MODOFIKASI RANGKA PADA SEPEDA BERMESIN TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada Tim Penguji Tugas Akhir Jurusan Teknik Otomotif Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya
Oleh RONALD AFMIALKO NIM : 87315 / 2007
PROGRAM STUDI D-III TEKNIK OTOMOTIF JURUSAN TEKNIK OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2011
HALAMAN PERSETUJUAN TUGAS AKHIR
Dengan ini menyetujui Tugas Akhir yang berjudul : ”MODIFIKASI RANGKA PADA SEPEDA BERMESIN”
Oleh Nama
: Ronald Afmialko
NIM
: 87315 / 07
Program Studi
: Diploma 3 (D-3)
Jurusan
: Teknik Otomotif
Fakultas
: Teknik
Yang Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh gelar Ahli Madya Jurusan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Univeritas Negeri Padang
Padang, januari 2010 Disetujui Oleh Ketua Jurusan,
Pembimbing,
Teknik Otomotif
Drs. Hasan Maksum, MT NIP. 1966 0817 1991 03 1007
Drs. Darman, M.Pd NIP. 19501201 197903 1 001
HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR
Dinyatakan lulus setelah dipertahankan di depan Tim Penguji Tugas Akhir Program Studi Diploma 3 Jurusan Tekik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang Dengan Judul “MODIFIKASI RANGKA PADA SEPEDA BERMESIN”
Oleh Nama
: Ronald Afmialko
NIM
: 87315
Program Studi
: Diploma 3 (D-3)
Jurusan
: Teknik Otomotif
Fakultas
: Teknik
Tim Penguji Nama
Tanda Tangan
1. Drs. Darman, M.Pd
1. _________
2. Drs. Faisal Ismet, M.Pd
2. _________
3. Dr. Wakhinuddin. S,M.Pd
3. _________
Ketua Program Studi D 3 Teknik Otomotif
Dr. Wakhinuddin. S,M.Pd NIP.1960 0314 1985 03 1003
Padang, Februari 2011 Disetujui Oleh, Pembimbing
Drs. Darman, M.Pd NIP. 19501201 197903 1 001
PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR
Tugas akhir Ahli Madya yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tersedia di perpustakaan pusat universitas negeri padang adalah terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa hak cipta ada pada penulis. Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat, tetapi pengutipan atau ringkasan hanya dapat dilakukan dengan seijin penulis dan harus disertai dengan kebiasaan ilmiah untuk menyebutkan sumbernya.
Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh isi tugas akhir ini harus seizin Pimpinan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang. Perpustakaan yang meminjamkan tugas akhir ini untuk keperluan anggotanya diharapkan mengisi nama dan tanda tangan peminjam dan tanggal pinjam.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahrirobbil’alamin. Segala puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya lah penyusun dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini
dengan judul ”
Modifikasi Rangka Pada Sepeda Bermesin ”. Tujuan penyusunan Laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai syarat untuk dapat menyelesaikan program studi Diploma III (D-3) guna memperoleh gelar Ahli Madya Jurusan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang. Penyusun menyadari tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka penyusun belum tentu dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Untuk itu ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya penyusun sampaikan kepada bapak Drs. Darman, M.Pd selaku pembimbing yang telah membimbing, mengarahkan, memberikan masukan, dukungan moril dan materil kepada penyusun dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir Ini. Rasa hormat dan terima kasih yang tulus juga penyusun sampaikan kepada : 1.
Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.
2.
Ketua Jurusan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.
3.
Ketua Program Studi Diploma III (D-3) Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.
4.
Sekretaris Jurusan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.
5.
Dosen Pembimbing dalam penyelesaian Tugas Akhir.
6.
Penasehat Akademik D3 Reguler 2007 Jurusan Teknik Otomotif Fakultas Negeri Padang.
7.
Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Teknik Otomotif Universitas Negeri Padang yang telah membagi ilmu pengetahuan dan pengalaman yang berharga.
8.
Bapak dan Ibu Karyawan serta Teknisi jurusan Teknik Otomotif Universitas Negeri Padang yang telah membantu dalam kelancaran studi penulis.
9.
Teman-teman “Otomotif Angkatan 2007”, yang banyak memberikan semangat dan bantuan untuk penyusun dalam mengikuti studi di jurusan Teknik Otomotif Universitas Negeri Padang.
10. Seterusnya kepada semua pihak yang telah membantu demi kelancaran Tugas Akhir dan Penulisan Laporan ini. Rasa cinta dan bangga juga penyusun haturkan buat Ayahanda dan Ibunda tersayang. Semoga segala cinta dan dukungan yang tulus dari mereka tersebut mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Amin yaa Robbal ‘alamin.
Penyusun sangat menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan. Akhirnya penyusun berharap agar laporan ini dapat memberikan sumbangan pikiran dan informasi yang bermanfaat bagi rekan – rekan mahasiswa serta para pembaca umumnya.
Padang, januari 2011 Wassalam
Penyusun
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kemajuan teknologi di bidang transportasi, membuat industri otomotif mengembangkan produknya dengan berbagai bentuk alat transportasi darat. Begitu juga dengan alat transportasi roda dua contohnya sepeda dan sepeda motor. Sepeda maupun sepeda motor dipilih sebagai salah satu alat transportasi darat karena bentuknya yang praktis dan harganya yang terjangkau untuk golongan ekonomi menengah ke bawah. Sedangkan sepeda dipilih karena tidak
memerlukan bahan bakar sehingga lebih
ekonomis walaupun
pengendaranya harus mengeluarkan energi mengayuh pedal sepeda agar sepeda tersebut dapat berjalan. Meski lambat laun, perannya mulai disingkirkan mobil dan sepeda motor, sepeda tetap punya pemerhati. Setelah di perhaikan pecinta sepeda ontel sangat fanatik dan antusias. Akan tetapi sepeda ontel memiliki rangka yang tinggi dan pendek. Oleh rarena itu penulis hendak memodifikasi sepeda ontel hingga menjadi sepeda bermesin yang di beri nama “Sepeda Nabire 07” pada konsep sepeda nabire 07 ini rangka sepeda akan di buat sedikit lebih panjang dan posisi pengendara lebih pendek dari sepeda ontel Modifikasi pada sepeda Nabire 07 ini di harapkan dapar menambah nlai eksetika pada sepeda serta dapat membuat pengendara berkendara lebih
1
2
nyaman nenggunakan sepeda Nabire 07 ini, dan yang terutama modifikasi ini bertujuan untuk membuakan dudukan engine penggerak. Dengan dasar demikian penulis dapat merasa tertarik dan ingin mewujudkan sepeda bermesin dengan merakit dan memodifikasi sistem yang dibutuhkan dan menyajikannya dalam bentuk Tugas Akhir yang berjudul “Modifikasi Rangka Pada Sepeda Bermesin”.
B. Identifikasi Masalah. Sesuai
dengan
latar
belakang
diatas
dapat
diidentifikasikan
permasalahan sebagai berikut: 1.
belum dikenalnya sepeda Nabire 07 beserta cara kerja.
2.
belum diketahuinya cara merakit dan memodifikasi rangka pada sepeda Nabire 07
C. Batasan Masalah. Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ingin dicapai serta mengingat keterbatasan ilmu yang dimiliki penulis, maka ruang lingkup dalam penulisan tugas akhir ini meliputi Modofikasi Rangka Pada Sepeda Bermesin
D. Rumusan Masalah. Berdasarkan batasan masalah diatas, dan lebih terarahnya dalam penulisan ini, maka rumusan yang penulis kemukakan yaitu:
1.
Bagainama kontruksi rangka pada sepeda Nabire 07 ?
2.
Bagaimana cara modifikasi rangka pada sepeda Nabire 07 ?
3
E. Tujuan Adapun tujuan yang ingin dicapai dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1.
Agar dapat merancang dan memodifikasi rangka sepeda dengan bentuk yang sederhana, kokoh, ekonomis dan indah.
2.
Dari hasil pembuatan produk atau tugas akhir ini dapat membantu proses belajar mengajar mahasiswa di workshop maupun di kelas jurusan teknik otomotif fakultas teknik universitas negeri padang.
F. Manfaat Manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai: 1.
Dapat mengaplikasikan ilmu di bidang proses produksi , dasar teknologi bengkel, kerja bangku dan pengecatan.
2.
Dapat mengetahui fungsi dan cara pengoperasian dari alat-alat yang di gunakan.
3.
Memperoleh pengalaman dalam memodifikasi sepeda bermesin.
4.
Mengaplikasikan imajinasi penulis dalam bentuk nyata, yaitunya sepeda yang memiliki engine penggerak.
5.
Sebagai salah satu referensi dan panduan tentang cara merakit dan memodifikasi sistem pemindah tenaga pada sepeda bermesin
6.
Sebagai salah satu persyaratan dalam penyelesaikan Program Studi Diploma-III Jurusan Teknik Otomotif Universitas Negeri Padang.
4
BAB II LANDASAN TEORI
A. Rangka Rangka biasa di sebut chasis, rangka adalah bagian paling mendasar dari kontruksi sebuah kendaraan yang berfungsi untuk mendukung mesin, transmisi, suspense dan sebagainya. Oleh karena itu rangka yang baik harus ringan tetapi tetap kuat dan mampu menahan getaran yang berasal dari jalan maupun mesin itu sendiri. Kekuatan rangka sangat tergantung pada bentuk suatu kontruksinya. Bentuk dari rangka itu pun di sesuaikan dengan dan kegunaan kendaraan itu sendiri. Adapun fungsi dari rangka itu sendiri adalah sebagai berikut : 1.
Sebagai tempat pemasangan komponen kendaraan baik itu sepeda motor, mobil ataupun sepeda seperti mesin dan perlengkapan pendukungnya.
2.
Menahan goncangan di jalan.
3.
Melindungi komponen kendaraan jika terjadi benturan.
Oleh karena itu rangka harus memenuhi beberapa syarat untuk di nyatakan layak di gunakan sebagai rangka pada kendaraan. Adapun kriteria tersebut adalah : 1.
Memiliki kontruksi yang kuat dan ringan
2.
Stabil dengan distribusi beban yang tepat
3.
Mempunyai efek peredaman yang bagus
4
5
4.
Gaya dan desain yang sesuai dengan fungsi kendaraan itu sendiri
5.
Harus produktif
Nanosuke, 2008 menerangkan bahwa sepeda mempunyai beragam nama dan model. Pengelompokan biasanya berdasarkan fungsi dan ukurannya. : 1.
Sepeda gunung. Digunakan untuk lintasan off-road dengan rangka yang kuat, memiliki suspensi, dan kombinasi kecepatan sampai 27
2.
Sepeda jalan raya. Digunakan untuk balap jalan raya, bobot keseluruhan yang ringan, ban halus untuk mengurangi gesekan dengan jalan, kombinasi kecepatan sampai 27
3.
Sepeda BMX. BMX merupakan kependekan dari bicycle moto-cross, banyak digunakan untuk atraksi
4.
Sepeda mini. Termasuk dalam kelompok ini adalah sepeda anak-anak, baik beroda dua maupun beroda tiga
5.
Sepeda angkut. Termasuk dalam kelompok ini adalah sepeda kumbang, sepeda pos
6.
Sepeda lipat. Merupakan jenis sepeda yang bisa dilipat dalam hitungan detik sehingga bisa dibawa ke mana-mana dengan mudah
6
Gambar 1. Perkembangan Bentuk Sepeda (http://1.bp.blogspot.com)
B. Rangka Pada Sepeda Bermesin Rangka pada sepeda bermesin ini berfungsi sebagai tempat untuk menyatukan berbagai komponen dan system menjadi satu kesatuan yaitunya Sepeda bermesin. Selain itu rangka juga sebagi salah satu unsur penunjang nilai eksetika pada sepeda bermesin, karena keindahan (unsur seni) dari sebuh sepeda dapat di lihat dari bentuk rangka. Ditinjau dari konstruksi, rangka pada sepeda bermesin ini dibuat dalam bentuk yang sederhana. Konstruksi ini merupakan hasil dari pengelasan (pengerjaan) dari gabungan pipa yang kemudian disusun sedemikian rupa sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh dan indah.
7
Rangka tidak hanya cukup kuat tetapi harus juga stabil pada saat dioperasikan. Selain itu harus tahan dalam jangka waktu yang lama. Sehingga dalam pemakaiannya dapat jangka waktu yang lama. Ditinjau dari segi teoritisnya, modifikasi pada rangka ini perlu sebuah perencanaan yang terencana dan terarah. Perencanaan merupakan bagian utama pengerjaan awal dari semua bagian yang akan dilakukan dalam modifikasi rangka pada sepeda bermesin. Sehingga apa yang dibuat sesuai dengan apa yang diharapkan. modifikasi ini dimulai dengan persiapan gambar rancangan modifikasi pada rangka. Selain itu, tidak
mengabaikan
keselamatan dan ketahanan dari sepeda itu sendiri
C. Pemilihan Bahan Pemilihan bahan yang akan digunakan untuk modifikasi rangka ini merupakan sebuah langkah awal yang dilakukan sebelum memulai suatu pekerjaan modifikasi rangka pada sepeda bermesin. Bahan yang digunakan harus mampu menahan beban yang diberikan dan tahan lama, untuk itu perlu diketahui sifat bahan yang akan digunakan, karena bahan yang dipilih tersebut akan menentukan daya tahan suatu konstruksi. Bahan yang dipilih ini merupakan bagian dari proses pengerjaan. Pemilihan bahan yang baik bertujan untuk mencegah terjadinya permasalahan atau mengurangi permasalahan tersebut, baik permasalahan pada benda kerja, alat kerja dan pekerja itu sendiri yang terjadi akibat kesalahan pemilihan bahan.
8
Bahan yang di gumakan untuk memodifikasi rangka pada sepeda bermesin ini hendaklah tidak jauh berbeda dengan rangka asli. Agar rangka terlihat seimbang dan lebih terkesan simple. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi seperti: ketersediaan bahan dipasaran dan keterjangkauan harga dari harga bahan yang digunakan, merupakan suatu pertimbangan dalam pemilihan bahan.
D. Pengerjaan Dalam memodifikasi rangka pada sepeda bermesin ini dilakukan berbagai proses pengerjaan dan proses permesinan termasuk bagian utama untuk melakukan pembuatan kontruksi stand.Dalam langkah pekerjaan dapat digolongkan atas dua bagian utama. Pertama adalah perkakas tangan (hand tool) artinya alat-alat yang dalam penggunaannya dengan menggunakan tangan, sedangkan yang kedua adalah menggunakan mesin.
1. Penggunaan Peralatan Tangan a)
Kunci 1) Kunci Pas
9
Gaya
Batan
B
Gaya
Gaya
Gam mbar 2. Kun nci Pas (Batam m Institutionnal Developm ment Projectt, hal 15) 2) 2 Kunci Ring R
Gam mbar 3. Kunnci ring (B Batam Instittutional Development Prroject, hal 15 5)
3) 3 Kunci Sock S Kuunci sock addalah perkakkas yang berbbentuk silindder, terbuat dari bajja campurann yang dilappisi chrome. Salah satu u ujungnya kan socket mempunnyai lubangg bujur sanggkar yang menghubung m dengan batangnya. S Sedangkan ujung u lainnyya berhubung gan dengan mur atauu kepala bauut Bentuk dari soket adda dua macaam : (a) Benntuk heksagoonal normal atau segi ennam 6 (singlee hex.).
10
(b) Benntuk heksagoonal ganda atau a segi bannyak (doublee hex).
Gambbar 4. bentukk soket kunci sock (B Batam Instittutional Development Prroject, hal 16 6)
Dalam perdaagangan kunnci sock ddijual dalam m berbagai pilihan, tapi umum mnya dalam bentuk kem masan/ set yang y terdiri dari beeberapa piilihan ukurran dan bberbagai keelengkapan pendukuung. Beerikut ini addalah salah satu contoh kunci k sock yang y umum dipakai pada benggkel las dan n fabrikasi logam yan ng lengkap dengan tangkai pem mutar dengann beberapa piilihan pengggunaan :
Gambaar 5. Contohh Satu Set Kuunci Sock
11
(B Batam Instittutional Development Prroject, hal 17 7)
4) 4 Kunci In nggeris (adjuustable wren nches) Kuunci
inggeeris
(adjusstable
wrennches),
ku unci
yang
mempunnyai banyakk fungsi dan d berbagaai ukuran baut b dapat digunak kan. Dilihat dari konstrruksinya, kuunci inggeriss memiliki satu rahhang yang dapat berggeser disesuuaikan deng gan ukuran kepala baut atau mur yang dikehenddaki. Kunci inggeris selayaknnya digunakkan jika kunci ku pas aatau kunci ring tidak tersedia.
G Gambar 6. Kunci K Inggeriis Batam Instittutional Development Prroject, hal 18 8) (B
Dalam penyetel kkunci inggeeris, perhattikan langkah-langkah berikut : (a) Tem mpatkan kunnci inggeriss pada baut,, dan pastikkan rahang geraaknya terbukka.
12
(b) Putar baut pennyetel dengaan ibu jari hingga ked dua rahang men njepit baut dengan d kencaang.
Gambaar 7. Penggunnaan kunci Inggeris (B Batam Instittutional Development Prroject, hal 19 9)
b) Obeng O (Screewdrivers) Obengg adalah alat untuk memuutar dan menngencangkan n/ pengetat atau a membuuka baut. Terrdiri dari bag gian-bagian : handel, tanngkai serta kepala k (tip).
13
Kepal
Bilah Tip Baut Minus Pa njang
Berse
Ukuran
Tip Sejajar Berselub
Gambar 8. Bagian-bagian obeng (Batam Institutional Development Project, hal 19) Jenis-Jenis Obeng : 1) Obeng Minus (Obeng Standar) Obeng standar ini dibuat dengan tip (mata) berbentuk pipih (minus). Ukuran-ukuran obeng ini dibedakan sesuai dengan panjang batang obeng dan lebar tip Obeng jenis ini dibedakan menjadi dua macam, yaitu : (a) Obeng untuk kerja berat (heavy duty screwdriver) (b) Obeng untuk kerja ringan (light duty screwdriver)
2) Obeng Plus (Obeng Phillips)
14
Obeng jenis ini digunakan untuk baut yang memiliki cekungan diagonal.
Gambar 9. penggunaan obeng plus (Batam Institutional Development Project, hal 20)
3) Obeng Sudut Tip obeng sudut atau obeng offset ini membentuk sudut terhadap tangkainya. Ukuran standarnya : 00, 450, 900, 1350. Obeng
sudut
ini
digunakan
untuk
membuka
dan
mengencangkan baut yang tidak bisa dijangkau oleh obeng biasa.
15
Gambar 10. Jenis sudut (Batam Institutional Development Project, hal 21)
4) Obeng Pukul Obeng pukul digunakan untuk membuka baut yang sangat kencang dan tidak bisa dibuka dengan menggunakan obeng biasa.
Gambar 11. Bagian-bagian obeng pukul (Batam Institutional Development Project, hal 21)
16
Memilih Ukuran Obeng : (a) Lebar Tip Lebar ujung ( tip ) harus hampir sama dengan lebar bagian dalam slot baut yang akan dikencangkan atau yang akan di longgarkan. Tip yang terlalu lebar dapat merusak benda kerja. Tip yang terlalu tipis dapat merusak tip atau obeng itu sendiri.
Lebar
yang
b
Tip
hampir
sama
panjang dengan dasar slot
Tip
terlalu
Tip terlalu kecil Gambar 12. Lebar tip obeng (Batam Institutional Development Project, hal 22)
(b) Ketebalan Tip Dalam memilih obeng, ujung/ tip obeng harus sesuai dengan slot pada baut dimana lebar tip harus hampir sama dengan lebar bagian dalam slot baut
17
Gambar 133. Tip terlaluu tipis D nt Project, haal 23) (Batam Innstitutional Developmen
Gambar 14. Tip hamp pir sama tebalnya dengaan slot D nt Project, haal 23) (Batam Innstitutional Developmen
Dalam m penggunaaan obeng Pastikan tanggkai dan taangan anda tidak t basah atau terkenaa oli. Peganng obeng teggak lurus deengan baut. Pegang P tang gkai obeng dengan saatu tangan. Tekan obenng dengan tangan t yangg lain dengaan tekanan yang y cukup agar tip teetap berada pada p slot bauut. Putar obeeng dengan perlahan p
18
c) Tang (Pliers) Tang merupakan alat penjepit yang paling banyak digunakan untuk menjepit komponen-komponen kecil yang sulit dipegang dengan tangan. Tang juga digunakan untuk membentuk dan membengkokkan lembaran metal yang tipis. Jenis-jenis tang :
1) Tang Kombinasi /tang standar
Gambar 15. Bagian dan fungsi tang kombinasi (Batam Institutional Development Project, hal 24)
19
2) Tang Slip Joint Tang slip joint ini memiliki pivot pin yang memungkinkan variasi bukaan yang banyak. Alat ini sangat berguna untuk menjepit komponen yang kecil atau membengkokkan metal lembaran.
Pivo Poros Lima Tingkat Handle yang panjang untuk memudahkan penjepitan
Gambar 16. Bgaian-bagian tang slip joint (Batam Institutional Development Project, hal 25)
3) Tang Gunting / Potong (Diagonal Cutting Pliers) Jenis tang seperti ini memiliki rahang yang miring. Dan kemiringannya dibuat pada sudut tertentu sehingga dapat memotong kabel/kawat. Tang jenis ini ada juga yang handelnya terbungkus plastik untuk digunakan pada kelistrikan
20
Gambar 17. Bagian-bagian tang gunting potong (Batam Institutional Development Project, hal 25)
4) Tang Sirklip /Mulut Buaya (Circlip Pliers) Tang sirklip ini ada dua jenis : untuk sirklip eksternal dan sirklip internal. Jenis ujung sirklip ini menentukan jenis dari rahang pada alat ini. Sirklip yang memiliki lobang kecil pada setiap ujungnya membutuhkan tang dengan ujung rahang bulat
21
Untuk Klip Internal
Untuk Klip Eksternal
Cekungan pada
Lo
Gambar 18. Macam-macam tang sirklip dan kegunaannya (Batam Institutional Development Project, hal 26) d) Ragum (Vice) Ragum digunakan untuk penjepit/pemegang benda kerja sehingga posisi benda kerja tidak berubah posisi pada waktu pekerjaan berlangsung seperti; melobang/bor, potong, tekuk, dan lain-lain.
22
Ukuran ragum ditentukan dengan ukuran rahangnya dan ukuran kedalaman rahangnya (seberapa panjang rahang bisa dibuka). Adpun Bentuk dan ukuran ragum adalah : 1) Ragum Kaki (Leg Vice), digunakan untuk menjepit benda-benda yang besar dan pekerjaan-pekerjaan berat. 2) Ragum Rahang Paralel (Parallel-Jaw Vice)/Stationary atau Swivel, dan berbagai macam jenis ragum yang dibuat dengan disain khusus sesuai dengan kebutuhan, seperti Ragum Pipa
Gambar 19. Bentuk dan macam ragum (Batam Institutional Development Project, hal 27)
e) Tang Stel (vice grip) Bermacam-macam jenis tang stel (vice grip) atau tang selflocking banyak digunakan dalam workshop. Bentuk dan ukuran masing-masing jenis ini berbeda tapi operasi penyetelannya sama.
23
Gambar 220. Tang stel dan pengguunaannya (B Batam Instituutional Deveelopment Prooject, hal 28))
Bentuk k lain tang stel yang digunakan d ddalam menjepit benda bulat b atau benda b yang tebal digun nakan tang stel klem (K Klem Vice Grip). G
Gambar 21. Tang stel klem k (Batam Insstitutional Deevelopment Project, hal 28)
f)
Palu P (hammeer) Kepalaa palu terbuaat dari baja dan d dipancanngkan pada gagangnya yang y terbuaat dari kayyu, fiberglass atau bajaa. Adapun Jenis-jenis Paluyaitu P :
24
1) Palu konde dipergunakan untuk berbagai macam keperluan dan muka berbentuk setengah bola (ball pein) digunakan untuk membentuk kepala paku keling. Bagian muka yang rata/ agak cembung ini digunakan untuk memukul pahat, penitik, atau memukul benda kerja.
Gambar 22. Bagian-bagian palu konde dan kegunaannya (Batam Institutional Development Project, hal 29)
2) Palu pembentuk / peregang (Peining) sama dengan palu konde, salah satu muka palu peregang ini berbentuk agak cembung, tapi pada ujung yang lainnya berbentuk seperti kampak tumpul. Ujung ini disebut ujung pein, sehingga dapat juga disebut palu pein. Palu ini terdiri dari dua bentuk : pein lurus dan pein melintang;
digunakan untuk membentuk/ meregang atau
melakukan pengerjaan pada bidang yang beralur atau cekung.
25
Gambar 23. Penggunaan Palu peregang (Batam Institutional Development Project, hal 30)
g) Gergaji ( Hacksaw ) Menggergaji adalah termasuk pengerjaan memotong bendabenda dengan menggunakan gergaji. Secara umum digunakan memotong bahan dengan menggunakan gergaji dapat dilakukan dengan gergaji mesin dan gergaji tangan.
2. Mesin - Mesin Ringan a) Mesin Bor Tangan ( Portable Drill ) Mesin bor tangan adalah mesin bor yang mempunyai kapasitas pengeboran yang relatif terbatas/kecil (mak. ∅13 mm). Posisi pengeboran lebih fleksible karena mudah untuk dipindah/dibawa.
26
Penggerak dari bor b ini dapaat digunakann dengan tangan t dan umumnya u m menggunakan n motor listriik
Gambar 24. 2 Bor Tangan (Batam Insstitutional Deevelopment Project, hal 53) b)
Gerinda Tanngan Gerindda tangan
adalah
gerinda
yanng
digunakkan
untuk
pengerjaan p akhir/finishin a ng. Gerinda ini banyak ddigunkan paada bengkel las l dan fabrrikasi sebaggai proses akhir a dari suuatu pengerj rjaan. Pada bengkel b las gerinda diguunakan untu uk membersiihkan kotoraan/percikan lasan l atau meratakan m hassil lasan.
Gambar 255. Gerinda taangan dan bagian-bagiann nya (Batam Insstitutional Deevelopment Project, hal 53)
E Teknk penyambun E. p gan (pengellasan) 1. Las Busur Man nual (las listtrik) a. Peralatan P lass busur manuual
27
Gambar 26. Peralatan Las Busur Manual (Pengelasan Dan Pemotongan Dengan Panas, hal 29)
1) Mesin Las Busur Manual Mesin las busur manual secara garis besarnya dibagi dalam 2 golongan, yaitu : Mesin las arus bolak balik (Alternating Current / AC Welding Machine) dan Mesin las arus searah (Direct Current / DC Welding Machine) Mesin las AC sebenarnya adalah transpormator penurun tegangan. Transformator (trafo mesin las) adalah alat yang dapat merubah tegangan yang keluar dari mesin las, yakni dari 110 Volt, 220 Volt, atau 380 Volt menjadi berkisar antar 45 – 80 Volt dengan Amper yang tinggi.
28
Mesin las DC mendapatkaan sumber teenaga listrikk dari trafo las ( AC ) yang kem mudian diubbah menjadi arus searahh atau dari generatorr arus searaah yang diggerakkan oleeh motor bensin b atau motor dieesel sehinggga cocok unttuk pekerjaaan lapangan atau untuk bengkel-b bengkel keciil yang tidakk mempunyaai jaringan lisstrik.
Gaambar 27. Sirkuit S Mesinn Las AC (Pengelasann Dan Pemottongan Denggan Panas, hal h 29)
Gaambar 28. Sirkuit S Mesinn Las DC (Pengelasann Dan Pemottongan Denggan Panas, hal h 29)
Penngaturan aruus pada penngelasan dappat dilakukaan dengan cara mem mutar tuas, menarik, atau a menekkan, tergantu ung pada konstrukssinya, sehingga keduduukan inti meedan magnitt bergeser naik-turun n pada trannsformator. Pada P mesin las arus boolak-balik, kabel
m masa
dan
kabel
elektroda e
ddipertukarkaan
tidak
mempenggaruhi perubbahan panas yang y timbul pada busur nyala.
29
2) Kabel Las Pada mesin las terdapat kabel primer ( primary power cable ) dan kabel sekunder atau kabel las ( welding cable ). Kabel primer ialah kabel yang menghubungkan antara sumber tenaga dengan mesin las. Jumlah kawat inti pada kabel primer disesuaikan dengan jumlah phasa mesin las ditambah satu kawat sebagai hubungan masa tanah dari mesin las. Kabel sekunder ialah kabel-kabel yang dipakai untuk keperluan mengelas, terdiri dari dua buah kabel yang masingmasing dihubungkan dengan penjepit ( tang ) elektroda dan penjepit ( holder ) benda kerja. Inti kabel terdiri dari kawat-kawat yang halus dan banyak jumlahnya serta dilengkapi dengan isolasi. Kabel-kabel sekunder ini tidak boleh kaku , harus mudah ditekuk/digulung. Penggunaan kabel pada mesin las hendaknya disesuaikan dengan kapasitas arus maksimum dari pada mesin las. Makin kecil diameter kabel atau makin panjang ukuran kabel, maka tahanan/hambatan kabel akan naik, sebaliknya makin besar diameter kabel dan makin pendek maka hambatan akan rendah.
30
Gambar 29. 2 Sepatu Kabel K (Pengelasann Dan Pemottongan Denggan Panas, hal h 30)
Padda ujung kabbel las biasaanya dipasanng sepatu kabel k untuk pengikataan kabel paada terminaal mesin laas dan padda penjepit elektrodaa maupun paada penjepit masa.
3) 3 Tang Elekktroda Elekktroda dijeppit dengan tang elektrroda. Tang elektroda dibuat daari bahan kuuningan atau u tembaga ddan dibungkuus dengan bahan yanng berisolassi yang tahann terhadap ppanas dan arrus listrik, seperti ebonit. e Mullut penjepitt hendaknyaa selalu beersih dan kencang ikatannya agar hambbatan arus yang terjaddi sekecil mungkin..
Gambar 30 0. Tang Elekktroda (Pengelasann Dan Pemottongan Denggan Panas, hal h 30)
31
4) 4 Klem Maasa Unttuk menghubbungkan kabbel masa ke benda kerjaa atau meja kerja dippergunakan ppenjepit (kllem) masa. Bahan penjjepit kabel masa sebbaiknya sam ma dengan bahan penjeepit elektro oda (logam penghantar arus yangg baik). Pennjepit masa dijepitkan pada p benda kerja dan pada tempaat yang bersih h dan kencanng.
Gambar 31. Klem M Masa (Pengelasann Dan Pemottongan Denggan Panas, hal h 31)
5) 5 Alat-alat Bantu dan K Keselamatann Kerja a) Palu terak t dan sikkat baja Palu terakk (chipping hammer) dan d sikat kawat k baja diperrgunakan unntuk membeersihkan teraak-terak settiap selesai satu pengelasan p a pada waaktu akan m atau menyambung suatu jalur las yang y terputuus. Palu teraak mempunnyai ujung-uujung yang berbeentuk pahatt dan runcinng. Ujung yang runcin ng dipakai mem mbuang rigi-rigi pada bagian yaang berbenttuk sudut, sedanngkan ujungg yang berbbentuk pahat dipergun nakan pada perm mukaan rigi-rrigi yang rataa.
32
Untuk
m membersihkaan
bagian-bagian
terrak
yang
ketinnggalan, seteelah diketokk dengan palu p terak, selanjutnya s disikkat dengan ssikat kawat baja sehinggga rigi-rigi las benarbenarr
bebas
d dari
terak,
selain
ittu
digunak kan
untuk
mem mbersihkan biidang bendaa kerja sebeluum dilas.
G Gambar 32. Palu P Terak ddan sikat baja (Pengelaasan Dan Pem motongan Dengan Panass, hal 31)
b) Alat Penjepit P ( Sm mit Tang ) Untuk mem megang bendda kerja yanng panas dippergunakan alat ( tang )pennjepit dengaan macam-m macam bentuuk, seperti bentu uk moncongg rata, moncong bulat, moncong srigala s dan monccong kombinnasi.
T Gambar 33. Smit Tang (Pengelasann Dan Pemottongan Denggan Panas, hal h 31)
33
b. Penggunaan Las Busur Manual Las busur manual termasuk salah satu proses las yang paling banyak digunakan dalam proses manufaktur dan perbaikan barangbarang mekanik dan konstruksi. Proses las busur manual menggunakan bahan pengisi atau bahan tambah yang disebut elektroda. Jenis elektroda las busur manual termasuk elektroda berselaput/ bersalutan, karena jenis elektroda ini terdiri dari kawat inti yang dibungkus oleh salutan/ fluksi ( flux ).
Gambar 34. Elektroda (Pengelasan Dan Pemotongan Dengan Panas, hal 32)
Tabel 1 Penggunaan elektroda dan kuat arus
Tebal bahan
Diameter elektroda
Kuat arus
(mm)
(mm)
(Ampere)
0-1
1,5
20-30
1-1,5
2
35-60
1,5-2,6
2,6
60-100
2,6-4,0
3,2
100-120
34
4,0-6
4
120-180
6-10
5
180-220
10-16
6
220-300
>16
8
300-400
(Sumber: Dines, Ginting hal : 24 )
Berikut ini beberapa contoh aplikasi penggunaan proses las busur manual, antara lain : Sambungan-sambungan kaki kolom, Konstruksi baja Balokbalok penyangga, Bejana bertekanan, Alat berat, dll.
1) Pengaturan Mesin Las a) Untuk mesin las AC, periksa apakah kabel elektroda sudah dihubungkan pada terminal yang bertanda elektroda. Demikian juga dengan terminal yang lain dan pilih voltage yang sesuai. b) Periksa
bahwa
handel
polaritas
telah
menunjukkan
pengkutuban yang sesuai dengan jenis elektroda yang dipakai, apabila mesin las tidak memiliki handel polaritas, yakinkan bahwa elektroda dan benda kerja telah disambung dengan terminal yang benar dan cukup kuat. 2) Pengaturan Arus Pengelasan :
35
Arus yang terlalu rendah akan menyebabkan tidak terjadi penembusan dan perpaduan yang baik antara kawat las dengan benda kerja dan kawah las sulit dikontrol. Pada arus yang terlalu tinggi akan menghasilkan banyak percikan terak, rigi las lebar dan penembusan terlalu dalam. Selanjutnya untuk menentukan besarnya arus listrik yang dipergunakan harus disesuaikan dengan tabel pemakaian arus yang terdapat pada setiap bungkus elektroda. 3) Persiapan Benda Kerja : Tempatkan benda kerja pada meja dengan kedudukan yang rata, bagian pelat yang panjang melintang pada badan anda, dengan maksud agar anda dapat melihat dengan jelas, dimana anda akan memulai dan menghentikan elektroda. Pakailah alatalat pelindung dan kemudian hidupkan mesin las. 4) Teknik Penyalaan Busur Las : Untuk latihan pertama kali gunakan elektroda E 6013, dengan diameter 3,25 mm, jepitlah ujung elektroda yang tidak berselaput pada penjepit ( tang ) elektroda. Sekarang elektroda sudah dialiri arus listrik, hati-hatilah terhadap sentuhan elektroda dengan meja kerja, karena. bisa terjadi penyalaan. Berdirilah pada posisi yang nyaman untuk dapat mengikuti gerakan elektroda. Jangan memegang pemegang elektroda terlalu
36
kuat attau kaku. Dengan peegangan yaang rilek akan a lebih memudaahkan dalam m penyalaan dan penarikaan busur. Arrahkan ujunng elektroda ke bendaa kerja denngan sudut elektrodda kurang llebih 70o teerhadap perrmukaan beenda kerja. Turunkaan ujung eelektroda yang y akan dinyalakann sehingga mencapai 30 mm di atas peermukaan benda b kerja. Sekarang turunkan n pelindung muka (helm m las).
Gambar 35.. Penyalaan bbusur las ( (Pengelasan Dan Pemoto ongan Dengan Panas, haal 33)
Nyyalakan busuur dengan menggoreska m an ujung elek ktroda pada permukaaan benda kerja seperrti menggoreskan korekk api atau menyenntuhkannya pada permu ukaan bendaa kerja. Keetika sudah mulai nampak n busuur, tarik elekktroda hinggga kurang leebih 6 mm, kembaliikan elektrooda ke posisi penyalaaan kemudiaan kurangi tinggi busur samppai jarakny ya sebesar diameter kawat k inti elektrodda ( muka daan mata tetap p harus dilinddungi oleh helm h las ). Ulangi latihann ini sampai menghasilkkan gerakan penyalaan p busur yaang baik dann tinggi busuur yang tetapp.
37
Selanjuttnya untuk mematikan busur, elekktroda haruus diangkat dengan cepat, ini ddimaksudkan untuk meencegah menempelnya ujung elektroda e paada permuk kaan benda kerja. Bilaa elektroda menemppel secara kuat pada benda kerjja, mesin las l supaya dimatikaan, kemudiaan etektroda dapat dileppas ( jika peerlu dengan dipahat ). 5) 5 Teknik Penarikan P B Busur/ Jalur Las L : Dengan tingggi busur kira-kira k saama dengan n diameter elektrodda tunggu hingga h lebaar kawah laas mencapaii ± 2 kali diameteer elektroda ssebelum men narik busur. Unntuk yang bbiasa menggunakan tanngan kanan penarikan busur dilakukan d ddari kiri kee kanan, seedangkan untuk u yang menggu unakan tanggan kiri peenarikannya dari kanan n ke kiri. Elektrodda membenttuk sudut 700-80° ke araah gerakan pengelasan p dan inii dinamakann sudut eleektroda. Unntuk mengontrol jalur pertahannkan lebar kkawah las ± 2 kali diametter elektrodaa.
2 x ∅
Gam mbar 36. Pen narikan Busur Las ((Pengelasan Dan Pemoto ongan Dengan Panas, haal 34)
38
Tiinggi
/
ppanjang
busur
las
ssangat
mem mpengaruhi
keberhaasilan atau kualitas k hasill las, untuk itu perlu diperhatikan d kesalahaan-kesalahann dalam mennarik busur laas berikut inii : a)
Bussur terlalu tinnggi/ panjang g : Hal ini akkan menyebbabkan penembusan yanng dangkal, diseekitar rigi lass banyak perrcikan, terjaddi pemakanann pada kaki jaluur las serta riggi las tidak rata r ( kasar )..
mbar 37. hasil las jika elekktroda terlaluu jauh Gam (Pengelaasan Dan Peemotongan D Dengan Panaas, hal 34)
b) Bussur terlalu renndah/ pendek k : Akan mennyebabkan rigi/ r jalur lass yang semppit ( kecil ), adaa resiko ujunng elektroda menempel pada p permukkaan benda kerjja.
39
Gambar 38. hasil lass jika elektrooda terlalu deekat h 34) (Pengelasaan Dan Pemootongan Denngan Panas, hal
Sekarang bandingkann dengan tinnggi busur yang y benar, yaittu satu kali diameter kawat k inti eelektroda. Peenembusan baik k dan rigi lass rata dan beersih.
Gambar 39. hasil las yanng baik (Pengelasaan Dan Pemootongan Denngan Panas, hal h 34)
6) 6 Mematikan Busur L Las Paada akhir riigi angkatlaah elektrodaa dengan ceepat dalam rangka mematikan m bbusu las. Peengangkatan busur secarra perlahan akan meenyebabkan banyak perccikan. Hal lain yang mungkin terjadi padda akhir jalu ur las ada kalanyaa
berlobangg
karena
teroksidasi
(porositaas)
untuk
menghinndari terjadinya oksidasii dapat dilakkukan dengaan dua cara yang daapat dilakukaan, yakni :
40
c)
Padda akhir jallur las, elek ktroda ditekkankan untuuk mengisi kaw wah, kemudiian diangkatt dengan ceepat secara tegak t lurus terh hadap jalur laas.
d) Sebbelum memaatikan busurr dorong keembali elekttroda kirakiraa 5mm denngan sudut elektroda dinaikkan dan busur penndek.
Teetapi bila jallur akan disaambung lagi,, maka pengisian ujung rigi dilaakukan dengaan cara berik kut : a) Kettika elektrodda tersisa anttara 40 – 500 mm, kembalikan arah elek ktroda sekitaar 15 –20 mm. Jangaan terlalu ceepat karena penncairan tetap harus dipertahankan. b) Tah han elektrodaa sebentar (± ± satu detik) baru diputu us busur las secaara agak ceppat dan tegakk lurus.
G Gambar 40. Mematikan M bbusur las (Pengelasaan Dan Pemootongan Denngan Panas, hal h 35)
41
2. Las Asetelin a. Peralatan Las Asetelin
Gambar 41. Peralatan Las Asetilin (Pengelasan Dan Pemotongan Dengan Panas, hal 12)
1) Silinder Gas Ukuran-ukuran silinder oksigen dan asetilin bermacammacam, tergantung kebutuhan pekerjaan, namun yang umum
42
dipakai adalah mulai dari 3500 liter, 5000 liter, 6000 liter dan 7000 liter. Adapun standar warna silinder oksigen biasanya adalah hitam dan silinder asetilin adalah merah, namun ada juga negara atau fabrik tertentu membuat standar warna tersendiri.
Gambar 42. Silinder Oksigen (Pengelasan Dan Pemotongan Dengan Panas, hal 13)
Gambar 43. Silinder Asetilin (Pengelasan Dan Pemotongan Dengan Panas, hal 13)
2) Regulator Regulator atau alat pengatur tekanan berfungsi untuk : a) Mengetahui tekanan isi silinder, b) Menurunkan tekanan isi menjadi tekanan kerja,
43
c) Mengetahui tekanan kerja, d) Menjaga tekanan kerja agar tetap (konstan) meskipun tekanan isi berubah-ubah, e) Mengamankan silinder, apabila terjadi nyala balik.
Pada regulator terdapat dua buah alat penunjuk tekanan atau biasa disebut manometer, yaitu manometer tekanan isi silinder dan manometer tekanan kerja. Manometer tekanan isi mempunyai skala lebih besar bila dibandingkan dengan manometer tekanan kerja. Perbedaan antara regulator asetilin dan regulator oksigen yang paling utama adalah : a) Regulator asetilin berulir kiri Pada waktu mengikat , putaran ulirnya ke arah kiri atau berlawanan dengan arah jarum jam, sedangkan untuk membuka diputar kearah kanan atau searah dengan jarum jam. b) Regulator oksigen berulir kanan Pada waktu mengikat putaran ulirnya kearah kanan atau searah dengan jarum jam, sedangkan untuk membuka diputar kearah kiri atau berlawanan dengan arah jarum jam. c) Warna bak manometer Regulator oksigen : terdapat tulisan oksigen, warna bak biru / hitam /abu-abu. Regulator asetilin : terdapat tulisan asetilin, warna bak merah.
44
Gambbar 44. Regullator Oksigenn dan Asetiliin (Pengelasaan Dan Pemootongan Denngan Panas, hal h 17)
3) 3 Slang Lass
Gambar 455. Slang Lass (P Pengelasan D Dan Pemoton ngan Dengann Panas, hal 18)
Funngsi slang laas adalah unntuk mengallirkan gas dari silinder ke pembaakar. Slang las dibuat dari d karet yang y berlapiss-lapis dan diperkuatt oleh seratt-serat bahaan tahan
ppanas. Slanng oksigen
berwarnaa hitam/biru/hhijau, sedang g slang asetiilin berwarnaa merah. Slanng las harus mempunyaii sifat : a)
Kuatt : Slang asetilin harus tahan tekannan 10 Kg / cm2, slang oksiggen harus tahhan terhadapp tekanan 20 Kg / cm2
45
b) Tahaan api / panass c)
Lemaas / tidak kakku / fleksibeel
4) 4 Pembakarr ( Torch) daan Tip Las
Gambar 46 6. Pembakarr Las (Pengelasann Dan Pemottongan Denggan Panas, hal h 19)
Gambarr 47. Tip Laas (Pengelasaan Dan Pemootongan Denngan Panas, hal h 19)
Fungsi Peembakar dann tip las : a)
Menccampur gas oksigen dann gas asetilin
b) Menggatur pengelluaran gas c)
Menggadakan nyaala api
46
b. Pemasangan Peralatan Las Asetilin Agar peralatan las dipasang secara benar dan sesuai dengan standar operasional, maka perlu diikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1) Letakkan silinder oksigen dan asetilin pada troli dalam keadaan berdiri tegak dan ikat dengan rantai pengaman .Buka segelnya pada masing-masing silinder. 2) Buka katup silinder oksigen dan asetilin. a) Buka katup silinder oksigen dan segera tutup kembali, hal ini dilakukan dengan cepat (kira-kira dalam waktu ½ detik), dengan tujuan untuk menghilangkan kotoran pada dudukan regulator (katup socket).
Gambar 48. pembukaan katup silinder oksigen (Pengelasan Dan Pemotongan Dengan Panas, hal 21)
47
b) Lakukan hal yang sama untuk silinder asetilin. 3) Pasanglah regulator oksigen dan asetilin secara bergantian pada masing-masing silinder.
Kencangkan dengan tangan
Gambar 49. pemasangan regulator (Pengelasan Dan Pemotongan Dengan Panas, hal 21)
a) Silinder oksigen mempunyai ulir kanan. b) Silinder asetilin mempunyai ulir kiri. c) Kencangkan dengan jari tangan untuk memastikan bahwa regulator sudah terpasang pada ulir dengan benar. d) Kencangkan dengan menggunakan kunci pas (spanner) yang benar. e) Periksa kran penyetel tekanan (pressure adjusting screw) pada kedua regulator, kran ini harus dalam keadaan kendor. f)
Buka katup silinder, gunakan kunci silinder yang benar dan perlahan-lahan putar kira-kira satu setengah putaran.
48
4) Pasanglah masing-masing slang las ke regulator.
Persambung l
Gambar 50. pemasangan slang regulator (Pengelasan Dan Pemotongan Dengan Panas, hal 21)
Gunakan kunci silinder (cylider key) serba guna untuk mengencangkan sambungan tersebut hingga kencang. 5) Pasanglah slang pada pembakar
Gambar 51. pemasangan slang pembakar (Pengelasan Dan Pemotongan Dengan Panas, hal 22)
49
6) Pasanglah tip las pada pembakar
Gambar 52. pemasangan tip las (Pengelasan Dan Pemotongan Dengan Panas, hal 22)
a) Pilih tip las yang sesuai dengan pekerjaan dan kencangkan dengan tangan. b) Untuk mengencangkan tip las hanya diperkenankan dengan kekuatan tangan, tidak boleh menggunakan alat yang lain. c) Periksa dan kencangkan kembali semua sambungan yang sudah selesai dipasang, dan periksa semua sambungan dari kebocoran
50
7) Pemeriksaan semua sambungan. Lihat gelembung
air
Air sabun
Gambar 53. pengecekan kebocoran (Pengelasan Dan Pemotongan Dengan Panas, hal 23)
a) Buka silinder oksigen katup kira-kira 1 sd 1,5 putaran hingga jarum manometer tekanan menunjuk angka tertentu, sesuai dengan tekanan isi silinder. b) Putar kran pengatur tekanan regulator oksigen sehingga menunjukkan tekanan 50 kPa atau yang setara., demikian juga untuk regulator asetilin. c) Oleskan
air
sabun
pada
setiap
sambungan
dengan
menggunakan kuas. Kebocoran gas dapat diketahui dengan adanya gelembung-gelembung air sabun pada sambungan,
51
bahkan kalau ada kebocoran yang cukup besar akan ada bunyi berdesis. d) Apabila terjadi kebocoran hendaknya mur penghubung atau klem slang dikencangkan lagi dengan mengguna-kan alat yang sesuai.
c. Penyalaan dan Pengaturan Nyala Api Las 1) Nyala api netral (Neutral flame) 2) Nyala api karburasi (Carburising flame) 3) Nyala api oksidasi (Oxidising flame)
1)
Nyala Api Netral (Neutral Flame)
Gambar 54. nyala api netral (Pengelasan Dan Pemotongan Dengan Panas, hal 23)
52
Yang dimaksud dengan nyala netral ialah perbandingan campuran asetilin dengan oksigen seimbang. Pada nyala netral terdapat dua bagian yaitu nyala inti dan nyala luar. Tanda-tandanya : a) Bentuk kerucut nyala inti tumpul.dan berwarna biru agak keputih-putihan. b) Disekitar kerucut nyala tidak ada kelebihan asetilin. Pemakaiannya digunakan untuk las cair hampir semua jenis logam, kecuali tembaga dan paduannya. 2) Nyala Api Karburasi (Carburising Flame)
Gambar 55. nyala api karburasi (Pengelasan Dan Pemotongan Dengan Panas, hal 24)
53
Yang dimaksud dengan nyala karburasi adalah nyala kelebihan asetilin. Kalau diperhatikan ada tiga bagian didalam nyala tersebut, yaitu : nyala inti (inner cone), nyala ekor (acetylene feather), dan nyala luar (outer cone). Tanda-tandanya : a) Bentuk kerucut nyala inti tumpul dan berwarna biru. b) Disekitar kerucut nyala terlihat kabut putih. Pemakaiannya untuk mengeraskan permukaan dan dapat juga digunakanuntuk mematri keras.
3) Nyala Api Oksidasi (Oxidising flame )
Gambar 56. nyala api oksidasi (Pengelasan Dan Pemotongan Dengan Panas, hal 24)
54
Yang dimaksud dengan nyala oksidasi ialah nyala kelebihan oksigen. Nyala ini terdiri dari dua bagian yaitu : nyala inti dan nyala luar. Tanda-tandanya : a) Kerucut nyala inti meruncing dan pendek. b) Warna kerucut nyala biru terang. Pemakaiannya digunakan untukmengelas tembaga dan paduannya.
F. Rancangan Modifikasi Rancangan Sepeda Bermesin yang akan di buat adalah seperti berikut
Gambar 57. Rancangan modifikasi rangka
55
Berikut data dan spesifikasi sepeda bermesin yang akan kami rakit. Sepeda Panjang
: 2040 mm
Lebar
: 630 mm
Tinggi
: 1000 mm
Jarak antara sumbu roda
: 1310 mm
Mesin Jenis
: 2 stroke, single cylinder, forced air-cooled,
Kapasitas silinder
: 30,5 cc
Daya maksimum
: 0,81 Kw (810 Wx746= 1,086 hp) /6000rpm
Sistem pengapian
: IC ignition (solid state)
Bahan bakar
: bensin campur (30:1)
56
BAB III PEMBAHASAN
A. Keselamatan Kerja Keselamatan kerja merupakan 56at al yang sangat penting untuk diketahui, dipahami dan dilaksanakan oleh pekerja dalam melakukan setiap pekerjaan di workshop. Mengingat keselamatan sipekerja (operator) sangat utama dalam suatu pekerjaan, maka keselamatan kerja harus diperhatikan dan dilaksanakan dalam melakukan suatu pekerjaan. Terutama keselamatan diri pekerja, alat, bahan dan lingkungan tempat pelaksanaan pangerjaan tersebut. Adapun keselamatan kerja secara garis besarnya dapat dibagi dalam tiga hal yaitu: 1. Keselamatan Diri Sendiri a. Memakai pakaian praktek saat bekerja b. Memakai kaca mata las, sarung tangn las, masker hidung sewaktu mengelas c. Disiplin dalam bekerja sesuai prosedur kerja yang ada d. Bersihkan peralatan sesudah bekerja kemudian kembalikan alat pada tempatnya e. Hindari benturan yang keras terhadap benda kerja f. Konsentrasi dan berhati-hati saat bekerja
56
57
2. Keselamatan Peralatanan Benda Kerja a. Memakai peralatan yng masih dalam keadaan baik b. Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya c. Bekerja sesuai dengan prosedur yang benar d. Bersihkan peralatan dan benda kerja sesudah bekerja, kemudian simpan peralatan sesuai pada temptnya masing – masing 3. Keselamatan lingkungan pekerjaan a. Bersihkan tempat kerja dari segala macam kotoran setelah bekerja b. Bekerjalah ditempat yang leluasa saat bekerja
B. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang diperlukan untuk modifikasi rangka pada sepeda bermesin adalah sebagai berikut : 1. Peralatan Kerja Peralatan kerja yang digunakan dalam memodiikasi rangka dapat dikelompokkan menjadi : a. Peralatan permesinan 1) Mesin bor dan kelengkapannya 2) Mesin gerinda 3) Las listrik dan kelengkapannya 4) Las asetelin dan kelengkapannya
58
b. Peralatan Kerja Bangku 1) Gergaji tangan 2) Kikir 3) Ragum 4) Penitik 5) Palu / martil 6) Toll box c. Peralatan pengukuran 1) Mistar baja 2) Meteran 3) Siku-siku d. Peralatan Pengecatan 1) Amplas 2) Sendok dompol 3) Spray gun e. Perlengkapan Keselamatan Kerja 1) Baju praktek 2) Sepatu kerja 3) Kaca 58at alas 4) Kaca mata gerinda 5) Sarung tangan 6) Masker
59
C. Modifikasi Pada Rangka 1. Bentuk Awal Rangka Bentuk awal dari rangka sepeda adalah seperti berikut :
Gambar 58. Rangka awal sepeda 2. Langkah kerja Setelah rancangan modifikasi rangka dipahami serta alat dan bahan dipersiapkan maka modifikasi pada rangka sepeda bermesin bias di mulai, sebelumnya untuk memudahkan dalam bekerja maka rangka sepeda kita bagi menjadi beberapa bagian seperti gambar di bawah ini.
60
Gambar 59. Bagian rangka sepeda
adapun langkah – langkah modifikasi pada rangka sepeda bermesin ini adalah sebagai berikut : a. Potong rangka (1) sepeda dan kemudian pisahkan.
Gambar 60. pemotongan rangka sepeda
b. Sediakan pipa Ø 28 dengan panjang 62 cm c. Begkokkan pipa pada salah satu ujungnya
61
Gambar 61. Membengkokkan pipa
d. Sambungkan pipa yang telah di bengkokkan pada rangka (2) dan rangka (6) dengan jarak 28 cm Dari titik (A) sesuai dengan gambar
Gambar 62. Penyambungan rangka 1
62
e. Potong sisa rangka (2) bagian atas
Gambar 63. Pemotongan rangka 2
f. Potong rangka (4) dengan jarak 10 cm dari titik (A) Sediakan 2 buah pipa dengan Ø 26 sepanjang 10 cm
63
Gambar 64. Pemotongan rangka 4
g. Lepaskan pin pengunci antara rangka (3) dan rangka (4) h. Sambungkan pipa yang telah di sediakan tepat di potongan rangka (4) sesuai dengan gambar di atas
Gambar 65. Penyambungan rangka 4
i. Sambungkan rangka (3) pada rangka (2) dengan jarak 38 cm dari titik (A) j. Sambungkan rangka rangka (3) dengan rangka (4) dengan jarak yang di sesuaikan pada panjang rangka (3)
64
Gambar 66. Penyambungan rangka 3 pada rangka 2 dan rangka 4
k. Sediakan besi kotak 2.5 cm dengan panjang 13 cm l. Sambungkan besi kotak antara rangka (5) dan rangka (2) dengan posisi horizontal pada jarak 10 cm dari titik (A)
Gambar 67. Penyambuungan rangka dudukan engine
m. Sediakan besi strip lebar 2 cm dengan panjang 9 cm dan 5 cm n. Sambungkan pada besi strip dengan panjang 9 cm pada rangka (5) dengan jarak 21 cm dari titik (A) secara horizontal o. Sambungkan pada besi strip dengan panjang 5 cm pada rangka (2) dengan jarak 21 cm dari titik (A) secara horizontal
65
Gambar 68. Penyambungan penahan samping engine
p. Sediakan besi pipa Ø ¾” sepanjang 28 cm q. Bengkokkan pipa yang telah di sediakan seperti pada langkah “C” di atas r. Sambungkan pipa secara vertical pada rangka (4) s. Sesuaikan dudukan jok pada ujung pipa yang telah di pasangkan tersebut
Gambar 69. Pemasangan rangka dudukan jok t. Setelah rangka sesuai dengan rancangan modifikasi pastikan semua sambungan telah di las dengan sempurna u. Rapikan sisa-sisa las dengan menggunakan gerinda tangan
D. Perhitungan Biaya Perhitungan biaya bertujuan untuk mengetahui biaya total yang diperlukan dalam perakitan sepeda bermesin. Perhitungan biaya pembuatan mencakup biayabiaya sebagai berikut :
66
1. Biaya Bahan Baku Biaya bahan baku adalah biaya yang diperlukan untuk pengadaan bahan pembuatan sepeda bermesin, baik komponen standar ( bahan jadi ) maupun bukan standar. Biaya untuk perakitan sepeda bermesin adalah sebagai berikut :
Tabel 2 Rincian Biaya Bahan Baku Sepeda Bermesin
No.
Nama barang
1
Sepeda onthel
2
mesin potong rumput (brush cutter)
3
Pelek roda depan belakang
4
Spesifikasi
Jumlah
Harga satuan
Jumlah harga
1 unit
Rp. 300.000,-
Rp. 300.000,-
YASUKA 328
1 unit
Rp. 700.000,-
Rp. 700.000,-
Araya 28”
2 unit
Rp. 75.000,-
Rp. 150.000,-
Jari-jari roda depan belakang
2 set
Rp. 18.000,-
Rp. 36.000,-
5
Rem teromol depan belakang
2 set
Rp. 47.500,-
Rp. 95.000,-
6
Lonceng putar
1 unit
Rp. 25.000,-
Rp. 25.000,-
7
Handel gigi sepeda
1 pasang
Rp. 10.000,-
Rp. 20.000,-
8
Spatboard sepeda depan belakang
1 pasang
Rp. 25.000,-
Rp. 50.000,-
9
Ban sepeda depan belakang
Swallow
1 pasang
Rp. 40.000,-
Rp. 80.000,-
10
Ban dalam sepeda depan belakang
Swallow
1 pasang
Rp. 13.000,-
Rp. 26.000,-
Power
67
11
Front fork
1 unit
Rp. 25.000,-
Rp. 25.000,-
12
Head parts set (mangkok garpu depan)
1 set
Rp. 10.000,-
Rp. 10.000,-
13
Raiser stang
1 buah
Rp. 25.000,-
Rp. 25.000,-
14
Stang sepeda
Rp. 15.000,-
Rp. 15.000,-
15
Jok sepeda
1 buah
Rp. 40.000,-
Rp. 40.000,-
16
Pedal pengayuh sepeda
1 unit
Rp. 15.000,-
Rp. 15.000,-
17
Standar sepeda onthel
1 unit
Rp. 35.000,-
Rp. 35.000,-
18
Besi pipa
2 batang
Rp. 20.000,-
Rp. 40.000,-
19
Mata gerinda
2 unit
Rp. 10.000,-
Rp. 20.000,-
20
Elektroda
1 kotak
Rp. 60.000,-
Rp. 60.000,-
21
rem
1 set
Rp. 25.000,-
Rp. 25.000,-
22
dompol
1 kg
Rp. 30.000,-
Rp. 30.000,-
23
Cat
1 kaleng (1/2 kg)
Rp. 20.000,-
Rp. 20.000,-
2 kaleng
Rp. 15.000,-
Rp. 30.000,-
Cat semprot
pasific
¾” 250 cm
RD - 260
Sanpolac
Diton (black dof)
24
thinner
1 kaleng
Rp. 30.000,-
Rp. 30.000,-
25
clear
1 kaleng
Rp. 30.000,-
Rp. 30.000,-
26
poxy
1 kaleng
Rp. 20.000,-
Rp. 20.000,-
27
Amplas
2 lembar
Rp. 5.000,-
Rp. 10.000,-
28
Handel gas
1 set
Rp.20.000,-
Rp. 20.000,-
1 pasang
Rp. 15.000,-
Rp. 15.000,-
60 x 135 cm
Rp. 50,000.-
Rp 50.000.-
Supra x
Handgrip sepeda motor
29
Besi plat
Tebal 1 mm
68
30
As gigi starter sepeda motor bekas
Honda supra x
1 unit
Rp. 20.000.-
Rp. 20.000,-
31
Rantai timing bekas sepeda motor bekas
Honda supra x (25H-84)
1 unit
Rp. 5.000,-
Rp. 5.000,-
32
Gigi primer dan sekunder starter sepeda motor
Honda supra x mata gigi primer : 12 mata dan sekunder : 41 mata
33
Freewheel MTB sepeda bekas
Sunrise
34
Naf roda belakang bekas sepeda
35
Freewheel single sepeda
36
Gigi sekunder Rp. 15.000,-
1 pasang
Gigi primer Rp. 10.000,-
Rp. 25.000,-
1 unit
Rp. 5.000,-
Rp. 5.000,-
1 buah
Rp. 5.000,-
Rp. 5.000,-
Sunrise 16 mata
1 buah
Rp. 10.000,-
Rp. 10.000,-
Roller rantai timing bekas sepeda motor
Honda supra x
1 buah
Rp. 2.000,-
Rp. 2.000,-
37
Lengan roller rantai timing sepeda motor
Bina part
1 buah
Rp. 10.000,-
Rp. 10.000,-
38
Pegas switch rem belakang sepeda motor
1 buah
Rp. 5.000,-
Rp. 5,000,-
39
Sekrup 4 mm dan mur
1 buah
Rp. 500,-
Rp. 500,-
40
Bearing 6002
3 buah
Rp. 10.000,-
Rp. 30.000,-
1 batang
Rp. 25.000,-
Rp. 25,000.-
2 buah
Rp. 3.000,-
Rp. 6.000,-
1 unit
Rp. 10.000,-
Rp. 10.000,-
2 unit
Rp. 15.000,-
Rp 30.000,-
Panjang 5 cm
41
Besi poros
Diameter 16 mm panjang 35 cm
42
Spi pengunci
Ukuran 15
43
Sproket depan sepeda multiple speed bekas
44
Rantai penggerak sepeda bermesin
RT-101 ½ “ x 1/8 “ x 114L
69
45
Rantai penggerak sepeda
Gold deer ½ “ x 3/32 “
2 unit
Rp.15.000,-
Rp. 30.000,-
46
Baut baja ukuran 12
Panjang 4 cm
4 buah
Rp. 5.000,-
Rp. 20.000,-
47
Mur 12 baja
10 buah
Rp. 500,-
Rp. 5.000,-
48
Ring 12
Tebal 1 mm
5 buah
Rp. 200,-
Rp. 1.000,-
49
Sproket depan sepeda onthel
Single speed 44 mata
1 buah
Rp. 25.000,-
Rp. 25.000,-
50
Rear derailler MTB
pasific
1 unit
Rp. 25.000,-
Rp. 25.000,-
51
Multiple Freewhell MTB
Everbest
1 unit
Rp. 25.000,-
Rp. 25.000,-
52
Gear shifter
1 pasang
Rp. 10.000,-
Rp. 10.000,-
53
Tensioner rantai sepeda motor
1 unit
Rp. 15.000,-
Rp. 15.000,-
54
Baut 14 dan mur
Panjang 4 cm
1 buah
Rp. 1.500,-
Rp. 1.500,-
55
Baut 12 dan mur
Panjang 4 cm
1 buah
Rp. 1.000,-
Rp. 1.000,-
56
Baut 17 dan mur
Panjang 3 cm
1 buah
Rp. 1.000,-
Rp. 1.000,-
Jumlah
Rp. 2.385.000,-
70
2. Biaya Permesinan dan Operator Biaya permesinan dan operator adalah biaya yang diperlukan untuk ongkos jasa pengerjaan komponen sepeda bermesin yang tidak bisa dilakukan di workshop. Biaya permesinan dan operator yang diperlukan adalah sebagai berikut : Tabel 3 Rincian Biaya Permesinan dan Operator No.
Pekerjaan
Jasa
1
Las asetelin tangki bahan bakar
Rp. 100.000,-
2
Bubut poros penggayuh sepeda
Rp. 25.000’-
3
Pres dan bubut poros gigi starter dan rumah kopling sentrifugal
Rp. 50.000,-
Jumlah
Rp. 175.000, -
E. Pengujian Setelah sepeda bermesin selesai, maka perlu diadakan pengujian di jalan terhadap sepeda bermesin yang sudah jadi. Pengujian tersebut meliputi pengujian terhadap akselerasi dan deselerasi. Sehingga dari pengujian tersebut dapat diketahui data – data dari sepeda bermesin bila berjalan dijalan umum.
1.
Pengujian Kecepatan Maksimum Pengujian kecepatan maksimum merupakan pengujian untuk mengetahui kecepatan maksimal kendaraan sepeda bermesin dengan jarak tertentu. Dalam
71
pengujian ini, diperlukan alat bantu berupa stopwatch, sepeda motor serta jalan atau lintasan yang dipakai untuk pengujian. Untuk awalan, sepeda terlebih dahulu dikayuh sampai kecepatannya menjadi 10 km/jam. Dan jarak pengujian dihitung mulai dari kecepatan 10 km/jam dengan pengayuh. Setelah pengujian tersebut dilakukan, Kecepatan maksimum sepeda dijlankan dengan bantuan mesin untuk menempuh jarak 100 m dengan kecepatan awal 10 km/jam (diawali/dibantu dengan pedal pengayuh) dengan berat pengendara 53 kg dan jarak pengujian dihitung mulai dari kecepatan 10 km/jam dengan pengayuh adalah sebesar 25 km/jam
2.
Pengujian Konsumsi Bahan Bakar Konsumsi bahan bakar sepeda bermesin telah diuji dengan parameter operasi sebagai berikut : a. Kecepatan awal sepeda 10 km/jam dijalankan dengan pengayuh. b. pada saat kecepatan 10 km/jam, sepeda dijalankan dengan mesin tanpa pengayuh dengan kecepatan 20 - 25 km/jam. c. Beban pengendara 53 kg. Dari data tersebut, didapat jarak tempuh sebesar : 1 liter bensin dicampur dengan 0,033 liter oli samping sepeda motor 2 tak = menempuh jarak 30 km.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan 1. merancang dan memodifikasi rangka pada sepeda bermesin di buat dengan bentuk sedemikian rupa agar pengendara bias nyaman dan memilii nilai keindahan khusus. 2. Dapat membantu proses belajar mengajar mahasiswa di workshop maupun di kelas jurusan teknik otomotif fakultas teknik universitas negeri padang. 3. Dapat menjadi inspirasi bagi para pecinta sepeda yang ingin memodifikasi sesuai keinginannya.
B. Saran Adapun saran yang dapat penulis berikan dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1.
Pengaruh respon pengemudi dapat mempengaruhi pengambilan data.
2.
Pemakaian mekanisme kopling sentrifugal standar mesin potong rumput sebaiknya ditukar dengan mekanisme kopling sentrifugal sepeda motor agar daya cengkram kampas lebih maksimal dalam memindahkan tenaga dengan beban yang lebih.
3.
Pemakaian
mesin
untuk
menggerakkan
sepeda
sebaiknya
diawali/dibantu terlebih dahulu dengan pengayuh agar mesin tidak dipaksa menerima beban yang terlalu besar. 4.
Modifikasi rangka sebaikknya dilakukan degan perencanaan matang
72
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2007. Buku panduan Penulisan Tugas Akhir/Skripsi. Padang: Universitas Negeri Padang. Dines, Ginting (1985). Dasar-Dasar Pengelasan. Bandung : Erlangga.
Soedjono. Dkk. (2009). Perkakas dan Bahan Teknik Otomotif. Bandung : Angkasa. Soedjono. (1994). Dasar-Dasar Pendidian Keterampilan Menggergaji Dengan Mesin. Jakarta : Bhratara. ______.(2010).“sejarah sepeda ______.(2009).“kreatif blogspot.com/
sepeda”.
dengan
Teknik
http://ksupointer.com/2010/sejarah-
barang
bekas”.
http://markas-ide.
______.(2009).“sepeda”. http://sepedahlover.wordpress.com/2009/12/18/ tentang-sepeda/ ______.(2009).“sepeda”. http://indonesialowrider.wordpress.com/2008/01 /21/ welcome-bro/ ______.(2008).“sejarah sepeda”.http://nanosuke.blogspot.com/2008/11/ sejarah-sepeda.html ______.(tt).“evolusi pada sepeda”. http://1.bp.blogspot.com/_ yuh63ykJqvo/SRgKJT7pzJI/AAAAAAAAAOw/Jhybly8lLGc/s16 00-h/800px-bicycle_evolution-ensvg1.png
______.(tt). Peralatan tangan dan mesin – mesin ringan. Batam
______.(tt). Pengelasan Dan Pemotongan Dengan Panas. Batam
______.(tt).”Sepeda Bermesin”. http://www.clker.com/clipart-2398 .html
______.(tt).“sepeda”. http://4.bp.blogspot.com/ kPXtV0XXqrI/Sy nJHIXkaDI/AAAAAAAAD0/IO7pzDxUyso/s1600h/LowriderDia gram.jpg