MODUL DESIGN TOOLING
1.1
TUJUAN PRAKTIKUM Adapun tujuan diselenggarakannya modul design tooling adalah sebagai
berikut: 1. Praktikan dapat menentukan mesin dan peralatan yang digunakan dalam pembuatan produk. 2. Praktikan dapat mengetahui proses kerja dalam pembuatan produk. 3. Praktikan dapat memahami informasi mengenai gambar kerja. 4. Praktikan dapat mengetahui bahaya kecelakaan kerja serta Alat Pelindung Diri (APD) yang dibutuhkan.
1.2.
Mesin Bubut Prinsip kerja mesin bubut adalah benda kerja yang berputar, sedangkan pisau
bubut bergerak memanjang dan melintang. Melalui kerja ini dihasilkan sayatan dan benda kerja yang umumnya simetris. Pekerjaan-pekerjaan yang umumnya dikerjakan oleh mesin bubut antara lain (Amstead, 1995): 1.
Membubut luar.
2.
Membubut dalam.
3.
Membubut tirus.
4.
Membuat Permukaan.
5.
Memotong.
6.
Membuat ulir Dasar-dasar membubut memiliki beberapa tahapan. Berikut penjelasan tahapan
untuk membubut (Daryus, 2006): 1. Pasang benda kerja pada cekam cukup kuat, artinya tidak lepas waktu mesin di hidupkan dan sedang melakukan penyayatan.
2. Periksa kedudukan benda kerja tersebut pada saat cekam diputar dengan tangan, apakah posisinya sudah benar, artinya putaran benda kerja tidak oleng atau simetris dan periksa apakah ada bagian yang tertabrak yang membahayakan dan merusak mesin.
Gambar 1 Pemasangan Pahat Bubut
3. Pasang kedudukan pahat bubut agar posisi ujung potong pahat tepat pada titik senter dari kepala lepas. Untuk mengatur posisi tersebut dapat menggunakan ganjal plat tipis atau dengan menggunakan tempat pahat model perahu lihat gambar 2.3. Lanjutkan membubut benda kerja sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.
1.2.1 Pemilihan Alat Potong Alat potong untuk kerja bubut komplek sama dengan alat potong kerja bubut dasar, hanya ditambah beberapa alat potong untuk bubut ulir, bubut silinder dalam dan pembentukan. Beberapa tambahan alat potong tersebut antara lain (Daryus, 2006): 1.
Pahat Bentuk Pahat bentuk digunakan untuk membentuk benda kerja sesuai bentuk permukaan yang diharapkan, salah satu contohnya adalah pahat yang ujungnya beradius. Pahat bentuk yang lain adalah berbentuk pesegi, biasanya untuk membuat alur pada benda silinder.
Gambar 2 Pahat Bentuk Radius
2.
Pahat Ulir Pahat ulir digunakan untuk membuat ulir, baik ulir tunggal maupun ganda. Bentuk pahat ulir harus sesuai dengan bentuk ulir yang diinginkan. Untuk itu diperlukan pengasahan pahat sesuai dengan mal ulirnya. Pahat ulir tidak mempunyai sudut tatal, permukaannya rata dengan ujung beradius sesuai radius kaki ulir yang besarnya tergantung besar kisar ulirnya. Berikut ilustrasi pahat ulir segi tiga dan ulir segi empat.
Gambar 3 Pahat Ulir Segitiga
3.
Pahat Dalam Pahat dalam digunakan untuk membubut bagian dalam silinder atau membuat lubang sejajar sumbu. Pahat dalam baik untuk bubut rata maupun ulir memerlukan batang pemegang yang ukuran diameternya lebih kecil dibanding diameter dalam dari lubang yang dibuat.
Gambar 4 Pahat Dalam
1.3.
Mesin Sekrap Mesin sekrap (shaping machine) disebut juga mesin ketam atau mesin serut
adalah mesin perkakas yang mempunyai gerak utama bolak-balik horizontal dan berfungsi untuk merubah bentuk dan ukuran benda kerja sesuai dengan yang dikehendaki. Mesin ini digunakan untuk mengerjakan bidang-bidang yang rata, cembung, cekung, beralur, dan lain-lain pada posisi mendatar, tegak, ataupun miring. Pahat bekerja pada saat gerakan maju, dengan gerakan ini dihasilkan pekerjaan, seperti: 1. Meratakan bidang baik bidang datar, bidang tegak maupun bidang miring. 2. Membuat alur seperti alur pasak, alur V, alur ekor burung, dsb. 3. Membuat bidang bersudut atau bertingkat. 4. Membentuk yaitu dengan mengerjakan bidang-bidang yang tidak beraturan.
Gambar 5 Hasil-Hasil Pekerjaan Sekrap
1.3.1 Cara Kerja Pada mesin sekrap, gerakan berputar dari motor diubah menjadi gerak lurus/gerak bolak-balik melalui blok geser dan lengan penggerak. Posisi langkah dapat diatur dengan spindel posisi dan untuk mengatur panjang langkah dengan bantuan blok geser. Prinsip pengerjaan pada mesin sekrap adalah benda yang disayat atau dipotong dalam keadaan diam (dijepit pada ragum) kemudian pahat bergerak lurus bolak-balik atau maju mundur melakukan penyayatan. Hasil gerakan maju mundur lengan mesin/pahat diperoleh dari motor yang dihubungkan dengan roda bertingkat melalui sabuk (belt). Dari roda bertingkat, putaran diteruskan ke roda gigi antara dan dihubungkan ke roda gigi penggerak engkol yang besar. Roda gigi tersebut
beralur dan dipasang engkol melalui tap. Jika roda gigi berputar maka tap engkol berputar eksentrik menghasilkan gerakan maju mundur lengan. Kedudukan tap dapat digeser sehingga panjang eksentrik berubah dan berarti pula panjang langkah berubah.
1.3.2 Macam-Macam Mesin Sekrap Mesin sekrap mempunyai bermacam-macam jenis. Berikut ini adalah pengelompokkan mesin sekrap berdasarkan karakteristiknya: 1. Menurut cara kerjanya, yaitu: a. Mesin sekrap biasa, dimana pahat sekrap bergerak mundur maju menyayat benda kerja yang terpasang pada meja mesin. b. Planer, dimana pahat (diam) menyayat benda kerja yang dipasang pada meja mesin dan bergerak bolak-balik. c. Sloting, dimana gerakan pahat adalah vertical (naik-turun), digunakan untuk membuat alur pasak pada roda gigi dan pully. 2. Menurut tenaga penggeraknya, yaitu: a. Mesin sekrap engkol adalah gerak berputar diubah menjadi gerak bolak-balik dengan engkol. b. Mesin sekrap hidrolik adalah bolak-balik lengan berasal dari tenaga hidrolik.
1.3.3 Macam-Macam Bentuk Pahat Mesin Sekrap mempunyai bermacam-macam bentuk .Bentuk-bentuk pahat disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan, macam macam bentuk pahat sebagai berikut: a. Pahat lurus kiri b. Pahat lurus kanan c. Pahat bengkok kiri d. Pahat bengkok kanan e. Pahat ujung bulat
f. Pahat ujung segi empat g. Pahat lurus h. Pahat leher angsa
1.4.
Mesin Milling dan Drilling Mesin milling adalah mesin perkakas untuk mengerjakan/menyelesaikan
permukaan suatu benda kerja dengan menggunakan pisau sebagai alatnya. Pada mesin frais, pisau terpasang pada arbor dan diputar oleh spindel. Benda kerja terpasang pada meja dengan bantuan catok (vice) atau alat bantu lainnya. Milling adalah proses menghilangkan atau pengambilan fatal-fatal dari bahan atau benda kerja dengan pertolongan dari alat potong yang berputar dan mempunyai sisi potong, kecuali pahat potong yang bersisi tunggal yang juga digunakan. Mesin milling termasuk mesin perkakas yang mempunyai gerak utama yang berputar, pisau milling dipasang pada sumbu atau arbor mesin yang didukung dengan alat pendukung arbor, jika arbor mesin berputar melalui suatu putaran motor listrik maka pisau milling akan ikut berputar, arbor mesin dapat ikut berputar kekanan dan kekiri sedangkan banyaknya putaran dapat diatur sesuai kebutuhan.
1.4.1 Cara Kerja Mesin Milling Mesin milling menggunakan pisau milling (cutter) sebagai pahat penyayat yang berputar pada sumbu mesin. Mesin milling termasuk mesin perkakas yang mempunyai gerak utama yang berputar. Pisau frais dipasang pada sumbu/arbor mesin yang didukung dengan alat pendukung arbor, jika arbor mesin berputar melalui suatu putaran motor listrik maka pisau frais akan ikut berputar, arbor mesin dapat ikut berputar kekanan dan kekiri sedangkan banyaknya putaran dapat diatur sesuai kebutuhan. Prinsip kerja dari mesin frais yaitu pahat pemotong frais melakukan gerak rotasi dan benda kerja dihantarkan pada pemotong frais tersebut.
1.4.2 Jenis-Jenis Pemotong Milling Jenis-jenis pemotong milling menurut desainnya ada tiga, yaitu pemotong arbor, pemotong tangkai, dan pemotong muka. Menurut bentuk umumnya atau jenis pekerjaan yang dapat dilakukannya terdiri dari tujuh macam, yaitu: 1. Pemotong milling biasa. 2. Pemotong milling samping. 3. Pemotong gergaji. 4. Pembelah logam Pemotong milling sudut. 5. Pemotong Milling bentuk. 6. Pemotong Milling ujung. 7. Pemotong celah “ T “.
1.4.3 Jenis-Jenis Mesin Milling Mesin milling mempunyai beberapa jenis. Adapun jenis-jenis dari mesin milling adalah sebagai berikut: 1. Milling Tangan Jenis ini paling sederhana dari mesin milling, karena dapat dioperasikan dengan tangan. Digunakan untuk operasi milling ringan dan sederhana. 2. Milling Datar Mesin ini mirip dengan mesin milling tangan kecuali bahwa konstruksinya lebih kuat dan dilengkapi dengan mekanisme hantaran daya. 3. Milling Universal Merupakan mesin ruang perkakas yang dikonstruksikan untuk pekerjaan sangat teliti. Mesin ini mirip mesin milling datar. 4. Milling Vertikal Mesin ini mempunyai perjalanan aksial yang pendek untuk memudahkan pengemillingan bertingkat.
5. Milling Jenis Penyerut Mesin ini sesuai dengan namanya mirip dengan penyerut, dimana dibawa pada meja panjang yang hanya mempunyai gerakan longitudinal, dan dihantarkan terhadap pemotong putar pada kecepatan yang sesuai. 6. Milling dari Jenis Bangku Tetap Adalah mesin produksi dari konstruksi yang kasar. Bangkunya adalah benda cor yang kaku dan berat, fungsinya penyangga meja kerja. Mesin ini hanya memiliki gerakan longitudinal. 7. Pusat Permesinan Adalah mesin yang dirancang untuk produksi barang kecil sampai besar. Mesin ini meskipun mahal namun dapat menggantikan mesin yang lain. Kendali numeris memberikan sedikit dampak pada permesinan sesungguhnya. 8. Milling Meja Putar Mesin ini operasinya kontinu dan terdapat waktu yang luas bagi operator untuk menaikkan dan menurunkan putaran mesin selama pemillingan. 9. Milling Planet Digunakan untuk memilling luas maupun dalam dan permukaan dari ulir pendek. Pada benda kerja dipegang stasioner dan semua gerakan yang diperlukan untuk memotong dilakukan oleh pemotong milling. 10. Milling Profil Milling profil tangan mempunyai pemotong putar, gerakannya dikendalikan oleh gerakan tangan dari meja. Gerakan ini dipandu dengan menggerakkan meja sehingga pena pemandu bersinggungan dengan suatu bentuk atau pola. 11. Milling Duplikat Mesin ini memproduksi sebuah suku cadang dan sebuah model tanpa pengecilan atau pembesaran ukuran. Model atau pola yang digunakan dalam pekerjaan ini terbuat dari kayu keras, plester pernis, lilin atau bahan lain yang mudah dikerjakan.
12. Milling Ulir Panthograf Mesin ini menggunakan sambungan panthograf, digunakan untuk memproduksi dari sebuah pola pada skala yang diperbesar atau diperkecil. Operator mmengendalikan mesin melalui tekanan ringan dari jari-jari kepada jarum sayat pencari jejak. Setiap gerakan dari jarum pencari jejak ditirukan tepat sama kepada benda kerja.
1.4.4 Bagian-Bagian Mesin Milling dan Kegunaannya Mesin milling horizontal terdiri dari komponen atau bagian. Mesin ini pun memiliki bagian-bagian dengan fungsinya masing-masing. Berikut gambar dan penjelasannya (lihat gambar 6) sebagai berikut: A. Lengan, untuk memindahkan arbor. B. Penyokong arbor. C. Tuas, untuk menggerakan meja secara otomatis. D. Nok pembatas, untuk membatasi jarak gerakan otomatis. E. Meja mesin, tempat untuk memasang benda kerja dan perlengkapan mesin. F. Engkol, untuk menggerakan meja dalam arah memanjang. G. Tuas pengunci meja. H. Baut penyetel, untuk menghilangkan getaran meja. I. Engkol, untuk menggerakan meja dalam arah melintang. J. Engkol, untuk menggerakan lutut dalam arah tegak. K. Tuas untuk mengunci meja. L. Tabung pendukung dengan bang berulir, untuk mengatur tingginya meja. M. Lutut, tempat untuk kedudukan alas meja. N. Tuas, untuk mengunci sadel. O. Alas meja, tempat kedudukan untuk alas meja. P. Tuas untuk merubah kecepatan motor listrik. Q. Engkol meja R. Tuas untuk mengatur angka kecepatan spindle dan pisau frais.
S. Tiang untuk mengatur turun-naiknya meja. T. Spindel, untuk memutar arbor dan pisau frais. U. Tuas untuk menjalankan mesin.
Gambar 6 Bagian-Bagian Mesin Frais
1.5.
Pengertian Mesin Drilling Mesin drilling adalah alat untuk memperbesar lubang yang telah digurdi atau
diberi inti. Pada prinsipnya merupakan suatu operasi penepatan sebuah lubang yang telah digurdi sebelumnya dengan pahat jenis mesin bubut mata tunggal. Lubang pada proses pengeboran dibentuk dan dikerjakan sampai akhir setelah digurdi. Mesin drilling menyerupai mesin milling vertikal, tetapi dilengkapi dengan alat pengukur teliti. Pada mesin ini penempatan sampai ±0,003 mm dapat didial langsung dari sebuah gambar. mereka adalah dua pasang dial pembacaan langsung, satu untuk pengukuran longitudinal dan yang lain untuk pengukuran tranversal. Mesin ini dirancang untuk dioperasikan dengan kendali numeris. Dengan meletakkan tugas pada pita, maka dijamin pengulangan yang tepat, jig dan pemegang tetap tidak diperlukan lagi dan pengeboran presisi menjadi praktis untuk pembuatan benda kecil.
1.5.1 Prinsip Kerja Mesin Drilling Prinsip kerja mesin drilling menggunakan sistem pneumatik untuk proses pengeboran. Mesin bor ini terdiri atas dua langkah proses kerja yaitu dua silinder
bersamaan menekan benda kerja dan silinder utama yang berada di dalam mesin mendorang meja untuk proses pengeboran. Komponen-komponen sistem pneumatik pada mesin bor ini adalah silider utama, katup 5/2, regulator, one way flow control valve. Mesin pengebor atau mesin drilling tersebut memiliki cara kerja sebagai berikut (Amstead, 1995): 1. Membuat alur atau bagian yang akan dipotong pada benda kerja. 2. Meletakkan benda kerja pada meja kerja. 3. Mengunci benda kerja dengan menggunakan ragum (penjepit). 4. Memasang penggurdi pada spindel penggurdi. 5. Mengarahkan mata penggurdi pada benda kerja yang akan dipotong. Menekan mesin penggurdi sehingga mata bor akan berputar dan menyebabkan benda kerja berlubang pada bagian yang diinginkan
1.6.
Mesin Potong Besi Mesin potong besi merupakan alat potong yang digunakan untuk memotong
bahan-bahan yang terbuat dari logam. Mesin ini mempunyai cara pengoperasian sebagai berikut: 1.
Memasang benda kerja seperti pipa bulat, besi kotak, plat besi dan besi siku.
2.
Memasang benda kerja yang panjang harus ditopang dengan balok kayu sebelum pemotongan berlangsung.
3.
Memasang kabel penghubung ke stop kontak dan pastikan kabel kondisi normal, aman, tidak melilit dan tidak ketarik.
4.
Menghidupkan mesin dengan menekan dan menahan tombol trigger, serta secara perlahan lengan pemotong diturunkan.
5. Menyelesaikan pemotongan dengan baik dan lepaskan trigger setelah proses pemotongan selesai.
Gambar 7 Mesin Potong Besi
1.7.
Mesin Potong Kayu Mesin potong kayu merupakan alat potong yang digunakan untuk memotong
bahan-bahan yang terbuat dari kayu. Mesin ini mempunyai cara pengoperasian sebagai berikut: 1. Meletakkan benda kerja berupa papan, triplek dsb pada penopang kayu atau besi yang kokoh dan rata. 2. Mengatur tingkat akurasi pemotongan dengan guide rule. 3. Memasang kabel penghubung ke stop kontak dan memastikan kabel dalam kondisi normal, aman, tidak melilit dan tidak terikat. 4. Menghidupkan mesin dengan menekan dan menahan tombol trigger, jika pemotongan berlangsung lama dapat menekan tombol lock button. 5. Mengarahkan mesin ke depan secara perlahan-lahan sampai benda kerja terpotong dengan sempurna. 6. Mematikan mesin dengan menekan tombol trigger dan melepaskannya.
Gambar 8 Mesin Potong Kayu
1.8.
Mesin Bor Beberapa mesin telah dikembangkan sehingga khususnya disesuaikan untuk
pekerjaan mengebor. Salah satunya, dikenal sebagai pengebor jig, dikonstruksi untuk pekerjaan presisi pada jig dan pemegang tetap. Dengan penampilan mirip kempa gurdi, akan dapat melakukan pekerjaan penggurdian dan pemfrisan ujung sebagai tambahan untuk pengeboran. Fris pengebor vertikal dan mesin pengebor horisontal sesuai untuk benda kerja yang besar. Meskipun operasi yang dilakukan mesin ini dapat juga dilakukan pada mesin bubut dan mesin yang lain, tetapi konstruksinya didukung oleh kemudahan dan kehematan yang dicapai dalam memegang dan memesin benda kerja.
1.8.1 Mesin Bor Tangan (Hammer Drill) Mesin bor ada 2 macam yaitu mesin bor duduk dan mesin bor tangan. Berikut ini merupakan cara mengoperasikan mesin bor tangan (Hammer Drill): 1. Posisi benda kerja bebas, tergantunga tingkat kesulitan pengerjaan. 2. Pasang mata bor sesuai dengan ukuran yang ditetapkan, kencangkan dengan Chuk Key. 3. Untuk pengerjaan kayu atau besi putar ke posisi pengerjaan kayu atau besi, untuk pengerjaan beton. 4. Pasang kabel penghubung ke stop kontak dan pastikan kabel kondisi normal, aman, tidak melilit dan tidak ketarik. 5. Hidupkan mesin dengan menekan tombol trigger dan tekan tombol lock jika pengerjaan yang dilakukan lama. 6. Arahkan mesin secara teratur dan konstan. 7. Untuk mematikan mesin, pindahkan saklar ke posisi OFF. 8. Sisa material yang keluar berupa tatal panas yang menyebar dan dapat menyebabkan iritasi pada kulit tangan.
Penggunaan mesin bor perlu dilengkapi dengan alat-alat keselamatan. Alatalat keselamatan yang perlu digunakan dalam mengoperasikan mesin drill adalah sebagai berikut, (Rahman, 2005): 1. Sarung tangan, untuk melindungi tangan dari panas yang dihasilkan akibat gesekan antara mata bor dan bahan. 2. Kaca mata teknik, untuk melindungi mata dari percikan-percikan yang mungkin keluar saat pengeboran terjadi. 3. Masker, untuk melindungi hidung dari serpihan-serpihan yang keluar saat pengeboran agar tidak masuk dan berakibat buruk bagi paru-paru. 4. Wearpak, untuk melindungi tubuh dari percikan panas dan kotoran.
Gambar 9 Mesin Bor Tangan
1.8.2 Perkakas Pengebor Mengebor adalah memperbesar lubang yang telah digurdi atau dilubangi sebelumnya. Lubang yang digurdi seringkali dibor untuk menghilangkan setiap kemungkinan eksentrisitas dan untuk memperbesar lubang sampai ke ukuran peluas lubang. Perkakas pengebor dapat juga dipakai untuk menyeleksi lubang sampai ke ukuran yang tepat, seperti yang sering dilakukan pada lubang besar atau pada lubang berukuran ganjil yang tidak tersedia peluas lubang yang sesuai. Perkakas yang digunakan dalam mesin pengebor horisontal dipasangkan pada batang berat atau kepala pengebor yang selanjutnya dihubungkan ke spindel utama dari mesin. Operasi pengeboran pada umumnya menggunakan pemotong mata tunggal karena mudah untuk disetel dan dipelihara. Batangnya melayani untuk
tranmisi daya dari spindel mesin ke pemotong dan juga memegangnya secara kaku selama operasi pemotongan. Biasanya benda kerja stasioner dan pemotong berputar dihantarkan menembus lubang.diperlukan tambahan penyangga. Untuk pekerjaan mengebor ganda yang paling populer adalah jenis blok, yang terdiri atas dua pemotong berhadapan yang terletak dalam alur pada blok. Terdapat alur untuk mengunci pemotong dalam kedudukannya serta juga untuk menyetel. Rakitan keseluruhannya dipasangkan ke dalam celah segi empat dalam batang dan dipasak ditempatnya. Pemotongannya digerinda pada waktu dirakit dalam blok dan dipegang dalam kesebarisan oleh lubang pusat yang tersedia. Tanggungjawab untuk ketepatan perkakas dan penyetelannya adalah lebih terletak pada tugas perkakas daripada perkakas dan penyetelannya adalah lebih terletak pada tugas perkakas daripada dioperatornya. Berikut ini adalah gambar jeni-jinis mata pahat dari mesin pengebor.
Gambar 10 Jenis-jenis Pahat Pengebor
1.9.
Mesin Serut Mesin serut adalah mesin perkakas yang dirancang untuk melepaskan logam
dengan menggerakkan meja kerja dalam garis lurus terhadap pahat mata tunggal. Mirip dengan pekerjaan yang dilakukan pada sebuah mesin ketam, mesin serut sesuai
untuk benda kerja yang jauh lebih besar. Benda yang dipotong, yang terutama permukaannya datar, dapat horizontal, vertikal atau bersudut. Selain untuk memesin benda kerja besar, mesin serut sering digunakan untuk memesin suku cadang kecil jamak yang dipegang satu baris pada platen. Mesin serut tidak lagi penting untuk pekerjaan produksi, karena permukaan datar pada umumnya sekarang dimesin dengan pemesinan fris, peluas lubang (broaching) atau pengampas. Ukuran Mesin serut adalah lebar dalam milimeter X jarak meja sampai rel dalam milimeter X panjang meja dalam meter.
Gambar 11 Mesin Serut
1.9.1
Prinsip Kerja Mesin Serut Mesin serut memiliki prinsip kerja dalam pengerjaannya. Adapun prinsip
pengerjaan pada mesin serut adalah sebagai berikut: 1. Roda gigi dengan berputar cepat termasuk rotor dan 2 mata pahat dari motor penggerak dengan gaya inersi beberapa kali dengan jalur lintasan 2. Pada mesin serut benda kerja digerakkan terhadap pahat yang stasioner dengan penggerak pada meja mesin serut adalah roda gigi atau secara hidrolis. Meja kerja pada mesin serut dikonstruksi dengan celah T pada permukaan untuk memberi pegangan dan pengapitan dari suku cadang yang harus dimesin. Benda kerja pada mesin serut umumnya dipegang dengan mengapit langsung kepada platan
1.9.2
Cara Pengoperasian Mesin Serut Mesin serut memiliki cara pengoperasian dalam pengerjaannya. Berikut
merupakan cara pengoperasian mesin serut antara lain: 1. Meletakkan benda kerja berupa papan, triplek, besi kotak pada penopang kayu atau besi yang kokoh dan rata. 2. Menggunakan cutting line untuk akurasi pemotongan 3. Menyeting kedalaman mata pisau. 4. Memasang kabel penghubung ke stop kontak dan memastikan kabel dalam kondisi normal, aman, tidak melilit dan tidak tertarik. 5. Menghidupkan mesin dengan menekan dan menahan tombol trigger, jika pemotongan berlangsung lama bisa memindahkan kearah belakang tombol lock button. 6. Mengarahkan mesin ke depan secara perlahan-lahan sampai benda kerja terpotong dengan sempurna. 7. Mematikan mesin dengan mengarahkan ke depan tombol lock lever dan melepaskan tombol.
1.9.3
Jenis-jenis Mesin Serut Mesin serut memiliki jenis-jenis dalam pengerjaannya. Adapun jenis-jenis
mesin serut menurut konstruksinya adalah sebagai berikut: 1. Mesin Serut Rumahan Ganda Mesin serut ini terdiri atas sebuah dasar yang berat dan panjang, dengan meja atau platen yang ulak-alik. Rumahan yang atas dekat pusat pada samping dari dasar mendukung rel silang tempat penghantaran pahat melintas benda kerja. Berikut ini adalah gambar dari mesin serut rumahan ganda. 2. Mesin Serut Sisi Terbuka Mesin serut ini mempunyai rumahan pada satu sisi saja. Sisi yang terbuka memungkinkan pemesinan benda kerja yang lebar. Mesin serut pada umumnya mempunyai satu jalur datar dan satu jalur V-ganda yang memungkinkan untuk
pemuaian tidak seimbang dari bangku dan platen. Tungkai mampu setel pada sisi bangku mengendalikan panjang langkah dari platen. Ketelitian dari mesin serut sisi terbuka dan rumahan ganda ditentukan oleh kekakuan dan cara pemesinan alurnya. Berikut adalah gambar dari mesin serut sisi terbuka. 3. Mesin Serut Jenis Lorong (pit) Mesin serut jenis lorong konstruksinya pejal dan berbeda dengan mesin serut biasa dalam hal bangkunya stasioner dan pahatnya digerakkan di atas benda kerja. Mesin serut ini dirancang untuk benda kerja sampai lebar 4 m dan panjang 11 m. Dua kepala jenis ram dipasangkan pada rel silang dan masing-masing dilengkapi dengan pemegang pahat peti lonceng ganda untuk penyerutan dua jalur. Kedua rumahan pembalikanyang menyangga rel silang meluncur pada jalur dan digerakkan oleh ulir dari penggerak roda cacing tertutup pada satu ujung landasan. Semua hantaran otomatis, mampu balik dan dirancang untuk beroperasi pada kedua langkah penyerutan ataupun pada satu ujung saja. Berikut adalah gambar dari mesin serut jenis lorong (pit). 4. Mesin Serut Plat atau Tepi Mesin serut jenis khusus ini dirancang untuk memesin tepi dari plat baja berat untuk bejana tekanan dan plat perisai. Platnya diapitkan kepada bangku dan kereta peluncur yang mendukung pahat pemotong digerakkan mundur dan maju di sepanjang tepinya. Penggerak ulir besar digunakan untuk menggerakkan kereta peluncur. Mesin serut tepi pada umumnya tidak menggunakan pahat serut konvensional, melainkan menggunakan pemotong fris agar lebih cepat dan lebih teliti.
1.10.
Mesin Jig Saw Mesin Jig Saw merupakan mesin perkakas yang digunakan untuk
memotong benda kerja sama halnya dengan mesin gergaji. Pada umumnya operasi pemotongan dengan panjang terbatas. Pisau gergaji mesin ini merupakan pisau baja
bervariasi dari panjang 300 mm sampai 900 mm, dibuat dengan ketebalan 1,3 mm sampai 3,1 mm untuk pengoperasian dengan kecepatan tinggi.
Gambar 12 Mesin Jig Saw
1.10.1
Prinsip Kerja Mesin Jig Saw Mesin jig saw mempunyai prinsip kerja dalam pengerjaannya. Adapun
prinsip kerja mesin jig saw adalah sebagai berikut: 1. Mesin yang mempunyai selang gurdi, sekrup sayap dan sebagainya, mesin tidak dibatasi oleh operasi penggurdian. 2. Mesin dihidupkan dengan menekan saklar sumber daya listrik, mata gergaji naik turun dan bantalan benda kerja diarahkan ke benda kerja yang akan dipotong sesuai ukuran yang diinginkan dan menghasilkan serbuk kayu.
1.10.2
Cara Pengoperasian Mesin Jigsaw Mesin jig saw memiliki cara pengoperasian yang berbeda dari mesin
lainnya. Berikut merupakan cara mengoperasikan mesin jig saw: 1. Meletakkan benda kerja berupa papan, triplek, besi kotak dan sebaginya pada penopang kayu atau besi yang kokoh dan rata. 2. Membuka dua plastik pelindung. 3. Memasang mata pisau sesuai dengan benda kerja yang akan dipotong menggunakan kunci L dan mengencangkan (arah mata pisau ke depan). Memasang plastik pelindung pisau.
4. Mengatur tingkat akurasi pemotongan dengan Guide Rule (jika pemotongan lurus). 5. Mengatur kecepatan sesuai dengan ketebalan benda kerja . 6. Memasang kabel penghubung ke stop kontak dan memastikan kabel dalam kondisi normal, aman, tidak melilit dan tidak ketarik. 7. Menghidupkan mesin dengan menekan dan menahan tombol trigger, jika pemotongan berlangsung lama bisa memindahkan ke arah belakang tombol lock lever. 8. Mengarahkan mesin ke depan secara perlahan-lahan sampai benda kerja terpotong dengan sempurna. 9. Mematikan mesin dengan mengarahkan ke depan tombol lock lever dan melepaskan tombol.
1.11.
Mesin Kompressor Mesin Kompressor merupakan mesin untuk pekerjaan bengkel, mesin ini
digerakkan dengan sebuah motor. Motor penggerak ini nantinya akan menggerakkan belt yang terhubung dengan alat pemasok udara torak atau turbin kemudian disimpan dalam tabung dan dikeluarkan melalui hose (selang) angin bertekanan tinggi.
Gambar 13 Kompressor
1.11.1
Prinsip Kerja Mesin Kompressor Adapun prinsip pengerjaan dengan menggunakan mesin kompressor yaitu
mesin dihidupkan dengan sumber tanaga listrik atau motor berbahan bakar, sehingga torak atau turbin penghisap dapat digerakkan dengan bantuan belt dan mendapatkan udara yang disimpan pada tabung udara. Kemudian katup dibuka untuk menyalurkan udara ke selang. Mesin kompresor udara memiliki prinsip kerja yang sudah terorganisir dengan baik. Prinsip kerja kompresor merupakan satu kesatuan yang saling mendukung, sehingga kompresor dapat bekerja dengan maksimal. Prinsip kerja dari sebuah kompresor biasanya terbagi menjadi empat prinsip utama, yaitu: a. Staging Selama proses kerja kompresor, suhu dari mesin kompresor menjadi tinggi dan meningkat sesuai dengan tekanan yang terdapat dalam kompresor tersebut. Sistim ini lebih dikenal dengan nama polytopic compression. Jumlah tekanan yang terdapat pada kompresor juga meningkat seiring dengan peningkatan dari suhu kompresor itu sendiri. Kompresor mempunyai kemampuan untuk menurunkan suhu tekanan udara dan meningkatkan efisiensi tekanan udara. Tekanan udara yang dihasilkan oleh kompresor mampu mengendalikan suhu dari kompresor untuk melanjutkan proses berikutnya. b. Intercooling Pengendali panas, atau yang lebih dikenal dengan intercooler merupakan salah satu langkah penting dalam proses kompresi udara. Intercooler mempunyai fungsi untuk mendinginkan tekanan udara yang terdapat dalam tabung kompresor, sehingga mampu digunakan untuk keperluan lainya. Suhu yang dimiliki oleh tekanan udara dalam kompresor ini biasanya lebih tinggi jika dibandingkan dengan suhu ruangan, dengan perbedaan suhu berkisar antara 10°Fahrenheit (sekitar 12° Celcius) sampai dengan 15° Fahrenheit (sekitar 9° Celcius).
c. Compressor Displacement and Volumetric Efficiency Secara teori, kapasitas kompresor adalah sama dengan jumlah tekanan udara yang dapat ditampung oleh tabung penyimpanan kompresor. Kapasitas sesungguhnya dari kompresor dapat mengalami penurunan kapasitas. Penurunan ini dapat diakibatkan oleh penurunan tekanan pada intake, pemanasan dini pada udara yang masuk ke kompresor, kebocoran, dan ekspansi volume udara. Sedangkan yang dimaksud dengan volumetric efficiency adalah rasio antara kapasitas kompresor dengan compressor displacement. d. Specific Energy Consumption Yang dimaksud dengan specific energy consumption pada kompresor adalah tenaga yang digunakan oleh kompresor untuk melakukan kompresi udara dalam setiap unit kapasitas kompresor. Biasanya specific energy consumption pada kompresor ini dilambangkan dengan satuan bhp/100 cfm. Adapun langkah-langkah untuk mengoperasikan mesin kompresor adalah sebagai berikut: 1. Posisi benda kerja bebas artinya dimana saja tetapi masih dalam jangkauan mesin. 2. Memasang kabel penghubung ke stop kontak dan memastikan kabel dalam kondisi normal, aman, tidak melilit dan tidak ketarik. 3. Memasang pipa fleksibel dengan spray gun ke pipa kompresor. 4. Menghidupkan mesin dengan menarik ke atas tombol saklar ke posisi on. 5. Mesin segera mengisi angin ke tabung kompresor dan akan mati secara otomatis jika melewati batas yang sudah ditentukan. 6. Membuka kran pipa pada kompresor untuk menyalurkan angin ke pipa fleksibel dan membuka kran pada spray gun jika ingin melakukan proses pengecatan. 7. Menonaktifkan mesin dengan menekan ke bawah tombol saklar ke posisi off.
1.12.
Mesin Gerinda
Mesin gerinda adalah mesin asah untuk menajamkan semua macam pahat, baik pahat bubut, pahat sekrap, pahat tangan, pahat bor dan lain sebagainya. Jenis mesin asah ini antara lain adalah mesin asah datar, mesin asah bundar, mesin asah profil, mesin asah perkakas, mesin asah potong. Batu asah atau batu gerinda terbuat dari ”korund” yakni oksida alumunium (Al 2 o 3 ) yang keras, liat dan kuat atau sering juga dibuat dari ”karborundum” (kalbida silisium, lebih keras dari korund).
1.12.1
Bagian-Bagian Mesin Gerinda Mesin gerinda terdiri dari beberapa bagian yang menyusunnya. Adapun
bagian-bagian dari mesin gerinda adalah sebagai berikut: 1. Lampu kerja. 2. Skala vertikal untuk mengatur ketinggian dan gerinda. 3. Pelindung. 4. Stopper. 5. Skala sudut untuk memutar posisi batu gerinda. 6. Meja. 7. Tempat alat/kunci. 8. Handle untuk gerakan longitudinal/gerak pemakanan. 9. Handle untuk gerakan horisontal. 10. Handle untuk gerakan vertikal. 11. Saklar. 13. Saklar on. 14. Saklar off 15. Batu gerinda flat whells. 16. Batu gerinda cup whells. 17. Lemari untuk alat.
1.12.2
Macam-Macam Batu Gerinda
Selain jenis-jenis batu gerinda yang di atas juga terdapat jenis lain seperti shaped grinding wheels, cylindrical grinding wheels. Fungsi dari batu gerinda tersebut juga berbeda-beda dalam pemakaiannya, berikut fungsi dari beberapa jenis batu gerinda: 1. Flat wheels, untuk melakukan penggerindaan alat-alat potong seperti handtap, countersink, mata bor, dan sebagainya. 2. Cup wheels, untuk melakukan penggerindaan alat-alat potong seperti cutter, pahat bubut, dan sebagainya. 3. Dish grinding wheels, untuk melakukan penggerindaan profil pada cutter 4. Shaped grinding wheels, untuk memotong alat potong ataupun material yang sangat keras, seperti HSS, material yang sudah mengalami proses heat treatment. 5. Cylindrical grinding wheels, untuk melakukan penggerindaan diameter dalam suatu jenis produk. Selain fungsi yang berbeda pada setiap jenis batu, juga mempunyai warna batu yang berbeda pula, dimana setiap warna yang dimiliki batu mempunyai karakteristik yang berbeda pula, di pasaran pada umunya terdapat warna merah muda, putih dan hijau.
1.12.3
Cara Pengoperasian Mesin Gerinda Mesin gerinda memiliki cara pengoperasian yang berbeda dari mesin
lainnya. Adapun cara mengoperasikan mesin gerinda antara lain: 1. Memposisikan benda kerja bebas, tergantung tingkat kesulitan pengoperasian 2. Memasang kabel penghubung ke stop kontak dan memastikan kabel kondisi normal, aman, tidak melilit dan tidak ketarik. 3. Menghidupkan mesin dengan memindahkan saklar ke posisi ON. 4. Mengarahkan mesin secara perlaan-lahan dari berbagai posisi secara teratur dan aman sampai benda kerja terlihat rata dan halus. 5. Untuk mematikan, pindahkan saklar ke posisi OFF
1.13. Pengertian Design Tooling Design tooling merupakan proses mendesain dan mengembangkan alat bantu, metoda, dan teknik yang dibutuhkan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas manufaktur, produksi dengan volume produksi yang besar dan kecepatan produksi tinggi yang memerlukan alat bantu yang khusus. Design tooling selalu berkembang karena tidak ada satu alat yang mampu memenuhi seluruh proses manufaktur. Tujuan digunakannya design tooling yaitu: 1.
Menurunkan biaya manufaktur.
2.
Menjaga kualitas.
3.
Meningkatkan produksi. Dalam design tooling diperlukan beberapa syarat agar alat bantu yang dibuat
dapat dikatakan baik. Syarat desain alat bantu yang baik yaitu: 1.
Sederhana, mudah dioperasikan.
2.
Menurunkan biaya manufaktur.
3.
Menghasilkan part berkualitas tinggi secara konsisten.
4.
Menaikkan laju produksi dengan alat atau mesin yang ada.
5.
Foolproof, mencegah penggunaan atau pemasangan yang salah.
6.
Menggunakan material alat bantu yang menjamin umur.
7.
Pemakaian yang cukup.
8.
Menjamin keamanan kerja operator. Selain itu diperlukan pula beberapa informasi dalam membuat design tooling.
Informasi yang diperlukan diantaranya yaitu: 1.
Gambar produk Pada gambar produk terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya yaitu: a. Bentuk dan ukuran part. b. Jenis dan kondisi material yang akan diproses.
c. Jenis pemesinan. d. Derajat akurasi yang disyaratkan. e. Jumlah yang akan diproduksi. f. Permukaan clamping dan locator. 2.
Rencana produksi Pada rencana produksi terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya sebagai berikut: 1. Tipe dan kapasitas mesin yang digunakan. 2. Tipe dan ukuran cutter. 3. Urutan operasi. 4. Proses pemesinan sebelumnya.
3.
Waktu dan biaya yang tersedia untuk mendesain alat bantu.
4.
Diperlukan pengalaman dan kreativitas. Pada saat mendesain alat bantu diperlukan juga beberapa ketrampilan (skill)
khusus. Berikut merupakan keterampilan (skill) yang diperlukan dalam mendesain alat bantu: 1.
Kemampuan membuat gambar teknik dan skets.
2.
Pemahaman metoda, alat bantu, dan teknik manufaktur.
3.
Kreativitas perancangan.
4.
Pemahaman dasar-dasar metoda pembuatan alat bantu.
5.
Pengetahuan matematik terutama trigonometri.
1.14.
Gambar Kerja Gambar kerja merupakan alat untuk menentukan suatu produk atau mesin
yang akan kita buat. Selain itu gambar juga informasi tentang cara mengerjakannya, batasan dan toleransinya. Ketika suatu produk dibuat dengan mesin, operator mesin bekerja dengan berpedoman pada gambar, antara lain tentang cara pembuatannya, kelonggarannya, arah pengerjaannya, tingkat kekasaran, dan toleransinya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari gambra adalah alat kounikasi antara desainer, drafier, teknisi, engineer, dan user. Gambar kerja berisi informasi tentang spesifikasi produk tertentu yang siap untuk diproses ke tahap selanjutnya. Informasi tersebut antara lain berisi: 1.
Konfirmasi standar dan spesifikasi.
2.
Penampilan gambar produk.
3.
Performa produk.
4.
Ergonomi, informasi ini menitikberatkan bagaimana produk mudah digunakan.
5.
Safety atau keamanan.
6.
Perawatan.
1.15
Alat Ukur pada Design Tooling Mengukur adalah proses membandingkan ukuran (dimensi) yang tidak
diketahui terhadap standar ukuran tertentu. Alat ukur yang baik merupakan kunci dari proses produksi massal. Tanpa alat ukur, elemen mesin tidak dapat dibuat cukup akurat untuk menjadi mampu tukar (interchangeable). Pada waktu merakit, komponen yang dirakit harus sesuai satu sama lain. Pada saat ini, alat ukur merupakan alat penting dalam proses pemesinan dari awal pembuatan sampai dengan kontrol kualitas di akhir produksi. berikut merupakan contoh alat ukur yang digunakan dalam design tooling: 1.
Jangka Sorong Jangka sorong adalah alat ukur yang sering digunakan di bengkel mesin. Jangka sorong berfungsi sebagai alat ukur yang biasa dipakai operator mesin yang dapat mengukur panjang sampai dengan 200 mm, ketelitian 0,05 mm. Jangka sorong dapat mengukur panjang dengan rahangnya, kedalaman dengan ekornya, lebar celah dengan sensor bagian atas. Jangka sorong memiliki skala ukur (vernier scale) dengan cara pembacaan tertentu. Ada juga jangka sorong yang dilengkapi jam ukur, atau dilengkapi penunjuk ukuran digital. Pengukuran menggunakan
jangka sorong dilakukan dengan cara menyentuhkan sensor ukur pada benda kerja yang akan diukur. 2.
Mikrometer Sekrup Mikrometer sekrup adalah sebuah alat ukur yang dapat melihat dan mengukur benda dengan satuan ukur yang memiliki ketelitian 0,01mm.
3.
Jam Ukur Jam ukur adalah alat ukur pembanding (komparator). Jam ukur digunakan oleh operator mesin perkakas untuk melakukan penyetelan mesin perkakas.
4.
Mistar Mistar atau penggaris adalah alat ukur panjang yang sering digunakan. Alat ukur ini memiliki skala terkecil 1 mm atau 0,1 cm.
1.16. Penyimpangan Selama Proses Pembuatan Karakteristik geometrik yang ideal yaitu ukuran yang teliti, bentuk yang sempurna dan permukaan yang halus sekali dalam prakteknya tidak mungkin tercapai karena ada penyimpangan yang terjadi, yaitu: 1.
Penyetelan mesin perkakas.
2.
Pengukuran dimensi produk.
3.
Gerakan mesin perkakas.
4.
Keausan pahat.
5.
Perubahan temperatur.
6.
Besarnya gaya pemotongan.
1.17. Keselamatan Kerja Ketika akan menggunakan mesin apapun, sebelum menjalankan mesin tersebut, perlunya memperhatikan faktor keselamatan kerja. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Kecelakaan yang terjadi umumnya disebabkan karena operator kurang memperhatikan hal-hal penting agar suatu
pekerjaan dapat dilakukan dengan selamat dan aman. Kecelakaan kerja dapat berakibat buruk terhadap: 1.
Keselamatan operator atau pekerja.
2.
Keselamatan mesin.
3.
Keselamatan alat-alat pendukung.
4.
Keselamatan benda kerja yang dibuat. Kecelakaan kerja dapat menyebabkan operator mengalami luka, baik luka
ringan sampai luka berat. Demikian juga pada mesin. Kecelakaan kerja dapat menyebabkan
rusaknya
bagian-bagian
mesin
yang
secara
otomatis
akan
memengaruhi kinerja dari perusahaan atau bengkel tersebut. Kecelakaan yang merusak alat-alat pendukung (seperti pahat, alat ukur, dan perkakas lainnya) akan berakibat pada penurunan kualitas dari mesin. Selain itu, kecelakaan kerja dapat menyebabkan benda kerja yang kita buat tidak sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. Pada dasarnya mesin-mesin modern telah dilengkapi dengan pelindung dan dirancang untuk melindungi keselamatan operator, serta menjamin semua perlengkapan dalam proses pengerjaan menjadi aman. Walaupun demikian, berdasarkan pengalaman dari banyaknya kecelakaan yang terjadi di bengkel, hanya sebagian kecil yang dapat dijamin oleh alat-alat keselamatan kerja tersebut. Sebaliknya, sebagian besar kecelakaan kerja disebabkan oleh faktor kelalaian manusianya.
Oleh
karena
itu,
memerhatikan
keselamatan
kerja
sebelum
mengoperasikan mesin merupakan hal yang wajib dilakukan oleh operator itu sendiri. Kecelakaan kerja dapat terjadi dalam proses produksi. Kecelakan kerja tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu: 1.
Ketidaksempurnaan pakaian.
2.
Ketidaksempurnaan alat, mesin, kondisi kerja, dan tempat kerja yang tidak memenuhi syarat.
3.
Rambut yang panjang.
4.
Kelalaian dalam meletakkan alat dan bahan.
5.
Membersihkan, menyetel, dan memperbaiki mesin dalam keadaan bekerja (hidup).
6.
Potongan-potongan scrap.
7.
Membersihkan mesin dengan peralatan yang salah.
Sebelum bekerja dengan menggunakan mesin, operator harus memperhatikan faktor keamanan dalam bekerja sehingga tidak
terjadi kecelakaan kerja yang dapat
menghambat program kerja yang sudah direncanakan. hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut: 1.
Tempat atau Jenis Mesin yang Digunakan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mesin, yaitu: a. Nama dan jenis mesin harus diketahui. b. Lingkungan dan suasana tempat kerja. c. Pengaman atau perintang bagian yang berbahaya atau berputar. d. Landasan atau pijakan operator. e. Kebersihan mesin.
2.
Perlengkapan Operator Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perlengkapan operator, yaitu: a. Pakaian kerja rapih dan terkancing. b. Rambut teratur dan tidak panjang. c. Tidak menyimpan benda tajam dalam saku. d. Tidak menggunakan aksesoris yang dinilai menggangu. e. Menggunakan kacamata, masker, atau alat pelindung lainnya jika perlu. f. Memakai sepatu yang nyaman serta melindungi kaki.
3.
Kebersihan Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kebersihan, yaitu: a. Bersihkan tangan sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan. b. Menggunakan pakaian kerja yang rapih dan bersih. c. Menggunakan krim khusus bila perlu untuk melindungi kulit.
1.18
Alat Pelindung Diri Alat pelindung diri merupakan peralatan keselamatan yang harus digunakan
oleh pekerja apabila berada dalam suatu tempat kerja yang berbahaya. APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif. Terdapat lima kata kunci untuk pengaturan alat pelindung diri (APD) yaitu: 1.
Upayakan perawatan atau kebersihan tepat gamnti, cuci dan kakus agar terjamin kesehatan.
2.
Sediakan tempat makan dan istirahat yang layak agar unjuk kerja baik.
3.
Perbaiki fasilitas kesejahteraan bersama pekerja.
4.
Sediakan ruang pertemuan dan pelatihan.
5.
Buat petunjuk dan peringatan yang jelas. APD juga merupakan kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai
kebutuhan untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya. Adapun alat-alat pelindung yang diguanakan tersebut antara lain: 1.
Pakaian Pelindung Pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi badan sebagian atau seluruh bagian badan dari bahaya temperatur panas atau dingin yang ekstrim, panjanan api dan benda-benda panas, percikan bahan-bahan kimia, cairan dan logam panas, uap panas, benturan (impact) dengan mesin, peralatan dan bahan, tergores, radiasi, binatangm mikro organisme pathogen dari manusia, binatang, tumbuhan, dan lingkungan seperti virus, bakteri dan jamur.
2.
Alat Pelindung Mata dan Muka Alat pelindung mata dan muka adalah alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi mata dan muka dari paparan bahan kimia berbahaya, paparan partikel-partikel yang melayang di udara dan di badan air, percikan benda-benda kecil, panas, atau uap panas, radiasi gelombang elektromagnetik yang mengion maupun yang tidak mengion, pancaran cahaya, benturan atau pukulan benda keras atau benda tajam.
3.
Alat Pelindung Kaki Alat pelindung kaki berfungsi untuk melindungi kaki dari tertimpa atau berbenturan dengan benda-benda berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap panas, terpajan suhu yang ekstrim, terkena bahan kimia berbahaya dan jasad renik, tergelincir. Juga sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun berlumpur.
4.
Alat Pelindung Tangan Pelindung tangan (sarung tangan) adalah alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi tangan dan jari-jari tangan dari panjanan api, suhu panas, suhu dingin, radiasi elektromagnetik, radiasi mengion, arus listrik, bahan kimia, benturan, pukulan dan tergores, terinfeksi zat pathogen (virus, bakteri) dan jasad renik.
5.
Alat Pelindung Kepala Alat pelindung kepala adalah alat pelindung yang berfungsu untuk melindungi kepala dari benda yang bisa mengenai kepala secara langsung. Melindungi dari benturan, terantuk, kejatuhan atau terpukul benda tajam atau benda keras yang melayang atau meluncur di udara, terpapar oleh radiasi panas, api, percikan bahan-bahan kimia, jasad renik (mikro organisme) dan suhu yang ekstrim.
6.
Alat Pelindung Telinga Alat pelindung telinga adalah alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi alat pendengaran terhadap kebisingan atau tekanan.
7.
Alat Pelindung Pernapasan Alat pelindung pernapasan beserta perlengkapannya adalah alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi organ pernapasan dengan cara menyalurkan udara bersih dan sehat dan atau menyaring cemaran bahan kimia, mikro organisme, partikel yang berupa debu, kabut (aerosol), uap, asap, gas, dan sebagainya.