Media Riset Bisnis & Manajemen, Vol. 13, No. 1, April 2013 Pengusaha Industri Kecil 62 _____________________________ Model Perilaku Strategis pp. 62 - 75
MODEL PERILAKU STRATEGIS PENGUSAHA INDUSTRI KECIL DALAM MEMBANGUN KEUNGGULAN KOMPETITIF (STUDI KASUS PENGUSAHA BATIK TASIKMALAYA)
Widjajani* Dede Siti Rohmah**
Abstract Small scale industries are characterized by “one-man-one-management”, therefore a success of a small industry depends on how the owner manage his/her enterprise. Their entrepreneurial behaviour that can build competitive advantage known as strategic behaviours of the entrepreneur. This research is aimed to model strategic behaviours of the most successful Batik Enterprise’s owner manager in Tasikmalaya’s Batik Cluster. The research uses soft system methodology (SSM) approach to build the model. The major findings of this research indicate four kinds strategic behaviour model that related each others as a system. Keywords:Small methodology
industries,
Competitive
advantage,
Soft
system
_________________________ *dan** Jurusan Teknik Industri, Universitas Langlangbuana, Jl. Karapitan No.116, Bandung 40261. (E-mail :
[email protected] ;
[email protected])
62 Volume 13, Nomor 1, April 2013 hal. 62-75
63 Media Riset Bisnis & Manajemen ___________________________________________
Latar Belakang Kota Tasikmalaya termasuk salah satu kota yang memiliki ciri khusus sebagai Kota Industri Kecil (IK) Kerajinan Tangan. Potensi IK ini berkembang pesat, dimana sampai akhir tahun terdapat 2.640 unit usaha yang tersebar di 130 sentra dengan nilai investasi sebesar Rp. 175.673.426.000; nilai produksi sebesar Rp. 1.081.091.447.000 dan mampu menyerap tenaga kerja kurang lebih 28.311 orang (www.tasikmalaya.go.id). Komoditi yang dihasilkan mencapai 23 komoditi yang tersebar di berbagai sentra IK baik di Kota Tasikmalaya maupun di Kabupaten Tasikmalaya. Lima sentra IK yang yang terbesar diantaranya yaitu Sentra IK Anyaman Mendong, Sentra IK Bordir, Sentra IK Alas Kaki, Sentra IK Anyaman Bambu dan Sentra IK Batik, yang merupakan potensi industri kecil unggulan kota Tasikmalaya. Sentra IK Batik terletak di Wilayah Cigeureung, Ciroyom dan di Sukapura Kecamatan Sukaraja.Motif Batik Tasikmalaya cenderung sederhana, kuat pada pola geometris dan juga seringkali dihiasi dengan gambar flora dan fauna seperti motif bunga anggrek dan burung.Batik Tasikmalaya coraknya sederhana, namun tak kalah artistik dari motif-motif batik lainnya. Kecamatan Cipedes yang merupakan Sentra IK Batik terdapat pengusaha batik yang memulai usahanya sejak tahun 1950 dan masih berjalan dengan lestari hingga saat ini, yaitu Bapak Deden Supriyadi. Saat ini usahanya memiliki 23 pembatik tulis, 17 ahli cap serta 13 ahli celup dan warna sehingga ia mampu menghasilkan 200 batik tulis halus dan 7000 helai batik cap setiap bulannya. Perusahaan batiknya merupakan IK batik yang paling berhasil di sentra tersebut, oleh karena itu Bapak Deden dijadikan sebagai informan yang akan dimodelkan perilaku strategisnya pada penelitian ini. Perumusan Masalah Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah model perilaku strategis pengusaha industri kecil dalam membangun keunggulan kompetitif ? Tinjauan Pustaka Suatu perusahaan yang mempunyai keunggulan kompetitif ialah perusahaan yang mempunyai posisi superior pada suatu industri atau pasar. Keunggulan kompetitif (competitive advantage – CA) adalah suatu faktor atau kombinasi dari faktor-faktor yang membuat suatu organisasi menjadi lebih berhasil dari organisasi lainnya dalam lingkungan yang kompetitif (Hayden, 1986) dan tidak dapat dengan mudah ditiru oleh pesaingnya. Volume 13, Nomor 1, April 2013 hal. 62-75
_____________________________ Model Perilaku Strategis Pengusaha Industri Kecil 64
Teori mengenai bagaimana cara mendapatkan keunggulan kompetitif merupakan bagian dari bidang telaah Manajemen Strategi. Hingga saat ini Manajemen Strategi telah berkembang luas dan menciptakan berbagai definisi, pendekatan dan framework konseptual dalam memformulasikan dan mengimplementasikan strategi untuk mendapatkan keunggulan kompetitif. Salah satu teori yang membahas masalah tersebut yaitu pendekatan berbasis sumber daya atau atauresource-based view (RBV). Menurut teori RBV, keungggulan kompetitif dapat diperoleh karena kepemilikan sumber daya yang bersifat strategis.Sumber daya didefinisikan oleh Barney (1991) sebagai semua aset, kapabilitas, proses-proses organisasi, informasi, pengetahuan yang dikendalikan oleh perusahaan dan memungkinkan perusahaan untuk dapat menciptakan dan menjalankan strategi yang efektif. Sumber daya dapat dikategorikan sebagai sumber daya modal fisik (teknologi fisik, pabrik dan peralatan, lokasi geografis, akses ke bahan baku), sumber daya manusia (pelatihan, pengalaman, kebijakan, inteligensia, hubungan dan sebagainya), dan sumber daya modal organisasi (sistem dan struktur formal juga hubungan informal antar kelompok). Pendekatan RBV tidak mencakup semua sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan, tetapi memfokuskan hanya pada sumber daya yang kritis atau strategis, yaitu sumber daya yang dapat memberikan manfaat terbesar yang berkelanjutan dalam menghadapi persaingan. Para peneliti kemudian menyatakan berbagai karakteristik yang digunakan sebagai kriteria sumber daya strategis. Dari banyak kriteria, definisi dari Fahy (2000) yang cukup lengkap yaitu: (a) Bernilai (valuable); (b) mempunyai hambatan untuk duplikasi (barriers to duplication); (c) mempunyai kemampuan untuk dapat menyesuaikan diri (appropriability). Ketiga karakteristik tersebut kemudian disini digunakan sebagai kriteria dalam pengujian sumber daya untuk menentukan apakah suatu sumber daya strategis atau tidak. Jika IK dikarakterisasi dengan one man one management, yaitu seluruh manajemen perusahaan ditentukan oleh manajer pemiliknya, maka sumber daya yang dimiliki ialah sumber daya yang dimiliki oleh manajer pemilik yaitu kompetensi yang dimilikinya (Widjajani, 2008). Oleh karena itu dalam memodelkan perilaku strategis manajer pemilik IK tidak semua perilaku yang akan dimodelkan, tetapi hanya perilaku yang menggunakan sumber daya yang bersifat strategis yang akan dimodelkan. Metodologi Penelitian Penelitian ini merupakan replikasi penelitian Widjajani (2008) tetapi dengan konteks penelitian yang berbeda. Konteks penelitian disini adalah daerah yang berbeda dengan penelitian sebelumnya yang melakukan
Volume 13, Nomor 1, April 2013 hal. 62-75
65 Media Riset Bisnis & Manajemen ___________________________________________
penelitian di klaster-klaster IK di Kotamadya Bandung, sedangkan penelitian ini dilakukan dengan konteks klaster IK di Kota Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan untuk memodelkan perilaku strategis ini ialah dengan menggunakan Soft Systems Methodolody (SSM).Sebenarnya SSM merupakan metodologi action research yang ditujukan untuk mengeksplorasi, menanyakan dan belajar mengenai situasi permasalahan yang tidak terstruktur (sistem soft) agar dapat memperbaikinya (Attefalk& Langervik, 2001). Tetapi di dalam penelitian ini SSM tidak dimanfaatkan sebagai metodologi untuk memperbaiki sistem, tetapi proses pemodelannya yang dimanfaatkan untuk membuat model perilaku strategis pengusaha IK yang berhasil. Metodologi pemodelan yang digunakan mengikuti arahan Checkland & Scholes(1990) seperti yang digambarkan pada Gambar 1. Karena pada awalnya SSM adalah metodologi untuk action research, sedangkan pada penelitian ini adopsi model empat aktivitas SSM dari Checkland & Scholes (1990) ini hanya digunakan sebagai metoda pemodelan saja, maka proses hanya dilakukan sampai aktivitas ke tiga saja, yaitu pada aktivitas melakukan validasi model yang sudah dibuat dibandingkan dengan fakta yang ada. Data dikumpulkan dengan wawancara dengan menggunakan instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian sebelumnya.
Gambar 1 Model Empat Aktivitas Soft System Methodology Checkland& Scholes (1990)
Volume 13, Nomor 1, April 2013 hal. 62-75
_____________________________ Model Perilaku Strategis Pengusaha Industri Kecil 66
Hasil Penelitian Hasil dari penelitian ini merupakan model konseptual dari perilaku pengusaha IK Batik dari klaster IK batik di Tasikmalaya yang paling unggul. Model konseptual tersebut terdiri dari empat model yang merupakan empat perilaku strategis dengan suatu tujuan atau disebut sebagai perilaku strategis bertujuan. Keempat model tersebut dapat dilihat pada Gambar 2 sampai 5, yaitu: (1) Model Perilaku Bertujuan Menentukan Strategi, (2) Model Perilaku Bertujuan Melaksanakan Produksi, (3) Model Perilaku Bertujuan Melaksanakan Litbang dan Inovasi, dan (4) Model Perilaku Bertujuan Melaksanakan Pemasaran. Analisis Model Konseptual Model konseptual yang didapatkan terdiri dari empat model yang saling berkaitan dan root definition dari masing-masing perilaku strategis adalah sebagai berikut: (1) Perilaku Bertujuan Menentukan Strategi adalah suatu sistemperilaku strategis yang dimiliki dan dilakukan oleh manajer pemilik dalam menentukan strategi perusahaan yang dimaksudkan untuk dapat memperoleh acuan tujuan di masa depan dan mengelola perusahaan. (2) Perilaku Bertujuan Melaksanakan Produksi adalah suatu sistem perilaku strategis yang dimiliki dan dilakukan oleh manajer pemilik dalam melaksanakan produksi yang dimaksudkan untuk dapat menghasilkan produk yang unggul di pasaran. (3) Perilaku Bertujuan Melaksanakan Penelitian Pengembangan dan Inovasi yaitu suatu sistem perilaku strategis yang dimiliki dan dilakukan oleh manajer pemilik dalam melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang) dan inovasi yang dimaksudkan untuk dapat selalu menerapkan pengembangandan perbaikanberkesinambungan. (4) Perilaku Bertujuan Melaksanakan Pemasaran yaitu suatu sistem perilaku strategis yang dimiliki dan dilakukan oleh manajer pemilik dalam melaksanakan kegiatan pemasaran yang dimaksudkan untuk dapat menjual produknya.
Volume 13, Nomor 1, April 2013 hal. 62-75
67 Media Riset Bisnis & Manajemen ___________________________________________
Merek produknya terkenal di Indonesia dan dunia
Mengalami kesulitan dalam pembuatan produk baru diatasi dengan mempelajari proses produksi produk baru dengan lebih rinci
Mengalami kejadian sulit pemasaran produk, diatasi mencari produk baru dengan mengubah visi dan membangun kualitas Mengalami kejadian buruk yang berhubungan dengan pemasaran diatasi dengan memperluas jaringan personal
MENENTUKAN CITA-CITA PERUSAHAAN
Membuat atau merancang sendiri komponen kritis yang menentukan kualitas produk
Membuat produk khusus berkualitas tinggi untuk segmen pasar tertentu
Mengalami bahan baku sulit, mencari saluran bahan baku lain
MENENTUKAN PRODUK DAN PASAR
MENENTUKAN STRATEGI KAPABILITAS BERSAING
BELAJAR DARI PENGALAMAN
Produk berkualitas Kualitas jasa pelayanan konsumen
Kelompok target konsumen tertentu (Market niches)
Memilih saluran distribusi yang sudah ahli dan mempunyai reputasi baik
Brand name Produk premium
Awalnya modal sendiri
Kinerja dan upah karyawan tetap berdasarkan tanggung jawabnya Modal kerja dari pemasok
STRATEGI PEMASARAN
Membangun lingkungan kerja dengan atmosfir pelayanan
STRATEGI FASILITAS
STRATEGI PROSES
TI untuk memonitor teknologi dan desain terbaru Hubungan industrial kekeluargaan dan personal
Pengembangan perusahaan dengan modal kredit bank
Menentukan harga sendiri (bersaing)
Menggunakan kapabilitas pemasok besar sehingga fleksibel
STRATEGI INTEGRASI VERTIKAL
Meningkatkan kualitas SDM dengan melakukan pelatihan agar mampu beradaptasi dengan lebih baik
STRATEGI SDM
TI untuk komunikasi dengan suplier atau konsumen
Sanksi bagi karyawan yang tidak disiplin
STRATEGI FINANSIAL
Membina hubungan jangka panjang dan meningkatkan kualitas
Pengembangan produk baru dengan inspirasi dari merek produk terkenal
Pengembangan teknologi proses baru dengan menerapkan dengan cara coba-coba
TI untuk desain produk dan proses
Teknik pemasaran yang inovati
Melakukan pemasaran sendiri
Meningkatkan pengendalian proses dan mengurangi variabilitas proses
TI untuk pengolahan data administratif
Kinerja dan upah karyawan tidak tetap berdasarkan sistem borongan
Mengeliminasi keterlambatan karena kualitas
STRATEGI KUALITAS
Meningkatkan kesesuaian antara kapasitas dan permintaan Melakukan penjadwalan yang lebih baik
STRATEGI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI
Sistem kinerja berdasarkan pada pemeliharaan karyawan lama sehingga lebih banyak tenaga kerja yang berpengalaman
Struktur organisasi yang dibangun mekanisme agar dapat melakukan reaksi cepat terhadap kebutuhan khusus
STRATEGI PRODUK BARU
STRATEGI SISTEM KINERJA
STRATEGI ORGANISASI
MENENTUKAN STRATEGI FUNGSIONAL
GAMBAR 2. MODEL PERILAKU BERTUJUAN MENENTUKAN STRATEGI BAPAK DEDEN
Volume 13, Nomor 1, April 2013 hal. 62-75
STRATEGI LITBANG
Menentukan produk atau jasa baru berdasarkan pada hubungannya dengan konsumen
STRATEGI OPERASI
MENENTUKAN STRATEGI FUNGSIONAL
Pengembangan teknologi proses baru dengan mempelajari sendiri terlebih dahulu
Pengembangan teknologi bahan atau bahan baku dengan cara coba-coba
STRATEGI TEKNOLOGI INFORMASI
STRATEGI S D M
Membangun sistem kualitas (Manajemen Kualitas Terpadu)
Penelitian pemasaran baru dengan menggunakan jasa pencari pasar
_____________________________ Model Perilaku Strategis Pengusaha Industri Kecil 68
Menginformasikan kebutuhan bahan baku ke pemasok via telpon
Melakukan negosiasi dengan sumber dana mengenai besarnya kredit dan kesepakatan pembayaran kredit
Melatih pengrajin dan masyarakat sentra cara membuat produk berkualitas, hasil pelatihan yang mau berusaha sendiri dan tetap komitmen dengan pembuatan produk berkualitas kemudian direkrut menjadi subkontraktor
Melakukan negosiasi dengan pemasok masalah harga bahan baku
Menentukan alokasi penggunaan dana, menyerahkan kepada bagian finansial dan menerima laporannya setiap bulan.
Menyiapkan dana
Menyiapkan Bahan Baku
Melatih pengrajin dan masyarakat sentra cara membuat produk berkualitas, hasil pelatihan yang baik dapat direkrut menjadi karyawan
Menyiapkan subkontraktor
Memberikan sanksi kepada karyawan jika karyawan tidak disiplin Mengendalikan kualitas hasil pekerjaan subkontraktor dengan menggunakan perjanjian kesepakatan kualitas dan harga
Melakukan pertemuan berkala untuk membahas masalahmasalah di pabrik termasuk keluhan karyawan Melakukan negosiasi dengan karyawan masalah upah dan kewajiban pekerja Membuat sampel produk yang akan diproduksi jika akan membuat produk desain baru. Melatih karyawan baru sendiri untuk pekerjaan yang diperuntukkannya
Mengendalikan kualitas pekerjaan karyawan dengan cara memonitor secara berkala
Menentukan jabatan karyawan dengan memilih yang ahli dan mempunyai perilaku baik (disiplin)
Menyiapkan karyawan
Mengendalikan kualitas hasil pekerjaan subkontraktor dengan menggunakan perjanjian tidak akan dijadikan subkontraktor lagi jika kualitas tidak sesuai.
Memperlakukan karyawan seperti keluarga dengan pendekatan personal
Menyerahkan pekerjaan ke subkontraktor
Melaksanakan operasional produksi
GAMBAR 3 MODEL PERILAKU BERTUJUAN MELAKSANAKAN PRODUKSI BAPAK DEDEN
MENCARI INFORMASI MENGENAI UMPAN BALIK KONSUMEN
MENCARI INFORMASI DESAIN PRODUK BARU MENCARI INFORMASI BAHAN BAKU BARU
Mencari di internet
Melihat di toko-toko yang menjual produk terkenal
Mendapatkan ide atau desain baru dari konsumen (trader)
Melihat dari media massa (TV atau majalah)
Mencari informasi di internet Mendapatkan informasi dari pemasok
Meminta informasi mengenai pendapat konsumen yang telah menggunakan produknya (konsumen perusahaan)
Melihat dari buku referensi (mode blad)
MENCARI INFORMASI TEKNOLOGI PROSES BARU
Mencari dari katalog produk
Menginformasikan teknologi baru dengan melakukan pelatihan khusus pada waktu order sedang sepi
Menginformasikan sistem prosedur baru dengan melakukan pelatihan khusus dengan waktu yang khusus disediakan
Mencari di internet
MENDOKUMENTASIKAN DAN MENGINFORMASIKAN KE KARYAWAN
GAMBAR 4 MODEL PERILAKU BERTUJUAN MELAKSANAKAN LITBANG DAN INOVASI BAPAK DEDEN
Volume 13, Nomor 1, April 2013 hal. 62-75
69 Media Riset Bisnis & Manajemen ___________________________________________
Mendatangi calon konsumen dengan membawa sampel dan memperkenalkan produk
Mengikuti kegiatan kelompok organisasi yang tidak berhubungan langsung dengan perusahaan (misalnya organisasi hobby dsb.),memperluas pergaulan dan peluang untuk pemasaran
Memberikan tantangan bahwa produknya laku di pasar yang dituju Menginformasikan mengenai produk atau harga baru ke konsumen atau trader dengan menggunakan telpon
MEMPERKENALKAN & MENGINFORMASIKAN PRODUK
Melakukan negosiasi dengan konsumen tentang harga dan metoda pembayaran
MELAKUKAN PENJAJAGAN SALURAN PEMASARAN BARU
Melakukan negosiasi dengan trader tentang harga dan metoda pembayaran
NEGOSIASI DENGAN KONSUMEN
GAMBAR 5. MODEL PERILAKU BERTUJUAN MELAKSANAKAN PEMASARAN BAPAK DEDEN
Perilaku Bertujuan Menentukan Strategi Bapak Deden dapat dilihat pada Gambar 2.Perilaku ini merupakan dasar dari perilaku-perilaku strategis lainnya karena memberikan dasar, arah dan tujuan bagi keseluruhan aktivitas dan keputusannya. Perilaku menentukan strategi dimulai dari sejak ia memulai usahanya, yaitu strategi usaha ditentukan melalui proses belajar. Proses belajar tersebut yaitu dengan mengalami berbagai kesulitan dan masalah kemudian dapat mengatasi kesulitan tersebut dengan baik. Pengalaman mengalami berbagai masalah dan kesulitan meliputi antara lain dalam proses pemasaran, dalam pembuatan produk baru, dan kesulitan bahan baku. Proses belajar tersebut kemudian menjadikan dasar penentuan strategi usahanya. Strategi usaha yang paling mendasar yaitu cita-cita bapak Deden, ingin usahanya seperti apa di masa depan atau dapat dikatakan sebagai visi usahanya. Cita-cita bapak Deden yaitu merek produknya terkenal di Indonesia dan jika bisa sampai di dunia, menjadi fondasi penentuan strategi usaha yang dilakukan guna mencapai cita-cita tersebut.Untuk dapat mencapai cita-cita usahanya tersebut, maka kendaraan yang digunakan adalah produk dan pasar yang sesuai. Strategi mengenai produk dan pasar yang akan dimasuki adalah difokuskan pada produk berkualitas tinggi untuk segmen pasar tertentu. Segmen pasar di sini
Volume 13, Nomor 1, April 2013 hal. 62-75
_____________________________ Model Perilaku Strategis Pengusaha Industri Kecil 70
ditentukan segmen pasar menengah ke atas sehingga produk yang dihasilkan difokuskan pada jenis batik berkualitas tinggi untuk segmen pasar tersebut. Strategi bisnis tersebut, kemudian dilengkapi dengan strategi yang merupakan hasil dari proses pembelajaran bertahun-tahun mengenai produk, proses dan pasar, yaitu strategi untuk mempertahankan keunggulan kompetitif yang disebut sebagai strategi kapabilitas bersaing (Widjajani, 2008). Strategi kapabilitas bersaing yang dilaksanakan oleh bapak Deden adalah membuat dan merancang sendiri komponen kritis yang menentukan kualitas dan keunggulan produk, yaitu desain batiknya, yang kemudian diimplementasikan pada cap (pada batik cap) atau pada desain batik tulis. Strategi bisnis kemudian diimplementasikan dalam 6 Strategi Fungsional yaitu (Gambar 2): (1) Strategi Fungsional Pemasaran; (2) Strategi Fungsional Finansial; (3) Strategi Fungsional Sumber Daya Manusia; (4) Strategi Fungsional Teknologi Informasi; (5) Strategi Fungsional Penelitian dan Pengembangan; dan (6) Strategi Fungsional Operasi. Strategi Fungsional Pemasaran Strategi Fungsional Pemasaran ditekankan pada identifikasi produk dan pasar yaitu dengan komitmen hanya menggunakan satu brand name yaitu Deden Batik. Brand name Deden Batik kemudian harus dapat diasosiasikan pada Produk Batik Tasikmalaya berkualitas tinggi dengan harga tinggi (premium) karena ditujukan untuk pasar tertentu yaitu kalangan penyuka batik kalangan menengah ke atas.Penentuan harga produk dilakukan sendiri dengan mempertimbangkan harga produk pesaing Dalam implementasi strategi pemasaran tersebut, maka dilakukan aktivitas-aktivitas yang tergambar dalam Model Perilaku Bertujuan Melaksanakan Pemasaran (Gambar 5) yaitu antara lain pada aktivitas memperkenalkan dan menginformasikan produk. Selain itu juga melaksanakan aktivitas pemasaran yang berani yaitu memberikan tantangan pada trader bahwa produknya akan laku dalam jangka waktu tertentu dengan sanksi tertentu. Strategi pemasaran juga diimplementasikan dalam strategi menentukan saluran pemasaran (Gambar 2) yaitu antara lain dengan mengembangkan teknikteknik pemasaran yang inovatif misalnya dengan memperkenalkan produk melalui perusahaan-perusahaan, organisasi-organisasi dan perkumpulanperkumpulan yang karyawannya atau anggotanya dapat menjadi konsumen potensial. Selain itu juga bapak Deden mengembangkan saluran pemasaran sendiri dan menggunakan saluran distribusi yang sudah ahli, yaitu trader yang telah dikenal mempunyai jaringan pemasaran yang luas. Dalam implementasi strategi pemasaran yang telah dijelaskan pada Gambar 2 tersebut, kemudian dilakukan aktivitas-aktivitas yang digambarkan dalam Model Perilaku Bertujuan Melaksanakan Pemasaran (Gambar 5).
Volume 13, Nomor 1, April 2013 hal. 62-75
71 Media Riset Bisnis & Manajemen ___________________________________________
Aktivitas-aktivitas yang dilakukan antara lain yaitu melaksanakan penjajagan saluran pemasaran baru misalnya dengan mengikuti kegiatan kelompok organisasi yang tidak berhubungan langsung dengan perusahaan, memperluas pergaulan dan mencari peluang untuk pemasaran. Strategi pemasaran yang juga dilakukan ialah mengembangkan kualitas jasa pelayanan konsumen (Gambar 2) yang kemudian diimplementasikan pada Model Perilaku Melaksanakan Pemasaran (Gambar 5) yaitu dengan melakukan aktivitas memperkenalkan produk kepada konsumen dan bernegosiasi dengan trader/konsumen. Strategi Fungsional Finansial Menentukan strategi fungsional finansial merupakan bagian dari Model Perilaku Menentukan Strategi (Gambar 2), yaitu terdiri dari strategi finansial mengenai pemodalan yang dilakukan dengan menggunakan modal sendiri pada awal perusahaan berdiri dan kemudian mendapatkan sebagian modal dari kredit bank; strategi finansial mengenai modal kerja dilaksanakan dengan mengandalkan kepercayaan dari pemasok bahan baku dengan pembayaran yang dapat dilakukan kemudian; serta strategi mengenai pengembangan perusahaan dengan modal kredit dari bank. Implementasi strategi fungsional finansial ini digambarkan pada Model Perilaku Pelaksanaan Produksi (Gambar 3) yaitu antara lain dengan melakukan negosiasi dengan sumber dana mengenai besarnya kredit dan kesepakatan pembayaran kredit; menentukan alokasi penggunaan dana dengan menyerahkan kepada bagian finansial, dan menerima laporannya setiap bulan; serta melakukan negosiasi dengan pemasok masalah harga bahan baku. Strategi Fungsional Sumber Daya Manusia Strategi fungsional sumber daya manusia merupakn bagian dari Model Perilaku Menentukan Strategi (Gambar 2) yaitu antara lain merupakan strategi sumber daya manusia dalam hal penentuan upah, untuk karyawan operasional (tidak tetap) ditentukan berdasarkan sistem borongan dan untuk karyawan tetap baik upah maupun penghargaan terhadap kinerja ditentukan berdasarkan tanggung jawabnya. Selain itu strategi sumber daya manusia yang dilakukan untuk memotivasi karyawan ialah dengan melaksanakan hubungan industrial kekeluargaan dan personal; sedangkan mengendalikan kedisiplinan dilakukan dengan memberikan sanksi bagi karyawan yang tidak disiplin. Strategi Fungsional Sumber Daya Manusia tersebut kemudian diimplementasikan ke dalam Model Perilaku Bertujuan Melaksanakan Produksi (Gambar 3) yang antara lain terdiri dari Aktivitas Menyiapkan Karyawan dan Aktivitas Menyiapkan Subkontraktor. Aktivitas menyiapkan karyawan dilakukan
Volume 13, Nomor 1, April 2013 hal. 62-75
_____________________________ Model Perilaku Strategis Pengusaha Industri Kecil 72
pemilihan karyawan yang berkualitas dengan hanya menerima dari kandidat karyawan yang terbaik serta menentukan jabatan karyawan dengan memilih yang ahli dan mempunyai perilaku baik (disiplin). Aktivitas Menyiapkan Subkontraktor yaitu dengan memilih subkontraktor yang mampu memproduksi produk sesuai dengan standar kualitas Batik Deden dan berkomitmen tinggi. Strategi Fungsional Teknologi Informasi Model Perilaku Bertujuan Menentukan Strategi (Gambar 2) juga menentukan strategi dalam penerapan teknologi informasi di perusahaan, yaitu dimaksudkan untuk membantu dalam pengolahan data administratif, membantu dalam desain produk dan proses, memonitor teknologi dan desain terbaru serta berkomunikasi dengan pemasok atau konsumen. Implementasi strategi tersebut dilaksanakan dengan aktivitas-aktivitas yang terangkum dalam Model Perilaku Bertujuan Melaksanakan Litbang dan Inovasi (Gambar 4), yaitu pada aktivitas mencari informasi desain produk baru, bahan baku baru dan teknologi proses baru. Selain itu juga, strategi teknologi informasi juga diimplementasikan dalam Perilaku Bertujuan Melaksanakan Pemasaran (Gambar 5) yaitu memanfaatkan teknologi informasi dalam melaksanakan negosiasi dengan konsumen dan trader mengenai harga dan metoda pembayaran. Strategi Fungsional Litbang Strategi fungsional litbang yang dijalankan juga digambarkan dalam Model Perilaku Bertujuan Menentukan Strategi (Gambar 2) yaitu antara lain melakukan pengembangan produk baru dengan cara membuat desain sendiri dengan mencari inspirasi dari produk merek terkenal; pengembangan teknologi proses baru dan bahan baku baru dengan mempelajari sendiri dan cara coba-coba; serta melakukan penelitian mengenai saluran pemasaran baru dengan menggunakan jasa pencari pasar. Strategi tersebut diimplementasikan dalam aktivitas-aktivitas yang tergambar dalam Model Perilaku Bertujuan Melaksanakan Litbang dan Inovasi (Gambar 4) yaitu : (1) Melakukan pencarian informasi desain produk, teknologi proses, dan bahan baku baru yang dilakukan dengan: (a) mendapatkan informasi untuk melakukan desain produk baru dengan mencari di internet, dari toko-toko yang menjual produk merek terkenal, dari buku referensi (modeblad) dan dari media massa (TV atau majalah); (b) mendapatkan informasi mengenai teknologi proses baru dengan mencari informasi di internet, dari katalog-katalog produk dan dari toko-toko atau distributor yang menjual mesin atau peralatan; (c) mendapatkan informasi mengenai teknologi bahan atau bahan baku yang baru dengan mencari informasi di internet dan dari pemasok. (2) Melakukan pencarian
Volume 13, Nomor 1, April 2013 hal. 62-75
73 Media Riset Bisnis & Manajemen ___________________________________________
informasi mengenai umpan balik dari konsumen yaitu dengan meminta informasi mengenai pendapat konsumen yang telah menggunakan produknya (konsumen perusahaan). (3) Melakukan aktivitas mendokumentasikan dan menginformasikan ke karyawan yaitu: (a) menginformasikan teknologi baru ke karyawan dengan melakukan pelatihan khusus pada waktu order sedang sepi atau pada waktu yang disediakan khusus; (b) Menginformasikan sistem prosedur baru dengan melakukan pelatihan khusus dengan waktu yang khusus disediakan Strategi Fungsional Operasi Strategi operasi menggambarkan prioritas kompetitif yang didapatkan dari operasi yang dapat dilihat pada Model Perilaku Bertujuan Menentukan Strategi (Gambar 2) ialah: (1) Strategi operasi mengenai fasilitas dilaksanakan berdasarkan pada pembangunan lingkungan kerja dengan atmosfir pelayanan yang baik, atau dengan kata lain melakukan pembangunan kualitas tempat kerja. Strategi ini diimplementasikan dalam Perilaku Bertujuan Pelaksanaan Produksi (gambar 3) yaitu dalam aktivitas melaksanakan operasional produksi. (2) Strategi operasi mengenai teknologi proses yang dilakukan yaitu dengan meningkatkan pengendalian proses dan mengurangi variabilitas proses, dengan kata lain prioritas kompetitif yang dipilih ialah kualitas, meningkatkan kualitas proses sehingga dapat menghasilkan produk berkualitas. (3) Strategi operasi mengenai hubungan integrasi vertikal/suplier dilakukan dengan membina hubungan jangka panjang dan meningkatkan kualitas hubungan dengan suplier (prioritas kompetitif kualitas). Strategi ini kemudian diimplementasikan dalam aktivitas menyiapkan bahan baku pada Model Perilaku Bertujuan Melaksanakan Produksi (Gambar 3). Strategi operasi mengenai hubungan integrasi vertikal/suplier juga dilakukan dengan memilih suplier besar sehingga bahan baku yang didapatkan terjamin kualitas dan kuantitasnya. (4) Strategi operasi mengenai sumber daya manusia yang berdasarkan pada kualitas sumber daya manusia dilakukan melalui pelatihan dan peningkatan ketrampilan yang mengarah pada kemampuan untuk beradaptasi dengan lebih baik. Implementasi strategi ini ke dalam perilaku litbang dan inovasi tercermin dalam aktivitas diseminasi informasi ke karyawan yaitu (Gambar 4). (5) Strategi operasi mengenai kualitas dilakukan dengan melaksanakan pembangunan sistem kualitas untuk meningkatkan kualitas guna memenuhi harapan konsumen. Strategi operasi mengenai kualitas juga dilakukan dengan pengendalian kualitas yang ketat pada setiap stasiun kerja oleh masingmasing operator sehingga dapat mengeliminasi keterlambatan yang disebabkan karena kualitas. Strategi ini kemudian diimplementasikan dengan mengendalikan kualitas pekerjaan karyawan dengan cara memonitor secara berkala (gambar 3). (6) Strategi operasi mengenai perencanaan produksi dan pengendalian persediaan dilakukan dengan meningkatkan kesesuaian antara kapasitas dan permintaan sehingga dapat memberikan kualitas pelayanan yang lebih baik.
Volume 13, Nomor 1, April 2013 hal. 62-75
_____________________________ Model Perilaku Strategis Pengusaha Industri Kecil 74
Strategi operasi mengenai perencanaan produksi dan pengendalian persediaan juga dilakukan dengan melakukan penjadwalan yang lebih baik karena kemampuan delivery merupakan prioritas kompetitif yang dipilih. (7) Strategi operasi mengenai produk atau jasa baru yang dilakukan berdasarkan pada hubungannya dengan konsumen. Produk dan jasa baru hanya diadakan setelah melalui suatu pembelajaran mengenai identifikasi kebutuhan konsumen. Strategi ini kemudian diimplementasikan pada perilaku melaksanakan litbang dan inovasi (Gambar 4). (8) Strategi operasi mengenai sistem kinerja atau penghargaan pada sumber daya manusiayang didasarkan pada peningkatan pemeliharaan karyawan yang lama sehingga lebih banyak tenaga kerja yang berpengalaman. Pelaksanaan strategi ini dalam perilaku melaksanakan produksi (Gambar 3). (9) Strategi operasi mengenai sistem organisasi yang didasarkan pada struktur organisasi yang didasarkan pada prioritas kompetitif fleksibilitas. Implementasi strategi dalam perilaku melaksanakan produksi (Gambar 3) dalam menentukan alokasi penggunaan dana. Simpulan, Implikasi Manajerial, Keterbatasan Penelitian dan Saran untuk Penelitian Selanjutnya Model Perilaku Strategis Pengusaha IK yang berhasil menggambarkan bagaimana perilaku pengusaha IK dalam membangun keunggulan kompetitifnya.Model ini menggambarkan secara rinci aktivitasaktivitas yang dilakukan oleh pengusaha yang berhasil dalam menjalankan usaha sehingga dapat unggul diantara pesaing-pesaingnya. Model Perilaku Strategis Pengusaha IK dalam membangun keunggulan kompetitif ini terdiri dari empat model yaitu: (1) Model Perilaku Bertujuan Menentukan Strategi yang merupakan perilaku yang mendasari aktivitas menentukan strategi perusahaan; (2) Model Perilaku Bertujuan Melaksanakan Produksi yaitu merupakan implementasi dari strategi yang telah ditentukan kedalam aktivitas-aktivitas melaksanakan produksi; (3) Model Perilaku Bertujuan Melaksanakan Litbang dan Inovasi yaitu merupakan implementasi strategi yang telah ditentukan kedalam aktivitas melaksanakan litbang dan inovasi; (4) Model Perilaku Bertujuan Melaksanakan Pemasaran yaitu merupakan implementasi atrategi yang telah ditentukan kedalam aktivitas melaksanakan pemasaran. Keempat model tersebut menggambarkan perilaku penguasaha IK yang berhasil dalam membangun keunggulan kompetitif secara berkesinambungan dan dinamis. Jadi model tersebut bukan merupakan potret sesaat (snapshot) dari aktivitas pengusaha IK tetapi menggambarkan proses bagaimana suatu usaha dikelola sehingga dapat membangun keunggulan kompetitifnya.
Volume 13, Nomor 1, April 2013 hal. 62-75
75 Media Riset Bisnis & Manajemen ___________________________________________
Daftar Pustaka Attefalk, L., Langervik, G. (2001). Socio Technical Soft System Methodology: A SociotechnicalApproach to Soft System Methodology. Master Thesis. Department of Informatics Universityof Gothenburg. Barney, J.B. (1991). Firm Resources and Sustained Competitive Advantage. Journal of Management. 17 : 99-112. Checkland, P., Scholes, J. (1990). Soft Systems Methodology in Action.John Wiley & Sons Ltd.,Chichester. Fahy, J. (2000). The Resource-Based View of The Firm: Some Stumbling-Blocks on The Road to Understanding Sustainable Competitive Advantage.Journal of European Industrial Training. 24 (2/3/4) :94-104. Hayden, C.L. (1986). The Handbook of Strategic Enterprise. The Free Press, New York, NY. Widjajani. (2008). Perilaku Strategis Industri Kecil untuk Membangun Keunggulan Kompetitif di Sentra Industri Kecil Kota Bandung dengan Pendekatan Berbasis Sumber Daya. Disertasi. Intitut Teknologi Bandung.
Volume 13, Nomor 1, April 2013 hal. 62-75