Modul 5 PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN BAHASA SANTRI DI MADRASAH IBTIDAIYAH A. PENDAHULUAN Pada keseharian pergaulan anda bersama santri dalam proses pembelajaran di kelas. Anda tentu mengalami perubahan
cara berkomunikasi pada saat
berkomunikasi dengan santri kelas rendah dan santri kelas tinggi. Santri kelas rendah menanyakan pertanyaan di kelas dengan lugas, langsung dalam bahasa yang sederhana yang kadang kala tidak ada subjeknya, tetapi langsung objek. Santri kelas tinggi mengajukan pertanyaan dengan kalimat yang lengkap, panjang serta memperhatikan kaidah-kaidah kesopanan. Isi pesan yang disampaikan santri kelas rendah juga sederhana. Pertanyaan mengapa, apa dan bagaimana terhadap suatu objek secara logis. Sementara isi pesan pada pertanyaan atau pernyataan yang disampaikan santri kelas tinggi adalah mengapa, apa dan bagaimana atas dasar hasil pengamatan, membandingkan ataupun karena suatu harapan tertentu. Perkembangan pola berpikir santri merupakan salah satu bentuk aktualisasi perkembangan
kognitif.
Perkembangan
kognitif
pada
dasarnya
adalah
perkembangan individu untuk memperoleh tahu. Struktur berpikir, keterampilan berpikir,
bagaimana
individu
memperoleh
informasi
merupakan
potensi
perkembangan kognitif. Cara santri berpikir dapat kita pahami dari cara santri menyampaikan pesan, baik berupa ide, pendapat, pertanyaan, maupun pernyataan. Kemampuan santri merangkai kalimat, memahami pesan dan mempergunakan berbagai
media
untuk
menyampaikan
pesan
merupakan
aktulisasi
dari
perkembangan bahasa. Perkembangan
kognitif
berhubungan
dengan
perkembangan
bahasa.
Perkembangan kogntif memfasilitasi kematangan perkembangan bahasa, dan sebaliknya perkembangan bahasa memfasilitasi perkembangan kognisi. Coba anda cermati kembali paparan pada paragraph pertama dari paparan ini!. Apakah anda Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik
1
dapat melihat hubungan antara perkembangan kogntif dan perkembangan bahasa?. Struktur berpikir memfasilitasi berkembangnya struktur kalimat yang dipergunakan oleh santri. Sebaliknya penguasaan bahasa membuat santri mampu memahami pesan sehingga memperoleh pengetahuan baru yang pada akhirnya memfasilitasi pengembangan struktur atau pola berpikir baru. Karakteristik perilaku yang paling menonjol pada periode santri adalah belajar dan bermain. Perkembangan kognitif dan perkembangan bahasa teraktualisasi pada saat anak belajar dan bermaian. Belajar sebagai usaha sadar individu untuk melakukan perubahan perilaku. Kesadaran diperoleh karena santri mempergunakan kapasitas otak dan informasi yang tersimpan di otak untuk membuat keputusan berperilaku. Kemampuan santri memproses informasi menjadi suatu keputusan merupakan
kemampuan
yang
dihasilkan
dari
kematangan
kematangan
perkembangan kognisi. Santri mengkomunikasi aturan dalam bahasa verbal, menggunakan gerakan-gerakan sebagai bahasa non verbal untuk melakukan suatu permaianan. Kemampuan santri mengolah pesan untuk mempengaruhi orang lain merupakan salah satu bentuk kemampuan yang dihasilkan dari kematangan perkembangan bahasa. Kemampuan memahami paparan secara kognitif maupun bahasa merupakan salah satu prasyarat seseorang dapat mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran. Salah satu keterampilan akademik yang diperlukan dalam belajar
adalah
keterampilan berpikir. Keteranpilan akademik yang lain adalah mengajukan pertanyaan atau merespon pertanyaan guru. Dengan kata lain dalam proses belaar mengajar perkembangan kogntif dan perkembangan bahasa merupakan prasyarat yang harus dipenuhi sehingga anak siap dan mampu belajar. Materi perkembangan kognitif dan bahasa merupakan materi lanjutan dalam memahami santri secara utuh. Pada modul ini dipaparkan konsep perkembangan kognisi, praksis pemahaman perkembangan kognisi, konsep perkembangan bahasa dan praksis pemahaman perkembangan bahasa.
Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik
2
Setelah
mempelajari
modul
ini
diharapkan
anda
memahami
perkembangan kogntif dan perkembangan bahasa santri di madrasah ibtidaiyah. Pemahaman terhadap perkembangan kognitif dan bahasa santri diharapkan membuat anda dapat memahami mengapa santri menampilkan suatu perilaku tertentu, merancang intervensi pendidikan dan pembelajaran apa yang diperlukan untuk mendorong pencapaian tugas perkembangan pada aspek perkembangan kognisi dan perkembangan bahasa. Secara khusus anda diharapkan dapat : 1. Mendeskripsikan
perkembangan
kognisi
santri
di
madrasah
ibtidaiyah 2. Mendeskripsikan masalah perkembangan kognisi yang dihadapi santri di madrasah ibtidaiyah 3. Memberikan contoh kebutuhan lingkungan perkembangan untuk memfasilitasi perkembangan kognisi santri di madrasah ibtidaiyah 4. Mengidentifikasi kematangan perkembangan kognisi santri di madrasah ibtidaiyah 5. Menganalisa pengaruh kematangan perkembangan kognisi terhadap kesiapan belajar 6. Mendeskripsikan perkembangan bahasa santri di madrasah ibtidaiyah 7. Mendeskripsikan masalah perkembangan bahasa yang dihadapi santri di madrasah ibtidaiyah 8. Memberikan contoh kebutuhan lingkungan perkembangan untuk memfasilitasi perkembangan bahasa santri di madrasah ibtidaiyah 9. Mengidentifikasi kematangan perkembangan bahasa santri di madrasah ibtidaiyah 10. Menganalisa pengaruh kemantangan perkembangan bahasa terhadap kesiapan belajar Pencapaian
kemampuan
yang
diharapkan
memerlukan
dukungan
pemahaman anda terhadap modul konsep dasar perkembangan. Modul konsep dasar perkembangan memberikan dasar pemahaman individu sebagai individu Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik
3
yang sedang berkembang. Karakteristik perkembangan tertampilkan pada aspekaspek perkembangan. Salah satu aspek perkembangan adalah perkembangan kognisi dan perkembangan bahasa . Modul terdiri dari dua kegiatan belajar. Pada kegiatan belajar 1 (satu) disajikan paparan tentang perkembangan kognisi santri di madrasah ibtidayah. Secara khusus memaparkan tentang potensi perkembangan kognisi, masalah pada perkembangan kognisi, tugas perkembangan aspek perkembangan kognisi, kebutuhan lingkungan perkembangan yang dapat memfasilitasi perkembangan kognisi, kematangan perkembangan kognisi santri di madrasah ibtidaiyah dan pengaruh kematangan perkembangan kognisi terhadap kesiapan belajar. Pada bagian 2 (dua) dipaparkan perkembangan bahasa
santri di
madrasah ibtidaiyah. Secara khusus membahas potensi perkembangan bahasa, masalah pada perkembangan bahasa, tugas perkembangan pada aspek perkembangan
bahasa di madrasah ibtidaiyah, kebutuhan lingkungan
perkembangan yang memfasilitasi
perkembangan bahasa, kematangan
perkembangan bahasa santri di madrasah ibtidaiyah dan pengaruh kematangan aspek perkembangan bahasa terhadap kesiapan belajar. Hubungan antar bahasan divisualisasikan dalam peta konsep sebagai berikut :
Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik
4
Perkembangan Peserta Didik di Madrasah Ibtidaiyah
Deskripsi karakteristik Kognitif
potensi
Bahasa
masalah
Tugas perkembangan kematangan perkembangan kebutuhan lingkungan perkembangan
Pengaruh terhadap kesiapan belajar
Pemahaman terhadap paparan modul ini dapat dicapai bila anda mempelajari modul ini dengan memperhatikan petunjuk belajar sebagai berikut : a. Bacalah paparan modul dengan seksama dari mulai bagian pendahuluan hingga rangkuman. b. Pergunakan glosarium untuk memahami memaham arti kata ata atau konsep yang dirasakan rasakan belum dikenal atau sulit dipahami. c. Bila diperlukan cari sumber bacaan tambahan yang ada dalam daftar rujukan untuk memperoleh pengayaaan pemahaman d. Kerjakan tugas-tugas tugas yang ada dalam modul sehingga anda secara praksis paham konsep k yang disajikan e. Setelah selesai membaca paparan dan mengerjakan tugas, kerjakan tes formatif f. Periksa hasil pekerjaan anda berdasarkan kunci, hitung berapa nilai anda. Jika nilai anda kurang dari standar, lihat pada bagian mana anda kurang, lalu baca kembali paparan modul, dan cobalah mengulang menjawab pertanyaan tes formatif kembali. Pafahami Pafahami penjelasan jawaban yang benar pada kunci jawaban.
Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik
5
B.I. KEGIATAN BELAJAR I PERKEMBANGAN KOGNITIF SANTRI DI MADRASAH IBTIDAIYAH
Tahap perkembangan anak disebut juga sebagai tahap usia sekolah, karena anak mulai memasuki pendidikan formal. Anak menunjukkan kemampuan untuk bereaksi atau merespon rangsangan-rangsangan intelektual. Anak melaksanakan mengikuti pemaparan guru, menjawab pertanyaan guru tentang paparan materi, berlatih soal-soal, menghafal, serta mengikuti ujian/ tes untuk mengukur pemahaman atas materi pembelajaran. Anak mengerjakan tugas-tugas pembelajaran yang menuntut penguasaan kemampuan kognitif atau kemampuan intelektual. Anak mampu mengerjakan latihan soal karena menguasai kemampuan membaca. Anak menyelesaikan PR karena mengusai kemampuan menulis. Pada proses pembelajaan yang dilakukan oleh anda, anda mungkin mengajak santri memahami materi pembelajaran dengan cara berkunjung ke kebun sekolah. Pada kesempatan lain anda membawa zat pewarna ke kelas dan menerangkan tentang warna dasar dan warna campuran dengan metode demonstransi. Pada pelajaran IPA anda meminta santri untuk mengamati perubahan kacang hijau menjadi kecambah, meminta mereka menuliskan perubahan-perubahan. Pada pelajaran IPS anda meminta mereka menanyakan pada ayah dan ibunya siapa nama RT, RW dan lurah dimana dia tinggal. Mungkin anda bersimulasi tatacara membuat KTP pada saat memaparkan materi tentang dokumen resmi. Respon yang diberikan oleh santri merupakan rekasi terhadap rangsangan intelektual. Dengan kata lain rangsangan lingkungan terhadap perkembangan kognitif memfasilitasi santri mempergunakan kemampuan berpikir sehingga memperoleh pengetahuan. Pengetahuan yang dimiliki atau dikuasasi mendorong santri mampu membuat keputusan yang rasional atau berdasarkan pertimbangan akal atau sebagai perilaku sadar yang disadari. Bagaimana perkembangan kognitif santri di madrasah ibtidaiyah, mari kita simak paparan berikut ini.
Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik
6
1. Potensi Perkembangan Kognitif Menurut Piaget perkembangan kognitif adalah
kemampuan individu
mengkontruski secara aktif pemahaman (pengetahuan/ pemikiran/ intelektualitas) terhadap dunia di sekitarnya (lingkungannya). Mengkonstruksi dilakukan dengan dua cara/ proses yaitu mengorganisasi dan beradaptasi. Individu menggunakaan kepekaan terhadap dunia
dengan mengoraganisasi berbagai pengalaman yang
diperoleh. Dengan kata lain individu memiliki predikasi, pemahaman maupun pandangan terhadap apa yang terjadi pada lingkungan karena individu menggabungkan berbagai pengalaman yang diperoleh pada saat berinteraksi dengan lingkungan. Contoh santri untuk merencanakan apa yang akan dilakukan pada tampilan kesenian akhir tahun santri mengumpulkan informasi (organisasi) tentang kegiatan kesenian akhir tahun yang pernah dilami dan dilakukan, kemampuan teman-teman santri-santri di kelas untuk melakukan sesuatu dan daya dukung yang dapat diperoleh untuk menampilkan sesuatu. Hasil pengamatan dan pengalaman yang diperoleh membuat santri mampu mengadaptasikan kerangka berpikir yang telah ada menjadi suatu ide baru karena pemahaman terhadap berbagai informasi. Informasi tentang tampilan-tampilan kesenian tahun-tahun sebelumnya, kemampuan santri-santri di kelas (anggota kelas) serta kemungkinan dukungan
yang diperoleh dianalisa (adaptasi)sehingga
diputuskan satu ide untuk menampilkan seuatu bentuk kesenian yang mungkin dilakukan. Melakukan suatu aktivitas berdasarkan ide baru yang dikembangkan atas dasar pengalaman/ informasi yang telah ada merupakan adaptasi dengan acara asimilasi. Penampilan kesenian akhir tahun santri bisa jadi tidak didasarkan atas pengetahuan atau pengalaman terdahulu tetapi atas dasar harapan yang diinginkan atau terjadi. Misalnya Santri berhadap dapat menampilkan keseniaan yang melibatkan semua siswa di kelas maka santri akan mencari berbagai alternatif kegiatan yang dapat memfasilitasi semua orang dapat tampil. Jika cara ini yang dilakukan maka santri mengembangkan adapatsi melalui cara akomodasi. Piaget membagi tahapan perkembangan kognitif pada empat tahapan. Tahapan menggambarkan rentang usia dan kemampuan kofgnitif yang dapat ditampilkan. Tahap perkembangan kognitif Piaget sebagai berikut : Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik
7
a.
tahap sensori motorik : dari sejak kelahiran hingga usia dua (2) tahun. Bayi mengkonstruksi pemahaman terhadap lingkungan dengan cara mengkoordinasikan pengalaman sensorik dengan aktivitas fisik. Contoh bayi mengenal tangan dengan memasukkan tangan ke mulut. Perkembangan tindakan atau aktivitas refleks dan instingtif menjadi pemikiran simbolik. Contoh bayi memahami dapat memperoleh susu dengan cara menyusu pada ibu atau memperoleh dari botol dot yang dibuatkan orang dewasa.
b.
tahap praoperasional : usia dua hingga usia tujuh (7) tahun. Anak mengenal
lingkungan
membayangkan
dan
dengan
berada
menggambar.
pada Pemikiran
lingkungan, simbolik
berkembang dari koneksitas sederhana antara informasi sensori dengan aktivitas fisik. Santri-santri di raudhatul atfal dapat menampilkan lingkungan secara simbolik. Contoh santri di raudatul atfal dapat berpura-pura menaiki mobil pada saat duduk di kursi, kemudian berpegangan pada ujung meja dan meniru suara mobil. c.
Tahap operasional kongkrit : usia tujuh (7) hingga usia 11 tahun. Santri dapat melakukan berbagai aktivitas berdasarkan pemikiran logik tentang suatu peristiwa/ perilaku secara kongkrit dan mengklasifikasi objek dengan berbagai/ beragam seting. Santri dapat berpikir secara abstrak. Contoh : santri dapat memikirkan cara membersihkan kelas berdasarkan identifikasi bagian-bagian yang perlu dibersihkan, membagi tugas membawa peralatan, berbagi tugas bagian yang perlu dibersihkan, dan menata kembali kelas menjadi rapih.
d.
Tahap formal operational : usia diatas 11tahun- 15 tahun hingga dewasa. Pada tahap ini santri mampu mengembangkanpemikiran berdasarkan pengalaman kongkrit, pemikiran abstrak, serta berbagai pertimbangan pemikiran logik. Pemikiran abstrak termasuk mengembangkan gambaran tentang kehidupan yang
Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik
8
ideal. Santri membayangkan keluarga yang ideal yang disukai sebagai standar ideal dan membandingkan dengan kondisi keluarga yang dialami. Santri dapat membayangkan apa yang mungkin diperoleh pada masa yang akan datang dan apa yang dapat mereka lakukan. Kemampuan menyelesaikan masalah secara sistematik, berpikir hipotesis
mengapa sesuatu terjadi, serta
menguji hiptesis untuk memperoleh pengalaman yang bermakna, Santri pada tingkat pendidikan madrasah ibtidaiyah berada akhir tahap perkembangan praoperasional, perkembangan operasional kongkrit hingga awal operasional formal.Implikasinya paparan selanjutnya tentang karakteristik kognisi santari madrasah ibtidaiyah akan dipaparkan dalam rentangan ketiga tahapan tersebut. Peserta didik di kelas satu akan berada pada akhir tahap perkembangan praoperasional. Pada beberapa anak yang masuk lebih dini yaitu pada usia lima tahun kondisi ini akan berlangsung hingga kelas dua. Peserta didik kelas dua hingga lima berada pada tahap operasional kongkrit. Peserta didik kelas enam akan berada pada awal tahap operasional formal. Santri pada kelas awal madrasah ibtidaiyah menunjukkan kemampuan : (1) memahami konsep sederhana, contoh konsep menjaga kebersuhan dengan membuang sampah pada tempatnya; (2) secara mental mampu memikirkan dan menyebutkan alasan melakukan sesuatu, contoh santri dapat mengemukakan alasan atau prediksi sederhana seseorang tidak dapat menyelesaikan PR; (3) memandang segala sesuatu dari diri sendiri (egosentris), contoh penggunaan istilah aku untuk dirinya dan melindungi barang-barang barang-barang/ benda yang menjadi; (4) serta mengkonstruksi/ mengembangkan sistem keyakinan adanya keajaiban, contoh antara lain percaya terhadap tokoh superhero, peri, maupun tongkat ajaib. Santri mampu menunjukkan/ menampilkan keterampilam kognitif yang berhubungan dengan konsep tentang angka. Angka tertentu menunjukkan jumlah benda atau objek. Angka satu berarti ada 1 buah benda atau 1 ekor ayam atau 1 biji kacang atau 1 objek lainnya. Santri juga mampu mengkonservasi, artinya mampu memahami bahwa suatu benda yang memerlukan suatu ruang, dapat dipindahkan pada suatu ruang yang lain. Contoh setengah gelas air pada gelas belimbing, bisa dipindahkan pada Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik
9
cangkir. Contoh lain benda berbentuk segitiga dapat dimasukkan pada bagian dinding yang berbentuk segitiga, benda yang berbentuk persegi panjang dapat ditempelkan pada bagian yang berbentuk persegi empat. Secara umum peserta didik di madrasah ibtidaiyah berada pada tahap perkembangan operasional kongkrit. Pada tahap ini santri dapat menggunakan operasi mental untuk memecahkan masalah yang kongkrit (aktual/ nyata). Santri mampu berpikir logis, dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang berhubungan dengan masalah pada saat tersebut. Misalnya pada saat menemukan teman yang mengalami sakit, santri akan membantu temannya dengan melaporkan pada guru dikelas, membawa ke uks sekolah atau memberikan obat yang ada di kotak P3K. Kemampuan berpikir yang yang ditampilkan santri adalah : a.
berpikir spatial, santri dapat memahami hubungan spasial (bentuk, ruang, dan gerak). Santri dapat memahami perbedaan jarak antara satu tempat, waktu tempuh, mengingat rute dan tanda-tanda selama perjalanan. Mempergunakan peta, menelusuri alur (maze), mencari dan menemukan gambar tersembunyi, menerangkan arah, menemukan jalan pergi dan pulang ke sekolah.
b.
pemikiran sebab akibat, santri dapat menjelaskan hubungan dan bagian yang mempengaruhi hasil. Mempredikasi apa yang akan terjadi karena suatu tindakan yang dilakukan. Contoh santri dapat memprediksi suatu barang bias hilang jika tidak disimpan dengan baik.
c.
Kemampuan mengklasifikasi, kemampuan memilih, memilah serta mengelompokkan berdasarkan pemikiran logis atas cirri suatu objek. Mengklasifikasi dapat didasarkan atas ; (1) pengurutan, kemampuan menyusun berbagai item dalam suatu dimensi. Contoh mengurutkan benda dari yang ringan ke yang berat, dari yang pendek ke yang tinggi, dari sedikit ke banyak, dari warna terang ke warna gelap, (2) kesimpulan transitif, kemampuan mengenali hubungan antara dua objek dengan mengetahui hubungan hubungan antara masing-masing objek tersebut dan objek ketiga. Contoh santri dapat mengatur urutan
Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik
10
menyimpan angklung berdasarkan nada yang dihasilkan. Santri mengetahui tingginya angklung juga menunjukkan urutan nada, sehingga santri akan menyimpan angkulung yang paling pendek dan kecil paling awal dan yang paling besar dan tinggi paling belakang; dan (3) inklusi kelas, kemampuan memahami hubungan antara keseluruhan dengan bagian-bagiannya atau sebaliknya bagian-bagian membangun suatu keutuhan. Santri dapat menghubungkan baginbagian puzzle dalam suatu bentuk yang utuh. Santri dapat menghitung dengan benar jumlah suatu objek baik secara keseluruhan maupun perbagian objek dengan cirri tertentu. Misalnya jumlah bunga dalam jambangan secara keseluruhan dan jumlah untuk setiap jenis bunga. d.
Penalaran induktif dan deduktif,
penalaran induktif yaitu tipe
penalaran logis yang bergerak dari pengamatan khusus dari anggota kelompok objek hingga mencapai kesimpulan kelompok subjek. Misalnya aisyah pintar, ali pintar, aisyah dan ali santri madrasah ibtidaiyah Babussalam, nampaknya semua santri madrasah ibtidaiyah Babussalam pintar.
Penalaran deduktif yaitu penalaran logis yang
bergerak dari pandangan umum tentang sujek kelompok kepada kesimpulan tentang anggota kelompok subjek. Contoh Santri madrasah ibtidaiyah Al-Furqon hatam Al-Qur’an. Farid santri di madrasah ibtidaiyah Al-Furqon. Maka Farid hatam Al-Qur’an. e.
Konservasi, kemampuan untuk melihat suatu benda apabila dirubah bentuknya tetap memiliki berat yang sama dengan berat benda asal karena dibentuk dari jumlah bahan yang sama (prinsip identitas). Contoh satu kepal tanah liat mula-mula dibentuk bola kemudian dibentuk menjadi sosis. Jika ditanyakan pada santri mana yang lebih berat bola atau sosis, santri akan mengatakan berat bola dan sosis sama karena berasal dari jumlah bahan yang sama (prinsip identitas) walaupun dalam kasat mata sepertinya sosis lebih berat karena lebih panjang. Santri juga akan memahami bahwa sosis dapat dibentuk kembali menjadi bola (prinsip reversibility). Santri juga mampu
Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik
11
melihat benda dari dua dimensi dalam satu waktu. Bola memang lebih pendek tetapi lebih tebal, sosis lebih panjang tetapi lebih pipih (prinsip decenter). Kemampuan berpikir konservasi terus berkembang menjadi lebih kompleks dari hanya
2. Masalah Permasalahan yang berhubungan dengan perkembangan kognitif pada santri di madrasah ibtidaiyah :
3. Tugas perkembangan Tugas perkembangan pada aspek perkembangan
. 4. Kebutuhan Lingkungan Perkembangan Lingkungan perkembangan yang diharapkan adalah :
5. Kematangan Perkembangan
6. Pengaruh kematangan Fisik terhadap kesiapan belajar
Latihan Untuk memperoleh timbal balik dari pemahaman anda, cobalah kerjakan latihan dibawah ini. Soal : Untuk memudahkan anda mengerjakan tugas, silahkan baca rambu-rambu pengerjaan latihan sebagai berikut : Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik
12
C.I. RANGKUMAN
D.I. TES FORMATIF
Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik
13
B.II. KEGIATAN BELAJAR 2 PERKEMBANGAN BAHASA SANTRI DI MADRASAH IBTIDAIYAH 1. Potensi Perkembangan Psikomotorik
1. Masalah
2. Tugas perkembangan
3. Kebutuhan lingkungan perkembangan
4. Kematangan perkembangan psikomotorik
5. Pengaruh kematangan psikomotorik terhadap kesiapan belajar
Latihan Untuk memperoleh timbal balik terhadap pemahaman cobalah menjawab pertanyaan berikut ini : C.II. RANGKUMAN D.II TES FORMATIF B. GLOSARIUM C. DAFTAR PUSTAKA Beaty Janice J, 1990, Observing development of The Young Child, New York : Merrill an imorint of Macmillan Publishing Company Hidayat Rahmat, 1989, Khazanah istilah Al-Quran, Bandung : Mizan Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik
14
Papalia Diane E, 2008, Human Development, terjemahan, Jakarta : Kencana Prenada Media Group Santrok John W, 2004, Life-Span Development, Boston ; McGrawHill Higer Education Yusuf Syamsu, 2004, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung : Rosda Karya D. KUNCI JAWABAN TES FORMATIF
Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik
15