Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
Model Pembelajaran IPA Terpadu Berorietasi Multiple Intelligences Dan Pemberdayaan Metakognisi Siswa Melalui Integrasi Kurikulum Di SMP Dewi Diana Paramata 1) Yoseph Paramata 1) Wirnangsi D. Uno 2) 1) Prodi Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Gorontalo 2) Prodi Pendidikan Biologi, Universitas Negeri Gorontalo Email:
[email protected] Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran dan mengembangkan instrumen sehingga dapat menghasilkan CD pembelajaran IPA Terpadu berorientasi multiple intelligences dalam memberdayakan metakognisi siswa melalui integrasi kurikulum, yang dijabarkan kedalam tujuan khusus penelitian; 1) Mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) IPA SMP, 2) Mengembangkan bahan ajar IPA SMP, 3) Mengembangkan Lembar Kerja Siswa SMP, 4) Mengembangkan Tes Prestasi Belajar untuk menguji kompetensi siswa. Kegiatan tahap pertama telah menghasilkan desain awal perangkat pembelajaran dalam bentuk draft I yang meliputi bahan ajar, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan lembar kerja siswa (LKS). Hasil penelitian ini telah menggambarkan bagaimana perangkat pembelajaran IPA Terpadu yang berorientasi multiple inteligences dalam memberdayakan metakognisi siswa telah tersedia dan siap untuk divalidasi dan diujicoba pada tahap kedua. Perangkat yang telah dikembangkan pada tahap satu ini rencana akan di validasi dan diujicoba pada tahun kedua, dengan demikian untuk tahun pertama penelitian masih dalam bentuk draff I pengembangan perangkat pembelajaran yang siap untuk divalidasi dan diujicoba pada tahun kedua. Kata Kunci : Model Pembelajaran, Multiple Intelligences, Pemberdayaan Metakognisi, Integrasi Kurikulum Abstract: This research aims to develop learning tools and develop instruments that can produce a CD-oriented science teaching Integrated metacognition multiple intelligences in empowering students through curriculum integration, which are translated into specific objectives of the study; 1) Develop a junior high school science lesson plan, 2) Develop instructional materials science junior, 3) Developing Student Worksheet SMP, 4) Developing Learning Achievement Test to test students' competencies. The first phase of activity has resulted in the initial design of the learning tools in the form of the first draft that includes teaching materials, lesson plan and student worksheets. The results of this study have described how the device is oriented science teaching Integrated multiple inteligences in empowering students' metacognition is available and ready to be validated and tested in the second stage. Devices that have been developed at this stage of the plan will be validated and tested in the second year, thus for the first year of study is still in draft form first development of learning tools that are ready to be validated and tested in the second year. Keywords: Models of Learning, Multiple Intelligences, Empowering Metacognition, Curriculum Integration
C - 53
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
strategis untuk meningkatkan sumber daya
PENDAHULUAN
Perkembangan
Ilmu
manusia. Semua bidang studi yang diajarkan
Pengetahuan
dan teknologi telah membawa perubahan di
di sekolah
semua aspek kehidupan
studi IPA diharapkan dapat berkontribusi
manusia dimana
termasuk di dalamnya bidang
dapat
bagi peningkatan kualitas sumber daya
dipecahkan dengan upaya penguasaan dan
manusia. Dalam upaya peningkatan sumber
peningkatan
dan
daya manusia melalui pendidikan di sekolah,
manusia
maka peningkatan mutu pendidikan IPA
perubahan tersebut juga telah membawa
disemua jenjang pendidikan harus dapat
manusia ke dalam era persaingan global
dilakukan
yang semakin ketat. Agar mampu berperan
berkesinambungan.
dalam persaingan global, maka sebagai
pendidikan diukur dari pencapian tujuan
warga
pendidikan seperti yang dirumuskan dalam
berbagai
teknologi.
permasalahan
ilmu Bagi
negara
hanya
pengetahuan kehidupan
kita
perlu
terus
secara
berkualitas
dan
Keberhasilan
mengembangkan dan meningkatkan kualitas
Undang-Undang
sumber daya manusia. Oleh karena itu,
Nasional
peningkatan kualitas sumber daya manusia
dijabarkan secara hirarki sampai pada tujuan
merupakan keharusan yang dilakukan secara
pembelajaran. Oleh karena itu pembelajaran
terencana, terarah, intensif, efektif dan
di
efisien dalam proses pembangunan. Dalam
pencapaian tujuan pendidikan nasional yakni
hubungannya dengan kualitas sumber daya
menjadikan manusia Indonesia seutuhnya.
manusia, pendidikan memegang peran yang
Untuk mencapai tujuan tersebut maka
sangat penting dalam proses peningkatan
diperlukan komitmen pelaku pendidikan
kualitas sumber daya manusia. Peningkatan
untuk
kualitas pendidikan merupakan suatu proses
pembelajaran di kelas termasuk di dalamnya
yang terintegrasi dengan proses peningkatan
bidang studi IPA.
No.
kelas
Sistem 20
Tahun
merupakan
selalu
Pendidikan 2003
ujung
meningkatkan
yang
tombak
kualitas
Kemampuan guru dalam mengelola
kualitas sumber daya manusia itu sendiri. pendidikan
kelas sangat berhubungan dengan kualitas
merupakan usaha sadar yang dilakukan
pembelajaran di kelas dan berdampak pula
dalam membangun
kualitas sumber daya
pada prestasi belajar siswa. Jika proses
manusia. Pendidikan formal dalam hal ini
pembelajaran di kelas berkualitas maka
sekolah merupakan salah satu wadah yang
dapat
Pembangunan
di
bidang
C - 54
dipastikan
hasil
pembelajaran
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
berkualitas pula. Agar pembelajaran dapat
yang memiliki kecakapan berpikir tinggi.
mencapai
Oleh karena itu perlu adanya perhatian
kualitas
diharapkan
sebagaimana
maka
perlu
yang
diupayakan
khusus
terhadap
proses
pembelajaran.
peningkatan kompetensi guru. Salah satu
Tantangan abad 21 adalah bagaimana
upaya adalah dengan meningkatkan kualitas
membuat siswa terbiasa berpikir kritis dan
kompetensi profesionalisme guru melalui
kreatif
model-model
dan
Disinilah guru dituntut untuk berperan
serta
dalam mengajarkan kepada siswa bagaimana
peningkatan kualitas proses pembelajaran,
dia belajar (strategi belajar). Pengajaran
yang ditujukan sebagai perbaikan dan
yang baik meliputi mengajarkan siswa
peningkatan kualitas guru dan kualitas
bagaimana belajar, bagaimana mengingat,
proses pembelajaran. Namun kenyataan
bagaimana
yang sering ditemui bahwa sering guru
memotivasi diri mereka sendiri. (Richard
dalam
Meyer, 1986: 315 dalam Nur, 2011).
integrasi
pemberdayaan
kurikulum
metakognitif
melaksanakan
pembelajaran
berpatokan pada pembelajaran tradisoinal walaupun
saat
ini
kurikulum
dalam
memecahkan
berpikir,
masalah.
dan
bagaimana
Terkait dengan upaya peningkatan
sudah
mutu
dikembangkan oleh setiap sekolah, namun
pendidikan
pemerintah
telah
melakukan berbagai hal, diantaranya adalah
kompetensi yang dimiliki oleh siswa belum
penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku
memenuhi kebutuhan siswa untuk setiap
ajar, peningkatan mutu tenaga kependidikan
bidang ilmu yang dipelajari. Sebagai contoh
melalui berbagai pelatihan dan peningkatan
banyak proses pembelajaran yang hanya
kualifikasi pendidikan tenaga kependidikan,
menitikberatkan pada tujuan akhir, tetapi
peningkatan
mengabaikan proses apa yang terjadi pada
pendidikan,
pikiran siswa. Oleh karena itu siswa kurang
manajemen serta
pengelolaan
penyediaan
fasilitas
pendidikan yang cukup signifikan. Segala
memahami bagaimana dia belajar. Dalam
upaya seperti yang disebutkan di atas telah
kaitannya dengan pemahaman siswa tentang
dilakukan, namun upaya tersebut belum
bagaimana dia belajar, maka perlu adanya
sesuai dengan harapan. Rendahnya mutu
pemberdayaan keterampilan berpikir.
pendidikan
Untuk mengahadapi tuntutan abad 21
IPA
diberbagai
jenjang
pendidikan tercermin dari relatif nilai rata-
yang disebut juga era informasi, Pada abad
rata Ujian Nasional (UN)
ini diperlukan SDM dengan kualitas tinggi
dari tahun ke
tahun tidak mengalami peningkatan yang
C - 55
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
cukup berarti.
IPA merupakan bagian
majemuk
manusia. Mengingat sangat pentingnya IPA dalam
diperlukan
kehidupan usaha
untuk
manusia,
individu yang dilahirkan memiliki tujuh
menumbuhkan
kecerdasan dasar. Makin banyak kecerdasan yang dimiliki
anak. Pendidikan IPA terhadap anak tidak
(1995
tetapi juga ikut menumbuhkan karakter-
dalam
Julia
Jasmine,
2012)
menyatakan bahwa potensi otak bawaaan
karakter positif anak yang merupakan pilar-
kelahiran
pilar karakter anak bangsa. Karakter rasa
kita
dipadukan
dengan
pengalaman yang dimiliki pada masa kanak-
ingin tahu, berpikir kritis, berani mencoba
kanak akan menghasilkan setidaknya level
merupakan beberapa karakter yang dapat
fingsional dasar.Menurut Pressley et al.
IPA. Saat ini
(1990, 1992 dalam Nur 2008a) mengajarkan
pencapaian beberapa anak dalam dunia IPA
strategi-strategi metakognitif kepada siswa
memang cukup membanggakan. Namun, di
dapat membawa ke arah peningkatan hasil
sisi lain hal ini hanya berlaku untuk individu
belajar mereka secara nyata. Siswa-siswa
tertentu saja, sementara yang dibutuhkan
dapat belajar bagaimana berpikir tentang
oleh bangsa kita adalah pemerataan dalam
proses-proses berpikir mereka sendiri dan
dunia pendidikan termasuk pendidikan IPA.
menerapkan strategi-strategi belajar khusus
Dalam pembelajaran IPA terdapat tiga
untuk memikirkan sendiri tugas-tugas yang
representasi yang dapat digunakan oleh guru
sulit. Metakognisi berhubungan dengan
sehingga siswa dapat memahami konsep-
berfikir siswa tentang berpikir mereka
konsep IPA dengan benar dan utuh. Ketiga
sendiri
reperenstasi yang dimaksud adalah: 1)
dan
menggunakan
representasi verbal, 2) representasui fisis,
kemampuan
mereka
strategi-strategi
belajar
tertentu dengan tepat (Nur, 2011: 41). John
dan 3) represntasi matematis. Pembelajaran
Flavel
dengan menggunakan representasi majemuk manfaat lebih
sejak lahir makin mudah
seseorang menjadi orang sukses. Sylwester
hanya menambah wawasan mengenai IPA,
akan memberikan
siswa
Menurut Julia Jasmine (2012) setiap
maka
kecintaan terhadap IPA dari sejak anak-
tumbuh karena mencintai
intelligences)
secara beragam.
penting dalam setiap aspek kehidupan
di
(multiple
(1985
dalam
Nur
2011)
mendefinisikan bahwa metakognisi adalah
utama
pengetahuan seseorang berkenaan dengan
dalam mengasah kemampuan intelegensi
proses dan produk kognitif orang itu sendiri atau segala sesuatu yang berkaitan dengan
C - 56
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
proses dan produk tersebut. Metakognisi
pembelajaran terpadu? d) Hasil belajar siswa
memiliki
dua
pengetahuan
dalam pembelajaran terpadu? e) Respon
tentang
kognisi,
mekanisme
siswa terhadap perangkat pembelajaran
komponen: dan
terpadu?
pengendalian-diri seperti pengendalian dan monitoring kognitif (Beker & Brown, 1984;
METODE
Gagne, E., 1993, dalam Nur, 2011). Bertitik Berdasarkan tujuan penelitian yang
tolak dari uraian di atas maka sudah menjadi
telah dikemukakan di atas maka penelitian
suatu kewajiban kita sebagai perguruan
ini
tinggi yang membidangi kependidikan ikut berperan
dalam
meningkatkan
pengembangkan.
kualitas
pengembangan
sumber daya manusia khususnya kualitas
Four-D
lakukan melalui salah satu kegiatan Tri
yang
penelitian. Dalam kaitannya dengan hal ini
dan
di SMP dengan berfokus pada pembelajaran
tahap,
intelligences (kecerdasan majemuk) dan
yang
c)
Aktivitas
tahap
penyebaran
(dessiminate).
tahap
pertama perangkat
adalah
tahap
pembelajaran,
Untuk menganalisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data hasil pengembangan
pembelajaran guru
pendefinisian/
observasi, wawancara, tes, dan angket.
Keterlaksanaan pembelajaran terpadu? b)
terpadu?
tahap
digunakan dalam peneliatian ini adalah
telah dikembangkan yang meliputi: a)
dalam
meliputi:
kelas. Teknik pengumpulan data yang
telah
perangkat pembelajaran IPA terpadu yang
siswa
oleh
dan tahap ketiga adalah implementasi di
dikembangkan?, 2) Bagaimana efektivitas
Aktivitas
dikemukakan
instrumen, validasi dan ujicoba instrumen,
berikut: 1) Bagaimana kualitas perangkat terpadu
pembelajaran
tahap kedua adalah tahap pengembangan
permasalahan dapat dirumuskan sebagai
IPA
yang
pengembangan
SMP
melalui integrasi kurikulum. secara rinci
pembelajaran
perangkat
Penelitian ini dilakukan dalam 3 (tiga)
multiple
metakognisi siswa
prinsip
(design), tahap pengembangan (develop),
suatu permasalahan pada pembelajaran IPA
pemberdayaan
Secara
menetapkan (define), tahap perancangan
kami tim peneliti bermaksud mengkajinya
berorientasi
penelitian
Thiagarajan, Semmel & Semmel (1974: 5)
Dharma Perguruan Tinggi yaitu bidang
Terpadu
pada
mengacu pada 4 (empat) tahap yang disebut
pendidikan di SMP, hal ini dapat kita
IPA
digolongkan
perangkat
pembelajaran
dianalisis dengan cara meninjau kembali
dalam
C - 57
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
kesesuaian antara kurikulum, konsep, dan
dideskripsikan
karakteristik siswa, serta sumber yang
individu dan ketuntasan kalsikal serta
digunakan untuk menghasilkan perangkat
ketuntusan tujuan pembelajaranmetakognisi
pembelajaran yang terbaik. Data hasil
yang diungkapkan pada penelitian ini adalah
komentar, masukan, dan arahan dianalisis
strategi metakognisi yang dilakukan siswa,
dengan
yakni dalam proses merancang, memantau,
kembali
cara
memaknai dan
sumber
yang
meninjau
digunakan
berdasarkan
kentutasan
dan
dan menilai serta merefleksi kegiatannya
mendidkusikan kembali dengan validator
oleh sebab itu pedoman wawancara berupa
untuk mendapatkan hasil akhir yang terbaik
pokok-pokok pertanyaan yang digunakan
sehingga dapat digunakan dalam ujicoba.
untuk menggali informasi dari subjek
Data hasil wawancara dianalisis secara
sehubungan dengan penggunaan strategi
deskriptif dengan cara memaknai jawaban
metakognisi
siswa tentang strategi metakognisi yang
fisika. Pokok-pokok pertanyaan tersebut
digunakan siswa proses belajar. Data hasil
meliputi pertanyaan yang terkait dengan
belajar yang dijaring melalui tes uji coba
bagaimana karakteristik metakognisi subjek
dianalisis validitas butir dan reliabilitas
dalam menguasai konsep fisika.
dalam
penguasaan
konsep
instrumen. Karena tes yang dikembangkan HASIL DAN PEMBAHASAN
berbentuk essay, maka uji validitas butir
Kegiatan
menggunakan uji korelasi “product momen yang
dikemukakan
oleh
menghasilkan
Pearsont”
desain
awal
telah
perangkat
meliputi: Bahan Ajar, Rencana Pelaksanaan
skor butir dengan skor total, dan untuk reliabilitas
pertama
pembelajaran dalam bentuk draft I yang
(Ferguson, 1976: 107) yaitu korelasi antara
menghitung
tahap
Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa
instrumen
(LKS), dan Tes Hasil Belajar. Hasil
menggunakan “Alpha Cronbach” (Djaali,
penelitian ini telah tersedia dan siap untuk
2000: 122).
divalidasi dan diujicoba pada tahap kedua.
Data hasil tes prestasi belajar yang diperoleh Perangkat yang telah dikembangkan
pada tahap ketiga (implementasi di kelas)
pada tahap satu ini rencana akan di validasi
dianalisis dengan rumus sebagai berikut: =
dan diujicoba pada tahun kedua, dengan
x 100
demikian untuk tahun pertama penelitian
Analisis tes prestasi belajar dilakukan dengan
kuantitatif
yang
masih
selanjutnya
C - 58
dalam
bentuk
pengembangan
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
perangkat pembelajaran yang siap untuk
Web-Based Approach In Higher Education Desoete, 2001. Off-line Metacognition in Children with Mathematics Learning Disabilities. Faculteit Psycologies en Pedagogische Wetenschappen Universiteit-Gent. https/archive.ugent.be/retrieve/917/8010 01505476.pdf Deniz, S., & Bayram, H. 2009. The efficiency of metacognitive development embedded within a motivating lab regarding pre-service science teachers’ learning outcome Gamma, Claudia, tanpa tahun. Investigating the Effects of Training in Metacognition in an Interactive Learning Environment: Design of an Empirical Study. Eggen, P., & Kauchak, D., 2012, Strategi dan Model Pembelajaran. Mengajarkan Konten dan Keterampilan berpikir. Edisi Keenam. Terjemahan. Permata Puri media. Jakarta. Fisher, 2007. Critical Thinking: An Introduction. Cambridge University Press Flavell, J. H., 1979, Metacognition and Cognitive Monitoring, A New Area of Cognitive – Developmental Inquiry, in Nelson, T. O. (Ed), 1992, Metakognition, Allyn and Bacon, Boston Gamma, Claudia, 2000. The Role of Metacognition in Interactive Learning Environments. Gamma, Claudia Amando, 2004. Integrating Metakognition Instruction in Interaktive Learning Environment, Disertasi, University of Sussex Gardner, H. 1983. Frames of mind: The theory of multiple intelligences.New York:Basic Books. Gardner, H. 1993. Multiple intelligences: The theory in practice.New York: Basic Books. Gardner, H. 1999. Intelligence reframed: Multiple intelligences for the 21th century.New York: Basic Books
divalidasi dan diujicoba pada tahun kedua. KESIMPULAN
Penelitian ini telah menghasilkan desain awal perangkat pembelajaran dalam bentuk draft I yaitu berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), bahan ajar, lembar kerja siswa (LKS), dan Tes Hasil Belajar siap untuk divalidasi dan diujicoba pada tahap kedua. DAFTAR PUSTAKA
Amstrong, T. 1994. Multiple intelligences in the classroom.Alexandria,Virginia: ASCD Anderson, L. W & Krathwohl, D. R., 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing. A revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. Abridged Edition. New York: Company Inc Arends, Richard I. 1997. Classroom Instruction and Management. Toronto: McGraw-Hill Arends, Richard I. 2007. Learning to Teach. Seventh Edition. New York: Mc Graw Hill Book Company Inc Blakey, Elaine & Spence, Sheila, 1990. Developing Metacognition. New York: ERIC Clearinghouse on Information Resources Syracusa NY. Bruner, J, 1973. Going Beyong the Informasion Given. New York: Norton. Conati, Cristina, & Kurt VanLehn, tanpa tahun. Teaching meta-cognitive skills: implementation and evaluation of a tutoring system to guide self-explanation while learning from examples Chun-Yi SHEN & Hsiu-Chuan LIU, 2011. Metacognitive Skills Development: A
C - 59
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
Gokhan Ozzsoya, Aysegul ataman, 2009, The Effect of Metacognitive Strategy Training on Mathematical Problem Solving Achievement, Insternational Electronic Journal of Elementary Education Vol.1, Issue 2, March, 2009. ISSN:1307-9298 Huit, William G. 1997. Metakognition. Available: http://tip.psychology.org/meta.html Kay, Judy, Sabina Kleitman, Roger Azevedo. tanpa tahun. Empowering teachers to design learning resources with metacognitive interface elements Livingstone, J. A., 1997 Metacognition: An Overview, http://www.gse.buffalo.edu/fos/shuel/cep 564/metacog.html NCREL, 1995, Metacognition – Thinking about Thinking – Leraning to Learn, Strategic Teaching and Reading Project Guidebook. http://members.iinet.net.au/~rstack1/world/r ss/files/metacognition Nur, M. 2004. Teori-teori Perkembangan Kognitif. Edisi 2. Surabaya: Pusat Studi Matematika dan IPA Sekolah Unesa Nur, M. 2008a. Teori Pembelajaran Kognitif. Disadur dari chapter 6. Cognitive Theories of Learning: Basic Consept Buku Educational Theory and Practice. Fifth Edition. Robert E. Slavin. Allyn and Bacon. 1977. Surabaya: PSMS UNESA. Nur, M. 2008b. Pengajaran Berpusat kepada Siswa dan pendekatan Konstruktivis dalam Pengajaran. Disadur dari chapter 8. Student-Centered and Constructivist Approaches to Instruction Buku Educational Pshychology Theory and Practice. Fifth Edition. Robert E. Slavin. Allyn an Bacon. 1977. Surabaya: PSMS UNESA. Nur, M. 2011. Strategi-strategi Belajar. Disadur dari chapter 6. Learning and Study Strategies Buku Classroom
Instruction and Mangement ditulis oleh Richard I. Arends, Allyn and Bacon. 1997. Surabaya: PSMS UNESA Prabowo, 2011, Metodologi Penelitian (Sains dan pendidikan Sains). Unesa University Press. ISBN 978-979-028411-1 Saemah Rahman, Mazli Sham Abdullah, Ruhizan M. Yasin, T. Subahan Mohd Meerah, Lilia Halim and Ruslin Ami, 2011. Student Learning Style and Preferences for the Promotion of Metacognitive Development Activities in Science Class Santrock, John, W., 2003. Adolesence, Perkembangan Remaja, Erlangga, Jakarta Santrock, John, W., 2012. Psikologi Pendidikan, Salemba Humanika, Jakarta Satori, Dja’an & Komariah, 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif. ALFABETA. Bandung. ISBN: 978-6028361-31-6. IKAPI Skemp, R., 1982. The Psychology of Learning Mathematics. London: hazell Watson & Vney Ltd. Sugiahrti, 2005. Penerapan Teori Multiple Intelligence dalam pembelajaran Fisika. Jurnal Pendidikan: PenaburNo.05/Th.IV/2005. Jakarta. Undang-Undang No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional Wayne J. Staats & Toni Blum, 1999. Enhancing an Object-Oriented Curriculum: Metacognitive Assessment and Training Woolfolk, Anita; Malcolm Hughes and Viviene Walkup. 2008. Pshychology in Education. Harlow. England: Pearson Longman
C - 60