran virus secara sengaja Penyebaran virus umumnya dilakukan dengan menggunakan email. Seringkali orang yang system emailnya terkena virus tidak menyadari hal ini. Virus ini kemudian dikirimkan ke tempat lain melalui emailnya. 4. Data Forgery Kejahatan jenis ini bertujuan untuk memalsukan data pada dokumen-dokumen penting yang ada di internet. 5. Cyber Espionage, Sabotage, and Extortion Cyber Espionage merupakan kejahatan yang memanfaatkan jaringan internet untuk melakukan kegiatan mata-mata terhadap pihak lain dengan memasuki system jaringan komputer pihak sasaran.
Sabotage and Extortion merupakan jenis kejahatan yang dilakukan dengan membuat gangguan, perusakan, atau penghancuran terhadap suatu data, program komputer atau system jaringan komputer yang terhubung dengan internet. 6. Cyberstalking ‘13
5
New Media & Society A. Sulhardi,S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Dilakukan untuk mengganggu atau melecehkan seseorang dengan memanfaatkan komputer, misalnya menggunakan email dan dilakukan berulang-ulang. Kejahatan tersebut menyerupai teror yang ditujukan kepada seseorang dengan memanfaatkan media internet. 7. Carding Kejahatan yang dilakukan untuk mencuri nomor kartu kredit milik orang lain dan digunakan dalam transaksi perdangan di internet. 8. Hacking dan Cracking Istilah hacker biasanya mengacu pada seseorang yang mempunyai minat besar untuk mempelajari system komputer secara detail dan bagaimana meningkatkan kapabilitasnya. Besarnya minat yang dimiliki seorang hacker dapat mendorongnya untuk memiliki kemampuan penguasaan system di atas rata-rata pengguna. Jadi hacker memiliki konotasi yang netral. Mereka yang sering melakukan perusakan di internet lazimnya disebut cracker. Boleh dibilang para cracker ini sebenarnya adalah hacker yang memanfaatkan kemampuannya untuk hal yang negatif. Aktivitas cracking diinternet memiliki lingkup yang sangat luas, mulai dari pembajakan account milik orang lain, pembajakan situs web, probing, menyebarkan virus, hingga pelumpuhan target sasaran. 9. Cybersquatting and Typosquatting Cybersquatting merupakan kejahatan yang dilakukan dengan mendaftarkan domain nama perusahaan orang lain dan kemudian berusaha menjualnya kepada perusahaan tersebut dengan harga yang lebih mahal. 10. Typosquatting adalah kejahatan dengan membuat domain plesetan yaitu domain yang mirip dengan nama domain orang lain.
10. Hijacking Kejahatan melakukan pembajakan hasil karya orang lain. Yang paling sering terjadi adalah Software Piracy (pembajakan perangkat lunak). 11. Cyber Terorism
‘13
6
New Media & Society A. Sulhardi,S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Suatu tindakan cybercrime termasuk cyber terrorism jika mengancam pemerintah atau warga negara, termasuk cracking ke situs pemerintahan atau militer. Berdasarkan Motif Kegiatannya : 1. Cybercrime sebagai tindakan murni kriminal Kejahatan yang murni merupakan tindak kriminal yang dilakukan karena motif kriminalitas. Kejahatan jenis ini biasanya menggunakan internet hanya sebagai sarana kejahatan. Contoh kejahatan semacam ini adalah Carding. 2. Cybercrime sebagai kejahatan “abu-abu” Pada jenis kejahatan yang masuk dalam wilayah abu-abu cukup sulit menentukan apakah merupakan tindak kriminal atau bukan, mengingat motif kegiatannya terkadang bukan untuk berbuat kejahatan. Contoh : Probing atau Port Scanning. Berdasarkan Sasaran Kejahatannya : 1. Menyerang Individu (Againts Person) Jenis kejahatan ini memiliki sasaran serangan yaitu perorangan atau individu yang memiliki sifat atau kriteria tertentu sesuai tujuan penyerangan tersebut. Beberapa contoh kejahatan ini, antara lain: -
Pornografi Kegiatan
yang
mendistribusikan,
dilakukan dan
dengan
meyebarkan
membuat,
material
berbau
memasang, pornografi,
mengekspos hal-hal yang tidak pantas. -
CyberStalking
-
Cyber Tresspass
Kegiatan yang dilakukan melanggar area privasi orang lain. Contohnya, Web Hacking, breaking the pc, Probing, Port Scanning, dll. 2. Menyerang Hak Milik (Againts Property) Cybercrime yang dilakukan untuk mengganggu atau menyerang hak milik orang lain. Contoh: Carding, cybersquatting, Typosquatting, hijacking, data forgery. ‘13
7
New Media & Society A. Sulhardi,S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
3. Menyerang Pemerintah (Againts Government) Cybercrime Againts Government dilakukan dengan tujuan khusus penyerangan terhadap pemerintah. Teknik Cybercrime Attack / Penyerangan: -
Syntatic: penyerangan dengan memanfaatkan teknologi
-
Semantic: penyerangan dengan memanfaatkan manusia
Unauthorized Access: -
Pencurian Username/Password
-
Masuk dalam sistem (cracking) dengan memanfaatkan vulnerabilities (kelemahan sistem) Contoh: 1. Penggunaan RootKit (local exploit) 2. Buffer-Overflow (remote / local exploit) 3. SQL-Injection (remote exploit)
Pencurian data: -
Fisik: pencurian HD, FlashDisk, USBStick
-
Non-Fisik: unauthorized access
‘13
8
New Media & Society A. Sulhardi,S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Denial of Service (DoS) - Mengirimkan permintaan pelayanan dalam jumlah besar dan dalam waktu singkat ( dan mungkin dari berbagai macam sumber ). Contoh: Email Bombing Multiple http request Distributed DoS (DdoS) BotNET Virus / Worm -
Hanya ada di Windows
-
Contoh: Macro & LoveLetter & Melissa & Logic Bombs
Trojan Attack - Semacam virus yang baru berjalan setelah user secara tidak sengaja menjalankannya -
Ada di Linux (tapi sangat jarang)
Pemanfaatan kelemahan TCP/IP (authentication): -
Identity Theft
-
Email spoofing
-
Domain Hijacking
-
Site-phising
Pemanfaatan kelemahan protocol / program: -
Session Hijackers (man-in-the-middle attack)
-
KeyLoggers
‘13
9
New Media & Society A. Sulhardi,S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Social Engineering: -
Memanfaatkan ketidaktahuan user
-
Vishing: penjahat menelepon untuk mendapatkan data
- Spear-Phising: penjahat masuk dalam social networking site (e.g. Friendster) untuk mendapatkan data -
Pura-pura menjadi kawan kencan untuk mendapatkan data (sumber: film-film science fiction).
Beberapa sejarah mengenai Cyber Crime 1820 : Cyber-crime pertama Joseph-Marie Jacquard Mesin tekstil untuk efisiensi pekerjaan. Pegawai membuat sabotase PD-II, jika invasi Jerman dianggap kejahatan, maka penggunaan ENIGMA masuk cybercrime (ilmu hitam) 1978: First SPAM: Gary Thuerk, Digital Equipment Corp. marketing executive 1980: RootKit: gaining root (admin) in Unix 1982: Elk Cloner Virus (FloppyDisk) 1983: Group Milwaukee hackers (the 414′s) masuk dalam sistem komputer Los Alamos Laboratories dan Manhattan’s Memorial Sloan-Kettering Cancer Center. Penangkapan oleh FBI 1988, Robert T. Morris, Jr.,1989, Joseph Papp. Membuat Trojan dalam database AIDS Master – Cornell University, anak dari ilmuwan NSA (National Security Agency) – sekarang Prof di MIT Membuat virus di ARPANET yang dapat mereplikasi diri Kerugian: 10-100 juta dolar 1996, Phising diperkenalkan alt.2600.hacker newsgroup 1998, NSA identifies Man-in-the-middle Attack
‘13
10
New Media & Society A. Sulhardi,S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
1999, Penyerangan besar-besaran Judi-Online, Bank, dll 2000, Denial of Service (DoS) Attack – MafiaBoy (CA) 2003, SoBig Worm memanfaatkan BotNet untuk DdoS 2006/2007, Hackers masuk ke dalam sistem broker besar US 15 Des 06, saham Apparel Manufacturing Associates dijual hanya 6 cent – kekacauan di stock market Kasus Cyber crime di Indonesia Dunia perbankan melalui Internet (ebanking) Indonesia, dikejutkan oleh ulah seseorang bernama Steven Haryanto, seorang hacker dan jumalis pada majalah Master Web. Lelaki asal Bandung ini dengan sengaja membuat sites asli tapi palsu layanan Internet banking Bank Central Asia, (BCA). Steven membeli domain-domain dengan nama mirip www.klikbca.corn (situs ash Internet banking BCA), yaitu domain wwwklik-bca.com. kilkbca.com, clikbca.com, klickca.com. clan klikbac.com. lsi sitessitus plesetan inipun nyaris sama, kecuali tidak adanya security untuk bertransaksi clan adanya fomudir akses (login form) palsu. Jika nasabah BCA salah mengetik sites BCA ash maka nasabah tersebut masuk perangkap sites plesetan yang dibuat oleh Steven sehingga identitas pengguna (user id) dan nomor identitas personal (PIN) dapat di ketahuinya. Diperkirakan. 130 nasabah BCA tercuri datanya. Menurut 17 April 2004 Dani Hermansyah melakukan deface (Deface disini berarti mengubah aau mengganti tampilan suatu website) dengan mengubah nama nama partai yang ada dengan natna-nama buah dalam website www.kpu.go.id. yang mengakibatkan berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemilu yang sedang berlangsung pada saat itu. Dikhawatirkan, selain nama-nanta partai yang diubah bukan tidak mungkin angka angka jumlah pemilih yang masuk di sana menjadi tidak aman dan dapat diubah, padahal dana yang dikeluarkan untuk sistem teknologi informasi yang digunakan oleh KPU sangat besar sekali. Pencurian dan penggunaan account Internet milik orang lain . Salah satu kesulitan dari sebuah ISP (Internet Service Provider) adalah adanya account pelanggan mereka yang “dicuri” dan digunakan secara tidak sah. Berbeda dengan pencurian yang dilakukan secara fisik, “pencurian” account cukup menangkap “userid” dan “password” saja. Hanya informasi yang dicuri. Sementara itu orang yang kecurian tidak merasakan hilangnya “benda” yang dicuri. Pencurian baru terasa efeknya jika informasi ini
‘13
11
New Media & Society A. Sulhardi,S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
digunakan oleh yang tidak berhak. Akibat dari pencurian ini, penggunan dibebani biaya penggunaan acocunt tersebut. Kasus ini banyak terjadi di ISP. Namun yang pernah diangkat adalah penggunaan account curian oleh dua Warnet di Bandung. Membajak situs web . Salah satu kegiatan yang sering dilakukan oleh cracker adalah mengubah halaman web, yang dikenal dengan istilah deface. Pembajakan dapat dilakukan dengan mengeksploitasi lubang keamanan. Sekitar 4 bulan yang lalu, statistik di Indonesia menunjukkan satu (1) situs web dibajak setiap harinya. Hukum apa yang dapat digunakan untuk menjerat cracker ini? Probing dan port scanning . Salah satu langkah yang dilakukan cracker sebelum masuk ke server yang ditargetkan adalah melakukan pengintaian. Cara yang dilakukan adalah dengan melakukan “port scanning” atau “probing” untuk melihat servis-servis apa saja yang tersedia di server target. Sebagai contoh, hasil scanning dapat menunjukkan bahwa server target menjalankan program web server Apache, mail server Sendmail, dan seterusnya. Analogi hal ini dengan dunia nyata adalah dengan melihat-lihat apakah pintu rumah anda terkunci, merek kunci yang digunakan, jendela mana yang terbuka, apakah pagar terkunci (menggunakan firewall atau tidak) dan seterusnya. Yang bersangkutan memang belum melakukan kegiatan pencurian atau penyerangan, akan tetapi kegiatan yang dilakukan sudah mencurigakan. Apakah hal ini dapat ditolerir (dikatakan sebagai tidak bersahabat atau unfriendly saja) ataukah sudah dalam batas yang tidak dapat dibenarkan sehingga dapat dianggap sebagai kejahatan? Berbagai program yang digunakan untuk melakukan probing atau portscanning ini dapat diperoleh secara gratis di Internet. Salah satu program yang paling populer adalah “nmap” (untuk sistem yang berbasis UNIX, Linux) dan “Superscan” (untuk sistem yang berbasis Microsoft Windows). Selain mengidentifikasi port, nmap juga bahkan dapat mengidentifikasi jenis operating system yang digunakan.
Virus . Seperti halnya di tempat lain, virus komputer pun menyebar di Indonesia . Penyebaran umumnya dilakukan dengan menggunakan email. Seringkali orang yang sistem emailnya terkena virus tidak sadar akan hal ini. Virus ini kemudian dikirimkan ke tempat lain melalui emailnya. Kasus virus ini sudah cukup banyak seperti virus Mellisa, I love you, dan SirCam. Untuk orang yang terkena virus, kemungkinan tidak banyak yang dapat kita lakukan. Akan tetapi, bagaimana jika ada orang Indonesia yang
‘13
12
New Media & Society A. Sulhardi,S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
membuat virus (seperti kasus di Filipina)? Apakah diperbolehkan membuat virus komputer? Denial of Service (DoS) dan Distributed DoS (DDos) attack . DoS attack merupakan serangan yang bertujuan untuk melumpuhkan target (hang, crash) sehingga dia tidak dapat memberikan layanan. Serangan ini tidak melakukan pencurian, penyadapan, ataupun pemalsuan data. Akan tetapi dengan hilangnya layanan maka target tidak dapat memberikan servis sehingga ada kerugian finansial. Bagaimana status dari DoS attack ini? Bayangkan bila seseorang dapat membuat ATM bank menjadi tidak berfungsi. Akibatnya nasabah bank tidak dapat melakukan transaksi dan bank (serta nasabah) dapat mengalami kerugian finansial. DoS attack dapat ditujukan kepada server (komputer) dan juga dapat ditargetkan kepada jaringan (menghabiskan bandwidth). Tools untuk melakukan hal ini banyak tersebar di Internet. DDoS attack meningkatkan serangan ini dengan melakukannya dari berberapa (puluhan, ratusan, dan bahkan ribuan) komputer secara serentak. Efek yang dihasilkan lebih dahsyat dari DoS attack saja. Kejahatan yang berhubungan dengan nama domain . Nama domain (domain name) digunakan untuk mengidentifikasi perusahaan dan merek dagang. Namun banyak orang yang mencoba menarik keuntungan dengan mendaftarkan domain nama perusahaan orang lain dan kemudian berusaha menjualnya dengan harga yang lebih mahal. Pekerjaan ini mirip dengan calo karcis. Istilah yang sering digunakan adalah cybersquatting. Masalah lain adalah menggunakan nama domain saingan perusahaan untuk merugikan perusahaan lain. (Kasus: mustika-ratu.com) Kejahatan lain yang berhubungan dengan nama domain adalah membuat “domain plesetan”, yaitu domain yang mirip dengan nama domain orang lain. (Seperti kasus klikbca.com) Istilah yang digunakan saat ini adalah typosquatting.
IDCERT ( Indonesia Computer Emergency Response Team). Salah satu cara untuk mempermudah penanganan masalah keamanan adalah dengan membuat sebuah unit untuk melaporkan kasus keamanan. Masalah keamanan ini di luar negeri mulai dikenali dengan munculnya “sendmail worm” (sekitar tahun 1988) yang menghentikan sistem email Internet kala itu. Kemudian dibentuk sebuah Computer Emergency Response Team (CERT). Semenjak itu di negara lain mulai juga dibentuk CERT untuk menjadi point of contact bagi orang untuk melaporkan masalah kemanan. IDCERT merupakan CERT Indonesia .
‘13
13
New Media & Society A. Sulhardi,S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Sertifikasi perangkat security . Perangkat yang digunakan untuk menanggulangi keamanan semestinya memiliki peringkat kualitas. Perangkat yang digunakan untuk keperluan pribadi tentunya berbeda dengan perangkat yang digunakan untuk keperluan militer. Namun sampai saat ini belum ada institusi yang menangani masalah evaluasi perangkat keamanan di Indonesia. Di Korea hal ini ditangani oleh Korea Information Security Agency. Penanggulangan Cybercrime 1. Pengamanan Sistem Mencegah adanya perusakan bagian dalam sistem karena dimasuki oleh pemakai yang tidak diinginkan. Pengamanan sistem ini harus terintegrasi pada keseluruhan subsistem untuk mempersempit atau bahkan menutup adanya celah-celah unauthorized actions yang merugikan 2. Penanggulangan Global OECD (The Organization for Economic Cooperation and Development) telah merekomendasikan beberapa langkah penting yang harus dilakukan setiap negara dalam penanggulangan cybercrime, sbb: Melakukan modernisasi hukum pidana nasional beserta hukum acaranya, yang diselaraskan dengan konvensi internasional. Meningkatkan sistem pengamanan jaringan komputer nasional sesuai standar internasional. Meningkatkan pemahaman serta keahlian aparatur penegak hukum mengenai upaya pencegahan, investigasi dan penuntutan perkara-perkara yang berhubungan dengan cybercrime. Meningkatkan kesadaran warga negara mengenai masalah cybercrime serta pentingnya mencegah kejahatan tersebut terjadi. Meningkatkan kerjasama antar negara, baik bilateral, regional maupun multilateral, dalam upaya penanganan cybercrime, antara lain melalui perjanjian ekstradisi dan mutual assistance treaties. 3. Perlunya Cyberlaw
‘13
14
New Media & Society A. Sulhardi,S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Cybercrime belum sepenuhnya terakomodasi dalam peraturan/undang-undang yang ada, penting adanya perangkat hukum khusus mengingat karakter dari cybercrime ini berbeda dari kejahatan konvensional. 4. Perlunya Dukungan Lembaga Khusus Lembaga ini diperlukan untuk memberikan informasi tentang cybercrime, melakukan sosialisasi secara intensif kepada masyarakat, serta melakukan risetriset khusus dalam penangulangan cybercrime. Indonesia sendiri sudah memiliki IDCERT(Indonesia Computer Emergency Response Team) yang diperlukan bagi orang-orang untuk melaporkan masalah-masalah keamanan komputer.
‘13
15
New Media & Society A. Sulhardi,S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Reference : Buku M Arief, Dikdik dan Elisatris Gultom. 2005. “Cyberlaw” Aspek Hukum Teknologi Informasi, Refika Aditama. Bandung. Prodjodikoro, Wirjono. 2003. Hukum Acara Pidana di Indonesia. Refika Aditama. Bandung. Raharjo, Agus. 2002. Cyber crime Pemahaman dan Upaya Pencegahan Kejahatan Berteknologi. PT. Citra Aditya Utama. Bandung. Randi, Yusuf. 2000. Proteksi terhadap kriminalitas dalam bidang computer. Refika Aditama, Bandung. Link : Teguh Arifiyadi, Cyber Crime dan Upaya Antisipasinya Secara Yuridis (II), http://www.depkominfo.go.id/portal/?act=detail&mod=artikel_itjen&view=1 &id=BRT061002182401 http://ervannur.wordpress.com/2010/09/29/ruang-lingkup-kejahatan-sisteminformasi/ http://novtani.wordpress.com/2012/06/13/semua-tentang-cybercrime/ http://id.wikipedia.org/wiki/Kejahatan_dunia_maya http://keamananinternet.tripod.com/pengertian-definisi-cybercrime.html
‘13
16
New Media & Society A. Sulhardi,S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id