Sulaiman, Model Pembelajaran… MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING (Suatu Analisis Psikologis Dalam Pembelajaran)
Sulaiman1
Abstrak Pembelajaran merupakan suatu aktivitas yang bertujuan. Tugas utama guru dalam melayani belajar peserta didik adalah membangkitkan sengat dan mental peserta didik agar terlibat aktif dalam kegiatan belajar di kelas. Keaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran dapat dikondisikan oleh guru dengan berbagai pendekatan model belajar. Model pembelajaran cooperative learning meruapakan salah satu model pembelajaran yang tepat gunakan dalam pembelajaran dan memiliki karakteristik tesrsendiri serta berbeda dengan model pembelajaran lain. Melelui model pembelajaran cooperative learning peserta didik dapat berinteraksi langsung dengan sesama peserta didik melalui tindakan diskusi. Secara psikologis model pembelajaran cooperative learning dapat menstimulasi peserta didik baik dalam berpikir. Keunggulan model pembelajaran cooperative learning dapat meningkatkan semangat belajar peserta didik di kelas, model pembelajaran ini menekankan pada keaktifan peserta didik dan membangun aktifitas secara bersama. Kata kunci: Pembelajaran Cooperative Learning, Pertimbangan Psikologis, Dan Aktivitas Belajar Peserta Didik.
1
Sulaiman, Mahasiswa Program Doktor, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry
ISSN 2086 – 1397
Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 25
Sulaiman, Model Pembelajaran… demikian,
A. PENDAHULUAN Pembelajaran
merupakan
aspek psikologis
menjadi sisi
suatu
pertimbangan dalam proses pembelajaran.
interaksi pendidikan yang terjadi dengan
Dewasa ini mengenai model pembelajaran
sengaja dalam pencapaian tujuan tertentu.
menjadi isu dan dialog serius dikalangan
Pencapai tujuan tersebut kadang kala sering
pendidik. Oleh karena itu, maka dalam tulisan
terhambat
kurang
ilmiah ini penulis berusahan mengupas model
kekreativan dalam pengelolaan pengajaran dan
pembelajaran Cooperative learning (suatu
terjadi kebosanan dalam belajar. Pada hal
analisis psikologi dalam pembelajaran).
idealnya
B. PEMBAHASAN
karena
disebabkan
pengelolaan
pembelajaran
harus
mempertimbangakan sisi skologis peserta
1. Pengertian Cooperative learning
didik.
Cooperative Pembelajaran
kehendak
bukanlah
untuk
learning
adalah
memaksa
pembelajaran yang secara sadar dan sengaja
memberikan/transfer
mengembangkan interaksi yang saling asuh
nowleage sehingga terkesan peserta didik
antara
bagaikan gelas yang kosong, akan tetapi peran
ketersinggungan dan kesalahpahaman yang
pendidik adalah sebagai perangsang peserta
dapat
didik agar mereka mau terlibat aktif dalam
pembelajaran ini akan mebekali kemandirian,
proses
kreatif serta keterlibatan lasing siswa dalam
pembelajaran.
Oleh
karena
itu
pemahaman kepribadian subjek didik menjadi
Keberhasilan
menimbulkan
menghindari
permusuhan.
Model
Selanjutnya terdapat juga difinisi lain tentang
model
pembelajaran
Cooperative
sangat
learning dan interactive learning adalah model
metode
pembelajaran yang terjadi sebagi akibat dari
pembelajaran yang didesain oleh guru. Pada
adanya pendekatan pembelajaran yang bersifat
dasarnya guru bisa saja menggunakan model
kelompok.
pembelajaran apa saja dalam melakukan
konsekuensi logis dari penerapan paradigm
kegiatan belajar-mengajar. Namun hal yang
baru dalam pendidikan yang antara lain,
terpenting lagi adalah guru harus memiliki
bahwa pendidikan di masa sekarang, bukanlah
pertimbangan
ketika
lagi dilihat semat-mata “mengisi air ke dalam
menggunakan model pembelajaran tertentu.
gelas” atau sekedar mengisi otak anak dengan
Tentunya
model-model
berbagai teori atau konsep ilmu pengetahuan,
pembelajaran tersebut ada pencapaian yang
melainkan pengajaran yang lebih bersifat
diharapkan.
“menyalakan
ditentukan
pada
pembelajaran
untuk
proses pembelajaran.
bagian penting yang harus dilakukan guru untuk terjadinya pembelajaran yang menarik.
siswa
model
yang
dan
matang
menggunakan
Disatu
sisi
cahaya”,
ini
yaitu
merupakan
mendorong,
model
menggerakkan, dan membimbing peserat didik
pembelajaran yang berorintasi pada subjek
agar dapat mengembangkan imaginasi dan
didik sangatlah ditntukan dalam pembelajaran,
inspirasinya
misalnya
pembelajaran dengan paradigma baru ini
quantum
ISSN 2086 – 1397
penggunaan
Pendekatan
learning.
Meskipun
secara
actual.
Model
Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 26
Sulaiman, Model Pembelajaran… menempatkan guru bukan sebagai orang serba
kelompok diskusi yang terlibat dalam sangat
tahu yang dengan otoritas yang dimilikinya
mendukung keberhasilan pembelajaran.
dapat menuangkan berbagai ide dan gagasan,
2. Perencanaan
melainkan hanya sebagai salah satu sumber informasi,
penggerak,
pendorong
pembimbing
agar
kemauannya
mengarah
masyarakat
peserta
belajar
pelaksanaan
cooperative learning
dan
Abuddin Nata mengatakan paling
dengan
tidak ada lima tahapan kegiatan yang terkait
terjadinya
dengan konsep pembelajaran yang demikian
didik
pada
tahapan
(learning
society).
Kekompakan dalam pembelajaran menjadi ciri
itu, sebagai berikut: Tahapan pembinaan keakraban
dan karakteristik dalam model pembelajaran
Tahapan pembinaan ini bertujuan utuk
ini, dimana peserta didik dituntut aktif dan
mengkondisikan para peserta
kreatif dalam pembelajaran.
mereka siap melakukan kegiatan belajar
Model
pembelarajan
didik agar
cooperative
partisipatif. Para peserta didik perlu saling
learning juga merupakan model pembelajaran
mengenal antara yang satu dengan yang lain.
yang sangat membantu belajar peserta didik.
Kegiatan
Sebagaimana telah disinggung diatas dengan
untuk terjadinya keakraban antara peserta
model pembelajaran ini siswa bekerja sama
didik. Saling kenal antar peserta didik perlu
dengan kelompok dalam mencari, menemukan
dilakukan, kegiatan ini untuk menumbuhkan
dan mendiskusikan dengan kelompok serta
kekompakan dalam kelompok, disamping itu
memaparkan
akan mendorong peserta didik semakin giat
kepada
semua
teman-teman
belajar dikelas.
pendesaian/perencanaan
Tahapan
yang
prasyarat
pembahasan-pemhasan
yang terdapat
identifikasi
kebutuhan,
sumber, dan kemungkinan hambatan
lebih matang. Hal ini disebabkan terkadang ada
merupakan
dalam belajar.
Penggunaan model pembelajaran ini memerlukan
mengenal
Pada tahap ini sebagaimana dikatakan oleh Sujadjana dalam Abuddin Nata, bahwa
dalam indikator RRP tidak terkafer dalam
guru
diskusi kelompok belajar, oleh karena itu
mengenali, menyatakan, dan merumuskan
keahlian
kebutuhan
dan
memfasilitasi
keaktifan belajar
guru
sangat
dalam
menentukan
keberhasilan diskusi. Selanjutnya,
melibatkan
belajar,
didik
untuk
sumber-sumber
yang
tersedia dan hambatan yang kemungkinan dihadapi
dalam
kegiatan
belajar.
Tahap
proses
identifikasi kebutuhan di sini bertujuan antara
akan
lain untuk memotivasi peserta didik agar
menghabiskan waktu belajar, karana sebagian
kegiatan belajar itu dirasakan sebagai milik
siswa terkadang asyik membicarakan hal-hal
peserta didik. Pada tahap ini peserta didik
lain yang tidak ada kaitannya dengan inti
diharapkan
pembahasan.
tentang
pembelajaran
seperti
Maka
biasanya
peserta
ini
dari
juga
itu
pendesaian
dapat
kebutuhan
memberikan belajar,
baik
masukan berupa
pengetahuan (kognitive), sikap (afektif), dan ISSN 2086 – 1397
Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 27
Sulaiman, Model Pembelajaran… keterampilan (skill) yang harus dicapai melalui
ditentukan, peserta didik dilibatkan dalam
kegiatan pembelajran.
kegiatan
Disisi lain peserta didik pun perlu dibantu
untuk
kemungkinan
mengenali hambatan
kesulitan
yang
penyususnan
belajar. Hal ini memiliki tujuan agar peserta didik mendapat pengalaman bersama dalam
dialaminya
mengupayakan, memilih, menyususn serta
jadi berasal dari banyak hal, seperti faktor
menetap program kegiatan belajar. Tahap
pelaksanaan
diluar sistim pembelajaran mislnya, perubahan
pembelajaran
kebijakan
Tahap
lingkungan
perubahan
lain
lembaga
kegiatan
dan
ketika proses pembelajaran. Hambatan ini bisa
dan
program
di
luar
penyelenggara
pendidikan.
kegiatan
pelaksanaan
kegiatan
pembelajaran ditandai dengan keterlibatan siswa dalam pengelolaan proses pembelajaran
Dalam
rangka
kesulitan/hambatan
menumukan
tersebut
dapat
saat perumusan program belajar dan tugas
melakukan diagnosis kesulitan, dengan dua
peserta didik pada tahap ini adalah memenuhi
cara. Pertama perorangan, guru melakukan
kewajibannya sebagai subjek didik yaitu
pertanyaan langsung kepada peserta didik
belajar. Untuk kelancaran proses pelaksanaan
tentang hambatan yang dihadapi mereka dalam
pembelajaran juga turut dibantu oleh guru
belajar.
sebagai fasilitator dan pembimbing dalam
Selanjutnya
guru
sebagaimana telah disepekati bersama pada
guru
berusaha
memberikan masukan sebagai alternative dari
pencapain kegiatan pembelajaran.
kesulitan
3. Unsur-unsur pembelajaran kooperatif
kelompok,
tersebut. di
mendisusikan
sini
Kedua
dengan
cara
didik
dapat
kesulitan
yang
pesera
langsung
dihadanya secara berkelompok. Tahap perumusan tujuan belajar Kegiatan dalam tahap ini ditandai oleh
Keberhasilan pembelajaran
Pelaksanaan
kooperatif
dalam
model kegiatan
pembelajaran dapat kaitkan dengan beberapa unsur: a) Saling
ketergantungan
positif,
keikutserta peserta didik dalam menentukan
dalam pembelajaran kooperatif
dan merumuskan tujuan belajar yang ingin
guru dapat menciptakan suasana
mereka capai melalui kegiatan belajar. Tujuan
yang
belajar di sini ditentukan oleh peserta didik
merasa
dengan bimbingan pendidik dan mengacu pada
antarsesama.
identifikasi kebutuhan, yang pada intinya
menumbuhkan
penentuan tujuan ini mengarah pada motivasi
maka peserta didik merasa saling
belajar.
ketergantungan satu sama lain.
Tahap penyusunan program kegiatan
mendorong saling
Ketergantungan
agar
siswa
membutuhkan Dengan antar
tersebut (1)
sesama,
dapat
belajar
dicapai
Abuddin Nata, mengatakan bahwa
ketergantungan pada pencapaian
untuk mencapai tujuan belajar yang telah
tujuan; (2) saling ketergantungan
ISSN 2086 – 1397
melalui:
saling
saling
Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 28
Sulaiman, Model Pembelajaran… dalam menyelesaiakan pekerjaan;
penguasaan
(3)
kelompok secra individual inilah
ketergantungan bahan atau
sumber
untuk
pekerjaan;
menyesaikan (4)
saling
ketergantungan peran.
yang
semua
dimaksud
dengan
akuntabilitas. d) Keterampilan menjalin hubungan
b) Interaksi tatap muka
antarapribadi
Interaksi tatap muka menuntut
Pembelajaran
para
menumbuhkan
siswa
anggota
dalam
kelompok
Koopertaif
akan
keterampilan
saling bertatap muka sehingga
menjalin hubungan antarpribadi.
mereka dapat melakukan dialog,
Hal ini terjadi kerena dalam
tidak hanya dengan guru, tetapi
pembelajaran
juga
siswa.
ditekankan aspek-aspek; tenggang
muku
rasa, sikap sopan terhadap teman,
memungkinkan para siswa dapat
mengkritik ide orangnya, berani
saling menjadi sumber belajar
mempertahannkan
sehingga
sumberbelajar
tidak mendominasi orang lain,
bervariasi. Dengan interaksi ini
mandiri dan berbagai sikap positif
diharapkan akan memudahkan
lainnya.
dengan
Interaksi
semua tatap
siswadalam mepelajari sesautu
kooperatif
pikiran logis,
Secara skologi model pemebelajaran
materi atau konsep.
ini cocok digunakan untuk membangkitkan
c) Akuntabilitas individual
kepribadian siswa yang berkarakter tidak
Meskipum
pemebelajaran
kreatif baik dalam berbicara artinya dalam
kooperatif menampilkan wujud
memberikan masukan dan pendapat, secara
dalam kelompok, tetapi penilaian
model pembelajaran ini akan menanamkan
dalam rangka mengetahui tingkat
keberanian dan memperkuat mental anak
penguasaan siswa terhadap suatu
dalam belajar.
materi pelajaran dilakukan secra
Subjek
didik
menyimpan
sejuta
individual. Hasil penilaian secra
Kreativias, namun krativitas tersebut tidaklah
individual
selanjutnya
muncul begitu saja, untuk memunculkan
disampaikan oleh guru kepada
kreativitas tersebut guru diharapkan mampu
kelompok agar semua anggota
menciptakan
kelompok
mengetahui
siapa
berorientasi pada penggalian kreativitas subjek
anggota
kelompok
yang
didik. Dalam Islam kreativitas tersebut biasa
memerlukan bantuan dan siapa
disebut “potensi”. Potensi adalah kemampuan
anggita kelompok yang dapat
yang dibawa oleh subjek didik sejak lahir.
tersebut
kondisi
pembelajaran
yang
diberikan bantuan. Nilai kelompok
Secara subtansial dalam diri subjek
didasarkan atas rata-tara hasil
didik terdapat dua unsur yaitu tubuh atau
ISSN 2086 – 1397
Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 29
Sulaiman, Model Pembelajaran… badan atau jasad dan roh.
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Q.s. Al-Ruum: 30).
Allah berfirman
dalam kalamnya: Artinya: Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (Q.s. al-Nahl/17: 85).
Sebagai potensi dasar, maka fitrah cenderung kepada potensi psikologis. Untuk
Selanjutnya
Al-jurjani,
mengemukakan bahwa ruh (al-ruh) manusia manisfestasi
dari
Zat
Illahi
dari
segi
Ruhubiyah. Tiadak ada yang dapat mengetahui hakikatnya kecuali Allah Swt. Ia meruapakan
lebih
dibawah
komponen-komponen
ini
dijelaskan
psikologis
yang
terkandung dalam fitrah: 1. Beriman kepada Allah 2. Kecendrungan
substansi yang berada pada tubuh terkadang ia
untuk
menerima
kebenaran, termasuk untuk menerima
lepas dari tubuh dan kadang-kadang masuk ke dalam tubuh. Ia berdampingan deng kata jiwa
terarah
pendidikan dan pengajaran. 3. Dorongan ingin tahu untuk mencari
(al-naf), akal (al-aql), dan hati (al-qalb, al-
hakikat kebenaran bermujud daya
fuad). Didalam ruh terdapat dua daya, yaitu
fikir.
daya piker yang berpusat pada kepala, disebut dengan akal, dan daya perasa yang berpusat di
4. Dorongan biologis yg berupa syahwat
dada disebut kalbu. Selanjut Harun Nasution
(sensual pleasure) ghadhab dan tabiat
juga mengatakan
(insting).
bahwa akal dan kalbu
merupakan bagian dari substansi rohaniah manusia.
komponen-komponen
Model pembelajaran ini sangat cocol untuk menumbuh dan menstimulasi akal subjek
Prof. M. Nasir Budiman, mengatakan
didik
agar
turut
berpikir
dan
menemukan gagas-gagasan kreatif. Sisi lain juga model pembelajaran kooperatif akan mendidik
kalbu
subjek
didik,
sehingga
menjadi
peserta
didik
yang
memiliki
kecerdasan kalbu/ kecerdasan emosial. Selanjutnya mengenai potensi atau fitrah yang dimaknai sebagai potensi dasar yang melekat pada manusia,
sebagai mana
tersebut
psikologis
tersebut sangat erat kaitannya dengan proses belajar-mengajar.
Fitrah
yang
dipandang
sebagai taniat dasar memiliki relasi utuh terhadap proses pendidikan (integreted) tidak bertentangan (unified) serasi (coheren) dan seimbangn (harmonius) yang semuanya saling membutuhkan. Dari itu maka menurut penulis dalam memberdayakan kreativitas dan potensi akal subjek didik pada pendidikan formal dapat dilakukan melalui model pembelajaran yang
didesain
oleh
para
guru,
seperti
firman Allah: Artinya: ISSN 2086 – 1397
Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 30
Sulaiman, Model Pembelajaran… Cooperative Learning, PAKEM, PIAKEM, PAIKEMI, dan sebgainya.
5. Keunggulan pembelajaran kooperatif Model pembelajaran ini berdasarkan hasil penelitian Johnson (1984) sebagaimana
Selanjut terdapat beberapa kiat untuk memperoleh
teknik-teknik
kreativitas,
sebagaimana dijelaskan oleh Bobbi DePorter dan Mike Hernacki dalam tulisannya Quantum Learning yang diterjemahkan oleh Alwiyah Abdurrahman, sebagai berikut:
yang
biasa
maupun
yang
menakjubkan.
3. Latihlah kreativitas anda dengan permain mental. 4. Ingatlah bahwa kegagalan membawa keberhasilan.
siswa
melakukan penyelesaian soal. Mengembangkan belajar
yang
para
siswa
sejati. Memungkinkan
keterampilan, perilaku
informasi, social,
dan
pandangan. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya
5. Raihlah impian dan fantasi anda.
nilai-nilai
social dan komitmen.
6. Biarkan kesenangan memasuki kehidupan anda.
Meningkatkan kepekaan dan keistimewaan social.
7. Kumpulkan pengetahuan dari temapat lain.
Menghilangkan mementingkan
8. Pandanglah situasi dari segala sisi.
sifat diri
sendiri
atau egois atau egosentris.
9. Bersihkan pikiran anda dari asumsiasumsi.
Menghilangkan
siswa
dari
penderitaan akibat kesendirian
10. Ubahlah posisi anda sesering mungkin. Berdasar beberapa kiat tersebut dapat bahwa
untuk
mencipatakan
kekreativisan siswa dalam proses belajar, idealnya didukung oleh model pembelajaran diciptakan. Cooperative learning sebagai model
Memudahkan
saling belajar mengenai sikap,
2. Yakinlah ini menjadi hari terobosan.
analis
adanya beberapa keunggulan, antaranya:
kegembiraan
1. Ingatlah sukses-sukses anda di masa lalu, baik
dijelaska oleh Nurha (2003), menunjukkan
pembelajaran
yang
dapat
meneumbuhkembangkan kreatifitas peserta didik baik dalam aspek berpikir, sikap dan kemampuan
dalam
menyelaikan
permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa. ISSN 2086 – 1397
atau keterasingan. Dapat menjadi acuan bagi bagi
perkembangan
kepribadian yang sehat dan integrasi. Membangun
persahabatan
yang dapat berlanjut hingga masa dewasa. Mencegah
timbulnya
gangguan kejiwaan. Mencegah
terjadinya
kenakalan masa remaja. Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 31
Sulaiman, Model Pembelajaran… Menimbulkan
perilaku
rasional di masa remaja.
diperlukan
untuk
memlihara hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan
percaya
rasa
kepada
saling sesame
manusia. kemampuan
memandang
masalah dari
dan
berbagai
psikologis. Meningkatkan sikap tenggang rasa. kemampuan
berpikir kreatif. Memungkinkan siswa mampu
dan
stereotif
pandangan
menjadi
dinamis
dan
realistis. Meningkatkan rasa harga diri
perspektif. Meningkatkan perasaan penuh makna mengenai arah dan
(self esteem) dan penerimaan diri (self acceptance). Memberikan
tujan hidup. Meningkatkan
harapan
yang
kenyakinan
lebih besar bagi terbentuknya
terhadap idea tau gagasan
manusia dewasa yang mampu
sendiri.
menjalin
hubungan
dengan
sesamanya,
Meningkatkan
kesediaan
menggunakan ide orang lain
ditempat
yang dirasakan lebih baik.
dimasyarakat.
Meningkatkan
motivasi
belajar.
kerja
positif baik maupun
Meningkatkkan
hubungan
positif antara siswa dengan
Meningkatkan
kegemaram
berteman tanpa memandang
guru dan personil sekolah. Meningkatkan
pandangan
perbedaan kemampuan, jenis
siswa terhadap guru yang
kelamin, normal atau cacat,
bukan
etnis, kelas social, agama dan
penunjuang
orientasi tugas.
akdemik,
Mengembangkan
kesadaran
bertanggung jawab dan saling Meningkatkan sikap positif terhadap
belajar
pengalaman belajar.
hanya
perkembangan
dan
sebagai keberhasilan
tetapi
juga
kepribadaian
yang sehat dan terintegrasi. Meningkatkan
menjaga perasaan.
ISSN 2086 – 1397
kesehatan
mengubah pandangan klise
Meningkatkan
situasi
Meningkatkan
Meningkatkan
dan dipraktikkan Meningkatkan
keterampilan
hidup bergoto-royong.
Berbagai keterampilan sosial yang
Meningkatkan
pandangan
siswa terhdapa guru yang bukan hanya mengajar, tetapi juga pendidik. Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 32
Sulaiman, Model Pembelajaran… Keberhasilan
dalam
pembelajaran
2. Faktor
ekternal (faktor
menjadi dambaan setiap pendidik. Untuk itu
siswa),
dalam rangka peningkatan kemapuan guru
disekitar siswa.
yakni
kondisi
dari luar lingkungan
dalam merancang model pembelajaran butuh
3. Faktor pendekatan belajar (approcf to
pada pengembangan kompetensi guru. Karena,
learning), nyakni jenis upaya belajar
pada
siswa yang meliputi strategi dan
dasarnya
pembentukan
model
pembelajaran butuh terhadap pertimbangan
metode
filosofis dan kemampaun memahami model
melalukan
pembelajaran yang cukup.
materi-materi pelajaran.
Selanjutnya berkaitan dengan metode pembelajaran
kooperatif,
digunakan
kegiatan
untuk
mempelajari
Dengan memerhatikan ketiga faktor
dapat
tersebut, diaman keberhasilan belajar siswa
menggunakan beberapa tipe pembelajaran
sangat berkaitan dengan faktor internal dan
kooperatif:
ekternal serta pendekatan dalam belajar.
a. Tipe
Stad
guru
yang
(Student
Teams
Achievement Divisions).
Faktor-faktor tersebut menjadi pertimbangan dalam
penerapan
Model
b. Tipe jigsaw
kooperatir
c. Tipe GI (Group Investigation)
pembelajaran ini secara psikologis
d. Tipe Numbered Head together.
memberikan kekuatan mental bagi siswa yang
e. Tipe decision making
diperoleh melalui penciptaan model belajar.
mengeorganisasikan
Dimana
dalam akan
Penggunaan model pembelajaran ini tentunya
6. Pertimbangan aspek psikolgis Pembelajaran
learning.
pembelajaran
adalah
upaya
telah ada pertimbangan-pertimbangan tertentu
lingkungan
untuk
dari guru, seperti pertimbangn psikologis.
menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik. Berdasaran rumusan ini maka konteks
7. Perspektif Islam tentang kooperatif learning
pembelajaran tersebut paling sedikit terdapat
Pendidikan
dalam
pendangan
tiga unsur, yaitu lingkungan, peserta didik, dan
psikologi social adalah upaya menumbuh
proses belajar. Oemar juga menyebutkan
kembangkan sumberdaya manusia melalui
bahwa dalam proses belajar terdapat 5 unsur
proses hubungan interpersonal (hubungan
yang harus diperhatikan: (1) motivasi siswa,
antar
(2) bahan belajar, (3) alat bantu belajar, (4)
lingkungan masyarakat yang terorganisisr,
suasana belajar, (5) kondisi subjekdidik.
dalam hal ini masyarakat pendidik dan
Selanjutnya Ada beberap faktor yang mempengaruhi belajar, yaitu: 1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keaaan/kondisi jasmani dan rohani siswa.
ISSN 2086 – 1397
pribadi)
yang
berlangsung
dalam
keluarga. Dalam sudut pandang Islam manusia sebagai makhluk social dan makhluk yang dapat didik. sebagaimana firman Allah: Artinya: Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 33
Sulaiman, Model Pembelajaran… Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama bendabenda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" (Q.s. alBaqarah/2: 31).
integritas sisiwa, dan menjadikan sissa-siswa yang mampunya kecerdasan emosional. C. KESIMPULAN Model learning
Pembelajaran
merupakan
kooperatif
salah
satu
model
proses
pembelajaran yang berorientasi pada subjek
interaktif, dalam kontek pembelajaran ini
didik. Model pembelajaran ini memposisikan
peserta
subjek didik sebagai pelaku belajar, bukan
didik
akan
merupakan
pembelajaran
berinteraksi
dengan
sejumlah teman-teman belajar dan di bawah
sebagai
bimbingan
untuk
menkerdilkan subjek didik sebagai orang yang
memenuhi kebutuhan peserta didik. Dan untuk
mempunyai kemampuan dan berpotensi untuk
memenuhi
dikembangkan,
pengawasan
kebutuhan
pendidik,
tersebut
Islam
objek
belajar
yang
sehingga
pasif
mereka
dan
menjadi
mengajarkan untuk saling tolong menolong
subjek didik yang memiliki integritas dan
secara produkti, kreatif dan positif. Hal ini
kreatif.
juga sebagaimana Allah menjelaskan dalam
Kondisi
belajar
kelompok
sangat
firman-Nya: “dan tolong-menolonglah kamu
memungkinkan bagi guru untuk menggali
dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,
potensi yang ada pada subjek didik. Pada saat
dan jangan tolong-menolong dalam berbuat
berlangsungnya
dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu
langsung memantau dan mengobservasi situasi
kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat
pembelajaran dan melakukan intervensi jika
siksa-Nya.” (Q.s. Al-Maidah/5:2)
terjadi
Konsep
telong
menolong
yang
pembelajaran
masalah
dalam
guru
kerja
bisa
sama
antarkelompok belajar.
tergambarkan dalam penjelasan tersebut, agar
Penggunaan
model
pembelajaran
dapat diadopsi oleh guru dan dituangkan
kooperatif learning tidak bersifak kaku namun
dalam
model
kondisi belajar lebih dinamis dan berorientasi
Artinya
cheld centered sehingga dengan menggunakan
bentuk
pembelajaran/kooperatif melalui
model
desain learning.
pembelajran
ini
secara
model
pembelajaran
ini
guru
bias
sistematis ada pencapaian psikologis yang
menggunakan metode dan Tipe Stad (Student
akan dicapai. Adapun indicator pencapainnya:
Teams Achievement Divisions), Tipe jigsaw,
membentuk siswa yang mandiri, penolong,
Tipe
sabar, terbuka terhadap kritikan, membentuk
Numbered Head together, dan Tipe decision
GI
(Group
Investigation),
Tipe
making.
ISSN 2086 – 1397
Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 34
Sulaiman, Model Pembelajaran… DAFTAR PUSTAKA Abuddin Nata Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran. Cet. II. (Jakarta: kencana Prenada media Group, 20011). Alwiyah Abdurahman. Terj. Quantum Learning; Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Cet. XVII. (Bandung: Penerbit Kaifa, 2003). Harun Nasution Konsep Manusia Menurut Ajaran Islam. (Jakarta: lembaga penerbitan IAIN Syarifhidayatullah, 1981). Hery Noer Aly Ilmu Pendidikan Islam. Cet. II. (Jakarta: Logos, 1999). Husnizar Konsep Subjek Didik Dalam Pendidikan Islam. Cet. I. (Banda Aceh: Ar-Raniry Press, 2007). Kunandar Guru Professional Implementasi Ktsp Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Cet. I. (RajaGrafindo Persada, 2008). M. Nasir Budiman Pendidikan Dalam Perspektif Al-Qura’an. Cet. I. (Jakarta: Madani Press, 2001). Muhibbin Syah Psikologi Belajar. Cet. IV. (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005). Oemar Hamalik Kurikulum Dan Pembelajaran. Cet. X. (Jakarta: Bumi Aksara, 2010). Zuhairini dkk Filsafat Pendidikan Islam. Cet. IV. (Jakarta: bumi Aksara, 2008), h 90.
ISSN 2086 – 1397
Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 | 35