Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8
MODEL CERIA (COMMUNITY EMPOWERMENT AND HEALTH INSURANCE AWARENESS) DI KEMUNING, KARANGANYAR CERIA (COMMUNITY EMPOWERMENT AND HEALTH INSURANCE AWARENESS) MODEL IN KEMUNING, KARANGANYAR Nugroho Wisnu Murti1, Vitri Widyaningsih2 1
Prodi Akuntansi, STIE Adi Unggul Bhirawa, Surakarta 2 Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret email:
[email protected] dan
[email protected] ABSTRAK
Pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengatur kehidupan mereka sehingga menjadi lebih baik. Sebagian besar kegiatan yang dilakukan adalah meningkatkan kemandirian dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Model CERIA yang kami implementasikan menggabungkan pemberdayaan ekonomi dengan kesehatan, dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya memiliki asuransi kesehatan. Program yang dilakukan terintegrasi dengan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilakukan oleh mahasiswa STIE Surakarta. Model yang kami terapkan adalah peningkatan kemandirian masyarakat dalam bidang ekonomi dilanjutkan dengan peningkatan kemampuan finansial dengan menanamkan . kesadaran asuransi, dalam hal ini asuransi Kesehatan. Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan melalui peningkatan kemandirian ekonomi dengan memaksimalkan potensi daerah, melalui perbaikan jalur wisata, peningkatan promosi produk serta kemasan produk teh, dan pembuatan makanan tradisional lumpia pisang. Peningkatan kesadaran asuransi dilakukan melalui kegiatan terintegrasi, dengan memberikan leaflet pentingnya asuransi. Dari hasil observasi dan wawancara, kesadaran masyarakat akan asuransi masih rendah, dimana masyarakat masih menilai asuransi kesehaan sebagai investasi yang tak berguna apabila masyarakat tidak sakit atau tidak menggunakan asuransi. Peningkatan kemandirian ekonomi melalui peningkatan pendapatan, sangat penting disertai dengan peningkatan kemampuan masyarakat untuk mengelola keuangan, terutama untuk mengatasi kesulitan yang mungkin akan dihadapi di masa datang. Perlu dilakukan evaluasi dan perbaikan program untuk dapat diimplementasikan dalam skala yang lebih luas. Kata Kunci : Pemberdayaan masyarakat, kesadaran asuransi kesehatan, model CERIA
ABSTRACT Community empowerment aimed to improve the community independent and ability to control their life for a better living. Most community empowerment activities focused on increasing the independence in economics, education, and health. In this project we implement CERIA model which combined two aspects of community empowerment, which are economics and health by improving health insurance awareness in community. This project was integrated with Field Internship of students from STIE Surakarta. We implement model which will improve community independent in economics by optimizing local products, and improve community awareness to health insurance through oral and written education on the importance of health insurance, The economic empowerment was conducted through improving packaging and marketing of tea as the local product in the village and increasing tourist access to the village which has a lot of nature attraction. We also conduct training on making traditional food from local agriculture product, i.e. banana lumpia. From interview with local people, we observe the lack of insurance awareness, in which they still think of insurance as a waste of money and investment. We conclude that it is important to not only improve economics independentby 185
Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8 increasing income, but also to improve financial literacy to manage income and expenditure wisely, including investing in health insurance. Further works is needed to evaluate and improve the model for community empowerment. Keywords : Community empowerment, insurance awareness, CERIA model PENDAHULUAN Tingkat kemiskinan di Indonesia yang masih tinggi, memerlukan penanganan tidak hanya dari pemerintah, akan tetapi juga dari masyarakat. Pada tahun 2011, jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 29 juta orang (Badan Pusat Statistik Indonesia, 2011), dan pada tahun 2014 mengalami sedikit penurunan menjadi 28 juta orang (Badan Pusat Statistik Indonesia, 2015a). Walaupun mengalami penurunan, angka ini masih lebih tinggi dibandingkan target MDG Indonesia tahun 2015, yakni sebesar 8-10% jumlah penduduk Indonesia atau sebesar 20-25 juta penduduk miskin(Badan Pusat Statistik Indonesia, 2015b; Sekretariat MDG, 2015). Oleh karena itulah diperlukan upaya terpadu dari pemerintah dan masyarakat untuk mengatasi permasalahan ini. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pemberdayaan masyarakat melalui tiga fokus utama, yaitu bidang ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. Salah satu penyebab utama sulitnya pengentasan kemiskinan adalah permasalahan kesehatan yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja penduduk, yang berakibat pada tingkat pendapatan serta kemandirian dalam ekonomi (Brod, Wolden, Christensen, & Bushnell, 2013; van den Heuvel, Geuskens, Hooftman, Koppes, & van den Bossche, 2010). Karena itulah penanggulangan kemiskinan memerlukan upaya komprehensif untuk meningkatkan tingkat pendapatan sekaligur kemandirian dalam pengelolaan finansial, salah satunya adalah dalam bidang kesehatan. Asuransi kesehatan merupakan salah satu metode pembayaran biaya kesehatan pra-upaya. Asuransi dapat menurunkan catastrophic expenditure, yaitu pengeluaran besar mencapai lebih dri 50% dari pendapatan yang dapat dialami oleh orang yang mengalami masalah kesehatan dan harus mendapatkan pelayanan kesehatan. Catastrophic expenditure dapat mengakibatkan ketidakseimbangan finansial, dan bahkan merupakan salah satu faktor penyebab kemiskinan (Aji, De Allegri, Souares, & Sauerborn, 2013; Suryanto, Mukti, Kusnanto, & Satriawan, 2015). Akan tetapi, saat ini kesadaran asuransi masyarakat di Indonesia masih rendah, terbukti dari masih rendahnya cakupan asuransi yang ada di Indonesia. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013, cakupan asuransi di Indonesia baru mencapai 49,5%, sehingga masih ada 50,5% penduduk Indonesia yang tidak tercover asuransi kesehatan dan memiliki risiko tinggi mengalami catastrophic expenditure apabila mengalami penyakit yang memerlukan penanganan jangka waktu lama dengan biaya mahal (Depkes RI, 2013). Meskipun pemerintah telah menerapkan kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui BPJS Kesehatan pada tahun 2014, akan tetapi masih terdapat berbagai masalah di masyarakat, terutama calon peserta BPJS Kesehatan Mandiri. Beberapa penelitian juga melaporkan masih kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat akan asuransi kesehatan (Mulia & Sadewo, 2015). Oleh karena itu, kami menyusun model CERIA (Community Empowerment and Insurance Awareness) yang merupakan bentuk pemberdayaan masyarakat dengan mengkombinasikan kegiatan pemberdayaan dalam bidang ekonomi melalui peningkatan pendapatan, disertai dengan peningkatan kemampuan pengelolaan finansial, terutama untuk memiliki asuransi kesehatan dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi kesehatan. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ialah menyusun model CERIA (Community Empowerment and Insurance Awareness) yang merupakan bentuk pemberdayaan masyarakat dengan mengkombinasikan kegiatan pemberdayaan dalam bidang ekonomi melalui peningkatan pendapatan, disertai dengan peningkatan kemampuan pengelolaan finansial, terutama untuk memiliki asuransi kesehatan dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya asuransi kesehatan.
186
Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8 METODE PENELITIAN Pilot project untuk Model CERIA diterapkan secara terintegrasi dengan program Kuliah Kerja Nyata yang dilakukan oleh mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Adi Unggul Bhirawa (STIE AUB). Program ini dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2015 di Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar. Model yang diterapkan meliputi dua besar kegiatan yaitu 1) pemberdayaan ekonomi, dan 2) peningkatan kesadaran asuransi kesehatan. Pemberdayaan Ekonomi Pengelolaan Finansial Kesadaran Asuransi Peningkatan pendapatan dengan optimalisasi potensi daerah
Peningkatan kemampuan pengelolaan keuangan keluarga, terutama asuransi
Edukasi pentingnya asuransi terutama asuransi kesehatan baik tertulis maupun lisan
Model CERIA Community Empowerment and Insurance Awareness
Gambar 1. Model CERIA HASIL DAN PEMBAHASAN Model Ceria mengkombinasikan dua aspek pemberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi dan kesehatan dengan upaya peningakatan kemandirian ekonomi serta kesehatan. Upaya yang dilakukan meliputi peningkatan pendapatan dan kemampuan pengelolaan finansial, serta kesadaran untuk melakukan asuransi kesehatan yang dapat menghindarkan masyarakat dari pengeluaran katastrofik yang berakibat pada permasalahan finansial. Pada pilot project ini, kami melakukan kegiatan pemberdayaan ekonomi dengan melakukan peningkatan potensi local. Desa Kemuning yang terletak di Pegunungan Lawu Jawa Tengah, memiliki berbagai potensi local yang dapat dikembangkan. Pemandangan yang indah dengan lokasi yang hanya berjarak 40 kilometer dari Kota Solo, dan dapat ditempuh dengan perjalanan selama 1 jam, menjadikan desa ini sebagai salah satu desa tujuan wisata.
Jalur dari Solo ke Kemuning
Desa Kemuning, Karanganyar
Gambar 2. Lokasi Desa Kemuning, Karanganyar Saat ini telah terdapat beberapa wahana wisata di daerah ini, antara lain Bale Branti dan Doro Dongker dimana pengunjung bisa menikmati pemandangan kebun the sembari menikmati teh kemuning. Akan tetapi masih terdapat beberapa area tempat wisata yang belum dikembangkan, antara lain Kali Pucung. Oleh karena itu, salah satu kegiatan yang dilakukan adalah dengan mengajukan desain optimalisasi area wisata Kali Pucung, antara lain dengan memberikan akses dan petunjuk arah, proposal pembangunan gazebo dan jembatan untuk wisata, dan sebagainya. Potensi lain yang masih perlu untuk ditingkatkan adalah potensi produk local yaitu teh kemuning, serta diversifikasi produk pisang. Teh kemuning terdiri dari teh hijau, teh putih, dan teh hitam, dan saat ini telah diproduksi dan telah dipasarkan, akan tetapi perlu peningkatan dalam packaging serta pemasaran. Peningkatan packaging dilakukan dengan memberikan brand “Teh Gambyong” dengan packaging yang lebih menarik serta melakukan pemasaran ke masyarakat sekitar, serta pemerintah untuk menggunakan teh kemuning. Pemasaran juga dilakukan melalui media social untuk menjangkau jaringan yang lebih luas. Selain itu dilakukan pula pelatihan pembuatan lumpia pisang, dimana pisang merupakan produk yang mudah
187
Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8 ditemui. Diharapkan dengan pelatihan ini dapat membuka lahan baru untuk produksi makanan olahan produk lokal berupa lumpia pisang, selain teh kemuning yang telah ada sebelumnya.
Peningkatan promosi dan packaging teh
Peningkatan akses wisata serta perbaikan tempat wisata
Pelatihan pembuatan lumpia pisang
Gambar 3. Kegiatan Pemberdayaan Ekonomi dengan Optimalisasi Potensi local Kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan optimalisasi potensi produk local ini mendapatkan dukungan dari pemerintah serta partisipasi yang cukup antusias dari masyarakat. Akan tetapi dengan keterbatasan waktu pelaksanaan program KKN, sehingga masih diperlukan follow up dari masyarakat setempat, serta evaluasi keberhasilan program. Evaluasi terutama perlu dilakukan untuk mengetahui keberlanjutan program, pengaruh program ini terhadap pendapatan masyarakat, serta manfaat dari kegiatan. Model CERIA yang diterapkan, tidak hanya pemberdayaan ekonomi dengan meningkatkan pendapatan, akan tetapi juga berusaha untuk mengembangkan kemandirian masyarakat dalam pengelolaan keuangan, terutama meningkatkan kesadaran akan asuransi, dalam hal ini melakukan asuransi kesehatan. Seringkali, dalam pemberdayaan ekonomi, upaya yang dilakukan adalah peningkatan pendapatan akan tetapi belum menyentuh tentang pemanfaatan peningkatan pendapatan. Hal ini sangat diperlukan karena peningkatan pendapatan saja tanpa disertai dengan kemampuan pengelolaan keuangan yang baik, kemungkinan akan meningkatan konsumerisme sehingga masyarakat melakukan pembelian yang bersifat konsumtif, dan tidak melakukan investasi maupun perlindungan dengan asuransi(Hanika & Lituhayu, 2012; Supriana & Nasution, 2011). Karena itulah dengan model CERIA dilakukan pemberdayaan ekonomi dengan peningkatan pendapatan disertai dengan peningkatan kemampuan pengelolaan finansial, yaitu dengan asuransi kesehatan. Pemilihan asuransi kesehatan didasarkan dari masih rendahnya cakupan peserta asuransi kesehatan, terutama di pedesaan. Dari observasi dan wawancara yang telah dilakukan, diketahui bahwa masyarakat masih memandang bahwa asuransi adalah investasi yang tidak berguna, dimana apabila ikut asuransi kesehatan, akan tetapi tidak pernah sakit sehingga tidak menggunakan fasilitas asuransi, maka masyarakat akan merasa rugi. Persepsi inilah yang perlu untuk diubah, dimana asuransi pada dasarnya adalah sekuritas atau jaminan, dimana dengan mempunyai asuransi kesehatan, maka masyarakat akan terjamin akan mendapatkan pelayanan kesehatan, sehingga tidak perlu mengeluarkan uang secara langsung (out of pocket) untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Masyarakat juga mengetahui mahalnya biaya pelayanan kesehatan, terutama untuk penyakitpenyakit kronis maupun akut yang memerlukan pelayanan kesehatan yang lama atau memerlukan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan rujukan, misalnya penyakit kanker, diabetes mellitus, penyakit gagal ginjal, dan sebagainya. Hal ini merupakan salah satu peluang yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi. Pemahaman tentang catastrophic expenditure, dimana masyarakat harus mengeluarkan biaya kesehatan yang sangat besar, sehingga dapat mengganggu kestabilan keuangan keluarga perlu untuk diberikan, sehingga dapat meningkatkan pemahaman akan pentingnya asuransi kesehatan.
188
Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8 Tanpa asuransi kesehatan
• Pembayaran biaya kesehatan dengan sistem out of pocket (pembayaran langsung)
Penyakit dengan biaya berobat tinggi
Asuransi Kesehatan
• penyakit kronis maupun akut yang memerlukan penanganan dalam jangka waktu lama atau di faskes rujukan
Catastrophic expenditure
• Pengeluaran untuk berobat sangat tinggi sehingga mengganggu keseimbangan keuangan
Kemiskinan
Gambar 4. Fungsi Asuransi dalam Mengurangi Kemiskinan dengan Mengurangi Risiko Catastrophic Expenditure Upaya yang dilakukan untuk meningkatan kesadaran asuransi adalah dengan melakukan sosialisasi secara lisan dan tertulis kepada masyarakat, sehingga masyarakat sadar akan pentingnya asuransi. Akan tetapi, proses sosialisasi ini perlu dilakukan evaluasi, baik tentang peningkatan kesadaran masyarakat dan terutama apakah ada pengaruh dari sosialisasi yang dilakukan dengan peningkatan cakupan asuransi kesehatan di Desa Kemuning. KESIMPULAN Model CERIA merupakan model pemberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi serta kesehatan, dengan melakukan community empowerment dalam bidang ekonomi berupa peningkatan pendapatan serta pengelolaan finansial, terutama kesadaran untuk mengikuti asuransi kesehatan untuk mengurangi risiko pengeluaran yang besar untuk biaya kesehatan di masa datang, apabila mengalami penyakit. Perlu untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa asuransi kesehatan adalah suatu investasi dimana kita mendapatkan jaminan atau sekuritas, dan bermanfaat baik digunakan (sakit) maupun tidak digunakan (sehat). Model ini masih dalam tahap implementasi awal dan masih perlu dilakukan evaluasi dan perbaikan program untuk dapat diimplementasikan dalam skala yang lebih luas. UCAPAN TERIMAKASIH 1. Warga Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar 2. Kepala Desa Kemuning, Kepala Kecamatan Ngargoyoso, serta Bupati Karangayar 3. Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) STIE AUB serta Tim KKN Desa Kemuning DAFTAR PUSTAKA Aji, B., De Allegri, M., Souares, A., & Sauerborn, R. (2013). The Impact of Health Insurance Programs on Out-of-Pocket Expenditures in Indonesia: An Increase or a Decrease? International Journal of Environmental Research and Public Health, 10(7), 2995–3013. http://doi.org/10.3390/ijerph10072995. Badan Pusat Statistik Indonesia. (2011). Profil Kemiskinan di Indonesia. Sumber, 29, 89. Badan Pusat Statistik Indonesia. (2015a). Jumlah Penduduk Miskin Indonesia 2014. Retrieved September 19, 2015, from http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1488.
189
Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8 Badan Pusat Statistik Indonesia. (2015b). Proyeksi Penduduk di Indonesia 2000-2035. Retrieved September 19, 2015, from http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1274. Brod, M., Wolden, M., Christensen, T., & Bushnell, D. M. (2013). Understanding the economic burden of nonsevere nocturnal hypoglycemic events: impact on work productivity, disease management, and resource utilization. Value in Health: The Journal of the International Society for Pharmacoeconomics and Outcomes Research, 16(8), 1140–1149. http://doi.org/10.1016/j.jval.2013.09.002. Depkes RI. (2013). Pokok-Pokok Hasil Riskesdas 2013. Hanika, I. M., & Lituhayu, D. (2012). Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan pada Simpan Pinjam Perempuan di Kecamatan Rembang Kabupaten Jepara Tahun 2010. Journal of Public Policy and Management Review, 1(1), 211–220. Mulia, W. H. H., & Sadewo, F. S. (2015). Kesadaran Tentang Jaminan Sosial Kesehatan Pasca Penerapan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial di Kabupaten Tulungagung. Paradigma, 3(02). Sekretariat MDG. (2015). Millennium Development Goals Indonesia. Retrieved from http://sekretariatmdgs.or.id/?lang=id&page_id=1087. Supriana, T., & Nasution, V. L. (2011). The Role of Ex-Migrant Worker Enterprise Toward Local Economic Development and Factors that Influence Income of Ex-Migrant Enterprise in Sumatera Utara Province. MAKARA of Social Sciences and Humanities Series, 14(1). Retrieved from http://journal.ui.ac.id/index.php/humanities/article/view/570. Suryanto, B. A., Mukti, A. G., Kusnanto, H., & Satriawan, E. (2015). The Role of Health Insurance, Borrowing and Aids to Pay for Health Care on Reducing Catastrophic Health Expenditure in Indonesia. SSRN Electronic Journal. http://doi.org/10.2139/ssrn.2586648. van den Heuvel, S. G., Geuskens, G. A., Hooftman, W. E., Koppes, L. L. J., & van den Bossche, S. N. J. (2010). Productivity Loss at Work; Health-Related and Work-Related Factors. Journal of Occupational Rehabilitation, 20(3), 331–339. http://doi.org/10.1007/s10926-009-9219-7.
190