JURNAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA (JKPK), Vol 1, No 3, Desember .2016 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/jkpk
halaman 194-202 ISSN 2503-4146 ISSN 2503-4154 (online)
MODEL BANK SOAL BERBASIS WEB UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN Dhien Astrini*, Melly Elvira Magister Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia *Keperluan korespondensi: 085870271857,
[email protected] ,
[email protected] Received: 27 July 2016
Accepted: 1 Des , 2016
Online Published: Dec 30, 2016...
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik butir yang baik berdasarkan tingkat kesulitan. Butir soal yang telah memenuhi kriteria kemudian dirakit menjadi bank soal berbasis web. Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development. Uji coba penelitian dilakukan di tiga SMA dengan kategori tinggi, sedang dan rendah. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 110 responden. Tahap pengembangan diawali dengan analisis butir soal. Analisis butir dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis secara kualitatif dilakukan dengan telaah dari segi isi, konstruksi dan bahasa. Analisis secara kuantitatif dilakukan berdasarkan Item Response Theory (IRT) dengan bantuan program BILOG-MG. Hasil analisis secara kuantitaif diperoleh 30 butir yang memenuhi karakteristik butir baik. Penelitian ini menjadikan model bank soal berbasis web sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di era masyarakat ekonomi ASEAN. Kata kunci: Bank Soal Berbasis Web, Kualitas Pendidikan, Masyarakat Ekonomi ASEAN ABSTRACT This study aims to determine the characteristics of a good point based on the level of difficulty. Items which have met the criteria then assembled into a web-based question bank. This study uses the approach of Research and Development. Research trial conducted in three categories of high school with high, medium and low. Subjects in this study were 110 respondents. The development phase begins with an analysis of items. Item analysis done qualitatively and quantitatively. A qualitative analysis carried out by the study in terms of content, construction and language. Quantitative analysis is based on Item Response Theory (IRT) program of BilogMG. Quantitative analysis results obtained by the 30 items that meet the characteristics of a good grain. This study makes the model of web-based question bank as part of efforts to improve the quality of education in the era of the ASEAN economic community. Keywords: Web-Based Question Bank, Quality Education, the AEC
kualitas sumber daya manusia akan mem-
PENDAHULUAN
pengaruhi tingkat kesejahteraan masyaPendidikan
menjadi
salah
satu
rakat. Lembaga pendidikan seperti seko-lah
aspek penting dalam meningkatkan kualitas
menjadi sarana pendidikan untuk meng-
sumber daya manusia (SDM). Peningkatan
194
195 Dhien Astrini,& Melly Elvira. Model bank Soal hasilkan sumber manusia yang berkualitas.
sanaannya pun harus memiliki akuntabilitas
Dengan demikian, semua lembaga pendi-
yang tinggi, serta hasilnya diharapkan
dikan berusaha meningkatkan kemam-puan
mampu dijadikan tolak ukur dari tujuan
lulusannya. Tujuan sekolah sebagai lem-
yang diharapkan.
baga pendidikan untuk mengembangkan
Perbaikan kualitas pendidikan da-
potensi peserta didik secara optimal men-
pat dilakukan dengan peningkatan profesio-
jadi kemampuan untuk hidup di masyarakat
nalisme pendidik dan periset sains. Hal ini
[2]. Salah satu cara untuk menghadapi
diawali dengan Pembentukan Mas-yarakat
masyarakat ekonomi ASEAN yakni peme-
Ekonomi ASEAN (MEA) berawal dari kese-
rintah memiliki kewajiban untuk meng-
pakatan para pemimpin ASEAN dalam
evaluasi
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pada De-
keberhasilan
pendidikan
yang
telah dilaksanakan.
sember 1997 di Kuala Lumpur, Malaysia.
Peningkatan
kualitas
pendidikan
Kesepakatan ini bertujuan untuk mening-
saat ini terus dilakukan secara berkesi-
katkan stabilitas perekonomian dika-wasan
nambungan. Kualitas pendidikan dipenga-
ASEAN, serta diharapkan mampu menga-
ruhi oleh tiga hal yaitu tujuan, proses dan
tasi masalah-masalah dibidang ekonomi
hasil pembelajaran. Tujuan pembelajaran
antar negara ASEAN. ASEAN merupakan
mengarahkan proses pembelajaran yang
kekuatan ekonomi ketiga terbesar setelah
akan dilakukan oleh pendidik. Proses pem-
Jepang dan Tiongkok, di mana terdiri dari
belajaran dilakukan berdasarkan pada tu-
10 Negara yaitu Indonesia, Malaysia, Fili-
juan yang telah ditetapkan. Proses pembel-
pina, Singapura, Thailand, Brunei Darus-
ajaran terjadi jika terdapat interaksi antara
salam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kam-
pendidik dan peserta didik. Hal ini erat
boja. Dalam penerapannya pada tahun
kaitannya dengan sumber belajar yang
2015, MEA akan menerapkan 12 sektor
diperlukan untuk
melaksanakan proses
prioritas yang disebut free flow of skilled
pembelajaran. Sumber belajar berupa guru,
labor (arus bebas tenaga kerja terampil).
buku, dan lingkungan sehingga tingkat
Pembentukan
kompetensi yang dicapai peserta didik
istilahkan dengan Masyarakat Ekonomi
menjadi tujuan akhir dalam melaksanakan
ASEAN (MEA) ini nantinya memungkinkan
proses pembelajaran. Hasil pembelajaran
satu negara menjual barang dan jasa de-
erat kaitannya dengan tujuan pembelajaran
ngan mudah ke negara-negara lain di
dan proses pembelajaran yang dilaksa-
seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi
nakan. Kualitas pendidikan tidak lepas dari
akan semakin ketat. Masyarakat Ekonomi
prosedur evaluasi pendidikan. Memper-
ASEAN tidak hanya membuka arus perda-
baiki kualitas pendidikan sebaiknya dila-
gangan barang atau jasa, tetapi juga pasar
kukan dengan sistem evaluasi yang lebih
tenaga kerja profesional, seperti guru, dok-
baik. Sistem evaluasi (kegiatan pengu-
ter, pengacara, akuntan, dan lainnya [4].
pasar
tunggal
yang
di-
kuran, pengujian dan penilaian) ini, selain
Berbagai cara yang dapat dila-
prosedurnya yang harus sistematis, pelak-
kukan pendidik untuk mempersiapkan diri
JURNAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA (JKPK), Vol. 1, No. 3, Bulan Desember 2016., hal. 194-202
196
menyongsong pemberlakuan MEA melalui
penilaian yang berkualitas. Hal ini dapat
beragam
pening-katan
dilakukan dengan mengembangkan bank
kapasitas dan keahlian. Hal ini dapat di-
soal sehingga guru dengan mudah dapat
lakukan dengan mempersiapkan alat seba-
memilih soal-soal yang telah teruji kuali-
gai bahan evaluasi pendidikan. Eva-luasi
tasnya untuk disusun menjadi suatu instru-
memiliki peran sentral yang dilak-sanakan
men penilaian [11]. Bank soal adalah kolek-
di akhir satuan pembelajaran pada suatu
si butir soal yang mudah diper-gunakan
jenjang pendidikan [7]. Seiring dengan
untuk menyiapkan sebuah penilaian [12].
program-program
dilaksanakannya
otonomi
dan
Pengembangan bank soal tes pres-
desentralisasi, tiap daerah melak-sanakan
tasi belajar merupakan salah satu kegiatan
ujian akhir sendiri. Hal ini menga-kibatkan
rutin yang dilakukan oleh Puspendik. Kegia-
pemerintah
untuk
tan pengembangan bank soal ini dimulai
memantau hasil pembelajaran tiap sekolah
dengan penulisan kisi-kisi, penulisan soal,
dan tiap daerah. Ujian yang dilak-sanakan
telaah, ujicoba, analisis kuantitatif soal dan
sekolah meliputi ujian tengah semester
kalbirasi soal. Soal-soal yang terbukti ber-
(Uts), Ujian Kenaikan Kelas (UKK), Ujian
mutu baik secara kualitatif dan kuantitatif
Sekolah (USek) dan Ujian Tryout.
dikumpulkan dan disimpan dalam bank soal
mengalami
daerah
kesulitan
Pelaksanaan ujian di sekolah me-
[1]. Pengembangan bank soal harus dila-
nuntut guru untuk memiliki kompetensi
kukan secara terus-menerus sehingga di-
yang memadai dalam menyusun sebuah
peroleh soal-soal
instrumen dan melakukan penilaian terha-
sesuai dengan perubahan yang terjadi baik
dap hasil belajar siswa [11]. Ketepatan
pada kurikulum maupun pada Standar
dalam melaksanakan penilaian ditentukan
Kompetensi Lulusan (SKL).
dalam
jumlah besar
oleh baik buruknya instrument penilaian
Ide pengembangan bank soal ter-
yang digunakan oleh guru. Jika sebuah ins-
kait dengan kebutuhan merakit tes lebih
trumen memiliki karakteristik yang buruk,
mudah, cepat, dan efisien. Selain itu, ada-
misalnya tidak melingkupi ruang lingkup
nya bank soal menjadikan guru lebih teram-
yang akan diukur, terlalu sulit atau terlalu
pil dalam menyusun tes dengan kriteria
mudah, atau bahasa yang diper-gunakan
butir yang baik dan berkualitas [7]. Bank
membingungkan siswa; maka hasil peni-
soal merupakan praktek baru dalam pe-
laian menjadi tidak valid. Oleh sebab itu
ngembangan tes sebagai produk dari pe-
kemampuan guru untuk membuat ins-
ngenalan teori respon butir (IRT) dan peng-
trumen penilaian yang benar-benar ber-
gunaan ekstensif komputer dalam masya-
kualitas sangat diperlukan. Proses penil-
rakat modern [8]. Bank soal yang baik
aian merupakan bagian integral dalam
harus valid pada aspek isi (penutup semua
penyelenggaraan pendidikan dan diperl-
aspek konstruk yang akan diukur) dan
ukan secara terus-menerus. Oleh karena
memiliki butir yang cukup untuk mencapai
itu, penilaian dalam pendidikan dilaksa-
presisi pengukuran tinggi di seluruh pengu-
nakan dengan mempersiapkan instrumen
kuran [9]. Butir harus memenuhi standar
197 Dhien Astrini,& Melly Elvira. Model bank Soal persyaratan untuk butir yang baik (misalnya
meningkatkan kualitas pendidikan di era
sederhana, tegas, menggunakan bahasa
masyarakat ekonomi ASEAN. Berdasarkan
yang sama) dan harus berfungsi dengan
latar belakang yang telah diuraikan, tujuan
cara yang sama dalam sub kelompok popu-
penelitian adalah untuk mengetahui karakt-
lasi yang berbeda.
eristik butir yang dimasukkan ke dalam
Keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dengan adanya pengem-
bank soal yang diperoleh melalui butir soal buatan MGMP Kota Yogyakarta.
bangan bank soal sebagai berikut: 1) kebijakan desentralisasi pada program tes
METODE PENELITIAN
nasional dapat dikenalkan tanpa mengorbankan dapat dibandingkannya hasil tes, 2)
Penelitian ini menggunakan pende-
biaya dan waktu yang diperlukan pada
katan Research and Development dengan
kegiatan konstruksi tes dapat direduksi, 3)
model Borg and Gall [5]. Adapun tiga tahap
semakin besar jumlah butir soal yang
dalam penelitian ini yakni sebagai berikut:
terdapat pada bank soal, permasalahan
Tahap pertama merupakan studi pen-
keamanan menjadi lebih terjamin. 4) Kua-
dahuluan (base line study) untuk memotret
litas program tes dapat ditingkatkan, de-
pelaksanaan ujian akhir daerah dan per-
ngan adanya butir-butir dalam bank soal
masalahan yang terkait dengan bank soal
yang telah diketahui karakteristiknya. 5)
dan need assesment yang dilakukan de-
Pendidik dapat mendesain perangkat tes
ngan identifikasi permasalahan terkait de-
yang akan digunakannya, dengan meman-
ngan ujian yang dilaksanakan daerah,
faatkan butir-butir yang baik dalam bank
melakukan need assesment terkait dengan
soal. 6) Guru dapat mengkon-sentrasikan
bank soal untuk ujian yang dilaksanakan
diri
meningkatkan
daerah dan merumuskan model pengem-
kualitas pembelajaran, tanpa harus mem-
bangan bank soal untuk ujian yang dilak-
belanjakan waktu banyak untuk penyu-
sanakan daerah. Tahap kedua merupakan
sunan perangkat tes [8].
tahap untuk mengembangkan sistem bank
pada
usaha
untuk
dilakukan
soal untuk ujian akhir di daerah, ber-
dibeberapa daerah menunjukkan bahwa
dasarkan hasil pada tahap I selanjutnya
ketersediaan bank soal belum memadai,
melaksanakan ujicoba sistem bank soal
selain itu tes buatan Musyawarah Guru
berbasis web. Tahap ketiga merupakan
Mata Pelajaran (MGMP) Kota Yogyakarta
tahap uji coba tahap II untuk menambah
pada mata pelajaran kimia yang digunakan
butir-butir dalam bank soal, melakukan
dalam ujian semester ganjil belum diketahui
evaluasi,revisi, sosialisasi dan diseminasi.
karakteristik masing-masing butir. Terkait
Pengembangan bank soal yang dilakukan
belum tersedianya bank soal, diperlukan
baru melalui tahap I dan II dalam metode
butir soal yang memenuhi kategori untuk
penelitian sehingga pada tahap III akan
dimasukkan ke dalam bank soal sebagai
dilaksanakan
Hasil
penelitian
yang
bahan persiapan ujian akhir dalam rangka
dikelompok
besar
berda-
198
JURNAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA (JKPK), Vol. 1, No. 3, Bulan Desember 2016., hal. 194-202
sarkan penambahan butir soal baru buatan
beberapa guru di daerah lain telah mela-
MGMP.
kukan penulisan butir dengan berdasarkan Penelitian
ini
dilakukan dengan
pada kisi-kisi yang memuat indikator soal
menggunakan butir soal buatan MGMP
sesuai dengan Standar Kompetensi (SK)
Kota Yogyakarta. Secara garis besar teknik
dan Kompetensi Dasar (KD) yang ditetap-
pengumpulan data penelitian ini meng-
kan. Hasil studi pendahuluan juga diperoleh
gunakan teknik dokumentasi. Dokumen
melalui teknik wawancara dan observasi
yang diperoleh berupa lembar jawaban
terkait pengadaan bank soal masih belum
peserta didik pada ujian semester buatan
tersedia bank soal yang khusus dirakit
MGMP yang digunakan untuk mengum-
untuk mata pelajaran tertentu. Dengan
pulkan data karakteristik butir soal. Data
demikian, perlu dilakukan pemanfaatan bu-
yang terkumpul selanjutnya dianalisis de-
tir soal buatan MGMP sebagai bahan untuk
ngan metode analisis kualitatif dan kuan-
memudahkan guru dalam menghasilkan
titatif. Uji coba pada penelitian ini dilakukan
butir soal yang bervariasi.Tahap kedua, pe-
di tiga SMA yang memiliki kategori tinggi,
ngembangan sistem dirakit secara praktis
sedang, dan rendah. Subjek dalam pene-
untuk
litian adalah peserta didik kelas X SMA
meng-input butir soal yang berkualitas
sebanyak 110 responden. Analisis secara
untuk kemudian dapat diperkaya dengan
kualitatif dilakukan melalui telaah butir soal
penambahan butir-butir baru buatan MGMP
oleh beberapa guru mata pelajaran tempat
di tahun selanjutnya yang telah melalui
dilakukan
tahap analisis baik secara kualitatif dan
penelitian.
Analisis
secara
kuantitatif dengan pendekatan Item Res-
memudahkan
pengguna
dalam
kuantitatif.
ponse Theory (IRT) menggunakan program BILOG-MG. Butir yang memenuhi kategori butir baik akan dimasukkan ke dalam bank
Tabel 1. Hasil Rangkuman Telaah Kualitatif Aspek
Telaah Kualitatif
soal sedangkan butir soal yang belum baik
Baik
dilakukan revisi butir.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Materi Konstruksi Bahasa
Kurang Baik
Tidak Baik
Juml ah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
34 18 38
85 45 95
5 18 -
12,5 45 -
1 4 2
2,5 10 5
Hasil tahap I, pada tahap studi pendahuluan menunjukkan bahwa bebe-
secara
kualitatif
diperoleh
butir
rapa daerah dalam pelaksanaan ujian akhir
yang memenuhi kriteria sebanyak 37 butir,
di daerah dilaksanakan masing-masing
sedangkan 3 butir lainnya yaitu butir 5, 19,
termasuk perakitan tes yang akan digu-
dan
nakan sebagai bahan ujian akhir. Selain itu,
beberapa kriteria yang belum terpenuhi
27
perlu
dilakukan
revisi
pada
beberapa butir belum sepenuhnya buatan
Analisis secara kuantitatif dilakukan
guru masih terdapat butir soal yang hanya
dengan bantuan program BILOG-MG ber-
mengambil dari buku-buku paket. Meskipun
dasarkan model 1 parameter logistic. Hasil
199 Dhien Astrini,& Melly Elvira. Model bank Soal analisis diperoleh sebanyak 36 butir de-
nakan kepada peserta tes dalam waktu
ngan tingkat kesulitan yang baik, . sedang-
yang berbeda hasil tes akan memberikan
kan 4 butir direvisi kembali karena memiliki
hasil yang sama (konsisten). Selain itu
indeks tingkat kesulitan lebih dari -. Tingkat
koefisien reliabilitas dapat diartikan sebagai
kesulitan butir pada soal ujian semester
koefisien keajegan atau kestabilan hasil
buatan MGMP berada pada interval -1,841
pengukuran [10]. Alat ukur yang reliabel
sampai 1,444. Butir yang paling mudah
akan memberikan hasil yang stabil dan
adalah nomor 28 dan butir paling sulit
konsisten. Koefisien reliabilitas yang mema-
adalah nomor 38 Nilai reliabilitas tes buatan
dai hendaknya terletak di atas 0,75 [3].
MGMP sebesar 0,812. Hal ini menunjukkan bahwa butir tes cukup handal untuk digu-
Gambar 1. Tingkat Kesulitan ButirHasil penelitian berdasarkan analisis
Gambar 2. Tampilan Bank Soal berbasis Web
JURNAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA (JKPK), Vol. 1, No. 3, Bulan Desember 2016., hal. 194-202
Gambar 3. Pengelolaan Bank Soal
Gambar 4. Bank Soal Kimia berbasis Web
Gambar 5. Proses input butir soal ke dalam sistem bank soal
200
201 Dhien Astrini,& Melly Elvira. Model bank Soal Butir
yang
memiliki
karakteristik
diujicobakan
kepada
kelompok
terbatas
yang baik selanjutnya disimpan ke dalam
sebanyak 110 responden di kota Yogya-
bank soal berbasis web yang telah tersedia.
karta, diperoleh bahwa guru mendukung
Tahap awal penyimpanan dilakukan log in
dengan adanya bank soal berbasis web
pengguna akun dengan cara memasukkan
yang dapat membantu untuk memperoleh
user name dan password, dilanjutkan de-
informasi karakteristik butir soal yang akan
ngan membuat form yang diberi label Bank
digunakan sebagai tes. Bank soal yang
Soal Kimia Kelas X. Tahap kedua pengguna
telah dihasilkan akan diperkaya dengan
mulai meng-input butir soal dengan cara
penambahan terhadap butir yang telah
menyalin butir soal ujian beserta pilihan
terkalibrasi.
jawaban dari file Ms. Word ke dalam tem-
berbasis web diperlukan dukungan dan
plate. Tahap ketiga, setelah semua butir
kerjasama pemerintah daerah setempat,
soal selesai di input, pengguna dapat me-
pendidik dan periset sains untuk berkon-
lakukan publish pada web untuk dapat digu-
tribusi dalam upaya menghadapi tantangan
nakan oleh peserta didik yang mengerjakan
di era masyarakat ekonomi ASEAN.
Penyempurnaan
bank
soal
soal secara online. Bank soal berbasis web hanya dapat dioperasikan oleh salah seo-
UCAPAN TERIMAKASIH
rang tim MGMP yang dipercaya untuk menyimpan user name dan password serta
Prof. Djemari Mardapi, Ph.D; Prof. Kumaidi,
meng-input butir soal hasil analisis yang
Ph.D, Dr. Samsul Hadi, M.Pd., M.T, Dr. Heri
memenuhi karakteristik butir.
Retnawati (Dosen Program Studi Magister
Model bank soal berbasis web akhir-
Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Unive-
nya menjadi salah satu solusi untuk mening-
rsitas
Negeri
Yogyakarta)
katkan kualitas pendidikan dalam meng-
motivasi,
hadapi tantangan di era masyarakat eko-
penulisan artikel.
masukan
dan
atas
segala
saran
dalam
nomi ASEAN. Berbagai upaya akan terus dilakukan untuk memperbaiki instru-men
DAFTAR RUJUKAN
penilaian (tes) melalui cara konve-nsional telah mengalami perkembangan teknologi
[1]
Balitbang-Departemen
Pendidikan
Nasional. (2007). Panduan Penulisan
dapat dirancang melalui tes cara online. Hal
Soal Pilihan Ganda. Jakarta: Pusat
ini tentunya didukung oleh para pendidik
Penilaian Pendidikan.
dan periset sains yang berusaha meningkatkan jiwa profesionalme sebagai guru. [2]
Djemari Mardapi. (2012). Pengukuran Penilaian dan Evaluasi Pendidikan.
KESIMPULAN
Yogyakarta: Nuha Litera.
Penelitian ini berhasil mempersiapkan model bank soal berbasis web untuk
[3]
Dali S. Naga. (1992). Pengantar Teori
meningkatkan kualitas pendidikan di era
Sekor pada Pengukuran Pendidikan.
masyarakat ekonomi ASEAN. Bank soal
Jakarta: Besbats
202
JURNAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA (JKPK), Vol. 1, No. 3, Bulan Desember 2016., hal. 194-202
[4]
Ety
Septiati.
(2015).
in
Pendidikan
Educational
Research
and
Assessment. New York : Pergamon
Karakter di Perguruan Tinggi dalam Era Masyarakat Ekonomi ASEAN. Jurnal Pendidikan Nasional. 959-968
[9]
Jakob B. B., & Chih-Hung, C et al. (2007).
[5]
Developing
Gall, M. D. and Borg, W. R. (1983).
instruments:
Educational
Computerized Adaptive Assessment.
Introduction.
Research:
An
4th ed. New York and
item
tailored
banking
and
Qual Life Res Vol. 16: 95–108.
London: Longman. [10] Mehrens, [6]
[7]
W.A.
&
Lehmann,
I.J.
Hambleton, R.K. & Swaminathan, H.
(1973). Measurement and evaluation:
(1985). Item response theory. Boston,
An education and psychology. New
MA: Kluwer Inc.
York: Holt, Rinehart and winston, Inc.
Heri Retnawati. (2014). Teori Respon Butir
dan
Peneliti,
Penerapannya
Praktisi
Pengukuran
untuk dan
Pengujian Mahasiswa Pascasarjana.
[11]
Sumardyono
Wiworo.
(2011).
Pengembangan
dan
Pengelolaan
Bank
di
KKG/MGMP.
Soal
Kementerian Pendidikan Nasional
Yogyakarta: Nuha Medika. [12] Ward, Annie W. dan Murray-Ward, [8]
Jahja Umar. (1999). Item Banking.
Mildred. 2004. Guidelines for the
Dalam Masters, G.N. dan Keeves,
Development of Item Banks. Modul
J.P. (Ed). Advances in Measurement
pembelajaran
NCME.