YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 – Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail :
[email protected]
043 URS is member of Registar of Standards (Holding) Ltd. ISO 9001 : 2008 Cert. No. 47484/A/0001/UK/En
MODUL BAHASA INDONESIA KELAS XII
Disusun oleh: Cicilia Ingga Kusuma, S. Pd.
Bahasa Indonesia
1
FAKTA & OPINI Tahukah kalian..??
Pengertian Kalimat Fakta dan Opini Kalimat Fakta Adalah kalimat yang menyatakan suatu hal, keadaan, atau peristiwa yang benar-benar ada atau benar-benar terjadi. Kalimat fakta mengandung informasi yang akurat. Oleh karena itu, logika dalam kalimat fakta tidak mengandung keraguan. Contoh: a. Hasil panen padi para petani di Kabupaten Ogan Komering Ulu meningkat 5% pada tahun 2014. b. Banjir menyebabkan tiga anak di Kecamatan Maju, hanyut terbawa arus menuju Sungai Jati. c. Dokter Budiman membuktikan bahwa karang gigi disebabkan oleh sisa kotoran yang menempel di akar gigi. Kalimat Opini Adalah kalimat yang menyatakan suatu pikiran atau anggapan seseorang tentang suatu hal. Kebenaran dalam opnini dapat dipertanyakan karena kalimat opini mengandung gagasan atau tanggapan. Ciri mencolok kalimat Bahasa Indonesia
2
opini ialah adanya kata-kata yang mengacu pada sesuatu yang diragukan, misalnya tampaknya, mungkin, menurutku, kiranya, dan sebagainya. Contoh: a. Menurut Simbolon, lesung pipi akan menambah kecantikan seseorang wanita. b. Saya kira perlu memperbaiki sistem drainase di kampung ini. c. Ompi berpendapat bahwa senja akan lebih indah jika dilihat dari atas gunung.
Perhatikan kalimat-kalimat berikut! a. Di sekolah kami pada tanggal 7 – 8 Maret telah diadakan pentas seni. b. Kegiatan tersebut iikuti oleh para siswa dari semua kelas. c. Acara-acara tersebut berlangsung sangat meriah. d. Tidak hanya materinya yang memang menarik, penontonnya pun begitu banyak. Manakah yang menunjukkan kalimat fakta dan manakah yang menunjukkan kalimat opini ?
SARAN DAN KRITIK Keberadaan saran biasanya tidak lepas dari adanya kritik.
Saran Saran adalah sebuah pendapat, usul, anjuran yang dikemukakan untuk dipertimbangkan. Tujuan mengemukakan saran ialah agar terjadinya perbaikan atau peningkatan dari keadaan semula. Ciri-ciri saran yang baik: Bahasa Indonesia
3
a. Menyertakan alasan yang rasional untuk mendukung dan meyakinkan kebenaran atau kebermanfaatan usulan yang diajukan. b. Dapat memberikan perbaikan terhadap suatu keadaan semula. c. Pengajuan berdasarkan fakta atau data yang ada agar tepat sasaran. d. Biasanya menggunakan konjungsi hendaknya, sebaiknya, cobalah, dan sebagainya. Contoh: Laporan itu perlu ditambah dengan hasil penelitian lainnya agar penduduk dunia lebih sadar tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.
Ktitik Kritik adalah tanggapan yang disertai dengan pertimbangan baik dan buruk terhadap suatu karya, pendapat, tindakan, atau keadaan. Ciri-ciri kritik yang baik: a. Bersifat membangun. b. Menyajikan dengan bahan yang tepat dan jelas sesuai dengan hal yang dikitik. Contoh:
Laporan tentang mencairnya es di Antartika sangat menarik buat saya. Akan tetapi, data-data yang disajikan saya rasa masih lemah karena tidak menyertakan gambar-gambar, terutama tentang keadaan mencairnya es itu. Kalau saja gambar-gambar itu disertakan, laporan itu akan lebih jelas dan meyakinkan. Bahasa Indonesia
4
IDE POKOK Paragraf yang baik hanya mengandung satu ide pokok. Ide pokok adalah ide yang menjadi dasar pengembangan suatu paragraf. Dengan demikian fungsinya adalah sebagai pokok, patokan, atau dasar acuan suatu paragraf. Perhatikan contoh berikut! a. Anda sedang pilih-pilih tanaman hias untuk mempercantik hunian? Jika begitu, tak ada salahnya Anda melirik Sansiviera. Tanaman ini mempunyai sejumlah kelebihan yang membuatnya layak tampil di rumah Anda. Ide pokok paragraf itu adalah pentingnya memiliki tanaman hias Sansiviera. Hal ini dinyatakan dalam kalimat kedua. Kedua kalimat lainnya berfungsi sebagai pendukung ide pokok tersebut. b. Di negeri kita, Sansiviera punya sebutan yang lumayan unik: lidah mertua. Masyarakat Malaysia pun punya sebutan yang tak kalah ‘aneh’ untuk tanaman ini: lidah jin. Sementara itu, sebagian kalangan lebih suka menyebutnya tanaman ular. Memang, motif hijau lurik pada tanaman ini membuatnya tampak seperti kulit ular. Terserah Anda, mau pilih sebutan yang mana, atau Anda bingung karena semuanya menyeramkan? Ide pokok paragraf itu adalah keunikan sebutan Sansiviera. Hal itu dinyatakan dalam kalimat pertama.
Bahasa Indonesia
5
Dari kedua contoh di atas dapat disimpulkan bahwa sebuah paragraf dibangun oleh sebuah ide pokok. Selain itu, ide pokok letaknya dapat di awal, tengah, atau pun di akhir paragraf. Ada tiga jenis paragraf berdasarkan letak kalimat topik, yaitu paragraf induktif, deduktif, dan campuran. 1. Paragraf induktif Paragraf induktif adalah paragraf yang gagasan utamanya berada di bagian akhir paragraf. Mula-mula dikemukakan fakta-fakta atau pun uraian-uraian. Kemudian dari fakta-fakta itu digeneralisasikan ke dalam sebuah kalimat. 2. Paragraf deduktif Paragraf deduktif adalah paragraf yang gagasan utamanya berada di bagian awal paragraf. Gagasan utama paragraf dinyatakan dalam kalimat pertama. 3. Paragraf campuran Paragraf campuran adalah paragraf yang gagasan utamanya berada di kalimat pertama dan kalimat terakhir. Dalam hal ini kalimat terakhir umumnya mengulangi gagasan yang dinyatakan kalimat pertama dengan sedikit tekanan.
PIDATO Pidato adalah kegiatan berbicara di depan umum untuk menyatakan pendapat atau memberi gambaran tentang suatu hal. Ada tiga langkah utama yang perlu diperhatikan dalam menyusun naskah pidato, yaitu meneliti masalah, menyusun uraian, dan melakukan latihan.
Bahasa Indonesia
6
1. Meneliti Masalah a. Menentukan topik dan tujuan pidato Topik pidato merupakan pokok pembicaraan yang akan disampaikan kepada pendengar. Topik yang akan disampaikan hendaknya menarik perhatian pembicara dan pendengar. Selain itu, topik yang dipilih jangan terlalu luas. Contoh topik luas: moral, disempitkan menjadi dekadensi moral di kalangan remaja. Tujuan pidato juga harus ditentukan agar pendengar melakukan sesuatu atau mendapat informasi. b. Menganalisa pendengar dan situasi Menganalisa pendengar dan situasi dilakukan untuk mengetahui siapa pendengarnya dan dalam situasi apa pidato itu akan disampaikan. 2. Menyusun Uraian a. Mengumpulkan bahan Untuk dapat menyusun pidato, kita harus mengumpulkan bahan yang diperlukan sesuai dengan topik pembicaraan. b. Membuat kerangka uraian Kerangka teks bermanfaat untuk memandu penulisan teks pidato agar tetap fokus pada permasalahan yang diusung. Kerangka teks pidato meliputi bagian pendahuluan (pembukaan), isi, dan penutup. Bagian pendahuluan Bagian pengantar berisi salam pembuka, ucapan hormat kepada tokoh penting, dan kata pengantar untuk menuju kepada isi pidato. Ada beberapa teknik memulai paragraf, yaitu dengan hal-hal berikut. T : Tesis (pernyataan umum penulis berkaitan dengan tema) O : Obrolan (percakapan beberapa orang) Bahasa Indonesia
7
P K U A
: Perbuatan (tindakan) : Kuriositas (pernyataan yang membuat penasaran) : Ungkapan (termasuk peribahasa) :Anekdot (cerita singkat pengalaman tokoh terkenal/penulis pidato) T : Tanya (pertanyaan) Tidak semua yang dikatakan ciptaan penulis, bisa mengambil dari atau mengutip kata-kata dari tokoh terkenal, teks berita di koran, berita televisi, dan sebagainya. Bagian isi Bagian yang paling penting dari pidato adalah isi, sebab berisi perincian atau penjelasan mengenai permasalahan yang diangkat. Bagian penutup Bagian akhir berisi ajakan atau harapan dan doa agar apa yang disampaikan bermanfaat bagi pendengar. Selain itu bagian penutup juga berisi salam.
c. Menguraikan secara mendetail Naskah pidato dapat diuraikan secara lengkap sesuai dengan kerangka yang telah dibuat. Dalam penyusunan naskah hendaknya menggunakan kata-kata yang tepat dan efektif. 3. Berlatih Berpidato Berpidato juga harus memperhatikan intonasi, pengucapan, atau pun gaya. Berikut metode pidato yang dapat digunakan. 1. Metode impromptu (spontanitas) Metode berpidato yang dilakukan tanpa persiapan sama sekali. Hanya yang dipandang mampu, ahli, atau Bahasa Indonesia
8
2.
3.
4.
berpengalaman yang biasanya diminta untuk menyampaikan dengan metode ini. Metode ekstemporan (menjabarkan kerangka) Metode berpidato yang dilakukan dengan membuat persiapan secara garis besar. Selanjutnya dikembangkan sendiri dengan menyesuaikan diri pada situasi dan kondisi yang dihadapi. Metode manuskrip (membaca naskah) Metode berpidato yang dilakukan dengan cara membacakan naskah yang telah dipersiapkan. Metode memoriter (menghafalkan naskah) Metode berpidato dengan cara menghafalkan naskah yang telah dipersiapkan sebelumnya.
MAJAS Majas adalah susunan perkataan yang terjadi karena perasaan yang timbul dalam hati penulis, sehingga menimbulkan suatu hal yang mengesankan bagi pembaca. Majas terbagi menjadi 4, yaitu: 1. 2. 3. 4.
Majas perbandingan Majas penegasan Majas sindiran Majas pertentangan
1. MAJAS PERBANDINGAN Majas perbandingan adalah gaya bahasa yang berusaha membuat ungkapan dengan cara memperbandingkan suatu hal dengan hal lain. a. Personifikasi Personifikasi adalah gaya bahasa yang menganggap benda-benda tak bernyawa/bernyawa (tumbuhan & hewan) mempunyai kegiatan seperti manusia. Bahasa Indonesia
9
b.
c.
d.
e.
Contoh: Angin topan mengamuk dan merobohkan puluhan rumah penduduk Desa Suluh. Kami duduk di tepi pantai sambil melihat ombak yang berkejaran. Metafora (perbandingan langsung) Metafora adalah gaya bahasa yang memperbandingkan sesuatu hal dengan hal lain yang memiliki sifat sama. Contoh: Dewi malam mulai memancarkan sinarnya. (bulan) Pada revolusi fisik dulu banyak pemuda gugur sebagai kusuma bangsa. (pahlawan) Asosiasi (perbandingan tak langsung) Asosiasi adalah gaya bahasa yang dinyatakan dengan kata bagai, seperti, laksana, bak, dan sebagainya. Contoh: Hidupnya seperti biduk kehilangan kemudi. Dia hadir laksana lilin bagi masyarakat di sana. Metonimia Metonimia adalah gaya bahasa yang menyamakan kata dengan sesuatu benda lain yang merupakan merk perusahaan. Contoh: Setiap hari dia pasti mengisap Jarum. Saya menulis menggunakan Pilot. Litotes Litotes adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata berlawanan arti dengan maksud merendahkan diri. Contoh: Singgahlah ke gubug kami kalau ada waktu. Maaf, adanya hanya air kendi.
Bahasa Indonesia
10
f. Hiperbola Hiperbola adalah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu hal secara berlebihan. Contoh: Keringatnya menganak sungai. Orang itu benar-benar mandi uang. g. Sinekdok Gaya bahasa ini dibedakan menjadi 2 macam, yaitu: 1. Pars pro toto Pars pro toto adalah gaya bahasa yang menyebutkan sebagian untuk seluruh. Contoh: Setiap kepala dikenakan biaya. Sudah beberapa hari ini saya tidak melihat batang hidungnya. 2. Totem pro parte Totem pro parte adalah gaya bahasa yang menyebutkan keseluruhan untuk sebagian. Contoh: Semoga Indonesia dapat memboyong kembali Piala Thomas. Kecamatan Ting-ting menjadi juara gerak jalan. h. Alusio Alusio adalah gaya bahasa yang memakai peribahasa yang sudah lazim dipakai orang. Contoh: Hidupku ini telur di ujung tanduk. (berada dalam situasi yang membahayakan) Kau ini sukanya kura-kura dalam perahu. (Orang yang purapura tidak tahu padahal tahu. i. Antonomasia Antonomasi adalah gaya bahasa yang menyebutkan nama orang dengan sebutan lain yang sesuai dengan ciri atau watak orang tersebut. Bahasa Indonesia
11
Contoh: Ke mana pergi si Bungsu tadi? Baju merah itu tersenyum kepadaku. 2. MAJAS PENEGASAN Majas penegasan adalah gaya bahasa yang berusaha menekan pengertian suatu ata atau ungkapan. Gaya penegasan ini dapat dilakukan dengan cara mengulang sepatah kata berkali-kali dan mengulanginya dengan kata lain yang memiliki arti yang sama. a. Pleonasme Pleonasme adalah gaya bahasa yang menjelaskan sebuah kata yang sebenarnya tak perlu dijelaskan lagi karena sudah jelas pengertiannya. Contoh: Mereka mundur ke belakang. Para pelaut itu sedang mengarungi samudra luas. b. Pararelisme Majas pararelisme terbagi menjadi 2, yaitu: 1. Pararelisme anafora Pararelisme anafora adalah gaya bahasa yang menempatkan kata atau kelompok kata yang sama secara berulang-ulang di depan setiap baris puisi. Contoh: Langkah Ketujuh II Cakar bumi Cakar langit Cakar luka sendiri Cari pusat bumi ketujuh Cari pusat langit ketujuh Cari pusat perih luka ketujuh Mungkin di sana batu-batu cair Jadi danau. Reguklah Bahasa Indonesia
12
Berkaca di wajahnya. ................................... 2. Pararelisme epifora Pararelisme epifora adalah gaya bahasa yang menempatkan kata atau kelompok kata yang sama secara berulang-ulang di akhir setiap baris puisi. Contoh: Bunga Bunga tumbuh mekar mewangi aroma dalam segala suasana kau dan aku Bunga dari senyum adalah luka yang redam dalam cakrawala kau dan aku Bunga dari luka adalah luka yang terpendam dalam mata kau dan aku Bunga dari duka adalah rindu yang menyelam dalam upaya kau dan aku ..................................... c. Tautologi Tautologi adalah gaya bahasa yang mengulang sepatah kata atau sekelompok kata beberapa kali dalam sebuah kalimat. Contoh: Disuruhnya aku bersabar, bersabar, dan terus bersabar. Sudah kuduga, sudah kuduga segalanya akan menjadi begini. d. Repetisi Repetisi adalah gaya bahasa yang mengulang sepatah kata atau kelompok kata beberapa kali dalam kalimat yang berbeda. Contoh: Kita tidak bisa menderita. Kita tidak mau dijajah. Kita tak sudi ditindas. Kita harus merdeka. Mengapa harus berputus asa anakku? Mengapa harus berputus asa? Tak ada alasan bagimu mengapa harus berputus asa. Bahasa Indonesia
13
e. Klimaks Klimaks adalah gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal berturutturut makin lama makin hebat atau makin memuncak. Contoh: Rakyat di kampung, di desa, dan di kota mengibarkan Sang Merah Putih. Sejak menyebar benih, tumbuh, dan menuai dia sendiri yang mengerjakannya. f. Antiklimaks Antiklimaks adalah gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal berturutturut, makin lama makin melemah artinya. Contoh: Jangankan berdiri, duduk, bergerak pun aku tak bisa. Bukan setahun, atau sebulan, tetapi hanya seminggu. g. Retoris Retoris adalah gaya bahasa yang menggunakan kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban. Contoh: Mungkinkah kita pandai tanpa belajar? Siapa tak percaya bahwa Tuhan itu ada? h. Koreksio Koreksio adalah gaya bahasa yang berisi pembetulan terhadap apa yang diucapkan sebelumnya. Contoh: Dia sakit ingatan, eh maaf, dia sakit demam. Itu dia istriku, oh bukan, dia temanku. 3. MAJAS SINDIRAN Majas sindiran adalah gaya bahasa yang dipakai untuk menyindir orang lain, dari sindiran halus untuk bersendau gurau sampai pada sindiran kasar sebagai ungkapan perasaan tak senang. Bahasa Indonesia
14
a. Ironi Dalam majas ironi dipakai kata-kata yang berlawanan dengan maksud sebenarnya. Contoh: Aduh..bagus benar tulisanmu mirip cakar ayam. Cepat benar kau pulang, ini masih jam dua malam. b. Sinisme Sinisme hampir mirip dengan ironi, tetapi kata-kata yang dipergunakan sudah terdengar kasar. Mual perutku meliha tampangmu. Lebih baik mengupah orang daripada bicara denganmu. c. Sarkasme Sarkasme adalah gaya bahasa sindiran yang paling kasar. Kata-kata yang dipakainya kadangkala kata-kata yang tidak sopan. Contoh: Mampus sajalah kau di sana nanti! Bangsat, berani benar kau menantangku! 4. MAJAS PERTENTANGAN Majas pertentangan adalah gaya bahasa yang diungkapkan dengan jalan mempertentangkan suatu hal. a. Paradoks Paradoks adalah gaya bahasa yang tampaknya mengandung pertentangan, karena objeknya memang berbeda. Contoh: Daerah ini tandus, tapi penduduknya hidup makmur. Dengan kelemahannya wanita menundukkan lelaki. b. Kontradiksi in Terminis Kontradiksi in terminis adalah gaya bahasa yang berisi ungkapan yang bertentangan dengan apa yang disebutkan sebelumnya. Bahasa Indonesia
15
Contoh: Tahun ini semua anaknya naik kelas, kecuali si Bungsu. Malam itu hening sekali, hanya gonggong anjing terdengar di kejauhan. c. Antitesis Antitesis adalah gaya bahasa yang mengadung paduan kata yang berlawanan. Contoh: Gagal atau berhasil, kalah-menang, itu sudah merupakan hukum dalam hidup di dunia ini. Tua-muda, besar-kecil, lelaki-perempuan, berkumpul di tanah lapang itu. d. Anakhronisme Anakhronisme adalah ungkapan yang bertentangan dengan sejarahkarena kurang cermatnya pengarang. Contoh: Bila seorng pengarang menceritakan keadaan tahun 1950. Karena kurang cermat tiba-tiba ada tokoh dalam tulisannya itu yang mengendarai colt ketika bepergian.
Bahasa Indonesia
16