Modul 4 Routing RIP (Routing Information Protocol) 1. Tujuan -
Praktikan dapat memahami konsep routing RIP. Praktikan mampu membuat konfigurasi dengan menggunakan Packet Tracer dengan protokol routing RIP.
2. Alat yang Dibutuhkan -
Personal Computer (PC) Software Packet Tracer
3. Teori Routing Routing merupakan proses pencarian path atau alur guna memindahkan informasi dari host sumber (source address) ke host tujuan (destinations address) melalui koneksi internetwork. Router menyaring (filter) lalu lintas data. Penyaringan dilakukan bukan dengan melihat alamat paket data, tetapi dengan menggunakan protokol tertentu. Router muncul untuk menangani perlunya membagi jaringan secara logikal bukan fisikal. Sebuah IP router bisa membagi jaringan menjadi beberapa subnet sehingga hanya lalu lintas yang ditujukan untuk IP address tertentu yang bisa mengalir dari satu segmen ke segmen lain. Kita akan menggunakan router ketika akan menghubungkan jaringan komputer ke jaringan lain, baik jaringan pribadi (LAN/WAN) atau jaringan publik (Internet). Diperlukan adanya router untuk melakukan routing di dalam jaringan, dimana router membutuhkan informasi-informasi sebagai berikut: • • • • •
Alamat Tujuan/Destination Address - Tujuan atau alamat item yang akan dirouting Mengenal sumber informasi - Dari mana sumber (router lain) yang dapat dipelajari oleh router dan memberikan jalur sampai ke tujuan. Menemukan rute - Rute atau jalur mana yang mungkin diambil sampai ke tujuan. Pemilihan rute - Rute yang terbaik yang diambil untuk sampai ke tujuan. Menjaga informasi routing - Suatu cara untuk menjaga jalur sampai ke tujuan yang sudah diketahui dan paling sering dilalui.
Analogi :
Misalkan kita berada pada persimpangan jalan, mungkin kita akan merasa bingung jika tidak ada petunjuk jalan, di setiap persimpangan jalan (router) seharusnya ada petunjuk jalan supaya orang tidak bingung dan tersesat. Untuk jalan yang rumit dan berputarputar tidaklah cukup jika menggunakan static routing. Tentunya kita akan merasa bingung jika disetiap persimpangan kita harus bertanya pada orang apalagi kepada orang yang tidak tahu. Oleh karena itu disini diperlukan dinamic routing, analoginya seperti ada polisi yang membawa HT dan memberikan jalur mana saja yang bisa dilewati. Polisi akan selalu koordinasi beberapa kali sehari, agar jika ada jalan yang macet, ada tabrakan, ada pohon rubuh, polisi akan segera meng-update petunjuk jalan yang lain. Biasanya polisi yang bertingkat rendah akan memakai HT yang kita sebut sebagai RIP, yang memiliki jarak paling jauh 30 hop (simpangan). Polisi yang berada pada tempat yang ramai bisa menggunakan isis atau ospf, biasanya sudah membawa HP maupun PDA jadi akan lebih pintar dan cepat untuk melakukan update. Polisi tingkat dunia biasanya memiliki kantor pada persimpangan dan sudah mempunyai peralatan pengacak jaringan seluruh dunia, ini disebut BGP.
Secara umum mekanisme koordinasi routing dapat dibagi menjadi dua : routing statik dan dinamik. Pada routing statik, entri-entri dalam forwarding table router diisi dan dihapus secara manual, sedangkan pada routing dinamik perubahan dilakukan melalui protokol routing. Routing statik merupakan pengaturan routing paling sederhana yang dapat dilakukan pada jaringan komputer. Routing dinamik adalah cara yang digunakan untuk melepaskan kewajiban mengisi entri-entri forwarding table secara manual. Protokol routing mengatur router-router sehingga dapat saling berkomunikasi dan memberikan informasi routing yang dapat mengubah isi forwarding table, tergantung keadaan jaringannya.
Algoritma-Algoritma Routing (Pada Internet)
Gambar 1 Algoritma Routing
Perbedaan mendasar antara distance vector dan link state adalah: a.
Distance Vector hanya memiliki informasi routing dari router tetangganya, sedangkan Link State memiliki informasi routing dari setiap node yang ada.
b. Untuk mendapatkan lintasan/rute yang terbaik, Distance Vector menggunakan Algoritma Bellman-Ford, sedangkan Link State menggunakan Algoritma Djikstra. Distance Vector Pembentukan tabel routing pada Distance Vector dilakukan dengan cara tiap-tiap router atau PC router akan saling bertukar informasi routing dengan router atau PC router yang terhubung langsung. Proses pertukaran informasi routing dilakukan secara periodik, misal tiap 30 detik. Proses pembentukan tabel pada protokol routing yang menggunakan konsep distance vector adalah sebagai berikut : 1. Mula-mula tabel routing yang dimiliki oleh masing-masing router atau PC router akan berisi informasi alamat jaringan yang terhubung langsung dengan router atau PC router tersebut. 2. Secara periodik masing-masing router atau PC router akan saling bertukar informasi sehingga isi tabel routing dari semua router terisi lengkap (converged).
Routing Information Protocol (RIP) RIP merupakan routing protokol dengan algoritma distance vector, yang menghitung jumlah hop (count hop) sebagai routing metric. RIP merupakan routing protocol yang paling mudah untuk di konfigurasi. RIP mengirimkan routing table yang lengkap ke semua interface yang aktif setiap 30 detik melalui UDP Port 520, RIP hanya menggunakan jumlah hop untuk menentukan cara terbaik ke sebuah network remote, tetapi RIP secara default memiliki jumlah hop maksimum yang di izinkan, yaitu 15 hop. Hal tersebut berarti nilai 16 dianggap tidak terjangkau (unreachable). RIP bekerja dengan baik di network-network yang kecil, tetapi RIP tidak efisien pada network yang besar dengan link WAN yang lambat atau pada network yang memiliki jumlah router yang banyak. RIP versi 1 menggunakan hanya classful routing, yang berarti semua alat di network harus menggunakan subnetmask yang sama, hal tersebut dikarenakan RIP versi 1 tidak mengirimkan update dengan informasi subnetmask didalamnya. RIP versi 2 menyediakan sesuatu yang disebut prefix routing, dan bisa mengirimkan informasi subnetmask bersama dengan update-update dari route. RIP Timers RIP menggunakan tiga jenis timer yang berbeda untuk mengatur unjuk kerjanya yaitu : 1. Route Update Timer , Interval antar update biasanya 30 detik secara periodik dimana router mengirimkan sebuah copy yan lengkap dari routing table-nya ke semua router terdekat. 2. Route Invalid Timer, Timer ini menentukan jangka waktu yanga harus lewat (180 detik) sebelum sebuah router menentukan bahwa sebuah rute menjadi tidak valid. 3. Holddown Timer, Timer ini men-set interval waktu di mana informasi routing ditahan ( holddown state) , defaultnya adalah 180 detik.
4. Route Flish Time, Timer ini men-set waktu antara sebuah route menjadi tidak valid dan penghapusannya dari routing table (240 detik).
4. Praktikum Pertama rancang sebuah jaringan seperti pada gambar di bawah :
Gambar 2 Topologi jaringan Percobaan
dengan Addressing Table : Device R1 R2 R3 LSI-01 LSI-02 LSI-03 LSI-04
Interface
IP Address
FastEthernet0/0 Serial2/0 FastEthernet0/0 Serial2/0 Serial3/0 FastEthernet0/0 Serial2/0 FastEthernet0 FastEthernet0 FastEthernet0 FastEthernet0
172.16.10.1 10.10.10.9 172.16.11.1 10.10.10.10 10.10.10.13 172.16.12.1 10.10.10.14 172.16.10.2 172.16.11.2 172.16.12.2 172.16.12.3
Netmask 255.255.255.0 255.255.255.252 255.255.255.0 255.255.255.252 255.255.255.252 255.255.255.0 255.255.255.252 255.255.255.0 255.255.255.0 255.255.255.0 255.255.255.0
Default Gateway 172.16.10.1 172.16.11.1 172.16.12.1 172.16.12.1
Konfigurasi Interface a. Router R1 Klik router R1, kemudian pilih tap CLI untuk melakukan konfigurasi router. Apabila ada perintah seperti dibawah ini, ketik saja ‘no’ dan tekan Enter 63488K bytes of ATA CompactFlash (Read/Write) --- System Configuration Dialog --Continue with configuration dialog? [yes/no]:
Apabila ada perintah seperti dibawah, tekan Enter Press RETURN to get started!
Router# %SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
Masuk ke konfigurasi global router Router>enable Router#config terminal Enter configuration commands, one per line.
End with CNTL/Z.
Router(config)#
Lakukan konfigurasi masing-masing interface Router(config)# interface FastEthernet0/0 Router(config-if)#no shutdown Router(config-if)#ip address 172.16.10.1 255.255.255.0 Router(config-if)#exit Router(config)#interface Serial2/0 Router(config-if)#no shutdown Router(config-if)#ip address 10.10.10.9 255.255.255.252 Router(config-if)#clock rate 64000 Router(config-if)#exit Router(config)#end
b. Router R2 Buka tab CLI untuk melakukan konfigurasi router. Kemudian masuk ke dalam mode konfigurasi global router Router>enable Router#config terminal Enter configuration commands, one per line. Router(config)#
Lakukan konfigurasi masing-masing interface
End with CNTL/Z.
Router(config)#interface FastEthernet0/0 Router(config-if)#no shutdown Router(config-if)#ip address 172.16.11.1 255.255.255.0 Router(config-if)#exit Router(config)#interface Serial2/0 Router(config-if)#no shutdown Router(config-if)#ip address 10.10.10.10 255.255.255.252 Router(config-if)#clock rate 64000 Router(config-if)#exit Router(config)#interface Serial3/0 Router(config-if)#no shutdown Router(config-if)#ip address 10.10.10.13 255.255.255.252 Router(config-if)#clock rate 64000 Router(config-if)#exit Router(config)#end
c. Router R3 Buka tab CLI untuk melakukan konfigurasi router. Kemudian masuk ke dalam mode konfigurasi global router Router>enable Router#config terminal Enter configuration commands, one per line.
End with CNTL/Z.
Router(config)#
Lakukan konfigurasi masing-masing interface Router(config)#interface FastEthernet0/0 Router(config-if)#no shutdown Router(config-if)#ip address 172.16.12.1 255.255.255.0 Router(config-if)#exit Router(config)#interface Serial2/0 Router(config-if)#no shutdown Router(config-if)#ip address 10.10.10.14 255.255.255.252 Router(config-if)#clock rate 64000 Router(config-if)#exit Router(config)#end
d. LSI-01 Klik ikon LSI-01, kemudian pilih tab Desktop, pilih menu IP Configuration, masukkan konfigurasi sebagai berikut : IP Configuration
: Static
IP Address
: 172.16.10.2
Subnet Mask
: 255.255.255.0
Default Gateway
: 172.16.10.1
e. LSI-02 Klik ikon LSI-02, kemudian pilih tab Desktop, pilih menu IP Configuration, masukkan konfigurasi sebagai berikut : IP Configuration
: Static
IP Address
: 172.16.11.2
Subnet Mask
: 255.255.255.0
Default Gateway
: 172.16.11.1
f. LSI-03 Klik ikon LSI-03, kemudian pilih tab Desktop, pilih menu IP Configuration, masukkan konfigurasi sebagai berikut : IP Configuration
: Static
IP Address
: 172.16.12.2
Subnet Mask
: 255.255.255.0
Default Gateway
: 172.16.12.1
g. LSI-04 Klik ikon LSI-04, kemudian pilih tab Desktop, pilih menu IP Configuration, masukkan konfigurasi sebagai berikut : IP Configuration
: Static
IP Address
: 172.16.12.3
Subnet Mask
: 255.255.255.0
Default Gateway
: 172.16.12.1
Konfigurasi RIP pada Router R1 1. Masuk ke konfigurasi global router, kemudian aktifkan RIP v2
Router(config)#router rip Router(config-router)#version 2
2. Konfigurasi router untuk menambahkan jaringan yang langsung terhubung dengan router R1, yaitu 10.10.10.8 dan 172.16.10.0 Router(config-router)#network 10.10.10.8 Router(config-router)#network 172.16.10.0
3. Kembali ke EXEC mode Router(config-router)#end Router#
Konfigurasi RIP pada Router R2 1. Masuk ke konfigurasi global router, kemudian aktifkan RIP v2 Router(config)#router rip Router(config-router)#version 2
2. Konfigurasi router untuk menambahkan jaringan yang langsung terhubung dengan router R2, yaitu 10.10.10.8, 10.10.10.12, dan 172.16.11.0 Router(config-router)#network 10.10.10.8 Router(config-router)#network 10.10.10.12 Router(config-router)#network 172.16.11.0
3. Kembali ke EXEC mode Router(config-router)#end Router#
Konfigurasi RIP pada Router R3 1. Masuk ke konfigurasi global router, kemudian aktifkan RIP v2
Router(config-router)#network 10.10.10.12 Router(config-router)#network 172.16.12.0
3. Kembali ke EXEC mode Router(config-router)#end Router#
Melihat Tabel Routing Untuk melihat tabel routing dari masing-masing route dapat mengetikkan pada tab CLI route dengan perintah berikut : Router#show ip route
Contoh tabel routing dari router R2
Gambar 3 Contoh Table route dari route R1
5. Tugas Lakukan instruksi Tambahan yang diberikan oleh asisten laboratorium pada saat kegiatan praktikum !