Modul 2 Netmask dan Subnetting 1. Tujuan -
Praktikan dapat memahami konsep Netmask dan Subnetting
-
Praktikan mampu menghitung secara efisien kebutuhan IP dalam suatu rancangan jaringan
-
Praktikan mampu mensimulasikan hasil subnetting dengan software packet tracer
2. Alat yang dibutuhkan -
PC (Personal Komputer)
-
Software packet tracer
3. Teori Subnetting adalah teknik yang umum digunakan di Internet untuk mengefisienkan alokasi alamat IP di dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan alamat IP. Jadi, subnetting berfungsi untuk pengefisiensi penggunaan IP dalam jaringan besar ke dalam jaringan yang lebih kecil. Alamat IP penting untuk dibagi-bagi karena persediaan IP address saat ini terbatas. Teknik ini biasa digunakan oleh administrasi jaringan untuk memecah jaringan yang besar menjadi beberapa jaringan yang lebih kecil. IP versi 4 Alamat IP versi 4 (IPv4) terdiri dari bilangan biner 32 bit yang dibagi kedalam 4 oktet, dan dituliskan dalam format 4 kelompok bilangan desimal. Alamat IPv4 dibagi kedalam dua buah bagian, yakni: 1. Network Identifier/NetID atau Network Address (alamat jaringan) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat jaringan di mana host berada. 2. Host Identifier/HostID atau Host address (alamat host) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat host (dapat berupa workstation, server atau sistem lainnya yang berbasis teknologi TCP/IP) di dalam jaringan. Nilai host identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255 dan harus bersifat unik di dalam network identifier/segmen jaringan di mana ia berada.
Kelas Alamat IP Kelas A
Tabel 1 Pembagian Kelas Pada IPv4 Oktet pertama Oktet pertama Digunakan oleh (desimal (biner) 1-127 0xxxxxxx Alamat unicast untuk jaringan skala besar
Kelas B
128-191
10xxxxxx
Kelas C
192-223
110xxxxx
Kelas D
224-239
1110xxxx
Kelas E
240-255
1111xxxx
Alamat unicast untuk jaringan skala menengah hinggan besar Alamat unicast untuk jaringan skala kecil Alamat multicast (bukan alamat unicast) Direservasikan: umumnya digunakan sebagai alamat percobaan (eksperimen)
Gambar 1 Pembagian Kelas Pada IPv4
Subnet Mask, Network ID dan Host ID Subnet mask yaitu Pengelompokan pengalamatan IP. Subnet mask yang menentukan NetworkID dan HostID. Biasanya yang bernilai 0 pada pengalamatan jaringan itulah yang disebut NetworkID (tapi tidak selalu). Dalam satu jaringan NetID akan sama. Tabel 2 Subnet Mask Pada Masing-masing Kelas IPv4 Subnet mask Kelas alamat Subnet mask (biner) (desimal) Kelas A
11111111.00000000.00000000.00000000 255.0.0.0
Kelas B
11111111.11111111.00000000.00000000 255.255.0.0
Kelas C
11111111.11111111.11111111.00000000 255.255.255.0
Network Address berfungsi untuk mengenali suatu network pada jaringan internet. Network address merupakan ip address pertama dalam setiap subnet. Broadcast address digunakan untuk mengirim/menerima informasi yang harus diketahui oleh seluruh host yang ada pada suatu network. Broadcast address merupakan ip address terakhir dalam setiap subnet. Contoh: Network Address (NetID)
: 192.168.64.0
Broadcast Address
: 192.168.64.255
Konsep Perhitungan Subnetting Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host dan Broadcast. Konsep perhitungan subnetting adalah memindahkan garis pemisah antara bagian network dan bagian host dari suatu alamat IP. Sebagaimana digambarkan pada Gambar 2 dibawah. Gambar 2 Alamat IP Setelah Proses Subnetting
Beberapa bit dari bagian host dialokasikan menjadi bit tambahan pada bagian network.
CIDR Classless Inter-Domain Routing (disingkat menjadi CIDR) adalah sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. Disebut juga sebagai supernetting. Tabel berikut adalah Nilai Subnet Mask dengan Nilai CIDR. Tabel 3 Subnet Mask vs Nilai CIDR Subnet Mask
Nilai CIDR
Subnet Mask
Nilai CIDR
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.0.0.0
/8
255.255.0.0
/16
255.255.255.0
/24
255.128.0.0
/9
255.255.128.0
/17
255.255.255.128
/25
255.192.0.0
/10
255.255.192.0
/18
255.255.255.192
/26
255.224.0.0
/11
255.255.224.0
/19
255.255.255.224
/27
255.240.0.0
/12
255.255.240.0
/20
255.255.255.240
/28
255.248.0.0
/13
255.255.248.0
/21
255.255.255.248
/29
255.252.0.0
/14
255.255.252.0
/22
255.255.255.252
/30
255.254.0.0
/15
255.255.254.0
/23
255.255.255.254
/31
4. Praktikum a. Perhitungan Subnetting 1
Contoh: Perhitungan subnetting kelas C Jika diketahui sebuah alamat jaringan 192.168.1.0/26, bagaimana proses subnetting pada alamat diatas? Tentukan Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, blok subnet dan alamat host-broadcast yang valid tiap subnet! Penyelesaian:
Subnetmask dapat dilihat pada Tabel 3 atau dengan menghitung jumlah bit pada bagian network. Jumlah bit bagian network yaitu 26, maka : 11111111. 11111111. 11111111.11000000 = 255.255.255.192
Jumlah Subnet: Jumlah bit 1 pada oktet terakhir adalah 2. Maka jumlah subnet dapat dihitung dengan cara 2x. X adalah banyaknya biner 1 pada oktet terakhir subnet mask. Jadi jumlah subnet adalah 22 = 4 subnet.
Jumlah host per subnet : Rumusnya : 2y - 2 , y = jumlah bit pada bagian host. y = 32 bit – 26 bit = 6 bit Jumlah host per subnet yaitu 26 -2 = 62 host
Alamat host-broadcast Subnet
Network ID
IP Address Host
Broadcast ID
Subnet mask
1
192.168.1.0
192.168.1.1 - 192.168.1.62
192.168.1.63
255.255.255.192
2
192.168.1.64
192.168.1.65 - 192.168.1.126
192.168.1.127
255.255.255.192
3
192.168.1.128
192.168.1.129 - 192.168.1.190
192.168.1.191
255.255.255.192
4
192.168.1.192
192.168.1.192 - 192.168.1.254
192.168.1.255
255.255.255.192
b. Simulasi pada packet tracer o
Lakukan simulasi hasil perhitungan Subnetting 1 dengan packet tracer. Lakukan dengan topologi client – server dan DHCP.
Rancangan Topologi – Perhitungan Subnetting 1 o
Cek koneksi dengan melakukan perintah ping atau message.
c. Perhitungan Subnetting 2 Contoh : Sebuah network terdiri dari 20 host, akan dibuat 4 subnet. Tiap subnet masing-masing 5 host. Jika diberikan IP 192.168.30.0/24, tentukan subnet mask, blok subnet dan alamat hostbroadcast yang valid tiap subnet!
Penyelesaian: Tentukan jumlah host yang dibutuhkan. Jumlah host per subnet + 1 NetID + 1 broadcast = 5 + 2 = 7. Jadi dibutuhkan minimal 7 host per subnet. Tentukan jumlah bit yang dibutuhkan untuk 7 host, yaitu dengan cara 2y. Dimana y = jumlah bit. Jadi 2y <= 7 y = 3. 23 = 8 host. Jadi, jumlah host/subnet menjadi 8 host yang memenuhi untuk 7 host yang dibutuhkan. Tentukan subnet mask. 32 bits – 3 bits = 29 bits. Lihat pada tabel subnet untuk subnet mask = 29 bits. Jadi subnet mask = 255.255.255.248 Tentukan blok subnet. Blok subnet = 256 – 248 = 8. Jadi lengkapnya adalah 0, 8, 16, 24, 32, ... 248. Subnet ke-1:
Network ID
: 192.168.30.0
IP Address Host : 192.168.30.1/29 – 192.168.30.6/29 Broadcast ID
: 192.168.30.7
Subnet mask
: 255.255.255.248
Subnet ke-2: Network ID
: 192.168.30.8
IP Address Host : 192.168.30.9/29 – 192.168.30.14/29 Broadcast ID
: 192.168.30.15
Subnet mask
: 255.255.255.248
Lanjutkan perhitungan untuk subnet ke-3 dan subnet ke-4.
d. Simulasi pada packet tracer o
Lakukan simulasi hasil perhitungan Subnetting 2 dengan packet tracer untuk setiap subnet dengan 5 end-user serta switch/hub.
PC
o
IP
Subnet Mask
0
192.168.30.1
255.255.255.248
1
192.168.30.2
255.255.255.248
2
192.168.30.3
255.255.255.248
3
192.168.30.4
255.255.255.248
4
192.168.30.5
255.255.255.248
Cek koneksi dengan melakukan perintah ping atau message.
5. Tugas Lakukan instruksi Tambahan yang diberikan oleh asisten laboratorium pada saat kegiatan praktikum !