ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
MODIFIKASI ELEKTRODA HANGING MERCURY DROP DENGAN IMPRINTING ZEOLIT UNTUK SENSOR PADA ANALISIS KREATIN SECARA VOLTAMMETRI LUCUTAN
SKRIPSI
JULIE ANDRYA SARI
DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA 2012
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
MODIFIKASI ELEKTRODA HANGING MERCURY DROP DENGAN IMPRINTING ZEOLIT UNTUK SENSOR PADA ANALISIS KREATIN SECARA VOLTAMMETRI LUCUTAN
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Bidang Kimia pada Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga
Disetujui Oleh :
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Dra. Miratul Khasanah, M.Si NIP. 19681228 199303 1 001
Alfa Akustia Widati, S.Si., M.Si NIK. 139 080 770
ii Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Judul Penyusun NIM Pembimbing I Pembimbing II Tanggal ujian
: Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammatri Lucutan : Julie Andrya Sari : 080810182 : Dra. Miratul Khasanah, M.Si : Alfa Akustia Widati, S.Si., M.Si : 30 Agustus 2012
Disetujui Oleh : Pembimbing I,
Pembimbing II,
Dra. Miratul Khasanah, M.Si NIP. 19670304 199203 2 001
Alfa Akustia Widati, S.Si., M.Si NIK. 139 080 770
Mengetahui, Ketua Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga
Dr. Alfinda Novi Kristanti, DEA NIP. 19671115 199102 2 001
iii Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI
Skripsi ini tidak dipublikasikan, namun tersedia di perpustakaan dalam lingkungan Universitas Airlangga. Diperkenankan untuk dipakai sebagai referensi kepustakaan, tetapi pengutipan seijin penulis dan harus menyebutkan sumbernya sesuai kebiasaan ilmiah. Dokumen skripsi ini merupakan hak milik Universitas Airlangga
iv Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan”. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan akademis pendidikan sarjana sains dalam bidang kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan terimakasih kepada : 1.
Dra. Miratul Khasanah, M.Si selaku dosen pembimbing I atas bimbingan dan nasehatnya selama penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.
2.
Alfa Akustia Widati, S.Si., M.Si selaku dosen pembimbing II atas bantuan dan kesabarannya dalam memberikan bimbingan kepada penulis.
3.
Dr. Alfinda Novi Kristanti, DEA, selaku Kepala Departemen Kimia FSAINTEK Universitas Airlangga.
4.
Dr. Nanik Siti Aminah, M.Si selaku dosen wali yang telah memberikan banyak masukan selama proses perkuliahan.
5.
Ayah, ibu, eyang putri, eyang kakung, mbak Mita, dek Conny, dan seluruh keluarga yang telah banyak memberikan doa, semangat dan dukungan.
6.
Seluruh dosen pengajar di Departemen Kimia FSAINTEK Universitas Airlangga yang memberikan mata kuliah dengan sabar.
7.
Bapak Giman, bapak Kamto, mas Rochadi, dan semua karyawan di Departemen
Kimia
FSAINTEK
Universitas
Airlangga
yang
telah
memberikan bantuan dalam pelaksanaan penelitian skripsi ini. 8.
Sahabat-sahabat tercinta saya Asri, Aya, Adel, Marina, O’ox, Dita, Alivina, Culan, Bela, Mumun yang telah memberikan semangat dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.
9.
Genk volta Nikita, Fida, Ais, Ayu, Evril, Marina yang menjadi teman senasib seperjuangan dalam menyelesaikan penelitian skripsi ini.
10. Semua teman-teman angkatan 2008 dan 2009 yang telah membantu dalam
v Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
penulisan skripsi ini. 11. Abdurrazaq Al Muharram yang telah memberikan semangat, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, oleh karena itu kritik dan saran yang besifat membangun untuk kesempurnaan penulisan skripsi ini sangat diperlukan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surabaya, Juli 2012 Penulis,
Julie Andrya Sari
vi Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Sari, J.A., 2012, Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan. Skripsi ini di bawah bimbingan Dra. Miratul Khasanah, M. Si., dan Alfa Akustia Widati S.Si., M.Si., Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya ABSTRAK Pada penelitian ini telah dilakukan pembuatan imprinted zeolit (IZ) yang digunakan sebagai material pada pembuatan sensor dalam penentuan kadar kreatin secara voltammetri lucutan. Zeolit yang digunakan adalah zeolit sintesis yang porinya dikondisikan agar sesuai dengan ukuran partikel kreatin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik IZ, kondisi pelapisan IZ pada elektroda hanging mercury drop (HMD) dan kondisi awal kreatin dalam larutan, serta menguji validitas metode. Pada penelitian ini diperoleh kondisi optimum potensial akumulasi -700 mV selama 60 detik. Metode ini memiliki linieritas 0,996 yang diperoleh dari kurva standar dengan konsentrasi kreatin 1-5 ppb, limit deteksi yang diperoleh sebesar 0,44 ppb, sensitivitas bernilai 4,6664 nA/ppb cm2, dan nilai akurasi pada konsentrasi larutan standar 1, 3, dan 5 ppb berturut-turut adalah 111%, 97%, dan 99,2%. Kata kunci: imprinted zeolit, kreatin, voltammetri lucutan, HMDE
vii Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Sari, J.A., 2012, Modification of Hanging Mercury Drop Electrode with Imprinting Zeolite for Sensor on Analysis of Creatine by Stripping Voltammetry. This script is supervised by Dra. Miratul Khasanah, M. Si., and Alfa Akustia Widati S.Si., M.Si., Department of Chemistry, Faculty of Science and Technology, Airlangga University, Surabaya. ABSTRACT Synthesis of imprinted zeolite (IZ), which was used as material in the manufacture of sensors in determination of creatine in stripping voltammetry, had been done. The zeolite, which was used, was zeolite pores synthesis which was conditioned to be available in the size of the creatine particles. The purposes of this study were to determine the characteristics of IZ, IZ coating conditions on the hanging mercury drop (HMD) electrode and the initial conditions of creatine in solution, and test the validity of the method. In this research, it was obtained optimum conditions of accumulation potential at -700 mV for 60 seconds. The method had a linearity of 0.996 which was obtained from a standard curve of creatine 1-5 ppb, limit of detection obtained was 0.44 ppb, the value of sensitivity was 4,6664 nA/ppb cm2, and the accuracy value of the standard solution at concentration of 1, 3, and 5 ppb was respectively 111%, 97%, and 99.2%. Keywords: imprinted zeolit, creatine, stripping voltammetry, HMDE
viii Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL ............................................................................................ LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................ LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. LEMBAR PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI ...................................... KATA PENGANTAR ...................................................................................... ABSTRAK ........................................................................................................ ABSTRACT ...................................................................................................... DAFTAR ISI ..................................................................................................... DAFTAR TABEL............................................................................................. DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
i ii iii iv v vii viii ix xi xii xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................. 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 1.3 Tujuan Penelitian............................................................................. 1.4 Manfaat Penelitian ...........................................................................
1 4 4 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kreatin ............................................................................................. 2.1.1 Kreatin dalam tubuh manusia .............................................. 2.1.2 Analisis kreatin .................................................................... 2.2 Voltammetri .................................................................................... 2.2.1 Voltammetri lucutan ............................................................ 2.2.2 Elektroda ............................................................................. 2.3 Spektrofotometri Inframerah (IR) ................................................... 2.4 Spektrofotometri Difraksi Sinar-x................................................... 2.5 Zeolit ............................................................................................... 2.5.1 Modifikasi elektroda dengan zeolit .....................................
6 6 6 7 8 10 12 12 13 14
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 3.2 Bahan Penelitian .............................................................................. 3.3 Peralatan Penelitian ......................................................................... 3.4 Skema Penelitian ............................................................................. 3.5 Prosedur Penelitian.......................................................................... 3.5.1 Pembuatan larutan kreatin .................................................... 3.5.1.1 Pembuatan larutan induk kreatin 1000 ppm ............ 3.5.1.2 Pembuatan larutan kerja kreatin 10 ppm, 1 ppm, 50 ppb, 1 ppb ................................................................ 3.5.2 Pembuatan zeolit, non imprinted zeolit (NIZ), dan imprinted zeolit (IZ) ............................................................
16 16 16 17 18 18 18 18 18
ix Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
3.5.3 3.5.4 3.5.5
3.5.6 3.5.7 3.5.8
3.5.2.1 Pembuatan zeolit ...................................................... 3.5.2.2 Pembuatan non imprinted zeolit (NIZ) .................... 3.5.2.3 Pembuatan imprinted zeolit (IZ) .............................. Karakterisasi terhadap zeolit ................................................ Karakterisasi terhadap zeolit, NIZ, dan IZ ........................... Optimasi analisis kreatin secara voltammetri menggunakan Elektroda HMD ................................................................... 3.5.5.1 Optimasi potensial akumulasi ................................. 3.5.5.2 Optimasi waktu akumulasi ...................................... Karakterisasi sensor secara voltammetri .............................. Pembuatan kurva standar kreatin...... ................................... Uji validitas metode ............................................................. 3.5.8.1 Linieritas .................................................................. 3.5.8.2 Presisi (ketelitian) .................................................... 3.5.8.3 Sensitivitas............................................................... 3.5.8.4 Limit deteksi (LOD) ................................................ 3.5.8.5 Akurasi (ketepatan) .................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sintesis Zeolit, Non Imprinted Zeolit (NIZ), dan Imprinted Zeolit (IZ) .................................................................................................. 4.2 Karakterisasi Zeolit Menggunakan Difraksi Sinar-x ...................... 4.3 Karaterisasi Zeolit, NIZ, dan IZ Menggunakan FTIR .................... 4.4 Optimasi Analisis Kreatin Menggunakan Elektroda HMD ............ 4.4.1 Optimasi potensial akumulasi ............................................... 4.4.2 Optimasi waktu akumulasi ................................................... 4.5 Uji Kinerja Elektroda...................................................................... 4.6 Kurva Standar Kreatin ..................................................................... 4.7 Uji Validitas Metode ....................................................................... 4.7.1 Linieritas................................................................................. 4.7.2 Presisi (ketelitian) ................................................................... 4.7.3 Sensitivitas ............................................................................. 4.7.4 Limit deteksi (LOD) ............................................................... 4.7.5 Akurasi (ketepatan) ................................................................
18 19 19 20 20 20 21 21 21 22 22 22 23 24 24 25
26 28 29 33 33 35 37 39 41 41 41 42 43 43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan...................................................................................... 44 5.2 Saran ................................................................................................ 45 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 46 LAMPIRAN
x Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR TABEL Nomor
Judul Tabel
Halaman
2.1
Data rentang potensial pengukuran elektroda kerja pada voltammetri
11
4.1
Data bilangan gelombang puncak spektra FTIR zeolit, NIZ, dan IZ
30
4.2
Data hasil analisis kreatin pada berbagai potensial akumulasi kreatin pada elektroda HMD
34
4.3
Data hasil optimasi waktu akumulasi kreatin menggunakan elektroda HMD
36
4.4
Data hasil analisis kreatin 50 ppb pada uji kinerja elektroda HMD, HMD-zeolit, HMDIZ, dan HMD-NIZ secara voltammetri lucutan
38
4.5
Data hasil pengukuran arus larutan standar kreatin
40
4.6
Data hasil perhitungan standar deviasi dan koefisien variasi
42
xi Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR GAMBAR Nomor
Judul Gambar
Halaman
2.1
Struktur kimia kreatin
6
2.2
Unit bangun sekunder zeolit
14
4.1
Skema pembuatan NIZ dan IZ
28
4.2
Spektra difraksi sinar-x zeolit sintesis TS-1
29
4.3
Spektra IR zeolit, NIZ, dan IZ
31
4.4
Grafik hubungan antara arus kreatin 50 ppb dengan potensial akumulasi menggunakan elektroda HMD
34
4.5
Voltammogram kreatin pada potensial akumulasi -700 mV menggunakan elektroda HMD
35
4.6
Grafik hubungan antara arus kreatin 50 ppb dengan waktu akumulasi menggunakan elektroda HMD
36
4.7
Voltammogram kreatin pada waktu akumulasi 60 detik menggunakan elektroda HMD
37
4.8
Grafik hubungan antara konsentrasi kreatin dengan nilai arus
40
xii Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR LAMPIRAN Nomor
Judul
1
Perhitungan Pembuatan Larutan Kerja Kreatin
2
Perhitungan Komposisi Zeolit
3
Analisis Data Validasi Metode
4
Voltammogram Kreatin Hasil Optimasi Waktu Akumulasi Menggunakan Elektroda HMD
5
Voltammogram Kreatin Hasil Optimasi Potensial Akumulasi Menggunakan Elektroda HMD
6
Voltammogram Karakterisasi Kreatin Menggunakan Elektroda HMD, HMD-NIZ, HMD-IZ, dan HMD-zeolit
7
Spektra IR Zeolit, NIZ, dan IZ
xiii Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Permasalahan Kreatin merupakan senyawa nitrogen fisiologis yang disintesis dari asam amino. Kreatin juga dikenal sebagai asam asetat metilguanidin (Stout et al., 2008). Asam amino yang berperan dalam sintesis kreatin adalah arginin, glisin dan S-metilmetionin (Wyss dan Kaddurah-Daouk, 2000). Kreatin dalam jumlah yang tepat dapat meningkatkan kinerja olahraga atau dalam kegiatan yang membutuhkan energi tinggi, mengurangi kelelahan, mempercepat pemulihan energi dan pertumbuhan otot, meningkatkan kekuatan otot, meningkatkan ukuran otot tanpa mempengaruhi lemak tubuh (Flisinska dan Bojanowska, 1996). Hasil beberapa peneliti telah menunjukkan bahwa jumlah kreatin yang berlebihan dapat menyebabkan pencernaan yang tidak lancar, diare, kram otot, dan gagal ginjal (Brudnak, 2004). Metode analisis kreatin yang umum digunakan dalam bidang kesehatan adalah spektrofotometri UV-VIS. Metode yang didasarkan pada serapan cahaya ini mudah untuk dilakukan dan mempunyai selektivitas tinggi. Tetapi analisis kreatin menggunakan metode spektrofotometri memerlukan waktu yang lama serta membutuhkan sampel yang banyak (Sewell et al., 2002). Metode lain yang dapat digunakan untuk analisis kreatin dalam plasma manusia adalah kapiler zona elektroforesis yang merupakan metode pemisahkan komponen atau molekul yang bermuatan berdasarkan perbedaan tingkat migrasinya dalam sebuah medan listrik.
1 Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2
Metode ini memiliki efisiensi dan selektivitas yang baik namun penggunaan listriknya boros karena menggunakan tegangan tinggi (Zinellu et al., 2005). Mo et al (2003) juga telah melakukan penentuan kreatin dalam larutan air maupun dalam plasma tikus menggunakan metode kromatografi cair. Analisis ini membutuhkan sampel dalam jumlah yang kecil, daya pisah cukup tinggi, waktu analisis cepat dan akurat. Namun pada proses pengerjaannya, harus dilakukan penentuan yang sesuai. Metode voltammetri pulsa differensial juga telah dikembangkan untuk analisis kreatin (Stefan dan Bokretsion, 2003). Voltammetri merupakan teknik yang cepat dan akurat yang sangat sesuai untuk menganalisis kadar kreatin (Braitina et al., 2000). Pada metode voltammetri, elektroda merupakan komponen terpenting. Sensitivitas metode voltammetri salah satunya ditentukan oleh jenis elektroda yang digunakan. Salah satu elektroda yang sering digunakan pada analisis secara voltammetri adalah elektroda cair seperti elektroda hanging mercury drop (Wang, 2000). Elektroda HMD mempunyai luas permukaan yang reproducible serta arus background rendah (Mendham dan Jenney, 2000). Penggunaan elektroda tanpa modifikasi untuk analisis kreatin dalam sampel serum seringkali diganggu oleh senyawa lain dan menyebabkan penyimpangan nilai respon kreatin (Lakshmi et al., 2007). Pada penelitian ini dikembangkan sensor untuk analisis kreatin secara voltammetri lucutan dengan cara memodifikasi elektroda merkuri dengan zeolit tercetak molekul kreatin (imprinted zeolit/IZ).
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
3
Zeolit mempunyai struktur berpori dan dapat digunakan sebagai penyaring molekul. Aktivitas zeolit dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu, stabilitas termal, hidrofobisitas/hidrofilisitas dari permukaan zeolit (Xu et al., 2007). Zeolit mempunyai sifat sebagai adsorben yang selektif dan mempunyai stabilitas termal yang tinggi (Ardakani et al., 2005). Pada penelitian ini dilakukan sintesis zeolit dan zeolit yang tercetak molekul kreatin (Imprinted zeolit). Imprinted zeolit disintesis dari tetraetil ortosilikat
(TEOS),
tetrapropilamonium
hidroksida
(TPAOH),
tetrabutil
ortotitanat (TBOT), air, dan analit kreatin. Kemudian kreatin yang terperangkap dalam struktur zeolit diekstraksi sehingga terbentuk cetakan yang diharapkan hanya sesuai dengan bentuk dan ukuran kreatin. Zeolit, IZ dan non imprinted zeolit (NIZ) dikarakterisasi menggunakan fourier transform infrared (FTIR) spectrophotometer. Selanjutnya IZ digunakan untuk memodifikasi elektroda HMD melalui pelapisan. Pelapisan zeolit pada elektroda HMD dilakukan secara in situ, yaitu penempelannya pada permukaan elektroda dilakukan bersamaan dengan akumulasi
kreatin
pada
elektroda.
Sensor
modifikasi
yang
terbentuk
dikarakterisasi (diuji kinerjanya) dengan cara mengaplikasikannya untuk analisis kreatin konsentrasi tertentu dan dibandingkan hasilnya dengan hasil analisis menggunakan elektroda HMD, HMD-zeolit dan HMD-NIZ. Parameter analisis yang dipelajari pada penelitian ini adalah potensial dan waktu akumulasi IZ atau kreatin pada permukaan elektroda HMD. Selanjutnya
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
4
dilakukan uji validitas metoda meliputi linieritas, sensitivitas, presisi, limit deteksi, dan akurasi. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah hasil karakterisasi zeolit, NIZ dan IZ menggunakan FTIR? 2. Berapakah kondisi optimum potensial akumulasi dan waktu akumulasi pada analisis kreatin secara voltammetri lucutan menggunakan elektroda HMD? 3. Bagaimana hasil analisis kreatin menggunakan elektroda HMD, HMD-zeolit, HMD-IZ dan HMD-NIZ? 4. Berapakah nilai validitas metode analisis kreatin secara voltammetri lucutan menggunakan elektroda HMD-IZ meliputi linieritas, presisi, sensitivitas, limit deteksi, dan akurasi? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Melakukan karakterisas zeolit, NIZ dan IZ menggunakan FTIR, 2. Mengetahui kondisi optimum potensial akumulasi dan waktu akumulasi pada analisis kreatin secara voltammetri lucutan menggunakan elektroda HMD, 3. Melakukan uji kinerja elektroda modifikasi dengan cara membandingkan hasil analisis kretin menggunakan elektroda HMD-IZ dengan hasil analisis menggunakan elektroda HMD, HMD-zeolit, dan HMD-NIZ, 4. Mengetahui linieritas, presisi, sensitivitas, limit deteksi, dan akurasi metode voltammetri lucutan menggunakan elektroda HMD-IZ dalam analisis kreatin,
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
5
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini untuk bidang biomedis dan kesehatan adalah diperoleh sensor voltammetri yang sensitif terhadap kreatin sehingga dapat menjadi metode alternatif pada pengukuran kreatin, mendampingi teknik spektrofotometri yang selama ini digunakan di bidang biomedis dan kesehatan. Sedangkan manfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan adalah dapat dikembangkan teknik lain untuk deteksi analit terutama analit yang kadarnya sangat kecil.
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kreatin
2.1.1
Kreatin dalam tubuh manusia Kreatin merupakan senyawa alami guanidino yang memainkan peran
penting dalam metabolisme. Konsentrasi serum kreatin dapat diamati pada kasus katabolisme otot (Burke et al., 1999). Kreatin dapat ditemukan dalam daging dan jaringan otot dari mamalia (Stout et al.,2008). Kreatin mempunyai rumus molekul C4H9N3O2, dengan massa relatif 131 dan titik leleh 303°C (O’Neil, 2001). Nama IUPAC dari kreatin adalah asam 2-(metilguanidino) etanoat. Struktur kimia kreatin ditunjukkan pada gambar 2.1. NH2 H2 C
C H2N
O
N
C
CH3
O
Gambar 2.1 Struktur kimia kreatin (O’Neil, 2001) Dalam otot rangka, kreatin disintesis secara endogen dari arginin, glisin, dan S-metilmetionin. Kreatin didistribusikan ke seluruh tubuh, namun 95% ditemukan dalam otot rangka dan sisanya (5%) ditemukan di otak, hati, ginjal, dan testis (Nasrallah et al., 2009). Kreatin memainkan peran penting dalam pemeliharaan tulang dan massa otot (Kasumov et al., 2009).
6 Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
7
2.1.2 Analisis kreatin Pada bidang biomedis, metode analisis kadar kreatin yang digunakan adalah secara spektrofotometri UV-VIS. Sampel diukur secara spektrofotometri pada panjang gelombang 219 nm. Kadar kreatin ditentukan berdasarkan perbedaan absorbansi antara larutan sampel dengan larutan kreatin kontrol pada panjang gelombang tersebut. Dengan metode ini, limit deteksi yang diperoleh sebesar 1,603 mg/dL atau 16,03 ppm (Sewell et al., 2002). Metode voltammetri lucutan menggunakan elektroda HMD merupakan metode yang dapat digunakan untuk menganalisis senyawa elektroaktif dalam tubuh. Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan analisis kreatin dalam serum secara
voltammetri
menggunakan
elektroda
HMD.
Penelitian
tersebut
menghasilkan limit deteksi yang diperoleh adalah 0,11 ppb. Harga recovery kreatin yang diperoleh pada serum kontrol adalah 95,57±10,38%, sedangkan recovery kreatin pada sampel darah adalah 96,43±4,66% (Lakshmi et al., 2007). 2. 2
Voltammetri Voltammetri merupakan metode elektrokimia yang mengamati hubungan
arus dan potensial. Arus yang dihasilkan pada analisis secara voltammetri sebanding dengan konsentrasi spesi kimia di dalam larutan. Semua unsur yang dapat mengalami reaksi oksidasi atau reduksi di permukaan elektroda dapat dianalisis secara voltammetri (Saryati dan Wardiyati, 2007). Voltammetri merupakan teknik elektroanalisis untuk pengukuran arus yang mengalir melalui sel elektrokimia sebagai fungsi potensial. Faktor yang mempengaruhi efisiensi analisis menggunakan voltammetri adalah limit deteksi
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
8
dan sensitivitas. Dalam voltammetri dikenal istilah difusi dan migrasi. Difusi adalah perpindahan massa karena adanya perbedaan konsentrasi. Akibat proses difusi ini maka timbul arus yang disebut arus difusi. Migrasi disebabkan oleh komponen ion yang mengalir dalam sel ke permukaan elektroda. Ion positif bergerak menuju elektroda kerja yang bermuatan negatif dan ion negatif bergerak dalam arah yang berlawanan. Proses migrasi tersebut dapat menyebabkan timbulnya arus migrasi dan mempengaruhi arus total yang terukur. Pada analisis secara voltammetri, hanya arus difusi yang diharapkan. Proses migrasi dapat dikurangi dengan cara menambahkan elektrolit pendukung, seperti larutan KCl 0,2 M. Konsentrasi elektrolit pendukung biasanya jauh lebih besar dari konsentrasi analit, sehingga kontribusi analit terhadap arus migrasi dapat diabaikan (Thomas dan Henze, 2001). 2.2.1 Voltammetri Lucutan Voltammetri lucutan merupakan teknik analisis elektrokimia yang didasarkan pada pengukuran arus difusi pada saat analit terlucut dari permukaan elektroda kerja. Analit mengalami oksidasi atau reduksi pada potensial tertentu di permukaan elektroda kerja (Mendham dan Jenney, 2000). Teknik voltammetri lucutan merupakan teknik yang efisien untuk penentuan tingkat konsentrasi subnanomolar. Teknik ini memiliki beberapa kelebihan yaitu mudah, cepat, limit deteksi rendah, akurasi tinggi, dan rentang konsentrasi pengukuran yang luas (AlGhamdi dan Hefnawy, 2012). Proses yang terjadi pada voltammetri lucutan meliputi dua tahap yaitu tahap deposisi (plating) analit ke permukaan elekroda dan tahap lucutan
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
9
(stripping) analit dari elektroda (Mendham dan Jenney, 2000). Dalam voltammetri lucutan dikenal istilah lucutan anodik (anodic stripping), yaitu selama tahap deposisi elektroda kerja bertindak sebagai katoda dan analit mengalami reduksi, sedangkan selama tahap lucutan elektroda kerja bertindak sebagai anoda dan analit mengalami oksidasi. Dalam hal ini potensial akumulasi lebih negatif dari potensial puncak (Wang, 2000). Deposisi merupakan proses pemekatan analit dengan cara mengakumulasikannya pada elektroda pada potensial dan waktu tertentu. Sedangkan lucutan merupakan tahapan dimana analit dilepaskan (dilucutkan) kembali dari elektroda ke dalam larutan. Setelah proses lucutan diperoleh voltammogram yang menyatakan kurva hubungan potensial dan arus (Harvey, 2000). Analisis sampel dengan metode voltammetri lucutan dipengaruhi oleh beberapa parameter pengukuran diantaranya yaitu potensial akumulasi dan waktu akumulasi. Potensial akumulasi adalah potensial yang diberikan pada elektroda selama proses akumulasi analit berlangsung. Sedangkan waktu akumulasi atau waktu deposisi adalah lamanya waktu yang diperlukan oleh analit untuk terakumulasi pada elektroda. Semakin lama waktu akumulasi semakin banyak analit yang dapat terakumulasi pada elektroda (Wang, 2000). Puncak voltammogram yang dihasilkan dari metode voltammetri menggunakan teknik pulsa differensial, mempunyai arus yang besarnya sebanding dengan konsentrasi analit yang dianalisis. Hal ini sesuai dengan hukum Faraday pada persamaan 2.1.
Ce =
Skripsi
i1.td nFV
……………………………….. (2.1)
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
10
Dengan Ce adalah konsentrasi analit yang terakumulasi pada elektroda, i l adalah arus batas untuk akumulasi, td merupakan waktu akumulasi, n adalah jumlah elektron yang terlibat dalam proses akumulasi, F merupakan bilangan Faraday, dan V adalah volume elektroda (Wang, 2000). 2.2.2
Elektroda Elektroda merupakan komponen utama voltammetri yang berfungsi
sebagai detektor analit yang akan direspon untuk menghasilkan sinyal arus. Analisis secara voltammetri melibatkan tiga elektroda yaitu elektroda kerja (working electrode), elektroda pembanding (reference electrode), dan elektroda pembantu (counter electrode) (Skoog, 1985). Ketiga elektroda dicelupkan ke dalam larutan yang mengandung analit dan juga elektrolit pendukung. Elektroda kerja merupakan elektroda yang sensitif terhadap analit yang dianalisis dan sebagai tempat analit mengalami reaksi reduksi-oksidasi. Elektroda kerja yang bagus dapat memberikan respon dan sinyal yang baik pada analit, mempunyai luas permukaan yang reproducible, serta memiliki arus background yang rendah. Elektroda kerja yang banyak digunakan pada voltammetri adalah elektroda merkuri, karbon, dan logam mulia seperti platina dan emas (Wang, 2000). Dalam analisis voltammetri, elektroda kerja yang sering digunakan adalah elektroda HMD. Elektroda HMD bersifat reproducible, mudah dimodifikasi, dan memiliki permukaan yang halus (Wang, 2000). Selain itu, elektroda kerja lain yang banyak digunakan pada voltammetri adalah elektroda glassy carbon (GC). Elektroda GC memiliki sifat mekanik yang kuat sehingga dapat digunakan secara
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
11
luas dalam pengukuran. Selain itu, permukaan elektroda karbon mudah untuk dimodifikasi. Namun demikian elektroda GC biasanya memberikan arus background yang tinggi (Wilson dan Wilson’s, 1992). Pada Tabel 2.1 ditampilkan besarnya rentang pengukuran pada elektroda merkuri dan glassy carbon. Tabel 2.1 Data rentang potensial pengukuran elektroda kerja pada voltammetri Jenis Elektroda Hanging mercury drop electron (HMDE) Mercury film electrode (MFE) Glassy carbon electrode (GCE) Sumber : Kopanica, 1993
Rentang Potensial Pengukuran(V) + 0,2 – (-2,0) +0,2 – (-1,3) +1,5 – (-0,8)
Elektroda pembanding merupakan elektroda dengan nilai potensial sel yang telah diketahui, konstan dan tidak peka terhadap larutan yang sedang dianalisis. Elektroda pembanding hanya berfungsi untuk mengontrol beda potensial dari elektroda kerja. Elektroda pembanding yang sering digunakan adalah elektroda Ag/AgCl. Elektroda Ag/AgCl dapat dibuat dengan cara mencelupkan kawat perak pada larutan jenuh KCl, sehingga terbentuk lapisan tipis AgCl pada permukaan kawat Ag (Skoog, 1985). Elektroda pembantu merupakan elektroda yang berpasangan dengan elektroda kerja tetapi tidak berperan dalam menentukan besarnya potensial yang diukur. Selama proses lucutan (stripping) arus mengalir diantara elektroda pembantu dan elektroda kerja. Elektroda yang biasanya digunakan sebagai elektroda pembantu yaitu Pt dan karbon yang memiliki sifat inert dan tidak dipengaruhi oleh arus (Skoog et al., 1998).
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
12
2. 3
Spektrofotometri Inframerah (IR) Spektrofotometri inframerah merupakan teknik analisis suatu senyawa
yang digunakan untuk menentukan gugus fungsi senyawa dan karakteristik senyawa yang sudah diketahui strukturnya. Daerah bilangan gelombang dituliskan dalam satuan cm-1. Daerah radiasi spektrofotometri inframerah berkisar antara bilangan gelombang 4000-400 cm-1. Pada spektrum absorbsi dibuat dengan bilangan gelombang pada sumbu x dan persentase transmitan (T) pada sumbu y (Khopkar, 1990). Spektrofotometri inframerah dapat digunakan untuk analisis sampel berupa cairan maupun padatan. Analisis pada sampel cairan mempunyai sel khusus berupa pelat NaCl. Cairan diteteskan pada pelat berupa lapisan tipis. Untuk sampel berupa padatan digunakan teknik pelet KBr. Teknik ini dilakukan dengan cara menumbuk (0,1-2,0)% sampel dengan KBr, kemudian ditekan dengan tekanan tinggi dalam cetakan hingga membentuk pelet KBr yang transparan. Pelet tersebut diletakkan dalam sel alat spektrofotometer inframerah kemudian didapatkan spektrum IR sampel (Sitorus, 2009). 2.4
Spektrofotometri Difraksi Sinar-X Spektrofotometri difraksi sinar-x adalah suatu metode yang digunakan
untuk mengetahui proses hamburan sinar-x oleh bahan kristal. Difraksi sinar-x tergantung pada panjang gelombang dan struktur kristal. Apabila panjang gelombang lebih kecil daripada ukuran atom maka akan terjadi difraksi. Prinsip kerja difraksi sinar-x berdasarkan pada persamaan Bragg, yang dapat dilihat pada persamaan 2.2.
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
13
n.λ = 2.d.sin θ
……………………………….. (2.2)
Dengan n= 1,2, dan seterusnya, λ adalah panjang gelombang sinar-x yang digunakan, d adalah jarak antara dua bidang kisi, θ adalah sudut antara sinar datang dengan sinar pantul, dan n adalah bilangan bulat yang disebut sebagai orde pembiasan. Berdasarkan persamaan Bragg, sinar-x yang ditembakkan ke sebuah atom-atom akan terserap dan dihamburkan. Sinar-x yang diserap oleh atom-atom menyebabkan terjadinya eksitasi elektron yang dapat memancarkan elektron dan sinar-x. Sinar-x yang dihamburkan oleh atom-atom kemungkinan dapat menyebabkan terjadinya kehilangan elektron dan tidak kehilangan elektron pada proses hamburan cahaya (Chorkendorff dan Niemantsverdriet, 2003) 2.5
Zeolit Zeolit merupakan kristal yang mempunyai karakter mikroporous (diameter
kurang dari 2 nm) serta mempunyai stabilitas suhu yang tinggi. Rumus kimia zeolit adalah Mc/n [ (AlO2)C (SiO2)d ].bH2O, dengan ketentuan Mc/n adalah kation logam alkali atau alkali tanah, n adalah valensi logam alkali, c adalah bilangan tertentu alumina dari 2-10, d adalah bilangan tertentu silika dari 2-7, b adalah jumlah molekul air kristal. Zeolit sering digunakan sebagai penyaring molekul karena bersifat selektif (Xu et al, 2007). Zeolit dapat memisahkan molekulmolekul berdasarkan ukuran dan bentuk struktur kristal zeolit. Zeolit berfungsi sebagai penjebak molekul agar tertahan pada porinya (Harahap, 2006). Zeolit memiliki beberapa tipe, diantaranya adalah TS-1 yang mempunyai struktur MFI. Struktur MFI pada TS-1 didapatkan dari substitusi titanium pada kerangka silika. Titanium yang berada di dalam kerangka silika mempunyai
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
14
struktur tetrahedral (Prasetyoko et al, 2005). Berdasarkan ukuran pori-porinya, zeolit dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu sistem pori cincin-8 oksigen, sistem pori cincin-10 oksigen, dan sistem pori cincin-12 oksigen (Subagjo, 1993). Pada struktur MFI, zeolit mempunyai sistem pori cincin-10 oksigen. Struktur zeolit terdiri dari satuan unit pembangun primer dan yang paling kecil berupa tetrahedral TO4. Setiap atom T terkoordinasi untuk empat atom oksigen, sedangkan masing-masing atom oksigen menjembatani dua atom T. Selanjutnya, unit pembangun primer membentuk rangkaian menjadi unit yang lebih besar yaitu unit pembangun sekunder. Unit pembangun sekunder berupa rantai dan lapisan. Unit pembangun sekunder ini berisi hingga 16 atom tetrahedral terkoordinasi (Xu et al, 2007). Unit bangun sekunder ditunjukkan pada Gambar 2.2.
2.5.1
Gambar 2.2 Unit bangun sekunder zeolit (Liebau, 1985) Modifikasi elektroda dengan zeolit Saat ini elektroda termodifikasi zeolit dimanfaatkan dalam beberapa
aplikasi, terutama dalam elektroanalisis. Elektroda termodifikasi zeolit sangat bagus digunakan pada metode voltammetri karena elektroda yang dimodifikasi dengan zeolit dapat membedakan analit dengan ukuran partikel yang berbeda.
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
15
Zeolit dengan struktur berpori mempunyai sifat seperti penyaring molekul dengan sensitivitas yang tinggi, dan selektivitasnya terhadap analit didasarkan pada ukurannya (Walcarius, 1998).
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik dan
Laboratorium Instrumentasi Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga, serta dilakukan di Laboratorium Bersama Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Januari sampai Juni 2012. 3.2
Bahan Penelitian Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini adalah kreatin
(C4H9N3O2),
tetraetil
ortosilikat
(TEOS),
tetrapropilamonium
hidroksida
(TPAOH), tetrabutil ortotitanat (TBOT), 2-propanol (C3H8O). Air yang digunakan adalah akuabides. Bahan yang digunakan adalah pro analisis. 3.3
Peralatan Penelitian Peralatan yang digunakan adalah 797 Voltammetry Computrace (MVA
system-1) yang terdiri atas wadah sampel, pengaduk magnetik, processor unit, PC, elektroda kerja hanging mercury drop (HMD), elektroda pembanding Ag/AgCl dan elektroda counter Pt. Peralatan lainnya adalah mikropipet, oven, neraca analitik, serta peralatan pendukung lain.
16 Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
17
3.4 Skema Penelitian Pembuatan larutan kreatin
Pembuatan zeolit, NIZ dan IZ
Karakterisasi zeolit, NIZ dan IZ
XRD FTIR
Optimasi parameter analisis kreatin menggunakan elektroda HMD-IZ
Potensial akumulasi waktu akumulasi
Uji kinerja elektroda HMD-IZ
Dibandingkan dengan elektroda HMD, HMD-zeolit dan HMD-NIZ
Pembuatan kurva standar
Uji validitas metode
Skripsi
Linieritas Presisi Sensitivitas Limit deteksi Akurasi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
18
3.5 Prosedur Penelitian 3.5.1 Pembuatan larutan kreatin 3.5.1.1 Pembuatan larutan induk kreatin 1000 ppm Sebanyak 0,1000 gram kreatin dilarutkan dalam air hingga tepat larut dalam gelas beker 100 mL. Kemudian larutan dipindahkan secara kuantitatif ke dalam labu ukur 100 mL dan diencerkan dengan air sampai tanda batas dan dikocok hingga homogen. 3.5.1.2 Pembuatan larutan kerja kreatin 10 ppm, 1 ppm, 50 ppb, 1 ppb Larutan kerja kreatin dengan konsentrasi 10 ppm dan 1 ppm masingmasing dibuat dengan cara memipet 1,0 mL larutan induk kreatin 1000 ppm dan 10,0 mL larutan kerja 10 ppm. Masing-masing larutan dipindahkan ke dalam labu ukur 100 mL, diencerkan dengan air sampai tanda batas dan dikocok hingga homogen. Larutan kerja kreatin 50 ppb dan 1 ppb masing-masing dibuat dengan cara memindahkan secara kuantitatif 5,0 mL larutan kerja kreatin 1 ppm dan 2,0 mL larutan kreatin 50 ppb. Masing-masing larutan dipindahkan ke dalam labu ukur 100 mL. Larutan diencerkan dengan air sampai tanda batas dan dikocok hingga homogen. Larutan ini selalu dibuat baru. 3.5.2 Pembuatan zeolit, non imprinted zeolit (NIZ), dan imprinted zeolit (IZ) 3.5.2.1 Pembuatan zeolit Zeolit dibuat dengan cara mengambil sebanyak 0,57 g TBOT dimasukkan ke dalam gelas beker yang berisi 10 mL 2-propanol dan ditambahkan 22 mL TEOS, kemudian dilakukan pengadukan selama 30 menit pada suhu kamar.
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
19
Sebanyak 11,8 mL TPAOH ditambahkan ke dalam campuran tersebut dan dilakukan pengadukan selama 15 jam, kemudian ditambahkan dengan 30 mL air, sehingga diperoleh campuran yang mempunyai perbandingan mol TEOS, TiO2, TPAOH, dan H2O adalah 1 : 0,017 : 0,24 : 21,1. Campuran yang terbentuk didiamkan selama 4 hari pada suhu 80°C (Eimer et al., 2008). 3.5.2.2 Pembuatan non imprinted zeolit (NIZ) NIZ dibuat dengan cara mengambil sebanyak 0,57 gram TBOT dimasukkan ke dalam gelas beker yang berisi 10 mL 2-propanol dan ditambahkan 22 mL TEOS, kemudian dilakukan pengadukan selama 30 menit pada suhu kamar. Sebanyak 11,8 mL TPAOH ditambahkan ke dalam campuran tersebut dan dilakukan pengadukan selama 15 jam, kemudian ditambahkan dengan 30 mL air, sehingga diperoleh campuran yang mempunyai perbandingan mol TEOS, TiO2, TPAOH, dan H2O = 1 : 0,017 : 0,24 : 21,1. Campuran yang terbentuk didiamkan selama 4 hari pada suhu 80°C. Sebanyak 0,033 g kreatin dilarutkan dalam air panas hingga larut sempurna kemudian ditambahkan ke dalam campuran hingga diperoleh rasio molar kreatin/Si= 2,98 x 10-4 (Eimer et al., 2008). Selanjutnya, campuran didiamkan selama 3 jam. Campuran ini disebut non imprinted zeolit (NIZ). 3.5.2.3 Pembuatan imprinted zeolit (IZ) IZ dibuat dengan cara mengambil sebanyak 0,57 gram TBOT dimasukkan ke dalam gelas beker yang berisi 10 mL 2-propanol dan ditambahkan 22 mL TEOS, kemudian dilakukan pengadukan selama 30 menit pada suhu kamar. Sebanyak 11,8 mL TPAOH ditambahkan ke dalam campuran tersebut dan
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
20
dilakukan pengadukan selama 15 jam, kemudian ditambahkan dengan 30 mL air, sehingga diperoleh campuran yang mempunyai perbandingan mol TEOS, TiO2, TPAOH, dan H2O adalah 1 : 0,017 : 0,24 : 21,1. Campuran yang terbentuk didiamkan selama 4 hari pada suhu 80°C. Sebanyak 0,033 g kreatin dilarutkan dalam air panas hingga larut sempurna kemudian ditambahkan ke dalam campuran hingga diperoleh rasio molar kreatin/Si= 2,98 x 10 -4 (Eimer et al., 2008). Setelah didiamkan selama 3 jam, campuran dicuci dengan air panas sampai pH campuran bersifat netral. Pada tahap ini diduga terjadi pelepasan kreatin dari struktur zeolit. Zeolit, NIZ dan IZ yang terbentuk selanjutnya digunakan untuk memodifikasi elektroda HMD. 3.5.3 Karakterisasi terhadap zeolit Dilakukan karakterisasi terhadap zeolit hasil sintesi menggunakan difraksi sinar-x. Kemudian dilihat struktur kristal zeolit, sudah terbentuk atau belum. 3.5.4 Karakterisasi terhadap zeolit, NIZ dan IZ Dilakukan karakterisasi terhadap zeolit, NIZ dan IZ hasil sintesis menggunakan FTIR. Kemudian dilihat pergeseran puncak spektranya untuk mempelajari ikatan yang terbentuk antara zeolit dan template (kreatin). 3.5.5 Optimasi analisis kreatin secara voltammetri menggunakan elektroda HMD Pada penelitian ini dilakukan optimasi potensial akumulasi dan waktu akumulasi kreatin pada elektroda HMD. Optimasi setiap perameter dilakukan secara terpisah, setelah didapatkan kondisi optimum untuk satu parameter maka kondisi tersebut dipertahankan untuk optimasi parameter berikutnya sehingga
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
21
diperoleh suatu kondisi yang optimum untuk kedua parameter. Selanjutnya hasil optimasi kedua parameter tersebut digunakan pada prosedur kerja selanjutnya. 3.5.5.1 Optimasi potensial akumulasi Sebanyak 20 mL larutan kreatin 50 ppb dimasukkan ke dalam sel voltammetri dan ditambah dengan 5 mg IZ dan dilakukan analisis secara voltametri lucutan menggunakan elektroda HMD pada waktu akumulasi 60 detik, pH larutan 7,1 (Lakshmi et al., 2007), laju pengadukan 2000 rpm, dengan potensial akumulasi yang divariasi mulai dari -1000 mV sampai 100 mV dengan interval 100 mV. 3.5.5.2 Optimasi waktu akumulasi Sebanyak 20 mL larutan kreatin 50 ppb dimasukkan ke dalam sel voltammetri dan ditambah dengan 5 mg IZ. Selanjutnya dilakukan analisis secara voltametri lucutan menggunakan elektroda HMD dengan potensial optimum, pH larutan 7,1 (Lakshmi et al., 2007), dan waktu akumulasi divariasi mulai dari 30 detik sampai 120 detik. 3.5.6
Karakterisasi sensor secara voltammetri Sebanyak 20 mL larutan kreatin 50 ppb dimasukkan ke dalam sel
voltammetri dan ditambah dengan 5 mg IZ. Selanjutnya dianalisis secara voltammetri menggunakan elektroda HMD dengan potensial dan waktu optimum. Dengan cara yang sama dilakukan untuk penambahan zeolit dan NIZ. Kemudian hasil análisis kreatin menggunakan elektroda tersebut dibandingkan untuk melihat kinerjanya.
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
22
3.5.7 Pembuatan kurva standar kreatin Dibuat larutan standar kreatin dengan konsentrasi berturut-turut 1, 2, 3, 4, dan 5 ppb dengan cara memindahkan secara kuantitatif 50; 100; 150; 200; dan 250 µL larutan kreatin 1 ppm ke dalam 5 buah labu ukur 50 mL dan diencerkan dengan air sampai tanda batas. Diambil 20 mL masing-masing larutan standar tersebut dan dipindahkan ke wadah sampel dan ditambahkan 5 mg IZ, kemudian dilakukan dianalisis secara voltammetri lucutan menggunakan elektroda HMD. Untuk masing-masing konsentrasi dilakukan pengulangan pengukuran sebanyak 3 kali. Dari hasil pengukuran dibuat kurva standar antara konsentrasi kreatin dan arus yang teramati untuk masing – masing konsentrasi larutan standar kreatin, dan dibuat regresi liniernya. Data kurva standar tersebut digunakan untuk uji validitas metode. 3.5.8 Uji validitas metode Data hasil pengukuran larutan standar digunakan untuk uji validitas metode. Validasi metode merupakan penilaian terhadap parameter tertentu berdasarkan percobaan laboratorium untuk membuktikan bahwa metode tersebut telah memenuhi persyaratan penggunaan (Harmita, 2004). Parameter yang digunakan untuk menyatakan validitas metode voltammetri pada penelitian ini antara lain linieritas, presisi, sensitivitas, limit deteksi dan akurasi. 3.5.8.1 Linieritas Linieritas merupakan kemampuan metode analisis yang memberikan respon
terhadap konsentrasi analit dan dinyatakan dengan harga koefisien
korelasi (r) persamaan regresi kurva standar. Dari kurva standar hubungan
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
23
konsentrasi dengan arus dari penelitian ini diperoleh persamaan regresi y = a+bx dan harga koefisien korelasi (r). Korelasi linier antara respon arus dan konsentrasi analit ditentukan dengan uji t (persamaan 3.1). Koefisien korelasi diterima jika harga thitung > t tabel (Miller dan Miller, 1988).
t hitung
r (n 2) 1 r2
................................................(3.1)
Dengan ketentuan thitung adalah besarnya nilai t yang diperoleh dari perhitungan menggunakan persamaan 3.1, r adalah harga koefisien korelasi dan n adalah jumlah larutan standar yang diukur. Sedangkan t tabel adalah nilai t yang diperoleh dari tabel statistik dengan tingkat kepercayaan 95% (p = 0,05%). 3.5.8.2 Presisi (ketelitian) Ketelitian adalah suatu besaran yang menyatakan seberapa jauh kesesuaian nilai-nilai dari suatu pengukuran. Ketelitian diperoleh dari pengukuran yang berulang kali pada analit yang sama, pada kondisi yang sama dan dalam interval waktu yang pendek (Harmita, 2004). Ketelitian dinyatakan sebagai simpangan baku (standar deviasi/SD) dan koefisien variasi (KV) dari nilai arus masing – masing konsentrasi larutan standar yang dapat dihitung dengan Persamaan 3.2 dan 3.3. SD =
( xi x ) 2 n 1
.………………….............. (3.2) …………………................ (3.3)
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
24
Dengan SD adalah standar deviasi, KV adalah koefisien variasi, xi adalah arus pada masing – masing pengukuran, x adalah arus rata-rata dan n adalah jumlah pengulangan pengukuran. 3.5.8.3 Sensitivitas Sensitivitas merupakan perbedaan arus yang dihasilkan dari perubahan konsentrasi pada analit. Sensitivitas metode pada penelitian ini ditentukan dari nilai slope kurva standar dibagi dengan luas permukaan setengah bola tetes elektroda. Semakin besar nilai slope dapat diartikan bahwa perubahan konsentrasi analit sedikit saja menyebabkan perubahan arus yang besar (Miller and Miller, 1988). 3.5.8.4 Limit deteksi (LOD) Limit deteksi merupakan konsentrasi terkecil analit yang masih dapat dideteksi oleh metode tersebut (Harmita, 2004). Limit deteksi ditentukan dengan menggunakan data pada kurva standar dan dihitung dengan persamaan 3.4 dan 3.5. YLOD = Ybl + 3Sbl…………………………………….(3.4) YLOD = a + 3Sx/y……………………………………..(3.5) Dengan Y
LOD
merupakan sinyal terkecil yang masih terdeteksi, S bl adalah Sx/y =
standar deviasi sinyal blanko =
( y i y ) 2 Ybl adalah a= sinyal blanko yang n2 ,
diperoleh dari intersep dari persamaan kurva standar, n adalah jumlah larutan standar yang diukur dan yi adalah rata – rata arus masing – masing pengukuran. Sedangkan y adalah sinyal (arus) yang diperoleh dari mensubtitusi masing-
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
25
masing konsentrasi larutan standar sebagai nilai x ke persamaan regresi kurva standar. YLOD yang diperoleh kemudian disubstitusikan ke persamaan regresi kurva standar sehingga diperoleh nilai limit deteksi (x) (Miller dan Miller,1988). 3.5.8.5 Akurasi (ketepatan) Akurasi adalah suatu harga yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analisis dengan konsentrasi analit yang sebenarnya akurasi dinyatakan sebagai persen perolehan kembali (recovery) (Harmita, 2004). Pada penelitian ini, harga akurasi ditentukan dengan menganalisis kreatin menggunakan konsentrasi larutan standar 1, 3, dan 5 ppb (Ks) secara voltammetri lucutan. Nilai arus yang diperoleh disubstitusikan ke persamaan regresi kurva standar sehingga diperoleh konsentrasi kreatin (Csp). Harga akurasi dapat dihitung dengan persamaan 3.6 (Miller dan Miller,1988). R=
Csp x 100%.............................................................(3.6) Ks
dengan ketentuan R adalah akurasi, Csp adalah konsentrasi kreatin hasil analisis secara voltammetri lucutan, dan Ks adalah konsentrasi kreatin yang sebenarnya.
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Sintesis Zeolit, Non Imprinted Zeolit (NIZ), dan Imprinted Zeolit (IZ) Penelitian ini bertujuan meningkatkan sensitivitas elektroda hanging mercury drop (HMD) dengan cara memodifikasi elektroda HMD dengan IZ. Pada penelitian ini, IZ dilapiskan pada permukaan elektroda HMD secara in situ, yaitu penempelannya pada permukaan elektroda dilakukan bersamaan dengan akumulasi kreatin. Zeolit disintesis dengan menggunakan metode Eimer et al., (2008). Zeolit yang digunakan dalam penelitian ini adalah zeolit sintesis. Zeolit disintesis dengan cara mencampurkan tetraetil ortosilikat (TEOS), tetrabutil ortotitanat (TBOT), tetrapropilamonium hidroksida (TPAOH), 2-propanol, dan air. TEOS berfungsi sebagai sumber silika, dan TBOT berperan sebagai sumber titanium. TBOT mempunyai sifat mudah terhidrolisis jika terkena udara. Oleh sebab itu, TBOT harus dilarutkan terlebih dahulu di dalam 2-propanol sebelum dicampurkan dengan bahan lainnya (Prasetyoko et al., 2005). Apabila terhidrolisis, TBOT akan menjadi TiO2 yang stabil sehingga Ti tidak dapat membentuk ikatan dengan Si. Sedangkan TPAOH berperan sebagai basa organik yang memberikan suasana basa dan menyumbangkan OH- untuk proses hidrolisis sumber Ti dan Si. TPAOH juga berfungsi sebagai pengarah struktur MFI (Mobile Five1) yang berbentuk cincin ganda lima (Sutrisno et al., 2005)
26 Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
27
Dalam melakukan sintesis zeolit ini wadah harus tertutup agar bahan dan produk tidak mudah terhidrolisis oleh udara. Selain itu pada saat proses sintesis selalu dilakukan pengadukan dengan kecepatan konstan. Pengadukan bertujuan untuk proses homogenasi dan mempercepat reaksi. Pada saat TEOS, TBOT, dan 2-propanol dicampurkan, terbentuk campuran berwarna putih. Selanjutnya, campuran diaduk selama 30 menit dan setelah ditambahkan TPAOH membentuk gel berwarna putih. Pengadukan dilanjutkan selama 15 jam. Pada saat ini terjadi proses aging yaitu pembentukan inti kristal zeolit (Smitha et al., 2006). Setelah proses aging, sejumlah air ditambahkan ke dalam campuran hingga diperoleh perbandingan mol TEOS, TiO2, TPAOH, dan H2O sebesar 1: 0,017: 0,24: 21,2. Kemudian campuran tersebut dimasukkan ke dalam reaktor dan dilakukan pemanasan hidrotermal dengan suhu 80°C selama 4 hari. Pada tahap ini terjadi pertumbuhan inti kristal zeolit. Hasil sintesis berupa cairan berwarna putih. NIZ adalah zeolit yang porinya terisi oleh partikel kreatin. NIZ disintesis dengan cara mencampurkan larutan kreatin ke dalam campuran larutan bahan pembentuk zeolit, sehingga diperoleh rasio molar kreatin/Si= 2,98 x 10 -4. Selanjutnya, campuran didiamkan selama 3 jam. Hal ini bertujuan agar partikel kreatin masuk ke dalam pori-pori zeolit, dan dapat menyesuaikan ukuran dengan pori-pori zeolit, sehingga ukuran pori zeolit tersebut sesuai dengan ukuran partikel kreatin. Pada tahap tersebut terjadi interaksi antara kreatin dengan pori zeolit, yaitu membentuk ikatan hidrogen antara atom H dari kreatin dengan atom O dari zeolit. Sedangkan IZ merupakan zeolit yang porinya telah tercetak partikel kreatin. Pembuatan IZ dilakukan dengan cara mengekstraksi kreatin dari NIZ.
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
28
Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan air panas karena kreatin dapat larut dalam air panas. Selanjutnya dilakukan sentrifuge untuk memisahkan endapan dan filtrat. Ekstraksi dilakukan hingga pH netral. Pada saat pH netral maka kemungkinan kreatin sudah lepas dari pori zeolit. Selanjutnya IZ dikeringkan dan didapatkan serbuk berwarna putih.
NH2 H2 C
C H2N
O
N
C
CH3
O
NH2 H2 C
C H2N
O
N
C
CH3
O
Gambar 4.1 Skema pembuatan NIZ dan IZ 4.2
Karakterisasi Zeolit Menggunakan Difraksi Sinar-x Pada penelitian ini dilakukan karakterisasi zeolit menggunakan difraksi
sinar-x. Tujuan dilakukan karakterisasi menggunakan difraksi sinar-x adalah untuk mengetahui proses hamburan sinar-x oleh bahan kristal. Apabila energi yang digunakan untuk menembakkan sinar besar, maka akan dihasilkan interaksi elektron inti dengan elektron pada kulit atom.
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
29
Pada penelitian ini, pola difraksi sinar-x zeolit sintesis TS-1 menggunakan daerah 2θ, 5 sampai 90°. Spektra difraksi sinar-x zeolit sintesis TS-1 pada penelitian ini ditampilkan pada gambar 4.2.
Gambar 4.2 Spektra difraksi sinar-x zeolit sintesis TS-1 Pada gambar 4.2 dapat dilihat bahwa spektra tersebut menghasilkan intensitas yang paling tinggi pada daerah 7,95°, 8,94°, 23,2°, 23,7°, 24,1° yang merupakan puncak khas dari struktur MFI pada zeolit. Dengan demikian sintesis zeolit telah berhasil dilakukan. 4.3 Karakterisasi Zeolit, NIZ, dan IZ Menggunakan FTIR Pada penelitian ini dilakukan karakterisasi zeolit, NIZ, dan IZ menggunakan fourier transform infrared (FTIR) spectrophotometer. Tujuan dilakukan karakterisasi menggunakan FTIR adalah untuk mengetahui perbedaan gugus fungsi antara zeolit, NIZ, dan IZ. Data bilangan gelombang puncak spektra
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
30
FTIR dari zeolit, NIZ, dan IZ dapat dilihat pada Tabel 4.1, sedangkan spektra FTIR ditampilkan pada Gambar 4.3. Tabel 4.1 Data bilangan gelombang puncak spektra FTIR zeolit, NIZ, dan IZ Bilangan Gelombang (cm-1) Gugus Fungsi Zeolit NIZ IZ - Vibrasi stretching NH dari 3400 3400 kreatin Vibrasi stretching asimetri 2800-2900 2800-2900 dan simetri CH dari kation TPA+ - Vibrasi bending –OH dari 1650 1650 1650 SiOH, TiOH, H2O dan TPAOH Vibrasi bending simetri dan 1481 1481 1481 asimetri CH2 dari kation TPA+ - Vibrasi bending CH3 dari 1381 1381 kation TPA+ Vibrasi stretching asimetri 1080 1080 1080 Si-O-Si 972 972 972 Vibrasi stretching Si-O-Ti Vibrasi stretching simetri 760 760 760 Si-O-Si 550 550 550 Vibrasi Si-O-Si Vibrasi bending asimetri Si440 440 440 O-Si
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
31
760
1650
440
972
1481 1080
2800-2900
3400
550
1381
Gambar 4.3 Spektra IR zeolit, NIZ, dan IZ
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
32
Dari spektra IR pada hasil sintesis zeolit, NIZ, dan IZ menunjukkan adanya gugus fungsi pada daerah bilangan gelombang tertentu. Pada daerah bilangan gelombang sekitar 1650 cm -1 menunjukkan adanya vibrasi bending dari –OH dari SiOH, TiOH, H2O, TPAOH. Selanjutnya pada daerah bilangan gelombang 440, 550, 760, 972, 1080 cm-1 menunjukkan puncak vibrasi karakteristik untuk struktur zeolit. Bilangan gelombang 450 cm -1 menunjukkan adanya vibrasi bending asimetri Si-O-Si. Pada daerah bilangan gelombang 550 cm-1 menunjukkan tebentuknya cincin ganda lima yang merupakan bukti terbentuknya struktur zeolit MFI. Sedangkan pada bilangan gelombang 760 dan 1080 cm-1 menunjukkan vibrasi stretching simetri dan stretching asimetri dari SiO-Si. Kemudian pada daerah 972 cm-1 menunjukkan karakteristik pita sidik jari vibrasi stretching Si-O-Ti yang merupakan bukti telah bergabungnya titanium ke dalam struktur TS-1 (Zhao et al, 2000). Sutrisno et al (2005) telah melakukan karakterisasi zeolit menggunakan FTIR. Gugus fungsi dihasilkan pada daerah bilangan gelombang 450, 551, 795, 960, dan 1100 cm -1 yang merupakan puncak khas dari struktur zeolit. Pada bilangan gelombang 1481, 1381, dan 2800-2900 cm-1 merupakan puncak khas dari TPAOH. Adanya vibrasi bending simetri dan asimetri CH2 dari kation TPA+ ditunjukkan pada pita karakteristik 1481 cm -1. Pada daerah 28002900 cm-1 menunjukkan vibrasi stretching asimetri dan simetri CH dari kation TPA+. Sedangkan bilangan gelombang 1381 cm-1 merupakan puncak untuk vibrasi bending CH3 dari kation TPA+. Untuk zeolit dan NIZ puncak pada daerah tersebut masih terlihat jelas, tetapi untuk IZ intensitas puncaknya berkurang. Hal tersebut
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
33
dikarenakan kemungkinan bebrapa kation TPA+ ikut terekstraksi dari NIZ. Pada spektra imprinted zeolit, puncak pada daerah 2800-2900 dan 1381 cm-1 yang merupakan puncak dari TPA+ tersebut mulai mengecil. Pada spektra IR NIZ dan IZ daerah bilangan gelombang 3400 cm-1 menunjukkan adanya vibrasi stretching NH dari kreatin. Puncak kreatin tidak dapat terlihat pada spektra IR NIZ. Hal ini kemungkinan disebabkan karena perbandingan jumlah mol kreatin/Si terlalu kecil, sehingga tidak ada perbedaan antara spektra NIZ dan zeolit. Untuk itu dilakukan uji kinerja elektroda (sub bab 4.5) untuk mengetahui perbedaan antara zeolit, NIZ, dan IZ. 4.4 Optimasi Analisis Kreatin Menggunakan Elektroda HMD Kreatin
merupakan
senyawa
elektroaktif
yang
dapat
dianalisis
menggunakan metode voltammetri. Untuk menggunakan voltammetri ini perlu dilakukan optimasi beberapa parameter diantaranya potensial dan waktu akumulasi. Pada penelitian ini digunakan pH 7,1 (Lakshmi et al., 2007). 4.4.1 Optimasi potensial akumulasi Pada penelitian ini, untuk menentukan potensial yang akan digunakan untuk analisis kreatin secara voltammetri lucutan maka dilakukan optimasi. Potensial akumulasi dari -1000 mV sampai 100 mV. Pada Tabel 4.2 dapat dilihat data hasil optimasi potensial akumulasi kreatin menggunakan elektroda HMD.
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
34
Tabel 4.2 Data hasil analisis kreatin pada berbagai potensial akumulasi kreatin pada elektroda HMD
No
Potensial akumulasi (mV)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
-1000 -900 -800 -700 -600 -500 -400 -300 -200 -100 0 100
Potensial puncak (V)
Arus (nA) 13,42 14,65 14,87 17,63 16,45 16,04 15,76 15,14 14,77 14,71 14,43 10,05
Kemiringan dasar puncak
Lebar dasar puncak (mV)
9° 7° 3° 0° 1° 5° 2° 6° 6° 5° 7° 2°
440 460 480 470 490 480 480 490 460 490 450 490
-0,408 -0,379 -0,379 -0,379 -0,367 -0,379 -0,373 -0,385 -0,361 -0,390 -0,385 -0,385
Arus (nA)
20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
-1,2
-1
-0,8
-0,6
-0,4
-0,2
0
0,2
Potensial akumulasi (mV)
Gambar 4.4 Grafik hubungan antara arus kreatin 50 ppb dengan potensial akumulasi menggunakan elektroda HMD Pada penelitian ini dipilih potensial akumulasi -700 mV. Pada potensial tersebut diperoleh arus sebesar 17,63 nA dan potensial puncak sebesar -0,379 V. Analisis kreatin pada penelitian ini merupakan lucutan anodik karena potensial akumulasi lebih negatif dari potensial puncak (Wang, 2000). Potensial tersebut
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
35
dipilih karena memiliki arus optimum, bentuk kurva yang paling bagus, dengan kemiringan dan lebar dasar puncak yang kecil. Pada Gambar 4.5 merupakan voltammogram kreatin yang dianalisis menggunakan potensial akumulasi -700 mV. Kreatin-IZ_Optimasi Potensial Optimasi potensial -700 mV
kreati n 20.0n
I (A)
15.0n
10.0n
5.00n
-0.70
-0.60
-0.50
-0.40
-0.30
-0.20
U (V)
Gambar 4.5 Voltammogram kreatin pada potensial akumulasi -700 mV menggunakan elektroda HMD 4.4.2 Optimasi waktu akumulasi Pada penelitian ini optimasi waktu akumulasi terhadap kreatin dilakukan pada potensial kerja -700 mV dengan menggunakan variasi waktu 30, 45, 60, 90, 120 detik. Pada Tabel 4.3 dapat dilihat data hasil optimasi waktu akumulasi kreatin menggunakan elektroda HMD.
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
36
Tabel 4.3 Data hasil optimasi waktu akumulasi kreatin menggunakan elektroda HMD
No
Waktu akumulasi (detik)
Arus (nA)
Potensial puncak (V)
1 2 3 4 5
30 45 60 90 120
21,08 23,04 29,85 31,43 30,98
-0,456 -0,390 -0,420 -0,361 -0,349
Lebar dasar puncak (mV) 380 430 450 490 500
Kemiringan dasar puncak 10° 4° 4° 1° 0°
35 30 Arus (nA)
25 20 15 10 5 0 0
20
40
60
80
100
120
140
Waktu (detik)
Gambar 4.6 Grafik hubungan arus kreatin 50 ppb dengan waktu akumulasi menggunakan elektroda HMD Waktu akumulasi yang dipilih untuk analisis kreatin menggunakan elektroda HMD adalah 60 detik. Waktu akumulasi merupakan lamanya waktu yang diperlukan oleh analit untuk terakumulasi pada permukaan elektroda kerja, dan dapat mempengaruhi jumlah analit yang terakumulasi pada permukaan elektroda. Semakin lama waktu akumulasi, semakin lama besar arus yang dihasilkan (Wang, 2000). Pada Gambar 4.6 dapat diamati bahwa arus semakin besar seiring semakin lama waktu akumulasinya. Pada waktu akumulasi 30-90
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
37
detik arus yang dihasilkan semakin tinggi, tetapi pada waktu akumulasi 120 detik arus yang dihasilkan relatif sama. Hal ini kemungkinan disebabkan karena semakin lama waktu akumulasi, menyebabkan elektroda HMD jenuh oleh analit kreatin (Zen dan Hsu, 1998). Kreatin_optimasi waktu Kreatin-IZ_Optimasi Waktu_60s 40.0n
kreati n
I (A)
30.0n
20.0n
10.0n
-0.70
-0.60
-0.50
-0.40
-0.30
-0.20
U (V)
Gambar 4.7 Voltammogram kreatin pada waktu akumulasi 60 detik menggunakan elektroda HMD 4.5 Uji Kinerja Elektroda Pada penelitian ini, uji kinerja elektroda termodifikasi dilakukan dengan cara membandingkan arus yang dihasilkan dari hasil analisis kreatin menggunakan elektroda HMD, HMD-zeolit, HMD-IZ, dan HMD-NIZ secara voltammetri lucutan. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan potensial 700 mV, waktu analisis 60 detik, dan pH 7,1 (Lakshmi et al., 2007). Hasil analisis kreatin menggunakan elektroda HMD, HMD-zeolit, HMDIZ, dan HMD-NIZ secara voltammetri lucutan ditampilkan pada Tabel 4.4.
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
38
Tabel 4.4 Data hasil analisis kreatin 50 ppb pada uji kinerja elektroda HMD, HMD-zeolit, HMD-IZ, dan HMD-NIZ secara voltammetri lucutan No
Jenis elektoda
1
HMDE
2
HMDE-IZ
3
HMDE-Zeolit
4
HMDE-NIZ
Arus (nA) 31,74 30,47 30,12 28,59 29,59 29,57 15,66 15,32 13,38 41,50 32,77 32,38
Arus rata-rata (nA)
Potensial puncak (mV)
%KV
30,77
-0,39
2,77
29,25
-0,24
1,95
14,78
-0,21
8,32
35,55
-0,37
14,5
Tabel 4.4 di atas dapat diamati hasil karakterisasi kreatin menggunakan elektroda HMD, HMD-zeolit, HMD-IZ, dan HMD-NIZ. Pada pengukuran ini dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali. Nilai arus yang tertinggi diperoleh dari analisis kreatin menggunakan elektroda HMD-NIZ, kemudian urutan selanjutnya adalah hasil analisis menggunakan HMD-IZ, HMD, dan HMD-zeolit. NIZ adalah zeolit yang porinya terisi oleh partikel kreatin. Pada analisis ini partikel kreatin dan NIZ terakumulasi pada permukaan elektroda HMD. Pada proses lucutan kemungkinan kreatin yang ada di dalam pori zeolit lepas dan bergabung dengan partikel kreatin dari larutan sehingga dapat memperbesar arus yang dihasilkan. Lepasnya kreatin dari pori zeolit kemungkinan disebabkan ikatan antara kreatin dengan pori zeolit yang lemah. Selanjutnya, hasil analisis dengan elektroda HMD mempunyai nilai arus yang besar setelah HMD-NIZ. Pada analisis ini luas permukaan elektroda yang digunakan untuk kontak dengan
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
39
partikel kreatin lebih besar, sehingga cukup banyak partikel kreatin yang terukur setelah terlucut. Hal ini menyebabkan arus yang dihasilkan oleh elektroda HMD lebih besar daripada HMD-IZ dan HMD-zeolit. Pada analisis kreatin menggunakan elektroda HMD-IZ, arus yang dihasilkan lebih besar daripada HMD-zeolit. Hal ini disebabkan karena IZ merupakan zeolit yang porinya telah tercetak partikel kreatin. Partikel kreatin dapat memasuki pori-pori zeolit karena ukuran pori-pori zeolit sudah sesuai dengan ukuran partikel kreatin. Kesesuaian ukuran pori menyebabkan analit kreatin mudah berdifusi menuju elektroda HMD dan menimbulkan arus. Adanya IZ ini dapat meningkatkan sensitivitas dari elektroda HMD terhadap partikel kreatin, sehingga arus yang dihasilkan cukup besar. Selanjutnya pada analisis kreatin menggunakan elektroda HMD-zeolit memiliki arus paling kecil, karena ukuran pori-pori zeolit belum disesuaikan dengan ukuran partikel kreatin. Pada saat ini, zeolit mempunyai homogenitas ukuran pori yang rendah sehingga tidak semua pori-pori zeolit dapat dimasuki oleh kreatin yang menyebabkan hanya sedikit kreatin terukur. Jika dilihat dari nilai koefisien variasi pada tabel 4.4, elektroda HMD-IZ mempunyai nilai KV yang paling kecil. Sehingga dapat disimpulkan elektroda tersebut mempunyai ketelitian yang paling baik. 4.6 Kurva Standar Kreatin Pada penelitian ini dilakukan pembuatan kurva standar kreatin dengan menggunakan konsentrasi larutan standar kreatin 1, 2, 3, 4, 5 ppb. Pada pengukuran larutan standar kreatin masing-masing konsentrasi dilakukan replikasi
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
40
tiga kali dan diambil nilai rata-rata arus yang dihasilkan. Pengukuran ini dilakukan menggunakan elektroda HMD-IZ pada potesial -700 mV dan waktu 60 detik. Data hasil pengukuran larutan standar kreatin ditampilkan pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Data hasil pengukuran arus larutan standar kreatin Konsentrasi (ppb)
No 1
1
2
2
3
3
4
4
4
5
Arus (nA)
Arus rata-rata (nA)
17,76 17,40 17,27 18,65 18,27 33,76 30,85 29,18 36,40 45,49 41,19 40,04 49,39 49,46 47,67
17,48 23,56 32,14 42,24 48,84
60
Arus (nA)
50 40 30
y = 8,14x + 8,432 R² = 0,9936
20 10 0 0
1
2
3
4
5
6
Konsentrasi (ppb)
Gambar 4.8 Grafik hubungan antara konsentrasi kreatin dan nilai arus
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
41
Dari data hasil pengukuran larutan standar kreatin, dapat dilihat nilai arus dari masing-masing konsentrasi yang mengalami kenaikan dari 1 ppb hingga 5 ppb. Grafik kurva standar menunjukkan garis yang linier dan menghasilkan persamaan regresi y = 8,14x + 8,432 dengan R2 = 0,993. Data hasil pengukuran kurva baku dapat digunakan untuk menghitung validitas metode. 4.7 Uji Validitas Metode 4.7.1 Linieritas Linieritas merupakan hubungan linier antara konsentrasi kreatin dan nilai arus yang dihasilkan yang dinyatakan dengan harga koefisien korelasi (r) dari persamaan regresi kurva standar. Persamaan regresi yang dihasilkan dari kurva standar adalah y = 8,14x + 8,432 dengan R2 = 0,993. Nilai koefisien korelasinya (r) adalah 0,996. Karena nilai koefisien korelasinya mendekati 1 maka linieritasnya dikatakan baik. Korelasi linier antara konsentrasi kreatin dan arus dapat ditentukan dengan uji t. Koefisien korelasi dapat diterima jika harga thitung > ttabel. Pada penelitian ini koefisien korelasi dari persamaan regresi dapat diterima karena harga thitung = 20,61 > ttabel = 3,18. Pada penelitian Lakshmi (2007), menggunakan elektroda HMD-MIP mempunyai nilai koefisien korelasi 0,99. 4.7.2 Presisi (ketelitian) Nilai presisi yang diperoleh dari penelitian ini dinyatakan sebagai nilai standar deviasi dan koefisien variasi hasil pengukuran berulang terhadap larutan kreatin konsentrasi bervariasi. Nilai presisi tersebut ditampilkan pada Tabel 4.6.
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
42
Tabel 4.6 Data hasil perhitungan standar deviasi dan koefisien variasi No
Konsentrasi kreatin (ppb)
Standar Deviasi (SD)
Koefisien Variasi (KV)
1
1
0,25
1,43 %
2
2
8,835
37, 5 %
3
3
3,779
11,7 %
4
4
2,87
6,79 %
5
5
1,01
2, 06 %
Dari data Tabel 4.6 dapat dilihat nilai standar deviasi dan koefisien variasi dari masing-masing konsentrasi larutan standar. Suatu metode dikatakan mempunyai ketelitian yang baik jika nilai koefisien variasi (KV) kurang dari 3%. Pada analisis ini larutan standar pada konsentrasi 1 dan 5 ppb mempunyai nilai KV kurang dari 3% yaitu 1,43% dan 2,06%. Hal ini menandakan pengulangan pengukuran pada konsentrasi 1 dan 5 ppb baik, sehingga juga mempunyai ketelitian yang baik. Pada analisis larutan standar kreatin konsentrasi 2, 3, 4 ppb mempunyai nilai KV lebih dari 3% yaitu 37,5%, 11,7%, 6,79%. Hal tersebut berarti pada konsentrasi 2, 3, dan 4 ppb mempunyai ketelitian yang kurang baik. 4.7.3 Sensitivitas Pada penelitian ini sensitivitas ditentukan dari nilai slope kurva standar dibagi dengan luas permukaan setengah bola tetes elektroda. Nilai slope yang besar dapat diartikan bahwa sedikit perubahan konsentrasi pada analit dapat menyebabkan perubahan arus yang besar. Dalam penelitian ini, persamaan regresi dari kurva standar mempunyai nilai slope sebesar 8,14. Nilai sensitivitas pada penelitian ini adalah 8,14 / 1,7444 nA/ppb cm2 atau 4,6664 nA/ppb cm2
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
43
4.7.4 Limit deteksi (LOD) Limit deteksi pada penelitian ini dapat dihitung melalui data hasil analisis larutan standar. Pada penelitian ini menghasilkan nilai limit deteksi sebesar 0,44 ppb. Hal ini berarti pada konsentrasi terkecil analit dalam sampel yang masih dapat diukur dan terdeteksi oleh elektroda HMD-IZ adalah 0,44 ppb. Pada penelitian Lakshmi (2007), menggunakan elektroda HMD-MIP memperoleh limit deteksi 0,11 ppb. 4.7.5 Akurasi (ketepatan) Ketepatan merupakan ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analisis dengan kadar analit yang sebenarnya. Ketepatan dinyatakan sebagai persen perolehan kembali (recovery) (Harmita, 2004). Untuk menghitung nilai akurasi ini dikonsentrasi 1, 3, 5 ppb. Akurasi suatu metode dikatakan baik jika mempunyai nilai recovery mendekati 100%. Pada penelitian ini nilai recovery pada konsentrasi 1 ppb adalah 111%, pada konsentrasi 3 ppb adalah 97%, sedangkan recovery pada konsentrasi 5 ppb adalah 99,2%. Lakshmi et al., (2007) telah melakukan penelitian menggunakan HMD-MIP dengan konsentrasi larutan standar 1,17 dan 2,63 ppb menghasilkan nilai recovery 98,3% dan 100,7%.
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilaksanakan, dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut. 1. Berdasarkan karakteristik spektra IR dari zeolit, NIZ, dan IZ dihasilkan puncak spektra IR pada bilangan gelombang 1650, 440, 550, 760, 972, 1080, 1481, 1381, dan 2800-2900 cm-1. Pada IZ bilangan gelombang 3400 cm-1 merupakan puncak dari kreatin, yaitu vibrasi NH. Puncak kreatin lain tidak dapat terlihat pada spektra IR NIZ kemungkinan disebabkan karena perbandingan jumlah mol kreatin/Si terlalu kecil. 2. Kondisi optimum potensial akumulasi dan waktu akumulasi pada analisis kreatin menggunakan elektroda HMD-IZ adalah pada potensial -700 mV dan pada waktu 60 detik. 3. Hasil analisis kreatin menggunakan elektroda HMD, HMD-zeolit, HMDIZ, dan HMD-NIZ menghasilkan arus yang paling besar pada elektoda HMD-NIZ, dengan urutan selanjutnya adalah HMD, HMD-IZ, dan HMDzeolit. 4. Nilai validitas metode voltammetri lucutan menggunakan elektroda HMDIZ pada pada pengukuran larutan standar kreatin meliputi harga lineritas (r) 0,996, nilai sensitivitas 4,6664 nA/ppb cm2, presisi yang didapat
44 Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
45
berkisar antara 1,43 % hingga 37,5 %, limit deteksi 0,44 ppb, dan nilai akurasi pada konsentrasi 1, 3, dan 5 pbb adalah 111%, 97%, dan 99,2%. 5.2
Saran 1. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui ukuran zeolit yang disintesis. 2. Dibuat perbandingan mol kreatin/Si yang lebih besar lagi. 3. Dapat dilakukan analisis uji pengaruh senyawa lain dalam analisis kreatin untuk melihat selektivitas elektroda HMD-IZ.
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR PUSTAKA Al-Ghamdi, A.F., Hefnawy, M.M., 2012, Electrochemical Determination Of Rosiglitazone by Square-wave Adsorptive Stripping Voltammetry Method, Arabian Journal of Chemistry, 5, 383-389 Ardakani, M.M., Akrami, Z., Kazemian, H., Zare, H.R., 2005, Electrocatalytic Characteristics of Uric Acid Ovidation at Graphite-zeolite-modified Electrode Doped with Iron (III), Jurnal of Electroanalytical Chemistry, 589, 60-69 Braitina Kh. Z., Malakhova N.A., Stojko, Y., 2000, Stripping Voltammetry in Environmental and Food Analysis, Fresenius Journal of Analytical Chemistry, 368, 307-325 Brudnak, M. A., 2004, Creatine: Are the Benefits Worth the Risk? Toxicology Letters, 150, 123–130 Burke, D.G., MacLean, P.G.,Walker, R.A., Dewar, P.J., Smith-Palmer, T., 1999, Analysis of Creatine and Creatinine in Urine by Capillary Electrophoresis, Journal of Chromatography B, 732, 479–485 Chorkendorff, I., Niemantsverdriet, J.W., 2003, Concepts of Modern Catalysis and Kinetics, WILEY-VCH Verlag GmbH & Co., New York Eimer, G.A., Diaz, I., Sastre, E., Casuscelli, G.S., Crivello, M.E., Herrero, E.R., and Perez-Pariente, J., 2008, Mesoporous Titanosilicates Synthesized from TS-1 Precursors with Enhanced Catalytic Activity Activity in The –Pinene Selective Oxidation, Applied Catalysis A: General, 343, 77-86 Flisinska, A., Bojanowska, A., 1996, Effects of Oral Creatine Administration on Skeletal Muscle Protein and Creatine Levels, Biology of Sport, 13, 39–46 Harahap, S., 2006, Laporan Akhir Kajian Bahan Galian Zeolit Utuk Dimanfaatkan Sebagai Bahan Baku Pupuk, Badan Penelitian & Pengembangan Propinsi Sumatra Utara, Medan Harmita, 2004, Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode Perhitungannya, Majalah Ilmu Kefarmasian, 1, 117-135
dan
Cara
Harvey, D., 2000, Modern Analytical Chemistry, McGraw-Hill Companies, New York, 508-520
46 Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
47
Kasumov, T., Gruca, L.L., Dasarathy, S., Kalhan, S., 2009, Simultaneous Assay of Isotopic Enrichment and Concentration of Guanidinoacetate and Creatine by Gas Chromatography–Mass Spectrometry, Analytical Biochemistry, 395, 91-99 Khopkar, penerjemah Saptorahardjo, 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, UI Press, Jakarta Kopanica, M., 1993, Advanced Instrumental Method of Chemical Analysis, Editor Jaroslav Churacek, Head of Departement of Analytical Chemistry, University of Chemical Technology, Pardubice, Czech Republic, 94-95 Lakshmi, D., Sharma, P.S., Prasad, B.B., 2007, Imprinted Polymer-Modified Hanging Mercury Drop Electrode for Differential Pulse Cathodic Stripping Voltammetric Analysis of Creatine, Biosensors and Bioelectronics, 22, 3302-3308 Liebau, F., 1985, Stuctrural Chemistry of Silictes, Spinger-Verlag, Berlin Mendham, J., and Jenney, R.C., 2000, Textbook of Quantitative Chemical Analysis, 6th edition, Singapore Addision Wesley, Longman Singapore. Miller, J.C., and Miller, J.N., 1988, Statistic for Analytical Chemistry, 2nd edition, Ellis Horword Limited, England Mo, Y., Dobberpuhl, D., Dash, A.K., 2003, A Simple HPLC Method with Pulsed EC Detection for the Analysis of Creatine, Journal of Pharmaceutical and Biomedical Analysis, 32, 125-132 Nasrallah, F., Feki, M., Kaabachi, N., 2009, Creatine and Creatine Deficiency Syndromes: Biochemical and Clinic Aspect, Review Article, 163-171 O’Neil, 2001, The Merck Index, An Encyclopedia of Chemicals, Drugs and Biologicals, 13th edition, Merck Research Laboratories Division of, Merck and Co., Inc., Whitehouse Station, New York, 5831, 9947 Prasetyoko, D., Ramli, Z., Endud, S., Nu, H., 2005, Pengaruh Konsentrasi Titanium dalam Silikat pada Vibrasi Gugus Hidroksil Permukaan dengan Menggunakan Teknik Spektroskopi Inframerah, Journal of Analytical Chemistry, 4, 1-10 Saryati, Wardiyati, S., 2007, Aplikasi Voltametri Untuk Penentuan Logam Berat Dalam Bahan Lingkungan, Jurnal Sains Materi Indonesia, 265270
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
48
Sewell, A.C., Murphy, H.C., Iies, R.A., 2002, Use of Proton Nuclear Magnetic Resonance Spectroscopy in Detection and Study of Organic Acidurias, Clinical Chemistry, 48, 357–359 Sitorus, M., 2009, Spektroskopi Eludasi Struktur Molekul Organik, Graha Ilmu, Yogyakarta Skoog, D.A., 1985, Principles of Instrumental Analysis, CBS College Publishing, USA Skoog, D.A., West, D.M., Holler, F.J., 1998, Fundamental of Analytical Chemistry, 7th edition, Thomson Learning Inc Smitha, S., Shajesh, P., Aravind, P.R., Kumar, S.R., Pillai, P.K., Warrier, K.GK., 2006, Effect of Aging Time and Concentration of Aging Solution on the Porosity Characteristics of Subcritically Dried Silica Aerogels, Microporous and Mesoporous Material, 91, 286-292 Stefan, R.I., Bokretsion, R.G., 2003, Determination of Creatine and Creatinine Using a Diamond Paste Based Electrode, Instrumentation Science & Technology, 31, 183–188. Stout. J.R., Antonio, J., Kalman, D., 2008, Essentials of Creatine In Sport and Health, Humana Press, Totowa Subagjo, 1993, Zeolit: Struktur, dan Sifat-sifatnya, Warta Kimia analitik, ITB, Vol. 7, No. 3 Sutrisno, H., Suharto, Kristianingrum, S., 2005, Optimasi dan Mekanisme Reaksi Pembentukan Kristal Mikropori Redoks Titanium Silikat Tipe MFI, Journal of Analytical Chemistry, 4, 35-44 Thomas, F.G., Henze, G., 2001, Introducing to Voltammetric Analysis Theory and Practice, CSIRO Publishing, Australia Walcarius, A.,1998, Zeolite Modified Electrodes in Electroanalytical Chemistry, Analytica Chimica Acta, 384, 1-16 Wang, J., 2000, Analytical Electrochemistry, Wiley-VCH, Canada. Wilson and Wilson’s, 1992, Comprehensive Analytical Chemistry : Analytical Voltammetry, Vol. XXVII, Edited By G.Svehla, Elseviers, New York Wyss, M., Kaddurah-Daouk, R., 2000., Creatine and Creatinine Metabolism, The American Physiological Society, 80, 1107–1213
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
49
Xu, R., Pang, W., Yu, J., Huo, Q., Chen, J., 2007, Chemistry of Zeolites and Realited Porous Materisl: Synthesis and Structure, John Willey & Sons (Asia), Singapore Zinellu, A., Caria, M.A., Tavera, C., Sotgia, S., Chessa, R., Deiana, L., Carru, C., 2005, Plasma Creatinine and Creatine Quantification by Capillary Electrophoresis Diode Array Detector, Analytical Biochemistry, 342, 186–193 Zen, Jyh-Myng., Hsu, Chi-Teng., 1998, A Selective Voltammetric Method for Uric Acid Detection at Nafion®-coated Carbon Paste Electrodes, Talanta, 46, 1363-1369 Zhao, Q., Bao, X.H., Han, X.W., Liu, X.M., Tan, D.L., Lin, L.W., Guo, X.W., Li, G., Wang, X.S., 2000, Studies on the Crystallization Process of Titanium Silicalite-1 (TS-1) Synthesized Using Tetrapropylammonium Bromide as A Template, Materials Chemistry and physics, 66, 41-50
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Kerja Kreatin 1.
Larutan induk kreatin 1000 ppm 1000 ppm = 1000
=
1000 = Untuk membuat larutan induk kreatin 1000 ppm dalam 100 mL diperlukan kreatin 100 mg atau 0,1000 gram. 2.
Larutan kreatin 10 ppm M1.V1
= M2. V2
1000. V1 = 10. 100 V1 3.
4.
= 1,0 mL
Larutan kreatin 1 ppm M1.V1
= M2. V2
10. V1
= 1. 100
V1
= 10,0 mL
Larutan kreatin 50 ppb M1.V1
= M2. V2
1000. V1 = 50. 100 V1 5.
Skripsi
= 5,0 mL
Larutan kreatin 1 ppb M1.V1
= M2. V2
50. V1
= 1. 100
V1
= 2,0 mL
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Lampiran 2. Perhitungan Komposisi Zeolit 1 TEOS : 0,017 TBOT : 0,24 TPAOH : 21,2 H2O 1.
TEOS 99% n TEOS = gram TEOS = 1 x 208,32 = 208,32 gram 99% TEOS =
x 208,32 = 210,42 gram
V TEOS = 2.
=
= 225,29 mL
TBOT 98% n TBOT = gram TBOT = 0,017 x 340,32 = 5, 7854 98% TBOT = V TBOT =
3.
x 5,7854 = 5,9035 gram
=
= 6,7 mL
TPAOH 40% n TPAOH = gram TPAOH = 0,24 x 203,365 = 48,8076 40% TPAOH = V TPAOH =
4.
x 48,8076 = 122,019 gram =
= 120,572 mL = 120,6 mL
H2O n H2O =
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
gram H2O = 21,2 x 18 = 381,6 gram H2O dalam campuran: 1% TEOS =
x 210,42 = 2,1042 gram
2% TBOT =
x 5,9035 = 0,1181 gram
60% TPAOH =
x 122,019 = 73,2114 gram
H2O yang harus ditambahkan : H2Oyang dibutuhkan - H2Ocampuran = 381,6 – (2,1042 + 0,1181 + 73,2114) = 381,6 – 75,4337 = 306,1663 gram ≈ 306,2 mL
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Lampiran 3. Analisis Data Validasi Metode 1.
Uji t-Linearitas
Persamaan kurva baku standar kreatin yang didapatkan adalah y = 8,14x + 8,432 r2 = 0,993 r = 0,996 Nilai tabel = t (3,0,05) = 3,18 Nilai t hitung = t hitung = t hitung = = = 20,60 Karena thitung = 20,60 lebih besar dari ttabel = 3,18 maka diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan linier antara konsentrasi dan arus larutan kreatin yang dianalisis.
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2.
Ketelitian (presisi) Konsentrasi Kreatin (ppb)
x (nA)
(x- )
(x- )2
17,76 17,40 17,27 18,65 18,27 33,76 30,85 29,18 36,40 45,49 41,19 40,04 49,39 49,46 47,67
0,28 -0,08 -0.21 -4,91 -5,29 10,2 -1,29 -2,96 4,26 3,25 -1,05 -2,2 0,55 0,62 -1,17
0,0784 0,0064 0,0441 24,1081 27,9841 104,04 1,6641 8,7616 18,1476 10,5625 1,1025 4,84 0,3025 0,3844 1,3689
1 2 3 4 5
SD =
17,48 23,56 32,14 42,24 48,84
% KV =
SD1 =
0,1289 156,1322 28,5733 16,505 2,0558
x 100 %
=
= 0,25 % KV1 =
SD2 =
x 100 % = 1,43%
= = 8,835
% KV2 =
SD3 =
Skripsi
x 100 % = 37,5%
=
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
= 3,779 % KV3 =
SD4 =
x 100 % = 11,7%
= = 2,87
% KV4 =
SD5 =
x 100 % = 6,79%
= = 1,01
% KV5 = 3.
x 100 % = 2,06%
Sensitivitas d HMDE = 50 µM (untuk skala 9) r HMDE = 25 x 10-4 cm Luas permukaan ½ bola = 2 п r2 = 2 x 3,14 x 25 x 10-4 = 3,925 x 10-5 cm2 x 4/9 = 1,7444 x 10-5 cm2 Sensitivitas = 8,14 / 1,7444 = 4,6664 nA/ppb cm2
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
4.
Limit deteksi Konsentrasi Larutan
yi (nA)
(yi- )
(yi- )2
Standar (ppb) 1
17,48
16,572
0,908
0,824
2
23,56
24,712
-1,152
1,327
3
32,14
32,852
-0,712
0,506
4
42,24
40,992
1,248
1,557
5
48,84
49,132
-0,292
0,085
konsentrasi 1 ppb = 8,14 x + 8,432 = 8,14 (1) + 8,432 = 16,572 nA Konsentrasi 2 ppb = 8,14 x + 8,432 = 8,14 (2) + 8,432 = 24,712 nA Konsentrasi 3 ppb = 8,14 x + 8,432 = 8,14 (3) + 8,432 = 32,852 nA Konsentrasi 4 ppb = 8,14 x + 8,432
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
= 8,14 (4) + 8,432 = 40,992 nA Konsentrasi 5 ppb = 8,14 x + 8,432 = 8,14 (5) + 8,432 = 49,132 nA Sy/x = = = = 1, 197 Y LOD = a + 3 Sy/x = 8,432 + 3 (1,197) = 8,432 + 3,591 = 12,023 Y LOD = 8,14 x + 8,432 12,023 = 8,14 x + 8,432 x = 3,591 / 8,14 x = 0,44 ppb Maka limit deteksi elektroda HMD-IZ dalam mengukur sampel kreatin adalah 0,44 ppb.
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
5. Akurasi Hasil anlisis larutan standar keratin 1, 3, dan 5 ppb dengan 3 kali replikasi Konsentrasi Kreatin (ppb)
x (nA)
1 3 5
17,76 17,40 17,27 30,85 29,18 36,40 49,39 49,46 47,67
17,48 32,14 48,84
Untuk larutan standar kreatin 1 ppb Y1
= 8,14 x + 8,432
17,48
= 8,14 x + 8,432
8,14 x
= 9,048
X
= 9,048 / 8,14 = 1,11
Sehingga diperoleh nilai Csp = 1,11 ppb Nilai Akurasi R1 = R1 =
Csp x 100% Ks
x 100%
R1 = 111 % Diperoleh nilai akurasi sebesar 111 % Untuk larutan standar kreatin 3 ppb Y3
Skripsi
= 8,14 x + 8,432
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
32,14
= 8,14 x + 8,432
8,14 x
= 23,708
X
= 23,708 / 8,14
X
= 2,91
Sehingga diperoleh nilai Csp = 2,91 ppb Nilai Akurasi Csp x 100% Ks
R3 = R3 =
x 100%
R3 = 97 % Diperoleh nilai akurasi sebesar 97 % Untuk larutan standar kreatin 5 ppb Y5
= 8,14 x + 8,432
48,84
= 8,14 x + 8,432
8,14 x
= 40,408
X
= 40,408 / 8,14
X
= 4,96
Sehingga diperoleh nilai Csp = 4,96 ppb Nilai Akurasi R5 = R5 =
Csp x 100% Ks
x 100%
R5 = 99,2 % Diperoleh nilai akurasi sebesar 99,2 %
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Lampiran 4. Voltammogram Kreatin Hasil Optimasi Waktu Akumulasi Menggunakan Elektroda HMD. Kreatin_optimasi waktu Kreatin-IZ_Optimasi Waktu_30s 40.0n
kreatin 35.0n
I (A)
30.0n
25.0n
20.0n
15.0n
-0.70
-0.60
-0.50
-0.40
U (V)
Kreatin_optimasi waktu Kreatin-IZ_Optimasi Waktu_45s 30.0n
kreatin
25.0n
I (A)
20.0n
15.0n
10.0n
5.00n -0.70
-0.60
-0.50
-0.40
-0.30
-0.20
U (V)
Kreatin_optimasi waktu Kreatin-IZ_Optimasi Waktu_60s 40.0n
kreati n
I (A)
30.0n
20.0n
10.0n
-0.70
-0.60
-0.50
-0.40
-0.30
-0.20
U (V)
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Kreatin_optimasi waktu Kreatin-IZ_Optimasi Waktu_90s
40.0n
kreati n
I (A)
30.0n
20.0n
10.0n
-0.70
-0.60
-0.50
-0.40
-0.30
-0.20
-0.30
-0.20
U (V)
Kreatin_optimasi waktu Kreatin-IZ_Optimasi Waktu_120s 40.0n
kreatin
I (A)
30.0n
20.0n
10.0n
-0.70
-0.60
-0.50
-0.40
U (V)
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Lampiran 5. Voltammogram Kreatin Hasil Optimasi Potensial Akumulasi Menggunakan Elektroda HMD. Kreatin-IZ_Optimasi Potensial Optimasi potensial -1000 mV
Kreatin-IZ_Optimasi Potensial Optimasi potensial -900 mV 20.0n
kreatin
kreatin
15.0n
I (A)
I (A)
15.0n
10.0n
10.0n
5.00n
5.00n
-0.70
-0.60
-0.50
-0.40
-0.30
-0.20
-0.70
U (V)
-0.60
-0.50
-0.40
-0.30
-0.20
-0.30
-0.20
-0.30
-0.20
U (V)
Kreatin-IZ_Optimasi potensial Optimasi potensial -800 mV
Kreatin-IZ_Optimasi Potensial Optimasi potensial -700 mV
20.0n
kreatin
kreatin 20.0n
15.0n
I (A)
I (A)
15.0n
10.0n
10.0n
5.00n
5.00n
-0.70
-0.60
-0.50
-0.40
-0.30
-0.20
-0.70
-0.60
-0.50
U (V)
Kreatin-IZ_Oprtimasi Potensial Optimasi potensial -600 mV
Kreatin-IZ_Optimasi Potensial Optimasi potensial -500 mV
20.0n
kreatin
20.0n
-0.40
U (V)
kreatin
15.0n
I (A)
I (A)
15.0n
10.0n 10.0n
5.00n 5.00n
-0.70
-0.60
-0.50
-0.40
U (V)
Skripsi
-0.30
-0.20
-0.70
-0.60
-0.50
-0.40
U (V)
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Kreatin-IZ_Optimasi Potensial Optimasi potensial -400 mV
Kreatin-IZ_Optimasi Potensial Optimasi potensial -300 mV 20.0n
20.0n
kreatin
kreatin
15.0n
I (A)
I (A)
15.0n
10.0n 10.0n
5.00n 5.00n
-0.70
-0.60
-0.50
-0.40
-0.30
-0.20
-0.70
-0.60
-0.50
U (V)
-0.40
-0.30
-0.20
U (V)
Kreatin-IZ_Optimasi Potensial Optimasi potensial -200 mV
Kreatin-IZ_Optimasi Potensial Optimasi potensial -100 mV 20.0n
20.0n
kreatin
kreatin
15.0n
I (A)
I (A)
15.0n
10.0n 10.0n
5.00n
5.00n
-0.70
-0.60
-0.50
-0.40
-0.30
-0.20
-0.70
-0.60
-0.50
-0.40
U (V)
-0.30
-0.20
U (V)
Kreatin-IZ_Optimasi Potensial Optimasi potensial 0 mV
Kreatin_imprinted zeolit 230412 Optimasi potensial 100 mV
16.0n
20.0n
kreatin
Kreatin
14.0n
15.0n
I (A)
I (A)
12.0n
10.0n
10.0n
8.00n
6.00n
5.00n
4.00n
-0.70
-0.60
-0.50
-0.40
U (V)
Skripsi
-0.30
-0.20
-0.70
-0.60
-0.50
-0.40
-0.30
-0.20
U (V)
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Lampiran 6. Voltammogram Karakterisasi Kreatin Menggunakan Elektroda HMD, HMD-NIZ, HMD-IZ, dan HMD-zeolit KREATIN_KARAKTERISASI HMDE_KREATIN
KREATIN_KARAKTERISASI HMDE-Zeolit
25.0n
kreatin
50.0n
kreatin
20.0n
40.0n
I (A)
I (A)
15.0n
30.0n
10.0n
20.0n
5.00n
10.0n
0
-0.70
-0.60
-0.50
-0.40
-0.30
-0.40
-0.20
-0.35
-0.30
-0.25
KREATIN_KARAKTERISASI HMDE-NIZ
80.0n
-0.20
-0.15
-0.10
U (V)
U (V)
KREATIN_KARAKTERISASI HMDE-IZ
kreatin 40.0n
60.0n
kreatin
I (A)
I (A)
30.0n 40.0n
20.0n 20.0n
Unk 0
10.0n -0.40
-0.30
-0.20
U (V)
Skripsi
-0.10
-0.70
-0.60
-0.50
-0.40
-0.30
-0.20
U (V)
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Lampiran 7. Spektra IR Zeolit, NIZ, dan IZ 1. Spektra IR Zeolit
2. Spektra IR NIZ
3. Spektra IR IZ
Skripsi
Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan
Julie Andrya Sari